Post on 03-Feb-2021
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Es Krim
Pengertian es krim menurut Badan Standarisasi Nasional yang tercantum
dalam SNI No. 01-3713-1995 adalah jenis makanan semi padat yang dibuat
dengan cara pembekuan tepung es krim dari campuran susu, lemak hewani
maupun nabati, gula dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan makanan
yang diizinkan. Menurut Chan (2009) es krim adalah buih setengah beku yang
mengandung lemak teremulsi dan udara. Bahan utama dari es krim adalah lemak
(susu), gula, krim dan air. Sebagai tambahan diberi gula, emulsifier, stabilizer
dan perasa.
Es krim memiliki sumber energi yang cukup tinggi. Kandungan lemak
dalam es krim tiga sampai empat kali lebih banyak daripada susu dan setengah
dari total padatannya berupa gula (laktosa, sukrosa, dan lain - lain). Es krim
dapat digunakan untuk menambah berat badan dan untuk membantu
pertumbuhan anak - anak (Arbuckle, 2013). Komposisi umum es krim disajikan
pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Umum Es Krim
Komposisi Jumlah (%)
Lemak 10.0 – 12.0
Protein 3.8 – 4.5
Karbohidrat 20.0 – 21.0
Air 62.0 – 64.0
Sumber: Clarke (2015)
5
Mutu es krim sangat tergantung dalam kualitas bahan dan proses
pembuatannya yang tidak melibatkan panas tinggi, karena hampir seluruh
bakteri patogen tidak tahan dengan pasteurisasi pada suhu 71,7 – 75,0oC selama
15 detik dan pembekuan pada saat pembuatan es krim (Goff dan Hartel, 2013).
Mutu es krim ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Syarat Mutu Es Krim Berdasarkan SNI No. 01-3713-1995
Kriteria Uji Persyaratan
Keadaan:
Penampakan
Bau
Rasa
Normal
Normal
Normal
Lemak (% b/b) Min 5.0
Gula dihitung sebagai
sakarosa (% b/b)
Min 8.0
Protein (% b/b) Min 2.7
Jumlah Padatan (% b/b) Min. 34
Bahan tambahan: Sesuai SNI
01-0222-
1987
Pemanis buatan
Pewarna tambahan
Sumber: Standar Nasional Indonesia 01-3713-1995 (1995)
Proses pembuatan es krim meliputi tahap persiapan bahan untuk
mendapatkan formula yang diinginkan, selanjutnya tahap pencampuran,
pasteurisasi, homogenisasi, penuaan, pembekuan dan pengerasan (Arbuckle,
2011). Menurut Harris (2011), es krim yang baik harus memenuhi persyaratan
komposisi umum Ice Cream Mix. Komposisi gizi Ice Cream Mix secara umum
ditampilkan pada Tabel 3.
6
` Tabel 3. Komposisi Bahan Ice Cream Mix
Komposisi Jumlah (%)
Lemak Susu 10 – 16
Bahan Padat Tanpa Lemak 9 – 12
Bahan Pemanis Gula 12 – 16
Bahan Penstabil 0 – 0,4
Bahan Pengemulsi 0 – 0,25
Air atau bahan yang mengandung
air
55 – 64
Sumber : Harris (2011)
B. Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas Var. Ayamurasaki)
Tanaman ubi jalar ungu (Ipomea batatas Var. Ayamurasaki) termasuk
tumbuhan semusim (annual) yang memiliki susunan tubuh utama terdiri dari
batang, ubi, daun, bunga, buah, dan biji. Batang tanaman berbentuk bulat, tidak
berkayu, berbuku-buku, dan tipe pertumbuhannya merambat (menjalar) (Juanda
dan Cahyono, 2009). Ubi jalar ungu ditampilkan pada Gambar 1
Gambar 1. Ubi Jalar Ungu ((Ipomea batatas Var. Ayamurasaki)
Tanaman ubi jalar ungu memiliki banyak keunggulan, yaitu (1) umbinya
mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi sebagai sumber energi, (2) daun
ubi jalar kaya akan vitamin A dan sumber protein, (3) dapat tumbuh di daerah
marjinal yang tanaman lain tidak dapat tumbuh (4) sebagai sumber pendapatan
7
petani karena dapat dijual sewaktu-waktu dan (5) dapat disimpan dalam bentuk
tepung dan pati (Herawati dan Widowati, 2009).
Furuta (1998) dalam Ginting dkk (2011) menyebutkan bahwa pada
ubijalar, pangan fungsional diperoleh dari betakaroten dan antosianin, senyawa
fenol, serat pangan, dan nilai indeks glikemiknya (Glycemic Index). Pada ubi
jalar ungu, kandungan antosianin dan senyawa fenol cukup tinggi dan dapat
berfungsi sebagai antioksidan.
Perbedaan aktivitas antioksidan pada ubi jalar kuning/orane dan ungu
adalah pada jenis zat warnanya. Pada ubi jalar merah/orange yang ditemukan
dominant adalah jenis pelargonidin-3-rutinoside-5-glucoside, sedangkan pada
ubi jalar ungu adalah antosianin dan peonidin glikosida yang mempunyai
aktivitas antioksidan lebih kuat (Pakorny dkk, 2001 dalam Handoko dkk, 2010).
Senyawa asam fenolat yang menyusun sebagian besar umbi ubi jalar
adalah asam klorogenat dan asam isokloregenat. Secara struktural, asam
klorogenat adalah ester asam kafeat yang memiliki unit 3-hidroksil. Walter dan
McCollum (1979) dalam Ginting, 2011) melaporkan kandungan senyawa fenol
ubijalar ungu berkisar antara 14-51 mg setara asam klorogenat/100 g bb. Namun
Rumbaoa dkk (2009 dalam Ginting dkk, 2011) memperoleh kisaran yang lebih
lebar (50,1-362,8 mg setara asam galat/100 g bb).
Indeks glikemik menggambarkan efek konsumsi bahan pangan dalam
menaikkan kadar gula darah. Nilai IG < 55 tergolong rendah, 55-70 sedang dan
> 70 tinggi (Mendosa 2008). Pangan dengan nilai IG rendah lebih disukai,
terutama bagi penderita diabetes dan obesitas karena lambat menaikkan kadar
8
gula darah. Ubijalar putih, kuning, sebagai sumber karbohidrat memiliki nilai
IG rendah sampai medium dengan kisaran 54-68, lebih rendah bila dibandingkan
dengan beras, roti tawar, dan kentang, Secara nutrisi, ubi jalar pada umumnya
didominasi oleh karbohidrat yang dapat mencapai 27,9% dengan kadar air
68,5% (Depkes, 1981 dalam Handoko dkk, 2010). Kandungan Ubi Jalar Ungu
ditampilkan pada Tabel 4
Tabel 4. Kandungan Gizi Ubi Jalar Ungu per 100 g Bahan
Kandungan Jumlah
Kalori 123 kkal
Karbohidrat 12,64%
Gula reduksi 0,30%
Lemak 0,94%
Protein 0,77%
Air 70,46%
Abu 0,84%
Serat 3%
Betakaroten 32967 SI
Antosianin 21,43 mg
Vitamin A 110,51 mg
Vitamin C 7.700 mg
Aktivitas antioksidan 61.24 %
Sumber : USDA (2018)
C. Bahan Penyusun Es Krim
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah lemak
susu, bahan kering tanpa lemak (BKTL) yaitu ubi jalar ungu, bahan pemanis,
bahan penstabil, pengemulsi, dan pencita rasa (Thohari dkk, 2017). Bahan lain
yang digunakan dalam pembuatan es krim ubi jalar ungu pada penelitian ini
menurut) adalah :
a. Susu Skim
9
Susu skim adalah. bahan padatan susu sapi tanpa lemak. Fungsi skim pada
es krim adalah sebagai tubuh yang membentuk tekstur. Membuat es krim tanpa
skim hasilnya akan terlalu encer ringan. Susu skim ini adalah bahan padatan
yang terdiri dari protein, karbohidrat dan mineral (Anonim, 2018). Susu skim
dalam es krim berfungsi sebagai padatan berupa lemak berfungsi memberikan
rasa creamy serta berperan dalam pembentukan globula lemak dan turut
mempengaruhi besar kecilnya pembentukan kristal. lemak sangat penting dalam
memberikan body es krim yang baik dan meningkatkan karakteristik kehalusan
tekstur, fungsi lemak susu adalah memberikan aroma, menghasilkan tekstur
yang halus, dan memperbaiki body es krim. Lemak susu dapat memperlambat
pelelehan es krim, meningkatkan kekentalan, mengurangi pengembangan, dan
mempengaruhi kestabilan adonan es krim (Goff dan Hartel, 2013).
b. Whipping Cream
Whipping Cream adalah bagian susu yang paling banyak mengandung
lemak yaitu sekitar 35%. Whipping cream terbuat dari susu sapi segar memiliki
rasa yang lebih gurih dan tekstur yang lembut. Cara mendapatkan whipping
cream adalah dengan memanaskan susu sapi segar sampai suhu pasteur (70oC-
80oC), kemudian dinginkan agak lama sampai muncul selaput yang makin lama
makin tebal. Fungsi dari krim ini adalah memberikan aroma susu dan mencegah
pembentukan kristal yang terlalu besar (Goff dan Hartel, 2013).
b. Susu Bubuk Full Cream
Susu bubuk full cream dalam pembuatan es krim berfungsi sebagai lemak
Susu bubuk berlemak (full cream), adalah produk susu berbentuk bubuk yang
10
diperoleh dari susu cair, atau susu hasil pencampuran susu cair dengan susu
kental atau krim bubuk, atau susu hasil pencampuran susu cair dengan susu
kental atau susu bubuk, yang telah dipasteurisasi dan melalui proses
pengeringan. Susu jenis ini kadar lemak susunya tidak kurang dari 26% dan
kadar airnya tidak lebih dari 5% (Webb, 1988 dalam Wong, 2012).
c. Gula Pasir
Gula pasir adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap
karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan
biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa, gula yang diperoleh berasal dari
tebu atau bit yang mengalami proses pemurnian sampai kadar sakarosa 99,3%.
Pemanis yang digunakan dalam es krim adalah berjenis sukrosa dalam bentuk
gula pasir, terdiri dari dua molekul yaitu molekul glukosa dan molekul fruktosa.
Penggunaan gula pasir berkisar antara 14 – 16%, yang berfungsi sebagai pemberi
rasa manis mempengaruhi penerimaan terhadap es krim (Eckless dan Macy,
1998 dalam Clarke, 2015). Chan (2009), menyatakan bahwa pemanis memiliki
peranan penting dalam kandungan padatan es krim. Derajat kemanisan dalam es
krim ditentukan oleh penambahan pemanis. Hal ini disebabkan pemanis
memiliki efek menurunkan titik beku dan mengontrol jumlah air beku dalam es
krim serta kelembutan dari produk akhir.
d. Air
Menurut Winarno (2017), air merupakan salah satu bahan yang paling
penting dalam industri pangan dan dipergunakan dalam berbagai kegiatan antara
11
lain: sanitasi, boiler dan medium penghantar panas maupun proses
pengolahannya sendiri. Air merupakan komponen terbesar dalam campuran es
krim, berfungsi sebagai pelarut bahan-bahan lain dalam campuran. Komposisi
air dalam campuran bahan es krim umumnya berkisar 55-64%. Air pada
pembuatan es krim berfungsi sebagai media untuk mencampurkan atau
melarutkan bahan. Air yang digunakan harus mempunyai derajat keasaman yang
netral dan bersih dari bahan pencemar fisik dan kimia. Penggunaan air pada
pembuatan es krim sangat berpengaruh terhadap tekstur es krim. Jika air terlalu
banyak maka es krim menjadi kasar, jika air terlalu sedikit maka es krim akan
menjadi terlalu padat (Arbuckle, 2013).
Air pada adonan es krim berpengaruh terhadap kekentalan (tekstur),
overrun, dan kelembutan pada produk akhir. Air pada adonan es krim akan
berikatan dengan amilosa-dan amilopektin ubi jalar ungu (20% amilosa, 80%
amilopekrin) (Swinkle, 1985), yang disebut mekanisme gelatinisasi. Amilosa-
amilopektin merupakan komponen utama yang membentuk tekstur pada produk
makanan semi-solid. Saat pati dipanaskan, beberapa double helix fraksi
amilopektin merenggang dan terlepas saat ada ikatan hidrogen yang terputus.
Jika suhu yang lebih tinggi diberikan, ikatan hidrogen akan semakin banyak
yang terputus, menyebabkan air terserap masuk ke dalam granula pati
(gelatinisasi). Pada proses ini, molekul amilosa terlepas ke fase air yang
menyelimuti granula, sehingga struktur dari granula pati menjadi lebih terbuka,
dan lebih banyak air yang masuk ke dalam granula, menyebabkan granula
membengkak (swelling) dan volumenya meningkat (Imaningsib, 2012)
12
e. Gelatin
Gelatin adalah suatu polipeptida larut berasal dari kolagen, yang
merupakan kostituen utama dari kulit, tulang, dan jaringan ikat binatang. Gelatin
diperoleh melalui hidrolisis parsial dari kolagen. Gelatin mengadung protein
yang sangat tinggi dan rendah kadar lemaknya (Hastuti dan Sumpe, 2007 dalam
Al Awwaly, 2017).
Penambahan bahan penstabil pada pembuatan es krim memberikan banyak
manfaat. Selain itu, penambahan bahan penstabil juga dapat memperpanjang
masa simpan karena dapat mencegah terjadinya kristalisasi es selama
penyimpanan Tanpa bahan penstabil, tekstur es krim akan menjadi kasar karena
terbentuk kristal- kristal es. Bahan penstabil juga meningkatkan kemampuan
menyerap air, sehingga ICM (Ice Cream Mix) menjadi lebih kental dan produk
es krim tidak mudah meleleh (Thohir dkk, 2017).
D. Pembuatan Es Krim
Tahapan pembuatan es krim menurut Destrosier dan Tessler (1997) adalah
sebagai berikut :
a. Pencampuran
Pencampuran merupakan proses awal dalam pembuatan es krim dengan
mencampur bahan-bahan yang digunakan sesuai dengan formula, dicampur
hingga menjadi adonan yang sempurna dan terdispersi menjadi dua tahap.
Prosedur yang biasa dilakukan dalam mencampurkan bahan - bahan es krim
yaitu dengan mencampurkan krim, susu dan whipping cream yang lain dalam
wadah untuk pasteurisasi. Semua bahan harus tercampur merata sebelum suhu
13
pasteurisasi tercapai. Campuran bahan yang akan dibekukan menjadi es krim
disebut ICM (Destrosier dan Tessler, 1997 dalam Savaros dan Kastaropoulos,
2015).
b. Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan proses untuk mengurangi jumlah mikroba
pembusuk dan patogen yang tidak tahan panas dengan menggunakan suhu 79oC
selama 25 detik. Proses ini juga membantu menghidrasi beberapa komponen
seperti protein dan penstabil (Goff dan Hartel, 2013). Fungsi proses pasteurisasi
menurut Arbuckle (2013) yaitu mempertahankan kualitas campuran es krim,
membunuh bakteri pathogen, mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh
mikroba lainnya, untuk mempermudah kelarutan bahan-bahan campuran es krim
tersebut misalnya gula.
c. Homogenisasi
Proses homogenisasi untuk memecah ukuran globula - globula lemak
yang akan menghasilkan tingkat dispersi lemak yang tinggi (Wong, 2012).
Homogenisasi adalah mengaduk semua bahan secara merata, memecah dan
menyebar globula lemak, membuat tekstur lebih mengembang dan dapat
menghasilkan produk yang lebih homogen Tekanan yang digunakan pada
homogenisasi tergantung beberapa faktor yaitu viskositas yang diinginkan,
komposisi adonan, temperatur yang digunakan dan konstruksi mesin
homogenisasi). Proses homogenisasi dilakukan ± 10 menit (Arbuckle, 2013).
d. Aging
14
Aging merupakan suatu proses pendinginan campuran yang telah
dihomogenisasi pada suhu di bawah 5oC selama antara 4 sampai 24 jam. Waktu
aging selama 24 jam memberikan hasil yang terbaik pada industri skala kecil,
hal ini menyediakan waktu bagi lemak untuk menjadi dingin dan mengkristal
serta menghidrasi protein dan polisakarida sepenuhnya, selain itu kristalisasi
lemak, adsorpsi protein, stabilizer dan emulsifier dalam globula lemak
membutuhkan waktu beberapa jam terutama jika gelatin ditambahkan sebagai
stabilizer (Clarke, 2015)
Penuaan atau aging yaitu perlakuan penyimpanan adonan es krim pada
temperatur 4oC (32 – 40oF) selama 3 – 4 jam. Penuaan berfungsi untuk memberi
kesempatan lemak untuk memadat, bahan penstabil dan protein susu untuk
mengikat air, sehingga membentuk konsistensi yang baik (Arbukle, 2013).
e.Pembekuan
Menurut Potter (2013) proses pembekuan yang cepat disertai pemasukan
udara berfungsi untuk membentuk cairan dan memasukkan udara ke dalam
campuran es krim sehingga dihasilkan overrun. Proses pembekuan ini disertai
dengan pengocokan yang berfungsi untuk membekukan cairan dan memasukkan
udara ke dalam ICM sehingga dapat mengembang. Proses pembekuan dilakukan
selama 30 – 40 menit dengan menggunakan cooler tank dalam alat Ice Cream
Maker pada suhu mencapai 4oC (Savaros dan Kastaropoulos, 2015).
f. Pengemasan
Selanjutnya es krim dimasukkan ke dalam wadah-wadah sesuai dengan
yang dikehendaki dan dimasukkan ke dalam freezer untuk proses pembekuan.
15
Pengemasan dapat dilakukan secara manual, semi otomatis, maupun otomatis,
dan prinsipnya harus dilakukan secara cepat agar es krim tidak meleleh.
g. Pengerasan (hardening)
Pengerasan dilakukan dengan menyimpan es krim dalam freezer.
Pengerasan biasanya dilakukan pada suhu -5oC sampai -10oC atau lebih rendah.
Pengerasan dilakukan selama ± 24 jam hingga diperoleh es krim setengah beku
dengan volume mengembang dan tekstur yang lembut (Thohir dkk, 2017).
Selama proses pengerasan suhu harus diperhatikaidak boleh berfluktuasi atau
naik-turun dan tuntuk mempertahankan kualitas es krim tetap baik (Thohir dkk,
2017).
E. Variabel Pengamatan
a. Kadar Air
Air berperan sebagai pelarut dari beberapa komponen penyusun dalam es
krim Kadar air dalam es krim juga menentukan tingkat overrun, pembentukan
tekstur dan sifat lembut pada es krim. Pada prinsipnya, Kadar air adalah
perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan.
Pemanasan pada analisis kadar air dilakukan menggunakan oven pada
suhu tinggi. Luas permukaan bahan yang akan dikeringkan harus dibuat sekecil-
kecilnya. Hal ini karena Ukuran yang kecil menyebabkan penurunan jarak yang
harus ditempuh oleh panas. sehingga kecepatan penguapan lebih cepat dan bahan
lebih cepat kering.
b. Kadar Lemak
Lemak merupakan bagian dari lipid yang mengandung asam lemak jenuh
16
bersifat padat. Lemak merupakan senyawa organic yang terdapt di alam serta
tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic non-polar seperti dietil
eter, kloroform, benzene, hexane dan hidrokarbon lainnya. Terdapat dua jenus
lemak yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak jenuh terdapat pada
pangan hewani (Winarno, 2017).
Kandungan lemak dalam es krim tiga sampai empat kali lebih banyak
daripada susu dan setengah dari total padatannya berupa gula (laktosa, sukrosa,
dan lain-lain). Ekstraksi lemak pada es krim dilakukan dengan menggunakan
metode soxhlet. Pada prinsipnya metode soxhlet ini menggunakan sampel lemak
kering yang diekstraksi secara terus-menerus dalam pelarut dengan jumlah yang
konstan (AOAC, 2012)
b. Overrun
Overrun pada pembuatan es krim adalah pengembangan volume yaitu
kenaikkan volume antara sebelum dan sesudah proses pembekuan (Potter,
2013). Pada dasarnya overrun merupakan jumlah peningkatan volume es krim
yang disebabkan oleh masuknya udara pada pengocokan selama proses
pembekuan (Lampert, 1995 dalam Clarke, 2015).
Overrun es krim berkisar antara 60 - 100%. Es krim yang baik secara
umum mempunyai overrun 80% dengan kadar lemak 12 - 14%.). Harris (2011)
bahwa es krim yang diproduksi pabrik mempunyai overrun 70 - 80%, sedangkan
untuk industri rumah tangga biasanya mencapai 35 - 50%
c. Sifat Organoleptik
17
Hasil pengolahan bahan pangan harus sesuai dengan apa yang disukai oleh
konsumen. Kesukaan ini dapat menyangkut sifat - sifat bahan pangan dan
penilaiannya mengandalkan indera (Kartika dkk, 1988 dalam Kusuma dkk,
2017). Informasi tentang suka dan tidak suka, preferensi dan keperluan
konsumen untuk bisa menerima dapat diperoleh dengan menggunakan metode
pengujian yang berorientasi pada panelis. Evaluasi bau dan rasa tergantung pada
taste panel. Keragaman antara individu dalam respon intensitas dan kualitas
terhadap stimulus tertentu, dan pada seorang individu tertentu (oleh karena
beberapa faktor luar menyebabkan pemilihan anggota panel merupakan hal yang
penting (Soekarto, 1985 dalam Kusuma dkk 2017). Sifat organoleptik yang
dinilai dalam penelitian ini adalah warna, rasa, aroma dan kelembutan
Warna merupakan hasil pengamatan dengan penglihatan yang dapat
membedakan antara satu warna dengan warna lainnya, cerah, buram, bening, dan
sebagainya. Aroma adalah bau yang sangat subyektif serta sulit diukur, karena
setiap orang mempunyai sensitifitas dan penerimaan yang berbeda. Timbulnya
aroma makanan disebabkan oleh terbentuknya senyawa yang mudah menguap.
Aroma yang dikeluarkan setiap makanan berbeda-beda. Selain itu, cara
memasak yang berbeda akan menimbulkan aroma yang berbeda pula (Soekarto,
1985 dalam Kusuma dkk 2017). Rasa sangat dipengaruhi oleh bahan - bahan
dalam ICM (Ice Cream Mix). Cacat pada rasa dapat disebabkan oleh adanya
penyimpanan susu dan produk susu yang digunakan, juga akibat kekurangan
atau kelebihan penambahan bahan dalam ICM, termasuk penambahan rasa
(Clarke, 2015). Bahan-bahan yang digunakan dalam membuat es krim
18
berpengaruh nyata terhadap kelembutan es krim yang dihasilkan, misalnya
penggunaan susu yang terdiri dari sebagian besar lemak. Penambahan bahan
pemanis sekitar 12% –16% g dapat menghasilkan es krim dengan tekstur halus
(Clarke, 2015).