Post on 25-Jul-2015
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Mikrobiologi
Disusun Oleh :
Kelompok IV
Anggota :
Agung Budiraharjo (0706427)
Ana Nurkaromah (0704305)
Gita Sulistia (0703726)
Rahmat Nugroho (0700710)
Rizal Pauzan R (0700648)
Yudistira S.N. (0700811)
Dosen : Heli Siti Halimatul, M.Si
PROGRAM STUDI KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2010
Tanggal awal percobaan : 09 April 2010
Tanggal akhir percobaan : 16 April 2010
A. Tujuan Percobaan
Membuat kimchi dan mengamati perubahan pH dan bentuk fisik saat
pembuatannya.
B. Dasar Teori
Kimchi adalah makanan tradisional Korea, salah satu jenis asinan sayur
hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. Setelah digarami dan dicuci,
sayuran dicampur dengan bumbu yang dibuat dari udang krill, kecap ikan,
bawang putih, jahe dan bubuk cabai merah.
Sayuran yang paling umum dibuat kimchi adalah sawi putih dan lobak.
Di zaman dulu, kimchi diucapkan sebagai chim-chae (Hangul: 침채; Hanja:
沈菜) yang berarti "sayuran yang direndam."
Di Korea, kimchi selalu dihidangkan di waktu makan sebagai salah satu
jenis banchan yang paling umum. Kimchi juga digunakan sebagai bumbu
sewaktu memasak sup kimchi (kimchi jjigae), nasi goreng kimchi (kimchi
bokkeumbap), dan berbagai masakan lain.
Literatur tertua yang memuat tentang kimchi adalah buku puisi Tiongkok
berjudul Sikyeong (hangul:시경 hanja:詩經). Pada waktu itu, kimchi disebut
"Ji" sebelum nantinya dikenal sebagai "chimchae".
Gambar 1.1 Contoh Makanan Kimchi.
Asinan berwarna hijau merupakan bentuk awal kimchi sewaktu cabai
belum dikenal di Korea. Setelah dicampur dengan garam, sayuran seperti
kubis dimasukkan ke dalam guci tanah liat setelah diberi garam, dan
dipendam di dalam tanah sebagai persediaan makanan sewaktu sayuran segar
tidak tersedia di musim dingin. Orang Korea baru mengenal cabai berkat jasa
pedagang Portugis dari Jepang yang datang ke Korea di abad ke-16.
Pedagang Portugis menyebarluaskan cabai ke seluruh dunia. Kapal-kapal
Portugis berlayar melewati Tanjung Harapan di Afrika hingga sampai di
India di tahun 1498. Selanjutnya, cabai asal Amerika Selatan dibawa ke Asia
melalui berbagai pelabuhan di Afrika atau langsung menyeberangi Samudra
Pasifik. Di tahun 1540, pedagang Portugis sudah berdagang di Indonesia dan
cabai dibawa ke Tiongkok beberapa lama kemudian. Pedagang Portugis baru
sampai di Jepang dan Korea pada tahun 1549. Filipina mendapat giliran
mengenal cabai di tahun 1564 sewaktu dilewati jalur perdagangan kapal
Spanyol yang membawa cabai ke kepulauan Melanesia dan kawasan
Mikronesia.
Resep asinan sayuran dan labu sudah dimuat dalam buku resep terbitan
tahun 1670, tapi tidak menggunakan cabai. Di dalam catatan sejarah abad ke-
17 ditulis tentang 11 jenis kimchi, sedangkan cabai sebagai bahan kimchi
mungkin baru populer bertahun-tahun kemudian (menurut perkiraan 200
tahun kemudian) . Sebelum abad ke-19, kimchi hanya dibuat dari sayuran asli
Korea karena sawi putih kemungkinan besar tidak dikenal di Korea sampai
abad ke-19.
Kimchi dibuat dari berbagai jenis sayuran sehingga mengandung kadar
serat makanan yang tinggi, namun rendah kalori. Sebagian besar kimchi
dibuat dari sayuran seperti bawang bombay, bawang putih, dan cabai yang
baik untuk kesehatan. Kimchi kaya dengan vitamin A, thiamine (B1),
riboflavin (B2), kalsium, zat besi, dan bakteri asam laktat yang baik untuk
pencernaan. Pada tahun 2000, strain bakteri asam laktat (strain MT-1077T)
penghasil bakteriosin yang diisolasi dari kimchi diberi nama Lactobacillus
kimchi.
Kimchi disebut sebagai salah satu dari lima "makanan tersehat di dunia"
menurut majalah Health Magazine. Kimchi kaya dengan vitamin, membantu
pencernaan, dan kemungkinan dapat mencegah kanker. Sayuran yang sudah
lama diketahui baik untuk kesehatan, apalagi ditambah kultur bakteri hidup
pada kimchi yang lebih banyak dari yogurt. Pemakaian cabai merah dalam
jumlah banyak pada kimchi juga sering disebut-sebut baik untuk kesehatan.
Satu studi yang dilakukan oleh Seoul National University menyatakan
bahwa ayam yang terinfeksi dengan virus H5N1, yang juga disebut avian flu,
sembuh setelah makan makanan yang mengandung bakteri yang sama
ditemukan dalam kimchi.
Selama wabah SARS 2003 di Asia, banyak orang bahkan percaya bahwa
kimchi dapat melindungi terhadap infeksi. Meskipun tidak ada bukti ilmiah
unutk mendukung keyakinin ini. Namun, pada Mei 2009, Korea Food
Research Institute, Korea negara makanan organisasi penelitian, mengatakan
mereka telah melakukan penelitian yang lebih besar pada 200 ayam, yang
mendukung teori bahwa meningkatkan 'kekebalan ayam terhadap virus
tersebut.
C. Alat Dan Bahan
Alat :
1) Kertas indikator pH
2) Botol Plastik
3) Penutup Plastik Besar
4) Penutup Plastik Kecil
Bahan :
1) Sawi Putih yang telah dipotong 5-7 inchi
2) 1 buah cabe merah yang di cincang
3) 2 buah bawang putih yang telah di iris tipis
4) 3 sendok makan garam yang tidak beryodium
D. Cara Kerja, Pengamatan dan Analisis
a. Persiapan
Cara Kerja Pengamatan
Dipotong penututp botol dengan jarak 10 – 15 cm dari atas
Sawi putih dipotong – potong
Bawang putih diiris tipis
Cabe merah dicincang
Di masukan bahan – bahan yang telah disiapkan, secara berurutan: sawi putih, bawang putih dan cabe merah. Sambil ditekan sampai tidak terdapat ruang
Ditaburi garam di bagian atas tumpukan bahan - bahan
Botol plastik yang digunakan ukuran 1500 mL
Botol terlebih dahulu dibersihkan
Semua bahan dicuci terlebih dahulu Sawi putih dan hijau dipotong ± 15 cm
(digunakan dua jenis sawi untuk perbandingan)
Bawang putik yang digunakan sebanyak 5 siung
2 buah Cabe merah dibuang bijinya dan dicincang kasar
Proses pemasukan bahan – bahan sambil ditekan sehingga tidak ada rongga udara dan dari bahan/ sayur keluar air
Garam yang digunakan adalah garam kasar (untuk ikan asin)
Botol Plastik
Botol Plastik yang Siap Digunakan
Bahan - Bahan
Bahan yang Siap digunakan
Botol Plastik yang Telah Dipotong
Botol + Bahan
Botol bagian atas dimasukan ke dalam botol bagian bawah
Batas antara botol dilem Ditekan kembali dan udara
dikeluarkan dari bagian tutup plastik
Botol ditutup dengan plastik
Botol dibuat kedap udara
Pada proses penekanan tutup botol dibuka sehingga udara keluar dari bagian atas botol
b. Pengamatan
Cara KerjaHari /
TanggalWarna Bau pH Keterangan
Setiap hari bagian yang dilem diberi tekanan
Setiap hari air yang dikeluarkan dari sawi diukur pH nya
Pengamatan dilakukan ± 3-7 hari
Jum’at/09-04-2010
1. Larutan bening kemerahan
2. Larutan bening kehijauan
1. Tercium bau bawang putih
2. Tercium bau bawang putih
- -
Sabtu/10-04-2010
1. Larutan bening kemerahan
2. Larutan bening kehijauan
1. Tercium bau bawang putih
2. Tercium bau bawang putih
- -
Minggu/11-04-2010
1. Larutan bening kemerahan
2. Larutan bening kehijauan
1. Tercium bau bawang putih
2. Tercium bau bawang putih
- -
Senin/12-04-2010
1. Larutan bening kemerahan
1. Tercium bau bawang
- Volume larutan
keduanya
Botol + Bahan Siap Diamati
Kimchi Siap dikonsumsi
Botol + Bahan
Botol + Bahan Siap Diamati
2. Larutan bening kehijauan
putih2. Tercium
bau bawang putih
bertambah
Selasa/13-04-2010
1. Larutan bening kemerahan
2. Larutan bening kehijauan
1. Tercium bau bawang putih
2. Tercium bau bawang putih
1. 6
2. 6Volume larutan
keduanya bertambah
Rabu/14-04-2010
1. Larutan bening kecoklatan
2. Larutan bening kecoklatan
Tercium agak asam
1. 5
2. 5
Volume Larutan
tetap
Kamis/15-04-2010
1. Larutan bening kecoklatan
2. Larutan bening kecoklatan
Tercium agak asam
1. 5
2. 5
Volume Larutan
tetap
Jum’at/16-04-2010
1. Larutan bening kecoklatan
2. Larutan bening kecoklatan
Tercium agak asam
1. 5
2. 5
Volume Larutan
tetap
*Keterangan : 1. Kimchi dengan bahan dasar sawi putih ; 2. Kimchi dengan bahan dasar sawi hijau
E. Pembahasan
Kimchi dibuat dari berbagai jenis sayuran sehingga mengandung kadar
serat makanan yang tinggi, namun rendah kalori. Adapun bahan-bahan utama
dalam pembuatan kimchi adalah sayuran-sayuran yang berserat tinggi yang
berfungsi sebagai bahan yang mengandung karbohidrat, yang merupakan polimer
dari glukosa yang nantinya akan dirubah menjadi asam laktat dengan bantuan dari
bakteri laktobasilus kimchi yang didapat dari cabai merah.
Fermentasi kimchi ini dilakukan oleh berbagai mikroorganisme hadir
dalam bahan baku dan bahan kimchi. Di antara mereka, bakteri asam laktat yang
dapat tumbuh dalam air garam 3% memainkan peran yang paling aktif dalam
fermentasi kimchi, hal ini menekan pertumbuhan bakteri lain yang bisa tumbuh
dalam kondisi seperti itu.
Di antara 200 bakteri pembentuk kimchi, mikroorganisme penting dalam
fermentasi kimchi diketahui Lactobacillus plantarum, L. Brevis, faecalis
Streptococcus, Leuconostoc mesenteroides, dan pentosaceus Pediococcus yang
menghasilkan asam laktat.
Bakteri asam laktat dikelompokkan dalam keluarga Lactobacteriaceae.
Meskipun kelompok ini ecara morfologi tidak homogeny, ada yang berbentuk
batang panjang, ada yang pendek, dan ada yang berbentuk kok, tetapi dari segi
fisiologi dapat dikarakterisasi relative baik. Semua anggota Gram positif, tidak
membentuk spora, untuk perolehan energy bakteri ini boleh dikata hanya
menggantungkan diri pada karnbohidrat dan mengekresikan asam laktat. Bakteri
ini bersifat anaerob, tetapi aerotoleran (bakteri yang tumbuh aerob, tetapi tidak
mengandung katalase).
Pada pertumbuhannya bakteri ini tidak dapat tumbuh pada medium
mineral murni dengan glukosa dan ammonium saja, sebagian besar membutuhkan
sederetan vitamin (laktoflavin, tiamina, asam pantotenat, asam nikotinat, asam
folat, biotin) dan asam-asam amino, senyawa purin dan mirimidin. Pada
praktikum kali ini sumber zat hara didapat dari cabai merah yang megandung
vitamin A, vitamin C, dan mineral- mineral seperti kalsium, besi, magnesium,
phospor, potassium, seng, dan lain-lain, dan dari bawang putih yang didalamnya
mengandung(per 100 gram) protein sebesar 4,5 gram, lemak 0,20 gram, hidrat
arang 23,10 gram, vitamin B1 0,22 miligram, vitamin C15 miligram, kalori 95
kalori, posfor 134 miligram, kalsium 42 miligrain, besi 1 miligram dan air 71
gram. Di samping itu dari beberapa penelitian umbi bawang putih mengandung
zat aktif awcin, awn, enzim alinase, germanium, sativine, sinistrine, selenium,
scordinin, nicotinic acid.
Tingkat fermentasi kimchi itu nyata dipengaruhi oleh konsentrasi garam
dan suhu fermentasi, dan kimchi yang paling optimal untuk dikonsumsi ketika
mengandung 0,6-0,8% keasaman (pH 4.2), garam 3%, dan tinggi asam organik
yang mudah menguap. Pada fermentasi kimchi ini proses peragian asam laktat
spontan kalau terlindung dari udara, dimana mula-mula berperan Leuconostoc
disertai pembentukan karbon dioksida, kemudian berperan Lactobacillus
plantarum, dimana Lactobacillus plantarum ini meragikan glukosa secara
hemofermentatif. Penguraian glukosa dimulai melalui alur pentosa fosfat, berati
melalui glukosa-6-fosfat, 6-fosfoglukonat dan ribulosa-5-fosfat. Zat-zat ini diubah
oleh suatu epimerase menjadi xilulosa-5-fosfat dan dengan reaksi yang tergantung
tiamina pirofosfat dipecah oleh fosfoketolase menjadi gliserinaldehidafosfat dan
asetilfosfat. Sel-sel Leuconostoc mesenteroides yang tidak tumbuh yang sudah
dicuci meragikan glukosa menjadi laktat, etanol dan karbon dioksida.
C6H12O6 CH3-CHOH-COOH + CH3-CH2OH + CO2
Sedangkan pentose oleh fosfoketolase dipecah menjadi laktat dan asetat:
3 fruktosa laktat + asetat + CO2 + 2 manit
Gambar 1.2. Metabolisme Bakteri Asam Laktat
Pada praktikum kali ini uji keberhasilan dari pembuatan kimchi ini adalah
uji ada atau tidaknya asam asetat dengan uji pH menggunakan kertas indikator,
dengan pencapaian angka pH sebesar 4.75 namun didapatkan harga pH pada
pengamatan sebesar 5, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya irisan
cabai yang menjadi sumber penghasil bakteri lactobasilus kimchi. Didapatkan
pula hasil sayuran yang menjadi layu (tidak mudah patah) pada hasil akhirnya dan
rasa yang enak untuk kimchi yang telah dibuat. Perbedaan pada bahan kimchi
dengan sawi putih dan sawi hijau, yaitu dari segi kekuatan seratnya, untuk sawi
putih lebih kuat dibandingkan sawi hijau yang lebih cepat lunak, sehingga dalam
segi penampilan dilihat kurang enak.
F. Kesimpulan
Pada praktikum pembuatan kimchi ini, digunakan kimchi dengan berbahan dasar sawi putih dan berbahan dasar sawi hijau, dalam uji keberadaan asam asetatnya dengan indikator pH, didapatkan pH 5 mendekati teoritisnya yaitu 4.75. hal ni menandakan fermentasi oleh bakteri laktobasilus kimchi berhasil, Rasa yang dihasilkan enak dan sayuran pun menjadi lebih layu dibandingkan sebelum fermentasi.
G. Daftar Pustaka
Magnier, Mark.(2003). "Di zaman SARS, Korea tout menyembuhkan kimchi"
Didapatkan dari situs
http://english.tour2korea.com/enu/error_404_enu.jsp (Diakses pada
tanggal 02 Juni 2010).
Raymond, Joan. (2007)."World's Healthiest Foods: Kimchi (Korea)" Health
Magazine. Didapatkan dari situs
http://www.health.com/health/article/0, 23414,1149143,00. html
(Diakses pada tanggal 02 Juni 2010).
Schegel, Hans G.(1994). Mikrobiologi Umum Edisi keenam. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Tim Praktikum Mikrobiologi. (2010). Petunjuk Praktikum Mikrobiologi,
Bandung : Jurusan Kimia FPMIPA UPI.
Website http://id.wikipedia.org/wiki/Kimchi.
H. Lampiran
Kertas Indikator pH pada pH 4,5
Kimchi sawi hijau
Penampakan kimchi sawi hijau dan sawi putih
Alat yang digunakan dalam proses pembuatan kimchi
Sampel larutan kimchi untuk GC