Post on 14-Apr-2016
description
i
HUBUNGAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN
MASYARAKAT DENGAN KOMITMEN
MENGEMBANGKAN MADRASAH
DI DESA BABADAN KECAMATAN LIMPUNG
KABUPATEN BATANG TAHUN 2009/2010
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
FAIZAL AZIZ
NIM : 121 07 049
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2010
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:
Nama : Faizal Aziz
NIM : 121 07 049
Jurusan : Tarbiyah
Progdi : Pendidikan Agama Islam
Judul : HUBUNGAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN
MASYARAKAT DENGAN KOMITMEN
MENGEMBANGKAN MADRASAH DI DESA
BABADAN KECAMATAN LIMPUNG
KABUPATEN BATANG TAHUN 2009/2010
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 11 Agustus 2010
Pembimbing
Drs. Bahroni, M.Pd
NIP: 19640818 199403 1 004
iii
KEMENTRIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433
Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudara : Faizal Aziz dengan Nomor Induk Mahasiswa 121 07 049
yang berjudul Hubungan Pemahaman Keagamaan Masyarakat Dengan
Komitmen mengembangkan Madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung
Kabupaten Batang Tahun 2009/2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang
Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga, pada
hari Selasa, 31 Agustus 2010, dan telah di terima sebagian dari syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Salatiga, 31 Agustus 2010
Panitia Ujian
Ketua sidang Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
NIP. 19580827 198303 1 002 NIP. 1967011 1219923 1 005
Penguji I Penguji II
Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag Achmad Maimun, M.Ag
NIP. 19570812 198802 2 001 NIP. 195700510 199803 1003
Pembimbing
Drs. Bahroni, M.Pd
NIP: 19640818 199403 1 004
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Faizal Aziz
NIM : 121 07 049
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 11 Agustus 2010
Yang menyatakan
Faizal Aziz
NIM.121 07 049
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Penyesalan selalu datang belakangan lakukan sesuatu hal sebaik
mungkin dalam hidup ini agar tidak menyesal di kemudian hari”
Selalu optimis dalam hidup dan selalu berdoa kepada allah agar di beri
kebaikan dan kemudahan dalam
dunia dan akhirat
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Ibu dan Ayahku yang telah memerikan segalanya baik dukungan
moril dan biaya dalam hidup ini, tanpa mereka aku tak akan
sampai ke titik yang seperti ini.
2. Adiku tercinta dan satu-satunya di dunia ini yang selalu
mendukungku dan selalu ku banggakan.
3. Teman-temanku seperjuangan PAI transfer 2007.
4. Teman-teman kontrakan Pak dhe Arief, Kempong Ikhsan, Budi
juga Bodonk dan arifin juga Mukus yang hidup bersama selama
di Salatiga. Thanks for All.
5. Untuk seseorang yang entah dimana yang selama ini belum aku
temukan.
6. Untuk kota Salatiga yang telah memberikan banyak pengalaman
dan kenangan dalam hidup ku.
7. Untuk segenap pembaca
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugrahkan nikmat, taufik, dan hidayahnya serta memberi petunjuk kepada
penulis sehingga skripsi dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan tanpa
halangan suatu apapun. Sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi
Agung Muhammad SAW, Nabi dan Rosul Rohmatan lil'alamin yang patut
diteladani bagi umat manusia di seluruh dunia.
Penulisan skripsi yang berjudul Hubungan Pemahaman Keagamaan
Masyarakat Dengan Komitmen Mengembangkan Madrasah di Desa Babadan
Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun 2009/2010 dimaksudkan guna
memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Skripsi ini penulis susun dengan kemampuan dan daya upaya yang
maksimal namun karena kurangnya kemampuan dan pengalaman yang ada pada
diri penulis, maka skripsi ini masih sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan.
Selama penyusunan Skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan
yang berupa bimbingan, pengarahan, dan petunjuk, dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag Selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Ag selaku Ketua Progam Studi Pendidikan
Agama Islam.
vii
3. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd yang telah membimbing dan memberi
pengarahan sampai terselesainya penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen serta karyawan yang telah memberi ilmu dan pengetahuan
pada penulis.
5. Aparat dan tokoh masyarakat di desa Babadan serta semua pihak yang
telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.
6. Keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan dan motivasi demi
terselesaikanya skripsi ini.
7. Teman-teman PAI Transfer 2007
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi belum
memenuhi syarat untuk dibaca, hendaknya pembaca berkenan memberikan solusi,
sarana dan kritikan yang membangun menuju ke arah perbaikan dan
penyempurnaan. Akhirnya ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua
pihak yang telah membantu, dan dengan kerendahan hati semoga penelitian ini
dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi penulis serta
berguna bagi pengembangan lembaga pendidikan yang ada di Indonesia.
Salatiga, 11 Agustus 2010
Penulis
Faizal Aziz
NIM.121 07 049
viii
ABSTRAK
Aziz, Faizal. 2010. Hubungan Pemahaman Keagamaan Masyarakat
Dengan Komitmen Mengembangkan Madrasah. Skripsi, jurusan
Tarbiyah. Program study Pendidikan Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing Drs. Bahroni, M.Pd
Kata Kunci: Pemahaman Keagamaan Masyarakat Dengan Komitmen
Mengembangkan Madrasah.
Salah satu upaya untuk menciptakan manusia-manusia yang
bersumber daya manusia bermutu dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai
agama tersebut, antara lain adalah dengan membekali anak melalui
pendidikan madrasah. Secara teknis yakni dalam proses belajar mengajarnya
secara formal madrasah tidak berbeda dengan sekolah. Karena sejauh ini
lembaga pendidikan formal yang berciri khas agama tersebut masih mampu
mempertahankan kosistensi kesimbangan muatan kurikulum keagamaan
dengan prosentase lebih banyak dibanding sekolah umum.
Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh masyarakat,
maka pengembanyannya harus mempunyai relevansi yang kuat dengan
kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya sekedar pekerja
agama tetapi juga mempunyai akses memasuki bidang-bidang pekerjaan
lain. Ini berarti pendidikan madrasah harus diberikan secara bermutu dan
tetap mengacu pada pemenuhan kebutuhan hidup peserta didik di masa
mendatang, dan untuk merealisisakan hal ini harus ada kerjasama yang baik
antara, orang tua, masyrakat dan lembaga madrasah itu sendiri
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode metode
pengumpulan data yaitu melalui metode angket, observasi, interview, dan
dokumentasi. Sempel sebanyak 50 orang. Dalam analisis data penulis
menggunakan Analisis data deskriptif yaitu data yang ada disusun,
dijelaskan dan dianalisa. .Dalam hal ini penulis menggunakan metode
statistik, yaitu teknik matematika yang menyusun, menyajikan, dan
menganalisa dalam bentuk angka dan tabel melalui statistik dengan teknik:
perhitungan presentasi frekwensi dan rumus product moment.
Dari hasil analisis, diperoleh nilai rxy = 0,490, kemudian
dikonsultasikan dengan r product moment dengan N = 50, diperoleh nilai r
pada taraf signifikasi 1% sebesar 0,361. Dengan demikian, nilai rxy = 0,490
> r tabel = 0,361, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasilnya sangat
signifikan. Jadi ada pengaruh positif antara pemahaman keagamaan dengan
komitmen mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan
Limpung Kabupaten Batang.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO .............................................................................. i
HALAMAN SAMPUL ............................................................................. ii
PERSSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi
KATA PENGANTAR............................................................................... vii
ABSTRAK................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................... . xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... .. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 4
D. Hipotesis Penelitian ............................................................. 5
E. Kegunaan Penelitian ............................................................. 5
F. Definisi Operasional ............................................................. 6
G. Metode Penelitian ................................................................ 9
H. Sistematika Penulisan ............................................................. 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pemahaman Keagamaan Masyarakat .................................... 15
1. Batasan Pengertian Pemahaman Keagamaan .................. 15
2. Problem Pengembangan Madrasah .................................. 16
3. Upaya Pengembangan Madrasah ..................................... 20
B. Komitmen Mengembagkan Madrasah ................................. 22
1. Visi Pengembangan Madrasah ........................................ 22
2. Keterkaitan dan Kesepadanan .......................................... 25
x
C. Kaitan Pemahaman Keagamaan Dengan Komitmen
Mengembangkan Madrasah .................................................. 28
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Desa Babadan .......................................... 30
1. Letak Geografis............................................................... 30
2. Luas Wilayah .................................................................. 30
3. Keadaan Pendudukan ..................................................... 31
4. Mata Pencaharian ............................................................ 32
5. Tingkat Pendidikan ......................................................... 32
6. Fasilitas Pendidikan......................................................... 33
7. Pemeluk Agama ................................................................. 33
8. Tempat Ibadah ................................................................. 33
9. Struktur Organisasi ........................................................... 33
10. Organisasi Keagamaan Masyarakat ................................. 34
B. Penyajian Data ..................................................................... 40
1. Hasil Angket Pemahaman Keagamaan ........................... 40
2. Hasil Angket Komimen Mengembangkan Madrasah ...... 42
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Data ......................................................................... 44
1. ................................................................................... A
nalisis Pertama (untuk mengetahui tingkat pemahaman
keagamaan) ..................................................................... 45
2. ................................................................................... A
nalisis Kedua (untuk mengetahui komitmen
mengembangkan madrasah) ............................................. 52
3. ................................................................................... A
nalisis Kerja (untuk mengetahui adakah korelasi antara
tingkat pemahaman keagamaan dengan komitmen
mengembangkan madrasah) ............................................. 60
B. Interpretasi Data ................................................................... 63
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 65
B. Saran ................................................................................... 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan
(Departemen Agama, 2004:14). Hal ini dapat dilihat banyaknya ayat-ayat Al-
Qur’an maupun hadis yang menyinggung tingginya kedudukan orang yang
berilmu pengetahuan di dalam Islam. Pendidikan dalam islam merupakan
sarana untuk menuju ke arah penyempurnaan akhlak budi. Dengan kata lain,
pendidikan dalam islam adalah fungsi untuk mencapai keluhuran akhlak budi
sedangkan lembaga pendidikan adalah aspek material untuk menjalankan
fungsi tersebut.
Salah satu upaya untuk menciptakan manusia-manusia yang
bersumber daya manusia bermutu dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai
agama tersebut, antara lain adalah dengan membekali anak melalui pendidikan
madrasah. Secara teknis yakni dalam proses belajar mengajarnya secara
formal madrasah tidak berbeda dengan sekolah. Karena sejauh ini lembaga
pendidikan formal yang berciri khas agama tersebut masih mampu
mempertahankan kosistensi kesimbangan muatan kurikulum keagamaan
dengan prosentase lebih banyak dibanding sekolah umum. Akan tetapi dalam
tataran realitas, masyarakat masih ada yang cenderung menilai lembaga
2
madrasah sebagai sekolah kualitas nomor dua dan tempat pelarian anak-anak
yang tidak diterima di sekolah favorit (umum).
Kenyataan ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi masyarakat muslim,
utamanya para pakar pendidikan Islam dan guru madrasah untuk selalu
proaktif dalam mengembangkan strategi managemen pengelolaan madrasah
yang baik. Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia
mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan
diserap dengan baik. Tak heran bila kini pemerintah mewajibkan program
belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan beradab. Pendidikan juga
merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia yang
memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan.
Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh masyarakat,
maka pengembanyannya harus mempunyai relevansi yang kuat dengan
kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya sekedar pekerja
agama tetapi juga mempunyai akses memasuki bidang-bidang pekerjaan lain.
Ini berarti pendidikan madrasah harus diberikan secara bermutu dan tetap
mengacu pada pemenuhan kebutuhan hidup peserta didik di masa mendatang,
dan untuk merealisisakan hal ini harus ada kerjasama yang baik antara, orang
tua, masyrakat dan lembaga madrasah itu sendiri.
Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan lembaga utama yang
cocok untuk pembentukan dasar-dasar pendidikan dan moral pada anak.
Bahkan kunci utama keberhasilan pendidikan bisa dikatakan terletak pada
3
tiga komponen ini. Karena keluarga, sekolah dan masyarakat di lingkungan
tempat tinggal anak sangat berpengaruh pada perkembangan pendidikan anak
Oleh karena itu perlu adanya tanggung jawab bersama antara orang tua dan
masyarakat dalam pendidikan anaknya.
Fenomena yang terjadi pada masyarakat sekarang, mayoritas orang tua
lebih suka menyekolahkan anaknya ke SD dari pada ke MI, hal ini
mengakibatkan jumlah siswa yang masuk ke MI menajdi sangat berkurang.
Menurut pengamatan penulis, kencenderungan orang tua tersebut antara lain
disebabkan oleh:
1. Masyarakat muslim, terutama pemuka agama (orang yang dianggap
“paham” agama) justru tidak banyak menyekolahkan anaknya ke MI.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat akan keberadaan dan profil MI yang
sebenarnya, (MI masih dianggap sekolah agama saja)
3. Pandangan masyarakat bahwa kualitas SD lebih tinggi daripada MI.
4. Pemahaman agama masyarakat pada umumnya relatif rendah sehingga
kurang peduli pada sekolah agama (MI)
Setidaknya gejala ini telah penulis temukan di beberapa Desa, salah
satunya adalah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang.
Oleh karena itu penulis bermaksud ingin mengetahui lebih detail tentang
hubungan antara pemahaman keagamaaan masyarakat dengan komitmenya
untuk mengembangkan madrasah. Berangkat dari permasalahan tersebut,
maka penulis ingin mengangkat sebuah penelitian dengan judul:
4
HUBUNGAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN MASYARAKAT
DENGAN KOMITMEN MENGEMBANGKAN MADRASAH DI DESA
BABADAN KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG
TAHUN 2009/2010
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman keagamaan masyarakat muslim di Desa Babadan
Kecamatan Limpung Kabupaten Batang?
2. Bagaimana komitmen masyarakat muslim dalam mengembangkan
madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang?
3. Apakah ada hubungan pemahaman keagamaan masyarakat muslim di
Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang dengan Komitmen
Mengembangkan madrasah?
C. Tujun Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman keagamaan pada masyarakat
muslim di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang.
2. Untuk mengetahui komitmen masyarakat muslim di Desa Babadan
Kecamatan Limpung Kabupaten Batang dalam mengembangkan
madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang.
5
3. Untuk mengetahui hubungan pemahaman keagamaan dengan komitmen
mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung
Kabupaten Batang.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari dua kata, yaitu hypo yang artinya di bawah dan
thesa yang artinya kebenaran. Jadi, “hipotesis sebagai suatu jawaban yang
sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui
data yang terkumpul” (Arikunto,1998 : 67-68).
Menurut Nazir (1988 : 182), hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris.
Berdasarkan pengertian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah :
”ada hubungan positif antara pemahaman keagamaan dengan komitmen
mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten
Batang tahun 2009”. Artinya semakin tinggi pemahaman keagamaan
masyarakat, maka akan semakin tinggi komitmen mengembangkan madrasah
di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang.
E. Kegunaan Penelitian
Dari penulisan ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi
semua kalangan masyarakat pada umumnya. Adapun berbagai manfaat yang
diharapkan itu antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
6
Dalam penelitian ini diharapkan adanya pemahaman akan arti
pentingnya sebuah madrasah sebagai sarana pengembangan ilmu di
dalam masyarakat terutama pengembangan ilmu agama islam.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi para tokoh masyarakat khusunya
orang tua asuh untuk mendorong anak-anak mereka untuk memilih
masuk sekolah ke madrasah.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian dan salah penafsiran pada judul di
atas, perlu penulis jelaskan sesuai dengan interpretasi yang dimaksudkan.
1. Pemahaman keagamaan
Pemahaman keagamaan adalah segala sesuatu yang diketahui yang
berkaitan dengan masalah agama.
2. Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang
membentuk kehidupan berbudaya.
Adapun yang dimaksud masyarakat di sini adalah orang tua yang
beragama Islam yang tinggal di Desa Babadan kecamatan Limpung
kabupaten Batang, dan menjadi pemuka agama Islam, misalnya bapak
Kyai, alim ulama, para guru ngaji atau unstadz-ustadzah dan juga semua
kaum muslimin muislimat di Desa Babadan Kecamatan Limpung
Kabupaten Batang.
7
3. Komitmen Mengembangkan
Komitmen mengembangkan adalah keinginan untuk melakukan
sesuatu menjadikan maju.
4. Madrasah
Kata “madrasah” dalam bahasa arab adalah bentuk kata keterangan
tempat (zharaf makan) dari akar kata darasa. Secara harifah “madrasah”
diartikan sebagai tempat belajar para pelajar atau tempat untuk
memberikan pelajaran (Departemen Agama, 2004:1).
Madrasah Ibtidaiyah yang kedudukannya setara dengan Sekolah Dasar
(SD) di Kementrian Pendidikan Nasional dianggap sebagai satu jenjang
pendidikan formal yang paling penting dalam perkembangan setiap
individu. Jenjang pendidikan ini mengajarkan tentang dasar-dasar ilmu
pengetahuan, seperti membaca, menulis, dan berhitung serta menanamkan
dasar-dasar nilai moral kepada setiap anak. Merupakan kewajiban para
orangtua untuk mendorong anak-anak agar dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan ini yang merupakan dasar penting sebelum melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi untuk meraih gelar-gelar terhormat
dan prestasi-prestasi lainnya.
Madrasah umumnya dibawah pembinaan Kementrian Agama. Dalam
penelitian ini obyeknya pada Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif di Desa
Babadan.
8
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditentukan variabel dan
indikator-indikator sebagai berikut:
1. Pemahaman Keagamaan Masyarakat.
Pemahaman keagamaan masyarakat sebagai variabel dependen atau
variabel yang dilambangkan dengan (x). dari variabel ini dapat
dijabarkan dalam beberapa indikator, diantaranya:
a. Masyarakat mengetahui tentang pemahaman keagamaan untuk
meningkatkan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan.
b. Pandangan masyarakat mengenai mutu pendidikan keagamaan di
Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan.
c. Pandangan masyarakat tentang metode pengajaran pendidikan
agama di Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan.
2. Komitmen Mengembangkan Madrasah
Komitmen mengembangkan madrasah sebagai variabel
independen atau variabel bebas yang dilambangkan dengan (y). dari
variabel ini dapat dijabarkan dalam beberapa indikator, diantaranya:
a. Membantu berupa dana untuk memajukan sarana dan prasarana
Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan.
b. Memberi ide-ide positif dan ikut menyekolahkan anaknya ke
Madrasah Ibtidaiyah di Desa Babadan .
c. Terlibat dalam kepengurusan untuk memajukan mutu Madrasah
Ibtidaiyah di Desa Babadan.
9
G. Metode Penelitian
Hal-hal yang perlu dipaparkan berkaitan dengan metode dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Tempat dan waktu
Penelitian ini akan difokuskan di Desa Babadan Kecamatan
Limung Kapupaten Batang. Penelitian ini akan diagendakan memakan
waktu 2 (dua) bulan, di mulai tanggal 18 mei – 19 juni 2010 yang
terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga
proses penulisan laporan.
2. Populasi dan sampel
a. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang
ciri-cirinya akan diduga (Efendi, 1985 : 108). Adapun populasi
yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa
Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang tahun 2009 yang
berjumlah 50 orang.
b. Sampel
Menurut Arikunto (1998 : 117&120), sampel adalah
sebagian wakil populasi yang diteliti, untuk sekedar ancer-ancer
apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, jika
jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%
atau lebih.
10
Karena populasi yang penulis ambil hanya 50 orang, maka
sampel dalam penelitian ini adalah mengambil semua populasi
yang ada.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, yaitu :
a. Metode angket
Metode angket atau quesioner merupakan sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui (Arikunto, 1998 : 140). Teknik ini digunakan untuk
mengukur variabel satu yakni pemahaman keagamaan, variabel dua
yakni komitmen mengembangkan madrasah di Desa Babadan
Kecamatan Limpung Kabupaten Batang.
b. Metode interview
Menurut Hadi (1994 : 136), metode interview adalah metode
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan
dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan pendidikan.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1986 : 129), metode interview
adalah metode penelitian yang dipergunakan seseorang untuk tujuan
suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau
11
pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-
cakap berhadapan muka dengan orang itu.
Metode ini digunakan sebagai metode bantu dalam
mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, sehingga
data yang dieproleh benar-benar valid.
c. Metode Observasi
Menurut Hadi (1994 : 136), metode observasi adalah
pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena
yang diselidiki.
d. Metode Dokumentasi
Menurut Arikunto (1998 : 236), metode dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,
agenda dan sebagainya.
Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data-
data tentang keadaan masyarakat, struktur organisasi masyarakat dan
lain- lain.
4. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis data deskriptif, yaitu data yang ada disusun, dijelaskan dan
dianalisis dalam hal ini penulis menggunakan metode statistik yaitu
teknik matematika dalam mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan
12
menganalisis dalam bentuk angket, berdasarkan data yang terkumpul,
disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisa dengan cara statistik dengan
teknik. Adapun data yang dianalisis meliputi:
a. Perhitungan persentase frekwensi
Teknik ini untuk menganalisis pemahaman keagamaan dan
komitmen mengembangkan madrasah, dengan menggunakan
sebagai rumus berikut.
%100xN
FP
Keterangan :
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
b. Mengenai data tentang hubungan pemahaman keagamaan dengan
komitmen mengembangkan madrasah, dianalisis dengan sistem
product moment, yang rumusnya sebagai berikut.
N
yy
N
xx
N
yxx
rxy2
22
2 )()(
))((
Keterangan : N
rxy : Koefisien korelasi antara x dan y
xy : Perkalian antara x dan y
13
x : Variabel pertama (pemahaman keagamaan)
y : Variabel kedua (komitmen mengembangkan madrasah)
N : Jumlah responden
H. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah:
Bab I : Dalam bab pendahuluan ini berisi : latar belakar masalah,
penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, hipotesis penelitian, metode penelitian, sistematika
penulisan skripsi.
Bab II : Merupakan kerangka teori yang digunakan sebagai pijakan
dalam menelaah tema penulisan skripsi, di sini penulis
menguaraikan tentang, pemahaman keagamaan masyarakat, dan
komitmen terhadap perkembangan madrasah.
Bab III : Laporan Hasil penelitian
Pada bab ini akan diuraikan tiga bagian, yang pertama berupa
gambaran umum objek penelitian berisi, keadaan geografis
wilayah Desa Babadan, serta keadaan masyarakatnya, yang
kedua berupa penyajian data tentang pemahaman keagamaan
masyarakat dankomitmennya mengembangkan madrasah.
Bab IV : Analisis Data
Dalam menganalisi data yang ada, penulis menggunakan rumus
korelasi product moment.
14
Bab V : Penutup
Bagian akhir dan skripsi ini terdiri dari kesimpulan akhir dari
hasil penelitian, saran-saran dan kata penutup.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemahaman Keagamaan Masyarakat
1. Batasan Pengertian Pemahaman Keagamaan
Perlu dipertegas lebih dulu, bahwa dalam tulisan ini pemahaman
keagamaan masyarakat yang dimaksud adalah segala sesuatu yang
menyangkut wawasan, pemahaman dan persepsi masyarakat yang
berkaitan dengan masalah agama, khususnya berkait dengan pendidikan
agama di madrasah. Batasan ini didasarkan pada makna etimologi
pemahaman yang berarti segala sesuatu yang dipahami, kepandaian dan
keagamaan yang berarti hal-hal yang menyangkut agama, berhubungan
dengan agama. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000:1120). Beberapa
hal yang menjadi pijakan dalam menguraikan masalah pemahaman
masyarakat dalam bidang agama khususnya dalam pendidikan madrasah
antara lain;
a. Pemahaman masyarakat tentang pendidikan keagamaan itu sendiri.
b. Pemahaman masyarakat mengenai mutu pendidikan keagamaan.
c. Pemahaman masyarakat tentang mutu guru pengajar pendidikan agama
Oleh karena yang menjadi tolak ukur adalah ketiga hal di atas
maka ada benang merah yang dapat ditarik, bahwa pada dasarnya pokok
permasalahan yang harus mendapat perhatian adalah bagaimana membawa
masyarakat muslim lebih paham terhadap problematika yang muncul
dalam lembaga pendidikan madrasah yang dari hari ke hari perlu terus
dicari solusi terbaiknya.
16
2. Problem Pengembangan Madrasah
Untuk mengembangkan madrasah ideal perlu dipahami
permasalahan yang dihadapi madrasah dewasa ini. Walaupun secara
konseptual tujuan pendidikan nasional sejalan dan tidak bertentangan
dengan cita-cita Islam, dan secara juridis pendidikan agama Islam dan
lembaganya memperoleh kedudukan yang kuat namun dalam
operasionalnya berhadapan dengan sejumlah permasalahan.
Salah satu permasalahan urgen untuk mengaktualisasikan tujuan
pendidikan baik Islam maupun nasional untuk mengahsilkan manusia
seutuhnya adalah adanya dualitas ilmu yang diajarkan, yakni dikhotomi
ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Keduanya tidak berada dalam satu
tujuan dan wawasan, melainkan saling terpisah. Dengan demikian selain
terjadi dikotomi dalam pendidikan terbukti juga berakibat tidak hanya
sekedar tidak beorintasi sepenuhnya pada pendidikan Islam, tetapi tujuan
yang umum juga tidak tercapai sepenuhnya. Dalam konteks pendidikan
Islam, menurut Abudin Nata, hal ini dapat diatasi antara lain dengan cara
menunjukkan dengan jelas cita-cita Islam dalam berbagai aspek kehidupan
yang diangkat dari ajaran Al Quran, yang cita-cita itu selanjutnya menjadi
misi ajaran Islam (Nata, 2003:162).
Di sisi lain, ilmu-ilmu keduniaan yang merupakan produk sistem
pendidikan barat modern menekankan pada pengembangan akal dan
rasionalitas serta menganggap sepele nilai spiritual. Dia mendorong
pencarian ilmiah dengan mengorbankan iman, mengutamakan
individualisme, melahirkan skeptisme, menolak segala sesuatu yang tidak
bisa dibuktikan dengan akal secara kongkret dan lebih bersifat
antroposentris daripada teosentris.
17
Sistem pendidikan yang demikian jelas hanya menekankan pada
kecerdasan akal, tidak mendidik manusia beriman dan bertakwa kepada
Tuhan dan berakhlak mulia. Dan sebagai akibat dari dikhotomi ilmu
tersebut lahirlah manusia-manusia yang dualisme. Ini bertentangan dengan
konsep jati diri manusia menurut ajaran dasar Islam, bahwa manusia
diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang paling baik (ahsani taqwim)
yaitu mempunyai kualitas terbaik baik fisik maupun psikis dimana
keduanya harus dijaga secara seimbang seperti firman Allah;
)4: الطین ( ن تقویم لقد خلقنا االنسان فى احس
"Sungguh Kami telah mencipta manusia dalam bentuk yang sangat indah,
tegap dan tampan" (Al-Qur’an dan terjemahnya, 2002:903).
Menurut Muhaimin, bahwa pada dasarnya Al Quran secara
gamblang telah mengemukakan dua kutub kualitas manusia, yakni kualitas
terbaik, baik fisik maupun psikis dan kualitas terendah, dan manusia yang
terbaik (ahsani taqwim) adalah yang sesuai fitrah (asal) kejadiannya
(Muhaimin, 2003:147).
Dalam pandangan Syafi’i Ma’arif (1991), proses pendidikan yang
dualitis tadi akibatnya akan muncul pribadi-pribadi yang pecah dalam
masyarakat Islam. Di Masjid dan di Langgar seseorang menunjukkan
sikap akan alim, tetapi di pasar, di pabrik, atau bahkan di gelanggang
politik tampil sebagai orang asing sama sekali. Di sini kegiatan dunia
terlepas dari orientasi akhirat.
Pendidikan akan mengalami kegagalan dalam membentuk
keteguhan jiwa yang vital, keyakinan yang kokoh, dan disiplin yang tegas
bila ilmu pengetahuan yang diajarkan terpisah dari tata nilai dan loyalitas
18
kemanusiaan serta nilai-nilai spiritual. Upaya menghilangkan dikhotomi
ilmu antara lain keduniaan dan ilmu keagamaan adalah menjiwai sains dan
teknologi dengan nilai-nilai agama, sehingga antara keduanya
mengarahkan kepada tujuan yang sama sebab tugas kekhalifaan manusia
untuk mengembangkan amanah Allah di bumi dan memakmurkan bumi
dengan sebagai bukti pengabdian manusia kepada-nya.
Oleh karena itu, sains yang diajarkan di madrasah tidak hanya
sekedar ilmu bantu belaka, tetapi mempunyai kedudukan yang sama
dengan ilmu-ilmu keagamaan sama-sama dikembangkan secara makro.
Impelementasi gagasan tersebut berimplikasi dibutuhkannya guru yang
memiliki kapasitas dan kualifikasi tertentu. Tampaknya di sini diharapkan
peranan STAIN untuk mempersiapkan calon-calon guru yang kualitasnya
sepadan dengan tuntunan di atas.
Permasalahan berikutnya adalah fungsi filsafat dalam pendidikan di
madrasah, apakah filsafat pendidikan telah berperan secara wajar atau tidak.
Sebab “filsafat pendidikan itu”, menurut Made Pidarta, “merupakan
pedoman dan arah berpikir dalam mencapai hasil pendidikan yang dicita-
citakan”. Dalam kaitan ini, Langgulung (1992) menyatakan bahwa filsafat
pendidikan berfungsi untuk “memahami sistem pengajaran, penganalisaan
konsep-konsep dan istilah-istilah, mengkritik asumsi-asumsi dan fakta-fakta,
membimbing asas-asas pendidikan, menerima perubahan-perubahan dasar,
membimbing sikap guru-guru, membangkitkan dialog dan persoalan,
mebongkar tradisi dalam pendidikan dan mengusulkan rencana-rencana
baru”.
Permasalahan lain adalah penghargaan masyarakat terhadap lembaga
pendidikan madrasah. Indikatornya antara lain in put peserta didiknya
umumnya berasal dari keluarga golongan ekonomi lemah dan berprestasi
19
rendah karena tidak diterima di sekolah umum. Akibatnya lulusannya pun
berkualitas rendah, karena menurut Karim (1991) rendahnya kualitas
lembaga ini. Penyebabnya karena madrasah kurang berorientasi kepada
dunia kerja. Sementara masyarakat lebih menghargai lembaga pendidikan
yang berorientasi kepada dunia kerja. Lembaga pendidikan Islam ini lebih
terkesan sebagai lembaga yang memproduksi ulama dan da’i atau pekerja
agama, sehingga daya saingnya rendah. Model madrasah seperti ini tidak
menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional dna pemaksimalan fungsi
kekhalifahan manusia.
Dalam kaitan itu menarik untuk diteliti tentang masalah perbedaan
motivasi anatara keluarga muslim yang memasukkan anaknya ke sekolah
agama dan keluarga muslim yang tidak mau memasukkan anaknya ke
lembaga ini. Apakah motivasinya agar anaknya menjadi ahli agama
sehingga dimasukkan ke sekolah agama atau motivasinya agar anaknya
cukup memiliki pengetahuan keislaman untuk keperluan ibadah dan
pembinaan akhlaknya sehingga tidak perlu dimasukan ke madrasah sebab
pendidikan agama tambahan dapat diperoleh di luar sekolah. Dan bagaimana
pula keluarga-keluarga muslim yang sesungguhnya menginginkan anaknya
menguasai muatan kurikulum, metode belajar mengajar yang tidak dinamis,
sistem evaluasi yang lemah, terbatasnya ketrampilan yang diajarkan,
orientasi keilmuan yang diajarkan yang tidak jelas, kemampuan profesional
para guru, sarana dan prasarana serta biaya yang tidak memadai merupakan
permasalahan madrasah baik negeri maupun swasta di semua jenjang
pendidikannya yang membuatnya tertinggal dari lembaga-lembaga
pendidikan lainnya. Permasalahan-permasalahan tersebut membuat daya
saing lulusannya rendah.
20
Paparan di atas merupakan gambaran global tentang realitas
pengetahuan, wawasan dan persepsi masyarakat muslim tentang kondisi
pendidikan Islam di Indonesia.
Sepanjang pengetahuan penulis, kondisi seperti di atas bagi
kalangan akademisi barang kali cukup dimengerti, akan tetapi belum tentu
disadari oleh sebagian besar masyarakat muslim yang nota bene sebagai
pihak yang telah menitipkan anaknya di madrasah. Mereka tentu kurang
tahu menahu bahwa sebenarnya penyebab kurang berkembangnya
madrasah sangat kompleks. Oleh karena itu adalah tugas bagi para guru
dan pengelola madrasah untuk selalu mengajak masyarakat dan orang tua
siswa agar ikut berfikir bersama dalam rangka memajukan madrasah.
3. Upaya Pengembangan Madrasah
Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah untuk membentuk
manusia yang berkualitas lahir dan batin, fisik dan psikis atau imtaq dan
iptek. Jadi sebenarnya madrasah telah mempunyai icon yang bisa
diandalkan untuk menarik pelanggan untuk berbondong-bondong masuk
madrasah, karena di madrasah telah memiliki sarana untuk mewujudkan
manusia yang berkualitas.
Menurut Joyonegoro, manusia yang berkualitas itu setidak-
tidaknya mempunyai dua kompetensi, yaitu kompetensi bidang imtak
(iman dan takwa) dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) (Wardiman,
2003:175). Artinya keseimbangan kemampuan untuk mempertahankan
dan mengambangkan potensi pribadi manusia harus dilaksankan secara
sinkron antara kebutuhan fisik dan mental, material dan spritual,
kompetensi teknologi dan kemampuan ber-akhlakul karimah.
Salah satu upaya untuk menciptakan manusia-manusia yang ber
SDM bermutu dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama tersebut,
21
antara lain dengan membekali anak melalui pendidikan madrasah. Karena
sejauh ini lembaga pendidikan formal yang berciri khas agama (baca:
madrasah) ini masih mampu mempertahankan kosistensi kesimbangan
muatan kurikulum keagamaan dengan prosentase lebih banyak dibanding
sekolah umum.
Akan tetapi dalam tataran realitas, masyarakat masih ada yang
cenderung menilai lembaga madrasah sebagai sekolah kualitas nomor dua
dan tempat pelarian anak-anak yang tidak diterima di sekolah favorit
(umum). Kenyataan ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi masyarakat
muslim, utamanya para pakar pendidikan Islam dan guru madrasah untuk
selalu proaktif dalam mengembangkan strategi managemen pengelolaan
madrasah yang up date.
Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh masyarakat,
maka pengembangannya harus mempunyai relevansi yang kuat dengan
kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya sekedar
pekerja agama tetapi juga mempunyai akses memasuki bidang-bidang
pekerjaan lain. Ini berarti pendidikan madrasah harus diberikan secara
bermutu dan tetap mengacu pada pemenuhan kebutuhan hidup peserta
didik di masa mendatang, dan untuk merealisisakan hal ini harus ada
kerjasama yang baik antara, orang tua, masyrakat dan lembaga madrasah
itu sendiri.
Keluarga merupakan akar bagi terbentuknya masyarakat, bangsa
dan bahkan sebuah peradaban. Karena itu jika keseimbangan keluarga baik
dalam sebuah masyarakat, maka akan baik pula masyarakat itu, demikian
sebaliknya. Keluarga yang seimbang sesuai dengan ajaran Islam adalah
mampu hidup dengan mengutamakan urusan agama tanpa meninggalkan
urusan-uruasan keduniaan seperti firman Allah dalam Q.S. Al Qosos:77
22
رة والتنسى نصیبك من الدنیاوابتغ فیما اتاك اهللا الدار األخ
"Dan carilah apa-apa yang diberikan Allah kepadamu untuk kehidupan
akhiran dan jangan kamu melupakan keperluan duniamu" (Al-Qur’an dn
terjemahnya, 2002:556).
Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan lembaga utama yang
cocok untuk pembentukan dasar-dasar pendidikan dan moral pada anak.
Bahkan kunci utama keberhasilan pendidikan bisa dikatakan terletak pada
tiga komponen ini. Karena keluarga, sekolah dan masyarakat di
lingkungan tempat tinggal anak sangat berpengaruh pada perkembangan
pendidikan anak Oleh karena itu perlu adanya tanggung jawab bersama
antara orang tua dan masyarakat dalam pendidikan anaknya.
Fenomena yang terjadi pada masyarakat sekarang, mayoritas orang
tua lebih suka menyekolahkan anaknya ke SD dari pada ke MI, hal ini
mengakibatkan jumlah siswa yang masuk ke MI menjadi sangat
berkurang. Menurut pengamatan penulis, kencenderungan orang tua
tersebut antara lain disebabkan oleh:
a. Masyarakat muslim, terutama pemuka agama (orang yang dianggap
“paham” agama) justru tidak banyak menyekolahkan anaknya ke MI.
b. Kurangnya pemahaman masyarakat akan keberadaan dan profil MI
yang sebenarnya, (MI masih dianggap sekolah agama saja).
c. Pandangan masyarakat bahwa kualitas SD lebih tinggi daripada MI.
d. Pengetahuan agama masyarakat pada umumnya relatif rendah
sehingga kurang peduli pada sekolah agama (MI).
B. Komitmen Mengembangkan Madrasah
1. Visi Pengembangan Madrasah
Madrasah adalah suatu lembaga pendidikan formal yang
kurikulumnya 70% pelajaran umum dan 30 adalah pelajaran agama.
23
Beberapa komitmen masyarakat yang harus dikembangkan dalam
memajukan madrasah adalah kesadaran untuk memajukan mutu
madrasah dalam bidang visi, misi, tujuan, guru, siswa, metode sarana
dan lain-lain.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
agama memperoleh kedudukan yang kuat. Pendidikan agama merupakan
subsistem dari pendidikan nasional. Oleh sebab itu, semua lembaga
pendidikan diharuskan menyelenggarakan pendidikan agama Islam.
Berdasarkan Undang-Undang tersebut juga mengandung konsekwensi
bahwa pendidikan agama wajib diberikan kepada peserta didik disetiap
jenis, jenjang, dan isi kurikulum sekolah. Jalur, jenjang, isi kurikulum
sekolah harus memuat pendidikan agama.
Dari segi tenaga pendidikan yang dapat diangkat, harus orang
yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan Yang Maha Esa, karena
tujuan pendidikan nasional tidak hanya mencerdaskan anak didik
(pendidikan intelek), tetapi juga meningkatkan peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Itu sebabnya di lembaga pendidikan formal guru harus bisa
menjalankan tugas pokok dan fungsi yang bersifat multiperan, yaitu
sebagai pendidik, pengajar dan pelatih (Danim, 2002:15).
Eksistensi lembaga pendidikan agama yang mendapat tempat
dalam Undang-Undang tersebut, diperkuat dengan ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang lembaga pendidikan agama
Islam. Dalam peraturan itu dinyatakan SD dan SLTP yang berciri khas
Islam masing-masing disebut Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah
24
Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) diselenggarakan oleh
Kementrian Agama. Dengan kedudukan lembaga pendidikan agama
yang begitu kuat, madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam yang
bertujuan mengembangkan unsur jasmani, rohani dan akal, juga
mempunyai kedudukan strategis untuk mengimplementasikan tujuan
pendidikan nasional tersebut.
Dengan kata lain, pengembangan madrasah harus mempunyai
keterkaitan dan kesepadanan dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan anak didik menjadi manusia yang berwawasan
ketuhanan, berwawasan etik dan moral, menguasai dasar-dasar sains dan
teknologi, berketrampilan, berwawasan kemasyarakatan dan
kebangsaan. Selama madrasah tidak mengarah dari lembaga kualifikasi
tersebut, ia akan tetap tertinggal dari lembaga pendidikan yang lain,
yang dapat diduga sulit untuk merealisasi tujuan pendidikan nasional.
Dari sekian banyak tujuan dan misi pendidikan tadi, madrasah
harus bisa menonjolkan ketercapaian kompetensi di bidang imtaknya.
Kompetensi imtak amat penting karena tanpa dibingkai oleh iman dan
takwa, maka kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi
kurang bermakna, bahkan dikawatirkan akan liar dan tidak terkendali,
yang mewujud dalam bentyuk terjadinya erosi nilai-nilai moral (Sidi,
2003:84 ).
Berangkat dari kenyataan itu kurikulum 1994 sampai kurikuluim
edisi 2004 untuk MI, MTs dan MA tampaknya mengisyaratkan
perbaikan ke arah terciptanya kualifikasi tersebut. Muatannya
menekankan pada pengembangan siswa menguasai dasar-dasar sains dan
teknologi, serta pelaksanaan kurikulum itu menghadapi berbagai
permasalahan, seperti lembaga pendidikan madrasah, penghargaan
25
masyarakat terhadap madrasah, metode belajar mengajar, sistem
evaluasi, sarana dan prasarana Fisik dan sebagainya.
2. Keterkaitan dan Kesepadanan
Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh
masyarakat, maka pengembangannya harus mempunyai relevansi yang
kuat dengan kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya
sekedar pekerjaan agama tetapi juga mempunyai akses memasuki
bidang-bidang pekerjaan lain. Konsep keterkaitan dan kesepadanan (link
and match) menghendaki sistem pendidikan pada suatu lembaga
pendidikan tidak terus menerus terpaku pada pola-pola yang sudah ada,
dan mengabaikan perkembangan-perkembangan yang terjadi di berbagai
aspek kehidupan.
Jika sistem pendidikan pada suatu lembaga pendidikan terus
menerus dalam kondisi demikian, maka akan terjadi kesenjangan antara
dunia pendidikan dan kehidupan nyata (khususnya dunia kerja) yang
disebut educational mismatch. Kesenjangan antara lain, ketidaksesuaian
lulusan dengan yang diinginkan masyarakat (khususnya dunia kerja),
dan kesenjangan antara tata nilai yang diajarkan di sekolah dan tata nilai
yang sebenarnya dilaksanakan dalam masyarakat. Sesungguhnya yang
diperlukan saat ini bukan hanya jumlah lulusan pendidikan (educational
out put) yang mengagumkan, melainkan dampak pendidikan
(educational out come), berupa utilitas atau daya guna lulusan yang
mampu memasuki dunia kerja baru ( Danim, Op.Cit., hlm.17).
Oleh karena itu pengembangan madrasah harus mempunyai
keterkaitan dan kesepadanan dengan kebutuhan pembangunan dan
masyarakat. Penerapan konsep ini sejalan dengan nilai fungsi
kehalifahan manusia. Artinya, manusia mukmin hanya akan dapat
26
melaksanakan fungsinya tersebut secara maksimal apabila bersikap
dinamis dalam mencermati perkembangan nyata yang terjadi di
masyarakat. Selain itu, mengembangkan madrasah ideal niscaya
ditopang oleh nilai instrumen yang saling terkait dan sepadan dengan
sistem pendidikan yang mencakup;
a. Penyelenggara pendidikan (negeri, swasta).
b. Filsafat pendidikan yang di dalamnya tercakup tujuan pendidikan. Ini
berkaitan dengan manusia yang bagaimana diinginkan madrasah.
Filsafat pendidikan untuk madrasah dirumuskan berdasarkan nilai
dasar yang disebut di atas.
c. Kurikulum, yaitu bidang ilmu dan keterampilan yang diajarkan serta
sikap yang ingin ditanamkan kepada peserta didik. Merujuk kepada
nilai dasar di atas, muatan kurikulum madrasah yang ideal mengarah
kepada pengembangan dan penguasaan dasar-dasar sains, teknologi,
perangkat keterampilan dan sikap yang bertangggung jawab terhadap
tuhan, manusia dan lingkungannya.
d. Penyelenggaraan pendidikan, yaitu pemimpin, tenaga kependidikan,
tenaga peneliti, tenaga administrasi serta orang tua pelajar dan
keterlibatan masyarakat.
e. Proses belajar dan pembelajaran yang mencakup metode
penyampaian materi ajar, administrasi dan supervisinya.
f. Sarana pendidikan, yaitu berupa bangunan fisik dan fasilitasnya, alat
bantu pendidikan dan biaya.
Untuk mencapai tujuan pendiidkan madrasah sebagai dari
muatan kurikulum sangat ditentukan oleh pelaksanaannya di lapangan,
antara lain;
27
a. Orientasi dan konsistensi semua unsur yang terdapat dalam sistem
pendidikannya
b. Pendidikan yang diterapkan adalah pendekatan yang berdasarkan
kompetensi atau tidak. Sistem pendidikan yang berdasarkan
pendekatan kompetensi berkaitan dengan “kompetensi apa yang
harus dikuasai siswa?”. Pendekatan yang tidak berdasarkan
kompetensi berkaitan dengan “apa yang harus diberikan oleh guru?”
tetapi tampaknya kedua model pendekatan ini perlu
dioperasionalkan dalam mencapai tujuan pendidikan.
c. Metode belajar-mengajar yang tepat agar materi ajar dapat
disampaiakan kepada peserta didik dalam bentuk yang lebih menarik
dan lebih relevan dengan kebutuhan hidup riil dengan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
d. Kerjasama semua guru bidang studi, yaitu untuk menunjang tujuan
pendidikan nasional guru-guru agama harus menguasai dasar-dasar
sains dan teknoogi, dan guru-guru bidang studi umum harus
memiliki dasar-dasar pengetahuan keislaman, sehingga pengetahuan
yang diserap oleh anak didik berada dalam satu wawasan yang dapat
memenuhi kebutuhan spiritual dan inteleknya, bukan pengetahuan
yang saling bertentangan.
e. Pelaksanaan evaluasi terhadap proses belajar mengajar.
Menurut Malik Jafar, keberhasilan pendidkan Islam juga
ditentukan oleh sistem paedagois yang diterapkan oleh setiap guru yaitu
supaya tetap berlandaskan motivasi, etik dan moral, karena dalam
memeberikan landasan itu tidak cukup hanya dilihat dari persoalan
pengajaran atau didaktik metodiknya melainkan harus masuk ke dalam
persoalan pedagogiknya (Fadjar, 1998:160).
28
Berdasarkan acuan pedagogisnya, penanaman motivasi etik dan moral
itu pada dasarnya adalah menanamkan suatu perangkat nilai, yaitu iman, amal
dan taqwa. Melalui materi pelajaran agama, guru agama mempunyai tugas
pokok untuk menanamkan nilai-nilai itu ke dalam diri peserta didik.
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah setiap guru agama harus berusaha
mengetahui nilai-nilai yang dapat disentuh dalam diri peserta didik melalau
materi pengajaran yang disajikannya.
Dengan demikian guru agama harus mendalami nilai-nilai tersebut.
Dengan menguasai materi pelajaran secara mendalam guru agama dapat
meningkatkan kegiatan mengajarnya menjadi kegiatan “mendidik”. Hanya
dengan melangkah melalui langkah-langkah paedagogis kegiatan pendidikan
agama lewat sistem formal (sekolah) akan mampu secara sadar dan terencana
berbuat sesuatu menuju ke “kesadaran beragama” bagi peserta didiknya.
C. Kaitan Pemahaman Keagamaan dan Komitmen Mengembangkan
Madrasah
Problem pengembangan madrasah pada dasarnya masih berkisar pada
lemahnya kualitas orang muslim dalam memahami pendidikan Islam karena
minimnya pemahaman, dan rendahnya motivasi. Upaya pengembangan
madrasah harus dibarengi dengan peningkatan pemahaman keagamaan
masyarakat muslim utamanya yang menyangkut visi dan implementasi
pendidikan Islam
Komitmen masyarakat muslim dalam mengembangkan madrasah
antara lain sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuannya tentang
pendidikan Islam dan madrasah itu sendiri. Terjadinya dikotomi pendidikan
antara pendidikan Islam dan umum mengakibtakan tujuan pendidikan gagal
kedua-duanya.
29
Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah untuk membentuk
manusia yang berkualitas lahir dan batin, fisik dan psikis atau imtaq dan
iptek. Jadi sebenarnya madrasah telah mempunyai icon yang bisa
diandalkan untuk menarik pelanggan untuk berbondong-bondong masuk
madrasah, karena di madrasah telah memiliki sarana untuk mewujudkan
manusia yang berkualitas.
Keberhasilan pendidkan Islam juga ditentukan oleh sistem
paedagois yang diterapkan oleh setiap guru yaitu supaya tetap
berlandaskan motivasi, etik dan moral, karena dalam memeberikan
landasan itu tidak cukup hanya dilihat dari persoalan pengajaran atau
didaktik metodiknya melainkan harus masuk ke dalam persoalan
pedagogiknya.
Penanaman motivasi etik dan moral itu pada dasarnya adalah
menanamkan suatu perangkat nilai, yaitu iman, amal dan taqwa. Melalui
materi pelajaran agama, madrasah mempunyai tugas pokok untuk
menanamkan nilai-nilai itu ke dalam diri peserta didik yang nantinya
peserta didik tersebut juga akan kembali kedalam lingkungan masyarakat.
Agar lembaga madrasah tetap eksis dan diminati oleh masyarakat,
maka pengembangannya harus mempunyai relevansi yang kuat dengan
kebutuhan pembangunan. Sehingga lulusannya tidak hanya sekedar
pekerja agama tetapi juga mempunyai akses memasuki bidang-bidang
pekerjaan lain. Ini berarti pendidikan madrasah harus diberikan secara
bermutu dan tetap mengacu pada pemenuhan kebutuhan hidup peserta
didik di masa mendatang, dan untuk merealisisakan hal ini harus ada
kerjasama yang baik antara, orang tua, masyrakat dan lembaga madrasah
itu sendiri.
30
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Desa Babadan
1. Letak Geografis
Desa Babadan merupakan salah satu desa yang ada di wilayah
Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Propinsi Jawa Tengah dengan
ketinggian dari permukaan air laut ± 500-700 m dengan batas-batas:
- Sebelah Barat : Desa Sempu
- Sebelah Timur : Desa Amongrogo
- Sebelah Selatan : Desa Plumbon
- Sebelah Utara : Desa Dlisen
2. Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Babadan adalah 346.905 Ha. Dengan perincian
sebagai berikut:
- Tanah sawah sederhana : 2,7 Ha
- Tanah pekarangan/bangunan : 154. 499Ha
- Tanah tegalan/perkebunan : 185.306 Ha
- Lain-lain (jalan, sungai, pekuburan : 4,4 Ha
Dari keseluruhan wilayah tersebut terbagi atas Dukuh/lingkungan, 4 RW,
adapun Dukuh tersebut adalah:
a. Dukuh Babadan
b. Dukuh Banaran
31
c. Dukuh Srabanan
d. Dukuh Kesasih
3. Keadaan Penduduk Desa Babadan
Adapun jumlah penduduk Desa Babadan sampai perhitungan
terakhir ada 6.557 jiwa terdiri dari:
- 1445 KK
- 3192 penduduk laki-laki
- 3365 penduduk perempuan
Tabel I
Jumlah Penduduk Menurut Usia
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 - 4 th
5 – 9 th
10 – 14 th
15 – 19 th
20 – 24 th
25 – 29 th
30 – 39 th
40 – 49 th
50 – 59 th
60 tahuan keatas
343
388
412
343
272
235
486
271
218
224
342
380
440
356
208
291
511
338
246
253
685
768
852
690
680
526
997
609
464
477
Jumlah 3192 3365 6557
32
4. Mata Pencaharian Penduduk
Sebagian besar penduduk Desa Babadan mempunyai mata
pencaharian sebagai petani, buruh tani, buruh industri, sebagian PNS dan
ABRI.
a. Petani : 498 orang
b. Buruh tani : 100 orang
c. Nelayan : -
d. Pengusaha : 76 orang
e. Buruh Industri : 21 orang
f. Buruh Bangunan : 409 orang
g. Pedagang : 133 orang
h. Pengangkutan : 37 orang
i. PNS/ABRI : 320 orang
j. Pensiunan : 109 orang
k. Lain-lain : 2.200 orang
5. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Adapun tingkat pendidikan penduduk Desa Babadan adalah
sebagai berikut:
a. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi : 155 orang
b. Tamat SLTA : 277 orang
c. Tamat SLTP : 344 orang
d. Tamat SD : 2.371 orang
e. Tidak tamat SD : 1.489 orang
33
f. Belum tamat SD : 1.098 orang
g. Tidak sekolah : 138 orang
6. Fasilitas Pendidikan
a. Taman Kanak-kanak : 2 buah
b. Sekolah Dasar Negeri : 2 buah
c. MANU : 1 buah
d. Madrasah Ibtidaiyah/MI : 1 buah
7. Pemeluk Agama
a. Islam : 6.541 orang
b. Kristen : 16 orang
d. Budha : -
e. Hindu : -
8. Tempat Ibadah
a. Masjid : 4 buah
b. Gereja : - buah
c. Kuil : -
d. Surau/langgar/Musholla : 20 buah
9. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Babadan
Desa Babadan secara administrasi berada diwilayah Kecamatan
Limpung Kabupaten Batang. Dalam menyelenggarakan tugas
pemerintahan, baik tugas rutin maupun tugas pembangunan, seorang
kepala kelurahan dibantu oleh perangkat kelurahan, yang terdiri atas:
34
Struktur Organisasi Desa Babadan
10. Organisasi Keagamaan Masyarakat
Ada beberapa organisasi keagamaan di Desa Babadan diantaranya:
a. Remaja Masjid
Remaja Islam Masjid Nurul Huda (RIMDA) adalah sebuah
perkumpulan para remaja islam khususnya di lingkungan Masjid Nurul
Huda dan masih dalam lingkup Rt 05 Rw 03 Desa Babadan.
RIMDA memiliki misi & visi untuk lebih memelihara eksistensi umat
Islam khususnya kaum muda untuk lebih mengembangkan potensi diri
dalam bidang keislaman. RIMDA suatu perkumpulan yang dirikan
beberapa puluh tahun yang lalu telah mencoba untuk mengenalkan
Islam secara dini kepada khalayak umum dengan metode pendekatan
BPD
Kepala Desa
Suharno, S.Ag
Kaur Pemerintahan
Pindin
Sekretaris Desa
Tohari
Kaur Pembangunan
M.Nur
Kaur Keuangan
Azizah R
Kaur Umum
Pramono
35
riil dan terstruktur. RIMDA termotivasi dengan menumpahkan berbagai
kegiatan yang ditujukan guna memajukan kegiatan keremajaan dan
keislaman. Kegiatan tersebut meliputi 2 hal yakni : Kegiatan Talim
Formal Kegiatan yang bersifat non formal. Talim Formal terdiri dari
kegiatan yang bersifat kerohanian antara lain talim ahad malam (bab ila
bab) yang terdiri dari berbagai materi, talim tiap malam (pembacaan
ayat-ayat suci Al-Qur’an secara bergantian dan pelatihan pengisian
materi (kultum) serta Talim Khusus Keputrian. Talim Non Formal
terdiri dari kegiatan yang bersifat abstrak antara lain pelatihan musik
Islami yang berupa Marawis dan Nasyid. Selain kegiatan-kegiatan di
atas Remaja Islam Masjid Nurul Huda juga membentuk suatu Lembaga
Pendidikan Qur’an (LPQ) yang di khususkan untuk para regenerasi
Islam usia dini dan Alhamdulillah sudah miliki puluhan santriwan dan
santriwati. Seluruh kegiatan di atas akan terkonsentrasi penuh di Masjid
Nurul Huda. Dalam rangka menunjang kegiatan-kegiatan tersebut
Remaja Islam Masjid Nurul Huda menyusun secara terstruktur
kepengurusan kegiatan keremajaan antara lain:
Pelindung : Pengurus Masjid Nurul Iman
Pembina : Indratno, Mudji Mawardi
Ketua : Khaidir
Sekretaris : Rita
Bendahara : Siti Cholisoh
36
b. TPQ
Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Masjid Raya Nurul Huda
didirikan secara resmi pada tahun 1997 oleh sejumlah pemerhati dan
praktisi pendidikan Al-Qur'an di Desa Babadan. Taman Pendidikan Al-
Qur'an ini didirikan dengan semangat dan kesadaran bahwa Al-Qur'an
adalah petunjuk utama hidup manusia dengan mengacu kepada sunnah
Rasulullah sebagai tauladan ummat. Untuk itu, setiap pribadi muslim
seharusnya mampu membaca dan menterjemahkan Al-Qur'an,
mengamalkan ajaran-ajarannya serta mendakwahkannya kepada orang
lain.
VISI
1. Menjadikan TPQ Masjid Nurul Huda sebagai pusat pendidikan
keIslaman yang berorientasi pada Al-Qur'an.
2. Membudayakan generasi muslim untuk membaca Al-Qur'an dengan
baik dan benar.
MISI
1. Mendakwahkan pesan-pesan Al-Qur'an sebagai pola pembentukan
karakter santri yang berakidah serta berakhlaqul Karimah (berbudi
pekerti luhur).
2. Ikut serta melibatkan santri dalam berbagai aktifitas pembelajaran
yang mengarah pada pembentukan juwa kepemimpinan sejak dini
dengan semangat Iman dan Taqwa (IMTAQ) dan ilmu pengetahuan
teknologi (IPTEK).
37
3. Mengikut sertakan santri dalam aktivitas masyarakat yang mengarah
pada jiwa kepedulian sosial.
TUJUAN PENDIDIKAN
Sebagai lembaga pendidikan non formal, Taman Pendidikan Al-Qur'an
mempunyai tujuan sebagai berikut: Membantu mengembangkan potensi
anak ke arah pembentukan sikap pengetahuan dan keterampilan
keagamaan melalui pendekatan yang disesuaikan dengan lingkungan
dan taraf perkembangan anak berdasarkan tuntunan Al-Qur'an dan
sunnah Rasulullah.
memepersiapkan anak agar mampu mengembangkan sikap
pengetahuan dan keterampilan keagamaan yang telah dimilikinya
melalui program pendidikan di TPQ Masjid Nurul Huda.
Tabel II
Daftar Nama Responden Penelitian
Adapun daftar nama responden ada dalam tabel sebagai berikut :
NO NAMA L / P
1 Samani L
2 Junaidi L
3 Suryono L
4 Kastiyah P
5 Suryatmi P
6 Mansyur L
7 Zaenab P
38
8 Nurul P
9 Slamet L
10 Wawan. S L
11 Abdul Aziz L
12 Paimin L
13 Misadi L
14 Ahmad Fauzi L
15 Khozin L
16 Nur Azizah P
17 Simu P
18 Siti Aisyah P
19 Mistari L
20 Samsuri L
21 Khusen L
22 Anwar L
23 Mugiono L
24 Untung L
25 Syafii L
26 Uswatun P
27 Halimah P
28 Tarwiyah P
29 Mutiin P
39
30 Nur Jannah P
31 Kastumi P
32 Ahmad Kholidin L
33 Farid Madji L
34 Siti Aminah P
35 Sri Munarti P
36 Nur Kholis L
37 Santoso L
38 Linawati P
39 Kiptiyah P
40 Nasekhah P
41 Sri Wahyuningsih P
42 Wijiyanti P
43 Nur Kholis L
44 Kisworo L
45 Mutakin L
46 Dewi Alwiyah P
47 Sodikin L
48 Yaenah P
49 Komaiyah P
50 Ahmad Sholeh L
40
B. Penyajian Data
1. Hasil Angket Pemahaman Keagamaan
Adapun hasil penyebaran angket pemahaman keagamaan dapat dilihat
dari tabel berikut:
Tabel III
Jawaban Responden Dari Angket Pemahaman Keagamaan
No ItemNO Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A A A A A A A A A A
2 B A A A B C B A A A
3 B A C A A A A A B A
4 B B C A B B B B B B
5 B C B A B A B B B A
6 B A A A B A B A A A
7 A A B B B B B A B A
8 A A A A B A B A B A
9 B B C A B A A A A A
10 A A C B A A A A A A
11 A C A A B A A A B A
12 A A C A B A A A B B
13 B A A A B A B A A B
14 B A B A B A B A B A
15 A A A A B A A A B A
16 A B C A B A B A C A
17 A A B A B A A A B A
18 A C B A B B B A B A
19 B A A A B C B B A A
20 B A A A A A A A B A
41
21 A A C A B A A A A A
22 A A B A B A A A B A
23 B A C A B B B A A A
24 A A C B B A B A A A
25 A A C A A A A A B A
26 B B C B B B B B B B
27 A A A A A A A A B A
28 A A C A A A A A B A
29 A A A B B A A A B A
30 B A C A B A B A A B
31 A A A A A A A A B A
32 A A A A A A B A B A
33 C C C A B A A A B B
34 B C A A B A B A A A
35 A A A A A A A A A A
36 B A C A A B A A B A
37 A B C B B A B A B A
38 A A A A A C A A B A
39 A B A C B C C B B B
40 B A C A B C A A B B
41 B A A A A A A A B A
42 B B A A B B B B B A
43 A A C A A A B A B A
44 B B A A B A B A C A
45 B A C A B B A A C A
46 B A B A B A A A B A
47 B A B A B B B A A B
48 B A A A A A A A A A
49 B A A A B A A A B A
50 B A A A B B A B A A
42
2. Hasil Angket Komitmen Mengembangkan Madrasah
Adapun hasil penyebaran angket Komitmen Mengembangkan
Madrasah dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel IV
Jawaban Responden Dari Angket
Komitmen Mengembangkan Madrasah
No ItemNO Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 B B A A A A A A A B
2 C C A A B B B B B B
3 B C A A A A A A A B
4 B C A A B B A A A B
5 B B A A B B A A B B
6 A B A A A B A A A A
7 C C A B B B A B B B
8 B C A A B B A A A A
9 C C A B B B A A B C
10 B B A A B B A A A A
11 C C A A B B A A A A
12 B B A A A A A A A B
13 A A A A A A A A B B
14 A C A A A A A A A B
15 A B A A B B A A A B
16 C C A A B B A A B B
17 B C A A B B A A A A
18 A A A A B B A A B B
19 B C A A A A A A A A
20 A C A A A A A A A A
43
21 C C A A B B A A A B
22 B B A A B B A A A B
23 C C A A C C A A B B
24 C C A A A B A A A A
25 B B A A B B A A B A
26 B B B B B B B B B B
27 A A A A A A B A A B
28 A C A A A A A A A A
29 A C A A B B A A B B
30 B C A A B B A A A A
31 B B A A A A A A A A
32 A C A A B B A A A A
33 B C A A C C A A B B
34 A C A A B B A A B B
35 B B A A B B A A B A
36 B C A A A B A A A B
37 A C A A A A A A B A
38 B C A A A B A A A A
39 A C A A B B A A B A
40 C C A B B B A B B B
41 B B B B B B B B B B
42 C C A A B B A A A B
43 C C A A A B A A B A
44 A B A A A B A A B A
45 C C B B B B A B C C
46 B C A A B B A A A A
47 A B A A A A A A B A
48 C A A A A A A A A B
49 A A A A B B A A B B
50 B B A A B B A A B B
44
44
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Data
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman
keagamaan dengan komitmen masyarakat mengembangkan madrasah,
maka data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan analisis statistik.
Hal ini dilakukan karena banyaknya jumlah data yang terkumpul dan
bersifat kualitatif. Adapun dalam menganalisis data tersebut,
menggunakan teknik korelasi product moment, yang rumusnya sebagai
berikut:
NN
X-X
N
YX-rxy
rxy 2
2
2
2Y
Y
Keterangan: rxy : koefisien korelasi variabel x dan y
N : banyaknya data
x : variable pengaruh
y : variable terpengaruh
∑x : jumlah skor dalam distribusi x
∑y : jumlah skor dalam distribusi y
45
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai pemahaman
keagamaam, komitmen mengembangkan madrasah, dan tabel kerja
untuk koefisien korelasi atau untuk mencari hubungan antara variabel
pemahaman keagamaan dan komitmen mengembangkan madrasah.
1. Analisis Data Pemahaman Keagamaan
Data pemahaman keagamaan diperoleh dari penyebaran
angket yang terdiri dari sepuluh pertanyan. Dari masing-masing
pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban, dengan bobot sebagai
berikut
Alternatif jawaban A memiliki nilai 3
Alternatif jawaban B memiliki nilai 2
Alternatif jawaban C memiliki nilai 1
Adapun nilai dari hasil penyebaran angket pemahaman
keagamaan dapat diketahui pada tabel sebagai berikut:
Tabel V
Nilai Jawaban Angket Pemahaman Keagamaan
Nomor ItemNO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Jumlah
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
2 2 3 3 3 2 1 2 3 3 3 25
3 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 26
4 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 20
5 2 1 2 3 2 3 2 2 2 3 22
6 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 27
46
7 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 24
8 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 27
9 2 2 1 3 2 3 3 3 3 3 25
10 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 27
11 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 26
12 3 3 1 3 2 3 3 3 2 2 25
13 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 26
14 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 25
15 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 28
16 3 2 1 3 2 3 2 3 1 3 23
17 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 27
18 3 1 2 3 2 2 2 3 2 3 23
19 2 3 3 3 2 1 2 2 3 3 24
20 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 28
21 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 27
22 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 27
23 2 3 1 3 2 2 2 3 3 3 24
24 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25
25 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 27
26 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 19
27 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29
28 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 27
29 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 27
30 2 3 1 3 2 3 2 3 3 2 24
31 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29
32 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 28
33 1 1 1 3 2 3 3 3 2 2 21
34 2 1 3 3 2 3 2 3 3 3 25
47
35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
36 2 3 1 3 3 2 3 3 2 3 25
37 3 2 1 2 2 3 2 3 2 3 23
38 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 27
39 3 2 3 1 2 1 1 2 2 2 19
40 2 3 1 3 2 1 3 3 2 2 22
41 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 28
42 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 25
43 3 3 1 3 3 3 2 3 2 3 26
44 2 2 3 3 2 3 2 3 1 3 24
45 2 3 1 3 2 2 3 3 1 3 23
46 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 27
47 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 24
48 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29
49 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 27
50 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 25
Dari nilai hubungan pemahaman keagamaan dengan jumlah
10 item, diketahui nilai tertinggi 30, nilai terndah 19, dan kelas
interval 3. Maka kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai
berikut:
( Xt – X r ) + 1 i = ——————–
K i
Keterangan : i : Interval Ideal
Xt : Nilai Tertinggi
Xr : Nilai Terendah
Ki : Kelas Interval
48
( Xt – X r ) + 1 i = ——————–
K i
( 30 – 19 ) + 1 i = ——————–
3
11 + 1 i = —————
3
12i = ————
3
i = 4
Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa
frekuensi dari tiap kategori (A) tinggi, (B) sedang ataupun (C)
rendah.
Tabel VI
Interval Pemahaman Keagamaan
Nilai
Interval
Jumlah Orang Nilai Nominasi Kategori
27 – 30 21 A Tinggi
23 – 26 23 B Sedang
19 – 22 6 C Rendah
Jumlah 50
Dengan demikian, dapat diketahui:
a. Untuk kategori pemahaman keagamaan yang tinggi, yaitu
dengan nilai antara 27 – 30 sebanyak 21 orang.
49
b. Untuk kategori pemahaman keagamaan yang sedang, yaitu
dengan nilai antara 23 – 26 sebanyak 23 orang.
c. Untuk kategori pemahaman keagamaan yang rendah, yaitu
dengan nilai antara 19 – 22 sebanyak 6 orang.
Kemudian dibuat tabel nominasi A (tinggi), B (sedang), dan
C (kurang). Untuk mengetahui kategori pemahaman keagamaan
yang tinggi, sedang dan rendah.
Tabel VII
Kategori Pemahaman Keagamaan
No. Responden Skor Nominasi Kategori
1 30 A Tinggi
2 25 B Sedang
3 26 B Sedang
4 20 C Rendah
5 22 C Rendah
6 27 A Tinggi
7 24 B Sedang
8 27 A Tinggi
9 25 B Sedang
10 27 A Tinggi
11 26 B Sedang
12 25 B Sedang
13 26 B Sedang
14 25 B Sedang
15 28 A Tinggi
16 23 B Sedang
50
17 27 A Tinggi
18 23 B Sedang
19 24 B Sedang
20 28 A Tinggi
21 27 A Tinggi
22 27 A Tinggi
23 24 B Sedang
24 25 B Sedang
25 27 A Tinggi
26 19 C Rendah
27 29 A Tinggi
28 27 A Tinggi
29 27 A Tinggi
30 24 B Sedang
31 29 A Tinggi
32 28 A Tinggi
33 21 C Rendah
34 25 B Sedang
35 30 A Tinggi
36 25 B Sedang
37 23 B Sedang
38 27 A Tinggi
39 19 C Rendah
40 22 C Rendah
41 28 A Tinggi
42 25 B Sedang
43 26 B Sedang
44 24 B Sedang
51
45 23 B Sedang
46 27 A Tinggi
47 24 B Sedang
48 29 A Tinggi
49 27 A Tinggi
50 25 B Sedang
Setelah diketahui berapa banyak orang yang memiliki tingkat
pemahaman keagamaan tinggi, sedang, dan rendah, kemudian
masing-masing kategori dipersentasekan dengan rumus sebagai
berikut:
F
P = — x 100 %
N
Untuk pemahaman keagamaan yang tinggi, sebanyak 21 orang,
21—– x 100 % = 42 % 50
Untuk pemahaman keagamaan yang sedang, sebanyak 23 orang,
23—– x 100 % = 46 % 50
Untuk pemahaman keagamaan yang rendah, sebanyak 6 orang,
6—– x 100% = 12 % 50
52
Tabel VIII
Komparasi Pemahaman Keagamaan Dari setiap Kategori
No
Nilai
Pemahaman
Keagamaan
Interval Frekuensi Prosentasi
1 Tinggi (A) 27 – 30 21 42 %
2 Sedang (B) 23 – 26 23 46 %
3 Rendah (C) 19 – 22 6 12 %
Jumlah 50 100 %
2. Analisis Data Komitmen Mengembangkan Madrasah
Data banyak sedikitnya Komitmen Mengembangkan
Madrasah diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari sepuluh
pertanyan. Dari masing-masing pertanyaan terdapat tiga alternatif
jawaban, dengan bobot sebagai berikut
Alternatif jawaban A memiliki nilai 3
Alternatif jawaban B memiliki nilai 2
Alternatif jawaban C memiliki nilai 1
Adapun nilai dari hasil penyebaran angket Komitmen
Mengembangkan Madrasah dapat diketahui pada tabel sebagai
berikut:
53
Tabel IX
Nilai Jawaban Angket Komitmen Mengembangkan Madrasah
Nomor ItemNO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Jumlah
1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 27
2 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 20
3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 24
4 2 1 3 3 2 2 3 3 3 2 24
5 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 24
6 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 28
7 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 20
8 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 25
9 1 1 3 2 2 2 3 3 2 3 20
10 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 26
11 1 1 3 3 2 2 3 3 3 3 24
12 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 27
13 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28
14 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 27
15 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 26
16 1 1 3 3 2 2 3 3 2 2 22
17 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 25
18 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 26
19 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 27
20 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 28
21 1 1 3 3 2 2 3 3 3 2 23
22 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 25
23 1 1 3 3 1 1 3 3 2 2 20
24 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 25
54
25 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 25
26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
27 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 28
28 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 28
29 3 1 3 3 2 2 3 3 2 2 24
30 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 25
31 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28
32 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 26
33 2 1 3 3 1 1 3 3 2 2 21
34 3 1 3 3 2 2 3 3 2 2 24
35 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 25
36 2 1 3 3 3 2 3 3 3 2 25
37 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 27
38 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 26
39 3 1 3 3 2 2 3 3 2 3 25
40 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 20
41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26
42 1 1 3 3 2 2 3 3 3 2 23
43 1 1 3 3 3 2 3 3 2 3 24
44 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 27
45 1 1 2 2 2 2 3 2 1 1 17
46 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 25
47 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 28
48 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 27
49 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 26
50 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 24
55
Dari nilai Komitmen Mengembangkan Madrasah, dengan
jumlah 10 item diketahui nilai tertinggi 28, nilai terendah 17, dan
kelas interval 3. Maka kemudian diintervalkan dengan rumus
sebagai berikut:
( Xt – X r ) + 1 i = ——————–
K i
Keterangan : i : Interval Ideal
Xt : Nilai Tertinggi
Xr : Nilai Terendah
Ki : Kelas Interval
( Xt – X r ) + 1 i = ——————–
K i
( 28 – 17 ) + 1 i = ——————–
3
11 + 1 i = —————
3
12 i = —————
3
i = 4
56
Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa yang
masuk kategori Komitmen Mengembangkan Madrasah banyak,
sedang ataupun sedikit.
Tabel X
Interval Komitmen Mengembangkan Madrasah
Nilai
Interval
Jumlah Orang Nilai Nominasi Kategori
25 – 28 31 A Banyak
21 – 24 12 B Sedang
17 - 20 7 C Sedikit
Jumlah 50
Dengan demikian, dapat diketahui:
a. Untuk kategori Komitmen Mengembangkan Madrasah yang
banyak, yaitu dengan nilai antara 26 – 30 sebanyak 31 orang.
b. Untuk kategori Komitmen Mengembangkan Madrasah yang
sedang, yaitu dengan nilai antara 21 - 25 sebanyak 12 orang.
c. Untuk kategori Komitmen Mengembangkan Madrasah yang
sedikit, yaitu dengan nilai antara 16 - 20 sebanyak 7 orang.
Kemudian dibuat tabel nominasi A (banyak), B (sedang), dan
C (sedikit). Untuk mengetahui kategori yang menerima Komitmen
Mengembangkan Madrasah banyak, sedang dan sedikit.
57
Tabel XI
Nilai Nominasi Komitmen Mengembangkan Madrasah
No. Responden Skor Nilai Nominasi Kategori
1 27 A Tinggi
2 20 C Rendah
3 24 B Sedang
4 24 B Sedang
5 24 B Sedang
6 28 A Tinggi
7 20 C Rendah
8 25 A Tinggi
9 20 C Rendah
10 26 A Tinggi
11 24 B Sedang
12 27 A Tinggi
13 28 A Tinggi
14 27 A Tinggi
15 26 A Tinggi
16 22 B Sedang
17 25 A Tinggi
18 26 A Tinggi
19 27 A Tinggi
20 28 A Tinggi
21 23 B Sedang
22 25 A Tinggi
23 20 C Rendah
24 25 A Tinggi
25 25 A Tinggi
58
26 20 C Rendah
27 28 A Tinggi
28 28 A Tinggi
29 24 B Sedang
30 25 A Tinggi
31 28 A Tinggi
32 26 A Tinggi
33 21 B Sedang
34 24 B Sedang
35 25 A Tinggi
36 25 A Tinggi
37 27 A Tinggi
38 26 A Tinggi
39 25 A Tinggi
40 20 C Rendah
41 26 A Tinggi
42 23 B Sedang
43 24 B Sedang
44 27 A Tinggi
45 17 C Rendah
46 25 A Tinggi
47 28 A Tinggi
48 27 A Tinggi
49 26 A Tinggi
50 24 B Sedang
59
Setelah diketahui berapa banyak orang yang memiliki
Komitmen Mengembangkan Madrasah banyak, sedang, dan kurang,
kemudian masing-masing kategori dipresentasekan dengan rumus
sebagai berikut:
FP = — x 100 % N
Untuk komitmen mengembangkan madrasah yang tinggi, sebanyak
31 orang,
31—– x 100 % = 62 % 50
Untuk komitmen mengembangkan madrasah yang sedang, sebanyak
12orang,
12—– x 100 % = 24 % 50
Untuk komitmen mengembangkan madrasah yang rendah, sebanyak
7 orang,
7—– x 100% = 14 % 50
60
Tabel XII
Komparasi Komitmen Mengembangkan Madrasah
Dari Setiap Kategori
No
Nilai Komitmen
Mengembangkan
Madrasah
Interval Frekuensi Prosentasi
1 Banyak (A) 25 – 28 31 62 %
2 Sedang (B) 21 – 24 12 24 %
3 Kurang (C) 17 – 20 7 14 %
Jumlah 50 100 %
Tabel XIII
Tabel Kerja Untuk Mencari Hubungan Antara Variabel
Pemahaman Keagamaan (X) Dan Komitmen Mengembangkan
Madrasah (Y)
No X Y X² Y² XY
1 30 27 900 719 810
2 25 20 625 400 500
3 26 24 676 576 624
4 20 24 400 576 480
5 22 24 484 576 528
6 27 28 729 784 756
7 24 20 576 400 480
8 27 25 729 625 675
9 25 20 625 400 500
10 27 26 729 676 702
11 26 24 676 576 624
61
12 25 27 625 729 675
13 26 28 676 784 728
14 25 27 625 729 675
15 28 26 784 676 728
16 23 22 529 484 506
17 27 25 729 625 675
18 23 26 529 676 598
19 24 27 576 729 648
20 28 28 784 784 784
21 27 23 729 529 621
22 27 25 729 625 675
23 24 20 576 400 480
24 25 25 625 625 625
25 27 25 729 625 675
26 19 20 361 400 380
27 29 28 841 784 812
28 27 28 729 784 756
29 27 24 729 576 648
30 24 25 576 625 600
31 29 28 841 784 812
32 28 26 784 676 728
33 21 21 441 441 441
34 25 24 625 576 600
35 30 25 900 625 700
36 25 25 625 625 625
37 23 27 529 729 621
38 27 26 729 676 702
39 29 25 361 625 475
62
40 22 20 484 400 440
41 28 26 784 676 728
42 25 23 625 529 575
43 26 24 676 576 624
44 24 17 576 729 648
45 23 17 529 289 391
46 27 25 729 625 675
47 24 28 576 784 672
48 29 27 841 729 783
49 27 26 729 676 702
50 25 24 625 576 600
Jml 1271 1235 32639 30853 31560
Diketahui:
X : 1271 X² : 32639 XY : 31560
Y : 1235 Y² : 30853
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut:
NN
X-X
N
YX-rxy
rxy 2
2
2
2Y
Y
50
123530853
50
127132639
50
1235127131560
rxy 22
63
50
152522530853
50
161544132639
50
156968531560
rxy
5,305043085382,3230832639
7,3139331560rxy
5,34818,330
3,166rxy
73,115067
3,166rxy
2,339
3,166rxy
,4900rxy
B. Interpretasi Data
Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi
product moment dan diperoleh nilai rxy = 0,490. Kaidah uji yang
digunakan adalah:
Bila nilai rxy > r tabel pada taraf signifikasi 1%, maka hasilnya
dinyatakan sangat signifikan.
Bila nilai rxy > r tabel pada taraf signifikasi 5%, maka hasilnya
dinyatakan signifikan.
Bila nilai rxy < r tabel, maka hasilnya dinyatakan tidak signifikan.
Dari hasil analisis, diperoleh nilai rxy = 0,490, kemudian
dikonsultasikan dengan r product moment dengan N = 50, diperoleh
64
nilai r pada taraf signifikasi 1% sebesar 0,361. Dengan demikian, nilai
rxy = 0,490 > r tabel = 0,361, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasilnya
sangat signifikan.
Jadi ada pengaruh positif antara pemahaman keagamaan dengan
komitmen mengembangkan madrasah di Desa Babadan Kecamatan
Limpung Kabupaten Batang. Dengan demikian hipotesis yang penulis
kemukakan yang berbunyi ada hubungan yang positif antara
pemahaman keagamaan dengan komitmen mengembangkan madrasah
di Desa Babadan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun
2009/2010, dapat diterima.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan atas pembahasan dan hasil analisis di atas, maka dapat
penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Dari variabel pemahaman keagamaan, dapat diketahui:
a. Masyarakat dengan tingkat pemahaman keagamaan tinggi berjumlah
21 orang atau sebanyak 42%.
b. Masyarakat dengan tingkat pemahaman keagamaan sedang berjumlah
23 orang atau sebanyak 46 %.
c. Masyarakat dengan tingkat pemahaman keagamaan rendah berjumlah
6 orang atau sebanyak 12 %.
2. Dari variabel komitmen mengembangkan madrasah, dapat diketahui:
a. Masyarakat yang komitmen mengembangkan madrasah tinggi
berjumlah 31 orang atau sebanyak 62 %.
b. Masyarakat yang komitmen mengembangkan madrasah sedang
berjumlah 12 orang atau sebanyak 24 %.
c. Masyarakat yang komitmen mengembangkan madrasah sedikit
berjumlah 7 orang atau sebanyak 14 %.
3. Setelah data dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment, dan
diperoleh nilai rxy = 0,490, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
product moment dengan N = 50 pada taraf signifikasi 1 % diperoleh nilai
66
0,361. Nilai rxy yang lebih besar daripada nilai r tabel, atau (0,490 >
0,361).
Jadi ada hubungan antara pemahaman keagamaan dengan
komitmen masyarakat mengembangkan madrasah di Desa Babadan
Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun 2009/2010.
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
a. Mengingat tanggung jawab pendidikan tidak hanya tugas pemerintah
dan sekolah, hendaknya orang tua/masyarakat lebih proaktif dalam
membantu perkembangan madrasah
b. Peran masyarakat dapat dioptimalkan dalam bidang perencanaan,
pelaksanaan dan kontrol
c. Sebagai bentuk dukungan riil hendaknya masyarakat bisa memberi
kontribusi yang riil, misalnya ikut meemantau kualitas dan mendukung
dalam bidang pendanaan.
2. Bagi Madrasah
a. Madrasah sebagai pelaksana pendidikan secara langsung hendaknya
tidak hanya bergantung pada pemerintah, pengelola madrasah harus
lebih proaktif and kreatuif dalam mengembangan mutu madrasah.
b. Dalam bidang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebisa mungkin
melibatkan peran serta masyarakat
c. Sebagai upaya riil hendaknya warga sekolah bisa memberi bukti nyata
kepada masyarakat, misalnya adanya peningkatan prestasi dari tahun ke
tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1983. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.
Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Departemen Agama RI. 2002. Al Quran dan Terjemahnya. Jakarta.
Departemen Agama RI. 2004. Sejarah Madrasah. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Fajdar, A Malik . 1998. Visi Pembaharuan Pendidikan Islam. Jakarta: LP3NI.
Hadi, Sutrisno. 1984. Metodologi Research. Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM.
Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi Ofset.
Jalaludin. 2004. Psikologi Agama. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Surabaya: Pustaka Pelajar.
Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan( Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia). Jakarta: Kencana.
Pulungan, J Sayuti. 2002. Univeralisme Islam. Jakarta: Moyo Segoro Agung.
Sidi Indra Djati. 2003. Menuju Masyarakat Belajar (Menggagas Paradigma Baru Pendidikan). Jakarta: Paramadina.
Kartono, Kartini. 1986. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Yogyakarta: Alumni UGM.
Wardiman, dalam Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.