018 shanty d tj presentasi

Post on 25-Jun-2015

338 views 32 download

description

MAKNA KARUNIA PENGLIHATAN

Transcript of 018 shanty d tj presentasi

Skripsi Ini Diajukan Untuk

Ujian Negara Yang Dilaksanakan

Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teologi

(Suatu Tinjauan Teologis Tentang Makna Karunia Penglihatan Terhadap Peningkatan Iman Dan Pelayanan Jemaat)

Disusun Oleh:Shanty Dewi Tjandra

NIM / NIKA:1707023 / 11.11.300.29

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI LETS

JAKARTA

2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

1.2 Permasalahan

1.3 Pembatasan Masalah

1.4 Hipotesa

1.5 Tujuan Penulisan

1.6 Perumusan Istilah

1.7 Metode Penulisan

1.8 Sistematika Penulisan

2.1 Definisi Penglihatan2.1.1 Penglihatan Menurut Jim W. Goll2.1.2 Penglihatan Menurut DR. Sonny Eli Zaluchu

BAB II PEMAHAMAN TENTANG KARUNIA PENGLIHATAN

2.2 Karunia Penglihatan2.2.1 Penglihatan Menurut Perjanjian Lama2.2.2 Penglihatan Menurut Perjanjian Baru

2.3 Bentuk – Bentuk Penglihatan2.3.1 Penglihatan Total / Trance2.3.2 Penglihatan Terbuka2.3.3 Penglihatan Sesaat2.3.4 Penglihatan Teofani2.3.5 Penglihatan Mimpi

2.4 Karunia Lain Yang Menyertai Pelayanan KaruniaPenglihatan2.4.1 Karunia Nubuat2.4.2 Karunia Hikmat2.4.3 Karunia Membedakan Roh2.4.4 Karunia Pengetahuan

2.5 Tujuan Karunia Penglihatan2.5.1 Untuk Membangun2.5.2 Untuk Menasihati2.5.3 Untuk Menghibur2.5.4 Untuk Doa Peperangan

2.6 Pelihat Di Dalam Dunia Pelayanan Karunia Penglihatan

2.6.1 Pelihat Dari Tuhan Versus Pelihat Dari Iblis2.6.2 Kualitas Seorang Pelihat Yang Baik2.6.3 Penafsiran Pesan Penglihatan2.6.4 Yang Harus Di Waspadai Oleh Sang Pelihat2.6.5 Dampak Pelayanan Karunia Penglihatan2.6.6 Etika Penyampaian Pesan Penglihatan

3.1 Peningkatan Iman Dan Pelayanan Jemaat 3.1.1 Karunia Penglihatan Dalam Peningkatan Iman 3.1.2 Karunia Penglihatan Dalam Pelayanan Jemaat

BAB III PENTINGNYA KARUNIA PENGLIHATAN DALAM PENINGKATAN IMAN DAN PELAYANAN JEMAAT

3.2 Karakter Pelihat 3.2.1 Taat 3.2.2 Setia 3.2.3 Rendah Hati 3.2.4 Hidup Dalam Buah – Buah Roh 3.2.5 Suci Hatinya 3.2.6 Rela

4.1 Hasil Penelitian Tentang Karunia Penglihatan4.1.1 Pengaruh Karunia Penglihatan Terhadap

Peningkatan Iman4.1.2 Pengaruh Karunia Penglihatan Terhadap Pelayanan Jemaat

BAB IV MAKNA KARUNIA PENGLIHATAN MENURUT HASIL PENELITIAN

4.2 Pembahasan Penelitian Mengenai Karunia Penglihatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan5.2 Saran

KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

BAB I1.1 Alasan Pemilihan Judul

Pada era masehi, pelayanan profetik sempat menjadi sebuah kegerakan di tahun 1980-an. Dan karunia penglihatan menjadi salah satu bagian dari pelayanan profetik dan terhitung sebagai karunia Roh. Namun dengan seiring berjalannya waktu pelayanan ini mulai redup oleh beberapa hal, seperti kesalahpahaman dalam penyampaian pesan sehingga menimbulkan kekecewaan, perselisihan dan dianggap sesat. Sehingga menimbulkan pro dan kontra mengenai penggunaan karunia penglihatan ini di dalam dunia pelayanan.

1.2 Permasalahan

Ketidakdewasaan seseorang dalam menangkap serta menerjemahkan pesan penglihatan profetik yang di dapat, terkadang menimbulkan permasalahan yang baru, seperti terjadi perselisihan atau beda pendapat. Bahkan dapat berakibat munculnya rasa kecewa, kepahitan, maupun keraguan sehingga melemahkan iman percayanya kepada Tuhan. Penyampaian pesan Tuhan yang tidak tepat atau keliru membuat visi – misi Tuhan tidak tergenapi dengan maksimal.

Dibutuhkan kedewasaan karakter, kedewasaan rohani serta kepekaan untuk dapat menerima, mengerti dan menyampaikan pesan penglihatan profetik dengan baik, sehingga baik dirinya sendiri maupun orang lain di dalam dunia pelayanan dapat diteguhkan dan diberkati.

Untuk itu dengan beberapa hal yang sering terjadi maka permasalahannya adalah:1. Apakah karunia penglihatan dapat mempengaruhi

peningkatan dalam pertumbuhan iman?2. Apakah karunia penglihatan penting dan dapat untuk

meningkatkan pelayanan jemaat?

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam pembahasan penulisan skripsi ini agar tidak meluas, maka penulis membatasinya pada tinjauan teologis tentang makna karunia penglihatan yang berdasarkan pimpinan Roh Kudus dan yang sesuai dengan firman Tuhan agar pesan Tuhan dapat dimengerti dan ditangkap dengan baik oleh umat-Nya. Sehingga dapat meningkatkan iman dan pelayanan jemaat.

1.4 Hipotesa

Hipotesis dalam skripsi ini adalah:1. Karunia penglihatan berpengaruh penting dalam

peningkatan iman.2. Karunia penglihatan berpengaruh penting dalam

peningkatan pelayanan jemaat.

1.5 Tujuan Penulisan1. Untuk menjelaskan makna karunia penglihatan yang ber-

dasarkan kebenaran Alkitab dengan melakukan tinjauan theologis.

2. Agar setiap pesan penglihatan dapat tersampaikan dengan baik sehingga visi dan misi Tuhan tergenapi dalam kehidupan manusia.

3. Agar karunia penglihatan tidak lagi dipandang sebelah mata, namun dapat difungsikan dan diefektifkan di dalam persekutuan dan pelayanan untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus.

1.6 Perumusan Istilah1. Makna; (1) arti; (2) makna pembicara atau penulis; pengertian

yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan.2. Karunia; (1) Kasih; belas kasih; (2) pemberian atau anugerah

dari yang lebih tinggi kedudukannya kepada yang lebih rendah.3. Penglihatan; (1) Proses, cara, perbuatan melihat; (2) apa yang

dilihat; pandangan; (3) cak indra untuk melihat.4. Peningkatan; Proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha,

kegiatan, dan sebagainya).5. Iman; Kepercayaan (yang berkenaan dengan agama);

keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya: -- tidak akan bertentangan dengan ilmu; (2) ketetapan hati; keteguhan batin; keseimbangan batin.

6. Pelayanan; (1) perihal atau cara melayani: (2) usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan (uang); (3) kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.

7. Jemaat; Sehimpunan umat; jemaah.

1.7 Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memakai metode riset perpustakaan dan metode penelitian, yakni dengan membaca sejumlah buku-buku, melakukan pencarian data melalui internet, dan mengadakan survey untuk menunjang tema pembahasan.

1.8 Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, yang memuat garis besar penulisan skripsi yang berisi: alasan pemilihan judul, permasalahan, pembatasan masalah, hipotesa, tujuan penulisan, rumusan istilah, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : Memuat pembahasan mengenai karunia penglihatan. Didalamnya mencakup; pemahaman mengenai definisi karunia penglihatan, karunia penglihatan berdasarkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bentuk – bentuk penglihatan, karunia – karunia lain yang menyertai karunia penglihatan, tujuan dari karunia penglihatan serta pemahaman mengenai seorang pelihat di dalam pelayanan karunia penglihatan.

BAB III :Memuat pembahasan mengenai pentingnya karunia penglihatan dalam peningkatan iman dan pelayanan jemaat. Pada bab ini mencakup pembahasan mengenai karunia penglihatan di dalam peningkatan iman, karunia penglihatan di dalam peningkatan pelayanan jemaat, serta karakter dari seorang pelihat.

BAB IV : Memuat pembahasan dari hasil survey tentang pengaruh karunia penglihatan terhadap peningkatan iman dan pengaruh karunia penglihatan terhadap peningkatan pelayanan jemaat.

BAB V : Bab ini merupakan kesimpulan pembahasan bab-bab sebelumnya dan memuat saran-saran tentang karunia penglihatan dalam pelayanan kehidupan orang percaya masa kini.

BAB II

2.1 Definisi Penglihatan

Menurutnya penglihatan itu seperti cara kerja kamera langsung jadi. Dalam penglihatan, “cahaya” dari Tuhan memasuki “lensa” mata rohani kita dan mencetak gambaran pada “film” hati dan pikiran kita. Saat gambaran itu “diolah”, kita semakin memahami apa artinya. Semakin dalam seseorang hidup dan dipenuhi Roh Kudus, maka orang itu pun semakin menjadi satu dengan Roh Kudus dan mata pun semakin terbuka untuk melihat di dalam Roh.

2.1.1 Penglihatan Menurut Jim W. Goll

PEMAHAMAN TENTANG KARUNIA PENGLIHATAN

2.1 Definisi Penglihatan

Penglihatan adalah penyataan dimensi roh secara visual yang berisi pesan Tuhan kepada gereja-Nya atau perseorangan tertentu, yang dapat ditangkap; melalui indera manusia atau melalui indera rohani (dalam hal ini mata atau kesadaran batin di dalam roh seseorang). Penglihatan dapat terjadi saat seseorang sedang terlibat dan berinteraksi dengan Tuhan, misalnya disaat berdoa atau penyembahan yang menempatkan orang tersebut dalam sebuah atmosfir rohani yang demikian kuat.

2.1.2 Penglihatan Menurut DR. Sonny Eli Zaluchu

2.2 Karunia Penglihatan

1. Ra’ah ( ָר�‘ yang secara harafiah berarti ,(הָא�“melihat”, khususnya dalam arti mendapatkan penglihatan. Arti lainnya; “menatap”, “memandang kepada” dan “memahami”. (Yesaya 30:10)

2.2.1 Penglihatan Menurut Perjanjian Lama

2. Chozeh, secara harfiah berarti “memandang dalam sebuah penglihatan” dan dapat juga diterjemahkan sebagai “pelihat” atau “ahli perbintangan”. (2 Samuel 24:11 dan 2 Raja-Raja 17:13)

Penglihatan diberikan kepada seorang nabi yang disebut juga sebagai pelihat dan isi penglihatan bersifat nubuatan untuk disampaikan bagi umat Tuhan.

2.2 Karunia Penglihatan

1. Horama (όραμα); (1) yang terlihat, tontonan, (2) pemandangan ilahi diberikan dalam ekstasi atau dalam tidur, visi. Kata ini juga mengandung pengertian khusus; pertunjukan, pemandangan atau penampilan. (Matius 17:9; KPR 10:19-20)

2.2.2 Penglihatan Menurut Perjanjian Baru

Penglihatan diberikan bukan hanya kepada seorang nabi, namun juga diberikan kepada rasul dan setiap orang yang percaya yang Tuhan perkenankan untuk menerima pesan penglihatan. Dalam Perjanjian Baru, ada beberapa kata yang digunakan untuk menyatakan sebuah penglihatan, diantaranya:

2. Optasia (οπτασία), artinya; penglihatan, wahyu, atau (1) tindakan menunjukkan diri sendiri untuk melihat, (2) pemandangan, visi, penampilan yang disajikan baik saat keadaan tidur atau terjaga. Optasia ini mengandung konotasi sangat spesifik, yaitu penyataan diri atau membiarkan dirinya terlihat. Kata optasia selalu muncul dalam konteks seseorang melihat sosok ilahi atau rohani. (Lukas 1:22a; KPR 26:19; 2 Kor 12:1)

3. Horasis (όρασις), artinya; Melihat, penglihatan, penampilan, aspek. (1) Tindakan melihat atau indera penglihatan, yakni mata, (2) penampilan atau bentuk yang terlihat, (3) penampilan ilahi yang diberikan dalam keadaan ekstasi atau mimpi. Kata Horasis juga mengacu pada pemandangan atau penglihatan, baik dalam pengertian internal maupun eksternal. Sebab bahasa Yunani tidak membedakan antara persepsi mata jasmani maupun mata rohani. (KPR 2:17; Why 4:3; Why 9:17a)

2.3 Bentuk – Bentuk Penglihatan

2.3.1 Penglihatan Total atau TranceBerakar dari kata Yunani “ékstasiD s” (έκστασις), yang berarti keadaan di luar kesadaran diri (seperti keadaan orang yang sedang khusyuk bersemedi). Dalam bahasa Inggris memakai kata “trance”, yang artinya kesurupan, keadaan tidak sadar diri, keadaan kemasukkan roh, jatuh pingsan atau kerasukan. Orang yang mengalami keadaan trance, secara fisik tubuhnya rebah atau memang tidak sadar, namun secara roh, mata orang tersebut dapat melihat dengan jelas, dapat mendengar dan merasakan suasana alam roh.

2.3.2 Penglihatan TerbukaPada saat penglihatan terbuka terjadi, orang tersebut tidak kehilangan kesadaran secara fisik, namun tetap menyadari berada di mana dan sedang melakukan apa. Dua dimensi ini ada di satu tempat yang sama, tetapi keduanya tidak saling memengaruhi.

2.3.3 Penglihatan SesaatPenglihatan jenis ini umum dan lazim terjadi saat seseorang berdoa, baik saat berdoa sendiri secara pribadi maupun saat berdoa bersama secara koorporat. Penglihatan ini bersifat cepat dan hanya sebentar saja, namun biasanya terkandung pesan dan informasi yang dapat disampaikan yang bersifat peneguhan, nasihat atau penghiburan.

2.3.4 Penglihatan TeofaniKehadiran atau penampakan Allah sendiri dalam berbagai wujud / rupa yang dapat dilihat oleh mata manusia.

2.3.5 Penglihatan MimpiPenglihatan mimpi ini diberikan Tuhan pada saat seseorang sedang dalam keadaan tidur. Baik saat tidur malam ataupun hanya tidur sesaat saja.

2.4 Karunia Lain Yang Menyertai Pelayanan Karunia Penglihatan

2.4.1 Karunia Nubuatan

Bernubuat adalah berkata-kata kepada manusia untuk membangun, menasihati dan menghibur (1 Korintus 14:3).Pada Perjanjian Baru dan zaman sekarang, nubuatan dapat disampaikan oleh setiap orang percaya yang Tuhan kenankan untuk orang tersebut menyampaikan pesan nubuatan (1 Korintus 14:31). Dan pesan tersebut harus disampaikan dengan tenang, sabar serta tidak gegabah, dan janganlah memanipulasi atau menipu nubuatan agar tidak mendatangkan celaka bagi diri sendiri.

2.4.2 Karunia HikmatHikmat adalah kesanggupan yang diberikan oleh Allah untuk memahami sifat sebenarnya dari sesuatu hal dan untuk melaksanakan kehendak Allah mengenai hal itu.

2.4.3 Karunia Membedakan RohKemampuan supernatural untuk mengenali dan membedakan bukan hanya antara yang baik dan yang jahat, melainkan juga berbagai jenis roh.

2.4.4 Karunia PengetahuanKarunia untuk mengungkapkan suatu situasi khusus, yang sudah terjadi atau apa yang sedang terjadi pada saat ini dalam sejarah hidup seseorang. Dengan karunia ini, dapat ditemukan akar persoalan, penyebab suatu kebekuan hati, dosa yang tersembunyi, atau pengetahuan suatu penyembuhan baik penyembuhan fisik maupun batin dalam diri orang yang dilayani.

2.5 Tujuan Karunia Penglihatan

1. Untuk Membangun

2. Untuk Menasihati

3. Untuk Menghibur

4. Untuk Doa Peperangan

2.6 Pelihat Di Dalam Dunia Pelayanan Karunia Penglihatan2.6.1 Pelihat Dari Tuhan Versus Pelihat Dari Iblis

a. Pelihat Dari TuhanAdalah seorang yang diperkenankan Tuhan untuk dapat melihat lebih dari apa yang dapat dilihatnya secara manusia. Ia memiliki peran sebagai perantara untuk menyampaikan pesan khusus dari Tuhan bagi umat-Nya. Dan ketika ia mendapatkan penglihatan dari Tuhan, ia akan diliputi oleh Roh dan damai sejahtera Tuhan menyertainya.

b. Pelihat Dari Iblis Adalah seorang yang diberikan kuasa oleh iblis untuk dapat melihat sesuatu diluar apa yang dapat dilihatnya secara manusia. Penglihatan ini tidak mengandung kebenaran, tetapi mengandung tipu muslihat. Sebab tujuannya hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan (Yoh 10:10). Seperti: telepati, tenung, cenayang, peramal

2.6.2 Kualitas Seorang Pelihat Yang BaikSeorang pelihat yang baik adalah seorang yang memiliki:a. Keintiman dengan Tuhanb. Menyadari otoritas ilahi yang ada pada dirinyac. Menyadari akan urapan Tuhan atas dirinyad. Kedewasaan karakter dan kepekaan rohani

2.6.3 Penafsiran Pesan PenglihatanSetiap penglihatan yang dari Tuhan pasti memiliki arti. Penglihatan-penglihatan dapat berupa gambar, tulisan, warna, bilangan, maupun simbol-simbol. Keakuratan dalam penafsiran isi pesan penglihatan dibutuhkan hikmat yang dari Tuhan, serta hubungan yang dekat dengan Tuhan dan pengalaman rohani yang panjang.

2.6.4 Yang Harus Di Waspadai Oleh Sang Pelihata. Kesombongan Rohanib. Perdukunan Kristenc. Mammon

2.6.5 Dampak Karunia PenglihatanSetiap penglihatan yang Tuhan berikan memiliki misi untuk penyelamatan manusia. Baik penglihatan itu berupa penghiburan, peneguhan maupun peringatan, tujuan akhirnya adalah untuk keselamatan (kehidupan) kekal bagi manusia dan berakhir pada kemuliaan nama-Nya (KPR 16).

2.6.6 Etika Penyampaian Pesan Penglihatan• Disampaikan secara empat mata•Disampaikan dengan bahasa atau kalimat yang bijak dan tidak melebihkan atau mengurangi makna / isi dari pesan yang diperoleh. •Bila berada dalam komunitas, pesan disampaikan melalui perantara seorang pemimpin yang memiliki otoritas diatasnya.

BAB III

3.1 Peningkatan Iman dan Pelayanan Jemaat

Karunia penglihatan merupakan salah satu dari karunia Roh. Penglihatan dari Tuhan bersifat: membangun, menasihati dan menghibur, sehingga dapat menjadi kekuatan dan meningkatkan iman tatkala iman sedang lemah.

3.1.1 Karunia Penglihatan Dalam Peningkatan Iman

PENTINGNYA KARUNIA PENGLIHATAN DALAM PENINGKATAN IMAN DAN PELAYANAN JEMAAT

a. Persekutuan Doa

Karunia penglihatan ini diperlukan agar doa syafaat yang dinaikan terarah dan memiliki tujuan / sasaran yang jelas.

Dalam psekutuan doa, pelihat / pendoa dapat berdoa kepada Tuhan, meminta untuk Tuhan membukakan mata orang-orang yang belum percaya untuk dapat melihat sebuah penglihatan dari sorga sebagai bentuk peneguhan bagi orang-orang yang belum percaya atau untuk meneguhkan orang-orang yang masih dalam keraguan akan Tuhan.

3.1.2 Karunia Penglihatan Dalam Pelayanan Jemaat

b. Peperangan Rohani

Seorang pelihat harus menyadari bahwa peperangan rohani dapat terjadi kapan dan dimana saja. Ia berfungsi sebagai radar untuk mengetahui roh teritorial apa yang menguasai / kutuk apa yang mengikat tempat / daerah yang ingin dimenangkan bagi Kristus. Selain itu, juga dapat digunakan dalam pelayanan kesembuhan dan pelepasan. Pelihat dapat menginfokan kepada hamba Tuhan yang sedang melayani konseli.

3.2 Karakter Pelihat•Taat•Setia•Rendah hati•Hidup dalam buah – buah Roh•Suci hatinya•Rela

BAB IV

4.1 Hasil Penelitian Tentang Karunia PenglihatanPenulis menggunakan rumus Chi – Kuadrat

untuk menguji apakah karunia penglihatan memiliki pengaruh terhadap peningkatan iman dan peningkatan dalam pelayanan atau tidak. Adapun rumus dari Chi-kuadrat adalah:

MAKNA KARUNIA PENGLIHATAN MENURUT HASIL PENELITIAN

X2 = Σ (f0fe)2

fe

 

Keterangan:f = frekuensi yang diamati

f0 = pengamatan untuk metode yang ditelitife = nilai yang diharapkan

Untuk mendapatkan nilai ini dikerjakan dengan bantuan tabel dibawah ini:Tabel kontingensi

Pengaruh Karunia Penglihatan Terhadap Peningkatan Iman

Kelompok Sampel Berdasarkan Klasifikasi Umur

Total

15 - 25 Thn 26 - 36 Thn37 - 47

Thn48 - 60

Thn

Setuju ( a ) ( b ) ( c ) ( d ) (a+b+c+d)

Tidak Setuju ( e ) ( f ) ( g ) ( h ) (e+f+g+h)

Total (a+e) (b+f) (c+g) (d+h) (abcdefgh)

Harga harapan diperoleh dengan rumus: Fe = (nk.ng)

N

Penulis menyebarkan angket kepada 40 responden secara acak dengan rentang usia 15 – 60 tahun, yang dibagi menjadi 4 kategori umur.

1.Pengaruh Karunia Penglihatan Terhadap Peningkatan Iman.

Nilai Harapan:

Pengaruh Karunia Penglihatan Terhadap Peningkatan Iman

Kelompok Sampel Berdasarkan Klasifikasi Umur

Total15 - 25

Thn26 - 36

Thn37 - 47

Thn48 - 60

ThnSetuju 11 6 4 2 23  (6,33) (3,45) (2,3) (1,15)  Tidak Setuju 2 5 6 4 17

Total 13 11 10 6 40

Untuk mencari nilai harapan, dapat diselesaikan dengan rumus dibawah ini:

fe = (n4) (n5)

N fe

1 = 11 x 23 = 253 = 6,33 40 40

 fe

2 = 6 x 23 = 138 = 3,45 40 40 fe

3 = 4 x 23 = 92 = 2,3 40 40 fe

4 = 2 x 23 = 46 = 1,15 40 40

X2 = (11 – 6,33)2 + (6 – 3,45)2 + (4 – 2,3)2 + (2 – 1,15)2

6,33 3,45 2,3 1,15  = (4,67)2 + (2,55)2 + (1,7)2 + (0,85)2

6,33 3,45 2,3 1,15  = 21,80 + 6,5 + 2,89 + 0,72 6,33 3,45 2,3 1,15  = 3,44 + 1,88 +1,25 + 0,62  = 7,19

Berdasarkan tabel distribusi Chi-kuadrat untuk df = 1 pada P = 0,05 adalah 7,815 dan P = 0,025 = 5,024. Standar paling rendah adalah 5,024 dan batas paling atas adalah 7,815. Nilai harapan yang diperoleh adalah 7,19, berarti 5,024 < 7,19 < 7,815 sehingga Ho diterima seperti yang terlihat pada kurva normal di bawah ini:

Ho diterima

7,19

Hipotesis pertama dapat diterima karena setiap

penglihatan yang berasal dari Tuhan bersifat membangun,

menghibur, serta menasihati sehingga Roh manusia

memperoleh kekuatan kembali untuk meneguhkan imannya

sehingga membuatnya tetap berada di dalam Tuhan.

2.Pengaruh Karunia Penglihatan Terhadap Pelayanan Jemaat.

Nilai Harapan:

Pengaruh Karunia Penglihatan Terhadap Peningkatan Dalam Pelayanan

Kelompok Sampel Berdasarkan Klasifikasi Umur

Total

15 - 25 Thn

26 - 36 Thn

37 - 47 Thn

48 - 60 Thn

Setuju 10 6 5 6 27   (6,75) (4,05)  (3,37)  (4,05)   Tidak Setuju 3 5 5 0 13

Total 13 11 10 6 40

Untuk mencari nilai harapan, dapat diselesaikan dengan rumus dibawah ini:

fe = (n4) (n5)

N

 fe1 = 10 x 27 = 270 = 6,75

40 40 fe

2 = 6 x 27 = 162 = 4,05 40 40 fe

3 = 5 x 27 = 135 = 3,37 40 40 fe

3 = 6 x 27 = 162 = 4,05 40 40

X2 = (10 – 6,37)2 + (6 – 4,05)2 + (5 – 3,37)2 + (6 – 4,05)2

6,37 4,05 3,37 4,05  = (3,25)2 + (1,95)2 + (1,63)2 + (1,95)2

6,37 4,05 3,37 4,05  = 10,56 + 3,80 + 2,66 + 3,80 6,37 4,05 3,37 4,05  = 1,56 + 0,94 + 0,79 + 0,94  = 4,32

Berdasarkan tabel distribusi Chi-kuadrat untuk df = 1 pada P = 0,95 adalah .352 dan P = 0,05 = 3,811. Standar paling rendah adalah 3,811 dan batas paling atas adalah .352. Nilai harapan yang diperoleh adalah 4,23, berarti 3,811 dan .352 < 4,32 sehingga Ho diterima seperti yang terlihat pada kurva normal di bawah ini: Ho diterima

7,19

Hipotesis kedua diterima karena di dalam pelayanan

jemaat yang melibatkan banyak orang, karunia penglihatan

dapat menjadi sebuah peneguhan atau tanda atas apa yang

didoakan. Di dalam persekutuan doa, peneguhan

penglihatan dapat membuat doa – doa yang dinaikkan

menjadi jelas, terarah dan tepat sasaran. Di dalam

pelayanan konseling inner healing dan pelepasan,

memudahkan seorang pelayan Tuhan mengetahui penyebab

permasalahan dari si konseli sehingga pelayanan pemulihan

pun dapat dengan mudah dilakukan.

4.2 Pembahasan Mengenai Karunia Penglihatan Terhadap Peningkatan Iman dan Peningkatan Pelayanan Jemaat.

Penelitian ini dilakukan selain untuk membuka cara pandang atau pemahaman bagi orang Kristen maupun gereja terhadap salah satu karunia Roh yang berupa penglihatan, juga untuk mengetahui seberapa besar pengaruh karunia penglihatan di dalam meningkatkan iman dan meningkatkan pelayanan jemaat. Dan hasil penelitian yang dilakukan disebuah persekutuan, menunjukkan bahwa karunia penglihatan dapat meningkatkan iman seseorang dan juga dapat meningkatkan pelayanan di dalam jemaat.

BAB V

5.1 Kesimpulan

a. Setiap orang percaya di dalam keintimannya dengan Tuhan atau sedang berada di dalam atmosfir rohani yang kuat, dapat memperoleh pesan berupa penglihatan pada dimensi alam roh, namun tidak semua orang percaya yang memperoleh pesan visual dari Tuhan disebut sebagai pelihat. Seorang pelihat, ada karunia yang melekat padanya, yakni karunia penglihatan dan disertai dengan beberapa karunia lainnya yang mendukung karunia penglihatan tersebut seperti karunia bernubuat, karunia hikmat, karunia membedakan roh dan karunia pengetahuan, yang kapan pun atas seizin Tuhan dapat melihat keadaan di alam roh baik dengan mata jasmaninya maupun dengan mata rohaninya.

KESIMPULAN DAN SARAN

b. Penglihatan yang dari Tuhan mengandung pesan visi dan misi untuk penyelamatan manusia dari dosa dan pemulihan hidup manusia itu sendiri. Kandungan pesan inilah yang dapat menguatkan atau meningkatkan iman seseorang sebagai salah satu tanda baginya bahwa Tuhan berbicara kepadanya untuk memberikan penghiburan, nasihat maupun teguran.

c. Karunia penglihatan cukup efektif bila diterapkan di dalam pelayanan jemaat, seperti di persekutuan doa, pelayanan konseling inner healing dan pelepasan atau pun pelayanan okultisme. Hal ini dikarenakan penglihatan - penglihatan yang diperoleh dapat membantu para pelayan Tuhan untuk dapat menaikan doa permohonannya secara benar dan tepat sasaran. Dan bila ada jemaat atau konseli yang dilayani akan dapat segera mengetahui masalah apa yang terjadi dengan orang tersebut sehingga pelayan Tuhan tersebut dapat mengambil langkah atau tindakan yang tepat bagi jemaat atau konseli untuk dilayani.

5.2 Saran

a. Persekutuan – persekutuan doa dan gereja – gereja perlu membuka cara pandang atau berpikir yang benar terhadap firman dan pekerjaan Tuhan, agar karunia penglihatan ini tidak dipandang sebelah mata atau dianggap sesat, melainkan digunakan sebagai salah satu sarana alat komunikasi antara Tuhan dengan manusia dan untuk saling melengkapi karunia - karunia lain yang ada di dalam persekutuan-persekutuan doa maupun di gereja-gereja. Sebab karunia penglihatan adalah merupakan salah satu dari karunia Roh, dan apa yang berasal dari Roh tidak ada yang sesat, kegunaannya sama seperti karunia-karunia lainnya untuk menunjang di dalam dunia pelayanan dan untuk kemuliaan nama Tuhan.

b. Karakter dan rohani yang buruk dapat membuat si pelihat menjadi sombong dan menyalahgunakan karunia yang ada untuk kepentingan dirinya sendiri dan bukan untuk kemuliaan nama Tuhan. Dan tidak menutup kemungkinan dengan ketidakdewasaan dalam karakter pada si pelihat akan dapat menimbulkan perselisihan serta perpecahan diantara sesama pelayan Tuhan maupun jemaat. Untuk itu para pemimpin yang ada di persekutuan-persekutuan doa dan gereja-gereja yang telah mengfungsikan karunia penglihatan di dalam pelayanannya, untuk perlu lebih memperhatikan kadar rohani dan karakter dari si pelihat, sebab tingkat kerohanian dan karakter pelihat dapat mempengaruhi kualitas penglihatannya serta kualitas penyampaian isi pesan penglihatan yang diterimanya.

c. Untuk para pelihat, agar tidak merasa lebih dan berpuas diri dengan penglihatan – penglihatan yang diperolehnya, diharapkan agar para pelihat dapat meningkatkan atau mengasah lebih lagi karunia penglihatan dan kepekaannya dengan terus meningkatkan hubungan keintimannya dengan Tuhan dan hidup di dalam kekudusan. Sebab hanya di dalam keintiman dengan Tuhan, pelihat dapat mengerti isi hati Tuhan yang dinyatakan dalam sebuah penglihatan.