Transcript of Laporan Parasit 2015
I. Diagnosis dan Pemeriksaan Laboratorium Diagnosis toksoplasmosis
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : 1. Pemeriksaan
sediaan
mikroskopis, untuk menemukan ookista yang di dalam tinja kucing ,
atau takizoit didalam
eksudat peritoneal atau biakan jaringan, Toxoplasma dapat ditemukan
didalam usapan dari irisan jaringan atau eksudat yang
diarnai. !ji arna masi" paling memuaskan sampai saat ini
#. Pemeriksaan dara" atau jaringan tubu" penderita $"istopatologi%,
Diagnosis dapat ditegakkan jika ditemukan parasit di dalam jaringan
atau cairan tubu" penderita. &al ini dilakukan dengan cara
menemukan
secara langsung parasit yang diambil dari cairan serebrospinal,
atau "asil biopsi jaringan tubu" yang
lainya. 'amun diagnosis berdasarkan penemuan parasit secara
langsung jarang dilakukan karena kesulitan dalam
"al pengambilan spesimen yang akan diteliti.
(. Pemeriksaan serologis, Pemeriksaan serologis dilakukan dengan
dasar ba"a antigen toksoplasma akan
membentuk antibodi yang spesi)ik pada serum dara" penderita.
*eberapa pemeriksaan serologi yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosis toksoplasmosis antara lain:
a. +omplement ixation Test
d. /nzyme Linked Immuno -orbent ssay $/LI-%
0. P+ $Polymerase +"ain eaction%, 2etode lain yang
relati) singkat dengan sensiti3itas yang tinggi adala" metode P+.
Teknik P+ ini
dapat mendeteksi toksoplasma yang berasal dari dara", cairan
serebrospinal, dan cairan amnion
DT P!-T4 +ornain, - 5 -uryana /.6 5 dkk., 1778. : spek Imunologi
dan Pendekatan Imunoterapi pada
In)eksi Toxoplasma. 4umpulan 2akala" -imposium Toxoplasmosis.
akultas 4edokteran !I,
6akarta.
9anda"usada. -. 17;. -erological study )or ntibodies to
Toxoplasma gondii in 6akarta.
Indonesia. -out"east sian 6. Trop. 2ed. <". 7$(%: (8; <(11
4asper Lloyd $ 1777 %. In)eksi Toxoplasma dan Toxoplasmosis. Dalam:
Prinsip<prinsip Ilmu Penyakit Dalam. /disi 1(. /ditor:
"mad &. Penerbit *uku 4edokteran /9+, "lm 18#1<18#.
9eorge -ara 2at"e. +erebral Toxoplasmosis in an &I= Positi3e
Patient: +ase eport and
e3ie o) Pat"ogenesis and Laboratory Diagnosis. 3ailabel )rom !L
:
"ttp:>>.ba"rainmedicalbulletin.com>june?#887>Toxoplasmosis.pd) . ccessed
ugust, #81#.
serologis dan menemukan parasit dalam jaringan tubu" penderita.
-eperti tela" diuraikan diatas,
gejala klinis sering kali meragukan dan menemukan parasit dalam
jaringan tubu" penderita
bukanla" suatu "al yang muda". 2aka pemeriksaan secara
serologis ter"adap antibodi penderita
toxoplasmosis merupakan alat bantu diagnosis yang muda" dan
baik.
a. Pemeriksaan -erologi
spesi)ik yang terdapat dalam serum dara" penderita. *eberapa jenis
pemeriksaan serologis yang
umum dipakai iala" : Dye test -abin eldman, +omplement ixation test
$+T%, reaksi
luoresensi antibodi, Indirect &emagglutination Test dan enzym
linked immunosorben assay
$/lisa%. Dye test -abin eldman merupakan pemeriksaan yang pertama
kali ditemukan. Dasar
test ini yaitu toxoplasma gondii muda" diarnai dengan metilen blue.
Tetapi bila dicampur
dengan serum kebal, maka parasit tidak dapat mengambil arna lagi
karena anti bodi toxoplasma
yang ada dalam serum tersebut akan melisis parasit ini. +omplement
)ixaton test $+T%
berdasarkan reaksi sntigen antibodi yang akan mengikat
komplement se"ingga pada penamba"an
serum akan terikat pada parasit. -etela" ditamba" antiglobulin
manusia yang berlabel )luoresens.
Inderect "emaglutination test mempergunakan antigen yang diletakkan
pada sel<sel dara" mera",
bila dicampur dengan serum kebal menimbulkan aglutinasis.
/lisa mempergunakan antigen
toxoplamosis yang diletakkan pada penyangga padat. 2ula<mula
diinkubasi dengan serum
penderita, kemudian dengan antibodi berlabel enzim. 4adar
anti bodi dalam serum penderita
sebanding dengan intertitas arna yang timbul setela" ikatan antigen
anti bodi dicampur dengan
substrat1#.
anti bodi ter"adap penderita ter"adap serum dara" penderita. nti
toxoplasma gondii Ig2 timbul
segera setela" in)eksi, dan baru mencapai puncaknya pada minggu
keempat kemudian menurun
secara lambat dan tidak terdeteksi lagi setela" empat bulan. -edang
anti toxoplasma Ig9
mencapai puncak dalam 1<# bulan setela" terin)eksi dan kadarnya
menetap sampai berta"un<
ta"un. Dengan memeriksa antibodi kelas Ig9 dan Ig2, maka kita dapat
mengeta"aui apaka"
seseorang dalam e)eksi akut, rentan atau kebal te"adap
toxoplasmosis. Didapatkan seropositi)
dari anti<T.gondii Ig9 dan Ig2. Deteksi juga dapat dilakukan
dengan indirect )luorescent
antibody $I%, aglutinasi, atau enzyme linked immunosorbent assay
$/LI-%.
b. Pemeriksaan cairan serebrospinal
protein.
Digunakan 2endeteksi D' Toxoplasmosis gondii. P+ untuk T.gondii
dapat juga
positi) pada cairan bronkoal3eolar dan cairan 3itreus atau
a@uos "umor dari penderita
toksoplasmosis yang terin)eksi &I=. danya P+ yang positi) pada
jaringan otak tidak berarti
terdapat in)eksi akti) karena tissue cyst dapat berta"an lama
berada di otak setela" in)eksi akut.11
d. +T scan dan 2I
atau tanpa lesi.
Pemeriksaan "istopatologis jaringan otak, sum<sum tulang
belakang, kelenjar limpe,
cairan otak merupakan diagnosis pasti tetapi cara ini sulit
dilakukan. !ntuk diagnosis pasti
ditegakkan melalui biopsi otak.
Pengobatan
Pasien dengan =L2 dapat diobati dengan lbendazol 088mg dengan
dosis # kali per"ari selama A "ari.eaksi alergi dapat diatasi
dengan pemberian kortikosteroid.Pada penderita BL2
dilakukan operasi 3itrektomi, pengobatan dengan ant"elmintik, dan
kortikosteroid. +acing
deasa yang terdapat pada anjing dan kucing dapat diatasi dengan
penggunaan pirantel pamoat, sedangkan lar3anya dapat diatasi dengan
penggunaan Dietil +armbamasin $D/+%.
Pengendalian
Pengendalian in)eksi dapat dilakukan dengan mencega" agar
kucing atau anjing peli"araan tidak
membuang )eses sembarangan terutama di tempat bermain anak<anak,
dan kebun sayuran.&ean
yang tela" terin)eksi dapat diobati dengan mebendazol atau
i3ermectin. nak kucing atau anak
anjing secara rutin diobati mulai usia #<( minggu, dan setiap
#minggu "ingga berusia 1ta"un, sedangkan kucing atau anjing deasa
diobati setiap C bulan sekali. Pada manusia pencega"an
dapat dilakukan dengan mengaasi anak yang mempunyai kebiasaan
memakan tana",
meningkatkan kebersi"an pribadi seperti mencuci tangan sebelum
makan, tidak makan daging yang kurang matang, dan membersi"kan
dengan baik sayur lalapan.
P!N"!#$%$N O$I$SIS
Pencega"am penyakit ini adala" mencega" digigit lalat c"rysops
terutama di daera"e n d e m i c d e n g a n m e n g g u n a k a n r
e p e l l e n t d i m e t " y l p " t " a l a t e
p a d a k u l i t . - e l a n j u t n y a , penggunaan
insektisida antilar3a pada tempat perindukan
lalat serta pengobatan penderitadengan dit"ylcarbamazine untuk
membunu" micro)ilaria dalam dara". Diet"ylcarbamazine akan
menurunkan akti3itas otot yang mengakibatkan
paralysis lalu menguba" perta"anan micro)ilaria se"ingga
muda" di"ancurkanPencega"an ini
dilakukan selama ( "ari berturut<turut.
- t a ) p e n g a j a r D e p a r t e m e n P a r a s i t o l o g i
. # 8 8 ; . Parasitologi
4edokteran /disi 4eempat .6akarta:akultas 4edokteran !ni3ersitas
Indonesia
No &
*erdasarkan /pidemiologi
In)estasi tungau ini adala" kosmopolit dan dianggap tidak
berba"aya.In)eksi )olliculorum adala" sangat
umum. -ekitar ;8 dari populasi orang deasa, baik priadan anita,
memiliki in)eksi
Demodex )olliculorum. & a l in i d iya k in i ba"a ) re ku ensi
Demodex )olliculorum kurang pada anak. &al ini jarang ditemukan
pada anak di baa" Ata"un. ntara A dan
18 ta"un, ditemukan di sekitar A8 anak<anak, sedangkan antara
usia 18dan #8 persen adala"
sama seperti pada orang deasa. 6adi akan terli"at ba"a seiring
bertamba"nya usia, kita menjadi terin)eksi Demodex )olliculorum dan
tertularnya in)eksi inimungkin melalui kontak
dengan orang deasa
Penularan kontak langsung, dalam bentuk nympha sangat tahan di
alam
Pencegahan demodekosis adalah dengan menjaga kebersihan kandang
dan
menjauhkan anjing sehat dengan penderita atau via air susu.
hewan yang sakit diisolasi (penyakit menular, hindarkan dari hewan
sehat) lalu
diobati
Bekas kandang ( semua material ) didesinfeksi atau dibakari
belerang di dlm
kandang selama 2 jam, diulang selang ! hari ( tungau tahan 2"# hari
diluar
tubuh )