bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/09/...... dan...
Transcript of bappeda.bandungkab.go.idbappeda.bandungkab.go.id/bappeda_2015/wp-content/uploads/2015/09/...... dan...
ii
DAFTAR ISI
Hal KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Landasan Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
C. Maksud dan Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1. Maksud . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
D. Hubungan Renstra Dinas Kesehatan dengan Dokumen
Perencanaan Lainnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
E. Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
BAB II TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN 7
A. Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
B. Kepegawaian dan Perlengkapan Dinas Kesehatan. . . . . . 18
BAB III VISI, MISI, NILAI – NILAI ORGANISASI, dan ANALISIS
LINGKUNGAN STRATEGIS PEMBANGUNAN
KESEHATAN 2010 – 2015
21
A. Visi dan Misi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
B. Nilai – Nilai Organisasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
C. Analisis Lingkungan Strategis Pembangunan Kesehatan . 22
Perkembangan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten
Bandung . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .
22
Kondisi Umum Daerah Masa Kini. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
1. Geografis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
2. Kependudukan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
a. Jumlah Penduduk dan Komposisi Penduduk. . . . . . 30
b. Tingkat Pendidikan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
c. Pertumbuhan, Mobilitas, dan Persebaran Penduduk 31
d. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian. . . 32
e. Distribusi Penduduk Kelompok Rentan . . . . . . . . . . 33
f. Penduduk Miskin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
iii
3. Masalah Kesehatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
4. Masalah yang Terkait dengan Pembangunan
Kesehatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
1) Lingkungan Internal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
a) Kekuatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
b) Kelemahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36
2) Lingkungan Eksternal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36
a) Peluang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36
b) Ancaman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
5. Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Masalah
Terkait Dengan Pembangunan Kesehatan . . . . . . . . . . 38
6. Analisa Kecenderungan Masalah Kesehatan . . . . . . . . 39
7. Ketersediaan Sumber Daya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
Kondisi yang Diinginkan dan Proyeksi Ke Depan . . . . . . . 40
BAB IV TUJUAN, SASARAN dan CARA MENCAPAINYA 42
A. Tujuan Pembangunan Kesehatan 2010 - 2015 . . . . . . . . . 42
B. Rencana Strategis 2010 - 2015 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
Ringkasan Rencana Strategis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
Rincian Rencana Strategis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 47
BAB V KERANGKA IMPLEMENTASI 103
A. Pagu Indikatif Pendanaan dan Sumber Dana
Pembangunan Kesehatan 2010 - 2015 . . . . . . . . . . . . . . .
103
B. Koordinasi, Pengendalian dan Evaluasi. . . . . . . . . . . . . . . 104
BAB VI PENUTUP 105
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga Kami dapat menyusun Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2011 – 2015
ini pada waktunya.
Kami menyadari sepenuhnya Rencana Strategis ini tidak mungkin terwujud tanpa
dukungan dan sumbang saran dari seluruh staf Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung.
Selanjutnya rencana strategis ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam
penyusunan rencana kegiatan dalam limat tahun mendatang sehingga tujuan dari visi dan
pelaksanaan misi dapat dapat terwujud sesuai rencana.
Walaupun sudah berusaha dengan segenap kemampuan, Kami menyadari dalam
penulisan dokumen ini banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu kritik, saran dan masukan dari semua pihak sangat Kami harapkan demi
penyempurnaan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2011 -
2015 ini.
Bandung, 2011
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
dr. H. Achmad Kustijadi, M.Epid Pembina Utama Muda
NIP. 19580623 198711 1 001
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ringkasan Rencana Strategis
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan
berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemadirian, adil dan merata, serta
pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu,
anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan: 1) Obat dan perbekalan, 2)
Upaya kesehatan masyarakat, 3) Pengawasan obat dan makanan, 4) Promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, 5) Perbaikan gizi masyarakat, 6) Pengembangan lingkungan
sehat, 7) Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, 8) Standarisasi pelayanan
kesehatan, 9) Pelayanan kesehatan penduduk miskin, 10) Pengadaan, peningkatan dan
perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya, 11)
Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan, 12) Peningkatan pelayanan kesehatan lansia,
dan 13) Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak. Upaya tersebut dilakukan dengan
memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan
lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta globalisasi dan
demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral. Penekanan
diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan
preventif.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka sebagai salah
satu pelaku pembangunan kesehatan daerah, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung telah
menyusun Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Tahun 2011 -2015.
Renstra Dinas Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang
memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 2
Dinas Kesehatan maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu
tahun 2011 – 2015.
Renstra Dinas Kesehatan tahun 2011 - 2015 ini didasarkan pada struktur organisasi Dinas
Kesehatan yang memberikan penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, dan Millenium
Development Goals (MDG’s).
B. Landasan Hukum
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung meyakini bahwa terwujudnya visi dan misi Kabupaten
Bandung, pembangunan kesehatan mutlak diperlukan dalam menunjang pembangunan
nasional secara keseluruhan. Sejalan dengan hal tersebut di atas agar derajat kesehatan dapat
terwujud secara optimal maka perlu disusun rencana pembangunan kesehatan yang spesifik
berlandaskan produk hukum yang berlaku dan berkaitan dengan kesehatan, sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
8. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 3
10. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4124;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana
Kerja Pemerintah;
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2010 – 2014;
15. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2011;
16. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
18. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010; Nomor
0199/M PPN/04/2010; Nomor PMK 95/PMK 07/2010, tentang Penyelarasan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
20. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD);
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat;
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-
2025;
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-
2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 4
24. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 72 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang Transparansi
dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintah di Kabupaten Bandung;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 8 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Penyusunan Perencanaan Pembangunaan Daerah;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2006 tentang Alokasi Dana
Perimbangan Desa di Kabupaten Bandung sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 24 Tahun 2009 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2006 tentang Alokasi
Dana Perimbangan Desa di Kabupaten Bandung;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2006 tentang Pedoman
Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah;
30. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 17 Tahun 2007 tentang Urusan
Pemerintahan Kabupaten Bandung;
31. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2007 sampai dengan 2027 (Lembaran
Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2008 Nomor 3).
C. Maksud dan Tujuan
Maksud
Berdasarkan pertimbangan di atas, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung ini disusun dengan maksud sebagai berikut:
a. Menyediakan dokumen RPJM Bidang Kesehatan Tahun 2011 – 2015 sebagai bahan
dalam penyusunan dokumen perencanaan daerah.
b. Sebagai acuan resmi bagi seluruh pengelola program dan kegiatan jajaran Dinas
Kesehatan dan masyarakat dalam menentukan prioritas program lima tahunan yang
digunakan sebagai pedoman dalam rencana kerja tahunan (RKPD) Dinas Kesehatan.
Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemda dan DPRD, serta masyarakat untuk memahami
dan menilai arah kebijakan dan program Dinas Kesehatan selama lima tahun.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 5
Tujuan
Tujuan dari Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2011 – 2015
adalah:
Merupakan bagian dari rencana pembangunan jangka panjang menengah daerah
(RPJMD) yang merupakan tahapan dari Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
sebagai dokumen perencanaan induk dengan wawasan waktu 20 tahunan.
Merupakan arah pembangunan yang ingin dicapai daerah di bidang kesehatan dalam
kurun waktu masa bakti Kepala Daerah terpilih.
Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan
setiap program pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung.
Memudahkan seluruh pengelola program dan kegiatan dalam mencapai tujuan dengan
cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur.
Memudahkan seluruh pengelola program dan kegiatan untuk memahami dan menilai
arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu
lima tahunan.
D. Hubungan Renstra Dinas Kesehatan dengan
Dokumen Perencanaan Lainnya
Hubungan Renstra Dinas Kesehatan dengan Dokumen Perencanaan lainnya, yaitu selain
memperhatikan RPJMD Kabupaten Bandung, Renstrada Provinsi Jawa Barat juga
memperhatikan dokumen perencanaan lainnya yakni Renstra Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2010-2014.
E. Sistematika Penulisan
Dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung tahun 2011 – 2015 terdiri dari 6
bab. Bab I terdiri atas latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, dan hubungan
Renstra Dinas Kesehatan dengan dokumen lainnya serta sistematika penulisan. Selanjutnya
pada Bab II membahas tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung yang berisi
tugas dan fungsi Dinas Kesehatan serta kepegawaian dan perlengkapan Dinas Kesehatan.
Bab III membahas visi, misi, nilai-nilai dan analisis lingkungan strategis pembangunan
kesehatan tahun 2011 – 2015 yang dijabarkan dalam visi dan misi, nilai-nilai organisasi,
serta analisis lingkungan strategis pembangunan kesehatan tahun 2011 – 2015. Bab IV
tentang tujuan, sasaran, dan cara-cara mencapainya menguraikan tentang tujuan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Bandung, sasaran pembangunan kesehatan 2011 -
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 6
2015, strategi pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan 2011 – 2015, arah
kebijakan serta program dan kegiatan. Selanjutnya Bab V mengutarakan kerangka
implementasi yang dijabarkan ke dalam pagu indikatif pendanaan dan sumber dana
pembangunan kesehatan 2011 – 2015 dan koordinasi, pengendalian, dan evaluasi. Bab VI
penutup.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 7
BAB II TUGAS dan FUNGSI DINAS
KESEHATAN
A. Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung merupakan Dinas Otonomi Daerah yang secara
struktur sepenuhnya berada dalam kewenangan pemerintahan Daerah, sedangkan hubungan
dengan Dinas Kesehatan Propinsi adalah merupakan hubungan kerja fungsional, sehingga
tugas-tugas bantuan (dekonsentrasi) di bidang kesehatan di tingkat Kabupaten dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung mempunyai tugas merumuskan kebijaksanaan sistem
kesehatan Kabupaten dan dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang kesehatan
yang meliputi program, penyehatan lingkungan dan penanggulangan penyakit, pelayanan
kesehatan, kesehatan keluarga, farmasi serta melaksanakan ketatausahaan Dinas. Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung berfungsi sebagai
pelaksana perumusan kebijaksanaan sistem kesehatan kabupaten dan kegiatan teknis
operasional di bidang kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan, penyehatan lingkungan
dan penanggulangan penyakit, kesehatan keluarga dan farmasi serta pelaksana pelayanan
teknis administratif ketatausahaan di bidang kesehatan. Dinas ini berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Bupati Bandung.
Maksud dan tujuan pembentukan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, sebagaimana
tercantum dalam peraturan Daerah Kabupaten Bandung, Nomor 20 Tahun 2007 yaitu :
1. Bahwa untuk meningkatkan dan mengembangkan bidang Kesehatan yang telah
dilaksanakan di Kabupaten Bandung, telah dibentuk Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung.
2. Bahwa agar Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dapat melaksanakan tugasnya secara
berdaya guna dan berhasil guna dipandang perlu untuk menetapkan susunan Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung, Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung mempunyai kedudukan, tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 8
1. Kedudukan
a. Dinas daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
b. Dinas Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan
tanggung jawab kepada Bupati Kepala Daerah.
2. Tugas Pokok
Dinas mempunyai tugas pokok merumuskan kebijaksanaan sistem kesehatan Kabupaten
dan dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang kesehatan yang meliputi
program, penyehatan lingkungan dan penanggulangan penyakit, pelayanan kesehatan,
kesehatan keluarga, farmasi serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.
3. Fungsi
Berdasarkan perda tersebut Dinas Kesehatan mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan perumusan kebijaksanaan sistem kesehatan kabupaten dan pelaksanaan
kegiatan teknis operasional di bidang kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan,
penyehatan lingkungan dan penanggulangan penyakit, kesehatan keluarga dan
farmasi.
b. Pelaksana pelayanan teknis administratif ketatausahaan.
Susunan organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung telah ditetapkan dengan Peraturan
Bupati Bandung Nomor 5 Tahun 2008. Adapun unsur Organisasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung terdiri atas :
1. Pimpinan, adalah kepala Dinas
2. Pembantu pimpinan adalah Sekretariat
3. Pelaksana adalah Bidang, UPTD Laboratorium, UPTD Obat dan Perbekalan Kesehatan,
dan UPTD Pelayanan Kesehatan, serta Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dapat dilihat pada gambar berikut
:
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 9
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN (Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2007)
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
Sub. Bag. Umum dan Kepegawaian
Sub. Bag. Keuangan
Sub. Bag.
Penyusunan Program
Kelompok Jabatan
Fungsional
Bidang Pelayanan Kesehatan
Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Bidang Bina Kesehatan Masyarakat
Bidang Pengawasan
dan Pengendalian
Kesehatan
Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus
Seksi Penunjang Pelayanan
Seksi Pengamatan dan Pencegahan
Penyakit
Seksi Pemberantasan
Penyakit
Seksi Penyehatan Lingkungan
Seksi Kesehatan Keluarga
Seksi Gizi
Seksi Kemitraan dan Pembiayaan
Kesehatan
Seksi Pengawasan dan Pengendalian
Farmasi dan Makanan dan Minuman
Seksi Sumber Daya Kesehatan
Seksi Penelitian, Pengembangan, dan Informasi Kesehatan
UPTD Laboratorium
UPTD Pelayanan Kesehatan
UPTD Obat & Perbekkes
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 10
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan, mengatur, membina,
mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembangunan di Bidang Kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Dinas Kesehatan menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup
tugasnya;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2. Sekretariat
Sekretaris mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan
tugas-tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan yang meliputi
pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan umum dan kepegawaian serta
pengelolaan keuangan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan pelayanan
kesekretariatan;
b. Penetapan rumusan kebijakan koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan
tugas-tugas Bidang secara terpadu;
c. Penetapan rumusan kebijakan pelayanan administratif Dinas;
d. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi umum dan kerumahtanggaan;
e. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan serta
hubungan masyarakat;
f. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
g. Penetapan rumusan kebijakan administrasi pengelolaan keuangan;
h. Penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas Dinas;
i. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian publikasi pelaksanaan tugas Dinas;
j. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian penyusunan dan penyampaian bahan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Dinas;
k. Pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan;
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 11
l. Evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan;
m. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
n. Pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga
atau pihak ketiga di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan.
Sekretariat, membawahkan:
a. Sub Bagian Penyusunan Program
Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan
pengkoordinasian penyusunan rencana dan program Dinas.
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas
pelayanan administrasi umum dan kerumahtanggaan serta administrasi kepegawaian.
c. Sub Bagian Keuangan
Kepala Subag Keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi dan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Dinas.
3. Bidang Pelayanan Kesehatan
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok memimpin,
mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan pelayanan
kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan khusus dan
penunjang kesehatan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan pelayanan kesehatan;
b. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
kesehatan khusus dan penunjang pelayanan;
c. penetapan rumusan kebijakan penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan;
d. penetapan rumusan kebijakan penyelenggaraan upaya kesehatan pada daerah
perbatasan, terpencil, dan rawan;
e. penetapan rumusan kebijakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji;
f. pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesehatan;
g. evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesehatan;
h. pelaksanaan tuas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
i. pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga
atau pihak ketiga di bidang pengelolaan pelayanan kesehatan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 12
Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahkan:
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan
pelayanan kesehatan dasar.
b. Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus
Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan
pelayanan kesehatan khusus.
c. Seksi Penunjang Pelayanan
Seksi Penunjang Pelayanan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengembangan dan pengelolaan
penunjang pelayanan kesehatan.
4. Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas
pokok dan fungsi memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di
bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit serta penyehatan lingkungan yang
meliputi pengamatan dan pencegahan penyakit, pemberantasan penyakit serta
penyehatan lingkungan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Kepala Bidang
Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan menyelenggaran fungsi:
a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pencegahan dan pemberantasan
penyakit serta penyehatan lingkungan;
b. penyelenggaraan surveilans epidemiologi dan penyelidikan kejadian luar biasa;
c. penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan penyakit
tidak menular tertentu;
d. penyelenggaraan operasional pencegahan dan penanggualangan masalah kesehatan
akibat bencana dan wabah;
e. penyelenggaraan pencegahan dan penganggulangan pencemaran lingkungan;
f. penyelenggaraan penyehatan lingkungan;
g. pelaporan pelaksanaan tugas pencegahan dan pemberantasan penyakit serta
penyehatan lingkungan;
h. evaluasi pelaksanaan tugas pencegahan dan pemberantasan penyakit serta penyehatan
lingkungan;
i. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 13
j. pelaksanaan koordinas/kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga
atau pihak ketiga di bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit serta penyehatan
lingkungan.
Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, membawahkan:
a. Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit
Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengembangan
pengamatan dan pencegahan penyakit.
b. Seksi Pemberantasan Penyakit
Seksi Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas peningkatan dan
pengembangan pemberantasan penyakit.
c. Seksi Penyehatan Lingkungan
Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas peningkatan dan
pelayanan penyehatan lingkungan.
5. Bidang Bina Kesehatan Masyarakat
Bidang Bina Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas pokok memimpin,
mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang fasilitasi dan pembinaan
kesehatan masyarakat yang meliputi kesehatan keluarga, pelayanan gizi serta
pengembangan kemitraan dan pembiayaan kesehatan. Dalam melaksanakan tugas
pokoknya Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat menyelenggaran fungsi:
a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja fasilitasi dan pembinaan kesehatan
masyarakat;
b. penyelenggaraan pelayanan kesehatan keluarga yang meliputi kesehatan ibu,
neonatal, bayi, balita, anak, kesehatan reproduksi, upaya kesehatan sekolah dan
kesehatan usia lanjut;
c. penyelenggaraan survailans dan penanggulangan gizi buruk;
d. penyelenggaraan perbaikan gizi keluarga dan integritas program gizi;
e. penyelenggaraan promosi kesehatan;
f. penyelenggaraan pengkajian potensi dan permasalahan dalam pengembangan JPKM
yang meliputi pengembangan badan penyelenggara, kepesertaan, Bapim dan
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan serta pembiayaan kesehatan;
g. penyelenggaraan pembinaan dan pengendalian bapel JPKM;
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 14
h. penyelenggaraan pengembangan pola kemitraan pelayanan kesehatan yang meliputi
pengembangan pesan kesehatan, sarana dan metoda penyuluhan serta upaya
memotivasi petugas kesehatan;
i. penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai kondisi lokal;
j. penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan nasional;
k. pelaporan pelaksanaan tugas fasilitasi dan pembinaan kesehatan masyarakat;
l. evaluasi pelaksanaan tugas fasilitasi dan pembinaan kesehatan masyarakat;
m. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
n. pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga
atau pihak ketiga di bidang fasilitasi dan pembinaan kesehatan masyarakat.
Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, membawahkan:
a. Seksi Kesehatan Keluarga
Seksi Kesehatan Keluarga mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan keluarga.
b. Seksi Gizi
Seksi Gizi mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan tugas peningkatan dan pengembangan pelayanan gizi.
c. Seksi Kemitraan dan Pembiayaan Kesehatan
Seksi Kemitraan dan Pembiayaan Kesehatan mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengembangan
kemitraan pelayanan kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
6. Bidang Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan
Bidang Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan mempunyai tugas pokok memimpin,
mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang peningkatan pengawasan
dan pengendalian kesehatan yang meliputi pengawasan dan pengendalian farmasi dan
makanan dan minuman, sumber daya kesehatan serta penelitian, pengembangan dan
informasi kesehatan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bidang
Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan mempunyai fungsi :
a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja peningkatan pengawasan dan
pengendalian kesehatan;
b. Penyelenggaraan pembinaan, monitoring dan evaluasi pengawasan farmasi dan
makanan dan minuman, sumber daya kesehatan serta penelitian pengembangan
informasi kesehatan;
c. Penetapan rumusan kebijakan registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana kesehatan;
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 15
d. Penetapan rumusan kebijakan pemberian perijinan sarana kesehatan yang meliputi
Rumah Sakit Pemerintah Kelas C/D, Rumah Sakit Swasta yang setara, praktek
berkelompok, klinik umum/spesialis, rumah bersalin, klinik dokter keluarga/gigi,
kedokteran komplementer, pengobatan tradisional dan sarana penunjang yang setara
serta rekomendasi perijinan sarana kesehatan tertentu;
e. Penetapan penyediaan dan pengelolaan obat pelayanan kesehatan dasar, alat
kesehatan, reagensia dan vaksin;
f. Penyelenggaraan pemeriksaan setempat sarana produksi dan distribusi sediaan
farmasi dan sarana pelayanan kesehatan swasta lainnya;
g. Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian peredaran registrasi serta sertifikasi
produk makanan dan minuman;
h. Penyelenggaraan sertifikasi alat kesehatan dan PKRT Kelas I serta pemberian
rekomendasi perijinan PBF Cabang, PBAK dan Industri Kecil Obat Tradisional
(IKOT);
i. Penyelenggaraan pemberian perijinan sarana dan tenaga kesehatan swasta;
j. Penyelenggaraan dan pendayagunaan serta pemanfaatan tenaga kesehatan strategis;
k. Penetapan pelaksanaan kebutuhan pelatihan teknis dan fungsional;
l. Penyelenggaraan registrasi, akreditasi dan sertifikasi tenaga keehatan tertentu sesuai
peraturan perundang-undangan;
m. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendukung
perumusan kebijakan pelayanan kesehatan;
n. Penyelenggaraan dan pengelolaan surkesda;
o. Penyelenggaraan implementasi penapisan IPTEK di bidang pelayanan kesehatan;
p. Penyelenggaraan promosi dan informasi pelayanan kesehatan;
q. Pelaporan pelaksanaan tugas peningkatan pengawasan dan pengendalian kesehatan;
r. Evaluasi pelaksanaan tugas peningkatan pengawasan dan pengendalian kesehatan
s. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
t. Pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga
atau pihak ketiga di bidang peningkatan pengawasan dan pengendalian kesehatan.
Bidang Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan, membawahkan:
a. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Farmasi dan Makanan dan Minuman
Seksi Pengawasan dan Pengendalian Farmasi dan Makanan dan Minuman
mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan tugas peningkatan pengawasan dan pengendalian farmasi
dan makanan dan minuman.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 16
b. Seksi Sumber Daya Kesehatan
Seksi Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pembinaan dan
peningkatan kapasitas sumber daya kesehatan.
c. Seksi Penelitian, Pengembangan dan Informasi Kesehatan
Seksi Penelitian, Pengembangan dan Informasi Kesehatan mempunyai tugas pokok
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas
penelitian, pengembangan dan informasi kesehatan.
7. UPTD Obat dan Perbekalan Kesehatan
UPTD Obat dan Perbekalan Kesehatan mempunyai tugas pokok memimpin,
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian
fungsi Dinas di bidang pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan yang meliputi
perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
monitoring dan evaluasi obat dan perbekalan kesehatan. Untuk menyelenggarakan tugas
pokok tersebut, UPTD Obat dan Perbekalan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan operasional kegiatan pengendalian obat dan perbekalan kesehatan;
b. Pelaksanaan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar;
c. Pelaksanaan perhitungan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan untuk pelayanan
kesehatan;
d. Penyusunan rencana pengadaan obat dan perbekalan kesehatan;
e. Pelaksanaan distribusi obat dan perbekalan kesehatan sesuai permintaan unit
pelayanan;
f. Pelaksanaan pencatatan, pelaporan, evaluasi dan monitoring penggunaan obat dan
perbekalan kesehatan;
g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
i. Pelaksanaan koordinasi obat dan perbekalan kesehatan dengan sub unit kerja lain di
lingkungan Dinas.
UPTD Obat dan Perbekalan Kesehatan, membawahkan Sub Bagian Tata Usaha yang
mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan pengelolaan ketatausahaan UPTD
di bidang pengendalian obat dan perbekalan kesehatan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 17
8. UPTD Laboratorium Kesehatan
UPTD Laboratorium mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pelayanan
dan pengembangan laboratorium kesehatan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut
UPTD Laboratorium Kesehatan menyelenggarakan fungsi;
a. Perencanaan operasional kegiatan pelayanan dan pengembangan laboratorium
kesehatan;
b. Pelaksanaan pelayanan dan pengembangan laboratorium kesehatan;
c. Pelaksanaan pemberian bahan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi
kepegawaian pelayanan dan pengembangan kesehatan;
d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelayanan dan pengembangan
laboratorium kesehatan;
e. Pelaksanaan operasional kegiatan laboratorium kesehatan yang meliputi laboratorium
klinik, kualitas air, skrining tes, surveilans epidemiologi, KLB dan penyakit menular;
f. Penyelenggaraan rujukan kesehatan dan pengujian kesehatan;
g. Pelaksanaan kegiatan pelayanan dan pengujian kesehatan;
h. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
i. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
j. Pelaksanaan koordinasi pelayanan laboratorium kesehatan dengan sub unit kerja lain
di lingkungan Dinas.
UPTD Laboratorium Kesehatan membawahkan Sub Bagian Tata Usaha yang mempunyai
tugas pokok menyusun dan melaksanakan pengelolaan ketatausahaan UPTD di bidang
pelayanan dan pengembangan laboratorium kesehatan.
9. UPTD Pelayanan Kesehatan
UPTD Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok mempimpin, merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi Dinas di
bidang pelayanan dan pembangunan kesehatan di tingkat Kecamatan. Dalam
melaksanakan tugas pokok tersebut UPTD Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan
fungsi:
a. perencanaan operasional kegiatan pelayanan dan pembangunan kesehatan di tingkat
Kecamatan;
b. pelaksanaan pelayanan dan pembangunan kesehatan di tingkat Kecamatan;
c. fasilitasi pemberdayaan masyarakat di bidang pelayanan dan pembangunan kesehatan
di tingkat kecamatan;
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 18
d. pelaksanaan pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan masyarakat;
e. pelaksanaan rujukan pelayanan kesehatan;
f. penyusunan mekanisme organisasi dan tatalaksana pelaksanaan pelayanan kesehatan
perorangan dan masyarakat;
g. pengelolaan anggaran pelaksanaan pelayanan dan pembangunan kesehatan di tingkat
Kecamatan;
h. pelaksanaan pengembangan kemitraan pelayanan dan pembangunan kesehatan di
tingkat Kecamatan;
i. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
j. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
k. pelaksanaan koordinasi pelayanan kesehatan dengan sub unit kerja lain di lingkungan
Dinas.
UPTD Pelayanan Kesehatan membawahkan Sub Bagian Tata Usaha yang mempunyai
tugas pokok menyusun dan melaksanakan pengelolaan ketatausahaan UPTD di bidang
pelayanan dan pembangunan kesehatan di tingkat Kecamatan.
10. Jabatan Fungsional
Pengaturan tugas pokok dan fungsi jabatan fungsional diatur lebih lanjut setelah dibentuk
dan ditetapkan jenis dan jenjangnya oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
B. Kepegawaian dan Perlengkapan Dinas Kesehatan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
Dalam melaksanakan pembangunan Kesehatan di Kabupaten Bandung diperlakukan
berbagai jenis tenaga kesehatan yang bergerak bersama untuk mencapai tujuan yang sama.
Tenaga kesehatan tersebut harus dapat memahami prinsip paradigma sehat yang
mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pengadaan tenaga dilakukan melalui pendidikan dan pengembangan tenaga kesehatan, serta
pelatihan tenaga yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta atau masyarakat.
Pola tenaga kesehatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Tenaga Medis (meliputi Dokter dan Dokter Gigi).
b. Tenaga Keperawatan (meliputi Perawat, Perawat Gigi dan Bidan).
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 19
c. Tenaga Kefarmasian (meliputi Apoteker, Analis Farmasi dan Asisten Apoteker).
d. Tenaga Kesehatan Masyarakat (meliputi Epidemiolog Kesehatan, Entomolog Kesehatan,
Mikrobiolog Kesehatan, Penyuluh Kesehatan, Administrator Kesehatan dan Sanitarian).
e. Tenaga Gizi (meliputi Nutrisionis dan Dietisien).
f. Tenaga Keterapian Fisik (meliputi Fisioterapis, Okuterapis dan Terapis Wicara).
g. Tenaga Keteknisian Medis (meliputi Radiografer, Radioterapis, Teknis Gigi, Teknisi
Elektromedis, Analis Kesehatan, Refraksionis Optisien, Otorik Prostetik, Teknisi
Transfusi dan Perekam Medis).
Distribusi Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja
Distribusi ratio terhadap penduduk dan pemenuhan tenaga Kesehatan berdasarkan
Pendidikan di Kabupaten Bandung pada tahun 2010 adalah sebagai berikut :
a. Medis
Tenaga medis yang ada dan tersebar di Puskesmas Kabupaten Bandung berjumlah 144
orang, dengan rincian 97 dokter umum dan 47 dokter gigi. Rasio tenaga medis terhadap
penduduk di Kabupaten Bandung yang berjumlah 3.174.499 adalah 1 : 22.046. Selain itu
tenaga medis yang bertugas di Kantor Dinas berjumlah 11 orang, yang terdiri dari 5
dokter umum, 5 dokter gigi, dan 1 dokter spesialis.
b. Keperawatan
Tenaga keperawatan yang tersebar di puskesmas Kabupaten Bandung berjumlah 783
orang, dengan rincian 297 orang perawat dan bidan 486 orang. Rasio tenaga keperawatan
di Kabupaten Bandung 1 : 4.055 yang berarti 1 orang tenaga keperawatan melayani
4.053 orang. Sementara itu tenaga keperawatan yang ada di Kantor Dinas berjumlah 20
orang, yang terdiri dari 10 orang perawat dan 10 orang bidan.
c. Tenaga Farmasi
Tenaga farmasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung sebanyak 34 orang,
yang tersebar di 61 Puskesmas. Rasio tenaga Farmasi terhadap penduduk adalah 1 :
93.368. Sedangkan tenaga farmasi yang bertugas di Kantor Dinas sebanyak 9 orang.
d. Nutrisionis
Nutrisionis yang tersebar di 61 puskesmas di Kabupaten Bandung sebanyak 57 orang.
Rasio tenaga gizi terhadap penduduk sebesar 1 : 55.693. Nutrisionis yang bertugas di
Kantor Dinas sebanyak 3 orang.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 20
e. Sanitarian
Sanitarian yang tersebar di 61 puskesmas di Kabupaten Bandung sebanyak 49 orang,
sehingga rasio sanitarian terhadap penduduk adalah 1 : 64.786.
f. Tenaga Analis
Jumlah tenaga analis yang ada di lingkungan Kabupaten Bandung sebanyak 22 orang
dengan rincian 3 orang bertugas di Kantor Dinas dan 19 orang tersebar di puskesmas.
g. Sarjana Kesehatan Masyarakat
Jumlah sarjana kesehatan masyarakat di Kabupaten Bandung 32 orang, yang terdiri dari
14 orang bertugas di Kantor Dinas dan 18 tersebar di puskesmas.
h. Tenaga Umum
Jumlah tenaga umum yang ada sebesar 279 orang, dengan rincian 63 orang bertugas di
Kantor Dinas sedangkan 216 orang lainnya tersebar di 61 puskesmas yang ada di wilayah
Kabupaten Bandung.
Perlengkapan Dinas Kesehatan
1. Puskesmas TTP = 57 Buah
2. Puskesmas DTP = 5 Buah
3. Bangunan Poskestren = 13 Buah
4. Pustu = 86 Buah
5. Polindes/Poskesdes = 78 Buah
6. Poskesdes = 27 Buah
7. Kendaraan Roda 2 (dua) = 69 Buah
8. Kendaraan Roda 4 (empat) = 26 Unit
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 21
BAB III
VISI, MISI, NILAI-NILAI
ORGANISASI, dan ANALISIS
LINGKUNGAN STRATEGIS
PEMBANGUNAN KESEHATAN
2011-2015
Pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Bandung pada dasarnya bermuara pada
peningkatan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari 3 komponen yaitu:
kesehatan, pendidikan dan daya beli masyarakat. Untuk mencapai tujuan pembangunan
tersebut khususnya komponen kesehatan, Dinas Kesehatan menetapkan Visi, Misi, Nilai-
nilai, dan analisis lingkungan strategis Pembangunan Kesehatan tahun 2011-2015.
A. Visi dan Misi
Visi Dinas Kesehatan
Visi Pembangunan Kesehatan Kabupaten Bandung tahun 2011-2015
adalah ”Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bandung Yang Sehat secara Mandiri”.
Maksud dari visi di atas:
- Masyarakat Kabupaten Bandung adalah penduduk/masyarakat yang bermukim di
wilayah Kabupaten Bandung dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kabupaten
Bandung.
- Sehat adalah suatu keadaan sehat jasmani, rohani dan sosial yang merupakan aspek
positif dan tidak hanya bebas dari penyakit serta kecacatan yang merupakan aspek
negatif (WHO).
- Mandiri adalah sikap dan kondisi masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhannya
untuk lebih maju dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam bidang
kesehatan.
Misi Dinas Kesehatan
Untuk mencapai mewujudkan masyarakat Kabupaten Bandung yang sehat secara mandiri
ditempuh melalui misi sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 22
2. Menyehatkan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan tempat beraktivitas.
3. Menanggulangi penyakit menular dan tidak menular.
4. Menyehatkan keluarga dan memberdayakan masyarakat dalam bidang kesehatan.
5. Melaksanakan pengawasan sediaan farmasi dan makanan.
B. Nilai-nilai Organisasi
Guna Mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan
menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu:
1. Melayani
Berkomitmen untuk melayani masyarakat dalam bidang kesehatan.
2. Integritas
Menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan.
3. Kebersamaan, Keterbukaan, Saling Menghormati, dan Saling Menghargai
Kebersamaan, keterbukaan, saling menghormati, dan saling menghargai adalah kunci
untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif.
4. Kualitas yang Tinggi
Berupaya mencapai visi dengan memberikan pelayanan terbaik yang mencerminkan
komitmen kami pada kualitas yang tinggi.
5. Inovasi
Berupaya mencari cara baru untuk mencapai hasil yang memuaskan masyarakat dalam
menyelesaikan misi kami.
C. Analisis Lingkungan Strategis Pembangunan
Kesehatan
Perkembangan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Bandung
Gambaran kondisi umum pembangunan kesehatan didapatkan dari hasil evaluasi Renstra
Dinas Kesehatan 2006-2010.
Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan menurun dari 291 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2006 menjadi 220 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010. Prevalensi Kurang
Energi Protein (KEP) pada balita, menurun dari 12,57% pada akhir tahun 2006 menjadi
sebesar 7,89% pada tahun 2010. Angka Kematian Bayi (AKB) menurun dari 40 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2006 menjadi 34,75 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2010.
Sejalan dengan penurunan AKB, Umur Harapan Hidup (UHH) meningkat dari 66,98 tahun
2006 menjadi 69,4 tahun pada tahun 2010.
Upaya kesehatan masyarakat mengalami peningkatan capaian, seperti cakupan rawat jalan
sudah mencapai 75,5% pada tahun 2009. Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 23
kesehatan meningkat dari 79,7% pada tahun 2006 menjadi 82,1% pada tahun 2009. Begitu
juga cakupan pelayanan antenatal (K4) meningkat dari 86,7% pada tahun 2006 menjadi
sebesar 88,4% pada tahun 2010. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan untuk keluarga
miskin dan masyarakat rentan mencapai target, yaitu sebesar 100% pada tahun 2008. Namun
perhatian perlu diberikan pada cakupan bayi BBLR yang ditangani yang mengalami
penurunan, desa dengan garam beryodium baik, dan upaya peningkatan cakupan desa siaga
aktif serta kualitas posyandu menjadi posyandu mandiri perlu digiatkan.
Pada program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular juga mengalami
peningkatan capaian walaupun penyakit infeksi menular masih tetap menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang menonjol terutama TB, HIV/AIDS, DBD dan Diare. Cakupan
program imunisasi berdasarkan laporan rutin secara umum menunjukkan keberhasilan.
Cakupan tahun 2010 adalah BCG: 97,21%, DPT-HB3: 92,56%, Polio 4: 83,54% dan
Campak: 91,26%. Meski telah berjalan baik, program imunisasi belum optimal, karena
cakupan ini belum merata yang digambarkan melalui persentase desa yang mencapai
Universal Child Immunization (UCI) pada tahun 2010 baru 73,91%. Penanggulangan
penyakit HIV/AIDS meningkat dengan meningkatnya out reach dan keterbukaan masyarakat
terhadap penyakit ini. Daerah yang berisiko tinggi dengan HIV/AIDS terdapat di kecamatan:
Arjasari, Banjaran, Cicalengka, Baleendah, Bojongsoang, Cileunyi, Cimenyan, Ciparay,
Dayeuhkolot, Katapang, Majalaya, Margaasih, Margahayu, Pangalengan, Rancaekek, dan
Soreang. Case Detection Rate (CDR) tuberculosis paru meningkat dari 65,9% pada tahun
2009 menjadi 74,03% pada tahun 2010, demikian juga dengan success rate mengalami
peningkatan dari 84,5% pada tahun 2006 menjadi 88,78% pada tahun 2010. Angka kesakitan
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih tinggi, yaitu sebanyak 1.180 jiwa dengan Case
Fatality Rate (CFR) relative kecil sebesar 0,51% pada tahun 2010. Untuk itu tetap perlu
perhatian pada upaya pencegahan yang dapat diupayakan sendiri oleh masyarakat dengan
penerapan 3M (menguras, menutup, mengubur) dan juga didorong oleh upaya promotif.
Selain itu, perhatian juga perlu diberikan pada penyelenggaraan sistem surveilans dan
kewaspadaan dini.
Beberapa hasil yang telah dicapai oleh program perbaikan gizi masyarakat pada tahun 2010
antara lain pemberian vitamin A pada anak balita usia 6-59 bulan sebesar 91,95% melampaui
target 85%, dan pemberian tablet besi (fe) pada ibu hamil sebesar 74,6% dari target 80%.
Kedepan perbaikan gizi perlu difokuskan pada kelompok sasaran ibu hamil dan anak sampai
usia 2 tahun mengingat dampaknya terhadap pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan
produktivitas generasi yang akan datang (World Bank, 2006).
Gambaran perkembangan pembangunan kesehatan di Kabupaten Bandung dapat dilihat
secara rinci pada tabel 3.1.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 27
Penganggaran pembangunan kesehatan perlu lebih difokuskan pada upaya promotif dan
preventif dengan tetap memperhatikan besaran satuan anggaran kuratif yang relaif lebih
besar. Berdasarkan indeks kesehatan, terdapat daerah/kecamatan dengan masalah kesehatan
yang sangat besar, untuk itu daerah-daerah tersebut memerlukan dukungan sumber daya
yang lebih besar dari daerah lainnya. Gambaran anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel 3.2.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 30
Kondisi Umum Daerah Masa Kini
1. Geografis
Kabupaten Bandung secara geografis mempunyai kedudukan yang sangat penting dan
strategis, baik dipandang dari segi pembangunan ekonomi, pembangunan fisik prasarana
maupun dari segi keamanan dan ketertiban. Kabupaten Bandung terletak di dataran tinggi
pada garis 107022’ BT -108
05’ BT, 6
041’ LS - 7
019’LS, dengan ketinggian antara 500 meter
sampai dengan 1.800 meter di atas permukaan laut dengan temperatur udara antara 120
C -
240
C.
Batas-batas wilayah adminstrasi Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut : Sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi dan
Kabupaten Sumedang. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sumedang dan
Kabupaten Garut. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut dan Kabupaten
Cianjur. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur dan
Kota Bandung.
Gambar. 3.1
Wilayah Kabupaten Bandung
Luas Kabupaten Bandung 176.283,67 Ha atau 1.762,39 km², secara administratif terdiri dari
31 kecamatan (sejak tahun 2007), 267 desa, dan 9 kelurahan. Wilayah-wilayah kecamatan
dan desa yang ada di Kabupaten Bandung mempunyai beragam karakteristik dan daerah
rawan bencana yang dapat menimbulkan permasalahan kesehatan yang berbeda dan akan
mempengaruhi upaya dalam mengatasi permasalahannya.
2. Kependudukan (Demografi)
a. Jumlah Penduduk dan Komposisi Penduduk
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung tahun 2010, jumlah
penduduk di Kabupaten Bandung adalah 3.174.499 jiwa yang terdiri dari 1.590.424
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 31
penduduk laki-laki dan 1.584.075 penduduk perempuan, dengan jumlah terbanyak pada
kelompok umur produktif (golongan umur 15-64 tahun). Data ini sangat dibutuhkan untuk
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keberhasilan program kesehatan. Proporsi penduduk
berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa di Kabupaten Bandung sebagian besar terdiri
dari penduduk penduduk laki-laki sebesar 50,13% dan perempuan sebesar 49,87%.
Apabila melihat jumlahnya, dapat dikatakan bahwa piramida penduduk Kabupaten Bandung
tergolong pada Piramida Usia muda yang tergambar dari banyaknya penduduk pada usia 15-
64 tahun baik laki-laki maupun perempuan yang merupakan kelompok usia produktif.
Piramida tersebut juga menggambarkan bahwa program Keluarga Berencana (KB) di
Kabupaten Bandung bisa dikatakan cukup berhasil.
b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang secara tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku
kesehatan. Tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk umur 10 tahun ke atas di
Kabupaten Bandung pada tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2
Grafik Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas
Menurut Tingkat Pendidikan Penduduk yang Ditamatkan
Di Kabupaten Bandung Tahun 2010
Sumber : Suseda Kabupaten Bandung tahun 2010
Dari gambar di atas terlihat bahwa sebagian besar penduduk perempuan di Kabupaten
Bandung berpendidikan SD (41%), sedangkan penduduk laki – laki sebagian besar
berpendidikan SD (7.67 %) sehingga secara tidak langsung masyarakat cenderung kurang
memahami tentang kesehatan.
c. Pertumbuhan, Mobilitas, dan Persebaran Penduduk
Kabupaten Bandung sebagai daerah penyangga Provinsi Jawa Barat dan mempunyai
pertumbuhan industri serta pemukiman yang cukup pesat berpengaruh pada laju
9.8711
37.6041
22.9224 23.8119
5.80 5
0
10
20
30
40
50
Tdk/Blm
Sklh
SD SLTP SMU Akademi/PT
Laki-laki Perempuan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 32
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Telah terjadi penurunan laju pertumbuhan
penduduk dari tahun 2008 yaitu 2,93% dan pada tahun 2009 menjadi 1,4%. Akan tetapi laju
pertumbuhan pada tahun 2010 meningkat menjadi 2,56% dari tahun 2009.
Secara umum kepadatan penduduk Kabupaten Bandung mengalami kenaikan dari 1.431
jiwa/km2
pada tahun 2006 menjadi 1.474 jiwa/km2 pada tahun 2007, dan pada tahun 2008
menjadi 1.647 jiwa/km2
serta pada tahun 2009 menjadi 1.795 jiwa/km2 dan terus meningkat
pada tahun 2010 menjadi 1.819 jiwa/km². Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi
adalah Kecamatan Margahayu (11.417 jiwa/km²) dan Dayeuhkolot (10.278 jiwa/km2),
sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Rancabali
(324 jiwa/km²). Hal ini mengakibatkan permasalahan penduduk yang semakin hari semakin
kompleks. Pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, risiko penularan penyakit
akan lebih cepat dibandingkan dengan daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang
rendah.
Sedangkan permasalahan lintas batas yang dihadapi adalah adanya penyebaran penyakit
menular yang cepat terutama Penyakit Menular Seksual. Selain itu karena adanya
kemudahan transportasi dan kecepatan arus transportasi serta merupakan daerah industri,
maka hal ini mempengaruhi penularan penyakit terutama penyakit yang berbasis
lingkungan.
d. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Penduduk di Kabupaten Bandung memiliki berbagai macam profesi dan mata pencaharian,
dari sektor pertanian, industri, perdagangan hingga jasa. Dua sektor dominan mata
pencaharian penduduk di Kabupaten Bandung adalah industri dan perdagangan. Kecamatan
yang memiliki penduduk dengan mata pencaharian di sektor industri adalah Kecamatan
Rancaekek dengan 27.440 orang bekerja di sektor industri. Sedang di sektor perdagangan
adalah Kecamatan Baleendah memiliki penduduk dengan mata pencaharian di sektor
perdagangan terbesar yaitu 17.977 orang.
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
Kabupaten Bandung Tahun 2010
No Nama Pekerjaan Utama Jumlah
1 Pertanian 228.930
2 Industri 353.375
3 Perdagangan 248.007
4 Jasa 171.285
5 Lainnya 208.774
6 Jumlah 1.210.371 Sumber : Suseda Kabupaten Bandung tahun 2010
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 33
e. Distribusi Penduduk Kelompok Rentan
Jumlah penduduk kelompok rentan terdiri dari kelompok ibu hamil, ibu bersalin, neonatus,
bayi, balita, kelompok anak usia sekolah, dan usia lanjut. Gambaran kelompok penduduk
rentan dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3
Grafik Distribusi Penduduk Kelompok Rentan
Di Kabupaten Bandung
Tahun 2010
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, 2010
Distribusi penduduk kelompok rentan pada gambar di atas terlihat bahwa sebagian besar
adalah kelompok anak sekolah dasar (37%) dan balita (30%). Hal ini akan mengakibatkan
adanya masalah kesehatan pada golongan usia Balita, sehingga dengan diketahuinya target
penduduk di suatu wilayah yang terpapar terhadap suatu faktor risiko penyakit menular maka
akan memudahkan perencanaan program pencegahan dan pengobatannya.
f. Penduduk Miskin
Pemerintah Kabupaten Bandung telah berupaya menyikapi permasalahan perekonomian
yang ditimbulkan oleh dampak krisis global, hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya
peningkatan daya beli di masyarakat. Langkah pemerintah pusat dalam menyalurkan bantuan
langsung tunai, penyaluran beras untuk rakyat miskin dan penyaluran bantuan PKH juga
terus diupayakan untuk mempertahankan daya beli masyarakat luas serta pengobatan sampai
rujukan secara gratis ke rumah sakit juga telah dilaksanakan.
Namun demikian kemiskinan masih merupakan salah satu isu krusial yang sangat terkait
dengan dimensi ekonomi. Kemiskinan telah lama menjadi persoalan mendasar yang menjadi
pusat perhatian Pemerintah dan berbagai kalangan. Jumlah penduduk miskin setiap tahunnya
BUMIL, 6%
BULIN, 6%
NEO 10%
BAYI, 6%
BALITA, 30% USILA, 3%
SD, 37%
SLTP/SMA, 6%
BUMIL BULIN NEO BAYI
BALITA USILA SD SLTP/SMA
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 34
mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil pendataan, tercatat jumlah penduduk miskin di
Kabupaten Bandung pada tahun 2010 adalah 1.138.181 orang.
3. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan di Kabupaten Bandung tidak terlepas dari pola serta yang menjadi
komitmen baik tingkat global nasional maupun lokal. Angka Kematian Ibu (AKI) di
Kabupaten Bandung pada tahun 2010 sebesar 220/100.000 KH. AKI sudah mengalami
penurunan dari tahun 2009 yaitu 225/100.000 KH tetapi masih jauh dari target MDG’s tahun
2015 (102/100.000 KH). Demikian halnya dengan Angka Kematian Bayi (AKB), AKB
Kabupaten Bandung pada tahun 2010 adalah 34,75 masih jauh dari target MDG’s (23/1.000
KH). Selain masalah AKI dan AKB, masalah kesehatan di Kabupaten Bandung mengalami
beban ganda. Hal ini dikarenakan selain penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan, ditambah terjadinya peningkatan penyakit tidak menular yang berkontribusi besar
terhadap kesakitan dan kematian. Adapun masalah tersebut dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2
Masalah Kesehatan
Komitmen
Masalah Kesehatan
Penyakit Kematian
Menular Tidak Menular
Global
- AIDS/HIV
- TBC
- Malaria
- Flu burung
- SARS
- Jumlah Kematian Ibu Tinggi
- Jumlah Kematian Bayi
Tinggi
- Prevalensi Gizi Kurang
- Bumil KEK dan Anemia
Nasional
- Diare
- DBD
- Kusta
- AFP
- Hepatitis
- ISPA
Lokal
- Campak - Hipertensi
-Filariasis - Penyakit Jantung dan pembuluh darah
- Chikungunya - Diabetes Militus dan metabolik
- Kanker
- Penyakit kronik
4. Masalah yang Terkait dengan Pembangunan Kesehatan
Untuk dapat menentukan strategi dalam melaksanakan misi diperlukan analisa lingkungan
internal dan eksternal. Lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh Dinas Kesehatan sedangkan lingkungan eksternal berupa peluang dan
ancaman/kendala.
1) Lingkungan Internal
a) Kekuatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 35
i) Tersedianya sumber daya manusia tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan yang bekerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung pada tahun 2010, baik di kantor dinas maupun puskesmas, berjumlah
1.453 orang, dengan komposisi sebagai berikut:
a. Dokter umum : 104 orang
b. Dokter gigi : 52 orang
c. Dokter spesialis : 1 orang
d. Sarjana kesmas : 30 orang
e. Bidan : 368 orang
f. Perawat : 297 orang
g. Sanitarian : 62 orang
h. Nutrisionis : 63 orang
i. Tenaga farmasi : 48 orang
j. Tenaga analis : 25 orang
k. Tenaga umum : 495 orang
Tenaga tersebut merupakan aset sumber daya manusia yang turut menentukan
keberhasilan pembangunan kesehatan.
Peta penyebaran tenaga kesehatan Kabupaten Bandung dapat dilihat pada
lampiran 2.
ii) Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan di Kabupaten Bandung yang
dimiliki pemerintah jumlahnya cukup memadai. Demikian pula cukup banyak
sarana pelayanan kesehatan yang dimiliki swasta yang dapat menunjang
ketersediaan pelayanan kesehatan di Kabupaten Bandung. Sarana pelayanan
kesehatan tersebut adalah:
a. Puskesmas : 62 buah
b. Puskesmas pembantu : 86/79 buah
c. Polindes : 78 buah 99 buah
d. Poskesdes : 27 buah
e. Poskestren : 13 buah
f. RS milik Pemerintah : 4 buah
g. RS milik Swasta : 2 buah
h. RS milik TNI AU : 1 buah
i. Rumah bersalin : 7 buah
Peta penyebaran prasarana kesehatan di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada
lampiran 3.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 36
iii) Adanya alokasi dana untuk pembangunan kesehatan
Kabupaten Bandung mendapatkan alokasi dana untuk pembangunan kesehatan
yang bersumber dari APBN, APBD, CSR dan bantuan luar negeri. Alokasi
anggaran tersebut digunakan untuk peningkatan upaya pelayanan kesehatan,
pembangunan, perbaikan sarana kesehatan serta penyediaan obat dan alat
kesehatan. Berikut adalah alokasi anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
tahun 2007-2010:
- Tahun 2007 : Rp 121.490.491.775,-
- Tahun 2008 : Rp 94.848.152.569,-
- Tahun 2009 : Rp 130.095.078.506,-
- Tahun 2010 : Rp 161.039.787.860,-
b) Kelemahan
i) Kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan
Mobilitas tenaga kesehatan di Kabupaten Bandung cukup tinggi, adanya
kebijakan penempatan pegawai tidak tetap (PTT) menyebabkan mobilitas
pegawai cukup tinggi, hal ini menyebabkan perlunya adanya pelatihan berulang-
ulang untuk pelaksanaan program-program kesehatan serta berpengaruh terhadap
kelangsungan pelaksanaan program.
ii) Masih kurangnya penentuan standar sarana prasarana kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat belum optimal.
Masih diperlukan adanya peningkatan kemampuan petugas dan pengawasan
dalam penerapan Standard Operational Procedur (SOP) dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan.
iii) Tata kelola/manajemen pelayanan belum optimal
Adanya keseragaman dalam menentukan program kesehatan yang dilaksanakan
di suatu wilayah karena adanya kebijakan pelaksanaan program pokok,
menyebabkan adanya pelaksanaan program yang kurang sesuai dengan kebutuhan
dan situasi masyarakat setempat .
2) Lingkungan eksternal
a) Peluang
i) Pelaksanaan otonomi daerah
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 37
Dengan adanya otonomi daerah membuka peluang bagi pelaksanaan program
kesehatan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan daerah sehingga dapat lebih
berhasil guna dan berdaya guna.
ii) Kemitraan dengan lintas sektor dan swasta
Kerjasama lintas sektoral antara instansi kesehatan dengan instansi pemerintah
lainnya maupun kerjasama dengan sektor swasta merupakan peluang untuk dapat
mempercepat proses pelaksanaan pembangunan kesehatan
iii) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Bandung yang cukup besar (3.174.499 jiwa)
merupakan peluang untuk mengembangkan pelaksanaan program kesehatan.
b) Ancaman/Kendala
i) Jumlah penduduk yang tidak mampu
Jumlah penduduk yang tidak mampu yaitu sebesar 1.138.181 jiwa (35,85% dari
jumlah penduduk Kabupaten Bandung), tanpa penanganan yang baik
dikhawatirkan akan mengurangi akses terhadap pelayanan kesehatan sehingga
akan rentan terhadap penyakit dan kondisi kesehatan lainnya yang tidak
menguntungkan terhadap pembangunan kesehatan.
ii) Penyakit menular
Mobilisasi penduduk antarwilayah dapat menyebabkan kerugian kondisi
kesehatan karena mempermudah terjadinya penularan penyakit apabila di daerah
asal terjadi kasus penyakit menular.
iii) Budaya hidup sehat
Masih adanya perilaku masyarakat yang tidak mendukung terhadap terciptanya
kualitas lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat = PHBS), seperti penanganan sampah dan limbah.
Pembangunan Kesehatan selain dipengaruhi oleh faktor risiko derajat kesehatan juga
dipengaruhi pula oleh masalah-masalah yang terkait dengan kesehatan sebagai berikut :
Tabel 3.3
Masalah Yang Terkait dengan Kesehatan
No. Aspek Kebijakan dan Kesisteman dalam
Pembangunan Kesehatan
Masalah yang terkait dengan Pembangunan
kesehatan
A. Restrukturisasi Organisasi Kesehatan Struktur organisasi Dinas Kesehatan belum sesuai
kebutuhan dan belum sesuai PP 8/ 2003 (miskin
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 38
No. Aspek Kebijakan dan Kesisteman dalam
Pembangunan Kesehatan
Masalah yang terkait dengan Pembangunan
kesehatan
struktur kaya fungsi)
Kinerja organisasi belum optimal
B. Peningkatan dan Pengembangan
Manajemen, SDM Masih ada kendala kebijakan daerah dalam
pengembangan karier, rekruitmen tenaga dan
pelatihan
Masih kurangnya kuantitas tenaga kesehatan baik di
Dinas Kesehatan maupun di Puskesmas
Pendistribusian tenaga kesehatan baik di Dinas
Kesehatan maupun Puskesmas belum optimal
Reward dan punishment yang belum jelas
o Implementasi kebijakan tidak konsisten
C. Sistem Informasi Kesehatan Data base belum lengkap dan akurat
Administrasi blm terpadu dgn lintas program
Terbatasnya kuantitas dan kualitas sarana & prasarana
D. Peningkatan Kerangka Kerja Peraturan
Daerah Belum ada pelimpahan tugas berjenjang
Belum ada standar pengukuran kinerja
E. Peningkatan Akuntabilitas Publik Masih rendahnya keterlibatan LSM dalam perencanaan
pelaksanaan dan pengawasan
Masih adanya kesenjangan antara kebijakan program
pembangunan dengan keinginan masyarakat atau
sebaliknya sehingga akuntabilitas tidak tercapai.
Dukungan pemerintah dan lintas sector terhadap
pembangunan kesehatan belum optimal
F. Promosi Kesehatan dan Peran Serta
Masyarakat
Pelaksanaan promosi kesehatan belum berjalan dengan
baik disebabkan belum melibatkan LSM
Belum ada kebijakan Posyandu yang mengakibatkan
peran serta masyrakat belum optimal
Kurangnya sarana prasarana promosi kesehatan
G. Mobilisasi Sumber Dana Kontribusi daerah dalam pembiayaan kesehatan tahun
2011 belum mencapai 10% dari APBD II
Persepsi tentang pembangunan kesehatan belum sama
Kemampuan keuangan pemerintah daerah (APBD)
belum dapat secara penuh melaksanakan kebijakan
pemerintah pusat
Jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat belum
berjalan dengan baik
5. Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Masalah Terkait dengan Pembangunan Kesehatan
Pembangunan Kesehatan selain dipengaruhi oleh faktor risiko derajat Kesehatan juga
dipengaruhi pula oleh masalah-masalah yang terkait dengan kesehatan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Prioritas Masalah Kesehatan
No. Prioritas Masalah
Kesehatan
Prioritas Masalah yang Terkait Dengan Pembangunan
Kesehatan
1. Kematian ibu dan
kematian bayi
1. Manajemen dan Pengembangan SDM
Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat
2.
3.
4.
Pengamatan dan
pencegahan
pemberantasan penyakit
menular yang berbasis
lingkungan
TB Paru
HIV/AIDS
2. Sistem Informasi Kesehatan
Data based belum lengkap dan akurat
Terbatasnya kualitas dan kuantitas, sarana dan prasarana
3. Promosi kesehatan dan peran serta masyarakat
Pelaksanaan promosi kesehatan belum berjalan dengan
baik disebabkan belum melibatkan LSM
4. Restrukturisasi Organisasi
Pengawasan kurang efektif karena rentang kendali
semakin lebar
5. Peningkatan akuntabilitas publik
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 39
No. Prioritas Masalah
Kesehatan
Prioritas Masalah yang Terkait Dengan Pembangunan
Kesehatan
5.
6.
Prevalensi Gizi Kurang
Bumil KEK dan anemia
gizi
Dukungan pemerintah dan lintas sector terhadap
pembangunan kesehatan belum optimal
6. Mobilisasi sumber dana
Jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakan belum
berjalan dengan baik
Persepsi tentang pembangunan kesehatan belum sama
6. Analisa Kecenderungan Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang terjadi di Kabupaten Bandung sangat di pengaruhi oleh kondisi
geografi yang terletak di dataran tinggi, wilayah-wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten
Bandung mempunyai beragam karakteristik dan daerah rawan bencana yang dapat
menimbulkan permasalahan kesehatan yang berbeda dan akan mempengaruhi upaya dalam
mengatasi permasalahannya.
Kecenderungan peningkatan kasus-kasus terjadi pada penyakit infeksi dan non infeksi pada 3
tahun terakhir yang mengalami kecenderungan peningkatan adalah sebagai berikut:
1) Kasus Penyakit menular berbasis lingkungan
Kejadian kasus penyakit Pneumonia, TB Paru, Diare, DBD, trend kecenderungan yang
dapat dilihat sampai tahun 2010 selalu terjadi peningkatan. Kondisi tersebut sangat
dipengaruhi oleh lingkungan pemukiman yang padat, lingkungan rumah tidak sehat,
ventilasi pencahayaan dan kelembaban udara serta penggunaan saluran kali dan sungai
sebagai tempat penampungan buang air besar. Pada aspek prilaku masih rendahnya
PHBS ditatanan rumah tangga, hygiene perseorangan, merokok, meludah sembarang
tempat, kesadaran pemeriksaan kesehatan berkala dan asupan gizi kurang. Pada aspek
pelayanan kesehatan masih kurangnya sarana dan prasarana, dukungan data, penemuan
kasus, PMO, kepatuhan berobat, ketersediaan obat, promosi kesehatan, penjaringan
sasaran imunisasi serta peran sumber daya kesehatan yang belum optimal dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian. Aspek Kependudukan
yaitu kepadatan penduduk, mobilitas dan pertumbuhan penduduk yang tinggi terkait erat
dengan perkembangan wilayah sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah.
Kasus penyakit HIV/AIDS sangat dipengaruhi tingkat mobilitas yang tinggi dan
tersedianya tempat-tempat penjaja seks. Aspek perilaku yaitu adanya pengguna NAPZA
dan penjaja seks. Aspek Pelayanan Kesehatan yaitu data kasus dan penyebab kasus
belum didapat secara optimal dan tingkat pelayanan sangat dipengaruhi dengan
ketersediaan sarana dan prasarana serta sistem koordinasi dan rujukan data yang belum
berjalan.
2) Kasus Penyakit yang mengakibatkan kematian ibu dan bayi serta Gizi buruk
Dilihat Kasus penyakit non infeksi yaitu Perdarahan, Preeklampsi, BBLR, Gizi Buruk
Balita, Bumil KEK dan Anemia. Kasus penyakit non infeksi disebabkan karena rendahnya
pemberian Fe, pola makan dan ketersediaan pangan serta promosi kesehatan, tingkat
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 – 2015 40
pengetahuan, dukungan data yang belum optimal, mobilitas yang tinggi serta tingkat
kepedulian masyarakat rendah.
7. Ketersediaan Sumber Daya
Dilihat dari sumber daya manusia Kabupaten Bandung masih mengalami keterbatasan dalam
hal kualitas dan kuantitas SDM, sebagai contoh kebutuhan tenaga kefarmasian di lingkungan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung masih mengalami kekurangan sebanyak 92 orang
tenaga, begitupun tenaga kesehatan lainnya masih mengalami kekurangan yang terdiri dari
berbagai jenjang pendidikan.
Jika dilihat dari sumber dana yang tersedia dari berbagai sumber seperti APBD II, APBD I,
APBN dan Bantuan Luar Negeri masih ada keterbatasan. Anggaran kesehatan yang ideal
menurut pasal 171 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan adalah sebesar
10% dari anggaran APBD Kabupaten sementara saat ini masih berada diantara 6-8%.
Kondisi ini menyebabkan kemampuan untuk mengatasi permasalahan kesehatan belum
terpenuhi secara optimal.
Kondisi yang Diinginkan dan Proyeksi ke Depan
Berdasarkan analisis masalah kesehatan dan masalah yang terkait dengan kesehatan yang
dilakukan di Kabupaten Bandung maka disusun berbagai program intervensi yang dapat
diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut. Masalah yang berkaitan langsung dengan
penyakit serta masalah yang terkait dengan kesehatan adalah kebijakan yang berkaitan
langsung restrukturisasi organisasi, peningkatan dan pengembangan manajemen SDM,
Sistem informasi Kesehatan, kerangka kerja perundang- undangan, mobilisasi sumber dana
dan promosi kesehatan.
Kebijakan umum pembangunan kesehatan di Kabupaten Bandung dari tahun ke tahun telah
menunjukan peningkatan, namun dampak krisis ekonomi yang melanda negara kita
mengakibatkan turunnya beberapa cakupan program diantaranya yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan ibu, status gizi masyarakat serta meningkatnya kasus penyakit
degeneratif. Untuk mengatasi dan mengantisipasi kemungkinan terpuruknya derajat
kesehatan maka diperlukan koordinasi dan kerja keras dari semua pihak baik pemerintah,
swasta dan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya keluarga miskin.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 41
BAB IV TUJUAN, SASARAN dan CARA
MENCAPAINYA
A. Tujuan Pembangunan Kesehatan 2011 – 2015
Untuk merealisasikan visi dan misi pembangunan kesehatan di Kabupaten Bandung, perlu
dirumuskan tujuan dan sasaran-sasaran strategis tahun 2011-2015 yang lebih jelas
menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi. Tujuan tersebut
adalah :
1. Meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
2. Meningkatnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan.
3. Meningkatnya pengelolaan data dan informasi pelayanan kesehatan yang terintegrasi
dalam rangka fasilitasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan.
4. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup sehat.
5. Menurunnya angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular.
6. Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar bagi ibu, bayi, balita, anak SD, dan lanjut usia.
7. Meningkatnya status gizi masyarakat.
8. Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.
9. Meningkatnya kualitas pengelolaan obat.
10. Meningkatnya kualitas makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan.
B. Rencana Strategis 2011 - 2015
Ringkasan Rencana Strategis
Berdasarkan rencana strategis yang diusulkan oleh masing-masing Bidang di lingkungan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, rencana pencapaian sasaran strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung Tahun 2011 - 2015 secara keseluruhan disajikan pada Tabel 4.1 sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Ringkasan Rencana Strategis 2011 - 2015
Indikator Kinerja
Target Jangka Menengah
Halaman Referensi
S.1 Sasaran : Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar umum 45
1 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
100% 46
2 Pelayanan kunjungan rumah bagi penderita penyakit kronis 2196 KK 47
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 42
Indikator Kinerja
Target Jangka Menengah
Halaman Referensi
dan keluarga rawan yang dibina
S.2 Sasaran : Meningkatnya pelayanan kesehatan di UPTD Yankes tk. Kecamatan 47
3 Tersedianya biaya operasional UPTD dan Puskesmas 62 Puskesmas 48
S.3 Sasaran : Meningkatnya pelayanan kesehatan matra bencana 49
4 Terlaksananya posko rawan bencana dan terlayaninya pasien korban bencana serta terlaksananya posko hari – hari besar
100% 50
S.4 Sasaran : Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus 50
5 Terlayaninya kesehatan calon jemaah haji 100% 51
S.5 Sasaran : Meningkatnya kualitas Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta (SPKS) 54
6 Persentase sarana pelayanan kesehatan swasta (SPKS) yang terbina
100% 55
7 Persentase sarana pelayanan kesehatan swasta (SPKS) yang berizin
90% 55
S.6 Sasaran : Meningkatnya kompetensi tenaga kesehatan 55
8 Persentase dokter umum yang terlatih GELS 100% 56
9 Persentase perawat terlatih BTCLS 100% 56
10 Jumlah bidan terlatih APN 492 56
11 Persentase tenaga kesehatan JFU menjadi Jafung adminkes 100% 56
12 Persentase kegiatan pengadaan tenaga kesehatan berprestasi
100% 57
13 Persentase puskesmas dengan tenaga kesehatan sesuai standar
100% 57
S.7 Sasaran : Meningkatnya fungsi sarana pelayanan kesehatan 57
14 Persentase pemenuhan perlengkapan dan sarana puskesmas / PONED / Pustu / Poskesdes yang dibangun
100% 58
15 Persentase puskesmas yang dibangun/direhab sesuai standar tata ruang
81% 58
16 Persentase PONED yang dibangun/direhab sesuai standar tata ruang
100% 58
17 Persentase PUSTU yang dibangun/direhab sesuai standar tata ruang
14% 59
18 Persentase POSKESDES yang dibangun/direhab sesuai standar tata ruang
40% 59
19 Persentase puskesmas keliling yang terawat 100% 59
S.8 Sasaran : Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan yang bermutu 59
20 Persentase alokasi pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
75% 60
21 Persentase ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan 85% 60
22 Persentase keterjangkauan obat yang memenuhi standar 85% 60
23 Persentase instalasi farmasi kabupaten yang memadai 100% 60
S.9 Sasaran : Meningkatnya penyajian data informasi kesehatan 61
24 Terlaksananya pengumpulan, pengolahan, analisa data profil kesehatan da pemutakhiran data
100% 61
S.10 Sasaran : Meningkatnya pelaksanaan pengembangan Jamkesda dan peraturan-peraturan sebagai penunjang perumusan kebijakan penyelenggaraan kesehatan
64
25 Dokumen kajian pelaksanaan Jamkes Kab. Bandung masa transisi (sebelum UU BPJS diberlakukan)
1 dokumen 64
26 Dokumen Peraturan Daerah Sistem Kesehatan Daerah 1 dokumen 64
27 Dokumen Peraturan Bupati untuk menunjang pelaksanaan 1 dokumen 65
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 43
Indikator Kinerja
Target Jangka Menengah
Halaman Referensi
Perda Sistem Kesehatan Daerah
28 Peraturan Daerah Tarif Pelayanan kesehatan 1 dokumen 65
29 Dokumen Peraturan Bupati Pelaksanaan Perda Tarif 1dokumen 65
S.11 Sasaran : Meningkatnya lingkungan sehat pada rumah tangga 65
30 Persentase rumah sehat 80% 66
31 Pelayanan pengendalian vector : rumah / bangunan bebas jentik nyamuk Aedes
95% 67
32 Persentase air minum yang memenuhi syarat 100% 67
33 Persentase keluarga yang menggunakan sarana air bersih 85% 67
34 Persentase keluarga yang menggunakan jamban keluarga sehat
78% 67
35 Persentase keluarga yang menggunakan sarana pembuangan air limbah memenuhi syarat
50% 68
S.12 Sasaran : Meningkatnya lingkungan sehat pada tempat-tempat umum 68
36 Persentase tempat-tempat umum yang sehat 82% 69
37 Pelayanan kesehatan lingkungan : institusi yang dibina 100% 70
38 Jumlah desa yang menyelenggarakan CLTS 7 71
39 Jumlah desa yang mendeklarasikan STOP BABS 12 71
40 Jumlah desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat
25 71
S.13 Sasaran : Meningkatnya air minum yang memenuhi syarat 71
41 Jumlah DAMIU yang diawasi 20 72
S.14 Sasaran : Meningkatnya tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat 72
42 Jumlah titik sampel yang diawasi kualitas air minum 50 73
S.15 Sasaran : Menurunnya angka kesakitan penyakit DBD 73
43 Penderita DBD yang ditangani 100% 74
44 Tersedianya bahan dan alat fogging 100% 75
S.16 Sasaran : Menurunnya angka kesakitan penyakit TB Paru 75
45 Penemuan pasien TB BTA positif 90% 75
S.17 Sasaran : Menurunnya angka kesakitan penyakit Diare 76
46 Penemuan penderita diare 100% 77
S.18 Sasaran : Menurunnya angka kesakitan penyakit ISPA 77
47 Penemuan penderita pneumonia balita 90% 78
S.19 Sasaran : Menurunnya angka kesakitan penyakit HIV/AIDS 78
48 Penjangkauan penderita HIV / AIDS 85% 78
S.20 Sasaran : Menurunnya angka kesakitan penyakit Kusta 79
49 Penemuan kasus kusta <1 / 10.000 pddk 80
S.21 Sasaran : Menurunnya angka kesakitan Filariasis dan Schistosomiasis 80
50 Cakupan pengobatan missal filariasis 85 % 81
51 AFP Rate penduduk < 15 tahun 3 81
S.22 Sasaran : Meningkatnya surveilans epidemiologi dan wabah 81
52 Cakupan desa/kelurahan yang mengalami wabah dan KLB penyakit menular yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24jam
100% 82
S.23 Sasaran : Menurunnya angka kesakitan akibat Penyakit yang Dapat Ditanggulangi Dengan Imunisasi (PD3I) seperti : campak, TBC, Polio, Diphtery, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B
83
53 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization 90% 83
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 44
Indikator Kinerja
Target Jangka Menengah
Halaman Referensi
(UCI)
S.24 Sasaran : Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar pada ibu 84
54 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 100% 84
55 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 95% 85
56 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yg memiliki kompetensi kebidanan
90% 85
57 Cakupan pelayanan nifas 90% 85
58 Cakupan peserta KB aktif 85% 85
S.25 Sasaran : Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar pada bayi 86
59 Cakupan kunjungan bayi 95% 86
60 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 95% 86
S.26 Sasaran : Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar pada balita dan usia SD
87
61 Cakupan pelayanan anak balita 96% 87
62 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% 87
S.27 Sasaran : Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar pada lanjut usia 87
63 Cakupan puskesmas lantun usia 12 Puskesmas 88
S.28 Sasaran : Meningkatnya gizi pada keluarga 88
64 Cakupan desa / kelurahan dengan konsumsi garam beryodium baik
90% 88
S.29 Sasaran : Meningkatnya gizi pada ibu hamil dan melahirkan 89
65 Cakupan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe 90% 89
66 Cakupan ibu nifas mengkonsumsi vit. A 90% 89
67 Cakupan ibu hamil KEK dari keluarga miskin mendapat PMT pemulihan
50% 90
S.30 Sasaran : Meningkatnya gizi pada bayi 90
68 Cakupan MP ASI pada anak 6-24 bulan dari keluarga miskin 100% 90
S.31 Sasaran : Meningkatnya gizi pada balita 91
69 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 91
70 Cakupan distribusi vitamin A pada balita 90% 91
71 Prevalensi balita gizi buruk (sangat kurus indeks BB/TB) 0,04 92
S.32 Sasaran : Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat 92
72 Cakupan rumah tangga ber-PHBS 70% 92
S.33 Sasaran : Meningkatnya Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) mandiri
92
73 Tersedianya desa siaga 100% 93
74 Cakupan desa siaga 70% 93
75 Terbinanya UKBM, Saka Bakti Husada dalam promosi kesehatan berbasis pemberdayaan masyarakat
100% 94
S.34 Sasaran : Meningkatnya kualitas pengelolaan obat di lingkungan Dinas Kesehatan
94
76 Persentase Puskesmas dengan Pengelolaan Obat memenuhi syarat / baik
100% 95
77 Persentase pengelola obat yang melaksanakan validasi dengan baik dan benar
100% 95
S.35 Sasaran : Meningkatnya kualitas pengelolaan obat di apotik dan pedagang eceran obat
95
78 Persentase apotik dengan pengelolaan obat memenuhi syarat / baik
100% 96
79 Persentase pedagang eceran obat dengan pengelolaan obat 100% 96
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 45
Indikator Kinerja
Target Jangka Menengah
Halaman Referensi
memenuhi syarat/ baik
S.36 Sasaran : Meningkatnya kualitas obat, obat tradisional dan kosmetik yang beredar di masyarakat
96
81 Tersosialisasikannya obat teurapetik, obat tradisional, kosmetik, dan makanan minuman memenuhi syarat
100% 96
S.37 Sasaran : Meningkatnya kualitas makanan dan minuman hasil industry rumah tangga yang memenuhi syarat kesehatan
97
82 Persentase pangan industry rumah tangga terbina yang memenuhi syarat / baik
80% 97
83 Pengawasan peredaran makanan minuman yang beredar di masyarakat
100% 97
84 Terwujudnya industry rumah tangga pangan yang berizin 1748 IRTP 97
Pada periode 2011 - 2015, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung memprioritaskan
pencapaian 40 sasaran strategis, dan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasarannya
digunakan 117 indikator. Indikator-indikator yang digunakan merupakan indikator yang
tercantum dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten
Bandung tahun 2011 – 2015 yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati Nomor 32 Tahun
2011, ditambah indikator pengembangan Dinas Kesehatan yang mengacu kepada amanat
Undang-undang Kesehatan serta Milenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.
Rincian Rencana Strategis
Berikut diuraikan Rencana Strategis 2011 - 2015 dalam pencapaian sasaran strategis Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung:
Rincian rencana kinerja masing-masing sasaran pada misi 1 adalah sebagai berikut:
1. Sasaran: Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar umum
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pelayanan kunjungan rumah bagi penderita penyakit kronis
2196 KK 2196 KK 2196 KK 2196 KK 2196 KK 2196 KK
Memberikan pelayanan kesehatan
berkualitas kepada masyarakat
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 46
Pelayanan kesehatan dasar umum merupakan upaya kesehatan yang meningkatkan akses dan
mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat agar tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar umum
diharapkan tercapai selama periode 2011 – 2015 dengan didukung oleh program pelayanan
kesehatan kegiatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat miskin dan
program upaya kesehatan masyarakat kegiatan pelayanan kesehatan penduduk miskin di
puskesmas dan jaringannya. Rencana kerja tahun 2011-2015 dalam meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan dasar umum adalah sebagai berikut:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan
pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama, di satu wilayah kerja tertentu
pada waktu tertentu. Masyarakat miskin adalah masyarakat sasaran program pengentasan
kemiskinan yang memenuhi kriteria tertentu menggunakan 14 (empat belas) variabel
kemiskinan dalam satuan Rumah Tangga Miskin (RTM). Sarana kesehatan strata pertama
adalah tempat pelayanan kesehatan meliputi antara lain: puskesmas, balai pengobatan,
pemerintah dan swasta, praktek bersama, dan perorangan. Cara perhitungannya :
Cakupan pelayanan
kesehatan dasar pasien
masyarakat miskin
= Jumlah pasien masyarakat miskin di sarana
kesehatan strata 1 X 100 %
Jumlah masyarakat miskin
Indikator Kinerja Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin mempunyai
Sub indicator yaitu :
Sub Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Terlaksananya klaim Jamkesmas dan Jamkesda bagi Penduduk miskin
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan
pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu
tertentu (lama & baru). Sarana kesehatan strata dua dan tiga adalah balai kesehatan mata
masyarakat, balai kesehatan penyakit paru, balai kesehatan indera masyarakat, balai besar
kesehatan paru masyarakat, rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 47
Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan
pasien masyarakat
miskin
=
Jumlah pasien masyarakat miskin di sarana
kesehatan strata , dan strata 3 X 100 % Jumlah masyarakat miskin
Pelayanan kunjungan rumah bagi penderita penyakit kronis dan keluarga rawan
Merupakan bagian dari program upaya kesehatan masyarakat dengan kegiatan pelayanan
kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya. Pada periode tahun 2011 - 2015
untuk mencapai target cakupan maka pada pelaksanaannya puskesmas melaksanakan
kunjungan ke rumah pasien dari masyarakat miskin yang menderita penyakit kronis untuk
memantau dan melaksanakan tata laksana Public Health Nurse (PHN).
2. Sasaran: Meningkatnya pelayanan kesehatan di UPTD Yankes di kecamatan
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Tersedianya biaya operasional UPTD dan Puskesmas
62 puskesmas
62 puskesmas
62 puskesmas
62 puskesmas
62 puskesmas
62 puskesmas
Persentase tenaga penunjang pelayanan yang diberi tambahan penghasilan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase UPTD Yankes yang melaksanakan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase UPTD Yankes yang melaksanakan Standarisasi Operasional Prosedur (SOP) puskesmas
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pelayanan kesehatan di unit pelayanan terpadu daerah (UPTD) pelayanan kesehatan (yankes)
di kecamatan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat di
puskesmas-puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bandung. Demi
meningkatnya pelayanan kesehatan di UPTD yankes kecamatan diselenggarakan program
upaya kesehatan masyarakat kegiatan penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan dan
program standarisasi pelayanan kesehatan kegiatan evaluasi dan pengembangan standar
pelayanan kesehatan. Adapun rencana kerja tahun 2011-2015 sasaran ini adalah sebagai
berikut:
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 48
Rencana Tahun 2011 - 2015
Tersedianya Biaya Operasional UPTD Yankes dan Puskesmas
Jumlah unit pelayanan teknis daerah pelayanan kesehatan (UPTD Yankes) yang mempunyai
biaya operasional dan pemeliharaan dibandingkan dengan seluruh jumlah UPTD Yankes.
Indikator kinerja tersebut mempunyai Sub Indikator Kinerja yaitu :
Sub Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase tenaga penunjang pelayanan yang diberi tambahan penghasilan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase UPTD Yankes yang melaksanakan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase UPTD Yankes yang melaksanakan Standarisasi Operasional Prosedur (SOP) puskesmas
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase tenaga penunjang pelayanan yang diberi tambahan penghasilan
Jumlah tenaga penunjang pelayanan yang diberi tambahan penghasilan dibandingkan dengan
jumlah seluruh tenaga penunjang pelayanan yang ada di Dinas Kesehatan.
Persentase UPTD Yankes yang melaksanakan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)
Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil
kerja/prestasi puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat puskesmas, sebagai
instrumen mawas diri karena setiap puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara
mandiri, kemudian dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan verifikasi hasilnya. Ruang
lingkup penilaian kinerja puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan
pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan.
Cara perhitungannya :
Jumlah UPTD Yankes yang melaksanakan Penilaian Kinerja
Puskesmas
X 100 % Jumlah UPTD Yankes di Kabupaten Bandung
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 49
Persentase UPTD Yankes yang melaksanakan Standarisasi Operasional Prosedur (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk UPTD pelayanan kesehatan mengacu pada
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor
441.7/1428/SK/DINKES/2011 tentang Penetapan SOP Pelayanan Kesehatan Dasar di
Puskesmas. Ruang lingkup SOP Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas meliputi:
a. SOP Bidang Sekretariat
b. SOP Bidang Pelayanan Medik dan Farmasi
c. SOP Bidang Pelayanan Masyarakat
d. SOP Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit & Kesehatan Lingkungan
(Kesling)
e. SOP Bidang Sistem Informasi Kesehatan, Promosi Kesehatan dan Jaminan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
f. Instruksi Kerja
Cara perhitungannya :
Jumlah UPTD Yankes yang melaksanakan Standar Operasional
Prosedur
X 100 % Jumlah UPTD Yankes di Kabupaten Bandung
3. Sasaran: Meningkatnya pelayanan kesehatan matra bencana
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Terlaksananya posko rawan bencana dan terlayaninya pasien korban bencana serta terlaksananya posko hari – hari besar
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pelayanan kesehatan matra merupakan upaya kesehatan khusus yang diselenggarakan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dalam lingkungan matra yang serba berubah.
Jenis-jenis kesehatan matra meliputi kesehatan lapangan, kesehatan kelautan dan bawah air,
serta kesehatan kedirgantaraan. Salah satu jenis kesehatan lapangan yaitu kesehatan matra
dalam penanggulangan bencana. Pelayanan kesehatan matra bencana bersifat temporer dan
dinamis. Upaya kesehatan matra bencana dilakukan mulai dari tahap kesiapsiagaan, masa
tanggap darurat, sampai pascabencana.
Agar pelaksanaan pelayanan kesehatan matra bencana dapat terselenggara dengan baik,
efisien, efektif dan mencapai target setiap tahunnya, program upaya kesehatan masyarakat
kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban bencana diusung untuk
mendukung sasaran ini. Di bawah ini adalah rencana kerja yang akan dilaksanakan menurut
indikator yang akan dicapai.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 50
Rencana Tahun 2011 - 2015
Terlaksananya posko rawan bencana dan terlayaninya pasien korban bencana serta
terlaksananya posko hari – hari besar
Merupakan pelayanan kesehatan matra di Kabupaten Bandung yang diselenggarakan untuk
menanggulangi korban bencana mulai dari tahap pra bencana, saat bencana, sampai
pascabencana. Pelayanan kesehatan yang diberikan bersifat temporer dan dinamis sesuai
dengan karakter lingkungan matra yang serba berubah. Pada setiap kejadian bencana
dilakukan pelayanan kesehatan matra bencana untuk menanggulangi masalah kesehatan yang
dialami korban bencana.
Rencana kerja pada tahun 2011 – 2015 untuk menunjang penanganan pelayanan kesehatan
matra bencana yang bersifat temporer dan dinamis akan dilaksanakan pertemuan praposkes
matra.
4. Sasaran: Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Terlayaninya kesehatan calon jemaah haji
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pelayanan kesehatan khusus merupakan upaya kesehatan yang diselenggarakan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Upaya pelayanan kesehatan khusus
diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Jenis-jenis pelayanan kesehatan
khusus meliputi pelayanan kesehatan calon jemaah haji dan jemaah haji, pelayanan
kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan mata, pelayanan kesehatan gigi, pelayanan
laboratorium puskesmas, pelayanan kesehatan jiwa, pelayanan kesehatan fungsi
pendengaran, pelayanan kesehatan kerja, pelayanan kesehatan olahraga, pelayanan kesehatan
matra P3K, lebaran, natal dan tahun baru.
Agar pelaksanaan pelayanan kesehatan khusus dapat terselenggara dengan baik, efisien,
efektif dan mencapai target setiap tahunnya, program upaya kesehatan masyarakat kegiatan
peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan diusung untuk mendukung
sasaran ini. Di bawah ini adalah rencana kerja yang akan dilaksanakan menurut indikator
yang akan dicapai.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 51
Rencana Tahun 2011 - 2015
Terlayaninya kesehatan calon jemaah haji
Merupakan pelayanan kesehatan khusus di Kabupaten Bandung yang diselenggarakan untuk
memeriksa dan screening calon jemaah haji dan jemaah haji pada setiap musim haji.
Pelayanan kesehatan yang diberikan bersifat paripurna pada saat di tanah air sebelum
menunaikan ibadah haji dan sesudah pulang menunaikan ibadah haji. Indikator tersebut
mempunyai sub indikator yaitu :
Sub Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan gawat darurat level 1
20% 20% 40% 60% 80% 100%
Cakupan pelayanan kesehatan mata untuk operasi katarak dari sasaran hasil penjaringan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Kunjungan rawat jalan gigi
1% dari kunjungan puskesmas
1% dari kunjungan puskesmas
1% dari kunjungan puskesmas
2% dari kunjungan puskesmas
3% dari kunjungan puskesmas
4% dari kunjungan puskesmas
Persentase pemeriksaan laboratorium puskesmas
2% dari kunjungan puskesmas
2% dari kunjungan puskesmas
4% dari kunjungan puskesmas
6% dari kunjungan puskesmas
8% dari kunjungan puskesmas
10% dari kunjungan puskesmas
Cakupan pelayanan kesehatan deteksi dini gangguan jiwa di puskesmas
6% dari kunjungan puskesmas
6% dari kunjungan puskesmas
12% dari kunjungan puskesmas
18% dari kunjungan puskesmas
24% dari kunjungan puskesmas
30% dari kunjungan puskesmas
Cakupan pemeriksaan fungsi pendengaran di puskesmas
1 kasus 1 kasus 1 kasus 1 kasus 1 kasus 1 kasus
Cakupan pelayanan kesehatan pos usaha kesehatan kerja yang terbina di puskesmas
1 pos UKK 1 pos UKK 1 pos UKK 1 pos UKK 1 pos UKK 1 pos UKK
Cakupan pelayanan
1 klub 1 klub 1 klub 1 klub 1 klub 1 klub
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 52
Sub Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
kesehatan untuk klub olahraga yang terbina di puskesmas
Persentase penanganan kegiatan pelayanan kesehatan matra P3K, lebaran, natal & tahun baru
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan gawat darurat level 1
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan gawat darurat level 1 adalah pelayanan kesehatan
khusus yang diselenggarakan untuk kegiatan rujukan pemeriksaan kesehatan dari puskesmas
ke sarana kesehatan dan rumah sakit di Kabupaten Bandung. Pemeriksaan yang dimaksud
merupakan pelayanan rujukan gawat darurat. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan gawat
darurat yang harus diberikan sarana kesehatan dan rumah sakit jumlahnya berdasarkan
rujukan gawat darurat dari seluruh puskesmas di Kabupaten Bandung.
Cakupan pelayanan kesehatan mata untuk operasi katarak dari sasaran hasil penjaringan
Yaitu pelayanan kesehatan mata yang diselenggarakan untuk operasi katarak. Operasi
katarak dilakukan bekerja sama dengan rumah sakit dan praktisi ahli di bidang kesehatan
mata. Pelayanan kesehatan yang diberikan mulai dari penjaringan kasus penyakit mata oleh
puskesmas dilanjutkan dengan skrining di puskesmas. Selanjutnya skrining dengan hasil
diagnosa katarak ditindaklanjuti dengan tindakan operasi oleh praktisi ahli mata dan rumah
sakit. Penderita katarak post operasi di follow up oleh puskesmas sampai kondisinya
sembuh. Pada periode tahun 2011 – 2015, cakupan pelayanan operasi katarak berdasarkan
pada hasil penjaringan & skrining penyakit mata yang dilakukan oleh puskesmas di
Kabupaten Bandung.
Kunjungan rawat jalan gigi
Yaitu pelayanan kesehatan khusus yang dilaksanakan untuk pengobatan penyakit gigi oleh
puskesmas di Kabupaten Bandung. Pengobatan penyakit gigi dilakukan untuk penderita yang
datang pada kunjungan rawat jalan poli gigi puskesmas. Kunjungan rawat jalan gigi,
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 53
jumlahnya didasarkan pada seluruh kunjungan puskesmas. Penderita penyakit gigi diberikan
pengobatan oleh puskesmas sesuai dengan jenis penyakitnya.
Persentase pemeriksaan laboratorium puskesmas
Yaitu pelayanan kesehatan khusus di Kabupaten Bandung yang dilakukan untuk setiap
parameter pemeriksaan laboratorium. Parameter pemeriksaan laboratorium di puskesmas
meliputi pemeriksaan mikrobiologi, hematologi, serologi, klinik rutin, dan kimia klinik.
Laboratorium puskesmas juga melaksanakan rujukan pemeriksaan spesimen tersebut dan
rujukan sample pemeriksaan air, makanan, dan minuman. Jumlah pemeriksaan laboratorium
puskesmas pada periode tahun 2011 – 2015 berdasarkan pada spesimen yang diperiksa
laboratorium puskesmas sesuai dengan parameter laboratorium untuk menunjang diagnosa
penyakit.
Cakupan pelayanan kesehatan deteksi dini gangguan jiwa di puskesmas
Yaitu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dalam deteksi dini gangguan jiwa. Deteksi
dini gangguan jiwa dilaksanakan dengan bantuan praktisi ahli di bidang kesehatan jiwa.
Deteksi dini gangguan jiwa dimulai dengan penemuan kasus. Kemudian diberikan konseling
dan pengobatan sesuai dengan diagnosa kasusnya. Pada periode tahun 2011 – 2015, kalkulasi
cakupan deteksi dini gangguan jiwa berdasarkan pada seluruh kunjungan puskesmas di
Kabupaten Bandung.
Cakupan pemeriksaan fungsi pendengaran di puskesmas
Yaitu pelayanan kesehatan khusus yang dilakukan dalam mendiagnosa fungsi pendengaran
pasien yang berkunjung ke puskesmas. Diagnosa mulai dari penemuan kasus gangguan
pendengaran ditindaklanjuti dengan pemeriksaan rujukan. Pengobatan selanjutnya
dilaksanakan oleh praktisi ahli indera pendengaran. Kalkulasi cakupan pemeriksaan fungsi
pendengaran untuk periode tahun 2011 – 2015 berdasarkan pada penemuan kasus di
puskesmas.
Cakupan pelayanan kesehatan pos usaha kesehatan kerja yang terbina di puskesmas
Yaitu pelayanan kesehatan khusus di Kabupaten Bandung untuk memenuhi kebutuhan
pekerja sektor formal dan informal di bidang layanan kesehatan. Di dalam kegiatan ini,
puskesmas melakukan inventarisasi jumlah dan jenis usaha yang ada di wilayah kerjanya.
Selanjutnya berdasarkan hasil inventarisasi dilaksanakan pembinaan di bidang layanan
kesehatan dengan membentuk pos Usaha Kesehatan Kerja (UKK). Pembinaan pos UKK
disesuaikan dengan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh pekerja sektor formal dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 54
informal tersebut sehingga layanan kesehatannya berkualitas sesuai dengan SOP bidang
kesehatan.
Cakupan pelayanan kesehatan untuk klub olahraga yang terbina di puskesmas
Yaitu pelayanan kesehatan khusus yang diselenggarakan dalam kegiatan olahraga. Kegiatan
olahraga dalam kaitannya dengan layanan kesehatan harus dilakukan dengan prinsip-prinsip
baik, benar, teratur, dan terukur. Di dalam kegiatan kesehatan olahraga, puskesmas
melakukan inventarisasi jumlah dan jenis olahraga yang ada di wilayah kerjanya.
Selanjutnya berdasarkan hasil inventarisasi dilaksanakan pembinaan agar olahraga dilakukan
dengan menggunakan prinsip-prinsip kesehatan yaitu olahraga yang baik, benar, teratur, dan
terukur. Pembinaan klub olahraga disesuaikan dengan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan olahraga. sehingga kegiatannya berkualitas sesuai dengan SOP bidang kesehatan.
Persentase penanganan kegiatan pelayanan kesehatan matra P3K, lebaran, natal & tahun baru
Merupakan pelayanan kesehatan matra di Kabupaten Bandung yang diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat kegiatan insidential kesehatan, lebaran, natal,
dan tahun baru. Pelayanan kesehatan yang diberikan bersifat temporer dan dinamis sesuai
dengan kebutuhan di tempat pelaksanaan kegiatan. Penanganan matra P3K, lebaran, natal,
tahun baru persentasenya disesuaikan dengan pelayanan kesehatan pada lingkungan matra
yang serba berubah.
5. Sasaran: Meningkatnya kualitas Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta (SPKS)
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase sarana pelayanan kesehatan swasta (SPKS) yang terbina
62% 70% 80% 90% 100%
Persentase sarana pelayanan kesehatan swasta (SPKS) yang berizin
90% 90% 90% 90% 90% 90%
Sarana pelayanan kesehatan swasta (SPKS) merupakan mitra Dinas Kesehatan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kualitas SPKS dirasa sangat
penting untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang diterima oleh masyarakat demi
menghasilkan derajat kesehatan yang maksimal. Dalam meningkatkan kualitas SPKS di
wilayah Kabupaten Bandung dilaksanakan program upaya kesehatan masyarakat kegiatan
peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan dan program kemitraan
peningkatan pelayanan kesehatan kegiatan kemitraan peningkatan kualitas dokter dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 55
paramedis. Di bawah ini adalah rencana kerja yang dilaksanakan pada tahun 2011-2015
menurut indikator yang akan dicapai.
Rencana Tahun 2011 - 2015
Persentase sarana pelayanan kesehatan swasta (SPKS) yang terbina
Persentase sarana pelayanan kesehatan swasta yang dibina yaitu sarana pelayanan kesehatan
yang telah mempunyai izin beroperasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung kemudian
dilakukan monitoring dan evaluasi dibandingkan dengan SPKS berizin yang ada. Sarana
pelayanan kesehatan swasta yang dimaksud adalah klinik (balai pengobatan) dan rumah
bersalin.
Persentase sarana pelayanan kesehatan swasta (SPKS) yang berizin
Persentase sarana pelayanan kesehatan swasta yang berizin yaitu sarana pelayanan kesehatan
yang mengusulkan izin baru di Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dibandingkan dengan
jumlah SPKS yang ada. Sarana pelayanan kesehatan swasta yang dimaksud adalah klinik
(balai pengobatan) dan rumah bersalin.
6. Sasaran: Meningkatnya kompetensi tenaga kesehatan
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase dokter umum yang terlatih GELS
13% 25% 50% 75% 100%
Persentase perawat terlatih BTCLS
13% 25% 50% 75% 100%
Jumlah bidan terlatih APN 189 214 393 438 483 492
Persentase tenaga kesehatan JFU menjadi Jafung adminkes
0 57% 57% 71% 85% 100%
Persentase kegiatan pengadaan tenaga kesehatan berprestasi
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase puskesmas dengan tenaga kesehatan sesuai standar
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Kompetensi merupakan kombinasi antara keterampilan, kemampuan dan pengetahuan
seseorang yang dibutuhkan untuk pencapaian tugas. Kompetensi tenaga kesehatan sangat
dibutuhkan guna melayani masyarakat secara optimal. Untuk itu peningkatan kompetensi
tenaga kesehatan akan dilaksanakan setiap tahunnya melalui program kemitraan peningkatan
pelayanan kesehatan kegiatan kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis. Adapun
rencana kerja tahun 2011-2015 dijabarkan di bawah ini:
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 56
Rencana Tahun 2011 - 2015
Persentase dokter umum yang terlatih GELS
Pelatihan GELS adalah pelatihan General Emergency Life Support bagi dokter dalam
menanggulangi bencana dan kegawatdaruratan di puskesmas. Tujuan dari pelatihan ini
adalah meningkatkan pengetahuan dokter tentang prinsip penanganan bencana serta
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas dalam menangani kasus-kasus
kegawatdaruratan.
Persentase dokter umum yang terlatih GELS adalah jumlah dokter umum yang sudah terlatih
dibandingkan dengan jumlah seluruh dokter umum yang ada di puskesmas. Program
kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan dengan kegiatan kemitraan peningkatan kualitas
dokter dan paramedik mendukung pencapaian target indikator ini.
Persentase perawat terlatih BTCLS
Pelatihan BTCLS adalah pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support bagi perawat dalam
penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan di puskesmas. Tujuan dari pelatihan ini
adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas dalam menangani kasus
kegawatdaruratan. Persentase perawat terlatih BTCLS adalah jumlah perawat yang sudah
terlatih dibandingkan dengan jumlah seluruh perawat yang ada di puskesmas. Program
kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan dengan kegiatan kemitraan peningkatan kualitas
dokter dan paramedik mendukung pencapaian target indikator ini.
Jumlah bidan terlatih APN
Pelatihan APN adalah pelatihan asuhan persalinan normal bagi bidan dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir, sehingga tenaga kesehatan yang sudah
dilatih terampil dalam pertolongan persalinan normal. Program kemitraan peningkatan
pelayanan kesehatan dengan kegiatan kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedik
mendukung pencapaian target indikator ini.
Persentase tenaga kesehatan JFU menjadi Jafung adminkes
Jabatan fungsional administrasi kesehatan (jafung adminkes) adalah pegawai negeri sipil
(PNS) yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab secara penuh oleh pejabat
berwenang untuk melakukan analisis kebijakan di bidang administrasi pelayanan, perijinan,
akreditasi dan sertifikasi program-program pembangunan kesehatan. Pemenuhan jafung
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 57
adminkes dilaksanakan dengan melatih tenaga kesehatan jabatan fungsional umum (JFU)
yang berlatar belakang pendidikan sarjana kesehatan masyarakat di kantor dinas maupun di
puskesmas.
Persentase tenaga kesehatan JFU menjadi jafung adminkes adalah jumlah tenaga kesehatan
JFU yang sudah menjadi jafung adminkes dibandingkan dengan jumlah tenaga kesehatan
JFU dan jafung adminkes.
Persentase kegiatan pengadaan tenaga kesehatan berprestasi
Kegiatan pengadaan tenaga kesehatan berprestasi adalah kegiatan yang dilaksanakan setiap
tahun untuk memilih dan menyeleksi tenaga kesehatan teladan di tingkat kabupaten untuk
diusulkan ke tingkat provinsi. Tenaga kesehatan yang diseleksi meliputi: dokter, dokter gigi,
bidan, perawat, perawat gigi, nutrisionis, sanitarian, dan asisten apoteker.
Persentase puskesmas dengan tenaga kesehatan sesuai standar
Tenaga kesehatan yang sesuai standar adalah tenaga kesehatan yang kompeten dan sudah
mempunyai ijin kerja dan ijin praktik di puskesmas. Persentase puskesmas dengan tenaga
kesehatan sesuai standar adalah jumlah puskesmas dengan tenaga kesehatan sesuai standar
dibandingkan dengan jumlah seluruh puskesmas
7. Sasaran: Meningkatnya fungsi sarana pelayanan kesehatan
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase pemenuhan perlengkapan dan sarana puskesmas / PONED / Pustu / Poskesdes yang dibangun
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase puskesmas yang dibangun/direhab sesuai standar tata ruang
36% 47% 52% 61% 71% 81%
Persentase PONED yang dibangun/direhab sesuai standar tata ruang
13% 29% 61% 84% 94% 100%
Persentase PUSTU yang dibangun/direhab sesuai standar tata ruang
5% 6% 8% 10% 12% 14%
Persentase POSKESDES yang dibangun/direhab sesuai standar tata ruang
28% 28% 30% 34% 37% 40%
Persentase puskesmas keliling yang terawat
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 58
Dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan perlu didukung
dengan meningkatnya fungsi sarana pelayanan kesehatan yang sesuai standar agar pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dapat berjalan secara optimal. Dalam pelaksanaannya, program
pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas
pembantu dan jaringannya kegiatan pengadaan sarana dan prasarana puskesmas dan kegiatan
pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas diusung sebagai penunjang
sasaran ini. Rencana kerja tahun 2011-2015 dijabarkan di bawah ini:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Persentase pemenuhan perlengkapan dan sarana puskesmas / PONED / Pustu / Poskesdes
yang dibangun
Jumlah puskesmas/PONED/Pustu/Poskesdes yang dibangun yang dipenuhi perlengkapan dan
sarananya dibandingkan dengan jumlah puskesmas/PONED/Pustu/Poskesdes yang dibangun.
Pemenuhan perlengkapan dan sarana dimaksudkan untuk mengoptimalkan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
Persentase puskesmas yang dibangun/direhab sesuai standar tata ruang
Istilah puskesmas mencakup pengertian puskesmas tanpa maupun dengan tempat perawatan.
Puskesmas tanpa tempat perawatan (TTP) merupakan puskesmas dengan upaya pelayanan
wajib atau ditambah upaya pelayanan tambahan dalam suatu lokasi. Puskesmas dengan
tempat perawatan (DTP) merupakan puskesmas yang dilengkapi dengan fasilitas ruang rawat
inap untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat dalam waktu yang tidak lama
(1-3 hari). Standar tata ruang puskesmas mengacu pada Buku Pedoman Tata Ruang
Puskesmas Kementerian Kesehatan RI. Standar tata ruang puskesmas memperhatikan analisa
program kegiatan, kebutuhan alat/sarana kesehatan dan prasarana penunjang. Standar tata
ruang puskesmas dari segi luas bangunan/lantai minimal 135 m2. Apabila puskesmas terletak
di kawasan padat penduduk maka luas bangunannya minimal 250 m2.
Cara perhitungannya yaitu jumlah puskesmas yang dibangun sesuai standar tata ruang dibagi
dengan jumlah puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung dikali dengan 100 %.
Persentase PONED yang dibangun/direhab sesuai standar tata ruang
Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar) adalah puskesmas
rawat inap yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan
pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir dengan komplikasi baik
yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, puskesmas dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 59
melakukan rujukan ke rumah sakit PONEK (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency
K) pada kasus yang tidak mampu ditangani. Standar tata ruang puskesmas PONED mengacu
pada Buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas Kementerian Kesehatan RI.
Persentase PUSTU yang dibangun/direhab sesuai standar tata ruang
Puskesmas pembantu (PUSTU) yaitu unit pelayanan kesehatan sederhana yang
melakasanakan sebagian tugas puskesmas. Standar tata ruang Pustu dari segi luas tanah
minimal 150 m2 dengan luas bangunan/lantai Pustu minimal 80 m
2, yang terdiri dari ruang
pelayanan kesehatan 30 m2 dan ruang/tempat tinggal paramedik 50 m
2. Cara perhitungannya
jumlah Pustu yang dibangun sesuai stándar tata ruang dibagi dengan jumlah Pustu yang ada
di Kabupaten Bandung dikali 100%.
Persentase POSKESDES yang dibangun/direhab sesuai standar tata ruang
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Standar tata ruang Poskesdes dari segi luas tanah
minimal 200 m2 dengan luas bangunan/lantai Pustu minimal 120 m
2, yang terdiri dari ruang
pelayanan, pemeriksaan, dan persalinan 60 m2 dan ruang/tempat tinggal bidan 60 m
2. Cara
perhitungannya adalah jumlah Poskesdes yang dibangun sesuai tata ruang dibagi dengan
jumlah Poskesdes di Kabupaten Bandung dikalikan dengan 100 %.
Persentase puskesmas keliling yang terawat
Puskesmas keliling yaitu unit pelayanan kesehatan yang dilengkapi dengan kendaraan
bermotor roda empat maupun perahu bermotor untuk menjangkau wilayah yang jauh dari
puskesmas. Cara perhitungannya adalah jumlah puskesmas keliling yang terawat dibagi
dengan jumlah semua puskesmas keliling dikalikan dengan 100 %.
8. Sasaran : Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan yang bermutu
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase alokasi pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
53% 55% 60% 65% 70% 75%
Persentase ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan
60% 65% 70% 75% 80% 85%
Persentase keterjangkauan obat yang memenuhi standar
60% 65% 70% 75% 80% 85%
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 60
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase instalasi farmasi kabupaten yang memadai
50% 50% 100%
Pelayanan kesehatan yang optimal harus didukung oleh sarana dan prasarana kesehatan.
Salah satu sarana yang sangat esensial dalam pelayanan kesehatan atau pengobatan adalah
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang bermutu di puskesmas. Dalam menunjang
sasaran di atas dilaksanakan program obat dan perbekalan kesehatan kegiatan pengadaan
obat dan perbekalan. Rincian kegiatan tahun 2011-2015 dapat dilihat dalam rincian indikator
di bawah ini:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Persentase alokasi pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
Besarnya dana pengadaan obat dan perbekalan kesehatan yang disediakan/dialokasikan
pemerintah daerah sesuai dengan jumlah penduduk suatu daerah dibandingkan dengan dana
pengadaan obat dan perbekalan kesehatan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh
Kebijakan Obat Nasional (KONAS)/kesepakatan global/nasional untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan dasar sebesar sembilan ribu rupiah per penduduk.
Persentase ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan
Jumlah obat yang mampu disediakan oleh pemerintah dibandingkan dengan jumlah obat
yang dibutuhkan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar.
Persentase keterjangkauan obat yang memenuhi standar
Jumlah distribusi obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan sarana pelayanan
kesehatan dibandingkan dengan jumlah distribusi obat dan perbekalan kesehatan yang
dilaksanakan guna menjamin ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan tepat jenis dan
jumlah secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dasar di
sarana pelayanan kesehatan.
Persentase instalasi farmasi Kantor Dinas Kabupaten yang memadai
Jumlah instalasi farmasi kabupaten yang memenuhi syarat kesehatan dibandingkan dengan
jumlah instalasi farmasi yang ada.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 61
9. Sasaran : Meningkatnya penyajian data informasi kesehatan
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Terlaksananya pengumpulan, pengolahan, analisa data profil kesehatan dan pemutakhiran data
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Penyajian data informasi kesehatan dilaksanakan sebagai upaya transparansi hasil kegiatan
program pembangunan kesehatan, dan menjadi sangat penting ketika pemanfaatannya
sebagai dasar pengambilan keputusan dan kebijakan program pembangunan kesehatan.
Meningkatnya penyajian data informasi kesehatan dicapai dengan melaksanakan program
standarisasi pelayanan kesehatan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan dan kegiatan
pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan. Rencana kegiatan
tahun 2011 – 2015 dapat dilihat di bawah ini:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Terlaksananya pengumpulan,pengolahan,analisa data profil kesehatan dan pemutakhiran data :
SP3 singkatan dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas, bertujuan agar semua data
hasil kegiatan puskesmas dan jaringannya dan data lainnya yang berkaitan dicatat dan
dilaporkan kepada jenjang administrasi di atasnya sesuai dengan kebutuhan secara benar,
akurat, berkala (setiap bulan), dan teratur guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan
masyarakat. Jenis pencatatan yang dilaporkan puskesmas ke Dinas Kesehatan adalah LB1
(Laporan Penyakit), LB3 (Laporan Prog KIA/KB; Laporan Prog. Pencegahan Penyakit;
Laporan Imunisasi) dan LB4 (Laporan Kegiatan Puskesmas) setiap bulan dan LSD 1 (
Sumber Daya Puskesmas), LSD 2 (Data Ketenagaan di Puskesmas) dan LSD 3 (Jumlah dan
Jenis Puskesmas ) setiap tahun sekali.
Persentase puskesmas yang melaporkan SP3 secara rutin adalah jumlah puskesmas yang
melaporkan LB1 (Laporan Penyakit), LB3 (Laporan Prog KIA/KB; Laporan Prog.
Pencegahan; Laporan Imunisasi) dan LB4 (Laporan Kegiatan Puskesmas) setiap bulan
dibandingkan dengan jumlah seluruh puskesmas di Kabupaten Bandung. Pencapaian target
indikator ini dilaksanakan melalui program standarisasi pelayanan kesehatan, kegiatan
monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Indikator Terlaksananya pengumpulan, pengolahan, analisa data profil kesehatan dan
pemutakhiran data mempunyai Sub Indikator Kinerja yaitu :
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 62
Sub Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Dokumen Profil Kesehatan Kabupaten
1 1 1 1 1 1
Persentase puskesmas yang menyusun Laporan Tahunan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase keterampilan tenaga pengelola data SP3
0 50% 70% 80% 90% 100%
Persentase puskesmas dengan SIMPUS
0 7% 32% 55% 77% 100%
Wide Area Network/Local Area Netwok Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
0 0 21 titik 35 titik 49 titik 63 titik
Persentase puskesmas yang menyusun Laporan Inventory
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Dokumen Profil Kesehatan Kabupaten
Dokumen Profil Kesehatan merupakan dokumentasi hasil penyelenggaraan kesehatan yang
dilaksanakan baik oleh sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah seperti Puskesmas dan
jaringannya serta RSUD maupun Rumah Sakit milik swasta sehingga dapat menggambarkan
situasi derajat kesehatan masyarakat serta upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan
selama 5 tahun di Kabupaten Bandung. Pencapaian target indikator ini dilaksanakan melalui
program standarisasi pelayanan kesehatan, kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Persentase puskesmas yang menyusun Laporan Tahunan
Jumlah puskesmas yang menyusun laporan hasil kegiatan program dan kinerja selama 1
tahun yang sudah berlangsung dibandingkan dengan jumlah semua puskesmas di Kabupaten
Bandung. Pencapaian target indikator ini dilaksanakan melalui program standarisasi
pelayanan kesehatan, kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Persentase keterampilan tenaga pengelola data SP3
Jumlah tenaga pengelola data SP3 yang mampu mengumpulkan, mencatat dengan baik dan
benar data/informasi yang tercakup dalam format LB1, LB3, LB4 serta melaporkan data
tersebut ke Dinas Kesehatan tepat waktu pada setiap bulan dibandingkan dengan jumlah
puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung. Pencapaian target indikator ini dilaksanakan
melalui program standarisasi pelayanan kesehatan, kegiatan monitoring, evaluasi dan
pelaporan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 63
Persentase puskesmas dengan SIMPUS
Aplikasi SIMPUS mencakup pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen pasien (front
management), yang meliputi :
Registrasi pasien yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan
pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar.
Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, dan pendaftaran rawat inap/jalan.
Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di puskesmas dan jaringannya seperti: poli
umum, poli KB/KIA, poli gigi , pelayanan TB paru, dan UGD (untuk puskesmas
yang menyediakan layanan IGD). Modul ini juga mencatat diagnosa dan tindakan
terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien.
Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-
obatan.
Melalui lingkup manajemen pasien tersebut diperoleh laporan mengenai: rekam medis
pasien, data morbiditas pasien rawat jalan, jumlah kunjungan pasien kasus baru dan kasus
lama, jumlah penggunaan obat dan manajemen ketersediaan obat di apotik puskesmas.
Persentase puskesmas dengan Simpus adalah jumlah puskesmas yang telah memanfaatkan
aplikasi Sistem Informasi & Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dibandingkan dengan jumlah
semua puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung. Pencapaian target indikator ini
dilaksanakan melalui program standarisasi pelayanan kesehatan, kegiatan monitoring,
evaluasi dan pelaporan.
Wide Area Network/Local Area Netwok Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Puskesmas dengan WAN adalah jumlah puskesmas yang terakses dengan jaringan Wide
Area Network Dinas. Infrastruktur WAN dibangun dalam rangka menunjang terciptanya
sistem informasi puskesmas yang terintegrasi, efektif dan efisien. Pencapaian target indikator
ini dilaksanakan melalui program standarisasi pelayanan kesehatan, kegiatan monitoring,
evaluasi dan pelaporan.
Persentase puskesmas yang menyusun Laporan Inventory
Laporan inventory puskesmas merupakan kegiatan pemutakhiran data yang meliputi: data
identitas puskesmas, karakteristik puskesmas, bangunan perumahan, sarana komunikasi dan
informasi, sumber energi, prasarana, peralatan puskesmas, pengorganisasian puskesmas,
ketanagaan, program pokok puskesmas, program pengembangan dan pembiayaan
puskesmas. Persentase puskesmas yang menyusun Laporan Inventory adalah jumlah
puskesmas yang menyusun laporan inventory pada setiap akhir tahun dibandingkan dengan
jumlah puskesmas di Kabupaten Bandung. Pencapaian target indikator ini dilaksanakan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 64
melalui program standarisasi pelayanan kesehatan, kegiatan pembangunan dan pemutakhiran
data dasar standar pelayanan kesehatan.
10. Sasaran : Meningkatnya pelaksanaan pengembangan Jamkesda dan peraturan-
peraturan sebagai penunjang perumusan kebijakan penyelenggaraan kesehatan
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Dokumen kajian pelaksanaan Jamkes Kab. Bandung masa transisi (sebelum UU BPJS diberlakukan)
0 0 0 1
Dokumen Peraturan Daerah Sistem Kesehatan Daerah
0 1
Dokumen Peraturan Bupati untuk menunjang pelaksanaan Perda Sistem Kesehatan Daerah
0 0 1
Peraturan Daerah Tarif Pelayanan kesehatan
0 1
Dokumen Peraturan Bupati Pelaksanaan Perda Tarif
0 0 1
Pengembangan Jamkesda dan peraturan-peraturan sebagai penunjang perumusan kebijakan
penyelenggaraan kesehatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan dan
penyelenggaraan jaminan kesehatan serta pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten
Bandung. Pelaksanaan sasaran ini melalui program standarisasi pelayanan kesehatan
kegiatan penyusunan standar jaminan pelayanan kesehatan. Rincian kegiatan dijabarkan di
bawah ini:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Dokumen kajian pelaksanaan Jamkes Kab. Bandung masa transisi (sebelum UU BPJS
diberlakukan)
Dokumen kajian pelaksanaan jaminan kesehatan (Jamkes) Kabupaten Bandung masa transisi
disusun sebagai acuan pelaksanaan jamkes di Kabupaten Bandung sebelum pelaksanaan
Undang-undang Badan Pelaksanaan Jaminan Sosial (UU BPJS) dilaksanakan secara nasional
di tahun 2014.
Dokumen Peraturan Daerah Sistem Kesehatan Daerah
Dokumen Peraturan Daerah (Perda) SKD merupakan peraturan yang ditetapkan Pemerintah
Daerah Kabupaten Bandung yang mengatur tentang tatacara penyelenggaraan kesehatan baik
yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta mapun masyarakat.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 65
Dokumen Peraturan Bupati untuk menunjang pelaksanaan Perda Sistem Kesehatan Daerah
Dokumen Peraturan Bupati Pelaksanaan Perda SKD yang merupakan peraturan yang
ditetapkan oleh Bupati untuk mengatur secara teknis pelaksanaan Perda SKD.
Peraturan Daerah Tarif Pelayanan kesehatan
Dokumen Perda Tarif merupakan peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Bandung yang mengatur tentang besaran retribusi pelayanan kesehatan.
Dokumen Peraturan Bupati Pelaksanaan Perda Tarif
Dokumen Peraturan Bupati Pelaksanaan Perda Tarif Pelayanan Kesehatan merupakan
peraturan yang ditetapkan oleh Bupati untuk mengatur secara teknis pelaksanaan Perda Tarif
Pelayanan Kesehatan.
Rincian rencana kinerja masing-masing sasaran pada misi 2 adalah sebagai berikut :
11. Sasaran: Meningkatnya lingkungan sehat pada rumah tangga
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase rumah sehat 55% 55% 60% 65% 70% 80%
Pelayanan pengendalian vector : rumah / bangunan bebas jentik nyamuk Aedes
94,7% 94,7% 95% 95% 95% 95%
Persentase keluarga yang menggunakan sarana air bersih
72% 72% 75% 77% 80% 85%
Persentase keluarga yang menggunakan jamban keluarga sehat
67% 67% 69% 72% 75% 78%
Menyehatkan lingkungan tempat
tinggal dan lingkungan tempat
beraktivitas
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 66
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase keluarga yang menggunakan sarana pembuangan air limbah memenuhi syarat
37% 37% 39% 42% 45% 50%
Meningkatnya lingkungan sehat pada rumah tangga setiap tahunnya dicapai melalui program
pengembangan lingkungan sehat kegiatan pengkajian pengembangan lingkungan sehat.
Rencana kinerja sasaran ini dapat dilihat di bawah ini:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Persentase rumah yang sehat
Rumah sehat menurut Permenkes No. 829 tahun 1999 adalah kondisi fisik, kimia, biologi di
dalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Penilaian rumah sehat dilakukan dengan
menggunakan format penilaian rumah. Penentuan rumah sehat atau tidak dihitung dari skor
yang didapat, dimana:
Rumah sehat = Skor 1.068 – 1.200
Rumah Tidak sehat = Skor < 1.068
Rumah yang menjadi sasaran kegiatan ini yaitu seluruh rumah yang diawasi di wilayah
Kabupaten Bandung.
Persentase rumah sehat diperoleh dengan rumus :
= %100xdiawasiyangrumahJumlah
sehatyangrumahJumlah
Indikator kinerja Persentase rumah sehat mempunyai sub indikator kinerja yaitu :
Sub Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase rumah yang diawasi 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Persentase puskesmas aktif melaksanakan klinik sanitasi
20% 20% 22% 25% 30% 50%
Persentase rumah yang diawasi
Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan cuaca dan gangguan makhluk hidup
lainnya, serta tempat pengembangan kehidupan keluarga. Rumah yang menjadi sasaran
kegiatan ini yaitu seluruh rumah yang ada di wilayah Kabupaten Bandung.
Persentase rumah yang diawasi diperoleh dengan rumus :
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 67
= %100xadayangrumahjumlah
diawasiyangrumahjumlah
Persentase puskesmas aktif melaksanakan klinik sanitasi
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat
melalui upaya terintegrasi antara kesehatan lingkungan pemberantasan penyakit dengan
bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi aktif
adalah puskesmas yang melaksanakan kegiatan klinik sanitasi baik dalam gedung maupun
luar gedung dan melaporkan semua hasil kegiatannya setiap bulan. Klinik sanitasi yang
menjadi sasaran adalah seluruh puskesmas yang melaksanakan kegiatan klinik sanitasi
Persentase puskesmas aktif melaksanakan klinik sanitasi diperoleh dengan rumus :
= %100xadayangsanitasiklinikJumlah
aktifyangsanitasiklinikJumlah
Indikator dari Sasaran 10 selanjutnya :
Pelayanan pengendalian vector : rumah / bangunan bebas jentik nyamuk Aedes.
Rumah bebas jentik adalah rumah yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala
tidak terdapat jentik nyamuk. Rumah yang menjadi sasaran kegiatan ini yaitu seluruh rumah
yang diawasi di wilayah Kabupaten Bandung.
Persentase rumah bebas jentik diperoleh dengan rumus:
%100xdiawasiyangrumahJumlah
jentikbebasrumahJumlah
Persentase keluarga yang menggunakan sarana air bersih (SAB)
Sarana Air Bersih (SAB) memenuhi syarat adalah SAB yang terhindar/jauh dari sumber
pencemar baik langsung maupun tidak langsung. Adapun jenis SAB yaitu sumur pompa
tangan (SPT), sumur gali (SGL), perpipaan (sambungan rumah, kran umum, dan PDAM),
serta Perlindungan Mata Air (PMA). Jumlah pemakai SAB diperoleh melalui pendataan
dengan menggunakan form survei perumahan lingkungan (SPL) SAB.
Cakupan Pemakai Sarana Air Bersih (SAB) memenuhi syarat diperoleh dengan rumus :
= %100XPendudukJumlah
SyaratMemenuhiyangSABPemakaiJumlah
Persentase keluarga yang menggunakan jamban keluarga sehat
Jamban Keluarga (JAGA) sehat adalah tempat buang air besar yang dapat menghindarkan
kotoran manusia kontak atau bersentuhan dengan manusia baik secara langsung maupun
tidak langsung atau melalui perantara, serta tidak mencemari sumber air. Jumlah pemakai
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 68
JAGA diperoleh melalui pendataan dengan menggunakan form survei perumahan
lingkungan (SPL) JAGA.
Cakupan Pemakai Jamban Keluarga (JAGA) sehat diperoleh dengan rumus :
= %100XPendudukJumlah
SyaratMemenuhiyangJAGAPemakaiJumlah
Persentase keluarga yang menggunakan sarana pembuangan air limbah memenuhi syarat
Sarana pembuangan air limbah (SPAL) yang memenuhi syarat yaitu yang dapat mengalirkan
air limbah dari sumbernya (dapur dan kamar mandi) ke tempat penampungan air limbah
dengan lancar, tertutup, tidak mencemari lingkungan dan tidak dapat dijangkau serangga dan
tikus. Jumlah pemakai SPAL diperoleh melalui pendataan dengan menggunakan form survei
perumahan lingkungan (SPL) SPAL.
Cakupan Pemakai Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) memenuhi syarat diperoleh
dengan rumus :
= %100XPendudukJumlah
SyaratMemenuhiyangSPALPemakaiJumlah
12. Sasaran: Meningkatnya lingkungan sehat pada tempat-tempat umum
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase tempat-tempat umum yang sehat
72% 72% 75% 78% 80% 82%
Pelayanan kesehatan lingkungan : institusi yang dibina
100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah desa yang menyelenggarakan CLTS
3 4 5 6 7
Jumlah desa yang mendeklarasikan Stop BABS
4 6 8 10 12
Jumlah desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat
10 15 15 20 20
Tempat-tempat umum adalah tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan-badan
pemerintah, swasta, maupun perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat yang
mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta memiliki fasilitas. Lingkungan sehat pada
tempat-tempat umum akan mendukung derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu program
pengembangan lingkungan sehat kegiatan pengkajian pengembangan lingkungan sehat
dilaksanakan dalam mendukung sasaran tersebut di atas. Rincian kinerja masing-masing
indikator dapat dilihat di bawah ini:
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 69
Rencana Tahun 2011 - 2015
Persentase tempat-tempat umum yang sehat
Tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi sehat adalah TTU yang terpenuhi persyaratan
sanitasi yang karena fungsinya tidak akan menimbulkan gangguan/bahaya kesehatan baik
langsung bagi masyarakat yang berada di TTU tersebut maupun yang ada di lingkungannya.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan format inspeksi sanitasi dan dinyatakan dengan
skor mininimal yang sesuai dengan persyaratan. TTU yang menjadi sasaran adalah seluruh
TTU yang diawasi di wilayah Kabupaten Bandung.
Persentase tempat-tempat umum yang sehat diperoleh dengan rumus :
= %100xdiawasiyangTTUJumlah
sehatyangTTUJumlah
Indikator Persentase tempat – tempat umum yang sehat mempunyai sub indikator yaitu :
Sub Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase Industri yang diawasi
19% 20% 25% 30% 35% 40%
Persentase industri yang memenuhi syarat
59.3% 60% 65% 70% 75% 80%
Persentase pengelolaan limbah medis di sarana pelayanan kesehatan (puskesmas dan rumah sakit)
100% 100% 100% 100% 100%
Persentase industri yang diawasi
Pengawasan industri dilaksanakan melalui kegiatan audit sanitasi. Kegiatan ini untuk menilai
keadaan suatu sarana sanitasi dasar atau lingkungan industri baik fisik, kimia maupun biologi
guna mengetahui berapa besar kemungkinan sarana atau lingkungan tersebut dipengaruhi
oleh lingkungannya sehingga akan mengakibatkan kesehatan masyarakat menurun dan dapat
memberikan informasi sedini mungkin pencemaran yang disebabkan oleh kegiatan manusia
atau mahluk lainnya. Sasaran industri yang diawasi adalah seluruh industri (kecil dan besar)
yang ada di wilayah Kabupaten Bandung.
Persentase industri yang diawasi diperoleh dengan menggunakan rumus :
= %100xadayangindustriJumlah
diawasiyangindustriJumlah
Persentase industry yang memenuhi syarat
Industri dinyatakan memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan (MS) apabila memperoleh
skor hasil penelitian pemeriksaan kesehatan lingkungan sekurang-kurangnya 80% (delapan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 70
puluh persen). Penilaian dilakukan dengan menggunakan format audit sanitasi industri.
Sasaran industri yang memenuhi sayarat adalah seluruh industri yang diawasi di wilayah
Kabupaten Bandung.
Persentase industri yang memenuhi syarat diperoleh dengan rumus :
= %100xdiawasiyangindustriJumlah
syaratmemenuhiyangindustriJumlah
Persentase pengelolaan limbah medis di sarana pelayanan kesehatan (puskesmas dan rumah
sakit)
Limbah medis adalah semua limbah yang dihasilkan sarana layanan kesehatan dianggap
sebagai limbah medis yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda
tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kontainer bertekanan, limbah dengan kandungan logam berat tinggi. Pengelolaan limbah
medis di puskesmas dan rumah sakit harus sesuai dengan peraturan yang berlaku, dengan
cara :
1. Insinerator khusus adalah untuk limbah berbahaya dan cytostatica
2. Daur ulang adalah untuk limbah kimia dan limbah cytostatic
3. Instalasi pengolah limbah
Atau apabila tidak mengelola sendiri bisa bekerjasama dengan pihak lain yang memiliki izin.
Sasaran adalah seluruh puskesmas dan rumah sakit yang ada di wilayah Kabupaten Bandung.
Persentase pengelolaan limbah medis di sarana pelayanan kesehatan (puskesmas dan rumah
sakit) diperoleh dengan rumus:
= %100tan
limtanX
adayangkesehapelayanansaranaJumlah
medisbahmengelolayangkesehapelayanansaranaJumlah
Indikator dari Sasaran ke – 11 berikutnya yaitu :
Pelayanan Kesehatan Lingkungan : Institusi yang dibina
Tempat-tempat umum (TTU) adalah tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan-
badan pemerintah, swasta, maupun perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat
yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta memiliki fasilitas. Jenis TTU yang diawasi
yaitu: hotel, kolam renang, bioskop, pasar, salon kecantikan, tempat ibadah, sekolah,
terminal, dan pusat perbelanjaan. Pengawasan TTU dilakukan dengan menggunakan format
Inspeksi Sanitasi TTU (disesuaikan dengan jenis TTU). TTU yang menjadi sasaran
pengawasan adalah seluruh TTU yang ada di wilayah Kabupaten Bandung.
Persentase tempat-tempat umum (TTU) yang terawasi diperoleh dengan rumus:
= %100xadayangTTUJumlah
diawasiyangTTUJumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 71
Jumlah Desa yang Menyelenggarakan CLTS
Community Led Total Sanitasi (CLTS) adalah suatu implementasi dengan memfasilitasi
melalui proses membangkitkan dan memberdayakan masyarakat lokal untuk menganalisis
profil sanitasi mereka sendiri, meliputi luas buang air besar sembarangan, sebaran
kontaminasi fekal – oral yang mempengaruhi dan mengganggu di masyarakat serta
menginisasi aksi lokal kolektif untuk bebas dari buang air besar di sembarang tempat.
Indikator ini dihitung berdasarkan jumlah desa yang menerapkan metode CLTS.
Jumlah Desa yang mendeklarasikan STOP BABS
Jumlah desa yang mendeklarasikan Stop BABS merupakan salah satu indikator dari Program
Kesehatan Lingkungan. Indikator tersebut merupakan banyaknya desa di Kabupaten
Bandung yang mendeklarasikan dan berperilaku tidak Buang Air Besar Sembarangan.
Jumlah Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total berbasis Masyarakat
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat merupakan pendekatan untuk merubah perilaku higiene
dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. STBM terdiri dari
lima pilar yaitu :
1. Stop buang air besar sembarangan
2. Cuci tangan pakai sabun
3. Pengelolaan air minum / makanan rumah tangga
4. Pengelolaan sampah rumah tangga
5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Perhitungan indikator ini yaitu dengan mendata jumlah desa yang melakasanakan kelima
pilar STBM.
13. Sasaran: Meningkatnya air minum yang memenuhi syarat
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase DAMIU yang terawasi
40% 50% 60% 70% 80% 100%
Persentase air minum yang memenuhi syarat
72% 72% 75% 77% 80% 100%
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 72
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Syarat air minum sesuai
Permenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002 bahwa air minum harus bebas dari bahan-bahan
anorganik dan organik yakni bebas bakteri, zat kimia, racun, limbah berbahaya dan lain
sebagainya. Dalam mengawasi kualitas air minum di Kabupaten Bandung, program
pengembangan lingkungan sehat dengan kegiatan pengkajian pengembangan lingkungan
sehat dilaksanakan untuk mencapai sasaran ini. Adapun rincian rencana kinerjanya adalah
sebagai berikut:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Persentase DAMIU yang terawasi
DAMIU adalah Depot Air Minum Isi Ulang. Pengawasan DAMIU dilaksanakan melalui
kegiatan audit sanitasi yang didalamnya mencakup pemeriksaan hygiene sanitasi DAMIU,
yang bertujuan mengurangi atau mencegah kejadian penyakit dan atau gangguan kesehatan
karena bawaan air yang disebabkan oleh air bersih maupun air minum dan sarana yang
digunakan untuk proses pengolahan, penyimpanan dan distribusi air minum harus memenuhi
syarat. Sasaran DAMIU yang diawasi adalah seluruh DAMIU yang ada di wilayah
Kabupaten Bandung.
Persentase DAMIU yang terawasi diperoleh dengan rumus :
= %100xadayangDAMIUJumlah
diawasiyangDAMIUJumlah
14. Sasaran : Meningkatnya tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Jumlah titik sampel yang diawasi kualitas air minum
40% 50% 60% 70% 80% 100%
Tempat pengelolaan makanan (TPM) adalah sebagai salah satu jenis tempat pelayanan
umum yang mengolah dan menyediakan makanan bagi masyarakat banyak, untuk itu TPM
memiliki potensi yang cukup besar dalam menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit
bahkan keracunan akibat dari makanan yang dihasilkannya. Program pengembangan
lingkungan sehat kegiatan pengakajian pengembangan lingkungan sehat dilaksanakan untuk
mencapai sasaran tersebut di atas dengan rincian rencana kinerja di bawah ini:
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 73
Rencana Tahun 2011 - 2015
Jumlah Titik Sampel yang Diawasi Kualitas Air Minum
Indikator Jumlah titik sampel yang diawasi kualitas air minum mempunyai sub indikator
yaitu :
Sub Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan
70% 70% 75% 75% 80% 80%
Persentase tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan
Tempat pengelolaan makanan (TPM) yang memenuhi syarat adalah TPM yang terpenuhi
persyaratan sanitasi yang karena fungsinya tidak akan menimbulkan gangguan/bahaya
kesehatan baik langsung bagi masyarakat yang berada di TPM tersebut maupun yang ada di
lingkungannya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan format inspeksi sanitasi dan
dinyatakan dengan skor mininimal yang sesuai dengan persyaratan. TPM yang menjadi
sasaran adalah seluruh TPM yang diawasi di wilayah Kabupaten Bandung.
Persentase TPM yang memenuhi syarat kesehatan diperoleh dengan rumus:
= %100xdiawasiyangindustriJumlah
syaratmemenuhiyangTPMJumlah
Rincian rencana kinerja masing-masing sasaran pada misi 3 adalah sebagai berikut :
15. Sasaran: Menurunnya angka kesakitan penyakit DBD
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Penderita DBD yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase pemenuhan kebutuhan alat dan bahan fogging
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Menanggulangi penyakit menular
dan tidak menular
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 74
Demam berdarah dengue (DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur saat menghisap darah manusia.
Orang yang terindikasi terserang demam berdarah harus secepatnya diberi pertolongan medis
untuk diobati. Terlambat member pertolongan pada penderita DBD dapat menyebabkan
penderita meninggal dunia. Untuk menurunkan angka kesakitan penyakit DBD
dilaksanakanlah program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan
kegiatan penyemprotan/fogging sarang nyamuk dan kegiatan pengadaan alat fogging dan
bahan-bahan fogging. Rincian rencana kinerja sasaran ini dijabarkan di bawah ini:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Penderita DBD yang Ditangani
Indikator Penderita DBD yang ditangani mempunyai Sub Indikator yaitu :
Sub Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Proporsi IR DBD 36,88
/100.000 pddk
55 /100.000
pddk
54 /100.000
pddk
53 /100.000
pddk
52 /100.000
pddk
51 /100.000
pddk
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
Merupakan persentase penderita demam berdarah dengue (DBD) yang ditangani sesuai
standar (didiagnosis dan diobati/ dirawat sesuai standar dan ditindaklanjuti dengan
penanggulangan focus) di satu wilayah dalam waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan
jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama.
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD dihitung dengan cara:
Cakupan penemuan
dan penanganan
penderita penyakit
DBD
=
Jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai SOP di satu wilayah
dalam waktu satu tahun X 100 %
Jumlah penderita DBD yang ditemukan di satu wilayah dalam waktu
satu tahun yang sama Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD diharapkan mencapai target
setiap tahunnya melalui program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan
kegiatan penyemprotan/fogging sarang nyamuk.
Proporsi IR DBD
Proporsi Insidens Rate (IR) Demam Berdarah Dengue merupakan indikator yang
menggambarkan angka kesakitan penyakit DBD per 100.000 penduduk. IR DBD dihitung
dari:
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 75
Jumlah penderita DBD X 100.000
Jumlah penduduk di suatu wilayah
Proporsi IR DBD setiap tahunnya diharapkan menurun melalui program pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular dengan kegiatan penyemprotan/fogging sarang nyamuk.
Indikator lain dari sasaran ke- 14 yaitu :
Persentase pemenuhan kebutuhan alat dan bahan fogging
Merupakan bagian dari program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan
kegiatan pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging. Alat fogging yang dimaksud
merupakan alat untuk melakukan pengasapan terhadap sarang nyamuk. Sedangkan bahan
fogging yaitu insektisida cair yang digunakan untuk membunuh nyamuk dewasa beserta
bahan pencampurnya. Kegiatan fogging dimaksudkan untuk mengendalikan vektor penyakit
(vector born disease) seperti DBD, filariasis, cikungunya dan sebagainya. Dalam
pengendalian penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, diikuti juga dengan kegiatan larvasida.
Larvasida adalah zat aktif kimia untuk membunuh larva nyamuk.
16. Sasaran: Menurunnya angka kesakitan penyakit TB Paru
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Penemuan Pasien TB BTA positif
74% 80% 82% 84% 86% 90%
Penyakit Tuberculosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobakterium
Tuberculosis dengan gejala yang bervariasi, diantaranya adalah batuk lebih dari 4 minggu
dengan atau tanpe sputum, malaise, gejala flu, demam derajat rendah, nyeri dada dan batuk
berdarah. Tuberculosis ditularkan terutama dari orang ke orang dengan menghirup udara
yang terinfeksi selama kontak yang dekat. Untuk mencapai sasaran menurunnya angka
kesakitan penyakit TB paru dilaksanakan program pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan
rincian kinerja sebagai berikut:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Penemuan pasien TB BTA positif
Cakupan penemuan penderita baru TB BTA positif atau Case Detection Rate (CDR) adalah
persentase jumlah penderita baru TB BTA positif yang ditemukan dibandingkan dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 76
jumlah perkiraan kasus baru TB BTA positif dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun.
Cara perhitungannya yaitu:
Cakupan penemuan
dan penanganan
penderita penyakit TB
Paru
=
Jumlah pasien baru TB BTA positif yang ditemukan dan diobati dalam
satu wilayah selama satu tahun X 100 %
Jumlah perkiraan pasien baru TB BTA positif dalam satu wilayah
dalam waktu satu tahun
Perkiraan pasien baru TB BTA positif adalah Insiden Rate TB baru BTA positif per 100.000
x jumlah penduduk pada suatu wilayah tertentu. Insiden rate kabupaten/kota mempergunakan
hasil survey nasional tentang prevalensi TB pada tahun terakhir. Cakupan di atas diharapkan
meningkat setiap tahunnya melalui program pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular dengan kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
Indikator Penemuan pasien TB BTA positif mempunyai sub indikator yaitu ;
Sub Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Angka kesembuhan penyakit TB Paru (Cure Rate)
89% 89% 90% 90% 90% 90%
Angka kesembuhan penyakit TB Paru (Cure Rate)
Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase pasien baru TB paru BTA
positif yang sembuh setelah masa pengobatan, diantara pasien baru TB paru BTA positif
yang tercatat. Angka kesembuhan penyakit TB Paru dihitung dengan cara:
Jumlah pasien baru TB BTA positif yang
sembuh X 100 %
Jumlah pasien baru TB BTA positif yang
diobati
Angka kesembuhan penyakit TB paru diharapkan meningkat setiap tahunnya melalui
program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan kegiatan pelayanan
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
17. Sasaran: Menurunnya angka kesakitan penyakit Diare
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Penemuan penderita diare 88,3% 100% 100% 100% 100% 100%
Penyakit diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air
besar lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1 hari). Penyakit diare masih sering
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 77
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu
yang singkat. Dalam mencapai sasaran menurunnya angka kesakitan penyakit diare di
Kabupaten Bandung maka dilaksanakan program pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan
rincian kinerja sebagai berikut:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Penemuan Penderita Diare
Merupakan persentase jumlah penderita diare semua umur yang dilayani dalam satu tahun
dibagi target penemuan penderita semua umur pada tahun yang sama. Diare yang dimaksud
adalah buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali
atau lebih) perhari dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7 hari. Cara
perhitungannya sebagai berikut:
Jumlah penderita diare semua umur yang dilayani dalam 1
tahun X 100 %
Target penemuan penderita diare semua umur
Target penemuan yaitu 10 % dari angka kesakitan diare di Kab/Kota. Angka kesakitan
kabupaten mempergunakan hasil survey nasional tentang morbiditas diare semua umur.
Cakupan pelayanan penderita diare dicapai melalui program pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular dengan kegiatan pelayanan pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular.
18. Sasaran: Menurunnya angka kesakitan penyakit ISPA
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Penemuan penderita penyakit Pneumonia Balita
79,41% 86% 86% 86% 86% 90%
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas)
hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga
tengah dan pleura. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak karena
sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Demi menurunnya angka kesakitan penyakit
ISPA, maka dilaksanakan program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan rincian
kinerja sebagai berikut:
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 78
Rencana Tahun 2011 - 2015
Penemuan penderita penyakit Pneumonia Balita
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang ditandai
dengan batuk disertai napas cepat dan/atau kesukaran bernafas. Definisi operasional Cakupan
Penemuan Penderita Penyakit Pneumonia Balita adalah persentase balita dengan pneumonia
yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di suatu
wilayah dalam kurun waktu satu tahun. Cakupan Penemuan Penderita Penyakit Pneumonia
Balita dihitung dengan cara :
Cakupan
penemuan
penderita penyakit
Pneumonia Balita
=
Jumlah penderita pneumonia balita yang ditangani
disatu wilayah kerja pd kurun waktu satu tahun X 100 %
Jumlah perkiraan penderita Pneumonia balita di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yg sama.
Cakupan penemuan penderita penyakit pneumonia balita dicapai melalui program
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan kegiatan pelayanan pencegahan
dan penanggulangan penyakit menular.
19. Sasaran: Menurunnya angka kesakitan penyakit HIV/AIDS
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Penjangkauan penderita HIV / AIDS
80% 80% 82% 83% 85%
Prevalensi HIV pada populasi Dewasa <0,5%
0,003% 0,20% 0,20% 0,20% 0,20% 0,30%
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan
cara menyerang sel darah putih yang sehingga dapat merusak system kekebalan tubuh
manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang
sangat ringan sekalipun. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan
dampak atau efek dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh mahluk hidup. Dalam
menurunkan angka kesakitan penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Bandung dilaksanakan
melalui program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular kegiatan pelayanan
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan rincian kinerja sebagai berikut:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Penjangkauan penderita HIV / AIDS
Indikator Penjangkauan penderita HIV / AIDS mempunyai sub indikator yaitu :
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 79
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Prevalensi HIV pada populasi Dewasa <0,5%
0,003% 0,20% 0,20% 0,20% 0,20% 0,30%
Prevalensi HIV pada populasi Dewasa <0,5%
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom) adalah sekumpulan gejala penyakit yang
timbul karena turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh adanya virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus). Di dalam tubuh virus HIV ini hidup di dalam empat cairan tubuh
manusia : cairan darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu yang menderita HIV-
positif (KPA Nasional. 2006). Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
Prevalensi HIV
pada populasi
dewasa
=
Jumlah penduduk HIV / AIDS tercatat pada kurun waktu
satu tahun
X 100 % Jumlah penduduk pada tahun yang sama.
Pemberantasan penyakit HIV ini dilaksanakan melalui program pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular dengan kegiatan pelayanan pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular.
20. Sasaran: Menurunnya angka kesakitan penyakit kusta
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Penemuan kasus kusta 0,053 / 10.000 pddk
<1 / 10.000 pddk
<1 / 10.000 pddk
<1 / 10.000 pddk
<1 / 10.000 pddk
<1 / 10.000 pddk
Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat
kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai
masalah social, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional. Kuman kusta biasanya
menyerang saraf tepi kulit dan jaringan tubuh lainnya. Penyakit ini merupakan penyakit
menular yang sifatnya kronis. Menurunnya angka kesakitan penyakit menular dicapai
melalui program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dengan kegiatan
pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 80
Rencana Tahun 2011 - 2015
Penemuan Kasus Kusta
Prevalensi adalah jumlah penderita terdaftar pada suatu saat tertentu. Angka prevalensi kusta
adalah jumlah penderita kusta terdaftar PB (Pausi basiler) dan MB (Multi basiler) pada suatu
saat tertentu per 10.000 penduduk. Kusta Pausi Basiler adalah klasifikasi WHO untuk
membedakan pengobatan pada pasien kusta dengan tanda klinis lesi kulit anesthesia kurang
dari 5, satu saraf menebal yang disertai gangguan fungsi dan hasil pemeriksaan laboratorium
basil tahan asam negatif. Kusta Multi Basiler adalah klasifikasi WHO untuk membedakan
pengobatan pada pasien kusta dengan tanda klinis lesi kulit anesthesia kurang dari 5, satu
saraf menebal yang disertai gangguan fungsi serta hasil pemeriksaan laboratorium basil tahan
asam positif. Cara perhitungan prevalensi penyakit kusta yaitu:
Jumlah penderita kusta terdaftar pada suatu saat tertentu X 10.000
Jumlah penduduk pada tahun yang sama
Pecapaian prevalensi penyakit kusta <1 / 10.000 pddk dicapai melalui program pencegahan
dan penanggulangan penyakit menular dengan kegiatan pelayanan pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular.
21. Sasaran: Menurunnya angka kesakitan Filariasis dan Schitosomiasis
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan pengobatan missal filariasis
85% 85% 85%
Microfilaria Rate < 1% >1% <1% <1% <1%
AFP Rate penduduk < 15 tahun 54% 31% 100% 100% 100% 100%
Filariasis adalah penyakit kaki gajah yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan
oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak
mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki,
lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Untuk menurunkan angka
kesakitan filariasis dan schitosomiasis dilaksanakan program pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular dengan kegiatan pencegahan penularan penyakit
endemik/epidemik. Rincian kinerja dapat dilihat di bawah ini:
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 81
Rencana Tahun 2011 - 2015
Cakupan Pengobatan Massal Filariasis
Indicator Cakupan Pengobatan Massal Filariasis mempunyai Sub Indikator yaitu :
Sub Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Microfilaria Rate < 1% >1% <1% <1% <1%
Microfilaria Rate < 1%
Microfilaria rate merupakan ukuran untuk menggambarkan endemisitas dan intensitas infeksi
suatu daerah terhadap penyakit filariasis. Microfilaria rate dihasilkan dari survey darah jari.
Microfilaria rate dihitung dengan cara membagi jumlah penduduk yang sediaan darahnya
positif microfilaria dengan jumlah sediaan darah yang diperiksa dikali seratus persen.
Mf Rate
=
Jumlah sediaan darah positif mikrofilaria X 100%
Jumlah sediaan darah diperiksa
Penurunan angka kesakitan filariasis dilaksanakan melalui program pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular dengan kegiatan pencegahan penularan penyakit
endemik/epidemik.
Indikator dari sasaran ke – 20 selanjutnya yaitu :
AFP Rate penduduk < 15 tahun
Merupakan jumlah kasus AFP Non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk < 15
tahun pertahun di satu wilayah kerja tertentu. Kasus AFP adalah semua anak berusia kurang
dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya flacid (layuh) terjadi secara akut
(mendadak) dan bukan disebabkan oleh rudapaksa. Kasus AFP non polio adalah kasus AFP
yang pada pemeriksaan spesimennya tidak ditemukan virus polio liar atau kasus AFP yang
ditetapkan oleh tim ahli sebagai kasus AFP non polio dengan kriteria tertentu. Cara
perhitungannya adalah :
Non Polio AFP
rate per 100.000
penduduk
=
Jumlah kasus AFP non Polio yang dilaporkan X 100.000
Jumlah Penduduk < 15 tahun
Penanganan kasus folio dilaksanakan melalui program pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular dengan kegiatan pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik.
22. Sasaran: Meningkatnya surveilans epidemiologi dan wabah
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan desa/kelurahan yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 82
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
mengalami wabah dan KLB penyakit menular yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
Surveilans epidemiologi adalah pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap semua
aspek penyakit tertentu, baik keadaan meupun penyebarannya dalam suatu masyarakat
tertentu untuk kepentingan perencanaan program pemberantasan penyakit, evaluasi program
pemberantasan penyakit, dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB)/wabah.
Meningkatnya surveilans epidemiologi dan wabah dilaksanakan dengan program pencegahan
dan penanggulangan penyakit menular melalui kegiatan peningkatan surveilans epidemiologi
dan penanggulangan wabah.
Rencana Tahun 2011 - 2015
Cakupan desa/kelurahan yang mengalami wabah dan KLB penyakit menular yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < 24 jam
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam adalah desa/kelurahan
mengalami kejadian luar biasa (KLB) yang ditangani <24 jam oleh kab/kota terhadap KLB
periode/kurun waktu tertentu. Desa/kelurahan mengalami KLB bila terjadi peningkatan
kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracuanan
makanan. KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian
yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa/ kelurahan dalam waktu tertentu.
Ditangani adalah mencakup penyelidikan dan penanggulangan KLB. Pengertian kurang dari
24 jam adalah sejak laporan W1 diterima sampai penyelidikan dilakukan dengan catatan
selain formulir W1 dapat juga berupa fax atau telepon. Penyelidikan KLB adalah rangkaian
kegiatan berdasrakan cara – cara epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB,
mengetahui gambaran penyebaran KLB dan mengetahui sumber dan cara-cara
penanggulangannnya. Penanggulangan KLB adalah upaya untuk menemukan penderita atau
tersangka penderita, penatalaksanaan Penderita, pencegahan peningkatan, perluasan dan
menghentikan suatu KLB.
Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
Cakupan KLB Desa/
kelurahan yang
ditangani
< 24 jam
=
Jumlah KLB di desa/kelurahan yang ditangani <24 jam dalam periode
tertentu X 100 %
Jumlah KLB di desa/kelurahan yang terjadi pada periode yang sama
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 83
Bila dalam 1 desa/kelurahan terjadi lebih dari 1 kali KLB pada suatu periode, maka jumlah
desa/kelurahan yang mengalami KLB dihitung sesuai dengan frekuensi KLB yang terjadi di
desa/kelurahan tersebut, dan ikut dimasukan dalam penghitungan pembilang maupun
penyebut.
Cakupan ini dilaksanakan dengan program pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular melalui kegiatan peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah.
23. Sasaran: Menurunnya angka kesakitan akibat Penyakit yang Dapat Ditanggulangi
Dengan Imunisasi (PD3I)
Indikator Kinerja Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan Desa/Kelurahan UCI 80% 83% 85% 86% 88% 90%
Program imunisasi adalah salah satu program pencegahan penyakit di Kementerian
Kesehatan RI yang terbukti cost effective dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Jenis penyakit PD3I adalah Hepatitis B, TBC,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio dan Campak. Untuk menurunkan angka kesakitan akibat
PD3I di Kabupaten Bandung dilaksanakan program pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular kegiatan peningkatan imunisasi dan kegiatan pelayanan vaksinasi bagi
balita dan anak sekolah. Rencana kinerja tahun 2011-2015 dapat dilihat di bawah ini:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Cakupan Desa/Kelurahan UCI
Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah desa/kelurahan dimana
≥80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap
dalam waktu satu tahun. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah
kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan. UCI adalah tercapainya imunisasi
dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita usia subur (WUS) dan anak
sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis
DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, 1 dosis Campak. Ibu hamil dan WUS meliputi 2
dosis TT. Anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak, dan 2 dosis TT.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 84
Rincian rencana kinerja masing-masing sasaran pada misi 4 adalah sebagai berikut :
24. Sasaran: Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar pada ibu
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
cakupan kunjungan ibu hamil (K4)
88,4% 90% 91% 92% 9% 100%
cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
52,7% 90% 90% 90% 90% 95%
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yg memiliki kompetensi kebidanan
82,1% 85% 86% 87% 88% 90%
cakupan pelayanan nifas 67,5% 79% 82% 85% 87% 90% cakupan peserta KB aktif 43,8% 81% 81% 85% 85% 85%
Pelayanan kesehatan dasar pada ibu diutamakan untuk kelompok wanita usia subur (15-49
tahun), yang di dalamnya terdapat kelompok ibu hamil dan nifas yang merupakan kelompok
risiko tinggi dan merupakan kebutuhan yang paling mendasar karena dari kelompok inilah
akan dihasilkan sumber daya manusia Indonesia di masa datang. Pencapaian sasaran ini
terlaksana melalui program peningkatan keselamatan ibu dan anak dengan kegiatan
penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga kurang mampu. Rincian rencana kinerja
sasaran ini dijabarkan di bawah ini:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)
Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal (sebelum melahirkan) sesuai dengan standar meliputi: anamnesa,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan lab rutin dan khusus serta intervensi
sesuai dengan resiko yang ditemukan, paling sedikit empat kali di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu, cakupan ini menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil.
Diharapkan cakupan ini akan mencapai target setiap tahunnya melalui program peningkatan
keselamatan ibu dan anak dalam kegiatan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga
kurang mampu.
Menyehatkan keluarga dan
memberdayakan masyarakat
dalam bidang kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 85
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah jumlah kasus kegawatdaruratan
obsetri yang ditangani dibandingkan dengan dua puluh persen jumlah sasaran ibu hamil
dalam satu tahun. Cakupan ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan
menangani kasus gawat-darurat kebidanan yang ditindaklanjuti sesuai dengan
kewenangannya dan/atau dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Melalui program
peningkatan keselamatan ibu dan anak dalam kegiatan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil
dan keluarga kurang mampu diharapkan target cakupan tercapai.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yg memiliki kompetensi kebidanan
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
adalah jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan dibagi dengan jumlah sasaran ibu bersalin
dalam satu tahun. Pada prinsipnya yg harus diperhatikan adalah: pencegahan infeksi, metode
pertolongan persalinan sesuai standar, merujuk kasus yg tidak dapat ditangani, melaksanakan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan injeksi Vit K1, salep mata pada bayi dan Hbo.
Diharapkan cakupan ini akan mencapai target setiap tahunnya melalui program peningkatan
keselamatan ibu dan anak dalam kegiatan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga
kurang mampu.
Cakupan pelayanan nifas
Cakupan pelayanan nifas adalah jumlah pelayanan ibu nifas oleh tenaga kesehatan minimal
tiga kali sesuai jadwal dibandingkan jumlah sasaran ibu bersalin dalam satu tahun. Cakupan
pelayanan nifas dokatagorikan lengkap apabila kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam
setelah persalinan sampai dengan 3 hari, dilanjutkan dengan kunjungan nifas kedua dalam
waktu 4 hr – 28 hr setelah persalinan, dan terakhir kunjungan nifas ketiga dalam waktu 29-42
hr setelah persalinan. Melalui program peningkatan keselamatan ibu dan anak dalam
kegiatan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga kurang mampu diharapkan target
cakupan tercapai.
Cakupan peserta KB aktif
Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif adalah jumlah peserta KB aktif dibagi
jumlah pasangan usia subur (PUS) dalam 1 tahun. Cakupan ini menunjukkan jumlah peserta
KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon. Diharapkan cakupan ini akan mencapai
target setiap tahunnya melalui program peningkatan keselamatan ibu dan anak dalam
kegiatan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga kurang mampu.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 86
25. Sasaran: Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar pada bayi
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
cakupan kunjungan bayi 92,4% 88% 90% 90% 90% 90% cakupan neonatus dengan komplikasi yg ditangani
13,3% 92% 93% 93% 94% 95%
Pelayanan kesehatan dasar pada bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Pelayanan yang diberikan dirinci di bawah
ini dan pada pelaksanaannya melalui program peningkatan keselamatan ibu dan anak dengan
kegiatan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga kurang mampu.
Rencana Tahun 2011 - 2015
Cakupan kunjungan bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah persentase bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna
sesuai standar. Dimana jumlah bayi yang mendapatkan kunjungan bayi pertama, kedua,
ketiga dan keempat dibagi jumlah bayi dalam satu tahun. Pelaksanaan pelayanan kesehatan
bayi dibagi menjadi 4 kali yaitu: kunjungan bayi antara umur 29 hari-2 bulan, kunjungan
bayi antara umur 3-5 bulan, kunjungan bayi antara umur 6-8 bulan, dan kunjungan bayi
antara umur 9-11 bulan. Diharapkan cakupan ini mencapai target setiap tahunnya melalui
program peningkatan keselamatan ibu dan anak dalam kegiatan penyuluhan kesehatan bagi
ibu hamil dan keluarga kurang mampu.
Cakupan Neonatus dengan komplikasi yg ditangani
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah persentase neonatus dengan
komplikasi yang ditangani sesuai standar dimana jumlah neonatus dengan komplikasi yang
ditangani dibagi dengan jumlah neonatus risiko tinggi (15% dari seluruh bayi) dalam satu
tahun. Cakupan ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menangani
kasus kegawatdaruratan neonatal, yang ditindaklanjuti sesuai kewenangannya dan/atau
dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Melalui program peningkatan keselamatan
ibu dan anak dalam kegiatan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga kurang
mampu diharapkan target cakupan tercapai.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 87
26. Sasaran: Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar pada balita dan usia
SD
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan pelayanan anak balita 48,7% 96% 96% 96% 96% 96% Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
70% 53% 65% 77% 89% 100%
Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar pada balita dan usia sekolah dasar
dilaksanakan melalui program peningkatan keselamatan ibu dan anak dengan kegiatan
penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga kurang mampu dan program upaya
kesehatan dengan kegiatan peningkatan kesehatan masyarakat.
Rencana Tahun 2011 - 2015
Cakupan pelayanan anak balita
Cakupan pelayanan anak balita adalah persentase anak balita yang memperoleh pelayanan
sesuai standar yang meliputi pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun,
pemantauan perkembangan minimal dua kali setahun, dan pemberian Vitamin A dua kali
setahun. Dimana jumlah anak balita yang mendapatkan pelayanan sesuai standar dibagi
jumlah anak balita dalam satu tahun. Diharapkan cakupan ini akan mencapai target setiap
tahunnya melalui program peningkatan keselamatan ibu dan anak dalam kegiatan
penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga kurang mampu.
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
Penjaringan kesehatan siswa sekolah dasar (SD) dan setingkat adalah pemeriksaan secara
menyeluruh pada anak SD atau setingkat yang baru masuk (anak kelas 1). Penjaringan ini
dilaksanakan di seluruh SD atau setingkat yang ada di satu wilayah. Pencapaian target
penjaringan ini dilaksanakan melalui program upaya kesehatan masyarakat dengan kegiatan
peningkatan kesehatan masyarakat.
27. Sasaran: Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar pada lanjut usia
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan puskesmas santun lansia
8 pusk 12 pusk
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 88
Pelayanan kesehatan salah satunya ditujukan terhadap kelompok usia lanjut, dimana pada
kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh
lainnya. Dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dasar pada lanjut usia,
dilaksanakan program peningkatan pelayanan kesehatan lansia dengan kegiatan
pembangunan pusat-pusat pelayanan kesehatan. Rincian rencana kinerja sasaran ini dapat
dilihat di bawah ini:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Cakupan puskesmas santun lansia
Puskesmas santun lanjut usia (lansia) adalah puskesmas yang melakukan pelayanan
kesehatan kepada pra Lanjut Usia dan Lanjut Usia meliputi aspek promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif, dengan lebih menekankan unsur-unsur: pro-aktif, memberikan kemudahan
proses pelayanan, santun, dan pelayanan oleh tenaga profesional. Lanjut Usia adalah
seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, yang secara fisik terlihat berbeda dengan
kelompok umur lainnya. Pencapaian target sebanyak 12 puskesmas yang akan menjadi
puskesmas santun lansia dilaksanakan dengan program peningkatan pelayanan kesehatan
lansia melalui kegiatan pembangunan pusat-pusat pelayanan kesehatan.
28. Sasaran: Meningkatnya gizi pada keluarga
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan desa / kelurahan dengan konsumsi garam beryodium baik
83,3% 85% 87% 90% 90% 90%
Meningkatnya status gizi keluarga dicapai melalui program perbaikan gizi dengan kegiatan
penanggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKY, kurang vitamin A dan kekurangan zat mikro
lainnya. Rencana kinerja sasarannya adalah sebagai berikut:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Cakupan desa / kelurahan dengan konsumsi garama beryodium baik
Cakupan keluarga yang mengkonsumsi garam beryodium adalah jumlah keluarga sampel
yang menggunakan dan mengkonsumsi garam yang mengandung zat yodium dengan kadar ≥
40 ppm dibandingkan dengan jumlah seluruh keluarga sampel. Indikator ini diharapkan
mencapai target melalui program perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan
penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia gizi besi, GAKY, Kurang Vitamin A
dan kekurangan zat mikro lainnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 89
29. Sasaran : Meningkatnya gizi pada ibu hamil dan melahirkan
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe
74,7% 76% 78% 81% 85% 90%
Cakupan ibu nifas mengkonsumsi Vit. A
60% 65% 75% 85% 90% 90%
Cakupan ibu hamil KEK dari keluarga miskin mendapat PMT Pemulihan
4,15% 15% 20% 30% 40% 50%
Status gizi pada ibu hamil dan melahirkan sangat berpengaruh terhadap status bayi yang
dilahirkannya. Untuk itu dirasa perlu untuk memberikan perhatian lebih dalam meningkatkan
status gizi kelompok ini. Sasaran ini dicapai dengan melaksanakan program perbaikan gizi
dengan kegiatan penanggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKY, kurang vitamin A dan
kekurangan zat mikro lainnya dan kegiatan pemberian makanan tambahan dan vitamin.
Rencana kinerja sasarannya adalah sebagai berikut:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Cakupan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe
Cakupan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe adalah jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi
tablet Fe minimal sebanyak 90 tablet selama periode kehamilannya (sampai dengan 9 bulan)
dibandingkan dengan jumlah seluruh ibu hamil yang ada selama setahun. Melalui program
perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP),
Anemia gizi besi, GAKY, Kurang Vitamin A dan kekurangan zat mikro lainnya, dapat
mencapai target yang telah ditetapkan setiap tahunnya. Konsumsi Fe selama masa kehamilan
bertujuan untuk meningkatkan kadar Hb dalam tubuh sehingga tidak terjadi anemia selama
masa kehamilan dan mencegah pendarahan pada proses dan setelah melahirkan.
Cakupan ibu nifas mengkonsumsi Vit. A
Cakupan ibu nifas mengkonsumsi vitamin A adalah proporsi (%) ibu nifas yang
mengkonsumsi 2 kapsul vitamin A dengan dosis @ 200.000 SI (kapsul warna merah)
dibandingkan dengan seluruh jumlah ibu nifas selama satu tahun. Vitamin A ini diberikan 1
kapsul sesaat setelah melahirkan dan 24 jam berikutnya setelah pemberian yang pertama.
Konsumsi vitamin A selama masa nifas bertujuan untuk meningkatkan daya tahan ibu dan
bayi. Ibu nifas adalah ibu bersalin pada periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari
pascapersalinan. Target dari indikator ini diharapkan dicapai melalui program perbaikan gizi
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 90
masyarakat dengan kegiatan penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia gizi
besi, GAKY, Kurang Vitamin A dan kekurangan zat mikro lainnya.
Cakupan ibu hamil KEK dari keluarga miskin mendapat PMT Pemulihan
Cakupan ibu hamil KEK dari keluarga miskin mendapat PMT pemulihan adalah jumlah ibu
hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dari keluarga miskin yang mendapat
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan dibandingkan dengan jumlah seluruh ibu
hamil dari keluarga miskin yang menderita KEK. Penentuan ibu hamil KEK dilakukan
dengan pengukuran lingkar lengan atas ibu hamil dengan menggunakan pita lingkar lengan
atas (LILA) atau dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum hamil. Ibu
hamil dengan LILA <23,5 cm atau IMT <18,5 dikatagorikan KEK. Pemberian PMT
pemulihan dilakukan untuk meningkatkan dan memperbaiki status gizi ibu hamil, dan
dilaksanakan pada program perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan pemberian tambahan
makanan dan vitamin.
30. Sasaran: Meningkatnya gizi pada bayi
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan MP ASI pada anak 6 – 24 bulan dari keluarga miskin
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Meningkatnya gizi pada bayi dicapai melalui program perbaikan gizi dengan kegiatan
pemberian makanan tambahan dan vitamin. Rencana kinerja sasarannya adalah sebagai
berikut:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Cakupan MP ASI pada anak 6 – 24 bulan dari keluarga miskin
Cakupan MP ASI pada anak 6-24 bulan dari keluarga miskin adalah cakupan pemberian
makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari
bagi balita kurus dan sangat kurus dibandingkan dengan jumlah balita kurus dan sangat kurus
dari keluarga miskin selama 1 tahun. Pencapaian target indicator ini dilaksanakan melalui
program perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan pemberian tambahan makanan dan
vitamin.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 91
31. Sasaran: Meningkatnya gizi pada balita
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan distribusi Vit. A pada balita
94,5% 90% 90% 90% 90% 90%
Prevalensi balita gizi buruk (sangat kurus)
0,057% 0,056% 0,055% 0,05% 0,045% 0,04%
Meningkatnya gizi pada balita dicapai melalui program perbaikan gizi dengan kegiatan
pemberian makanan tambahan dan vitamin, kegiatan penanggulangan KEP, anemia gizi besi,
GAKY, kurang vitamin A dan kekurangan zat mikro lainnya, serta kegiatan penyusunan peta
informasi masyarakat rawan gizi. Rencana kinerja sasarannya adalah sebagai berikut:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
Balita gizi yang mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang mendapatkan tindakan
mulai dari rujukan, klarifikasi dan konfirmasi, pengobatan, dan pemberian makanan
tambahan yang disertai dengan penyuluhan, baik rawat jalan maupun rawat inap. Sedangkan
cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah jumlah balita gizi buruk yang dirawat
dibandingkan dengan jumlah gizi buruk yang ditemukan. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan dan memperbaiki status gizi balita serta meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman ibu balita tersebut. Cakupan di atas dilaksanakan melalui program perbaikan
gizi masyarakat dengan kegiatan pemberian tambahan makanan dan vitamin.
Cakupan distribusi Vit. A pada balita
Cakupan distribusi vitamin A pada balita adalah jumlah balita yang mengkonsumsi vitamin
A pada bulan Februari dan Agustus dibandingkan dengan jumlah seluruh balita. Balita usia 1
sampai 5 tahun mengkonsumsi vitamin A dosis 200.000 SI dan bayi usia di atas 6 bulan
mengkonsumsi vitamin A dosis 100.000 SI. Tujuan dari distribusi vitamin A ini adalah untuk
meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah terjadinya xeropthalmia. Pencapaian target
setiap tahunnya dilaksanakan melalui program perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan
penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia gizi besi, GAKY, Kurang Vitamin A
dan kekurangan zat mikro lainnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 92
Prevalensi balita gizi buruk (sangat kurus)
Prevalensi balita gizi buruk adalah jumlah kejadian balita dengan status sangat kurus
dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ada di satu wilayah dalam kurun waktu satu
tahun. Status sangat kurus ditentukan dengan menggunakan standar antropometri berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB, standar WHO 2005). Prevalensi ini didapatkan dari hasil
bulan penimbangan balita pada bulan Agustus melalui program perbaikan gizi masyarakat
dengan kegiatan penyusunan peta rawan masyarakat rawan gizi.
32. Sasaran: Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan rumah tangga bewr-PHBS
35% 40% 45% 50% 60% 70%
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga
mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakatnya. PHBS merupakan wujud keberdayaan masyarakat yang sadar,
mau dan mampu mempraktikkan PHBS. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat dengan kegiatan pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
dilaksanakan untuk mendukung sasaran meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat. Rencana kinerja dijabarkan di bawah ini:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Cakupan Rumah Tangga ber - PHBS
Cakupan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga adalah cakupan
PHBS di rumah tangga yang memenuhi 10 (sepuluh) indikator PHBS yaitu persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi ASI eksklusif kepada bayi, menimbang berat badan
balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan
jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah.
33. Sasaran: Meningkatnya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat mandiri
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Terbinanya desa siaga 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan desa siaga 15% 25% 30% 40% 50% 70%
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 93
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Terbinanya UKBM, Saka bakti husada dalam promosi kesehatan berbasis pemberdayaan masyarakat
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) adalah salah satu wujud nyata peran serta
masyarakat dalam pembangunan kesehatan, dimana masyarakat secara mandiri dapat
mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayahnya. Program promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan dan
kegiatan peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan dilaksanakan untuk mendukung
sasaran tersebut di atas. Rencana kinerja dijabarkan di bawah ini:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Terbinanya desa siaga
Cakupan desa siaga adalah jumlah desa/kelurahan yang peduli, tanggap dan mampu
mengenali, mencegah serta mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri.
Cakupan desa siaga
Cakupan desa siaga adalah jumlah desa siaga yang minimal telah mempunyai forum
desa/kelurahan, mempunyai kader kesehatan, mempunyai posyandu aktif, mendapat
dukungan dana dari pemerintah, ada peran aktif masyarakat, dan melaksanakan pembinaan
PHBS rumah tangga. Indicator ini mempunyai sub indicator yaitu :
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Cakupan Posyandu Madya 40% 42% 45% 50% 55% 60%
Cakupan Posyandu Purnama 20% 20% 25% 20% 35% 40% Cakupan poskestren aktif 5% 7% 10% 12% 15% 20%
Cakupan Posyandu Madya
Cakupan Posyandu Madya adalah jumlah posyandu dengan kategori madya (frekuensi
penimbangan lebih dari delapan kali setahun, kader posyandu lebih dari lima orang, cakupan
D/S <50%, cakupan kumulatif KB <50%, cakupan KIA <50%, cakupan Immunisasi <50%,
cakupan dana sehat <50%).
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 94
Cakupan Posyandu Purnama
Cakupan Posyandu Purnama adalah jumlah posyandu dengan kategori madya (frekuensi
penimbangan lebih dari delapan kali setahun, kader posyandu lebih dari lima orang, cakupan
D/S >50%, cakupan kumulatif KB >50%, cakupan KIA >50%, cakupan Immunisasi >50%,
cakupan dana sehat <50%).
Cakupan poskestren aktif
Cakupan poskestren aktif adalah jumlah pos kesehatan di lingkungan pondok pesantren yang
aktif melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan preventif dan promotif tanpa
meninggalkan kuratif dan rehabiliatif untuk warga pondok pesantrennya serta mendapat
pembinaan dari Puskesmas setempat.
Indikator lain dari sasaran ke- 32 berikutnya yaitu :
Terbinanya UKBM, Saka Bakti Husada dalam Promosi Kesehatan berbasis Pemberdayaan
Masyarakat
Persentase anggota Saka Bhakti Husada terlatih adalah jumlah anggota pramuka yang dilatih
sebagai kader aktif penggerak masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
Persentase Pangkalan Saka Bhakti Husada terbina adalah jumlah pangkalan Saka Bakti
Husada yang dapat dibina oleh Puskesmas secara rutin.
Rincian rencana kinerja masing-masing sasaran pada misi 5 adalah sebagai berikut:
34. Sasaran: Meningkatnya kualitas pengelolaan obat di lingkungan Dinas Kesehatan
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase puskesmas dengan pengelolaan obat memenuhi syarat/baik
10% 25% 35% 45% 60% 70%
Persentase pengelola obat yang melaksanakan validasi dengan baik dan benar
0% 55% 65% 75% 85% 100%
Melaksanakan pengawasan obat
(farmasi) dan makanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 95
Meningkatnya kualitas pengelolaan obat di lingkungan Dinas Kesehatan meliputi UPTD
Yankes dan Unit Pelaksana Fungsional (UPF) atau yang lebih dikenal dengan puskesmas
didukung oleh program obat dan perbekalan kesehatan kegiatan peningkatan mutu pelayanan
farmasi komunitas dan rumah sakit. Rencana kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Persentase puskesmas dengan pengelolaan obat memenuhi syarat/baik
Merupakan bagian dari program obat dan perbekalan kesehatan kegiatan peningkatan mutu
pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit dimana untuk mencapai target cakupan 2010-
2015 dilakukan pembinaan pengelolaan obat terhadap puskesmas meliputi administrasi,
sarana dan prasarana yang menunjang pengelolaan obat serta penyimpanan obat (gudang
obat di Puskesmas), sedangkan kegiatan validasi data obat dilaksanakan dengan tujuan untuk
sistem administrasi yang baik dan mengendalikan pemakaian obat oleh Puskesmas.
Persentase pengelola obat yang melaksanakan validasi dengan baik dan benar
Validasi data obat dilaksanakan oleh pengelola obat di UPTD/UPF meliputi pemeriksaan
kartu stok, buku harian, buku penerimaan, serta LPLPO, kegiatan ini merupakan bagian dari
program obat dan perbekalan kesehatan kegiatan peningkatan mutu pelayanan farmasi
komunitas dan rumah sakit.
35. Sasaran: Meningkatnya kualitas pengelolaan obat di lingkungan apotek dan
pedagang eceran obat
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Persentase apotek dengan pengelolaan obat memenuhi syarat/baik
10% 25% 40% 60% 80% 100%
Persentase pedagang eceran obat dengan pengelolaan obat memenuhi syarat/baik
10% 25% 40% 60% 80% 100%
Meningkatnya kualitas pengelolaan obat di lingkungan apotek dan pedagang eceran obat di
wilayah Kabupaten Bandung didukung oleh program obat dan perbekalan kesehatan kegiatan
peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit. Rencana kinerja sasaran ini
adalah sebagai berikut:
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 96
Rencana Tahun 2011 - 2015
Persentase apotek dengan pengelolaan obat memenuhi syarat/baik
Merupakan bagian dari program obat dan perbekalan kesehatan kegiatan peningkatan mutu
pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit dimana untuk mencapai target cakupan 2010-
2015 dilakukan pembinaan pengelolaan obat terhadap apotek meliputi administrasi, sarana
dan prasarana yang menunjang pengelolaan obat serta penyimpanan obat serta sistem
pelaporan yang dilaksanakan oleh setiap Apotek.
Persentase pedagang eceran obat dengan pengelolaan obat memenuhi syarat/baik
Merupakan bagian dari program obat dan perbekalan kesehatan kegiatan peningkatan mutu
pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit dimana untuk mencapai target cakupan 2010-
2015 dilakukan pembinaan pengelolaan obat terhadap pedagang eceran obat meliputi
administrasi, sarana dan prasarana yang menunjang pengelolaan obat serta penyimpanan
obat.
36. Sasaran: Meningkatnya kualitas obat, obat tradisional dan kosmetik yang beredar
di masyarakat
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Tersosialisasikannya obat teurapeutik, obat tradisional, kosmetik, dan makanan minuman memenuhi syarat
13% 32% 52% 65% 81% 100%
Meningkatnya kualitas obat, obat tradisional dan kosmetik yang beredar di masyarakat
didukung oleh program obat dan perbekalan kesehatan kegiatan peningkatan mutu pelayanan
farmasi komunitas dan rumah sakit. Rencana kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Tersosialisasikannya obat teurapeutik, obat tradisional, kosmetik, dan makanan minuman
memenuhi syarat
Merupakan bagian dari program obat dan perbekalan kesehatan kegiatan peningkatan mutu
pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit dimana untuk mencapai target cakupan 2010-
2015 dilakukan penyebarluasan informasi mengenai obat, obat tradisional, kosmetik, dan
makanan minuman yang memenuhi syarat kesehatan terhadap masyarat di kecamatan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 97
37. Sasaran: Meningkatnya kualitas makanan dan minuman hasil industry rumah
tangga yang memenuhi syarat kesehatan
Indikator Kinerja
Kondisi Tahun 2010
Target Tahun 2011
Target Tahun 2012
Target Tahun 2013
Target Tahun 2014
Target Tahun 2015
Pengawasan peredaran makanan minuman yang beredar di masyarakat
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Terbinanya industry rumah tangga pangan yang berizin
80% 80% 80% 80% 80% 80%
Terwujudnya industry rumah tangga pangan yang berizin
1748 IRTP
1748 IRTP
1748 IRTP
1748 IRTP
1748 IRTP
1748 IRTP
Meningkatnya kualitas makanan dan minuman hasil industry rumah tangga yang memenuhi
syarat kesehatan didukung oleh program pengawasan obat dan makanan dengan kegiatan
peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya. Rencana kinerja sasaran
ini adalah sebagai berikut:
Rencana Tahun 2011 - 2015
Pengawasan peredaran makanan minuman yang beredar di masyarakat
Merupakan bagian dari program pengawasan obat dan makanan kegiatan peningkatan
pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya dimana untuk mencapai target
persentasi industri rumah tangga bersertifikat PIRT tahun 2010-2015 dilaksanakan fasilitasi
kegiatan sertitikasi produk pangan industri rumah tangga yang terdiri dari pelatihan pemilik
atau penanggungjawab industri rumah tangga pangan serta pemeriksaan sarana dan
prasarana, apabila hasilnya memenuhi syarat maka dapat dikeluarkan sertifikat PIRT.
Terbinanya industry rumah tangga pangan yang berizin
Persentase pangan industri rumah tangga yang memenuhi syarat kesehatan dilaksanakan
dengan pembinaan kembali sarana dan prasarana industri rumah tangga sehingga didapat
hasil yang memenuhi syarat berbanding dengan industri rumah tangga terbina tahun 2010-
2015.
Jumlah tenaga kesehatan yang kompeten dalam pengawasan obat, obat tradisional, kosmetik
dan makanan minuman
Target dicapai dengan melaksanakan penyuluhan mengenai obat, obat tradisional, kosmetik,
makanan dan minuman serta aturan-aturan yang mencakup tentang hal-hal tersebut kepada
asisten apoteker dan sanitarian
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 98
BAB V KERANGKA IMPLEMENTASI
A. Pagu Indikatif Pendanaan dan Sumber Dana
Pembangunan Kesehatan 2011 – 2015
Tabel 5.1
MATRIK PENDANAAN DINAS KESEHATAN
BERSUMBER DANA APBD II KABUPATEN BANDUNG
NO PROGRAM ALOKASI ANGGARAN (dalam Rp Juta)
TOTAL
ALOKASI
2011-2015
(Rp Juta) 2011 2012 2013 2014 2015
1 Obat dan
Perbekalan 3.141,4* 2.264,1** 5.456,8 5.566 5.843,0 22.271,3
2 Upaya Kesehatan
Masyarakat 5.256,9 6.004 6.500 6.630 6.961,5 31.352,4
3 Pengawasan Obat
dan Makanan 163,1 143,4 150 153 160,6 770,1
4 Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
439,5 464,6 475 484,5 508,7 1.887,8
5 Perbaikan Gizi
Masyarakat 718,9 985 900 918 963,9 4.485,8
6 Pengembangan
Lingkungan Sehat 514,0 477,5 500 510 535,5 2.537
7 Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
4.208,7 3.718,5 3.732,6 3.807,3 3.997,6 15.467,1
8 Standarisasi
Pelayanan
Kesehatan
479,5 705,7 600 612 642,6 3.039,8
9 Pelayanan
Kesehatan
Penduduk Miskin
27.916,8 23.506,1 24.749,5 25.396,4 26.666,2 128.235
10 Pengadaan,
Peningkatan dan
Perbaikan Sarana
dan Prasarana
Puskesmas /
Puskesmas
Pembantu dan
Jaringannya
3.834,5 10.372,8 6.500 6.630 6.961,5 34.298,8
11 Kemitraan
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan
350,1 3.162,6 4.380 4.467,6 4.690,9 17.051,2
12 Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Lansia
72,5 48,5 55 56,1 58,9 291
13 Peningkatan
Keselamatan Ibu
dan Anak
1.095,5 1.547,5 1.750 1.785 1.874,2 8.052,2
* DAK : Rp. 10.939.700.000,00
** DAK : Rp.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 99
B. Koordinasi, Pengendalian dan Evaluasi
Untuk mencapai tujuan pembangunan yang dituangkan dalam Renstra perlu dilakukan
koordinasi antarSKPD/Badan penyelenggaraan fungsi kesehatan daerah dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan Kabupaten Bandung yang dikoordinasikan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung.
Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kesehatan Kabupaten Bandung
Kegiatan koordinasi penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan Kabupaten Bandung
dilakukan melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat
kecamatan,musrenbang tingkat kabupaten, rapat kerja kesehatan daerah tingkat provinsi dan
kabupaten. Pihak yang terlibat dalam perencanaan pembangunan kesehatan Kabupaten
Bandung meliputi bidang-bidang yang ada di Dinas Kesehatan dan Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Bandung, serta pemerintah provinsi dan pemerintah
pusat.
Pengendalian dan Evaluasi
Pengendalian pembangunan kesehatan dimaksudkan untuk menjamin pelaksanaan rencana
pembangunan kesehatan daerah sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam Renstra
pembangunan kesehatan Kabupaten Bandung ini. Ruang lingkup pengendalian mencakup
realisasi pelaksanaan rencana pembangunan kesehatan dan identifikasi permasalahan dan
kendala serta langkah tindak lanjut yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Bandung.
Sementara itu, evaluasi dimaksudkan untuk dapat mengetahui dengan pasti pencapaian hasil,
kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana pembangunan kesehatan
dalam rangka perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan pendidikan di masa yang akan
dating. Fokus utama evaluasi diarahkan pada keluaran (output), hasil (outcomes), dan
dampak (impact) dari pelaksanaan rencana pembangunan kesehatan. Proses pengendalian
dan evaluasi pelaksanaan Renstra Pembangunan Kesehatan Kabupaten Bandung merupakan
upaya bersama antara pemerintah daerah dan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menjamin
efektivitas, efisiensi, akuntabilitas, dan transparansi pembangunan kesehatan Kabupaten
Bandung.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2011 - 2015 100
BAB VI PENUTUP
Demikianlah uraian mengenai rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung tahun
2011-2015. Dokumen rencana strategis ini diharapkan akan dapat dijadikan acuan untuk
pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Bandung baik untuk jajaran kesehatan,
masyarakat maupun pihak-pihak lainnya.
Diharapkan adanya masukan untuk perbaikan penyusunan rencana strategis pada
masa yang akan datang.
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
8,970,026,210 5,178,200,400 11,878,094,426 15,726,753,600 8,682,318,680 4,752,843,700 11,613,593,771 14,766,499,458
2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
11,090,656,185 11,379,819,764 15,507,066,125 5,443,860,500 3,801,498,668 9,826,823,986 13,734,017,900 4,963,971,412
3 Program Pengawasan Obat dan Makanan
58,667,000 58,000,000 127,587,500 222,035,000 58,667,000 54,425,000 127,587,500 219,725,000
4 Program Promosi Kesehatan & Pemberdayaan
Masyarakat 349,666,000 211,640,000 604,213,355 665,160,000 345,861,000 211,382,500 544,828,355 663,998,900
5 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
2,120,930,000 758,380,000 1,414,567,000 1,875,541,575 1,556,938,109 435,470,000 1,275,000,850 1,847,719,575
6 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
1,151,023,000 343,750,000 668,341,500 1,231,734,967 1,057,003,000 343,379,500 667,600,160 1,220,883,600
7 Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular 1,982,194,000 1,205,420,000 4,758,266,600 4,803,405,475 1,884,212,000 1,190,747,000 3,675,519,333 4,376,901,515
8 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
207,075,000 779,067,000 839,959,875 1,948,593,500 194,585,000 735,179,875 793,520,875 931,514,700
9 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
- - 16,322,816,935 50,712,828,007 - - 16,255,026,436 46,698,723,850
10 Program Pengadaan, Peningkatan dan
Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan
Jaringannya
7,640,085,590 8,968,438,990 4,255,585,000 12,747,555,950 6,593,301,693 6,054,407,063 3,652,387,100 11,616,032,900
11 Program Pengadaan, Peningkatan & Perbaikan
Sarana & Prasarana Rumah Sakit 36,171,391,000 20,971,011,100 24,581,572,640 - 36,167,176,000 20,934,494,943 23,812,057,710 -
TABEL 3.2
ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006-2010
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
UraianNo
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
UraianNo
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
12 Program Pemeliharaan Sarana & Prasarana
RS/RSJ/RS Paru/RS Mata - - 10,197,500 - - - 6,197,500 -
13 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan
Kesehatan - - 224,340,500 916,975,000 - - 222,070,500 672,915,000
14 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Lansia 75,487,000 - 151,533,000 76,395,000 74,917,000 - 147,249,500 69,195,000
15 Program Pengawasan & Pengendalian
Kesehatan Makanan 35,000,000 32,000,000 - - 35,000,000 32,000,000 - -
16 Program Peningkatan Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak 244,265,000 637,095,315 831,955,000 1,021,007,750 242,688,000 627,347,340 751,542,575 1,020,862,750
J U M L A H - 70,096,465,985 50,522,822,569 82,176,096,956 97,391,846,324 - 60,694,166,150 45,198,500,907 77,278,200,065 89,068,943,660 -
2 3 4 5
14 15 16 17
96.79% 91.79% 97.77% 93.89%
34.28% 86.35% 88.57% 91.18%
100.00% 93.84% 100.00% 98.96%
98.91% 99.88% 90.17% 99.83%
73.41% 57.42% 90.13% 98.52%
91.83% 99.89% 99.89% 99.12%
95.06% 98.78% 77.24% 91.12%
93.97% 94.37% 94.47% 47.80%
99.58% 92.08%
86.30% 67.51% 85.83% 91.12%
99.99% 99.83% 96.87%
TABEL 3.2
ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006-2010
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
2 3 4 5
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
60.77%
98.99% 73.38%
99.24% 97.17% 90.58%
100.00% 100.00%
99.35% 98.47% 90.33% 99.99%
86.59% 89.46% 94.04% 91.45%
KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
NOMOR : ……………………….
TENTANG
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011 – 2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DINAS KESEHATAN :
Menimbang
Mengingat
:
:
a.
b.
c.
1.
2.
3.
4.
bahwa berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun
2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Kabupaten Bandung, dipandang perlu untuk menyusun
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2011 – 2015.
bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka perlu
menetapkan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung Tahun 2011 – 2015 dengan Surat
Keputusan dan Tim Penyusun Renstra SKPD.
bahwa nama-nama sebagaimana tercantum dalam
lampiran Surat Keputusan ini dipandang mampu dan
memenuhi syarat untuk melaksanakan tugas sebagaimana
termaksud diatas.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor
4817);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan. Tatacara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Menetapkan
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
:
:
:
:
:
5.
6.
7.
8.
9.
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Propinsi Jawa Barat 2005 – 2025;
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Propinsi Jawa Barat 2008 – 2013;
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun
2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
Propinsi Jawa Barat;
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 8 Tahun
2005 tentang Tatacara Penyusunan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Bandung Tahun 2005 Nomor 4 Seri D);
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomopr 26 Tahun
2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Kabupaten Bandung Tahun 2011;
M E M U T U S K A N
Menetapkan Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2011 –
2015.
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung Tahun Anggaran 2011 – 2015 akan menjadi
acuan membantu koordinasi dan integrasi dalam
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung.
Biaya yang diperlukan untuk menyusun Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2011 –
2015 sebagaimana di maksud dalam diktum PERTAMA
dibebankan pada APBD Kabupaten Bandung.
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Soreang
Pada tanggal :
KEPALA DINAS KESEHATAN
dr.H. ACHMAD KUSTIJADI, M.Epid.
Pembina Utama Muda
NIP. 19580623 198711 1 001
Lampiran :
KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
NOMOR : ……………………….
TENTANG
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011 – 2015
TIM PENYUSUN RENSTRA TAHUN 2011 - 2015
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
Ketua : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Sekretaris : ……………….
Kelompok kerja : ……………….
……………….
Soreang, ……………….
KEPALA DINAS KESEHATAN
dr.H. ACHMAD KUSTIJADI, M.Epid.
Pembina Utama Muda
NIP. 19580623 198711 1 001
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Rencana Strategis 2010 - 2015 9
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN (Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2007)
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
Sub. Bag. Umum dan Kepegawaian
Sub. Bag. Keuangan
Sub. Bag.
Penyusunan Program
Kelompok Jabatan
Fungsional
Bidang Pelayanan Kesehatan
Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Bidang Bina Kesehatan Masyarakat
Bidang Pengawasan
dan Pengendalian
Kesehatan
Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus
Seksi Penunjang Pelayanan
Seksi Pengamatan dan Pencegahan
Penyakit
Seksi Pemberantasan
Penyakit
Seksi Penyehatan Lingkungan
Seksi Kesehatan Keluarga
Seksi Gizi
Seksi Kemitraan dan Pembiayaan
Kesehatan
Seksi Pengawasan dan Pengendalian
Farmasi dan Makanan dan Minuman
Seksi Sumber Daya Kesehatan
Seksi Penelitian, Pengembangan, dan Informasi Kesehatan
UPTD Laboratorium
UPTD Pelayanan Kesehatan
UPTD Obat & Perbekkes