Post on 01-Feb-2018
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. ASI Eksklusif
a. Definisi
Air Susu Ibu (ASI) merupakan susu buatan alam yang lebih
baik daripada susu buatan mana pun, oleh karena mengandung
benda penangkis (kolostrum mengandungnya 15 kali lebih banyak
daripada ASI), suci hama, segar, murah, tersedia setiap waktu,
dengan susu yang sebaik-baiknya untuk diminum (Sarwono, 2007,
p.259).
Sedangkan menurut Utami Roesli (2005, p.3) ASI eksklusif
adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan.
b. Kandungan ASI
Berikut ini zat gizi yang yang terkandung dalam ASI
menurut Ratih Novianti 2009, p.51-53):
1) Kolostrum. Cairan kental berwarna kekuning-kuningan yang
dihasilkan pada sel alveoli payudara ibu. Sesuai untuk
11
kapasitas pencernaan bayi dan kemampuan ginjal bayi baru
lahir yang belum mampu menerima makanan dalam volume
besar.
2) Protein. Protein dalam ASI terdiri dari casein (yang sulit di
cerna) dan whey (yang mudah dicerna). Berkebalikan dengan
susu sapi, protein dalam ASI lebih banyak mengandung whey
daripada casein sehingga protein ASI mudah dicerna.
3) Lemak. Ini adalah penghasil kalori (energi) utama dan
merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi. Lebih
mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Penelitian
Osborn membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI, lebih
banyak menderita penyakit jantung koroner di usia muda.
4) Laktosa. Ini merupakan karbohidrat utama pada ASI.
Fungsinya sebagai sumber energi. Fungsi lainnya adalah
meningkatkan penyerapan (absorbsi) kalsium dan merangsang
pertumbuhan laktobasilus bifidus.
5) Vitamin A. Ini terdapat dalam ASI engan konsentrasi berkisar
200 IU/dl.
6) Zat Besi. Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0.5-1.0
mg/liter), bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi
(anemia). Hal ini dikarenakan zat besi pada ASI lebih mudah
diserap.
12
7) Taurin. Ini berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuro
transmitter, juga berperan penting dalam maturasi otak bayi.
8) Laktobasilus. Ini bermanfaat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang merugikan seperti bakteri E. Coli yang
menyebabkan diare pada bayi.
9) Laktoferin. Ini bermanfaat menghambat bakteri stafilokokus
dan jamur kandida.
10) Lisozim. Ini dapat memecah dinding bakteri sekaligus
mengurangi insiden Karies Dentis dan Maloklusi (kebiasaan
lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol
atau dot)
Menurut Proverawati (2010, p.18), ASI mempunyai
beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan susu formula. ASI
murah, sehat dan mudah memberikannya. ASI mengandung zat
imun yang dapat meninggikan daya tahan anak terhadap dan sesuai
dengan kemampuan absorbsi usus bayi. ASI juga mengandung
cukup banyak komponen yang diperlukan oleh bayi.
Menurut Utami Roesli (2005, p.25-26), komposisi ASI dari
hari ke hari berbeda, yaitu:
1) Kolostrum
Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat
anti-infeksi dan berprotein tinggi. Keluar pada hari pertama
sampai hari ke-4/ke-7. Merupakan pencahar yang ideal untuk
13
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru
lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi
bagi makanan yang akan datang. Kolostrum lebih banyak
mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matang.
Mengandung zat anti-infeksi 10-17 kali lebih banyak dibanding
ASI yang matang. Kadar karbohidrat dan lemak rendah
dibandingkan dengan ASI matang. Kadar karbohidrat dan
lemak rendah dibandingkan dengan ASI matang. Total energi
lebih rendah jika dibandingkan dengan susu matang. Volume
kolostrum antara 150-300 ml/jam.
2) ASI Transisi/Peralihan
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum menjadi ASI yang matang. Kadar protein makin
merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin
meninggi. Volume akan makin meningkat.
3) ASI matang (mature)
Merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan
seterusnya
Komposisi ASI dari menit ke menit juga berbeda. ASI yang
keluar pada 5 menit pertama dinamakan foremilk. Foremilk
mempunyai komposisi yang berbeda dengan ASI yang keluar
kemudian (hindmilk). Foremilk lebih encer. Hindmilk mengandung
14
lemak 4-5 kali lebih banyak dibanding foremilk. Diduga hindmilk
inilah yang mengenyangkan bayi.
c. Manfaat ASI
Menurut Utami Roesli (2005, p.7-12) Banyak manfaat ASI
eksklusif bagi bayi yaitu:
1) ASI sebagai nutrisi
Setiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai
sepasang atau lebih kelenjar air susu. Pada saat melahirkan,
kelenjar ini akan memproduksi air susu khusus untuk makanan
bayinya. Komposisi air susu setiap mamalia berbeda, dan
disesuaikan dengan kebutuhan serta laju pertumbuhan masing-
masing jenis (spesies). Air susu setiap jenis mamalia memang
spesifik untuk masing-masing spesies. Jadi, ASI sapi untuk
anak sapi, ASI kuda untuk anak kuda. ASI monyet untuk untuk
anak monyet, ASI gajah untuk anak gajah, ASI kucing untuk
anak kucing. ASI manusia tentu untuk bayi manusia. ASI
merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi
yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling
sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tata
laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal
akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai
usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberi
15
makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2
tahun atau lebih. Dengan memberikan ASI secara eksklusif
sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya
pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini
karena selain sebagai nutrien yang ideal, dengan komposisi
yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi (Arini,
2012, p.53).
2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin
(zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun, kadar
zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir.
Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak
sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia sekitar 9
sampai 12 bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan
menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum
mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada
bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi
diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung
zat kekabalan yang akan melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Kolostrum
mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu
matang (mature). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara
lain akan melindungi bayi dari penyakit mencret (diare). Bayi
16
ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit
dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif.
Anak yang sehat tentu akan lebih berkembang kepandaiannya
dibanding anak yang sering sakit terutama bila sakitnya berat.
3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Terdapat dua faktor penentu kecerdasan anak, yaitu faktor
genetik dan faktor lingkungan.
a) Faktor Genetik
Faktor genetik atau faktor bawaan menentukan potensi
genetik atau bawaan yang diturunkan oleh orang tua. Faktor
ini tidak dapat dimanipulasi ataupun direkayasa.
b) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor yang menentukan apakah
faktor genetik akan dapat tercapai secara optimal. Faktor ini
mempunyai banyak aspek dan dapat dimanipulasi atau
direkayasa. Secara garis besar terdapat tiga jenis kebutuhan
untuk faktor lingkungan, yaitu:
(1) Kebutuhan untuk pertumbuhan fisik-otak (ASUH)
Menunjukkan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan
otaknya. Untuk pertumbuhan suatu jaringan sangat
dibutuhkan nutrisi atau makanan yang bergizi. Dan,
ASI memenuhi kebutuhan ini.
17
(2) Kebutuhan untuk perkembangan emosional dan
spiritual (ASIH)
Menunjukkan kebutuhan bayi untuk perkembangan
emosi dan spiritualnya. Yang terpenting di sini adalah
pemberian kasih sayang dan perasaan aman. Seorang
anak yang merasa disayangi akan mampu menyayangi
lingkungannya sehingga ia akan berkembang menjadi
manusia dengan budi pekerti dan nurani yang baik.
Selain itu, seorang bayi yang merasa aman, karena
merasa dilindungi, akan berkembang menjadi orang
dewasa yang mandiri dengan emosi yang stabil ASI
eksklusif memenuhi kebutuhan awal untuk hal ini.
(3) Kebutuhan untuk perkembangan intelektual dan
sosialisasi (ASAH)
Menunjukkan kebutuhan akan stimulasi atau
rangsangan yang akan merangsang perkembangan
kecerdasan anak secara optimal. Ibu yang menyusui
merupakan guru pertama yang terbaik bagi bayinya.
Seringnya bayi menyusu membuatnya dia terbiasa
berhubungan dengan manusia lain dalam hal ini dengan
ibunya. Dengan demikian, perkembangan sosialisasinya
akan baik dan ia akan mudah berinteraksi dengan
18
lingkungannya kelak. ASI eksklusif memenuhi
kebutuhan awal untuk ini.
Dalam buku Khamzah (2012, p.156-157) Weny
Oddy, salah satu peneliti dari Telethon Institute for Child
Health Research di Perth, Australia, mengatakan bahwa ASI
mengandung asam lemak tertentu yang membantu dalam
pertumbuhan otak. Sementara itu, studi sebelumnya juga
menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI memiliki tes
kognisi dan IQ yang lebih baik. Meski hal ini belum jelas,
apakah hal itu berkaitan dengan nutrisi dalam ASI atau
faktor lainnya, seperti status sosial dan ekonomi yang lebih
tinggi.
Perlu diketahui, otak terdiri atas sekitar 60% lemak,
dan sebagian besar diantaranya terdiri atas asam lemak, dan
sebagian besar diantaranya terdiri atas asam lemak omega-
3, termasuk di dalamnya DHA. Sebagian besarnya berada
dalam membrane sel dari neuron yang berada di otak.
Kecerdasan otak manusia ditentukan sejak dalam
kandungan dan pada tahun-tahun awal hidupnya. DHA
sangat berperan untuk perkembangan otak bayi dan pada
masa-masa itu. Para ilmuwan menunjukkan bahwa ASI
menyumbang DHA dalam jumlah besar. Itu sebabnya,
menyusui jelas mendorong peningkatan intelegensi anak.
19
4) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu
akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa
aman dan tenteram, terutama karena masih dapat mendengar
detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam
kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan
menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk
kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.
Manfaat ASI bagi Ibu menurut Utami Roesli (2012,
p.13-14), yaitu:
1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka
kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post
partum) akan berkurang. Ini karena pada ibu menyusui terjadi
peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk
konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan
lebih cepat berhenti. Hal ini menurunkan angka kematian ibu
yang melahirkan.
2) Mengurangi terjadinya anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau
anemia karena kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi
perdarahan.
20
3) Menjarangkan kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan
cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum
haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah
melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12
bulan.
4) Mengecilkan rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat
membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses
pengecilan ini akan lebih cepat dibanding pada ibu yang tidak
menyusui.
5) Lebih cepat langsing kembali
Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan
mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan
demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat
kembali ke berat badan sebelum hamil.
6) Mengurangi kemungkinan menderita kanker
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan
mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada
umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui
sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian
kanker payudara akan berkurang sekitar 25%. Beberapa
penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan melindungi
21
ibu dari penyakit kanker indung telur. Salah satu dari penelitian
ini menunjukkan bahwa risiko terkena kanker indung telur pada
ibu yang menyusui berkurang sampai 20-25%.
7) Lebih ekonomis/murah
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk
susu formula, perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan
minum susu formula. Selain itu, pemberian ASI juga
menghemat pegeluaran untuk berobat bayi, misalnya biaya jasa
dokter, biaya pembelian obat-obatan bahkan mungkin biaya
perawatan di rumah sakit.
8) Tidak merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan
atau memasak air, juga harus mencuci botol, dan tanpa
menunggu agar susu tidak terlalu panas. Pemberian susu botol
akan lebih merepotkan terutama pada malam hari. Apalagi kalau
persediaan susu habis pada malam hari maka kita harus repot
mencarinya.
9) Portabel dan praktis
Mudah dibawa kemana-mana (portable) sehingga saat bepergian
tidak perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula
dan tidak perlu membawa alat listrik untuk memasak atau
menghangatkan susu. Air susu ibu dapat diberikan di mana saja
22
dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum, serta dalam
suhu yang selalu tepat.
10) Memberi kepuasan bagi ibu
Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan
kepuasan, kebanggan, dan kebahagiaan yang mendalam.
Manfaat ASI bagi keluarga menurut Ariani (2009, p.72-73), yaitu:
1) Menghemat pengeluaran
Pemberian ASI pada bayi memiliki dua aspek ekonomis yang
menguntungkan, antara lain sebagai berikut.
a) Tidak perlu anggaran khusus untuk membeli susu formula.
Jika Ibu memberi ASI, ibu dapat menghemat dana karena
tidak usah membeli susu formula. Bayi rata-rata
memerlukan 55 x 400 gram susu formula selama 6 bulan
pertama.
b) Bayi yang diberi ASI lebih jarang menderita sakit sehingga
tidak perlu mengeluarkan dana untuk berobat.
2) Praktis dan higienis
ASI lebih mudah diperoleh dan memiliki suhu yang sesuai
dengan kondisi pencernaan dalam tubuh sehingga tidak
memerlukan persiapan khusus dalam pemberiannya. Menyusui
dapat diberikan kapan saja dan di mana saja. Tidak perlu botol,
dot, alat sterilisasi, dan tidak memerlukan bantuan orang lain.
23
3) Memotivasi orang lain untuk menyusui
Seorang anak perempuan yang dulunya disusui, kemungkinan
besar akan menyusui anaknya. Pada 1990, dilakukan sebuah
survei tentang pemberian makan kepada bayi di Inggris oleh
Social Survey of The Office of Population Censuses and
Surveys. Para wanita ditanya tentang cara yang mereka pilih
untuk memberi makan bayinya serta alasannya. Hasilnya
sebanyak 75 persen wanita yang disusui memilih menyusui
bayi mereka. Sekitar 70 persen wanita yang disusui dan diberi
susu botol juga memilih untuk menyusui. Sebaliknya, hanya 48
persen dari wanita yang dulunya diberi susu botol yang
memutuskan untuk menyusui. Serta 74 persen wanita yang
masih menyusui pada minggu keenam adalah wanita yang
dulunya disusui.
4) Jika ibu menyusui, kemungkinan orang-orang di sekitar ibu
juga akan menyusui
Sejumlah 84 persen wanita yang mengatakan bahwa sebagian
besar teman mereka menyusui, merencanakan untuk menyusui.
Karena jika seorang wanita lain sedang menyusui bayinya,
sering kali gambaran ini tertanam di benaknya dan
memengaruhi perasaannya mengenai cara menyusui bayinya
kelak.
24
Menurut Utami Roesli (2005, p.15), Pemberian ASI
eksklusif akan menghemat pengeluaran negara karena hal-hal
berikut:
1) Penghematan devisa untuk pembelian susu formula,
perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu.
2) Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah-mencret
dan sakit saluran napas.
3) Penghematan obat-obatan, tenaga, dan sarana kesehatan.
4) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan
berkualitas untuk membangun negara.
5) Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari
kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi
Indonesia.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif
Alasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara
eksklusif sangat bervariasi. Namun, yang sering dikemukakan
adalah sebagai berikut (Utami Roesli, 2005, p.46-47):
1) ASI tak cukup
Tuhan telah menciptakan tubuh manusia yang cerdas. Tubuh
ibu akan membuat ASI sesuai dengan kebutuhan bayinya.
Seorang ibu yang mempunyai bayi kembar, baik kembar dua
atau tiga sekalipun dapat menyusui kedua bahkan ketiga
bayinya. Bahkan seorang ibu dari California Selatan dapat
25
menyusui kelima anak kembarnya dengan baik. Bayangkan
lima bayi menyusu pada dua payudara. Umumnya tidak ada ibu
yang tidak dapat menyusui, tetapi memang untuk menyusui
yang benar harus belajar.
2) Ibu bekerja dengan cuti hamil 3 bulan
Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif,
karena waktu ibu bekarja, bayi dapat diberi ASI perah yang
diperah sehari sebelumnya.
3) Takut ditinggal suami
Ini semua karena mitos yang salah, yaitu “menyusui akan
mengubah bentuk payudara menjadi jelek”. Sebenarnya
mengubah bentuk payudara adalah kehamilan bukan menyusui.
4) Tidak diberi ASI tetap berhasil “jadi orang”
Dengan diberi susu formula memang bayi dapat tumbuh besar,
bahkan mungkin berhasil “jadi orang”. Namun kalau bayi ini
diberi ASI eksklusif akan lebih berhasil. Dengan menyusui
berarti seorang ibu tidak hanya memberikan makanan yang
optimal tetapi juga rangsangan emosional, fisik, dan neurologik
yang optimal pula. Dengan demikian, dapat dimengerti
mengapa bayi ASI eksklusif lebih sehat, lebih tinggi
kecerdasan intelektual maupun kecerdasan emosionalnya, lebih
mudah bersosialisasi, dan lebih baik spiritualnya.
26
5) Bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan manja.
Anak akan tumbuh menjadi kurang mandiri, manja, dan agresif
karena kurang perhatian bukan karena terlalu diperhatikan oleh
orang tua.
6) Susu formula lebih praktis
Untuk membuat susu formula diperlukan api atau listrik untuk
memasak air, peralatan yang harus steril, dan perlu waktu
untuk mendinginkan susu formula yang baru dibuat. Sementara
itu, ASI yang siap pakai dengan suhu yang tepat setiap saat
serta tidak memerlukan api, listrik, dan perlengkapan yang
harus steril jauh lebih praktis daripada susu formula.
7) Takut badan tetap gemuk
Pada waktu hamil, badan telah mempersiapkan timbunan lemak
untuk membuat ASI. Didapatkan bukti bahwa menyusui akan
membantu ibu-ibu menurunkan berat badan lebih cepat
daripada ibu yang tidak menyusui secara eksklusif. Timbunan
lemak yang terjadi sewaktu hamil akan dipergunakan untuk
proses menyusui, sedangkan wanita yang tidak menyusui akan
lebih sukar untuk menghilangkan timbunan lemak ini.
Sedangkan menurut Soetjiningsih dalam buku Arini (2012,
p.75), faktor lain yang mempengaruhi ASI adalah:
1) Faktor sosial budaya, ekonomi (pendidikan formal, pendapatan
keluarga, dan status kerja ibu).
27
2) Faktor psikologis (takut kehilangan daya tarik sebagai wanita,
tekanan batin)
3) Faktor fisik ibu (ibu yang sakit, misalnya mastitis, dan
sebagainya).
4) Faktor kurangnya petugas kesehatan sehingga masyarakat
kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat
pemberian ASI eksklusif.
2. Pekerjaan Ibu
a. Ibu yang Bekerja
Salah satu dampak kehidupan modern adalah pada
pengaturan peran dalam keluarga. Dahulu, pengaturan peran adalah
ayah sebagai kepala keluarga yang bertugas antara lain memimpin
keluarga dan mencari nafkah, ibu bertanggung jawab untuk urusan
dalam rumah, serta anak-anak sebagai anggota keluarga yang
disiapkan untuk berkembang di masa depan. Kehidupan modern
sedikit menggeser pengaturan tersebut. Kini, para ibu dituntut
untuk tidak berperan dalam urusan domestik belaka, tetapi juga
urusan di luar rumah, seperti bekerja, tanpa melupakan peran
keibuan yang tak tergantikan, yaitu hamil, melahirkan, dan
menyusui (Akida,2008).
Dalam undang-undang Nomor 12 tahun 1948 pasal 10 ayat
1 mengatakan bahwa buruh tidak boleh menjalankan pekerjaan
28
lebih dari 7 jam sehari dan 40 jam seminggu. Sedangkan dalam
pasal 83 undang-undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan
mengungkapkan bahwa pekerja/buruh perempuan yang anaknya
masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk
menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja.
Hal ini juga didukung oleh ILO No. 183 tahun 2000 pasal 10
mengenai ibu menyusui yaitu perempuan harus diberi hak istirahat
harian atau pengurangan jam kerja harian untuk menyusui
anaknya, serta berapa lama istirahat menyusui atau pengurangan
jam kerja harian ini akan di berikan, banyaknya dalam sehari,
lamanya tiap-tiap istirahat dan cara-cara pengurangan jam kerja
harian ini diatur berdasarkan hukum dan kebiasan nasional.
Istirahat dan pengurangan jam kerja harian ini harus dihitung
sebagai jam kerja dan di bayar. Indonesia baru mengadopsi
peraturan ini, belum meratifikasinya.
Ibu yang bekerja adalah seorang ibu yang bekerja diluar
rumah serta memiliki penghasilan. Banyak ibu-ibu bekerja mencari
nafkah, baik untuk kepentingan sendiri maupun keluarga. Faktor
bekerja saja belum berperan sebagai timbulnya suatu masalah pada
gizi, tetapi kondisi kerja yang menonjol sebagai faktor yang
mempengaruhi pemberian makanan, gizi dan perawatan anak.
Nampaknya ibu-ibu bekerja di luar rumah sudah membuat
29
persiapan untuk merawat anaknya, meskipun kadang-kadang
belum sesuai (Depkes, 2002).
Pola pemberian makanan terbaik bagi bayi dan anak
menurut para ilmuwan dunia dan telah menjadi rekomendasi WHO
adalah memberikan hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai
dengan umur 6 bulan, meneruskan pemberian ASI sampai anak
berumur 24 bulan, dan memberikan makanan pendamping ASI
(MP-ASI) kepada bayi mulai usia 6 bulan.
Sayangnya, pada ibu pekerja, terutama di sektor formal, sering kali
mengalami kesulitan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
karena keterbatasan waktu dan ketersediaan fasilitas untuk
menyusui di tempat kerja. Dampaknya, banyak ibu yang bekerja
terpaksa beralih ke susu formula dan menghentikan memberi ASI
secara eksklusif (Depkes, 2009).
Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh
kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan
kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana dengan
benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan
menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur dan
eksklusif. Oleh karena itu salah satu yang perlu mendapat perhatian
adalah bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI
kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 bulan dan dapat
dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun. Sehubungan dengan hal
30
tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI nomor
450/Menkes/IV/2004 tentang pemberian Air Susu Ibu secara
eksklusif mempunyai dampak yang luas terhadap status gizi ibu
dan bayi. Untuk mendukung deklarasi Innocenti 1990 (Italia)
tentang perlindungan, promosi dan dukungan terhadap pemberian
ASI, telah dilaksanakan beberapa kegiatan penting yakni
pencanangan Gerakan Nasional ASI PP-ASI oleh Bp. Presiden
pada tahun 1990. Gerakan Rumah Sakit dan Puskesmas Sayang
Bayi yang telah menghasilkan 50-70% rumah sakit sayang bayi
pada RS pemerintah dan sekitar 10-20% pada RS swasta. Pada
pekan ASI sedunia tahun 1993 diperingati dengan tema Mother
Friendly Workplace atau Tempat Kerja Sayang Bayi, menunjukkan
bahwa adanya perhatian dunia terhadap peran ganda ibu menyusui
dan bekerja.
Menyusui adalah hak setiap ibu tidak terkecuali ibu yang
bekerja, maka agar dapat terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan
informasi yang lengkap mengenai manfaat dari ASI dan menyusui
serta bagaimana melakukan manajemen laktasi, selain itu
diperlakukan dukungan dari pihak manajemen, lingkungan kerja
dan pemberdayaan pekerja wanita sendiri (Depkes, 2002).
Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI
secara eksklusif selama paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin
sampai 6 bulan, meskipun cuti hamil hanya 3 bulan. Dengan
31
pengetahuan yang benar tentang ASI, dan dukungan lingkungan
kerja, seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara
eksklusif (Utami Roesli,2005, p.38).
Secara ideal setiap tempat kerja yang mempekerjakan
perempuan hendaknya memiliki “tempat penitipan bayi/anak”.
Dengan demikian ibu dapat membawa bayinya ke tempat kerja dan
dapat menyusui setiap beberapa jam. Namun bila tidak
memungkinkan, karena tempat kerja jauh dari rumah, tidak
memiliki kendaraan pribadi, tidak ada mobil jemputan dari kantor,
atau lingkungan tempat kerja kurang sehat untuk bayi maka ada
cara lain yang juga mudah. Berikanlah ASI perah/pompa pada bayi
saat ibu bekerja. Untuk ini, diperlukan fasilitas dan peraturan-
peraturan perusahaan yang memungkinkan seorang ibu tetap dapat
memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, misalnya dengan
menyediakan ruangan untuk memerah ASI, dan cuti hamil yang
lebih fleksibel. Tempat kerja yang memungkinkan karyawatinya
berhasil menyusui bayinya secara eksklusif dinamakan Tempat
Kerja Sayang Ibu (Utami Roesli, 2005, p.38).
Manfaat ASI perah atau ASI pompa menurut Utami Roesli
(2005, p.38) adalah sebagai berikut:
1) Bayi tetap memperoleh ASI saat ibunya bekerja.
Bagi ibu bekerja yang tidak dapat membawa bayinya ke tempat
kerja, pemberian ASI perah akan tetap memungkinkan bayi
32
memperoleh ASI eksklusif selama 6 bulan (minimum 4 bulan)
tanpa harus mendapat cuti tambahan.
2) Untuk memberi minum bayi dengan berat lahir rendah (BBLR)
atau bayi sakit yang belum dapat menyusui langsung pada ibu
karena terlalu lemah.
Bila bayi terlalu kecil atau terlalu lemah sehingga belum dapat
minum langsung pada ibu. ASI perah dapat diberikan melaui
sonde lambung, pipet, atau sendok. Hal ini dikerjakan supaya
tidak menyebabkan bayi lelah. Bila keadaan bayi sudah
memungkinkan, dianjurkan untuk secepatnya menyusu pada
ibunya.
3) Menghilagkan bendungan ASI.
Perahlah sesering dan sebanyak mungkin yang diperlukan agar
payudara tetap nyaman dan kelenturan puting susu tetap
terjaga. Beberapa ibu mungkin perlu memerah setiap kali
sebelum menyusui. Pada ibu yang lain mungkin hanya perlu
memerah satu atau dua kali sehari. Beberapa ibu mendapatkan
bahwa kompres hangat atau pijatan lembut membuat ASI
mengalir.
4) Menjaga kelangsungan persediaan ASI saat ibu sakit atau bayi
sakit.bayi sangat
Saat bayi sangat sakit atau sangat kecil sehingga belum dapat
diberi minum melalui mulut, memerah ASI merupakan jalan
33
untuk mempertahankan persediaan ASI. Ibu harus memerah
sebanyak mungkin dan sesering mungkin agar pasokan ASI
terjaga. ASI perah ibu dapat diberikan pada bayi lain yang
ditinggal oleh ibunya atau ibunya tidak dapat memerah cukup,
atau diberikan pada BBLR yang ibunya belum mampu
mengeluarkan ASI.
5) Menghilangkan rembesan/penetesan ASI.
Pemerahan ASI yang cukup banyak akan mengurangi tekanan
pada payudara sehingga akan mengurangi pembesaran atau
penetesan.
6) Memudahkan bayi minum bila ASI terlalu banyak.
Bila ASI ibu terlalu banyak, perahlah ASI sebelum
menyusui agar bayi tidak tersedak. ASI perah diberikan dengan
sendok saat bayi selesai disusui.
b. Ibu Tidak Bekerja
A. Definisi Ibu Tidak Bekerja
Ibu yang tidak bekerja adalah seorang ibu yang hanya
melakukan pekerjaan dirumah dan tidak memiliki penghasilan
sendiri (Depkes, 2002). Menurut Mclntosh dan Bauer dalam
penelitian Utari Purnama (2011) Pada ibu yang tidak bekerja,
tentunya memiliki waktu yang lebih banyak yang dapat
dihabiskan bersama anak mereka. Mereka juga dapat melatih
34
dan mendidik anak, sehingga perkembangan bahasa dan
prestasi akademik anak lebih baik jika dibandingkan dengan
anak ibu bekerja. Tetapi walaupun mereka yang tetap di rumah
memiliki waktu yang lebih banyak sehingga anak mereka lebih
baik secara emosional dan secara akademis, waktu
kebersamaan yang ada belum tentu selalu lebih baik daripada
ibu yang bekerja. Hal ini dikarenakan kebanyakan waktu yang
mereka miliki semata-mata untuk membersihkan dan
mengurus rumah.
Menurut Muchtadi dalam penelitian Latifah (2010)
Pemberian ASI akan berhasil dengan baik bila bayi dibiarkan
menyusu sesering mungkin dan ibu mau menyusuinya, serta
mempunyai kepercayaan diri bahwa ia mampu mengerjakan
hal tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian Latifah (2010), tidak terdapat
perbedaan yang signifikan anatara lama pemberian ASI pada
keluarga ibu bekerja dan keluarga ibu tidak bekerja. Tidak
terdapatnya perbedaan lama pemberian ASI antara keluarga
ibu bekerja dan keluarga tidak bekerja diduga karena aktivitas
dan keterbatasan waktu ibu.
Menurut Harianja dalam penelitian Rohani (2007) Dalam
pemberian ASI terutama ASI eksklusif, masalah yang prinsipil
adalah bahwa ibu-ibu membutuhkan bantuan informasi yang
35
mendukung sehingga menambah pengetahuan ibu serta
keyakinan ibu bahwa mereka dapat menyusui bayinya secara
eksklusif, tugas ini berdampak positif bila petugas kesehatan
berpengetahuan yang cukup tentang memberikan informasi
yang diperlukan oleh ibu menyusui.
36
B. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan teori maka kerangka teori yang disusun adalah faktor
yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Di bawah ini adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif:
Bagan 2.1 Modifikasi Lawrence Green 1980 (dalam Notoadmodjo 2007)
Pengetahuan ASI eksklusif
Faktor sosial budaya,
ekonomi
1. status pekerjaan
2. pendidikan formal
3. adat istiadat
4. pendapatan keluarga
Faktor psikologis
Petugas kesehatan
Pemberian ASI eksklusif
37
C. Kerangka Konsep
Variabel independent Variabel dependent
Bagan 2.2
D. Hipotesis
Ada perbedaan pemberian ASI eksklusif berdasarkan status bekerja ibu
yang memiliki bayi usia 6-11 bulan di wilayah kerja puskesmas
Karangawen 1 kabupaten Demak.
Pemberian ASI
eksklusif
Status Bekerja
Ibu