Kritikan terhadap teori asal mula jagad raya (geografi)

Post on 14-Jun-2015

1.520 views 6 download

description

Kelas X semester 1, Kurikulum 2013. SMAN 49 Jakarta

Transcript of Kritikan terhadap teori asal mula jagad raya (geografi)

KRITIKAN TERHADAP TEORI ASAL-MULA JAGAD RAYA

KELOMPOK 4

Alya Salsabila Amalia Firdaus Mutia Nurazizah R Sonia Devi Maranik

KRITIK TERHADAP TEORI LEDAKAN BESAR

Kritik terhadap teori ledakan besar adalah sebagai berikut:

1. Umur jagad raya yang dihitung secara matematis terlalu sedikit untuk bintang yang sangat tua, yang umurnya telah ditentukan secara bebas dari jumlah bahan bakar nuklir yang telah digunakannya.

2. Pernyataan tentang semua zat dipampatkan dalam suatu massa padat sangat sulit dipahami.

Ledakan pada masa ini digambarkan dengan terbangnya proyektil yang ditembakkan dari permukaan bumi.

Beberapa kemungkinan yang terjadi, yaitu: Proyektil terbang begitu cepat sehingga mudah

lepas dari gravitasi bumi dan bergerak sangat cepat memasuki ruang angkasa.

Proyektil hampir tidak dapat lepas dari pengaruh gravitasi bumi dan terus bergerak sangat lambat kearah luar.

Proyektil tidak pernahmembangkitkan kecepatan untuk bebas dari gravitasi bumi. Proyektil melambat, berhenti, hingga kemudian jatuh akibat percepatan gravitasi bumi.

KRITIK TERHADAP TEORI KEADAAN TETAP

Kegagalan teori ini adalah mengenai kesamaan bintang-bintang dan galaksi-galaksi.

Teori ini tidak menyatakan bahwa sifat rata-rata berbagai galaksi yang dekat akan jauh berbeda.

Namun, para ahli astronomi radio telah mengetahui adanya perbedaan tersebut, terutama dengan sumber radio lemah.

Hal ini dapat dijelaskan melalui teori ledakan besar yang menyatakan bahwa galaksi mengalami evolusi.

Galaksi-galaksi memiliki ciri yang berbeda karena keterbatasan kecepatan cahaya, letaknya yang jauh, dan perbedaan massa.

Paham-paham mengenai jagad raya

Paham Antroposentis

Paham antroposentris (anthropos: manusia; centrum: pusat) adalah anggapan bahwa manusia adalah pusat segalanya. Anggapan ini dimulai sejak zaman kebudayaan primitif, waktu manusia mulai menyadari adanya bumi dan langit. Matahari, bulan, bintang dan bumi, dianggap serupa dengan hewan tumbuhan dan manusia.

Bangsa Babilonia pada masa 2000 tahun SM menggambarkan alam semesta sebagai kubah tertutup dengan bumi sebagai lantainya. Disekeliling bumi dianggap terdapat jurang yang tergenang air. Diseberang jurang terdapat gunung tinggi penyangga langit. Para ahli pada zaman itu menghitung panjang tahunadalah 365 hari.

Bangasa ibrani menganggap bahwa langit ditopang oleh tiang-tiang raksasa. Di langit terdapat matahari, bulan dan bintang-bintang yang menempel. Juga terdapat jendela-jendela untuk tempat curahan air hujan.

Paham Geosentris (abad ke-6 SM)

Paham geosentris (geo: Bumi; centrum: pusat) adalah anggapan bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Semua benda langit mengeliling bumi dan semua kekuatan alam semesta berpusat di bumi.

Geosentris

Paham Heliosentis

Paham heliosentris (helios: matahari; centrum: pusat) adalah anggapan bahwa matahari adalah pusat tata surya.

Nicolaus Copernicus mengemukakan adanya sistem Matahari, yaitu matahari sebagai pusat yang

dikelilingi oleh planet-planet. Bulan juga mengelilingi bumi dan

bersama-sama mengelilingi matahari.

Bumi berputar ke arah timut pada porosnya yang menyebabkan siang dan malam.

Heliosentris