Post on 19-Jul-2015
WELCOME
Bersahabat
Oleh: Risky Irawan, SE., MM., CPC
dengan Rezeki
Apa masalahnya?• Jika manusia menulis, kemampuan menulis itu
atas kehendak siapa?
• Kehendak Tuhan atau kehendak manusia?
• Jika manusia sholat, itu atas kehendak siapa?
• Kehendak Allah atau kehendak manusia?
• Jika manusia shodaqah, itu kehendak siapa?
• Kehendak Allah atau kehendak manusia?
• Jika manusia mencuri, itu kehendak siapa?
• Kehendak Allah atau kehendak manusia?
• Jika manusia berzina, itu kehendak siapa?
• Kehendak Allah atau kehendak manusia?
Konsekuensi jawaban:
• Jika jawabannya adalah: itu semua kehendak
Allah!
• Mengapa Allah menghendaki, ada manusia yang
“dipaksa” untuk berbuat baik?
• Mengapa ada manusia yang “dipaksa” untuk
berbuat jahat?
• Dimana keadilan Allah?
• Mengapa kalau manusia “dipaksa” berbuat jahat,
ketika di akherat harus disiksa di dalam neraka?
• Apakah Allah itu dzalim?
• Subhanallah, apakah demikian?
Jika sebaliknya:
• Itu semua adalah kehendak manusia!
• Berarti manusia mempunyai kebebasan untukberbuat.
• Jika manusia memiliki “lingkaran kebebasan” berbuat, maka kehendak Allah itu terbatas.
• Berarti Allah tidak akan mengetahui apa yang akan diperbuat manusia, apakah dia akan pulangke rumah atau terus pergi ke kantor?
• Berarti, Allah juga belum mengetahui, apakahseorang manusia itu akan masuk surga atau akanmasuk neraka nantinya.
• Berarti, Iradah (kehendak) Allah itu terbatas, termasuk Ilmu Allah itu juga terbatas?
• Subhanallah, apakah demikian?
Jika tidak:
• Berarti Allah Maha Berilmu, Allah Maha Mengetahui apa yang sudah terjadi, sedang terjadi maupun yang belumterjadi, termasuk yang lahir maupun yang batin.
• Berarti Allah pasti sudah mengetahui, apa yang belum dilakukan manusia, apakah nantinya akan menjadi baik atau akan menjadi jahat?
• Termasuk, Allah juga mengetahui secara pasti, manusia itu besok akan masuk surga atau masuk neraka.
• Jika Allah sudah tahu pasti, untuk apa sekarang manusia harus rajin beribadah? Harus rajin sholat? Harus rajin berdoa agar besuk dimasukkan ke dalam surga?
• Tidak ada gunanya! Karena Allah sudah tahu pasti surga dan nerakanya orang tersebut.
• Subhanallah, apakah demikian?
Hakikat Rejeki
PENGANTAR
• Banyak orang memahami bahwa rejeki itu
diperoleh dari hasil usahanya sendiri.
• Jika orang bekerja keras kemudian menerima
gaji, hal itu dianggap dari hasil usahanya.
• Pedagang yang memperoleh keuntungan,
dianggap karena hasil usahanya.
• Dokter yang menerima upah kerena mengobati
pasiennya, dianggap upah itu datang dari
dirinya.
Ini adalah pemahaman rejeki yang salah jenis pertama…
Marilah kita melihat faktanya
secara lebih mendalam
Benarkah Penyebab datangnya rejeki
itu atas usaha kita ?
APAKAH PEMAHAMAN
ITU BENAR?
Fakta rejeki ada 2 aspek:
Al-haal Al-asbab
Kondisi/keadaan yang
biasanya dapat
mendatangkan rizki
Bersifat kausalitas(sebab-akibat)
Masalah yang ghaib
bagi manusia
Membutuhkan dalil
yang bersifat pasti
Bersifat tidak pasti
Wilayah yang
diusahakan manusia
Bersifat pasti
Al-asbabsebab datangnya
Dalil harus qoth’i :
baik qoth’i Tsubut: Sumber
maupun qoth’i dilalah:penunjukan
berarti merujuk Al-Quran
Jadi sebab datangnya Rizki
Cuma satu yaitu dari
ALLAH AWT
Memunculkan sikap yang salah:
• Rejeki itu datangnya dari Allah semata.
• Usaha manusia itu tidak ada gunanya.
• Manusia cukup hanya pasrah pada Allah.
• Apapun yang diberikan Allah, itulah rejeki
kita.
• Manusia tidak perlu bersusah-payah
dalam mencari rejeki.
• Semua sudah ada jatahnya.
Ini adalah pemahaman rejeki yang salah jenis kedua…
MENGUASAI
MANUSIA
(AL-ASBAB)
DIKUASAI
MANUSIA
(AL-HAAL)
REJEKI
BERASAL DARI ALLAH
QODLO’ ALLAHHASIL USAHA
MANUSIA
TIDAK DIHISAB AKAN DIHISAB
BERASAL DARI MANUSIA
Makna Rejeki (secara bahasa)
• Rejeki (razaqa) itu bermakna A’tha = pemberian
• Rejeki tidak sama dengan kepemilikan
• Untuk memperolehnya bisa lewat jalan yang halal, juga
bisa dari jalan haram
• Semuanya tetap disebut sebagai rejeki
ALLAH SWT
AL-ASBAB
REJEKI
AL-HAAL
USAHA MANUSIA
USAHA
HALAL
REJEKI HALAL REJEKI HARAM
USAHA
HARAM
KEPEMILIKAN
PEMAHAMAN REJEKI DALAM 2 LINGKARAN MANUSIA
TAWAKKAL SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH IKHTIAR
MENGUASAI
MANUSIA
KEYAKINAN PADA REJEKI
BERASAL DARI ALLAH
MEMUNCULKAN SEMANGAT
DALAM MENCARI REJEKI
DIKUASAI
MANUSIA
SENANTIASA TERIKAT DENGAN
SYARI’AT ALLAH
YAKIN BAHWA ALLAH AKAN
SELALU MEMBANTU KITA
SENANTIASA TERIKAT DENGAN
SUNNATULLAH DALAM
MENCARI REJEKI
PENYANGGA
langkah-langkah kita
• Keyakinan yang mendalam akan rejeki dari Allah.
• Senantiasa berpegang teguh pada hukum syara’.
• Manusia harus terikat pada sebab-sebab kepemilikan, bukan sebab-sebab datangnya rejeki.
• Terikat pada sunnatullah (hukum sebab-akibat).
• Senantiasa berdo’a (Allah Maha Pemberi lagi MahaPenolong).
• Selalu optimis (karena dijamin Allah).
• Selalu terikat dengan hukum syara’ (karena jumlah
tidak ada hubungannya dengan cara yang dipakai).
• Tidak menghalalkan segala cara dalam mencari rejeki.
• Tidak takut menolak rejeki yang datang dengan cara
yang haram.
• Tidak mudah putus asa jika gagal dalam usahanya.
• Membuat kita tidak takut berjuang untuk Islam.
Fungsi memahami rejeki yang benar
Alhamdulillah
wassalamualaikum wr.wb.
08567705163
Twitter : @CoachRisky