Muhammad dan Beriman Kepada Nabi & Rasul

Post on 23-Jun-2015

1.230 views 3 download

Transcript of Muhammad dan Beriman Kepada Nabi & Rasul

STUDI ISLAM

“MUHAMMAD DAN IMAN KEPADA NABI

DAN RASUL”

Dosen Pengampu : Rini Elvry, S.Ag

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

FIKES KESEHATAN MASYARAKAT 2013/2014

SEMESTER 1 KELAS 1B

Disusun Oleh Kelompok 12 :

1. EVA WAHYUNI

2. HAJIDAH

3. LADY CHANDRA KASIH

Materi

A. Muhammad SAW Nabi yang Terakhir

B. Iman kepada seluruh Nabi dan Rasul

A. Muhammad SAW Nabi yang Terakhir

Kerasulan Muhammad SAW

Prakerasulan Muhammad SAW

1.      Kelahiran Muhammad SAW

 Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan pada hari Senin pagi, 9 Rabi’ul Awwal, tahun gajah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April 571 M. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah.

Muhammad SAW Nabi terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah ibunda Rasul, saat Nabi Muhammad SAW masih dalam kandungan.

2.      Masa Kanak-kanakTidak lama setelah kelahirannya, bayi

Muhammad SAW diserahkan kepada Tsuwaibah, budak perempuan pamannya, Abu Lahab, yang pernah menyusui Hamzah. Nabi SAW selanjutnya dipercayakan kepada Halimah, seorang wanita badui dari Suku Bani Sa’ad. Bayi tersebut diasuhnya dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, dan tumbuh menjadi anak yang sehat dan kekar.

Pada usia lima tahun, Nabi dikembalikan Halimah kepada tanggung jawab ibunya. Muhammad SAW kira-kira berusia enam tahun, suatu ketika ibunda beliau mengajak baginda Nabi SAW pergi kekota tempat ayah beliau dimakamkan. Sekembalinya dari pencarian Makam suami tercinta ibunda Rasul tercinta jatuh sakit dan meninggal.

Sekembalinya pulang sebagai anak yatim piatu maka beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Namun dua tahun kemudian, kakeknya pun yang berumur 82 tahun, juga meninggal dunia. Maka pada usia delapan tahun itu, Nabi ada di bawah tanggung jawab pamannya Abi Thalib.

3.      Masa RemajaDiriwayatkan bahwa ketika berusia dua

belas tahun, Muhammad SAW menyertai pamannya, Abu Thalib, dalam berdagang menuju Suriah. Dengan kelembutan, kehalusan budi dan kejujuran beliau maka orang Quraisy Mekkah memberi gelar kepada beliau dengan Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.

Pada masa mudanya, beliau telah menjadi pengusaha sukses dan hidup berkecukupan dari hasil usahanya. Kemudian pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan pemodal besar Arab dan janda kaya Mekah, Khadijah binti Khuwailid yang telah berusia 40 tahun.

Dalam perkawinannya Nabi dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum dan Fatimah. Semua anak laki-laki Nabi wafat waktu masih kecil dan anak perempuannya yang masih hidup sampai Nabi wafat adalah Fatimah.

Pada usia 35 tahun, Muhammad SAW sebagai tanda kecerdasan dan kebijaksanaan beliau, Nabi SAW mampu mendamaikan perselisihan kecil yang muncul di tengah-tengah suku Quraisy yang sedang melakukan renovasi Ka’bah. Mereka pada berbisik dan menjuluki beliau “Al-Amin” yang artinya dapat dipercaya.

Nabi Muhammad SAW mempunyai kelebihan

dibanding dengan manusia biasa, beliau sebagai

orang yang unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal

yang buruk, perkataannya lembut, akhlaknya utama,

sifatnya mulia, jujur terjaga jiwanya, terpuji

kebaikannya, paling baik amalnya, tepat janji,

paling bisa dipercaya sehingga mendapat julukan

Al-Amin dan beliau juga membawa bebannya

sendiri, memberi kepada orang miskin, menjamu

tamu dan menolong siapapun yang hendak

menegakkan kebenaran.

1.      Awal KerasulanMenjelang usianya yang keempat puluh,

Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri dari pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer di Utara Mekah. Di  gua tersebut, Nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril.

Ketika hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan merasakan beban emosi yang menghimpit, beliau pulang ke rumah dengan perasaan was-was, dan meminta istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang kedua.

Wahyu yang telah, dan kemudian turun sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk suara-suara yang berbeda-beda. Tapi pada periode akhir keNabiannya, wahyu surah-surah Madaniyah turun dalam satu suara.

2.      Pertengahan Kerasulan

Setelah Rasulullah SAW menerima wahyu kedua mulailah beliau dakwah secara sembunyi-sembunyi dengan mengajak keluarganya dan sahabat-sahabat beliau seorang demi seorang masuk Islam.

Orang-orang yang pertama-tama masuk Islam

adalah:

a). Siti Khadijah (Istri Nabi SAW)

b). Ali Bin Abi Thalib (Paman Nabi SAW)

c). Zaid Bin Haritsah (Anak angkat Nabi SAW)

d). Abu Bakar Ash-Shidiq (Sahabat Dekat Nabi

SAW)

Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang mendalam yaitu wafatnya seorang paman yaitu Abu Thalib sebagai pelindung dan istri tercinta yang setia menemani hari-hari beliau yaitu Khadijah binti Khuwailid, sehingga Allah menghibur hati baginda Rasul SAW dengan terjadinya Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW.

Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekah. Mereka, yang terdiri dari suku ‘Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang. 

Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta

Muhammad SAW dan Muslimin Makkah agar

berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan

membelanya dari segala ancaman. Dalam perjalanan

ke Yatsrib Nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Ketika di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar

lima kilometer dari Yatsrib, Nabi istirahat beberapa

hari lamanya. Dia menginap di rumah Kalsum bin

Hindun. Di halaman rumah ini Nabi membangun

sebuah mesjid. Inilah mesjid pertama yang dibangun

Nabi, sebagai pusat peribadatan.

Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap Nabi, nama kota Yatsrib diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering disebut Madinatul Munawwarah (Kota yang bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia. Kejadian itu disebut dengan  “hijrah” bukan sepenuhnya sebuah “pelarian”, tetapi merupakan rencana perpindahan yang telah dipertimbangkan secara seksama selama sekitar dua tahun sebelumnya.

3. Akhir Masa Kerasulan

Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad SAW resmi sebagai pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Nabi Muhammad SAW mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara.

Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya kaum muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab mengutus delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan mereka.

Dua bulan setelah itu, Nabi menderita sakit demam. Tenaganya dengan cepat berkurang. Pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H atau 8 Juni 632 M. Nabi Muhammad SAW wafat di rumah istrinya Aisyah.

B. Iman Kepada Seluruh Nabi dan Rasul

Tanda-tanda Beriman kepada para Rasul dan Nabi

Allah SWT:

1) Mempercayai bahwa Rasul/Nabi adalah manusia-

manusia pilihan Allah yang diutus untuk menyampaikan

wahyu Allah.

2) Mempercayai bahwa para Rasul wajib memiliki sifat

yang terpuji (sifat-sifat wajib), juga memiliki sifat jaiz

(manusiawi, misalnya butuh makan, minum, dan istirahat),

dan mustahil bersifat tercela (sifat-sifat mustahil).

3) Memperayai bahwa diantara para Nabi dan Rasul ada 5 orang yang termasuk Ulul Azmi.

4) Mempercayai bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup seluruh Nabi dan Rasul yang bertugas menyempurnakan ajaran rasul-rasul sebelumnya.

Contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-

rasul Allah SWT:

1) Mentaati risalah.

2) Melaksanakan seruan Rasulullah untuk beribadah

hanya kepada Allah.

3) Rajin bekerja mencari rezeki yang halal.

4) Mempunyai sikap tolong-menolong dalam

kebaikan dan menjauhi sifat aniaya (terutama

terhadap sesama muslim).

5) Melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan

kualitas hidup ke arah yang lebih baik.

Daftar Pustaka• Ilyas, Yunahar, Drs.Lc. Kuliah Aqidah Islam. LPPI• http://mujahidinalbanjari.wordpress.com/

2012/12/04/makalah-tentang-sejarah-hidup-nabi-muhammad-saw/

• http://khairul-anas.blogspot.com/2012/01/iman-kepada-nabi-dan-rasul.html

• http://punyanaelok.blogspot.com/2012/11/iman-kepada-kitab-nabi-dan-rasul-allah.html

• http://bening-share4all.blogspot.com/2013/10/makalah-iman-kepada-nabi-dan-rosul-allah.html