Post on 10-Aug-2019
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel vi
Daftar Gambar vii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
1.4 Metode Perancangan 4
Bab II Rumah Retret dan Stasi
2.1. Rumah Retret
2.1.1. Pengertian 6
2.1.2. Tujuan Retret dan Manfaatnya 7
2.1.3. Aktifitas Retret 7
2.1.4. Pelaku Kegiatan Retret 10
2.1.5. Jenis Rumah Retret dan Fasilitasnya 11
2.2. Stasi
2.2.1. Pengertian 12
2.2.2. Proses Terbentuknya Stasi 13
2.2.3. Karakteristik 15
2.2.4. Hak dan Kewajiban 15
2.2.5. Hirarki 17
2.2.6. Standard Fasiltias 19
2.3. Tinjauan Pada Fasilitas Sejenis
2.3.1. Rumah Retret Samadi - Klender 21
2.3.2. Rumah Retret Tegaljaya - Dalung 26
2.3.3. Stasi St. Andreas Kim Tae Gon – Kelapa Gading 28
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
iii
2.3.4. Stasi Okumene Imanuel - Denpasar 30
2.3.5. Komparasi dan Rekomendasi Desain 34
2.4. Spesifikasi Umum Stasi St. Maria Immaculata 36
2.4.1. Pengertian 36
2.4.2. Tujuan 37
2.4.3. Fungsi 37
2.4.4. Klasifikasi Fasilitas 37
2.4.5. Pelaku Kegiatan 38
2.4.6. Fasilitas 38
2.4.7. Hirarki Kepengurusan 39
Bab III Studi Pengadaan Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
3.1 Kabupaten sebagai Lokasi
3.1.1 Dasar Pertimbangan bagi Rumah Retret 40
3.1.2 Dasar Pertimbangan bagi Stasi 42
3.2 Deskripsi Lokasi Tapak Umum
3.2.1 Kondisi Fisik 44
3.2.2 Kondisi Non Fisik 45
3.3 Analisis SWOT 47
3.4 Kesimpulan Analisis 49
3.5 Spesifikasi Khusus Stasi St. Maria Immaculata dan Rumah Retret di Tabanan
3.5.1 Pengertian 49
3.5.2 Fungsi 49
3.5.3 Tujuan 51
3.5.4 Klasifikasi dan Cakupan Wilayah 51
3.5.5 Pelaku Kegiatan 52
3.5.6 Fasilitas 53
3.5.7 Hirarki Kepengurusan 54
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
iv
BAB IV Tema Rancangan, Program Ruang dan Program Tapak
4.1. Tema Rancangan 55
4.1.1. Dasar Pertimbangan Pemilihan Tema 55
4.1.2. Pendekatan Pemilihan Tema 56
4.1.3. Rumusan Tema 57
4.2. Program Ruang
4.2.1. Program Fungsional 58
4.2.2. Program Performansi 66
4.2.3. Program Arsitektural 75
4.3. Program Tapak
4.3.1. Kebutuhan Luas Tapak 87
4.3.2. Kriteria Pemilihan Lokasi Tapak 88
4.3.3. Pemilihan dan Penentuan Tapak 90
4.3.4. Analisis Tapak 92
4.3.5. Karakteristik Tapak 105
BAB V Konsep Perancangan
5.1. Konsep Perancangan Tapak
5.1.1. Zoning 106
5.1.2. Entrance 107
5.1.3. Parkir 108
5.1.4. Sirkulasi 109
5.1.5. Ruang Luar 110
5.1.6. Pola Masa Bangunan 111
5.1.7. Utilitas tapak 112
5.2. Perancangan Bangunan
5.2.1. Zoning 114
5.2.2. Sirkulasi 115
5.2.3. Ruang Dalam 116
5.2.4. Tampilan dan Skyline 118
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
v
5.2.5. Struktur dan Konstruksi 119
5.2.6. Utilitas dan Perlengkapan Bangunan 120
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis Doa dalam Kegiatan Retret
Tabel 2.2 Jenis Kegiatan Bimbingan Rohani
Tabel 2.3. Perbedaan Stasi dan Paroki
Tabel 2.4. Analisis Keunggulan dan Kelemahan Fungsi Rumah Retret Samadi
Tabel 2.5. Analisis Keunggulan dan Kelemahan fungsi Rumah Tegaljaya
Tabel 2.6. Analisis Keunggulan dan Kelemahan Fungsi Stasi KTG
Tabel 2.7. Analisis Keunggulan dan Kelemahan Fungsi Stasi Immanuel
Tabel 2.8. Komparasi dan Rekomendasi Desain
Tabel 2.9. Spesifikasi Umum Fasilitas Rumah retret dan Stasi
Tabel 3.1. Tabel Ringkasan Jumlah Karya Sosial Keuskupan Denpasar
Tabel 3.2. Jumlah Umat Katolik di Dekenat Bali Barat
Tabel 3.3 Analisis SWOT
Tabel 3.4 Pengelompokan Fungsi Berdasarkan Kepentingan Kegiatannya
Tabel 3.5 Cakupan Wilayah Fasilitas
Tabel 3.7 Fasiltias Rumah Retret dan Stasi di Tabanan
Tabel 4.1. Kategori fungsi
Tabel 4.2. Analisis Fungsional Civitas Peserta Retret
Tabel 4.3. Analisis Fungsional Civitas Peserta Retret (khusus tamu)
Tabel 4.4 Analisis Fungsional Civitas Pengelola
Tabel 4.5 Analisis Fungsional Civitas Karyawan dan Staff (bagian satu)
Tabel 4.6 Analisis Fungsional Civitas Karyawan dan Staff (bagian dua)
Tabel 4.7 Analisis Fungsional Civitas Karyawan dan Staff (bagian tiga)
Tabel 4.8 Analisis Fungsional Civitas Karyawan dan Staff (bagian empat)
Tabel 4.9. Analisis Fungsional Civitas Umat Stasi
Tabel 4.10. Analisis Fungsional Civitas Petugas Misa
Tabel 4.11 Analisis Fungsional Civitas Tenaga Imam
Tabel 4.12 Pengelompokan dan Rekapitulasi Kebutuhan Ruang
Tabel 4.13 Perfromansi Ruang
Tabel 4.14 Data Penggunaan Fasilitas Retret 2015
Tabel 4.15 Studi Kapasitas Pengelola
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
vii
Tabel 4.16. Perhitungan Kapasitas Stasi
Tabel 4.17. Rekapitulasi besaran ruang
Tabel 4.18 Pembobotan kriteria lokasi tapak melalui metode zero-one
Tabel 4.19. Pembobotan kriteria tapak
Tabel 4.20 Pembobotan kriteria tapak
Tabel 4.21 Pemilihan tapak mikro
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Ilustrasi Jalur Permintaan Pengadaan Stasi
Gambar 2.2. Ilustrasi Kepemimpinan Gereja sebagai Institusi
Gambar 2.3. Ilustrasi Kepemimpinan Gereja sebagai Pelayan Umat
Gambar 2.4. Hirarki Agama Katolik secara Garis Besar
Gambar 2.5. Eksterior Kampus 1 Rumah Retret Samadi
Gambar 2.6. Koridor Lantai Dasar Kampus 1 Rumah Retret Samadi
Gambar 2.7. Peta Lokasi Rumah Retret Samadi Klender
Gambar 2.8. Layout plan Samadi Klender
Gambar 2.9. Bagan Pengelolaan Rumah Retret Samadi
Gambar 2.10. Peta Lokasi Stasi KTG Kelapa Gading
Gambar 2.11. Interior Stasi – Altar Gereja KTG
Gambar 2.12. Gua Maria di samping Stasi KTG
Gambar 2.13. Bagan Kepengurusan Stasi KTG
Gambar 2.14. Bagan Kepengurusan Rumah retret dan Stasi
Gambar 3.1 Penyebaran Pelayanan Keuskupan Denpasar
Gambarl 3.2. Peta Makro Kabupaten Tabanan
Gambarl 3.3. Diagram Hirarki Kepengurusan Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata
Gambar 4.1. Proses mendapatkan tema
Gambar 4.2. Hubungan ruang kelompok ruang keagamaan
Gambar 4.3. Hubungan ruang kelompok ruang kepengelolaan
Gambar 4.4. Hubungan ruang kelompok ruang pelayanan umum rumah retret
Gambar 4.5. Hubungan ruang kelompok ruang pelayanan administrasi
Gambar 4.6. Hubungan ruang kelompok ruang pelayanan umum stasi
Gambar 4.7. Organisasi ruang
Gambar 4.8. Peta Provinsi Bali
Gambar 4.9. Peta Kabupaten Tabanan
Gambar 4.10. Peta lingkungan lokasi tapak
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
ix
Gambar 4.11. Data bentuk tapak
Gambar 4.12. Area BUA tapak
Gambar 4.13. Data lingkungan dari segi infrastruktur
Gambar 4.14. Data hidrologi dan topografi tapak
Gambar 4.15. Implikasi data hidrologi dan topografi pada tapak
Gambar 4.16. Ilustrasi iklim mikro pada tapak
Gambar 4.17. Implikasi iklim mikro pada tapak
Gambar 4.18. Vegetasi dan bench mark pada site
Gambar 4.19. Bench mark pada lingkungan tapak
Gambar 4.20. Implikasi analisis vegetasi pada tapak
Gambar 4.21. Analisis traffic dan kebisingan
Gambar 4.22. Zonasi area kebisingan pada tapak
Gambar 4.23. View pada tapak
Gambar 5.1. Konsep zoning pada tapak
Gambar 5.2. Konsep entrance tapak
Gambar 5.3. Konsep parkir tapak
Gambar 5.4. Konsep sirkulasi tapak
Gambar 5.5. Konsep ruang luar
Gambar 5.6a. Masa majemuk
Gambar 5.6b. Pola masa angular
Gambar 5.7. Konsep utilitas tapak
Gambar 5.7a Diagram sirkulasi air hujan
Gambar 5.7b Diagram perolehan listrik pada tapak
Gambar 5.8. Zona bangunan keagamaan
Gambar 5.9. Zona bangunan kepengelolaan
Gambar 5.10. Zona pelayanan umum rumah retret
Gambar 5.11. Zona pelayanan umum stasi
Gambar 5.12. Konsep sirkulasi antar bangunan
Gambar 5.12a. Moodboard konsep ruang dalam fasilitas stasi
Gambar 5.12b. Moodboard konsep ruang dalam fasilitas penginapan rumah retret
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
x
Gambar 5.12c. Moodboard ruang kepengelolaan
Gambar 5.13a. Skyline tapak menyesuaikan dengan skyline lingkungan
Gambar 5.13b. Skyline lingkungan sekitar tapak
Gambar 5.14. Penggunaan struktur pada bangunan
Gambar 5.15. Penghawaan yang akan diterapkan
Gambar 5.16. Konsep utilitas pencahayaan
Gambar 5.18 Konsep penangkal petir
ABSTRACT
St. Maria Immaculata Tabanan Retreat House and Stasi is an integrated Christian community
complex that provide space for catholic coreligionist especially those who lives under Denpasar
Diocese, Bali, in a scope of social service and general service. This facility built upon the showing
of the significant raise number of catholic coreligionist from the last five year (2011-2016) on
eleven percent. The result of this equation; the number of Christians divided by the number of
existing church in 2016, is highest on St. Maria Immaculata Parish. This raise is ideally goes
along with the respond of supporting facility which is the addition of another stasi and retreat
house as another form of contribution. This integrated facility is expected to answer the needs of
this problem externally or internally. The design of this both facility comes up with a theme
harmonious omega, which means a harmony in omega, this theme comes with several approach
that further then, show up in every concept in the process. Concepts that has been made then turn
into a transformation process, and perfected as the process then goes into pre-design drawing in
two dimension. To complete the visualisation, a three dimensional drawing is made to shows the
physical and atmosphere on the design itself.
Keywords : catholic; design; retreat house; stasi; tabanan.
ABSTRAK
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata ada sebuah lingkungan gerejawi yang berintegrasi
dalam menyediakan ruang bagi umat Katolik khususnya umat di Keuskupan Denpasar, Bali,
dalam lingkup pelayanan karya sosial dan karya pelayanan umum. Hal ini ditunjukan secara
signifikan oleh kenaikan angka umat khususnya di Tabanan selama tahun 2011 hingga 2016
yang mencapai sebelas persen. Angka hasil-bagi jumlah umat dan fasilitas gereja tertinggi pada
tahun 2016 ada pada Paroki St. Maria Immaculata, Tabanan dengan angka mencapai 1000
umat, sedangkan hanya ada satu gereja dan 2 stasi terbangun. Kenaikan ini selayaknya dibarengi
oleh terciptanya fasilitas yang menunjang yaitu penambahan satu stasi lagi dibagian Tabanan
Utara. Intergasi fasilitas gerejawi yang terdiri dari rumah retret dan stasi ini, diharapkan dapat
menjawab kebutuhan umat sekitar maupun eksternal. Perancangan yang dilakukan pada fasilitas
mengangkat tema harmonious omega yang berarti keselarasan dalam omega, tema dicapai
melalui berbagai pendekatan. Tema ini kemudian akan dibawa pada tiap-tiap konsep yang
digagas. Adapun konsep-konsep tersebut lalu ditransformasi menjadi sebuah gagasan awal dan
disempurnkan ketika masuk kedalam gambar kerja secara dua dimensi. Melengkapi gambar,
visualisasi tiga dimensi diciptakan agar suasana yang terbangun secara fisik dapat terlihat dalam
rancangan.
Kata kunci: perancangan; katolik; rumah retret; stasi; tabanan.
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
1
BAB I
Pendahuluan
Bab ini akan memaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode
penulisan dalam skripsi yang berjudul “Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata di
Tabanan”.
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan pemenuhan aspek kehidupan mulai dimulai dari dua segi,
yaitu jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani seputar sandang, pangan, dan papan membuat
manusia sibuk dengan tuntutan-tuntutan kewajiban demi mendapatkan hak. Dilain sisi,
kebutuhan rohani sering dikesampingkan, karena setelah melakukan kewajiban spiritual, hak
yang didapatkan betul-betul relatif, tergantung dari bagaimana cara pandang dan iman
seseorang kepada apa yang dipercayainya.
Gereja Katolik sebagai bentuk pelayanan iman untuk pengikut Kristus, menghadirkan
diri lewat berbagai cara agar umat manusia bisa melakukan pemenuhan kebutuhan rohaninya
dengan baik. Karya-karya pelayanan yang diberikan bervariasi mulai dari karya pendidikan,
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
2
kesehatan, sosial, serta pengadaan rumah ibadah. Salah satu fasilitas aktual yang telah
disediakan di berbagai tempat adalah rumah meditasi atau rumah retret.
“Rumah retret diperkenalkan pada masa Kontra-Reformasi sekitar abad ke-17 , dan
semenjak itu, Gereja Katolik Roma melakukan retret setiap tahun untuk para pelayan
dan umat. Retret diadakan selalu pada tempat yang jauh dari keramaian dan sunyi
dalam rangka mendekatkan diri dengan Tuhan” (Wellem, 2006:401).
Karakteristik yang muncul dari tempat retret seiring waktu membuat suatu stereotype
akan lokasi yang ideal bagi pengadaanya. Selain tempat yang sunyi dan jauh dari keramaian,
alam berperan penting dalam menyadarkan dan mendekatkan manusia dengan Tuhan lewat
karya ciptaan-Nya (Purwanto, 2010:330). Bali, sebagai pulau yang dikenal dengan wisata alam
dan budayanya memiliki daya tarik tersendiri dalam menyediakan lokasi yang sesuai dengan
‘stereotype’ rumah retret. Hal ini didorong lebih jauh dengan perkembangan umat Katolik itu
sendiri di Bali. Semenjak 2010, terjadi peningkatan hingga 11% umat Katolik dalam data Pusat
Pastoral Keuskupan Denpasar 2016. Suatu angka yang baik bagi perkembangan agama namun
menjadi refleksi bagi keuskupan apakah sudah diadakan fasilitas yang memadai untuk
melayani umat yang terus bertambah.
Keuskupan Denpasar secara institusional membagi diri menjadi 3 dekenat. Ketiga
dekenat ini memiliki otoritas untuk mengembangkan dan melayani umat. Dekenat Bali Barat
yang terdiri dari 3 Kabupaten yaitu Jembrana, Tabanan dan Buleleng, (sisanya bergabung
dalam Dekenat Bali Timur dan Nusa Tenggara) memiliki jumlah umat berjumlah 5.042
(PusPas Keuskupan Denpasar,2016) dengan 3 paroki dan 3 karya pelayanan.
Perbandigan jumlah paroki, karya pelayanan dengan jumlah umat sangat tidak
seimbang. Secara matematis, di Tabanan misalnya, satu paroki harus menampung 1969 umat
(Pusat Pastoral Keuskupan Denpasar, 2016) dimana gereja tidak menyediakan kapasitas
sejumlah kebutuhan. Upaya yang telah dilakukan adalah dengan memekarkan pelayanan gereja
paroki dengan pengadaan stasi (gereja satelit sebagai calon paroki). “Hal ini memang
mengurangi beban paroki namun dinilai masih ‘sesak’ dalam kapasitas dan minim dalam
fasilitas (Florens, 2016 )”.
Meninjau hal tersebut, terdapat potensi pelayanan bagi Keuskupan untuk menghadirkan
stasi baru di Dekenat Bali Barat dengan memikirkan keterjangkauan, dan jumlah umat.
Tabanan kemudian muncul sebagai kabupaten yang berpotensi dari segi alam untuk
pemenuhan kebutuhan rohani juga memaksa dari segi angka umat untuk menjadi fokus
pelayanan Keuskupan Denpasar dalam menjawab masalah ini.
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
3
Dengan adanya dua kebutuhan yang harus dipenuhi oleh gereja katolik dari segi
pelayanan sosial dan pelayanan umum di Bali khususnya di Dekenat Bali Barat, pengadaan
Rumah Retret di Tabanan bisa menjawab kebutuhan umat Katolik internal (umat setempat)
maupun luar Bali (umat Paroki luar Bali) ) untuk melakukan retret spiritual di lokasi yang
begitu eksotis yaitu pulau dewata. Berdampingan dengan Rumah Retret, Stasi St. Maria
Immaculata pada lokasi yang sama akan menyediakan wadah bagi umat setempat untuk
peribadatan rutin yang sudah tidak dapat ditampung secara optimal di paroki asal yaitu Paroki
St. Maria Immaculata. Keterpaduan dari kedua fungsi ini juga dikira akan menciptakan lokasi
peribadatan yang lebih efisien dari segi aktifitas umat, keterjangkauan fasilitas pada umat, serta
kapasitas yang menjawab kebutuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah spesifikasi umum dan khusus dari Rumah Retret dan Stasi?
b. Bagaimana proses penentuan lokasi proyek Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata
dilakukan agar bisa menjawab kebutuhan umat dan keterjangkauan lingkup pelayanan?
c. Bagaiamana tema dan konsep perancangan bisa memberikan solusi desain terkait dengan
civitas, aktifitas, dan keadaan eksisting tapak rumah retret dan stasi St. Maria Immaculata?
1.3 Tujuan
a. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah konseptual ini adalah untuk memenuhi syarat lulus
perkuliahan mata kuliah Seminar Tugas Akhir dan melanjutkan ke tingkat berikutnya pada
mata kuliah Studio Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana.
b. Tujuan Perancangan
Dari sekian rumusan masalah yang di dapat, maka ditetapkan pembangunan fasilitas ini
bertujan untuk;
1. Membangun Rumah retret dan stasi yang bisa menjawab kebutuhan umat katolik
internal dan eksternal.
2. Menjawab kebutuhan pelayanan sosial gereja khususnya di Dekenat Bali Barat.
3. Menciptakan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan rohani umat katolik di
Dekenat Bali Barat maupun di seluruh cakupan wilayah Keuskupan Denpasar, sesuai
dengan budaya dan nilai moral yang ada dan sesuai dengan regulasi pemerintah.
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
4
1.4 Metodologi
Terdapat dua metode yang digunakan dalam penyelesaian laporan ini yang mana adalah
metode penelitian dan metode perancangan. Metode penelitian digunakan untuk
menyelesaikan studi pustaka yang terkandung dalam bab dua dan bab tiga. Sedangkan metode
perancangan berlaku dari bab empat (program dan tema) dan konsep perancangan.
1.4.1 Penelitian
Penelitian adalah laporan berdasarkan penelitian ilmiah terhadap suatu gejala (KBBI,
2016). Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini yaitu:
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan dalam pemecahan
permasalahan, yaitu:
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :
1. Wawancara dan Diskusi
Wawancara dan diskusi dilakukan terhadap berbagai pihak dan instansi. Wawancara individu
dilakukan terhadap orang-orang yang dinilai berkompeten dalam bidang keagamaan, seperti
pastur/pengurus gereja. Sedangkan wawancara secara insitusi dilakukan terhadap fasilitas
sejenis.
2. Observasi
Melakukan pengamatan lapangan, yaitu mengunjungi rumah retret wisma samadi di Jakarta,
Stasi Kim Tae Gon di Jakarta, Rumah retret Tegaljaya di Dalung, dan Stasi Oikumene di
Denpasar.
3. Studi Literatur (Kepustakaan)
Mempelajari literatur terkait sebagai bahan pedoman dalam merancang rumah retret dan stasi
baik literature berupa guidelines terperinci, maupun perancangan gereja dan penginapan secara
umum.
b. Teknik Pembahasan
Pada tahap pembahasan, dilakukan berdasarkan teori, studi banding, survey lokasi dan konsep
dasar yang menjadi pedoman dalam melakukan analisis program tapak dan program ruang.
c. Teknik Penarikan Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah dilakukan maka akan mendapatkan bahan untuk diambil
kesimpulan dari pengadaan Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan dalam
bentuk analisis SWOT lalu selanjutnya penulisan dilakukan dengan metode perancangan.
Rumah Retret dan Stasi St. Maria Immaculata Tabanan
5
1.4.2 Perancangan
Terdapat beberapa tahapan dalam metode perancangan Rumah retret dan Stasi St. Maria
Immaculata. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perumusan Ide Awal
Tahap ini merupakan tahapan paling awal yang diawali dengan adanya pengetahuan
mengenai kebutuhan akan karya pelayanan sosial di Dekenat Bali Barat, yang ditimbulkan dari
tingginya angka perkembangan umat Katolik di Bali, dan kurangnya laju pertambahan
pengadaan fasilitas peribadatan baik secara sosial maupun umum. Kebutuhan yang tidak lagi
terbendung ini membuat gereja-gereja dan rumah retret tidak lagi kondusif, selain itu, Bali
memiliki potensi yang baik dari segi alamnya, sehingga bisa menunjang kegiatan bermeditasi
bagi orang-orang internal (didalam cakupan keuskupan denpasar) maupun eksternal (diluar
keuskupan denpasar). Selain itu, keterpaduan antara kedua fungsi ini diharapkan dapat
membuat suatu hubungan timbal balik yang positif agar kedua fungsi ini bisa melayani umat
dengan baik dan benar-benar bermanfaat bagi umat Katolik yang dituju.
b. Tahap Pematangan Ide
Setelah melalui tahapan perumusan ide awal, dilanjutkan dengan tahapan pengembangan
ide yang meliputi :
1. Melakukan site visit atau studi lokasi ke lokasi dalam hal ini adalah ke Kec. Baturiti,
Tabanan.
2. Diskusi dan pengumpulan data lokal dengan komunitas yang relevan, seperti
Keuskupan Denpasar dan beberapa gereja setempat untuk memperoleh informasi
mengenai potensi-potensi, peluang, dan lain sebagainya terkait dengan perencanaan
fasilitas tersebut.
3. Konsultasi dengan mitra dialog berkompeten dalam hal ini adalah tim dosen
pembimbing sebagai mitra yang akan dapat memberi arahan, saran dan berbagai
informasi mengenai hal-hal yang dapat bermanfaat dan membantu dalam tahapan
proses perancangan proyek.
4. Penetapan gagasan ide yang akan dirancang dalam proyek tersebut yakni berupa
suatu rancangan rumah retret dan stasi yang terpadu, dengan berbagai fasilitas
pendukung dan penunjang yang lebih baik dan dengan fasilitas yang lebih memadai
dari fasilitas yang sudah ada yang dilakukan dalam programming.