Post on 11-Dec-2015
Pewarisan Sifat
Pewarisan Sifat dari Orang Tua kepada Anak-anaknya
1. Arti Pewarisan SifatPewarisan Sifat adalah ciri-ciri atau sifat-sifat makhluk hidup yang diturunkan dari generasi ke generasi atau diturunkan dari induk kepada anaknya. Tiap spesies memiliki ciri-ciri tertentu yang spesifik yang hampir sama dari generasi ke generasi, bahkan ciri ini ada sejak dulu kala. Misalnya hewan gajah mempunyai telinga yang lebar, mempunyai gading, tubuhnya besar, dan mempunyai belalai. Ciri gajah tersebut sudah ada sejak gajah purba. Jadi ada ciri-ciri atau sifat-sifat makhluk hidup yang diturunkan dari generasi ke generasi atau diturunkan dari induk kepada anaknya.
Sel => Inti Sel => Kromosom => Gen
2. Kromosom dan GenSel memiliki inti sel atau nukleus, pada inti sel terdapat jalinan seperti benang halus yang disebut kromosom. Kromosom inilah yang merupakan pembawa sifat keturunan. Di sepanjang kromosom terdapat gen yang merupakan penentu sifat keturunan suatu makhluk hidup. Jadi baik kromosom maupun gen sama pentingnya dalam penurunan sifat.
Berdasarkan fungsinya, kromosom dibedakan menjadi dua tipe, yaitu: (1) Kromosom Tubuh (Autosom), yaitu kromosom yang menentukan ciri-ciri tubuh. (2) Kromosom Kelamin (Gonosom), yaitu kromosom yang menentukan jenis kelamin pada individu jantan atau betina atau pada manusia pria atau wanita. Misalnya: pada kromosom lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki 4 pasang kromosom, terdiri atas 3 pasang autosom dan 1 pasang gonosom. Jumlah dan bentuk kromosom pada setiap sel tubuh spesies makhluk hidup adalah tertentu. Misalnya pada manusia pada setiap sel tubuhnya terdapat 46 buah kromosom atau 23 pasang kromosom. 46 kromosom tersebut berasal dari ayah 23 buah dan berasal dari ibu 23 buah. Jadi walaupun seorang anak mirip ayahnya tetap saja setengah dari jumlah kromosom tubuhnya berasal dari ayah dan setengah dari ibu.
3. Istilah-istilah dalam Genetika
Diploid dan Haploid
1. Sel Diploid dan Sel HaploidSel Diploid (2n), yaitu sel yang memiliki kromosom dalam keadaan berpasangan atau sel yang memiliki dua set atau dua perangkat kromosom. Misalnya sel tubuh manusia memiliki 46 buah kromosom yang selalu dalam keadaan berpasangan sehingga disebut diploid (2n) (di berarti dua, ploidberarti set/perangkat).Sel haploid (n), yaitu sel yang memiliki kromosom yang tidak berpasangan atau hanya memiliki seperangkat atau satu set kromosom saja. Contohnya pada sel kelamin manusia, hanya memiliki kromosom tidak berpasangan . Hal ini terjadi karena pada saat pembentukan sel kelamin, sel induk yang bersifat diploid membelah secara meiosis, sehingga sel kelamin anaknya hanya mewarisi setengah dari kromosom induknya. Maka dalam sel kelamin (gamet) manusia terdapat 23 kromosom yang tidak berpasangan atau hanya memiliki seperangkat atau satu set kromosom saja, disebut sel haploid (n).
Pewarisan Sifat
2. GenotipGenotip adalah susunan gen yang menentukan sifat dasar suatu makhluk hidup dan bersifat tetap. Dalam genetika genotip ditulis dengan menggunakan simbol huruf dari huruf paling depan dari sifat yang dimiliki oleh individu. Setiap karakter sifat yang dimiliki oleh suatu individu dikendalikan oleh sepasang gen yang membentuk alela. Sehingga dalam genetika simbol genotip ditulis dengan dua huruf. Jika sifat tersebut dominan, maka penulisannya menggunakan huruf capital dan jika sifatnya resesif ditulis dengan huruf kecil. Genotip yang memiliki pasangan alela sama, misalnya BB atau bb, merupakan pasangan alela yang homozigot. Individu dengan genotip BB disebut homozigot dominan, sedangkan individu dengan genotip bb disebut homozigot resesif . Untuk genotip yang memiliki pasangan alela berbeda misal Bb, merupakan pasangan alela yang heterozigot.
3. FenotipFenotip adalah sifat yang tampak pada suatu individu dan dapat diamati dengan panca indra, misalnya warna bunga merah, rambut keriting, tubuh besar, buah rasa manis, dan sebagainya. Fenotip merupakan perpaduan dari genotip dan faktor lingkungan. Sehingga suatu individu dengan fenotipe sama belum tentu mempunyai genotip sama.
Contoh: Genotip (Yy), Fenotip (Yellow), Gen Dominan (Y), Gen Resesif (y)
4. DominanGen dikatakan dominan apabila gen tersebut bersama dengan gen lain (gen pasangannya), akan menutup peran/sifat gen pasangannya tersebut. Dalam persilangan gen, dominan ditulis dengan huruf besar.
5. ResesifGen dikatakan resesif apabila berpasangan dengan gen lain yang dominan, ia akan tertutup sifatnya (tidak muncul) tetapi jika ia bersama gen resesif lainnya (alelanya) sifatnya akan muncul. Dalam genetika gen resesif ditulis dengan huruf kecil.
Sifat Intermediet
6. IntermedietGen Intermediet adalah sifat suatu individu yang merupakan gabungan dari sifat kedua induknya. Hal ini dapat terjadi karena sifat kedua induk yang muncul sama kuat (kodominan). Misalnya bunga
warna merah disilangkan dengan bunga warna putih, menghasilka keturunan berwarna merah muda.
7. HibridAdalah hasil perkawinan antara dua individu yang memiliki sifat beda. Bila individu tersebut memiliki satu sifat beda disebut monohibrid, dua sifat beda disebut dihibrid, tiga sifat beda trihibrid, dan sebagainya.
Penyusun: Dimas Bayu Satria Permadi, IX H, SMP Negeri 1 Adiwerna, 2011Sumber :Nur Kuswanti, dkk. 2008. bse Belajar IPA klas 9. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Sukis Wariyono, dkk. 2008. bse Belajar IPA klas 9. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan NasionalElok Sudibyo, dkk. 2008. bse Belajar IPA klas 9. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan NasionalDewi Ganawati, dkk. 2008. bse Belajar IPA klas 9. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan NasionalGambar "keluarga" dari Google Images
Sistem Koordinasi : Hormon (2)
EmailShare
Artikel ini telah dibaca 10,712 kali
BMC – Kata “hormon” berasal dari kata “hormone” yang berarti memacu atau menggiatkan. Hormon atau inkrit merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar
buntu (endokrin) yang langsung diangkut oleh darah. Hormon berfungsi untuk mengatur homeostatis, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku.
Kelenjar-kelenjar hormon yang terdapat di dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut:
1. Kelenjar Pituitari atau Hipofisis
Kelenjar hipofisis disebut juga “master of glands”, karena sebagian besar dari hormon-hormon yang dihasilkannya bertugas sebagai mengatur pengeluaran hormon lainnya.
Hipofisis terdapat di bagian dasar otak di bawah hipotalamus. Besarnya kira-kira sebesar kacang tanah dan terdiri atas 3 lobi, yaitu: lobus anterior, lobus intermediet, dan lobus
posterior.
a. Lobus anterior
Lobus anterior menghasilkan bermacam-macam hormon yang berperan sebagai hormon pengatur beberapa hormon yang lain. Hormon yang dihasilkan lobus anterior antara lain:
- Hormon Somatotrof (STH/Growth Hormone) : Hormon ini merangsang pertumbuhan tubuh, terutama bagian epifisis dari tulang pipa. Kekurangan hormon ini dapat mengakibatkan kekerdilan (dwarfisme), sedangkan kelebihan hormon ini dapat
mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Bila kelebihan hormon ini terjadi pada saat sudah dewasa, dapat mengakibatkan penebalan tulang-tulang wajah,
tengkorak, tangan, dan kaki. Keadaan ini disebut akromegali.
Contoh penderita dwarfisme (kekerdilan)
- LTH (Luteotropic Homone/prolaktin/hormon laktogen) : Berfungsi untuk merangsang sekresi air susu dari glandula mammae ( kelenjar air susu).
- ACTH (Andrenocorticotrophic Hormone/Adrenotropin) : Hormon ini mengendalikan sekresi hormon dari bagian korteks adrenal (anak ginjal).
- Gonadotropin, yang terdiri atas:
FSH (Follicle Stimulating Hormone). Terdapat pada wanita dan pria. Pada wanita berfungsi untuk merangsang pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pria
mempengaruhi proses spermatogenesis di dalam tubulus seminiferus dari testis. LH (Luteinizing Hormone/ICSH = Interstitial Cel Stimulating Hormone). Terdapat
pada wanita dan pria. Pada wanita, LH merangsang pemasakan folikel ovarium dan juga ovulasi. Sedang pada pria, ICTH bertugas merangsang sel interstitial Leydig di dalam testis agar menghasilkan testosteron yang bertanggungjawab
untuk pemeliharaan karakter seksual sekunder.
b. Lobus intermediet
Pada manusia, bagian intermedietnya rudimenter (tidak berkembang). Satu-satunya fungsi yang diketahui dari bagian ini adalah sekresi melanocyte stimulating hormone (MSH/intermedin). Pada amfibia hormon ini berperan pada melanofora, menyebabkan penyebaran granula-granula melanin pada sel-sel melanofora dan menggelapkan kulit tubuh amfibia. Fungsi bagian intermediet pada manusia belum diketahui dengan baik.
c. Lobus posterior
Lobus posterior menghasilkan beberapa hormon, yaitu:
Oksitosin, yang berfungsi merangsang kontraksi uterus menjelang kelahiran. Vassopresin (antidiuretik hormon = ADH), berperan dalam membantu
pengeluaran air tubuh dengan jalan mengatur reabsorbsi air pada tubulus ginjal. Bila kadar hormon ini naik tekanan ostomik darah naik, sehingga reabsorbsi air
meningkat. Hormon vasopresin merangsang pembuluh darah menciut (vasokonstriksi) sehingga tekanan darah naik. Pengeluaran hormon vasopresin
yang berlebihan mengakibatkan diabetes insipidus.
2. Kelenjar Thiroid (Kelenjar Gondok)
Hormon yang dihasilkan adalah tiroksin, yang dibentuk dari asam amino tirosin dan yodium. Fungsi hormon tiroksin adalah untuk:
mempengaruhi metabolisme sel mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan diferensiasi jaringan tubuh.
Penderita morbus basedowi Penderita gigantisme
Kelebihan hormon (hipertiroidisme) ini akan menyebabkan penyakit yang disebut morbus Basedowi, yaitu meningkatnya metabolisme, meningkatnya denyut jantung, gugup, emosional, pelupuk mata terbuka lebar dan bola mata terbelalak (eksoftalmus). Bila terjadi pada masa pertumbuhan akan menyebabkan gigantisme atau pertumbuhan
terlalu cepat sehingga terbentuk tubuh raksasa.
Kekurangan hormon tiroksin (hipotiroidisme) akan menyebabkan terhentinya pertumbuhan. Pada anak akan menyebabkan kretinisme (kekerdilan). Pada usia dewasa, hipotiroidisme akan menyebabkan menurunnya metabolisme, dan akan mengakibatkan
aktivitas peredaran darah menurun, tonus otot menurun, terjadi miksedema, yaitu menebal dan menggelembungnya kulit.
Kekurangan yodium dapat menyebabkan terganggunya pembentukan hormon tiroksin dengan gejala timbulnya penyakit gondok.
3. Kelenjar Anak Gondok (Parathiroid)
Terdapat pada sebelah dorsal kelenjar tiroid. Menghasilkan parathormon yang berfungsi untuk mempertahankan kadar Ca dan P di dalam darah. Kekurangan hormon ini
menyebabkan gejala kejang otot.
4. Kelenjar Suprarenalis (Kelenjar Adrenal/Anak Ginjal)
Terletak di atas ginjal. Dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu:
a. Bagian korteks : yaitu lapisan luar yang menghasilkan hormon kortison (kortiko steroid atau kortikoid). Kekurangan hormon kortison dapat menimbulkan penyakit
Addison yang mempunyai gejala kulit menjadi merah, badan lemah, berat badan turun, tekanan darah rendah, dan dapat menimbulkan kematian.
b. Bagian medula : merupakan lapisan dalam. Menghasilkan hormon epinefrin atau adrenalin.
Pengaruh hormon ini terhadap tubuh adalah:
a. Memacu aktivitas jantung, dan menyempitkan pembuluh darah pada kulit dan membran mukosa.
b. Mengendurkan otot bonkioli, sehingga melapangkan pernapasan.
c. Memacu pengubahan glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis) dalam sel hati, sehingga kadar gula darah meningkat.
5. Kelenjar Pankreas
Pankreas bagian luar menghasilkan enzim pencernaan (eksokrin), sedang bagian dalam yang merupakan kelenjar endokrin adalah kelenjar pulau-pulau Langerhans. Hormon
yang dihasilkan adalah insulin dan glukagon. Insulin berfungsi untuk mengubah glukosa menjadi glikogen (gula otot). Bersama-sama adrenalin, insulin bertugas menjaga kadar
gula darah agar tetap.
6. Kelenjar Epifisis
Hormon yang dihasilkan sampai saat ini belum jelas pengaruhnya terhadap tubuh.
7. Kelenjar Kacangan (Timus)
Merupakan tempat penimbun hormon pertumbuhan atau somatotrof. Kelenjar ini hanya berfungsi pada masa pertumbuhan saja.
8. Kelenjar Kelamin/Gonad
Dapat dibedakan atas kelenjar kelamim pria dan kelenjar kelamin wanita.
a. Kelenjar kelamin pria (testes)
Hormon yang dihasilkan ialah hormon kelamin laki-laki atau androgen. Selain itu juga menghasilkan spermatozoa. Androgen yang terpenting ialah testosteron, yang terutama
berfungsi untuk menumbuhkan ciri sekunder pria dan proses spermatogenesis (pembentukan sperma)
b. Kelenjar kelamin perempuan (ovarium)
Dapat menghasilkan ovum dan hormon kelamin perempuan, yaitu:
- Estrogen, dihasilkan oleh folikel de Graaf
- Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum. Berfungsi untuk:
mengatur pertumbuhan plasenta menghalangi produksi FSH
bersama laktogen akan memperlancar produksi ASI (Air Susu Ibu) setelah bayi lahir
mempertahankan penebalan endometrium
9. Lambung dan Usus
Lambung menghasilkan hormon gastrin, yang berfungsi untuk memacu sekresi getah lambung. Duodenum menghasilkan hormon sekretin dan kolesistokinin (sebelumnya
disebut pancreozymin), yang berfungsi untuk:
Sekretin : merangsang pankreas untuk mensekresikan natriumbikarbonat dan enzim-enzim pencernaan
Kolesistokinin : merangsang kantong empedu untuk mengeluarkan empedu
- See more at: http://biologimediacentre.com/sistem-koordinasi-hormon-2/#sthash.MbILwwsc.dpuf
Hormon & Sistem Endokrin atau kelenjar sekresi internal
DEFINISI
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar
sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan
hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai
pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.
KELENJAR ENDOKRIN
Organ utama dari sistem endokrin adalah: Hipotalamus Kelenjar hipofisa Kelenjar tiroid Kelenjar paratiroid Pulau-pulau pankreas Kelenjar adrenal Buah zakar Indung telur.
Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin.
Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa
diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya menekan
pelepasan hormon hipofisa.
Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa
mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormon
hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan
kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya.
Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme
umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan
sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan
hormonnya.
Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa
diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap
konsentrasi zat-zat di dalam darah: Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.
Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi
biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini
menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang
lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak
menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.
HORMON
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau
organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon
merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang
berbeda-beda. Sisanya merupakansteroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat
dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh
yang sangat luas.
Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara
hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel.
Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan: Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang
lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar
hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkanhormon
tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di
seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi
metabolisme gula, protein, serta lemak di seluruh tubuh.
PENGENDALIAN ENDOKRIN
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam
darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk
mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam
batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah
diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan
bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di
kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka
hipotalamus dankelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan
lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur
semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa.
Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang
memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan
peningkatan sekresi LH danFSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon
estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik
setiap bulannya.
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa
terhadapbioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa
organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis.
Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon. Prolaktin(hormon
yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara
menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk
menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan
pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu
bisa dialirkan ke mulut bayi.
Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada di bawah
kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh
memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin
meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan.
Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah.
Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar
kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan
terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti.
HORMON UTAMA
HormonYang menghasilkan
Fungsi
AldosteronKelenjar adrenal
Membantu mengatur keseimbangan garam dan air dengan cara menahan garam dan air serta membuang kalium
Hormon antidiuretik(vasopresin)
Kelenjar hipofisa
Menyebabkan ginjal menahan air
Bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah
KortikosteroidKelenjar adrenal
Memiliki efek yang luas di seluruh tubuh, terutama sebagai: Anti peradangan
Mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah dan kekuatan otot
Membantu mengendalikan keseimbangan garam dan air
KortikotropinKelenjar hipofisa
Mengendalikan pembentukan dan pelepasan hormon oleh korteks adrenal
Eritropoietin Ginjal Merangsang pembentukan sel darah merah
Estrogen Indung telurMengendalikan perkembangan ciri seksual dan sistem reproduksi wanita
Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah
Hormon pertumbuhan
Kelenjar hipofisa
Mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan
Meningkatkan pembentukan protein
Insulin Pankreas
Menurunkan kadar gula darah
Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein dan lemak di seluruh tubuh
LH (luteinizing hormone)FSH (follicle-stimulating hormone)
Kelenjar hipofisa
Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma dan sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi
Mengendalikan ciri seksual pria dan wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur dan ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian)
OksitosinKelenjar hipofisa
Menyebabkan kontraksi otot rahim dan saluran susu di payudara
Hormon paratiroidKelenjar paratiroid
Mengendalikan pembentukan tulang
Mengendalikan pelepasan kalsium dan fosfat
Progesteron Indung telur
Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yang telah dibuahi
Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu
PolaktinKelenjar hipofisa
Memulai dan mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu
Renin dan angiotensin
Ginjal Mengendalikan tekanan darah
Hormon tiroid Kelenjar tiroidMengatur pertumbuhan, pematangan dan kecepatan metabolisme
TSH(tyroid-stimulating hormone)
Kelenjar hipofisa
Merangsang pembentukan dan pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid