Post on 08-Jul-2019
62
BAB V.
KESIMPULAN, SARANDAN RINGKASAN
V. 1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tidak ada perbedaan kadar TNF-α antara kelompok yang diberikan ekstrak
etanol pegagan dengan kelompok kontrol stres.
2. Tidak ada perbedaan kadar IL-10 antara kelompok yang diberikan ekstrak
etanol pegagan dengan kelompok kontrol stres.
V. 2. SARAN
1. Bila akan melakukan penelitian untuk mengetahui kadar sitokin IL-10 perlu
dipertimbangkan untuk memeriksa kadar sitokin lain seperti IL-1β dan juga
hormon-hormon yang berpengaruh terhadap stres seperti hormon
glukokortikoid.
2. Pada penelitian selanjutnya mungkin perlu dipertimbangkan untuk
meningkatkan dosis dan juga pemberian ekstrak etanol pegagan dengan jangka
waktu yang lebih lama setelah perlakuan stres.
3. Pada penelitian selanjutnya perlu dipertimbangkan untuk memeriksa faktor
transkripsi NF-κB yang diduga mendasari mekanisme kerja pegagan sebagai
antiinflamasi dan juga mekanisme lain misalnya dengan penghambatan aktivasi
reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA) pada sel neuron di hippocampus.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SITOKINPROINFLAMATOTIK-a DANSITOKIN ANTIINFLAMATORIK IL-10 DI HIPPOCAMPUS TIKUS PASCASTRES LISTRIK 28 HARIIKA MURTI HARINIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
63
V.3. RINGKASAN
Latar Belakang
Stres dapat menghasilkan berbagai perubahan neurokimia, neurotransmiter
dan hormonal. Penelitian yang dilakukan menggunakan beberapa protokol stres
baik secara fisik, psikologik maupun campuran keduanya menunjukkan adanya
respon proinflamatorik di otak dan sistem lain terutama ditandai dengan
pengeluaran beberapa mediator inflamasi (Garciá et al., 2008).
Organ yang berperan penting dalam respon terhadap stres adalah
hippocampus. Hippocampus merupakan bagian dari sistem limbik yang berperan
penting dalam mengatur emosi, seperti rasa senang, nyeri, kepatuhan, ketakutan
dan marah. Hippocampus juga terlibat dalam memori dan penciuman (Tortora &
Derrickson, 2009).
Proses inflamasi akibat stres kronis melibatkan peran mikroglia pada
patogenesisnya (Czeh et al., 2011). Mikroglia dapat berkembang menjadi fenotip
M1 yang bersifat proinflammatorik dan fenotip M2 yang bersifat anti
inflamatorik.. Mikroglia M1 yang teraktivasi akan mengeluarkan substansi seperti
Reactive oxygen spesies (ROS) dan sitokin proinflamasi seperti interleukin-1β
(IL-1β) dan tumor necrosis factor-α (TNF-α) serta matrix metalloproteinase
(MMP) dan glutamat. ROS seperti superoxide, hydrogen peroxide (H2O2), nitric
oxide(NO) tidak hanya dapat membunuh mikroba yang menginvasi tapi juga
dapat menyebabkan kerusakan neuron dan mikrogliosis reaktif (Block et al.,
2007).
Mikroglia M2 mempunyai fungsi protektif penting dengan menghilangkan
sel yang rusak, mengaktifkan neurogenesis, menginduksi pembentukan kembali
PENGARUH EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SITOKINPROINFLAMATOTIK-a DANSITOKIN ANTIINFLAMATORIK IL-10 DI HIPPOCAMPUS TIKUS PASCASTRES LISTRIK 28 HARIIKA MURTI HARINIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
64
lingkungan neuron fungsional dengan memperbaiki selubung mielin. Selain itu,
mikroglia juga berperan dalam pelepasan faktor neurotropik serta molekul dan
sitokin antiinflamasi seperti interleukin-10 (IL-10) yang dapat menghambat
apoptosis mikroglia dan transforming growth factorbeta (TGF-β) yang berfungsi
sebagai neuroprotektif (Czeh et al., 2011).
Berdasarkan beberapa penelitian dilaporkan bahwa terjadi variasi dalam
peningkatan atau penurunan sitokin proinflamasi maupun antiinflamasi pada
hewan coba yang diinduksi protokol stres. Salah satu sitokin proinflamasi yang
terpengaruh dengan adanya stres adalah TNF-α. Beberapa dekade yang lalu TNF-
α diidentifikasi sebagai produk dari limfosit dan makrofag yang dapat
menyebabkan lisis dari sel tertentu. TNF-α berperan dalam terjadinya beberapa
penyakit pada manusia (Locksley et al., 2001). Sebuah penelitian melaporkan
bahwa terjadi peningkatan kadar mRNA TNF-α yang diinduksi lipopolisakarida
pada hippocampus mencit yang mengalami stres prenatal (Chaves et al., 2012).
Sedangkan salah satu sitokin antiinflamasi yang terpengaruh dengan adanya
stres adalah IL-10. Menurut penelitian yang dilakukan Voorhees et al., (2013),
terjadi penurunan sitokin antiinflamasi IL-10 baik pada serum maupun
hippocampus mencit yang diinduksi chronic restraint stres (CRS).
Pada saat ini, penelitian yang berfokus pada tanaman herbal berkembang
luas di dunia. Salah satu tanaman herbal yang banyak digunakan dalam penelitian
adalah pegagan (Centella asiatica). Pegagan merupakan tanaman herbal yang
cukup penting dan digunakan secara luas di negara timur dan menjadi popular di
barat (Gohil et al., 2010). Pegagan selain mempunyai efek neuroprotektif juga
diketahui mempunyai efek anti inflamasi(Huang et al., 2011).
PENGARUH EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SITOKINPROINFLAMATOTIK-a DANSITOKIN ANTIINFLAMATORIK IL-10 DI HIPPOCAMPUS TIKUS PASCASTRES LISTRIK 28 HARIIKA MURTI HARINIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
65
Perumusan Masalah
Masih belum diketahui apakah pemberian ekstrak etanol pegagan dapat
mempengaruhi kadar sitokin proinflamasi TNF-α dan sitokin antiinflamasi IL-10
di hippocampus tikus pascastres listrik 28 hari. Berdasarkan hal tersebut, maka
dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan apakah pemberian ekstrak etanol
pegagan dapat mempengaruhi kadar sitokin proinflamasi TNF-α dan sitokin
antiinflamasi IL-10 di hippocampus tikus pascastres listrik 28 hari ?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakahpemberian ekstrak etanol
pegagan dapat mempengaruhi kadar sitokin proinflamasi TNF-α dan sitokin
antiinflamasi IL-10 di hippocampus tikus pascastres listrik 28 hari.
Landasan Teori
Adanya respon proinflamatorik di otak dan sistem lain terutamaditandai
dengan pengeluaran beberapa mediator inflamasi (Garciá et al., 2008). Stres
kronis ternyata melibatkan peran mikroglia pada patogenesisnya (Czeh et al.,
2011). Mikroglia yang teraktifkan dapat berkembang menjadi fenotip M1 yang
bersifat proinflammatorik dan fenotip M2 yang bersifat antiinflamatorik. M1 yang
teraktivasi akan mengeluarkan substansi seperti ROS dan sitokin proinflamasi
seperti IL-1β dan TNF-αyang dapat membunuh mikroba yang menginvasi serta
dapat juga menyebabkan kerusakan neuron dan gliosis reaktif (Block et al., 2007).
M2 mempunyai fungsi protektif penting dengan menghilangkan sel yang rusak,
mengaktifkan neurogenesis, menginduksi pembentukan kembali lingkungan
neuron fungsional dengan memperbaiki selubung mielin, dan dengan pelepasan
PENGARUH EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SITOKINPROINFLAMATOTIK-a DANSITOKIN ANTIINFLAMATORIK IL-10 DI HIPPOCAMPUS TIKUS PASCASTRES LISTRIK 28 HARIIKA MURTI HARINIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
66
faktor neurotropik serta molekul dan sitokin antiinflamasi seperti IL-10 dan TGF-
β yang berfungsi sebagai neuroprotektif (Czeh et al., 2011). Pada stres kronis
diketahui terjadi kecenderungan peningkatan sitokin proinflamasi dan penurunan
sitokin antiinflamasi di hippocampus tikus. Pegagan selain mempunyai efek
neuroprotektif juga diketahui mempunyai efek antiinflamasi (Huang et al., 2011;
Sharma & Thakur, 2011).
Metode Penelitian
Hewan Coba
Subjek penelitian yang digunakan adalah tikus jantan galur Sprague Dawley
umur 1 bulan dengan berat badan sekitar 100 gram yang dikandangkan secara
berkelompok. Tiap kandang berisi dua sampai tiga ekor tikus. Tikus ini diberi air
minum dan pakan ad libitum. Kondisi ruangan diharapkan bertemperatur 210 C
dengan kelembaban 50-60%, siklus gelap-terang 12:12 jam. Tiga puluh ekor tikus
yang diuji dalam penelitian ini dikelompokkan secara acak ke dalam 6 kelompok
(1 kelompok @ 5 tikus) perlakuan sebagai berikut:kelompok A (tanpa stres +
aquades); kelompok B (stres + aquades), kelompok C (tanpa stres + pegagan dosis
300 mg/kgBB), kelompok D (stres + pegagan dosis 150mg/kgBB), kelompok E
(stres + pegagan dosis 300 mg/kgBB) dan kelompok F (stres +pegagan dosis 600
mg/kgBB).
Ekstrak etanol pegagan
Pegagan mentah yang digunakan dalam penelitian ini dibeli di CV. Merapi
Farma Herbal, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Selanjutnya dilakukan determinasi
Pegagan untuk memastikan bahwa tanaman yang dibeli memang benar Pegagan
PENGARUH EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SITOKINPROINFLAMATOTIK-a DANSITOKIN ANTIINFLAMATORIK IL-10 DI HIPPOCAMPUS TIKUS PASCASTRES LISTRIK 28 HARIIKA MURTI HARINIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
67
(Centella asiatica). Ekstrak etanol Pegagan dibuat dengan metode maserasi di
Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM.
Paradigma stres
Stres pada tikus diinduksi menggunakan alat stres listrik. Alat ini berbentuk
kotak (plexiglas shock box), tertutup, berukuran panjang 48 cm, lebar 24 cm, dan
tinggi 32 cm yang dilengkapi dengan suatu wired grid floor (Persoons, et al.,
1995). Pada bagian tengah kotak terdapat suatu sekat yang di tengahnya terdapat
pintu terbuka dengan lebar pintu 8 cm dan tinggi 10 cm. Pada ruang bagian
sebelah kiri dan kanan sekat dipasang suatu photoelectric cell yang terletak 2 cm
di atas electric grid floor. Kotak ini dihubungkan dengan amperemeter untuk
mengukur arus listrik, voltmeter untuk mengukur tegangan listrik dan stabilizer
untuk menstabilkan tegangan listrik serta dilengkapi alat penghitung jumlah
lintasan. Stres listrik tersebut diperlakukan kepada hewan coba dengan ketentuan
sebagai berikut : arus yang diberikan sebesar 0,8 mA, selama total perlakuan 10
menit, dengan pemberian stres secara teratur yaitu setiap 15 detik diberikan aliran
listrik selama 5 detik (3 kali per menit, 5 detik per pemberian stres).
Isolasi dan pengambilan jaringan hippocampus
Pada hari ke 28, hewan coba didekapitasi untuk diambil jaringan
hippocampusnya setelah sesi perlakuan terakhir selesai dilakukan. Hippocampus
kemudian diisolasi proteinnya untuk digunakan dalam pemeriksaan kadar TNF-α
dan IL-10 dengan ELISA. Ekstraksi protein dari hippocampus dilakukan
menggunakan PRO-PREP Protein Extraction Solution kit(Intron cat no 17081).
PENGARUH EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SITOKINPROINFLAMATOTIK-a DANSITOKIN ANTIINFLAMATORIK IL-10 DI HIPPOCAMPUS TIKUS PASCASTRES LISTRIK 28 HARIIKA MURTI HARINIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
68
Pemeriksaan konsentrasi protein TNF-α dan IL-10pada jaringan
hippocampus tikus dengan metode ELISA
Kadar TNF-α dan IL-10 diperiksa menggunakan Rat Tumor-Necrosis
Factor-α ELISA-Kit for cell and tissue lysates (Sigma RAB0480-1KT) dan Rat
IL-10 ELISA Kit for cell and tissue lysates (Sigma RAB0247-1KT). Prosedur
pengukuran konsentrasi TNF-α dan IL-10 dilakukan sesuai dengan protokol dari
produsen. Data kadar TNF-α dan IL-10 menggunakan metode immunoassay
semikuantitatif berupa konsentrasi TNF-α dan IL-10 yang sudah dikonversi dari
O.D. absorbansi menggunakan kurva standard. Tiap sampel diperiksa sebanyak 2
kali dan hasilnya dilaporkan sebagai rerata ± SE.
Analisis Statistik
Data diuji normalitasnya menggunakan uji Shapiro-Wilk. Berdasarkan uji
tersebut dapat diketahui bahwa distribusi datanya homogen sehingga bisa
dilakukan uji ANOVA satu jalur dan selanjutnya dilakukan uji posthoc.
Hasil
Berat Badan Tikus
Berdasarkan hasil dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan berat badan
tikus pada semua kelompok baik yang diberikan stres listrik maupun tidak.
Sementara itu, secara statistik tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan
rerata berat badan tikus antarkelompok pada setiap pengukuran berat badan (nilai
p>0,05).
PENGARUH EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SITOKINPROINFLAMATOTIK-a DANSITOKIN ANTIINFLAMATORIK IL-10 DI HIPPOCAMPUS TIKUS PASCASTRES LISTRIK 28 HARIIKA MURTI HARINIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
69
Kadar TNF-α pada Jaringan Hippocampus
Berdasarkan hasil analisis dengan ELISA untuk mendeteksi kadar TNF-α
pada jaringan hippocampus dari enam kelompok dapat dilihat bahwa kelompok A
(tikus tanpa stres dan tanpa pemberian ekstrak etanol pegagan/hanya aquades)
mempunyai rerata kadar TNF-α paling rendah. Kelompok B (tikus dengan stres
dan tanpa pemberian ekstrak etanol pegagan/hanya aquades) mempunyai rerata
kadar TNF-α lebih tinggi dibanding dengan kelompok A. Pada kelompok D, E
dan F (tikus dengan stres dan diberikan ekstrak etanol pegagan dengan dosis
masing-masing 150 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, 600 mg/kgBB) mempunyai rerata
kadar TNF-α lebih rendah dibanding kelompok B. Kelompok C (tikus tanpa stres
dan diberikan ekstrak etanol pegagan dengan dosis 300mg/kgBB) juga
mempunyai rerata kadar TNF-α lebih rendah dibanding kelompok E (tikus dengan
stres dan diberikan ekstrak etanol pegagan dengan dosis 300mg/kgBB) tetapi
lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok A.
Berdasarkan analisis didapatkan perbedaan secara statistik (nilai p<0,05)
antara kelompok A (tikus tanpa stres dan tanpa pemberian ekstrak etanol
pegagan/hanya aquades) dengan kelompok B (tikus dengan stres dan tanpa
pemberian ekstrak etanol pegagan/hanya aquades). Sedangkan bila dibandingkan
antara kelompok B (tikus dengan stres tanpa pemberian ekstrak etanol
pegagan/hanya aquades) dengan kelompok D, E dan F (tikus dengan stres dan
diberikan ekstrak etanol pegagan dengan dosis masing-masing 150 mg/kgBB, 300
mg/kgBB, 600 mg/kgBB) ternyata tidak ditemukan perbedaan secara statistik
(nilai p>0,05). Bila dibandingkan antara kelompok C (tikus tanpa stres dan
PENGARUH EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SITOKINPROINFLAMATOTIK-a DANSITOKIN ANTIINFLAMATORIK IL-10 DI HIPPOCAMPUS TIKUS PASCASTRES LISTRIK 28 HARIIKA MURTI HARINIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
70
diberikan ekstrak etanol pegagan dengan dosis 300mg/kgBB) dan kelompok E
(tikus dengan stres dan diberikan ekstrak (nilai p>0,05).
Kadar IL-10 pada Jaringan Hippocampus
Berdasarkan hasil analisis dengan ELISA untuk mendeteksi kadar IL-10
pada jaringan hippocampus dari enam kelompok dapat dilihat bahwa kelompok E
(tikus dengan stres dan diberikan ekstrak etanol pegagan dengan dosis 300
mg/kgBB) mempunyai rerata kadar IL-10 paling tinggi. Kelompok B (tikus
dengan stres dan tanpa pemberian ekstrak etanol pegagan/hanya aquades)
mempunyai rerata kadar IL-10 lebih tinggi dibanding dengan kelompok A (tikus
tanpa stres dan tanpa pemberian ekstrak etanol pegagan/hanya aquades). Pada
kelompok D dan E (tikus dengan stres dan diberikan ekstrak etanol pegagan
dengan dosis masing-masing 150 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB) mempunyai rerata
kadar IL-10 lebih tinggi dibanding kelompok B. Kelompok E (tikus dengan stres
dan diberikan ekstrak etanol pegagan dengan dosis 300mg/kgBB) mempunyai
rerata kadar IL-10 lebih tinggi dibanding kelompok C (tikus tanpa stres dan
diberikan ekstrak etanol pegagan dengan dosis 300mg/kgBB) dan kelompok A.
Berdasarkan analisis tidak didapatkan perbedaan secara statistik (nilai
p>0,05) antara kelompok A (tikus tanpa stres dan tanpa pemberian ekstrak etanol
pegagan/hanya aquades) dengan kelompok B (tikus dengan stres dan tanpa
pemberian ekstrak etanol pegagan/hanya aquades). Bila dibandingkan antara
kelompok B (tikus dengan stres tanpa pemberian ekstrak etanol pegagan/hanya
aquades) dengan kelompok D, E dan F (tikus dengan stres dan diberikan ekstrak
etanol pegagan dengan dosis masing-masing 150 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, 600
mg/kgBB) diketahui bahwa nilai p<0,05. Namun, setelah dilakukan analisis
PENGARUH EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SITOKINPROINFLAMATOTIK-a DANSITOKIN ANTIINFLAMATORIK IL-10 DI HIPPOCAMPUS TIKUS PASCASTRES LISTRIK 28 HARIIKA MURTI HARINIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
71
posthoc untuk mengetahui perbedaan antar kelompok ternyata yang berbeda
bermakna adalah antara kelompok D (tikus dengan stres dan diberikan ekstrak
etanol pegagan dengan dosis 150 mg/kg BB) dengan kelompok F (tikus dengan
stres dan diberikan ekstrak etanol pegagan dengan dosis 600 mg/kg BB).
Sementara itu, bila dibandingkan antara kelompok C (tikus tanpa stres dan
diberikan ekstrak etanol pegagan dengan dosis 300 mg/kg BB) dan kelompok E
(tikus dengan stres dan diberikan ekstrak etanol pegagan dengan dosis 300 mg/kg
BB) ternyata didapatkan perbedaan secara statistik (nilai p<0,05).
Pembahasan
Kadar TNF-α pada tikus yang diberikan stres pada penelitian ini lebih tinggi
dibandingkan dengan tikus yang tidak diberikan stres. Hal ini mendukung
penelitian yang melaporkan bahwa stres dapat menyebabkan inflamasi di
hippocampus dibuktikan dengan adanya peningkatan kadar mediator inflamasi IL-
1β, IL-6, dan TNF-α di hippocampus tikus yang diberi stres kronik dibandingkan
dengan tikus tanpa streshippocampus tikus yang diberi stres kronik dibandingkan
dengan tikus tanpa stres (Tagliari et al., 2011).
Efek antiinflamasi ekstrak etanol pegagan pada hippocampus diduga bekerja
dengan menghambat produksi sitokin proinflamatorik TNF-α. Caranya dengan
menghambat sel yang menghasilkan sitokin TNF-α, seperti sel mikroglia.
Mekanisme kerjanya kemungkinan melalui penghambatan ekspresi TNF-α dengan
menurunkan pengaturan aktivasi nuclear factor-kappa B (NF-κB) melalui
penekanan fosforilasi IκB kinase dan mitogen-activated protein kinase
(p38,ERK1/2, JNK)(Yun et al., 2008). NF-κB merupakan salah satu faktor
PENGARUH EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SITOKINPROINFLAMATOTIK-a DANSITOKIN ANTIINFLAMATORIK IL-10 DI HIPPOCAMPUS TIKUS PASCASTRES LISTRIK 28 HARIIKA MURTI HARINIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
72
transkripsi yang mengatur ekspresi enzim dan sitokin proinflamasi seperti iNOS,
COX-2, dan TNF-α (Huang et al., 2011).
Hasil kadar TNF-α pada hippocampus tikus stres yang diberi pegagan pada
penelitian ini lebih rendah dibandingkan kontrol stres meskipun tidak ada
perbedaan signifikan. Pada penelitian ini, tikus dikorbankan pada hari yang sama
setelah pemberian stres listrik yang terakhir. Hasil ini kemungkinan
mengindikasikan bahwa dosis pegagan belum adekuat dalam mencegah
peningkatan produksi TNF-α pada hippocampus tikus selama stres kronis. Pada
penelitian selanjutnya mungkin perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan dosis
dan juga jangka waktu pemberian yang lebih lama setelah stres.
Pengaruh pegagan dalam menurunkan kadar TNF-αdi hippocampus
pascastres ini mendukung data sebelumnya tentang penurunan kadar TNF- α pada
serum setelah pemberian pegagan pasca inflamasi (Huang et al., 2011;Li et al.,
2009). TNF-α merupakan mediator utama yang dihasilkan sebagai respon
terhadap inflamasi (Saad et al., 2011). TNF- α pada serum bisa berasal dari
berbagai sumber. Efek dari sitokin proinflamasi lokal lebih signifikan dalam
menyebabkan kerusakan selular pada jaringan. Pada penelitian ini, peningkatan
TNF-α lokal lebih menggambarkan proseskerusakan pada hippocampus
dibandingkan dengan hasil pada serum.
Sementara itu, berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat
diketahui bahwa tidak didapatkan perbedaan kadar IL-10antara kelompok tikus
tanpa stres dan tanpa pemberian ekstrak etanol pegagan/hanya aquades dengan
kelompok tikus dengan stres dan tanpa pemberian ekstrak etanol pegagan/hanya
aquades.Penelitian lain melaporkan bahwa terdapat penurunan kadar IL-10 pada
PENGARUH EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SITOKINPROINFLAMATOTIK-a DANSITOKIN ANTIINFLAMATORIK IL-10 DI HIPPOCAMPUS TIKUS PASCASTRES LISTRIK 28 HARIIKA MURTI HARINIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
73
hippocampus tikus yang diberi stres(Voorhees et al., 2013), Sebaliknya, penelitian
lain melaporkan adanya peningkatan kadar IL-10 pada hippocampus tikus yang
diberi stress (You et al., 2011).Perbedaan hasil ini kemungkinan disebabkan
antara lain oleh protokol stres yang diberikan. Pada penelitian ini protokol stres
yang digunakan adalah stres listrik. Sedangkan pada penelitian lain tersebut
menggunakan chronic mild stress(You et al., 2011) dan chronic restraint
stress(Voorhees et al., 2013).
Sitokin IL-10 berperan sebagai imunomodulator yang dapat meningkat
selama inflamasi untuk menggantikan kaskade sinyal sitokin proinflamasi (You et
al., 2011).Pada kondisi normal, peningkatan hormon glukokortikoid dapat
meningkatkan produksi IL-10 (Roque et al., 2009). IL-10 dan glukortikoid ini
akan merangsang mekanisme umpan balik negatif dan menghambat poros
hipotalamus-pituitari-adrenal (Roque et al., 2009). Namun bila kenaikan
glukokortikoid terlalu tinggi sebagai respon terhadap stres yang berlangsung terus
menerus, maka sel akan menjadi resisten terhadap glukokortikoid. Hal ini
menyebabkan kegagalan mekanisme umpan balik negatif poros hipotalamus-
pituitari-adrenal. Resistensi glukokortikoid juga akan menyebabkan penurunan
produksi IL-10 yang selanjutnya akan memicu ketidakseimbangan sitokin
proinflamasi dan antiinflamasi (Roque et al., 2009).Pada penelitian ini tidak
dilakukan pemeriksaan hormon-hormon yang berpengaruh pada keadaan stres.
Selain itu, produksi sitokin IL-10 sendiri dipengaruhi oleh modulasi imun dari
sitokin lain seperti IL-1β(Song et al., 2009). Sedangkan pada penelitian ini tidak
diperiksa kadar sitokin IL-1β.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SITOKINPROINFLAMATOTIK-a DANSITOKIN ANTIINFLAMATORIK IL-10 DI HIPPOCAMPUS TIKUS PASCASTRES LISTRIK 28 HARIIKA MURTI HARINIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
74
Penelitian tentang pegagan dan hippocampus yang telah dilakukan
sebelumnya sebagian besar mengkaji tentang peran pegagan sebagai
neuroprotektifPenelitian sebelumnya melaporkan bahwa pemberian ekstrak etanol
pegagan diketahui dapat meningkatkan kadar Brain-Derived Neurotrophic Factor
(BDNF) pada serum tikus pascastres kronis (Sari et al., 2013). Pemberian pegagan
juga dilaporkan dapat meningkatkan fungsi memori pada tikus yang mengalami
stres kronis (Sari &Ar-Rochmah, 2012) serta meningkatkan memori dan
pembelajaran spasial pada tikus neonatus yang diberikan stres (Mohandas et al.,
2005). Penelitian lain melaporkan bahwa pemberian ekstrak etanol pegagan
mempunyai efek neuroprotektif dengan meningkatkan titik percabangan dendrit
pada neuron CA3 hippocampus serta meningkatkan percabangan antara dendrit
bagian apikal dan basal pada neuron CA3 hippocampus. (Hemamalini & Rao,
2013).
Laporan tersebut mengindikasikan bahwa efek neuroprotektif dari C.
Asiaticamungkin dihasilkan dari beberapa mekanisme lain seperti menghambat
eksitotoksisitas, melalui beberapa jalur karena stres kronis dapat menginduksi
kematian sel neuron seperti atropi dendritik melalui peningkatan aktivitas reseptor
glutamat N-methyl-D-aspartate (NMDA)(Katayama et al., 2012; Hemamalini &
Rao, 2013).Namun karena kematian sel neuron akan menginduksi aktivasi
mikroglia, dan menyebabkan kerusakan jaringan lebih lanjut, maka kontribusi dari
efek antiinflamasi dari C. Asiaticadalam mendukung efek neuroprotektif tidak
dapat dikecualikan.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SITOKINPROINFLAMATOTIK-a DANSITOKIN ANTIINFLAMATORIK IL-10 DI HIPPOCAMPUS TIKUS PASCASTRES LISTRIK 28 HARIIKA MURTI HARINIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
75
Kesimpulan dan Saran
Tidak didapatkan perbedaan bermakna antara kadar TNF-α dan IL-10 pada
kelompok yang diberikan ekstrak etanol pegagan dengan kelompok kontrol stres.
Pada penelitian selanjutnya mungkin perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan
dosis dan juga pemberian ekstrak etanol pegagan dengan jangka waktu yang lebih
lama setelah perlakuan stres.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SITOKINPROINFLAMATOTIK-a DANSITOKIN ANTIINFLAMATORIK IL-10 DI HIPPOCAMPUS TIKUS PASCASTRES LISTRIK 28 HARIIKA MURTI HARINIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/