Post on 03-Mar-2019
58
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
A. Pulau Madura
1. Istilah Madura dalam Tinjauan Historis
Menurut legenda, ada suatu negara yang disebut Mendangkamulan dan
berkuasa seorang raja bernama Sang Hyang Tunggal. Raja tersebut
mempunyai seorang putri yang bernama Bendoro Gung. Pada suatu
ketika putri tersebut hamil dan diketahui ayahnya. Beberapa kali ayahnya
menanyakan siapa yang menghamilinya, tetapi anaknya tidak tahu
penyebab kehamilannya. Raja sangat marah dan memanggil patihnya
yang bernama Pranggulang untuk membunuh anaknya itu. Patih tidak
diizinkan kembali ke kerajaan jika belum membunuh putri Bendoro.
Maka dibawalah putri tersebut ke hutan. Ketika patih menghunus
pedangnya ke leher putri, pedang tersebut selalu terjatuh ke tanah,
bahkan kejadiannya berulang sampai tiga kali. Akhirnya, patih yakin
bahwa kehamilan putri raja itu bukan karena perbuatannya sendiri. Patih
Pranggulang memutuskan untuk tidak kembali ke kerajaan dan
mengubah namanya menjadi Kiai Poleng, serta mengganti pakaiannya
dengan poléng (sejenis kain tenun Madura). Selanjutnya putri
dihanyutkan dengan ghiték (rakit) menuju pulau “Madu Oro”. Dari
peristiwa inilah nama pulau Madura diambil.112
112 Amrullah Afif. 2015. Islam di Madura. Jurnal Islamuna Volume 2 Nomor 1.
ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/islamuna/article/download/654/607. Diakses pada Senin,
03 Maret 2017.
59
Selain itu, ada yang berpendapat bahwa Madura berasal dari para
penganjur agama dari India ketika tiba di Nusantara diawal abad
milenium pertama. Kaum Brahmana rupanya menemukan pulau yang
indah, sehingga dengan menggunakan bahasa Sansakerta Madura berarti
permai, indah, molek, cantik, jelita, manis, ramah, dan lemah lembut. Hal
inilah kemudian beberapa abad Jayendradewi Prajnaparamita salah
seorang istri Majapahit pertama Sri Kertarajasa Jayawardana,
melambangkan gunacaranurupita satyapara (watak sangat setia dan kaya
akan sifat baik dan berguna) serta memiliki anindyeng raras (kecantikan
rupa tanpa cacat).113 Hal ini pu telah lama dikemukakan oleh P. J. Veth
(1903) yang menulis tentang perbandingan keindahan Jawa dan Madura.
Menurutnya, Madura menghadirkan sebuah keindahan yang sederhana,
dengan warna-warna lembut bergaris-garis, dengan silang-menyilang
warna putih kapur.114
2. Sejarah Perjuangan Trunojoyo
Madura yang mulanya dikuasai oleh raja-raja lokal ditaklukkan oleh
Raja Mataram, Sultan Agung pada tahun 1624. Akibat taklukan itu,
pemerintahan di Pulau Madura dipersatukan dibawah satu orang yang
berasal dari garis kepangeranan Madura. Ibu kota Madura saat itu adalah
Sampang, Para Pangeran ini setelah tahun 1678 menggunakan nama
113Bustama dalam Aswab Mahasin dalam Kajian Akademis tentang Provinsi Madura Universitas
Trunojoyo Madura. 2016. Kajian Akademis tentang Provinsi Madura. Hlm 13. 114Kuntowijoyo dalam Draf Surat Permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) terhadap Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia dari empat Bupati dan Ketua DPRD, serta Forum Komunikasi BPD
dan Asosiasi Kepala Desa se-Madura yang dikuasakan kepada Lembaga Bantuan Hukum Fakultas
Hukum Universitas Trunojoyo Madura kepada Mahkamah Konstitusi pada tahun 2016.
60
Cakraningrat yang kelak memainkan peranan politik penting di Jawa
Timur hingga pertengahan awal abad XVIII.115
Sebagai daerah yang menjadi taklukan Kerajaan Mataram, sudah
pasti tidak ada kebebasan dalam pemerintahan atau pengaturan
daerahnya. Untuk itu kerap timbul penentangan-penentangan dari
pangeran-pangeran di Madura terhadap Raja Mataram. Penentangan
pertama kali dilakukan oleh Raden Trunojoyo pada masa pemerintahan
Amangkurat I. Ketidaksukaan Trunojoyo kepada Amangkurat I karena
telah membunuh ayahnya.116
Sekitar tahun 1677 sampai 1669 dengan didampingi Macan Wulung,
menantu dari Panembahan Sumenep, Trunojoyo melakukan perlawanan,
lebih tepatnya pemberontakan terhadap penguasa saat itu, Amangkurat I,
Raja Mataram yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya
sendiri. Sikap Amangkurat ini sangat jauh berbeda dengan ayahnya, raja
sebelumnya, Sultan Agung yang begitu gigih mengusir kolonial Belanda
dari tanah Jawa. Ketidaksukaan rakyat dan beberapa tokoh pada waktu itu
semakin meningkat karena Amangkurat I menjalin hubungan dekat
dengan pihak kolonial Belanda (VOC) sehingga Trunojoyo mengambil
sikap melawan walau dengan raja sekalipun.117
115Dinas Perpustakaan dan Kearsipan provinsi Jawa Timur. Pembentukan Negara Madura Tahun
1948 Dan Dampaknya Terhadap Republik.
http://bapersip.jatimprov.go.id/bapersip/publikasi_naskah_arsip_detail.jsp?id=724. Diakses pada
07 April 2017. 116Ibid. 117Akarasa.com. 2016. Sejarah Lengkap pemberontakan Trunojoyo.
http://www.akarasa.com/2016/02/trunojoyo-antara-sang-pemberontak-dan.html. Diakses pada
Senin, 03 April 2017.
61
Pemberontakan Trunojoyo diawali dengan penculikan Cakraningrat II
dan kemudian mengasingkannya ke Lodaya Kediri. Pemberontakan
Trunojoyo ini mendapat dukungan dari rakyat Madura karena
Cakraningrat II dinilai telah mengabaikan pemerintahan Madura.
Pasca Trunojoyo mendapatkan kekuasaan kembali atas Madura, ia
menghimpun kekuatan dan merebut kekuasaan atas Pamekasan di Madura
Tengah bagian selatan. Pamekasan kemudian dijadikan pangkalan
pemberontakan. Dari pangkalan ini dia bisa menguasai seluruh Madura
selama tahun 1671. Trunojoyo ingin memperluas wilayah kekuasaannya
disepanjang pesisir Jawa. Akhirnya dengan bersekutu dengan orang-orang
dari Makasar, pada tahun 1675 terjadi pemberontakan. Pasukan
Trunojoyo memasuki Jawa dan merebut Surabaya. Dukungan kepadanya
semakin kuat terbukti dengan banyaknya kemenangan-kemenangan yang
diperoleh.
VOC (Vereenigde Oost-lndische Compagnie) tidak tinggal diam
dengan segala peristiwa yang terjadi di pesisir Pulau Jawa. VOC yang
menginginkan adanya stabilitas di daerah pesisir utara guna kelancaran
jalur pelayaran dan perdagangan, berusaha mengambil tindakan terhadap
peristiwa di pesisir Jawa tersebut.
Akhirya pada buian Februari 1677 Amangkurat I dan VOC melakukan
pembaharuan perjanjian yang telah dibuat tahun 1646. Perjanjian itu
dianggap sudah tidak relevan dengan kondisi saat itu. Berdasarkan
perjanjian itu VOC akan membantu Amangkurat I melawan musuh-
musuhnya. Namun konsekuensinya, Amangkurat I membayar semua
62
biaya yang dikeluarkan dan memberi konsesi-konsesi ekonomi kepada
VOC, seperti pembebasan dari cukai. Akhirnya, Benteng Trunojoyo
sedikit demi sedikit dapat dikuasai oleh VOC hingga akhirnya Trunojoyo
menyerah di lereng Gunung Kelud pada tanggal 27 Desember 1679.118
3. Kondisi Geografis
Wilayah Madura pada tahun 1885 oleh Pemerintah Belanda dibagi
menjadi empat kabupaten, yakni Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten
Sampang sebagai Madura Barat sedangkan Kabupaten Pamekasan dan
Kabupaten Sumenep dianggap Madura Timur.119
Secara administratif wilayah Madura merupakan bagian dari Provinsi
Jawa Timur. Secara umum, wilayah Provinsi Jawa Timur dibagi menjadi
dua bagian besar yaitu Jawa Timur daratan dan Pulau Madura. Luas
wilayah Jawa Timur mencakup 90 persen dari seluruh luas wilayah
Provinsi Jawa Timur, sedangkan luas Pulau Madura hanya sekitar 10
persen.120
Daerah Madura terletak antara koordinat 113 32’ 54’ BT – 116 16’
48’ BT dan diantara 4 55’ LS – 7 24LS dengan batas-batas sebagai
berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
2. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Flores dan Jawa
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura
118Duniapusaka.com. 2017. Kerajaan Madura. http://www.duniapusaka.com/blog/kerajaan-
madura. Diakses pada 03 April 2017. 119Kuntowijoyo dalam Universitas Trunojoyo Madura. 2016. Kajian Akademis tentang Provinsi
Madura. Hlm 14. 120Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2016. Jawa Timur Dalam Angka. 2016.
https://jatim.bps.go.id/4dm!n/pdf_publikasi/Provinsi-Jawa-Timur-Dalam-Angka-2016--.pdf.
Diakses pada 04 April 2017.
63
4. Sebelah barat berbatasan dengan Surabaya
Iklim di Madura terbagi menjadi dua musim, yaitu musim barat
(nembara’) atau musim hujan, yang biasanya berkisar antara Oktober
sampau April dan musim kemarau yang berkisar antara April sampai
Oktober.
Suhu udara di Madura berkisar antara 27o C-28oC.121 Hal ini
menyebabkan Madura memiliki tanah yang tidak subur. Sebagian besar
tanah yang diolah terdiri dari tegalan (tanah kering) yang menghasilkan
jagung dan singkong yang ditanam musim hujan sedangkan lahan yang
sama sekali tidak subur digunakan untuk produksi garam.
Kegersangan dan ketandusan di Madura selain karena iklim yang
panas, juga disebabkan oleh kondisi tanahnya yang bercampur dengan
kapur dan tanah liat. Selain itu, hal ini juga disebabkan oleh aktivitas
penyempitan hutan yaitu sekitar 6%. Padahal, pada 1973 luas daerah
hutannya masih berkisar sekitar 13%.122
4. Situasi Politik dan Partisipasi Pemilu di Madura
Kepemimpinan desa yang awalnya banyak dipengaruhi dan ditentukan
oleh para pendiri desa yang kemudian menjadikannya sebagai tokoh
masyarakat bahkan sebagai penyebar agama Islam yang seringkali disebut
sebagai Kyai. Kekuatan politik Kyai semakin nyata dengan berdirinya
berbagai partai politik yang berbasis Islam.123
121Universitas Trunojoyo Madura. 2016. Kajian Akademis tentang Provinsi Madura. Hlm 14. 122Hub de Jonge dalam Universitas Trunojoyo Madura. 2016. Kajian Akademis tentang Provinsi
Madura. Hlm 15. 123Universitas Trunojoyo Madura. 2016. Kajian Akademis tentang Provinsi Madura. Hlm 29.
64
Partai Masyumi sebagai partai politik berbasis Islam pada masa Orde
Lama kala itu merupakan partai yang memiliki pengaruh besar di Madura.
Pasca Masyumi dibubarkan, pergeseran politik beralih ke partai NU
sebagai partai politik yang berbasis Islam juga. Pada masa Orde Baru,
seiring dengan kebijakan pemerintah yang meleburkan partai-partai islam
menjadi satu partai, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), maka
masyarakat Madura pun beralih ke partai tersebut.124 Hanya saja,
meskipun pergeseran pilihan politik terus terjadi, namun pilihan
masyarakat masih mengarah kepada partai politik berbasis Islam.125
Madura secara geografis memiliki jarak yang cukup jauh dengan DKI
Jakarta sebagai episentrum politik nasional. Namun demikian, tingkat
partisipasi politik pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 di Daerah
Pemilihan (Dapil) Jatim XI yaitu Madura masuk dalam kategori tertinggi.
Grafik 1. Tingkat Partisipasi Pemilih Tinggi Dari Rata-Rata Nasional pada
Pemilu 2014
Sumber: Kajian mengenai Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014 dilakukan oleh Electoral
Research Institute (ERI) bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
124Ibid. 125Ibid.
65
Berdasarkan grafik tersebut, selain Papua, tingkat tertinggi partisipasi
pemilih anggota DPR pada Pemilu 2014 yang lalu terjadi di Daerah
Pemilihan (Dapil) Jatim XI yang meliputi kawasan Madura, sebesar 87%.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Madura tidak tabu dengan
politik.
5. Perkembangan Ekonomi dan Sosial Budaya Madura
Adanya jembatan Suramadu meningkatkan arus perekonomian dan
transfer sosial budaya ke wilayah Madura semakin cepat.126Pada tahun
2006, saat Suramadu belum ada, PDRB ADHK Madura mencapai Rp
11,36 triliun. Lima tahun kemudian, tepatnya pada 2011, ada kenaikan Rp
2,8 triliun menjadi Rp 14,16 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa
ekonomi Madura mulai tumbuh naik dengan kontribusi terhadap PDRB
Jatim 3,86 persen pada 2011.127
Untuk sosial dan budaya, masyarakat Madura sendiri berbeda dengan
masyarakat lainnya termasuk dengan kebudayaan Jawa Timur (Surabaya,
Malang, dan lain-lain). Meskipun daerah lainnya berada dalam satu
provinsi yang sama, yaitu Jawa Timur, namun Madura tetap memiliki
corak, karakter, dan sifat yang berbeda dengan Jawa.128 Masyarakat
126Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menenagah Daerah Provinsi Jawa Timur 2014-2019.
http://jatimprov.go.id/ppid/uploads/berkasppid/bab-ii-rpjmd-2014-hal-47-87.pdf. Diakses Pada
Selasa, 04 April 2017. 127Rachman Farizi. 2015. Suramadu Dan Harapan Jadi Gerbang Ekonomi Madura.
http://lecturer.ppns.ac.id/farizirachman/2015/08/05/suramadu-dan-harapan-jadi-gerbang-ekonomi-
madura/#more-18. Diakses pada Selasa, 04 April 2017. 128Draf Surat Permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia dari empat Bupati dan Ketua DPRD, serta Forum Komunikasi BPD dan
66
Madura dikenal memiliki budaya yang khas, unik, stereotipikal, dan
stigmatik. Penggunaan istilah khas menunjuk pada pengertian bahwa
entitas etnik Madura memiliki kekhususan-kultural yang tidak serupa
dengan etnografi komunitas etnik lain.129 Kekhususan kultural itu tampak
antara lain pada ketaatan, ketundukan, dan kepasrahan mereka secara
hierarkis kepada empat figur utama dalam berkehidupan, lebih-lebih
dalam praksis keberagamaan. Keempat figur itu adalah Buppa,’ Babbu,
Guru, ban Rato (Ayah, Ibu, Guru, dan Pemimpin Pemerintahan). Kepada
figur-figur utama itulah kepatuhan hierarkis orang-orang Madura
menampakkan wujudnya dalam praksis kehidupan sosial budaya
mereka.130
Dari sisi kehidupan keagamaan, orang Madura lebih menghormati
lembaga agama dan ulama dibandingkan dengan lembaga negara dan
aparatnya.131 Dengan kata lain, pemimpin informal masyarakat memiliki
pengaruh besar terhadap relasi sosial masyarakat. Selain berbagai sosial
budaya tersebut, beberapa tradisi masyarakat Madura lainnya yaitu
pengajian kitab kuning, yasinan, manakiben, nariyehen, dibe’en, dan
talqinan.132
Asosiasi Kepala Desa se-Madura yang dikuasakan kepada Lembaga Bantuan Hukum Fakultas
Hukum Universitas Trunojoyo Madura kepada Mahkamah Konstitusi pada tahun 2016. 129Hasan Alwi dalam Taufiqurrahman. 2007. Identitas Budaya Madura. Jurnal Karsa, Volume XI
Nomor 1. Hlm 3.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=251111&val=6749&title=IDENTITAS%20B
UDAYA%20MADURA. Diakses pada Selasa, 04 April 2017. 130A. Latief Wijaya dalam Taufiqurrahman. 2007. Identitas Budaya Madura. Jurnal Karsa,
Volume XI Nomor 1. Hlm 3. http://download.portalgaruda.org. Diakses pada Selasa, 04 April
2017. 131Siahaan dalam Rochana Totok. 2012. Orang Madura; Suatu Tinjauan Antropologis. Jurnal
Humanus, Volume XI Nomor 1. Hlm 48.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24998&val=1543. Diakses pada Selasa, 04
April 2017. 132Universitas Trunojoyo Madura. 2016. Kajian Akademis tentang Provinsi Madura. Hlm 37.
67
A. Kabupaten Sumenep
1. Wilayah Administrasi
Wilayah Kabupaten Sumenep berada diujung timur Pulau Madura
dengan luas 2.093,45 km² yang terletak diantara 113032’54" -
116016’48" Bujur Timur dan 4055’ - 7024’ Lintang Selatan, dengan
batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura
2. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan
4. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Laut Flores
Wilayah Kabupaten Sumenep terdiri dari daratan dan kepulauan.
Sebanyak 126 pulau, tersebar membentuk gugusan pulau-pulau baik
berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Pulau paling utara adalah Pulau
Karamian yang terletak di Kecamatan Masalembu dengan jarak ±151 mil
laut dari Pelabuhan Kalianget, dan pulau yang paling timur adalah Pulau
Sakala dengan jarak ±165 miI laut dari Pelabuhan Kalianget.133
2. Pemerintahan
Kabupaten Sumenep terdiri dari 27 kecamatan, empat kelurahan, dan
328 desa.134 Pemerintah Kabupaten Sumenep tahun 2014 jumlah PNS
sebanyak 11.141 orang, terdiri dari 7.720 laki-laki dan 3.421 perempuan.
Berdasarkan golongannya terdiri dari 287 (2,58%) golongan I, 3.204
(28,76%) golongan II, 4.492 (40,32%) golongan III, dan 3.158 (28,34%)
133Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 1. 134Kemendagri.go.id. 2017. Kabupaten Sumenep. http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-
daerah/kabupaten/id/35/name/jawa-timur/detail/3529/sumenep. Diakses pada Rabu, 05 April 2017.
68
golongan IV. Sedangkan anggota DPRD Kabupaten Sumenep terdiri 47
orang (94%) yang laki-laki dan 3 orang (6%) perempuan.135
3. Sosial
a. Pendidikan
Jumlah sekolah di Kabupaten Sumenep 1.205 unit, terdiri dari
sekolah TK negeri, TK Swasta, SD Negeri, SD Swasta, SMP Negeri,
SMP Swasta, SMA Negeri, SMA Swasta, SMK Negeri, dan SMK
Swasta. Rasio murid terhadap sekolah tertinggi pada tingkat SMK
Negeri mencapai 1.023, artinya rata-rata SMK Negeri di Kabupaten
Sumenep pada tahun 2014 menampung sekitar 1.023 siswa. Angka
partisipasi sekolah perlu adanya perencanaan agar terjaga rasio ideal
antara murid dan jumlah sekolah. Jumlah Madrasah Diniyah,
Madrasah Ibtidiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah di
Kabupaten Sumenep pada tahun 2014 berturut-turut adalah 1.170 unit,
550 unit, 310 unit, dan 141 unit dengan jumlah tenaga pengajar
sebanyak 25.318 orang.136
Jumlah Universitas/Perguruan Tinggi di Kabupaten Sumenep
sebanyak 4 unit. Dengan 10 jumlah jurusan di Universitas Wiraraja, 6
jumlah jurusan di STKIP PGRI, 6 jumlah jurusan di IDIA Pragaan,
dan 6 jumlah jurusan di STIK Annuqoyah.137
135Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 23. 136Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 105. 137Ibid.
69
b. Kesehatan
Pada tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Sumenep memiliki
fasilitas kesehatan berupa 3 rumah sakit, 30 puskesmas, dan 71
pembantu puskesmas (Pustu). Keberadaan fasilitas kesehatan sudah
relatif mencukupi terhadap jumlah dan persebaran penduduk.
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Sumenep sebanyak
250.093 pasangan, yang menggunakan alat kontrasepsi tertinggi
berupa suntikan.138
c. Agama
Agama yang dianut oleh penduduk Kabupaten Sumenep beragam.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk
tahun 2010, penganut Islam berjumlah 1.033.854 jiwa (98,11%),
Kristen berjumlah 685 jiwa (0,33%), Katolik berjumlah 478 jiwa
(0,27%), Buddha berjumlah 118 jiwa (0,03%), Hindu berjumlah 8
jiwa (0,01%), Kong Hu Cu berjumlah 5 jiwa (0,002%).139
Jumlah pernikahan di Kabupaten Sumenep pada tahun 2014
sebanyak 8.885 pasangan. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah talak
sebanyak 391 pasangan, jumlah cerai sebanyak 554 pasangan, dan
jumlah rujuk sebanyak 1 (satu) pasangan. Penyebab perceraian di
Kabupaten Sumenep yang paling dominan adalah karena faktor
ekonomi sebanyak 339 pasangan.140
138Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 106. 139Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2010. Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang
Dianut.http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel. Diakses pada Rabu, 05 April 2017. 140Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 106.
70
4. Pertanian
Luas sawah di Kabupaten Sumenep 25.681,69 Ha. Terdiri dari irigasi
teknis seluas 4.650,44 Ha, irigasi setengah teknis seluas 1.837,95 Ha,
irigasi sederhana seluas 2.028,73 Ha, Irigasi desa seluas 173,00 Ha, dan
tadah hujan seluas 16.991,84 Ha. Sedangkan penggunaan lahan bukan
sawah meliputi pekarangan, tegal, perkebunan, ladang, huma, padang
rumput, lahan sementara diusahakan, hutan rakyat, hutan negara,
rawarawa, tambak, kolam.141
a. Tanaman Pangan
Produksi tanaman pangan meliputi padi sawah, padi ladang, jagung,
ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, dan tanaman
sayur.142 Adapun hasil utamanya adalah padi yaitu untuk musim
tanam 2014 - 2015, produktifitas padi per hektar 7,02 ton untuk
gabah kering panen. Naik dibanding produktifitas musim tanam
2013-2014 sebesar 6,07 ton.143
b. Peternakan
Peternakan yang ada di Kabupaten Sumenep berdasarkan catatan
Dinas peternakan pada tahun 2014 diantaranya ternak besar (sapi,
kerbau, kuda), ternak kecil (kambing, domba, kelinci), dan Unggas
(ayam, itik, dan lain-lain).144
141Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 207. 142Ibid. 143P Temmy. 2015. Produktivitas Meningkat, Sumenep Siap Swasembada Padi.
http://beritajatim.com/ekonomi/232603/produktifitas_meningkat,_sumenep_siap_swasembada_pa
di.html. Diakses pada Rabu, 04 April 2017. 144Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 207.
71
c. Perkebunan
Produksi tanaman perkebunan di Kabupten Sumenep terdiri dari
tembakau, kelapa, kopi, cengkeh, mente, kapok randu, kemiri, cabe
jamu, siwalan, serat nanas, pinang, asam jawa, kakao, dan nipah.
Kabupaten Sumenep memiliki tanaman perkebunan terluas berupa
perkebunan kelapa yaitu 51.129,37 Ha.145
d. Perikanan
Kabupaten Sumenep memiliki desa perikanan sebanyak 170 desa, hal
ini disebabkan cukup banyaknya kepulauan yang tersebar di
Kabupaten Sumenep. Ada pun pengaruh dari banyaknya jumlah desa
perikanan makin banyak pula jumlah nelayan dan petani ikan, yaitu
41.810 nelayan.146
5. Tenaga Kerja
Data tentang situasi ketenagakerjaan merupakan salah satu data yang
menggambarkan kondisi perekonomian di suatu wilayah dalam kurun
waktu tertentu. Berikut data tentang angkatan kerja di Sumenep Tahun
2015.147
Tabel 1. Data Ketenagakerjaan Kabupaten Sumenep Tahun 2015
No Nama Satuan Jumlah
A. Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha
1. Pertanian, Kehutanan, Perkebunan,
dan Perikanan
Orang 466.021
145Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 210. 146Ibid. 147Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Sumenep. 2017. Laporan Data
Ketenagakerjaan Tahun 2015-2019. http://disnakertranssumenep.com/report. Diakses pada 05
April 2017.
72
2. Pertambangan dan Penggalian
Orang 3.939
3. Industri Pengolahan
Orang 16.988
4. Listrik, Gas, dan Air
Orang 415
5. Bangunan
Orang 10.796
6. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah
Makan, dan Hotel
Orang 55.965
7. Angkutan, Pergudangan, dan
Komunikasi
Orang 7.983
8. Keuangan, Asuransi, Usaha Sewa
Bangunan, Tanah, dan Jasa
Perusahaan
Orang 4.520
9. Jasa Kemasyarakatan
Orang 44.043
B. Ketenagakerjaan
1. Jumlah penduduk Orang 1.072.113
2.
Penduduk Usia Kerja
a. Bukan Angkatan Kerja
b. Angkatan Kerja
- Penduduk Bekerja
- Pengangguran
c. Penduduk Bukan Usia Kerja
Orang
222.171
610.580
19.961
219.401
3. Kesempatan Kerja Orang 611.624
4. Pencari Kerja yang Mendaftar Orang 308
5. Pencari Kerja yang Ditempatkan Orang 116
6.
TKI di Luar Negeri
a. TKI Legal
b. TKI Ilegal
Orang
a. 9
b. 614
7. Jumlah Transmigran KK 172
8. Transmigrasi Baru KK 10
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep Tahun 2015.
73
6. Industri, Pertambangan, dan Energi
a. Industri
Sektor Industri merupakan sektor ekonomi yang dipandang cukup
menjanjikan di suatu wilayah, maka diperlukan indikator dini untuk
mengamati perkembangan usaha industi. Kabupaten Sumenep
memiliki skala usaha sebesar 2.038 perusahaan antara lain industri
besar/sedang, industri kecil, dan industri kerajian rumah tangga.
Konsep industri besar/sedang didasarkan pada jumlah tenaga
kerja sebanyak 20 orang atau lebih. Industri kecil ditekankan pada
jumlah tenaga kerja sebanyak 5-19 orang, sedangkan industri
kerajinan rumah tangga adalah usaha industri dengan tenaga kerja
empat orang atau kurang.148
b. Air Minum
Pelanggan air bersih di Kabupaten Sumenep sebanyak 12.411 rumah
tangga pada Desember 2014 dengan rata-rata pemakaian per
pelanggan sebesar 18 M3. Pelanggan air minum di Kabupaten
Sumenep disalurkan pada rumah tangga, niaga, industri, sosial, dan
instansi pemerintahan, dan pelabuhan. Dengan jumlah distribusi air
sebesar 4.879.690 M3 yang tersalur di seluruh Kabupaten
Sumenep.149
148Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 291. 149Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 292.
74
c. Listrik
Banyaknya pelanggan listrik di Kabupaten Sumenep sebanyak
167.189 pelanggan. Sedangkan jumlah listrik yang terjual sebesar
16.695.419 KWH dengan nilai jual sebesar Rp 12.346.417.788.150
7. Transportasi, Komunikasi, dan Pariwisata
a. Angkutan Darat
Kabupaten Sumenep memiliki panjang jalan sepanjang 1.544,676 Km.
Dengan kondisi jalan baik sepanjang 667,361 Km, kondisi jalan rusak
ringan 376,165 Km, dan kondisi rusak berat mencapai 501,150 Km.
Jenis jalan terbagi atas jalan negara, jalan provinsi sepanjang 61.120
Km, dan jalan kabupaten sepanjang 1.544,676 Km.151
b. Angkutan Laut
Penyeberangan menggunakan angkutan laut terbanyak adalah jenis
muatan penumpang.152
c. Komunikasi
Pos adalah salah satu sarana komunikasi, dengan jumlah kantor pos
sebanyak 26 unit yang tersebar di 27 kecamatan. Sedangkan rumah
pos terdapat 1 unit, yang berada di Kecamatan Talango. Sarana
komunikasi setelah pos adalah telepon. Sambungan telepon kancatel
terdapat di Kecamatan Pragaan, Kecamatan Kota Sumenep,
Kecamatan Ambuten, Kecamatan Batang-batang, Kecamatan
150Ibid. 151Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 319. 152Ibid.
75
Sapeken, Kecamatan Arjasa, Kecamatan Masalembu, dan Pulau
Sapudi.153
d. Pariwisata
Obyek wisata di Kabupaten Sumenep, antara lain Makam Raja Asta
Tinggi (Kecamatan Kota Sumenep), Museum Kranton (Kecamatan
Kota Sumenep), Pantai Lombang (Kecamatan Batang Batang), Pantai
Slopeng (Kecamatan Dasuk), Kuburan Syek Yusup (Kecamatan
Talango), dan Asta Panaongan (Kecamatan Pasongsongan).
Pengunjung obyek wisata pada tahun 2014 kebanyakan adalah
wisatawan domestik sebanyak 544.623 pengunjung.154
8. Pendapatan Daerah
Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2014 di
Kabupaten Sumenep terealisasi sebesar Rp. 162.371.865.154,17. Sumber
PAD didukung dari Dana Alokasi Daerah (DAU) dan Dana Alokasi
Khusus, serta bagi hasil pajak yang biasanya disebut dana perimbangan
ditambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta ditambah penerimaan
daerah yang sah.
Pendapatan Daerah Kabupaten Sumenep pada tahun 2014 yaitu Rp.
1.647.362.227.719,17. Adapun rinciannya terdiri dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD) sebesar Rp. 162.371.865.154,17 yang berasal dari Pajak
Daerah sebesar Rp. 14.513.053.554,55, Retribusi Daerah sebesar Rp.
15.794.071.399,00, Pengelolaan Kekayaan Daerah sebesar Rp.
153Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 320. 154Ibid.
76
11.907.362.458,91, dan Pendapatan Lain-lain yang sah sebesar Rp.
120.157.377.741,71.155
Selain itu, pendapatan daerah berasal dari Dana Perimbangan sebesar
Rp. 1.219.793.909.333,00. Adapun rinciannya terdiri dari Bagi Hasil
Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp. 171.384.264.333,00, Dana
Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp. 984.839.445.000,00, dan Dana
Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 63.570.200.000,00.156
Belanja Daerag sehesar Rp. 1.607.328.844.636,22 yang terdiri dari
Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 999.906.561.655,20 dan Belanja
Langsung sebesar Rp. 607.422.282.981,02. Adapun rincian dari Belanja
Tidak Langsung diantaranya yaitu Belanja Pegawai sebesar Rp.
826.970.196.595,20, Belanja Hibah sebesar Rp. 83.214.089.100,00,
Belanja Bantuan Sosial Rp. 3.820.550.000,00, Belanja Bantuan Keuangan
sebesar Rp. 83.979.354.960,00, dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp.
1.922.371.000,00.157 Sedangkan rincian Belanja Langsung terdiri dari
Belanja Pegawai sebesar Rp. 69.864.443.291,00, Belanja Barang dan Jasa
sebesar Rp. 259.772.481.458.48, dan Belanja Modal sebesar Rp.
277.785.358.231,54.158
9. Pengeluaran Penduduk
Pengeluaran penduduk dapat mengarahkan kita untuk mengetahui
gambaran tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi tingkat daya
155Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 347. 156Ibid. 157Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 348. 158Ibid.
77
beli masyarakat menunjukan peningkatan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya dan menjadi salah satu indikasi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi dapat
mencerminkan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat.
Mayoritas penduduk Sumenep atau sekitar 68,29 persen berada pada
golongan pengeluaran per kapita per bulan antara Rp 200.000 s/d Rp
499,999. Atau jika dipersempit golongan pengeluaran terbesar penduduk
Sumenep berada Rp 300.000 s/d 499.999 sebesar 37,87 persen.
Sedangkan rata-rata pengeluaran perkapita per bulan untuk kelompok
makanan terbesar pada padi-padian yakni Rp 52.122 disusul Kelompok
Tembakau dan Sirih Rp. 42.475 diikuti kelompok makanan dan minuma
jadi sebesar Rp. 26.824.159
10. Produk Domestik Regional Bruto
Salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah
dalam suatu periode tertentu adalah melalui PDRB. Dalam pendekatan
ini, PDRB dihitung sebagai jumlah nilai tambah atas barang dan jasa dari
berbagai sektor ekonomi di Kabupaten Sumenep yang beroperasi dalam
jangka waktu setahun. Penyusunan PDRB ada 3 pendekatan, yaitu
Pendekatan Produksi, Pendekatan Penggunaan, dan Pendekatan
Pendapatan.
Sektor-sektor ekonomi dikelompokkan menjadi beberapa lapangan
usaha, yaitu, pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan, penggalian,
industri pengolahan, pengadaan listrik dan gas, pengadaan air,
159Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 381.
78
pengelolaan sampah dan limbah, konstruksi, perdagangan besar dan
eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan,
penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi,
jasa keuangan dan asuransi, real estate, jasa perusahaan, administrasi
pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, jasa pendidikan,
jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan Jasa lainnya.160
11. Kemiskinan
Berkurangnya jumlah penduduk miskin mencerminkan bahwa secara
keseluruhan pendapatan penduduk meningkat. Penduduk miskin
didefinisikan sebagai penduduk yang pendapatannya (didekati dengan
pengeluaran) lebih kecil dari pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup
secara layak di wilayah tempat tinggalnya. Kebutuhan untuk hidup layak
tersebut diterjemahkan sebagai suatu jumlah rupiah yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumsi makanan setara 2100 kalori sehari, perumahan,
pakaian, kesehatan, dan pendidikan. Jumlah rupiah tersebut kemudian
disebut sebagai garis kemiskinan. Dalam Satu dasawarsa terakhir ini,
persentase penduduk miskin di Kabupaten Sumenep berhasil direduksi.
Di tahun 2004 persentase kemiskinan berjumlah 30,34 persen dan di
tahun 2013 menjadi 21,29 persen.161
12. Perbandingan Kabupaten
Kabupaten Sumenep merupakan Kabupaten di Pulau Madura dengan
populasi penduduk terbesar diantara tiga kabupaten lainnya yakni
160Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 392-393. 161Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 411.
79
1.072.113 jiwa. Sedangkan Kabupaten dengan penduduk paling sedikit
adalah Kabupaten Pamekasan sebesar 836.224 jiwa. Selain itu Kabupaten
Sumenep merupakan kabupaten dengan wilayah yang khas di Madura,
termasuk juga di Jawa Timur dengan budaya keraton yang dibangun oleh
Gusti Raden Ayu Tirtonegoro R. Rasmana dan Kanjeng Tumenggung
Ario Tirtonegoro (Bindara Saod) beserta keturunannya yakni
Panembahan Somala Asirudin Pakunataningrat dan Sri Sultan
Abdurrahman Pakunataningrat I (Raden Ario Notonegoro).
Pada sisi ekonomi, perkembangan pembangunan pada tahun 2014
semua Kabupaten di Madura mengalami perlambatan ekonomi.
Kabupaten Sumenep mengalami perlambatan kedua terbesar setelah
Bangkalan. Perlambatan ekonomi terbesar yaitu Bangkalan (1,48%),
kemudian Sumenep (0,94%), Pamekasan (0,21%), dan Sampang (0,19%).
Namun, dari sisi pembangunan manusia, Kabupaten Sumenep yang
selama ini selalu memimpin dibandingkan dengan kabupaten lainnya di
Madura, di tahun 2012 hingga 2014 mulai dilewati oleh Kabupaten
Pamekasan.162
B. Kabupaten Pamekasan
1. Wilayah Administrasi
Kabupaten Pamekasan berbatasan dengan Kabupaten Sampang di
sebelah barat dan Kabupaten Sumenep di sebelah timur serta diapit Selat
Madura di sisi selatan dan Laut Jawa di sisi utara.
162Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS
Kabupaten Sumenep. Hlm 421.
80
Memiliki luas wilayah 792,30 km2, Pamekasan berada di koordinat
113˚19' - 113˚58' BT dan 6˚51' - 7˚31' LS. Kondisi ini memberikan
musim kemarau pada bulan April – Oktober dan musim penghujan pada
bulan Oktober – April. Temperatur rata-rata di Kabupaten Pamekasan
adalah 28 – 30 derajat Celcius dengan kelembaban 80%.
Luas lahan pertanian di Kabupaten Pamekasan sebanyak 64.919
hektar, 74% merupakan lahan sawah. Sisanya berupa lahan tegal, hutan
rakyat dan lainnya. Kegiatan pertanian di Kabupaten Pamekasan
didukung dengan ketersediaan daerah irigasi yang mendapat sumber air
dari sepuluh aliran sungai sehingga sebanyak 5.000 hektar luas baku
sawah bisa diairi.
Wilayah Pamekasan di bagian tengah cenderung berkontur tinggi
dengan titik tertinggi dari permukaan laut adalah 350 meter. Kegiatan
pertanian umumnya terkonsentrasi di wilayah ini, baik itu pertanian
bercocok tanam maupun peternakan. Titik terendah wilayah Pamekasan
adalah 6 meter di atas permukaan laut berada di pesisir utara dan selatan
yang berbatasan dengan laut Jawa dan selat Madura. Kegiatan perikanan
lebih mendominasi di daerah ini yaitu perikanan tangkap dan juga industri
yang berhubungan dengan sumber daya laut, seperti industri pembuatan
ikan kering, terasi, petis serta pengepakan daging rajungan. Selain itu
Kabupaten Pamekasan merupakan penghasil garam dengan kualitas
terbaik. Adapun kegiatan pengolahan garam terkonsentrasi di tiga
kecamatan yang terletak di pesisir selatan.
81
Akhir tahun 2012 kabupaten Pamekasan secara resmi dideklarasikan
menjadi kabupaten Pendidikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Moh Nuh. Selain itu Pamekasan juga dikenal sebagai Kota Batik karena
banyaknya industri batik di kota ini dan Gerbang Salam karena
masyarakat Pamekasan yang agamis. Kabupaten Pamekasan mempunyai
moto “Madu Ganda Mangesti Tunggal Mekkas Jatna Paksa Jenneng
Dibi” yang artinya “Madura Yang Harum Ikut Serta Mewujudkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Dengan Kemampuan Sendiri Dan
Didukung Oleh Masyarakat Kabupaten Pamekasan Menjalankan
Pemerintahan”.163
2. Pemerintahan
Pemerintahan Kabupaten Pamekasan terdiri dari 13 kecamatan, 11
kelurahan, 178 desa dan 1.112 dusun, 467 RW serta 1.217 RT. Total
jumlah aparatur pada 2014 yang menjalankan roda pemerintahan di
Kabupaten Pamekasan sebanyak 8.710 orang dengan jumlah aparat laki-
laki sebesar 61% sedangkan sisanya yaitu 39% perempuan..
Menurut tingkat pendidikan, sebagian besar aparatur merupakan
lulusan Sarjana Strata satu yaitu sebanyak 45,9% atau 3.998 pegawai.
Pegawai yang berpendidikan SLTA sederajat sebanyak 26,2%. Jumlah
pegawai yang memiliki golongan III sebesar 43% disusul pegawai dengan
golongan IV yaitu 37,9%.
Anggota legislatif di Kabupaten Pamekasan berdasarkan hasil Pemilu
2014 adalah sebanyak 45 orang yang terdiri dari 42 orang laiki-laki dan 3
163Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.
Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 3.
82
orang anggota perempuan. Mereka berasal dari sepuluh partai politik
peserta pemilu yang mendapat suara. Berdasarkan golongan tingkat
pendidikan, para anggota legislatif Kabupaten Pamekasan merupakan
lulusan SLTA sederajat yaitu sebanyak 26 orang dan 19 orang merupakan
lulusan sarjana strata satu.
Pemerintahan di tingkat desa dan kelurahan 189 desa/kelurahan.
Jumlah lurah atau kepala desa perempuan sebanyak 18 orang. Pemimpin
perempuan ini menurut persentasenya terbesar adalah sebagai berikut,
dari Kecamatan Pasean 2 dari 9 desa dipimpin perempuan atau 28,5%,
Kecamatan Pakong sebanyak 3 dari 12 desa merupakan perempuan atau
25%, kemudian Kecamatan Larangan 3 dari 14 desa dipimpin oleh
perempuan atau 21,4%. Data ini menunjukkan bahwa peran serta
perempuan dalam dunia politik khususnya bidang eksekutif cukup besar
dan mendapat kepercayaan dari masyarakat. Secara total sebanyak 18
orang perempuan atau 10% yang menjadi pemimpin di desa atau
kelurahan di Kabupaten Pamekasan. Berdasarkan pendidikan yang
ditamatkan para lurah dan kades di Kabupaten Pamekasan sebanyak 11%
saja yang merupaka lulusan pendidikan tinggi sisanya merupakan lulusan
SLTP dan SLTA sederajat.164
3. Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Pamekasan tahun 2014 adalah sebanyak
836.224 jiwa atau naik sebesar 1,06% dari tahun sebelumnya sebesar
164Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.
Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 25-26.
83
827.400 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebesar 48,58% merupakan penduduk
laki-laki.
Perkiraan kepadataan penduduk di Kabupaten Pamekasan per
kilometer persegi adalah 1.055 jiwa. Kecamatan yang memiliki kepadatan
tertinggi adalah Kecamatan Pamekasan yaitu 3.510 jiwa per km2. Hal
tersebut merupakan konsekuensi sebagai pusat kota yang memberikan
berbagai kemudahan dan ketersediaan sumber penghidupan sehingga
menarik penduduk untuk tinggal di situ. Namun demikian kepadatan ini
juga karena luas wilayah Kecamatan Pamekasan merupakan paling kecil
dibandingkan dengan ke dua belas kecamatan yang lain. Kepadatan paling
rendah berada di kecamatan Pasean yaitu 652 jiwa per km2 dengan luas
wilayah merupakan nomor empat terluas.
Kepemilikan kartu identitas di Kabupaten Pamekasan yaitu sebesar
75% dari total penduduk menurut data Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil telah memiliki KTP. Kecamatan Galis mempunyai persentase
tertinggi yaitu 94% sedangkan kecamatan Batumarmar persentasenya
paling rendah yaitu 49%.
Data perpindahan penduduk baik yang datang maupun yang pergi
lebih banyak terjadi di kecamatan Pademawu dan Pamekasan, yaitu
masing-masing untuk penduduk datang adalah 1.024 dan 1.829 orang,
sedangkan untuk penduduk yang pergi masing-masing 1.068 dan 1.409
orang.165
165Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.
Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 25.
84
4. Sosial
Sejalan dengan dicanangkannya Pamekasan sebagai Kota Pendidikan,
maka penyediaan sarana dan prasarana pendidikan juga semakin
ditingkatkan. Pada tahun ajaran 2014/2015, jumlah sekolah mulai dari
taman kanak-kanak sampai dengan sekolah menengah atas umum dan
kejuruan adalah 740 unit. Jumlah tersebut terdiri 64% sekolah negeri dan
sisanya sekolah swasta.
Jumlah siswa keseluruhan sebesar 140 ribu orang dengan jumlah
siswa dari sekolah swasta sebesar 31% dan siswa sekolah negeri 69%.
Selain itu, Kabupaten Pamekasan juga memiliki beberapa lembaga
pendidikan tinggi yaitu 4 universitas, 9 sekolah tinggi, dan 3 akademi.166
Keberadaan pendidikan tinggi tersebut tentunya akan menarik banyak
siswa untuk datang ke Pamekasan, baik yang berasal dari kecamatan di
sekitar kota Pamekasan maupun dari kabupaten lain di Madura. Hal ini
juga akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat sekitar, baik dari segi
sosial maupun dari sisi ekonomi.
Pada aspek sosial, keberadaan mahasiswa dari berbagai latar belakang
akan memberikan pengaruh bagi lingkungan sekitar tempat tinggal
mereka. Kebiasaan-kebiasaan mereka baik yang positif maupun yang
negatif akan mempengaruhi masyarakat setempat. Hal tersebut tentu
membutuhkan perhatian serius agar tidak sampai menyebabkan gesekan-
gesekan dengan budaya dan kebiasaan masyarakat tempat mereka tinggal.
166Rahmah Unzilatur. 2014. Daftar Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri di Madura.
http://www.emadura.com/2014/11/daftar-perguruan-tinggi-swasta-dan.html. Diakses pada Rabu,
05 April 2017.
85
Pada aspek ekonomi, kedatangan ratusan dan bahkan mungkin ribuan
mahasiswa dari berbagai penjuru Pamekasan maupun dari kabupaten lain
terutama di sekitar Pamekasan diharapkan akan memberi dampak positif
bagi masyarakat sekitar. Kebutuhan tempat tinggal, makan dan peralatan
belajar mengajar mahasiswa bisa dipenuhi dari usaha yang dilakukan
masyarakat sekitar. Sisi positif keberadaan mahasiswa sebagai penggerak
roda perekonomian bagi Pamekasan secara umum dan bagi masyarakat
sekitar secara khusus ini yang harus terus dipertahankan dan ditingkatkan
agar kesejahteraan bisa lebih meningkat.167
5. Pertanian
Kondisi geografis Kabupaten Pamekasan yang mempunyai dataran
rendah, dataran tinggi dan pantai memberikan banyak potensi yang bisa
digali sebagai sumber penghidupan. Kegiatan pertanian, peternakan dan
perikanan menjadi kegiatan utama masyarakat.
Madura terutama Kabupaten Pamekasan dikenal sebagai penghasil
tanaman tembakau yang berkualitas. Banyak sekali pabrik rokok yang
mempunyai gudang di Pamekasan. Setiap tahun produksi tembakau
Pamekasan bisa mencukupi kebutuhan pabrik rokok di seluruh nusantara.
Tahun 2014 produksi tembakau mencapai 15 ribu ton jauh meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini karena kondisi cuaca sangat
bagus untuk berkebun tembakau. Tidak adanya musim kemarau basah
tentunya menyebabkan pertumbuhan tembakau menjadi optimal. Proses
167Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.
Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 125.
86
pengeringan juga berjalan bagus karena panas yang ada bisa mengurangi
kadar air ke titik optimum.
Selain tembakau, Pamekasan juga menjadi produsen garam nomor
satu baik secara kualitas maupun kuantitas. Kecamatan Pademawu,
Tlanakan dan Galis merupakan sentra produksi garam rakyat. Luas lahan
tambak garam kurang lebih 900 hektar dengan jumlah produksi lebih dari
80 ribu ton.
Hasil pertanian tanaman pangan juga menjadi sandaran hidup
masyarakat Pamekasan. Padi, jagung adalah beberapa contoh tanaman
yang diusahakan petani. Produksi padi tahun 2014 sebesar 1,5 juta
kwintal. Jumlah ini terdiri dari produksi padi sawah sebesar 72% dan padi
ladang 28%. Produktifitasnya per hektar mencapai 6 ton untuk padi sawah
dan 4 ton untuk padi ladang. Kecamatan Pademawu dan Proppo
merupakan penyumbang terbesar produksi padi Pamekasan. Untuk
tanaman jagung, luas areal penanaman adalah 39 ribu hektar dengan luas
penanaman terbesar berada di Kecamatan Pasean, persentasenya
mencapai 22% dari luas kabupaten.Dari segi produktifitas, Kecamatan
Galis menepati posisi tertinggi disusul Kecamatan Waru dan Pademawu.
Total produksi jagung pipilan kering adalah 1,1 juta kwintal dengan
sumbangan produksi terbesar dari Kecamatan Batumarmar dan Pasean
sebesar masing-masing 20%.
Hasil pertanian subsektor peternakan juga menjadi andalan
Pamekasan. Seperti diketahui, Madura merupakan salah satu penghasil
daging utama di Indonesia. Sapi Madura yang bercirikan warna merah
87
bata merupakan salah ras murni sapi Indonesia. Produksi daging
Kabupaten Pamekasan sebesar hampir 1.700 ton pada tahun 2014.
Kecamatan Waru dan Pasean menyumbangkan produksi daging masing-
masing 170 ton dan 200 ton. Selain daging sapi, Kabupaten Pamekasan
juga merupakan penghasil telur ayam ras. Jumlahnya selalu meningkat
setiap tahun. Produksi telur mencapai 3. 000 ton sementara produksi
daging ayam baik dari ayam ras maupun buras sebesar 320 ton. Potensi
yang luar biasa dari Kabupaten Pamekasan yang perlu dikembangkan di
masa depan.168
6. Industri, Pertambangan, dan Energi
Kabupaten Pamekasan perlu lebih membuka diri kepada investor
untuk menanamkan modalnya. Baik dengan memberikan kemudahan
perijinan maupun insentif pajak supaya nilai investasi lebih meningkat.
Kenaikan nilai investasi pada tahun 2014 hanya sekitar 2,5%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Jumlah tenaga kerja dan unit usaha juga mengalami kenaikan
meskipun tidak signifikan. Persentase kenaikan jumlah tenaga kerja
sebesar 1,1%. Kenaikan jumlah unit usaha sebanyak 0,2%. Dari sekitar 12
jenis sentra usaha di Kabupaten Pamekasan, anyaman tikar, batik dan
garam curah menyumbang tenaga kerja terbanyak yaitu 82% dari total
tenaga kerja 11.800 orang.
Terjadi kenaikan jumlah tenaga kerja jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, yaitu 7% hasil sumbangan dari usaha garam curah. Apabila
168Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.
Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 199-200.
88
kita perhatikan data pencari kerja yang tercatat di Dinas Sosial, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi bisa kita ketahui bahwa jumlah pencari kerja
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 78%. Namun
demikian tidak bisa serta merta kita simpulkan bahwa tenaga kerja yang
terdaftar di dinas terserap pada industri garam curah.
Data yang diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan menunjukkan,
jumlah produksi garam mengalami penurunan sekitar 9 ribu ton. Namun
demikian, rata-rata produksi per hari mengalami peningkatan hampir dua
kali lipat menjadi 87 ton per hari. Penurunan produksi ini disebabkan luas
areal produksi garam juga mengalami penurunan sebesar 55%. Penurunan
luas area terbesar berada di Kecamatan Galis, sebesar lebih dari 50%.
Kebutuhan sumber energi listrik Kabupaten Pamekasan sebesar 18
juta kwh. Sedangkan daya terpasang 130 juta kwh. Jumlah tersebut
merupakan pemakaian dari pelanggan sebanyak 160 ribu unit. Terdiri dari
pelanggan sosial, rumah tangga, perusahaan, perkantoran dan penerangan
jalan. Rumah tangga merupakan pelanggan terbesar energi listrik yang
kebutuhan konsumsinya setara dengan 72% dari total konsumsi
keseluruhan.169
7. Perdagangan, Hotel, dan Pariwisata
a. Perdagangan
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan
selama tahun 2014 telah mengeluarkan Surat Ijin Usaha Perdagangan
169Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.
Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 265.
89
sebanyak 555 lembar. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yang mencapai 515 lembar.
Surat ijin usaha perdagangan kecil tetap yang terbesar dalam
jumlah pengajuan untuk disetujui meskipun jumlahnya mengalami
peningkatan yang tidak terlalu tinggi dari tahun sebelumnya sekitar
4%. Perijinan untuk usaha perdagangan menengah juga mengalami
peningkatan jumlah pengajuan, cukup tinggi sebesar 38%. Sedangkan
perdagangan besar tidak ada pengajuan perijinan baru. Pengajuan ijin
usaha tersebut terbanyak berada di kecamatan Pademawu dan
Tlanakan. Jenis ijin usaha yang diberikan berupa perdagangan barang
dan jasa yang terdiri dari 74% untuk perijinan perdagangan barang
dan sisanya adalah perijinan perdagangan jasa.170
b. Pariwisata
Ada enam tempat wisata di Kabupaten Pamekasan yang terdiri
dari tiga jenis wisata alam, dua wisata religi dan satu wisata budaya.
Jumlah pengunjung tempat wisata mengalami peningkatan luar biasa
yaitu 74% selama tahun 2014. Pengunjung terbanyak berasal dari
wisatawan dalam negeri, jumlahnya hampir 100%. Wisatawan
domestik lebih banyak mengunjungi objek wisata religi dibandingkan
dengan jenis tempat pariwisata yang lain. Sedangkan wisatawan dari
mancanegara lebih banyak mengunjungi tempat wisata alam yaitu
pantai dan api abadi.
170Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.
Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 283.
90
Keberadaan tempat pariwisata di Kabupaten Pamekasan juga
didukung dengan keberadaan sarana akomodasi yaitu tempat
penginapan. Jumlah hotel sebanyak 12 buah dengan jumlah kamar
286 buah dengan jumlah tempat tidur 529 buah. Keberadaan hotel ini
sudah mencukupi kebutuhan para wisatawan meskipun masih sekelas
melati.171
8. Transportasi dan Komunikasi
a. Transportasi
Sarana transportasi dari dan ke kabupaten Pamekasan telah
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Begitu juga dengan
prasarana pendukungnya seperti terminal dan jalan. Kondisi jalan di
Kabupaten Pamekasan pada Tahun 2013 terdiri dari Jalan Negara
sepanjang 30,06 Km, Jalan Provinsi sepanjang 72,66 Km, dan Jalan
Kabupaten sepanjang 512,36 Km. Adapun kondisi jalan yang baik
pada Jalan Negara yaitu sepajang 21,060 Km, Jalan Provinsi
sepanjang 36,240 Km, sedangkan Jalan Kabupaten 404,477 Km tahun
2013. Namun demikian, pada tahun 2014, kondisi jalan yang baik
pada Jalan Kabupaten mengalami peningkatan yaitu sepanjang
408,101 Km.
Kondisi jalan sedang pada Jalan Negara sepanjang 9,000 Km,
Jalan Provinsi sepanjang 32,050%, dan Jalan Kabupaten sepanjang
68,299 Km tahun 2013. Namun demikian, kondisi jalan sedang pada
Jalan Kabupaten mengalami peningkatan pada tahun 2014 yaitu
sepanjang 75,519 Km. Adapun kondisi jalan rusak pada Jalan Negara
171Ibid.
91
yaitu sepanjang nol kilometer, Jalan Provinsi sepanjang 3,620 Km,
dan Jalan Kabupaten sepanjang 25,840 Km pada tahun 2013,
sedangkan kondisi jalan rusak pada Jalan Kabupaten tahun 2014
mengalami penurunan yaitu sepanjang 21,964 Km. Selain itu, kondisi
jalan rusak berat pada Jalan Negara sepanjang nol kilometer, Jalan
Provinsi sepanjang 0,750 Km, dan Jalan Kabupaten sepanjang 13,743
Km. Namun demikian, kondisi jalan rusak tersebut mengalami
penurunan pada tahun 2014 yaitu sepanjang 6,775 Km.172
Pada aspek angkutan umum, para penumpang dari luar kota yang
akan melanjutkan perjalanan menuju penjuru kota bisa menggunakan
angkutan umum yang tersedia. Angkutan umum yang melayani trayek
antar kecamatan maupun antar kabupaten berjumlah lebih dari 280
unit. Demikian juga dengan ojek yang tersedia 24 jam akan
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bepergian.
Keberadaan angkutan yang nyaman menjadi idaman masyarakat.
Angkutan penumpang khususnya bis antar kota maupun antar propinsi
telah dilengkapi dengan pendingin udara dengan jumlah armada yang
lebih dari cukup serta kondisi kendaraan yang relatif baru. Semua ini
demi pelayanan terhadap warga masyarakat Madura khususnya
Pamekasan yang akan melakukan perjalanan ke luar kota. Demikian
juga untuk angkutan barang juga telah mendapat perhatian khususnya
keberadaan terminal angkutan barang.173
172Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.
Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 301-302. 173Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.
Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 295.
92
b. Komunikasi
Kegiatan berkomunikasi sekarang ini telah menjadi kebutuhan
pokok manusia. Kemudahan untuk berkomunikasi mulai berkembang
dengan adanya alat komunikasi nirkabel yang bisa dibawa kemana-
mana. Kecanggihan alat komunikasi selain memberikan kemudahan
juga memberikan keringanan dalam biaya yang dikeluarkan.
Meskipun demikian, alat komunikasi melalui surat menyurat
masih dilakukan masyarakat. Data dari kantor Pos menunjukkan
kegiatan surat menyurat dalam negeri yang dikirimkan mengalami
peningkatan 40% demikian juga kegiatan pengiriman barang baik
tujuan domestik maupun internasional mengalami peningkatan
masing-masing sebesar 129% dan 28%.
Berbagai jenis pilihan untuk berkomunikasi yang ada di
kabupaten Pamekasan memberikan banyak pilihan bagi masyarakat
pun juga memberikan berbagai macam kemudahan mendapatkan
informasi yang dibutuhkan.174
9. Pendapatan Daerah
Anggaran Pendapatan Kabupaten Pamekasan tahun 2015 sebesar Rp.
1.560.088.105.596,85 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)
sebesar Rp. 125.125.996.935,85, Dana Perimbangan sebesar Rp.
1.045.630.754.000,00, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp.
389.331.354.661,00.
174Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.
Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 295-295.
93
Adapun Belanja Daerah sebesar Rp. 1.803.972.008.531,46 yang
terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 978.675.867.458,46 dan
Belanja Langsung sebesar Rp. 825.296.141.073,00. Belanja Tidak
Langsung terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp. 796.663.353.767,06,
Belanja Hibah sebesar Rp. 29.47 6.77 5.000,00, Belanja Bantuan Sosial
sebesar Rp. 26.336.97 0.000,00, Belanja Bagi Hasil sebesar Rp.
2.178.702.315,40, Belanja Bantuan Keuangan sebesar Rp.
120.520.066.376,00, dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp.
3,500.000.000,00. Sedangkan Belanja Langsung terdiri dari Belanja
Pegawai sebesar Rp. 21.624.064.508,00, Belanja Barang dan Jasa sebesar
Rp. 355.526.644.675,00, dan Belanja Modal sebesar Rp.
448.145.431.890,00.175
10. Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto kabupaten Pamekasan pada tahun
2014 mengalami peningkatan 11% (angka sementara). Lapangan usaha
yang memberikan sumbangan peningkatan antara lain dari sektor
konstruksi, perdagangan dan pertanian. Ketiga sektor ini memberikan
persentase kenaikan antar 10-35%.
Laju pertumbuhan PDRB kabupaten Pamekasan sebesar 5,8%.
Transportasi dan pergudangan mempunyai laju pertumbuhan tertinggi
yaitu 10% meskipun lebih rendah 0,3% jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Adapun sektor pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial
175Pasal 1 Peraturan Bupati Pamekasan Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015.
94
mempunyai peningkatan paling rendah yaitu 1,37% menurun 0,18% dari
tahun sebelumnya.
Sektor yang memberikan kontribusi laju pertumbuhan selain
transportasi adalah jasa perusahaan dan penyedia akomodasi.
Kenaikannya 1 dan 4 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan jasa
informasi komunikasi serta keuangan asuransi yang tahun sebelumnya
menyumbang kontribusi diatas 10% tahun 2014 ini berdasarkan angka
sementara mengalami penurunan 3 dan 4 persen.
Dari sejumlah lapangan usaha yang berkontribusi terhadap laju
pertumbuhan PDRB Pamekasan, berdasarkan angka sementara hampir
semuanya mengalami penurunan. Hanya beberapa jenis saja yang
kontribusinya meningkat, seperti pertanian, penggalian, industri,
penyediaan akomodasi dan jasa perusahaan meskipun secara persentase
tidak terlalu tinggi.176
11. Pembangunan Manusia
Indikator penyusun Indeks Pembangunan Manusia adalah angka
harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan
pengeluaran per kapita riil disesuaikan.
Berdasarkan angka sementara, angka harapan hidup masyarakat
kabupaten Pamekasan mengalami peningkatan 0,27 tahun. Angka melek
huruf meningkat 0,31%, rata-rata lama sekolah meningkat 0,1 tahun dan
pengeluaran perkapita riil meningkat 3,77 ribu. Dari tahun ke tahun
176Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.
Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 333.
95
semua komponen penyusun IPM di kabupaten Pamekasan mengalami
peningkatan.
Komponen Indeks Pembangunan Manusia terdiri dari indeks
kesehatan, indeks pendidikan, indeks PPP dan IPM. Masing-masing
komponen indeks ini meningkat 0,42-0,87.
Adanya peningkatan angka indikator serta komponen Indeks
Pembangunan Manusia menunjukkan bahwa pemerintah kabupaten
Pamekasan berhasil mengatasi beberapa permasalahan yang menjadi
hambatan dalam upaya meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakatnya.
Apabila angka Indeks Pembangunan Manusia kabupaten Pamekasan
dibandingkan dengan kabupaten lain di Madura dan angka Propinsi Jawa
Timur, maka terlihat IPM kabupaten Pamekasan merupakan yang
tertinggi dan 5,5 poin lebih rendah dari angka Jawa Timur.
Diharapkan dengan pembangunan yang terus dilakukan serta upaya
meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan sarana
pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang semakin banyak dan lengkap,
maka kondisi masyarakat semakin baik tingkat kemakmuran dan
kesejahteraannya semakin tinggi.177
C. Kabupaten Sampang
1. Gambaran Umum Kabupaten Sampang
Secara geografis, Kabupaten Sampang terletak antara 113o08’ –
113o39’ Bujur Timur dan 06o05’ – 07o13’ Lintang Selatan yang
177Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.
Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 345.
96
mencakup wilayah daratan seluas 1.233,30 km2 dengan batas sebelah
utara adalah, Laut Jaws, sebelah timur adalah Kabupaten Pamekasan,
sebelah selatan adalah Selat Madura, dan sebelah barat adalah Kabupaten
Bangkalan.
Secara topografis Kabupaten Sampang berupa wilayah datar (0-2%)
seluas 37.785,64 Ha, bergelombang (>1-15%) seluas 64.807,14, curam
(>15-40%) seluas 15.246,93 Ha dan sangat curam (>40%) seluas 2.490,29
Ha. Kabupaten Sampang terletak di sekitar garis khatulistiwa dengan
iklim tropis, musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Oktober
sampai Maret, musim kemarau biasanya terjadi pada bulan April sampai
September.
Jumlah penduduk Kabupaten Sampang berdasarkan data Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil hasil perhitungan akhir tahun 2015
adalah sebesar 919.825 jiwa terdiwi dari laki-laki 457.850 jiwa (49,78%)
dan perempuan 461.975 jiwa (50,22%).178
2. Pemerintahan
Menurut administrasi pemerintahan, wilayah Kabupaten Sampang
terbagi ke dalam 14 kecamatan, 6 kelurahan, 180 desa, 949 dusun, 1.074
Rukun Warga, dan 2.281 Rukun Tetangga.
Keberhasilan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selain ditentukan
oleh kelembagaan yang dimilikinya juga sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan dan kualitas sumber daya manusia aparatur. Pada saat ini
jumlah aparatur pemerintah daerah meningkat seiring dengan kebutuhan
178Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil
Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 1-2.
97
daerah. Sampai bulan Desember 2015 jumlah PNS di Kabupaten
Sampang berjumlah 8.242 personil dengan rincian Golongan I sebanyak
320 personil, Golongan II sebanyak 1.878 personil, Golongan III
sebanyak 4.304 personil, dan Golongan IV sebanyak 1.740 personil.
Sedangkan jumlah Pejabat Struktural yang ada di Kabupaten Sampang
berjumlah 797 personel dengan rincian Eselon II sebanyak 29 personel,
Eselon III sebanyak 155 personel, dan Eselon IV sebanyak 613
personel.179
Selain jabatan struktural yang dimiliki oleh Kabupaten Sampang juga
terdapat Jabatan Fungsional, yaitu Jabatan Fungsional Kesehatan, Jabatan
Fungsional Pendidikan, dan Jabatan Fungsional Tertentu terdiri dari
analis kepegawaian, auditor, audiwan, arsiparis, medis veteriner, penata
ruang, surveyor pemetaan, perencana, pengendali dampak lingkungan,
pranata computer, penerjemah, statisi, penyuluh perindustrian dan
perdagangan, pamong belajar.
Visi Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018 adalah “Terwujudnya
Birokrasi Sehat, Masyarakat Kuat, dan Lingkungan Bersahabat demi
Tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat”. Adapun misi
Kabupaten Sampang adalah:
1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan profesional
2. Meningkatkan pelayanan dasar yang berkualitas dan terjangkau
3. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah sesuai daya dukung
4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
179Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil
Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 13-14.
98
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan180
3. Penduduk dan Ketenagakerjaan
Perkembangan jumlah penduduk selama 4 tahun terakhir berdasarkan
data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yaitu 883.282 jiwa pada
2012, 885.313 jiwa pada 2013, 940.636 jiwa pada 2014, dan 919.825
pada 2015. Sedangkan indikator ketenagakerjaan pada tahun 2015 yaitu
63,37% dengan kategori tingkat partisipasi angkatan kerja, 4,61% dengan
kategori pencari kerja yang ditempatkan, 4,48% dengan kategori rasio
lulusan S1/S2/S3, 33,32% dengan kategori rasio ketergantungan, dan 2,51
dengan kategori tingkat pengangguran terbuka.
Upah minimum Kabupaten Sampang peningkatan selama 4 tahun
terakhir yaitu Rp 800.000 pada 2012, Rp 1.104.600 pada 2013, Rp
1.120.000 pada 2014, dan Rp 1.243.200. Pada tahun 2016 Upah
Minimum Kabupaten Sampang sebesar Rp 1.387.000.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sampang mengalami
peningkatan sejak tahun 2010 yaitu sebesar 54,49%, 55,17% pada 2011,
55,78% pada 2012, 56,45% pada 2013, 56,98% pada 2016, dan 57,4%
pada 2015.181
4. Pendidikan
Pendidikan dijadikan wahana untuk mewujudkan keinginan
memanusiakan manusia, membuat manusia menjadi berdaya dalam
180Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil
Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 5. 181Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil
Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 17-22.
99
mengembangkan sisi kemanusiaannya, selain itu pendidikan harus
memberdayakan manusia, mencerahkan dan memuliakan kehidupan
manusia.
Berdasarkan data dari BPS Provinsi Jawa Timur tahun 2016, sebagian
besar penduduk umur di atas 5 tahun di Kabupaten Sampang adalah tidak
bersekolah lagi dengan rincian 47,33% tidak bersekolah lagi, 26,8%
tidak/belum pernah sekolah, 15,95% pendidikan tingkat SD/MI/Paket A,
5,61% tingkat SMP/MTs/Paket B, 3,38% pada tingkat
SMA/SMK/MA/Paket C, 0,02% pada tingkat D1/D2/D3, dan 0,93% pada
tingkat D4/S1/S2/S3.182
5. Kesehatan
Sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki oleh Kabupaten
Sampang yaitu 1 buah rumah sakit, 16 puskesmas rawat inap, 5
puskesmas non rawat inap, 21 puskesmas keliling, 56 puskesmas
pembantu, 7 balai pengobatan/klinik, 49 praktek dokter perorangan, 1 unit
transfusi, 1 usaha kecil obat tradisional, 25 apotek, dan 2 toko obat.
Adapun jumlah tenaga medis di Kabupaten Sampang yaitu 14 dokter
spesialis, 38 dokter umum, 15 dokter gigi, 1 dokter gigi spesialis, 203
bidan, 395 perawat, 20 perawat gigi, 8 teknis farmasi, 5 apoteker, 13
kesmas, 9 kesling, 30 nutrisionis, 6 dietisien, 2 fisioterapi, 4 radiografer, 2
elektromedik, 14 analis medis, dan 2 rekam medik.183
182Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil
Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 23. 183Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil
Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 37.
100
6. Perekonomian
a. Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang pada tahun 2016 sebesar
Rp. 1.711.100.321.627,00 sedangkan Belanja Daerah sebesar Rp.
1.832.100.321.627,00. Adapun rincian pendapatan daerah yaitu
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 120.965.331.272,00,
Dana Perimbangan sebesar Rp. 1.216.643.037.755,00, dan lain-lain
pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 373.491.952.600,00.
Belanja Tidak Langsung Daerah sebesar Rp.973.898.155.560,00
dengan rincian Belanja Pegawai sebesar Rp. 696,918.834.440,00,
Belanja Hibah sebesar Rp. 20.383.024.100,00, Belanja Bantuan Sosial
sebesar Rp. 19.914.888.900,00, Belanja Bagi Hasil sebesar Rp.
3.466.768.120,00, Belanja Bantuan Keuangan sebesar Rp.
230.714.640.000,00, dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp.
2.500.000.000,00.
Adapun Belanja Langsung Daerah sebesar Rp.
858.202.166.067,00 dengan rincian Belanja Pegawai sebesar Rp.
15.475.358.500,00, Belanja Barang Barang dan Jasa sebesar Rp.
326.810.265.565,00, dan Belanja Modal sebesar Rp
.515.916.542.002,00.184
184Pasal 1 Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016.
101
b. Produk Unggulan Daerah
1. Sektor Pertanian
Produksi pertanian di Kabupaten Sampang diantaranta yaitu
padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, kedelai, bawang merah,
cabai, mangga, pisang, jambu air, dan semangka.
Adapun produksi tanaman perkebunan diantaranya yaitu jambu
mente, kelapa, tembakau, wijen, dan cabe jamu. Sedangkan
komoditas peternakan di Kabupaten Sampang diantaranya yaitu
sapi, kambing, domba, ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging,
dan itik.185
2. Sektor Kelautan dan Perikanan
Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu unggulan
di Kabupaten Sampang karena wilayah Kabupaten Sampang
memiliki pesisir yang panjang di wilayah Utara dan Selatan
dengan jumlah produksi yang sangat potensial untuk
dikembangkan. Adapun jumlah produksi perikanan pada
komoditas kolam tahun 2015 yaitu 500,5 ton, komoditas perairan
umum pada tahun 2015 yaitu 22,77 ton, komoditas laut pada tahun
2015 yaitu 7.130,86 ton, dan komoditas tambak pada tahun 2015
yaitu 6.559,9 ton.186
3. Sektor Industri
Industri dengan jumlah besar di Kabupaten Sampang
diantaranya yaitu furnitur dari kayu, genteng dari tanah liat, jasa
185Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil
Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 38-40. 186Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil
Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 41-42.
102
pengelasan, pemeliharaan dan reparasi sepeda motor,
pemeliharaan dan reparasi mobil, percetakan, dan moulding dan
komponin bahan bangunan.187
4. Sektor Pertambangan
Potensi bahan mineral bukan logam dan batuan diantaranya
yaitu batu gamping dengan cadangan sebesar 12.909.9991.149m2,
tanah liat dengan cadangan sebesar 7.312.626.510m2, batu putih
dengan cadangan sebesar 2.295.143.945m2, phospat dengan
cadangan sebesar 6.516.508m2, kalsit dengan cadangan sebesar
2.969.562m2, dan pasir kuarsa dengan cadangan sebesar
2.419.412m2.
Sedangkan potensi kekayaan minyak dan gas bumi yang telah
dieksplorasi/dieksploitasi oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama
(KKKS) diantaranya dengan Santos, Pty, Ltd di Sreseh dan Pantai
Selatan Madura (Camplong) dengan durasi kontrak 30 tahun yaitu
sejak 1997 hingga 2027, SPE Madura Offshore, Pty, Ltd di
Kedungdung dengan durasi kontrak 30 tahun yaitu sejak 2008
hingga 2038, Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore di
Ketapang dengan durasi kontrak 20 tahun yaitu sejak 2011 hingga
2031, dan lain sebagainya.188
187Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil
Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 42. 188Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil
Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 47-49.
103
c. Produk Domestik Regional Bruto
Perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten sejak tahun
2010 sebesar 6,63%, 5,78% pada tahun 2011, 5,81% pada tahun 2012,
5,24% pada tahun 2013, 5,05% pada tahun 2014, dan 5,12% pada
2015. Adapun perkapita Kabupaten Sampang pada tahun 2015 sebesar
Rp 13.784.660,40 naik dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp
12.540.193,20 atau naik sebesar 9,92%. Adapun tingkat inflasi di
Kabupaten Sampang pada periode tahun 2014 sebesar 6,05% turun
menjadi 5,80% pada tahun 2015.189
7. Pariwisata dan Budaya
a. Sektor Wisata
1. Wisata Alam
Wisata alam di Kabupaten Sampang diantaranya yaitu wisata
Pantai Camplong, Waduk Klampis, Air Terjun Toroan, Hutan
Kera Nepa, Waduk Nipah, dan Goa Lebar.190
2. Wisata Budaya
Wisata budaya di Kabupaten Sampang diantaranya yaitu
antraksi kerapan sapi dan atraksi sapi sonok.191
3. Wisata Purbakala
Wisata purbakala di Kabupateng diantaranya yaitu situs
pababaran Trunojoyo, situs Ratu Ebu, Sumur Daksan, situs
Makam Pangeran Santo Merto, situs Makam Bangsacara dan
189Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil
Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 57. 190Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil
Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 64-70. 191Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil
Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 71-73.
104
Ragapetmi, dan situs Makam Sayyid Ustman Bin Ali Bin Abdillah
Al-Habsyi.192
D. Kabupaten Bangkalan
1. Keadaan Geografis
Kabupaten Bangkalan dengan luas wilayah 1.260,14 Km2 yang berada
dibagian paling Barat dari pulau Madura, terletak diantara koordinat
112o40’06” – 113o08’04” Bujur Timur serta 6o51’39” – 7o11’39” Lintang
Selatan.
Adapun batas-batas wilayahnya adalah disebelah Utara berbatasan
dengan Laut Jawa, disebelah Timur berbatasan dengan wilayah
Kabupaten Sampang, dan disebelah Selatan dan Barat berbatasan dengan
Selat Madura.
Dilihat dari topografi, maka daerah Kabupaten Bangkalan berada pada
ketinggian 2 – 100 m di atas permukaan air laut. Wilayah yang terketak di
pesisir pantai, seperti Kecamatan Sepulu, Bangkalan, Socah, Kamal,
Modung, Kwanyar, Arosbaya, Klampis, Tanjung Bumi, Labang dan
Kecamatan Burneh mempunyai ketinggian antara 2 – 10 m di atas
permukaan air laut. Sedangkan wilayah yang terletak di bagian tengah
mempunyai ketinggian antara 19 – 100 m di atas permukaan air laut,
tertinggi adalah kecamatan Geger dengan ketinggian 100 m diatas
permukaan laut.193
192Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil
Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 74-77.. 193Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah
Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.
Hlm x.
105
2. Pemerintahan
Wilayah Kabupaten Bangkalan terbagi menjadi 18 kecamatan dan 281
desa/kelurahan atau lebih spesifik terdiri 273 desa dan 8 kelurahan.
Dilihat dari komposisi jumlah desa, maka Kecamatan Tanah Merah
memiliki jumlah desa terbanyak yakni 23 desa/kelurahan, sedangkan yang
paling sedikit Kecamatan Kamal sebanyak 10 desa/kelurahan.
Pembangunan di segala bidang yang telah digalakkan oleh pemerintah
bersama masyarakat selama ini menunjukkan hasil yang cukup
menggembirakan. Hal ini tidak lepas dari pegawai Pemerintah Daerah
yang berkinerja baik dari hari ke hari. Pegawai negeri sipil di lingkukan
pemerintah daerah saat ini terdiri dari 9.870 PNS, 923 Pejabat Struktural,
dan 6.011 Pejabat Fungsional.194
3. Penduduk
Kabupaten Bangkalan dengan luas 1.261,81 km2, dari proyeksi
penduduk tercatat 954.305 jiwa dengan komposisi 455.710 jiwa penduduk
laki-laki dan 498.595 jiwa perempuan. Dengan kondisi tersebut maka
kepadatan penduduk sebesar 757 jiwa/km2. Sedangkan pertumbuhan
penduduk sebesar 0,9% per tahun.
Bila kita cermati lebih rinci lagi dari struktur penduduk dapat dilihat
penyebaran penduduk menurut kelompok umur Dengan pengelompokan
umur lima tahunan dari kelompok umur 0-4 tahun sampai dengan
kelompok umur 75 tahun ke atas. Jumlah penduduk terbesar berada di
194Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah
Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.
Hlm xi.
106
kelompok umur 10-14 tahun yang mencapai 97.413 jiwa, urutan
selanjutnya kelompok umur 15-19 tahun mencapai 97.372. Sedangkan
yang mempunyai jumlah paling sedikit berada pada kelompok umur 70-
74 tahun dengan jumlah 19.356 jiwa, dan sisanya menyebar di kelompok
umur yang lain.195
4. Sosial
a. Pendidikan
Pada tahun 2015, fasilitas pendidikan di Kabupaten Bangkalan
terdiri SD Negeri, SD Swasta, MI Negeri, MI swasta, SMP Negeri,
SMP Swasta, MTs Negeri, MTs Swasta, SMAN/SMKN,
SMAS/SMKS, MA Negeri dan MA Swasta. Kemajuan perkembangan
pendidikan di daerah dipengaruhi juga dengan kuantitas guru dan
sekolah baik di tingkat SD, SMP, dan SMA. Di Kabupaten Bangkalan
tahun 2015 ini masing-masing tingkatan untuk jumlah sekolah dan
guru berturut-turut di tingkat SD ada 840 sekolah dan 7.811 guru. Di
tingkat SMTP ada 338 sekolah dan 5.104 guru. Sedangkan di tingkat
SMTA terdapat 174 sekolah dan 2.743 guru.
Perbandingan jumlah guru yang ada dengan jumlah anak didik
digambarkan dalam bentuk rasio Murid terhadap guru. Rasio murid
dan guru yang terbesar adalah pada SD negeri, yaitu sebesar 17,69,
artinya setiap 18 murid didampingi oleh seorang guru. Untuk tingkat
pendidikan dasar rasio yang paling kecil adalah MI Swasta sebesar
11,70. Untuk tingkat SLTP, Rasio yang paling redah adalah MTs
195Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah
Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.
Hlm xii.
107
Swasta yaitu sebesar 7,10. Untuk tingkat SLTA, rasio yang paling
baik adalah MA Swasta dimana setiap 7 orang siswa didampingi oleh
seorang guru.196
b. Kesehatan
Hampir semua sarana kesehatan di Kabupaten Bangkalan telah
tersedia, walaupun dengan jumlah yang bervariasi. Rumah Sakit
Umum pada tahun 2015 telah mampu menyediakan 193 tempat tidur
untuk pasien rawat inap. Jumlah ini masih ditunjang oleh Puskesmas-
puskesmas yang juga telah menyediakan fasilitas rawat inap. Tersedia
22 unit puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten
Bangkalan. Di samping itu masyarakat Bangkalan yang membutuhkan
pelayanan kesehatan masih bisa memanfaatkan pelayanan dari
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Dokter Swasta, dan juga
selain melayani program KB, Polindes dan Bidan Praktek Swasta juga
bisa memberikan pelayanan kesehatan lainnya. Pelaksanaan Program
KB, dari tahun ke tahun dapat dilihat dari tingkat kesadaran
masyarakat dalam mengikuti program KB.197
5. Pertanian
Produksi padi 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,35 persen
dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana produksi padi pada tahun 2014
sebesar 312.080 ton dan pada tahun 2015 sebesar 313.159 ton.
196Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah
Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.
Hlm xiii. 197Ibid.
108
Produksi palawija di Kabupaten Bangkalan tahun 2015 masih
didominasi jagung dengan produksi sebesar 132.884 ton. Berikutnya
adalah ubi kayu dengan produksi sebesar 49.277 ton. Kacang tanah
dengan produksi 33.751 ton, ubi jalar dengan produksi 19.988 ton, kedelai
dengan produksi 13.868 ton dan yang paling kecil kacang hijau dengan
produksi 2,229 ton. Produksi padi dan palawija sangat dipengaruhi oleh
produktifitas dan luas panen. Sedangkan produktifitas bergantung pada
irigasi, varietas, teknologi cocok tanam, disamping faktor lainnya.
Komoditas jagung produktifitasnya selalu meningkat, komoditas ubi jalar
selalu menurun. Sedangkan produktifitas komoditas yang lain mengalami
perkembangan yang fluktuatif selama empat tahun terakhir ini.198
6. Transportasi
Jalan di Kabupaten Bangkalan dalam kondisi baik dari tahun 2010-
2012 terus meningkat komposisinya. Sedangkan komposisi jalan dalam
kondisi sedang, rusak ringan maupun rusak berat semakin menurun. Hal
ini menunjukkan semakin meningkatnya infrastruktur yang pada
akhirnyadapat meningkatkan mobilitas penduduk dan meningkatkan
perekonomian masyarakat secara umum.199
Panjang jalan di Kabupaten Bangkalan tahun 2015 mencapai 721.365
Km. Kondisi jalan yang diaspal pada tahun 2015 sepanjang 697.815 Km
dan 23.550 Km jalan berkerikil. Adapun kondisi jalan yang baik pada
198Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah
Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.
Hlm xv. 199Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah
Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.
Hlm xvi.
109
tahun 2015 yaitu sepanjang 484.900 Km, kondisi sedang sepanjang
109.920 Km, kondisi rusak ringan sepanjang 74.625 Km, dan kondisi
rusak berat sepanjang 52.920 Km.200
7. Keuangan
Tahun 2014, penanaman modal yang tercatat di Bagian Penanaman
Modal dan Kerja Sama sebesar 718 milyar sedangkan setahun
sebelumnya yakni tahun 2013 penanaman modal yang ada jauh lebih
besar yaitu sebesar 1.641 milyar, 56.21 persen lebih besar.201
8. Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah Kabupaten Bangkalan tahun 2016 sebesar Rp.
2.042.254.338.523,20 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)
sebesar Rp. 165.985.223.860,20, Dana Perimbangan sebesar Rp.
1.591.743.107.051,00, dan Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
sebesar Rp. 284.526.007.612,00.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari Hasil Pajak Daerah sebesar
Rp. 25.078.486.740,76, Hasil Retribusi Daerah sebesar Rp.
16.260.004.293,00, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
sebesar Rp. 1.781.172.231,74, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah sebesar Rp. 122.865.560.594,70.
Dana Perimbangan terdiri dari Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
Pajak sebesar Rp. 100.952.368.311,00, Dana Alokasi Umum (DAU)
200Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah
Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.
Hlm 233. 201Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah
Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.
Hlm xvii.
110
sebesar Rp. 1.012.242.530.000,00, Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar
Rp. 478.548.208.740,00. Adapun Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang
Sah terdiri dari Pendapatan Hibah sebesar Rp. 2.574.530.000,00, Bagi
Hasil Pajak dr Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya sebesar Rp.
87.126.548.444,00, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar Rp.
177.577.145.000,00, Bantuan Keuangan dr Provinsi/Pemerintah Daerah
Lainnya sebesar Rp. 17.083.867.000,00, dan Lain-Lain Penerimaan
sebesar Rp. 163.917.168,00.
Belanja Daerah Kabupaten Bangkalan Rp. 2.126.371.430.270,90
yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp.
1.248.580.133.475,40 dan Belanja Langsung sebesar Rp.
877.791.296.795,50. Adapun Belanja Tidak Langsung terdiri dari Belanja
Pegawai sebesar Rp. 921.617.313.881,04, Belanja Bunga sebesar Rp.
8.693.555.555,56, Belanja Hibah sebesar Rp. 16.790.120.000,00, Belanja
Bantuan Sosial sebesar Rp. 340.000.000,00, Belanja Bagi Hasil Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemdes sebesar Rp. 2.000.000.000,00,
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemdes dan
Parpol sebesar Rp. 297.639.144.038,80, dan Belanja Tidak Terduga
sebesar Rp. 1.500.000.000,00.
Sedangkan Belanja Langsung terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp.
184.685.686.144,80, Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp.
111
229.868.791.097,70, dan Belanja Modal sebesar Rp.
463.236.819.553,00.202
9. Produk Domestik Regional Bruto
Pada tahun 2015, sektor-sektor yang seperti Listrik, Gas, dan Air
minum sebesar 0,03 persen. Sektor Jasa Perusahaan juga tak banyak
memberikan sumbangan yaitu 0,35 persen. Sumbangan paling besar
diberikan oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 25,52
persen. Kontribusi besar berikutnya yaitu 25,17 persen diberikan oleh
sektor Pertambangan dan Penggalian. Sektor Perdagangan Besar dan
Eceran sebesar 14,33 persen.
PDRB Kabupaten Bangkalan Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2015
sesesar 19.048,04 miliar rupiah. Turun dibandingkan tahun 2014 yang
sebesar 21.709,17 miliar rupiah. PDRB atas dasar harga konstan tahun
2015 sebesar 16.907,13 miliar rupiah, turun dibandingkan tahun 2014
yang sebesar 17.369,77 miliar rupiah. Penurunan besaran PDRB
Kabupaten Bangkalan disebabkan oleh fluktuasi produksi migas danharga
migas di pasaran. Karena kontribusi Migas terhadap total PDRB sebesar
23,78 persen.203
202Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah
Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.
Hlm 42. 203Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah
Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.
Hlm xviii.
112
E. Rangkuman Deskripsi Wilayah dalam Tabel
Tabel 2. Deskripsi Wilayah 4 Kabupaten di Madura
No Nama Kabupaten
Sumenep Pamekasan Sampang Bangkalan
1. Luas Wilayah 2.093,45 km² 792,30 km2 1.233,30 km2 1.260,14 km2
2. Jumlah Kecamatan 27 kecamatan 13 kecamatan 14 kecamatan 18 kecamatan
3. Jumlah Desa 328 desa 178 desa 180 desa 273 desa
4. Jumlah Kelurahan 4 kelurahan 11 kelurahan 6 kelurahan 8 kelurahan
5. Jumlah Penduduk 1.072.113 jiwa
pada 2015
836.224 jiwa
pada 2014
883.282 jiwa
pada 2012
954.305 jiwa
pada 2016
6. Jumlah PNS 11.141 personil
pada 2014
8.710 personil
pada 2014
8.242 personil
pada 2015
9.870 personil
pada 2016
6. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp. 162.371.865.154,17
pada 2014
Rp. 125.125.996.935,85
pada 2015
Rp. 120.965.331.272,00
pada 2016
Rp. 25.078.486.740,76
pada 2016
7. Pendapatan Daerah Rp. 1.647.362.227.719,17
pada 2014
Rp. 1.560.088.105.596,85
pada 2015
Rp. 1.711.100.321.627,00
pada 2016
Rp. 2.042.254.338.523,20
pada 2016
8. Belanja Daerah Rp. 1.607.328.844.636,22
pada 2014
Rp. 1.803.972.008.531,46
pada 2015
Rp. 1.832.100.321.627,00
pada 2016
Rp. 2.126.371.430.270,90
pada 2016