Sediaan Tetes Mata Atropin Sulfat

Post on 15-Jan-2016

236 views 11 download

description

ppt

Transcript of Sediaan Tetes Mata Atropin Sulfat

Sediaan Tetes Mata Atropin

Sulfat

Kelompok 3

Cara KerjaGrey Area

Dilakukan sterilisasi alat antara lain : batang pengaduk, corong kaca, pipet tetes, kaca arloji, sendok stainless, dan gelas beaker di sterilisasi menggunakan oven pada suhu 170 C selama 1 jam.Erlenmeyer, gelas ukur, kertas timbang, kertas saring dan pipet tetes disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit.Wadah berupa eye drops beserta karet pipet tetes disterilisasi dengan cara direndam dalam etanol 70% selama 24 jam.

White Area

Atropin sulfat dilarutkan dalam aqua p.iNatrium benzoat dan NaCl masing – masing dilarutkan terlebih dahulu. Kemudian dicampurkan larutan atropin sulfat, natrium bezoat dan NaCl. Dikembangkan HPMC menggunakan air korpus. HPMC yang telah mengembang dicampurkan dengan larutan zat aktif.Add kan aqua p.i hingga tanda batas.Sediaan kemudian disaring dengan kertas saring dan disaring dengan membran filter 0,45 μm

PembahasanPercobaan yang dilakukan adalah pembuatan

sediaan tetes mata atropin sulfat. Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi dengan pembawa air atau minyak yang mengandung satu atau lebih zat aktif yang dibutuhkan untuk digunakan pada mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata. Atropin sulfat merupakan sediaan anastetik lokal yang dapat menimbulkan efek medriasis mata pada pemeriksaan retina. Medriasis dapat mengakibatkan fotofobia yaitu sensitif terhadap cahaya.

Bahan – bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain Atropin sulfat sebagai zat aktif yang diharapkan dapat memberikan efek. Kemudian terdapat Natrium benzoat yang berfungsi sebagai agen pengawet. Diperlukan pengawet karena sediaan tetes mata yang dibuat merupakan sediaan multiple dose. Syarat pengawet untuk sediaan tetes mata yaitu efektif, efisien, kompatibel, tidak toksik dan tidak menyebabkan iritan. HPMC digunakan sebagai agen peningkat viskositas sehingga dapat meningkatkan kontak sediaan dengan mata. NaCl sebagai agen pengisotonis karena diharapkan sediaan isotonis dengan mata. Aqua pro injection digunakan sebagai pelarut.

Langkah pertama yang dilakukan pada praktikum ini adalah sterilisasi yang dilakukan di grey area. Dilakukan 3 metode sterilisasi yaitu menggunakan oven bagi alat yang tahan pemanasan dan menggunakan autoklaf untuk alat yang tahan pemanasan dan kelembaban serta perendaman dengan etanol bagi alat yang tidak tahan pemanasan. Adapun alat – alat seperti batang pengaduk, corong kaca, pipet tetes, kaca arloji, sendok stainless dan gelas beaker disterilisasi menggunakan oven pada suhu 170 C selama 1 jam. Erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, kertas timbang, kertas saring dan pipet tetes disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit. Wadah eye drops dan karet pipet tetes disterilisasi dengan perendaman menggunakan etanol 70% selama 24 jam.

Langkah kedua yaitu pencampuran bahan pada white area. Pertama, atropin sulfat dilarutkan dalam aqua p.i. Selanjutnya natrium benzoat dan NaCl masing – masing dilarutkan terlebih dahulu. Kemudian dicampurkan larutan atropin sulfat, natrium bezoat dan NaCl. Dikembangkan HPMC menggunakan air korpus. HPMC yang telah mengembang dicampurkan dengan larutan zat aktif. Add kan aqua p.i hingga tanda batas. Sediaan kemudian disaring dengan kertas saring dan disaring dengan membran filter 0,45 μm. Selanjutnya sediaan disterilisasi akhir menggunakan autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit.

Langkah terakhir yaitu dilakukan evaluasi pada sediaan. Evaluasi pertama yaitu uji pH yang bertujuan agar sediaan yang diperoleh memiliki pH yang sesuai dengan pH yang diinginkan. pH yang didapat pada sediaan ini adalah 5, dimana pH tersebut masih masuk dalam rentang ph stabil sendiaan yaitu 4,5 – 6,5. Evaluasi selanjutnya yaitu dilakukan uji partikel asing yang bertujuan mengetahui apakah terdapat partikel yang tidak larut dalam sediaan. Uji ini dilakukan dengan pengamatan pada sumber cahaya. Diperoleh tidak terdapat partikel asing pada sediaan. Kemudiaan dilakukan uji kejernihan yang bertujuan mengetahui kejernihan sediaan yang dibuat. Uji ini juga dilakukan dengan penilaian subjektif dari pengamat. Diperoleh bahwa sediaan tetes mata yang dibuat memenuhi syarat kejernihan.

Kesimpulan Sediaan yang dihasilkan memenuhi syarat yang

ada Sediaan yang dibuat dapat menimbulkan efek

medriasis mata

THANK YOU