Post on 03-May-2019
EFEKTIVITAS EKSTRAK BUNGA KAMBOJA PUTIH DAN
EKSTRAK DAUN ROSEMARY SEBAGAI ANTI NYAMUK
NABATI DALAM BENTUK ELEKTRIK DENGAN
VARIASI LAMA PERENDAMAN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh :
WAKHID YUSUF PERMANA
A420140073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
HALAMAN PERSETUJUAN
EFEKTIVITAS EKSTRAK BUNGA KAMBOJA PUTIH DAN EKSTRAK
DAUN ROSEMARY SEBAGAI ANTI NYAMUK NABATI DALAM
BENTUK ELEKTRIK DENGAN VARIASI LAMA PERENDAMAN
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
Wakhid Yusuf Permana
A420140073
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
(Dra. Aminah Asngad, M.Si.)
NIDN. 0628095901
ii
HALAMAN PENGESAHAN
EFEKTIVITAS EKSTRAK BUNGA KAMBOJA PUTIH DAN EKSTRAK
DAUN ROSEMARY SEBAGAI ANTI NYAMUK NABATI DALAM
BENTUK ELEKTRIK DENGAN VARIASI LAMA PERENDAMAN
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Wakhid Yusuf Permana
A 420 140 073
Telah di pertahankan di depan Dewan Penguji
Pada hari Kamis, 16 Agustus 2018
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
1. Dra. Aminah Asngad, M.Si. ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Dra. Hariyatmi, M.Si. ( )
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Endang Setyaningsih, M.Si. ( )
(Anggota II Dewan Penguji)
Surakarta, 16 Agustus 2018
Universitas Muhamadiyah Surakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
(Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum)
NIDN. 0028046501
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
1
EFEKTIVITAS EKSTRAK BUNGA KAMBOJA PUTIH DAN EKSTRAK
DAUN ROSEMARY SEBAGAI ANTI NYAMUK NABATI DALAM
BENTUK ELEKTRIK DENGAN VARIASI LAMA PERENDAMAN
Abstrak
Alternatif pembasmian nyamuk A. aegypti dapat dilakukan dengan memanfaatkan
ekstrak bunga kamboja putih dan daun rosemary sebagai anti nyamuk nabati.
Ekstrak bunga kamboja putih dan daun rosemary bersifat racun terhadap nyamuk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas anti nyamuk elektrik nabati
yang mengandung ekstrak bunga kamboja putih dan daun rosemary terhadap
mortalitas nyamuk A. aegypti. Metode penelitian menggunakan eksperimen
dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama
perbandingan bahan (B1= 75% ekstrak bunga kamboja putih : 25% ekstrak daun
rosemary, B2= 50% ekstrak bunga kamboja putih : 50% ekstrak daun rosemary,
dan B3 = 25% ekstrak bunga kamboja putih : 75% ekstrak daun rosemary); Faktor
kedua adalah lama perendaman keping mat elektrik pada ekstrak (R1= 10 menit,
R2= 20 menit, dan R3= 30 menit) dengan tiga kali ulangan. Data dianalisis
menggunakan uji parametrik Two Way Anovadilanjutkan Uji Least Significant
Differences (LSD). Anti nyamuk nabati ekstrak bunga kamboja dan ekstrak daun
rosemary pada perlakuan B1R3 memiliki efektifitas anti nyamuk tertinggi dengan
persentase rata – rata mortalitas sebesar 86,67%. Kesimpulan dari penelitan ini
adalah ekstrak bunga kamboja putih dan ekstrak daun rosemary memiliki aktifitas
sebagai anti nyamuk.
Kata Kunci:anti nyamuk elektrik, kamboja putih, rosemary, dan maserasi.
Abstract
Alternative eradication of A. aegypti mosquitoes can be done by utilizing white
frangipani flower extract and rosemary leaf extract as vegetable mosquito
repellent. White frangipani flowers extract and rosemary leafextract are toxic to
mosquitoes. This study aim to determine the effectiveness of vegetable electric
mosquito repellent containing white frangipani flower extract and rosemary leaf
extract onmosquito mortality on A. aegypti. The research method uses an
experiment with a completely randomized design (CRD) of two factors. The first
factor is material comparison (B1= 75% white frangipani flower extract:25%
rosemary leaf extract, B2= 50% white frangipani flower extract: 50% rosemary
leaf extract, and B3= 25% white frangipani flower extract: 75% rosemary leaf
extract); The second factor was the submersion time of the electric mat in the
extract (R1= 10 minutes, R2= 20 minutes, and R3= 30 minutes) with three
replications. Data were analyzed using theparametric test Two Way Anova
2
followed by theTest Least Significant Differences (LSD). Vegetable mosquito
repellent frangipani flower extract and rosemary leaf extract in the treatment has
the highest anti-mosquito effectiveness with an average percentage of mortality of
86.67%. The conclusion of this research is white frangipani flower extract and
rosemary leaf extract have activity as mosquito repellent.
Keywords:electric mosquito repellent, white frangipani, rosemary, maceration.
1. PENDAHULUAN
Letak geografis dan kondisi lingkungan di Indonesia merupakan lokasi yang
mendukung untuk tumbuh dan berkembangbiaknya nyamuk.DemamBerdarah
Dengue (DBD) merupakan penyakit mematikan yang ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti betina ketika menghisap darah manusia. Penyakit tersebut telah
menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia, sejak tahun 1968 yang
awalnya terdapat 58 kasus. DBD terus meningkat tiap tahunnya hingga pada
tahun 2015 terdapat 126.675 kasus DBD. (Kemenkes RI, 2016).
Untuk mengatasi penyakit tersebut pemerintah Indonesia menggalakkan
pemberantasan Nyamuk A. aegypti melalui Departemen Kesehatan Republik
Indonesia dengan melakukan sosialisasi gerakan 3M (menguras, mengubur dan
menutup) serta pengasapan (fogging).Sektor perindustrian juga ikut serta dalam
memproduksi anti nyamuk untuk meminimalisir tersebarnya DBD di
masyarakat, namun anti nyamuk produksi pabrik di Indonesia tersebut
mengandung bahan kimia berbahaya, sehinga dapat mengganggu kesehatan
manusia dan tidak ramah lingkungan.
Hasil penelitian Rianti (2017) menjelaskan bahwa pemakaian obat anti
nyamuk bakar akan menyebabkan kerusakan serius pada hidung, tenggorokan
dan jaringan paru. Dibuktikan juga dalam penelitian Poluan (2016), bahwa
gambaran histopatologik laring tikus wistar yangasap obat nyamuk bakar
selama 2 jam per hari dalam jangka waktu 30 hari menunjukkan metaplasia
lapisan epitel mukosa laring dan inflamasi kronik dengan gradasi yang
berbeda.Adanya efek yang membahayakan tersebut maka memanfaatkan
tanaman anti nyamuk merupakan salah satu cara yang ramah lingkungan dalam
pencegahan penyebaran penyakit DBD.
3
Setiap tanaman memiliki kandungan senyawa kimia yang berbeda-beda.
Pada tanaman rosemary senyawa yang memiliki efek sebagai anti nyamuk
adalah linalool, citronellol, geraniol, dan camphor(Cox, 2005).Tanaman yang
berpotensi sebagai anti nyamuk adalah bunga Kamboja Putih dan Rosemary.
Minyak atsiri hasil dari ekstraksi bunga Kamboja Putih mengandung senyawa
kimia yang berperan sebagai anti nyamuk. Berdasarkan hasil penelitian
Megawati (2012), minyak atsiri Kamboja memiliki komponen kimia golongan
alkohol diantaranya geraniol, farnesol, dan oktadekanol. Adapun senyawa
golongan nonadekana sebanyak 7,54% pada Kamboja Putih.
Kombinasi ekstrak bunga Kamboja Putih dandaun Rosemary lebih
efektif sebagai anti nyamuk karena kandungan senyawa kimia didalam
tanaman tersebut. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi.
Bahan pengekstrak atau pelarut yang digunakan dalam ekstraksi ini adalah
etanol. Penelitian Azis (2014) menjelaskan bahwa etanol dengan kadar 70%
merupakan pelarut yang paling optimal.Masyarakat banyak yang tertarik
dengan anti nyamuk elektrik. Penelitian Hayu (2016) menjelaskan bahwa anti
nyamuk bentuk elektrik ini mengandung allethrin yang dapat menyebabkan
gangguan pada sistem pernafasan.
Berbagai macam kandungan kimia yang di dapat dari ekstrak bunga
Kamboja Putih dan daun Rosemary akan di kombinasikan dan diharapkan
dapat digunakan sebagai anti nyamuk yang efektif, efisien dan aman untuk
lingkungan. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Ekstrak Bunga Kamboja Putih
dan Ekstrak Daun Rosemary sebagai Anti Nyamuk Nabati dalam Bentuk
Elektrik dengan Variasi Lama Perendaman.
2. METODE
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi FKIP UMS, penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Maret hingga Agustus 2018. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan dua pola faktorial. Tahap awal penelitian dengan
persiapan alat dan bahan, pembuatan ekstrak bunga Kamboja Putih dan daun
4
Rosemary menggunakan metode maserasi, penetasan nyamuk A. aegypti
dan pembuatan kandang percobaan. Tahap pelaksanaan meliputi pembuatan
keping anti nyamuk elektrik, dan pengamatan nyamuk ketika dilakukan
pemaparan anti nyamuk di dalam kandang perlakuan. Teknik pengolahan data
menggunakan uji statistik parametrik Two Way Anova dan dilanjutkan uji Least
Significant Differences (LSD).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah nyamuk A. aegypti yang mati setelah 60 menit pemaparan anti nyamuk
elektrik ekstrak bunga Kamboja Putih dan daun Rosemary sebagai berikut:
Tabel 1. Mortalitas Nyamuk Selama 1 Jam dengan 3 Kali Ulangan yang
Terpapar Anti Nyamuk Elektrik Nabati Estrak Bunga
Kamboja Putih dan Ekstrak Daun Rosemary
Perlakuan
Jumlah
nyamuk
mati
Persentase
(%) Rata – rata
Ulangan... Ulangan ke... Nyamuk mati (%)
1 2 3 1 2 3
𝐁𝟏𝐑𝟏 8 6 8 80 60 80 7,333 73,33
𝐁𝟏𝐑𝟐 9 7 9 90 70 90 8,333 83,33
𝐁𝟏𝐑𝟑 10 9 7 100 90 70 86,67 86,67*
𝐁𝟐𝐑𝟏 6 7 4 60 70 40 56.67 56,67
𝐁𝟐𝐑𝟐 5 8 6 50 80 60 63,33 63,33
𝐁𝟐𝐑𝟑 7 5 6 70 50 60 6,000 60,00
𝐁𝟑𝐑𝟏 7 4 5 70 40 50 53,33 53,33**
𝐁𝟑𝐑𝟐 6 9 5 60 90 50 66,67 66,67
𝐁𝟑𝐑𝟑 6 9 7 60 90 70 73,33 73,33
* : rata – rata mortalitas tertinggi.
** : rata – rata mortalitas terendah.
Keterangan:
B1R1 : Keping antinyamuk elektrik yang direndam selama 10 menit dalam
ekstrak bunga kamboja daun rosemary dengan perbandingan 75%:25%.
B1R2 : Keping antinyamuk elektrik yang direndam selama 20 menit dalam
ekstrak bunga kamboja daun rosemary dengan perbandingan 75%:25%.
B1R3 : Keping antinyamuk elektrik yang direndam selama 30 menit dalam
ekstrak bunga kamboja daun rosemary dengan perbandingan 75%:25%.
B2R1 : Keping antinyamuk elektrik yang direndam selama 10 menit dalam
ekstrak bunga kamboja daun rosemary dengan perbandingan 50%:50%.
B2R2 : Keping antinyamuk elektrik yang direndam selama 20 menit dalam
ekstrak bunga kamboja daun rosemary dengan perbandingan 50%:50%.
B2R3 : Keping antinyamuk elektrik yang direndam selama 30 menit dalam
ekstrak bunga kamboja daun rosemary dengan perbandingan 50%:50%.
B3R1 : Keping antinyamuk elektrik yang direndam selama 10 menit dalam
ekstrak bunga kamboja daun rosemary dengan perbandingan 25%:75%.
5
B3R2 : Keping antinyamuk elektrik yang direndam selama 10 menit dalam
ekstrak bunga kamboja daun rosemary dengan perbandingan 25%:75%.
B3R3 : Keping antinyamuk elektrik yang direndam selama 10 menit dalam
ekstrak bunga kamboja daun rosemary dengan perbandingan 25%:75%.
Gambar 1. Grafik mortalitas nyamuk.
Berdasarkan gambar 1. dapat diketahui bahwa semua perlakuan dapat
menyebabkan kematian nyamuk A. aegypti.Persentase mortalitas terendah
terdapat pada perlakuan B3R1 dengan angka motalitas sebesar 53,33 % dan
angka mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan B1R3 sebesar 86,87 %.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik parametrik yaitu dengan uji Two
Way Anova.
Tabel 2.Hasil Uji Two Way Anova
Variabel Signifikasi Kesimpulan
Perbandingan Bahan 0,018 Ada pengaruh signifikan
Perbandingan Bahan 0,203 Tidak ada pengaruh signifikan
Interaksi Perbandingan Bahan&
Lama Perendaman 0,908 Tidak ada pengaruh signifikan
Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa perbandingan bahan
mempengaruhi mortalitas nyamuk A.aegypti secara signifikan, lama
perendaman tidak mempengaruhi mortalitas nyamukA. aegypti secara
signifikan, dan interaksi antara perbandinga bahan dan lama perendaman
terhadap mortalitas nyamuk A.aegypti tidak mempengaruhi mortalitas
nyamukA. aegypti secara signifikan.
73,33
83,33 86,67
56,6763,33 60,00
53,33
66,6773,33
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
B1R1 B1R2 B1R3 B2R1 B2R2 B2B3 B3R1 B3R2 B3B3
Mort
ali
tas
(%)
Perlakuan
Mortalitas Nyamuk
6
Tabel 3. Hasil uji Least Significant Differences (LSD) pada perbandingan
bahan. Perbandingan bahan Sig.
LSD B1= 75:25 B2 = 50:50 0,007
B3 = 25:75 0,028
B2= 50:50 B1 = 75:25 0,007
B3 = 25:75 0,532
B3= 25:75 B1 = 75:25 0,028
B2 = 50:50 0,532
Berdasarkan uji Least Significant Differences (LSD) pada perbandingan
bahan, antara perlakuan B1 dengan B2 memiliki perbedaan, pada B1 dengan
B3 memiliki perbedaan, sedangkan pada B2 dengan B3tidak memiliki
perbedaan.
Tabel 4. Hasil uji Least Significant Differences (LSD) pada lama
perendaman. Lama perendaman Sig.
LSD R1= 10 menit R2 = 20 menit 0,168
R3 = 30 menit 0,096
R2= 20 menit R1 = 10 menit 0,168
R3 = 30 menit 0,753
R3= 30 menit R1 = 10 menit 0,096
R2 = 20 menit 0,753
Berdasarkan uji Least Significant Differences (LSD) pada lama
perendamanantara perlakuan R1, R2, dan R3 tidak memiliki perbedaan yang
signifikan.
Potensi keping anti nyamuk elektrik ekstrak bunga Kamboja Putih dan
daun Rosemary mempunyai aktivitas anti nyamuk. Penelitian dilakukan
dengan memaparkan anti nyamuk di dalam kandang perlakuan dan mengamati
perilaku nyamuk hingga menit ke – 60. Pada menit awal pengamatan nyamuk
berterbangan dan berada di bagian atas kandang perlakuan, nyamuk tersebut
menghidari paparan anti nyamuk yang berasal dari beberapa senyawa kimia
dalam campuran ekstrak bunga Kamboja Putih dan daun Rosemary yang
memang bersifat racun bagi serangga. Senyawa tersebut seperti burneol,
camphor, citronellol, flavonoid, franesol, geraniol, karnosol, linalool,tanin, dan
terpineol.
7
Bunga Kamboja Putih dan daun Rosemary memiliki aroma yang
mempengaruhi reseptor – reseptor nyamuk yang ada di bagian antena nyamuk,
sehingga ketika terpapar senyawa ini, nyamuk tidak bisa mengontrol
normalnya fungsi organ tubuhnya dan pada akhirnya bisa mematikan nyamuk.
Cox (2005) menegaskan bahwa senyawa yang tidak disukai oleh nyamuk dan
memiliki efek sebagai anti nyamuk adalah linalool, citronellol, geraniol, dan
camphor. Proses maserasi dengan etanol 70% selama 7 hari dan dilanjutkan
dengan destilasi, digunakan untuk mendapatkan ekstrak senyawa kimia dalam
bunga Kamboja Putih dan daun Rosemary.
Pada perlakuan B1R1, B1R3 ,B2R2,B3R1, B3R2, dan B3R3 belum teramati
nyamuk yang jatuh di bawah kandang perlakuan. Hal tersebut disebabkan
karena nyamuk memiliki kondisi tubuh dan daya tahan tubuh yang berbeda –
beda. Teramati pada perlakuan B1R2, B2R1, dan B2R3 nyamuk yang jatuh
memiliki ukuran tubuh yang kecil. Hal ini didukung oleh Sembel (2015), yang
menerangkan bahwa semakin besar ukuran serangga (hama) maka akan
semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk mematikan serangga
tersebut.Perilaku tersebut seperti jatuhnya nyamuk kedasar kandang secara
tiba-tiba kemudian terbang kembali, berdiamnya nyamuk di celah-celah
keluarnya udara, nyamuk yang terbang berputar-putar, nyamuk yang tidak bisa
menggerakkan anggota tubuhnya dan tergeletak dibawah kandang perlakuan.
Gambar 2. Nyamuk yang terpapar anti nyamuk
Sumber : Koleksi pribadi
Mortalitas nyamuk mengalami peningkatan, peningkatan paling
signifikan terjadi pada perlakuan B1R3 karena berdasarkan grafik pada gambar
2. menunjukan peningkatan yang relatif konsisten, hingga pada menit ke – 60
teramati mortalitas nyamuk paling tinggi yaitu 86,67%. Pada perlakuan ini
8
mengandung 75% bagian ekstrak bunga kamboja putih dan 25% ekstrak
rosemary. Vinaliza (2014) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa dalam ekstrak
bunga Kamboja Putih memang memiliki efek anti nyamuk, karena didalamnya
mengandung geraniol, citonelol, linalool, dan eugenol. Sehingga semakin
banyak kandungan ekstrak bunga Kamboja Putih maka akan semakin besar
pengaruh anti nyamuk pada masing – masing perlakuannya.
Tanaman Rosemary bisa dijadikan sebagai tanaman anti nyamuk karena
kandungan senyawa anti nyamuknya, seperti geraniol, citonelol, linalool, dan
eugenol. Tanaman ini juga bisa dijadikan bahan farmasi, aroma dari tanaman
rosemary dapat meningkatkan ingatan jangka pendek pada lansia (Sulung,
2018). Adanya keunggulan lebih di bidang farmasi ini, wajar apabila tanaman
ini memiliki efek antinyamuk yang tidak lebih baik dari pada bunga Kamboja
Putih.Menurut Mumford (1984), insektisida dikatakan efektif apabila
menunjukan mortalitas lebih dari 80%. Sehingga perlakuan B1R3 efektif
sebagai anti nyamuk.
4. PENUTUP
Perlakuan yang paling efektif sebagai anti nyamuk adalah perlakuan B1R3
dengan komposisi 75% ekstrak Kamboja Putih dan 25% ekstrak daun
Rosemary dengan persentase rata – rata kematian sebesar 86,67%.
DAFTAR PUSTAKA
Azis,Tamzil; Sendry Febrizky; Dan Aris D. Mario. 2014. “Pengaruh Jenis
pelarut Terhadap Persen Yieldalkaloid dari Daun Salam India (Murraya
Koenigii)”. Jurnal Teknik Kimia. Vol 20. No 2.
Cox, Caroline . 2005. “Plant-Based Mosquito Repellents: Making A Careful
Choice". Journal of Pesticide Reform.Vol 25. No 3.
Hayu W, Tri Pangesti; dan Ayly Soekanto. 2016 .” Pengaruh Pemaparan Uap
Anti Nyamuk Elektrik yang Mengandung Allethrin Terhadap Berat dan
Warna Paru-paru Tikus”.Jurnal Ilmiah Kedokteran. Vol 5. No 1.
9
Kemenkes. 2016. Situasi DBD Di Indonesia. Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan Ri : Kemenkes Ri.
Megawati dan Satrya Wahyu Dwi Saputra. 2012. “Minyak Atsiri Dari Kamboja
Kuning, Putih, Dan Merah Dari Ekstraksi Dengan N-Heksana”. Jurnal
Bahan Alam Terbarukan Issn 2303- 0623.Vol 1. No 1.
Mumford, J.D; and G.A. Norton. 1984. Economic of Decision Making in
PestManagement. Ann. Rev. Entomol.
Poluan, Holy; Carla F. K; dan Meilany Durry. 2016. “Gambaran Histopatologik
Mukosa Laring Tikus Wistar yang Dipapar Asap Rokok, Obat Nyamuk
Bakar, dan Kendaraan Bermotor”.Jurnal E-Biomedik (EBM).Vol 4. No1.
Rianti, Emilia Devi Dwi. 2017. “Mekanisme Paparan Obat Anti Nyamuk
Elektrik dan Obat Anti Nyamuk Bakar terhadap Gambaran Paru Tikus”.
Inovasi. Vol 119. No 2.
Sembel, Dantje. 2015. Toksikologi Lingkungan Yogyakarta: C.V Andi.
Sulung, N.; dan Fajri.F.A. 2018. “Effect of rosemary aromatherapy (rosmarinus
Officinalis) to memory of short-term memory in Elderly”.Jurnal
Endurance. 3(2) Juni 2018 (247-252).
Vinaliza,Tuti Wiyati, Dolih Gozali. 2014. “Pembuatan dan Uji Aktivitas
Sediaan Obat Nyamuk Elektrik dari Bunga Plumeria acuminate W.T AIT“
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technolog.
Vol 3. No 2.