Post on 03-Mar-2019
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Teori- teori Dasar/ Umum
2.1.1. Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi dapat merupakan
kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan
komunikasi, dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam sebuat organisasi.
Menurut Whitten (2004, p10), sistem informasi adalah
pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi
untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan
sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah
organisasi.
Menurut Laudon (2004, p8), sistem informasi adalah seperangkat
komponen yang saling berhubungan untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan, koordinasi, kontrol, analisis, dan visualisasi
dalam organisasi.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem
informasi merupakan gabungan dari orang, hardware, software, jaringan
yang saling berinteraksi untuk mendukung dan mengembangkan
pengoperasian sumber daya data menjadi informasi yang berguna dalam
8
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan yang dibutuhkan oleh
manajemen dan user.
2.1.2. Sistem ERP
2.1.2.1. Pengertian ERP
Menurut O’Brien (2004, p194), pengertian Enterprise
Resource Planning (ERP) adalah tulang punggung perusahaan
lintas fungsi yang mengintegrasi dan mengotomatisasi banyak
proses bisnis internal dan system informasi dalam fungsi
penjualan dan distribusi, produksi, logistik, akuntansi, dan sumber
daya manusia sebuah perusahaan.
Menurut Daverport (2000), sistem Enterprise Resource
Planning merupakan paket software bisnis yang mendukung
operasi bisnis dan pengambilan keputusan sehari- hari. Paket-
paket ini mampu menggabungkan semua informasi yang mengalir
melalui perusahaan, dari informasi keuangan dan akuntansi,
informasi sumber daya manusia, informasi manufacturing,
informasi supply chain, sampai informasi pelanggan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam
ERP terdapat aspek perencanaan yang terintegrasi di suatu
organisasi/ perusahaan, bersifat lintas fungsional, terdiri atas
berbagai fitur dengan tujuan agar dapat merencanakan dan
mengelola sumber daya organisasi dengan lebih efisien dan dapat
merespon kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.
9
2.1.2.2. Beberapa aplikasi ERP
Seperti konsep ERP, software ERP juga memiliki sejarah
dan perkembangannya masing- masing. Berikut ini adalah
beberapa software ERP dan vendor yang telah ada sampai saat ini:
(www.en.wikipedia.org)
• SAP R/3 dari SAP
• MySAP dari SAP
• SAP Business One dari SAP
• Accpac dari The Sage Group
• Microsoft Dynamics ax dari Microsoft
• Oracle e-Business suite dari Oracle
• PeopleSoft dari Oracle
• MAS 90, MAS 200, dan MAS 500 dari The Sage Group
• SAGE ERP X3 dari The Sage Group
Selain aplikasi ERP proprietary terdapat beberapa aplikasi
ERP yang bersifat opensource diantaranya:
• Adempiere
• Compiere
• GNU Enterprise
2.2. SAP
2.2.1
2
P
1. Modul M
2.2.1.1. S
se
2.2.1.1.1.
Material Man
iklus Procur
Siklus
ebagai beriku
. Requi
ada di
ini de
menen
dalam
memb
nagement
rement
s procurem
ut: SCM500
Gambar 2.1
rement Dete
Pada tahap
i departemen
engan mem
ntukan suatu
m material
buat purchas
ent yang a
0 (2006, P56
: Procureme
ermination
p requireme
n dapat seca
mbuat purch
u prosedur M
master, ma
se requisition
ada pada S
6 – P57)
ent Cycle
ent determin
ara manual m
hase requis
MRP untuk
aka system
n secara otom
SAP R/3 a
nation, user
melewatkan
ition. Jika
material ter
SAP R/3
matis.
10
adalah
yang
tahap
telah
rsebut
akan
11
Gambar 2.2: Purchase Requisition
2.2.1.1.2. Determination of Source of Suplly
Tahap determination of source of supply
merupakan tahap penentuan calon- calon vendor yang
akan diajak untuk berkerja sama. Sebagai seorang
pembeli, didukung dengan fasilitas pemilihan source of
supply.Pembeli dapat menggunakan pembeda source of
supply untuk membuat request for quotation (RFQs) dan
kemudian memasukkan quotation. Untuk pembuatan
RFQs dapat saja merajuk pada purchase requisition dan
kondisi yang telah ada pada sistem.
12
Gambar 2.3: Determination of Source of Supply
2.2.1.1.3. Vendor Selection
Vendor selection merupakan tahap pemilihan
vendor yang akan diajak kerja sama. Sistem
mempermudah pemilihan dari vendor dengan membuat
price comparison antara beberapa quotation. Secara
otomatis akan emngirimkan surat penolakkan.
2.2.1.1.4. Purchase Order Purchasing
Pada tahap purchase order processing, suatu
purchase order (PO) dapat dibuat secara manual ataupun
secara otomatis oleh system. Pemrosesan PO dapat
dilakukan pengkopian data dari dokumen lainnya seperti
purchase requisition atau quotations, untuk mengurangi
13
jumlah usaha kerja yang dilakukan. PO juga dapat dibuat
bedasarkan outline agreement.
Gambar 2.4: Purchase Order
2.2.1.1.5. Purchase Order Monitoring
Purchase order monitoring merupakan kegiatan
memonitor status purchase order di dalam system yang
dilakukan oleh pembeli. Pembeli dapat juga membedakan,
contohnya apakah delivery atau invoice untuk PO tersebut
telah dilakukan ataupun belum dilakukan. Dapat dilakukan
peringatan kepada vendor tentang outstanding deliveries
(pengiriman yang batas waktunya telah dekat).
14
2.2.1.1.6. Goods Receipt
Goods Receipt merupakan tahap penerimaan
barang. Ketika memasukkan pengiriman yang telah datang
kedalam system, maka dapat dicocokkan bedasarkan PO
yang relevan. Jumlah usaha kerja dapat diminimalisir dan
dapat di periksa apakah pengirman barang, beserta jumlah
barang sesuai dengan PO. Sistem akan langsung
memperbarui purchase order history dari PO.
Gambar 2.5: Goods Receipt
2.2.1.1.7. Invoice Verification
Invoice verification merupakan tahap pemeriksaan
invoice. Ketika membuat Invoice yang bedasarkan PO
15
yang lalu atau pengiriman yang lalu dapat diperiksa
kalkulasi dan ketepatan invoice secara umum.
Ketersediaan data dari purchase order dan goods receipt
memungkinkan pembeli untuk melihat pada perbedaan
kuantitas dan harga.
Gambar 2.6: Invoice Verification
2.2.1.1.8. Payment Processing
Program pembayaran mengijinkan pembayaran
kepada kewajiban kreditor. Financial Accounting
mengeksekusi program ini secara reguler.
16
2.2.1.2. Master Data
Master data berisi rekaman data yang disimpan dalam
database dalam periode waktu yang cukup lama. Rekaman data
ini disimpan secara terpusat, dan diggunakan serta diproses pada
cross application basis.
2.2.1.2.1. Material Master
Material master record merupakan sumber utama
dari data spesifik material. Diggunakan oleh seluruh area
dari logistics pada system SAP R/3.
Data disimpan dalam material master record
dibutuhkan untuk berbagai tujuan termasuk:
• Purchasing data dibutuhkan untuk tujuan pemesanan.
• Inventory Management data dibutuhkan untuk posting
goods movement dan membawa physical inventory.
• Data accounting dibutuhkan untuk material
valuation.
• Materials Planning data dibutuhkan untuk Material
Requirement Planning.
Layar untuk memproses material master record dapat
dibedakan menjadi tipe berikut ini:
17
a. Main data
Main data merupakan layar untuk setiap individu
user di departemen, seperti basic data, materials
planning dan sebagainya.
b. Additional data
Merupakan layar dimana dapat ditemukan
informasi tambahan, seperti unit of measurre
alternatif, material shorts descriptions dan
comsumption values.
Beberapa Data material valid untuk semua level
organisasi, dan beberapa lainnya hanya valid pada
level organisasi tertentu. Sehingga material data
dapat diatur secara terpusat, mengurangi
pengambilan data yang tidak diperlukan dari
database demi meminimalisir redudansi informasi,
material master dapat diatur dalam suatu cara yang
mencerminkan struktur dari perusahaan.
c. Data at Client level
General master data valid untuk seluruh
perusahaan disimpan pada level client. Contohnya:
material number, material short text, material
group, base dan unit of measure alternatif.
18
d. Data at Plant Level
Semua data yang valid dalam suatu plant dan
untuk kepunyaan semua storage location disimpan
dalam level plant. Contoh: purchasing data,MRP
data, forecasting data, work scheduling data.
e. Data at storage location level
Semua data yang valid dalam bagian dari storage
location disimpan pada level storage location.
2.2.2. Modul Financial Accounting
Modul Finance Accounting (FI) berfokus pada legal, laporan
keuangan organisasi dari sudut pandang eksternal. General ledger
merupakan buku besar yang mencatat semua transaksi yang terjadi pada
suatu organisasi, baik itu hasil dari transaski operasional (contoh: goods
issue melibatkan posting material) maupun transaksi yang terjadi melalui
jurnal pembantu (subsidiary ledger) yang terdapat pada Financial
Accounting (contoh: posting tagihan vendor). Subsidiary ledger (sub-
ledger) utama dari Financial Accounting seperti Piutang Dagang/Account
Receivable, Hutang Dagang/Account Payable, Manajmen Kas/Cash
Management dan Asset Accounting. Reconciliation accounts merupakan
akun yang digunakan untuk menghubungkan jurnal pembantu tersebut
19
dengan General Ledger secara real-time. Beberapa istilah yang terkait
dengan transaksi pada Financial Accounting antara lain:
a. Document Types (Tipe Dokumen)
Digunakan untuk membedakan antara tipe dokumen akutansi yang
satu dengan yang lainnya.
b. Posting Key
Digunakan sebagai penunjuk tipe akun apa serta debit/kredit akun
tersebut pada saat melakukan posting.
2.2.2.1. Account Receiveable
Financial Account Receivable merupakan sub-ledger yang
mengatur keseluruhan transaksi yang berhubungan dengan
piutang dagang pelanggan. Accounts Receivable (AR) adalah hak
tagih perusahaan kepada debitor atas penjualan barang/jasa hasil
produksi, saham, aktiva tetap, dan sebagainya. Selain dari
penjualan, piutang juga timbul dari berbagai tagihan lain, seperti
piutang kepada pegawai, uang muka pembelian, dan sebagainya.
2.2.2.1.1. Customer Master Data
Master data customer dibuat dan di-maintain pada
level client dan company code dalam SAP. Data customer
pada level client merupakan data yang umum (general
data) dari suatu customer, seperti data alamat customer
yang dapat digunakan pada semua company code.
20
Sedangkan data customer pada level company code
merupakan data spesifik yang hanya digunakan pada satu
company code tertentu, seperti persetujuan syarat
pembayaran customer kepada perusahaan.
Akun-akun vendor dapat dikelompokkan menjadi
beberapa account group sehingga dapat diorganisir dan
diatur dengan lebih mudah (contoh account group
customer: customer domestik, one-time customer, dsb).
Account group tersebut ditetapkan dengan pemberian
suatu jarak penomoran (number ranges) tertentu pada
SAP.
2.2.2.1.2. Transaksi Akuntansi pada Account Receivable
Entri Tagihan/Kredit Memo merupakan transaksi
akuntansi pada sub-ledger Account Receivable. Sama
halnya dengan tagihan, kredit memo dari customer akan
diposting pada Account Receivable yang terintegrasi
dengan Sales Order Management. Namun, apabila tidak
ada nomor referensi dari Sales Order, tagihan dan kredit
memo masih dapat dientri.
21
2.2.2.2. Account Payable
Account Payable (AP) merupakan sub-ledger yang
mengatur keseluruhan transaksi yang berhubungan dengan hutang
dagang organisasi kepada vendor-nya. AP merupakan sub-ledger
yang terintegrasi dengan proses akuisis/pembelian (procurement),
dimana berperan sebagai sumber informasi yang penting untuk
departemen pembelian dalam pemrosesan tagihan vendor.
2.2.2.2.1. Vendor Master Records
Master data vendor dibuat dan di-maintain pada
level client dan company code dalam SAP. Data vendor
pada level client merupakan data yang bersifat umum
(general data) dari suatu vendor, seperti data alamat,
kontrol dan transasksi pembayaran. Sedangkan data
vendor pada level company code merupakan data spesifik
yang hanya digunakan pada satu company code tertentu,
seperti data accounting info, transaksi pembayaran,
korespondensi, dan withholding tax.
Akun-akun vendor dapat dikelompokkan menjadi
beberapa account group sehingga dapat diorganisir dan
diatur dengan lebih mudah. Account group tersebut
ditetapkan dengan pemberian suatu jarak penomoran
(number ranges) tertentu pada SAP.
22
2.2.2.2.2. Transaksi Akuntansi pada Account Payable
Adapun transaksi yang ada pada Account Payable
antara lain:
• Entri Tagihan/Kredit Memo
Saat melakukan posting suatu biaya yang digunakan
sebagai biaya operasional harus disertakan dengan cost
accounting-relevant assignment, seperti cost center
atau internal order.
• Recurring Entry Program
Recurring entry program digunakan untuk melakukan
posting yang dimaksudkan akan berlangsung berkali-
kali dalam suatu jangka waktu dan periode tertentu
(contoh: tagihan sewa bulanan). Melalui program ini,
dokumen-dokumen terkait akan dibuat secara
otomatis.
2.2.2.2.3. Integrasi dengan Material Management
Modul Material Management merupakan modul
pembelian pada SAP yang terintegrasi secara real-time
dengan Account Payable.
23
• Purchasing Data pada Vendor Master Records
Purchasing Data dari Vendor Master Records dapat
diakses pada Account Payable dengan transaksi
Central maintenance (T-code XK01, XK02, XK03).
Gambar 2.7: Purchasing Data pada Vendor Master Records
• Posting Transaksi Pengadaan
Prosedur standar dalam melakukan posting transaksi
pengadaan pada Material Management sering disebut
dengan istilah “Three-step verification” atau juga
cukup dikenal dengan sebutan “three-way mtach”.
Yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: Purchase order,
penerimaan barang (GR), dan verifikasi tagihan (IR).
Penerimaan barang/verifikasi tagihan akan
mengkliring akun untuk memastikan barang diterima
24
untuk setiap tagihannya, ataupun sebaliknya
memastikan tagihan yang diterima untuk setiap
barang yang masuk.
Gambar 2.8: Three-Step Verification (Standar)
2.2.2.3. Asset Accounting
Asset Accounting meningkatkan automatisasi dalam
membuat perencanaan, monitoring dari asset tetap untuk tujuan
akuntansi internal dan eksternal.
Didalam modul FI juga terkait dengan modul Treasury
yang terdiri dari dua jenis yaitu Cash Management dan Cash
Budget Management.
2.2.2.4. Cash Management
Cash Management digunakan untuk melakukan kontrol
keluar masuk keuangan perusahaan.
25
2.2.2.4.1. Cash Management Incoming
Cash Management Incoming merupakan
manajemen kas terkait dengan penerimaan pembayaran
(Incoming Payment). Pada dasarnya, penerimaan
pembayaran di-posting sebagaimana digambarkan pada
gambar berikut:
Gambar 2.9: Incoming Payment
Ketika menerima pembayaran secara penuh dari
suatu tagihan, akan terjadi kliring untuk open item dari
customer yang bersangkutan. Sedangkan apabila
penerimaan pembayaran suatu tagihan tidak dilakukan
secara penuh (angsur), ada dua metode yang dapat
digunakan untuk melakukan posting:
• Partial payment: Dimana tidak dilakukan kliring
untuk open item yang bersangkutan. Namun open
item sebesar jumlah yang diterima akan dicatat
26
disebelah kredit. Pencatatan ini akan ditampilkan
tepat disebelah atas open item yang bersangkutan dan
akan mereferensi pada open item yang bersangkutan.
• Residual item: Dimana dilakukan kliring tagihan
customer yang bersangkutan dan kemudian dilakukan
pencatatan open item baru sejumlah sisa tagihan yang
belum diterima.
2.2.2.4.2. Cash Manegement Outgoing
Cash Management Outgoing merupakan
manajemen kas terkait dengan pembayaran keluar
(Outgoing Payment). Ada beberapa elemen pembayaran
keluar yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.10: Elements of Payment Transaction
27
Ketika melakukan pembayaran atas suatu tagihan,
akan terjadi kliring untuk open item dari vendor yang
bersangkutan.
2.2.2.4.3. Master Records in Bank Accounting
a. Bank Directory
Bank directory terdiri dari data alamat dan data valid
kontrol dari semua bank yang digunakan pada sistem
SAP.
Gambar 2.11: Bank Directory
b. Bank Accounts
House Bank adalah bank-bank dimana kita (company
code) mempunyai akun.
28
Gambar 2.12: Bank Accounts
2.2.3. Modul Controlling
Modul Controlling menyediakan dukungan informasi manajemen
untuk merencanakan, memantau, dan mengoptimisasi semua proses yang
terdapat dalam suatu organisasi. Modul ini membantu dalam pengambilan
keputusan manajemen.
Dalam sistem SAP, Controlling dan Financial Accounting
merupakan komponen yang independen. Aliran data pada dua komponen
ini terjadi secara teratur sehingga semua data yang berhubungan dengan
biaya akan secara otomatis mengalir dari financial accounting ke
controlling. Pada saat bersamaan, sistem akan menempatkan biaya dan
beban pada objek account assignment Controlling seperti cost center,
orders, projects, dan lain-lain . Akun biaya dan beban yang terdapat
financial accounting akan dikelola dalam Controlling sebagai elemen
biaya atau elemen beban.
29
2.2.3.1 Master Data
2.2.3.1.1 Cost element
Cost element pada akuntansi menyediakan
gambaran tentang biaya dan pendapatan yang terjadi pada
suatu organisasi. Posting ini secara otomatis diperbaharui
dari modul Financial Accounting ke Controlling. Cost
element merupakan dasar dari akuntansi biaya dan
memungkinkan pengguna untuk menampilkan biaya dari
setiap akun yang telah ditentukan pada cost element.
Contoh dari akun yang dapat ditentukan yaitu cost center
dan internal order.
2.2.3.1.2 Cost center
Cost center menyediakan informasi mengenai
biaya yang terjadi. Dengan SAP, cost center dapat
ditentukan pada departemen atau manajer yang
bertanggung jawab untuk area bisnis tertentu berdasarkan
area fungsional dalam suatu organisasi. Dengan adanya
cost center ini dapat memungkinkan untuk mengecek
profitabilitas dari area fungsional secara individu sehingga
dapat menyediakan data pengambilan keputusan untuk
manajemen. Oleh karena itu, hal ini mewajibkan bahwa
semua biaya harus ditentukan sesuai dengan sumber
mereka.
30
2.2.3.1.3 Profit center
Profit Center menyediakan gambaran keuntungan
atau kerugian suatu area individu atau independen dari
suatu organisasi. Area ini yang bertanggung jawab atas
biaya dan pendapatan mereka. Profit center digunakan
untuk tujuan pengontrolan secara internal yang
memungkinkan manajemen dapat meninjau area yang
bertanggung jawab pada organisasi tersebut. Perbedaan
dari cost center dan profit center adalah pada cost center
mewakili biaya individu yang terjadi selama beberapa
periode sedangkan profit center berisi saldo biaya dan
pendapatan.
2.2.3.1.4 Internal Order
Internal order umumnya digunakan untuk
merencanakan, mengumpulkan dan menyelesaiakan biaya
pekerjaan dan tugas internal. Internal order dapat
ditentukan anggarannya, dimana sistem akan memantau
agar pekerjaan tersebut tidak melampaui anggaran.
Tingkatan pemantauan ini memungkinkan kemampuan
manajemen untuk meninjau kegiatan internal order untuk
tujuan pengambilan keputusan yang lebih baik.
31
Dalam sistem SAP memungkinkan manajemen
untuk memantau internal order selama siklus hidupnya
mulai dari pembuatan awal melalui perencanaan dan
posting semua biaya aktual dan penyelesaian akhir serta
pengarsipan. Penyelesaian internal order memperbolehkan
pengguna untuk mentransfer semua biaya yang timbul ke
penerima yang tepat.
2.2.3.1.5 Profitability analysis
Profitability analysis berfungsi untuk menganalisis
laba atau rugi suatu organisasi berdasarkan segmen pasar
individu. Sistem ini mengalokasikan biaya sesuai dengan
pendapatan untuk setiap segmen pasar. Segmen pasar
tersebut dapat diklasifikasikan menurut produk,
pelanggan, internal order, atau unit bisnis strategis seperti
sales organization atau business area yang berhubungan
dengan keuntungan perusahaan atau kontribusi margin.
Profitability analysis dapat diperoleh dengan
metode berikut:
• Costing-based analysis
Costing-based analysis adalah bentuk analisis
profitabilitas yang mengelompokkan biaya dan
pendapatan sesuai dengan pendekatan berbasis biaya.
32
• Account-based analysis
Account-based analysis adalah bentuk analisis
profitabilitas yang terorganisir dalam sebuah akun
dan menggunakan pendekatan berbasis akun.
Karakteristik yang membedakan bentuk analisis ini
adalah pengunaan elemen biaya dan pendapatan.
2.2.3.1.6 Fund Center
Fund center mewakili area organisasi yang
bertanggung jawab untuk pemantauan anggaran dan
pelaporan. Hal ini terkait dengan cost center. Fund center
mengidentifikasi tempat dimana pendapatan, beban, dan
anggaran organisasi dikelola, dilaporkan dan dikontrol.
Fund center biasanya merupakan tingkatan
terendah dari organisasi dimana terdapat tanggung jawab
manajemen. Dalam mmodul fund Management, fund
center diturunkan dari cost center. Hierarki ini diatur
melalui persiapan fund center berdasarkan hierarki dari
cost center.
2.2.3.1.7 Commitment Item
Commitment Item merupakan pengelompokkan
fungsional dari sebuah organisasi dalam bidang
manajemen keuangan (FM Area). Commitment item
33
mengklasifikasikan transaksi menjadi transaksi anggaran
dan transaksi bisnis yang mempengaruhi likuiditas dalam
pendapatan, pengeluaran dan saldo item kas. Anggaran
dapat ditentukan untuk fund center tertentu. Dalam fund
management, commitment item harus berasal dari GL
account / cost element.
2.2.3.2 Budgeting
Anggaran adalah rencana yang menguraikan tujuan
keuangan dan operasional sebuah organisasi. Di dalam SAP,
anggaran dibuat sebuah struktur. Untuk masing-masing dana,
struktur anggaran mewakili semua fund center dan commitment
item yang mendapat anggaran atau membuat postingan.
Di dalam modul fund management, anggaran dibedakan
menjadi beberapa tipe,yaitu:
• Original Budget
Original Budget adalah anggaran awal yang dialokasikan
sebelum dilakukan perbaharuan. Original Budget merupakan
anggaran maksimum yang tersedia. Anggaran ini dapat
dialokasikan secara keseluruhan atau secara tahunan.
• Budget updates
Perbaharuan anggaran dilakukan ketika diperlukan koreksi
dari original budget. Koreksi anggaran yang dilakukan dapat
menjadi:
34
a) Budget Supplement
Pengoreksian anggaran yang dilakukan karena adanya
penambahan terhadap original budget.
b) Budget Return
Pengoreksian anggaran yang dilakukan karena adanya
pengurangan terhadap original budget.
c) Budget Transfer
Pengoreksian anggaran yang dilakukan karena adanya
penambahan dan pengurangan dari original budget.
• Current Budget
Current budget merupakan anggaran tersedia setelah terjadi
perbaharuan anggaran. Formulanya :
• Budget Release
Budget Release berfungsi untuk me-release anggaran
yang dimasukkan agar dapat digunakan. Anggaran yang
tersedia dapat digunakan untuk pengeluaran yang terjadi
apabila anggaran tersebut telah di-release. Di dalam SAP
menyediakan dua strategi untuk me-release anggaran yaitu
secara manual atau otomatis. Hal ini memberikan fleksibilitas
Current Budget = [ Original Budget + Supplement – Return +/- Transfer + Year-
end closing Budget transfer + budget from revenues increasing the budget ]
35
kepada organisasi untuk memanfaatkan fitur ini sesuai dengan
kebutuhan bisnis.
Berdasarkan pengeluaran yang dilakukan, salah satu jenis
anggaran yang ada yaitu anggaran pengeluaran operasional
(operating expenditure budget). Operating Expenditure Budget
adalah anggaran yang diberikan untuk mendukung beban yang
timbul dari kegiatan operasi perusahaan. Beban Operasi adalah
beban-beban yang dikeluarkan untuk kegiatan-kegiatan selain
kegiatan produksi.
Secara umum, beban operasi dapat dibagi menjadi 2
kelompok,yaitu:
• Beban Penjualan (selling expenses)
Beban penjualan adalah beban yang muncul dari aktivitas
penjualan barang dan jasa oleh perusahaan kepada
pelanggan. Berikut beberapa contoh dari beban penjualan:
a. Gaji wiraniaga (salesman),
b. Komisi wiraniaga (salesman),
c. Biaya penyusutan kendaraan bagian penjualana,
d. Biaya listrik, air dan gas bagian penjualan.
• Beban Administratif (administrative expenses)
Beban administrative adalah beban yang muncul dari
aktivitas administrasi dan kegiatan umum lainnya yang
36
dilakukan oleh perusahaan. Berikut beberapa contoh dari
beban administrasi :
a. Gaji staf akuntansi dan keuntungan,
b. Biaya penyusutan computer bagian administrasi,
c. Biaya listrik, air dan gas bagian administrasi.
2.2.3.3 Integration
Dokumen controlling juga akan dibuat ketika dokumen
financial dibuat berisi posting akun beban atau pendapatan yang
sesuai dengan cost element primer yang dibuat pada controlling
dan merupakan objek controlling (berupa cost center atau internal
order) yang diidentifikasi untuk biaya / pendapatan.
Dalam SAP, modul Financial Accounting merupakan
sumber data utama untuk modul Controlling. Biasanya posting
beban ke general ledger menghasilkan posting biaya pada
controlling. Posting beban dapat dilakukan secara jurnal manual
atau dimulai dari posting utang dagang atau melalui posting
penyusutan dari asset Accounting. Posting pendapatan pada G/L
biasanya juga menghasilkan postingan pada profitability analysis
atau profit center accounting. Baik posting beban dan pendapatan
dari financial harus menentukan objek controlling yang spesifik
untuk menerima data biaya atau pendapatan.
37
2.2.4. Tingkatan Organisasi pada SAP
Tingkatan organisasi dalam SAP R/3 merupakan replikasi dari
struktur organisasi pada perusahaan. Penentuan tingkat organisasi dalam
SAP R/3 merupakan suatu langkah kerja yang penting dalam proyek
implementasi SAP. Pertama kali perlu dilakukan analisa terhadap struktur
organisasi perusahaan, lalu menerjemahkannya kedalam struktur SAP.
Tingkatan organisasi pada SAP R/3, terdiri atas:
a. Client
b. Company Code
c. Plant
d. Storage Location
e. Purchasing Organization
f. Purchasing Group
Tingkatan organisasi ini didefinisikan dan di-assign dalam
customizing untuk enterprise structure: SCM500 (2006, P45)
2.2.4.1. Client
Client merupakan suatu unit di dalam SAP R/3 yang
bersifat resmi dan memiliki syarat oraganisasi dalam hal data,
terdiri atas master records dan kumpulan table yang independen.
Dari sudut pandang bisnis, client merupakan representatif dari
suatu kelompok korporasi (corporate Group). SCM500 (2006,
P45)
38
Client merupakan tingkatan hierarki tertinggi dalam
system SAP/ R3. Spesifikasi atau data yang dimasukkan pada
tingkatan ini, berlaku untuk semua company code dan unit
organisasi lainnya dibawah client tersebut. Client didefinisikan
secara unik di dalam sistem dengan tiga digit angka. SCM500
(2006, P45)
Menurut Martin Murray (2006, p25), Client
didefinisikan sebagai organisasi dan entitas yang legal di dalam
sistem SAP. Master Data diamankan di dalam client tersebut
tidak dapat ditampilkan atau diubah dari client lainnya.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, client
merupakan tingkat hierarki tertinggi dalam sistem SAP R/3 yang
bersifat resmi dan memiliki syarat organisasi dalam hal data,
terdiri atas master records yang independen, semua data yang
dimasukkan pada tingkatan ini berlaku untuk semua company
code dan unit organisasi lainnya dibawah client tersebut.
2.2.4.2. Company Code
Company code mempresentasikan suatu unit independen
yang memiliki laporan keuangan sendiri, contohnya : suatu
perusahaan dalam corporate Group (client). Company code
didefinisikan dalam sistem dengan menggunakan 4 karakter
alfanumerik yang bersifat unik dalam client. SCM500 (2006,
P45)
39
Menurut Martin Murray (2006, p28), company code
sebagai unit organisasi terkecil yang mempunyai laporan
keuangan yang legal.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, company
code mempresentasikan suatu unit indpenden yang memiliki
laporan keuangan yang legal.
2.2.4.3. Plant
Plant merupakan suatu unit organisasi dalam logistik yang
memisahkan perusahaan dari sudut pandang produksi,
procurement, dan perencanaan material. Suatu plant dapat
mempresentasikan beberapa entitas dalam perusahaan, seperti:
Plant didefinisikan dalam sistem dengan 4 karakter
alfanumerik yang unik dalam client. (SAP-01Fundamentals, p33)
Menurut Martin Murray (2006, p30) definisi plant dapat
berbagai macam plant dapat didefinisikan sebagai lokasi yang
menampung valuated stock. Sedangkan production plan
mendefinisikan plan sebagai organizational unit yang merupakan
pusat dari perencanaan produksi. Plant juga dapat didefinisikan
sebagai lokasi yang memuat jasa atau pemeliharaan fasilitas.
2.2.4.4. Storage Location
Storage location adalah unit organisasi sebagai tempat
untuk membedakan material dalam suatu plant. Manajemen
40
persediaan (Inventory Management) dan persediaan secara fisik
(Physical Inventory) terjadi pada tingkat storage location
didefinisikan dengan 4 karakter alfanumerik yang unik dalam
plant. SCM500 (2006, P46)
Suatu client dapat memiliki beberapa company code.
Suatu company code dapat memiliki beberapa plant. Sedangkan
suatu plant hanya dimiliki oleh satu company code dalam
SAP/R3. Plant dapat memiliki beberapa storage location, tetapi
suatu storage location tertentu hanya dapat dimiliki oleh satu
plant saja. SCM500 (2006, P47)
Menurut Martin Murray (2006, p30) storage location
adalah tempat dimana stok disimpan secara fisik di dalam plant.
Akan selalu ada satu storage location yang dipasangkan untuk
satu plant.
Bedasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
storage location merupakan unit organisasi dimana kegiatan
manajemen persediaan dan persediaan fisik berlangsung, setiap
storage location dipasangkan untuk satu plant.
2.2.4.5. Purchasing Organization
Purchasing Organization merupakan unit organisasi
dalam logistic yang membagi perusahaan bedasarkan kebutuhan
pembelian. Purchasing Organization bertugas membeli material
atau jasa, melakukan negosiasi atas kondisi pembelian dengan
41
vendor, dan bertanggung jawab atas transaksi pembelian.
SCM500 (2006, P48)
Purchasing bisa dimasukkan ke dalam struktur perusahaan
dengan mengalokasikan Purchasing Organization ke dalam suatu
company code atau ke beberapa plants.Beberapa purchasing
organization dapat di-assign ke satu company code. Suatu
Purchasing Organization tertentu hanya dimiliki oleh satu
company code. Purchasing Organization juga bisa tidak di-assign
ke company code (pembelian lintas company code). Beberapa
plant dapat di-assign ke suatu Purchasing Organization dan juga
satu plant ke beberapa purchasing organization. SCM500 (2006,
P48)
Menurut Martin Murray (2006, p39), purchasing
organization adalah sekelompok grup yang melakukan aktivitas
pembelian yang dihubungkan dengan spesifik part dalam suatu
perusahaan.
Bedasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa,
purchasing organization merupakan unit organisasi logistic yang
bertanggung jawab atas aktivitas pembelian material dan jasa.
2.2.4.6. Purchasing Group
Purchasing Group merupakan buyer atau sekumpulan
buyer yang bertanggung jawab dalam kegiatan pembelian
tertentu. Secara internal, purchasing group bertanggung jawab
42
dalam perolehan material atau class of material. Secara eksternal,
purchasing group merupakan suatu bagian perusahaan yang
bertugas melakukan kesepakatan dengan vendor. Purchasing
group tidak di-assign ke unit lain dalam Enterprise Structure pada
SAP/R3. SCM500 (2006, P48)
Menurut Martin Murray (2006, p41), purchasing group
didefinisikan sebagai orang atau sekelompok kecil orang yang
bertanggung jawab dalam menentukan persetujuan atas material
atau kelompok material tertentu yang dibeli oleh purchasing
organization.
Bedasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
purchasing group adalah sekelompok group atau orang yang
disebut dengan buyer yang bertanggung jawab dalam kegiatan
pembelian material tertentu yang dibeli oleh purchasing
organization.
Perbedaan pilihan assignment antara company code, plant,
dan purchasing organization ditentukan bedasarkan kategori
purchasing organization, yaitu:
43
• Plant specific Purchasing Organization
Gambar 2.13: Plant specific Purchasing Organization
Pada kategori ini, purchasing organization bertanggung jawab
atas perolehan material hanya untuk satu plant. Dalam hal ini
assignment yang dapat dilakukan:
a) Assign Purchasing Organization ke company code
b) Assign hanya satu plant dalam suatu company code ke
purchasing organization.
• Cross plant Purchasing Organization
Gambar 2.14: Cross plant Purchasing Organization
44
Pada kategori ini, Purchasing Organization bertanggung
jawab untuk membeli material dan jasa untuk beberapa plant
dalam satu company code. Purchasing Organization di-
assign ke company code tertentu, lalu beberapa plant di-
assign ke Purchasing Organization yang bertanggung jawab.
• Cross Company code Purchasing Organization
Gambar 2.15: Cross Company code Purchasing Organization
Plant di-assign ke Purchasing Organization yang
bertanggung jawab untuk melakukan pembelian atas plant
tersebut. Untuk pembelian cross company code, purchasing
organization tidak di- assign ke company code mana pun pada
customizing. Jadi ketika membuat purchase order, sistem akan
45
meminta user memasukkan company code mana material tersebut
dibeli. SCM500 (2006, P49)
2.2.5. Implementasi Sistem ERP
Menurut Wawan Dhewanto (2007, p100), system ERP biasanya
merupakan hal yang sangat kritis bagi efisiensi organisasi. Oleh karena
itu, diperlukan perencanaan proyek yang cermat. Berbagai isu pada
manajemen proyek yang harus diperhatikan misalnya:
• Estimasi waktu, penentuan skala prioritas, fleksibilitas jadwal, dan
sebagainya harus ditentukan dengan cermat. Sebagaimana lazimnya
proyek system informasi, biasanya resiko perubahan waktu atau ruang
lingkup sering terjadi. Ruang lingkup sering membengkak dari
perkiraan semula karena adanya modifikasi yang harus dilakukan
ketika proyek sedang berjalan sehinggan mengakibatkan bertambah
lamanya waktu implementasi.
• Jenis system ERP yang akan diadopsi. Jika diputuskan akan
mengadopsi satu sistem utuh dari satu vendor, maka biasanya system
diterapkan dengan modifikasi yang minimal sehingga waktu
kustomisasi bisa dipersingkat dan mengurangi kompleksitas proyek.
Tetapi, tujuan utama implementasi sistem ERP adalah menerapkan
sistem yang paling tepat untuk organisasi, bukan sekedar tepat waktu
dan sesuai anggaran saja.
46
• Penentuan orang-orang yang terlibat dalam ‘steering committee’,
karena tim ini akan menentukan keberhasilan implementasi ERP.
Idealnya steering committee terdiri atas manajemen senior yang
mewakili atau yang berpengaruh pada fungsi korporat dan perwakilan
para pengguna system. Komite ini biasanya sangat terlibat dalam fase
pemilihan system, monitoring kemajuan proyek, dan pengelolaan
konsultan eksternal.
2.2.6. Metodologi Accelerated SAP (ASAP)
Accelerated SAP (ASAP) adalah pendekatan yang secara khusus
dikembangkan oleh SAP untuk membantu perusahaan dalam
mengimplementasikan software SAP secara efektif dan efisien.
Bedasarkan bacaan mengenai SAP. ASAP dapat mengurangi waktu
implementasi sistem SAP R/3 sebanyak 50%. ASAP menyediakan isi,
peralatan, dan keahlian dari ribuan implementasi yang telah sukses, yang
dapat diggunakan ulang untuk memastikan kesuksesan implementasi. The
Accelerated SAP Roadmap (ASAP Roadmap) menyediakan metodologi
untuk mengimplementasikan dan secara berkelanjutan mengoptimalkan
sistem SAP. Dokumentasi yang disimpan pada setiap tingkat dari struktur
pohon Roadmap mengandung rekomendasi pada pengimplementasian
sistem SAP dan menghubungkan pada peralatan dan accelerator yang
membantu. Accelerator adalah kompponen dari ASAP yang dapat
diggunakan bersama maupun secara individu. Accelerator didasarkan
pada best practice dari pelanggan SAP dari seluruh dunia dan terdiri dari
47
sejumlah template, pertanyaan, dan scenario yang membutuhkan input
dari pengguna untuk membantu pengguna dalam menentukan cara terbaik
untuk mengimplementasikan sistem R/3. ASAP Roadmap membagi
proses implementasi menjadi lima tahap dan menawarkan perencanaan
proyek yang detil sebagai bantuan.(ASAP91 Implementation)
1) Project Preparation
2) Business Blueprint
3) Realization
4) Final Preparation
5) Go Live and Support
Gambar 2.16: ASAP Roadmap
2.3. Knowledge Management
2.3.1. Knowledge
2.3.1.1. Pengertian Knowledge
Knowledge menurut Tobing (2007, p8) adalah informasi
yang mengubah sesuatu atau seseorang., hal itu terjadi ketika
informasi tersebut menjadi dasar untuk bertindak, atau ketika
informasi tersebut memampukan seseorang atau institusi untuk
48
mengambil tindakan yang berbeda atau tindakan yang lebih
efektif.
Knowledge menurut Probst et al (2000, p24) adalah
seluruh kesadaran jiwa dan keahlian-keahlian dari setiap individu
– individu yang ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan. Itu
termasuk kedua teori – teori dan pelaksanaan (practical), setiap
hari aturan-aturan dan instruksi-instruksi untuk tindakan (action).
Knowledge berdasarkan pada data dan informasi, tetapi tidak
serupa (unlike) ini selalu membatasi kepada orang lain.
Kesimpulan dari pengertian Knowledge adalaha informasi
yang dapat mengubah sesuatu dan keahlian dari setiap individu
yang ditujukan untuk menyelesaikan semua rutinitas dan masalah
yang dihadapi.
2.3.1.2. Tipe-Tipe Knowledge
Knowledge memiliki dua macam tipe yaitu Knowledge
Tacit dan Knowledge Explicit.
2.3.1.2.1. Knowledge Tacit
Knowledge Tacit menurut Widayana (2005, p14)
adalah knowledge yang sebagian besar berada dalam
organisasi. Tacit knowledge sesuatu yang kita ketahui dan
alami, namun sulit untuk diungkapkan secara jelas dan
lengkap.
49
Knowledge Tacit menurut Tobing (2007, p9)
adalah knowledge yang terletak di pikiran atau otak atau
melekat di dalam diri seseorang yang diperolehnya melalui
pengalaman, gagasan, ide, persepsi, serta keahlian dalam
pekerjaannya.
Kesimpulan dari pengertian knowledge tacit adalah
knowledge yang ada di dalam otak seseorang dan cara
memperolehnya melalui pengalaman, gagasan, dan ide
dalam pekerjaannya.
2.3.1.2.2. Knowledge Explicit
Knowledge Explicit menurut Tobing (2007, p9)
adalah knowledge yang sudah direkam, dan
didokumentasikan sehingga lebih mudah didistribusikan
dan dikelola.
Knowledge Explicit menurut Widayana (2005,
p14) adalah pengetahuan dan pengalaman tentang
‘bagaimana untuk’, yang diuraikan secara lugas dan
sistematis. Contoh konkritnya adalah buku petunjuk
pengoperasian sebuah mesin atau penjelasan yang
diberikan oleh instruktur dalam sebuah program pelatihan.
Kesimpulan dari pengertian knowledge explicit
adalah knowledge yang sudah didokumentasikan,
50
diuraikan secara sistematis sehingga lebih mudah untuk
didistribusikan dan dikelola.
2.3.2. Pengertian Management
Management menurut Robbins and Coulter (1999, p41) adalah
proses yang mencakup suatu rangkaian universal fungsi-fungsi yang
mencakup perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando,
pengkoordinasian, dan pengendalian.
Management menurut Robbins dan Coulter (1999, p8) adalah
proses yang mengacu pada pengkoordinasian dan pengintegrasian
kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif
dengan dan melalui orang lain.
Kesimpulan dari pengertian management adalah proses yang
meliputi pengaturan, pengendalian, pengkoordinasian dan kegiatan-
kegiatan kerja agar dapat diselesaikan secara efektif dan efisien.
2.3.3. Pengertian Knowledge Management
Knowledge Management menurut Tiwana (2000, p5) adalah
proses menangkap (capture), menyimpan (stay), dan mendistribusikan
(distribute) seluruh knowledge yang ada di organisasi guna menciptakan
nilai bisnis dan membentuk keunggulan atau keuntungan yang kompetitif.
Knowledge Management menurut Tobing (2007, p8) adalah
mekanisme dan proses yang terpadu dalam penyimpanan, pemeliharaan,
pengorganisasian informasi bisnis dan pekerjaan yang berhubungan
51
dengan penciptaan berbagai informasi menjadi asset intelektual
organisasi yang permanen.
Knowledge Management menurut Widayana (2005, p9)
merupakan system yang dibuat untuk menciptakan, mendokumentasikan,
menggolongkan, dan menebarkan knowledge dalam organisasi. Sehingga,
knowledge mudah digunakan kapanpun diperlukan, oleh siapa saja sesuai
dengan tingkat otoritas dan kompetensinya.
Knowledge Management menurut Bateman dan Snell (2005, p8)
adalah sesuatu kegiatan yang bertujuan untuk menemukan dan
memanfaatkan sumber daya intelektual di dalam organisasi. Benar-benar
memanfaatkan intelektual tersebut kepada semua orang di dalam
organisasi. Knowledge Management bertujuan untuk menemukan,
menyimpan, dan membagikan secara luas sumber daya yang sangat
penting yang dimiliki oleh suatu organisasi. Seperti keahlian karyawan,
keterampilan, jaringan hubungan dan kebijakan-kebijakan yang ada.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa knowledge management adalah
suatu proses untuk mencari, menemukan, menyimpan dan membagikan
knowledge (berupa keahlian, keterampilan, pengalaman dan jaringan)
yang dimiliki oleh tiap individu-individu lainnya di dalam organisasi
tersebut.
2.3.4. Pengertian Information / Knowledge Sharing
Information Sharing menurut Ward and Peppard (2002, p490)
dapat didefinisikan dimana ada sebuah salinan informasi (copy of a
52
pieces of information) yang dipegang oleh seseorang yang mempunyai
otoritas tertentu untuk mengaksesnya, dan information sharing biasanya
dilakukan melalui satu unit bisnis tertentu, satu divisi atau diluar divisi di
dalam sebuah perusahaan maupun dengan eksternal perusahaan.
Menurut Probst et al (2000, p169) terdapat beberapa keuntungan
dari knowledge sharing antara lain:
• Waktu dan kualitas
Dengan knowledge sharing akan membuat organisasi untuk menjaga
kualitas yang tetap bagus dan membuat penggunaan waktu lebih
efisien.
• Distributing knowledge
Mempermudah dalam menyebarkan knowledge sehingga dapat
membantu organisasi dalam mendapatkan profit.
• Direct benefit
Knowledge sharing memberikan keuntungan kepuasaan pada
pelanggan atas kualitas yang bagus.
2.3.5. Manfaat Knowledge Management dalam Sebuah Organisasi
Menurut Widayana (2005, p21) ada beberapa manfaat knowledge
management dalam perusahaan, dianataranya adalah:
• Meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan.
Artinya dengan jelas bahwa setiap keputusan diambil atas dasar
informasi dan pengalaman yang ditinjau dari berbagai aspek. Misal:
53
knowledge sharing dan pengalaman yang selalu membahas dinamika
pasar dan tuntutan kebutuhan pelanggan, membuat perusahaan selalu
berorientasi untuk menjual apa yang benar-benar disukai oleh pasar.
• Meningkatkan respon terhadap pelanggan.
Selanjutnya, orientasi dan respon terhadap pelanggan tidak lagi hanya
menjadi tanggung jawab pemasaran dan customer service, namun
menjadi napas seluruh organisasi.
• Meningkatkan efisiensi cara kerja dan proses.
Efisiensi cara kerja dan proses yang selalu dievaluasi akan membuat
organisasi dapat bekerja lebih cerdas dalam memanfaatkan seluruh
sumber daya yang ada dari waktu ke waktu.
• Meningkatkan jumlah produk atau jasa dan meningkatkan
kemampuan dalam berinovasi.
Selain itu, produk dan jasa yang melebihi harapan pelanggan dapat
lebih mudah dan cepat untuk diciptakan. Maka dari itulah timbul
sebuah inovasi. Inovasi tidak lagi hanya tanggung jawab bagian
penelitian dan pengembangan, melainkan semua orang atau kelompok
dalam organisasi.
2.4. Intranet, Extranet, Internet
Intranet menurut Williams dan Sawyer (2005, p326) adalah private
network di dalam internal perusahaan yang menggunakan infrastruktur dan
standar penggunaan internet dan web.
54
Extranet menurut Williams dan Sawyer (2005, p326) adalah private
intranet yang tidak hanya dikoneksikan di internal perusahaan tetapi juga
melibatkan supplier dan strategic partner lainnya.
Internet menurut Williams dan Sawyer (2005, p6) adalah jaringan
computer yang sangat luas melalui ribuan jaringan kecil lainnya. Jaringan ini
dihubungkan dengan konsep edukasi, komersial, non profit, dan military
entities.
2.5. Database
Pengertian database menurut Connolly dan Begg (2002, p14) adalah
kumpulan relasi logical dari data atau deskripsi data yang dapat digunakan
bersama dan dibuat untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
Adapun kelebihan dari Database Management Systems (DBMS) yaitu:
• Mengontrol data agar tidak redundan.
• Meningkatkan konsistensi data.
• Integritas data yang terpelihara.
• Keamanan yang terjamin.
• Kebutuhan user yang kompleks bisa teratasi.
• Meningkatkan produktivitas dan layanan back-up serta recovery yang
semakin baik.
55
2.6. Flow Chart
2.6.1. Pengertian Flow Chart
Menurut Mulyadi (2001, p60) Sistem akuntansi dapat dijelaskan
menggunakan bagan alir dokumen. Flowchart adalah salah satu cara
metode penggambaran untuk menggambarkan bagan alir suatu sistem.
2.6.2. Notasi
Notasi / simbol yang digunakan dalam flowchart :
• Dokumen
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen
yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam terjadinya
suatu transaksi. Nama dokumen dicnatumkan di tengah simbol.
Gambar 2.17: Notasi Flowchart untuk Dokumen
• Dokumen dan tembusannya
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan
tembusannya. Nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan
atas.
56
Gambar 2.18: Notasi Flowchart untuk Dokumen dan tembusannya
• Catatan
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan catatan akuntansi yang
digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam
dokumen atau formulir. Nama catatan akuntansi yang digambarkan
dengan simbol ini adalah jurnal, buku pembantu, dan buku besar.
Gambar 2.19: Notasi Flowchart untuk Catatan
• Penghubung pada halaman yang berbeda (Off Page Connector)
Jika untuk menggambarkan bagan alur suatu sistem akuntansi
diperlukan lebih dari satu halaman, symbol ini harus digunakan untuk
menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alur terkait satu dengan
yang lainnya. Nomor yang tercantum di dalam simbol penghubung
menunjukkan bagaimana bagan alur tercantum pada halaman tertentu
terkait dengan bagan alur yang tercantum pada halaman yang lain.
57
Gambar 2.20: Notasi Flowchart untuk Off Page Connector
• Kegiatan manual
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual.
Gambar 2.21: Notasi Flowchart untuk Kegiatan manual
• Arsip permanen
Symbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip permanen
yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan
diproses lagi ke dalam system akuntansi yang bersangkutan.
Gambar 2.22: Notasi Flowchart untuk Arsip permanen
58
• On-line process
Simbol ini menggambarkan pengolahan data dengan computer
secara on-line. Nama program ditulis di dalam simbol.
Gambar 2.23: Notasi Flowchart untuk On-line Computer Process
• Keputusan
Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam
proses pengolahan data. Keputusan yang dibuat ditulis di dalam
simbol.
Gambar 2.24: Notasi Flowchart untuk Keputusan
• Mulai / berakhir (Terminal)
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan awal dan akhir suatu
sistem akuntansi.
59
Gambar 2.25: Notasi Flowchart untuk Terminal
• Garis alur (flowline)
Simbol ini menggambarkan arah proses pengolahan data. Anak
panah tidak digambarkan jika arus dokumen mengarah ke bawah
dan ke kanan. Jika arus dokumen mengalir ke atas atau ke kiri
anak panah perlu dicantumkan.
Gambar 2.26: Notasi Flowchart untuk Flowline