Post on 12-Aug-2015
description
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Para siswa yang bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura adalah
generasi penerus bangsa yang masih remaja. Mereka memerlukan banyak
pembinaan sebagai persiapan menuju jenjang kedewasaan. Keberhasilan pembinaan
mereka menjadi sumbangan yang amat besar dalam usaha membina generasi yang
bermoral. Sebaliknya kegagalan dalam membina mereka merupakan suatu bibit
bencana bagi kelansungan hidup bangsa.
Pembinaan pelajar mempunyai makna penting, lebih-lebih pada akhir-akhir ini
sering terdengar berbagai masalah terhadap pelajar tersebut, seperti perkelahian
antar kelompok atau sekolah, kenakalan remaja, minum-minuman keras, berjudi,
narkoba serta pergaulan bebas dan sebagainya. Keadaan ini semuanya menunjukkan
kemerosotan moral di kalangan pelajar.
Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
memberikan pendidikan karakter yang baik dari orang tua kepada pelajar. Dengan
adanya pendidikan karakter yang baik dari orang tua tersebut, maka akan terwujud
generasi muda yang bermoral. Melalui pendidikan karakter dari orang tua maka
pelajar dapat memperoleh suatu citra tentang sosok pribadi muslim yang yang dapat
dijadikan teladan dalam kehidupannya. Dengan demikian sangatlah penting
pendidikan karakter dari orang tua bagi pembinaan moral pelajar dalam kehidupan
mereka.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik membahas hal
tersebut dalam penelitian karya ilmiah ini. Untuk itu dipihlah judul penelitian karya
ilmiah ini: “Pengaruh Pendidikan Karakter dari Orang Tua terhadap Sikap Pelajar
dalam Pengamalan Moral di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura “
1
B. Ruang Lingkup Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan ruang
lingkup masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan karakter dari orang tua bagi pelajar;
2. Sikap pelajar dalam pengamalan moral;
3. Pengaruh pendidikan karakter dari orang tua terhadap sikap pelajar dalam
pengamalan moral.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup masalah diatas dapat dikemukakan rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pendidikan karakter dari orang tua bagi pelajar di
Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura?
2. Bagaimanakah sikap pelajar dalam pengamalan moral pelajar di
Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura?
3. Bagaimanakah pengaruh pendidikan karakter dari orang tua terhadap sikap
pelajar dalam pengamalan moral di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pendidikan karakter dari orang tua bagi pelajar di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura;
2. Untuk mengetahui sikap pelajar dalam pengamalan moral pelajar di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura;
3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan karakter dari orang tua terhadap sikap
pelajar dalam pengamalan moral di kota Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung
Pura.
2
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam kegiatan penelitian ini adalah:
1. Sebagai suatu kegiatan untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis
tentang masalah pendidikan karakter dari orang tua bagi pelajar, sikap pelajar
dalam pengamalan moral dan pengaruh pendidikan karakter dari orang tua
terhadap sikap pelajar dalam pengamalan moral;
2. Sebagai sumbangan bagai karya tulis tentang masalah pendidikan karakter dari
orang tua bagi pelajar, sikap pelajar dalam pengamalan moral dan pengaruh
pendidikan karakter dari orang tua terhadap sikap pelajar dalam pengamalan
moral;
3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi orang orang tua dan orang-orang yang
terlibat dalam kegiatan tersebut, sehingga diwujudkan dalam pengamalan moral
yang lebih baik pada pelajar.
3
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Teori
1. Pengertian Pendidikan dan Karakter
Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto sebagimana dikutip oleh Anwar
Pendidikan ialah "Segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak
untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan."1
Menurut KBBI (1997:232) “ pendidikan adalah proses pengubahan sikap orang
atau tata laku seorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan proses, cara mendidik.”
Dari kedua defenisi di atas dapat diketahui bahwa pendidikan terjadi antara -
Orang dewasa dengan orang belum dewasa (anak-anak). Pendidikan berlangsung
melalui proses-proses Semua langkah-langkah dalam proses pendidikan
mempunyai tujuan-tujuan yan terjadi interaksi edukasi.
Menurut KBBI (1997:444) “karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain.”
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa
membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan
yang ia buat. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan
nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan
pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki
kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu
bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas,
namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi
bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur
bangsa serta agama.2
1 Anwar, Saepul,“Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam“, hlm 12 http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologi-anak/dampak-pendidikan-karakter-
terhadap-akademi-anak/
4
2. Pendidikan Karakter dari Orang Tua
Berbagai tanggung jawab besar harus dipikul para orang tua atas pendidikan
anak, baik yang berkenaan dengan iman, moral, mental jasmani maupun rohani.
Tak diragukan bahwa tanggung jawab tersebut merupakan tanggung jawab yang
paling besar dalam pendidikan anak. Orang tua yang baik tentu akan mencari
berbagai metode yang lebih efektif, seperti dengan keteladanan, kebiasaan,
memberikan mandat, memberikan nasehat, memberikan perhatian dan hukuman.
Mencari kaidah-kaidah pendidikan karakter yang berpengaruh dalam
mempersiapkan anak secara mental dan motal, saintikal, spiritual dan etos sosial,
sehinggga dapat mencapai kematangan yang sempurna. Diantara cara-cara praktis
yang patut digunakan oleh keluarga untuk menanamkan semangat pengamalan
moral pada anak dengan cara :
Memberikan teladan yang baik kepada mereka tentang kekuatan iman kepada Allah dan berpengaruh pada ajaran-ajaran agama dalam bentuk yang sempurna dalam waktu tertentu, membaiasakan mereka menunaikan syiar-syiar agama semenjak kecil sehingga penuaian itu menjadi kebiasaan yang mendarah daging, mereka melakukannya dengan kemauaan sendiri dan merasakan tentram sebab mereka melakukannya, menyiapkan suasana agama dan spiritual yang sesuai dirumah dimana mereka berada.3
Namun dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah pendidikan karakter dari
orang tua. Pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan secara individu dan
sosial dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan kebebasan
individu itu sendiri.4
Secara sederhana pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang Anda
lakukan yang mempengaruhi karakter anak-anak yang Anda ajar. Namun secara
lebih fokus, kita lihat seperti yang diutarakan Dr Thomas Lickona mengenai
definisi Pendidikan Berkarakter, bahwa “pendidikan berkarakter adalah usaha
sengaja untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan
nilai-nilai etika inti.” Dalam bukunya, Educating for Character,1 Dr Lickona
menegaskan bahwa “Ketika kita berpikir tentang jenis karakter yang kita inginkan
bagi anak-anak kita, jelas bahwa kita ingin mereka bisa menilai apa yang benar, 3 Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan, (Jakarta: Al Husna, 1986), hlm 374 Baca : Koesoema, Doni, Pendid ikan Karakter Strategi Pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm 194, dari www.pendidikankarakter.org , akses Minggu 13/06/10, jam 14.00 WIB
5
peduli secara mendalam tentang apa yang benar, dan kemudian melakukan apa
yang mereka yakini untuk menjadi benar bahkan dalam menghadapi tekanan dari
luar dan godaan dari dalam”.
Dalam hal ini Indonesia Heritage Foundation merumuskan nilai-nilai yang
patut diajarkan kepada anak-anak untuk menjadikannya pribadi berkarakter. Ratna
Megawangi menamakannya "9 Pilar Karakter", yakni
1. cinta Tuhan dan kebenaran; 2. bertanggung jawab, berdisiplinan, dan mandiri; 3. mempunyai amanah; 4. bersikap hormat dan santun; 5. mempunyai rasa kasih sayang, kepedulian, dan mampu kerja sama; 6. percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah; 7. mempunyai rasa keadilan dan sikap kepemimpinan; 8. baik dan rendah hati; 9. mempunyai toleransi dan cinta damai.5
Pendidikan karakter bukanlah sebuah mata pelajaran yang harus dihafal.
Pendidikan karakter merupakan keseluruhan proses pendidikan yang dialami
seorang pelajar sebagai pengalaman pembentukan kepribadian melalui memahami
dan mengalami sendiri nilai-nilai, keutamaan-keutamaan moral, nilai-nilai ideal
agama, nilai-nilai moral Pancasila, dan sebagainya.
“…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu
tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak
kita..” 6
Orang tua yang gemar bekerja keras, disiplin, setiap pada nilai-nilai moral,
agama, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan akan membantu
pembentukan karakter seorang siswa. Demikian pula guru yang terbuka, dedicated,
jujur dan adil atau masyarakat dan negara yang menjunjung tinggi kebebasan,
demokrasi, multikulturalisme, keadilan sosial, dan sebagainya. Inilah lingkungan
yang kondusif bagi pembentukan karakter.
5 http://narashelley.multiply.com/journal/item/8/Pendidikan_Karakter, akses Minggu 13/06/10, jam 14.00 WIB6 http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/30/14263248/pendidikan karakterharus holistik , akses Minggu 13/06/10, jam 14.00 WIB
6
Dalam konteks pembimbingan orang tua terhadap remaja, ada tiga jenis pola
asuh yang dapat diterapkan oleh orang tua, yaitu:
a. Pola asuh “bina kasih” (induction)
b. Pola asuh “unjuk kuasa” (power assertion)
c. Pola asuh “lepas kasih” (love withdrawal).7
Untuk kepentingan anak seharusnya orang tua memberikan pendidikan yang
bisa diterima anak tanpa merasa terpaksa. Ingat, proses pendidikan adalah wahana
untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak, yang awalnya tidak tahu
menjadi tahu. Ketika kita ingin semua murid atau anak kita pintar secara akademik,
tanpa melihat potensi yang lain, itu sama saja dengan mendidiknya secara keras.
Itulah kiranya yang tidak harus dilakukan oleh orang tua ketika mengelola anak-
anak untuk kemajuan bangsa pada masa mendatang.8
Oleh karena itu Islam mengakui adanya metode pendidikan dengan cara
keteladanan yang diberikan oleh orang tua. Allah berfirman:
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullulah itu suri tauladan
yang baik”9 (Q.S al Ahzab : 21 )
Pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan baik yang merupakan sifat wajib
Rasul yaitu Siddiq, amanah, tabligh dan fathanah. Jika empat sifat ini bisa di
ajarkan oleh orang tua maka diharapakan karakter pada anak juga akan baik.
Ada pepatah mengatakan, ”Jika engkau ingin melihat masa depan suatu bangsa,
maka lihatlah kondisi generasi penerusnya hari ini”. Oleh karena itu pembentukan
karakter terbaik pada anak menjadi hal yang sangat penting karena anak merupakan
generasi penerus yang akan melanjutkan eksistensi bangsa. Berbagai pendapat dari
banyak pakar pendidikan anak menyatakan bahwa terbentuknya karakter
kepribadian manusia ditentukan oleh faktor nature dan nurture.
Pengaruh nature yaitu pengaruh alami atau yang dikenal sebagai fitrah. Agama
mengajarkan bahwa setiap manusia yang lahir memiliki fitrah mencintai kebaikan.
Di dalam sebuah hadist Qudsi digambarkan bahwa manusia dilahirkan dalam
keadaan fitrah (suci), seperti yang diriwayatkan oleh Muslim, Allah SWT
7 Asrori, Muhammad, Psikologi Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2007), hlm. 1218 http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/30/14263248/pembentukan.karakter, akses Minggu 13/06/10, jam 14.00 WIB9 Departemen Agama RI, Al Qur’an Terjemahan, (Jakarta: 1982), hlm 498
7
berfirman: ”Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hambaku dalam keadaan
lurus, suci dan bersih. Kemudian datanglah setan-setan yang menggelincirkan
mereka dan menyesatkannya dari kebencian agama mereka. Dan setan-setan pun
telah mengharamkan segala sesuatu bagi mereka apa-apa yang telah Aku halalkan.”
Namun, faktor nature atau fitrah bersifat potensial atau belum termanifestasikan
ketika manusia dilahirkan,maka dibutuhkan faktor lain untuk mendukung
pembentukan karakter kepribadian seseorang yaitu faktor lingkungan.
Pengaruh nurture yaitu faktor lingkungan. Lingkungan mempunyai peranan
dalam mempengaruhi perkembangan karakter pada anak-anak. Seorang anak
telahir untuk memiliki fitrah yang baik, tetapi jika lingkungan sekitarnya kurang
mendukung maka potensi fitrah yang baik tersebu tidak akan terbentuk dan justru
memunculkan karakter-karakter yang bertentangan dengan fitrah manusia. Oleh
karena itu, pendidikan karakter sejak usia anak-anak sangat penting untuk
membentuk karakter kepribadian seseorang yang tentunya sebagai unsur terkecil
pembentuk bangsa, kualitas SDM tersebut juga akan membentuk karakter
kepribadian bangsa itu.
Perilaku keseharian orang tua yang dirasakan anak termasuk hal yang
memiliki batas pengaruh tersendiri di dalam jiwa dan kepribadian anak. Sigmun
Fred sebagaimana dikutip Juniar (2007, Keteladanan Orang Tua dan Hubungan
dengan Minat Membaca Al-Quran bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung
Pura) mengatakan bahwa :” keberagaman anak terpola dengan tingkah laku
bapaknya, pengaruh ini oleh Sigmun Fred disebut Father Image. Jadi Baik
buruknya citra bapak akan mempengaruhi sikap keberagaman anak.10
Anak akan tumbuh dalam kebaikan kan terdidik dalam keutamaan akhlak
jika ia melihat kedua orang tuanya memberikan pendidikan karakter yang baik.
Penulis beranggapan bahwa pendidikan karakter yang baik dari orang tua
merupakan faktor yang sangat memberikan bekas dalam memperbaiki anak,
memberi petunjuk dan mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang
secara bersama-sama mengembangkan kehidupan.
Dengan demikiaan, perlu diketahui oleh para orang tua bahwa pendidikan
karakter adalah penopang dalam meluruskan kenakalan anak. Bahkan merupakan
10 Hamid, Abdullah Muhyadin, Kegelisahan Rasulullulah Mendengar Tangis Anak, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1990), hlm. 205
8
dasar dalam meningkatkan keutamaan, kemuliaan dan etika sosial yang terpuji.
Tanpa memberikan teladan yang baik, pendidikan anak tidak akan berhasil dan
nasehat tidak akan berpengaruh.
3. Sikap Siswa dalam Pengamalan Moral
Salah satu satu hal penting bagi siswa dalam pelaksanaan moral di
masyarakat adalah sikap. J.T Lobby Loekmono mengemukakan tentang sikap
sebagai berikut :
Sikap merupakan kecenderungan di dalam diri subjek untuk menerima atau menolak sesuatu berdasarkan penilaian. Sikap ada hubungannya dengan perasaan dan pengalaman. Bila pengalaman yang diperoleh menimbulkan perasaan aman dan senang, maka akan timbul pola-pola sikap tertentu yang cenderung akan selalu diulang dan dipertahankan; sebaliknya bila pengalaman yang diperoleh tidak menimbulkan rasa senang dan aman, maka sikap yang akan ditunjukkan adalah menolak atau menghindari.11
W.J Thomas sebagimana dikutip oleh J.T Lobby Loekmomo memberi
batasan “Sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menentukanm perbuatan-
perbuatan nyata ataupun mungkin akan terjadi di kegiatan-kegiatan sosial.”12
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa sikap merupakan suatu
kesadaran indivudu terhadap sesuatu perbuatan yang akan dilakukannya.
Kesadaran tersebut merupakan hasil penilaian dengan berdasarkan pengalaman
dan perasaan. Bila pengalaman yang diperoleh menimbulkan rasa senang dan
aman, maka timbullah tindakan menerima atau mempertahankannya. Pola-pola
sikap tertentu akan terus dipertahankan. Sebaliknya bila pengalaman yang
diperoleh tidak meni,bulkan perasaan senang dan aman, maka sikap yang
ditunjukkan akan menolak dan menghindarinya.
Istilah moral berasal dari bahasa Latin “mores” yang artinya tata cara dalam
kehidupan, adat istiadat, atau kebiasaan. Moral pada dasarnya merupakan
rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi. Moralitas
merupakan aspek kepribadian yang diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan
kehidupan sosial secara harmonis, adil dan seimbang.13
11 Loekmono, J.T. Lobby, Belajar Bagaimana Belajar, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1994), hlm. 44
12 Ahmad, Abu, Psikologi Sosial Cet VII, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1985), hlm 5213 Asrori, Muhammad, Psikologi Pembelajaran, (Bandung : CV Wacana Prima, 2007), hlm. 155
9
Merurut KBBI (1997:665) “moral adalah baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap kewajiban dan sebagainya.”
Mitchell telah meringkaskan lima perubahan dasar dalam moral yang harus
dilakukan oleh remaja yaitu:
d. pandangan moral individu semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kurang konkret;
e. Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan;
f. Penilaian moral menjadi semakin kognitif. Ia mendorong remaja lebih berani menganalisis kode sosial dan kode pribadi dari pada masa anak-anak dan berani mengambil keputusan terhadap berbagai masalah moral yang dihadapinya;
g. Penilaian moral menjadi kurang egosentris;h. Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa
penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan psikologis.14
Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remaja dewasa, yaitu:
a. Mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum.b. Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode moral
sebagai kode prilaku.c. Melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri.15
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2006 yang berisikan Standar
Kelulusan Siswa yang mengarah pada pendidikan karakter bagi seorang pelajar
yaitu:
1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja
2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya
3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya
4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial 5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkup global6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis,
kreatif, dan inovatif7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam
pengambilan keputusan
14 http://www.anakciremai.com/2008/07/makalah-psikologi-tentang-moral-dan.html akses Minggu 13/06/10, jam 14.00 WIB15 http://www.anakciremai.com/2008/07/makalah-psikologi-tentang-moral-dan.html akses Minggu 13/06/10, jam 14.00 WIB
10
8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri
9. Menunjukkan sikap kompetitif & sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial12. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara
demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia13. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya14. Mengapresiasi karya seni dan budaya15. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.16. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan
lingkungan.17. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.18. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat.19. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain.20. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan
estetis.21. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam
bahasa Indonesia dan Inggris.22. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi
Hal ini berarti permerintah sangat memberikan perhatiannya terhadap
pendidikan karakter bagi pejalar agar terwujud generasi yang bermoral.
Seharusnya sekolah tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual saja
tetapi juga membentuk kecerdasan dalam aspek emosional, spiritulitas dan sosial
pada diri pelajar sehingga pelajar juga memiliki kemampuan untuk dapat
berinteraksi sosial dengan dunia luar dan tidak terpenjara oleh belenggu sekolah.16
B. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kegiatan
penelitian. Hipotesis secara bahasa adalah dugaan sementara atau jawaban
sementara. Hipotesis adalah suatu hal sering dipermasalahkan dalam kegiatan
penelitian.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan
sementara tentang hubungan dua variabel atau lebih. Benar atau tidaknya
pernyataan tersebut kan diuji berdasarkan hasil penelitian. Hasil pengujian ini akan
menjadi kesimpulan pokok dari kegiatan penelitian yang dilakukan.
16 www.hupelita.com akses akses Minggu 13/06/10, jam 14.00 WIB
11
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ” pendidikan
karakter dari orang tua berperangaruh positif terhadap sikap siswa dalam
pengamalan moral pelajar MAN 2 Tanjung Pura”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
12
A. Metode Penelitian
Setiap penelitian harus didukung oleh data-data untuk yang akan dianalisis. Untuk
itu diperlukan metode dalam penelitiannya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Halini sesuai dengan pena\dapat
Surakhman dalam Dewi (2002 : 9) mengatakan,
”Penelitian Deskriptif merupakan penelitian yan bertujuan dalam pemecahan
masalah yang ada pada sekarang. Data yang di dapat di lapangan dianalisis dan
diinterprestasikan. Hasil dari analisis dan interprestasi data ini akan diperoleh
kesimpulan-kesimpulan penelitian.”
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Tanjung Pura jalan Tengku Amir Hamzah
No. 94 Kecamatan Tanjung Pura.
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 10-17 Juni 2010.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pelajar di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura yang
berjumlah 732 orang. Dari jumlah populasi tersebut diambil 40 orang untuk dijadikan
sampel penelitian. Penarikan sampel dilakukan secara random sampling di tiga belas
kelas yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura.
D. Instrument Pengumpul Data
Untuk mendapatkan data penelitian yang dibutuhkan, dilakukan dengan beberapa
metode :
1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap lokasi
penelitian, berkenaan dengan keadaan sarana dan fasilitas di sekolah ini.
2. Angket, yaitu dengan memberikan seperangkat item pertanyaan terhadap siswa
sampel penelitian berkenaan dengan pengaruh pendidikan karakter dari orang tua
terhadap sikap siswa dalam pengamalan moral.
3. Library reseach, yaitu dengan melakukan penganalisisan terhadap buku-buku yang
di tulis oleh pakar pendididikan karakter dan pengamalan moral
13
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian ini, maka kita perlu dilakukan
teknik pengumpulan data, yaitu menggunakan non tes. Teknik non tes dalam penelitian
ini menggunakan angket untuk mengumpulkan data pendidikan karakter dari orang tua
dan sikap pelajar dalam pengamalan moral. Bentuk angket adalah angket tertutup, yaitu
dengan menyediakan jawaban untuk setiap pertanyaan. Untuk aspek pendidikan
karakter dari orang tua untuk jawaban “ya” diberi nilai 3, jawaban “tidak” diberi nilai 2
dan jawaban “kadang-kadang” diberi nilai 1. Untuk aspek sikap siswa dalam
pengamalan moral untuk jawaban “sering-sering” diberi nilai 3, jawaban “kadang-
kadang” diberi nilai 2 dan jawaban “sangat jarang” diberi nilai 1.
F. Teknik Analisis Data
Angket yang penulis berikan kepada responden siswa ternyata semua telah penulis
terima kembali dengan jawaban yang beragam, sehingga semua datanya dapat penulis
olah. Pengolahan data hasil angket adalah dengan cara menghitung persentase dari dua
puluh pertanyaan yang dibagi atas dua aspek penilaian yaitu pendidikan karakter dari
orang tua dan sikap siswa dalam pengamalan moral. Dengan menggunakan rumus
Gullo (1981:19)
P = F/N x 100%
Keterangan :
P = persentase
F = jumlah frekuensi
N = jumlah sampel/responden
% = persentasi jumlah
Untuk menentukan taraf pengaruh pendidikan karakter dari orang tua terhadap
sikap siswa dalam pengamalan moral siswa di MAN 2 Tanjung Pura, digunakan skala
evaluasi menurut Arikunto (1998:201) :
80% - 100% = sangat baik
70% - 79% = baik
60% - 68% = cukup
50% - 59% = kurang baik
14
< 40% = sangat kurang baik
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA PENELITIAN
A. Pendidikan Karakter dari Orang Tua
Sebagaiman telah diuraikan pada bagian metode penelitian, bahwa alat yang
digunakan untuk mendapatkan data adalah angket dengan 20 soal. 10 soal pertama
15
mengenai pendidikan karakter dari orang tua kemudian 10 soal selanjutnya mengenai
sikap siswa dalam pengamalan moral
Dari hasil angket penelitian yang telah diberikan kepada 40 responden untuk aspek
pendidikan karakter dari orang tua diperoleh data sebagai berikut :
No Variasi jawaban F %
1 Ya 267 66.75
2 Tidak 52 13
3 Kadang-kadang 82 20.5
Jumlah 40 100
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa 267 (66.75%) responden
menyatakan bahwa ya orang tua menjadi teladan bagi kehidupan. Dari skala evaluasi
yang telah dikemukakan Arikunto maka didapat dikategorikan cukup.
B. Sikap Siswa Dalam Pengamalan Moral
Dari hasil angket penelitian yang telah diberikan kepada 40 responden untuk aspek
sikap siswa dalam pengamalan moral diperoleh data sebagai berikut :
No Variasi jawaban F %
1 Sering 249 62.25
2 Kadang-kadang 111 27.75
3 Sangat jarang 40 10
Jumlah 400 100
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa 249 (62.25%) responden
menyatakan bahwa sering dalam pengamalan moral. Dari skala evaluasi yang telah
dikemukakan Arikunto maka didapat skala evaluasi cukup.
BAB V
PENUTUP
Pembahasan dalam bab ini merupakn bahasan yang terakhir dalm penelitian ini.
Dalam bab ini dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai inti pembahasan terhadap
16
objek pokok masalah yang diteliti. Selanjutnya dikemukakan dalam beberapa saran
yang berhubungan erat dengan pokok kaitan masalah dalam penelitian ini.
A. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan dari hasil pembahasan terhadap pokok pembahasan dalam
karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan karakter dari orang tua terhadap siswa MAN 2 Tanjung Pura secara
umum sudah cukup baik, di mana para siswa umumnya menyenangi orang tua
mereka dan menjadi contoh dalam kehidupan mereka.
2. Pengamalan moral yang dilakukan siswa MAN 2 Tanjung Pura secara umum telah
dilaksanakan dengan cukup baik, sehingga dapat membina pribadi mereka dengan
lebih baik.
3. Pendidikan karakter dari orang tua telah memeberikan pengaruh positif terhadap
sikap siswa dalam pengamalan moral bagi para siswa MAN 2 Tanjung Pura.
B. SARAN
Adapun saran-saran penulis sehubungan dengan pokok bahasan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Hendaknya orang tua memberikan pengajaran dan dorongan kepada anaknya
untuk bersikap dan bermoral yangbaik
2. Hendaknya orang tua dapat mengarahkan dan mengawasi anak-anaknya agar
senantiasa melaksanakan berbagai ajaran agama Islam sebagai salah pelaksanaan
moral dalam kehidupan
3. Hendaknya siswa dapat mengaktualisasikan ajaran pendidikan dari orang tua
dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1985. Psikologi Sosial Cet VII. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Anwar, Saeful. Tanpa Tahun. “Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam”.
17
Arikunto, Suharsimi. 2998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asrori, Muhammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Departemen Agama RI. 1982. Al Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta.
Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Koesoema, Doni. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Pendidikan Anak Bangsa.
Jakarta: Grasindo.
Hamid, Abdullah Muhyadin. 1990. Kegelisahan Rasulullulah Mendengar Tangis Anak.
Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Langgulung, Hasan. 1986. Manusia dan Pendidikan. Jakarta: Al Husna.
Loekmono, J.T. Lobby. 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia.
Situs-situs
www.pendidikankarakter.org
www.hupelita.com
http://narashelley.multiply.com/journal/item/8/Pendidikan_Karakter
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/30/14263248/pembentukan.karakter
http://www.anakciremai.com/2008/07/makalah-psikologi-tentang-moral-dan.html
http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologi-anak/dampak-pendidikan-
karakter-terhadap-akademi-anak/
18