Post on 07-Feb-2018
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran
dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Penguasaan prestasi bila dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam
bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun
kemampuan motorik (Sukmadinata, 2005). Prestasi belajar pada dunia
pendidikan adalah hasil pencapaian seseorang selama mengikuti pelajaran
di sekolah yang berbentuk skor atau nilai (Sukmana, 2004). Ada dua
pendekatan didalam pelaksanaan pengajaran di sekolah yaitu pendekatan
yang mengutamakan hasil belajar dan yang menekankan proses belajar.
Sesungguhnya antara kedua pendekatan tersebut tidak terdapat perbedaan,
sebab suatu hasil belajar yang baik akan diperoleh melalui proses yang
baik pula (Sukmadinata, 2005).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa
faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari
dalam diri individu (internal) dan dari luar individu (eksternal). Faktor-
faktor tersebut menurut Dalyono (2005) adalah :
a. Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu
sedang belajar, meliputi :
1) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala,
demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak
bergairahnya belajar. Karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat
penting bagi setiap orang baik fisik maupun mental agar badan
tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melakukan
kegiatan belajar.
2) Inteligensi dan bakat
Inteligensi dan bakat besar pengaruhnya terhadap kemampuan
belajar. Orang yang memiliki inteligensi baik umumnya mudah
belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya orang yang
inteligensi rendah cenderung mengalami kesulitan dalam belajar,
lambat berpikir sehingga prestasinya rendah. Bakat juga besar
pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Orang yang
mempunyai inteligensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang
dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses.
3) Minat dan motivasi
Minat dan motivasi adalah 2 aspek psikis yang juga besar
pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar. Minat dapat
timbul dari ada daya tarik dari luar dengan juga datang dari hati
8
sanubari. Motivasi merupakan daya penggerak atau pendorong
untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Minat dan motivasi
merupakan modal yang besar untuk mencapai cita-cita atau
memperoleh benda dan tujuan yang ingin dicapai.
4) Cara belajar
Cara belajar juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Belajar
tanpa memperhatikan teknik dan faktor-faktor fisiologis,
psikologis, ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang
memuaskan. Belajar secara teratur setiap hari, pembagian waktu
yang baik, cara memilih belajar yang tepat dan cukup istirahat akan
meningkatkan hasil belajar.
b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu, meliputi :
5) Keluarga
Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak serta family yang menjadi
penghuni rumah. Faktor orang tua dan faktor keadaan rumah
sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam
belajar.
6) Sekolah
Keadaan tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan
belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, keadaan fasilitas atau
perlengkapan sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid dalam satu
kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, semua ini mempengaruhi
keberhasilan belajar anak.
9
7) Masyarakat
Keadaan masyarakat menentukan prestasi belajar. Apabila
disekitar tempat tinggal keadaan rumah masyarakat dari orang-
orang yang berpendidikan, anak-anaknya rata-rata bersekolah
tinggi dan moralnya baik maka akan mendorong anak lebih baik
belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tempat tinggal di lingkungan
masyarakat banyak anak-anak nakal, tidak bersekolah dan
pengangguran maka akan mengurangi semangat belajar sehinga
minat untuk belajar pun berkurang.
8) Lingkungan sekitar
Keadaan tempat tinggal misalnya keadaan lingkungan, bangunan
rumah, suasana rumah sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan
sebagainya dapat mempengaruhi prestasi belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi belajar, juga
dikemukakan oleh Mahmud (1990) yaitu:
a. Faktor Internal, seperti motivasi, minat dan keyakinan
1) N.Ach (Need For Achievement) ialah dorongan/motif untuk
berprestasi. N.Ach adalah suatu motif intrinsik untuk mencapai
prestasi belajar dalam hal tertentu. Dorongan yang kuat berasal dari
keluarga.
10
2) Takut gagal
Takut gagal dengan adanya perasaan cemas sangat apabila
menempuh ujian, mempelajari sesuatu yang baru atau memecahkan
masalah yang sulit, dapat mengganggu keberhasilan dalam
berprestasi. Siswa yang merasa gugup selama menempuh ujian
akan memperoleh hasil yang lebih buruk daripada siswa yang
tenang dan santai.
3) Takut sukses
Apabila cukup kuat, rasa takut sukses itu dapat mendorong N.Ach
seseorang dan melahirkan perasaan-perasaan negatif terhadap
prestasi yang baik.
b. Faktor Eksternal
Faktor situasional sangat berpengaruh terhadap prestasi, misalnya
situasi lingkungan yaitu lingkungan sekolah, lingkungan suasana
rumah, lingkungan sekitar dan kualitas keluarga yang sangat
berpengaruh terhadap tingkat prestasi akademik.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ananta (2000) tentang
korelasi antara emosional dalam keluarga dengan prestasi belajar pada
siswa SMP kelas II di Purwodadi-Grobogan, diperoleh hasil yaitu
adanya korelasi yang bermakna antara emosional dalam keluarga
dengan prestasi belajar. Hubungan emosional dalam keluarga
responden sebesar 73,6% mempunyai masalah. Hubungan emosional
dalam keluarga mempunyai korelasi yang bermakna terhadap nilai
11
Bahasa Indonesia yaitu pada keluarga yang bermasalah sebanyak 3
responden mendapat nilai kurang dari 6 sedang keluarga yang tidak
bermasalah sebanyak 1 responden. Hubungan emosional dalam
keluarga mempunyai korelasi yang bermakna terhadap nilai
Matematika yaitu pada keluarga yang bermasalah sebanyak 52
responden mendapat nilai kurang dari 6 sedang dari keluarga yang
tidak bermasalah sebayak 3 responden.
3. Pengukuran Prestasi Belajar
Pengukuran prestasi belajar pada dasarnya adalah untuk mengetahui
tingkat prestasi belajar yang dicapai siswa dalam materi pelajaran.
Pengukuran prestasi belajar siswa dengan melakukan tes, ujian dan
ulangan. Istilah ulangan umum yang dulu disebut THB (Tes Hasil Belajar)
dan TPB (Tes Prestasi Belajar). Sebuah proses belajar mengajar atau untuk
menentukan taraf keberhasilan sebuah program pembelajaran atau
penyajian materi dan kenaikan kelas. Sistem pemberian angka terhadap tes
biasanya dilakukan dengan huruf A, B, C, D dan E, angka (0-10, 0-100)
dan kategori kemampuan sangat baik/sangat memuaskan,
baik/memuaskan, cukup/sedang, kurang dan tidak lulus (Syah, 2003).
B. Minat
1. Pengertian minat
Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk mencapai sesuatu, minat
merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik
12
(Purwanto, 1999). Menurut Syah (2003), minat adalah kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Menurut Dalyono (2005), minat adalah kecenderungan yang menetap
untuk memperhatikan dan mengenal beberapa kegiatan dan disertai rasa
senang dengan memperoleh kepuasan. Sedangkan menurut Slameto (2003)
minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Setelah memperhatikan uraian diatas dapat disimpulkan, minat
adalah perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau
kecenderungan yang mengarah individu pada suatu pilihan tertentu yang
ditandai rasa senang dan rasa ketertarikan untuk memperoleh kepuasan.
2. Proses minat
Perbuatan minat, memilih dan mengambil keputusan disebut kata
hati; adapun proses minat menurut Purwanto (1999) terdiri dari :
a. Motif (alasan, dasar, pendorong)
b. Perjuangan motif, sebelum mengambil keputusan pada batin terhadap
beberapa motif yang bersifat luhur dan rendah disini harus dipilih
c. Keputusan, berisi pemilihan antara motif-motif yang ada dan
meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab tidak mungkin seseorang
mempunyai macam-macam keinginan pada waktu yang sama
d. Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil
13
3. Aspek-aspek minat
Aspek-aspek minat yang ada merupakan dasar bagi seseorang untuk
memiliki minat yang benar, mantap dan keinginan untuk mewujudkannya.
Menurut Sutjipto (2002), aspek-aspek minat tersebut terdiri atas:
a. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
Prinsip penting yang berkaitan dengan perhatian menurut Walgito
(2002) adalah:
1) Perhatian seseorang tertuju atau kearah pada hal-hal yang baru,
hal-hal yang berlawanan dengan pengalaman baru saja diperoleh
atau pengalaman yang didapat selama hidupnya.
2) Perhatian seseorang tertuju dan tetap sehingga diarahkan pada hal-
hal yang dianggap rumit, selama kerumitan tersebut tidak
melampaui batas kemampuan orang tersebut.
3) Orang mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang
dikehendakinya, yaitu hal-hal yang sesuai dengan minat,
pengalaman dan kebutuhannya.
b. Kesenangan
Kesenangan adalah bagian dari komponen emosional (afektif) yang
menyertai motivasi. Komponen emosional (afektif) ini yang
mengakibatkan rasa senang sehingga seseorang cenderung mengulang
kembali perilakunya atau mengulang perilaku tertentu. Dilihat dari
14
segi hubungan antara kesenangan, minat, motivasi dan perilaku,
kesenangan merupakan bagian dari minat. Dimana minat akan
berpengaruh pada motivasi, sedangkan motivasi merupakan penggerak
perilaku.
c. Keyakinan
Keyakinan yang kuat sangat penting untuk memperoleh imbalan yang
memuaskan, dengan demikian siswa termotivasi untuk menimbulkan
eksitasi (perangsangan) pada sistem saraf, baik yang disebabkan oleh
diri individu itu sendiri maupun yang berasal dari luar individu. Minat
siswa akan timbul apabila dalam diri siswa terdapat komitmen.
Komitmen adalah kecenderungan melibatkan diri kedalam apa yang
dikerjakan dengan keyakinan bahwa kegiatan yang dikerjakan penting
dan berarti.
4. Minat belajar
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara
diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut semakin besar minat (Slameto, 2003). Minat belajar berarti
kecenderungan yang menetap pada seseorang dan merasa senang pada
kegiatan belajar, dilanjutkan dengan perubahan perilaku positif pada
kegiatan belajar. Minat belajar disebabkan berbagai hal antara lain karena
keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat, memperoleh pekerjaan
yang baik serta keinginan hidup senang dan bahagia (Dalyono, 2005).
15
Satu hal yang pasti adalah bahwa perasaan tidak senang akan
menghambat dalam belajar karena tidak melakukan sikap yang positif dan
tidak menunjang minat belajar sehingga motivasi menjadi sukar
berkembang yang dalam kenyataannya tidak semua siswa memulai
bidang studi baru karena faktor minatnya sendiri. Ada yang
mengembangkan pelajaran karena pengaruh gurunya, teman sekelas atau
orang tuanya. Walaupun demikian dalam jangka waktu tertentu siswa yang
demikian akan mampu mengembangkan minatnya yang kuat terhadap
mata pelajaran dan mampu pula mengarahkan segala daya dan upayanya
untuk menguasai mata pelajaran tersebut sehingga siswa tersebut mampu
memperoleh prestasi yang baik (Slameto, 2003).
Minat sangat penting dalam menggiatkan aktivitas seseorang, minat
dapat timbul dari situasi belajar. Ada tidaknya minat terhadap suatu
pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran dan lengkap
tidaknya catatan. Belajar yang tidak didasari minat berarti tidak sesuai
dengan bakatnya, kebutuhannya, kecakapannya, dan tip-tip khusus
sehingga anak banyak menjumpai problema pada dirinya. Tidak adanya
minat seseorang terhadap suatu pelajaran akan menimbulkan kesulitan
belajar (Dalyono, 2005).
16
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar
menurut Syah (2003) terdiri dari dua macam yaitu :
a. Faktor Intern siswa
Faktor Intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-
fisik siswa, yakni :
1) Ranah kognitif (cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas
intelektual atau inteligensi siswa.
2) Ranah afektif ( rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.
3) Ranah psikomotor (karsa), antara lain seperti terganggunya alat-
alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).
b. Faktor Ekstern siswa
Faktor Ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor
lingkungan ini meliputi :
1) Lingkungan keluarga, misalnya ketidak harmonisan hubungan
antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi
keluarga.
2) Lingkungan perkampungan atau masyarakat, misalnya wilayah
perkampungan kumuh (slum area) dan teman sepermainan (peer
group) yang nakal.
3) Lingkungan sekolah, misalnya kondisi dan letak gedung sekolah
yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar
yang berkualitas rendah.
17
Selain faktor-faktor yang bersifat umum diatas, ada pula faktor lain
yang juga menimbulkan kesulitan belajar anak didik. Faktor ini dipandang
sebagai faktor khusus. Misalnya sindrom psikologis berupa learning
disability (ketidakmampuan belajar), sindrom berarti satuan gejala yang
muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan
kesulitan belajar anak didik. Sindrom ini misalnya disleksia yaitu
ketidakmampuan belajar membaca, disgrafia yaitu ketidakmampuan
belajar menulis, diskalkulia yaitu ketidakmampuan belajar matematika.
Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa minat
belajar siswa timbul karena adanya rasa senang, ketertarikan pada suatu
hal atau ketrampilan sehingga berdampak positif terhadap kegiatan belajar,
serta keinginan atau cita-cita untuk menjadi lebih baik. Disamping minat
untuk melanjutkan prestasi belajar yang baik harus ada dukungan,
perhatian dan motivasi dari orang tua, guru, teman, lingkungan dalam
mendukung proses proses belajar (Dalyono, 2005).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh saudara Azizah
(2006) tentang Hubungan Komunikasi Dalam Keluarga Dengan Minat
Belajar Kelas V1 Pesawahan 01 Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal,
di peroleh hasil yaitu ada hubungan antara komunikasi dalam keluarga
dengan minat belajar. Komunikasi dalam keluarga baik sejumlah 19 siswa
(63%), sedangkan yang mempunyai komunikasi dalam keluarga sedang
sejumlah 11 siswa (36,6%). Siswa yang mempunyai minat belajar baik
18
sebesar 11 siswa (60%), Sebagian siswa yang mempunyai minat belajar
sedang sebesar 12 siswa (40%).
C. Hubungan antara Minat dengan Prestasi Belajar
Minat seseorang berhubungan erat dengan prestasinya sehingga untuk
mencapai prestasi belajar yang tinggi tidak cukup hanya didukung oleh
kemampuan atau tingkat integritas saja, tetapi juga perlu didukung minat.
Minat belajar merupakan kecenderungan yang menetap pada diri seseorang
dan merasa senang pada kegiatan belajar, diikuti dengan perubahan perilaku
positif pada kegiatan belajar. Minat belajar ditimbulkan karena berbagai hal
antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat dan
memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat
belajar yang besar menghasilkan pretasi yang tinggi. Sebaliknya minat belajar
yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono, 2005).
Perasaan tidak senang akan menghambat dalam belajar karena tidak
melakukan sikap yang positif dan tidak menunjang minat belajar sehingga
motivasi juga menjadi sukar berkembang. Kenyataannya tidak semua siswa
memulai bidang studi baru karena faktor minatnya sendiri, ada yang
mengembangkan pelajaran karena pengaruh gurunya, teman, atau orang
tuanya. Walaupun demikian dalam jangka waktu tertentu siswa yang demikian
akan mampu mengembangkan minatnya dengan segala upayanya untuk
menguasai mata pelajaran tersebut sehingga siswa tersebut mampu
memperoleh prestasi yang baik (Slameto, 2003).
19
Dalam konteks itulah, diyakini bahwa minat mempengaruhi proses dan
hasil belajar anak didik. Tidak banyak yang dapat diharapkan untuk
menghasilkan prestasi belajar yang baik dari seorang anak yang tidak berminat
untuk mempelajari sesuatu (Djamarah, 2002).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Novita (2004) tentang
Pengaruh Minat Terhadap Prestasi Siswa Dalam Pelaksanaan Metode Belajar
Quantum Learning Di SMUN 3 Madiun, diperoleh hasil yaitu terdapat
pengaruh yang kuat antara minat dan prestasi siswa dalam pelaksanaan
metode belajar quantum learning. Metode pembelajaran quantum banyak
menghasilkan siswa berprestasi. Metode ini bisa diterapkan untuk semua
sekolah, namun sangat membutuhkan kesiapan dari semua pihak dan waktu
yang panjang. Novita juga menemukan dua penyebab turunnya minat belajar
siswa. Pertama, kurang motivasi dalam diri siswa, ini dapat dilihat dari masih
banyaknya siswa yang pasif disekolah. Kedua, pengaruh lingkungan,
kecanggihan tehnologi terkadang menjerumuskan siswa. Misalnya tanyangan
televisi yang kurang mendidik.
20
D. Kerangka Teori
Setelah memperhatikan tentang uraian-uraian diatas mengenai minat
belajar serta prestasi belajar, maka disusun kerangka teori sebagai berikut :
Gambar 2.1 : Kerangka Teori
Sumber : Dalyono, 2005
Dari kerangka teori diatas, maka penulis berasumsi bahwa minat belajar
mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar. Penelitian ini akan
mencari hubungan antara minat dengan prestasi belajar khususnya bagi
mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang.
21
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar :Faktor Internal
Kesehatan Inteligensi dan bakatMinat dan motivasiCara belajar
Faktor Eksternal KeluargaSekolah MasyarakatLingkungan sekitar
Prestasi belajar
E. Kerangka Konsep
Berdasarkan masalah penelitian dan uraian-uraian mengenai minat dan
prestasi belajar, maka dapat digambarkan suatu kerangka konsep penelitian
sebagai berikut :
Gambar 2.2 : Kerangka Konsep
F. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent)
Variabel bebas (independent) adalah variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel dependent (variabel terikat).
Variabel independent dalam penelitian ini adalah minat belajar.
2. Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel independent (variabel bebas).
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah prestasi belajar yang
dinyatakan dengan nilai.
22
Variabel Independent:
Minat Belajar
Variabel Dependent:
Prestasi Belajar
G. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka dasar teori yang telah
dikemukakan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan:
ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar pada Mahasiswa Fakultas
Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
23