Post on 02-Aug-2015
LAPORAN TUTORIAL
GIGI BERLUBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
1. RONALD HARTONO/ J11110101
2. A. ST HAJRAH YUSUF/ J11110001
3. AINI DWI HANDINI/ J11110003
4. JENNIFER NOVIA ANDRIANI/J11110005
5. HAERIYAH/ J11110007
6. FITRIANI/ J11110009
7. REISINTIA/ J11110103
8. HERAWATI HASAN/ J11110105
9. MOHAMMAD ANTOLIS/ J11110109
10. KURNIADI B./ J11110111
11. REZA RAMADHANI B./ J11110113
12. KHUSNUL ILMA AMALIA/ J11110115
13. DONNA TRYE L./ J11110117
14. KIKI CANDRA SARI/ J11110119
15. ARFINA SARI HAMID/ J11110121
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
yang telah melimpahkan taufik dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyusun dan
menyajikan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk mengetahui tentang Gigi Berlubang serta hal-hal yang
menyangkut pengertian, etiologi, akibat yang ditimbulkan, pencegahan maupun
penanganan yang sebaiknya dilakukan. Dengan mempresentasikan makalah ini
diharapkan dapat memperjelas apa yang terkait mengenai Gigi Berlubang tersebut.
Kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik untuk penyempurnaan
makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan kita dengan rahmat-Nya dan
makalah ini kami sampaikan dengan harapan dapat memenuhi apa yang diharapkan.
Makassar, 18 September 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN …………………………………………………………............... i
KATA PENGANTAR………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………...... iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..…… 1
A. Latar Belakang……………………………………………………........ 4
B. Tujuan…………………………………………………………………. 5
C. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN TUTORIAL……………………………………….... 5
BAB III RINGKASAN……………………………………………………..….. 12
DAFTAR PUSTAKA………………………………...………………………... 13
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan
cementum, yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat
yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang
kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi infasi bakteri dan
kemtatian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat
menyebabkan nyeri. Walaupun demikian mengingat mungkinnnya remineralisasi
terjadi, pada stadium yang sangat dini penyakit ini dapat dihentikan. Penyakit ini telah
dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah
dikenal sejak zaman perunggu, zaman besi, dan zaman pertengahan.Peningkatan
prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan. Kini, karies gigi telah
menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia.
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang
terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa.
Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun
berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan
mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-
daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.
Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga menjadi
sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi.
Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari
remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat
lubang pada gigi.
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan
dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk mengembalikan
bentuk, fungsi, dan estetika. Walaupun demikian, belum diketahui cara untuk
meregenerasi secara besar-besaran struktur gigi, sehingga organisasi kesehatan gigi
terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan
menjaga kesehatan gigi dan makanan.
B. Tujuan Pembelajaran
Dari hasil pertemuan pada tutorial pertama modul 1, diperoleh tujuan
pembelajaran yaitu :
1. Menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan caries
2. Menjelaskan tentang cara mendiagnosis caries baik secara subyektif,
obyektif, maupun secara radiologis.
3. Menjelaskan cara penanganan caries pada anak-anak dan orang dewasa
4. Menjelaskan persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum
preparasi seperti kontrol infeksi
5. Menjelaskan tujuan dan cara menggunakan alat-alat preparasi, hand and
rotary instrument
6. Menjelaskan macam-macam dan karakteristik dari bases dan liners yang
digunakan pada perawatan operative dentistry, cara manipulasi dan
aplikasinya.
7. Menjelaska macam dan karakteristik bahan restorasi direct, amalgam
GIC dan resin komposit, cara manipulasi dan aplikasinya.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diperoleh adalah:
1. Bagaimana etiologi gigi depan yang berwarna kehitaman ?
2. Jelaskan proses terjadinya karies!
3. Bagaimana etiologi karies!
4. Apakah setiap karies dapat menyebabkan rasa ngilu? Jelaskan!
5. Sebutkan dan jelaskan klasifikisai dari karies!
6. Bagaimana cara mendiagnosis karies, baik secara subjektif, maupun
secara radiologis?
7. Persiapan apa yang harus dilakukan sebelum preparasi?
8. Jelaskan cara penanganan karies pada anak-anak dan orang dewasa!
9. Jenis perawatan apa yang harus dilakukan kepada pasien sesuai pada
scenario?
10. Jelaskan alat dan bahan yang harus digunakan sesuai scenario dan
bagaimana cara menggunakannya!
11. Bagaimana jika keluhan penderita tidak ditangani?
12. Bagaimana cara pencegahan yang dapat dilakukan utnuk meminimalisisr
terjadinya karies?
BAB II
PEMBAHASAN
Skenario :
Seorang siswi berusia 17 tahun berkunjung ke klinik gigi dengan keluhan gigi depan
yang warna agak kehitaman dan mengganggu penampilan dan gigi belakang terasa
ngilu bila minum air es dan makan makanan yang manis.
Jawaban pertanyaan :
1. Penyebab warna kehitaman pada gigi anterior :
Kehitaman yang tampak dipermukaan gigi dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pada
kasus di scenario, kehitaman pada gigi pasien disebabkan karena usaha lanjut dari
timbulnya karies. Gigi yang mengalami karies berlanjut ke paisan gigi yang lebih
dalam sehingga menyebabkan gigi terlihat kehitaman dan lunak karena demineralisasi
pada email. Gigi yang kehitaman tsb merupakan daerah tempat yang berkapur di
permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi
tampak kecoklat-coklatan atau hamper kehitaman. Bila enamel dan dentin sudah mulai
rusak, lubang akan tampak, sehingga daerah yang terkena akan berubah warna dan
menjadi lunak ketika disentuh.
2. Proses terjadinya karies :
Penyebab utama karies adalah adanya proses demineralisasi pada email. Dimana email
adalah bagian terkeras dari gigi, bahkan paling keras dan padat diseluruh tubuh. Sisa
makanan yang bergula (karbohidrat) dan susu menempel pada permukaan email dan
akan bertumpuk menjadi plak, dan menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri.
Bakteri yang menempel tersebut akan menghasilkan asam dan melarutkan pemukaan
email sehingga terjadi proses demineralisasi. Bakteri yang paling banyak Sterptococcus
Organisme, yang mana berkembang biak dan mengeluarkan gel ekstra sel yang lengket
dan akan menjerat berbagai bentuk bakteri yang lain. Dalam beberapa hari plak ini akan
bertambah tebal dan terdiri dari berbagai macam mikroorganisme. Akhirnya flora
plakyang tadinya didominasi oleh bentuk kokus berubah menjadi flora campuran yang
terdiri atas kokus, batang dan filament. Sehingga dalam beberapa lama akan terjadi
demineralisasi email dan menghabcurkan gigi.
3. Etiologi Terjadinya karies :
a. Faktor Host
Antara lain adalah factor morfologi gigi. Pit dan fissure pada gigi posterior
sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk.
Adapun kawasan – kawasan yang mudah diserang karies tersebut adalah :
1. Pit dan fissure permukaan oklusal molar dan premolar, pit bukal molar dan pit
palatal insisivus.
2. Permukaan halus di daerah aproksimal sedikit dibawah titik kontak.
3. Email pada tepian di dearah leher gigi sedikit di atas tepi gingival.
4. permukaan akar terbuka, merupakan tempat melekatnya plak pada pasien
dengan resesi gingival.
5. permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan.
b. Faktor Agen / Mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies.
Plak adalah lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang
berkembang biak di atas matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
Peran Bakteri :
Streptococcus Mutans dan Lactobacillus merupakan kuman yang kariogenik
karena mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan.
Bakteri tersebut memiliki kemampuan dalam membuat polisakarida ekstra sel
yang sangat lengket dari karbohidrat makanan.
c. Faktor substrata tau diet
Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan
enamel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa oarng yang banyak mengkonsumsi
karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi. Hal ini
menunjukkan bahwa karbohidrat memang peranan penting dalam terjadinya
karies.
d. Faktor waktu
Adanya kemampuan sa;iva untuk mendepositkan kembali mineral selama
berlangsungnya proses karies tersebut, menandakan bahwa proses karies terdiri
dari periode pengerusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu
bila saliva ada dalam lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi
dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun.
4. Tidak semua karies dapat menyebabkan rasa ngilu pada penderita. Tapi dalam hal ini
jika karies yang baru mencapai email tentunya tidak dirasakan keluhan apa-apa,
namun jika penjalaran karies sudah mencapai jaringan dentin, maka kemungkinan
besar akan menyebabkan rasa ngilu. Karena karies yang menembus dentin
menyebabkan terbukanya tubulus dentalis yang merupakan terusan dari sel-sel saraf
dan pembuluh darah yang berasal dari ruang pulpa. Hal inilah yang menyebabkan
timbul sensasi ngilu pada gigi. Selain itu dentin juga merupakan jaringan vital yang
sangat sensitive.
5. Terminologi dari karies :
a) Karies berdasarkan lokasinya :
- Primary caries : adalah karies yang pertama kali terjadi pada gigi.
- Backward caries : adalah karies yang tersebar disepanjang dentino-enamel
junction.
- Forward caries : adalah puncak karies pada email yang luas atau hampir
sama besar ukurannya yang terjadi pada dentin.
- Residual caries : adalah karies yang tertinggal setelah preparasi selesai
dilakukan. Hal ini dapat terjadi karena kecelakaan
ataupun kesalahan dari operator.
- Secondary caries : biasa disebut karies berulang. Yaitu karies yang terjadi
di tepi restorasi dan mungkin terjadi dibawah restorasi.
b) Karies berdasarkan perluasannya :
- Incipient caries (reversible) : adalah bukti atau tanda jika kalau aktivitas karies
telah muncul pada email. Pada permukaan email yang halus, lesi tampak opak
ketika dalam keadaan kering, dan lesi akan tampak hilang jika dibasahi dengan
saliva.
- Cavitated caries (nonreversible) : pada cavitated caries, permukaan enamel
telah rusak. Dan biasanya lesi sudah menembus daerah dentin.
c) Karies berdasarkan kecepatannya :
- Acute (rampant) caries : karies akut, biasa disebut karies rampan, ketika karies
terjadi hampr pada seluruh gigi. Karies rampan ini berkembanh dan memburuk
dengan cepat.
- Chronic (slow or arrested) caries : karies kronis, proses karies berjalan lambat
dengan penampakan warna kecoklatan sampai hitam. Tau dapat juga diartikan
sebagai karies terhenti, diaman lesi karies tidak berkembang, bisa disebabkan
oleh perubaha lingkungan.
6. Cara menegakkan diagnosis karies, baik secara subyektif maupun radiologis :
Secara subyektif, karies dapat didiagnosis oleh satu atau bebarapa hal seperti berikut
ini :
1. Perubahan visual dalam tekstur permukaan gigi. Seperti pada perubahan warna pada
gigi yang mengalami karies.
2. Terdapat rangsangan taktil. Rangsangan taktil dapat berupa rasa sakit ketika sedang
dilakukan perkusi pada gigi yang karies, atau timbul sensasi ngilu pada saat memakan
makanan manis serta meminum minuman yang dingin atau panas.
3. Secara radiolografi. Pada gigi yang mengalami karies, bagian enamel atau dentinnya
akan terlihat translusen .
4. Transluminasi. Transluminasi dilakukan dengan menempatkan cermin atau sumber
cahaya disisi lingual pada bagian gigi anterior dan arahkan cahaya tersebut pada gigi.
Maka pada gigi yang mengalami karies, akan nampak tranlusen.
Diagnosis karies secara radiografi
Karies dapat juga didiagnosis melalui radiografi. Pada pemeriksaan radiografi gigi
karies, makan akan terlihat translusen pada daerah enamel dan dentin. Diagnosis
melalui radiografi akan lebih baik jika yang digunakan ialah radiografi bitewing,
karena radiografi bitewing sangat berguna untuk mendeteksi karies pada bagian
proksimal gigi.
7. Persiapan sebelum preparasi :
a) Menegakkan diagnosis
Diagnosis pada tahap yang masihsangat awal telah dianggap sebagai sesuatu
yang sangat penting sejak diketahui bahwa karies itu dapat terhenti dan
remineralisasi kembali. Untuk menemukan tanda awal karies diperlukan
penglihatan yang tajam, biasa pemerikasaan dilakukan dengan sonde yang tajam
sampai terasa menyangkut.
b). Menetapkan rencana perawatan
Setelah menegakkan diagnosis, tahap selanjutnya yaitu menetapkan rencana
perawatan yang tepat. Salah satu rencana perawatan yang paling sering
dilakukan yaitu dengan parawatan restorative baik itu direct maupun indirect.
c). Penerapan Universal Pracautions
Merupakan perlindungan pribadi terhadap kontaminasi bakteri. Dapat berupa
memaki sarung tangan (handskun), masker, pelindung mata, aprom, dan
pelindung kepala. Selanjutnya desinfektan daerah kerja, contoh table unit,
ruangan praktek dsb.
d) Penerapan Kontrol Infeksi
Tujuan utama dilakukannya control infeksi yaitu mengurangi resiko kontaminasi
silang yang merupakan penularan dari pasie ke operator melalui alat ataupun
tanpa melalui alat. Adapun tujuan lainnya yaitu mengurangi jumlah mokroba
pathogen sampai pada tingkat yang tidak menimbulkan infeksi klinis.
e) Melakukan tahap-tahap preparasi dan restorasi
Tahap – tahap sebelum melakukan preparasi dan restorasi antara lain :
- Initian tooth preparation stage :
1. Outline from and initial depth
2. Primary resistance form
3. Primary retention form
4. Convenence form
- Final tooth preparation stage :
5. Removal the remaining infected form
6. Pulp protection (jika diindikasikan)
7. Secondary retention and resistance form
8. Finishing the enamel wall and margin
9. Final procedurs, cleaning, inspecting, sealing
Adapun setelah preparasi telah dilakukan, maka step selanjutnya yaitu
merestorasi kavitas.
8. Penanganan karies pada anak dan orang dewasa
Perawatan karies pada anak terbagi atas 2, yaitu :
Perawatan karies gigi Metode Preventif
Yaitu jenis perawatan dengan metode pencegahan. Contohnya dengan Dental
Health Education pada pasien. Dalam DHE ini pasien diajarkan bagaimana cara
menggosok gigi dengan benar. Serta penyuluhan akan pentingnya kesehatan gigi
dan mulut sejak dini.
Perawatan karies gigi Metode Operatif
Alasan utama melakukan restorasi pada gigi susu, yaitu untuk memberikan dan
menjamin mastikasi yang nyaman dan efisiensi pada anak. Adanya gigi yang
terasa ngilu dan sakit dapat menyebabkan seorang anak menjadi takut atau malas
untuk makan. Jika kejadian ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama,
maka akan berpengaruh terhadap kecukupan nutrisinya.
Adapun perawatan karies pada orang dewasa, yaitu dengan melakukan restorasi dengan
menggunakan bahan-bahan tambalan, seperti amalgam, komposit dan glass ionomer
cement.
9. Jenis perawatan yang tepat sesuai dengan skenario
Berdasarkan pda skenario, pasien mengeluhkan gigi anteriornya yang mengalami
kehitaman, serta gigi posterior yang ngilu ketika makan makanan manis dan dingin jadi
hal pertama yang harus kita lakukan adalah perawatan yang tepat untuk gigi anterior.
Perawatn yang sesuai yaitu: restorasi komposit. Hal ini dikarenakan komposit adalah
suatu bahan tambalan yang digunakan untuk tambalan yang warnanya sesuai dengan
warna gigi. Karena ini adalah gigi posterior maka factor estetik sangat dipertimbangkan.
Perawatan selanjutnya adalah perawatan untuk gigi posterior. Dimana gigi posterior
tidak terlalu mementingkan estetik oleh karena itu perawatan yang sesuai yaitu:
perawatan restorasi dengan amalgam. Adapun keuntungan dari amalgam antar lain:
mudah digunakan, high tensile strength, harga terjangkau dan kekuatan resisten yang
baik.
10. alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan perawatan:
a. diagnostic instrument
Mouth mirror
Sonde
Pinset
b. Cutting Instrumen.
Excavator
Chisel
Knife
File
c. Condensing Instrumen
Cement Stopper
Amalgam Stopper
d. Placing and Shaping Instrumen
Plastis instrument
Carver
Burnisher
e. Manipulation instrument
Cement spatuler
Agate spatula
f. finishing and polishing instrument
Hand type
Rotary type
g. instrument lainnya
Amalgam pistol
Glass plate
Bahan yang digunakan dalam melakukan perawatan :
a. amalgam
merupakan alloy yang terdiri dari mercury (Hg) dengan beberapa logam lain
(timah, perak dll)
b. resin komposit
merupakan bahan restorasi yang memiliki warna yang sama dengan gigi dan
paling sering digunakan untuk gigi anterior.
c. glass ionomer cement
merupakan bahan restorasi yang biasa digunakan untuk klas V. tapi
estetik dan tranlusen yang kurang baik.
11. jika keluhan penderita tidak segera ditangani maka karies akan berlanjut
keruang pulpa sehingga terjadi imvasi bakteri dak kematian pulpa serta penyebaran
infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri ataupun rasa sakit yang
hebat. Karies yang tidak ditangani juga dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit
sistemik.
12. Pencegahan karies
Membatasi substrat
Hal ini dilakukan dengan melakukan diet sukrosa, yaitu mengurangi makanan yang
mengandung gula yang dapat memicu timbulnya plak.
Memperbaiki mikroflora dalam mulut
Dilakukan dengan melakukan perawatan anti mikrobia atau yang dilakukan secara
intensif.
Floridasi
Bertujuan untuk menambah ketahanan dari demineralisasi dan mengurasi resiko
plak. Dengan cara fluoridasi sistemik maupun fluoridasi topical.
Menghilangkan plak
Plak sebagai penyebab timbulnya karies dapat dihilangkan dengan menyikat gigi,
menggunkan dental floss, dsb
Melakukan imunisasi
Mengingat karies merupakan menyakit menular yang disebabkan oleh kuman
pathogen yang spesifik, secara teoritis penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi
Menstimulasi sekresi saliva
Dilakukan dengan makan makanan non kariogenik, menguyah permen karet bebas
gula, dan menggunakan obat yang dapat memicu sekresi saliva.
BAB IIIRINGKASAN
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan
cementum, yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang
dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian
diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi infasi bakteri dan kemtatian
pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri.
Walaupun demikian mengingat mungkinnnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang
sangat dini penyakit ini dapat dihentikan.
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang terlihat
dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula,
lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjad
lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, kadang-
kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan
menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.
DAFTAR PUSTAKA
Roberson, Haymann, Swift. Sturdevant’s Art and Science of Operative
Dentistry. Fourth Edition. Mosby. 2001
Kidd, Edwina. Essentials of Dental Caries The Disease and It’s Management.
Third Edition. Oxford University Press. 2005
Mount, Gj, Hume, WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure.
Mosby. 2001
Andlaw, R.J, Rock, W.P. Perawatan Gigi Anak (A Manual of Paedodontics),
edisi 2. Widya Medika. 1992
Taringan, Rasinta Dr.drg., Karies Gigi. Hipokrates. Jakarta. 1990