Post on 18-Feb-2015
JENIS JENIS BATUAN
Semua batuan pada mulanya berasal dari magma. Magma merupakan batu-batuan cair yang terletak di bawah permukaan bumi. Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi, misalnya saat terjadi letusan. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi disebut lava. Di atas permukaan bumi lava akan membeku. Lava yang telah membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku yang berada di muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai akibat terkena panas, hujan, serta aktifitas tumbuhan dan hewan.
Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat
lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan dapat kembali membatu
yang disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Batuan sedimen atau beku tersebut
dapat berubah bentuk karena adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang
berubah bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf.
Untuk lebih memahami jenis-jenis batuan perhatikan uraian berikut:
1. Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku.Batuan yang
termasuk jenis batuan beku diantaranya adalah :
a. Basal
Basal adalah batuan beku yang berwarna gelap, kristalnya halus. Batu Basal terbentuk dari pendinginan lava yang mengandung gelembung gas tetapi gasnya telah menguap. Ciri-ciri utama batu basal terdiri dari atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau ke abu-abuan dan berlubang-lubang.
Penggunaan batu basal
Batu basal digunakan untuk berbagai tujuan. Biasanya batu basal dihancurkan untuk
digunakan sebagaibahan bangunan. Basal yang telah dihancurkandigunakan untuk
dasar jalan, bahan campuran beton, pemberat kereta api, batu filter dalam bidang
pembuangan. Basal juga dapat dipotong menjadi lembaran tipis basal dipotong dan
kadang-kadang dipoles untuk digunakan sebagai ubin lantai, bangunan veneer,
monumen dan objek batu lain.
b. Batu Apung
Batu Apung
Batu apung terbentuk dari pendinginan magma yang mengandung gelembung gas.
Ciri-ciri utama batu apung adalah warna ke abu-abuan berpori-pori, bergelembung,
ringan hingga dapat terapung di air. Batua apung dimanfaatkan sebagai alat
penggosok.
c. Batu Kaca atau Obsidian
Pisau dari batu obsidian
Batu obsidian terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat. Ciri- ciri
utama batu ini adalah mengkilap seperti kaca dan tidak ada kristal. Warnanya
bervariasi dari hitam pekat, hitam dengan motif kecoklatan atau kemerahan, juga ada
yang berbintik-bintik putih.
Perhiasan perak dengan hiasan batu obsidian
Jaman dahulu batu obsidian digunakan untuk membuat pisau, kepala panah,mata
tombak, dan senjata lainnya.
d. Batu Granit
Batu granit terbentuk dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat dibawah
permukaan bumi. Ciri-ciri utama batu granit yakni warna nya putih sampai abu-abu,
kadang-kadang terdiri atas kristal-kristal kasar.
Meja dapur dari batu granit
Granit telah digunakan selama ribuan tahun. Granit yang dipotong dan dipoles kasar dalam bangunan , jembatan, paving, monument dan lain sebagainya. Dalam ruangan, granit dibentuk lembaran dan dipoles untuk digunakan sebagai ubin, anak tangga bahkan meja.
2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen/endapan terbentuk oleh batuan beku yang terkikis, kemudian
mengalami proses pengangkutan lalu diendapkan di tempat lain. Batuan sedimen
dibedakan oleh jenis zat pengangkutnya, yaitu :
1. Batu sedimen aeolis : batuan hasil proses pengangkutan oleh angin
2. Batu sedimen aluvial : batuan hasil proses pengangkutan dan pembentukan oleh
air yang mengalir. Contoh : delta di muara sungai
3. Batu sedimen marin : batuan hasil proses pengangkutan dan dibentuk oleh air laut.
Contoh : sand-dune di pantai
4. Batu sedimen glasial : batuan hasil proses pengangkutan dan pembentukan oleh
gletser atau es yang mengalir
Jenis-jenis batuan endapan diantaranya:
a. Konglomerat
Konlomerat adalah jenis batuan beku yang butiran penyusunnya membulat.
Konglomerat
Breksi
b. Breksi
Batu breksi tersusun atas batuan yang kristalnya tajam
Batu Pasir
c. Batu Pasir
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh
aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terkumpul pada suatu tempat.
d. Batu kapur/batu gamping
Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, yakni berasal
dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang,
atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna putih
susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral
pengotornya.
Penggunaan batu kapur sudah beragam diantaranya untuk bahan campuran bangunan,
industri karet dan ban, kertas, dan lain-lain.
e. Gipsum
Gipsum umumnya berwarna putih, kelabu, cokelat, kuning, dan transparan. Endapan
gipsum biasanya terdapat di danau, laut, mata air panas, dan jalur endapan belerang
yang berasal dari gunung api.
Gipsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang.
Beberapa kegunaan gipsum yaitu:
Bahan perekat.
Penyaring dan sebagai pupuk tanah
Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan
Untuk bahan baku kapur tulis
f. Coal/Batu bara
Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil, merupakan batuan sedimen yang dapat
terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan
terbentuk melalui proses pembatubaraan.
Batu bara umumnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Namun dewasa ini
penggunaan batu bara semakin dikurangi, di samping merupakan sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui, penggunaan batu bara juga menimbulkan pencemaran.
3. Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan malihan bersal dari batuan beku dan batuan endapan yang berubah karena
pengaruh suhu dan tekanan tinggi dalam kerak bumi. Macam-macam batuan malihan
atau metamorf adalah :
a. Marmer atau batu Pualam
Batu marmer
Marmer adalah batu gamping yang berubah karena tekanan dan suhu tinggi di dalam
kerak bumi. Marmer atau batu pualam mempunyai permukaan yang mengkilap
dengan garis-garis warna lembut melintang banyak digunakan batu hiasan karena
indah dipandang.
Barang kerajinan dari batu marmer
Batu pualam sering digunakan untuk membut berbagai barang kerajinan seperti
meja, asbak, guci dan berbagai hiasan lainnya.
b. Batu Sabak
Batu sabak adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan sedimen berbutir halus,
misalnya serpih yang berubah karena tekanan dan suhu tinggi.
Jaman dahulu lembaran tipis batu sabak digunakan sebagai alat tulis sebagai
pengganti buku.
c. Batu Kuarsa
Batu kuarsa berasal dari batu pasir yang berubah karena suhu dan tekanan yang
tingi. Batu kuarsa kristalnya berbentuk prisma segi enam, transparan dengan warna
yang amat beragam. Sejak jaman dahulu kuarsa dimanfaatkan untuk pembuatan kaca
dan keramik dan sebagian dijadikan batu perhiasan.
http://shultansatria.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-batuan.html
JENIS JENIS BATUAN YANG MENYUSUN BUMI
1. Granit
Granit mempunyai tekstur peneris dan biasanya granular. Batuan terdiri dari ortoklas
yang unhedral/ mikroklin, sedikit plagioklas (albite atau oligklas) dan kwarsa yang
tak berwarna atau putih dengan ebntuk yang tidak teratur. Kuarsanya mengisi ruang
diantara kristal-kristal yang lain. Mineral gelap seperti biotit, hornblende, augit hanya
dalam jumlah yang sedikit. Mineral accesosir lainnya contohnya adalah magnetik,
hematite, turmalin dan pirit. Jika biotit adalah adalah mineral gelap yang ada maka
disebut dengan granit biotit. Granit hernblande juga sering dijumpai. Granit yang
banyak mengandung phanocenit disebut granit porfisris. Jenis yang lain granit olivin
dan granit muskofit. Granit pada umumnya mengandung 50% ortoklas (mikrolin), 2%
plagioklas (albite atau digoklas), lebih dari 20% kwarsa dan 3 – 15 % biotit.
2. Diorit
Batuan ini bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam
jumlah yang besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi ortoklas,
kwarsa tidak ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia biasanya
lebih banyak dari biotit. Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi diorit plagioklasnya
lebih asam (sodik) daripada labradorit. Batuan dengan plagioklas yang lebih basa
disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut dengan porfir diorit. diorit terdiri
dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan
augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot.
Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit cerah abu-abu gelap
hijau keabu-abuan.
3. Gabro
Gabro merupakan batuan basis dengan tekstur fenekris. Didalam gabro, mineral gelap
jumlahnya hampir sama dengan mineral cerah, tetapi kebanyakan gabro mempunyai
perbandingan yang bervariasi antara mineral gelap dan mineral terang. Mineral-
mineral silikat dalam jumlah yang berarti adalah piroksin, biasanya augit dan ovilin,
hornblende atau biotit ada dalam jumlah sedikit. Jika piroksin mengkristal dalam
sistem ortorombis, batuannya disebut Neorit (suatu varietas dari gabro). Dalam gabro
tertentu, kwarsa, garnet dan kerundum ada dalam jumlah sedikit. Batuan gabbro yang
seluruhnya terdiri dari feldsfar labradorit kristalin kasar disebut anortosit.Warna dari
gabro hitam, hijau, dan abu-abu gelap.
4. Liparit
Lapirit merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral
pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.
5. Andesit
Andesit merupakan batuan bertekstur halus dari diorite, terdiri dari feldspar terutama
plagioklas, tetapi plagioklas sodik adalah tipe yang utama kwarsa tidak ada, tetapi ada
mineral gelap seperti hornblende atau augit. Jika hornblende atau augit yang banyak,
maka batuannya disebut dengan andesit hornblende atau andesit biotit. Warna dari
andesit abu-abu hijau, tetapi sering merah atau jingga. Andesit sulit dibedakan dengan
desit, latit, dan tracit. meskipun demikian kebanyakan andesit adalah porfitis. Jika
banyak penokrisnya disebut dengan porfir andesit. Jikan tanpa penokris dengan
absidian. Batuapung dari komposisi andesit juga diketemukan, demikian juga tuff
andesit dan breksi andesit.
6. Basalt
\
Basalt merupakan klompok dari gabro tetapi berbutir halus yang mengandung
mineral-mineral silikat gelap dan feldespar dalam jumlah besar. Warnanya abu-abu
gelap, hijau gelap, ciklat dan hitam. Dalam basalt, augit dan olivin banyak tetapi
hornblende dan biotit jarang atau tidak sama sekali. Vatietas basalt yang mengandung
kristal feldespar yang panjang yang kedudukannya sekarang dan berasosiasi dengan
augit disebut dengan diabas. Basalt biasanya mengandung 50% plagioklas, 30% augit
dan 10% olivin. Basalt biasanya mempunyai tekstur butur halus dan batuannya berat.
Jika penokrisnya banyak disebut dengan porfir basalt.
7. Dasit
Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral
plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20%
kwarsa, kurang lebih 60% feldaspar dan 10-20% biotit atau hornblande. Mineral
silikat ada dalam jumlah sedikit. Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika
panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut dengan porfir dan dasit. Masa
dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga secara gradual menjadi
glass.
8. Skoria
Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas
lainnya keluar melalui lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih
besar kalau dibandingkan dengan purnice. Warna skoria coklat kemerahan sampai
abu-abu gelap dan hitam.
9. Obsidian
Merupakan gelas volkanik dengan kilat seperti kaca terang dan pecahan konkoidal
yang bagus. Warnanya umumnya hitam, tetapi warna lain seperti merah, coklat dan
abu-abu. Wara ini tidak menunjukan tentang komposisinya. Warna kebanyakan
disebabkan oleh partikel seperti debu dari magnetik atau hematite. Kebanyakan
obsidian mempunyai berat jenis 2,4. Obsidian terbentuk sebagai hasil pendinginan
yang terlau cepat dari magma ekstrusif, selain itu dapat juga dari hasil suatu magma
yang viskus. Obsidian mempunyai komposisi yang sebanding dengan batuanfanerik
lainnya. Karena batuan “glassy” tidak dapat diidentifikasi dengan mata biasa karena
tak ada kristalnya, analisis khemis diperlukan untuk menentukan komposisi yang
tepat, meskipun kebanyakan obsidian sebanding dengan granit dalam komposisinya.
10. Batu Apung
Batuapung adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang terbuat
dari gelembung pendingin gelas dan biasanya disebut juga batuan gelas volkanik
silikat. Batuan ini terbentuk dari magma asam oleg aksi letusan gunung api yang
mengeluarkan meterialnya ke udara, kemudian mengalami transfortasi secar
horizontal terakumulasi sebagai batuan piroklastis. Batuapung mempunyai sifat
vesikular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak akibat ekspansi buih
gasalah yang terkandung didalamnya dan pada umumnya terdapat sebagai bahan
lepas atau fragmen-fragmen dalam breksi gunungapi. Sedangkan mineral yang
terdapat didalam batu apung adalah feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit dan tridimit.
11. Breksi
Breksi merupakan bagian yang halus dari batuan bersama dengan pengikat, mengeras
menjadi massa batuan. Pengikat berasal dari konglomerat/breksi sendiri karena
adanya pelarutan atau pengendapan kembali material batuan, yang biasanya terdiri
dari calcite, silikat, dan oksida besi. Matrik dapat berupa quartz, feldspar atau clay.
12. Konglomerat
Konglomerat merupakan batuan sedimen klastis yang tersusun dari fragmen yang
memnulat dan berdiameter >2mm, sedangkan breksi tersusun dari fragmen yang
menyudut. Kebanyakan fragmen pada breksi atau konglomerat adalah cusrtzite, vein,
cuartz, chert, rhyolite dan batugaping.
13. Batu Pasir
Batu pasir tersusun dari fragmen berukuran 2mm. Butir-butir pasir tersusun atas
mineral quartz, chert, feldspar partikel batuan dan kadang-kadang calcite atau
dolmite. Batu pasir dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu orthoquartazite, arkosa dan
greywacke yang masing-masing mengandung quartz, feldspar dan partikel batuan.
1. Batuan pasir yang terutama tersusun dari quartz yang disebut puresandstone,
jika pengikatnya silikat Calcareous sandston dan batu pasir yang pengikatnya
material karbonat yaitu Calcite atau Dolmite. Agrilaceous Sandston adalah
batu pasir yang pengikatnya matrik yang sangat halus dan liat. Bila lebih dari
95% terdiri dari butir quartz dan pengikatnya bukan silikat disebut quatzstone
sandstone, sedangkan jika pengikatnya silikat disebut quartzitic sanstone.
2. Graywackes berisi fragmen batuan, biasanya biasanya berukuran besar dan
mengalami sortasi berisi matriks yang halus (>15%), terdiri dari mineral clay,
chlorite, sericite, hometite dan chert. Greenstone atau schist atau mineral
gelap seperti = auggite, serprntine, hornblende, dan bijih besi. Biasanya
pengikat pada greywacke berupa : silty, muddy atau calcareous., penyusun
utama greymacke ialah : quartz ( 20 070%), feldspar (> 50%) dan batuan
(>20%). Pelapisamn pada greywacke bervariasi, ada yang masif, terutama
yang berbutir kasar, tetapi sering didapatkan lapisan yang tipis pada batuan
yang hulus. Jarang didapat cross bedding, hampir selalu ada ripple merk,
jarang didapat fosil.
3. c. Arkosa” merupakan batuan pasir yang mengandung
feldspart + 20 – 30 % yang berasal dari batuan beku asam. Pada arkosa,
feldspar tidak lebih dari 50 % . biasanya potash dan sedafeldspar lebih banyak
dari feldspar. Quartz merupakan mineral klastis yang paling utama, sedangkan
feldspar yang kedua, muscovite dan biotite ada dalam jumlah kecil. Arkose
biasanya terikat bersama dengan calcite, oksida besi, mineral clay, sedang
silikat jarang didapat. Umumnya arkosa berwarna ”light pink – pinkish –
gray, karena adanya feldspar. Partikel pada arkosa kadang-kadang berbutir
kasar, menyudut sampai agak membulat dan mengalami sortasi yang baik.
pelapisan pada arkosa umumnya kurang, sering terjadi cross badding yang
jelas.
14. Tufa Gelas
Tufa Gelas merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil gunung api
yang banyak mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan warna putih
kekurangan, abu-abu dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan.
15. Batu Gaping
Batu Gapingmerupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, demngan
kenampakan textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan,
abu-abu, abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya kotoran-
kotoran, oksid besi dan zat-zat organik. Limestone berbutir mulus, pecahannya
conchoidal. Bila ditetesi HCL memercik/berbuih. Mudah larut terutama dalam air
yang mengandung CO2 sehingga terjadi lubang-lubang, celah-celah, diaklas- diaklas
dan lainnya. tebal dapat dari beberpa centimeter sampai beberapa ratus meter.
Beberapa limestone seluruhnya dapat terdiri dari butir-butir calcit. Keras dari
limestone sangat berbeda-beda, ada yang keras dan ada yang lunak, agak keras, dan
sebaginya, tergantung dari texturnya. Selama proses pelapukan dari limestone,
calcium carbonatnya dapat terlarut, dan yang tertinggal adalah kotoran-kotorannya,
yang kemudian dapat terkonsentrasi dan membentuk clay atau loams yang berwarna
merah atau kuning, oleh aksidasi dari mineral-mineral oksida besi.
16. Travertin
Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya mengandung
CO2 maka calcium carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi dibawah
tekanan atmosfer, air yang banyak mengandung CO2 secara perlahan-lahan
melarutkan calcium carbonat, terutama bila air tersebut berasal dari tempat yang
dalam dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan CO2 nya lebih banyak, maka
daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut mencapai permukaan bumi
dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera diendapkan oleh proses
evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan dari tumbuh-
tumbuhan (algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang mata air itu
disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula pengendapan dari calcium
carbonat oleh tetesan-tetesan air secara perlahan-lahan yang terdiri dari kristal-kristal
halus dan kompak, yang disebut dengan dripstone. Warna putih, kuning, atau cokelat.
Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh dari bawah disebut stalagnite.
17. Serpin
Serpin berasal dari lumpur yang mengendap. Terdiri dari butiran-butiran batu
lempung atau tanah liat, pada umumnya sepertiga terdiri atas kuarsa, sepertiga bahan
tanah, sepertiga bahan lain termasuk karbonat, besi oksida, feldspar, dan zat organik.
Berwarna abu-abu kehijauan, merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagi bahan
bangunan. Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah liat.
18. Sekismika
Sekismika dihasilkan oleh metamorfosa regional dengan tingkat lebih tinggi
dibandingkan phyllite, mempunyai foliasi dan kristalin. Ummnya berbutir lebih kasar
dari slate dan phyllite tetapi lebih halus dari gneias. Foliasi tersebut terbentuk oleh
kristal-kristal berbentuk lempeng (play) dan kristal-kristal prismatik. Mineral-mineral
berbentuk lempengan tersebut antara lain : chlorite, sericite, muscovite, biotite, dan
tolc, sedangkan mineral-mineral prismatik adalah actinolite, kyanite, hornblede,
staurolite, dan silimanite. Kadang-kadang schist hanya terdiri dari satu macam
mineral saja, contohnya talc schist, tetapi pada umumnya terdiri dari dua atau lebih
mineral seperti calcite - sericalcite – albite schist. Sekis sering mengandung mineral-
mineral yang bersifat antara lempengan dan pragmatik (flaky nor prismatic), tetapi
equigracular seperti misalnya : garnet dan feldspar, yang biasanya bertekstur
porphyroblastic. Batuan-batuan scihist dapat pula berasal dari gabbro, basalt,
ultrabasin, tuff, shale dan sandstone. Jika beberapa “ teksture asli batuan asal” masih
ada, akibat tekanan yang kuat, maka batuan disebut, metabasalt, metagabbro dan
sebagainya.
19. Genes
Ganes adalah batuan matemorf dengan kristal-kristal yang kasar, biasanya berlapis-
lapis akibat pemisahan mineral-mineral yang berbeda sehingga membentuk foliasi
sekunder yang kasar. Terbentuk pada tempat yang dalam dan pada tingkat
metamorfise, yang tinggi bersama-sama dengan struktur pegunungan lipatan. Pada
prinsipnya gneiss berasal dari batuan beku silllicaous seperti granit, monozit kwarsa,
syenite, dan granodiorit, tetapi dapat juga dari rhyolit, tuff, arkosa dan batu pasir
feldspatik. Mineral-mineral utama pada gneis adalah kwarsa dan feldspat, sedangkan
mineral-mineral yang lain adalah, biotite, horblende dan augite. Warna bervariasi
tergantung pada warna mineral dominan yang ada. Pelapisan disini dihasilkan oleh
pergantian warna-warna mineral yang terang dan gelap atau oleh perbedaan ukuran
butir dengan pelapisan yang tebal dan kasar ataupun tipis. Sering mengandung
mineral-mineral metamorf yang lain seperti garnet, epidot, tournaline, graphite, dan
silimanite. Jika batuan beku (sebagian bahn induknya) adalah sari batuan mafic
tertentu, mungkin greiss tersebut dapat berkembang manjadi serpentine olivin, augite,
horblede dan biotite. Jika bahan beku (sebagian bahan induknya) dapat dikenal maka
nama batuan dapat ditentukan seperti misalnya : gabbro gneiss, syenite gneiss
ataupun granite gneiss. Gneiss yang berasal dari batuan sedimen, contohnya : quatzite
gneiss conglomerate gneiss, politic gneiss (dari sedimen clay) dan calc gueniss (dari
cilliceous limetone dan dolomite) gneiss yang berbentuk oleh penerobosan mineral-
mineral batuan beku kedalam folisasi akan menghasilkan campuran batuan dalam
bentuk dike yang tipis dari material-material quartzfeldspathic. Ini disebut “injection”
gneiss. Batuan ini tersebar luas dan mungkin menempati bagian terbesar dari tipe
gneiss lainnya.
20. Filit
Filit berkaitan dengan perkembangan aktivitas metamorfik yaitu baliknya temperatur
atau bertambah besarnya rekristalisasi maka slate berubah menjadi filit. Filit secara
dominan tersusun dari mineral-mineral kelompok mika seperti: mika, maricite, dan
chlorite. Batuan ini lebih kasar daripada slate, tetapi ada batas yang tegas antara
keduanya baik dalam hal ukuran butir maupun kandungan mineralnya. Mineral-
mineral seperti muscovit, mika, sericite, dan cholite terdapat dalam jumlah yang
besar. Mineral-mineral asesore dalam jumlah yang sedikit antara lain megnetit,
hematit, graphite, dan tourmaline. Filit disebut pula sericite phllite, chlorite phyllite
atau sericite phyllite. Warna dari putih perak, merah sampai kehijau-hijauan. Sifat
dalam (tenacery) : brittle dan sering mempunyai pegangan halus hingga agak kasar.
Filit dihasilkan oleh metamorfose regional tingkat rendah terutama dari mineral clay,
shall, dan juga tuff dan tuffacous sedimen.
21. Sabak
Sabak merupakan batuan berbutir halus dan homogen, mempunyai achistosity planar,
tergantung pada pelapisannya. Oleh karena itu biasanya mempunyai beberapa sudut
untuk masing-masing perlapisan sehingga batuan menjadi balah/rekah kedalam
lapisan yang tipis. Sabak merupakan salah satu istilah struktur dan tidak ada
kaitannya dengan komposisinya. Perlapisan asli dari slate masihg dapat terlihat,
apabila berasal dari abtuan beku basalt seperti struktur amigdoloidal. Sabak berbutir
sangat halus dan hanya dapat dideterminasi dengan mikroskop. Hanya sedikit mineral
sabak yang berbutir kasar seperti: kwarsa, feldspar, cholorite, biotite, magnetite,
hematite, kalsit, dan ineral-mineral yang terdapat pada batuan shale. Warna yang
ditimbulakan dari warna merah, hijau, abu-abu, hingga hitam. Warna merah karena
ada mineral yang hemalit, hijau karena ada mineral cholorite. Warna abu-abu karena
adanya mineral-mineral dari karbon dan bahan-bahan organik seperti grafit. Sabak
yang berasal dari batu pasir “ graywacke” disebut “ graywacke slate”.
22. Kuarsit
Kuarsit adalah metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya tak mengalami
perubahan dan masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit terbentuk akibat panas
yang tinggi sehingga menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan felsdpar. Akibat tekanan
pada kwarsit dapat mengakibatkan hancurnya kwarsit tersebut dan menghasilkan
tekstur granoblastik. Kuarsit sangat keras karena adanya sementasi sirikat (biasanya
kwasa kristalin) yang terendapkan disekitar butir-butir kuarsa yang lebih besar,
sehingga menghasilkan ikatan butir yang sangat kuat. Mineral lain yang dijumpai
dalam kuarsit adalah: apatite, zircon, epidote, dan hornblede. Kuarsit dapat berbentuk
akibat metamorfisme kontak atau metamorfis regional dari pada panas dan tekanan
terhadap batu pasir, chert, vien kuarsit, dan kuarsit pigmatit. Sering berlapis-lapis dan
dapat mengandung fosil. Warna dari kuarsit bervariasi dari putih, coklat hingga
mendekati hitam. Adanya hematit memberikan warna merah muda (pink) sedangkan
chlori memberikan warna kehijau-hijauan.
23. Marmer
Marmer adalah metamorfisme dari batuan kapur, baik itu batu kapur kalsit maupun
batu kapur dolomit. Terbentuknya terutama disebabkan oleh reksistelisasi calsit.
(dolomit) yang biasanya berbutir lebih kasar daripada batu kapur aslinya. Marmer
yang terbentuk oleh dolomitc disebut marmer dolomit (dolomitic marble). Akibat
proses metamorfos dan rekristalisasi, pelapisan sering meliuk atau bahkan tidak
terlihat sama sekali. Umumnya marmer danmarmer dolomit terbentuk oleh
metamorfisme kontak atau regional dan dijumpai bersama-sama dengan phyllite,
slate, schist, dan metakwarsa. Struktur batu kapur sangat bervariasi dari yang
berbutir sangat halus hingga berbutir sangat kasar. Pada tipe-tipe metamorfose
kontak ditunjukan dari adanya orientasi kristal-kristal yang memanjang sebagai hasil
tekanan yang searah. Meneral-mineral aksesor pada marmer banyak macamnya
antara lain: tremolit, forserite, periclose, diopside, wollastonite, brucite, spincl,
felspar, dan garnet, yang kesemuanya ini tergantung pada macam material batuan
asalnya. Warna yang ditimbulakn mulai dari cerah atau putih apabila terdiri dari kalsit
dan dolomit, tetapi bisa berwarna kelabu, merah, coklat atau kombinasi warna
tergantung pada mineral-mineral aksesornya. Contoh-contoh batuan marmer yakni:
breccia marble, tremolite marble, graphite marble, talcose marble, phlogopite marble.
http://randhyan626.wordpress.com/2012/09/03/jenis-jenis-batuan-yang-menyusun-
bumi/ diakses tanggal 6 februari 2013