VIII Kerajaan Islam Di Kalimantan, Sulawesi Dan Maluku

Post on 26-Oct-2015

1.250 views 2 download

Transcript of VIII Kerajaan Islam Di Kalimantan, Sulawesi Dan Maluku

LOGO

Kerajaan Islam di Kalimantan, Sulawesi dan MalukuSEJARAH

Elvanya Purba D (08)Hutama Sektiaji (16)Nirma Ayuni S (24)Tutug Kinasih (32)

Kerajaan Islam

Kerajaan di Kalimantan(Kerajaan Banjar)

Kerajaan di Sulawesi(Kerajaan Makassar)

Kerajaan di Maluku (Kerajaan Ternate dan Tidore)

Raja-raja yang memerintah

Aspek Kehidupan Budaya

Aspek Kehidupan Sosial

Aspek Kehidupan Ekonomi

Aspek Kehidupan Pemerintahan

Kerajaan Islam

Kerajaan Banjar (Kalimantan)

Letak : di Kampung Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Kerajaan Banjar adalah kelanjutan dari Kerajaan Dipa dan Daha yang beragama Hindu.

Setelah Pangeran Samudera (Sultan Sariansyah) berhasil meruntuhkan kerajaan Daha, wilayah kekuasaan kerajaan Daha otomatis dikuasainya.

Raja-raja yang memerintah1. Raja I adalah Sultan Suriansyah

Putera Ratu Intan Sari atau Puteri Galuh dengan Raden Manteri Jaya.

2. Raja II adalah Sultan RahmatullahPutera Sultan SuriansyahIa bergelar Susuhunan Batu Putih

3. Raja III adalah Sultan HidayatullahCucu Sultan Suriansyah. Ia bergelar Susuhunan Batu Irang.

4. Raja IV adalah Sultan Mustainbillah.

Perkembangan Ekonomi Mata pencaharian masyarakat yaitu : 1. Pertanian2. Perdagangan kecil-kecilan3. Nelayan4. Kerajinan5. Industri6. Pertukangan.  

Perkembangan Sosial Dalam kehidupan masyarakat ada susunan dan

peranan sosial yang berbentuk limas (lapisan).1. Lapisan pertama golongan penguasa yang

minoritas. Yaitu : Kaum bangsawan/bubuhan raja-raja. Golongan ini mempunyai hak memungut cukai dari hasil bumi, hasil pertanian dan perikanan.

2. Lapisan kedua golongan yang berhubungan dengan masyarakat. Yaitu : pejabat kerajaan, ulama-ulama, mufti, dan penghulu.

Perkembangan Sosial3. Golongan ketiga golongan terbesar. Yaitu : rakyat

biasa. Matapencaharian pertanian dan perdagangan kecil-kecilan, nelayan, kerajinan, industri, dan pertukangan.  

4. Golongan bawah adalah golongan pandeling. Mereka yang kehilangan setengah kemerdekaan akibat hutang-hutang yanlg tak dapat mereka bayar.

Perkembangan Budaya Berkembang beberapa corak seni dan sastra di

Kerajaan Banjar dengan coraknya yang khas. Corak seni lain yang berkembang dipengaruhi

kebudayaan Islam. Contoh :

1. Gamelan yang dipukul dengan lemah lembut2. Seni sastra berkembang dengan menggunakan

huruf Arab Melayu (Jawi)3. Perpaduan antara tonil Melayu dan cerita

Seribu Satu Malam. 4. Seni ukir (ada karena kebiasaan orang kaya

untuk membuat rumah secara mewah, yang dipenuhi dengan ukiran indah)

Perkembangan Pemerintahan Masa Negaradaha jabatan raja selalu diambil silih

berganti dari pewaris yang sah (sengketa). Kerajaan Banjar memulai kembali tradisi bahwa

raja diganti oleh puteranya, sedangkan jabatan Mangkubumi (jabatan tertinggi setelah raja) diputuskan dari rakyat biasa yang mempunyai jasa besar terhadap kerajaan.

Saudara raja dapat menjadi Adipati (raja kecil di daerah kekuasaan/taklukan) tetapi mereka tetap di bawah Mangkubumi.

Kerajaan Makassar (Sulawesi)

Letak : Sulawesi Selatan (kota pelabuhan penghubung antara Malaka dan Maluku)

Kerajaan ini semula terdiri dari dua yaitu Kerajaan Gowa dan Tallo.

Letak strategis dan didukung adanya pelabuhan dagang Somba Opu mendorong Kerajaan Makasar tumbuh menjadi kerajaan yang penting dalam proses penyebaran Islam ke daerah sekitarnya.

Kemajuan Kerajaan Makasar ini juga didorong oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 M, sehingga banyak pedagang-pedagang asing maupun Indonesia yang pindah berdagang di Makasar.

Raja-raja yang memerintah1. Sultan Alaudin

Raja Kerajaan Gowa yang nama aslinya : Daeng ManrabiaRaja pertama Kerajaan MakasarMasa pemerintahan : perhatian dalam bidang pelayaran dan perdagangan.

2. Sultan Muhammad SaidPutra Sultan Alaudin Masa pemerintahan : bermusuhan dengan Belanda.

Raja-raja yang memerintah3. Sultan Hasanudin

Raja terkemuka Kerajaan Makasar yang membawa kerajaan ke puncak kejayaanSangat gigih menentang kekuasaan VOCBerusaha memperluas menguasai jalur perdagangan di Indonesia bagian timurTerjadi perang dengan Belanda, memperkuat armada angkatan perangnya dengan menggunakan perahu kecil yang bisa bergerak gesit dan menang. Kekalahan yang dialami Makasar terjadi setelah Belanda menerapkan politik devide et empera, dengan cara bekerjasama dengan Raja Bone (Aru Palaka).

Raja-raja yang memerintah4. Mapasomba

Putra dari Hasanudin, juga menentang kekuasaan VOC di Makasar meskipun sudah terikat Perjanjian Bongaya. Masa pemerintahan : Kerajaan Makasar semakin mundur dan dominasi kekuasaan Belanda semakin besar Sehingga banyak bangsawan Makasar yang melarikan diri dan membantu perjuangan kerajaan lain.

Perkembangan Ekonomi Semula pelabuhan lokal akhirnya berkembang

menjadi pelabuhan nasional bahkan internasional. Banyak pedagang daerah lain maupun pedagang

asing yang singgah di pelabuhan Somba Opu. Makassar juga berperan memasarkan barang

dagangan dari daerah lainnya. Didukung oleh kepandaian penduduknya dalam

membuat perahu serta hukum niaga yang diberlakukannya yaitu “Apolo Piloping”.

Perkembangan Sosial Kehidupan masyarakat didasarkan pada hukum

Islam yang diawali dalam lingkungan keraton sendiri.

Raja bergelar Sultan. Sultan dibantu oleh suatu dewan Bate  Salapanga.

Jabatan tertinggi di bawah sultan = pabbicarabutta dibantu oleh tumailalang matoa dan tumailalang malolo.

Tumailalang malolo adalah pegawai tinggi urusan istana.

Panglima tertinggi (laksamana) disebut anrong guru lompona tumakjannangang.

Bendahara kerajaan disebut opu bali raten.

Perkembangan Budaya Corak masyarakat Makasar yang maritim

mengakibatkan peninggalan budayanya sedikit sekali antara lain :

1. Bangunano Keraton o Makamo Masjid

2. Bidang seni lainnya o Perahu Phinisi yang mendatangkan

keuntungan besaro Lambo

Perkembangan Pemerintahan Masa Kejayaan : Sultan Hasanudin Masa Kemunduran : Mapa Somba

Kemunduran Kerajaan Makassar Karena permusuhannya dengan VOC yang

berlangsung sangat lama. Ditambah dengan taktik VOC yang memperalat

Aru Palakka ( Raja Bone) untuk mengalahkan Makassar.

Kebetulan saat itu Kerajaan Makassar sedang bermusuhan dengan Kerajaan Bone sehingga Raja Bone setuju bekerja sama dengan VOC.

Awalnya disebut Kerajaan Gapi yang kemudian lebih dikenal sebagai Kerajaan Ternate

Berdiri abad ke-13 di Sampalu, Pulau Ternate, Maluku.

Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada 1257.

Kerajaan Ternate

Kerajaan Ternate (Maluku)

Raja-raja yang memerintah Kerajaan Ternate1. Zainal Abidin

Raja Islam pertama di Kerajaan Ternate Masa pemerintahan : Islam berkembang pesat berkat peranan dari pedagang Islam asal Tuban dan Gresik.

2. Sultan TabarijiPutra dari Zainal abidin. Masa pemerintahan : Portugis datang ke Maluku dan berhasil mendirikan Benteng Sao Paulo di Ternate, sedangkan Spanyol menjalin kerjasama dengan Kerajaan Tidore.

Raja-raja yang memerintah Kerajaan Ternate3. Sultan Hairun (1550 – 1570 M)

Masa pemerintahan, Portugis memonopoli perdagangan.Ditangkap Portugis dan dibunuh.

4. Sultan Baabullah (1570 – 1583 M)Pemerintahannya mencapai kejayaan, yaitu wilayahnya sampai Philipina bagian selatan. Portugis berhasil diusir dari Maluku pada tahun 1577 M. Akan tetapi pada tahun 1605 M Ternate jatuh ke tangan VOC.

Masa kegemilangan abad ke-16 berkat perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya.

Masa Kejayaan (dibawah pimpinan Sultan Baabullah).

Kerajaan Ternate membentang mencakup wilayah Maluku, Sulawesi utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan Filipina hingga sejauh Kepulauan Marshall di pasifik.

Aspek Kehidupan Ekonomi

Sultan Baabullah

Perbedaan agama dimanfaatkan oleh Portugis untuk memancing pertentangan antar pemeluk agama.

Setelah masuknya Belanda di Maluku, semua orang yang sudah memeluk agama Katholik harus berganti agama menjadi Protestan.

Kehidupan rakyat Maluku pada zaman kompeni Belanda sangat memprihatinkan sehingga muncul gerakan menentang Kompeni Belanda.

Aspek Kehidupan Sosial

Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Ternate adalah keahlian membuat kapal. Ternate mengirim 5 buah perahu kora-kora untuk menghancurkan armada Portugis.

Kedudukan Ternate berpengaruh dalam mengangkat derajat Bahasa Ternate sebagai bahasa pergaulan di berbagai wilayah yang berada dibawah pengaruhnya.

Prof E.K.W. Masinambow mengemukakan bahwa bahasa Ternate memiliki dampak terbesar terhadap bahasa Melayu yang digunakan masyarakat timur Indonesia.

Aspek Kehidupan Budaya

Kerajaan Ternate sebagai pemimpin Uli Lima (Ambon, Seram, Ubi, Bacan) dan Kerajaan Tidore Uli Siwa (Jalilo, Makian, pulau-pulau sekitarnya sampai Irian).

Portugis memihak Ternate dan memonopoli perdagangan.

Sultan Khairun mengadakan penyerangan, tapi Portugis berdalih untuk mengadakan perundingan.

Sultan Baabullah bangkit menentang Portugis, Portugis dikalahkan dan meninggalkan benteng dan menyingkir ke Ambon

Aspek Kehidupan Politik

Raja Ternate pertama adalah Syahadati alias Muhammad Naqal.

Raja Ternate yang kesembilan, Cirililiyah bersedia memeluk agama Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab. Putra sulungnya Mansur pun juga masuk Islam.

Agama Islam masuk pertama kali di Tidore pada tahun 1471 (menurut catatan Portugis).

Kerajaan Tidore

Kerajaan Tidore (Maluku)

Raja-raja yang memerintah Kerajaan Tidore Sultan Tidore yang terkenal adalah Sultan Nuku. Masa pemerintahannya berhasil memperluas

wilayahnya hingga ke Halmahera, Seram, Kei, dan Misol Irian sambil menyebarkan Islam ke wilayah tersebut.

Selain itu juga berhasil mengusir Belanda dari Tidore dengan cara bekerjasama dengan Inggris menerapkan politik devide et empera.

Masyarakat Tidore menjadi produsen rempah-rempah sehingga banyak pedagang yang datang ke Maluku bahkan bangsa eropa banyak yang ingin menguasainya.

Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780–1805).

Sultan Nuku

Aspek Kehidupan Ekonomi

Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Tidore dalam kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam.

Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Nuku dari Tidore dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an.

Aspek Kehidupan Sosial

Hasil budaya masyarakat Tidore tidak dapat berkembang pesat, karena mereka lebih memfokuskan di bidang perdagangan dan pelayaran.

Aspek Kehidupan Budaya

Kerajaan Tidore memperluas pengaruhnya ke Makayan Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua yang disatukan dalam suatu persekutuan yang disebut Persekutuan Uli Siwa.

Maluku berhasil dikuasai oleh Portugis. Portugis mulai melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap rakyat Maluku.

Ternate dan Tidore sadar bahwa mereka harus bersatu untuk mengusir penjajahan Portugis di Maluku.

Portugis pun dapat dikalahkan dan dimenyingkir ke Ambon.

Aspek Kehidupan Politik

Ternate dan Tidore hidup berdampingan secara damai. Setelah Portugis dan Spanyol datang ke Maluku, kedua kerajaan diadu domba.

Terjadi persaingan. Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512 menjadikan Ternate sebagai sekutunya dengan membangun benteng Sao Paulo. Spanyol yang masuk Maluku pada tahun 1521 menjadikan Tidore sebagai sekutunya.

Kedua bangsa itu sama-sama ingin memonopoli hasil bumi dari kedua kerajaan tersebut dan menyebarkan ajaran agama mereka.

Dengan masuknya Spanyol dan Portugis ke Maluku, kehidupan beragama dan bermasyarakat di Maluku jadi beragam: ada Katolik, Protestan, dan Islam.

Hubungan antara Kerajaan Ternate dan

Tidore

LOGO

SMA Negeri 1 Surakarta