Post on 19-Oct-2021
KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA PUISI DENGAN
KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PUISI SISWA KELAS XI SMA
NEGERI 10 GOWA
PROPOSAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
HARTINA MARHAMA MASBA
10533781814
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya, ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(QS. Al-Baqarah:286)
Janganlah larut dalam satu kesedihan karena masih ada hari esok yang
menyongsong dengan sejuta kebahagiaan.
(penulis)
Kupersembahkan karya ini kepada:
Orang tuaku tersayang Baharuddin dan Masnawati Hakim
Yang selama ini telah sabar, penuh cinta
membimbingku dan menyekolahkanku hingga ku mendapat gelar S.Pd,
Seseorang yang aku sayangi dan aku cintai yang
kelak akan menjadi imamku;
sahabat-sahabatku tercinta atas pengorbanan
serta doa yang tak henti-hentinya mereka berikan
dalam mewujudkan angan dan mimpi serta segenggam
harapan yang mulia demi masa depanku dan kelak karya ini akan aku aplikasikan
kepada bangsa, negara, dan agamaku demi membawa nama baik almamaterku
tercinta.
ABSTRAK
Hartina Marhama M. Korelasi antara Kebiasaan Membaca Puisi dengan
Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Gowa.
Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing Oleh Sitti Aida Azis Dan Kamaruddin Moha.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ada tidaknya korelasi antara
kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas XI
SMA Negeri 10 Gowa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif yang bersifat korelasi dengan menggunakan rumus korelasi
product moment, karena tujuannya mendeskripsikan ada tidaknya korelasi antara
kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas XI
SMA Negeri 10 Gowa.
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan angket dan tes pilihan ganda.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 19 orang siswa. Sampel dalam penelitian
ini menggunakan sampel total. Hasil penelitian yang telah dilakukan penulis
menunjukkan bahwa rhitung yaitu 0,565 lebih besar daripada rtabel sebesar 0,455
atau dapat digambarkan (0,565 > 0,455) berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara kebiasaan
membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi siswa kelas XI SMA Negeri 10
Gowa. Hipotesis diatas dinyatakan “diterima”.
Kata Kunci : korelasi, kebiasaan membaca , kemampuan mengapresiasi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt, yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, saya dapat
menyelesaikan skripsi ini sampai pada taraf penyelesaian walaupun dalam bentuk
yang sederhana.
“Korelasi antara Kebiasaan Membaca Puisi dengan Kemampuan
Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Gowa” merupakan judul skripsi
yang diajukan guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana
pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berbagai hambatan penulis lalui dalam penyelesaian skripsi ini, sehingga
wajarlah kalau terdapat banyak kekurangan. Namun, berkat tekad, ketabahan, dan
kesungguhan yang diiringi dengan doa yang tulus kepada Sang Pencipta, maka
berbagai tantangan yang dihadapi penulis dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam merampungkan
skripsi ini. Segala hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang
tua, Masnawati hakim dan Baharuddin yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,
membesarkan, dan mendidik penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula
dengan adanya keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan doa yang
tak henti-hentinya memberikan motivasi kepada penulis.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
yang terhormat Dr. Sitti Aida Azis, M.Pd., pembimbing I dan kepada
Kamaruddin Moha, S.Pd.,M.Pd., pembimbing II, yang telah membimbing,
memotivasi, dan mengarahkan penulis merampungkan proposal ini. Ucapan
terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dr. H. Rahman Rahim. S.E., Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membina universitas ini
sebaik-baiknya. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., P.hd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dra. Munirah, M.Pd.,
ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan dan Drs. H. Nurdin, M.Pd., selaku Penasehat Akademik
serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat
bagi penulis.
Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Gowa, seluruh staf, seluruh siswa yang
telah membantu penulis sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan semestinya,
kepada Mutmainnah Basri yang setia menemani saya selama penelitian dan
teruntuk teman saya Daniel Alfajri yang selalu memberi saya motivasi selama
pembuatan skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya juga penulis ucapkan kepada
teman-teman seperjuanganku seluruh rekan kelas G terutama putriani yang selalu
memberi saya masukan selama pembuatan skripisi ini dan segenap mahasiswa
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2014 atas segala
kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis.
Akhirnya penulis menyadari sebagai hamba Allah yang tidak luput dari
segala kekhilafan dan keterbatasan mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang
sifatnya konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan segala bantuan dan
pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari Allah
SWT.
Makassar, Agustus 2018
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KARTU KONTROL PEMBIMBING I ....................................................... ii
KARTU KONTROL PEMBIMBING II ...................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTARK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS .. 6
A. Kajian Pustaka ................................................................................... 6
1. Penelitian Relevan ......................................................................... 6
2. Kebiasaan Membaca ..................................................................... 7
a. Pengertian Kebiasaan Membaca ............................................... 7
3. Sastra ............................................................................................ 8
a. Pengertian Puisi ...................................................................... 10
b. Unsur-unsur Pembangun Puisi ................................................. 11
c. Ciri-ciri Puisi ............................................................................ 13
d. Jenis-jenis Puisi ........................................................................ 17
e. Bentuk dan Gaya dalam Membaca Puisi .................................. 20
4. Apresiasi Puisi sebagai Kegiatan Pembelajaran Puisi................... 24
a. Pengertian Apresiasi .................................................................. 24
b. Tahap-tahap dalam Mengapresiasi ............................................ 25
c. Bekal Awal Mengapresiasi ........................................................ 27
5. Korelasi ......................................................................................... 27
B. Kerangka Pikir ................................................................................... 28
C. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Variabel dan Desain Penelitian .......................................................... 31
1. Variabel Penelitian ........................................................................ 31
2. Desain Penelitian ........................................................................... 31
B. Populasi dan Sampel .......................................................................... 32
1. Populasi ......................................................................................... 32
2. Sampel ........................................................................................... 33
C. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 34
D. Instrumen penelitian........................................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 35
F. Teknik Analisis Data.......................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 41
A. Analisis data ....................................................................................... 41
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 52
A. Simpulan ............................................................................................ 52
B. Saran .................................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 54
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Populasi Penelitian ........................................................................... 32
Tabel 2. Sampel Penelitian ............................................................................. 33
Tabel 3. Kisi – Kisi Instrumen Minat Membaca Puisi ................................... 36
Tabel 4. Penggolongan Pertanyaan Positif dan Negatif Dalam Angkat ........ 36
Tabel 5. Skor Alternatif Jawaban Angket ...................................................... 37
Tabel 6. Skor Nilai dan Tingkat Kebiasaan Membaca Puisi Siswa Kelas
XI SMA Negeri 10 Gowa ............................................................... 37
Tabel 7. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Apresiasi Puisi ................................... 38
Tabel 8. Skor Nilai dan Tingkat Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa
Kelas XI SMAN Negeri 10 Gowa ................................................... 38
Tabel 9. Interferensi Terhadap Nilai r Hasil Analisis Korelasi ...................... 40
Tabel 10. Distribusi Hasil Angket .................................................................. 41
Tabel 11. Distribusi Hasil, Frekuensi, dan Persentase Kebiasaan Membaca
Puisi Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Gowa................................. 43
Tabel 12. Distribusi Hasil Tes Apresiasi Puisi............................................... 44
Tabel 13. Distribusi Hasil, Frekuensi, dan Persentase Kemampuan
Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Gowa ........ 45
Tabel 14. Distribusi Hasil Kebiasaan Membaca Puisi dengan Kemampuan
Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Gowa ........ 46
Tabel 15. Tabel Kerja dan Distribusi Kebiasaan Membaca Puisi dengan
Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas XI SMA Negeri
10 Gowa ......................................................................................... 47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar hadir siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa .................. 56
Lampiran 2. Angket minat membaca puisi .................................................... 57
Lampiran 3. Data hasil angket minat membaca puisi siswa kelas XI SMA
Negeri 10 Gowa ........................................................................ 60
Lampiran 4. Tes kemampuan apresiasi puisi ................................................. 58
Lampiran 5. Lembar jawaban tes kemampuan apresiasi puisi ....................... 67
Lampiran 6. Kunci jawaban tes kemampuan mengapresiasi puisi ................ 68
Lampiran 7. Tabel nilai r product moment dari person ................................. 69
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya diselenggarakan untuk menyiapkan individu-
individu menjadi anggota masyarakat yang mandiri. Dalam pengertia n ini,
individu-individu diharapkan mampu berpikir, menemukan, dan menciptakan
sesuatu yang baru, melihat permasalahan serta menemukan cara pemecahan baru
yang bernalar dan lebih dapat dipertanggung jawabkan. Kemandirian sebagai hasil
pendidikan tersebut terbentuk melalui kemampuan berpikir nalar dan kemampuan
berpikir kreatif yang mewujudkan kreativitas. Hasil dari proses belajar tidak
hanya berupa pemahaman atas konsep-konsep, akan tetapi yang lebih penting
adalah aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Kemandirian sebagai hasil pendidikan tersebut terbentuk melalui
kemampuan berpikir nalar dan kemampuan berpikir kreatif yang mewujudkan
kreativitas. Hasil dari proses belajar tidak hanya berupa pemahaman atas konsep-
konsep, akan tetapi yang lebih penting adalah aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satu pembelajaran yang senada dengan hal tersebut adalah
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Belajar bahasa dan sastra Indonesia
tidak hanya menghasilkan individu yang paham konsep tetapi juga individu yang
memiliki keterampilan berbahasa yang nantinya mampu diterapkan dalam
kehidupan.
Sanjaya (2009:128) menyatakan bahwa KTSP atau Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan,
dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional
Pendidikan (BNSP). Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam KTSP merupakan
sebuah pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan sikap dan perilaku positif
dalam berbahasa, khususnya bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang terdiri atas
empat keterampilan berbahasa menjadi sebuah mata pelajaran yang aktif
produktif. Artinya, dalam pembelajaran bahasa siswa tidak hanya berfokus pada
teori bahasa, tetapi ditekankan pada sikap dan pemakaian bahasa yang
kontekstual. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Standar isi yang terkandung dalam materi pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
menyangkut empat keterampilan berbahasa.
Tarigan (dalam Yuliyanto, 2014:10) menyatakan bahwa empat
keterampilan berbahasa itu meliputi keterampilan menyimak (listening skills),
keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills),
dan keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan berbahasa
mempunyai hubungan erat antara keterampilan berbahasa satu dengan yang lain.
Keempat keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan sehingga
dinamakan caturtunggal. Dalam menguasai keterampilan tersebut, setiap individu
melalui sebuah urutan yang teratur. Mula-mula dari menguasai keterampilan
menyimak kemudian berbicara, selanjutnya membaca dan menulis. Salah satu dari
keempat keterampilan berbahasa yang penting dikuasai dan dikembangkan di
sekolah adalah keterampilan membaca. Membaca merupakan salah satu kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan.
Pentingnya membaca bagi kehidupan manusia sudah lama disadari.
Melalui membaca akan diperoleh pengetahuan dan wawasan yang baru yang
dapat meningkatkan kecerdasannya sehingga masyarakat lebih mampu menjawab
tantangan hidup pada masa mendatang. Oleh karena itu, membaca masih terus
dibutuhkan sebagai alat mempelajari berbagai bidang ilmu.
Puisi merupakan salah satu jenis sastra yang paling inti. Puisi hingga
sekarang merupakan pernyataan seni sastra paling baku. Membaca puisi
merupakan sebuah kenikmatan seni yang khusus, bahkan merupakan puncak
kenikmatan seni sastra. Sejak dahulu hingga sekarang puisi selalu diciptakan
orang dan selalu dibaca, dideklamasikan untuk lebih merasakan kenikmatan
seninya dan nilai jiwanya yang tinggi.
Mengacu dari beberapa perkiraan-perkiraan jawaban di atas, peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian guna menguji ada tidaknya korelasi antara
kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan menapresiasi puisi siswa kelas XI
SMA Negeri 10 Gowa. Dalam Penelitian ini ruang lingkup bahasa Indonesia yang
di ambil adalah ruang lingkup membaca puisi karena sesuai dengan masalah yang
ada yaitu rendahnya keterampilan membaca khususnya pada membaca puisi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian ini yaitu:
1. Apakah ada korelasi antara kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan
mengapresiasi puisi siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi antara
kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas XI
SMA Negeri 10 Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai bekal pengetahuan skilas
tentang lapangan sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Sebagai informasi dan teori baru bagi siswa, guru, dan peneliti lanjut
bahwa pembiasaan membaca puisi dapat meningkatkan kemampuan
mengapresiasi puisi siswa. Selanjutnya, memperkaya pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman tentang penggunaan sehingga apresiasi puisi yang dapat
meningkatkan kemampuan mengapresiasi puisi, yaitu melalui pembiasaan
membaca puisi.
2. Manfaat Praktis
Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat langsung dirasakan manfaatnya bagi
siswa dan guru dalam praktik pembelajaran apresiasi puisi di kelas, yaitu
menerapkan strategi pembiasaan membaca puisi.
2) Memberikan masukan bagi siswa bahwa untuk meningkatkan kemampuan
mengapresiasi puisi, maka harus dilakukan pembiasaan membaca puisi.
3) Bagi peneliti lanjut, dapat dijadikan acuan pertimbangan untuk meneliti
masalah yang relevan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan
penelitian ini, diantaranya:
a. Sukmawati A (2010), mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar
dengan judul “Korelasi antara Kebiasaan Membaca Cerpen dengan
Kemampuan Mengapresiasi Cerpen Siswa Kelas IX C SMP Negeri 3
Bungoro Kabupaten Pangkep”. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
dapat dikategorikan masih kurang.
b. Nursanthi (2012), mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar
dengan judul “Korelasi antara Kebiasaan Membaca Teks Drama dengan
Kemampuan Mengapresiasi Teks Drama Siswa Kelas VIII Mts Pesantren
Al Qamar Bajeng Kabupaten Takalar”. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini dapat dikategorikan masih rendah.
c. Dwi Agustina Wati (2007), dengan judul “Hubungan antara Kebiasaan
Membaca dengan Kemampuan Apresiasi Puisi Siswa Kelas X SMA
Negeri di Kecamatan Sleman Tahun Pelajaran 2006/2007”. Dalam
penelitian tersebut, disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara kebiasaan membaca dengan kemampuan apresiasi
puisi siswa kelas X SMA Negeri di Kecamatan Sleman tahun pelajaran
2006/2007.
Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang saya lakukan
sehingga dijadikan sebagai acuan penelitian. Persamaan dari ketiga
penelitian tersebut sama-sama merujuk pada hubungan kebiasaan
membaca. Letak perbedaannya kita bisa melihat dari hasil setiap
penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan objek yang
diteliti juga berbeda-beda.
2. Kebiasaan Membaca
a. Pengertian Kebiasaan Membaca
Tampubolon (dalam Yuliyanto, 2014:12) menyatakan bahwa
membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi
suatu kebiasaan. Sebagaimana halnya dengan kebiasaan-kebiasaan lainnya,
membentuk kebiasaan membaca juga memerlukan waktu yang relatif lama.
Dalam usaha pembentukkan kebiasaan membaca, dua aspek yang perlu
diperhatikan, yaitu, minat (perpaduan antara keinginan, kemauan, dan
motivasi) dan keterampilan membaca. Yang dimaksud dengan keterampilan
membaca disini ialah keterampilan mata dan penguasaan teknik-teknik
membaca. Membaca sekedar membaca saja tidaklah sukar selama seseorang
dapat mengenal huruf. Tetapi membaca untuk memperoleh suatu hasil yang
bermanfaat adalah suatu kecakapan yang perlu diusahakan. Dalam hal ini,
yang perlu diusahakan adalah membina diri untuk terbiasa membaca, karena
dengan terbiasa membaca seseorang akan memperoleh pengetahuan yang
luas.
Kebiasaan membaca tidak dapat terbentuk dalam waktu yang singkat,
tetapi secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang relatif lama atau dengan
kata lain frekuensi membaca sangat mendukung terbentuknya kebiasaan
membaca. Apabila kegiatan membaca semakin sering dilakukan, semakin
tinggi pula seseorang menguasai kata tersebut. Tarigan ( dalam Yuliyanto,
2008:23) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa, termasuk salah
satunya keterampilan membaca mempunyai ciri khas, yaitu keterampilan ini
dikuasai melalui latihan dan praktek secara rutin dengan disertai minat dan
motivasi dari dalam diri seesorang.
3. Sastra
Azis (2011:3) mengemukakan bahwa sastra adalah hasil kegiatan
kreatif manusia dalam mengungkapkan penghayatannya dengan
menggunakan bahasa. Jika diteliti pengertian tersebut ada dua pernyataan
yang menjelaskan istilah sastra. Pertama “mengungkapkan penghayatan”
dan yang kedua “kegiatan kreatif”. Mengungkapkan penghayatan
menyiratkan bahwa sastra itu berawal dari penghayatan terhadap sesuatu
yang kemudian diungkapkan dengan menggunakan bahasa. Penghayatan itu
bisa terhadap benda-benda, atau hal lain termasuk karya sastra lain.
“Mengungkapkan penghayatan” yang menghasilkan karya sastra diperlukan
kreativitas. Tanpa kreativitas tidak akan lahir karya seni.
Sastra, seperti halnya karya seni lain hampir pada setiap zaman
memgang peranan penting selalu mengapresiasikan nilai-nilai kemanusiaan
dan berfungsi sebagai alat meneruskan tradisi suatu bangsa. Satra
merupakan bagian dari kehidupan yang sering dikaji untuk menyin
gkap misteri kehidupan, membantu manusia menyingkap rahasia
keadaanya, jalan menuju kebenaran. Oleh krena itu, sastra sebagai ilmu
pengetahuan memegang peranan yang sangat penting karena berusaha
menyelidiki dengan mengupas berbagai aspek.
Dolla (2014:1) mengemukakan bahwa sastra secara etimologi
(berdasarkan asal usul kata), berasal dari bahasa Sanskerta castra yang
berarti tulisan, karangan, dan kitab. Selanjutnya kata sastra menurunkan kata
susatra yang berarti tulisan, karangan, kitab yang baik atau bernilai seni.
Shadili (2009) mengemukakan bahwa sastra adalah suatu bentuk dan
hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan
kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra terbagi
menjadi dua yaitu prosa dan puisi. Prosa adalah karya sastra yang tidak
terikat sedangkan puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan
aturan tertentu (Shadili, 2009). Adapun bentuk karya sastra puisi, yaitu:
puisi, pantun, dan syair, sedangkan karya sastra prosa yaitu novel, cerita
pendek atau cerpen, dan drama.
Dari beberapa pendapat pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra
merupakan salah satu kegiatan kreatif yang memiliki nilai dan
mencerminkan realitas sosial kemasyarakatan.
a. Puisi
1) Pengertian Puisi
Rimang (2011:31) mengemukakan puisi merupakan sebuah olahan
pikiran seseorang, kehadiran puisi dalam menyampaikan pesan kepada
orang lain untuk diberi makna sangat manjur. Ketika seseorang sedang
sedih, sedang jatuh cinta dan lain sebagainya orang yang kaya dengan
imajinasi tentu puisi adalah alatnya.
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang paling tua. Karya-karya
besar dunia yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi. Puisi
adalah salah satu bentuk sastra yang merupakan pancaran susila dan
gejolak kejiwaan yang timbul dalam batin penyair. Pancaran kehidupan
tersebut timbul akibat adanya interaksi langsung maupun tidak langsung,
secara sadar maupun tidak sadar, dalam suatu yang dialaminya yang
diwujudkan dalam bentuk tulisan ditata sedemikian rupa dengan
menggunakan kata-kata yang singkat dan padat.
Pradopo (dalam Azis, 2011:14) mengemukakan bahwa puisi adalah
ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta
penyusunan larik dan bait. Puisi merupakan sebuah olahan pikiran
seseorang, kehadiran puisi dalam menyampaikan pesan kepada orang lain
untuk diberi makna sangat manjur. Ketika seseorang sedang sedih,
sedang jatuh cinta dan lain sebagainya orang kaya dengan imajinasi tentu
puisi adalah alatnya. Wirjosoedarmo (dalam Azis, 2011:10)
mendefinisikan puisi sebagai karangan terikat.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa puisi
merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, yang berwujud
tulisan dan didalamnya terdapat irama, rima,ritma dan lirik dalam setiap
baitnya.
2) Unsur-Unsur Yang Membangun Puisi
Utami (dalam Sari, 2011:48) mengemukakan puisi dibangun atas
dua unsur pokok, yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik
puisi, yaitu diksi, pengimajian, kata konkret, majas, verifikasi, dan
tipografi puisi. Diksi adalah pemilihan kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman sensoris seperti penglihatan, pendegaran dan perasaan. Kata
konkret adalah kata yang dapat membangkitkan imaji (daya barang),
kata-kata yang dapat menyaran arti yang menyeluruh.
Majas adalah bahasa yang figuratif. Bahasa yang figuratif adalah
bahasa yang digunakan penyair atau pengarang untuk mengatakan
sesuatu dengan cara yang tidak biasa yakni secara tidak langsung
mengungkapkan makna. Verifikasi rima, ritma, dan metrum. Rima
adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas
atau orkestrasi, rima adalah pertentangan bunyi tinggi/rendah,
panjang/pendek, keras/lemah yang mengalun dengan teratur sehingga
membentuk suatu keindahan tertentu dan metrum adalah pengulangan
kata-kata yang tetap. Tipografi adalah tata wajah puisi.
Struktur batin puisi terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat.
Tema adalah gagasan pokok atau subject matter yang dikemukakan oleh
penyair. Perasaan ialah suasana penyair yang terekspresikan di dalam
puisi. Nada ialah sikap penyair kepada pembaca yang tergambar dalam
puisi. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau
akibat psikologis yang ditimbulkan oleh puisi terhadap pembacanya.
Amanat adalah pesan yang disampaikan penyair melalui puisinya.
Semi (dalam Sari, 2011:49) mengungkapkan hal yang sama
mengenai unsur-unsur yang membangun puisi yakni bentuk fisik dan
bentuk mental. Namun ditambahkan oleh Boulton, tidak mungkin untuk
membedakan bentuk fisik dan bentuk mental secara komplit karena
kedua bentuk itu berinterrelasi satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, bila
harus membicarakan bentuk fisik dan bentuk mental sebuah puisi maka
dalam pembicaraan tidak dapat dilihat pertalian satu sama lain.
Bentuk fisik mencakup penampilan puisi dalam bentuk nada dan
larik puisi, irama, sajak, intonasi, pengulangan, dan perangkat.
Kebahasaan lain. Bentuk mental terdiri dari tema, urutan logis, pola
asosiasi, satuan arti yang dilambangkan, dan pola-pola citra dan emosi.
Kedua bentuk ini, terjalin dan terkombinasi secara utuh yang membentuk
dan memungkinkan sebuah puisi itu memantulkan makna, keindahan,
dan imajinasi bagi pembaca.
Bentuk fisik dan mental sebuah puisi dapat dilihat sebagai satu
kesatuan yang terdiri dari tiga lapisan yaitu: bunyi, arti, dan tema.
Lapisan bunyi yakni lambang-lambang bahasa sastra. Lapisan ini yang
merupakan bentuk fisik sebuah puisi. Lapisan arti yakni sejumlah arti
yang dilambangkan oleh struktur atau lapisan permukaan yang terdiri
dari lapisan bunyi bahasa. Lapisan tema yakni suatu “dunia” pengucapan
karya sastra, sesuatu yang menjadi tujuan penyair, atau sesuatu efek
tertentu yang didambakan penyair. Lapisan arti dan tema ini merupakan
bentuk mental sebuah puisi. Ketiga lapisan tersebut saling bertautan
antara lapisan bunyi, arti, dan tema.
3) Ciri-ciri puisi
Waluyo (1995:4), menyatakan bahwa jika menghadapi sebuah puisi
tidak hanya berhadapan dengan unsur kebahasaan, tetapi juga kesatuan
bentuk pemikiran yang hendak diucapkan penyair. Unsur kebahasaan
tersebut antara lain:
a) Pemadatan Bahasa
Bahasa dipadatkan agar berkekuatan gaib jika puisi itu dibaca,
deretan kata-kata tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk
larik dan bait yang sama sekali berbeda hakikatnya. Larik memiliki
makna yang lebih luas dari kalimat. Dengan perwujudan tersebut,
diharapkan kata atau frasa juga memiliki makna yang lebih luas dari
kalimat biasa.
b) Pemilihan Kata Khas
Kata-kata yang disiplin oleh seorang penyair bukan kata-kata untuk
prosa atau bahasa sehari-hari. Kata-kata yang dipih dipertimbangkan
betul dari berbagai aspek dan efek dan pengucapannya. Tidak jarang
kata-kata tertentu dicoret beberapa kali karena belum secara tepat
memiliki pikiran dan suara hati penyair. Faktor-faktor yang
dipetimbangkan dalam pemilihan kata-kata sebagai berikut:
1) Makna kias
Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya atau disebut pula
dengan makna konotatif.
2) Lambang
Lambang adalah suatu pola arti, sehingga antara apa yang
dikatakan dan apa yang dimaksudkan terjadi hubungan asosiasi.
Lambang sendiri tidak langsung menunjukkan sesuatu. Penikmatlah yang
menghubungkan bersifat metaforik namun beberapa lambang masih
bersifat konvensional (Jan Van Lusenburg, 1986:190).
3) Persamaan Bunyi atau Rima
Kemiripan bunyi antara suku-suku kata. Bentuk-bentuk rima yang
paling sering nampak ialah aliterasi (rima komsonan), asonansi (rima
vokal), dan rima akhir.
4) Kata Konkret
Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Oleh
karena itu, kata-kata diperkonkret. Bagi penyair mungkin dirasa lebih
jelas karena lebih konkret, namun pembaca sering lebih sulit ditafsirkan
maknanya.
5) Pengimajian
Penyair juga menciptakan pengimajian (pencitraan) dalam
puisinya. Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat
memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair.
Melalui pengimajian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat
(imajinasi visual), didengar (imaji auditif), atau dirasa (imaji taktil). Imaji
visiual menampilkan kata atau susunan kata-kata yang menyebabkan apa
yang digambarkan penyair lebih jelas seperti dapat dilihat oleh pembaca.
Imaji auditif adalah penciptaan ungkapan oleh penyair, sehingga
pembaca seolah-olah mendengarkan suara oleh yang digambarkan oleh
penyair. Imaji taktil adalah penciptaan ungkapan oleh penyair yang
mampu mempengaruhi perasaan sehingga pembaca ikut terpengaru
perasaannya.
6) Irama (ritme)
Irama (ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa,
dan kalimat. Dalam puisi, irama berupa pengulangan yang teratur suatu
baris puisi yang menimbulkan gelombang serta menciptakan keindahan.
Irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau
panjang-pendek, kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptaka
gelombang yang memperindah puisi.
7) Tata Wajah
Puisi yang mementingkan tata wajah, menciptakan puisi seperti
gambar, disebut dengan puisi konkret karena tata wajahnya membentuk
gambar yang mewakili maksud tertentu. Dibandingkan tata wajah non-
konvensional, jauh lebih banyak puisi dengan tata wajah konvensional
(apa adanya, tanpa membentuk gambar atau bentuk tertentu lainnya).
Beberapa hal yang diungkapkan penyair, antara lain:
a. Tema Puisi
Tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan
oleh penyair melalui puisinya, tema mengacu pada penyair. Pembaca
sedikit banyak harus mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah
menafsirkan tema puisi tersebut. Oleh karena itu, tema bersifat khusus,
objektif (semua pembaca harus menafsirkan sama), dan lugas (bukan
makna kias yang diambil dari konotasinya). Tema yang banyak terdapat
dalam puisi adalah tema ketuhanan, kemanusiaan, cinta, patriotisme,
perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demostrasi,
dan tema kesetiakawanan.
b. Nada dan Suasana Puisi
Puisi juga mengungkapkan nada dan suasana kejiwaan. Nada
mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Dari sikap itu
terciptalah suasana puisi. Ada puisi yang bernada sinis, protes,
menggurui, memberontak, main-main, serius, masa bodoh, pesimis,
humor, mencemooh, kharismatik, filosofis, khusyuk, dan sebagainya.
c. Perasaan dalam Puisi
Puisi mengungkapkan perasaan penyair. Nada dan perasaan penyair
akan dapat ditangkap jika pusi itu dibaca keras dalam deklamasi.
Membaca puisi dengan suara keras akan lebih membantu menemukan
perasaan penyair yang melatarbelakangi terciptanya puisi tersebut.
d. Amanat Puisi
Amanat pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap
pembaca setelah membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh
pembaca. Sikap dan pengalaman pembaca sangat berpengaru kepada
amanat puisi. Cara menyimpulkan amanat sangat berkaitan dengan cara
pandang pembaca terhadap suatu hal. Meskipun ditentukan cara pandang
pembaca, amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi puisi yang
dikemukakan penyair.
4) Jenis-Jenis Puisi
Waluyo (1995:135) puisi ditinjau dari aspek jenisnya, dapat
dikelompokkan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut:
a) Bedasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak
disampaikan puisi dibedakan atas puisi naratif, puisi lirik dan puisi
deskriptif.
Puisi naratif, yaitu puisi yang mengungkapkan cerita atau
penjelasan penyair, ada puisi naratif yang sederhana, ada yang sugestif,
dan ada yang kompleks. Puisi naratif misalnya epik, balada, romansa,dan
syair. Epik adalah salah satu jenis puisi yang panjang, Ia menceritakan
sesuatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya menyangkut tokoh-
tokoh yang gagah perkasa, pemberani dalam membela kebenara. Pada
umumnya epik menyuguhkan sebagian besar tentang konflik fisik atau
spiritual, atau keduanya. Beberapa tokoh cerita biasanya digambarkan
secara luas dan mendetail. Balada adalah puisi yang berisi tentang orang-
orang perkasa, tokoh pujaan atau orang yang menjadi pujaan. Romansa
adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi
kisah cinta yang berhubungan dengan ksatria, dengan perkelahian dan
petualangan yang menambah percintaan mereka lebih istimewa.
Puisi lirik, yaitu puisi yang mengungkapkan gagasan pribadi
penyair atau aku lirik, ia tidak bercerita. Jenis puisi lirik antara lain: elegi,
ode, dan serenade. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan
duka. Ode, adalah puisi yang berisi pujaan pada seseorang. Suatu hal, dan
sesuatu keadaan. Serenade, adalah sajak percintaan yang dapat
dinyayikan.
Puisi deskriptif, yaitu puisi yang hasil karya penyair yang bertindak
sebagai pemberi kesan terhadap keadaan peristiwa, benda, atau suasana
yang dipandang menarik perhatian penyair. Puisi deskriptif adalah puisi
yang mengedepankan penyair sebagai pemberi kesan terhadap keadaan
atau peristiwa, benda, dan suasana yang dipandang menarik perhatian
penyair. Jenis puisi deskriptif antara lain: satire, kritik sosial, dan puisi
impresionistik. Satire adalah puisi yang berisi sindiran atau kritik
terhadap kejadian yang terjadi.
b) Berdasarkan pada suara ataupun tempat yang cocok untuk pembacaannya
dan jumlah pembaca, puisi dibedakan atas puisi kamar dan puisi
auditorium.
Puisi kamar, yaitu puisi yang cocok dibacakan sendirian atau
dengan satu atau dua pendengar. Puisi auditorium yaitu puisi yang cocok
untuk dibacakan di auditorium/ mimbar yang jumlah pendengarnya lebih
dari puluhan orang.
c) Berdasarkan sifat atau isi yang dikemukakan puisi tersebut, puisi
dibedakan atas puisi fisikal, puisi platonik, dan puisi metafisikal.
Puisi fisikal bersifat realistis, artinya menggambarkan kenyataan
yang dilukiskan adalah kenyataan dan bukan gagasan seperti hal yang
didengar, dilihat, atau dirasakan. Puisi platonik adalah puisi yang
sepenuhnya berisi hal-hal spiritual atau kejiwaan, dapat juga puisi
tentang pengungkapan cerita seorang kekasih atau orang tua kepada
anaknya, puisi ini juga merupakan pengungkapan ide atau cita-cita. Puisi
metafisikal adalah puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca
merenungkan Tuhan.
d) Berdasarkan cara menafsirkan makna puisinya, puisi dibedakan menjadi
puisi diafan, puisi gelap, dan puisi prismtik.
Puisi diafan atau polos adalah puisi yang kurang sekali
menggunakan pengimajian, puisi ini biasanya menggunakan kata konkret
dan bahasa figuratfi, sehingga puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari.
Puisi yang demikian mudah dipahami maknanya seperti puisi anak-anak
atau puisi karya mereka yang baru mencoba belajar menulis puisi.
Puisi gelap adalah puisi yang mempunyai banyak majas, lambang,
dan kiasan sehingga sulit ditafsirkan. Puisi prismatik adalah puisi yang
berisi majas, verifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa sehingga
pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya namun makna
itu bagaikan makna yang muncul karena bahasa puisi bersifat multi
interprestasi. Jika pembaca mempunyai latar belakang pengetahuan yang
cukup mengenai penyair dan kenyataan sejarah maka pembaca akan lebih
cepat dan tepat menafsirkan makna puisi tersebut.
e) Berdasarkan kandungan nilai keilmuwan, puisi dibedakan menjadi puisi
penafsiran dan puisi inspiratif.
Puisi penafsiran merupakan puisi yang mengandung unsur atau
nilai-nilai keilmuwan. Puisi ini diciptakan dengan pertimbangan ilmu
atau pengetahuan dan bukan didasari oleh inspirasi karena adanya mood
dalam jiwa penyair. Puisi inspiratif adalah puisi yang didasarkan pada
mood atau passion penyair benar-benar masuk ke dalam suasana yang
hendak dilukiskan. Suasana batin penyair benar-benar terlibat dalam
puisi tersebut.
5) Bentuk dan Gaya dalam Membaca Puisi
Suwignyo (dalam Sari, 2011:12) mengemukakan bahwa bentuk dan
gaya baca puisi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) bentuk dan gaya
baca puisi secara poetry reading, (2) bentuk dan gaya baca puisi secara
deklamatoris, dan (3) bentuk dan gaya baca puisi secara teaterikal. Adapun
penjelasan dari bentuk dan gaya baca puisi adalah sebagai berikut:
a) Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Poetry Reading
Ciri khas dari bentuk dan gaya baca puisi ini adalah diperkenankannya
pembaca membawa teks puisi. Adapun posisi dalam bentuk dan gaya baca
puisi ini dapat dilakukan dengan (1) berdiri, (2) duduk, dan (3) berdiri,
duduk, dan bergerak. Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan
posisi berdiri, maka pesan puisi disampaikan melalui gerakan badan, kepala,
wajah, dan tangan. Intonasi baca seperti keras lemah, cepat lambat, tinggi
rendah dilakukan dengan cara sederhana.
Bentuk dan gaya baca puisi ini relatif mudah dilakukan. Jika pembaca
memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi duduk, maka pesan puisi
disampaikan melalui (1) gerakan-gerakan kepala: mengenadah, menunduk
menoleh, (2) gerakan raut wajah: mengerutkan dahi, mengangkat alis, (3)
gerakan mata: membelakak, meredup, memejam, (4) gerakan bibir:
tersenyum, mengatup, melongo, dan (5) gerakan tangan, bahu, dan badan,
dilakukan seperlunya.
Selain itu, intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan
keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata tertentu, dan
(3) membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu. Jika pembaca memilih
bentuk dan gaya baca puisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang harus
dilakukan pada posisi duduk adalah (1) memilih sikap duduk dengan santai,
(2) arah dan pandangan mata dilakukan secara bervariasi, dan (3)
melakukan gerakan tangan dilakukan dengan seperlunya. Sedangkan yang
dilakukan pada saat berdiri adalah (1) mengambil sikap santai, (2) gerakan
tangan, gerakan bahu, dan posisi berdiri dilakukan dengan bebas, dan (3)
ekspresi wajah: kerutan dahi, gerakan mata, senyuman dilakukan dengan
wajar. Yang dilakukan pada saat bergerak adalah (1) melakukan dengan
tenang dan terkendali, dan (2) menghindari gerakan-gerakan yang
berlebihan. Intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras
kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata
b) Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Deklamatoris
Ciri khas dari bentuk dan gaya baca puisi secara deklamatoris adalah
lepasnya teks puisi dari pembaca. Jadi, sebelum mendeklamasikan puisi,
teks puisi harus dihapalkan. Bentuk dan gaya baca puisi ini dapat dilakukan
dengan posisi (1) berdiri, (2) duduk, dan (3) berdiri, duduk, dan bergerak.
Jika deklamator memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi berdiri, maka
pesan puisi disampaikan melalui (1) gerakan-gerakan tangan: mengepal,
menunjuk, mengangkat kedua tangan, (2) gerakan-gerakan kepala: melihat
ke bawah, atas, samping kanan, samping kiri, serong, (3) gerakan-gerakan
mata: membelalak, meredup, memejam, (4) gerakan-gerakan bibir:
tersenyum, mengatup, melongo, (5) gerakan-gerakan tangan, bahu, badan,
dan raut muka dilakukan dengan total.
Intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras kata-
kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata tertentu, (3) membaca
dengan nada tinggi kata-kata tertentu. Jika deklamator memilih bentuk dan
gaya dengan posisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang dilakukan pada
posisi duduk adalah (1) memilih posisi duduk dengan santai, kaki agak
ditekuk, posisi miring dan badan agak membungkuk, dan (2) arah dan
pandangan mata dilakuka n bervariasi: menatap dan menunduk. Sedang
yang dilakukan pada posisi berdiri (1) mengambil sikap tegak dengan wajah
menengadah, tangan menunjuk, dan (2) wajah berseri-seri dan bibir
tersenyum. Yang dilakukan pada saat bergerak (1) melakukan dengan
tenang dan bertenaga, dan (2) kaki dilangkahkan dengan pelan dan tidak
tergesagesa. Intonasi dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras
kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata tertentu, dan (3)
membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.
c) Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Teaterikal
Ciri khas bentuk dan gaya baca puisi teaterikal bertumpu pada totalitas
ekspresi, pemakaian unsur pendukung, misal kostum, properti, setting,
musik, dan lain-lain, meskipun masih terikat oleh teks puisi/tidak. Bentuk
dan gaya baca puisi secara teaterikal lebih rumit daripada poetry reading
maupun deklamatoris. Puisi yang sederhana apabila dibawakan dengan
ekspresi akan sangat memesona. Ekspresi jiwa puisi ditampakkan pada
perubahan tatapan mata dan sosot mata. Gerakan kepala, bahu, tangan, kaki,
dan badan harus dimaksimalkan. Potensi teks puisi dan potensi diri pembaca
puisi harus disinergikan. Pembaca dapat menggunakan efek-efek bunyi
seperti dengung, gumam, dan sengau diekspresikan dengan total. Lakuan-
lakuan pembaca seperti menunduk, mengangkat tangan, membungkuk,
berjongkok, dan berdiri bebas diekspresikan sesuai dengan motivasi dalam
puisi. Aktualisasi jiwa puisi harus menyatu dengan aktualisasi diri pembaca.
Inilah bentuk dari gaya baca puisi yang paling menantang untuk dilakukan.
4. Apresiasi Puisi Sebagai Kegiatan Pembelajaran Puisi
a. Pengertian Apresiasi
Azis (2011:3) mengemukakan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan
untuk mengakrabi karya sastra dengan sungguh-sungguh. Di dalam
mengakrabi terjadi proses pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan
setelah itu penerapan.
Moha, (1995:1) lebih jauh mengemukakan bahwa apresiasi sastra
adalah kegiatan yang dialkukan terhadap karya sastra maupun terhadap
pembicaraan sastra sehingga timbul pengetian, pemahaman, penikmatan,
dan penghargaan terhada p karya sastra. Sedangkan menurut Squire dan
Taka (dalam Rimang, 2011:214) mengemukakan bahwa apresiasi sastra
sebagai suatu proses, masa apesiasi sastra melibatkan tiga unsur inti, yakni
(1) aspek kognitif, (2) aspek normatif, dan (3) aspek psikomotorik.
Aspek kognitif berkaitan dengan ktelibatan intelektual pembaca dalam
upaya memahami unsu-unsur kesusastraan yang bersifat objektif. Aspek
emotif berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca dalam
menghayati unsur-unsur keindahan teks yang dibaca. Sedangkan aspek
evaluatif berkorelasi dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik
buruknya dan indah tidaknya; sesuai dengan sebuah karya kritik, tetapi
secaa persoalan cukup dimiliki oleh pembaca.
Dapat diakatakan bahwa seseorang telah memiliki kemampuan
mengapresiasi sastra bila memenuhi ciri-ciri sebagai berikut yakni: (1)
berusaha dengan seluruh tenaga tanpa paksaan bahkan dengan suka rela
mencari buku-buku karya sastra kemudian membacanya, (2) selalu
mengarahkan kepada teman-temannya untuk membaca buku-buku sastra
yang dianggap relatif bermutu, (3) bahan yang dibacanya itu dipersoalkan,
dan diskusikan dengan teman-temannya atau dengan orang lain, (4)
menyediakan waktu yang cukup untuk kegiatan membaca, (5) berusaha
untuk mendapatkan hasil-hasil mutakhir, baik berupa buku, majalah,
maupun dari siara radio dan televisi, dan (6) dapat menghubungkan adegan
satu dengan yang lain dari bahan yang dibaca atau yang didengarnya, (7)
menjelaskan suatu tokoh yang mengalami perubahan baik fisik maupun
rohaninya, (8) memiliki gambaran yang jelas dari fakto-faktor cerita itu
dengan faktor geografis, historis, sosial, ekonomi, dan lain-lain, dan (9)
mengemukakan pendapat megenai watak para tokoh yang disukainya
dengan alasan-alasan yang diterima oleh akal sehat.
Berdasarkan beberapa pengertian terdahulu, maka apresiasi sastra
adalah kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga
tumbuh pengertian, penghargaan, dan kepekaan pikiran kritis. Apresiasi
adalah usaha atau poses dalam memahami maksud yang terkandung dalam
karya sastra.
b. Tahap-Tahap Dalam Mengapresiasi
Maidar (dalam Sukmawati, 2010:27) menyebutkan bahwa dalam
proses kegiatan apresiasi melalui tahap-tahap berikut:
1) Tahap Penikmatan dan Menyenangi
Tindakan operasional yang terjadi pada tahap ini misalnya menonton
bioskop, mendengarkan musik, menonton drama, membaca novel, dan
sebagainya.
2) Tahap Penghargaan
Tindakan operasionalnya yang terjadi pada tahap ini, misalnya melihat
kebaikan nilai atau manfaat suatu karya sastra serta berusaha
menyimpulkannya.
3) Tahap Pemahaman
Tindakan operasionalnya adalah meneliti dan menganalisis unrus
intrinsik dan ekstrinsik suatu karya sastra berusaha menyimpulkannya.
4) Tahap Penghayatan
Tindakan operasionalnya adalah menganalisis lebih lanjut suatu karya,
mencari hakikat atau makna suatu karya beserta argumentasinya.
5) Tahap Aplikasi dan Penerapan
Tindakan operasionalnya adalah melahirkan ide baru, mengamalkan
penemuan dan mendayagunakan hasil apresiasi dalam mencapai nilai
mateial dan spiritual untuk kepentingan politik, sosial dan budaya.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat dinyatakan bahwa yang
diamksud dengan apresiasi karya sastra, khususnya puisi adalah usaha atau
proses dalam menikmati, memahami, menghargai secara kritis dan sungguh-
sungguh sehingga timbul pengertian, penghargaan, dan kepekaan perasaan
yang baik terhadap karya sastra.
c. Bekal Awal Mengapresiasi
Kellet (dalam Sukmawati, 2010:15) mengungkapkan bahwa pada saat
ia membaca suatu karya sastra dalam kegiatan tersebut. Ia selalu berusaha
menciptakan suasana serius dan suasana batin riang. Penumbuhan sikap
serius dalam pembaca cipta sastra itu terjadi karena sastra bagaimanapun
lahir dari daya kontemplasi batin pengarang sehingga untuk memahaminya
membutuhkan pemilikan daya kontemplatif pembacanya. Sementara pada
sisi lain sastra meupakan bagian dari seni berusaha menampilkan nilai-nilai
keindahan serta paparan peristiwa yang mampu memberikan kepuasan batin
pembacanya, juga mengandung pandangan yang berhubungan dengan
masalah keagamaan, filsafat, politik maupun bebagai problema yang
berhubungan dengan kompleksitas kehidupan ini. Kandungan makna yang
begitu kompleks serta berbagai problema yang berhubungan dengan
kompleksitas serta berbagai macam nilai keindahan tesebut akan
mewujudkan atau tergambar lewat media tulisan atau struktur wacana.
5. Korelasi
a. Pengertian Korelasi
Korelasi adalah hubungan timbal balik antara dua variabel.
Pengertian ini diperkuat dengan pendapat Arikunto (dalam Nursidah 2016:
18) mengatakan bahwa penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada
tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti
tidak hubungan itu.
Koefisien korelasi adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan
untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar
dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel – variabel.
Jadi yang dimaksud dengan korelasi dalam penelitian ini adalah
hubungan timbal balik antara kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan
mengapresiasi puisi siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa.
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran puisi dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia
yang sesuai dengan KTSP menurut siswa mampu mengusai salah satu
kompetensi dasar. Salah satu kompetensi dasar yang dimaksud, yaitu
mengapresiasi puisi.
Kemampuan mengapresiasi puisi siswa dipengaruhi oleh banyak hal.
Salah satu diantaranya, yaitu pembiasaan membaca puisi. Siswa yang
intensitas pembacaan puisi, maka diduga memiliki kemampuan
mengapresiasi puisi. Dalam penelitian ini dikaji tentang korelasi atau kaitan
antara sikap siswa-siswa terhadap puisi, yaitu membaca cerpen dengan
pengetahuan siswa terhadap puisi, yaitu kemampuan mengapresiasi. Untuk
mengetahui hal tersebut dilakukan penelitian dengan rancangan penelitian
statistik inferensial.
Untuk membuktikan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian yang
lebih mendalam. Secara sederhana kerangka penelitian ini dapat
digambarkan dalam bagan berikut:
Bagan Kerangka Pikir
Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia
Pembelajaran Puisi
Peningkatan Pembelajaran
Puisi
Membaca Puisi Pembiasaan Membaca
Puisi
Kemampuan
Mengapresiasi Puisi
Meningkat
1. Tema
2. Diksi
3. Gaya Bahasa
4. Persajakan
5. Amanat
6. nada
Bentuk Dan Gaya
Baca Puisi
1. Membaca Puisi
2. Deklamatoris
3. Teaterical
Temuan
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah kesimpulan sementara dalam sebuah penelitian.
Hipotesis dalam penelitian ini ada dua, yaitu hipotesis Nihil dan Hipotesis
kerja.
1. Hipotesis Nihil (Ho) dalam penelitian ini adalah tidak ada korelasi antara
kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa
kelas XI SMA Negeri 10 Gowa.
2. Hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini adalah ada korelasi antara
kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa
kelas XI SMA Negeri 10 Gowa.
Hipotesisi Statistiknya :
Ho : r = o
Ha : r > o
Kriteria pengujian hipotesis:
Jika harga rhitung lebih kecil daripada harga rtabel ɑ= 0,05 berarti diterima Ho,
dan jika harga rhitung lebih besar dari pada rtabel pada taraf rtabel ɑ= 0,05 berarti
ditolak Ho.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Varibel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:126). Berdasarkan judul yang
akan diteliti, maka variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian
ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat.
a. Kebiasaan membaca puisi sebagai variabel bebas (X)
b. Kemampuan mengapresiasi siswa sebagai variabel terikat (Y)
2. Desain Penelitian
Sesuai dengan tujuannya, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif
yang bersifat korelasi yang sasarannya adalah mendeskripsikan ada tidaknya
hubungan antara dua variabel. Besar kecilnya hubungan dinyatakan dalam
bilangan. Bilangan yang menyatakan besar kecilnya hubungan itu disebut
koefisien korelasi Hadi (dalam Hikmatul, 2013:37).
Dalam penelitian ini dibahas dua variabel, yakni variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas yaitu kebiasaan membaca puisi (X) dan
variabel terikat yaitu kemampuan mengapresiasi siswa (Y). Hubungan
antarvariabel dapat digambarkan sebagai beriktut:
X Y
Keterangan :
X : Kebiasaan membaca puisi Y : Kemampuan mengapresiasi puisi
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam suatu penelitian ilmiah, penentuan populasi merupakan salah
satu faktor penting, populasi menurut Arikunto (dalam Asrul 2017:32)
adalah seluruh sumber data yang memungkinkan memberi informasi yang
berguna bagi masalah penelitian atau seluruh objek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA
Negeri 10 Gowa tahun 2018/2019 sebanyak 174 orang. Namun peneliti
tidak akan mengambil jumlah populasi secara keseluruhan, melainkan hanya
mengambil sampel saja, agar subjek yang diteliti tidak terlalu banyak. Lebih
jelasnya mengenai penyebaran populasi, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Populasi Penelitian
No.
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
1 XI MIA 1 15 17 32
2 XI MIA 2 14 16 30
3 XI MIA 3 12 20 32
4 XI MIA 4 15 16 31
5 XI IIS 1 12 18 30
7 XI IBB 15 4 19
Jumlah 83 251 174
Sumber: Tata usaha SMA Negeri 10 Gowa Tahun Ajaran 2017-2018
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan sampel total yakni sebanyak 19 orang. Arikunto (dalam
Asrul, 2017:33) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang akan diteliti. Apabila subjek penelitian kurang dari 100
orang maka lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Sebaiknya, jika jumlah subjek cukup
besar, maka diambil sampel antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Sampel yang akan diambil dari populasi tersebut harus betul-betul
representatif atau dapat mewakili. Sedangkan guna untuk
menyederhanakan proses pengumpulan dan pengolahan data, penulis
menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling atau definisi
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah jumlah keseluruhan
siswa kelas XI IBB dengan jumlah siswa 19 orang.
Beradasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini
dijabarkan pada tabel berikut :
Tabel 2. Sampel Penelitian
Nomor
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
1 XI IBB 1 15 14 19
Sumber: Tata usaha SMA Negeri 10 Gowa Tahun Ajaran 2017-2018
C. Definisi Operasioanal Variabel
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai variabel yang diteliti,
penulis mengemukakan definisi operasional variabel sebagai berikut:
1. Secara konseptual, kebiasaan membaca puisi adalah aktivitas yang
dilakukan seseorang dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap
dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri agar
menemukan makna puisi dari yang dibacanya dan memperoleh informasi
sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelektualitas
dan pembelajaran sepenjang hayat serta dilakukan dengan penuh kesadaran
dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira. Secara operasional
yaitu skor yang diperoleh siswa setelah siswa mengisi angket minat
membaca puisi.`
2. Kemampuan mengapresiasi puisi adalah kemampuan atau kesanggupan
yang dimiliki oleh seseorang dalam memberikan penghargaan terhadap puisi
dengan pemberian nilai yang wajar apa adanya, yang disertai pemahaman
dan pengenalan secara memadai, hingga timbul kepekaan kritis dan
kepekaan perasaan yang baik terhadap puisi tersebut. Secara operasional
yaitu skor yang diperoleh siswa setelah siswa mengerjakan soal tes
kemampuan apresiasi puisi.
D. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti, jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan
tergantung pada jumlah variabel yang diteliti Sugiyono (dalam Fitriyah,
2013:42). Instrumen penelitian ini mencakup angket untuk mengukur
tingkat minat membaca puisi siswa dan tes untuk mengukur kemampuan
apresiasi puisi siswa. Isntrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
atas instrumen penelitian variabel kebiasaan membaca puisi (variabel X)
dan kemampuan mengapresiasi puisi (variabel Y).
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua cara pengumpulan data, yaitu :
1. Angket atau kuesioner
Angket atau kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data minat
membaca puisi siswa. Jenis angket dalam penelitian ini yaitu: (1) angket
tertutup (responden tinggal memilih jawaban yang disediakan), (2) angket
langsung karena menjawab secara langsung, (3) angket jenis check list
(responden memberi tanda √). Alasan pemilian angket atau kuesioner
sebagai teknik pengumpulan data karena: (1) subjek merupakan orang yang
paling tahu tentang dirinya sendiri, (2) apa yang dinyatakan subjek
merupakan sesuatu yang benar dan dapat dipercaya, (3) subjek dapat
menginterprestasikan pertanyaan dengan mudah. Penilaian terhadap
jawaban siswa dilakukan dengan memberi nilai menggunakan skala tertentu.
Agar angket minat membaca puisi ini menghasilkan nilai yang dapat
menggambarkan dan mengukur minat membaca puisi seseorang maka
diperlukan standar penilaian dengan skala tertentu. Dalam mengerjakan
angket minat membaca puisi ini, setiap testee harus memilih salah satu di
antara 4 (empat) alternatif jawaban yang ada dari masing-masing item.
Setiap alternatif jawaban mempunyai nilai berbeda-beda. Nilai yang
diberikan berkisar 4-1 jika pertanyaan yang diajukan berupa pertanyaan
positif, nilai 1-4 diberikan jika pertanyaan berupa pertanyaan negatif.
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Minat Membaca Puisi
Aspek/
Variabel
Indikator
Jumlah
Butir
Pertanyaan
Minat
Membaca
Puisi
Dorongan atau motivasi untuk membaca
puisi
5
Tujuan atau orientasi membaca puisi 5
Intensitas waktu untuk membaca puisi 5
Media yang dipergunakan untuk
membaca puisi
5
20
Tabel 4. Penggolongan Pertanyaan Positif dan Negatif dalam Angket
Indikator
Nomor
Pertanyaan
Positif
Nomor
Pertanyaan
Negatif
Dorongan atau motivasi untuk membaca
puisi 1, 2, 3 13, 14
Tujuan atau orientasi membaca puisi 4, 5, 6 15, 16
Intensitas waktu untuk membaca puisi 7, 8, 9 17, 18
Media yang dipergunakan untuk
membaca puisi 10, 11, 12 19, 20
Tabel 5. Skor Alternatif Jawaban Angket
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Skor
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Kadang – kadang 2 Kadang – kadang 3
Tidak pernah 1 Tidak pernah 4
Tabel 6. Skor Nilai dan Tinkat Kebiasaan Membaca Puisi Siswa Kelas
XI SMA Negeri 10 Gowa, Nurgiyantoro (dalam Asrul, 2017:
24)
No. Interval Nilai Tingkat Kemampuan
1.
2.
3.
4.
5.
71 – 80
61 – 70
51 – 60
41 – 50
< 40
Sangat Baik
Baik
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
2. Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan, latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Arikunto
(dalam Yulianto, 2014:28). Tes digunakan untuk mengetahui atau mengukur
tingkat kemampuan yang dimiliki oleh seseorang sehingga diperoleh
gambaran atau deskripsi mengenai suatu hal yang diukur. dalam tes
kemampuan apresiasi puisi instrumen yang dibuat sebanyak 30 soal.
Tabel 7. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Apresiasi Puisi
No Indikator Pertanyaan Butir Soal Jumlah
Soal
1 Siswa dapat menetukan tema puisi 1, 7, 17, 21 5
2
Siswa dapat mengidentifikasi
penggunaan diksi yang ada dalam
puisi
2, 20, 9 3
3
Siswa dapat menentukan gaya
bahasa yang digunakan dalam
puisi
8, 14, 22 3
4 Siswa dapat mengidentifikasi
persajakan yang ada dalam puisi
3, 6, 15, 30 4
5 Siswa dapat memaknai puisi 4, 11, 16, 18, 24,
27
6
6
Siswa dapat menentukan amanat
dalam puisi baik yang tersurat
maupun tersirat
9, 13, 23, 29 4
7
Siswa dapat mengidentifikasi nada
atau suasana yang dipergunakan
oleh pengarang dalam puisi
5, 10, 12, 25, 29 5
30
Tabel 8. Skor Nilai dan Tingkat Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa
Kelas XI SMA Negeri 10 Gowa, (Nurgiyantoro, 1988:65)
No. Interval Nilai Tingkat Kemampuan
1.
2.
3.
4.
5.
90 – 100
80 – 89
65 – 79
55 – 64
< 55
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
F. Tehnik Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang terkumpul dianalisis dengan
menggunakan
1. Analisi Korelasi
Untuk perhitungan uji hipotesis digunakan analisis korelasi variabel X
dan Y dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment
Arikunto (dalam Asrul, 2017:34) sebagai berikut:
Rumus:
Dimana:
Rxy = Koefisien korelasi variabel X dan Y
N = Jumlah responden
XY = Hasil kali antara variabel X
X = Jumlah nilai kebiasaan membaca puisi
Y = Jumlah nilai kemampuan mengapresiasi puisi
X² = Jumlah seluruh skor variabel X yang dikuadratkan
Y² = Jumlah seluruh skor variabel Y yang dikuadratkan
(X²) = Hasil kali antara variabel X² yang dikuadratkan
(Y²) = Hasil kali antara variabel Y² yang dikuadratkan
n∑XY– (∑X)(∑Y)
rᵪᵧ = √ ) ) )
Analisis product moment dimaksudkan untuk mencari titik nilai
korelasi antara variabel X dan variabel Y apakah meniliki hubungan yang
sangat kuat, kuat, cukup, lemah, atau sangat lemah.
Untuk memberikan penaksiran terhadap koefisien korelasi yang
ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan
yang tertera pada tabel berikut:
Tabel 9. Interperensi Terhadap Nilai r Hasil Analisis Korelasi
Interval nilai r٭( Interperensi
0,001 – 0,200
0,201 – 0,400
0,401 – 0,600
0,601 – 0,800
0,801 – 1,000
Korelasi sangat lemah
Korelasi lemah
Korelasi cukup kuat
Korelasi kuat
Korelasi sangat kuat
Sumber : Hariwijaya M dan Triton (dalam Nursanthi, 2012:30 )
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis Data
Sesuai yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pada ini akan
memperjelas permasalahan yang akan dianalisis dengan menggunakan rumus
koefisien korelasi product moment, untuk kelengkapan analisis data, penulis
memaparkan skor kebiasaan membaca puisi dan skor kemampuan
mengapresiasi puisi. Kedua skor ini akan dianalisis sebagai langkah awal untuk
menentukan data, kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan statistik
inferensial koefisien korelasi product moment sehingga tampak dengan jelas
ada atau tidak ada hubungan kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan
mengapresiasi puisi siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa.
1. Data Hasil Kebiasaan Membaca Puisi Siswa Kelas XI IBB SMA Negeri
10 Gowa.
Pada tabel dibawah ini akan menggambarkan hasil penelitian kebiasaan
membaca puisi siswa.
Tabel 10. Distribusi Hasil Angket
No
Inisial
Siswa
Skor hasil angket
Kebiasaan Membaca Puisi
(X)
Pertanyaan
(+)
Pertanyaan
(-) Jumlah
1 AW 39 24 63
2 AB 40 23 63
No Inisial
siswa
Skor hasil angket
Kebiasaan Membaca Puisi
(X)
Pertanyaan
(+)
Pertanyaan
(-) Jumlah
3 ADR 31 22 53
4 FZ 28 23 51
5 GH 34 19 54
6 HC 29 20 49
7 II 37 23 60
8 J 44 26 70
9 MS 31 22 53
10 MAF 33 23 56
11 MAR 37 24 61
12 MI 28 22 50
13 MA 40 29 69
14 NQ 37 17 54
15 SA 28 25 53
16 SAA 28 25 53
17 S 43 37 80
18 SASAM 29 22 51
19 W 42 27 69
Sumber : Hasil Analisis Tes Kebiasaan Membaca Puisi, Tahun 2018
Berdasarkan tabel di atas hasil kebiasaan membaca puisi siswa kelas XI
IBB, maka diklasifikasikan atas lima kategori yaitu, sangat baik, baik, cukup
baik, kurang baik, dan sangat kurang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 11. Distribusi Hasil, Frekuensi dan Persentase Kebiasaan
Membaca Puisi Siswa Kelas XI IBB SMA Negeri 10 Gowa,
Tahun Ajaran 2018/2019
No. Nilai Yang
Dicapai Siswa Frekuensi Persentase
Tingkat
Kemampuan
1.
2.
3.
4.
5.
71 – 80
61 – 70
51 – 60
41 – 50
< 40
1
6
10
2
0
5,26%
31,57%
52,63%
10,52%
0
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Jumlah 19 100%
Sumber: hasil Analisis Angket
Berdasarkan tabel 11 pada distribusi frekuensi kebiasaan membaca
puisi siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa menunjukkan bahwa dari 19
responden penelitian terdapat 1 responden (5,26%) dengan tingkat kemampuan
kebiasaan membaca puisi siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa dalam kategori
sangat baik, disusul dengan kategori baik sebanyak 6 responden (31,57%),
serta kategori cukup baik yaitu sebanyak 10 responden (52,63%), 2 responden
(10,52%) dikatakan kurang dan tidak ada responden yang pernyataannya dalam
kategori sangat kurang dalam kebiasaan membaca puisi siswa kelas XI SMA
Negeri 10 Gowa.
Selanjutnya sesuai dengan nilai rata-rata kebiasaan membaca puisi
siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa sebanyak 52,63% dimana nilai rata-rata
tersebut berada pada interval 51 – 60 yang berarti cukup. Jadi, berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kebiasaan membaca puisi siswa kelas
XI SMA Negeri 10 Gowa dikategorikan cukup.
2. Data Hasil Kebiasaan Membaca Puisi Siswa Kelas XI IBB SMA Negeri
10 Gowa.
Pada tabel dibawah ini akan menggambarkan hasil penelitian
kemampuan mengapresiasi puisi siswa.
Tabel 12. Distribusi Hasil Tes Apresiasi Puisi
No
Inisial Siswa
Skor Hasil Tes Apresiasi Puisi (Y)
1 AW 70
2 AB 65
3 ADR 60
4 FZ 75
5 GH 60
6 HC 70
7 II 65
8 J 75
9 MS 60
10 MAF 65
11 MAR 65
12 MI 70
13 MA 70
14 NQ 75
15 SA 60
16 SAA 65
17 S 85
18 SASAM 65
19 W 70
Tabel 13. Distribusi Hasil, Frekuensi dan Persentase Kemampuan
Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas XI IBB SMA Negeri 10
Gowa, Tahun Ajaran 2018/2019
No.
Nilai Yang
Dicapai
Siswa
Frekuensi Persentase Tingkat
Kemampuan
1.
2.
3.
4.
5.
85
75
70
65
60
1
3
5
6
4
5,26%
15,78%
26,31%
31,57%
21,05%
Sangat Baik
Baik
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah 19 100%
Sumber : Analisis Tes
Berdasarkan tabel 13 tersebut menunjukkan bahwa dari 19 responden
penelitian, terdapat 1 responden (5,26%) dengan kemampuan mengapresiasi
puisi dikategorikan sangat baik, kemudian kategori baik sebanyak 3 responden
(15,78%), disusul pula dengan kategori cukup sebanyak 5 responden (31,57%),
6 responden (31,57%) dikategorikan kurang dan 4 responden (21,05%)
dikategorikan sangat kurang.
Selanjutnya sesuai dengan nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi
puisi siswa sebesar 31,57%, dimana nila rata-rata tersebut berada pada interval
65 yang berarti kurang. Dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan
kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa, berada
dalam kategori kurang.
Pada tabel 10 dan tabel 12 diatas menyajikan hasil korelasi antara
kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi siswa kelas XI
SMA Negeri 10 Gowa, kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan
analisis statistik deskriptif yaitu : “Koefisien korelasi Product Moment”.
Tabel 14. Distribusi Kebiasaan Membaca Puisi Dengan Kemampuan
Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas XI IBB SMA Negeri 10
Gowa.
No Inisial Siswa Skor Angket Skor Tes
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
AW
AB
ADR
FZ
GH
HC
II
J
MS
MAF
MAR
MI
MA
NQ
SA
SAA
S
SASAM
W
63
63
53
51
54
49
60
70
53
56
61
50
69
54
53
53
80
51
69
70
65
60
75
60
70
65
75
60
65
65
70
70
75
60
65
85
65
70
Sumber : Hasil Analisis Angket dan Tes
Dari tabel 12 dapat ditindak lanjuti guna mencari koefisien korelasi
antara kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa
kelas XI SMA Negeri 10 Gowa sebagai variabel Y.
Tabel 15. Tabel Kerja Dari Distribusi Kebiasaan Membaca Puisi Siswa
dengan Kemampuan Menagpresiasi Puisi Siswa Kelas XI
SMA Negeri 10 Gowa.
No Kode X Y X² Y² XY
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
L
L
P
L
L
P
P
P
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
63
63
53
51
54
49
60
70
53
56
61
50
69
54
53
53
80
51
69
70
65
60
75
60
70
65
75
60
65
65
70
70
75
60
65
85
65
70
3969
3969
2809
2601
2916
2401
2600
4900
2809
3136
3721
2500
4761
2916
2809
2809
6400
2601
4761
4900
4225
3600
5625
3600
4900
4225
5625
3600
4225
4225
4900
4900
5625
3600
4225
7225
4225
4900
4410
4095
3180
3825
3240
3430
3900
5250
3180
3640
3965
3500
4830
4050
3180
3445
6800
3315
4830
1112 1290 66388 88350 76065
Sumber : Hasil analisis Angket dan Tes
Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tabel distribusi kebiasaan
membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa diatas, maka
dapat diketahui sebagai berikut:
Ν : 19
∑xy : 76065
∑x : 1112
∑y : 1290
∑x² : 66388
∑y² : 88350
(∑x²) : 1236544
(∑y²) : 1664100
Selanjutnya, dapat dicari koefisien antara variabel X dan variabel Y
dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu:
rᵪᵧ = (19) (76065) – (1112) (1290)
√{ ) ) )}{ ) ) )}
= 1445235 – 1434480
√{ ) ) )}{ ) ) )}
= 10755
√ ) )
n∑XY– (∑X)(∑Y)
rᵪᵧ = √{ ) }{ ) )}
= 10755
√
= 10755
19006,50
= 0,565
Nilai 0,565 adalah nilai rhitung yang diperoleh dari hasil analisis
kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas
XI SMA Negeri 10 Gowa dengan menggunakan rumus korelasi product
moment. Nilai rhitung ini kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel yang
diperoleh dari tabel harga kritik r product moment yang nilainya telah
ditentukan secara pasti (nilai telah dibukukan) Arikunto (1997:66).
Selanjutnya untuk menguji nilai koefisien korelasi yang diperoleh maka
ditentukan harga kritik dari koefisien korelasi (r) Product Moment. Caranya
dengan menentukan terlebi dahulu derajat kebebasan yang rumusnya :
DB = N – 2
Keterangan:
DB : Derajat Kebebasan
N : Jumlah Sampel
Jadi derajat kebebasan yang diperoleh adalah
DB = 19 – 2
= 17
Selanjutnya angka derajat kebebasan itu dipakai untuk mengetahui
harga kritik koefisien korelasi (r) Product Moment, baik pada interval
kepercayaan 5% dengan db (derajat kebebasan) yaitu 17 diperoleh nilai tabel
0,455. Nilai rtabel dapat dilihat pada lampiran 7.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi
siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa telah dibuktikan kebenarannya yakni
memiliki hubungan hubunngan signifikan. Untuk mengetahui nilai pengujian
hipotesis penelitian maka nilai rhitung dibandingkan dengan nilai rtabel pada
taraf 5%. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Apabila nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel maka hipotesis diterima.
2. Apabila nilai rhitung lebih kecil dari nilai rtabel, maka hipotesis ditolak
3. Nilai rtabel yang digunakan sebagai pembanding yaitu diketahui dengan
cara mencari nilai yang berada pada titik pertemuan antara kepercayaan
5% dan N: 19.
Hal tersebut dibuktikan setelah melalui proses analisis data pada
penelitian ini, hasil analisis data menunjukkan nilai r-hitung sebesar 0,565.
Berdasarkan salah satu kriteria pengujian hipotesis yang berbunyi “apabila
nilai rhitung lebih besar dari daripada rtabel, maka hipotesis diterima”. Pengujian
hipotesis pada penelitian ini yang menyatakan bahwa “ada korelasi antara
kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas
XI SMA Negeri 10 Gowa” diterima, karena r-hitung menunjukkan lebih besar
daripada rtabel pada taraf interval kepercayaan 5% dengan N = 19 yang hanya
sampai pada 0,455 atau digambarkan = (r-hitung 0,565 > r-tabel 0,455).
Adapun salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati A (2010), Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Makassar dengan judul “Korelasi Antara Kebiasaan Membaca
Cerpen Dengan Kemampuan Mengapresiasi Cerpen Siswa Kelas IX C SMP
Negeri 3 Bungoro Kabupaten Pangkep”. Hasil yang diperoleh dari penelitian
ini dapat dikategorikan masih kurang.
Jadi kesimpulan hasil analisis data tersebut yaitu “ada korelasi antara
kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas
XI SMA Negeri 10 Gowa”. Interperensi terhadap nilai r hasil analisis korelasi
dalam penelitian ini korelasi cukup kuat.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
Ada korelasi antara kebiasaan membaca puisi dengan kemampuan
mengapresiasi puisi siswa kelas XI SMA Negeri 10 Gowa. Pengujian hipotesis
pada penelitian ini yang menyatakan bahwa “ada korelasi antara kebiasaan
membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas XI SMA
Negeri 10 Gowa” diterima, karena r-hitung 0,565 menunjukkan lebih besar
daripada r-tabel pada taraf interval kepercayaan 5% dengan N = 19 yang hanya
sampai pada 0,455 atau digambarkan (0,565>0,455).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dalam penulisan ini dikemukakan
saran sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada guru, khususnya kepada guru Bahasa Indonesia agar
kiranya lebih meningkatkan lagi kualitas pengajarannya terhadap
pembelajaran sastra terutama puisi sehingga tingkat kebiasaan membaca
puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi siswa dapat meningkat lebih
baik lagi. Guru juga harus terus mencari model dan konsep baru tentang
pembelajaran membaca agar minat belajar siswa terhadap pembelajaran
Bahasa Indonesia tidak menurun.
2. Agar pihak sekolah jangan pernah merasa puas dengan potensi mendidik
yang baik akan tetapi harus selalu intropeksi diri dan mencari tahu di mana
letak kekurangan dan kelebihan siswa demi membantu dan mengawal
progrsm pendidikan nasional.
3. Siswa hendaknya selalu termotivasi untuk dapat meningkatkan cara belajar
yang efektif sebagai wujud dari sikap belajar untuk mencapai prestasi
belajar yang memuaskan.
4. Kepada pembaca yang budiman agar dapat membuat penelitian yang lebih
baik dari sekarang dan juga dengan hasil penelitian ini dapat membantu
para peneliti selanjutnya untuk selalu mencari hal – hal yang baru untuk
diteliti dan untuk pengembangan diri pribadi, kelompok, dan untuk masa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Azis, Sitti Aida. 2011. Apresiasi dan Kajian Puisi, Surabaya : Obsolute
Grafika.
Djunaedie, Moha. 1995. Apresiasi Sastra. Ujung Pandang: FPBS IKIP Ujung
Pandang.
Dolla, Abdullah. 2014. Dasar-Dasar Teori Sastra Indonesia. Makassar:
Penerbit Camar.
Fitriyah, Hikmatul. 2013. “Kontribusi Minat Membaca Puisi dan Kemampuan
Apresiasi Puisi Terhadap Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah 1 Depok Sleman Yogyakarta”. Skripsi, Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta.
Luxenburg, Jan Van, Miekel Bal, dan Willem G. Weststeijin. 1986. Pengantar
Ilmu Sastra. Penerjemah Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.
Nursanthi, 2012. “Korelasi Antara Kebiasaan Membaca Teks Drama dengan
Kemampuan Mengapresiasi Teks Drama Siswa Kelas VIII Mts
Pesantren Al Qamar Bajeng Kabupaten Takalar”. Skripsi, Makassar,
FKIP Unismuh Makassar.
Nursidah, 2016. Korelasi Keterampilan Menyimak dengan Penguasaan
Kosakata Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Manuju
Satap Tanah Karaeng Kabupaten Gowa. Skripsi, Makassar : Unismuh
Makassar.
Rimang, Siti Suwadah. 2011. Kajian Satra: Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Aura Pustaka.
R, Asrul. 2017. “Hubungan Minat Menulis Puisi dengan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Di SMPN 1 Alla Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang”.
Skripsi, Makassar : Unisversitas Muhammadiyah Makassar.
Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Kencana Prenada
Media Group.
Sari, Rininta Citra Ayu. 2011. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi
melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Quantum Pada Siswa
Kelas VII B SMP Negeri Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.
Skripsi, Surakarta, FKIP UNS. v
Shadili, Hasan. 2009. Pengertian Sastra Secara Umum dan menurut Para Ahli.
(Online),(https://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian
sastrase cara-umu mdan-menurut-para-ahli/, diakses 4 Januari 2018).
Sukmawati A, 2010. “Korelasi antara Kebiasaan Membaca Cerpen dengan
Kemampuan Mengapresiasi Cerpen Siswa Kelas IX C SMP Negeri 3
Bungoro Kabupaten Pangkep”. Skripsi, Makassar, FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Tampubolon, DP. 1990. Kemampuan Membaca (Teknik Membaca Efektif dan
Efisien). Bandung: Angkasa.
Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi.
Makassar: Panrita Press Unismuh Makassar.
Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Surakarta: Erlangga
Wati, Dwi Agustina. 2007. “Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan
Apresiasi Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri Kecamatan Sleman
Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi, Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.
Yulianto, Edi. 2014. “Hubungan antara Kebiasaan Membaca Karya Sastra
dengan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas XI SMAN Se-
Kecamatan Ngaglik”. Skripsi, Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.
BIOGRAFI PENULIS
HARTINA MARHAMA MASBA .Dilahirkan di
Ujung Pandang, 30 Mei 1996, dari pasangan Ayahanda
Baharuddin dan Ibunda Masnawati Hakim, S.Pd.
Penulis masuk sekolah dasar (SD) pada tahun 2002 di
SDN 133 Hila - Hila, dan tamat tahun 2008, tamat
sekolah menengah pertama SMP Negeri 1 Bontotiro
pada tahun 2011, dan tamat sekolah menengah atas SMA Negeri 1 Bontotiro
pada tahun 2014. Kemudian pada tahun yang sama (2014) penulis melanjutkan
pendidikan pada program Strata Satu (S1) dengan Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis mulai aktif pada lembaga kemahasiswaan intra kampus, yaitu
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
periode 2015-2016.
L
A
M
P
I
R
A
N
LAMPIRAN 1
DAFTAR HADIR KELAS XI IBB
SMA NEGERI 10 GOWA
No Nama
Jenis
Kelamin
L/P
Pertemuan
1 2 3 4
1 Anto Wijaya L
2 Anugrah Bakri L a
3 Asti Dianti Rusady L
4 Fairuz Zamzami L
5 Gilang Hamzah L
6 Herta Cahyani L
7 Indrana Iskandar L
8 Jumriati P
9 M. Safwan L
10 Muh Adrian Fahreza L
11 Muh Aswin Ridwan L
12 Muh. Ichsan P
13 Muhammad Arfah P
14 Nur Qalbi P
15 Sabda Adrian L a
16 Sandika Anugrah L a
17 Suryadi L
18 Syech Abd Syukur Alwan M L
19 Wahyuda L
LAMPIRAN 2
ANGKET MINAT MEMBACA PUISI
Petunjuk jawaban:
1. Tulislah nama, kelas dan jenis kelamin anda dengan jelas
2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan kamu dengan cara memberi
tanda cek () pada kolom:
SL : selalu
SR : sering
KK : kadang
TP : tidak pernah
Nama :
Kelas :
Jenis kelamin :
No. Pertanyaan SL SR KK TP
1 Apakah kamu punya keinginan untuk
membaca puisi?
2 Apakah kamu terbiasa membaca puisi
baik di sekolah maupun di rumah?
3 Jika ada tugas membaca puisi apakah
kamu melakukannya dengan senang
hati?
4 Apakah kamu merasakan adanya
manfaat dari membaca puisi?
5 Apakah puisi yang kamu baca dapat
mempengaruhi sikap dan perilakumu?
6 Apakah kamu mengalami kesulitan
untuk memahami puisi?
7 Apakah kamu berusaha membaca puisi
minimal satu puisi dalam sehari?
8 Apakah kamu menyediakan waktu
khusus untuk membaca puisi?
9 Apakah ketika membuka internet kamu
meluangkan waktu untuk membaca
puisi yang ada di blog, website, atau
facebook?
10 Ketika membaca puisi apakah kamu
berusaha menangkap isi atau pesan
puisi yang dibaca?
11 Apakah kamu tertarik pada puisi-puisi
yang dibuat oleh penyair-penyair
terkenal (misalkan: Chairil 87 Anwar) ?
12 Apakah kamu pernah membeli buku
tentang puisi?
13 Apakah kamu merasa bosan saat
membaca puisi?
14 Apakah menurut kamu membaca puisi
itu kurang menarik ?
15 Ketika membaca puisi apakah kamu
merasa biasa saja, perasaan kamu tidak
terbawa ke dalam puisi yang kamu
baca?
16 Ketika membaca puisi apakah kamu
berusaha menangkap isi atau pesan
puisi yang dibaca?
17 Apakah waktu luang yang kamu miliki,
digunakan untuk bermain daripada
membaca puisi?
18 Apakah kamu membaca puisi hanya
karena tugas sekolah?
19 Apakah kamu tertarik membaca puisi
yang ada di koran atau majalah?
20 Jika kamu mempunyai pilihan antara
membaca puisi dan membaca novel,
apakah kamu memilih untuk
membaca novel?
LAMPIRAN 4
Tes Kemampuan Apresiasi Puisi
Petunjuk :
1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang
(X),
2. Pada huruf A, B, C, dan D pada lembar jawaban yang tersedia!
3. Bacalah puisi berikut dengan seksama untuk menjawab soal nomor 1-5!
RINTIHAN DI BULAN RAMADHAN
Karya: Sherly Malinton
Di keheningan malam itu di bulan Ramadhan
Di tepi sebuah jalan yang sepi….
Terdengar tangisan seorang gadis kecil
Meratapi kepergian ibunya ke alam baka….
Tak tahan menanggung derita,
Tiada sanak tiada saudara
Hidup terlunta-lunta
Untuk mencari sesuap nasi
Di malam sepi itu
Terdengar sayup-sayup
Si kecil memanjatkan Doa
Semoga arwah ibunda diterima disisi-Nya….
Di malam yang sepi bulan Ramadhan
Seorang gadis kecil bersujud di tepi jalan
Dengan penuh harapan….
Menanti uluran tangan Insan Pengasih….
1. Tema puisi tersebut adalah…
A. kebahagiaan
B. kesakitan
C. kesedihan
D. keberanian
2. Baris ke-3 pada bait ke-1 puisi tersebut menggunakan citraan ....
A. pendengaran
B. Penglihatan
C. perasa
D. gerak
3. Sajak yang digunakan dalam bait ke-1 puisi tersebut adalah…
A. a a a a
B. a b a b
C. b a a a
D. b b a a
4. Puisi di atas berkisah tentang…
A. kesedihan seorang gadis yang ditinggal mati ibunya
B. kesedihan seorang gadis yang tidak tahan menderita
C. harapan seorang gadis agar bias ditolong oleh orang lain
D. kesengsaraan seorang gadis yang terlunta-lunta mencari makan
5. Melihat tingkah laku si gadis dapat dipahami bahwa ia seorang anak yang
berkarakter…
A. Cengeng
B. agamis
C. pengemis
D. mudah putus asa
Bacalah kutipan puisi berikut dengan seksama untuk menjawab soal nomor 6-
10!
RAKYAT
Karya: Hartojo Andangdjaja
Rakyat ialah kita
Jutaan tangan yang mengayun dalam kerja
Di bumi di tanah tercinta
Jutaan tangan mengayun bersama
Membuka hutan-lalang jadi ladang-ladang berbunga
Mengepulkan asap dari cerobong pabrik-pabrik di kota
Menaikkan layar menebarkan jala
Meraba kelam di tambang logam batubara
Rakyat ialah tangan yang bekerja
………………..
Angkatan 66
6. Siapakah yang dimaksud “Rakyat” oleh penyair di atas?
A. orang yang hidup di bumi dan tanah air tercinta
B. orang yang sibuk bekerja di hutan dan pabrik
C. orang yang sibuk bekerja di laut dan pertambangan
D. orang yang sibuk bekerja di manapun mereka bekerja
7. Puisi di atas bertemakan tentang…
A. perjuangan
B. percintaan
C. peraduan
D. perjalanan
8. Majas yang digunakan pada baris ke-6 puisi tersebut yaitu…
A. personifikasi
B. sarkasme
C. simile
D. ironi
9. Nilai-nilai yang terdapat dalam puisi tersebut yaitu…
A. agama
B. moral
C. sosial
D. perjuangan
10. Suasana yang tergambar dalam puisi tersebut yaitu…
A. tegang
B. tegas
C. ricuh
D. hening
Bacalah kutipan puisi berikut ini dengan seksama untuk menjawab soal nomor
11-
15!
DARI SEORANG GURU KEPADA MURID-MURIDNYA
Karya: Hartojo Andangdjaja
Apakah yang kupunya, anak-anaku
Selain buku-buku dan sedikit ilmu
Sumber pengabdian kepadamu
Kalau di hari minggu engkau datang ke rumahku
Aku takut, anak-anakku
Kursi-kursi tua yang di sana
Dan meja tulis sederhana
Dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya
Semua kepadamu akan bercerita
Tentang hidupku di rumah tangga
……………………….
11. Puisi di atas berkisah tentang…
A. guru yang hidup miskin tidak punya apa-apa
B. guru yang hidup sederhana demi murid-muridnya
C. guru yang rumahnya akan roboh dimakan zaman
D. guru yang tidak mau muridnya datang ke rumah
12. Suasana puisi di atas yaitu…
A. mengecewakan
B. memprihatinkan
C. menyebalkan
D. menyenangkan
13. Amanat puisi di atas yaitu…
A. menghargai jasa guru
B. jangan menjadi guru
C. dilarang ke rumah guru
D. merenovasi rumah guru
14. Bait ke-2 pada baris ke-6 menggunakan citraan…
A. pendengaran
B. penglihatan
C. perasa
D. gerak
15. Bait ke-1 pada puisi tersebut menggunakan sajak…
A. b b b
B. a a a
C. a b a
D. b a b
Bacalah puisi berikut ini dengan seksama untuk menjawab soal nomor 16-20!
Ladang Petani
Karya: A. Hasjmi
Tersisih jauh di luar kota
Mendatar ladang setentang mata
Dalamnya penuh tanam-tanaman
Senang riang pandangan mata
Damai aman hati dan sukma
Di tengah-tengah tanaman muda
Petani berdiri dengan senangnya
Memandang ladang penuh kejayaan
Tumbuh-tumbuhan banyak macamnya
Hanya membayangkan datang zaman sentosa
16. Puisi tersebut mengisahkan tentang kehidupan di…
A. perkotaan
B. pedesaan
C. metropolitan
D. perindustrian
17. Tema puisi tersebut adalah…
A. perjuangan
B. kebahagiaan
C. kerinduan
D. kejayaan
18. Isi puisi tersebut tentang …
A. keindahan sawah ladang
B. tanaman siap panen
C. suasana di daerah pertanian
D. tumbuhan petani bermacammacam
19. Bait ke-2 pada baris ke-2 menggunakan citraan…
A. perasaan
B. penglihatan
C. pendengaran
D. penciuman
20. Baris / Memandang ladang penuh kejayaan / mengandung majas…
A. Ironi
B. Sarkasme
C. Personifikasi
D. simile
Bacalah puisi berikut dengan seksama untuk menjawab soal nomor 21-25!
HAMPA
Karya: Chairil Anwar
Sepi di luar
Sepi menekan mendesak
Lurus kaku pohonan
Tak bergerak
Sampai ke puncak
Sepi memagut
Segala menanti, menanti, menanti
Sepi
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat mencekung pundak
Sampai binasa segala
Belum apa-apa
21. Tema yang sesuai dengan puisi tersebut adalah ....
A. kesepian
B. kebosanan
C. penantian
D. kehampaan
22. Baris-baris /Lurus kaku pohonan/Tak bergerak/ mengandung majas…
A. personifikasi
B. sarkasme
C. simile
D. ironi
23. Amanat yang tepat dalam puisi tersebut adalah . . .
A. hendaknya jangan membuat seseorang harus menunggu
B. menunggu adalah pekerjaan yang sangat membosankan
C. menunggu adalah pekerjaan yang menyedihkan manusia
D. hendaknya seseorang menghindari kebiasaan menunggu
24. Makna yang tepat dalam puisi tersebut adalah…
A. seorang yang kesepian
B. kehampaan saat menunggu
C. daerah yang sangat sepi
D. menanti yang tidak pernah usai
25. Suasana yang tergambar pada puisi tersebut adalah ....
A. bosan
B. bangga
C. sedih
D. duka
Bacalah puisi berikut dengan seksama untuk menjawab soal nomor 25-30!
WAKTU BBM NAIK
Karya: Aulia Rizali
Waktu BBM naik
Darah tinggi ayahku kumat menaik
Aku pun tidak jadi minta uang saku ikut naik
Waktu BBM naik
Tetanggaku semua jadi panik
Mengapa gaji suami mereka makin terusik
Waktu BBM naik
Mahasiswa makan tempe tidak lagi dengan uang secarik
Mogok makan akhirnya jadi kegiatan asyik
Waktu BBM naik
semuanya naik dan naik
Hanya nilai raporku yang tidak naik
26. Tema yang sesuai dengan puisi tersebut yaitu…
A. perindustrian
B. pertambangan
C. perekonomian
D. perdagangan
27. Makna yang tepat dalam puisi tersebut adalah…
A.BBM naik semuanya naik
B.BBM naik membuat sengsara
C.BBM naik tapi nilai raportnya tidak
D.BBM naik nilai raportnya juga naik
28. Suasana yang terdapat dalam puisi tersebut adalah…
A. menyedihkan
B. memalukan
C. memprihatinkan
D.menjengkelkan
29. Nilai-nilai yang terdapat dalam puisi tersebut yaitu…
A. agama
B. moral
C. sosial
D. perjuangan
30. Bait pada puisi tersebut menggunakan sajak…
A. b b b
B. a a a
C. a b a
D. b a b
LAMPIRAN 5
LEMBAR JAWABAN
TES KEMAMPUAN APRESIASI PUISI
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
1. A B C D 16. A B C D
2. A B C D 17. A B C D
3. A B C D 18. A B C D
4. A B C D 19. A B C D
5. A B C D 20. A B C D
6. A B C D 21. A B C D
7. A B C D 22. A B C D
8. A B C D 23. A B C D
9. A B C D 24. A B C D
10. A B C D 25. A B C D
11. A B C D 26. A B C D
12. A B C D 27. A B C D
13. A B C D 28. A B C D
14. A B C D 29. A B C D
15. A B C D 30. A B C D
LAMPIRAN 6
KUNCI JAWABAN
TES KEMAMPUAN APRESIASI PUISI
1.C 11. B 21.A
2.A 12. B 22. A
3. B 13. A 23. A
4.A 14. A 24. B
5. B 15. A 25. A
6.A 16. B 26. C
7.A 17. D 27. A
8.A 18. C 28. C
9.D 19. A 29. C
10. B 20. A 30. B
LAMPIRAN 7
Tabel Nilai r Product Moment Dari Person
Db = n-2
Tingkat Signifikansi Untuk Uji 1 arah
0,05 0,025 0,001 0,005 0,0005
Tingkat Signifikansi Untuk Uji 2 arah
0,1 0,05 0,02 0,01 0,001
1 0,9877 0,9969 0,9995 0,9999 1,0000
2 0,9000 0,9500 0,9800 0,9900 0,9990
3 0,8054 0,8783 0,9343 0,9587 0,9911
4 0,7293 0,8114 0,8822 0,9172 0,9741
5 0,6694 0,7545 0,8329 0,8745 0,9509
6 0,6215 0,7067 0,7887 0,8343 0,9249
7 0,5822 0,6664 0,7498 0,7977 0,8983
8 0,5494 0,6319 0,7155 0,7646 0,8721
9 0,5214 0,6021 0,6851 0,7348 0,8470
10 0,4973 0,5760 0,6581 0,7079 0,8233
11 0,4762 0,5529 0,6339 0,6835 0,8010
12 0,4575 0,5324 0,6120 0,6614 0,7800
13 0,4409 0,5140 0,5923 0,6411 0,7604
14 0,4259 0,4973 0,5742 0,6226 0,7419
15 0,4124 0,4821 0,5577 0,6055 0,7247
16 0,4000 0,4683 0,5425 0,5897 0,7084
17 0,3887 0,4555 0,5285 0,5751 0,6932
18 0,3783 0,4438 0,5155 0,5614 0,6788
19 0,3687 0,4329 0,5034 0,5487 0,6652
20 0,3598 0,4227 0,4921 0,5368 0,6524
21 0,3515 0,4132 0,4815 0,5256 0,6402
22 0,3438 0,4044 0,4716 0,5151 0,6287
23 0,3365 0,3961 0,4622 0,5052 0,6178
24 0,3297 0,3882 0,4534 0,4958 0,6074
25 0,3233 0,3809 0,4451 0,4869 0,5974
LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI PENELITIAN
Kegiatan Pembelajaran Di Kelas XI IBB
Kegiatan Pembacaan Puisi
Proses Pembagian Angket dan Tes
Gerbang SMA Negeri 10 Gowa
Proses Upacara Penaikan Bendera Pada Hari Senin