Post on 16-Oct-2021
EFEKTIVITAS MODEL INQUIRY BERBANTUAN THINKING MAPS
TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA
MATERI SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh:
Eka Kharismayuni
11150162000030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Inquiry berbantuan Thinking Maps
terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Materi Sifat
Keperiodikan Unsur” disusun oleh Eka Kharismayuni NIM. 11150162000030,
Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 26 Agustus 2020
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Tonih Feronika, M.Pd Luki Yunita, M.Pd
NIP. 19760107 200501 1 007 NIDN. 2028068501
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Burhanudin Milama, M.Pd
NIP. 19770201 200801 1 011
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
URAT PERNYA TAAN
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iv
ABSTRAK
Eka Kharismayuni, NIM 11150162000030. Efektivitas Model Inquiry
berbantuan Thinking Maps terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS)
pada Materi Sifat Keperiodikan Unsur. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Kurikulum 2013 sangat menekankan sistem pembelajaran yang dapat
membangun Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik. Model Inquiry
diketahui dapat meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS). Meskipun
dianggap efektif untuk meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS),
tetapi model Inquiry memiliki beberapa kekurangan sehingga dibutuhkan bantuan
peta visual atau Thinking Maps. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
efektivitas model Inquiry berbantuan Thinking Maps terhadap Higher Order
Thinking Skills (HOTS) pada materi sifat keperiodikan unsur. Metode penelitian
yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan desain penelitian Nonequivalent
Pretest And Posttest Control Grup Design. Sampel penelitian melibatkan siswa
kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 di SMA Al-Hasra Depok dengan jumlah masing-
masing sampel sebanyak 25 peserta didik yang diambil menggunakan teknik
purposive sampling. Data diperoleh dari instrumen soal Higher Order Thinking
Skills (HOTS) pilihan ganda sebanyak 25 soal. Hasil uji hipotesis posttest
menggunakan Independent Sample T Test menunjukkan bahwa nilai Sig. 2-tailed
sebesar 0,021 < α (0,05) yang berarti bahwa H1 diterima. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat efektivitas model pembelajaran Inquiry berbantuan
Thinking Maps terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada materi sifat
keperiodikan unsur. Model Inquiry berbantuan Thinking Maps dapat melatih
Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik.
Kata Kunci : Inquiry, Thinking Maps, Higher Order Thinking Skills (HOTS),
Sifat Keperiodikan Unsur.
v
ABSTRACT
Eka Kharismayuni, NIM 11150162000030. Efectivity of Inquiry Model assisted
Thinking Maps on Higher Order Thinking Skills in Periodic Properties of
Elements. Skripsi. Chemistry Education Studies Program, Department of Science
Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta, 2020.
The 2013 curriculum emphasized a learning system that creates sudents’
Higher Order Thinking Skills (HOTS). Inquiry model is known to improve Higher
Order Thinking Skills (HOTS). Even though it is considered effective to improve
Higher Order Thinking Skills (HOTS), Inquiry model has several shortcomings so
that the help of visual maps or Thinking Maps is needed. This study aimed to
know the effect of Inquiry Model assisted Thinking Maps on Higher Order
Thinking Skills (HOTS) in Periodic Properties of Elements. The research method
was Quasi Experiment and design research was Nonequivalent pretest and
posttest control group design. The sample involving student of class X MIPA 1
and X MIPA 2at SMA Al-Hasra Depok with the total number of each classes were
25 students who taken uses the purposive sampling technique. Data were obtained
from 25 multiple choice Higher Order Thinking Skills (HOTS) questions
instruments. The result of the posttest hypothesis tested using independent sample
t-test shows p-value (sig.2-tailed) obtained by 0,021 < α (0,05), then H1 accepted.
The results showed there is an influence of the Inquiry model assisted by Thinking
Maps on Higher Order Thinking Skills (HOTS) Thinking Skills in Periodic
Properties of Elements. Inquiry Model assisted Thinking Maps can train Higher
Order Thinking Skills (HOTS) on students.
Keywords: Inquiry, Thinking Maps, Higher Order Thinking Skills (HOTS),
Periodic Properties of Elements.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrohim,
Alhamdulillahi rabbil „alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa‟at beliau dihari
akhir kelak.
Skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Inquiry
Berbantuan Thinking Maps Terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada
Materi Sifat Keperiodikan Unsur” ini ditujukkan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Kimia,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu, mendukung, dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, diantaranya adalah:
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Burhanuddin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta sekaligus validator ahli instrumen penelitian yang telah
memberikan kritik dan saran selama proses validasi.
3. Tonih Feronika, M.Pd., selaku dosem pembimbing I yang telah meluangkan
waktu, ilmu, saran, dan motivasi kepada penulis dengan penuh kesabaran
selama penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberkahi dan
merahmati Bapak. Aamiin.
4. Luki Yunita, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktu, ilmu, saran, dan motivasi kepada penulis dengan penuh kesabaran
selama penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberkahi dan
merahmati Ibu. Aamiin.
vii
5. Buchori Muslim, M.Pd., selaku selaku validator instrumen soal HOTS yang
telah memberikan kritik dan saran kepada penulis selama proses validasi.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan memberikan keberkahan
ilmu yang telah diberikan. Aamiin.
6. Rizqy Nur Sholihat, M.Pd., selaku validator instrumen soal HOTS yang telah
memberikan kritik dan saran kepada penulis selama proses validasi. Semoga
Allah SWT membalas semua kebaikan dan memberikan keberkahan ilmu
yang telah diberikan. Aamiin.
7. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi
Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
8. Antik Handayani, S.Pd., selaku kepala sekolah SMA Al-Hasra Depok yang
telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
9. Dra. Lismaili Amir., selaku guru kimia kelas X SMA Al-Hasra Depok yang
telah mengizinkan serta memberikan dukungan kepada penulis dalam
melakukan penelitian ini.
10. Abdurrohim, S.Pd., selaku guru kimia kelas XI SMA Al-Hasra Depok yang
telah mengizinkan serta memberikan dukungan kepada penulis dalam proses
validasi empirik.
11. Darwanto, Ayah yang menjadi sosok inspirasi bagi penulis untuk selalu
berusaha dan pantang menyerah dalam menghadapi rintangan serta tak lupa
Mama tercinta (Nunung, S.Pd) yang memberikan kasih sayang, semangat,
dukungan, doa, dan bantuan moril maupun materil kepada penulis, dan adik
satu-satunya (Fauzi Ramadhan) yang telah memberikan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Guru SMA Al-Hasra Depok yang telah memberikan dukungan kepada penulis
selama proses penelitian.
13. Sahabat yang telah berjuang bersama (Ainun Nisa, Fitri Nurlaela, Kiki Zakiah,
Nidaa, Umi Khoerunnisa) yang selalu menyemangati, membantu, dan menjadi
tempat berbagi keluh kesah penulis selama perkuliahan.
viii
14. Sahabat SMP dan SMA yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
15. Teman-teman KOMMUN (Komunitas Muda Nuklir) yang selalu memotivasi
dan mendoakan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
16. Teman-teman kost-an yang menjadi tempat berkeluh kesah bagi penulis
terkait proses penelitian dan sebagainya.
17. Teman-teman Pendidikan Kimia kelas A angkatan 2015 yang saling
memberikan motivasi dan doa.
18. Teman-teman bimbingan Pak Tonih dan Ibu Luki yang saling menyemangati,
tempat berkeluh kesah, serta memberikan saran dan masukan kepada penulis
selama proses penyelesaian skripsi.
19. Adik-adik SMA Al-Hasra Depok yang telah membantu dan memotivasi
penulis dalam proses penelitian.
20. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
membantu hingga tersusunnya skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu sangat diharapkan
masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak
pihak serta bernilai ibadah di hadapan Allah SWT.
Jakarta, 26 Agustus 2020
Eka Kharismayuni
NIM.11150162000030
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vi
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 10
A. Kajian Teori .......................................................................................................... 10
1) Kemampuan High Order Thinking Skills (HOTS) ........................................... 10
2) Model Inquiry ................................................................................................... 19
3) Thinking Maps .................................................................................................. 24
4) Sifat Keperiodikan Unsur.................................................................................. 28
B. Penelitian Relevan ................................................................................................ 34
C. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 36
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 39
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 40
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................................. 40
B. Metode dan Desain Penelitian............................................................................... 40
C. Prosedur Penelitian ............................................................................................... 41
x
1) Persiapan Penelitian .......................................................................................... 41
2) Pelaksanaan Penelitian ...................................................................................... 42
3) Penyelesaian Penelitian ..................................................................................... 43
D. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................................ 45
1) Populasi ............................................................................................................. 45
2) Sampel............................................................................................................... 45
E. Variabel Penelitian ................................................................................................ 45
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 46
G. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 47
1) Tes ..................................................................................................................... 47
H. Validitas dan Realibilitas ...................................................................................... 49
1) Validitas ............................................................................................................ 49
2) Reliabilitas ........................................................................................................ 50
3) Taraf Kesukaran Soal ........................................................................................ 51
4) Daya Pembeda Soal .......................................................................................... 52
I. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 55
1) Uji Prasyarat Analisis ....................................................................................... 56
2) Uji Hipotesis ..................................................................................................... 58
J. Hipotesis Statistik ................................................................................................. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 60
A. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 60
1) Data Hasil Nilai Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan Eksperimen ..... 60
2) Data Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan Indikator (HOTS) pada Kelas
Kontrol dan Eksperimen ................................................................................... 62
3) Hasil Uji Prasyarat Analisis Data ...................................................................... 65
BAB V .............................................................................................................................. 85
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 86
LAMPIRAN..................................................................................................................... 93
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Higher Order Thinking Skills (HOTS) Brookhart ................ 16
Tabel 2.2 Jenis Thinking Maps ............................................................................. 27
Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 41
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 47
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Higher Order Thinking Skills (HOTS) ........................... 49
Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran ............................................................................... 52
Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal ........................................................ 52
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Soal ........................................................... 53
Tabel 3.7 Hasil Validasi Kisi-kisi Instrumen Tes (HOTS) .................................. 54
Tabel 3.8 Interpretasi Skor ................................................................................... 56
Tabel 4.1 Data Hasil Nilai Pretest dan Posttest ................................................... 61
Tabel 4.2 Persentase Indikator HOTS Pretest ...................................................... 62
Tabel 4.3 Persentase Indikator HOTS Posttest .................................................... 64
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest ................................................................ 65
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest ............................................................. 66
Tabel 4.6 Hasil Uji Independent Sample T Test Pretest ....................................... 67
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Posttest ............................................................... 68
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Posttest ........................................................... 69
Tabel 4.9 Hasil Uji Independent Sample T Test Posttest ..................................... 70
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................ 38
Gambar 3.1 Bagan Prosedur penelitian ............................................................... 44
Gambar 4.1 Persentase Ketercapaian Indikator (HOTS) Data Posttest .............. 76
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ........................... 94
Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen ................................................................. 121
Lampiran 3. RPP Kelas Kontrol ........................................................................ 151
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Tes ........................................................ 180
Lampiran 5. Soal HOTS Sifat Keperiodikan Unsur Pretest dan Posttest ......... 188
Lampiran 6. Lembar Kerja Peserta Didik ......................................................... 203
Lampiran 7. Hasil Tes HOTS Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ............. 219
Lampiran 8. Hasil Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator HOTS ... 220
Lampiran 9. Hasil Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator HOTS .. 223
Lampiran 10. Hasil Tes HOTS Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ................. 226
Lampiran 11. Hasil Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator HOTS ........ 227
Lampiran 12. Hasil Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator HOTS ....... 230
Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen .... 233
Lampiran 14. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen . 236
Lampiran 15. Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ....... 237
Lampiran 16. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 239
Lampiran 17. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen 241
Lampiran 18. Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...... 242
Lampiran 19. Surat Bimbingan Skripsi ............................................................. 244
Lampiran 20. Surat Keterangan Telah Melakukan Validasi ............................. 246
Lampiran 21. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................... 247
Lampiran 22. Dokumentasi Penelitian .............................................................. 248
Lampiran 23. Lembar Uji Referensi ................................................................. 249
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan juga merupakan suatu
usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di
masa depan (Siswinarti, 2017). Pembaharuan dalam berbagai bidang
pendidikan senantiasa dilakukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, masih
terdapat banyak masalah yang dihadapi oleh pendidikan di Indonesia yang
disebabkan oleh mutu pendidikan yang masih rendah.
Dalam rangka upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia yang masih rendah, pemerintah mengembangkan kurikulum,
bahan ajar, model pembelajaran, dan sistem evaluasi atau penilaian
menuju standar nasional dan internasional. Salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan
mengembangkan Kurikulum 2013 melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Setiowati, C.S, & ES, 2015)
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang diupayakan untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik untuk dapat berpikir
kreatif, mandiri, dan inovatif. Fadillah (2014) mengungkapkan bahwa
Kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan dan keseimbangan soft
skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Kurikulum 2013 sangat menekankan sistem
pembelajaran yang dapat membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi
(Higher Order Thinking Skills) peserta didik. (Haryanto, Ahda, &
Darussyamsu, 2017). Hal serupa juga dijelaskan oleh Gradini (2019),
bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking
Skill (HOTS) merupakan tuntutan kurikulum 2013 (Gradini, 2019).
2
Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 sangat erat
kaitannya dengan keterampilan Higher Order Thinking Skill (HOTS) di
mana peserta didik diarahkan untuk mampu memiliki kemampuan berpikir
tingkat tinggi dalam menentukan pemecahan permasalahan yang dihadapi.
(Fitriani & Sari, 2019). Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah
konsep baru reformasi pendidikan berdasarkan Taksonomi Bloom. Konsep
ini berkonsentrasi pada pemahaman peserta didik dalam proses
pembelajaran berdasarkan metode mereka sendiri. (Ping, Ahmad, Adnan,
& Hua, 2017).
Menurut Newman dan Wehlage dalam Widodo (2013: 162),
melalui HOTS peserta didik akan mampu menyampaikan argumen yang
dimiliki dengan baik, menyelesaikan permasalahan, serta mampu untuk
memahami hal kompleks menjadi suatu hal yang lebih jelas. Akan tetapi,
yang menjadi suatu permasalahan dalam praktiknya adalah seringkali
seorang guru membuat suatu soal yang mengarah pada HOTS, akan tetapi
pada pelaksanaan pembelajaran seorang guru kurang menekankan
pembelajaran dengan menggunakan keterampilan Higher Order Thinking
Skills (HOTS) (Fitriani & Sari, 2019). Guru lebih mendominasi kegiatan
proses pembelajaran sedangkan siswa lebih pasif sehingga aktivitas siswa
saat proses belajar mengajar menjadi rendah dengan demikian
pembelajaran menjadi tidak bergairah dan tidak efektif (Barus & Sani,
2017).
Pada pelaksanaan pembelajaran, guru harus memilih model yang
dapat menumbuhkan HOTS siswa dan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran yang
digunakan harus dapat melibatkan siswa dan menemukan konsep baru
mereka sendiri yang konstruktif. Salah satu model pembelajaran yang
melibatkan dan melatih siswa untuk belajar menemukan adalah
pembelajaran inquiry-discovery (Wartono, Takaria, Botlolona, Grusche,
Hudha, & Jayanti, 2018). Sesuai dengan implementasi Kurikulum 2013
menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses,
3
model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik,
sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan adalah model
pembelajaran inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran
discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan
(Problem Based Learning) (Setiowati, C.S, & ES, 2015).
Hal serupa juga dijelaskan oleh (Nurkholik & Yonata, 2020)
bahwa salah satu dari model pembelajaran yang menjadi solusi untuk
melatihkan HOTS yaitu model pembelajaran inkuiri. Karakter utama dari
model inkuiri adalah aktivitas peserta didik dikerahkan secara maksimal
untuk mencari dan menemukan konsep dilakukan dengan berpikir secara
kritis dan analitis. Proses pembelajaran dengan mengimplementasikan
model inkuiri menempatkan peserta didik untuk memecahkan masalah
atau fenomena dan mengembangkan cara berpikir ilmiah dalam mencari
pengetahuan yang bersifat penyelidikan atau penemuan sehingga dapat
memahami konsep-konsep sains (Nurkholik & Yonata, 2020).
Pembelajaran inkuiri dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya
menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar melalui penjelasan
guru secara verbal (ceramah), tetapi mereka dituntut untuk menemukan
sendiri konsep dari materi yang dipelajari dengan menalar secara logis dan
kritis yang digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam
kehidupan atau mempelajari materi lain diberbagai ranah ilmu
pengetahuan (Nurkholik & Yonata, 2020).
Menurut Yuliati dkk, pembelajaran berbasis inkuiri yaitu
pembelajaran yang terbukti mampu menghasilkan dampak positif, seperti
mampu menaikan keterampilan proses maupun literasi sains,
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membuat penjelasan
ilmiah, meningkatkan motivasi peserta didik, meningkatkan pemahaman
konsep, dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan (Yuliati,
Kusairi, & Munfaridah, 2016).
4
Hal yang serupa juga dijelaskan oleh Simbolon (2015)
pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik, guru memberikan peluang bagi peserta didik secara luas
untuk menemukan teori dan konsep yang dipelajari melalui kegiatan
eksperimental. Berdasarkan penelitian Hasanah dkk (2017) serta
Fatmaryanti dkk (2017) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri efektif
dalam mengkomunikasikan aspek melalui penemuan, prediksi, hipotesis
dan interpretasi data. Selain itu menurut Varela P dan Costa M F (2015)
bahwa pembelajaran berbasis inkuiri dapat mencapai tingkat pemahaman
yang lebih tinggi dan pengembangan keterampilan penalaran yang lebih
baik serta pengembangan keterampilan proses ilmiah. (Mubarok,
Suprapto, & Adam, 2019)
Meskipun banyak penelitian yang membuktikan efektifitas
pembelajaran inquiry, beberapa penelitian juga membahas kelemahan dari
pembelajaran berbasis inquiry. Kirschner, Sweller, dan Clark (2006)
mengatakan jika pembelajaran dengan panduan minimal contohnya
pembelajaran berbasis inquiry bisa saja tidak berhasil dikarenakan
pembelajaran berbasis inquiry tersebut dapat memunculkan beban kognitif
yang justru bisa menghambat proses belajar peserta didik, khususnya
peserta didik awam yang masih belum memiliki skema untuk
mengintegrasikan informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya.
Kekurangan lainnya yang sangat mungkin terjadi yaitu pemahaman
tidak lengkap atau pengetahuan maupun informasi yang tidak terstruktur
dengan baik. Untuk menutupi segala kekurangan yang mungkin terjadi
dari penggunaan model inquiry dapat digunakan alat bantu visual seperti
yang dijelaskan oleh Hyerle (2008) dalam jurnal (Yuliati, Kusairi, &
Munfaridah, 2016) bahwa pemetaan visual yaitu salah satu teknik untuk
mengstrukturkan informasi yang sebelumnya telah diketahui oleh peserta
didik.
5
Salah satu jenis pemetaan visual yang lebih baru adalah thinking
maps. Hal yang serupa juga dijelaskan oleh Schlesinger (2007), dalam
konteks menyangkut pengembangan proses sains ada beberapa strategi
yang bertujuan untuk memprovokasi pemikiran, menarik perhatian,
meningkatkan daya serap dan meningkatkan kemampuan mental peserta
didik, termasuk Thinking Maps, yang didefinisikan sebagai alat berpikir
efektif dengan efisiensi tinggi mewakili materi, dan model inovatif untuk
informasi materi. (Mansoor, Zahraan, & Ahmed, 2018).
Thinking map berarti "pemikiran inovatif" yang menjadikan murid
dibekali dengan keterampilan berpikir. Tujuan memperkenalkan Thinking
Map adalah untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki
pemikiran kritis, kreatif, inovatif dan kompetitif di masa depan. (Hassan,
Rosli, & Zakaria, 2016). Sedangkan menurut Holzman, thinking maps
adalah strategi penting untuk kesuksesan peserta didik. Mereka membantu
semua anak, bagaimanapun gaya belajar utama mereka baik itu kinestetik,
pendengaran, atau verbal. Thinking maps bisa efektif digunakan untuk
mendukung keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order
Thinking Skills (HOTS). (Holzman, 2005, hal. 1)
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Owi Wei Ping, Azhar
Ahmad, Mazlini Adnan, dan Ang Kean Hua (2017) menunjukkan bahwa
menerapkan konsep HOTS melalui thinking maps bermanfaat bagi peserta
didik untuk meminimalkan pembuatan kesalahan saat memecahkan
pertanyaan matematika serta membuktikan bahwa kelas menengah dan
bawah mampu menguasai konsep matematika melalui thinking maps
dalam konsep HOTS. (Ping, Ahmad, Adnan, & Hua, 2017) Penelitian
lainnya dilakukan oleh Salah A. Al-naqa dan Mohammed F. Abu-Owda
(2014) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
secara statistik antara hasil peserta didik dalam ujian sains kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen yang menggunakan thinking maps
dimana kelompok eksperimen lebih unggul daripada kelompok kontrol.
(Al Naqa & Abu Owda, 2014)
6
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Datur, Yuliati, dan
Mufti (2017) pembelajaran dengan bantuan thinking map dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam
menyelesaikan soal ditunjukkan dengan perubahan kognitif siswa yang
semakin membaik dan peningkatan jumlah siswa yang menjawab soal
posttest dengan benar (Datur, Yuliati, & Mufti, 2017). Sedangkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Yuliati dkk menghasilkan kesimpulan
bahwa pembelajaran berbasis inkuiri dengan berbantuan thinking maps
dapat meningkatkan dan mengembangkan Higher Order Thinking Skills
karena pembelajaran inkuiri dengan berbantuan thinking maps dapat
membuat lingkungan belajar yang kondusif dimana peserta didik bebas
untuk berkreasi dan mengembangkan pemahamannya. (Yuliati, Kusairi, &
Munfaridah, 2016)
Thinking Maps sendiri memiliki delapan peta yang terdiri dari
Circles Map, Bubble Map, Double Bubble Map, Tree Map, Brace Map,
Flow Map, Multi-Flow Map dan Bridge Map. Setiap Peta memiliki proses
berpikirnya sendiri. (Hassan, Rosli, & Zakaria, 2016). Namun pada
penelitian ini, peneliti menggunakan Thinking Maps jenis Tree Map dan
Brace Map yang paling sesuai dengan materi sifat keperiodikan unsur
pada pembelajaran kimia.
Pembelajaran kimia melibatkan keterampilan proses berfikir dan
penalaran (Nurkholik & Yonata, 2020). Menurut Taber (2003) Konfigurasi
elektron dan sifat periodik unsur (meliputi: jari-jari atom, afinitas elektron,
energi ionisasi, dan keelektronegatifan) merupakan salah satu pokok
bahasan dalam kimia SMA yang berisi konsep-konsep yang bersifat
abstrak dan dianggap sulit oleh peserta didik. Konsep tersebut menjadi
prasyarat bagi konsep berikutnya, misalnya konsep ikatan kimia
(Rahmaningsih, Prayitno, & Yahmin, 2013).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan materi sifat
keperiodikan unsur dikarenakan materi tersebut memiliki Kompetensi
Dasar (KD) yang sesuai dengan model pembelajaran Inquiry.
7
Permasalahan mengenai rendahnya Higher Order Thinking Skills (HOTS)
pada peserta didik diharapkan dapat teratasi melalui model pembelajaran
Inquiry berbantuan Thinking Maps
Jika pada penelitian sebelumnya di lakukan pada mata pelajaran
fisika, maka pada penelitian ini selain di lakukan pada mata pelajaran
kimia juga dilaksanakan pada materi sifat keperiodikan unsur yang pada
materi tersebut mengandung konsep abstrak yang sulit di mengerti oleh
peserta didik. Seperti yang dijelaskan oleh Shahibudin Ishak, adanya
visualisasi konsep materi yang diajarkan dalam hal ini berupa thinking
maps, dapat memudahkan peserta didik memiliki gambaran nyata terhadap
materi yang bersifat abstrak. (Putri, Parno, & Supriana, 2018).
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Efektivitas Model Inquiry Berbantuan
Thinking Maps terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada
Materi Sifat Keperiodikan Unsur”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut:
1) Kurikulum 2013 sangat menekankan sistem pembelajaran yang dapat
membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi Higher Order
Thinking Skills (HOTS) peserta didik.
2) Pada pelaksanaan pembelajaran seorang guru kurang menekankan
pembelajaran dengan menggunakan keterampilan Higher Order
Thinking Skills (HOTS)
3) Guru lebih mendominasi kegiatan proses pembelajaran sedangkan
peserta didik lebih pasif.
4) Materi sifat keperiodikan unsur bersifat abstrak dan dianggap sulit oleh
peserta didik
8
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, agar
pembatasan tidak meluas dan menyimpang maka penulis perlu membatasi
lingkup permasalahan, antara lain:
1) Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik yang diukur pada
penelitian ini menggunakan indikator Bookhart yang terdiri dari 7
indikator yaitu menganalisis, mengevaluasi, mencipta, penalaran dan
logika, mengambil keputusan, pemecahan masalah, dan
kreativitas/berpikir kreatif.
2) Model pembelajaran yang digunakan yaitu inquiry berbantuan thinking
maps dengan jenis thinking maps yang digunakan yaitu tree map atau
peta aliran dan brace map.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah sebagaimana
telah dijelaskan, maka dibuatlah perumusan sebagai berikut:
“Apakah Model Inquiry berbantuan Thinking Maps Efektif terhadap
Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada materi Sifat Keperiodikan
Unsur?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu:
Mengetahui Efektivitas Model Inquiry berbantuan Thinking Maps
terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Materi Sifat
Keperiodikan Unsur.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, yaitu:
1) Manfaat bagi Peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan Higher Order
Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik.
9
2) Manfaat bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru untuk
menggunakan model Inquiry berbantuan Thinking Maps sebagai salah
satu model pembelajaran kimia.
3) Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terkait
penggunaan model Inquiry berbantuan Thinking Maps untuk
meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada peserta
didik.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2019/2020 yaitu pada tanggal 4 November 2019 sampai 18 November
2019. Penelitian ini dilakukan di SMA Al-Hasra Depok yang berlokasi di
Jalan Raya Parung Ciputat No. 23 Bojongsari Baru, Kecamatan
Bojongsari Kota Depok Jawa Barat 16516.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009,
hal. 2). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode penelitian quasi experiment dengan satu kelas kontrol dan satu
kelas eksperimen. Creswell menjelaskan bahwa metode quasi experiment
merupakan metode yang jika masing-masing partisipan tidak ditugaskan
secara acak ke dalam beberapa kelompok (Creswell, 2016, hal. 224).
Desain penelitian yang dipakai pada penelitian ini yaitu Nonequivalent
(Pretest-Posttest) Control-Group Design. Penelitian terdiri dari kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen yang pada kedua kelompok tersebut
dilaksanakan pretest sebelum diterapkan perlakuan. Hanya pada kelompok
eksperimen diberikan perlakuan khusus. Lalu pada kedua kelompok
tersebut diberikan posttest untuk melihat perbedaan dari kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen (Creswell, 2016, hal. 231).
Adapun desain penelitian Nonequivalent (Pretest-Posttest) Control-
Group Design menurut (Creswell, 2016, hal. 231) yaitu sebagai berikut:
41
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design
Group Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok A O1 X O2
Kelompok B O3 Y O4
Keterangan:
A : Kelas Eksperimen
B : Kelas Kontrol
X : Perlakuan dengan menerapkan model Inquiry berbantuan
Thinking Maps
Y : Perlakuan dengan menerapkan model konvensional (Inquiry,
tanya jawab, dan diskusi).
O1 : Test awal (pretest) kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan
O2 : Test akhir (posttest) kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan
O3 : Test awal (pretest) kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan
O4 : Test akhir (posttest) kelas kontrol tanpa diberi perlakuan
C. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam melaksanakan penelitian ini terdapat 3 tahap, meliputi
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian penelitian.
1) Persiapan Penelitian
a) Melakukan studi literatur terkait jurnal-jurnal penelitian model
pembelajaran inquiry berbantuan thinking maps dengan Higher
Order Thinking Skills (HOTS)
b) Melakukan analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD), langkah pembelajaran model inquiry berbantuan thinking
maps, dan indikator HOTS dengan materi yang dipilih yaitu sifat
keperiodikan unsur.
42
c) Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan indikator yang
disesuaikan dengan Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan
langkah pembelajaran model inquiry berbantuan thinking maps.
d) Membuat instrumen penelitian berupa soal tes Higher Order
Thinking Skills (HOTS), dan lembar kerja peserta didik (LKPD)
thinking maps.
e) Menguji validitas instumen tes kepada para ahli (dosen) dan
kemudian memperbaiki instumen tes tersebut sesuai saran ahli
(dosen). Dilanjut dengan menguji cobakan instumen tes yang telah
diperbaiki tadi kepada peserta didik untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas. Hasil uji coba dikonsultasikan kembali dengan dosen
pembimbing, dan apabila sudah layak maka insturmen tes dapat
digunakan sebagai instrumen penelitian.
2) Pelaksanaan Penelitian
a) Melaksanakan pretest dengan instrumen soal tes HOTS sebelum
pembelajaran kimia materi sifat keperiodikan unsur dimulai
terhadap dua kelas yang telah dipilih.
b) Menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan rata-
rata skor pretest yang diperoleh. Kelas yang memiliki rata-rata skor
pretest lebih tinggi menjadi kelas kontrol dan kelas yang memiliki
rata-rata skor pretest lebih rendah menjadi kelas eksperimen.
c) Pada kelas eksperimen akan diberikan pembelajaran dengan model
inquiry berbantuan thinking maps, sedangkan kelas kontrol akan
diberikan pembelajaran konvensional (inquiry, tanya jawab, dan
diskusi).
d) Pada kelas eksperimen sebelum pembelajaran dimulai, peserta didik
dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri
dari 6-7 peserta didik, kemudian membagikan lembar kerja peserta
didik (LKPD) thinking maps.
43
e) Setelah pembelajaran dilakukan selama 2 kali pertemuan, diberikan
posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk melihat
efektivitas model pembelajaran inquiry berbantuan thinking maps
terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS).
3) Penyelesaian Penelitian
a) Mengolah data hasil pretest dan posttest Higher Order Thinking
Skills (HOTS) peserta didik.
b) Menganalisis data dan membahas hasil penelitian.
c) Membuat kesimpulan dari hasil penelitian.
Adapun prosedur penelitian disajikan dalam gambar 3.1 berikut.
44
Studi literatur terkait jurnal-
jurnal penelitian model
pembelajaran inquiry berbantuan
thinking maps dengan Higher
Order Thinking Skills (HOTS)
Analisis KI, KD, dan
indikator
Pembuatan RPP
Pembuatan instrumen
tes
Validasi instrumen tes Revisi
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan Melakukan pretest
Rata-rata skor tinggi Rata-rata skor rendah
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Penerapan Model
Konvensional (Inquiry) Penerapan Model Pembelajaran Inquiry
berbantuan Thinking Maps
Melakukan posttest
Analisis Data
Tahap Penyelesaian
Menyusun hasil penelitian
dan pembahasan
Penarikan kesimpulan
Gambar 3.1 Bagan Prosedur penelitian
45
D. Teknik Pengambilan Sampel
1) Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti (Suharjo,
2013, hal. 7). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2009, hal. 80).
Jadi populasi meliputi objek atau subyek yang akan diteliti.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X
MIPA SMA Al-Hasra.
2) Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian
(Suharjo, 2013, hal. 7). Hal serupa juga dijelaskan oleh Sugiyono,
bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009, hal. 81). Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu. Teknik ini digunakan penelitian kuantitatif
dengan tujuan untuk mendapatkan subjek-subjek yang memiliki
sejumlah karakteristik tertentu, atau mendapatkan kelompok-kelompok
penelitian yang sebanding dalam karakteristik tertentu sehingga dapat
dianalisis secara valid (Sulistyaningsih, 2012, hal. 74). Dalam
penelitian ini sampel yang digunakan adalah peserta didik kelas X
MIPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 2 sebagai kelas
kontrol dengan jumlah tiap kelas sebanyak 25 peserta didik.
Pertimbangan yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan pada
kemampuan awal (pretest) yang sama pada kedua kelas penelitian.
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala faktor, kondisi, situasi, perlakuan (treatment)
dan semua tindakan yang bisa dipakai untuk mempengaruhi eksperimen.
46
(Sanjaya, 2014, hal. 95). Pendapat yang serupa dikemukakan oleh
(Sulistyaningsih, 2012, hal. 55), variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel
bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable).
1) Variabel Bebas atau Independent Variable
Variabel independent atau sering disebut variabel bebas, stimulus,
prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependent (terikat) (Sulistyaningsih, 2012, hal. 56). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Model Inquiry
berbantuan Thinking Maps.
2) Variabel Terikat atau Dependent Variable
Variabel terikat sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen.
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. (Sulistyaningsih, 2012, hal. 56).
Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Higher Order Thinking
Skills (HOTS) peserta didik.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
47
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
No Data Instrumen
Penelitian Subjek Keterangan
1. Higher Order
Thinking Skills
Tes pilihan
ganda
Peserta
didik
Tes pilihan ganda
diberikan di awal
penelitian (pretest) dan
di akhir penelitian
(posttest) pada kelas
kontrol dan kelas
eksperimen
2. Keterlaksanaan
pembelajaran
dengan model
inquiry
berbantuan
thinking maps
Lembar
Kerja
Peserta
Didik
(LKPD)
Peserta
didik
Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) berisikan
thinking maps yang
diberikan kepada
peserta didik di kelas
eksperimen dan Lembar
Kerja Peserta Didik
(LKPD) diksusi kepada
peserta didik dikelas
kontrol
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat bantu yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2016, hal. 134)
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1) Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2006, hal. 53). Tes
yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda untuk
memperoleh data kuantiatif Higher Order Thinking Skills (HOTS)
48
peserta didik. Tes disusun berdasarkan rumusan indikator
pembelajaran dan indikator Higher Order Thinking Skills (HOTS)
menurut Brookhart. Tes diberikan kepada peserta didik di kelas
eksperimen maupun kelas kontrol sebelum pembelajaran (pretest) dan
sesudah pembelajaran (posttest). Tes yang diujikan berupa pilihan
ganda untuk menguji Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Adapun kisi-kisi soal tes Higher Order Thinking Skills (HOTS)
pada materi sifat keperiodikan unsur disajikan dalam tabel 3.3 berikut.
49
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Higher Order Thinking Skills (HOTS)
No Indikator HOTS menurut
Brookhart
Sub-Indikator HOTS
menurut Brookhart
Nomor
Butir Soal
1. Menganalisis Membandingkan dan
Membedakan
7*, 4, 19*,
10*, 20*,
24*
2. Mengevaluasi
Mengevaluasi materi dan
metode berdasarkan
tujuan yang dimaksud
11*, 3*, 27*
3. Mencipta
Menyatukan hal-hal
berbeda dengan cara yang
baru
17*, 32*
4. Penalaran dan Logika
Membuat atau
mengevaluasi kesimpulan
induktif
2*, 26, 31*,
13*
5. Mengambil Keputusan Mengidentifikasi asumsi
yang tersirat
5*,
9*,12*,14,
6*, 1*, 15*,
16*, 22*,
30, 25*, 8*,
28*
6. Pemecahan Masalah Menjelaskan dengan data 18*, 23*
7. Kreativitas dan Berpikir
Kreatif Berpikir Kreatif 21*, 29*
Keterangan: * = Butir soal yang valid
H. Validitas dan Realibilitas
1) Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
maupun kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat
50
(Arikunto, 2010, hal. 211). Suatu tes dikatakan valid apabila tes
tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2006,
hal. 65).
Uji validitas pada penelitian ini yaitu validitas logis dan empiris.
Validitas logis yakni validitas yang menguji item-item yang terdapat
dalam instrumen apakah sudah mewakili keseluruhan cakupan materi
yang akan diukur, dimana penulis dapat menunjukkan kisi-kisi sebagai
bukti dari validitas ini, serta dapat memberikan nilai kelayakan isi item
dari kisi-kisi untuk menunjukkan bukti validitas isi (Rustam, Sari, &
Yunita, 2018, hal. 74). Validitas logis dalam penelitian ini dilakukan
dengan mempertimbangkan pendapat para ahli selaku validator
mengenai kesesuaian indikator dan butir soal yang dikembangkan.
Sedangkan untuk validitas empiris dapat diketahui melalui
pengujian validitas instrumen yang telah disusun berdasarkan
pengalaman (Arikunto, 2010, hal. 212). Validitas empiris dilakukan
dengan memberikan instrumen tes pada peserta didik yang bukan
merupakan subjek penelitian, kemudian hasil data tersebut dihitung
nilai validitasnya menggunakan bantuan software SPSS versi 22.
2) Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu
instrumen. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu
tes dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu
tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama
bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan
yang berbeda (Arifin, 2013, hal. 258). Kereliabilitasan instrumen dapat
diukur dengan menggunakan rumus Alpha Crownbach
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
51
Σ 𝜎2𝑏 = jumlah varians butir
𝜎2t = varians total (Arikunto, 2010, hal. 239).
Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan software
SPSS versi 22. Setelah seluruh data dimasukkan, maka peneliti bisa
memperoleh nilai reliabilitas tes. Nilai reliabilitas yang didapatkan
pada penelitian ini sebesar 0,715.
3) Taraf Kesukaran Soal
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam
menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan tes
dengan betul. Jika pada hasil tes diperoleh banyak peserta tes yang
sanggup mengerjakan tes tersebut , maka taraf kesukaran tes tersebut
akan semakin tinggi. Sebaliknya, jika sedikit peserta tes yang sanggup
mengerjakan tes tersebut, maka taraf kesukaran akan semakin rendah
(Arikunto, 2016, hal. 176). Rumus yang dipakai untuk mengetahui
tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut (Sudjana, 2012, hal.
137):
𝐼=
Keterangan:
I : Indeks kesukaran untuk setiap butir soal
B :banyaknya peserta didik yang menjawab setiap butir soal
dengan benar
N :banyaknya peserta didik yang memberikan jawaban pada soal
yang dimaksudkan
Semakin kecil taraf atau indeks yang diperoleh maka makin sukar
soal tersebut, begitu pula sebaliknya (Sudjana, 2012, hal. 137). Kriteria
indeks kesukaran soal menurut (Sudjana, 2012, hal. 137) yaitu sebagai
berikut:
52
Tabel 3.4Tingkat Kesukaran
Tingkatan Kesukaran Keterangan
0,00 – 0,30 Soal sukar
0,31 – 0,70 Soal sedang
0,71 – 1,00 Soal mudah
Perhitungan uji tingkat kesukaran instrumen dalam penelitian ini
menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. Hasil yang diperoleh
dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal
Kategori Soal Jumlah Soal No. Soal
Sukar 1 26
Sedang 28 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19,
21, 22, 23, 24, 25,
27, 28, 29, 30, 31
Mudah 3 4, 20, 32
Jumlah 32 32
4) Daya Pembeda Soal
Daya pembeda merupakan pengukuran sejauh mana suatu butir
soal mampu dalam membedakan peserta didik yang sudah menguasai
kompetensi dengan peserta didik yang kurang atau belum menguasai
kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien
daya pembeda suatu butir soal, maka semakin mampu butir soal
tersebut membedakan antara peserta didik yang sudah menguasai
kompetensi dengan peserta didik yang kurang atau belum menguasai
kompetensi (Arifin, 2013, hal. 273).
53
Perhitungan daya pembeda suatu soal dapat dirumuskan sebagai
berikut (Arifin, 2013, hal. 273):
DP =
Keterangan:
DP : daya pembeda
WL : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas
n : 27% x banyaknya peserta didik yang memberikan
jawaban (N)
Arikunto (Arikunto, 2006, hal. 218) menjelaskan klasifikasi daya
pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Tingkatan Daya Pembeda Keterangan
0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik Sekali
Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software Anates versi 4.0. Setelah selesai uji validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda, maka didapat hasil
uji instrumen yang valid dan tidak valid. Berikut ini hasil validasi kisi-
kisi instrumen tes Higher Order Thinking Skills (HOTS):
54
Tabel 3.7 Hasil Validasi Kisi-kisi Instrumen Tes Higher Order
Thinking Skills (HOTS)
No Materi
Indikator
Higher Order
Thinking Skills
(HOTS)
Nomor Soal
Sebelum
Validasi
Soal
Terpilih
Sesudah
Validasi
1. Jari-jari atom
1. Menganalisis 7* 7 1
2. Mengevaluasi 11* 11 2
3. Penalaran dan
Logika 2* 2 3
4. Mengambil
Keputusan
5*, 9*,
12*, 14,
6*
5, 9, 12,
6 4, 5, 6, 7
2. Afinitas elektron
1. Menganalisis 4, 19*,
10* 19, 10 8, 9
2. Mengevaluasi 3* 3 10
3. Mencipta 17* 17 11
4. Mengambil
Keputusan
1*, 15*,
16* 1, 15, 16
12, 13,
14
5. Pemecahan
Masalah 18* 18 15
3. Energi ionisasi
1. Mengevaluasi 27* 27 16
2. Penalaran dan
Logika 26, 31*, 31 17
3. Mengambil
Keputusan
22*, 30,
25* 22, 25 18, 19
4. Pemecahan
Masalah 23* 23 20
55
5. Kreativitas
dan Berpikir
Kreatif
21* 21 21
4. Keelektronegatifan
1. Menganalisis 20*, 24* 20, 24 22, 23
2. Mengambil
Keputusan 8*, 28* 8, 28 24, 25
3. Mencipta 32* 32 26
4. Penalaran dan
Logika 13* 13 27
5. Kreativitas
dan Berpikir
Kreatif
29* 29 28
Jumlah soal 32 28 28
Keterangan : *soal yang valid
I. Teknik Analisis Data
Setelah dilakukan penelitian, maka akan diperoleh data yang kemudian
data-data tersebut diolah menggunakan rumus-rumus statistik untuk
menjawab rumusan masalah penelitian (Sujarweni & Endrayanto, 2012,
hal. 6). Setiap butir soal pilihan ganda Higher Order Thinking Skills
(HOTS) materi sifat keperiodikan unsur diberikan skor 1. Data yang telah
diperoleh akan diolah lebih lanjut dengan langkah-langkah seperti berikut:
a) Memberikan skor pada setiap jawaban peserta didik berdasarkan
kunci jawaban yang telah dibuat.
b) Menghitung skor total peserta didik
56
c) Menentukan nilai persentase setiap butir pertanyaan dengan rumus
sebagai berikut (Purwanto, 2012, hal. 102):
NP =
x 100%
Keterangan:
NP : Nilai persen yang dicari
R : Skor mentah yang diperoleh peserta didik
SM : Skor maksimal ideal
d) Mengkonversikan skor yang didapat kedalam bentuk persentase
dan mengkategorikan Higher Order Thinking Skills peserta didik
seperti pada tabel 3.8 sebagai berikut (Arikunto, 2016, hal. 44):
Tabel 3.8 Interpretasi Skor
Skor (%) Kategori
81 – 100 Sangat Baik
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Sangat Kurang
Data yang sudah didapat kemudian dioleh dan dianalisis dengan
bantuan software SPSS versi 22.
1) Uji Prasyarat Analisis
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan pada hasil posttest. Uji ini
memiliki fungsi untuk melihat normal atau tidaknya distribusi
dari sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov, dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 22.
Langkah-langkah uji normalitas yakni sebagai berikut
(Kadir, 2015, hal. 156-157):
57
1. Masukkan data pada kolom Data View.
2. Pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu
Descriptive Statistics, klik Explore.
3. Masukkanlah data yang akan diuji normalitasnya pada
kotak Dependent List, kemudian klik Plots.
4. Pada Boxplots, klik None, selanjutnya klik Normality
plots with test, lalu klik Continue dan OK.
Menarik kesimpulan dari output uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov, dengan ketentuan penerimaan atau
penolakan H0 sebagai berikut (Kadir, 2015, hal. 156):
H0 : Distribusi populasi normal
Jika probalitas (p-value) > 0,05, H0 diterima.
H1 : Distribusi populasi tidak normal.
Jika probalitas (p-value) ≤ 0,05 H0 ditolak.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan pada skor pretest dan posttest.
Uji homogenitas bertujuan untuk menguji apakah data yang
diperoleh memiliki varians yang sama (homogen). Pengujian
menggunakan uji homogenitas Levene’s statistic dengan bantuan
software SPSS versi 22. Langkah pengujian adalah sebagai
berikut (Kadir, 2015, hal. 167-168):
1. Masukkanlah data di kolom Data View.
2. Bukalah menu utama Analyze kemudian klik General
Linear Model.
3. Lalu klik univariate, masukan data yang hendak
diujikan homogenitasnya ke dalam Dependent Variabel
dan variabel “Kelompok (atau Kelas)” ke Fixed
Factor(s), selanjutnya klik Options.
58
4. Langkah berikutnya masukan data “Kelompok (atau
Kelas)” pada Display Means for, pilihlah Homogenity
test selanjutnya klik Continue kemudian OK.
Menyimpulkan dari output uji homogenitas Levene’s
statistic yaitu dengan ketentuan penerimaan atau penolakan H0
sebagai berikut (Kadir, 2015, hal. 167-169):
H0 : Distribusi data memiliki varians homogen.
Jika probalitas (p-value) > 0,05, H0 diterima.
H1 : Distribusi data tidak homogen.
Jika probalitas (p-value) ≤ 0,05 H0 ditolak.
2) Uji Hipotesis
Uji hipotesis tentang perbedaan 2 parameter berfungsi untuk
mengetahui perbedaann rata-rata variabel kriterium dari dua kelompok
atau yang dapat dikelompokkan sebagai 2 kelompok. Uji hipotesis
dilaksanakan setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan
homogenitas (Kadir, 2015, hal. 295). Uji hipotesis pada penelitian ini
menggunakan Independent Sample T Test dengan taraf α = 0,05. Uji
hipotesis dilakukan pada data pretest maupun posttest. Uji hipotesis
pada data pretest bertujuan untuk mengetahui keadaan awal apakah
sampel layak atau tidak untuk digunakan pada penelitian. Sedangkan
uji hipotesis pada data posttest bertujuan untuk mengetahui apakah
model pembelajaran inquiry berbantuan thinking maps efektif terhadap
Higher Order Thinking Skills peserta didik. Adapun langkah-langkah
uji hipotesis Independent Sample T-Test yaitu sebagai berikut (Kadir,
2015, hal. 300-301):
1. Masukkanlah data pada kolom Data View.
2. Klik Analyze, pilih submenu Compare Means, selanjutnya klik
Independent Sample T-Test.
59
3. Masukan data yang sesuai pada Test Variable(s) dan Grouping
Variable. lalu klik Define Groups. Isi angka 1 pada Group 1
dan angka 2 pada Group 2, kemudian klik Continue dan OK.
Menarik kesimpulan dari output uji hipotesis menggunakan
Independent Sample T Test, dengan ketentuan penerimaan atau
penolakan H0 sebagai berikut (Kadir, 2015, hal. 302):
Jika p-value (Sig. 2-tailed) > 0,05, H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika p-value (Sig. 2-tailed) ≤ 0,05, H0 ditolak dan H1 diterima.
J. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau
lebih populasi. Perumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya sebagai berikut (Kadir, 2015, hal. 139):
H0 : 𝜇1 = 𝜇2
H1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan:
H0 :Tidak terdapat efektivitas model inquiry berbantuan thinking maps
terhadap High Order Thinking Skill (HOTS) peserta didik pada
materi sifat keperiodikan unsur.
H1 :Terdapat efektivitas model inquiry berbantuan thinking maps
terhadap High Order Thinking Skill (HOTS) peserta didik pada
materi sifat keperiodikan unsur.
𝜇1 :Rata-rata Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik yang
menggunakan model inquiry berbantuan thinking maps pada materi
sifat keperiodikan unsur.
𝜇2 :Rata-rata Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik yang
tidak menggunakan model inquiry berbantuan thinking maps pada
materi sifat keperiodikan unsur.
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis data dan pembahasan yang telah
dipaparkan pada bab pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa model
pembelajaran inquiry berbantuan thinking maps efektif terhadap Higher
Order Thinking Skills (HOTS) siswa materi sifat keperiodikan unsur. Hal
ini berdasarkan hasil uji hipotesis data posttest menggunakan independent
sample t-test diperoleh nilai sig < α yaitu 0,021 < 0,05 pada taraf
signifikansi 5% sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, model
pembelajaran inquiry berbantuan thinking maps efektif terhadap Higher
Order Thinking Skills (HOTS) siswa pada materi sifat keperiodikan unsur.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan model inquiry berbantuan thinking maps dapat menjadi
salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada
pembelajaran kimia guna mengembangkan Higher Order Thinking
Skills (HOTS) siswa.
2. Penerapan model inquiry berbantuan thinking maps pada proses
pembelajarannya memerlukan alokasi waktu yang banyak. Sehingga
guru yang ingin menerapkan model pembelajaran ini dapat mengatur
alokasi waktu dengan baik agar semua tahapan model pembelajaran
inquiry berbantuan thinking maps terlaksana dengan optimal.
3. Bagi peneliti selanjutnya, perlu melakukan variasi jenis thinking maps
yang lain antara lain circle map, bubble map, double bubble map, flow
map, multi flow map, dan bridge map.
86
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, G. P. (2012). Keterampilan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep
Siswa pada Model Siklus Belajar Hipotesis Deduktif. Jurnal Pendidikan
dan Pengajaran, 201-209.
Ahmad, S., Prahmana, R. C., Kenedi, A. K., Helsa, Y., Arinil, Y., & Zainil, M.
(2017). The Instruments of Higher Order Thinking Skills. Journal of
Physics: Conference Series, 2.
Aini, R. N., & Siswono, T. Y. (2014). Analisis Pemahaman Siswa SMP dalam
Menyelesaikan Masalah Aljabar pada PISA. Mathedunesa Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika, 159.
Al Naqa, S. A., & Abu Owda, M. F. (2014). The Effect of Using Thinking Maps
Strategy to Improve Science Processes in Science Course on Female
Students of the Ninth Grade. Science Journal of Education.
Alikhan, N. (2014). Thoughts on Thinking Maps: A New Way to Think. Los
Angeles: New Horizon School.
Annuuru, T. A., Johan, R. C., & Ali, M. (2017). Peningkatan Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Peserta
Didik Sekolah Dasar Melalui Model Pembelajaran Treffinger.
Edutcehnologia, 137.
Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2016). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Armawan, D., Parno, & Yuliati, L. (2017). Analisis Strategi Thinking Maps dalam
pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap kemampuan Berpikir Kritis.
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 652-660.
Atmojo, I. R., Sajidan, Sunarno, W., & Ashadi. (2017). Profil Kemampuan
Menganalisis Model Pembelajaran Level of Inquiry untuk Membelajarkan
Materi IPA Berbasis HOTS pada Calon Guru Sekolah Dasar. Seminar
Nasional Pendidikan Sains.
Azid, N., Abdullah, S. S., & Mohamed, Z. H. (2018). The Making of Science
Smart i-Think: Science Expert Teachers‟ Evaluation. International
Journal of Engineering & Technology, 287-289.
87
Barus, E. L., & Sani, R. A. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Latihan Inkuiri
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Usaha dan Energi di
Kelas X Semester II. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI), 17.
Brookhart, S. M. (2010). How to Assess Higher-Order Thinking Skills in Your
Classroom. USA: ASCD.
Brown, M., & Dugmore, C. (2015). Teaching and Learning History Through
Thinking Maps. Yesterday & Today, 88-89.
Chang, R. (2005). Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-Konsep Inti Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Collins, R. (2014). Skills for the 21st Century: Teaching Higher Order Thinking.
Independent Schools Queensland, 12(14).
Creswell, J. W. (2016). Research Design Pendekatan Metode Kualitatif,
Kuantitatif, dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Datur, I. S., Yuliati, L., & Mufti, N. (2017). Kemampuan Pemecahan Masalah
Materi Fluida Statis melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Thinking Map. Jurnal Inspirasi Pendidikan, 118-127.
Dinni, H. N. (2018). HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan
Kemampuan Literasi Matematika. Prisma, Prosiding Seminar Nasional
Matematika, 171.
Direktorat, J. G. (2018). Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran Berbasis Zonasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Duron, R., Limbach, B., & Waugh, W. (2006). Critical Thinking Framework for
Any Discipline. International Journal of Teaching and Learning in Higher
Education, 160-166.
Ennis, R. H. (2011). The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical
Thinking Dispositions and Abilities. Chicago: University of Illinois.
Erny, Haji, S., & Widada, W. (2017). Pengaruh Pendekatan Saintifik pada
Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2
Kepahingan. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 1-22.
Fitriani, S. A., & Sari, D. E. (2019). Penerapan Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi pada Penyelesaian Soal High Order Thinking Skill (HOTS) dalam
Pembelajaran Akuntansi. Seminar Nasional Pendidikan Pengembangan
Kualitas Pembelajaran Era Generasi Milenial (pp. 73-76). Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
88
Gradini, E. (2019). Menilik Konsep Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher
Order Thinking Skills) dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal
Numeracy, 189-203.
Hamzah, A. (2013). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Haryanto, Ahda, Y., & Darussyamsu, R. (2017). Analysis the Aspect of Higher
Order Thinking Skill on Fungi Content Assesment Instrument for Senior
High School Grade 10. FMIPA Universitas Negeri Padang, 32-40.
Hassan, S. R., Rosli, R., & Zakaria, E. (2016). The Use of I-Think Map and
Questioning to Promote Higher-Order Thinking Skills in Mathematics.
Creative Education, 1069.
Hayon, V. H., Wariani, T., & Bria, C. (2017). Pengaruh Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (High Order Thinking) terhadap Hasil Belajar Kimia
Materi Pokok Laju Reaksi Mahasiswa Semester I Program Studi
Pendidikan Kimia FKIP Unwira Kupang Tahun Akademik 2016/2017.
Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW, 312.
Hendryarto, J., & Amaria. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk
Melatih Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa pada Materi Pokok
Laju Reaksi. Unesa Journal of Chemical Education, 151-158.
Hidayati, R., Santoso, I., & Erdawati. (2013). Analisis Berfikir Tingkat Tinggi
(Higher Order Thinking) dengan Menggunakan Peta Konsep pada Pokok
Bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. JRPK, 188.
Holzman, S. (2005). Thinking Maps: Strategy-Based Learning for English
Language Learners (and Others). Amerika Serikat: Sonoma County
Office of Education.
Imansari, M., Sudarmin, & Sumarni, W. (2018). Analisis Literasi Kimia Peserta
Didik Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Bermuatan Etnosains.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2202.
Iqbal, M. H. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Kadir. (2015). Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan
Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kimia, S. P. (1997). Kimia Dasar 1. Bogor: IPB.
Kostelnikova, M., & Ozvoldova, M. (2013). Inquiry in Physics Classes by means
of Remote Experiments. Procedia-Sosial and Behavioral Sciences, 133-
138.
89
Long, D., & Carlson, D. (2011). Mind the Map: How Thinking Maps Affect
Students Achievement. Networks An Online Journal for Teacher
Research, 1-7.
Mahanal, S. (2019). Asesmen Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jurnal
Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: e-Saintika, 51-73.
Mansoor, G. H., Zahraan, A.-E. M., & Ahmed, N. E. (2018). Impact of Using
Thinking Maps in Teaching Algebra on Cognitive Achievement among
Second Year Preparatory Students. Life Science Journal, 2.
Marliani, N. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP).
Jurnal Formatif 5(1), 14-25.
Maulidya, A. (2018). Berpikir dan Problem Solving. Jurnal Uinsu, 11-29.
Meutia, I., Sitompul, S. S., & Mahmuda, D. (2018). Penerapan Model Inquiry
Learning untuk Meningkatkan Higher Order Thinking Skills Materi
Momentum dan Impuls. Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak, 1-8.
Mubarok, H., Suprapto, N., & Adam, A. S. (2019). Using Inquiry-Based
Laboratory to improve students' Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Journal of Physics, 1.
Murnaka, N. P., & Dewi, S. R. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Guided
Inquiry untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis.
Journal of Medives: Journal of Mathematics Education IKIP Veteran
Semarang, 163-171.
Mustapa, K. (2014). Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi. Jurnal Pendidikan Humaniora, 349.
Nida, N. K. (2017). Pengaruh Strategi Thinking Maps terhadap Kemampuan
Higher Order Mathematical Thinking (HOMT). Jakarta: FITK Pendidikan
Matematika UIN Jakarta.
Nurkholik, M., & Yonata, B. (2020). Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri
untuk Melatihkan High Order Thinking Skills Peserta Didik pada Materi
Laju Reaksi Kelas XI IPA MAN 2 Gresik. Unesa Journal of Chemical
Education, 158-164.
OECD. (2019). PISA 2018 Results (Volume I-III): Programme for International
Student Assessment (PISA). Paris: OECD Publishing.
Olarewaju, A., & Awofala, A. (2011). Effect of Concept Mapping Strategy on
Students' Achievement in Junior Secondary School Mathematics.
International Journal of Mathematics Trends and Technology, 2(3), 11-16.
90
Omar, A., & Albakri, I. S. (2016). Thinking Maps to Promote Critical Thinking
through the Teaching of Literature in the ESL Context. Indonesian
Journal of English Language Teaching and Applied Linguistics, 23-25.
Petrucci, R. H. (1985). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Ping, O. W., Ahmad, A., Adnan, M., & Hua, K. A. (2017). Effectiveness of
Higher Order Thinking Skills (HOTS) Based i-Think Map Concept
towards Primary Students. American Institute of Physics, 1.
Purbaningrum, K. A. (2017). Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP
dalam Pemecahan Masalah Matematika ditinjau dari Gaya Belajar. JPPM,
40-49.
Purwanto, M. N. (2012). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Puspitasari, D. R., Yulianti, L., & Kusairi, S. (2014). Keterkaitan antara Pola
Keterampilan Berpikir dengan Penguasaan Konsep Siswa pada
Pembelajaran Strategi Metakognisi Berbantuan Thinking Map. Indonesian
Journal of Applied Physics, 143.
Putri, P. N., Subandi, & Munzil. (2018). Pengaruh Strategi Inkuiri Terbimbing
dan Kolb's Learning Style terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi.
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1665.
Putri, U. D., Parno, & Supriana, E. (2018). Eksplorasi Penggunaan Thinking
Maps untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi
Fluida Statis. Jurnal Pendidikan: Teori Penelitian dan Pengembangan,
585.
Rahmaningsih, R., Prayitno, & Yahmin. (2013). Menggali Pemahaman Konsep
Siswa Madrasah Aliyah X tentang Keperiodikan Unsur Menggunakan
Instrumen Diagnostik Two-Tier. Jurnal Jurusan FMIPA Universitas
Negeri Malang, 1.
Rangkuti, M. A., & Sani, R. A. (2018). Analisis Kemampuan Berfikir Kritis
Menyelesaikan Masalah Fisika pada Pembelajaran dengan Model
Pembelajaran Inkuiri. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI).
Rustam, A., Sari, E. D., & Yunita, L. (2018). Statistika Pengukuran Pendidikan
Analisis menggunakan SPSS, Iteman, dan Lisrel. Bogor: PT Ilham
Sejahtera Persada.
Salleh, H. R., & Halim, H. A. (2019). Promoting HOTS Through Thinking Maps.
International Journal of Education, Psychology and Counseling, 104-112.
91
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sanjaya, W. (2014). Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:
Kencana.
Santrock, J. W. (2015). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Setiasih, S. D., Panjaitan, L. R., & Julia. (2016). Penggunaan Model Inkuiri untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sifat-Sifat Magnet di
Kelas V SDN Sukajaya Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang.
Jurnal Pena Ilmiah, 424.
Setiowati, H., C.S, A. N., & ES, W. A. (2015). Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dilengkapi LKS untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan Kelas XI MIA SMA Negeri 1 Banyudono Tahun
Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Kimia, 54-60.
Siswinarti, P. R. (2017). Pentingnya Pendidikan Karakter untuk Membangun
Bangsa Beradab. Ganesha University of Education, 2.
Sudjana, N. (2004). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhada, H. (2017). Model Pembelajaran Inquiry dan Kemampuan Berpikir Kritis
terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran
IPA. Jurnal Pendidikan Dasar, 15.
Suharjo, B. (2013). Statistika Terapan disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suharsaputra, U. (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: PT.Refika Aditama.
Sujarweni, V. W., & Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulaiman, T., Ayub, A. F., & Sulaiman, S. (2015, March). Curriculum Change in
English Language Curriculum Advocates Higher Order Thinking Skills
and Standards-Based Assessments in Malaysian Primary Schools.
Mediterranean Journal of Social Sciences, 6(2), 494-500.
Sulistyaningsih. (2012). Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
92
Sunaryo, W. (2011). Taksonomi Berpikir. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Sunhaji. (2008). Strategi Pembelajaran: Konsep dan Aplikasinya. Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan, 1.
Susantini, E., Isnawati, & Lisdiana, L. (2016). Effectiveness of Genetics Student
Worksheet to Improve Creative Thinking Skills of Teacher Candidate
Students. Journal of Science Education, 74-79.
Tayeb, T. (2017). Analisis dan Manfaat Model Pembelajaran . Auladuna: Jurnal
Pendidikan Dasar Islam, 48-55.
Ulandari, N., Putri, R., Ningsih, F., & Putra, A. (2019). Efektivitas Model
Pembelajaran Inquiry terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada
Materi Teorema Pythagoras. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan
Matematika, 227-237.
Wahyuni, E. S., Sunyono, & Efkar, T. (2018). Hubungan antara Self Efficacy
dengan Kemampuan Literasi Kimia Menggunakan Model SiMaYang.
FKIP Universitas Lampung, 3.
Wardani, A. S., & Izzati, N. (2017). Menumbuh Kembangkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran
Creative Problem Solving dengan Media Gonggong. Jurnal Kiprah, 50-
60.
Wartono, Takaria, J., Botlolona, R. J., Grusche, S., Hudha, N. M., & Jayanti, Y.
M. (2018). Inquiry-Discovery Empowering High Order Thinking Skills
and Scientific Literacy on Substance Pressure Topic. Jurnal Ilmiah Fisika
Al-BiRuNi, 25.
Widana, I. W. (2017). Higher Order Thinking Skills Assessment (HOTS). JISAE,
36.
Yuliati, L., Kusairi, S., & Munfaridah, N. (2016). Pembelajaran Inkuiri dengan
Thinking Maps pada Pembelajaran Fisika. Jurnal Pengajaran MIPA, 142.