Post on 29-Jun-2015
LAPORAN PENGAMATAN
PENGGUNAAN TEORI BELAJAR DI SD
Tugas ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
yang dibina oleh Dra. Sutansi, M.Pd
Disusun oleh:
1. Andri Kurnia Septa
2. Binti Mucholifah
3. Erna Septiana Wati
4. Kristiana Irianti
5. Winarsih
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KSDP
PRODI S1 PGSD
http://sekolah-dasar.blogspot.com/
Februari 2010
Laporan Pengamatan
Penggunaan Teori Belajar di SD
Sekolah : SDN Ponggok 04
Kelas / Semester : V A / 2
Hari, tanggal : Kamis, 18 Pebruari 2009
Mata Pelajaran : - Bahasa Indonesia
- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
- Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori
ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa,
sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak
penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.
Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang
diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus
dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan
tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor
penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement)
maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan
(negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat.
Teori Belajar Kognitif
http://sekolah-dasar.blogspot.com/
Dalam bab sebelumnya telah dikemukan tentang aspek aspek
perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu tahap (1) sensory motor; (2) pre
operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational.
Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan
tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi
kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh
interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru.
Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau
berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai
hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu
guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir
anak.
Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan
dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan sebaik-baiknya.
Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara
dan diskusi dengan teman-temanya.
Teori Belajar Konstruktivisme
Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompok dalam teori
pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori
konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk
dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari
kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi
kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Slavin dalam Nur, 2002: 8).
http://sekolah-dasar.blogspot.com/
Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam
psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di
dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan
memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka
sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi
mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang
membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri
yang harus memanjat anak tangga tersebut ( Nur, 2002 :8).
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia, materi yang diajarkan adalah
berkaitan dengan tema Kesehatan, dengan waktu 3 jam pelajaran.
Kegaiatan yang dilakukan guru bersama siswa adalah :
1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan mengabsensi siswa.
2. Guru memulai pelajaran dengan menanyakan kondisi kesehatan siswa pagi
ini (apersepsi)
3. Guru membacakan cerita dengan tema kesehatan.
4. Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan cerita yang dibacakan.
5. Siswa disuruh untuk membuat laporan tentang makanan yang dimakan
setiap hari di rumah (4 sehat lima sempurna)
6. Siswa diajak keluar kelas untuk mengamati lingkungan sekolah yang kotor
kemudian meminta siswa umtuk membersihkannya.
a. Analisis Kegiatan Pembelajaran
Pada saat kegiatan pembelajaran itu dilakukan, siswa merasa sangat
senang dan sangat bersemangat. Hal tersebut terjadi karena metode yang
digunakan guru sangat bervariasi yaitu ceramah, tanya jawab, dan pengamatan.
Selain itu guru juga mengguanakan lingkungan sekitar sebagai sumber dan media
belajar.
b. Analisis Teori Belajar yang Digunakan.
http://sekolah-dasar.blogspot.com/
1. Behavioristik : Perubahan tingkah laku siswa yaitu
siswa akan lebih memperhatikan kesehatan, baik
tentang makanan ataupun lingkungan.
2. Kognitif : Terjadi proses berpikir
dalamkegiatan pembelajaran siswa dengan disuruh
untuk menjawab pertanyaan berdasarkan bacaan.
3. Konstruktivisme : Dalam kegitan
pembelajaran terjadi proses membelajarkan siswa
dengan memperhatiakn pengalaman dan
pengetahuan siswa terhadap kesehatan makanan dan
lingkungan
2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pada saat pembelajaran IPS materi yang diajarkan adalah Perjuangan Para
Tokoh Pejuan pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang, dengan waktu 2 jam
pelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan antara lain :
1. Guru membuka pelajaran dengan ucapan salam.
2. Guru menjelaskan materi tentang perjuangan para tokoh.
3. Siswa disuruh untuk mengidentifikasi tokoh pejuang pada masa Belanda,
Jepang, dan pada masa kebangkitan nasional.
4. Guru melakukan tanya jawab secara lisan (mencongak) dalam hal ini
siswa sangat antusias.
5. Guru mengajak siswa untuk menghargai perjuangan para pahlawan dengan
belajar yang rajin, disiplin, dan hikmat pada saat kegiatan upacara bendera
pada hari senin.
6. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk membuat kliping
yang berisi tentang tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda,
Jepang, dan pada masa kebangkitan nasional.
a. Analisis Kegaiatan Pembelajaran
Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa merasa sangat
antusias, terutama pada saat kegiatan mencongak (tanya jawab) akan tetapi guru
http://sekolah-dasar.blogspot.com/
kurang dapat menguasai kondisi kelas sehingga terkesan gaduh. Dalam kegiatan
ini siswa sangat aktif.
b. Analisis Teori Belajar yang Digunakan
1. Behavioristik : Teori behaviorisme sudah diterapkan yaitu dengan
mengajak siswa untuk disiplin dan hikmat dalam upacara
bendera.
2. Kognitif : Teori kognitif sudah diterapakan yaitu dengan kegiatan
tanya jawab sehinnga memungkinkan anak untuk berfikir .
3. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pada saat pembelajaran IPA materi yang diajarkan adalah tentang Cahaya
dan Sifatnya, dengan waktu 2 jam pelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan antara lain :
1. Guru membuka pelajaran dengan ucapan salam.
2. Guru menjelaskan materi tentang cahaya dan sifat-sifat cahaya.
3. Siswa disuruh untuk membaca materi yang ada di buku.
4. Siswa menjawab pertanyaan yang ada di buku.
5. Siswa bersama guru mencocokan soal-soal yang telah dikerjakan.
6. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa (mencongak).
a. Analisis Kegiatan Pembelajaran
Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan siswa terkesan
kurang aktif dan guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab,
sehingga kegiatannya monoton dan membosankan. Selain itu guru tidak
mengguankan media dalam pembelajaran.
b. Analisis Tori Belajar yang Digunakan.
1. Behavioristik : Belum diwujudkan dalam pembelajaran .
2. Kognitif : Dalam pembelajaran teori kognitif sudah diterapkan, hal
tersebut antara lain guru mengadakan kegiatan mencongak
(tanya jawab)
3. Konstruktivisme : Belum diwujudkan atau diterapkan dalam pembelajaran
http://sekolah-dasar.blogspot.com/
http://sekolah-dasar.blogspot.com/