Post on 08-Aug-2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya. Sehingga penulis dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah
dipilih Allah SWT menjadi utusan hasanah dalam menyampaikan risalah islam kepada ummat
islam khususnya dan kepada alam semesta pada umumnya.
Untuk mengakhiri perkuliahan di IAIN Padangsidimpuan maka menyusun skripsi
merupakan salah satu tugas yang harus di selesaikan untuk mendapat gelar sarjana. Skripsi ini
berjudul :” STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MA’HAD AL-JAMI’AH
IAIN PADANGSIDIMPUAN ,’’
Dalam menyusun skripsi ini banyak hambatan dan kendala yang di hadapi penulis karena
kurangnya ilmu pengetahuan dan literature yang ada pada penulis, akan tetapi berkat kerja keras
dan bantuan semua pihak akhirnya skripsi ini dapat di selesaikan. Untuk itu penulis mengucap
kan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Muhlison, M. Ag Sebagai pembimbing I dan Bapak Muhammad Yusuf Pulungan,
M.A yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan dan penyusunan
skripsi ini, mudah-mudahan bapak bertambah ilmunya dan panjang umur.
2. Bapak Dr. Ibrahim Siregar, MCL Selaku Rektor IAIN Padangsidimpuan , wakil Rektor
bidang Akademik dan pengembangan, lembaga wakil Rektor Bidang kemahasiswaan, dan
kerjasama, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam staf dan seluruh civitas Akademik IAIN Padangsidimpuan yang telah memberikan
dukungan kepada penulis selama dalam perkuliahan
3. Kepada seluruh Bapak/Ibuk Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan mulai dari
smester I sampai smester VIII sehingga penulis bisa menyusun skripsi ini, mudah-mudahan
ilmu yang di berikan semakin bertambah dan mendapat keberkahan.
4. Bapak kepala perpustakaan serta pegawai perpustakaan yang telah memberikan kesempatan
dan fasilitas bagi penulis untuk memperoleh buku-buku dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak pimpinan Ma’had AL-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, Ustadz dan Ustdzah bagian
administrasi serta civitas Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan telah membantu
penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan penulisan skripsi ini.
6. Teristimewa kepada keluarga tercinta (Ayahanda Harun Batubara dan Ibunda Nur Saifah
serta saudara Sari Baiyni, Lukman Hakim, Muhammad Arsyad, Muhammad Subhan,
Nurhidayati, Bintang Sahro, Muhammad Rahmat Hidayatullah, Ahmad Sibawehi yang paling
berjasa dalam hidup penulis yang telah banyak berkorban serta memberikan dukungan moril
dan materil demi kesuksesan penulis dalam menyelesaikan studi mulai dari tingkat dasar
sampai kuliah di IAIN Padangsidimpuan, Do’a dan usahanya yang tidak mengenal lelah
memberikan dukungan dan harapan dalam mnyelesaikan skripsi ini semoga Allah nantinya
dapat membalas perjuangan mereka dengan surga FirdausNya.
7. Rekan-rekan mahasiswa yang selalu memberikan bantuan dan sebagai teman diskusi di IAIN
Padangsidimpuan, terimakasih juga kepada rekan-rekan seperjuangan di stambuk 10
khususnya PAI-2 (Aspan Pardomuan harahap, SiskaHarahap, Sittong Siregar) Dan From
kos’’(Bapak Habib, dan Ibu Hidayanti, serta saudara Bintang Sahro, siska, Devi, Evi, Ainun,
Hodni, Fatma) yang tak pernah lelah mengingatkan dan menyemangati penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
Bantuan, bimbingan dan motivasi yang telah bapak/ibu dan saudara-saudara berikan
amatlah berharga, dan penulis tidak dapat membalasnya. Semoga Allah dapat memberi
imbalan dari apa yang bapak/ibuk dan saudara-saudara berikan kepada penulis
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kelemahan dan
kekurangan yang di akibatkan keterbatasan penulis dalam berbagai hal. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman untuk kesempurnaan skripsi
ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita dan mendapat ridhodariNya.
Padangsidimpuan 07-09 -2016
Penulis
BULAN PURNAMA
NIM: 10 3100048
ABSTRAKSl
Nama :BulanPurnama
Nim :10310048
Judul :Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan
Kemampuan bahasa Arab yang ada pada diri mahasantri sangatlah di pengaruhi oleh
strategi dosen dalam pembelajaran bahasa Arab, itu lah sebabnya dosen bahasa Arab harus
mempunyai strategi khusus dalam meningkatkan kemampuan bahasa Arab mahasantri. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah strategi pembelajaran bahasa Arab di Ma’had
Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, apa saja factor pendukung dan penghambat pembelajaran
bahasa Arab. Bagaimana solusi kendala-kendala pembelajaran bahasa Arab.Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui strategi dosen dalam meningkatkan kemampuan bahasa Arab
mahasantri. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dosen dalam meningkatkan
kemampuan bahasa Arab mahasantri di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan. Untuk
mengetahui solusi kendala-kendala pembelajaran bahasa Arab mahasantri di Ma’had Al-Jami’ah
IAIN Padangsidimpuan. Kegunaan penelitian adalah sebagai mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) dalam bisang ilmu pendidikan Islam. Menambah wawasan dan pengetahuan
penulis khususnya. Melatih penulis dalam mempraktekkan ilmu pengetahuan yang pernah
didapat saat duduk di bangku perkuliahan.
Pembahasan penelitian ini berkaitan dengan strategi pembelajaran bahasa Arab.
Sehubungan dengan itu, teori-teori yang digunakan adalah Strategi Pembelajaran bahasa Arab.
Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Arab. Metode pembelajaran bahasa Arab.
Penelitian yang dilaksanakan adalah dengan menggunakan metode kualitatif
deskriptif/field research (riset lapangan),dan instrumen pengumpulan datanya dengan observasi,
wawancara, kepada mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan dan kepada para dosen
yang mengajar di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpun, serta ustadzah Pembina asrama
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, begitu juga dengan ukhti musrifah dan mahasantri,
yang tinggal di Ma’had AL-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat di ketahui, bahwa stategi dalam meningkatkan
kemampuan bahasa Arab supaya mahir dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab yang benar
ialah dengan menggunakan strategi yang baik, adapun strategi yang di laksanakan dosen dalam
meningkatkan kemampuan bahasa Arab mahasantri, bahasa Arab di Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan ialah dengan menggunakan metode Jigsaw (bervariasi), metode ini sudah
menggabungkan kemampuan dalam bahasa Arab yaitu kemampuan membaca menulis,
mendengarkan, menghafal, dan bercakap-cakap. Adapun kendala-kendala yang di hadapi dalam
meningkatkan kemampuan bahasa Arab ada yang berasal dari factor internal: a) minat dan
motivasi santri, b) tingkat IQ, c) sifat lupa, 2. Factor eksternal : a) waktu menghafal mufradat
kurang , b) kurangnya metode dosen dalam memberikan setoran hafalan Mufradhat ( kosa kata),
c) kurangnya motivasi dari pihak Ma’had, d) banyaknya bidang studi ( mata pelajaran ) yang di
pelajari oleh mahasantri, sedangkan usaha-usaha dosen dalam meningkatkan kemampuan bahasa
Arab mahasantri yaitu a) meningkatkan minat mahasantri, b) memberikan hukuman, c)
memberikan kegiatan tambahan (ekstra kulikuler) usaha ini bisa di kategorikan sudah berhasil
dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIK
BERITA ACARA UJIAN MUNAQASYAH
HALAMAN PENGESAHAN DEKAN FTIK
ABSTRAKSI ...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1
B. Fokus Masalah ................................................................................................19
C. Rumusan Masalah ............................................................................................20
D. Tujuan Penelitian .............................................................................................20
E. Kegunaan Penelitian ........................................................................................21
F. Batasan Istilah ..................................................................................................21
BAB II: LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori .....................................................................................................24
1. Pengertian Strtegi .........................................................................................24
2. Pembelajaran Bahasa Arab ..........................................................................25
3. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab .............................................................28
4. Prinsip-Prinsip pembelajaran Bahasa Arab ................................................30
5. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab .......................................................32
6. Metode Pembelajaran Bahasa Arab .............................................................34
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................................47
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..........................................................................49
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................................................49
1. Informan Penelitian ......................................................................................50
2.Teknik Pengumpulan Data ............................................................................50
a. Observasi.................................................................................................50
b. Wawancara ..............................................................................................51
3. Analisis Data ................................................................................................51
4.Tekhnik Menjamin Keabsahan Data .............................................................52
a. Ketentuan / Keajengan Pengamatan .......................................................52
b. Triangulasi ..............................................................................................52
v
5. Sistematika Pembahasan .............................................................................53
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Temuan Umum .............................................................................................54
1. Sejarah berdirinya Ma’had al- Jamiah IAIN Padangsidimpuan ...............54
2. Visi, Misi Dan Tujuan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan ........55
a. Visi Ma’had Al-Jamiah ..........................................................................55
b. Misi Ma’had Al-Jami’ah ........................................................................56
c. Tujuan Ma’had Al-Jami’ah .....................................................................56
d. Pola penyelenggaraan dan Fungsi
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan ....................................…..57
e. Program Ma’had Al-Jami’ah .................................................................58
f. Kurikulum dan Metode ..........................................................................60
3. Struktur Organisasi ..................................................................................66
B. Temuan khusus ........................................................................................68
1. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Mahasiswa IAIN di
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan…………………………..68
a. Metode dan teknik mengajarkan bahas Arab……………………….70
b. Nahwu/Sharf………………………………………………………...72
c. Pasal Mengenai Penerapan Bahasa Arab
Mahasantri…………………………………………………………..77
2. Faktor pendukung dan penghambat penerapan bahasa Arab Mahasiswa
di lingkungan Ma’had Al- Jami’ah IAIN Padangsidimpuan ………….78
a. Faktor pendukung…………………………………………………...78
b. Faktor Penghambat…………………………………………………..78
3. Solusi Terhadap Masalah dalam menerapkan Bahasa Arab Mahasiswa
IAIN di Ma’had Al-Jami’ahIAIN Padangsidimpuan…………………...81
C. Analisa Hasil Penelitian……………………………………………..........83
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………95
B. Saran-saran …………………………………………………………………101
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Lampiran 1
Lampiran 2
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab adalah bahasa Agama dan bahasa persatuan bagi ummat
Islam seluruh dunia.Bahasa Arab sebagai satu-satunya bahasa Wahyu
memiliki Gaya bahasa dan Gramatika yang indah dan sempurna sehingga
mampu merefleksikan bahasa aqidah dan bahasa Ilmiyah yang penuh
ukhwah secara universal. Oleh karena itu bahasa Arab adalah bahasa yang
merupakan salah satu bahasa internasional yang banyak dibicarakan dewasa
ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat
Islam tidak dapat terlepas dari bahasa Arab, paling tidak pada penguasaan
bacaan-bacaan ibadah yang tidak dapat diterjemahkan atau ditukar dengan
bahasa lain. Seperti bacaan shalat dan al-Quran sendiri yang merupakan kitab
suci dan sumber hukum Islam adalah berbahasa Arab. Oleh sebab itu yang
bermaksud untuk menyelami ajaran Islam yang sebenarnya tiada jalan lain
kecuali harus menggali dari sumber asalnya (al-Quran)
Bahasa Arab memang sebuah bahasa yang istimewa.Sehingga Allah
Ta‟ala berkenan berbicara kepada ummat manusia dengan bahasa Arab lewat
1Nurfin Sihotang, , , (Padang Indonesia: Multi Cipta, 2008),
hlm. 1.
2
al- Quran al- Karim. Padahal al-Quran itu bukan hanya ditujukan kepada
bangsa Arab saja. Melainkan untuk seluruh ummat manusia spanjang zaman.
Allah bukan tidak tahu bahwa manusia itu memiliki ribuan jenis
bahasa yang saling berbeda.Namun dia telah menetapkan bahasa yang
digunakannya untuk memberi petunjuk buat milyaran ummat manusia yaitu
bahasa Arab sebelum di utusnya Nabi SAW.
Tentunya ada alasan kuat mengapa bahasa Arab yang dipilih Allah
Ta‟ala untuk dijadikan bahasa komunikasi antara langit dan bumi. Para pakar
bahasa Arab Seringkali menyebutkan diantara keistimewaan itu antara lain:
1.Bahasa Arab adalah bahasa al- Quran
2. Bahasa Arab Adalah bahasa Nabi Muhammad dan bahasa verbal para
sahabat. Hadis-hadis Nabi yang sampai kepada kita dengan berbahasa
Arab
3. kata bahasa Arab tidak banyak. Kebanyakan terdiri atas tiga huruf
saja. Ini akan mempermudah pemahaman dan pengucapannya.
Namun bahasa Arab memiliki jumlah perbendaharaan kata yang
paling banyak. Salah satu keistimewaan bahasa Arab lainnya Adalah
kekayaan dalam jumlah perbendaharaan kata, meski usianya sudah
tua namun masih digunakan hingga hari ini.
4.Indahnya kosa kata bahasa Arab
5.Bahasa Arab adalah induk dari semua bahasa manusia
6.Bahasa Arab adalah bahasa tertua dan abadi
7.Bahasa Arab adalah bahasa yang paling sering diserap
8.Bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki perbendaharaan kata yang
banyak.2
Dari penjelasan diatas bisa difahami bahwa bahasa Arab adalah bahasa
yang paling mulia dan istimewa di permukaan seluruh alam jagat raya ini
sehingga Allah Ta‟ala memilihnya bahasa al-Quran yang menjadi penunjuk
2Http:// www.Nahwu Mudah.Com . tanggal 1 Agustus 2015
3
kepada ummat manusia melalui Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan
Malaikat Jibril.
Adapun pengertian bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang
digunakan untuk berinteraksi dengan sesamanya dan digunakan untuk
mengeluarkan ide-ide yang ada di dalam fikiran baik diekspresikan melalui
ucapan atau tulisan.3
Dan selanjutnya adalah pengertian bahasa Arab. Bahasa Arab adalah
bahasa komunikasi yang dikenal erat hubungannya dengan Agama Islam.
Kedatangan Islam sebagai ajaran agama Islam. akan menghubungkan antara
manusia, kedatangan Islam sebagai ajaran agama di suatu lingkungan
masyarakat yang kemudian dianut sebagai pedoman hidupnya menuntut para
pemeluknya untuk memahami bahasa Arab yang merupakan bahasa kitab
suci ajaran Islam yaitu al-Quran melalui perantaraan malaikat Jibril kepada
hamba pilihannya, yang menjadi Rasulnya yaitu Nabi Muhammad
SAW,yang akan disampaikan kepada ummat manusia. Dan ini merupakan
petunjuk tentang agama yang diturunkan Allah SWT, Rasulullah yang
menjadi suri tauladan bagi ummat, oleh karena itu segala sesuatu yang
bersumber darinya menjadi sumber petunjuk yang kedua setelah al-Quran
yang di kenal dengan Hadis hubungan yang sinergis antara bahasa Arab dan
Islam tidak lain karena al-Quran dan Hadis di turunkan dalam bahasa Arab.
3 Syaiful Mustofa, Straegi Pembelajaran Bahasa Arab Inovaif, (Malang: UIN Maliki Press,
2011), hlm. 3.
4
Bahasa Arab adalah bahasa yang muncul dari daerah yang sekarang
termasuk wilayah Arab Saudi. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa
Ibrani dan bahasa Arab.Sebagaimana Islam itu diturunkan di Jazirah Arab
tentu saja menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasinya. Allah
telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-quran karena bahasa Arab
adalah bahasa terbaik yang pernah ada, sebagaimana firman Allah surah
Yusuf ayat 2:
Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya (Q.S. Yusuf: 2).4
Oleh karena itu tidak perlu diragukan lagi, memang seharusnya bagi
seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha untuk
menguasainya.Sesungguhnya mengajarkan bahasa Arab kepada kaum muslim
adalah kewajiban bagi kita. Sebab bahasa Arab adalah bahasa al-Quran kitab
suci bagi kita semua. Walaupun bahasa Arab di Indonesia merupakan bahasa
Asing, tetapi bagi kaum muslimin seharusnya tidak menjadikan asing
dilidahnya Bahasa Arab bagi seorang muslim adalah kunci pokok membuka
cakrawala pengetahuan. Dengan kunci itulah ia dapat mengetahui ajaran
4 Tim Penyusun Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah(Bandung: Jumanatul All-
ART,2005), hlm. 236.
5
ajaran pokok agamanya dan juga dapat mengetahui sejarah ilmu serta
kebudayaan Islam. 5 Hal ini ditegaskan oleh Firman Allah SWT.
Artinya: dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan
semesta alam Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke
dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di
antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab
yang jelas.(Q.S. Asy-Syu’aro 192- 195) .6
Dari penjelasan ayat di atas bahasa Arab adalah bahasa komunikasi
yang dikenal erat hubungannya dengan agama Islam. kedatangan Islam
sebagai ajaran agama di suatu lingkungan masyarakat yang kemudian dianut
sebagai pedoman hidupnya menuntut para pemeluknya untuk memahami
bahasa Arab yang merupakan bahasa kitab suci ajaran Islam yaitu al-Quran
melalui perantaraan malaikat Jibril kepada hamba pilihannya, yang menjadi
Rasulnya yaitu Nabi Muhammad SAW, yang akan di smpaikan kepada
ummat manusia. Dan ini merupakan petunjuk tentang agama yang diturunkan
Allah SWT, Rasulullah yang menjadi suri tauladan bagi ummat, oleh karena
itu segala sesuatu yang bersumber darinya menjadi sumber petunjuk yang
kedua setelah al-Quran yang dikenal dengan Hadis hubungan yang sinergis
5 Muhammad Thalib, Sistem Pengajaran Bahasa Arab(Bandung: Gema Risalah Press, 1997),
hlm.7 6 Tim Penyusun Departemen Agama RI, Al-Quraan dan Terjemah(Jakarta: Al- Hannan,
2009), hlm. 376
6
antara bahasa Arab dan Islam tidak lain karena al-Quran dan Hadis di
turunkan dalam bahasa Arab.
Selanjutnya juga ditegaskan bunyi ayat selanjutnya bahwa al-Quran
diturunkan dalam bahasa Arab yang wajib untuk memahaminya bagi kaum
muslimin, dan kaum mu‟minin
Artinya: dan Barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam
Keadaan beriman, Maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak
adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya. dan
Demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan
Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya
sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al
Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka(Q.S. Thaha: 112-
113).7
Dari penjelasan ayat di atas selain bahasa al-Quran bahasa Arab juga
merupakan bahasa komunikasi antar sesama manusia maupun antar manusia
dengan sang Kholik yang terwujud dalam bentuk sholat, do‟a dan lain-lain
Untuk menunjukkan pentingnya bahasa Arab diluar motif agama
sebagai berikut:
1.Bahasa Arab kaya sekali dalam kosa kata dan struktur bahasanya,
sehingga bahasa ini cocok/ sesuai sebagai alat untuk mengekspresikan
pikiran dan emosi, serta sebagai alat untuk mengajarkan bermacam-
macam ilmu pengetahuan.
7Ibid., hlm. 319.
7
2.Bahasa Arab adalah bahasa, dengan nama semua ilmu pengetahuan
modern dan kesusastraan modern dapat dikemukakan, baik dalam
bahasa asli maupun terjemahan.
3.Bahasa Arab adalah bahasa dari kelompok terbesar dunia ketiga. Untuk
mempersatukan kekuatan dunia ketiga, bahasa ini patut di perhatikan di
Indonesia.
4.Bahasa Indonesia mempunyai banyak perkataan yang berasal dari
bahasa Arab, maka untuk studi yang benar bahasa Indonesia, sangat
diperlukan bahasa Arab, sebagaimana ia juga harus dimengerti.8
Berdasarkan studi pendahuluan yang di laksanakan peneliti di Ma‟had
Al-Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, secara umum
peneliti melihat bahwa bahasa Arab Mahasiswi di Ma‟had Al-Jamiah semakin
diperketat pembelajarannya.Hal tersebut terlihat dari penerapan bahasa Arab
MahasiswiMa‟had Al-Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan
sudah terbiasa menggunakan bahasa Arab di lingkungan Ma‟had Al-Jamiah
Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan dan bahasa Arab di Ma‟had
Al-Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan sudah diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ada sebahagian mahasiswi yang
tinggal di Ma‟had Al-Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan
senang menggunakan bahasa arab ketika berjumpa baik di lembaga Institut
Agama Islam Negeri Padangsidimpuan maupun di luar lembaga pendidikan.
Secara teoritis, hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai factor, baik dari
factor dalam maupun dari luar. Menurut Suryabratayang termasuk factor
internal adalah factor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi
8 Karel A, Steebrink, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam( Jakarta: PT Pustaka
LPJS, I994), hlm. I67-I77.
8
berprestasi dan kemampuan kongnitif) sedangkan yang termasuk factor
eksternal adalah factor lingkungan dan instrumental (misalnya, guru,
kurikulum, dan model pembelajaran. Dan masih banyak animo di masyarakat
terutama pelajar bahwa bahasa Arab itu tidak perlu, sulit dipelajari, terlalu
rumit gramatikalnya, tidak keren seperti bahasa Inggris. Sebab itulah timbul
pertanyaan „„kenapa demikian‟‟mungkin itu semua diakibatkan oleh :
a. Metodologi mengajar yang tidak baik
b. Guru tidak kompeten
c. Tingkat pendidikan yang berbeda-beda
Ada banyak hal yang menjadi kendala dalam pembelajaran bahasa Arab.
Salah satu penyebabnya adalah karena bahasa Arab bukan salah satu bahasa
yang dijadikan mata pelajaran yang diUAN-kan, sehingga bahasa Arab
menjadi sesuatu yang kurang menarik dan membosankan untuk di pelajari.
Padahal sebenarnya bahasa ini Adalah bahasa Ibu ajaran Islam (Lughah al-
umm) dan menjadi bahasa pergaulan internasional. Meskipun mayoritas
penduduk Negara Indonesia adalah orang Islam, minat untuk mempelajari
bahasa Arab masih kurang. Hal ini berbeda dengan bahasa Inggris yang
dijadikan pelajaran wajib dipelajari semua level pendidikan mulai tinkat
dasar maupun menengah. Di samping kursus-kursus bahasa inggris yang
semakin banyak bermunculan, salah satu pendorong tingginya minat untuk
mempelajari bahasa Inggris ialah karena bahasa asing tersebuttermasuk
mata pelajaran yang diUAN-kan.
9
Selain itu, sebenarnya masih banyak lagi faktor yang melatar
belakanginya. Diantaranya adalah factor-faktor tenaga pengajar bahasa (guru),
faktor subjek pembelajar bahasa (murid), faktor materi (bahan ajar).Untuk
faktor guru, dalam pembelajaran bahasa Arab diperlukan guru bahasa yang
sabar, ulet, profesional, berpengetahuan luas, dan lain-lain. Sedangkan bagi
pembelajar dan materinya, bahasan materi harus disesuaikan dengan
mainstream yang telah terbangun, tertanam awal dalam memori otak
sipembelajar bahasa berupa bahasa Indonesia. Adanya gambaran inilah maka
perlu dicarikan buku panduan belajar bahasa Arab yang sesuai dengan selera
pengetahuan bahasa (atau fungsi sintaksis) yang telah tertanam dalam otak si
pembelajar tersebut.9
Lembaga pendidikan yang memainkan peranannya di Indonesia,
jikadilihat dari struktur material pendidikan yang dilaksanakan ada empat
kategori.
1. Pendidikan pondokpesantren, yaitu pendidikan Islam yang
diselenggarakan secara tradisional, bertolak dari pengajaran Qur‟an
dan Hadis dan merancang segenap kegiatan pendidikannya untuk
mengajarkan kepada para siswa Islam sebagai cara hidup atau way of
life.
2. Pendidikan madrasah, yaitu pendidikan yang diselenggarakan
lembaga-lembaga model Baratyang mempergunakan metode
pengajaran klasikaldan berusaha menanamkan Islam sebagai landasan
hidup kedalam diri para siswa.
3. Pendidikan Umum yang bernafaskan Islam di lembaga-lembaga model
Barat, yang mempergunakan metode pengajaran klasikal, dan berusaha
menanamkan Islam sebagai landasan hidup kedalam diri para siswa
9 Nurul Huda, Mudah Belajar Bahasa Arab (Jakarta: Amzah, 2011), hlm.1
10
4. pendidikan umum yang bernafaskan Islam di lembaga-lembaga
pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan yang bersifat
umum.Pelajaran agama Islam yang diselenggarakan di lembaga-
lembaga umum sebagai suatu mata pelajaran saja.10
Sedangkan salah satu lembaga pendidikan adalah merupakan
pesantren. Menurut Sudjoko Prasodjo, dalam buku Sejarah Penddikan Islam
karangan karangan Samsul Nizar “ pesantren adalah lembaga pendidikan dan
pengajaran agama umumnya dengan cara non klasikal, dimana seorang kiai
mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab
yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama abad pertengahan dan para santri
biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.11
Sedangkan pesantren juga bisa disebut Ma‟had, menurut asal katanya
Ma‟had berasal dari bahasa Arab yang berarti perkumpulan atau tempat
Pendidikan yang menunjukkan tempat. Sedangkan Al- Jamiah menurut asal
katanya berasal dari bahasa Arab yang berarti perhimpunan Dengan demikian
apabila disandingkan akan menjadi Ma‟had Al- jamiah artinya tempat
tinggal/bermalam atau perkumpulan para mahasiswa yang melanjutkan
pendidikan di Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan yang
mempunyai dasar, program, tujuan dan fungsi.
Istilah Ma‟had berasal dari bahasa Arab yang berarti tempat
berkumpul atau tempat pendidikan yang memiliki tempat tinggal untuk
10
Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurkholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam
Tradisional (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 58-59. 11
Syamsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam(Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 286.
11
bermalam atau bisa juga di katakan sebagai asrama, pondok berarti hotel,
tempat bermalam, istilah pondok diartikan juga dengan asrama. Dengan
demikian pondok mengandung makna sebagai tempat tinggal. Sebuah
pesantren mesti memiliki asrama tempat tinggal mahasiswa dan kiai,
ditempat tersebut selaluterjadi komunikasi antara santri dan kiai.12
Dengan demikian Ma‟had Al-Jamiah itu memiliki ciri khusus yang
membedakannya dengan lembaga lainnya. Dalam aspek kurikulum terlihat
bahwa pelajaran agama masih dominan di lingkungan Ma‟had Al-Jamiah
bahkan materinya hanya khusus yang disajikan dalam bahasa Arab dan ilmu
agama Islam lainnya, seperti bahasa Arab.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan peneliti di Ma‟had
Al-Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, secara umum
peneliti melihat bahwa bahasa Arab Mahasiswi di Ma‟had Al-Jamiah semakin
diperketat pembelajarannya dan dibandingkan Tahun yang telah lewat. Hal
tersebut terlihat dari penerapan perkembangan bahasa Arab Mahasiswi
Ma‟had Al-Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan sudah
terbiasa menggunakan bahasa Arab di lingkungan Ma‟had Al-Jamiah Institut
Agama Islam Negeri Padangsidimpuan dan bahasa Arab di Ma‟had Al-
Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan sudah diterapkan
12
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di
Indonesia(Jakarta:Kencana, 2007), hlm. 62.
12
dalam kehidupan sehari-hari, baik di lembaga Institut Agama Islam Negeri
Padangsidimpuan maupun di luar lembaga pendidikan.
Pembelajaran bahasa asing (Arab) adalah sebuah proses yang komplek
dengan berbagai penomena yang pelik sehingga tidak mengherankan kalau hal
ini bisa mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang (Ellis, 1994).
Pembelajaran bahasa di pengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor utama yang
berkaitan erat dengan pemerolehan bahasa asing adalah bahasa pembelajar,
faktor eksternal pembelajar, faktor internal pembelajar dan pembelajar sebagai
individu.
Bahasa pembelajaran dalah salah satu gejala yang banyak diamatipara
peneliti untuk melihat pemerolehan bahasa asing.Salah satu gejala dari bahasa
pembelajar ini misalnya adalah kesalahan. Dengan mengamati kesalahan yang
ada dapat dilihat proses pemerolehan bahasa seseorang yang pada gilirannya
pendekatan pembelajaran atau pengajaran tertentu dapat diterapkan
Faktor diluar ataupun di dalam pembelajar sendiri adalah aspek yang
tidak kalah pentingnya untuk dapat memahami pemerolehan bahasa. Faktor di
luar pembelajar misalnya adalah lingkungan dan interaksi.Kedua faktor ini
sangat mempengaruhi perkembangan pemerolehan bahasa asing. Sedangkan
faktor internal dari pembelajar di antaranya adalah pengaruh dari bahasa
pertama atau bahasa lain. Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah
pembelajar sendiri sebagai seorang individu. Setiap pembelajar tentu
mempunyai perbedaan dengan pembelajar lain mereka mempunyai strategi
13
pembelajaran yang berbeda. Oleh karena itu, belajar bahasa asing merupakan
usaha yang berat dan menjenuhkan yang kadang kala membuat orang
frustasi.Hal itu disebabkan karena belajar bahasa asing merupakan upaya
untuk membentuk dan membangun situasi dan kondisi bahasa ibu, baik dalam
tataran sistem bunyi, suku kata, kata maupun tatanan kata, dan adakalanya
memiliki keserupaan dengan kondisi bahasa ibunya.
Apapun kondisinya belajar bahasa asing dimulai setelah seseorang
memiliki tradisi berbahasa sendiri yang sudah mengakar dalam pikirannya
sehingga di perlukan dalam pengkondisian untuk siap menerima tradisi
baru-bahasa yang dipelajari. Berangkat dari kondisi tersebut, berbagai kiat
kiranya perlu dilakukan secara terus menerus di tengah-tengah upaya
mempelajari bahasa asing. Salah satu kiat yang dapat dilakukan untuk
menghindari kejenuhan belajar dalam belajar bahasa asing adalah dengan
memanfaatkan media.
Media pembelajaran merupakan media yang dibuat guna memenuhi
berbagai kebutuhan pembelajar bahasa asing pada waktu salah satu atau
semua faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua ini sulit
didapatkan. Karena media pembelajaran sebagaimana pengertiannya adalah
sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, ). Media
pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan
pembelajaran. Sedangkan pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi
14
antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan
tanpa bantuan sarana penyampaian pesan atau media.13
Apapun persoalan yang muncul, sebagai seorang guru atau siswa yang
terlibat dalam proses pembelajaran harus berusaha memahami dan mencari
solusinya, sehingga proses belajar bahasa Arab akan tetap berjalan dengan
baik, efektif, dan efesien sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Salah
satu solusi yang mungkin dapat di lakukan untuk memecahkan persoalan
tersebut dengan cara‟‟ memahami konsep dasar pembelajaran bahasa Arab‟‟.
Memahami sejarah bahasa Arab dan karakteristiknya merupakan langkah
awal untuk mempersempit ruang persoalan yang muncul ketika belajar atau
mengajar bahasa Arab.
Untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan di perlukan prosedur
atau metode yang merupakan langkah-langkah sistematis dalam proses belajar
mengajar. Prosedur atau cara ini ada kemungkinan berbeda antara satu proses
belajar mengajar dengan tujuan tertentu dan proses belajar mengajar dengan
tujuan yang lain. jadi prosedur ini menyenyesuaikan dengan tujuan yang akan
dicapai. 14
Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar
memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran karena
13
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab(UIN-Malang: 2009), hlm. 17 14
Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar , (Bandung: Pustaka Setia,
2005), hlm.118-119.
15
tugas utama guru ialah merancang, mengelola, mengorganisir, dan
mengevaluasi pembelajaran.15
Mengorganisir dalam pembelajaran adalah pekerjaan yang dilakukan
seorang guru dalam mengetahui dan menggunakan sumber belajar dalam
maksud mencapai tujuan belajar dengan cara yang efektif dan efesien. Untuk
mengorganisir materi pelajaran, maka penggunaan yang tepat untuk
berdasarkan tujuan dan situasi anak sangatlah siknifikan.16
Karena metode
adalah suatu prosedur yang di pergunakan pendidikan dalam melaksanakan
tugas kependidikan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.17
Oleh
sebab itu metode sebagai suatu cara yang menghantarkan kepada tujuan harus
benar-benar diperhatikan oleh guru dalam konteks manajemen pembelajaran.
Pemilihan metode mengajar tidak mudah dan mengikutkan selera guru
semaunya saja.Akan tetapi ada prosedur yang harus diperhatikan sebagai
tugas professional.18
Yang salah satunya pemilihan metode untuk mengajarkan
bahasa Arab, di mana pembelajaran bahasa Arab ini patut di kedepankan hal
ini di karenakan kompleksitas permasalahan yang ada dalam prosesi
pembelajaran bahasa Arab. Khususnya bila di hadapkan dengan idealita
bahasa Arab sebagai bahasa al-Quran dan bahasa ummat Islam secara
keseluruhan dikatakan demikian karena difahami, bahwa al-Quran tidak dapat
15
Syafaruddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum
Teaching, 2005), hlm. 1 16
Syarifuddin dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2006), hlm. 161. 17
Dja‟far Siddik, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Cita Pustaka Media, 2006), hlm. 128. 18
Syarifuddin dkk, Op. Cit., hlm. 162.
16
difahami, bahwa al-Quran tidak dapat dipisahkan dari medium eksperisi ilmu
bahasa untuk itu secara makro dapat di katakan pula, bahwa bahasa Arab
adalah bahasa ummat Islam, alat komunikasi dan informasi antar ummat
Islam. Peranan bahasa Arab tidak hanya sebagai alat komunikasi manusia
beriman dengan Allah, yang terwujud dalam bentuk ritual ibadah seluruhnya
ummat manusia.
Idealitas bahasa Arab ternyata tidaklah dibarengi dengan realitas
pembelajarannya di negeri Indonesia tercinta. Kemampuan bahasa Arab yang
telah di yakini sebagai syarat bagi setiap individu yang melakukan kajian
Islam secara khusus ternyata sampai saat ini sangatlah tidak menggembirakan
bahasa Arab tampak tertinggal, baik dari segi metode, interest pelajarannya
maupun substansi pembelajaran bahasa Arab di berbagai tingkat sekolah di
pengaruhi oleh banyak factor esensial yakni factor instrinsik bahasa dan factor
ekstrinsik bahasa di mana factor instrinsik bahasa adalah factor internal dari
segi ilmu bahasa Arab sendiri. Selama ini nampaknya masyarakat cendrung
mempunyai kesan bahwa mempelajari bahasa Arab itu jauh lebih sulit
daripada mempelajari bahasa asing lainnya. Pernyataan ini perlu di cermati
lebih lanjut.Karena jangan-jangan kesulitan itu lahir dari sikap masyarakat itu
sendiri yang belum antipasti dengan entitas terhadap bahasa Arab.19
19
Radliyah Zaenuddin, Metodologi dan Strategi Alternatif pembelajaran Bahasa Arab,
(Yokyakarta: Pustaka Riklah Group, 2005), hlm. 17.
17
Dengan kata lain untuk menyajikan pengajaran, yang lebih menarik
perhatian/ minat bagi anak didik, antara satu mata pelajaran dengan yang
lainnya amatlah diperlukan metode yang berbeda, bahkan di antara bahan-
bahan materi tertentu pun memerlukan metode-metode yang berlainan,
meskipun masih di dalam satu bidang studi tertentu. Misalnya mengajarkan
bahan pelajaran puasa, metodenya berbeda dengan metode mengajarkan
dengan metode mengajarkan shalat, (puasa, dan shalat adalah bidang studi
fiqh).20
Demikian juga metode untuk mengajarkan bahasa Arab, harus
menggunakan metode-metode yang berlainan seperti yang telah di jelaskan di
atas bahwa untuk menyajikan pelajaran yang lebih menarik perhatian bagi
anak didik, antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya amatlah di
perlukan metode yang berbeda bahkan dalam satu bidang studi tertentupun
memerlukan metode yang berlainan termasuk metode untuk mengajarkan
bahasa Arab. Metode-metode mengajarkan bahasa Arab itu antara lain,
metode muhadatshah, insya‟, mahfudzat.21
Akan tetapi kenyataannya yang ada seperti Ma‟had al-Jamiah Institut
Agama Islam Negeri Padangsidimpuan dalam mengajarkan bahasa Arab
tersebut biasanya selalu menggunakan metode mufrodat, imla‟, mahfudzat,
dan muhadatsah di mana guru menggunakan metode ini yaitu menyajikan
pelajaran dengan cara membaca dengan bersuara maupun membaca dalam
20
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab.
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 6. 21
Ibid., hlm.195.
18
hati, dan sebelum memulai pelajaran guru menyuruh anak didik untuk
membuka buku bacaannya. Setelah itu guru menyuruh anak didiknya satu
persatu agar maju kedepan untuk mengulang apa yang telah di baca dan guru
mendengarkan apa anak didiknya sudah pandai membaca atau tidak.
Sedangkan dalam menggunakan metode imla‟ di mana guru
menuliskan materi pelajaran imla‟ di papan tulis, dan setelah selesai di
perhatikan kepada siswa, maka materi imla‟ tersebut dihapus dan menyuruh
mahasiswa untuk menuliskannya kembali kebuku tulisannya atau bisa juga
dengan guru membacakan pelajaran imla‟ kemudian anak didik
menuliskannya di buku tulis dengan tulisan lattin dan setelah selesai guru
membacakan pelajaran imla‟ anak didiknya apakah sudah pandai menulis
bahasa Arab atau tidak.
Apakah dengan menggunakan metode muthala‟ah dan imla‟ saja dan
tidak menggunakan metode imla‟ dan muthala‟ah saja dan tidak menggunakan
metode yang lainnya akan dapat menarik perhatian bagi anak didik dan bisa
mencapai tujuan yang hendak dicapai padahal dalam menyajikan pelajaran
yang lebih menarik itu harus menggunakan metode yang berbeda dan inilah
yang menarik perhatian dan menurut saya perlu untuk di teliti sehingga
penulis mengadakan penelitian.
Tidak cukup berhenti disitu, memahami prinsip-prinsip pembelajaran
juga harus kita lakukan, hal ini akan mendukung sekali dalam menentukan
langkah-langkah (strategi) dalam pembelajaran bahasa Arab. Begitu juga
19
memahami media pembelajaran sebagai sarana untuk mendekatkan materi
dengan siswa. Oleh karena itu kata memahami menjadi kunci utama dalam
pembahasan ini. Apapun yang kita kerjakan kalau kita memahami betul akan
menjadi sebuah keasyikan yang berkelanjutan. 22
Beranjak dari uraian di atas, peneliti ingin melihat secara langsung
bagaimana sebenarnya strategi pola pembelajaran bahasa Arab di Ma‟had Al-
Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, karena dari berbagai
informasi yang diterima peneliti Ma‟had Al-jamiah Institut Agama Islam
Negeri Padangsidimpuan merupakan asrama yang dipavoritkan Mahasiswi
khususnya mahasiswi yang melanjutkan pendidikan di kampus Institut Agama
Islam Negeri Padangsidimpuan.Karena itu penulis merumuskan sebuah judul
penelitian mengenai “ STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI
MA‟HAD AL-JAMI‟AH IAIN PADANGSIDIMPUAN” 2015/2016
B. Fokus Masalah
Dari latar belakang masalah di atas banyak hal yang dapat
mempengaruhi pembelajaran bahasa Arab, maka peneliti hanya memfokuskan
masalah dalam penelitian ini mengenai mengkaji, strategi yang berkaitan
dalam proses pembelajaran bahasa Arab saja, dan bagaimana pengaplikasian
bahasa Arab dalam penerapan bahasa Arab di lingkungan Ma‟had Al-jamiah
Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpun.Dengan adanya fokus masalah
22
Abdul Wahab Rosyidi dan Mamlu‟atul Nikmah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran
Bahasa Arab (Malang: UIN-MALIKI PRESS (Anggota IKAPI), 2012), hlm. 2
20
dalam penelitian, maka lebih mendalam dan lebih mudah untuk melakukan
analisisnya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang menjadi rumusan masalah
penelitian ini ialah:
1. Bagaimana Strategi pembelajaran bahasa Arab di Ma‟had Al-Jamiah
Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan?
2. Apa saja Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Bahasa Arab
mahasantri di Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Padangsidimpuan?
3. Bagaimana Solusi Kendala-kendala Pembelajaran Bahasa Arab
Mahasantri di Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Padangsidimpuan?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Strategi pembelajaran bahasa Arab mahasantri di
Ma‟had
al–Jami‟ah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.
2. Untuk mengetahui apasaja Faktor pendukung dan penghambat
pembelajaran bahasa Arab mahasantri di Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN
Padangsidimpuan
3. Untuk mengetahui Solusi Kendala-kendala Pembelajaran Bahasa Arab
Mahasantri di Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Padangsidimpuan
21
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini ialah:
1. Sebagai persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam
bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya, umumnya dapat
dipergunakan oleh para dosen yang ada di Ma‟had Al-jamiah Institut
Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.
3. Melatih penulis dalam mempraktekkan ilmu pengetahuan yang pernah
didapat saat duduk di bangku perkuliahan terutama yang menjadi topik
masalah dalam skripsi ini.
F. Batasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman tentang istilah yang dipakai
dalam penelitian ini, maka dibuat batasan istilah yang dipakai dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Strategi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: rencana yang
cermat untuk mencapai sasaran khusus.23
yang dimaksud peneliti di sini
adalah Strategi yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab
23
Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1995), hlm. 859
22
mahasiswa yang tinggal di Ma‟had Al-Jamiah Institut Agama Islam
Negeri Padangsidimpuan.
2. Pembelajaran adalah: proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar. Pembelajaran yang dimaksud peneliti adalah cara
yang dilakukan oleh ustadz untuk menjadikan Mahasantri menjadi orang
yang belajar dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab.24
3. Bahasa Arab adalah: bahasa agama Islam dan bahasa Al-Quran,
merupakan bahasa kemuliaan juga bahasa khasanah keilmuan Islam secara
umum.25
Bahasa Arab yang dimaksud peneliti adalah bahasa kemuliaan
yang digunakan Mahasiswi di Ma‟had Al-jamiah Institut Agama Islam
Negeri Padangsidimpuan.
4. Mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi didalam struktur pendidikan
Indonesia, menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi diantara yang
lain.26
Mahasiswa yang dimaksud peneliti di sini adalah mahasiswa IAIN
yang tinggal di Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Padangsidimpuan
5. Ma‟had adalah kata yang artinya perkumpulan, tempat pendidikan.
Ma‟had, perkumpulan atau tempat pendidikan yang dimaksud peneliti di
sini ialah perkumpulan atau tempat pendidikan mahasiswa yang tinggal di
asrama Ma‟had al- Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan,
24
Ibid., hlm. 337. 25
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di
Indonesia(Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 63. 26
Ibid., hlm. 111.
23
yaitu tempat tinggal mahasiswa yang melanjutkan perkuliahan di Institut
Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.
6. Al-Jamiah adalah kata yang artinya penghimpunan. Maksud peneliti al-
Jamiah di sini ialah nama bagi Ma‟had atau tempat tinggal mahasiswa
Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.27
7. Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan adalah nama lembaga
pendidikan kampus perkuliahan mahasiswa yang terletak di kota
Padangsidimpuan
8. Ma‟had Al-Jami‟ah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan,
memiliki multi fungsi yaitu tempat tinggal yang kondusif, ekonomis, dan
strategis dan memiliki ruang kuliah. Ma‟had Al-Jami‟ah Istitut Agama
Islam Negeri Padangsidimpuan merupakan program unggulan yang di
harapkan selama dua smester para mahasiswa sudah dapat menggunakan
bahasa Inggris dan bahasa Arab dengan aktif, mampu menulis dan
membaca Al-Quran dan trampil dalam menjalankan ibadah dan agama
praktis lainnya.28
27
Departemen Pendidkan dan Kebudayaan. Op.,Cit.hlm. 85 28
Irwan Saleh Dalimunthe, dkk. Buku Panduan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Institut
Agama Islam Negeri Padangsidimpuan,(Padangsidimpuan: IAIN Padangsidimpuan, 2015), hlm. 51
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Strategi
Strategi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: rencana yang
cermat untuk mencapai sasaran khusus.1 M. Arifin mengemukakan strategi
sebagai berikut: Strategi biasanya berkaitan dengan taktik (terutama
banyak dikenal di lingkungan militer). Taktik adalah segala cara dan daya
untuk memperoleh hasil yang di harapkan secara maksimal dalam proses
pendidikan. Taktik tidak lazim digunakan, akan tetapi di pergunakan istilah
metode dan teknik. Metode dan teknik mempunyai pengertian yang
berbeda meskipun tujuannya sama. Metode adalah jalan yang harus di lalui
untuk mencapai tujuan, sedangkan teknik adalah cara mengerjakan suatu
tujuan. Jadi metode mempunyai pengertian yang lebih luas, lebih ideal dan
konseptual. 2
Nana Sudjana menambahkan bahwa strategi mengajar pada dasarnya
adalah tindakan nyata dari guru atau praktek guru dalam melaksanakan
pengajaran mulai dari cara tertentu yang di nilai lebih efektif dan efesien.
Dia juga menyebutkan strategi sebagai politik atau taktik yang di gunakan
1 Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1995), hlm. 859 2 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Indisipliner,(Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-4, hlm. 58.
25
guru dalam mengajar dikelas. Ia juga menambahkan bahwa politik atau
taktik yang digunakan guru tersebut harus mencerminkan lankah-langkah
secara sistemik dan sistematik.3
Pengertian pembelajaran sendiri adalah berasal dari kata dasar ‘‘ ajar’’
yang artinya petunjuk yang di berikan kepada orang supaya di ketahui. Dari
kata ‘‘ajar’’ ini lahirlah kata kerja ‘‘ belajar’’ yang berarti berlatih atau
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu dan kata ‘‘ pembelajaran’’
berasal dari kata ‘‘ belajar’’ yang mendapat awalan pem- dan akhiran –an
yang merupakan konflik nominal yang mempunyai arti proses.4
2. Pembelajaran Bahasa Arab
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan
mengajar. Pembelajaran terjadi bersama-sama, belajar juga dapat terjadi
tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain.
Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan didalam kelas.
Sebagai landasan menguraikan mengenai apa yang dimaksud dengan
belajar terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa pendapat ahli.
Monogagne dan Brings berpendapat bahwa belajar ialah proses kongnitif
yang mengubah sikap stimulasi dari lingkungan menjadi beberapa tahapan
3 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: Sinar Baru Algesindo
Ofiset, 2005), hlm.147. 4 Tim Pusat Pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,( Jakarta: PT.
Balai Pustaka, 1990), hlm. 14
26
pengelolaan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapabilitas
yang baru.5
Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau
perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan mahasiswa
itulah sebabnya dalam belajar, mahasiswa tidak hanya berintegrasi dengan
dosen Pembina saja sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi
dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin di capai untuk tujuan
pembelajaran.6
Banyak sekali para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang
pengertian belajar, dan yang senada dengan pendapat yang di atas adalah
menurut White rington belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian
yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa
kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.7
Dari pendapat diatas dapat di kemukakan adanya beberapa elemen
yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu bahwa tingkah
laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut beberapa aspek
kepribadian. Baik pisik maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian,
kecakapan, kebiasaan ataupun, kegiatan belajar diartikan sebagai penguasaan
materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagai kegiatan menuju
5 Syarifuddin dan Irwan Nasution, Menejemen Pembelajaran (Jakarta: Quatum Teaching,
2005), hlm. 60. 6 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 85-86.
7Syarifuddin dan Irwan Nasution, Op., Cit.hlm. 62.
27
terbentuknya kepribadian seutuhnya. Dimana kawasan kongnitif, epektif dan
psikomotoriknya berkembang dengan baik, sedangkan mengajar adalah
pemberian bimbingan kepada mahasiswa untuk belajar atau menciptakan
lingkungan atau kemudahan bagi mahasiswa untuk melakukan kegiatan
belajar mengajar juga. Bahasa Arab adalah bahasa yang mana semua ilmu
pengetahuan modern dapat di kemukakan baik dalam bahasa asli maupun
terjemahan.
Bahasa Indonesia mempunyai banyak perkataan yang berasal dari
bahasa Arab maka untuk studi yang benar bahasa Indonesia sagat di perlukan
bahasa Arab sebagaimana ia juga harus di mengerti.8
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik kepada
peserta didik agar terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik dan benar. Pada hakikatnya pembelajaran
merupakan aktifitas dan proses yang sistematis dan sistemik yang terdiri dari
beberapa komponennya itu, guru, kurikulum, anak didik, fasilitas, dan
administrasi semua komponen ini harus berjalan secara teratur yakni semua
komponen ini tidak bisa berjalan sendiri atau secara tepisah (varsial).9
8 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hlm.84.
9Mardianto, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Medan: IAIN SUMUT, 2010),
hlm. 9.
28
Keberhasilan pembelajaran yang efektif memuat dua tolak ukur
untuk tercapainya tujuan dan hasil pembelajaran. Untuk mencapai tingkat
efektivitas pembelajaran guru harus menguasai berbagai keterampilan dasar
pembelajaran yang meliputi keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran, keterampilan bertanya keterampilan menjelaskan, keterampilan
menggunakan variasi, keterampilan memberi penguatan, keterampilan
mengelola kelas, dan lain sebagainya10
Dapat kita pahami bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang di
lakukan oleh individu untuk memperoleh suatu proses suatu perubahan
perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu
itu sendiri dalam intraksi dengan lingkungannya.11
Belajar merupakan proses
yang di lakukan seseorang untuk mencapai kecakapan dan sikap. Menurut
seorang ahli pendidikan, Dimyati Mahmud, bahwa belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang dan yang terjadi dalam diri
seseorang yang terjadi karena pengalaman. Pada hakikatnya kegiatan belajar
mengajar itu adalah suatu proses komunikasi atau proses penyampaiannya. 12
3. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
‘‘Strategi pembelajaran merupakan rencana, aturan-aturan, langkah-
langkah serta sarana yang prakteknya akan diperankan dan akan dilalui
dari pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran di
dalam kelas guna merealisasikan tujuan. berikut ini penjelasan seputar
strategi pembelajaran unsur bahasa Arab (Ashwat, mufrodat, taraqib)
10
Asfiati, Manajemen Pembelajaran (Bandung: Cipta Pustaka Media, 2014), hlm. 6. 11
Nini Subini, Psikologi Pembelajaran (Yogyakarta: MentariPustaka, 2012), hlm. 8. 12
Mardianto, Op., Cit., hlm. 12.
29
dan strategi pembelajaran keterampilan bahasa (istima’, kalam, qiroah,
kitabah).
a. Strategi pembelajaran Mufradat (kosa kata)
Para ahli pembelajaran berbeda pendapat mengenai makna bahasa
serta tujuan pengajarannya mufrodat adalah penting yang
merupakan tuntutan dan syarat dasar dalam pembelajaran bahasa
asing.
b. Strategi Pembelajaran Nahwu (Tata bahasa)
Telah menjadi kesepakatan bahwa penguasaan kaida-kaidah
nahwu bukan merupakan tujuan pembelajaran bahasa melainkan
hanya merupakan sarana untuk membantu para siswa agar mampu
berbicara, membaca serta menulis dengan benar.
c. Strategi Pembelajaran Istima’ ( Mendengar)
Istima’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita, karena
istima’ adalah sarana pertama yang digunakan manusia untuk
berhubungan dengan sesama dalam tahapan-tahapan kehidupan.
d. Strategi Pembelajaran Kalam (Berbicara)
Kemampuan untuk menyusun kata-kata yang baik dan jelas
mempunyai dampak yang jelas dalam kehidupan manusia. Baik
untuk mengungkapkan pikiran-pikirannya atau memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
e. Strategi Pembelajaran Kitabah (Menulis)
Diantara keterampilan-keterampilan berbahasa, keterampilan
menulis adalah keterampilan tertinggi dari empat keterampilan
berbahasa. Menulis merupakan salah satu sarana bekomunikasi
dengan antara orang dengan orang lainnya yang tidak terbatas oleh
tempat dan waktu.
Pembelajaran menulis terletak pada tiga hal yaitu:
1) Kemampuan menulis dengan tulisan yang benar.
2) Memperbaiki khoth
3) Kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas dan detail
’’.13
Dari penjelasan tersebut jelaslah dapat kita fahami sesungguhnya
siswa yang sedang belajar bahasa apapun dituntut untuk mengetahui
mufrodat bahasa yang sedang dipelajari, tanpa mengetahui muprodat
kiranya sulit bahkan siswa tidak akan mampu menguasai keterampilan
13
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang:
UIN Maliki Press, 2012), hlm. 67.
30
berbahasa yang dimaksud. Atau boleh dikatakan di awal pembelajaran
siswa harus di arahkan untuk memperoleh penguasaan mufrodat dengan
baik.
Nahwu merupakan kaidah-kaidah bahasa yang lahir setelah adanya
bahasa. Oleh sebab itu sesungguhnya nahwu itu dipelajari agar pengguna
bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu
memahaminya dengan baik dan benar dalam bentuk dan tulisan (membaca
dan menulis dengan benar).
Melalui istima’ kita kenal mufrodat, bentuk-bentuk jumlah dan
taraqib. Dengan istima’ pula kita bisa menguasai keterampilan-
keterampilan bahasa yang lain yaitu kalam, qiroah dan kitabah.
Berbicara dengan bahasa asing merupakan keterampilan dasar yang
menjadi tujuan dari beberapa tujuan pengajaran bahasa. Sebagaimana
bicara adalah sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain.
4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab
a. Prinsip Prioritas (Al Uluwyyat)
Dalam pembelajaran bahasa Arab, ada prinsip-prinsip prioritas
dalam penyampaian materi pembelajaran, yaitu pertama,
mengajarkan, mendengar, dan bercakap sebelum membaca dan
menulis.Kedua, mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan
kata.Ketiga, menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan
kehidupan sehari-hari sebelum mengajarkan bahasa sesuai dengan
penutur bahasa Arab.
b. Prinsip Korektisitas (Ad Diqqoh)
Prinsip ini di terapkan ketika sedang mengajarkan materi al-
ashwat (fonemik), at-Taroqib (Morfologi dan sintaksis) dan Ma’ani
(Semantik). Maksud dari prinsip ini adalah seorang guru bahasa
Arab hendaknya jangan hanya menyalahkan peserta didik tetapi ia
juga harus mampu melakukan pembetulan
31
c. Prinsip Bertahap (Ad Darjiyyah)
Jika dilihat dari sifatnya, ada tiga kategori prinsip bertahap,
yaitu: pertama, penjelasan dari yang kongkrit ke yang abstrak, dari
yang global ke yang detail, dari yang sudah diketahui. Ke yang
belum di ketahui. Kedua, ada kesinambungan antara apa yang telah
diberikan sebelumnya dengan apa yang akan ia ajarkan selanjutnya.
Ketiga ada peningkatan bobot pengajaran terdahulu dengan yg
berikutnya, baik jumlah jam maupun materinya.
1) Tahapan pengajaran kosa kata (mufradat)
2) Tahapan pengajaran qowait (morfem dan sintaksis)
3) Tahapan pengajaran makna ( dalalatul Ma’ani)
d. Prinsip Kerinduan Belajar (At Tasywiq)
Yang dimaksud dengan prinsip kerinduan dalam pembelajaran
bahasa Arab adalah; menghadirkan berbagai macaam metode dalam
pembelajaran, dimana dengan hal itu akan menjadikan pelaksanaan
pembelajaran menjadi menyenangkan dan mengasikan. Haikat
belajar bahasa adalah hakikat suatu kebiasaan baru dalam istima’
kalam qiro’ah dan kitabah, proses ini merupakan sesuatu yang
membosankan. Kita sebagai guru tentunya tidak begitu saja
mengantikan keterampilan bahasa atau materi yang tidak disukai
atau membosankan peserta didik.14
Dari penjelasan di atas dapat difahami Mendengar dan berbicara
terlebih dahulu dari pada menulis. Prinsip ini berangkat dari asumsi bahwa
pengajaran bahasa yang baik adalah pengajaran yang sesuai dengan
perkembangan bahasa yang dialami oleh manusia, yaitu setiap anak akan
mengawali perkembangan bahasanya dari mendengar dan memperhatikan
kemudian menirukan. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan
mendengar (menyimak) harus lebih dahulu dibina, kemudian kemampuan
menirukan ucapan, lalu aspek lainnya seperti membaca dan menulis.
14
Abdul Wahab Rosydi dan Mamlu’ataul Ni’mah, Memahami konsep dasar Pembelajaran
Bahasa Arab, (Malang; UIN –MALIKI Press, 2012), hlm. 25
32
Maksud dari prinsip korektisitas adalah seorang guru bahasa Arab
hendaknya jangan hanya menyalahkan peserta didik tetapi ia juga harus
mampu melakukan pembetulan dan membiasakan pada peserta didik
untuk kritis pada hal-hal berikut: pertama korektisitas dalam pengajaran
(fonemik). Kedua, korektisitas dalam pengajaran (sintaksis). korektisitas
dalam pengajaran (semantik).
Prinsip kerinduan dalam pembelajaran bahasa Arab adalah;
menghadirkan berbagai macaam metode dalam pembelajaran, dimana
dengan hal itu akan menjadikan pelaksanaan pembelajaran menjadi
menyenangkan dan mengasikan
5. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab
a. Pendekatan kemanusiaan (Humanistic Approaach)
Pendekatan kemanusiaan yang dalam bahasa Arab disebut al-
madhakal al-insani.Pendekatan ini sangat memfokuskan pada peserta
didik.Metode Ceramah peserta didik dipandang sebagai manusia yang
harus di perlakukan secara manusiawi, bukan alat atau benda mati yang
menerima rangsangan-rangsangan dan meresponnya.
b. Pendekatan Berbasis Media (Media Based Approach)
Pendekatan yang bebasis media yang dalam bahasa Arab al-
madkhal al-tiqoni, adalah pendekatan yang mengandalkan kepada teknik
penggunaan media pengajaran.
c. Pendekatan Aural-Oral (Aural-Oral Approach)
Pendekatan Aural-Oral yang dalam bahasa Arab al-madkhal al-
asma’i al-syafahi. Pendekatan ini memiliki asumsi, bahwa bahasa adalah
apa yang didengar dan yang di ucapkan sedangkan tulisan adalah
representasi dari ujaran.
d. Pendekatan Analisis dan Non Analisis(Analitycal and Non Analytical
Approach) Pendekatan analisis dan non analisis yang dalam bahasa Arab
disebut al-madkhal al-tahlili wa ghoir al-tahlili adalah pendekatan yang
di gegas oleh Stren dalam kongres tahun 70-an, dan konsep pendekatan
ini lebih di pertajam pada kongres terahir yang diselenggarakan pada
bulan november 1980. Pendekatan ini juga sering disebut juga dengan
33
pendidikan formal, karena ia memantulkan orientasi aliran sastra
tentang analisa bentuk-bentuk percakapan, pidato dan teori komunikasi
lisan. Sedangkan yang kedua adalah pendekatan non analisis adalah
pendekatan yang menjadikan pembahsan psico linguistik dan ilmu
pendidikan sebagai asas pertimbangan analisis yang bersifat global,
integral dan alami. Pendekatan ini menuntut pengajaran bahasa pada
situasi-situasi kehidupan yang alami difokuskan kepada topic-topik
pembicaraan yang berkaitan dengan kehidupan psikologis murid.
e. Pendekatan komunikatif (Communikative Approach) Pendekatan komunikatife yang dalam bahasa Arab disebut al-
madkhal al-ittishali adalah pendekatan yang memfokuskan kepada
kemampuan komunikasi aktif dan praktis
f. Pendekatan Pembelajaran Aktual
Dari perubahan proses pembelajaran yang berpusat pada guru
menuju pembelajaran yang berpusat pada siswa melahirkan berbagai
pendekatan pembelajaran yang bertujuanuntuk membelajarkan siswa.
diantaranya adalah pendekatan Konstruktivisme, pendekatan
konstektual,Quantum pembelajarandan pengajaran, pembelajaran
kooperatif, dan PAKEM atau PAIKEM.15
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui peserta didik sebagai obyek
yang dapat setidaknya dapat mempercepat interelasi antara pengajar dan
murid dalam hubungannya dengan proses transfering , karena kebutuhan
psikologis murid dapat terpenuhi, serta minat dan motivasinya dapat di
kembangkan.
Sebagaimana diketahui bahwa sarana atau alat peraga (alat bantu) besar
peranannya dalam menyampaikan keahlian dan mengubahnya dari keahlian
abstrak kepada keahlian yang kongkrit. Pendekatan ini bertujuan untuk
melengkapi konteks yang menjelaskan makna kata-kata, dan istilah-istilah
kebudayaan baru melalui gambar, peta, foto, contoh model yang hidup,
15
Abd. Wahab Rosyidi dan Mamlua’tul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran
Bahasa Arab, ( Malang: UIN Maliki Press, 2012), hlm. 35
34
kartu dan segala sesuatu yang menjelaskan makna kata asing kepada murid.
Pada zaman tegnologi canggih alat bantu menjadi lebih bervariasi dan lebih
moderen lagi, seperti: kaset, video, laboratorium bahasa, radio, slide, dan
computer pendekatan ini sering menghadapi kendala khusus berkaitan
dengan biaya pengadaan alat peraga serta tidak lengkapnya materi
pengajaran yang berkualitas.
Berangkat dari asumsi ini, maka bahasa yang pertama adalah ujaran
untuk itu pengajaran bahasa harus dimulai dengan memperdengarkan bunyi-
bunyi bahasa dalam bentuk kata atau kalimat secara klasikal atau kemudian
meminta murid untuk menirukannya untuk kemudian dihafalkan, sebelum
pengajaran membaca dan menulis diajarkan.
Perbedaan antara analisis dan non analisis dalam perspektif ini adalah
sebagai berikut: satu pendekatan analisis adalah pendekatan yang
menjadikan sosio linguistik sebagai dasar pertimbangan analisis. diskursus
ini memfokuskan diri pada pembahasan. Aktivitas bicara, analisis system
dan pengertian-pengertian pikiran
6. Metode Pembelajaran Bahasa Arab
a. Persiapan Guru Sebelum Mengajar Bahasa Arab
Semua pelajaran harus mengandung tujuan menambah
pengetahuan murid, yang telah di fahaminya, untuk merealisir tujuan
tersebut, maka harus ada saling pengertian antara guru dengan murid,
kesempatan itu mungkin akan tercapai dengan guru membuat
35
persiapan pelajaran dengan cermat metode penyampaian yang baik,
sehingga murid dapat mempraktekkannya dan menimbulkan semangat
bagi mereka.
Karena itu perlu diingat bahwa bagaimana pun tingginya
pelajaran yang diberikan dan bagaimanapun kemampuannya mengajar,
guru seharusnya tidak boleh menyajikan pelajaran tanpa persiapan,
hal-hal yang harus dipertahankan oleh guru sewaktu membuat
persiapan:
1. Umur murid
2. Waktu
3. Tujuan
4. Alat pelajaran
5. Bahan pengajaran
6. Metode pengajaran
7. Penyusunan persiapan.16
Guru harus memperhatikan umur murid dan kemampuan mereka.
Sewaktu memilih bahan pelajaran serta memilih metodenya yang
sesuai, bahan pelajaran ialah sebenarnya yang ingin disampaikan oleh
guru kepada murid, karena ia guru harus betul-betul menguasai bahan
pelajaran itu.
Guru juga harus bisa memperhatikan waktu tertentu untuk
mengajarkan bahagian pelajaran tertentu, jumlah bahan yang akan
disajikan harus sesuai dengan waktu yang tersedia, hendaklah
diperhatikan juga, bahwa lama waktu bagi tiap-tiap pelajaran
16
Mardianto, Op.,Cit.,hlm. 15
36
tergantung dari macam bahan pelajaran yang akan diajarkan dan sesuai
dengan umur murid.
Setiap tujuan pengajaran yang dicapai oleh guru mempunyai
pengaruh yang besar dalam memilih materi dan metode, maka
pemilihan materi (bahan) pelajaran dan metode tergantung dari tujuan
yang hendak dicapai. Dan untuk mempermudah pemahaman murid
maka hendaklah guru mempersiapkan semua alat-alat pelajaran yang
ingin di pergunakan dalam menjelaskan pelajarannya, guru harus
menyediakan semua alat-alat pelajaran yang ingin dipergunakan dalam
menjelaskan pelajarannya. Guru harus menyediakan semua alat-alat
pelajaran itu sebelum memulai pelajaran, sehingga tidak terganggu
waktu-waktu memberikan pelajaran.
Bila guru sudah selesai menyusun persiapan pelajarannya maka
jangan dianggap bahwa tujuan sudah tercapai. Tugas pokoknya masih
terus dihadapi, yaitu menyampaikan pelajaran dalam praktek, bahan
terkadang terjadi hal-hal yang tidak kita harapkan sebelumnya, seakan-
akan di hadapkan pada kesulitan-kesulitan yang tidak di perkirakan
sebelumnya kemahiran dan kepintaran seorang guru yang akan
nampak dengan kemampuannya dalam mengatasi persoalan itu
tercermin tindakan seorang yang cerdik pandai.
Kemudian dalam suatu pembelajaran seorang guru itu harus biasa
memanfaatkan waktu yang disediakan sebaik mungkin, tanpa harus
37
korupsi dan membuangnya sia-sia. Dengan memanfaatkan waktu
tersebut diharapkan dapat mencapai tujuan pelajaran itu sendiri, baik
yang bersifat umum maupun khusus
Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran seorang guru itu
haruslah menyampaikan bahan atau materi pelajaran dengan sebaik
mungkin, dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat
pemahaman dan umur murid, kemudian mengaitkannya dengan berbagai
mutu pelajaran yang lain dengan menggunakan metode yang sesuai dan
ditunjang berbagai alat peraga yang dapat memudahkan pemahaman
murid-murid, dengan begitu akan tercipta suasana pembelajaran yang
kondusip dan menyenangkan.
b. Sistem Mengajarkan Bahasa Arab
Berbicara tentang pengajaran bahasa Arab maka ada dua system
yang menjadi landasan dalam pengembangan pelajaran bahasa Arab, yang
pertama system kesatuan, yaitu bahasa Arab itu diajarkan.
‘‘Beberapa metode yang dapat memudahkan proses belajar
bahasa Arab untuk mencapai tujuan tertentu.
1. System kesatuan
Maksudnya ialah bahasa Arab itu di ajarkan sebagai satu
kesatuan yang berhubungan erat bukan di bagi-bagi atas beberapa
bagian yang bercerai–berai, menurut teori ini di ambil satu acara
sebagai pusat, lalu dijadikan bacaan, percakapan, nahwu/sharaf
dengan demikian tidak ada jam khusus untuk membaca, untuk
bercakap-cakap, untuk nahwu/ sharaf dan sebagainya,hanya ada
beberapa jam untuk bahasa Arab mempunyai :
a) Dasar-dasar kejiwaan
b) Dasar-dasar pendidikan
38
Pelajaran yang diberikan menurut sistem kesatuan menarik hati
murid, suka, rajin belajar, dan tidak bosan, karna pelajaran di
berikan bermacam-macam jalannya. Dan dalam hal ini juga murid-
murid mengulang-ulang pelajaran itu menambah tetap dalam otak
dan menambah pengertian.
Sistem kesatuan ini sesuai dengan teori gestal yaitu memahami
sesuatu secara keseluruhan lelah dahulu, kemudian berpindah
kepada memahami bagian-bagian dengan system kesatuan ada
perhubungan yang erat antara bermacam-macam
pelajaranbahasaArab (nahwu/sharaf ) membaca, bercakap-cakap
dan lain-lain).
2. Sistem bagian-bagian
Maksudnya ialah bahasa Arab yang di ajarkan itu di bagi atas
beberapa bagian(cabang-cabang) Tiap-tiap cabang ada kitabnya
ada rencananya, dan ada jam pelajarannya, seperti:
a) Mahfudzat
b) Bercakap-cakap
c) Nahwu
d) Sharaf
e) Dikte
Sistem ini yang di praktekkan di madrasah-madrasah dan
pesantren di seluruh dunia antara sistem kesatuan dan bagian-
bagian dapat di himpunkan dan sama-sama di praktekkan menurut
dasar-dasar sebagai berikut:
(1) Tiap-tiap cabang bahasa Arab janganlah di jadikan bagian
tersendiri dan terpisah dari bagian-bagian lain. Bahkan
haruslah di pandang semua itu bagian-bagian yang
berhubungan erat antara satu dengan yang lain untuk
kesatuan bahasa.
(2) Hendaklah guru memandang pembagian itu sebagai
pembagian yang di buat-buat untuk memudahkan praktek
mengajarkannya’’.17
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa dalam mengajarkan
bahasa Arab itu ada dua sistem yaitu pertama, kesatuan yang sama pada
prinsipnya merupakan usaha yang dilakukan oleh seorang guru
17
Ibid., hlm.28-29.
39
menghubungkan dua atau lebih dari beberapa mata pelajaran yang serumpun
menjadi satu mata pelajaran bahasa Arab saja.
Sedangkan yang kedua. Ada sistem bagian-bagian yang merupakan
kebalikan dari pada kesatuan, yaitu mata pelajaran itu disajikan, secara
terpisah-pisah. Hal ini didukung oleh faktor kemudahan dalam menyajikan
bahan atau isi pelajaran berikut evaluasinya, karena dapat disusun dengan
cara yang lebih sistematis sesuai dengan kekhususan di siplin ilmunya
masing-masing dan yang menjadi ciri khusus sistem bagian-bagian ini yakni
menyajikan mata pelajaran itu secara terpisah-pisah di tandai dengan di
paparkan atau di deretkannya sejumlah mata pelajarannya atau disiplin ilmu
secara terpisah-pisah di tandai dengan di paparkan atau di deretkannya
sejumlah mata pelajarannya atau disiplin ilmu secara terpisah-pisah tanpa
berusaha mencari persinggungan diantara berbagai mata pelajaran yang
masih serumpun masih bisa di pisah-pisah menjadi beberapa mata pelajaran
lagi contohnya nahwu/sharaf, mahfuzdat, muhadatsah, imlak dan
sebagainya, tanpa berusaha menghubungkannya antara satu mata pelajaran
yang satu dengan yang lainnya, meskipun begitu sistem ini tidak terlepas
dari kelebihan dan kekurangannya, bagian-bagian ini yaitu, seorang guru
akan lebih mudah mengajarkan satu cabang ilmu dan dapat mempelajarinya
lebih mendalam lagi sedangkan kekurangannya dapat menyebabkan
pertumbuhan bahasa murid murid tidak sama.
40
c. Cabang-Cabang Tekhnik dan Metode Mengajarkan Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran dan Hadis, keduanya merupakan
sumber pokok ajaran Islam, dan kandungan keduanya terlebih dahulu
haruslah di fahami, sedangkan untuk memahami kandungan keduanya
terlebih dahulu haruslah di fahami, sedangkan untuk memahami kadungan
karena keduanya bahasaArab, maka haruslah di pelajari, dan dikuasai ilmu
tentang bahsa Arab juga, untuk itu ada 4(empat) kemampuan menyangkut
bahasa Arab, atau kemampuan bahasa Arab, yaitu:
1. Kemampuan membaca dengan benar dan memahami dengan tepat
2. Kemampuan menulis/mengarang degan bahasa Arab
3. Kemampuan berbicara dengan bahasaArab
4. Kemampuanmemahamipembicaraanoranglainyangmenggunakanba
hasa.18
Dari keempat aspek kemampuan di atas maka menurut penulis yang
pertama sekali harus dikuasai adalah aspek kemampuan yang pertama ini
telah memadai, maka akan mudahlah untuk menguasai aspek-aspek
kemampuan yang lainnya, dan Abu Bakar Muhammad berpendapat bahwa
beberapa aspek yang telah di sebutkan di atas merupakan cabang-cabang
dari bahasa Arab, yaitu:
1. Mutal’ah (membaca)
a) Tujuan pelajaran muthala’ah melatih murid-murid supaya pandai
mengucapkan bahasa Arab dengan baik dan lancar, serta betul
makhraj hurufnya, dan mengerti maksudnya.
b) Tekhnik mengajarkan muthal’ah
1) Guru mengadakan Tanya jawab singkat dengan mereka
tentang topic itu kalau ada.
18
Akrum Fahmi, Ilmu Nahwu Dan Sharaf (Jakarta: Raja Grafindo Persada, I999), hlm. 11.
41
2) Guru menjelaskan pengertian kata-kata yang sulit yang
terdapat pada kalimat pertama dari bacaan tersebut
3) Setelah murid pandai membaca bagian pertama dengan bagian
yang kedua dengan ucapannya yang baik. Hendaklah disuruh
murid untuk menerangkan arti dan maksudnya, serta
menerangkan pengajaran (ibrah) yang di petik daripadanya
4) Kemudian Guru menyuruh murid-murid menyalin arti kata-
kata yang sulit dalam buku tulis khusus.19
Jelaslah bahwa cabang bahasa Arab yang pertama ini sesuai dengan
aspek kemampuan yang pertama juga harus dikuasai dalam pembelajaran
bahasa Arab yang pertama ini sesuai dengan aspek kemampuan yang pertama
juga harus dikuasai dalam pembelajaran bahasa Arab.
2. Muhadatsah (bercakap-cakap dan mengarang)
Muhadatsah ialah menerangkan dengan lisan apa-apa yang
terlintas dalam hati dengan perkataan yang betul dan sesuai dengan
yang dimaksud ialah:
a) Tujuannya.
Membiasakan Mahasiswa supaya pandaibercakap-cakap dengan
bahasa Arab yang fasih dan juga dapat menyusun kalimat yang
baik.
b) Tekhnik mengajarkan muhadatsah ini guru harus mengikuti
tekhnik berikut:
1) Guru, memilih topic yang sesuai dengan tingkat pemikiran
murid-murid yang cocok dengan tigkat umur mereka.
2) Guru memilih kata-kata dan kalimat-kalimat yang sesuai
dengan pengetahuan murid dan pembendaharaan bahasa
mereka.
3) Guru menyiapkan semua alat peraga yang membantu
kesuksesan pelajaran itu.
4) Pada setiap akhir pelajaran, guru harus mengajukan beberapa
pertanyaan sebagai penerapan dari apa yang telah di jelaskan
sebelumnya dan di mintakan jawaban yang sempurna.20
5) Dan untuk cabang bahasa Arab yang kedua ini juga sejalan
dengan aspek kemampuan yang ketiga yang telah di sebutkan di
atas.
19
Ibid., hlm. 13. 20
Abu Bakar Muhammad, Op., Cit, hlm. 59-6I.
42
3. (dikte)
Imlak penting sekali diantara cabang-cabang ilmu bahasa.
Bahkan imlak itulah asas yang utama untuk mengibaratkan isi hati
kita dengan tulisan, Nahwu hanya wasilah (jalan) untuk
membetulkan baris akhir kata-kata imlak wasilah untuk membentuk
rupa tulisan kata-kata. Imlak yang salah tidak dapat dibaca dan
tidak dapat di mengerti sama sekali, imlak menjadi ukuran untuk
mengetahui sampai dimana pelajaran murid-murid, supaya dapat di
berikan pelajaran baru,
a) Tujuan Imlak
Melatih murid-murid, supaya biasa menuliskan kata-kata dengan
betul dan juga untuk belajar mengarang.
b) Tekhnik mengajarkan imlak
Tekhnik mengajarkan imlak itu berbeda-beda sesuai dengan
tingkat perkembangan akal murid:
1) Guru mengadakan Tanya jawab, lebih dahulu dengan murid
tentang potongan kalimat yang disusun sendiri oleh guru,
dengan mengambil kata-kata baru yang akan di imlakkan itu.
2) Kemudian guru mengimlakkan potongan kalimat itu.21
4. Qawaid (Nahwu/ Sharaf)
Pembicaraan bahasa yang benar, bukanlah berdasarkan kaidah
bahasa (qawaid), tetapi qawaid didasrkan pembicaraan bahasa yang
benar karena pembicaraan lah yang lebih dahulu. Ada kemudian
dari situlah di susun qawaid (tata bahasa).
Menurut system lama, Nahwu sharaf adalah pelajaran yang
mula-mula dalam pelajaran bahasa Arab. Dan menurut pendapat
terbaru Nahwu sharaf itu diberikan dengan disertakan pelajaran
membaca, bercakap-cakap dan hafalan.22
Dari penjelasan diatas dapat di ketahui adanya metode mutal’ah
(membaca), metode muhadasah (bercakap-cakap), dan metode imla’(dikte),
serta Quwaid (nahu sharaf) yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa
Arab mahasantri di Ma’had al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan.
Dalam mengajarkan qawaid harus diperhatikan hal-hal di bawah ini:
21
Ibid., hlm. 49-5I. 22
Muhammad Yunus, Op., Cit., hlm. 8I.
43
1) Hendaklah dipentingkan lebih dahulu pelajaran sebelum
mengajarkan qawaid, apabila murid-murid telah biasa
bercakap-cakap dengan perkataan yang betul, mudahlah
mereka mengetahui qawaid itu.
2) Hendaklah diperbanyak lebih dahulu pelajaran mutala’ah
(membaca) dalam bahasa Arab, begitu juga dengan
makhfudzat (hafalan), menghafal kalimat yang mudah dan
pendek.
3) Hendaklah dipergunakan metode istimbath (menyimpulkan)
dalam mengajarkan qawaid yaitu mulai dengan beberapa
missal (perumpamaan), sampai mendapat kaedah (ta’rif).
4) Misal-misal itu hendaklah dalam kalimat yang sempurna,
dan misal-misal itu juga diambil dari kisah-kisah pendek,
atau sepotong bacaan.
5) Hendaklah misal-misal itu banyak, terang, menarik hati,
dan sesuai dengan masyarakat sekarang, serta mempunyai
arti yang hakiki.
6) Kemudian juga mengadakan latihan untuk pelajaran
qawaid.
Dan tekhnik untuk mengajarkan qawaid itu antara lain :
1) Pendahuluan, yaitu bersoal jawab dengan murid-murid
tentang pelajaran baru, Dengan kata lain pengetahuan yang
telah diketahui.
2) Memperbandingkan (memperdebatkan), yaitu bersoal
jawab dengan murid-murid tentang misal-misal itu satu
demi satu mana sifat-sifatnya yang berlainan, apa macam
kata-katanya, apa macam I’rabnya dan sebagainya dengan
demikian guru bersama murid-murid dapat mengambil
kesimpulan hukum yang umum (kaidah atau ta’rif)
3) Mengambil kesimpulan.
4) Tabi (mempergunakan kaidah dengan mengadakan
latihan), yaitu setelah murid-murid mengetahui kaidah,
haruslah diadakan latihan yang sesuai dengan kaidah itu.23
Sedangkan untuk cabang bahasa Arab yang ketiga dan yang
keempat ini sesuai dengan aspek kemampuan yang kedua.
5. Mahfudzat (hapalan)
23
Ibid, hlm.8-84.
44
Mahfudzat ialah mempelajari perkataan sastra yang pendek
menghafalnya dengan sebaik-baiknya, seperti berupa mufradat
sya’ir.24
1) Tujuannya
Pelajaran mahfudzat bertujuan untuk memperkaya kosa kata,
juga untuk memudahkan membaca dan bercakap-cakap
2) Tekhnik pengajaran makhfudzat.
(a) Guru memberikan kalimat yang sudah terpilih yang di
tulis di atas papan tulis dengan tulisan yang jelas.
(b) Guru menjelaskan kepada murid kata-kata sulit begitu
juga kalimat-kalimat sulit dan menulisnya
(c) Guru menyuruh murid membacanya.
(d) Setelah lancar bacaannya, maka guru beralih kepada
menghafalnya degan salah satu metode tersebut.
(e) Guru menyuruh murid membacakan mahfudzatnya itu
seluruhnya, dan menguji pemahaman bacaannya itu
setelah menghafal.25
Terkadang seorang sangat mahir dalam membaca kitab gundul.
Akan tetapi, ketika ditanya artinya tak satu pun yang dia fahami, maka
penting bagi kita untuk memperkaya kosa kata serta teknik-teknik
penerjemahan yang baik. Jadi untuk mempermudah belajar bahasa Arab
itu juga diperlukan kosa kata yag banyak, tentunya dengan metode
hafalan
6. Balagah (ma’ani, bayan, badi’)
Ilmu balaghah adalah ilmu yang mempelajari kefasehan
berbicara, yaitu meliputi ilmu ma’ani, bayan dan badi’.
a. Ilmu ma’ani adalah ilmu utuk menjaga dari kesalahan
berbicara.
b.Ilmu bayan adalah ilmu untuk menjaga dari pembicaraan yang
tidak mengarah kepada tujuannya.
c. Sedangkan ilmu badi’ itu adalah ilmu untuk menghiasi susunan
kalimat.26
24
Ibid.,hlm. 93. 25
Ibid,.hlm. 8I.
45
Sedangkan ilmu badi’ itu adalah ilmu untuk menghiasi susunan
kalimat.27
Dari beberapa cabang-cabang bahasa Arab yang disebutkan di atas,
ada tujuan yang akan dicapai juga ada tekhnik pembelajarannya, Dan untuk
menyampaikan materinya ada beberapa metode yang dapat di lakukan, yaitu:
1) Metode Ceramah
Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah cara
penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan
kepada siswa atau khalayak ramai. Ini sesuai dengan defenisi yang
dikemukakan oleh Rama yulis, bahwa metode ceramah ialah
penerangan dan penuturan secara lisan guru terhadap murid-murid
di ruangan kelas.28
Peran murid di sini sebagai penerima pesan,
mendengarkan, memperhatikan, dan mencatat keterangan-
keterangan guru bila mana di perlukan
2) Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab ialah penyampaian pesan pengajaran
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa
memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa siswa di beri
kesempatan bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan. Dalam
kegiatan belajar mengajar melalaui Tanya jawab, guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan atau siswa diberi kesempatan
untuk bertanya terlebih dahulu pada saat memulai,
pertengahan,atau pada akhir pelajaran, bila mana metode Tanya
jawab ini dilakukan dengan secara tepat akan dapat meningkatkan
perhatian siswa untuk belajar secara aktif.29
3) Metode Diskusi
Metode diskusi dalam proses belajar mengajar adalah sebuah
cara yang dilakukan dalam mempelajari bahan atau menyampaikan
materi dengan cara mendiskusikannya, dengan tujuan dapat
menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada
siswa.Ramayulis mengemukakan bahwametode diskusi adalah
26
Imam Akhdlori, Ilmu Balagah Terjemah Jauhar Maknun(Bandung: Al-Ma’arif, I989),
hlm. 17-18. 27
Imam Akhdlori, Ilmu Balagah Terjemah Jauhar Maknun(Bandung: Al-Ma’arif, I989),
hlm. 17-18. 28
Armei Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam(Jakarta: Ciputat,2002),
hlm. 136. 29
Basiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam(Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hlm. 43.
46
suatu cara penyampaian bahan pelajaran di mana guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengadakan
pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan, atau menyusun berbagai alternative pemecahan
masalah.30
Dengan demikian dapat dilihat bahwa metode diskusi adalah
salah satu metode yang dapat dipakai oleh seorang guru di kelas
dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan
pendapat para siswa.
4) Metode Sosidrama
Metode sosi drama adalah metode mengajar di mana guru
memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan
memainkan peran tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat, jadi metode sosiodrama adalah bentuk metode
mengajar dengan mendramakan atau memerankan tingkah laku di
dalam hubungan social.
5) Metode Drill
Metode drill atau disebut latihan di maksudkan untuk
memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa-
apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara
praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan.31
Latihan yang
dimaksudkan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat
menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya.
6) Metode Resitasi
Metode resitasi adalah cara menyajikan bahan pelajaran, guru
memberikan sejumlah tugas terhadap peserta didik untuk
mempelajari sesuatu, tugas yang diberikan oleh guru bisa bentuk
memperbaiki, memperdalam, mencari informasi, atau menghafal
pelajaran yang pada akhirnya membuat kesimpulan tertentu
Metode ini popular dengan sebutan pekerjaan rumah (PR).
Sebenarnya bukan hanya di rumah, tetapi dapat dikerjakan di
sekolah, diperpustakaan, laboratorium, musholla atau tempat-
tempat lainnya. 32
Dari penjelasan di atas bahwa setiap cabang dari bahasa Arab itu
dalam mengajarkannya ada tujuan yang akan dicapai, juga ada metode
yang dapat mempermudah guru dalam mengajarkannya.
30
Armei Arief, Op., Cit, hlm. 145-146. 31
Basiruddin Usman, Op., Cit, hlm. 55. 32
Armei Arief, Op., Cit., hlm. I64.
47
B. Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini di cantumkan penelitian
terdahulu untuk membedakan dari penelitian sebelumnya, diantaranya:
1. Penelitian yang telah dilakukan saudara Muhammad Syawaluddin NIM
09420051 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam dengan
Judul’’ Hubungan Antara Lingkungan Dengan Aktivitas Muhadatasah Dalam
Bahasa Arab Siswa Madrasah Ibnul Qoyyim Putra Piyungan Bantul
yogyakarta denganhasil penelitian dan analisis data, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
a. Penanganan siswa MTs Ibnul Qoyyim Putra mengenal dengan system
pengolahan pondok 24 jam yang diatur oleh direktur dan guru pondok
ibnul Qoyyim putra yang dibentuk untuk tujuan tertentu yang bermanfaat
bagi kelancaran dan tercapainya tujuan yang diinginkan adapun dimaksud
lingkungan disini ialah lingkungan bahasa (bi’ah lughawiyah).
Evaluasi pembelajaran bahasa Arab bisa lebih terkontrol dengan
berbagai kegiatan kebahasaan yang diadakan guru bahasa pondok dan
memudahkan guru untuk mengawasi yang melanggar bahasa (tidak
berbahasa Arab) dan meningkatkan kreativitas dan kegemaran santri
dalam berbahasa Arab yang di tunjang dari berbagai kegiatan dan
aktivitas kebahasaan.
48
b. Ada kolerasi positif yang signifikan antara lingkungan dan aktivitas
muhadastah di MTs Ibnul Qoyyim Putra. Dengan demikian berarti Ha
diterima dan Ho ditolak, berarti semakin disiplin mentaati lingkungan
pondok, maka aktivitas muhadatsah semakin lancer prestasi berbahasa
Arab semakin tinggi
Jadi dapat ditarik kesimpulan, tinggi rendahnya aktivitas santri
dalam mengikuti disiplin lingkungan yang telah diatur oleh guru-guru
pondok pesantren Ibnul Qoyyim putra dan kegiatan bahasa, maka
semakin aktif santri mengikuti disiplin dan kegiatan maka semakin tinggi
perestasi dalam berbahasaArab
2. Penelitian Nurbaiti Hasibuan NIM 10 310 0157 Jurusan Tarbiyah Program
Studi Pendidikan Agama Islam Tahun 2013 dengan Judul’’ Strategi Guru
Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Arab Santri Di Pondok Pesantren
Darul Ulum Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padanglawas Utara
dengan hasil penelitian bahwa strategi dalam kemampuan bahasa Arab yang
benar ialah dengan menggunakan strategi yang baik, adapun strategi yang di
laksanakan guru dalam meningkatkan kemampuan bahasa Arab santri bahasa
Arab di pondok pesantren Darul ulum sipaho ialah dengan menggunakan
Jigsaw (bervariasi). Strategi ini sudah menggabungkan kemampuan dalam
bahaa Arab yaitu kemampuan membaca, menulis mendengarkan dan
bercakap-cakap.
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ma’had Al-Jamiah Institut Agama Islam
Negeri Padangsidimpuan. Penelitian ini dilaksanakan mulai taggal 30
Desember 20I5 s.d 20I6, pada tahun pembelajaran 20I6 juga.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan analisis data, penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengamati fenomena
disekitarnya dan menganalisisnya dengan menggunakan logika ilmiah.1
Penelitian ini didekati dengan metode deskriptif yaitu penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa
adanya. 2 Pendekatan ini ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa
penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses pembelajaran bahasa
Arab di Ma’had Al-jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.
Berdasarkan tempat penelitian ini termasuk penelitian lapangan.3
Pendekatan ini ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa
penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses pembelajaran bahasa
Arab di Ma’had Al- Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.
1 Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Rosdakarya, 2000), hlm. 5.
2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003), hlm. I57 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), hlm. I0.
50
Berdasarkan tujuan penelitian ini termasuk penelitian eksploratif
yaitu penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengungkapkan
phenomena murni.4 Sebagaimana apa adanya menggambarkan proses
pembelajaran bahasa Arab di Ma’had Al-Jamiah Institut Agama Islam
Negeri Padangsidimpuan.
1. Informan Penelitian
a. Data primer adalah data pokok yang dibutuhkan dalam penelitian ini yang
diproleh dari Mudir Ma’had al-jamiah Institut Agama Islam Negeri
Padangsidimpuan, Ustadzah Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan
sebanyak 5 orang
b. Data skunder adalah data pendukung yang diproleh Administrasi Ukhti
Musrifah pembimbing mahasiswa yang tinggal di Ma’had AL-jamiah
Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan sebanyak 5 orang dan
Ukhti Kabiroh sebanyak 10 orang ditambah dengan mahasantri yang
tinggal di asrama Ma’had al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan
2. Teknik Pengumpulan Data
Alat Pengumpul data yang digunakan dalam Penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi disebut pula pengamatan, yang meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh Alat Indra.5
4 Ibid,.hlm. 7
5 Ibid, hlm. I56.
51
Observasi merupakan instrument pengumpulan data yang
digunakan untuk mengamati tingkah laku Individu ataupun proses
terjadinya sesuatu kegiatan yang dapat diamati dalam situasi sebenarnya,
dimana Observasi ini digunakan untuk melihat secara pasti bagaimana
proses pembelajaran dan penerapan Bahasa Arab di Ma’had Al-Jamiah
Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.
b. Wawancara
Wawancara adalah Percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.6
Di sini penulis mengadakan Tanya jawab secara langsung mengenai
bagaimana proses pembelajaran dan penerapan bahasa Arab, serta factor
pendukung pembelajaran bahasa Arab di Ma’had Al-Jamiah Institut
Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.
3. Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka analisis data dilakukan secara deskriptif
yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga lebih
mudah untuk difahami dan disimpulkan. sedangkan tahap untuk
penyimpulannya dilakukan dengan cara induktif yakni proses logika yang
berangkat dari data observasi yang dilakukan menuju kepada suatu teori, serta
analisis terhadap dinamika fenomena yang diamati, dengan menggunakan
logika ilmiah.
6 Lexy j, Moleong, Op.,Cit, hlm. 135.
52
4. Tekhnik Menjamin Keabsahan Data
Data yang telah dikumpulkan diperiksa kembali dengan tekhnik
menjamin keabsahan data, penulis berpedoman kepada pendapat Lexy J.
Moleong juga yang mengatakan bahwa tekhnik untuk menjamin keabsahan data
itu antara lain:
a. Perpanjangan keikut sertaan
Perpanjangan keikut sertaan berarti peneliti tinggal di lapangan sampai
kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan keikut sertaan yang
menuntut peneliti agar terjun kelokasi dalam waktu yang cukup panjang
guna mendeteksi dan memperhitungkan destori yang memungkinkan
memenuhi data.
b. Ketentuan / Keajengan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
Hal ini berarti bahwa peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan
teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap factor-faktor yang
menonjol.
c. Triangulasi
Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu.
53
C. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pembahasan skripsi ini dibuat sistematika
pembahasan seperti berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari: latar belakag
masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian,batasan istilah.
Bab kedua adalah membahas tentang landasan teori yang terdiri dari,
kajian teori, penelitian terdahulu.
Bab ketiga membahas tentang metodologi penelitian yang terdiri
dari, lokasi dan waktu penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, tekhnik
pengumpulan data, analisis data, dan tekhnik menjamin keabsahan data.
Bab keempat adalah hasil penelitian dan proses pembelajaran dan
factor pendukung dan penghambat pembelajaran bahasa Arab di Ma’had al-
Jamiah IAIN Padangsidimpuan
Bab kelima adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-
saran
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah berdirinya Asrama Ma’had al- Jamiah Institut Agama Islam
Negeri Padangsidimpuan
Sejarah berdirinya Ma’had al-Jami’ah. Seiring dengan Visi Misi
untuk melahirkan generasi muslim yang lebih handal di kemudian hari
maka, pembinaan terhadap yang ada harus intensif dengan pembinaan
yang komprehensif yang meliputi pembinaan mental, spiritual keilmuan,
bahasa Arab (sebagai modal membuka ilmu)
Salah satu upaya yang bisa ditempuh untuk mewujudkan keinginan di
atas adalah dengan mengasramakan mahasiswi IAIN Padangsidimpuan
agar dapat dibina dan intensif maka dibangunlah gedung asrama pada
tahun 2002 pada masa kepemimpinan Drs. Agus Salim Daulay, M. Ag.
Gedung Asrama tersebut terdiri dari dua lantai yang terdiri dari tiga puluh
dua kamar dan masing-masing kamar dihuni oleh dua orang mahasiswi di
lantai dapat menampung 64 orang mahasiswi, di lantai atas tersedia empat
kamar mandi yang terletak di sisi kiri dan kamar-kamar mereka.
Demikian juga tersedia empat kamar mandi di lantai bawah yang juga
terletak di sisi kiri dan kanan kamar-kamar dan di tambah sebuah kamar
mandi besar yang terletak di belakang asrama selain itu, masing-masing
55
kamar disediakan dua tempat tidur, satu set meja belajar dan satu lemari
pakaian.1
Selanjutnya, bangunan gedung asrama tersebut ditambah
dengan bangunan gedung asrama yang lebih besar yang terdiri dari 3
lantai, 75 kamar, setiap lantai terdapat empat kamar mandi, masing-
masing kamar dihuni 3 orang mahasiswa, dan setiap sudut lantai
terdapat satu kamar yang berukuran lebih kecil dari kamar mahasantri
yaitu kamar ukhti musrifah, diberi nama Ma’had Al-Jami’ah, dengan
harapan agar seluruh penghuni asrama Ma’had Al-Jami’ah terjalin
ukhwah Islamiyah yang sebenarnya saling bantu membantu dan
tolong menolong antar sesama dalam kebaikan, yang kebetulan
Ma’had Al-Jami’ah di huni oleh mahasiswi-mahasiswi baru sehingga
cocok dengan nama untuk hunian perempuan diprioritaskannya
perempuan sebagai penghuni asrama ini adalah karena kebanyakan
mahasiswi IAIN Padangsidimpuan adalah mahasiswi (putri).
2. Visi, Misi Dan Tujuan
a. Visi Ma’had Al-Jamiah
Visi Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan adalah
menjadi tempat untuk menggodok generasi Islam Yang memiliki
Integritas Yang tinggi terhadap Tuhan yang diwujudkan dengan
1 Ustadz Muhlison, Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, Wawancara, Kantor
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan. 11 Maret 2016
56
ketaatan beribadah dan pengabdian yang tinggi kepada Masyakat
serta mampu tampil di panggung internasional.
b. Misi Ma’had Al-Jami’ah
Misi Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan adalah melatih
dan membiasakan ibadah sebagai dasar kehidupan untuk membuka
pintu-pintu ilmu.2 Dan mengajarkan bahasa Arab.
c. Tujuan Ma’had Al-Jami’ah
Tujuan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan adalah:
1) Mengoptimalkan pendidikan dan pengajaran
2) Mengefektifkan pengajaran bahasa Arab
3) Mengefektifkan penerapan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-
hari.
4) Membiasakan sholat lima waktu secara berjama’ah
5) Melatih membaca kitab kuning (kiab gundul )
6) Mengajarkan ekstra kulikuler secara intensif Melatih berpidato
sekali dalam seminggu
2 Ustadz Muhlison, Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, Wawancara,
Kantor Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan. 11 Maret 2016
57
3. Pola Penyelenggaraan dan Fungsi Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan
a. Pola penyelenggaraan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan
di lakukan secara kreatif dengan memaksimalkan sumber daya
yang di miliki dan melibatkan stake holders perguruan tinggi.
b. Fungsi Ma’had Al- Jami’ah adalah untuk: Memperkuat dasar-dasar
wawasan keagamaan atau keIslaman
1) Memperkuat kemampuan bahasa asing (Arab. Inggris,
lainnya).
2) Membentuk karakter (character building)
3) Menjadi pusat pembinaan tahsin dan thfidz al-Quran
4) Pengembangan keterampilan dan tradisi akademik lainnya.3
c. Kurikulum Ma’had Al-Jami’ah adalah sebagai berikut:
1) Keterampilan ibadah dan penguasaan dasar-dasar pelaksanaan
ubudiyah.
2) Keterampilan berbahsa asing (Arab atau Asing)
3) Keterampilan memahami khazanah keislaman ( kitab kuning )
4) Masa penyelenggaraan Ma’had Al-Jami’ah minimal 1 (satu)
tahun kelulusan pada program Ma’had Al-Jami’ah menjadi
3 Surat Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Pendikan Islam (Jakarta: Intruksi
Penyelenggaraan Pesantren Kampus ( Ma’had Al-Jamiah 2014).
58
prasyarat untuk mengambil mata kuliah tertentu atau
pelaksanaan akademik lainnya.4
4. Program Ma’had Al-Jami’ah
Diantara program strategis Ma’had Al- Jami’ah adalah:
1) Program penguatan kemampuan bahasa Arab dan bahasa Inggris
2) Program pengembangan pengasuhan di Ma’had Al-Jami’ah
3) Program pembinaan tahsin dan tahfizul Qur’an.5
Dari program strategis tersebut dapat tercapainya:
1) Penguatan kemampuan berbahasa Arab bahasa Inggris
2) Pembinaan Tahsin dan Tahfizul Qur’an
3) Documen pengembangan pola pengasuhan di Ma’had Al-Jami’ah
4) Ketersediaan kurikulum Ma’had Al-Jami’ah
5) Implementasi rumusan pembangunan karakter mahasiswi di
Ma’had Al-Jami’ah.6
Pendidikan dan pengajaran di Ma’had Al-Jami’ah sudah
include dalam kegiatan harian, mingguan, maupun tahunan.
(1) Jadwal kegiatan harian
05,00 bangun pagi untuk melaksanakan sholat subuh
berjama’ah
4 Ibid.,
5 Aswadi Lubis dkk.,” Rencana strategi Institut Agama Islam Negeri psp 2014-
2019’’,(Padangsidimpuan: IAIN, 2014), hlm. 29-30 6 Ibid., hlm. 35-37.
59
05,30 pengajaran bahasa Arab dan kosa kata baru
07,00 shalat mandi dan makan pagi
08,00 masuk kuliah
12,00 persiapan zuhur berjama’ah
13,00 makan siang
14,00 belajar bahasa Arab
15,00 persiapan shalat ashar berjama’ah
16,00 membaca al-Quran
17,00 istirahat dan mandi sore
18,00 muhadatsah bahasa Arab sore
19,00 sholat magrib berjama’ah dan membaca al- Quran
20,00 shalat isya berjama’ah
21,00 belajar pelajaran kuliah secara mandiri
22,00 istrahat atau tidur malam
(2) Kegiatan Mingguan
(a) Shalat lail berjama’ah
(b) Membaca YasiinPuasa sunnah senin kamis
(c) Siraman rohani (ceramah agama)
(d) Diskusi kelompok
(e) Belajar seni tulis indah ( huruf latin)
(f) Latihan nasyid
(g) Latihan menjahid
60
(h) Gotong royong membersihkan asrama
(i) Jalan sehat
(3) Kegiatan bulanan
Kegitan bulanan yaitu mengadakan tamrin lughoh
(4) Kegiatan tahunan
(a) Lomba cerdas cermat bahasa Arab
(b) Lomba pidato bahasa Arab dan Indonesia
(c) Lomba menghafaz Juz’ Amma
(d) Menyelenggarakan seminar tentang kewanitaan
(e) Pagetaran seni Islami (berbahasa Arab) studi tour
5. Kurikulum dan Metode
1) Silabus/pokok bahasan bahasa Arab
Silabus bahasa Arab terdiri dari beberapa pokok bahasan :
a) Pengenalan benda-benda muzakkar
b) Pengenalan benda-benda muannas
c) Pengenalan ismul isyaroh lil muazakkar
d) Pengenalan ismul isyaroh lil muannas
e) Penggunaan isim muzakkar dan muannas secara bersamaan
f) Penggunaan zorf (zorf makan, zaman, dll)
g) Penggunaan domir munfasil dan kata milik
h) Penggunaan domir muttasil
i) Angka dalam bentuk muzakkar
61
j) Angka dalam bentuk muannas
k) Angka yang terhubung dengan kata benda muzakkar
l) Angka yang terhubung dengan kata benda muannas
m) Bentuk jamak takasir
n) Penggunaan kata-kata laysa, lasna, lastu, dll
2) Silabus pelajaran Nahwu Meliputi : (buku panduannya adalah: an-
nahwi wadih).
a) Pelajaran tentang jumlah mufidah
b) Pelajaran tentang jumlah ismiyah
c) Pelajaran tentang jumlah fi’liyah
d) Pelajaran tentang muftad’ dan khobar
e) Pelajaran tentang kana wa akhwatuha
f) Pelajaran tentang maf’ul bih
g) Pelajaran tentang ahruf al-jar
Sedangkan pelajaran untuk sharf akan dikonsentrasikan
kepada menghafal bentuk-bentuk kata yang bisa ditemui dalam
percakapan sehari-hari. Buku yang menjadi standar pengajaran
adalah al-amsilah attasrifiyah.
3) Silabus/pokok bahasan qiroah (mutala’ah)
62
Pelajaran qiroah ini akan diajarkan pada semester II setelah
mahasiswi sudah banyak mengenal kosa kata Arab dan banyak
mengetahui kaidah-kaidah nahwu dan sarf.7
a) Al-Anzani
b) Al-Milhu
Judul-judul yang ada dalam qira’ah ini terkesan judul
mengenai kehidupan anak-anak bukan untuk mahasiswa namun,
judul-judul yang terkenal lucu ini adalah bertujuan untuk
menjadikan cerita-cerita yang ada menjadi menarik, karena di
dalamnya akan dijumpai cerita tentang kehidupan yang di alami
oleh benar maka, materi-materi yang di ajarkan dimulai dari yang
sangat dasar seperti berikut ini:
(1) kata-kata yang benar (fashahah)
(2) Pengulangan pelajaran tajwid
(3) Pelajaran tentang huruf-huruf yang tidak bisa disambung jika
didepan
(4) Pelajaran tentang penggalan-penggalan kalimat
(5) Latihan-latihan
4) Silabus/pokok bahasan muhadasah
Pelajaran muhadasah atau praktek berbahasa Arab adalah
bagian dari aflikasi pelajaran yang sudah diterima oleh mahasantri
7 Ibid.,hlm 35-37
63
setiap harinya, baik yang disampaikan oleh Dosen maupun yang
mereka pelajari sendiri. Oleh karenanya silabus yang disusun
sesuai dengan yang mereka alami langsung setiap hari ;
a) Muhadasah tentang perjumpaan dengan teman/seorang
b) Muhadasah tentang di kelas
c) Muhadasah tentang di mesjid
d) Muhadasah tentang pelajaran yang disukai
e) Muhadasah tentang pelajaran yang sulit
f) Muhadasah tentang dosen
g) Muhadasah tentang asrama
h) Muhadasah tentang kamar, dll.
Judul-judul yang tersebut di atas adalah materi yang akan
mereka buat baru diterjemahkan kedalam bahasa Arab.8
Tahapan pembelajaran materi ini terdiri dari;
a) Menterjemahkan satu kalimat bahasa Indonesia kedalam
bahasa Arab dan bahasa Inggiris 5-7 kata dengan tema sudah
mereka ketahui.
b) Menterjemahkan kalimat kedalam bahasa Arab yang lebih
panjang
c) Mengarang bahasa Arab sebanyak lima baris, selanjutnya
meningkat 6 baris, 7 baris dan terus bertambah.
8 Ibid,hlm. 13.
64
d) Tema-tema yang akan di tulis meliputi tema tentang mesjid,
kelas, sekolah, taman asrama, dan lain-lain.
6. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan Prasarana merupakan salah satu factor yang
mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran guna pencapaian tujuan
pendidikan secara maksimal. Proses belajar mengajar akan lebih
efektif jika didukung dengan sarana dan prasarana belajar yang
lengkap.
Ma’had al-jami’ah IAIN Padangsidimpuan memiliki sarana dan
prasarana yang memadai yaitu dilihat dari ketersediaan gedung,
perpustakaan, lab computer dan lain-lain yang dapat menunjang
kelancaran proses pembelajaran selain itu, dosen yang mengajar di
Ma’had al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan dituntut kreatif untuk
menciptakan dan memotivasi mahasantri dalam menyediakan alat-
alat peraga.
Berdasarkan data-data inventaris asrama Ma’had Al-Jami’ah
IAIN Padangsidimpuan keadaan sarana dan prasarana pokok dan
pendukung kegiatan pembelajaran yang tersedia dapat dilihat pada
table berikut:
65
Tabel 1
Jumlah kondisi, sarana dan prasarana
No Sarana dan Prasarana Jumlah Unit Keterangan
1 Gedung 4 gedung cukup
2 Ruang kelas 16 ruang kelas cukup
3 Perpustakaan 5 memadai
4 Kantor 1 memadai
5 Masjid 1 cukup
6 Kamar Mandi 14 kamar cukup
7 Kamar asrama
mahasiswa
75 kamar cukup
Sumber: Data administrasi asrama /Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan
Tabel II
Jumlah dan kondisi buku pelajaran
No Jenis Buku Jumlah ( eks) keterangan
1 Buku paket 300 cukup
2 Buku penunjang 1000 cukup
Sumber : Data Administrasi Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan 2016
66
Keadaan sarana dan prasarana yang terdapat pada table tersebut
berfungsi untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar yang di
laksanakan di yayasan tersebut
Tabel III
Jumlah dan kondisi peralatan praktek dan penunjang
No Alat Peralatan Peraktek dan
Penunjang
Jumlah Unit Keterangan
1 Computer 10 Cukup
2 Tape Recorder 1 Kurang
3 CD Pembelajaran 2 kurang
Sumber: Data Administrasi Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padansidimpuan
7. Struktutur Organisasi Kepemimpinan Di Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan
STRUKTUR ORGANISASI MA’HAD AL-JAMI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
I. PENGARAH : DR. H. IBRAHIM SIREGAR, MCL/ Rektor
II. PENANGGUNG JAWAB : DRS. SAMSUDDIN, M.Ag/ W.R. Bid. Kemhs & K. Sama
III. MUDIR MA’HAD : MUHLISON, M.Ag
IV. STAF ADMINISTRASI : IMAM SYAFI’I, S.Pd.I
V. MUWAJJIH/AH
A. ASR. PUTRA IAIN : 1. FADLIKA HIMMAH SYAHPUTRA
HARAHAP, SE
B. ASR. PUTRI IAIN : 1. RISNA HARAHAP, MA
2. NURLIANA DALIMUNTHE
C. ASR. PUTRA PES. AL-ANSOR : 1. PARTAHIAN, MA
67
2. PURNAMA HIDAYAH HARAHAP
D. ASR. PUTRI PES. BAHARUDDIN : 1. RIJAL SIREGAR
2. MARIA ULFA
3. MASDINGIN HARAHAP
V. MUSYRIF/AH
A. ASR. PUTRA IAIN : 1. PARULIAN SIREGAR
2. HABIBI MORA INDAH
3. JAYA AHMAD
4. RIANDRY FADHILAH
B. ASR. PUTRI IAIN : 1. FITRI AFIFAH HSB
2. HERMITA PANDA HSB
3. AIDATUL IRA HRP
4. ANGIE NAVA R. SITUMORANG
5. NADYA NASUTION
6. NUR ISROIYAH
7. IRNA YATI POHAN
8. SAMARIA SIREGAR
9. RIDWANA SIREGAR
C. ASR. PUTRA AL-ANSHOR : 1. AHMAD RASYID
2. M. ARIF ARQON
3. M. IRFAN NST
4. A. ZUHDI MARTONDI
5. HOTPARMADAN
D. ASR. PUTRI BAHARUDDIN : 1. IRNA KHAIRANI DAULAY
68
2. SAFRINA HULU
3. PATMAWATI RITONGA
4. CHAIRUNNISA PLG
5. ASMIKA YANTI HRP
6. DEVI HAKIMAH
7. KHOIRIYAH SRG
8. SHOLEHA HTB
9. NURDELILA
10. AMINAH
11. SYAHRO MAS J. WARI
12. MAYA INDAH L.
13. WILDA SYURYANI
14. SITI HAWA
15. MARYAM.9
B. Temuan khusus
1. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di Ma’had Al- Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan
Strategi dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: rencana yang
cermat untuk mencapai sasaran khusus.10
Metode dan teknik mempunyai
pengertian yang berbeda meskipun tujuannya sama. Metode adalah jalan
9 Imam Syafii, Sekretaris , Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan,. Studi
Documentasi Arsip Sk, 5 Oktober 2016 10
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1995), hlm. 859
69
yang harus dilalui mencapai tujuan, sedangkan teknik adalah cara
mengerjakan suatu tujuan. Jadi metode mempunyai pengertian yang lebih
luas, lebih ideal dan konseptual.11
Strategi pembelajaran merupakan rencana, aturan-aturan, langkah-
langkah serta sarana yang prakteknya akan diperankan dan akan dilalui
dari pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran di dalam
kelas guna merealisasikan tujuan .berikut ini penjelasan seputar strategi
pembelajaran unsur bahasa Arab (Ashwat, mufrodat, taraqib) dan strategi
pembelajaran keterampilan bahasa (istima’, kalam, qiroah, kitabah).
Dalam Strategi pembelajaran bahasa Arab, sistem mengajarkan bahasa
Arab harus ada. Sebagaimana yang telah di jelaskan di atas bahwa sistem
mengajarkan bahasa Arab itu ada dua, yang pertama sistem kesatuan
( ) yaitu bahasa Arab diajarkan satu kesatuan yang berhubngan
erat, tidak di pisah–pisahkan atau di bagi-bagi atau berapa bagian, dan
yang kedua system bagian-bagian ( ), yaitu bahasa Arab di
ajarkan terpisah-pisah atau dibagi atas beberapa bagian.
Berdasarkan wawancara dengan pimpinan Ma’had Al-Jami’ah, dalam
pembelajaran bahasa Arab, Ma’had Al-Jami’ah menggunakan system
yang kedua yaitu system bagian-bagian ( ), seperti bahasa
Arab di jadikan satu mata pelajaran, ada, waktu / jam yang di tentukan,
11
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan, Indisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-4, hlm. 58.
70
metode, materi, serta tujuan yang ingin di capai khusus untuk pelajaran
bahasa Arab begitu juga dengan Nahwu, sharaf dan lain-lainnya jadi
setiap satu cabang dari bahasa Arab itu di jadikan satu mata pelajaran
dengan waktu yang di tentukan metode, materi, serta tujuan yang ingin di
capai sesuai dengan setiap cabang bahasa Arab tersebut.12
Hal ini didukung oleh dua factor yang pertama bagi Dosen, Yaitu
memudahkan dalam menyampaikan bahasa atau isi pelajaran serta
evaluasinya, karena dapat disusun dengan cara yang lebih sistematis
sesuai dengan kekhususan disiplin ilmunya masing-masing dan yang
kedua bagi mahasiswa, yaitu dapat mempelajari bahasa Arab, lebih
mendalam dengan cabang-cabang bahasa Arab Itu sendiri, yaitu dapat
mempelajari bahasa Arab lebih mendalam lagi sesuai dengan cabang-
cabang bahasa Arab itu sendiri.
a. Metode dan teknik mengajarkan bahasa Arab
Metode dapat diartikan sebagai prosedur ataupun cara-cara
yang digunakan dalam menyampaikan materi dalam proses belajar
mengajar sesuai dengan system yang digunakan dalam pembelajaran
bahasa Arab di Ma’had Al-jami’ah IAIN Padangsidimpuan adalah
system bagian-bagian ( ) maka dalam mengajarkan setiap
12
Ustadz Muhlison, Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, Wawancara,
Kantor Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan . 5 Oktober 2016
71
satu cabang dari bahasa Arab tersebut ada metode dan tekhnik yang
digunakan sesuai dengan sumber data yang di tentukan oleh penulis
hanya pada tingkatan semester satu dan dua, untuk itu berdasarkan
hasil wawancara penulis dengan guru bahasa Arab juga Dosen
Nahwu/sharaf bahwa pelajaran, imlak pada tingkatan semester dua
tidak ada lagi karena itu khusus untuk tingkatan semester satu.13
Jadi
di sini penulis hanya menguraikan metode dan tekhnik mengajarkan
bahasa Arab Nahwu sharaf.
Untuk menggunakan metode Tanya jawab ini Dosen tersebut
harus menyesuaikan pelajaran tersebut kepada mahasasantri dengan
kemampuan yang dimiliki oleh mereka. Karena dengan
menyesuaikannya baik dan benar, akan memudahkan bagi
Mahasiswa, mencerna, memahami, serta mengerti akan pelajaran
bahasa Arab yang diberikan oleh dosen.
Dengan demikian jelaslah bahwa metode Tanya jawab dalam
proses belajar mengajar bahasa Arab sangat berperan. Tanpa adanya
metode ini memungkinkan mahasiswa malas belajar dan tidak
menyimak bahan yang diajarkan oleh dosen. Dan untuk
mempermudah pemahaman para mahasantri terhadap pelajaran
13
Ustadzah Nurliana,Wawancara, diMa’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan , 23 oktober
2016
72
bahasa Arab, berdasarkan wawancara dengan dosen bahasa Arab
tersebut beliau menggunakan media televisi digunakan supaya para
mahasantri lebih memahami bagaimana cara bercakap-cakap dengan
menggunakan bahasa Arab. Jadi penulis melihat bahwa ini
merupakan salah satu masalah atau kelemahan dalam pembelajaran
bahasa Arab.
Pada proses pembelajaran bahasa Arab sering terganggu
dengan mahasantri yang kurang tekun belajar, ngantuk dan ribut,
agar kondisi pembelajaran tetap kondusif maka dosen tersebut
menggunakan alternatif, untuk mahasantri yang kurang belajar ,
ngantuk, ribut, dikasih peringatan atau di beri hukuman yang sesuai
seperti menghafal surah-surah pendek dan untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman mahasantri terhadap materi yang telah di ajarkan,
maka di lakukan latihan sekali dalam sebulan yang disebut dengan
Tamrin Lughoh sesuai wawancara dengan dosen bahasa Arab
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan latihannya berupa
menjabarkan materi yang telah di pelajari.
b. Nahwu/Sharf
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan dosen yang
mengajarkan nahwu /sharf hanya satu untuk tingkatan semester
satu dan dua. Berdasarkan wawancara dengan dosen tersebut bahwa
pembelajaran nahwu/sharaf menggunakan tekhnik dan metode yang
73
sama dengan pembelajaran bahasa Arab yang telah di uraikan di
atas, hanya saja ada satu tambahan metode lagi, yaitu metode
hafalan. Dosen nahwu atau sharaf tersebut memberikan hafalan
kepada mahasiswa berupa ta’rif dan I’rab, dan mentasrif pada
pelajaran sharaf.14
Pada pembelajaran nahwu/sharaf guru tersebut tidak
menggunakan media selain media pembelajaran selain seperti
papantulis, kapur dan lain sebagainya, dan untuk latihannya
diberikan tugas seperti mengi’rab sebuah kalimat dan juga diadakan
latihan tertulis
Berdasarkan wawancara dengan Dosen bahasa Arab sekaligus
Pembina bahasa Arab di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan dalam menerapkan bahasa Arab ini, Metode jasus
(mata-mata), untuk dapat melakukan metode ini mula-mula, dosen
bahasa Arab beberapa mahasantri tertentu, melalui hasil ujian,
latihan harian, dan keaktifan waktu belajar, setelah itu barulah
ditetapkan siapa yang ditunjuk jadi mata-mata, hanya mahasiswi
yang berkompetenlah yang terpilih menjadi mata-mata.15
14
Uztadzah Risna Harahap, Wawancara, di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, 9
Februari 2016 15
Irna Yati Pohan, Ukhti Musyrifah, Wawancara, di Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan, 2 Februari 2016
74
Tugas mahasiswi yang ditetapkan sebagai mata-mata adalah
melaporkan kepada Pembina bahasa Arab siapa mahasiswa yang
tidak menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi, kemudian
digantikan mahasantri yang kedapatan melanggar bahasa, untuk
menjadi mata-mata untuk mencari mahasantri lain yang melanggar
bahasa, karena para mahasantri aktif menggunakan bahasa Arab
apabila ada pengawasan dari Pembina secara langsung.
Pada saat terlepas dari pengawasan Pembina secara langsung.
Mereka kembali menggunakan bahasa daerah (bahasa batak),
mahasantri yang kedapatan tidak menggunakan bahasa Arab dalam
berkomunikasi diberikan sanksi oleh Pembina, dan sanksi yang
diberikan adalah sebagai berikut:
1.Menghafal mufrodat yang bisa diucapkan sehari-hari sebanyak 25
kosa kata,
2.Menghafal mufrodat juga, dua kali lipat dari sanksi yang pertama
menjadi 50 kosa kata.
3. Memakai jilbab hijau yang ditambal
4.Keliling kampus sekalian muhadasah selama dua hari berturut16
Penerapan bahasa Arab di Ma’had al-Jami’ah IAIN melalui
undang-undang yang ditetapkan oleh Pembina Ma’had Al-Jami’ah
16
Irna Yati Pohan, Ukhti Musyrifah, Wawancara, di Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan, 2 Maret 2016.
75
IAIN Padangsidimpuan dan Pimpinan Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan, dari uraian diatas dapat dilihat bahwa
mahasantri yang kedapatan tidak menggunakan bahasa Arab ada
sanksi yang diberikan. Pada pelanggaran pertama, sanksi yang
diberikan menghafal mufrodat sebanyak 25 kosa kata, memakai
jilbab warna hijau yang ditambal, kemudian keliling kampus pada
waktu sore sekalian bercakap-cakap menggunakan bahasa Arab
selama dua hari berturut.
Berdasarkan wawancara dengan Pembina bahasa Arab di
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan dalam penerapan
bahasa Arab di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan kegiatan ekstrakulikuler sebagai berikut:
1. Setiap hari melakukan muhadatsah (bercakap-cakap sesama
mahasiswa) selama15 menit
2. Setiap hari Ahad belajar qua’idul lughah (tata bahasa) selama
30 menit.
3. Terkadang setiap minggu Pembina bahasa Arab berceramah
menggunakan bahasa Arab, untuk membangkitkan memotivasi
mahasantri berbahasa Arab
Jelaslah bahwa dalam penerapan bahasa Arab di
lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan ada
upaya yang dilakukan oleh Pembina bahasa Arab, yaitu melalui
76
kegiatan ekstra kulikuler, meskipun ada upaya-upaya yang
dilakukan, juga ada sanksi yang diberikan kepada mahasiswi
yang melakukan pelanggaran, kenyataan yang ada melalui
observasi penulis para mahasiswa masih saja menggunakan
bahasa daerah (bahasa batak) dalam berkomunikasi.
Sedangkan penerapan bahasa Arab dilingkungan
Asrama sangatlah berbeda dengan penerapan bahasa Arab
dilingkungan kampus, melalui observasi penulis di lingkungan
Asrama ada dua ustazdah dan sepuluh ukhti musrifah dari
kalangan mahasiswa semester empat keatas yang membina para
mahasantri, para ustadzah dan ukhti musrifah tersebut memiliki
kemampuan untuk menerapkan bahasa Arab, juga ada
keinginan yang kuat untuk menjadikan bahasa Arab sebagai
bahasa komunikasi sehari-hari
Jadi mahasantri di lingkungan asrama wajib
menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi, dan didukung
dengan adanya kesadaran mahasasantri yang memiliki
kesadaran sendiri, penerapan bahasa Arab di lingkungan
Asrama bukan hanya sebatas undang-undang saja, namun
Adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh ustadzah dan ukhti
musrifah selaku Pembina mahasantri yang berada di lingkungan
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan
77
c. Pasal Mengenai Penerapan Bahasa Arab Mahasantri.
1. Setiap Mahasiswi wajib berbahasa Arab setiap hari dari,
semester I sampai semester selanjutnya, bagi yang melanggar
bahasa diberi sanksi, yaitu menghafal mufrodat sebanyak 25
kata, memakai jilbab hijau yang di tambal, memakai baju warna
putih, mengelilingi kampus pada waktu sore sekalian bercakap-
cakap menggunakan bahasa Arab selama dua hari berturut.
2. seluruh mahasiswi semester I sampai II wajib mengikuti, belajar
mufrodat dan muhadatsah bahasa Arab setiap hari, dan khusus
semester satu dan dua pemberian mufrodat dan kosa kata, bagi
yang melanggar di beri sanksi, untuk belajar kekamar ukhti
musrifah
3. Setiap mahasantri mengadakan thabligh setiap malam sabtu,
mengadakan acara berpidato, puisi, drama setelah selesai sholat
isa.
4. Pelajaran local semester I-II di terangkan melalui bahasa Arab,
dan bahasa Inggris, Indonesia (khusus pelajaran Ma’had Al-
Jami’ah IAIN Padangsidimpuan
78
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Bahasa Arab di
Lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan
Ada beberapa hal yang mendukung sekaligus penghambat dalam
penerapan bahasa Arab di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan
a. Faktor Pendukung
1. Faktor dari Pimpinan Ma’had
2. Dosen Pembina Bahasa Arab
3. Sarana Penerapan
b. Faktor Penghambat
1. Guru Pembina bahasa Arab
Dosen sekaligus Pembina bahasa Arab selain jadi factor
pendukung juga merupakan factor penghambat dalam penerapan
bahasa Arab ini di lingkungan Ma’had, dalam hal ini dapat dilihat
dari pengakuannya ustadzah Risna bahwa:
Bahwa seharusnya jika menjadi Seorang penangung Jawab
selaku Pembina bahasa Arab di Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan, Kita bisa memberikan pengawasan atau
pengontrolan yang lebih ketat lagi akan tetapi saya tidak bisa
mengontrol atau mengawasi mereka setiap saat karena saya masih
ada kegiatan yang lain selain mengawasi mereka, selain itu dari
sekian banyak mahasiswi hanya saya sendiri yang membina para
79
mahasiswi dalam penerapan bahasa Arab ini. Meskipun ada
metode jasus akantetapi ini juga tidak begitu aktif karena apabila
kawan si mata-mata ini sendiri yang melakukan pelanggaran maka
dia tidak melaporkannya.17
Kalau ada keinginan yang sungguh-sungguh dan tekat yang
kuat pasti bisa dengan belajar dan praktek. Jadi dosen dengan
mahasantri sama-sama belajar dan itu akan lebih baik. Akan tetapi
kenyataan yang ada melalui wawancara dan observasi penulis
tidak seperti itu.
2. Mahasiswi
Setiap mahasantri tidak sama setiap orang pasti memiliki
kelemahan dan kelebihan masing-masing dan memiliki perbedaan,
baik perbedaan sifat, sikap, pola berfikir, kecerdasan, dan lain-lain
dalam hal ini, itulah yang menjadi masalah karena ada sebagian
mahasiswi yang tidak mau menerapkan bahasa Arab ini, di
samping tidak ada kemauan juga kurang bisa memahami bahasa
Arab.
Sebenarnya ada sebagian kecil yang bisa menggunakan bahasa
Arab dalam berkomunikasi akan tetapi mereka tidak mau karena
kawannya yang tidak bisa menggunakan bahasa Arab
17
Uztadzah Risna Harahap, Wawancara, di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, 9
Februari 2016
80
berkomunikasi menanggapinya sok pintar jadi mereka tidak
merasa nyaman dengan hal itu, selain itu juga tidak banyak lawan
bicara yang bisa sama-sama menggunakan bahasa Arab, karena
factor yang terpenting dalam bahasa Arab itu adalah praktek
sedangkan yang bisa saja tetap menggunakan bahasa daerah dalam
berkomunikasi, apalagi yang tidak bisa pastinya menggunakan
bahasa daerah dalam berkomunikasi dan ini juga merupakan
kelemahan juga penghambat dalam penerapan bahasa Arab di
lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan.
3. Sarana
Sarana yang kurang lengkap atau sarana yang tidak cukup akan
menjadi masalah dalam penerapan bahasa Arab ini. Dari hasil
observasi penulis sarana dalam kegiatan penerapan bahasa Arab ini
masih kurang dari segi jumlahnya, di mana sarana yang
dibutuhkan di sediakan akan tetapi jumlahnya masih kurang dan
juga kurang diaktifkan.
Melalui wawancara dan observasi penulis, sarana yang sudah
ada saja tidak sering diaktif, seperti televisi yang disediakan oleh
Ma’had tidak diaktifkan oleh dosen khususnya bahasa Arab juga
sarana tipe recorder tidak diaktifkan juga. Bagaimana mahasiswi
bisa aktif menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi apabila
mereka sendiri kurang memahami bahasa Arab
81
Seandainya jika media tersebut juga sering di aktifkan terutama
mahasiswa lebih mudah memahami bahasa Arab apalagi yang
kurang bahkan tidak aktif. Jadi ini merupakan salah satu factor
penghambat dalam penerapan bahasa Arab di lingkungan Ma’had
Al-Jami’ah
3. Solusi Terhadap Masalah Dalam Menerapkan Bahasa Arab di
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan
Setelah dilakukan penelitian ternyata ada beberapa masa’alah
yang di temukan dalam proses penerapan bahasa Arab di lingkungan
Asrama Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan untuk itu disini penulis
memberikan solusi terhadap masalah-masalah tersebut yaitu:
1. Masalah yang datangnya dari guru Pembina bahasa Arab
Jika ternyata guru Pembina bahasa Arab juga merupakan factor
penghambat dalam menerapkan bahasa Arab, yaitu guru yang banyak
waktu untuk mengotrol para mahasantri menggunakan bahasa Arab
dalam berkomunikasi maka penulis menyarankan untuk kedepannya
agar pihak Ma’had Al-Jami’ah IAIN Benar-benar memberikan
perhatian terhadap penerapan bahasa Arab ini, dengan menambah guru
Pembina bahasa Arab yang memang layak dijadikan sebagai Pembina
bahasa Arab sehingga apabila Pembina yang satu sedang melakukan
kegiatan tertentu, maka ada yang menggantikan mengontrol para
82
mahasantri, dalam artian bisa bergantian dan untuk Pembina di asrama
mahasiswi seharusnya ada pembina yang juga layak sebagai pembina
yang khusus mengontrol para mahasantri dalam bahasa Arab
2. Masalah yang datangnya dari mahasiswi
Dimana tadi masalah yang muncul dari mahasantri adalah
mahasantri yang tidak lagi mau menerapkan bahasa Arab yang tidak
memiliki kemampuan berbahasa Arab dalam berkomunikasi disini
penulis juga menyarankan agar Pembina bahasa Arab tersebut
memberikan perhatian lebih kepada mahasantri yang demikian, dengan
mendekatinya secara psikologis, dan juga memberikan pelajaran
tambahan bagi mahasiswa yang belum bisa berkomunikasi dengan
bahsa Arab
3. Masalah yang datangnya dari sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung
terhadap kelancaran proses penerapan bahasa Arab jadi kalau sarana
tidak tersedia/kurang memadai maka jelaslah hal ini akan memadai
masalah, adapun hal yang dapat diupayakan adalah agar pihak
Pembina Ma’had atau pemimpin Ma’had agar menambahi jumlah
sarana yang kurang dalam penerapan bahasa Arab ini juga bagi Dosen
Pembina bahasa Arab agar bisa memanfaatkan sarana yang tersedia
sebaik mungkin.
83
C. ANALISA HASIL PENELITIAN
1. Mahasantri
Setiap mahasantri tidak sama setiap orang pasti memiliki kelemahan
dan kelebihan masing-masing dan memiliki perbedaan, baik perbedaan
sifat, sikap, pola berfikir, kecerdasan, dan lain-lain dalam hal ini, itulah
yang menjadi masalah karena ada sebagian mahasiswi yang tidak mau
menerapkan bahasa Arab ini, di samping tidak ada kemauan juga kurang
bisa memahami bahasa Arab.
Sebenarnya ada sebagian kecil yang bisa menggunakan bahasa Arab
dalam berkomunikasi akan tetapi mereka tidak mau karena kawannya
yang tidak bisa menggunakan bahasa Arab berkomunikasi menanggapinya
sok pintar jadi mereka tidak merasa nyaman dengan hal itu, selain itu juga
tidak banyak lawan bicara yang bisa sama-sama menggunakan bahasa
Arab, karena factor yang terpenting dalam bahasa Arab itu adalah praktek
sedangkan yang bisa saja tetap menggunakan bahasa daerah dalam
berkomunikasi, apalagi yang tidak bisa pastinya menggunakan bahasa
daerah dalam berkomunikasi dan ini juga merupakan kelemahan juga
penghambat dalam penerapan bahasa Arab di lingkungan Ma’had Al-
Jami’ah IAIN Padangsidimpuan.
2. Dosen Bahasa Arab
Penyelenggaraan Pendidikan akan terselenggara dengan baik dan
lancar apabila didukung oleh Guru yang profesional dan memiliki
84
kompetensi yang sesuai dengan profesinya sebagai pendidik dan
pengajar.
Dosen sekaligus Pembina bahasa Arab selain jadi factor pendukung
juga merupakan factor penghambat dalam penerapan bahasa Arab ini di
lingkungan Ma’had, dalam hal ini dapat dilihat dari pengakuannya
ustadzah Risna bahwa:
Bahwa seharusnya jika menjadi Seorang penangung Jawab selaku
Pembina bahasa Arab di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, Kita
bisa memberikan pengawasan atau pengontrolan yang lebih ketat lagi akan
tetapi saya tidak bisa mengontrol atau mengawasi mereka setiap saat
karena saya masih ada kegiatan yang lain selain mengawasi mereka, selain
itu dari sekian banyak mahasiswi hanya saya sendiri yang membina para
mahasiswi dalam penerapan bahasa Arab ini. Meskipun ada metode jasus
akantetapi ini juga tidak begitu aktif karena apabila kawan si mata-mata
ini sendiri yang melakukan pelanggaran maka dia tidak melaporkannya.18
Kalau ada keinginan yang sungguh-sungguh dan tekat yang kuat pasti
bisa dengan belajar dan praktek. Jadi dosen dengan mahasantri sama-sama
belajar dan itu akan lebih baik.
18
Uztadzah Risna Harahap, Wawancara, di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, 9
Februari 2016
85
3. Materi Pembelajaran Bahasa Arab
Selain dari buku paket yang ada pada mahasantri, bahan pelajaran
bahasa Arab mengadakan muhadasah atau praktek berbahasa Arab adalah
bagian dari aflikasi pelajaran yang sudah di terima oleh mahasantri setiap
harinya, baik yang disampaikan oleh Dosen maupun yang mereka pelajari
sendiri. Oleh karenanya silabus yang di susun sesuai dengan yang mereka
alami langsung setiap hari ;
a. Muhadasah tentang perjumpaan dengan teman/seorang
b. Muhadasah tentang di kelas
c. Muhadasah tentang di mesjid
d. Muhadasah tentang pelajaran yang disukai
e. Muhadasah tentang pelajaran yang sulit
f. Muhadasah tentang dosen
g. Muhadasah tentang asrama
h. Muhadasah tentang kamar, dll.
Judul-judul yang tersebut di atas adalah materi yang
akan mereka buat baru diterjemahkan kedalam bahasa Arab.19
Tahapan pembelajaran materi ini terdiri dari;
19
Uztadzah Risna Harahap, Wawancara, di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, 9
Februari 2016
86
1) Menterjemahkan satu kalimat bahasa Indonesia kedalam bahasa
Arab dan bahasa Inggiris 5-7 kata dengan tema sudah mereka
ketahui.
2) Menterjemahkan kalimat kedalam bahasa Arab yang lebih panjang
3) Mengarang bahasa Arab sebanyak lima baris, selanjutnya
meningkat 6 baris, 7 baris dan terus bertambah.
4) Tema-tema yang akan ditulis meliputi tema tentang mesjid, kelas,
sekolah, taman asrama, dan lain-lain.
4. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Strategi dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: rencana yang
cermat untuk mencapai sasaran khusus.20
Metode dan teknik mempunyai
pengertian yang berbeda meskipun tujuannya sama. Metode adalah jalan
yang harus dilalui mencapai tujuan, sedangkan teknik adalah cara
mengerjakan suatu tujan. Jadi metode mempunyai pengertian yang lebih
luas, lebih ideal dan konseptual.21
Strategi pembelajaran merupakan rencana, aturan-aturan, langkah-
langkah serta sarana yang prakteknya akan diperankan dan akan dilalui
dari pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran di dalam
kelas guna merealisasikan tujuan .berikut ini penjelasan seputar strategi
87
pembelajaran unsur bahasa Arab (Ashwat, mufrodat, taraqib) dan strategi
pembelajaran keterampilan bahasa (istima’, kalam, qiroah, kitabah).
Dalam strategi pembelajaran bahasa Arab, sistem mengajarkan bahasa
Arab harus ada. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa sistem
mengajarkan bahasa Arab itu ada dua, yang pertama sistem kesatuan
( ) yaitu bahasa Arab diajarkan satu kesatuan yang berhubngan
erat, tidak di pisah –pisahkan atau di bagi-bagi atau berapa bagian, dan
yang kedua system bagian-bagian ( ), yaitu bahasa Arab di
ajarkan terpisah-pisah atau dibagi atas beberapa bagian.
Berdasarkan wawancara dengan Pimpinan Ma’had Al-Jami’ah, dalam
pembelajaran bahasa Arab, Ma’had Al-Jami’ah menggunakan system
yang kedua yaitu system bagian-bagian ( ), seperti bahasa Arab
di jadikan satu mata pelajaran, ada, waktu / jam yang di tentukan, metode,
materi, serta tujuan yang ingin di capai khusus untuk pelajaran bahasa
Arab begitu juga dengan Nahwu, sharaf.22
Berdasarkan wawancara dengan dosen bahasa Arab Ma’had Al-
Jami’ah IAIN Padangsidimpuan untuk kegiatan pembelajaran bahasa
Arab adalah setiap hari 90 menit. Dan metode yang digunakan: yang
pertama adalah Toriqotul Mubasyaroh (metode langsung), penekanan
pada metode ini adalah penekanan pada latihan percakapan terus menerus
22
Ustadz Muhlison, Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, Wawancara,
Kantor Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan. 11 Maret 2016
88
antara pendidik dan peserta didik dengan menggunakan bahasa Arab tanpa
menggunakan bahasa ibu, baik dalam menjelaskan makna kosa kata
maupun menerjemah bahasa Arab menjadi bahasa pengantar dalam
pengajaran menekankan pada aspek penuturan yang benar
(annutuqussohihun). Yang kedua adalah toriqotu samiyatusaphiatu yaitu
metode ini menekankan penelaahan dan pendeskrifsian suatu bahasa yang
akan di pelajari dengan memulainya dari system bunyi (fonologi), dan
system pembentukan kalimat karena menyangkut struktur bahasa secara
keseluruhan maka dalam hal ini, juga di tekankan system tekanan, nada
dan makhorijul huruf. Maka tujuan bahasa dengan mencurahkan perhatian
pada lafal kata, dan pada latihan berkali-kali. Yang ketiga adalah Nahu wa
Tarjamatumetode ini menekankan pada pemahaman tata bahasa untuk
mencapai keterampilan membaca, menulis dan menterjemah metode ini
berdasarkan pada satu asumsi bahan seorang peserta didik dalam
psikologinya ia mempunyai daya ingat yang digunakan sebagai salah satu
cara dalam memperoleh kosa kata ataupun aturan-aturan gramatikalnya.
Yang ke empat adalah toriqotul intiqoiyah yaitu penggabungan dari
beberapa metode.
ceramah yaitu menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan cara
penuturan lisan kepada mahasiswi di ruangan kelas peran mahasiswa
89
disini sebagai penerima pesan mendengarkan, memperhatikan, dan
mencatat keterangan-keterangan Dosen bila mana di perlukan. 23
Metode ceramah adalah metode yang paling ekonomis untuk
menyampaikan imformasi. Disamping itu metode ini juga di pandang
sebagai metode yang efektif mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan
yang sesuai dengan daya beli dan daya faham mahasiswi. Penerapan
bahasa Arab di Ma’had al-Jami’ah IAIN melalui undang-undang yang di
tetapkan oleh Pembina Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan dan
pimpinan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, dari uraian diatas
dapat di lihat bahwa mahasantri yang kedapatan tidak menggunakan
bahasa Arab ada sanksi yang di berikan. Pada pelanggaran pertama, sanksi
yang di berikan menghafal mufrodat sebanyak 25 kosa kata, memakai
jilbab warna hijau yang di tambal, kemudian keliling kampus pada waktu
sore sekalian bercakap-cakap menggunakan bahasa Arab selama dua hari
berturut.
Berdasarkan wawancara dengan Pembina bahasa Arab di Ma’had Al-
Jami’ah IAIN Padangsidimpuan dalam penerapan bahasa Arab di
lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan kegiatan
ekstrakulikuler sebagai berikut:
23
Ardiansyah Harahap, Dosen Bahasa Arab IAIN, Wawancara, di IAIN Padangsidimpuan,
14 Maret 2016
90
1. Setiap hari melakukan muhadatsah (bercakap-cakap sesama
mahasiswa) selama15 menit
2. Setiap hari Ahad belajar qua’idul lughah (tata bahasa) selama 30
menit.
3. Terkadang setiap minggu Pembina bahasa Arab berceramah
menggunakan bahasa Arab, untuk membangkitkan memotivasi
mahasantri berbahasa Arab
Jelaslah bahwa dalam penerapan bahasa Arab di lingkungan
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan ada upaya yang di
lakukan oleh Pembina bahasa Arab, yaitu melalui kegiatan ekstra
kulikuler, meskipun ada upaya-upaya yang di lakukan, juga ada sanksi
yang di berikan kepada mahasiswi yang melakukan pelanggaran,
kenyataan yang ada melalui observasi penulis para mahasiswa masih
saja menggunakan bahasa daerah (bahasa batak) dalam
berkomunikasi.
Sedangkan penerapan bahasa Arab dilingkungan Asrama
sangatlah berbeda dengan penerapan bahasa Arab dilingkungan
kampus, melalui observasi penulis di lingkungan Asrama ada dua
ustazdah dan sepuluh ukhti musrifah dari kalangan mahasiswa
semester empat keatas yang membina para mahasantri, para ustadzah
dan ukhti musrifah tersebut memiliki kemampuan untuk menerapkan
91
bahasa Arab, juga ada keinginan yang kuat untuk menjadikan bahasa
Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari
Jadi mahasantri di lingkungan asrama wajib menggunakan
bahasa Arab dalam berkomunikasi, dan didukung dengan adanya
kesadaran mahasasantri yang memiliki kesadaran sendiri, penerapan
bahasa Arab di lingkungan Asrama bukan hanya sebatas undang-
undang saja, namun Adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh
ustadzah dan ukhti musrifah selaku Pembina mahasantri yang berada
di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan
5. Penerapan Bahasa Arab
Penerapan bahasa Arab di Ma’had al-Jami’ah IAIN melalui undang-
undang yang di tetapkan oleh Pembina Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan dan pimpinan Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan, dari uraian diatas dapat di lihat bahwa mahasantri yang
kedapatan tidak menggunakan bahasa Arab ada sanksi yang di berikan.
Pada pelanggaran pertama, sanksi yang di berikan menghafal mufrodat
sebanyak 25 kosa kata, memakai jilbab warna hijau yang di tambal,
kemudian keliling kampus pada waktu sore sekalian bercakap-cakap
menggunakan bahasa Arab selama dua hari berturut.
Berdasarkan wawancara dengan Pembina bahasa Arab di Ma’had Al-
Jami’ah IAIN Padangsidimpuan dalam penerapan bahasa Arab di
92
lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan kegiatan
ekstrakulikuler sebagai berikut:
4. Setiap hari melakukan muhadatsah (bercakap-cakap sesama
mahasiswa) selama15 menit
5. Setiap hari Ahad belajar qua’idul lughah (tata bahasa) selama 30
menit.
6. Terkadang setiap minggu Pembina bahasa Arab berceramah
menggunakan bahasa Arab, untuk membangkitkan memotivasi
mahasantri berbahasa Arab
Jelaslah bahwa dalam penerapan bahasa Arab di lingkungan
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan ada upaya yang di
lakukan oleh Pembina bahasa Arab, yaitu melalui kegiatan ekstra
kulikuler, meskipun ada upaya-upaya yang di lakukan, juga ada sanksi
yang di berikan kepada mahasiswi yang melakukan pelanggaran,
kenyataan yang ada melalui observasi penulis para mahasiswa masih
saja menggunakan bahasa daerah (bahasa batak) dalam
berkomunikasi.
Sedangkan penerapan bahasa Arab dilinkungan Asrama
sangatlah berbeda dengan penerapan bahasa Arab dilingkungan
kampus, melalui observasi penulis di lingkungan Asrama ada dua
ustazdah dan sepuluh ukhti musrifah dari kalangan mahasiswa
semester empat keatas yang membina para mahasantri, para ustadzah
93
dan ukhti musrifah tersebut memiliki kemampuan untuk menerapkan
bahasa Arab, juga ada keinginan yang kuat untuk menjadikan bahasa
Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari
Jadi mahasantri di lingkungan asrama wajib menggunakan
bahasa Arab dalam berkomunikasi, dan didukung dengan adanya
kesadaran mahasasantri yang memiliki kesadaran sendiri, penerapan
bahasa Arab di lingkungan Asrama bukan hanya sebatas undang-
undang saja, namun Adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh
ustadzah dan ukhti musrifah selaku Pembina mahasantri yang berada
di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan
6. Sarana Pembelajaran Bahasa Arab
Sarana dan Prasarana merupakan salah satu factor yang mendukung
dalam pelaksanaan pembelajaran guna pencapaian tujuan pendidikan
secara maksimal proses belajar mengajar akan lebih efektif jika didukung
dengan sarana dan prasarana belajar yang lengkap Ma’had Al-Jami’h
IAIN Padangsidimpuan memiliki sarana dan prasarana yang memadai
yaitu dilihat dari ketersediaan gedung, perpustakaan, laboratorium
computer, dan lain-lain yang dapat menunjang kelancaran proses
pembelajaran selain itu, dosen yang mengajar di Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan di tuntut kreatif untuk menciptakan dan mmotivasi
mahasantri dalam menyediakan alat-alat peraga. Melalui wawancara dan
observasi penulis sarana yang sudah ada saja tidak sering di aktif, seperti
94
televisi yang disediakan oleh Ma’had tidak di aktifkan juga. Bagaimana
Mahasiswi bisa aktif menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi
apabila mereka sendiri kurang memahami bahasa Arab
Seandainya jika media tersebut juga sering diaktifkan terutama
mahasiswa lebih mudah memahami bahasa Arab apalagi yang kurang
bahkan tidak aktif. Jadi ini merupakan salah satu factor penghambat dalam
penerapan bahasa Arab di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian langsung kelokasi dengan
mengadakan observasi dan wawancara, penulis mengambil kesimpulan
bahwa:
1. Strategi pembelajaran bahasa Arab di Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan adalah seputar strategi pembelajaran unsur bahasa Arab
(Ashwat, mufrodat, taraqib) dan strategi pembelajaran keterampilan
bahasa ( istima’,kalam, qiroah, kitabah)
a. Sistem, pembelajaran bahasa Arab Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan menggunakan system bagian-bagian dimana
pelajaran bahasa Arab itu di pisah-pisah menjadi beberapa mata
pelajaran lagi.
b. Metode, dosen bahasa Arab Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan dalam pembelajaran bahasa Arab menggunakan
metode ceramah, Tanya jawab, mahfuzhat (hafalan), muhadatsah
(bercakap-cakap), selain dari itu ada yang lain lagi yaitu toriqotul
Mubasyaroh (Metode langsung), toriqotussamiyatusaphiyah,
nahuwatarjamatu, toriqotu intiqoiyah (penggabungan beberapa
metode).
96
c. Tehniknya, karena system yang dipakai di Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan system bagian-bagian. Maka tehknik
pembelajarannya sesuai dengan mata pelajaran masing-masing .
Ada beberapa hal yang mendukung sekaligus penghambat dalam
penerapan bahasa Arab di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran bahasa Arab
a. Faktor Pendukung
1) Faktor dari Pimpinan Ma’had
2) Dosen Pembina Bahasa Arab
3) Sarana Penerapan
b. Faktor Penghambat
1) Guru Pembina bahasa Arab
Dosen sekaligus Pembina bahasa Arab selain jadi factor
pendukung juga merupakan factor penghambat dalam penerapan
bahasa Arab ini di lingkungan Ma’had, dalam hal ini dapat dilihat
dari pengakuannya ustadzah Risna bahwa:
Bahwa seharusnya jika menjadi Seorang penangung Jawab
selaku Pembina bahasa Arab di Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan, Kita bisa memberikan pengawasan atau
pengontrolan yang lebih ketat lagi akan tetapi saya tidak bisa
mengontrol atau mengawasi mereka setiap saat karena saya masih
97
ada kegiatan yang lain selain mengawasi mereka, selain itu dari
sekian banyak mahasiswi hanya saya sendiri yang membina para
mahasiswi dalam penerapan bahasa Arab ini. Meskipun ada
metode jasus akan tetapi ini juga tidak begitu aktif karena apabila
kawan simata-mata ini sendiri yang melakukan pelanggaran maka
dia tidak melaporkannya.
Kalau ada keinginan yang sungguh-sungguh dan tekat yang
kuat pasti bisa dengan belajar dan praktek. Jadi dosen dengan
mahasantri sama-sama belajar dan itu akan lebih baik. Akan tetapi
kenyataan yang ada melalui wawancara dan observasi penulis
tidak seperti itu.
2) Mahasiswi
Setiap mahasantri tidak sama setiap orang pasti memiliki
kelemahan dan kelebihan masing-masing dan memiliki perbedaan,
baik perbedaan sifat, sikap, pola berfikir, kecerdasan, dan lain-lain
dalam hal ini, itulah yang menjadi masalah karena ada sebagian
mahasiswi yang tidak mau menerapkan bahasa Arab ini, di
samping tidak ada kemauan juga kurang bisa memahami bahasa
Arab.
Sebenarnya ada sebagian kecil yang bisa menggunakan bahasa
Arab dalam berkomunikasi akan tetapi mereka tidak mau karena
kawannya yang tidak bisa menggunakan bahasa Arab
98
berkomunikasi menanggapinya sok pintar jadi mereka tidak
merasa nyaman dengan hal itu, selain itu juga tidak banyak lawan
bicara yang bisa sama-sama menggunakan bahasa Arab, karena
factor yang terpenting dalam bahasa Arab itu adalah praktek
sedangkan yang bisa saja tetap menggunakan bahasa daerah dalam
berkomunikasi, apalagi yang tidak bisa pastinya menggunakan
bahasa daerah dalam berkomunikasi dan ini juga merupakan
kelemahan juga penghambat dalam penerapan bahasa Arab di
lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan.
3) Sarana
Sarana yang kurang lengkap atau sarana yang tidak cukup akan
menjadi masalah dalam penerapan bahasa Arab ini. Dari hasil
observasi penulis sarana dalam kegiatan penerapan bahasa Arab ini
masih kurang dari segi jumlahnya, di mana sarana yang
dibutuhkan di sediakan akan tetapi jumlah nya masih kurang dan
jug akurang diaktifkan.
Melalui wawancara dan observasi penulis, sarana yang sudah
ada saja tidak sering diaktif, seperti televise yang disediaka noleh
Ma’had tidak diaktifkan oleh dosen khususnya bahasa Arab juga
sarana tipe recorder tidak diaktifkan juga. Bagaimana mahasiswi
bisa aktif menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi apabila
mereka sendiri kurang memahami bahasa Arab
99
Seandainya jika media tersebut juga sering di aktifkan terutama
mahasiswa lebih mudah memahami bahasa Arab apalagi yang
kurang bahkan tidak aktif. Jadi ini merupakan salah satu factor
penghambat dalam penerapan bahasa Arab di lingkungan Ma’had
Al-Jami’ah
3. Solusi Kendala-kendala Pembelajaran Bahasa Arab Mahasantri di
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan untuk itu di sini penulis
memberikan solusi terhadap masalah-masalah tersebut yaitu:
1. Masalah yang datangnya dari guru Pembina bahasa Arab
Jika ternyata guru Pembina bahasa Arab juga merupakan factor
penghambat dalam menerapkan bahasa Arab, yaitu guru yang
banyak waktu untuk mengotrol para mahasantri menggunakan
bahasa Arab dalam berkomunikasi maka penulis menyarankan
untuk kedepannya agar pihak Ma’had Al-Jami’ah IAIN Benar-
benar memberikan perhatian terhadap penerapan bahasa Arab ini,
dengan menambah guru Pembina bahasa Arab yang memang layak
dijadikan sebagai Pembina bahasa Arab sehingga apabila Pembina
yang satu sedang melakukan kegiatan tertentu, maka ada yang
menggantikan mengontrol para mahasantri, dalam artian bisa
bergantian dan untuk Pembina di asrama mahasiswi seharusnya
100
ada pembina yang juga layak sebagai pembina yang khusus
mengontrol para mahasantrid alam bahasa Arab
2. Masalah yang datangnya dari mahasiswi
Dimana tadi masalah yang muncul dari mahasantri adalah
mahasantri yang tidak lagi mau menerapkan bahasa Arab yang
tidak memiliki kemampuan berbahasa Arab dalam berkomunikasi
di sini penulis juga menyarankan agar Pembina bahasa Arab
tersebut memberikan perhatian lebih kepada mahasantri yang
demikian, dengan mendekatinya secara psikologis, dan juga
memberikan pelajaran tambahan bagi mahasiswa yang belum bisa
berkomunikasi dengan bahsa Arab
3. Masalah yang datangnyadarisarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung
terhadap kelancaran proses penerapan bahasa Arab jadi kalau
sarana tidak tersedia/ kurang memadai maka jelaslah hal ini akan
memadai masalah, adapun hal yang dapat diupayakan adalah agar
pihak Pembina Ma’had atau pemimpin Ma’had agar menambahi
jumlah sarana yang kurang dalam penerapan bahasa Arab ini juga
bagi Dosen Pembina bahasa Arab agar bisa memanfaatkan sarana
yang tersedia sebaik mungkin.
4. Bagi Pembina bahasa Arab agar lebih bisa meluangkan waktu yang
banyak untuk mengontrol/ mengawasi para mahasantri menggunakan
101
bahasa Arab dalam berkomunikasi. Agar bahasa Arab bisa di terapkan
seoptimal mungkin bahkan bisa menjadi cirri khusus yang merupakan
keunggulan dari Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dan sebagai dukungan terhadap
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan sebagai lembaga pendidikan dan
dakwa yang eksistesinya perlu dipertahankan dan dilestarikan maka penulis
mengajukan beberapa saran-saran dengan harapan mudah-mudahan dapat
bermanfaat sebagai masukan dan evaluasi, yaitu:
1. Agar disiplin yang telah dilaksanakan secara rutin dapat berjalan secara
efektif dan efisien, hendaknya pengurus mulai berusaha untuk memulai dari
diri sendiri secara tegas, tepat dan cepat mengambil keputusan
2.Kaitannya dengan aktivitas muhadatsah khususnya dan umumnya semua
aktivitas kebahasaan yang di laksanakan di Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan decontrol dan dibimbing secara khusus sehingga biasa
lebih cepat dalam penguasaan berbahasa Arab dalam hal ini perlu adanya
pembenahan administrasit erutama menyangkut eventarisasi dalam setiap
kegiatan yang dilaksanakan sehingga keberadaannya dapat dipantau baik
dari segi kualitasnya.
102
DAFTAR PUSTAKA
Agama Departemen RI, Al-Quraan dan Terjemah akarta: Al- Hannan, 2009
Akhdlori Imam, Ilmu Balagah Terjemah Jauhar Maknun Bandung: Al-Ma’arif,
I989.
Arief Armei, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam Jakarta:
Ciputat,2002.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
RinekaCipta, 2006..
Asfiati, Manajemen Pembelajaran Bandung: Cipta Pustaka Media, 2014.
Darminta Poerwa, Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, I993.
Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1995
Fahmi Akrum, Ilmu Nahwu Dan Sharaf Jakarta: Raja Grafindo Persada, I999.
Huda Nurul, Mudah Belajar Bahasa Arab Jakarta: Amzah, 2011
Http:// www.Nahwu Mudah. Com
Joko Tri Prasetyo & Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka
Setia, 2005
Karel A, Steebrink, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun
Jakarta: PT Pustaka LPJS, I994
Mardianto, Media Pembelaajaran Pendidikan Agama Islam Medan: IAIN SUMUT,
2010.
Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung :Rosdakarya, 2000.
Mustofa Syaiful, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovaif, Malang: UIN Maliki
Press, 2011 Nizar Syamsul, Sejarah Pendidikan IslamJ akarta: Kencana, 2009.
103
Nurdin Syafaruddin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, Jakarta: Quantum
Teaching, 2005
Putra Daulay Haidar, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di
Indonesia Jakarta: Kencana, 2007.
Purwanto Ngalim, Psikologi Pendidikan Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.
Putra Daulay Haidar, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di
IndonesiaJakarta: Kencana, 2007.
Saleh Irwan Dalimunthe, dkk. Buku Panduan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, Padangsidimpuan: IAIN
Padangsidimpuan, 2015
Subini Nini, Psikologi Pembelajaran Yogyakarta: Mentari Pustaka, 2012
Sihotang Nurfin, ,, Padang Indonesia: Multi Cipta, 2008
Syarifuddin dan Irwan Nasution, Menejemen Pembelajaran Jakarta: Quatum
Teaching, 2005.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya Jakarta:
BumiAksara, 2003.
Syarifuddin dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2006.
Siddi Dja’far, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Cita Pustaka Media, 2006
Syaiful Anwar danTayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995
Tim Penyusun Departemen Agama RI, Al-Quraan dan Terjemah Bandung:
Jumanatul All-ART, 2005.
Thalib Muhammad, Sistem Pengajaran Bahasa Arab Bandung: Gema Risalah Press,
1997.
Uno Hamzah B., Model Pembelajaran Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
104
Usman Basiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam Jakarta: CiputatPers,
2002.
Wahab Rosyidi Abdul, Media Pembelajaran Bahasa Arab, UIN-Malang: 2009.
Wahab Rosyidi Abdul dan Nikmah Mamlu’atul, Memahami Konsep Dasar
Pembelajaran Bahasa Arab Malang: UIN-MALIKI PRESS (Anggota IKAPI),
2012.
Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurkholis Madjid Terhadap Pendidikan
Islam Tradisional Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Zaenuddin Radliyah, Metodologi dan Strategi Alternatif pembelajaran Bahasa Arab,
Yokyakarta: Pustaka Riklah Group, 2005
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Indisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 1996
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo Ofiset, 2005
Tim Pusat Pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1990
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Nama : Bulan Purnama
Nim : 10 310 0048
Tempat/Tgl Lahir : Bonandolok /11 Juli 1990
Alamat : Muara Batangkola kec. Siabu Kab.Mandailingnatal
B. Nama orangtua
Ayah : Harun Batubara
Ibu : Nur Saipah Nasution
Pekerjaan : Tani
Alamat : Muara Batangkola kec. Siabu Kab. Mandailingnatal
C. Pendidikan
SD : SD Muara Batangkola kec. Siabu Kab. Mandailingnatal, tamat tahun 2003
MTs : Pon-Pes Darul ‘ulum Muaramais Jambur Kec. Tmbangan Kab. Mandailingnatal
Tamat tahun 2007
MA : MAS Darul ‘ulum Muaramais Jambur Kec. Tmbangan Kab. Mandailingnatal
tamat tahun 2010
Perguruan Tinggi : Masuk IAIN Paadangsidimpuan 2010
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
A. Wawancara dengan Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan
1. Bagaimanakah latar belakang /sejarah berdirinya Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan?
2. Bagaimana keadaan Sarana dan Prasarana di Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan?
3. Bagaimanakah strutur organisasi Jabatan dosen di Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Padangsidimpuan?
4. Bagaimanakah system kerja dan kegiatan di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan?
B. Wawancara dengan dosen Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan
1. Strategi apa saja yang bapak/ibuk gunakan dalam proses pembelajaran bahasa Arab?
2. Strategi apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran bahasa Arab?
3. Berapa kali seminggu kegiatan pembelajaran bahasa Arab dilakukan?
4. Apa kiat/cara bapa/ibuk supaya bahasa Arab itu menarik bagi mahasiswa?
5. Bagaimanan cara /tekhnik bapak /ibu mengadakan Tanya jawab terhadap mahasantri
dalam proses pembeajaran bahasa Arab?
6. Bagaimanakah dengan materi yang telah lewat, apakah masih mengulang pelajaran yang
lewat, seperti mengadakan pertanyyaan?
7. Bagaimana tindakan bapak/ibuk dengan mahasantri yang kurang tekun belajar dalam
proses pembelajaran bahasa Arab?
8. Apakah metode imlak masih di pakai dalam proses pembelajaran bahasa Arab?
9. Apa metode yang paling handal dan paling sering di gunakan untuk mendukung?
meningkatkan pembelajaran bahasa Arab?
10. Apa upaya bapa/ibuk dalam memotivasi mahasantri pada waktu proses pembelajaran
bahasa Arab?
11. Media apa saja yang di pakai dalam pembelajaran bahasa Arab ?
12. Apakah media yang dipakai tersebut dapat mempermudah mahasiswi memahami
pelajaran bahasa Arab ?
13. Apakah pada pembelajaran bahasa Arab ini sering di lakukan latihan ?
14. Bagaimana tekhnik yang digunakan oleh bapak/ibuk dalam pembelajaran bahasa Arab
15. Factor-faktor apa saja yang mendukung dalam proses pembelajaran bahasa Arab ?
16. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam proses pembelajaran bahasa
Arab?
17. Menurut? Bapak/ibuk upaya-upaya apa yang di lakukan untuk mengatasi masalah-
masalah yang muncul dalam pembelajaran bahasa Arab?
18. Dari beberapa metode , apakah ada metode khusus yang di terapkan dalam pembelajaran
bahasa Arab ?
Lampiran 2
PEDOMAN OBSERVASI
A. Latar belakang /sejarah berdirinya Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan?
B. Keadaan Sarana dan Prasarana di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan?
C. Strutur organisasi Jabatan dosen di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan?
D. System kerja dan kegiatan di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan?