Post on 04-Jun-2018
8/13/2019 cleft lip w
1/25
BAB I
PENDAHULUAN
Labiopalatoschizis adalah suatu malformasi kongenital pada bibir dan
palatum. Masalah yang umumnya ditemukan antara lain masalah kosmetik, gigi,
fungsi bicara, fungsi menelan, pendengaran, proses tumbuh kembang dan fungsi
emosional. Etiologi labiopalatoschizis bersifat multifaktorial, antara lain faktor
genetika, lingkungan, toksik, hormonal dan mekanis.
Labiopalatoschizis pada bibir dikenal dengan cleft lip (bibir sumbing).
Cleft lip terjadi pada satu dari seribu kelahiran, dan lebih banyak terjadi pada pria
( !"), resiko lebih tinggi sesuai dengan bertambahnya usia ibu.
Cleft lip (celah bibir) merupakan kelainan kongenital yang disebabkan
gangguan perkembangan #ajah pada masa embrio. $eteksi prenatal tentang
adanya cleft lip sangat berguna untuk menyiapkan orang tua yang sedang
mengandung tentang kemungkinan adanya cacat atau kelainan pada anak mereka,
dan penatalaksanaan bayi setelah lahir.
Embriologi #ajah dimulai pada minggu ke%&' intrauterin, dan pada
minggu ke%'&&& #ajah telah lengkap terbentuk. Cleft lip terjadi karena adanya
kegagalan fusi dari procesuss. erdapat beberapa teori terjadinya cleft lip antara
lain teori fusi, teori hambatan perkembangan dan teori mesodermal branchial.
*erdasarkan dari sisi yang terkena, cleft lip dapat diklasifikasiakan menjadi celah
unilateral (complete dan incomplete) serta bilateral (complete dan incomplete).
8/13/2019 cleft lip w
2/25
+ejala yang paling jelas adalah adanya celah pada bibir atas. *ayi dengan
cleft lip dapat mengalami kesulitan saat menghisap -& karena sulitnya
melakukan gerakan saat menghisap, disebabkan refleks hisap dan menelan tidak
sebaik bayi normal. encegahan cleft lip dilakukan sedini mungkin disaat ibu
sedang mengandung dengan mengindari rokok, alkohol, dan makan dengan nutrisi
yang baik bagi ibu hamil terutama saat trisemester pertama kehamilan bagi
tumbuh kembang bibir, palatum, dan struktur kraniofasial yang normal dari fetus.
enatalaksanaan tindakan dan pera#atan cleft lip dapat dilakukan dengan
tindakan operasi dan non operasi. /ntuk tindakan operasi dilakukan penanganan
pra%operasi, dengan mempertimbangkan umur penderita saat dilakukan bedah,
e0aluasi dokter anak untuk melihat adanya kelainan mayor, dilakukannya foto
rontgen untuk menentukan garis tengah #ajah dan dagu, menentukan rencana
operasi, konsultasi anastesi, dan pemeriksaan laboratorium untuk melihat kadar
hemoglobin.
ujuan operasi adalah untuk mencapai penampilan yang normal, fungsi
pengunyahan yang sempurna, pertumbuhan gigi yang baik, dan fungsi bicara yang
normal. -etelah tindakan operasi dilakukan pera#atan pasca operasi untuk
mencapai keberhasilan.
8/13/2019 cleft lip w
3/25
BAB II
CLEFT LIP
2.1. Definisi
Cleft lip ( celah bibir) merupakan kelainan sejak lahir yang terjadi ketika
jaringan bibir dalam janin tidak menyatu saat a#al kehamilan. Cleft lip
merupakan celah di bibir yang dapat memperpanjang ke dasar lubang hidung. 1
. Cleft lip terjadi antara minggu ke%' dan minggu ke%2 selama masa
kehamilan. Cleft lip terbentuk karena jaringan yang membentuk bibir tidak bersatu
dengan sempurna, sehingga menghasilkan celah pada satu sisi atau kedua sisi
bibir. 3
2.2. Embriologi waja
+ambar1 Embriologi #ajah
https 44#eb.duke.edu4anatomy4embryology4craniofacial4craniofacial.html
https://web.duke.edu/anatomy/embryology/craniofacial/craniofacial.htmlhttps://web.duke.edu/anatomy/embryology/craniofacial/craniofacial.html8/13/2019 cleft lip w
4/25
ada minggu ke%' intra uterin, terbentuk 5 buah processus yaitu 1 buah
processus frontonasal, 3 buah processus maksilaris dan 3 buah processus
mandibularis. embentukan processus ini terbentuk pada stomatodeum. ada
minggu ke%'& dua buah nasal pit terbentuk pada 0entrolateral dari processus
frontonasal sehingga membentuk 3 tonjol hidung lateral dan medial.
erkembangan #ajah selanjutnya pada minggu ke%'&&& dan 2 terjadi
melalui pertumbuhan dan penggabungan processus, yaitu processus mandibula
tumbuh bersama membentuk struktur tulang mandibula, proccesus maksila
tumbuh ke arah medial dan bersatu bersama processus nasalis lateral.
ertumbuhan selanjutnya dari proccesus maksila mendorong 3 processus nasalis
medial bersama%sama membentuk garis tengah hidung dan philtrum dari atas
bibir bagian superior. 6
able 1 erkembangan -truktur
https 44#eb.duke.edu4anatomy4embryology4craniofacial4craniofacial.html
2.!. Ana"omi Bibir
*entuk anatomi berhubungan dengan fungsi otot (pergerakan),
0askularisasi dan persyarafan (suplai darah dan iner0asi motorik dan sensorik)
https://web.duke.edu/anatomy/embryology/craniofacial/craniofacial.htmlhttps://web.duke.edu/anatomy/embryology/craniofacial/craniofacial.html8/13/2019 cleft lip w
5/25
2.!.1. Hi#$ng #an Bibir Normal
*ibir atas yang normal dengan otot orbicularis oris yang lengkap
mempunyai philtrum yang dibatasi oleh dua pasang tonjolan kulit yang
memanjang ke arah columnela yang disebut philtrum ridge4 philtrum column dan
di antarnya terdapat lekukan yang disebut philtrum dimple di bagian tengah bibir
atas. Columnela yang lurus terdapat pada hidung yang normal, dan didukung oleh
septum nasi yang lurus. -ayap hidung (ala nasi) yang simetris didukung oleh
tulang ra#an yang seimbang dan dasar sayap hidung yang jaraknya sama dari
columnela.
ada batas mukosa dan kulit, terdapat bagian kulit yang lebih terang
(#hite skin roll). *atas ini melengkung membentuk busur bibir yang disebut
Cuspid *o#. osisi alami bibir terdiri dari bagian tengah bibir atas yang sedikit
menonjol dan terletak dibagian depan dari pada bibir ba#ah. *agian tengah dari
tepi batas bibir merah atas yang lebih menonjol disebut 0ermillion red tubercule. 7
+ambar 6 natomi *ibir
http 44elementsofmorphology.nih.go04anatomy%oral.shtml
http://elementsofmorphology.nih.gov/anatomy-oral.shtmlhttp://elementsofmorphology.nih.gov/images/anatomy-oral1-large.jpghttp://elementsofmorphology.nih.gov/anatomy-oral.shtml8/13/2019 cleft lip w
6/25
*ibir atas dan bibir ba#ah terdiri dari otot dan kelenjar yang ditutupi oleh
kulit dibagian luar dan membrane mukosa dipermukaan bagian dalam. 8tot yang
utama dari bibir adalah orbicularis oris. 9egio komponen otot ini berada di
modiolus pada sudut mulut. 8tot ini dari satu sisi akan saling bertemu pada sudut
mulut untuk kemudian melingkari dan membentuk rima oris. 8tot orbicularis oris
terdiri atas 7 pasang otot orbicularis peripheral yang meluas dari rima oris ke arah
luar, sehingga pada bibir atas berhubungan dengan septum nasi dan pada bibir
ba#ah berhubungan dengan sulkus labiomentalis. $ua pasang otot orbicularis oris
marginalis terletak lebih superficial dan berbatas di ba#ah bibir merah.
8tot orbicularis oris yang merupakan pembentuk utama bibir,
berhubungan dengan otot #ajah lainnya. 8tot yang terletak superficial yaitu,
musculus le0ator labii, superioris alae:uenasi, musculus le0ator labii superior,
musculus zigomatikus minor, musculus zigomaticus mayor, musculus risorius,
musculus platysima, musculus depressor anguli oris, musculus depressor labii
inferior, dan otot yang terletak lebih dalam adalah musculus buccinator, musculus
le0ator anguli oris, musculus incisi0us inferior (mentalis), musculus incisi0us
superior.
8/13/2019 cleft lip w
7/25
+ambar 7 'askularisasi
http 44en.#ikipedia.org4#iki48rbicularis;oris
-umber 0askularisasi pada bibir yang utama adalah berasal dari arteri
carotis eksterna yang memiliki cabang arteri maksilaris eksterna, kemudian
menjadi arteri fasialis dan akhirnya sampai pada bibir sebagai arteri labialis
superior dan inferior. rteri mensuplai darah ke daerah bibir. Cabang arteri
nasalis lateralis mensuplai darah ke ala nasi.
+ambar 5 'askularisasi bibir
http 44en.#ikipedia.org4#iki4
8/13/2019 cleft lip w
8/25
-istem persyarafan pada bibir atas berasal dari ner0us infraorbitalis yang
merupakan cabang dari ner0us maksilaris sedangkan pada bibir ba#ah berasal
dari ne0us mentalis yang merupakan cabang dari ner0us mandibulais. =er0us
trigeminalis keluar dari foramen infraorbitalis diba#ah otot orbiculais oculi dan
le0ator labii superior. Cabang ner0us trigeminalis ini mempersyarafi palpebral,
hidung dan bibir atas, sedangkan cabang mentalis keluar dari foramen mentale
diba#ah otot depressor anguli oris dan mensyarafi bibir ba#ah. &ner0asi motorik
berasal dari cabang zigomatikus dan bukalis ner0us fasialis.
+ambar > -araf rigeminus
sumber ###.#ikipedia4trigeminus ner0e
2.!.2. Clef" li%
ada cleft lip unilateral complete, serabut otot orbicularis yang berjalan
horizontal dari commisura ke arah median berjalan keatas sepanjang tepi dari
celah bibir dan bagian lateral berakhir terpendam di ba#ah ala nasi dan bagian
medial terpendam pada dasar columnela nasi dan sebagian besar dari otot tersebut
melekat pada periosteum maksila sedangkan sebagian menipis pada subkutis.
http://www.wikipedia/trigeminushttp://www.wikipedia/trigeminus8/13/2019 cleft lip w
9/25
+ambar ?
http 44###.futurefaces.org.uk4about4sub%menu%item%3
ada cleft lip unilateral incomplete terbentuk lekukan kecil sedangkan
karakter otot sama dengan yang normal. -erabut otot mele#ati ujung celah dari
lateral ke medial. 8tot pada daerah cleft lip diselingi oleh trabekula jaringan
pendukung kolagen. ada cleft lip bilateral terbentuk lekukan pada kedua sisi
bibir yang memanjang sampai ke dasar hidung. $eformitas melibatkan ala nasi,
hidung, dan columnela. @idung dan ala nasi tampak asimetris. remaksila
menonjol keluar.
$eformitas yang khas pada hidung, diantaranya kibat dasar hidung yang
bercelah premaksila akan terotasi keluar sehingga hidung menjadi miring, septum
berotasi dan miring ke arah celah akibatnya puncak hidung akan berotasi, akibat
de0isiasi pada septum columnela menjadi miring kearah celah dan mengalami
pemendekan pada sisi yang bercelah, bentuk sayap tulang hidung lebih mendatar,
basis ala nasi dapat menjadi lebih lebar atau lebih tebal.
http://www.futurefaces.org.uk/about/sub-menu-item-2http://www.futurefaces.org.uk/wp-content/uploads/2010/08/cleft1.jpghttp://www.futurefaces.org.uk/about/sub-menu-item-28/13/2019 cleft lip w
10/25
2.&. Teori "erben"$'n(a )lef" li%
erdapat teori hipotesa terbentuknya patogenesis terjadinya celah pada bibir
a. eori kegagalan penyatuan
eori yang di yakini beberapa mayoritas ilmu#an yang menyatakan cleft
lip terjadi akibat kegagalan penyatuan lengkung brancial pertama. eori ini
menyatakan bah#a salah satu atau kedua procesuss tertahan perkembanganya
sehingga tidak terjadi penyatuan dan terbentuk celah. eori lain menyatakan sel
epitel seharunya hilang saat procesuss berkontak. Aika sel tidak hilang, mesoderm
tidak dapat menempel dengan mesoderm yang lain sehingga tidak dapat terjadi
penyatuan procesuss dan terbentuk celah.
b. eori migrasi mesodermik
eori ini menyatakan bah#a kurangnya migrasi dan penetrasi mesodermal
ke midline mandibula dari lengkung brancial pertama, menyebabkan ektoderm
kolaps karena kurangnya dukungan sehingga terjadi celah. idak adanya hyoid,
kartilago toroid, otot strap di leher dan manubrium kelainan yang berat.
c. eori 'an $er Meulen
ada akhir abad ke 3! 'an $er Meulen dkk mempunyai teori yang lebih
kompleks yang membuat konsep embrio lebih tampak berhubungan dengan
terjadinya celah. eori ini menyatakan bah#a celah tersebut sebenarnya bukan
celah, tetapi displasia. $isplasia ini merupakan akibat dari tertahannya
perkembangan selama proses penyatuan dari procesuss facial.
8/13/2019 cleft lip w
11/25
d. Chi dkk
Menyatakan bah#a sel epitel medial pada daerah penyatuan migrasi ke
permukaan. -el ini gagal berdeferensiasi ke mesenkim.
2.*. E"iolgi
Etiologi dari terbentuknya cleft lip adalah multifaktorial. embentukan
bibir pada masa embrio dapat terganggu dipengaruhi oleh beberapa faktor,
disamping faktor genetik juga terdapat faktor non genetik yang justru lebih sering
mengakibatkan cleft lip.
2.*.1. Fa'"or +ene"i'.
8/13/2019 cleft lip w
12/25
. $efisiensi nutrisi
=utrisi yang kurang pada masa kehamilan merupakan suatu hal penyebab
terjadinya cleft lip. $efisiensi 0itamin ribofla0in menimbulkan efek pada
timbulnya cleft lip selama kehamilan.
*. Dat kimia
emberian aspirin, kortison, dan insulin pada masa kehamilan trisemester
pertama dapat menimbulkan terjadinya cleft lip. 8bat yang bersifat teratogenik
seperti thalidomide dan phenitonin serta alkohol, kafein , aminoptherin dan injeksi
steroid.
C. rauma
rauma mental dan fisik dapat menyebabkan cleft lip. -tress yang timbul
menyebabkan fungsi korteks adrenal terangsang untuk mensekresi hidrokortison
sehingga dapat mempengaruhi keadaan ibu yang sedang mengandung dan
menimbulkan cleft lip.
2.,. Pen)ega an "erja#in(a Clef" li%
erbentuknya cleft lip dihubungkan dengan kegagalan fusi procesuss
facialis selama embrio intra uterin, tentunya hal ini dilakukan pencegahan dengan
menjaga kesehatan janin dan ibu selama masa kehamilan dengan cara, antara lain
8/13/2019 cleft lip w
13/25
. Menghindari 9okok dan lkohol
&bu yang sedang hamil mengkonsumsi tembakau secara konsisten terkait
dengan peningkatan resiko terjadinya celah orofacial. Bonsumsi alkohol adalah
faktor pemberat.
*. =utrisi.
=utrisi yang adekuat selama kehamilan terutama trisemester pertama
kehamilan sangat penting bagi tumbuh kembang bibir, palatum dan struktur
kraniofacial yang normal dari fetus.
% asam folat
8/13/2019 cleft lip w
14/25
penting untuk menge0aluasi suplementasi 0itamin pada ibu selama
kehamilan dengan tujuan sebagai tindakan pencegahann.
8/13/2019 cleft lip w
15/25
8/13/2019 cleft lip w
16/25
6. *ilateral Complete, yaitu jika celah bibir di kedua sisi memanjang hingga ke
hidung. $apat terlihat adanya penonjolan prema illa.
+ambar *ilateral Complete
-umber 7. *ilateral &ncomplete, yaitu jika celah terjadi di kedua hidung dan daerah kedua
prema ila tidak mengalami pemisahan dan hanya menyertakan dua sisi bibir
.
+ambar *ilateral incomplete
-umber
8/13/2019 cleft lip w
17/25
!.2. Pena"ala'sanaan .
era#atan bagi bayi dengan cleft lip dilakukan dengan tahapan pre
operatif, intra operatif dan post operatif.
indakan pre operatif
$alam hal persiapan operasi, bayi atau anak akan die0aluasi untuk
menilai kemampuan dan daya tahan tubuhnya terhadap tindakan operasi.
rasyarat yang lazim digunakan untuk menyatakan kesiapan atau kelayakan
seorang bayi 4 anak boleh dioperasi adalah Ralph Millards rule of ten yaitu
bera" ba#an ana' lebih dari 1! pounds atau sekitar 5 kg atau $sia ba(i 0 ana'
lebih dari 1! minggu, 'a#ar Hemoglobin #ara lebih dari 1! gr " menunjukkan
kemampuan oksigenasi anak baik, serta hitung j$mla sel #ara %$"i '$rang
#ari 1 . %er mL menunjukkan anak dalam daya tahan tubuh baik. pabila
prasyarat ini terpenuhi, maka anak akan terjamin suatu operasi yang aman, dengan
risiko pembiusan dan risiko pembedahan yang minimal serta prediksi kesembuhan
yang baik
pabila prasyarat tersebut belum terpenuhi, operasi ditunda dengan
beberapa petunjuk. $iberikan kepada orang tua untuk diikuti selama masa
perbaikan kondisi anak. Misalnya (1) etunjuk memberi minum secara hati%hati
agar pasien bayi tidak tersedak, antara lain dengan dot khusus atau dengan
bantuan sendok secara perlahan dalam posisi setengah duduk atau tegak. (3)
-elain itu, celah pada bibir harus direkatkan dengan menggunakan plester untuk
menjaga agar celah pada bibir menjadi tidak terlalu jauh akibat proses tumbuh
8/13/2019 cleft lip w
18/25
kembang rahang atas yang tidak semestinya, karena jika hal ini terjadi tindakan
koreksi pada saat operasi akan menjadi sulit dan secara kosmetika hasil akhir yang
didapat tidak sempurna. (6) Melengkapi imunisasi pada bayi 4 anaknya sesuai
dengan program, hal ini penting agar pada saat operasi bayi atau anak berada
dalam kondisi daya tahan tubuh yang baik.
-ecara normal, anak mulai berlatih bicara pada usia 5%> bulan dan terus
berkembang sampai usia 3 tahun saat kemampuan bicara anak akan lengkap dan
berhenti. tas pertimbangan itu, o%erasi bibir labio%las"(3 ideal bila dilakukan
pada usia !4, b$lan sampai 2 "a $n. Aika koreksi anatomi bibir sudah sempurna
pada usia > bulan, pengucapan huruf bibir ( B, F, M, P, V, W ) tidak terganggu.
*ila koreksi anatomi bibir dilakukan le#at dari usia 3 tahun maka ada risiko
pengucapan huruf bibir tak sempurna dan menetap (meskipun masih dapat
ditoleransi).
8/13/2019 cleft lip w
19/25
+ambar 1!
8/13/2019 cleft lip w
20/25
eknik Millard rotasi yang sering digunakan untuk memperbaiki
/nilateral Cleft Lip &ncomplete. eknik ini membuat dua flap yang berla#anan.
Belebihan pada teknik ini adalah penempatan jahitan sepanjang garis philtrum dan
dasar hidung sehingga terlihat lebih alami.
eknik ini sering digunakan untuk memperbaiki cleft lip derajat ringan
sampai sedang. $engan teknik ini cuspid bo# dan philtrum dimple dapat
dipertahankan.
+ambar eknik Millard rotasi
sumber
Aika terdapat perbedaan sisi cleft dan sisi non cleft yang lebih dari 3%7 mm
maka digunakan teknik riangular flap ( ennsion%9andal) untuk mendapatkan
0olume panjang bibir yang baik.
8/13/2019 cleft lip w
21/25
Bekurangan dari teknik ini jaringan parut yang terlihat tidak natural.
=amun memberikan hasil yang baik untuk jenis cleft lip unilateral complete yang
celah bibir mencapai ke dasar hidung dan memberikan panjang bibir yang baik.
+ambar eknik ennison
-umber
ahapan pembedahan meliputi
a. enentuan titik pedoman
b. embuatan pola gambar untuk pedoman insisi
c. $aerah yang akan diinsisi diberikan anastesi secara infiltrasi dengan anastesi
lokal ditambah 0asokonstriksi
8/13/2019 cleft lip w
22/25
d. Melakukan insisi dengan pola gambar yang telah dibuat, insisi dibuat tegak
lurus dengan mucotaneus junction.
e. enggabungan tepi insisi dengan penjahitan yang dibuat sedikit longgar dan
lapis demi lapis. Aenis benang yang digunakan adalah absorable 6.!, 7.!,
f. Bemudian dilakukan penutupan dengan kasa dan diganti setiap hari sesuai
instruksi pera#atan pasca operasi
g. Bontrol 5 hari kemudian untuk membuka jahitan dan e0aluasi pera#atan
6. era#atan pasca operasi.
era#atan pasca bedah dilakukan untuk menunjang keberhasilan
pera#atan dan mencegah terjadinya komplikasi setelah tindakan pembedahan.
era#atan pasca bedah meliputiF
. pemberian makanan per oral
-egera setelah bayi sadar dari pengaruh anastesi bayi tersebut diberikan
5" dektrosa dengan air untuk makanan pertamanya. Bemudian diberikan -&,
namun bagi anak % anak yang menggunakan susu formula dapat digunakan pipet.
*. era#atan luka
8/13/2019 cleft lip w
23/25
era#atan pada luka meliputi pelepasan jahitan yang dilakukan pada hari
ke lima sampai hari ke ketujuh. -etelah bayi keluar dari rumah sakit dilakukan
pera#atan bibir dirumah termasuk pembersihan jaringan luka sehabis makan
dengan =aCl selama 6 hari, setelah itu dapat dengan air biasa. Lapisan krim
steroid (!,35" methylprednisolone) dapat diaplikasikan pada jaringan parut untuk
menghilangkan kemerahan.
!.!. -om%li'asi %embe#a an )lef" li%
*anyak kesalahan yang sering timbul dalam melakukan metode
pembedahan dari unilateral cleft lip. ermasuk rotasi yang tidak cukup, kesalahan
penyambungan 0ermillion cutaneus, 0ermillion lebih tinggi dari posisi lateral, otot
lateral yang lebih menonjol, cuping hidung yang tertarik. imbulnya jaringan
parut yang luas serta adanya kontur merupakan komplikasi dari tindakan operasi.
erdarahan pasca operasi adalah komplikasi yang sering terjadi.
$ikerenakan bibir memiliki suplai darah yang banyak maka sebelum dilakukan
tindakan operasi terlebih dulu di e0aluasi kadar hemoglobin dalam darah.
-E5I6PULAN
8/13/2019 cleft lip w
24/25
Cleft lip ( celah bibir) merupakan kelainan sejak lahir yang terjadi ketika
jaringan bibir dalam janin tidak menyatu saat a#al kehamilan. Cleft lip terjadi
antara minggu ke%' dan minggu ke%2 selama masa kehamilan. Cleft lip terbentuk
karena jaringan yang membentuk bibir tidak bersatu dengan sempurna, sehingga
menghasilkan celah pada satu sisi atau kedua sisi bibir.
8/13/2019 cleft lip w
25/25
*ab & endahuluan...............................................................................................1
*ab && Cleft Lip
3.1. $efinisi................................................................................................6
3.3. Embriologi Gajah...............................................................................6
3.6. natomi *ibir......................................................................................7
3.6.1. @idung dan bibir normal.......................................................5
3.6.3. Cleft Lip................................................................................
3.7. eori erbentuknya Cleft Lip.............................................................1!
3.5. Etiologi................................................................................................11
3.5.1.