repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader...

75

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses
Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses
Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses
Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses
Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

DR. HASANI AHMAD SAID, M.A.

DISKURSUS MUNASABAH

AL-QUR’AN Mengungkap Tradisi Tafsir Nusantara: Tinjauan Kritis Terhadap Konsep

dan Penerapan Munasabah dalam Tafsir al-Mishbah

Kata Pengantar:

Prof. Dr. Fathurrahman Rauf

Dr. Ahsin Sakho Muhammad, M.A.

Puslitbang Lektur dan Keagamaan

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

KATA PENGANTAR

Mengawali kata pengantar karya ini, tidak ada kalimat yang paling tepat

untuk menunaikan puji dan syukur, selain kepada Dzat yang maha terpuji yaitu

Allah Swt. Salawat dan salam, kita mohonkan kehadirat-Nya, semoga selalu

dipersembahkan kepada Nabi dan Rasul penutup, yaitu Muhammad Saw. beserta

segenap keluarga dan sahabatnya; bahkan umatnya hingga akhir zaman.

Atas karunia-Nya pula, penulisan karya yang bertajuk “Diskursus Munasabah

Alquran: Mengungkap Tradisi Tafsir Nusantara: Tinjauan Kritis Terhadap

Konsep dan Penerapan Munasabah dalam Tafsir al-Mishbah Kajian Atas Tafsir

al-Mishbah” ini dapat diselesaikan. Karya ini berasal dari disertasi penulis yang

berjudul “Diskursus Munasabah Alquran: Kajian atas tafsir al-Mishbah” pada

Program Studi Pengkajian Islam, dalam bidang Tafsir di Sekolah Pascasarjana

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Disertasi tersebut telah dipertahankan pada

sidang Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada hari Jumat 25 Februari 2011 dan Ujian

Promosi (Terbuka) pada hari Senin, 28 Maret 2011. Karya disertasi yang menjadi

buku ini menandai berakhirnya masa studi S3 penulis, dari September 2008

hingga Maret 2011. Pada wisuda ke-83, 16 April 2011, Prof. Dr. Komarddin

Hidayat selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memberikan penghargaan

kepada penulis atas prestasi yang telah dicapinya sebagai Sarjana S3 Terbaik

Sekolah Pascasarjana Tahun Akademik 2010/2011.

Sehubungan dengan terselesaikannya karya ini, sungguh pada tempatnyalah

apabila penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada banyak

pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang ikut berpartisipasi

membangun teori dan data. Sehingga, karya ini dapat terselesaikan sebagaimana

mestinya. Maka, penulis selayaknya mengabdikan budi baik kepada para pihak

yang telah membantu dengan ungkapan syukur al-hamdulillah yang tidak

terhingga.

Karya yang ada di tangan pembaca ini adalah disertasi penulis sebagai salah

satu persyaratan memperoleh gelar doktor studi Islam, konsentrasi Tafsir dan ‘Ul‼m

al-Qur’an pada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Keseluruhan proses penulisan hingga lahirnya karya tulis ini tidak mungkin berjalan

dengan lancar tanpa peran serta dan bantuan dari pelbagai pihak. Untuk itu Penulis

bermaksud mempersembahkan ungkapan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada para pihak tersebut.

Ungkapan hormat dan terima kasih yang pertama, Penulis persembahkan terun-

tuk kedua orang tua tercinta, Ahmad Syamsuri bin H. Said dan Sunariyah binti H.

Surya, yang telah menjalankan tugas mulianya dengan sangat baik sebagai

pendidik, pembimbing, dan pengayom bagi kedubelas putera-puterinya. Tanpa jasa

besar dan doanya yang tulus tiada ternilai, rasa-rasanya sulit bagi penulis untuk

dapat menyele-saikan studi ini. Semoga Allah Swt. memberikan balasan yang

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

terbaik buat keduanya: kesehatan, kebahagiaan, dan keberkahan hingga akhir

hayatnya.

Ucapan terima kasih laik disampaikan kepada seluruh Civitas Akademika

Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, terutama Direktur, Prof.

Dr. Azyumardi Azra, M.A. yang selalu menunjukkan keteladanan sebagai

akademisi sejati. Demikian pula untuk para Deputi Direktur—juga berperan

sebagai “Tim Akademik” yang solid—yakni: Prof. Dr. Suwito, M.A., Dr. Fuad

Jabali, M.A., Dr. Ujang Thalib, M.A., dan Dr. Yusuf Rahman, M.A. yang telah

berbaik hati mencurahkan segenap kritik dan sarannya yang sangat konstruktif.

Ungkapan terima kasih juga Penulis persembahkan buat seluruh Civitas

Akademika IAIN Raden Intan, Lampung sebagai “ladang” pengabdian dan

pengajaran, terkhusus buat Bapak Prof. Dr. HM. Mukri, M.Ag., selaku Rektor dan

Prof. Dr. KH. Musa Sueb, M.A. (mantan Rektor) dan para Wakil Rektor yang telah

memberikan keleluasaan dan toleransi waktu untuk mepercepat studi. Penulis juga

berhutang budi kepada Bapak Dekan Fakultas Syariah, Prof. Dr. H. Suharto, SH.,

M.A. dan Dr. H. Faisal, S.H., M.A., (mantan Dekan Syariah, Warek II saat ini),

para wakil dekan serta para dosen, Kabag, Kasubbag, dan staf karyawan, yang telah

memberikan banyak motivasi, masukan dan pertimbangan bijak, sehingga dapat

memperlancar dan mempercepat studi.

Secara khusus Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang

tinggi untuk Prof. Dr. H. Hamdani Anwar, M.A. dan Prof. Dr. H. Chatibul Umam

selaku Promotor, Guru, dan Orang tua Penulis yang telah “menyisakan” waktu

untuk membimbing Penulis di tengah aktivitas yang amat padat. Demikian pula

untuk para Penguji mulai dari ujian proposal disertasi hingga work in progress,

ujian pendahuluan Doktor, hingga sidang ujian promosi Doktor: Prof. Dr.

Azyumardi Azra, M.A., Prof. Dr. Suwito, M.A., Prof. Dr. Zainun Kamal Faqih,

M.A., Prof. Dr. Yunan Yusuf, M.A., Prof. Dr. Zainal Rafli, M.Pd., Dr. Yusuf

Rahman, Dr. Fu’ad Jabali, M.A dan Prof. Dr. Rodoni yang telah membubuhkan

saran dan masukan konstruktif untuk perbaikan penulisan disertasi ini.

Untuk seluruh guru, ustazh, dosen-dosen Penulis Program S-1, Sekolah

Pascasarjana UIN Jakarta, Pendidikan Kader Ulama (PKU) MUI DKI Jakarta dan

Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat

secara intens dalam proses pengajaran yang tidak tersebutkan satu persatu

namanya, semoga jasa baik mereka bermanfaat dan selalu terukir dalam

kenangan.

Ungkapan penuh hormat dan penghargaan yang tulus Penulis sampaikan

untuk Prof. Dr. K.H. Fathurrahman Rauf beserta Ibu dan keluarga besar, sebagai

panutan, pembimbing, dan orang tua Penulis, khususnya ungkapan terima kasih

buat istri tersayang, dr. Laeli Puspita Sari dan ‘bidadari’ Nakhwa Haura Jamila

Elhasani meski sangat disibukkan dengan urusan sebagai dokter muda, namun

dengan penuh kesabaran dan kesetiaan selalu mendampingi dan menyemangati

Penulis baik dalam suka maupun duka, terutama selama menjalani studi di

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Pascasarjana dan mengemban tugas sebagai dosen di IAIN Raden Intan,

Lampung.

Ungkapan takzim juga Penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H. Muhammad

Amin Suma, S.H., M.A., M.M. dan Ibu, dan Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi,

M.A. dan Ibu, Prof. Dr. Nasarudin Umar, M.A., Prof. Dr. Ahmad Thib Raya,

M.A., dan Dr. Ahsin Muhammad Sakha, M.A. Beliau-beliau menjadi orang tua

dan sekaligus membimbing bagaimana seharusnya bersikap dan berinteraksi di

dunia kampus. Demikian pula teruntuk kang Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie,

S.H., M.A. beserta teh Hajjah Yeni yang telah membuka jalan yang amat luas

bagi Penulis untuk berkiprah dalam dunia organisasi, kampus dan

kemasyarakatan. Semoga Allah Swt. menganugerahkan balasan yang memadai.

Ungkapan khusus juga penulis sampaikan kepada guru idola dan panutan

Prof. Dr. M. Quraish Shihab, M.A., keluarga dan putera-puterinya terutama Ibu

Najeela Shihab, M.Psi. (emba Ela), dan Nasywa Shihab (emba Chacha) yang telah

menyambungkan dan menggali sisi-sisi keilmuan dan keulamaan yang tidak

terekspose oleh media, baik via email, sms, face book, maupun tatap muka

langsung. Tidak lupa untuk guru, kawan dan rekan di Pendidikan Kader Mufassir,

Pusat Studi al-Qur’an: Ust. Dr. H. Wahib Mu’thi, M.A., Dr. H. Muchlis M.

Hanafi, M.A., HM. Arifin, M.A. beliau bertiga sebagai ‘tim solid’ Manager

Program PSQ, yang terus menyemangati, membimbing dan mengevaluasi sudah

sejauh mana karya dan kualitas disertasi telah tergarap dengan baik.

Kepada rekan-rekan Penulis, baik dalam komunitas kampus maupun dalam

pelbagai aktivitas keorganisasian, antara lain: Lebba Pongsibanne, M.Si., Dr. HM.

Nurul Irfan, M.A., untuk rekan-rekan Staf Pengajar Fakultas Syariah IAIN Raden

Intan lampung, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan UIN Jakarta, Keluarga Mahasiswa Cilegon, HMB Jakarta, HMB

Lampung, Himpunan Qori’ dan Qoriah Mahsiswa (HIQMA) UIN Jakarta,

Pengurus Buperda Masjid Fathullah, terutama Prof. Dr. H. Abdul Aziz Dahlan,

Prof. Dr. H. Abdurrahman Ghazali, M.A., Dr. Hj. Isnawati Rais, M.A., Dr. H.

Zuhdi Anwar, M.A., Habib Muhsin Al-Haddar, SE., Dr. H. Asep Syarifuddin

Hidayat, SH., MH., LTTQ, IRMAFA, LPQ dan segenap rekan-rekan ‘aktifis’

Masjid Fathullah UIN Jakarta, dan lain-lain.

Tak lupa, Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Agama RI

yang membantu lewat Program Beasiswa Pendidikan untuk Dosen IAIN Raden

Intan, Lampung dan Beasiswa Pendidikan Kader Mufassir, Pusat Studi al-Qur’an,

Baznas, Bazis DKI. Bantuan dan penghargaan dari beberapa institusi ini turut mem-

bantu meringankan beban finansial selama studi di Sekolah Pascasarjana.

Buat keluarga besar Pabean, Cilegon, Banten terutama untuk kesebelas

kakak, seorang adik, dan beberapa keponakan: Kang Fuad, S.Pd. dan Teh Isah

beserta ketiga putrinya: Linda, Eroh dan Najma; Kang Fadil dan Teh Umroh

beserta ketiga anaknya: Syukron, Iim dan Azka; Kang Tafriji, S.E., M.M. dan Teh

Sumarni, S.Pd., beserta keempat putra: Adi S., S.H., Opan, Akim, Syafaah (Alm.);

Teh Mat dan Kang H. Zaenul beserta empat anak: Tuti (alm.), Fauzi, Lina dan

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Ela; Kang Isro dan Teh Suariyah beserta tiga anak: Indah, Iqbal, dan Fakhri; Teh

Muk dan M. Isa (alm.) beserta tiga anak: Didit (alm.), Yuli dan Alung; Kang Lies

dan Teh Nunung beserta satu putrinya: Tari; Kang Suri, S.IP., dan Teh Fat beserta

kedua putra: Syifa dan Haikal; Teh Toya dan Kang Sub beserta tiga putera: Anis,

Indra dan Wildi; Teh Juda, S.Pd.I dan Kang Taufik beserta satu puteranya, Alvin,

dan Dedi, S.Sos dan Winda S.Pd.I terima kasih atas dukungan dan doanya.

Karena doa dan support mereka karya ini ada, dan untuk adik dan keponakan-

keponakan Penulis, melalui karya ini, kalian adalah generasi penerus dari Kakang

dan jadilah yang lebih baik dari yang telah kakang raih selama ini.

Secara khusus, penulis ucapakan terima kepada Pusat Penelitian dan

Pengembangan Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama RI, khususnya Dr. Drs. H. Choirul Fuad Yusuf, M.Si., Dr.

Hamdar Raiyyah, M.A., Dr. Hj. Fakhriati, M.A., mas Riza Pratama, S.Th.I., Msi.

dan Mas Ruslan yang memberikan kesempatan karya ini untuk diterbitkan

melalui program seleksi penerbitan disertasi/karya ilmiah tahun 2013. Tentu

semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu di sini, penulis ucapkan

banyak terima kasih, karena tanpa bantuan mereka, karya ini tidak mungkin dapat

terselesaikan. Untuk kedua orang tua yang telah meninggal dunia khususnya dan

lain-lain secara keseluruhan, penulis panjatkan do’a: “Rabbighfirli waliwalidayya

warhamhuma kama Rabbayani saghira; walijami‘ al-muslimin wa al-muslimat,

al-ahya’i minhum wa al-amwat. Khusus untuk penulis, “Rabbi zidni ‘ilman

warzuqni fahman”. Untuk para pembaca penulis doakan: “Allahummaftah lana

hikmataka, wansur ‘alaina rahmataka min khaza’ini rahmatika ya arhama al-

rahimin”.

Penulis sepenuhnya sadar bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, karena masih

banyak sisi keistimewaan Alquran yang belum diungkap dalam karya ini. Namun

demikian, penulis berharap, yang sedikit ini mampu memberikan gambaran

sekelumit tentang sisi keistimewaan Alquran dan dapat berkontribusi baik bagi

umat dan perkembangan keilmuan. Semoga para pembaca akan tergugah untuk

mendalami lebih jauh sebagai kelanjutan penulisan ini, dan semoga keistimewaan

dan kemukjizatan perspektif susunan dan urutan ayat-ayat dan surah-surah

Alquran melalui pendekatan kajian munasabah dapat mengantarkan kaum muslim

untuk lebih menghayati dan mengamalkan tuntunannya.

Bambu Apus, Pamulang, 11 Desember 2013

Hasani Ahmad Said

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

KATA PENGANTAR Oleh Prof. Dr. Fathurrahman Rauf

(Guru Besar Bahasa & Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

﴾بسماهللالرحمنالرحيم ﴿

Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Salawat dan salam

semoga dilimpahkan kepada yang sebaik-baik insan, Muhammad saw Nabi akhir

zaman. Juga kepada segenap keluarga, sahabat, dan para pengikut setia hingga

akhir zaman. Wa ba’du.

Mengawali kata pengantar buku yang berjudul ”Diskursus Munasabah

Alquran” yang ditulis oleh Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. sudah barang tentu

menyambut gembira atas kehadirannya. Bagaimana tidak, Alquran sebagai jalan

hidup (way of life) bagian seluruh ummat muslim di seluruh penjuru dunia.

Kehadiran kajian dalam buku ini yang berasal dari Disertasi di Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta tentu sangat membantu dalam

ranah pemahaman terhadap teks Alquran itu.

Alquran adalah kalam Allah yang sekaligus merupakan mukjizat, yang

diturunkan kepada Muhammad SAW dalam bahasa Arab, yang sampai kepada

umat manusia dengan cara al-tawâtur (langsung dari Rasul kepada umatnya), yang

kemudian termaktub dalam mushaf. Kandungan pesan Ilahi yang disampaikan

nabi pada permulaan abad ke-7 itu telah meletakkan basis untuk kehidupan

individual dan sosial bagi umat Islam dalam segala aspeknya.

Namun demikian, Alquran tidak boleh ditonjolkan sebagai kitab antik

yang harus dimitoskan, karena hal tersebut bisa menciptakan jarak antara Alquran

dengan realitas sosial. Alquran di satu pihak diidealisasi sebagai sistem nilai

sakral dan transendental; sementara di pihak lain realitas sosial yang harus

dibimbingnya begitu pragmatis, rasional, dan materialistis. Seolah-olah nilai-nilai

Alquran yang diadreskan untuk manusia berhadap-hadapan dengan realitas itu.

Membumikan Alquran merupakan sebuah keniscayaan. Sebagai kitab suci

terakhir, Alquran menerobos perkembangan zaman, melintasi batas-batas

geografis, dan menembus lapisan-lapisan budaya yang pluralistik. Karena

memang kandungannya selalu sejalan dengan kemaslahatan manusia. Di mana

terdapat kemaslahatan di situ ditemukan tuntunan Alquran dan di mana terdapat

tuntunan Alquran di situ terdapat kemaslahatan.

Ulum Alquran sebagai metodologi tafsir sudah terumuskan secara mapan

sejak abad ke 7-9 Hijriyah, yaitu saat munculnya dua kitab Ulum Alquran yang

sangat berpengaruh sampai kini, yakni al-Burhan fi Ulum al-Qur’an, karya Badr

al-Din al-Zarkasyi (w.794 H) dan al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, karya Jalal al-Din

al-Suyuthi (w. 911 H).

Salah satu cabang studi Ulum al-Qur’an yang penting untuk diungkap

adalah kajian munasabah. ‘Ilm al-Munâsabah (ilmu tentang keterkaitan antara satu

surat/ayat dengan surat/ayat lain) merupakan bagian dari Ulum al-Qur’an. Ilmu ini

posisinya cukup urgen dalam rangka menjadikan keseluruhan ayat Alquran

sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). Sebagaimana tampak dalam salah satu

metode tafsir Ibn Katsir ; al-Qur’an yufassirû ba’dhuhu ba’dhan, posisi ayat yang

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

satu adalah menafsirkan ayat yang lain, maka memahami Alquran harus utuh, jika

tidak, maka akan masuk dalam model penafsiran yang atomistik (sepotong-

sepotong).

Ilmu munasabah adalah ilmu yang menerangkan korelasi atau hubungan

antara surat dan ayat yang lain, baik korelasi itu bersifat umum atau khusus,

rasional (aqli), indrawi (hassiyy), atau imajinatif (khayali) atau korelasi berupa as-

sabab dan al- musabab, ‘illat dan ma’lut, perbandingan, dan pelawanan, baik yang

ada dibelakangnya atau ayat yang ada di mukanya.

Tentang adanya hubungan tersebut, maka dapat diperhatikan lebih jelas

bahwa ayat-ayat yang terputus-putus tanpa adanya kata penghubung (pengikat)

mempunyai munasabah atau persesuaian antara satu dengan yang lain. Dasar-

dasar pemikiran munasabah anatara ayat-ayat dan surat Alquran. Satu surat

walaupun banyak masalah, namun masalah-masalah tersebut berkaitan antara satu

dengan yang lain, sehingga seseorang hendaknya jangan hanya mengarahkan

pandangan pada awal surat, tapi hendaknya memperhatikan pula ahir surat, atau

sebaliknya.karena bila tidak demikian akan terabaikan maksud ayat-ayat yang

diturunkan itu.

Mengenai hubungan antara suatu ayat atau surat dengan ayat atau surat

lain(sebelum atau sesudah), tidak kalah pentingnya adengan mempelajari sebab

nuzul ayat. sebab untuk mengetahui adanya hubungan antara ayat-ayat dan surat-

surat itu dapat membantu kita mengetahui hubungan antara ayat dan surat yang

lain.

Untuk menemukan makna tersirat dalam susunan dan urutan kalimat, ayat-

ayat, surat-surat dalam Alquran sehingga bagian-bagian dari Alquran saling

berhubungan dan menjadi rangkaian yang utuh, mempermudah pemahaman

Alquran, memperkuat keyakinan akan kebenaran Alquran sebagai wahyu Tuhan

dan sekaligus menolak tuduhan bahwa susunan Alquran itu kacau, maka buku

yang ditulis oleh Doktor terbaik, tercepat dan termuda pada Sekolah Pascasarjana

UIN Syarif Hidayatullah tahun 2011 ini, menjawab persoalan-persoalan yang

pelik itu.

Sekali lagi bahwa hadirnya buku yang ditulis oleh Dr. Hasani Ahmad

Said, M.A. ini tentu menjadi kontribusi baik bagi masyarakat secara luas. Jadi, ada

baiknya buku ini dibaca oleh siapapun. Baik santri, ilmuwan, peneliti, akademisi,

pengkaji Islam secara umum. Semoga semua paparan yang terdapat di dalamnya

bermanfaat bagi pembacanya. Akhirnya, saya menyambut baik atas terbitnya buku

ini. Harapan saya semoga buku ini membawa manfaat bagi pembaca, dan umat

pada umumnya. Amin.

Pamulang, Desember 2013

Fathurrahman Rauf

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

KATA PENGANTAR BUKU

“DISKURSUS MUNASABAH ALQURAN”

Kajian atas Tafsir al-Misbah Oleh Ahsin Sakho Muhammad

(Rektor Institut Ilmu al-Qur’an Jakarta)

Alquran adalah kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai kitab

hidayah atau kitab petunjuk kehidupan umat manusia. Diamping itu kitab suci

Alquran juga berfungsi sebagai kitab kemukjizatan yang memperlihatkan bahwa

Alquran bukan ucapan nabi Muhammad, bukan pula ucapan dari Malaikat Jibril

dan bukan pula ucapan lainnya. Alquran adalah kalamullah atau firman Allah

yang merupakan citra diri Allah, karena kalam adalah merupakan salah satu

sifatNya diantara sifat-sifatNya yang lain. Jika Alquran adalah merupakan kitab

“mukjizat”, maka kemukjizatan Alquran berbeda dengan kemukjizatan-

kemukjizatan yang lain yang pernah ada sebelum nabi Muhammad. Ada beberapa

perbedaan antara kemukjizatan Alquran dengan kemukjizatan para nabi-nabi

terdahulu, antara lain ialah :

Pertama : kemukjizatan nabi –nabi terdahulu bersifat hissi atau sesuatu

yang bisa dilihat oleh panca indera, seperti kemukjizatan nabi Musa yang berupa

tongkat yang bisa membelah laut menjadi daratan, bisa memancarkan mata air

dari batu, bisa berobah menjadi ular. Kemukjizatan nabi Saleh berupa keluarnya

unta betina dan anaknya dari batu-batu yang besar. Kemukjizatan nabi Ibrahim

yaitu tidak terbakar ketika dibakar oleh penguasa musyrik yang zalim.

Kemukjizatan nabi Isa yang bisa menghidupkan orang mati, menjadikan burung-

burungan dari tanah liat menjadi hidup dan terbang, menyembuhkan orang sakit

yang susah disembuhkan, mengetahui apa yang disimpan dalam rumah-rumah

orang, semuanya atas izin Allah. Sementara kemukjizatan Alquran adalah bersifat

“maknawi” yaitu sesuatu yang tidak bisa dirasakan oleh panca indera, tapi oleh

perasaan, akal, pikiran, perenungan yang mendalam. Sudah tentu hal ini sangat

berbeda dengan kemukjizatan yang bersifat hissi.

Kemukjizatan yang bersifat “hissiyyah” terkesan masyarakatnya masih

belum dewasa secara keagamaan, walaupun mereka adalah bangsa yang sudah

maju dari segi peradaban sebagaimana bangsa Mesir di zaman Fir’aun. Bangsa

yang belum dewasa dari segi keagamaan akan lebih memerhatikan pada hal-hal

yang bersifat hissiyyat semata karena terkesan luar biasa, namun kejadian itu

hanya sesaat.

Kedua : terkait dengan poin diatas, kemukjizatan nabi-nabi terdahulu telah

hilang ditelan masa dengan meninggalnya nabi-nabi terdahulu. Untuk masa

setelah itu, pengikut nabi-nabi terdahulu tidak bisa lagi melihat dan merasakan

kemukjizatan nabi- nabi mereka terdahulu, karena mukjizat mereka bersifat

sementara dan sesuai situasi dan kondisinya. Mereka hanya mendengarkan hal

tersebut dari cerita-cerita nenek moyang mereka, yang seringkali sudah banyak

dibumbui oleh cerita yang tidak bisa dipertanggung jawabkan secara rasional atau

kesejarahan.

Akan halnya dengan Alquran, kemukjizatannya tidak pernah lekang oleh

panas dan tidak pula lapuk karena hujan, karena kemukjizatan Alquran bersifat

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

“maknawiyyah” atau sesuatu yang hanya bisa dirasakan, direnungi dan di hayati.

Ternyata kemukjizatan yang bersifat “maknawi” ini lebih hebat dan lebih tahan

lama dari kemukjizatan yang bersifat “hissi”. Allah sengaja menjadikan mukjizat

akhir zaman menjadi mukjizat yang “maknawiyah” karena perjalanan kehidupan

manusia semenjak nabi Adam sampai nabi Muhammad sudah sedemikian lama,

berbagai eksperimen kehidupan telah dijalani oleh umat manusia. Berbagai bentuk

azab dan cobaan yang berupa azab-azab yang mengguncang dan menghancurkan

telah dialami oleh umat –umat terdahulu, sebagaimana umat nabi Nuh, nabi Hud,

nabi Shalih, Fir’aun, Qarun dan lain-lainnya. Maka umatnya nabi Muhammad

sebagi umat terakhir dan nabi Muhamad sebagai nabi terakhir, sudah dirasakan

cukup dewasa untuk menerima ajaran samawi. Salah satu bentuk kedewasaan

umat nabi Muhammad adalah bentuk kemukjizatan umat akhir zaman adalah

kemukjizatan “maknawi” yang hanya bisa diperoleh oleh perenungan yang

mendalam dan dampaknya pada segenap umat manusia. Umat akhir zaman juga

tidak di azab dengan azab yang menyeluruh sebagaimana umat masa lalu, tapi

dalam bentuk peringatan-peringatan dan kejadian-kejadian yang cukup

memberikan pelajaran. Umat nabi Muhammad masih diberi kesempatan untuk

melakukan taubat dan evaluasi diri sebelum datangnya hari kiamat.

Sebagaimana diketahui bahwa Alquran dalam mengetengahkan kisah,

umumnya tidak runtut, kecuali kisah nabi Yusuf. Jika Alquran bercerita, maka

yang tersaji adalah plot-plot cerita yang tidak rinci, hanya cerita yang patut

mendapatkan pelajaran. Pembaca Alquran dituntut untuk memikirkan sendiri

pelajaran yang bisa diambil dari cerita-cerita Alquran. Inilah salah satu indikator

bahwa Alquran mengajak pembacanya menjadi dewasa. Walaupun hanya berupa

isyarah-isyarah sederhana, kadangkala berupa ungkapan yang ringkas, tapi penuh

“kinayah”(kiasan).

Jika kemukjizatan Alquran terletak pada dirinya, maka para ulama dari

masa lalu sampai kini terus berusaha mencari letak kemukjizatan Alquran. Pada

saat bangsa arab menggandrungi sastera arab, para sasterawan mencari

kemukjizatan Alquran dari ungkapan dan redaksinya. Lalu satu demi satu para

ulama mengemukakan berbagai bentuk kehebatan Alquran, melalui apa yang

kemudian dinamakan ilmu balaghah yang terdiri dari Ilmu Ma’ani, Ilmu Bayan

dan Ilmu badi’. Nama-nama ar-Rummani, al-Khaththabi, al-Jurjani, al-Baqillani,

al-Sakkaki dan lain-lainnya muncul ke permukaan. Pada sisi yang lain para

pengamat kemukjizatan Alquran tidak henti-hentinya mencari sisi kemukjizatan

Alquran dari sisi isinya, lalu muncullah teori kemukjizatan yang bersifat Tasyri’I

yang mengetenghakan kehebatan syari’at islam dan hukum-hukum yang

diberlakukan seperti dalam hal bentuk ibadat, mu’amalat, mnakahat dan jinayat.

Lalu ada lagi teori kemukjizatan al-Ghaiby yaitu terungkapnya hal-hal yang ghaib

pada Alquran yang tak mungkin diperoleh oleh nabi Muhammad kecuali dari

Allah. Muncul juga teori kemukjizatan yang berupa “al-Wa’d dan al-Wa’id atau

janji dan ancaman yang selalu terbukti sepanjang sejarah kehidupan umat

manusia. Lalu muncul teori kemukjizatan ilmy atau ilmu pengetahuan yang

mengemukakan kecocokan antara penemuan modern dalam bidang sains dan

teknologi dengan apa yang dikemukakan oleh Alquran. Muncul juga

kemukjizatan yang bersifat ‘adadi yaitu bilangan yang ada dalam Alquran baik

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

berkaitan dengan jumlah huruf, kalimat, ayat dan lain sebagainya, seperti

keseimbangan jumlah satu kalimat dalam Alquran dengan kalimat yang menjadi

lawannya, atau bentuk-bentuk keistimewaan lainnya. Dengan diketemukannya

I’jaz ‘Adadi ini, maka semakin terkuak pula kehebatan Alquran.

Ilmu Munasabat Alquran

Perhatian ulama terhadap Alquran tidak terhenti sampai disitu saja, tapi

beralih kepada hal lain yaitu hubungan antara satu segi dalam Alquran dengan

segi lainnya. Menurut jumhur ulama, susunan ayat –ayat Alquran, begitu juga

susunan surah-surah dalam Alquran adalah langsung dari Allah, bukan bikinan

nabi Muhammad dan bukan pula ijtihad para sahabat nabi. Dengan demikian bisa

dipastikan bahwa dibalik susunan Alquran, baik ayat-ayatnya, maupun surah-

surahnya bisa dipastikan ada hubungan, korelasi, keserasian. Menurut mereka

yang memercayai teori ilmu munasabah, Alquran adalah laksana sebuah bangunan

yang antara satu bagian dengan bagian lainnya terdapat keserasian yang demikian

kokoh dan indah. Pada kenyataannya para ulama yang tekun dalam mencari

munasabah dalam Alquran menemukan hal-hal yang mencengankan. Ternyata

dibalik bagian –bagian dari Alquran apakah antara ayat pada satu surah atau

antara dua surah terdapat keserasian yang sangat signifikan. Hal inilah yang

menyebabkan banyak kalangan mencoba menguraikan bentuk munasabah sesuai

dengan ijtihadnya masing-masing.

Harus diakui bahwa munasabah dalam Alquran tidak ada penjelasannya

dari nabi dan para sahabat. Oleh karena itu maka “Ilmu munasabat” dikatagorikan

sebagai ilmu yang tidak wajib di pelajari. Sebab kalau wajib di pelajari, berarti

harus ada penjelasan dari nabi.

Menurut pendapat penulis mempelajari munasabah dalam Alquran adalah

sesuatu yang penting digeluti oleh praktisi tafsir Alquran. Mempelajari Ilmu

Munasabah juga sangat mengasyikkan. Pencarian terhadap munasabah menuntut

konsentrasi dalam mempelajari tujuan pokok dari setiap bagian dari Alquran.

Kemudian mempelajari hubungan antara satu bagian dangan bagian yang lain.

Merupakan satu kebahagiaan dan kepuasan tersendiri manakala dijumpai adanya

munasabah yang signifikan pada satu bagian dari Alquran. Melalui ilmu

munasabah ini bisa diketahui kemukjizatan Alquran. Jika sebuah surah

mengandung bermacam topik, maka topik tersebut adalah ibarat ramuan obat cara

qur’an untuk mengobati satu penyakit pada manusia baik selaku individu maupun

anggauta masyarakat. Mengetahui munasabah juga bisa memahami inti persoalan

yang ada pada satu ayat atau kelompok ayat.

Pada abad-abad pertama masa lalu kajian seperti ini belum ada, barulah

pada abad keempat Hijriyah, persoalan ini mulai muncul. Diantara ulama yang

menghadirkan dan mempunyai kepedulian pada “Ilmu al-Munasabat” adalah :

1. al-Thabari (w. 310 H.);

2. Abu Bakar al-Naisaburi (w. 324 H.);

3. al-Razi (w. 606 H.);

4. al-Harrali Abu al-Hasan (w. 637 H.);

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

5. al-Gharnathi, Ahmad bin Ibrahim az-Zubair, Abu Ja’far (w. 708 H.) dalam

kitabnya “ al-Burhan fi Munasabat tartib Suwar al-Qur’an”;

6. al-Biqa’i (w. 885 H.) dalam kitab Tafsirnya “Nazhm al-Durar fi Tanasub

al Ayat wa as-Suwar” kemudian diringkas dalam kitabnya “Dilalat al-

Burhan al-Qawim ‘ala Tanasub Al-Qur’an al-‘Azhim”;

7. al-Sayuthi (w. 911 H.) dalam kitabnya “Tanasuq ad-Durar fi Tanasub as-

Suwar” diringkas dalam kitab “Asrar at-Tanzil”, dan kitabnya yang lain

adalah: “Marashid al-Mathali’ fi Tanasub al-Maqashid wa al-mathali’”;

8. Syekh Sajaqli Zadah al-Mursyi (w. 1150 H.) pengarang kitab “Nahr an-

Najaat fi bayan Munasabaat Umm al-Kitab”

Pada saat ini kitab- kitab tafsir yang muncul saat ini banyak yang menaruh

perhatian kepada “munasabat” seperti tafsir “al-Manar”, tafsir “al-Maraghi”,

tafsir “fi Zhilal Al-Qur’an”, tafsir “al-Munir” karya Wahbah az-Zuhaili”, Syekh

Siddiq al-Ghumari mempunyai kitab Jawahir al-Bayan fi Tanasub Al-Qur’an”

dan lain lainnya.

Setelah banyak sajian praktis tentang munasabat dalam Alquran, barulah

para ulama melakukan penelitian terhadap macam-macam munasabah dalam

Alquran. Imam Sayuthi dalam kitabnya “Asrar Alquran”membagi munasabah

dalam beberapa bagian: yaitu :

1. Tartib surah-surah dalam Alquran dan hikmah dibalik peletakan satu surah

pada tempatnya;

2. Hubungan antara pembukaan surah dengan akhir surah sebelumnya;

3. Hubungan antara awal surah dengan isi surah;

4. Hubungan antara awal surah dengan akhir surah;

5. Hubungan antara satu ayat dengan ayat setelahnya;

6. Hubungan antara akhiran ayat (fashilah) dengan awal ayat;

7. Hubungan antara nama surah dengan kandungan surah.

Sementara peneliti lain membagi Munasabah menjadi tiga bagian besar

yaitu :

1. Munasabah pada satu surah : yang terdiri dari :

a. munasabah antara awal surah dengan akhir surah.

b. b.munasabah antara satu ayat dengan ayat sebelumnya.

c. munasabah antara dua hukum pada beberapa ayat datau dalam satu ayat.

d. munasabah antara nama surah dan kandungan surah.

2. Munasabah antara dua surah : yang terdiri dari :

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

a. Munasabah antara akhir surah dengan akhir surah sebelumnya.

b. Munasabah antara kandungan satu surah dengan kandungan pada surah

berikutnya.

3. Munasabah secara umum, yaitu memunasabahkan antara bagian-bagian dalam

Alquran walau tidak berurutan.

Peranan Ilmu Munasabat Dalam Penafsiran Alquran

Ilmu Munasabat adalah merupakan salah satu cabang Ilmu-Ilmu Alquran.

Ilmu munasabat sudah lama dikaji oleh ulama tafsir pendahulu. Betapapun

demikian masih ada pro dan kontra terhadap keberadaan unsur “munasabah”

dalam Alquran. Imam asy-Syaukani dalam tafsirnya “ Fath al-Qadir” mengkritik

al-Biqa’i yang memperbanyak kajian tentang munasabah . asy-Syaukani

mengatakan: 1. Ilmu munasabah adalah ilmu yang dipaksakan. Tidak pantas

dimasukkan kedalam sastera arab yang biasa, apalagi di masukkan kedalam

Alquran yang merupakan teks yang mempunyai kandungan sastera yang sangat

tinggi. 2.Ilmu munasabah adalah termasuk ilmu tafsir bir-ra’yi dalam Alquran, hal

ini tidak boleh.3.mencari–cari manasabah menghabiskan waktu dengan sesuatu

yang tidak berguna.

Namun disisi lain banyak ulama yang mendukung adanya teori

“munasabah” dalam Alquran ini. Mereka menganggap bahwa dengan mengetahui

“munasabah” dalam Alquran akan sangat membantu dalam memahami kandungan

Alquran. Al-Biqa’I menukil dari gurunya tentang kegunaan Ilmu Munasabah :

يقول عن شيخه المغربي المالكي: "األمر الكلي المفيد لعرفان مناسبات اآليات في جميع

القرآن هو أنك تنظر الغرض الذي سيقت له السورة، وتنظر إلى ما يحتاج إليه ذلك الغرض

البعد من المطلوب.. وإذا فعلته من المقدمات، وتنظر إلى مراتب تلك المقدمات في القرب و

وجه النظم مفصال بين كل آية وآية في كل سورة". -إن شاء هللا -تبين لك

وتتوقف اإلجادة فيه على: "معرفة مقصود السورة -أي في علم المناسبات -ويقول أيضا

في غاية المطلوب ذلك فيها، ويفيد ذلك معرفة المقصود في جميع جملها، فلذلك كان هذا العلم

النفاسة، وكانت نسبته من علم التفسير، نسبة البيان من علم النحو".Artinya : secara global untuk mengetahui Ilmu Munasabah pada

Alquran adalah engkau melihat terlebih dahulu tujuan umum dari satu

surah, kemudian engkau lihat unsur-unsur yang terlibat dalam

menggolkan tujuan umum tersebut, dilihat dari kedekatan dan unsur-

unsur tersebut. Jika engkau telah melakukan hal tersebut, engkau akan

mengetahui susunan dan urutan satu ayat. oleh karena itu Ilmu

Munasabah adalah ilmu yang sangat bagus. Hubungan antara ilmu ini

dengan ilmu tafsir adalah laksana hubungan antara ilmu balaghah

dengan ilmu nahwu.

Penulis mendukung gagasan tentang adanya ilmu munasabah ini, karena

bagaimana mungkin sebuah susunan kalam suci dipaparkan begitu saja tanpa ada

kaitan antara satu ayat dengan ayat berikutnya. Jika dalam satu surah ada satu

tujuan umum, maka semua komponen yang ada, adalah merupakan pendukung

utama dari tujuan umum tersebut. Antara satu bagian dengan bagian lainnya bisa

dipastikan ada hubungan. Jika ayat-ayat Alquran diibaratkan seperti obat, maka

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

komponen-komponen yang ada adalah resep untuk mengobati dari sebuah

persoalan yang ada. Antara satu komponen dengan komponen lainnya jelas ada

kaitan.

Hubungan Ilmu Munasabah Dengan Kemukjizatan Alquran

Terkuaknya beberapa macam munasabah, kita semakin yakin tentang

kemukjizatan Alquran, bahwa ternyata dibalik susunan Alquran baik susunan

kalimatnya, ayat-ayatnya, surah-surahnya, semuanya mengandung “nuktah” atau

faedah yang sangat berguna dalam mempelajari esensi dari kandungan Alquran

baik melalui ayat-ayatnya atau surah-surahnya.

Letak kemukjizatan Alquran jika dilihat dari Ilmu Munasabah, adalah

bahwa antara satu ayat dengan ayat berikutnya yang ada pada satu surah,

diturunkan dalam waktu dan situasi yang berbeda. Kadangkala ada satu ayat yang

diturunkan di Mekah diselipkan diantara ayat-ayat yang diturunkan di madinah,

begitu juga sebaliknya ada ayat-ayat yang diturunkan di madinah diselipkan

diantara ayat-ayat yang diturunkan di Mekah. Namun setelah ayat-ayat tersebut

disandingkan dengan ayat berikutnya, ternyata mempunyai keserasian yang begitu

indah. Hal ini jelas tidak mungkin dilakukan oleh manusia manapun dan tingkat

kecerdasan yang bagaimanapun. Semua itu jelas berasal dari Allah SWT. Dengan

demikian ilmu munasabah telah menyumbangkan satu sisi dari kemukjizatan

Alquran dari sekian banyak sisi kemukjizatan Alquran.

Buku yang ada dihadapan anda adalah satu dari sekian banyak kitab atau

buku yang ditulis tentang “ilmu Munasabah” dalam Alquran. Penulisnya adalah

Dr. Hasani seorang spesialis dalam Ilmu Munasabah. Karya yang lahir dari

Disertasinya meneliti tentang berbagai munasabah yang ada pada tafsir “al-

Misbah” karya Ustadz Quraisy Syihab. Tafsir “al-Misbah” adalah tafsir

kontemporer yang terkemuka saat ini di Indonesia. Tafsir ini menggunakan

pijakan yang biasa digunakan oleh para penafsir salafi terdahulu, tapi ditulis

dengan rasa Indonesia, metode berfikir yang moderat, gaya bahasa yang

sederhana, mudah dipahami. Salah satu karakteristik dari tafsir ini “al-Misbah”

adalah kajian tentang “munasabah” dalam ayat-ayat Alquran dan surah-surahnya,

sebuah uraian yang demikian menonjol. Hal ini sangat menarik untuk dikaji.

Dr. Hasani dalam tulisan ini telah banyak menguak tentang berbagai

bentuk munasabah dalam Alquran. Dalam karyanya ini Dr. Hasani menemukan

bentuk munasabah yang ditemukan dari penelitiannya terhadap tafsir al-Misbah,

menemukan ada dua macam munasabah yaitu : a. Munasabah Ayat. b. pola

munasabah surah. Setiap macam dari dua macam munasabah tersebut mempunyai

beberapa macam lagi sehingga jumlahnya sekitar 13 macam bentuk munasabah.

Berikut ini uraiannya:

A.Munasabah Ayat yang terdiri dari :

1. Munasabah antar ayat dengan ayat dalam satu surah;

2. Munasabah antara satu ayat dengan fashilah (penutup);

3. Munasabah antara kalimat dan kalimat dalam ayat;

4. Munasabah antara kata dalam surah;

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

5. Munasbah antara ayat pertama dengan ayat terakhir dalam satu surah.

B.Pola munasabah surah yang terdiri dari :

1. Munasabah antara surah dengan surah sebelumnya;

2. Munasabah awal uraian surah dengan akhir surah sebelumnya;

3. Munasabah antar awal surah dengan akhir surah sebelumnya;

4. Keserasian tema surah dengan nama surah;

5. Keserasian penutup surah dengan uraian awal/mukadimah surah

berikutnya;

6. Hubungan antara kisah dalam satu surah;

7. Hubungan antara surah surah Alquran;

8. Hubungan antara fawatihussuwar dengan isi surah.

Dari penjelasan tersebut dapat penulis katakan bahwa apa yang

dikemukakan oleh Dr. Hasani setelah melakukan penelitan yang mendalam

terhadap beberapa macam keserasian yang dikemukakan oleh Bapak Quraisy

Syihab dalam tafsirnya “ al-Misbah” adalah satu upaya yang patut dihargai. Apa

yang disarankan dan diusulkan oleh penulis mudah-mudahan bisa direspon oleh

para peneliti berikutnya, sehingga menjadi kajian-kajian yang saling mendukung.

Bagaimanapun juga ilmu munasabah adalah sesuatu ilmu yang bersifat

ijtihadi. Kalau sudah demikian maka sangat boleh terjadi untuk menonjolkan satu

munasabah akan berbeda antara satu orang dengan lainnya, tergantung dari sudut

pandangnya. Selama masih dikatagorikan “ma’qul” atau rasional, bisa ditoleransi

keberadaannya.

Ada beberapa munasabah yang kiranya perlu diberikan perhatian secara

khusus yaitu munasabah antara awal ayat yang diakhiri dengan nama dan sifat-

sifat Allah. Begitu juga munasabah antara “qasam” atau sumpah-sumpah dalam

Alquran dengan “muqsam ‘alaih” atau jawab qasam. Pada masa yang akan datang,

mjungkin akan terkuak lagi beberapa munasabah dalam Alquran yang belum

terkuak pada masa kini.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Penutup.

Akhirnya, penulis mengharapkan agar kajian terhadap Alquran terus

digalakkan dalam berbagai macam seginya, karena kita ingin eksistensi Alquran

bisa terus bergerak sejalan dengan derap langkah masyarakat di tengah tengah

kehidupan modern. Tujuan kita semua adalah bagaimana Alquran bisa terus

memberikan rahmahnya kepada masyarakat dunia. Alquran yang sekarang adalah

sama dengan Alquran masa lalu pada masa nabi dan para sahabatnya. Jika pada

masa lalu, Alquran telah merobah sejarah kehidupan umat manusia, maka kita

selaku generasi penerus perlu melakukan upaya-upaya menghidupkan kembali

semangat api Alquran. Alquran memang kelihatan diam, tapi didalamnya terdapat

kekuatan yang demikian dahsyat untuk merobah masyarakat. Yang bisa

melakukan semua itu adalah kita, umat islam, kita pembawa amanah Alquran.

PP Dar Al-Qur’an

Kebon baru Arjawinangun Cirebon

10 April 2011 M/6 Jum. Awal 1432 H

Ahsin Sakho Muhammad

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan

b = ب

t = ت

th = ث

j = ج

h{ = ح

kh = خ

d = د

dh = ذ

r = ر

z = ز

s = س

sh = ش

s{ = ص

d{ = ض

t{ = ط

z{ = ظ

ع = ‘

gh = غ

f = ف

q = ق

k = ك

l = ل

m = م

n = ن

h = ه

w = و

y = ي

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

B. Vokal Pendek C. Vokal Panjang

______ = a (ـــ ا) = a>

______ = i (ـــ ى) = i>

______ = u (ـــ و) = u>

D. Diftong E. Pembauran

al = (ال) aw = (أو)

al-sh = (الش) ay = (أي)

-wa al = (وال)

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

DAFTAR ISI

SEPATAH KATA KEPALA BADAN LITBANG DAN DIKLAT................... i

KATA PENGANTAR KEPALA PUSLITBANG LEKTUR DAN

KHAZANAH KEAGAMAAN ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR PENULIS ....................................................................... v

KATA PENGANTAR PROF. DR. FATHURRAHMAN RAUF ................. xiii

KATA PENGANTAR DR. AHSIN SAKHO MUHAMMAD, MA. ............ xvii

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................_xxx

BAB I : MUNASABAH DALAM KAJIAN AL-QUR’AN_______ 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Permasalahan 33

C. Tujuan, Manfaat dan Signifikansi Buku 34

D. Penulisan Terdahulu Yang Relevan 36

E. Metodologi Penulisan 45

F. Sistematika Penulisan Buku 50

BAB II: METODOLOGI MUNASABAH ALQURAN: MENYOAL PERAN

MUNASABAH SEBAGAI INSTRUMEN PENAFSIRAN

53

A. Melacak Tradisi Awal Munasabah Alquran 53

B. Munasabah Perspektif Pakar Ilmuan Alquran dari klasik hingga Pra-Modern

81

C. Munasabah dalam Tinjauan Ilmuan Alquran Kontemporer 91

D. Menyoal Munasabah: Respon Terhadap Kritik Ilmuan Barat dan Orientalis

111

BAB III: TAFSIR AL-MISHBAH DALAM TRADISI TAFSIR

NUSANTARA______

A. Kondisi Sosial dan Intelektual Masa

M. Quraish Shihab 129

B. Kesarjanaan dan Karya-karya M. Quraish Shihab 129

C. Metode dan Karakteristik Tafsir al-Mishbah 179

D. Posisi Tafsir al-Misbah dalam Tradisi Tafsir Nusantara 192

BAB IV: MODEL MUNASABAH ALQURAN DALAM TAFSIR AL-

MISHBAH

A. Metode Menyingkap Munasabah Alquran 215

B. Urgensi, Fungsi dan Kegunaan Memahami Ilmu Munasabah Serta Upaya

Pengembangannya 225

C. Karakteristik Munasabah dan Jenis-jenisnya dalam Tafsir al-Mishbah

236

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

D. Analisis Perbandingan Terhadap Pola dan Pendekatan 245

BAB V: TINJAUAN KRITIS TERHADAP KONSEP DAN PENERAPAN

MUNASABAH DALAM TAFSIR AL-MISHBAH 253

A. Ragam Kajian Munasabah dalam Tafsir al-Mishbah: Mengurai Bukti

Kesatuan Alquran 253

B. Pola Munasabah Ayat (Munasabat Ayat) 256

1. Munasabah antar Ayat dengan Ayat dalam

Satu Surah 260

2. Munasabah antara Satu Ayat dengan Fasilah (Penutupnya) 290

3. Munasabah antara Kalimat dengan Kalimat dalam Ayat 295

4. Munasabah antara Kata dalam Satu Ayat 314

5. Munasabah Ayat Pertama Dengan Ayat Terakhir Dalam Satu Surah

318

C. Pola Munasabah Surat (Munasabat al-Suwar) 326

1. Munasabah antar Surah dengan Surah sebelumnya 329

2. Munasabah Awal Uraian Surah Dengan Akhir Uraian Surah 338

3. Munasabah antara Awal Surah dengan Akhir Surah Sebelumnya

348

4. Munasabah Tema Surah Dengan Nama Surah 353

5. Munasabah Penutup Surah dengan Uraian Awal/Mukadimah Surah

Berikutnya 358

6. Munasabah Antara Kisah dalam Satu Surah 363

7. Munasabah Antara Surah-surah Alquran 370

8. Munasabah Antara Fawatih al-Suwar Dengan Isi Surah 376

BAB VI: PENUTUP 387

A. Kesimpulan 387

B. Rekomendasi 389

DAFTAR PUSTAKA

391

INDEKS 417

GLOSSARY 429

LAMPIRAN 433

BIODATA PENULIS 445

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kajian tentang Munasabah berawal dari kenyataan bahwa sistematika

urutan ayat-ayat atau surah-surah Alquran sebagaimana terdapat dalam Mushaf

‘Uthmani sekarang tidak berdasarkan pada kronologis turunnya. Kendati demikian,

setiapkali ayat turun, nabi memberi tahu tempat ayat-ayat itu dari segi sistematika

urutannya dengan ayat-ayat atau surah-surah yang lainnya, sambil memerintah

sahabatnya untuk menulisnya. Dalam Alquran, ada beberapa indikasi yang

mempunyai sinyal kuat yang menunjukkan bahwa Alquran adalah satu kesatuan

yang memiliki keserasian (munasabah) satu di antara lainnya. Misalnya Q.S. al-

Nisa’ [4]: 821, Q.S. H‼d [11]: 1,2 al-Zumar [39]: 23.3

Al-Qur•‼bi dalam menjelaskan surah al-Nisa’ ayat 82 tersebut, sebagai salah

satu mukjizat Alquran dari sisi hubungan antara ayat-ayat dan surah-surahnya,

tanpa sedikitpun ada pertentangan.4 Rif‘at Fawzi juga mengatakan bahwa

Alquran memiliki kemukjizatan berupa hubungan antara bagian-bagiannya.

Surah bertalian dengan surah sebelum maupun sesudahnya, ayat bertalian dengan

ayat sebelum ataupun sesudahnya, keterkaitan makna dan tema, sehingga terjadi

penyempurnaan. Semua itu terjadi lebih dari satu tema, dalam satu ayat atau satu

surah, seperti tergambar dalam surah al-Nisa’ di atas.5

1 “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Seandainya Alquran itu bukan dari sisi

Allah, tentulah mereka mendapati di dalamnya pertentangan yang banyak”. 2 “Alif lam ra, (Inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapih. Kemudian dijelaskan secara

terperinci yang diturunkan dari sisi yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.” 3 “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Alquran yang serupa (mutu ayat-

ayatnya) lagi berulang-ulang…”. 4 Imam Abi ‘Abd Allah al-Qur•‼bi, al-Jami‘ al-Ahkam al-Qur’an (Damaskus: Maktabah Ghazali, t.t.),

78. 5 Rif‘at Fawzi, al-Wahdat al-Mau○‼‘iyah li Surat al-Qur’aniyah (Bayr‼t: Dar al-Salam, 1986), 5-6.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Al-Zamakhshari memberikan penjelasan surah H‼d ayat 1 di atas dengan

mengumpamakan Alquran susunannya laksanan sebuah bangunan yang kokoh.6

Sedang surah al-Zumar ayat 23 di atas, dipahami sebagai penjelasan bahwa tidak

ada perkataan yang lebih baik dibandingkan dengan Alquran. Dalam hal ini, al-

Zarkashi berkata: “Salah satu ciri perkataan yang baik adalah adanya hubungan

antara satu bagian dengan bagian lain, sehingga tidak ada kalimat yang

terbuang.7

Kajian terhadap Alquran dan Hadis8 telah berjalan dalam sejarah yang

cukup panjang. Alquran adalah wahyu Ilahi yang berisi nilai-nilai universal

kemanusiaan. Ia diturunkan9 untuk dijadikan petunjuk, bukan hanya untuk

sekelompok manusia ketika ia diturunkan, tetapi juga untuk seluruh manusia

hingga akhir zaman.10 Dalam Alquran, ada beberapa indikasi yang mempunyai

sinyal kuat yang menunjukkan bahwa Alquran adalah satu kesatuan yang

6 Al-Imam Ab‼ al-Qasim Jarallah Mahmud bin ‘Umar Al-Zamakhshari, Tafsir al-Kashaf ‘an ♦aqa’iq

Ghawamid al-Tanzil wa ‘Uy‼n al-Aqawil fi Wuj‼h al-Ta’wil (Bayr‼t: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1995), 377.

7 Badr al-Din Muhammad bin ‘Abd Allah al-Zarkashi, al-Burhan fi‘Ul‼m al-Qur’an (Mesir: Dar Ihya’

al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1376 H./ 1957 M.), 132.

8 Penjelasan hal itu, termaktub pada Hadis Nabi yang artinya: “Aku tinggalkan dua perkara, jika kalian berpegang kepada keduanya, maka kamu tidak akan sesat, yaitu Kitabullah (al-Qur’a>n) dan Sunnah Rasul (al-H}adi>th)”. Lihat Ima>m Ma>lik, al-Muwat}t}a’ (Mesir: Kita>b al-

Sha‘ba>b, t.th.), 560, lihat pula Ima>m Ah}mad Ibn H}anbal, Musna>d Ah}mad ibn H}anbal (Bayru>t:

Da>r al-S}adi>r, t.th.), 26, dalam persepsi hadis lain ada juga yang menjelaskan bahwa ajaran pokok

Islam hanya Alquran saja. Hal tersebut bisa dilihat antara lain pada Abu> Da>wu>d, Sunan Abi> Da>wu>d (Mesir: Must}afá al-Ba>bi> al-H}alabi>, 1952), 442.

9 Al-Zarqāni> dalam komentarnya, bahwa makna “turun” seperti pada ayat Q.S. al-Isra>/17:

105 tidak dapat disamakan dengan makna turun dalam arti fisik dan tempat. Penggunaan kata

seperti ini, menurutnya tidak relevan digunakan untuk Alquran. Menurutnya, makna “turun” lebih

tepat dipahami sebagai kata yang bersifat maja>zi> dan dipahami sebagai pemberitahuan Allah

yang dihunjamkan ke dada Nabi dengan berbagai bentuk cara pewahyuan. Lihat, Muh}ammad

‘Abd al-‘Az}i>m al-Zarqa>ni>, Mana>hil al-‘Irfa>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n, (Bayru>t: Da>r al-Fikr, 1988), 42-

43.

10 Nilai-nilai dasar Alquran mencakup berbagai aspek kehidupan manusia secara utuh dan

komprehensif (Q.S. al-’An‘a>m/6:37). Tema-tema pokoknya mencakup aspek ketuhanan, manusia

sebagai individu dan anggota masyarakat, alam semesta, kenabian, wahyu, eskatologi, dan

makhluk-makhluk spiritual. Eksistensi, orisinalitas, dan kebenaran ajarannya dapat dibuktikan

oleh sains modern (QS. al-H}ujura>t/15:9), sedang tuntunan-tuntunannya adalah rahmat bagi

semesta alam (Q.S. al-Furqa>n/25:1).

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

memiliki keserasian (muna>sabah) satu di antara lainnya. Misalnya Q.S. al-

Nisa>’/4: 8211, Q.S. Hu>d/11: 1,12 al-Zumar/39: 23.13

Al-Qurt}u>bi> dalam menjelaskan surah al-Nisa>’ ayat 82 tersebut, sebagai

salah satu mukjizat Alquran dari sisi hubungan antara ayat-ayat dan surah-

surahnya, tanpa sedikitpun ada pertentangan.14 Rif‘at Fawzi> juga mengatakan

bahwa Alquran memiliki kemukjizatan berupa hubungan antara bagian-

bagiannya. Surah bertalian dengan surah sebelum maupun sesudahnya, ayat

bertalian dengan ayat sebelum ataupun sesudahnya, keterkaitan makna dan tema,

sehingga terjadi penyempurnaan. Semua itu terjadi lebih dari satu tema, dalam

satu ayat atau satu surah, seperti tergambar dalam surah al-Nisa>’ di atas.15

Al-Zamakhshari> memberikan penjelasan surah Hu>d ayat 1 di atas dengan

mengumpamakan Alquran susunannya laksanan sebuah bangunan yang kokoh.16

Sedang surah al-Zumar ayat 23 di atas, dipahami sebagai penjelasan bahwa tidak

ada perkataan yang lebih baik dibandingkan dengan Alquran. Dalam hal ini, al-

Zarkashi> berkata: “Salah satu ciri perkataan yang baik adalah adanya hubungan

antara satu bagian dengan bagian lain, sehingga tidak ada kalimat yang

terbuang.17

11 “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? kalau kiranya Alquran itu bukan

dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”.

12 “Alif la>m ra>, (Inilah) suatu Kitab yang ayat-ayat-Nya disusun dengan rapi serta dijelaskan

secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha tahu.”

13 “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Alquran yang serupa (mutu

ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang…”.

14 Ima>m Abi> ‘Abd Alla>h al-Qurt}u>bi>, al-Jami>‘ al-Ah}ka>m al-Qur’a>n (Damaskus: Maktabah

Ghazali, t.t.), 78.

15 Rif‘at Fawzi>, al-Wah}dat al-Maud}u>‘iyah li> Surat al-Qur’a>niyah (Bayru>t: Da>r al-Sala>m,

1986), 5-6.

16 Al-Ima>m Abu> al-Qasim Jarullah Mah}mud bin ‘Umar Al-Zamakhshari>, Tafsi>r al-Kashaf ‘an H}aqa>’iq Ghawa>mid al-Tanzi>l wa ‘Uyu>n al-Aqa>wil fi> Wuju>h al-Ta’wi>l (Bayru>t: Da>r al-Kutub

al-‘Ilmiyyah, 1995), 377.

17 Badr al-Di>n Muh}ammad bin ‘Abd Alla>h al-Zarkashi>>, al-Burha>n fi>‘Ulu>m al-Qur’a>n (Mesir:

Da>r Ih}ya>’ al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1376 H./ 1957 M.), 132.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Lahirnya pengetahuan tentang korelasi (Muna>sabah)18 yang masuk dalam

kajian ‘Ulu>m al-Qur’a>n, berawal dari kenyataan bahwa sistematika Alquran

sebagaimana terdapat dalam Mushaf Uthmani sekarang tidak berdasarkan pada

kronologis turunnya.19 Itulah sebabnya terjadi perbedaan pendapat di kalangan

ulama Salaf tentang urutan surat di dalam Alquran. Pendapat pertama, bahwa hal

18 Louis Ma’luf dalam Qamu>s al-Munjid menguraikan kata muna>sabah bahwa secara

harfiyah, kata muna>sabah, terambil dari kata na>saba-yuna>sibu-muna>sabatan yang berarti dekat

(qari>b), dan yang menyerupai (mitha>l). al-Muna>sabah searti dengan al-muqa>rabah, yang

mengandung arti mendekatkan dan menyesuaikan. Al-Suyu>t}i juga mengurai kata muna>sabah

berarti perhubungan, pertalian, pertautan, persesuaian, kecocokan dan kepantasan. Kata al-muna>sabah, adalah sinonim (mura>dif) dengan kata al-muqa>rabah dan al-musha>kalah, yang

masing-masing berarti kedekatan dan persamaan. Lihat, Louis Ma’luf, Qamu>s al-Munjid fi> al-Lughah wa al-A‘lam (Bayru>t: Da>r al-Sharqy, 1976), 803. Lihat pula, Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}i>, al-Itqa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’an (Bayru>t: Da>r al-Fikr: tt.), 108.

19 Perdebatan sejarah kodifikasi penulisan dan sistematika Alquran pada Mus}haf ‘Uthma>ni

dibahas tuntas oleh W. Monthgomery Watt, dalam satu buku yang bertajuk Bell’s Introduction to The Qur’a>n dalam satu bab khusus “The History of The Text”. Dalam bab ini Watt, membagi

menjadi empat bahasan. Pertama, the collection of the Quran (pengumpulan Alquran), kedua, The pre-‘Uthma>nic codices (naskah pra Uthman), ketiga, The wraiting of the Quran and early textual studies (penulisan Alquran dan kajian teks awal), dan keempat, the authenticity and completeness of the Quran (keotentikan dan kesempurnaan Alquran). Dalam mengurai benang kusut perdebatan

Mus}haf ‘Uthma>ni, Bell, misalnya menulis: “This traditional account of the quran under ‘Uthman is also open criticisms, tough they are not so serious as in the case of Abu bakar’s collection. The most serious difficulties are those connected with the suhuf of H}afsa. Some versions of the story suggest that the work of the commissionars was simply to make a fair copy, in the dialect of Quraysh, of the material of these leaves. Some important material, however, has come to light since the publication of Friedrich Schwally’s revised edition of the second volume of Noldeke’s Geshichte des Qura>ns in 1919. In particular there is a story of how the coliph Marwan when governor of Medina wanted to get hold of the ‘leaves’ of H}afsa to destroy them, and eventually on her death persuaded her brother to hand them over. Marwan was afraid lest the unusual readings in the might lead to further dissention in the community”. (“Kisah turun-temurun

tentang ‘kumpulan’ Alquran di bawah Uthman juga rawan kecaman, meskipun tidak begitu serius

seperti dalam kasus ‘kumpulan’ Abu Bakar. Kesulitan yang paling serius adalah berkaitan dengan

suh}uf yang dimiliki H}afsah. Beberapa versi cerita mengisyaratkan bahwa tugas yang diberikan

kepada orang-orang hanyalah untuk membuat salinan yang baik dalam dialek Quraisy dari bahan

yang ditulis di atas dedaunan ini. Namun, pada tahun 1919 terbit jilid kedua karya Noldeke

“Geshichte des Qura>ns”, edisi yang direvisi oleh Friedrich Schwally, dan sejak itu bahan-bahan

yang penting ditemukan kembali. Terutama ada kisah bagaimana Khalifah Marwan yang menjadi

Gubernur Madinah ingin memusnahkan ‘dedaunan’ yang dimiliki H}afsah, dan akhirnya, tatkala

H}afsah meninggal, membujuk kakaknya untuk menyerahkannya. Marwan khawatir adanya

bacaan yang tidak lazim di dalamnya itu bisa menimbulkan pertikaian lebih lanjut dalam

masyarakat. Lihat, W. Monthomery Watt, Bell’s Introduction to The Qur’a>n (Leiden: Edinburgh

University Press, 1994), 43. Kajian mendalam juga dilakukan oleh MM. Al-A‘D}ami dalam The History of Qur’a>nic Text From Revelation to Compilation A Comparative Study with the old and new Testament, dan diterjemahkan menjadi Sejarah Teks al-Qur’a>n dari Wahyu sampai Kompilasi kajian Perbandingan dengan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, terj. Sohirin

Solihin, Anis Mata, Ugi Suharto, Lili Mulyadi (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), Taufik Adnan

Amal menulis Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005).

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

itu didasarkan pada tawqi>fi> dari Nabi.20 Golongan kedua berpendapat bahwa, hal

itu didasarkan atas ijtiha>di. 21 Para sahabat setelah mereka bersepakat dan

memastikan bahwa susunan ayat-ayat adalah tawqi>fi> . Golongan ketiga

berpendapat, serupa dengan golongan pertama, kecuali surat al-Anfa>l dan

Bara>’ah yang dipandang bersifat ijtiha>di>. Pendapat pertama didukung antara lain

oleh al-Qad}i Abu>> Bakar, Abu>> Bakar Ibn al-Anbari>, al-Kirmani> dan Ibnu al-H}isar.

Pendapat kedua didukung oleh Ma>lik, al-Qad}i Abu> Bakar dan Ibn al-Fa>ris.

Pendapat ketiga dianut oleh al-Bayha>qi>. Salah satu penyebab perbedaan pendapat

ini adalah mushaf-mushaf ulama Salaf yang urutan suratnya bervariasi.

Atas dasar perbedaan pendapat tentang sistematika ini, wajarlah jika

masalah teori korelasi Alquran kurang mendapat perhatian dari para ulama yang

menekuni ’Ulu>m al-Qur’a>n. Ulama yang pertama kali menaruh perhatian pada

masalah ini, menurut al-Zarka>shi, adalah Shaykh Abu>> Bakr ‘Abd Allah Ibn al-

Naysabu>>ri> (w. 324 H.),22 kemudian diikuti ulama ahli tafsir seperti Abu>> Ja‘far bin

Zubayr dalam kitab Tarti>b al-Suwar al-Qur’a>n, Shaykh Burha>n al-Di>n al-Biqa>‘i>

dengan bukunya Naz}m al-Dura>r fi> Tana>sub al-A>ya>t wa al-Suwar, dan Al-Suyu>t}i

dalam kitab Asra>r Tarti>b al-Qur’a>n. Quraish Shihab belakangan menambahkan

20 Abu> Zayd memandang urutan surat dianggap tauqi>fi karena pemahaman seperti itu sesuai

dengan konsep wujud teks imanen yang sudah ada di lauh} al-mah}fu>z}, sebagai usaha

menyingkapkan sisi lain dari I‘jaz. Lihat, Nas}r H}ami>d Abu> Zayd, Mafhu>m al-Nas} Dira>sah fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Kairo: Da>r al-Ih}ya> al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1992), 159.

21 Discours dalam memperdebatkan tentang urutan surat dikupas tuntas juga oleh al-

Zarqa>ni. Menurut al-Zarqa>ni bahwa tertib susunan ayat dan surat adalah Ijtiha>di. Pendapat ini

didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, mus}h}af pada catatan Alquran tidaklah sama. Kedua,

sahabat pernah mendengar Nabi membaca Alquran berbeda dengan tertib surat yang terdapat

dalam Alquran. Dan ketiga, adanya perbedaan pendapat mengenai tertib surat ini menunjukkan

tidak adanya petunjuk yang jelas atas tertib yang dimaksud. Alasan lain yang mengemuka bahwa

tertib surah sebagai ijtiha>di> tampak tidak kuat. Riwayat tentang sebagian sahabat pernah

mendengar Nabi membaca Alquran berbeda dengan tarti>b al-mus}h}af yang sekarang dan adanya

tentang catatan mus}h}af sahabat yang berbeda bukanlah mutawa>tir. Tertib mus}h}af sekarang

berdasarakan riwayat mutawa>tir. Kemudian, tidak ada jaminan bahwa semua sahabat yang

memiliki catatan mush}}af itu hadir bersama Nabi tiap saat turun ayat Alquran. Karena itu,

kemungkinan tidak utuhnya tarti>b al-mus}h}af Alquran sahabat sangat besar. Lihat, Muh}ammad

‘Abd al-‘Az}i>m al-Zarqa>ni, Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Bayru>t: Da>r al-Fikr, 1988), 348.

22 Hal ini terindikasikan apabila Alquran dibacakan kepada al-Naysaburi, maka ia bertanya

mengapa ayat ini ditempatkan di samping sebelahnya. Bahkan ia mencela para ulama Baghdad

karena mereka tidak memperhatikan ‘ilm al-muna>sabah. Lihat, al-Zarka>shi, al-Burha>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, (Bayru>t: Da>r al-Fikr, 1957). 38.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Muh}ammad ‘Abduh, Rashi>d Rid}á, Muh}ammad Shalt}ut, mereka inilah di antranya

yang konsen membahas persolan ini dalam tafsirnya.23

Diskursus penting tafsir Alquran muslim modern24 dalam konteks

relevansi untuk kajian muna>sabah dalam Alquran di dunia muslim kontemporer,

mengemuka setelah selesainya penulisan disertasi di School Oriental and African

Studies (SOAS) pada tahun 2006, yang telah mencoba menerapkan muna>sabah

dengan pendekatan bahasa untuk menafsirkan Alquran. Disertasi ini ditulis oleh

Salwa M.S. El-Awa yang bertajuk Textual Relation in The Quran: Relevance,

Coherence and Structure, yang diterbitkan oleh Routledge, New York, tahun

2006.25 Dalam disertasinya, Salwa, mengadopsi sebuah metodologi baru dalam

rangka membaca teks Alquran. Ia menggunakan teori-teori relevansi linguistik

dalam membahas dan menganalisis relasi-relasi yang kompleks dalam surat-surat

Alquran. Disertasi ini menunjukkan dengan jelas, ketidaksambungan tema

dengan surat-surat Alquran yang panjang. Dan konteks serta struktur Alquran

agar dapat dibaca ulang dan dijelaskan dengan metodologi kontemporer. Hal ini

dimaksudkan, dalam rangka membantu para pembaca Alquran agar menggunakan

metode ini dalam menciptakan proses kognisi pada makna yang diciptakan.

23 M. Quraish Shihab. “Ibrahi>m bin ‘Umar al-Biqa>‘i>: Ahli Tafsir yang Kontroversial.” Jurnal

Ulu>mul Qur’an, LSAF, 1, (1989), 5.

24 Istilah tafsir alquran Muslim modern dikenalkan oleh J.M.S. Baljon dalam karyanya yang

berjudul Modern Muslim Koran Interpretation (1880-1960). Baljon melalui karya ini, membagi

menjadi enam bahasan. Pertama, (introduction) pendahuluan, kedua, ways interpretation

(pendekatan penafsiran), ketiga, characteristic features of the Koran (gambaran Alquran),

keempat, theological issues (isu-isu ketuhanan), kelima, Koran and Modern Time (Alquran dan

masa modern), dan keenam conclution (kesimpulan). Dalam pengantarnya, Baljon mengatakan

bahwa studi ini merupakan kelanjutan sekaligus pelengkap bab terakhir (Der Islamische Modernismus und seine Koranauslegung) karya Ignaz Goldziher mengenai tafsir Alquran (Die Rachtungen der Islamische Koranauslegung, Leiden, Brill, 1920). Kelanjutan penelitian Goldziher

ini tampaknya diperlukan, seperti juga terhadap tafsir modern yang dipublikasikan 40 tahun yang

silam. Karya ini, dianggap oleh Baljon, sejauh karya itu, merupakan sumbangan terlengkap, dan

juga bisa dimanfaatkan bahasa-bahasa urdu yang masih dipergunakan. Lihat, J.M.S. Baljon,

Modern Muslim Koran Interpretation (1880-1960) (Leiden: E.J. Brill, 1968), vi.

25 Salwa M.S. El-Awa, Textual Relation in The Quran: Relevance, Coherence and Structure

(Routledge, New York, 2006), diakses pada 20 Januari 2010 dari

http://www.amazon.com/Textual-Relations-in-Quran-ebook/dp/B000OI14MQ, lihat pula, Eva

Nugraha, ulasan review “Textual Relation in The Quran: Relevance, Coherence and Structure.”

SPS UIN Jakarta, The School, vol. 2. No. 5/ Mei (2009): 4.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Salwa, dalam kesimpulan akhirnya menganggap bahwa area kajian relasi teks

(muna>sabah) masih belum jelas..26

Berbeda dengan penemuan Salwa, Amir Faishol Fath, doktor Tafsir dan

‘Ulu>m al-Qur’a>n, lulusan Internasional Islamic University Islamabad, menulis

disertasi Naz}ariyah wih}dat al-Qur’a>niyah ‘Inda ‘Ulama>’ al-Muslimi>n Wa

Dauruha> fi> Fikri al-Isla>mi> (Konsep kesatuan Alquran di mata ulama Islam, dan

pengaruhnya dalam pemikiran Islam). Karya ini merupakan disertasinya yang

membuktikan akan adanya kesatuan kesatuan Alquran (the unity of Alquran)

dengan mengemukakan bukti-bukti berdasar kepada penelitian dari ulama ahl al-

sunnah, ahli tafsir dari klasik mulai Imam Fakhr al-Ra>zi> (w. 606), Ima>m ibn

H}ayya>n (w. 745 H.), al-Biqa>‘i> (w. 885 H.) dan al-Suyu>t}i>, kemudian masa

pertengahan seperti Ima>m al-Alu>si> (w. 1270) hingga kontemporer seperti Ima>m

al-Mara>ghi> (w. 1952 H.), Sayid Qut}b (w. 1966 H.), Sa’i>d Hawa (w. 1989 H.), dan

Wahbah Zuhaili.27

Richard Bell dalam tulisannya yang kemudian direvisi oleh W.

Montgomery Watt dalam Bell’s Introduction To The Qur’a>n, mengatakan:

“Whatever view is taken of the collection and compilation of the Qur’an, the possibility remains that parts of it may have been lost. If, as tradition states, Zayd in collecting the Qur’a>n was dependent an chance writings and human memories, parts may easily have been forgotten. Yet conjunction of apparently unrelated verses st certain points in the Qur’a>n suggests that the editors preserved absolutely everything they came across which thay had reason to believe had once been part of the Qur’a>n”.28 “Pandangan apapun yang diambil mengenai pengumpulan dan penyusunan Quran, kemungkinannya tetap ada bahwa beberapa bagian dari Quran mungkin hilang. Kalau seperti yang dinyatakan oleh Hadis, Zayd dalam mengumpulkan Quran tergantung pada penulisan secara

26 Salwa M.S. El-Awa, Textual Relation in The Quran: Relevance, Coherence and Structure,

(Routledge, New York, 2006), diakses pada 20 Januari 2010 dari

http://doi.wiley.com/10.1002/9780470751428,http://www.google.co.id/search?client=opera&rls=

en&q=Salwa+M.S.+ElAwa&sourceid=opera&ie=utf-8&oe=utf-8, diakses pada 20 Januari 2010.

27 Lihat, Amir Faishol Fath, The Unity of al-Qur’an (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2010),

xiii-xx.

28 W. Monthomery Watt, Bell’s Introduction to The Qur’a>n (Leiden: Edinburgh University

Press, 1994), 56.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

kebetulan dan ingatan manusia, dengan mudah atau bagian-bagiannya terlupakan. Namun, gabungan ayat-ayat yang tampaknya tidak berhubungan di beberapa tempat dalam Quran mengisyaratkan bahwa para penyunting mempertahankan dengan mutlak semua yang mereka temukan dan yang beralasan untuk diyakini bahwa itu dulunya merupakan bagian dari Quran”.

Tuntutan bagi terjadinya Alquran yang s}a>lih} likulli zama>n wa maka>n,

Quraish Shihab mengistilahkan dengan “Membumikan Alquran”. Dalam bahasa

Nas}r H}a>mid Abu>> Zayd dikenal tekstualitas Alquran (mafhu>m al-nas}) atau

meminjam Shahrur “al-Qira>‘ah al-mu‘a>s}irah” (pembacaan dengan cara baru)

mulai timbul ketika adanya kesenjangan di antara keadaan, hubungan, dan

peristiwa dalam masyarakat, sempitnya terhadap pemahaman Alquran, dan lain-

lain. Ketika kesenjangan tersebut telah mencapai tingkat yang sedemikian rupa,

maka tuntutan perubahan yang mengupayakan membaca ulang teks semakin

mendesak. Membumikan Alquran merupakan sebuah keniscayaan. Sebagai kitab

suci terakhir, Alquran menerobos perkembangan zaman, melintasi batas-batas

geografis, dan menembus lapisan-lapisan budaya yang pluralistik. Karena

memang kandungannya selalu sejalan dengan kemaslahatan manusia. Di mana

terdapat kemaslahatan di situ ditemukan tuntunan Alquran dan di mana terdapat

tuntunan Alquran, di situ terdapat kemaslahatan. Membumikan Alquran

sesungguhnya tidak lain adalah melakukan upaya-upaya terarah dan sistematis di

dalam masyarakat agar nilai-nilai Alquran hidup dan dipertahankan sebagai

faktor kebutuhan di dalamnya, serta bagaimana menjadikan nilai-nilai Alquran

sebagai bagian inheren dari perbendaharaan nilai-nilai lokal dan universal di

dalamnya. Asas pembumian Alquran mempunya tiga perinsip,29 yaitu: 1)

29 Pembagian ini di dasarkan pada teks itu sendiri dan realitas teks yang berkembang.

Sebagaimana halnya nilai-nilai lain, proses akulturasi dan enkulturasi nilai-nilai dasar Alquran

dalam lintasan sejarah tidak saja memberi warna baru kepada sasaran-sasarannya, karena ia

membuka diri pada setiap budaya posistif sepanjang masa. Ini antara lain disebabkan karena

sebagian besar ayatnya dapat mengandung aneka interpretasi dan karena kitab suci ini

menghidangkan simbol (amtha>l) yang sarat makna, lagi terbuka bagi nalar para cendekiawan. Di

sinilah kekhususan Alquran; ia memberikan kesempatan kepada setiap budaya untuk menafsirkan

dan mengaktualisasikan diri dalam wadah nilai-nilai universalnya. Dalam kenyataannya,

meskipun hanya satu Alquran, tetapi terjadi spektrum keanekaragaman pemahaman dan

penerapan ajaran di dunia Islam. Proses pembumian Alquran tidak bisa menghindari fenomena

kontak budaya (cultural contact), yaitu antara tuntutan untuk mewujudkan tata nilai yang haq

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

meniadakan kesulitan (’ada>m al-h}araj), 2) pembatasan beban (taqli>l al-takli>f),

dan 3) penetapan hukum secara berangsur-angsur (al-tadri>j fi at-tashri>‘).

Keberangsuran ini membuktikan adanya proses dialogis dan dialektis antara

Alquran dan realitas sosial. Hal ini juga memberikan legitimasi psikologis dan

sosiologis untuk penerapan strategi bertahap dalam proses pembumian Alquran.

Dengan demikian, proses pembumian Alquran harus dipandang sebagai proses

berkelanjutan, pergumulan yang tanpa henti, seiring dengan perjalanan waktu

dan perkembangan umat manusia.

Jumhur ulama telah sepakat bahwa urutan ayat dalam satu surat

merupakan urutan-urutan tawqi>fi> >, yaitu urutan yang sudah ditentukan oleh

Rasulullah sebagai penerima wahyu.30 Akan tetapi mereka berselisih pendapat

tentang urutan-urutan surat dalam Mushaf, apakah itu tawqi>fi> atau ijtiha>di>

(pengurutannya berdasarkan ijtihad penyusun mush}}af). Nas}r H}a>midAbu>> Zayd,31

wakil dari ulama kontemporer, berpendapat bahwa urutan-urutan surat dalam

Mushaf sebagai tawqi>fi> , karena menurut dia, pemahaman seperti itu sesuai

dengan konsep wujud teks imanen yang sudah ada di lauh} al-mah}fu>z}. Perbedaan

antara urutan turun dan urutan pembacaan merupakan perbedaan yang terjadi

dan kepentingan untuk memelihara keharmonisan di dalam masyarakat. Tentu saja dalam hal ini

keharmonisan tidak boleh dikorbankan untuk menegakkan tata nilai yang haq, dan ia pun tidak

boleh dipertahankan bila dibangun atas landasan yang bathil. Lihat,

http://www.psq.or.id/profile.asp?mnid=14, akses pada 14 Januari 2010.

30 Lihat perdebatan para ulama itu dalam Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}i, al-Itqan fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n

(Damaskus : Da>r al-Fikr, 1979), 60-63.

31 Secara khusus Abu> Zayd mengungkapkan bahwa muna>sabah merupakan salah satu bagian

dari aspek I‘ja>z (kemukjizatan) Alquran, sebagaimana Abu> Zayd mengutip pendapat al-Zarka>shi

sebagai berikut: “Mushaf seperti suhuf-suhuf mulia, sama dengan yang terdapat dalam kitab yang tertutup rapat (lauh} al-mah}fu>z}), semua surat dan ayatnya disusun secara tauqi>fi>. Penghafal Alquran bila meminta fatwa mengenai berbagai macam hukum atau ia memperdebatkannya, atau mendiktekannya maka ia akan menyebutkan ayat sesuai dengan yang ditanyakannya. Dan jika ia kembali kepada bacaan, maka ia tidak mengatakan seperi apa yang di fatwakan, dan tidak pula seperti yang diturunkan secara terpisahpisah, melainkan seperti yang diturunkan secara keseluruhan di Bayt al-‘Izzah. Di antara yang jelas-jelas mukjizat ialah uslu>b dan susunannya yang mengagumkan. Sebab, ia merupakan kitab yang ayat-ayatnya dikokohkan, kemudian diturunkan secara terpisah-pisah dari sisi yang maha bijaksana lagi maha mengetahui. Yang pertama kali pantas untuk diteliti dalam setiap ayat adalah apakah ayat berkaitan dengan ayat sebelumnya atau ia berdiri sendiri. Dalam hal ini banyak ilmu. Demikian pula dengan surat, sisi keterkaitannya dengan surat sebelumnya dan konteksnya perlu di cari”. Lihat, Nas}r H}a>midAbu>

Zayd, Mafhu>m al-Nas}, 159.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

dalam susunan dan penyusunan yang pada gilirannya dapat mengungkapkan

persesuaian antar ayat dalam satu surat, dan antar surat yang berbeda, sebagai

usaha menyingkapkan sisi lain dari I‘ja>z.32

Dari perdebatan akademik tentang muna>sabah yang diperbincangkan di

atas, secara garis besar dapat dipetakan menjadi dua aliran.33 Pertama, pihak

yang menyatakan bahwa memastikan adanya pertalian erat antara surat dengan

surat dan antara ayat dengan ayat, dengan kata lain, perlu adanya muna>sabah.

Kelompok ini seperti kata al-Zarqa>ni diwakili antara lain oleh Shaykh ‘Izz al-

Di>n Ibn ‘Abd al-Salam, atau yang dikenal dengan ‘Abd al-Salam (577-660 H.).

Menurut kelompok pertama, muna>sabah adalah ilmu yang menjelaskan

persyaratan baiknya kaitan pembicaraan (irtiba>t} al-kala>m) apabila ada hubungan

keterkaitan antara permulaan pembicaraan akhir pembicaraan yang tersusun

menjadi satu kesatuan.34

Kedua, golongan atau pihak yang menganggap bahwa tidak perlu adanya

muna>sabah ayat, karena peristiwanya saling berlainan. Ada paling tidak dua

alasan mengapa golongan kedua ini enggan atau menganggap tidak perlu adanya

muna>sabah. Pertama, kelompok kedua berargumen bahwa Alquran diturunkan

dan diberi hikmah secara tawqi>fi> >, hal ini atas petunjuk dan kehendak Allah.35

Kedua, bahwa satu kalimat akan memiliki muna>sabah bila diucapkan dalam

konteks yang sama. Karena Alquran diturunkan dalam berbagai konteks, maka

Alquran tidak memiliki muna>sabah. Pendapat ini juga diajukan oleh ‘Izz al-Di>n

ibn ‘Abd al-Salam (w. 660 H.). Di sinilah seolah-olah ‘Izz al-Di>n ingin

mengatakan bahwa susunan ayat mesti berdasarkan turunnya.36 Sementara yang

32 Nas}r H}a>midAbu> Zayd, Mafhu>m al-Nas}, 159.

33 Al-Zarqani, Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a >n (Bayru>t: Da>r al-Fikr, 1988), 348.

34 ‘Abd al-Rah}ma>n Ibn Abi> Bakr ibn Muh}ammad Abu al-Fad}l al-Suyu>t}i, Asra>r Tarti>b al-Qur’a>n (Kairo: Da>r al-I’tis}a>m, t,th.), 108.

35 Baca lebih lanjut, Muh}ammad Burha>n al-Di>n Al-Zarkashi>, Al-Burha>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n,

37, lihat pula, Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}i, al-Itqa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, 108.

36 Abu> Zayd mencoba melerai dan mengomentari pendapat kelompok kedua yang tidak

menyepakati adanya muna>sabah dengan mengatakan bahwa pendapat yang dikemukakan

Izzuddi>n agar keterkaitan ayat dengan ayat dan surat dengan surat, terhadap sebab yang berbeda-

beda, yang tidak menjadi persyaratan baiknya susunan kalimat (irtiba>t} al-kala>m) jangan sampai

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

diajukan oleh kelompok yang pro atau mendukung terhadap muna>sabah

mengatakan bahwa ketidak teraturan susunan ayat mengandung rahasia.

Pro-kontra kajian muna>sabah antara pentingnya mengedepankan

muna>sabah dan tidak perlu adanya muna>sabah telah menjadi konsumsi publik

yang tidak terpisahkan dari kajian ‘ulu>m al-Qur’a>n. Pertanyaan besar tentang

apakah adanya muna>sabah itu bersifat tauqi>fi> atau ijtiha>di mengemuka dan perlu

adanya jawaban akademik. Pertanyaan ini bisa jadi sangat menarik untuk dibawa

ke ranah diskusi, dan kemudiaan disusul dengan menyoal pada tataran lebih

dalam, apakah perlu adanya muna>sabah al-Qur’a>n atau bisa jadi kalau pendapat

yang sangat ekstrim tidak perlu adanya muna>sah seperti wacana perdebatan di

atas.

Dalam konteks tafsir nusantara, M. Quraish Shihab adalah salah seorang

mufassir yang bisa di “anggap” mewakili karya tafsir di Indonesia, selain banyak

menelorkan karya-karya brilian.37 Dan curahan pemikirannya di bidang Alquran

dipaksakan. Akan tetapi jika keterkaitan uraian terjadi karena satu sebab yang sama, maka

menghubungkannya adalah suatu hal yang baik, dan disinilah letak baiknnya muna>sabah. Nas}r

H{ami>d Abu> Zayd, Mafhu>m al-Nas}, 159..

37 Karya-karya M. Quraish Shihab yang berhasil penulis potret sebagai berikut: Tafsir al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya (Ujung Pandang: IAIN Alaudin,1984), Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Depag, 1987), Satu Islam Sebuah Dilema (Bandung: Mizan, 1987), Pandangan Islam Tentang Perkawinan Usia Muda (MUI, Unisco,1990), Tafsir al-Amanah (Jakarta: Pustaka

Kartini, 1992), Tafsir al-Qur’an al-Karim atas Surat-Surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya

(Bandung :Pustaka Hidayah,1997), Pengantin al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 1999), Sejarah dan Ulumal-Qur’an (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999), Fatwa-Fatwa Seputar al-Qur’an dan Hadis

(Bandung: Mizan, 1999), Fatwa-Fatwa Seputar Ibadah dan Muamalah (Bandung: Mizan, 1999),

Fatwa-Fatwa Seputar Wawasan Agama (Bandung: Mizan, 1999), Fatwa-Fatwa Seputar Tafsir al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1999), Menuju Haji Mabrur (Jakarta: Pustaka, Zaman, 1999), Panduan Puasa Bersama Muhammad Quraish Shihab (Jakarta: Republika, 1999), Mahkota Tuntunan Ilahi; Tafsir Surah al-Fatihah (Jakarta: Untagama,1988), Hidangan Ilahi Ayat-Ayat Tahlil (Jakarta:

Lentera Hati, 1996), Membumikan Al-Qur'an (Bandung: Mizan, 1992), Lentera Hati Kisah dan Hikmah Kehidupan (Bandung: Mizan, 1994), Studi Kritis Tafsir al-Manar Karya Muh}ammad Abduh dan M.Rashid Rid}a (Bandung : Pustaka Hidayah, 1994), Untaian Permata Buat Anakku ; Pesan al-Qur'an untuk mempelai (Bandung: al-Bayan, 1995), Wawasan al-Qur'an (Bandung:

Mizan, 1996), Mukjizat Al-Qur'an (Bandung: Mizan, 1997), Sahur Bersama Muhammad Quraish Shihab di RCTI (Bandung: Mizan 1997), Menyingkap Tabir Ilahi, Asma al-Husna dalam Perspektif al-Qur'an (Jakarta: Lentera Hati, 1998), Mahkota Tuntunan Ilahi; Tafsir Surah al-Fatihah (Jakarta : Untagama, 1998), Fatwa Fatwa Seputar Ibadah Mahdah (Bandung: Mizan,

1999), Yang Tersembunyi : Jin, Iblis, Setan, dan Malaikat (Jakarta: Lentera Hati, 1999), Tafsir al-Mishbah (Jakarta: Lentera Hati, 2000), Perjalanan Menuju Keabadian, Kematian, Surga dan Ayat ayat Tahlil (Jakarta: Lentera Hati, 2001), Menjemput Maut (Jakarta: Lentera Hati, 2002),

Mistik Seks dan Ibadah (Jakarta: Republika, 2004), Jilbab PakaianWanita Muslimah (Jakarta:

Lentera Hati, 2004), Dia Dimana Mana (Jakarta: Lentera Hati, 2004), Perempuan (Jakarta:

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

dengan menggunakan pendekatan muna>sabah, ia dihidangkan melalui magnum

opusnya Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Dari sisi

tema sudah bisa dianalisis, kata “keserasian", ini mengandung makna

“muna>sabah”, karena munasabah mengandung arti keserasian. Selain itu,

percikan pemikiran Quraish Shihab banyak terpengaruh oleh al-Biqa>‘i> seorang

tokoh penggagas tana>sub al-aya>t wa al-suwa>r. Hal ini dimaklumi karena Ia secara

serius dan mendalami kajian kitab Naz}m al-Durar-nya al-Biqa>‘i> yang dituangkan

dan dikupas habis secara serius dalam bentuk disertasi S3-nya di Universitas Al-

Azhar, Mesir tahun 1982 yang bertajuk Naz}m al-Dura>r fi> Tana>sub al-A>ya>t wa al-

Suwar. Hasil karya disertasinya ini, terangkum dalam dua jilid besar yang

tersimpan di perpustakaan Pusat Studi Alquran (PSQ) Jakarta, yang ia rintis

dalam melebarkan sayap dan menurunkan tradisi akademiknya, khusunya di

bidang tafsir dan ulu>m Al-Qur’a>n. Sehingga tidak berlebihan kalau dikatakan

bahwa Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab terilhami dan banyak mengutip

(nuqil) dari al-Biqa’i>. Sebagaimana pengakuan dalam sekapur sirih tafsirnya

sebagai berikut:

“Akhirnya, penulis merasa sangat perlu menyampaikan kepada

pembaca bahwa apa yang dihidangkan di sini bukan sepenuhnya ijtihad

penulis. Hanya karya ulama-ulama terdahulu dan kontemporer, serta

pandangan-pandangan mereka sungguh banyak penulis nukil, khususnya

pandangan pakar tafsir Ibra>hi>m Ibn ‘Umar al-Biqa>‘i> (w. 885 H-1480 M)

yang karya tafsirnya ketika masih berbentuk manuskrip menjadi bahan

disertasi penulis di Universitas Al-Azhar, Cairo, dua puluh tahun yang

lalu. Demikian juga karya tafsir pemimpin tertinggi Al-Azhar dewasa ini,

Sayyid Muh}ammad T}ant}a>wi, juga Shaykh Mutawalli al-Sha’ra>wi, dan

tidak ketinggalan Sayyid Qut}ub, Muh}ammad T}a>hir ibn ‘A>shu>r, Sayyid

Muh}ammad H{usein T}aba>t}aba>’i, serta beberapa pakar tafsir yang lain”.38

Berikut adalah salah satu contoh penafsira Quraish Shihab awal surah al-

Fa>tih}ah dengan mengetengahkan aspek muna>sabah.

Lentera Hati, 2005), 40 Hadits Qudsi Pilihan (Jakarta :Lentera Hati, 2005), Logika Agama

(Jakarta : Lentera Hati, 2005), lengkapnya baca bab III.

38 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba>h Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran (Jakarta:

Lentera hati, 2006), xiii.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Bismilla>hirrah}ma>nirrah}i>m yang terdiri dari (بسم هللا الرمحن الرحيم(“

19 huruf itu, adalah pangkalan muslim bertolak. Jumlah huruf-hurufnya

sebanyak Sembilan belas huruf. Demikian pula dengan ucapan h}auqalah:

La>h}aula wa la> quwwata illa> billa>h. Tiada daya (الحول والقوه اال ابهلل)

(untuk memperoleh manfaat) dan upaya untuk (menolak mudarat) kecuali

dengan (bantuan) Allah. Kalimat inipun (bila digunakan dalam aksara

uang digunakan al-Qur’an) mempunyai Sembilan belas huruf. Dengan

demikian permulaan dan akhir usaha setiap muslim adalah bersumber dan

berakhir pada kekuasaan Allah yang Rah}ma>n dan Rah}i>m, Yang Maha

Pengasih dan Penyayang itu. Dalam Q.S. al-Muddaththir/74: 30

dinyatakan bahwa penjaga neraka terdiri dari Sembilan belas malaikat.

Basmalah dan Hauqalah yang masing-masing mempunyai sembilan belas

huruf itu, dapat menjadi perisai bagi seseorang yang menghayati dan

mengamalkan tuntunan kedua kalimat tersebut. Menjadi perisai terhadap

kesembilan belas penjaga neraka itu.39 Pada ayat kedua, احلمد هلل رب العاملني “segala puji hanya bagi Allah pemelihara seluruh alam.” Dalam basmalah

terkandung pujian kepada Allah swt., antara lain dalam menampilkan

kedua sifat-Nya, ar-Rah}ma>n dan ar-Rahi>m. Karena itu wajar jika pada

ayat ini ditegaskan bahwa segala puji bagi Allah, apalagi karena Dia

adalah pemelihara seluruh alam.”40

Contoh lain dalam Q.S. al-Baqarah (2): 2 yang berbunyi:

ذالك الكتاب الريب فيه هدى للمتقني "Itulah al-Kita>b, tidak ada keraguanpadanya; petunjuk bagi orang-orang

bertaqwa.” “Setelah menyebut beberapa huruf yang digunakan oleh ayat-ayat

al-Qur’a>n, ditegaskannya bahwa itulah yakni al-Qur’a>n yang huruf kata-

katanya seperti alif la>m mi>m merupakan al-kita>b, yakni kitab yang sangat

sempurna tidak ada keraguan padanya; yakni pada kandungannya dan

kesempurnaannya dan berfungsi sebagai petunjuk bagi seluruh manusia

kendati yang menarik manfaatnya hanyalah orang-orang bertaqwa.41

Pada surat al-Fa>tih}ah ayat satu, Quraish Shihab sebelumnya menguraikan

panjang lebar makna ba>’ yang dibaca bi pada bismilla>h, kemudian diuraikan kata

39 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba>h, 16.

40 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba>h, 27.

41 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba>h, 27.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Al-Rah}ma>n al-Rah}i>m,42 ketika masuk ke ayat yang kedua ia mengatakan bahwa

basmalah terkandung pujian kepada Allah swt., karena menampilkan kedua sifat-

Nya Rah}ma>n Rah}i>m dan ayat dua, Quraish Shihab mencoba menghubungkannya

menjadi suatu kewajaran ayat dua dilanjutkan dengan segala puji bagi Allah.

Sedang surat al-Baqarah (2): 2, Ia menafsirkan alif la>m mi>m adalah al-kita>b.

Dari dua contoh model penafsiran di atas, terlihat bahwa Quraish Shihab

dalam menafsirkan Alquran, sangat memperhatikan aspek muna>sabah dengan

menguraikan keserasian kata demi kata dalam satu surah dan keserasian

hubungan ayat dengan ayat berikutnya. Akan tetapi perlu juga dikritisi bahwa

aspek muna>sabah yang ia diterapkan, pada penelitian awal penulisan ini,

nampaknya tidak konsisten dalam pemakaian muna>sabah. Misalnya, pada ayat

terakhir surat al-Fa>tih}ah, ia sama sekali tidak menguraikan muna>sabah

(pertalian) antara penutup surat al-Fatih}ah dengan awal surat al-Baqarah. Di

akhir surat al-Fa>tih}ah, setelah menghidangkan makna al-d}a>lli>n, kemudian ia

mengupas kata a>mi>n.

Memasuki awal surat al-Baqa>rah, Quraish Shihab memulai dengan

perkataan surah al-Baqarah terdiri dari 286 ayat. Surah ini dinamakan AL-

BAQARAH yang berarti “seekor sapi” karena di dalamnya memuat kisah

penyembelihan sapi yang diperintahkan Allah kepada Bani Isra>’i>l. (ayat 67-74).

Selanjutnya, menerangkan kedudukan dan tema serta masalah-masalah surat ini,

sehingga sampai kepada pernyataan bahwa uraian surah ini berkisar pada

penjelasan dan pembuktian tentang betapa haq dan benarnya kitab suci dan

betapa wajar petunjuk-petunjuk di ikuti dan diindahkan.43 Sekali lagi, peneliti

tidak mendapatkan uraian yang mencoba menghubungkan antara akhir surat al-

Fa>tih}ah dengan awal surat al-Baqarah.

Dari uraian dan hipotesa perdebatan akademik seputar wawasan

muna>sabah Alquran di atas, jelaslah bahwa muna>sabah sebagai bagian dari alat

bantu memahami kita>b Alla>h yang digunakan oleh Quraish Shihab dalam

42 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba>h, 11-26.

43 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba>h, 81-84

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

magnum opus tafsirnya Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran,

menarik untuk dilakukan penelitian sekaligus menjawab anggapan bahwa sistem

penyusunan ayat dan surat dalam Alquran terkesan tidak sistematis dan koheren.

B. Permasalahan: Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pokok permasalahan yang akan ditelisik melalui rangkaian studi ini

adalah mengenai muna>sabah sebagai alat rancang penafsiran Alquran atau kata

lain alat kontekstualisasi penafsiran dikaitkan dengan permasalahan dan upaya

kontekstualisasi dalam penafsiran yang berkembang di masyarakat Indonesia.

Permasalahan ini akan dikaji melalui sudut pendekatan Tafsir Al-Mishbah,

perspektif ‘Ulu>m al-Qur’a>n, dalam ruang lingkup kajian muna>sabah al-Qur’a>n.

Oleh karena itu, kajian ini dapat diuraikan ke dalam lima sorotan besar

dalam bentuk pertanyaan penelitian (research questions) sebagai berikut:

Pertama, menyoal bagaimana peran muna>sabah al-Qur’a>n sebagai instrumen

penafsiran?; Kedua, di mana posisi Tafsir Al-Mishbah dalam tradisi tafsir

nusantara?; Ketiga, bagaimana model muna>sabah al-Qur’a>n perspektif Tafsir Al-

Mishbah, apakah mendukung muna>sabah al-Qur’a>n atau menolak, atau bahkan

kondisional bisa menolak dan mendukung sesuai dengan kebutuhan?; Keempat,

sejauh mana konsep dan aplikasi muna>sabah al-Qur’a>n di Indonesia memengaruhi

struktur bangun model penafsira Alquran di Indonesia?; Kelima, bagaimana pola

dan strategi menuju upaya kontekstualisasi di tengah arus perubahan sosial di

Indonesia dan seberapa jauh muna>sabah al-Qur’a>n meng-cover proses

kontekstualisasi dalam masyarakat. Namun demikian, agar fokus kajian ini tidak

mengalami bias, maka hal-hal yang tidak memiliki relevansi, terutama substansi

yang berada di luar kaitan langsung dengan core kajian dalam studi ini tidak akan

menjadi perioritas yang memadai.

Selain itu, fokus kajian dibatasi pada aspek muna>sabah al-Qur’a>n. Dari

asumsi-asumsi yang muncul, permasalahan pokok berkaitan dengan muna>sabah

dalam tafsir Al-Misba>h, di perinci dan diidentifikasi kembali melalui beberapa

masalah sebagai berikut: muna>sabah kalimat dengan kalimat dalam ayat;

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

muna>sabah ayat dengan ayat dalam satu surat; muna>sabah awal uraian dengan

akhir uraian; muna>sabah akhir uraian surat terdahulu dengan awal surat

berikutnya; muna>sabah antara surat dengan surat dan muna>sabah antar tema

dengan tema.

C. Tujuan, Manfaat dan Signifikansi Penelitian

Studi ini dilakukan untuk memenuhi beberapa harapan dan tujuan yang

ingin dicapai. Pada garis besarnya studi ini dimaksudkan untuk menggali

informasi seputar fakta-fakta empirik penerapan muna>sabah dalam rancang-

bangun penafsiran Alquran di Indonesia. Selain itu, manfaat studi ini sebenarnya

tidak hanya untuk merespon pelbagai persoalan-persoalan dalam latar belakang

masalah di atas, akan tetapi studi ini diharapkan dapat menjawab dan

mengungkap fakta yang lebih akurat, obyektif, dan kredibel tentang kondisi

obyektif implementasi teori muna>sabah yang digunakan oleh Quraish Shihab

sebagai intelektual dan ahli tafsir Indonesia dan keberlangsungan teori dan

impelmentasi muna>sabah hingga kini dan di masa mendatang dikaitkan dengan

pola pemikiran kontemporer yang saat ini digandrungi.

Realisasi penelitian ini akan bermanfaat dan signifikan paling tidak:

pertama, memperluas kajian penafsiran al-Quran tentang muna>sabah al-Qur’a>n

secara konseptual. Karena perkembangan zaman dan tuntutan realitas hidup umat

manusia mengharuskan ditemukannya model-model yang berbeda dan baru

tentang muna>sabah yang lebih akomodatif dan mendekati kepada maksud

Alquran. Kedua, adanya kajian ini dapat menjadi kontribusi ilmiah dalam disiplin

ilmu-ilmu Alquran. Karena ilmu Alquran bukanlah disiplin ilmu yang mati dan

terbatas untuk jangkauan masa lampau saja, akan tetapi juga mengakomodir

perkembangan baru sesuai dengan pemahaman manusia dalam setiap zamannya.

Dan terakhir, kajian ini dapat memberikan arah bagi penelitian-penelitian serupa

yang lebih intensif di belakang hari. Kesinambungan antara satu penelitian

dengan penelitian yang lain, selain dapat mengurangi tumpang tindihnya

(overlapping) informasi, ia juga bisa menjadi koreksi bagi penelitian terdahulu

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

yang menawarkan pandangan baru sebagai antisipasi atas persoalan-persoalan

yang dihadapi zamannya.

Ada beberapa pertimbangan teoritis yang menjadikan studi ini memiliki

bobot dan arti penting. Pertama, secara sosiologis ajaran Islam dalam hal ini

Alquran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam praktik kehidupan umat

Islam Indonesia sejak masa silam. Inilah yang menjadikannya sebagai

perwujudan dari Alquran yang dikontekstualisasikan melalui teori muna>sabah,

dengan kata lain teks Alquran tidak mungkin terlepas dengan sosio kultural

masyarakat sebagai realitas konteks budaya pemahaman dan aplikasinya.

Kedua, secara teologis, Alquran sebagai teks suci yang peranannya bukan

hanya teks bacaan akan tetapi lebih dari itu sebagai sebuah pandangan/jalan

hidup (way of life). Teks Alquran yang berbahasa Arab, tentunya sangat fleksibel

dengan kondisi pembacanya, di mana dan kapanpun berada.

Ketiga, perdebatan di dunia akademik menyoal apakah korelasi

(muna>sabah) berawal dari kenyataan bahwa sistematika Alquran dalam mus}h}af

’Uthmani sekarang tidak berdasar pada kronologis turunnya, maka perdebatan

selanjutnya adalah apakah urutan surat di dasarkan pada tawqi>fi> atau ijtiha>di?

Richard Bell dan Salwa M.S. El-Awa, menyangsikan adanya muna>sabah,

padahal, jauh sebelum mereka teori muna>sabah telah digunakan lama dalam

proses penafsiran Alquran, maka pertanyaan besar ini perlu di jawab melalui

penerapan muna>sabah.

Keempat, secara khusus Quraish Shihab mewakili penafsir di Indonesia

mempunyai konsen yang besar tentang kajian muna>sabah, maka tentunya

perwujudannya dituangkan dalam penafsirannya. Maka, kajian ini dianggap

penting untuk mengetahui jawaban yang jelas dan mendalam terhadap pokok

masalah di atas.

Oleh karena itu, studi ini dimaksudkan untuk memberikan sumbangan

pemikiran bagi pengembangan disiplin ilmu muna>sabah al-Qur’a>n di dunia

akademik, dan Indonesia pada khususnya. Atau dengan kata lain, studi ini

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

diharapkan menjadi kontribusi akademis dan bahan pertimbangan pemikiran bagi

pengembangan ’ilmu muna>sabah dalam kajian ’ulu>m al-Qur’a>n.

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Studi tentang diskursus muna>sabah al-Qur’a>n yang dikaitkan dengan

kronologis penyusunan ayat dan surah di dunia Islam, termasuk di Indonesia,

serta kajian tokoh Quraish Shihab sebagai rujukan primer disertasi ini sudah

cukup banyak dilakukan.

Pertama, seorang doktor lulusan SOAS (School of Oriental and African

Studies), Salwa M.S. El-Awa, yang terangkum dalam karya disertasinya yang

sudah dicetak berjudul Textual Relation in The Quran: Relevance, Coherence and

Structure, (Routledge, New York, 2006).44 Kedua, W. Montgomery Watt dalam

Bell’s Introduction To The Qur’a>n.45 Ketiga, Nas}r H}a>midAbu>> Zayd, dalam

44 Dalam disertasinya, Salwa megadopsi sebuah metodologi baru dalam membaca teks

Alquran. Ia menggunakan teori relevansi linguistik dan menganalisis relasi-relasi yang kompleks

dalam surat-surat Alquran. Buku ini menunjukkan dengan jelas ketidak tersambungan tema

dalam surat-surat yang panjang, dan konteks serta struktur Alquran agar dibaca ulang dan

dijelaskan dengan metodologi kontemporer. Disertasi ini berupaya menjawab pertanyaan apakah

Alquran memiliki korelasi atau kesatuan organik dan apakah hal tersebut benar-benar secara

menyeluruh merupakan gambaran dari kualitas teks atau tidak? Menurutnya, saat ini ada dua

pendekatan modern untuk dilakukan oleh mereka yang meneliti relasi teks dalam alquran.

Pertama, berdasarkan pencarian mufasir atas kesatuan tema-tema. Kedua, melibatkan relasi

analisis pragmatis di antara ungkapan-ungkapan atau segmen dari teks. Salwa, menggunakan

pendekatan kedua, yaitu dengan teori relevansi (relevance theory) dan komunikasi. Secara teori,

sebuah ungkapan (segment of text) dikatakan memiliki relevansi jika ia memberi kontribusi pada

pemahaman seseorang atas teks dalam satu atau tiga cara spesifik, setiap segmen dari wacana

atau teks berlaku sebagai konteks yang memungkinkan memahami segmen lainnya. Ia memilih

dua surat dalam Alquran sebagai subyek penelitiannya, yakni surat al-Ahza>b dan al-Qiya>mah.

Pemilihan surat ini dilakukannya secara random dan merupakan representasi dari kelompok

makiyyah dan madaniyyah. Surat al-Ahza>b dikelompokkan menjadi 10 kelompok ayat, untuk

memudahkannya penandaan para analisis dengan istilah mayor marker dan minor marker. Untuk

melihat relasi teks pada surat al-Qiya>mah, Salwa membaginya menjadi 7 paragraf. Setiap

paragraf ia tandai dengan penomoran dari fitur kebahasan dan ditandai dengan major changes dari

setiap pembahasan. Pada kesimpulan akhirnya, Salwa menyatakan bahwa sampai selesainya

penelitian disertasi ini, area kajian teks masih tetap abu-abu. Lihat, Salwa M.S. El-Awa, yang

terangkum dalam karya disertasinya berjudul Textual Relation in The Quran: Relevance, Coherence and Structure (Routledge, New York, 2006).

45 Ia mengatakan bahwa pandangan apapun yang diambil mengenai pengumpulan dan

penyusunan Alquran, kemungkinannya tetap ada bahwa beberapa bagian dari Alquran mungkin

hilang. Dalam Alquran mengisyaratkan bahwa para penyunting mempertahankan dengan mutlak

semua yang mereka temukan dan yang beralasan untuk diyakini bahwa itu dulunya merupakan

bagian dari Alquran. W. Montgomery Watt, Bell’s Introduction to The Qur’a>n (Leiden:

Edinburgh University Press, 1994),

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Mafhu>m al-Na>s}: Dira>sah fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, (Kairo: Da>r al-Ih}ya> al-Kutub al-

‘Arabiyah, 1992).46 Keempat, Fazlur Rahman, dalam Islam dan Modernitas :

Tentang Transformasi Intelektual, Ahsin Mohammad (penterjemah), (Bandung :

Penerbit Pustaka, 1995).47

Kelima, Mustansir Mir, menulis buku Coherence in The Quran: A Study

of Is}lahi’s Concept of Naz }m in Tadabbur al-Quran, (Indianapolis: American

Trust Publication, 1986).48 Keenam, Muh}ammad Shahrur dalam magnum opus-

nya al-Kita>b wa al-Qur’a>n: Qira>‘ah mu‘a>s}irah,49 Ketujuh, Al-Zarqa>ni, menulis

kitab Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, (Bayru>t: Da>r al-Fikr, 1988).50

46 Secara khusus Abu> Zayd mengungkapkan bahwa muna>sabah merupakan salah satu bagian

dari aspek I’ja>z (kemukjizatan) Alquran. Bahwa semua surat dan ayatnya disusun secara tauqi>fi>. Di antara yang jelas-jelas mukjizat ialah uslu>b dan susunannya yang mengagumkan. Abu> Zayd

sebagai wakil dari ulama kontemporer, berpendapat bahwa urutan-urutan surat dalam mus}af

sebagai tauqi>fi, karena menurut dia, pemahaman seperti itu sesuai dengan konsep wujud teks

imanen yang sudah ada di lauh} al-mah}fu>z}}. Perbedaan antara urutan “turun” dan urutan

“pembacaan” merupakan perbedaan yang terjadi dalam susunan dan penyusunan yang pada

gilirannya dapat mengungkapkan “persesuaian” antar ayat dalam satu surat, dan antar surat yang

berbeda, sebagai usaha menyingkapkan sisi lain dari I’ja>z. Lihat, Nas}r H{ami>d Abu> Zayd, Mafhu>m al-Na>s}: Dira>sah fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Kairo: Da>r al-Ih}ya> al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1992).

47 Ia memandang bahwa tentang betapa mendesak dan masuk akalnya untuk memahami

Alquran sebagai suatu ajaran yang padu dan kohesif. Dari sisi ini, maka yang bernilai mutlak

dalam Alquran adalah prinsip-prinsip umumnya (us}u>l al-kulliyah) bukan bagian-bagiannya.

Bagian-bagian Alquran adalah respon spontanitasnya atas realitas historis yang tidak bisa

langsung diambil sebagai problem solving atas masalah-masalah kekinian. Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas: Tentang Transformasi Intelektual, Ahsin Mohammad (terj.), (Bandung: Penerbit

Pustaka, 1995).

48 Dalam buku ini, ia mengkaji konsep nad}m yang ditawarkan oleh Is}la>hi> di dalam kitabnya

Tadabbur al-Qur’a>n. Buku ini juga mendeskripsikan latar belakang konsep Is}la>hi> sejak zaman

klasik sampai masa al-Fara>bi>, ia juga menggambarkan bagaimana pengembangan konsep

muna>sabah untuk membuktikan keutuhan ide Alquran. Mustansir Mir, Coherence in The Quran: A Study of Ishlahi’s Concept of Nazm in Tadabbur al-Quran (Indianapolis: American Trust

Publication, 1986).

49 Ia berpandangan bahwa muna>sabah itu ada. Satu contoh penafsirannya yang erat

kaitannya dengan muna>sabah antar ayat, misalnya, Shahrur menafsirkan dan mengaitkan satu

ayat dengan ayat lain untuk menampilkan makna otentik, yang dalam hal ini bertalian dengan

masalah poligami. Seperti yang telah dikaji di awal. Muh}ammad Muh}ammad Shahrur, al-Kita>b

wa al-Qur’a>n : Qira>’ah Mu‘a>>s}irah, (Kairo: Sina Publisher, cet. I, 1992).

50 Buku ini merupakan buku pengantar ilmu-ilmu Alquran yang penekanannya tertuju pada

perkembangan terkini seputar ilmu Alquran. Lebih lanjut buku ini menjawab problematika yang

dilontarkan para ilmuan Barat. Satu di antara sub bab yang dikaji adalah muna>sabah. Dalam

kesimpulannya mengemukakan kesatuan Alquran dari segi lafad}, susunan kalimat, susunan ayat,

jumlah ayat dan surat serta keragaman maksud dan tujuan yang disampaikannya. Menurut

Zarqa>ni bahwa tertib susunan ayat dan surat adalah ijtiha>di. Muh}ammad ‘Abd al-‘Az}im al-

Zarqa>ni, Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, (Bayru>t: Da>r al-Fikr, 1988).

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Kedelapan, Manna>’ Khali>l al-Qat}t}a>n, menulis kitab Maba>hith fi> ‘Ulu>m al-

Qur’a>n.51 Kesembilan, Abdullah Mahmu>d Shahatah, menulis sebuah kitab yang

berjudul Ahda>f Kulli Su>rat wa Maqa>s}idiha> fi> al-Qur’a>n al-Kari>m (tujuan dan

maksud setiap surat dalam Alquran), (Mesir: Al-Hay’at al-Mis}riyyah al-‘Ammah

li> al-Kita>b, 1986).52 Kesepuluh, ‘Abdul Wadud Kashful Anwar.53 Kesebelas,

Muh}ammad Burha>n al-Di>n Al-Zarkashi>.54

Keduabelas, al-Suyu>t}i.55 Ketigabelas, Burha>n al-Di>n Ibn ‘Umar Ibrahi>m

al-Biqa>‘i> >.56 Keempatbelas, Lukmanul Hakim.57 Kelimabelas, Endad Musadad.58

51 Kitab ini merupakan kajian ilmu-ilmu Alquran. Di dalamnya terdapat pembahasan

mengenai tarti>b al-mus}a>f dan muna>sabah. Buku ini merupakan buku pengantar ‘ulum Al-Qur’a>n.

Al-Qat}t}a>n hanya membuat rumusan mengenai pola muna>sabah yang biasa disebut oleh para pakar

‘ulum Al-Qur’a>n. Misalnya, Al-Qat}t}a>n menulis status tarti>b al-mus}h}a>f, yang sangat mendukung

bahwa tarti>b al-mus}h}a>f dan penyusunannya itu tauqi>fi>.

52 Dalam karya ini, Shahat}ah menulis secara lengkap 114 surat mengenai maksud dan tujuan

yang terdapat setiap surat-surat Alquran. Dalam kesimpulan akhirnya, Shahatah ingin

membuktikan bahwa setiap surat dalam Alquran tidak disusun apa adanya. Akan tetapi

mempunyai tujuan dan maksud tertentu. Walaupun karya ini bentuk aplikatif dari konsep

muna>sabah, tetapi isinya banyak mengurai muna>sabah. Abdullah Mahmu>d Shahatah, Ahda>f Kulli Su>rat wa Maqa>s}idiha> fi> al-Qur’a>n al-Kari>m (Mesir: Al-Hay’at al-Mis}riyah al-‘Ammah li> al-Kita>b,

1986).

53‘Abd alWadud Kashful Anwar, Mula>h}az}a>t H}aul Tana>sub Fawa>tih} al-A>ya>t wa al-Khawa>timiha>, karya ini merupakan tesis pada tahun 1999. ia menulis berjudul Mula>h}az}a>t H}aul Tana>sub Fawa>tih} al-A>ya>t wa al-Khawa>timiha>, tahun 1999. Tulisan ini banyak bersifat teoritis

dan hanya terbatas pada hubungan antara pembuka ayat dengan penutup ayat.

54 Ia menulis kitab Al-Burha>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Mesir: Da>r Ihya> al-Kutub al-‘Arabiyyah,

1957), Zarkashi berpendapat bahwa bukanlah kalam yang diturunkan secara tidak sengaja,

kebetulan, dan tanpa sasaran dan tujuan tertentu. Dengan demikian, setiap penggunaan dan

susunan kata (lafaz}), konstruksi ayat dan surat (muna>sabah bayn al-a>ya>t wa suwar) serta

peralihan tema yang terdapat di dalamnya memiliki kekuatan konsep sebagai suatu kalam yang

utuh dan padu (muttathiqa>t al-maba>ni> wa muntaz}ima>t al-ma’a>ni> ka al-kalimat al-wa>h}idah).

Muh}ammad Burha>n al-Di>n Al-Zarkashi>, Al-Burha>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Mesir: Da>r Ih}ya> al-Kutub

al-‘Arabiyyah, 1957).

55 Ia menulis kitab Asra>r Tarti>b al-Qur’a>n, al-Suyu>t}i dalam buku ini mengupas Tarti>b al-Qur’a>n, kemudian memberikan cara dan tahapan untuk menemukan muna>sabah al-Qur’a>n. Teori

dan aplikasi yang dilakukan al-Suyu>t}i memberikan gambaran secara luas dan lugas. Dalam

konsep al-Suyu>t}i muna>sabah adalah ilmu yang menjelaskan persyaratan baiknya kaitan

pembicaraan (irtiba>t} al-kala>m) apabila ada hubungan keterkaitan antara permulaan pembicaraan

akhir pembicaraan yang tersusun menjadi satu kesatuan. Abdurrahman Ibn Abi> Bakr ibn

Muh}ammad Abu al-Fad}l al-Suyu>t}i, Asra>r Tarti>b al-Qur’a>n, (Kairo: Da>r al-I’tis}a>m, 1978).

56 Ia menulsi buku Naz}m al-Dura>r fi> Tana>sub al-A>yat wa al-Suwar, (Haydiradab: Majlis

Da>’ira>t al-Ma’a>rif al-Uthma>niyyah, 1969). Al-Biqa>’i dalam kitab ini menyatakan bahwa ternyata

masalah muna>sabah telah dirintis oleh para ulama sebelumnya. Ia menyebutkan beberapa tokoh

yang menjadi rujukannya dalam menyusun kitabnya yang terkenal membahas muna>sabah

tersebut. Selanjutnya, al-Biqa>’i menyatakan sebelum pola muna>sabah yang berkembang pra al-

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Keenambelas, Anshori59 Ketujuhbelas, Howard M. Federspiel.60 Kedelapanbelas,

Isti’anah.61 Kesembilanbelas, Hamdani Anwar.62 Keduapuluh, Fathurrahman

Djamil63 Keduapuluh satu, Arief Subhan.64

Biqa>’i> masih sebatas tarti>b surat. Al-Biqa>’i juga memperkenalkan muna>sabah yang terkandung

pada pengulangan kisah Alquran serta implikasinya yang terkandung di dalamnya. Dan implikasi

itu dalam bukunya ini, adalah bahwa muna>sabah merupakan bagian dari kemukjizatan Alquran.

Burha>n al-Di>n Ibn ‘Umar Ibrahi>m al-Biqa>’i>, Naz}m al-Dura>r fi> Tana>sub al-A>yat wa al-Suwar, (Haydiradab: Majlis Da>’ira>t al-Ma’a>rif al-Uthma>niyyah, 1969).

57 Ia menulis disertasi Analisis Tentang Aspek Muna>sabah Dalam Kitab Tafsir al-Maraghi (Studi Munasabah Anattar Surat dan Antar Ayat). Dalam kesimpulan akhirnya, Hakim

mengatakan bahwa tidak ditemukan pernyataan al-Maraghi secara eksplisit mengenai tujuan

akhir dari penggaliannya dalam aspek muna>sabah dalam kitab tafsirnya. Apakah muna>sabah

sebagai penguat dukungannya pada ketauqifiy-an tarti>b al-su>rah di dalam mus}h}af atau

penggaliannya dalam masalah ini sebagai penambah khazanah kemukjizatan Alquran yang terus

menantang manusia untuk menggali kemukjizatannya. Hakim, melanjutkan dari penelitian ini

ditemukan nilai filosofis: kesatuan ide Alquran merupakan bagian dari kemukjizatan Alquran, dan

Alquran adalah kalamullah yang maha satu (ah}ad). Lukmanul Hakim. ”Analisis Tentang Aspek

Muna>sabah Dalam Kitab Tafsir al-Maraghi (Studi Munasabah Antar Surat dan Antar Ayat).”

Disertasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.

58 Menulis tesis dengan judul Muna>sabah dalam Tafsir Mafa>tih al-Ghaib. Kesimpulan akhir

Musadad mengatakan bahwa al-Ra>zi dalam tafsirnya hanya mengemukakan lima jenis

muna>sabah. yaitu muna>sabah surat dengan surat, muna>sabah awal uraian dengan akhir uraian

surat, muna>sabah antar awal dengan akhir surat sebelumnya, muna>sabah antar ayat dengan ayat

dalam satu surat, dan muna>sabah kalimat dengan kalimat dalam ayat. Bentuk hubungan tersebut

lanjut Musadad didasarkan pada satu cara (metode) yaitu menghubungkan surat/ayat dengan

surat/ayat sebelumnya dengan menjelaskan keserasiannya baik dilihat dari materi tema sentral

surat, hubungan yang serasi antara kalimat dalam ayat maupun hubungan kebahasaan di antara

ayat atau surat. Endad Musadad. ”Muna>sabah dalam Tafsir Mafa>tih al-Ghaib.” Tesis, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2005.

59 Menulis disertasi tentang Quraish Shihab berjudul Penafsiran Ayat-ayat Jender Dalam Tafsir al-Mishbah. Pada kesimpulan akhirnya Anshori dari hasil penelitian ditemukan bahwa

pandangan Quraish Shihab tentang jender adalah jenis kelamin. Dengan demikian, bias jender

berarti penyimpangan yang dilakukan oleh setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan,

muslim maupun non muslim, dan ulama maupun non ulama, dari masa lalu hingga masa sekarang.

Lihat, Anshori. ”Penafsiran Ayat-ayat Jender Dalam tafsir al-Mishbah.” Disertasi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2006.

60 Seorang Profesor di Institut Studi-Studi Islam, Universitas Mc-Gill di Montreal, Kanada,

dan juga Profesor ilmu politik di Universitas negara bagian Ohio di Newark, Ohio AS. menulis

buku Popular Indonesian Literature of The Quran, diterjemahkan oleh Tajul Arifin berjudul

Kajian al-Quran di Indonesia Dari Mahmud Yunus Hingga Quraish Shihab (Bandung: Mizan,

1996). Menurut penulisnya, pada awalnya penelitian ini dimaksudkan untuk dijadikan sumber

bagi orang Barat yang tertarik dengan Islam di Asia Tenggara. Ia secara khusus dalam epilognya

menulis tiga karya Quraish Shihab yakni Lentera hati, Membumikan al-Qur’an, dan Wawasan al-Quran. Federspiel dalam mengomentari buku pertama (Lentera Hati), ia mengatakan bahwa

Lentera Hati merupakan buku penting dan bermanfaat bagi penduduk muslim awam dalam

meletakkan dasar bagi kepercayaan dan praktik Islam yang benar. Pada buku kedua, Federspiel

mengatakan bahwa buku ini (wawasan al-Qur’an) banyak merujuk ke sumber-sumber bahasa

Arab, serta disusun dengan rapih dan baik. Ia merupakan kajian yang dipersiapkan oleh seorang

cendekiawan muslim untuk digunakan oleh orang Muslim awam guna memberikan ”ikhtisar nilai-

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Berdasarkan review terhadap beberapa laporan penelitian seperti telah

penulis sebutkan di atas, sejatinya belum mencerminkan locus, fokus, dan

orientasi atau pendekatan sebagaimana yang peneliti lakukan melalui studi ini.

Penelitian mengenai aspek muna>sabah di dalam Tafsir Al-Mishbah sejauh ini

belum pernah ada yang melakukan. Penelitian ini merupakan sesuatu yang bisa

jadi dianggap penelitian pertama yang mengangkat kajian muna>sabah perspektif

Tafsir Al-Misbah karya Muhammad Quraish Shihab. Aspek muna>sabah yang

tidak terlepas dari uslu>b kebahasaan merupakan salah satu pembahasan yang

tidak terpisahkan dari uraian tafsirnya. Di sinilah tergambar salah satu urgensi

penelitian ini untuk mencari solusi yang ditawarkan oleh Quraish Shihab

sehingga tafsir dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Sebagai tafsir yang

bercorak sosial kemasyarakatan (adab al-ijtima>‘i), maka Quraish Shihab juga

mengungkap tema-tema kontemporer ke-Indonesiaan.

nilai agama” yang baru. Howard M. Federspiel, Popular Indonesian Literature of The Quran,

diterjemahkan oleh Tajul Arifin berjudul Kajian al-Quran di Indonesia Dari Mahmud Yunus Hingga Quraish Shihab (Bandung: Mizan, 1996).

61 Menulis Tesis dengan judul Metodologi Muhammad Quraish Shihab dalam Menafsirkan Al-Qur’an. Dalam kesimpulan tulisannya mengatakan bahwa Wawasan Al-Quran menggunakan

metode maud}u>‘i (tematik), sama halnya dengan al-Farmawi. Selanjutnya, ia memaparkan bahwa

karya Tafsir al-Misbah menggunakan metode tah}li>li> (runtutan ayat). Dan dua karya ini dianggap

oleh Isti’anah tidak lepas dari metode interteks. Isti’anah. ”Metodologi Muhammad Quraish

Shihab dalam Menafsirkan Al-Quran.” tesis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002.

62 Menulis dalam Jurnal Mimbar Agama dan Budaya, tahun 2003. Ia hanya membahas yang

berkaitan dengan motivasi penulisan, sumber yang digunakan, metode yang dipilih, corak yang

menjadi kecenderungan dan sistematika yang dianut dalam penulisannya. Hamdani Anwar. Jurnal Mimbar Agama dan Budaya, XIX, no. 2 (2003), 188.

63 Ia menulis di Jurnal Studia Islamika, (2009). Djamil, mengupas pemikiran Muhammad

Quraish Shihab dari aspek: qat}‘i, z}anni, na>sikh mansukh dan fungsi hadis terhadap Alquran. Ia

dalam kesimpulannya melihat bahwa Quraish Shihab memandang suatu ayat disebut qat}’i, bila

memiliki satu arti atau penafsiran tertentu. Dan disebut z}ani, jika terbuka untuk diberi berbagai

macam makna. Namun Quraish Shihab menurut Djamil tidak setuju terhadap dikotomi ini.

Sedang berkenaan dengan nasikh mansukh Shihab memandang bahwa dia tidak melihat satu ayat

ternasakh itu terhapus, tetapi lebih kepada tertunda, karena bisa jadi kondisinya bisa seperti

kondisi ketika teks itu ada, maka teks yang terhapus itu, kembali berlaku. Dan masalah terakhir

fungsi hadis, apakah Nabi mempunyai kewenangan membuat hukum di luar Alquran. Berkenaan

dengan ini, ada dua kelompok. Kelompok pertama membuat hukum baru dan kedua menolaknya.

Dalam kaitan ini, Shihab lebih mengedepankan aspek maslahat dalam penentuan hukum.

Fathurrahman Djamil, Jurnal Studia Islamika, 6, no. 2, (1999).

64 Menulis dalam Majalah Tsaqafah, (2003). Subhan lebih banyak mengungkap sisi biografi

mulai dari kelahiran, perjalanan akademik, rihlah ilmiah, serta gagasan dan pandangan yang

diinginkan. Arif Subhan. Majalah Tsaqafah, 1, no. 3, (2003).

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Paradigma Penelitian

Studi terhadap tafsir kontekstual melalui pendekatan muna>sabah ini

termasuk dalam kategori model sosial kemasyarakatan (adab al-ijtima>‘i).

Pemilihan metode ini dengan menimbang empat hal. Pertama, gejala atau

fenomena yang diteliti lebih merupakan gejala sosial yang bersifat dinamis, yakni

respons dan perilaku kontekstual masyarakat dalam tafsir Alquran di Indonesia.

Kedua, Subject Matter dalam studi ini adalah menyangkut suatu dinamika sosial,

hukum, politik, hasil-hasil, dan keberlangsungan. Ketiga, merupakan

pertimbangan subyektif peneliti, yakni bahwa dinamika bermasyarakat di

Indonesia bukanlah diskursus sederhana, karenanya baru bisa dipahami dengan

baik apabila data dan informasinya dipaparkan secara lengkap dengan

mengembangkan kategori-kategori relevan, termasuk dengan analisis

interpretatifnya.

Keempat, dari pelbagai teori yang digunakan dapat dinyatakan termasuk

dalam gugusan teori dalam paradigma pluralis. Penelitian ini pada akhirnya

menunjukkan wataknya yang empirik. Selanjutnya, paradigma yang digunakan

dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Peneliti berupaya pada

posisi fasiliatator yang mencoba mendialogkan pelbagai fakta sosial terkait

kontekstualisasi penafsiran Alquran di Indonesia. Demikian pula dokumen-

dokumen yang ada dan berkaitan dinamika Tafsir Al-Mishbah sebagai

representasi tafsir Alquran Indonesia akan diungkap secara kritis. Kemudian,

akan dipersandingkan dan diperhadapkan antara yang satu dengan yang lain.

2. Strategi Memperoleh Data dan Sumbernya

Terdapat dua pertimbangan dalam hal memilih metode pengumpulan data

dan informasi, yaitu hubungan antara pertanyaan penelitian (research questions)

serta pengumpulan data dan trianggulasi metode yang berbeda (menggunakan

sumber-sumber informasi dan metode yang beragam).

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Dengan demikian, untuk memperoleh informasi yang memadai dari

pertanyaan-pertanyaan penelitian ini maka dimungkinkan mengkombinasikan

empat teknik, yakni: wawancara mendalam (indepth interview), studi

dokumentasi, diskusi terfokus (FGD), dan studi literatur yang relevan.

Pertama, wawancara mendalam (indepth interview). Wawancara

mendalam akan dilakukan dengan sumber-sumber informsi kunci (key

informants). Informan kunci adalah M. Quraish Shihab sebagai penulis tafsir

(infoman utama)

Kedua, studi dokumentasi. Studi dokumentasi dimaksudkan guna

memotret dinamika sosial dan politik tafsir di Indonesia. Sumber-sumber

dokumen dimaksud antara lain: ‘tafsir Indonesia, ulu>m al-Qur’a>n,, jurnal, buku-

buku terkait, surat kabar harian, majalah, dan sebagainya.

Secara khusus, penelitian disertasi ini dilakuakn melalui riset kepustakaan

(library research), yaitu dengan membaca karya-karya Quraish Shihab sebagai

data primer dan meneliti karangan-karangan yang ditulis oleh orang lain tentang

Quraish Shihab sebagai data sekunder.65 Dan kajiannya secara deskriptif dan

analitis, yakni penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahaman

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek/obyek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain), pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.66

Deskriptif analitis yakni analitis dalam pengertian historis dan filosofis.

Sebagai suatu analisis filosofis terhadap seorang tokoh yang hidup pada suatu

zaman yang lalu,67 maka secara metodologis menggunakan pendekatan sejarah

65 Komaruddin, Kamus Riset (Bandung: Angkasa, 1984), 145, liaht pula, Noeng Muhajir,

Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Yake Sarasin, 1996), 49.

66 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 2003), 63.

67 Anton Bakker dan Achmad Charris Zubeir, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta:

Kanisius, 1990), 61.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

(historical approach),68 yang mengungkap hubungan seorang tokoh dengan

masyarakat, sifat, watak pemikiran dan ide seorang tokoh.69

Ketiga, focussed group discussion (FGD). Cara ini dilakukan sebanyak

dua hingga tiga kali untuk membahas suatu diskursus yang bersifat khusus atau

spesifik yang memerlukan kajian lebih mendalam dan pemecahan.

Keempat, studi literatur terkait. Langkah ini dilakukan dengan cara

mempelajari tulisan-tulisan seputar tafsir di Indonesia, berupa buku, artikel,

makalah, dan sebagainya.

1. Langkah Strategis Analisis Data

Dalam menganalisis data, digunakan analisis isi (content analysis).

Analisis ini merupakan analisis tentang isi pesan suatu komunikasi dan

mengolahnya,70 dalam artian menangkap pesan yang tersirat dari satu atau

beberapa pernyataannya. Secara teknis analisis ini mencakup upaya a).

Klasifikasi tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi, b). Menggunakan

kriteria sebagai dasar klasifikasi, dan c). Menggunakan teknik analisis tertentu

sebagai pembuat prediksi.71 Jadi, yang dimaksud dengan analisis isi, dalam

penelitian ini adalah melakukan analisa terhadap makna yang tekandung dalam

gagasan Quraish Shihab, terutama tentang tafsir yang terdapat dalam berbagai

sumber.

Strategi analisis data dilakukan dengan dua cara, yakni: Pertama,

pemetaan dan kategorisasi data. Data atau informasi yang dikumpulkan terlebih

dahulu dipetakan, yang pada akhirnya menghasilkan pengelompokan yang sesuai

dengan pembabakan data yang telah dirancang.

68 Syahrin Harahap, Penuntun Penulisan Karya Ilmiah Studi Tokoh Dalam Bidang

Pemikiran Islam (Medan: IAIN Press, 1995), 18.

69 M. Nizar, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), 62.

70 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial-Agama (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2001), 71.

71 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Yake Sarasin, 1996), 49.

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Kedua, kontekstualisasi data atau informasi yang berangkat dari

kategorisasi yang sudah dilakukan. Peneliti akan menganalisis untuk memahami

data dalam konteksnya dengan menggunakan pelbagai metode guna

mengidentifikasi hubungan antara unsur-unsur data yang berbeda.

2. Penulisan Laporan

Laporan penelitian ditulis secara naratif-analitis. Peneliti tidak hanya

akan menyajikan paparan tentang data atau informasi yang bersumber dari

informan dan data dokumen (realist tale), terlebih tidak hanya berdasarkan kesan

peneliti yang dicoba ditafsirkan secara dramatis (impressionist tale), melainkan

lebih mengembangkan analisis berdasar penafsiran-penafsiran yang rasional.

Secara spesifik peneliti akan menggunakan dua teknik analisis data dan

penafsiran data yang dikombinasikan dalam menuliskan laporan penelitian ini,

yakni etnometodologis dan simiotik yang dikaitkan dalam konteks kultur dan

struktur.

Sumber yang digunakan dalam penulisan disertasi ini berasal dari data

primer (primary resources) dan sekunder (secondary resources). Sumber

primernya adalah karya M. Quraish Shihab sendiri yakni Tafsir al-Mishbah

Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran (Jakarta: Lentera hati, 2006), cet. VII.

Sedangkan data sekundernya penulis menggunakan buku-buku atau kitab tafsir

Indonesia dan kitab-kitab ’Ulu>m al-Qur’a>n dan buku lain yang terkait dengan

cakrawala pemikiran Quraish Shihab serta ilmu-ilmu yang terkait dalam berbagai

bidang ilmu.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam membahas disertasi ini, maka karya ilmiah ini

ditulis dalam lima bab yang masing-masing bab terdiri dari pasal-pasal yang

terkait antara satu dengan yang lainnya, dengan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisi uraian tentang latar

belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

penelitian, manfaat dan signifikansi penelitian, penelitian terdahulu yang relevan,

metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab ke dua membicarakan muna>sabah al-Qur’a>n: menyoal peran

munasabah sebagai instrumen penafsiran, yang meliputi melacak tradisi awal

muna>sabah alquran, muna>sabah perspektif pakar ilmuan Alquran dari klasik

hingga pra-modern, muna>sabah dalam tinjauan ilmuan Alquran kontemporer, dan

menyoal muna>sabah: respon terhadap kritik ilmuan Barat dan orientalis.

Bab ke tiga mengungkap tentang Tafsir al-Mishbah dalam tradisi tafsir

nusantara, yang meliputi : kondisi sosial dan intelektual masa M. Quraish Shihab,

kesarjanaan dan karya-karya M. Quraish Shihab, posisi Tafsir al-Misba>h dalam

tradisi tafsir nusantara

Bab IV adalah model muna>sabah al-Qur’a>n dalam Tafsir al-Mishbah,

yang meliputi: pola muna>sabah antar ayat, pola muna>sabah antar surat, analisis

perbandingan terhadap pola dan pendekatan, dan karakteristik muna>sabah dan

jenis-jenisnya dalam Tafsir Al-Mishbah.

Bab ke lima merupakan bab penutup, yang berisi tentang kesimpulan

yang di tarik dari pembahasan dari sub-sub sebelumnya, dalam rangka menjawab

masalah pokok yang telah dirumuskan di bagian pendahuluan dan juga memuat

saran-saran konstruktif.

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

DAFTAR PUSTAKA

A. Kitab Suci

Al-Qur’a>n al-Kari>m

B. Buku

1. Tafsir Alquran

Adnan, R. Muhammad, Al-Qur’an Suci Basa Jawi, 1969

Al-Alu>si, Tafsi>r Ru>h} al-Ma‘a>ni>>, Kairo: al-Mu>niriyyah, 1980

al-Biqa>‘i>, Burha>n al-Di>n, Naz}m al-Durar fi> Tana>sub al-A>ya>t wa al-Suwar, Bayru>t: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1415 H.

al-Bantani, Syaikh Nawawi, Tafsi>r al-Muni>r. Kairo, al-H{alabi, 1887.

‘Asyu>r, Muh}ammad al-T{a>hir bin, al-Tah}ri>r wa al-Tanwi>r, Tu>nis: al-Da>r al-

Tu>nisiyyah li> al-Nashr, t.t.

al-Dhahabi, Muh}ammad H{usayn >, Tafsi>r Ma’a>li>m al-Tanzi>l (Baghda>d: al-

Mut}anna>, t.th.), 141.

Chalil, Munawar, Tafsi>r al-Qur’a>n Hidayatur Rahman, (Jakarta: Siti Sjamsiah,

1958)

Departemen Agama, al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen Agama RI,

2004

Hasan Bandung, A. Al-Furqa>n, Jakarta: Tinta Mas, 1962

Hamka, Tafsir al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994

Hawa, Sa’id, al-Asa>s fi> al-Tafsi>r, Mesir: Da>r al-Salam, 1989

al-Ja>wi>, Al-Syaykh Muh}ammad Nawa>wi>, Mara>h Labi>d – Tafsi>r al-Nawa>wi>, Kairo: Da>r Ih}ya>’ al-Kutub al-‘Arabiyyah - ‘I>sa> al-Ba>bi> al-H}alibi>, t.t.

al-Jauziyyah, Ibn Qayyim, Mada>rij al-Sa>liki>n Bayn Mana>zil Iyya<ka Na’budu wa Iyya>ka Nasta’i>n Bayru>t: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.t.

Kasim Bakri, Tafsir al-Quranul Hakim, 1960

Kemajuan Islam Yogyakarta, Qur’an Kejawen Sundawiyah

al-Khat}i>b, ‘Abd al-Kari>m, Tafsi>r al-Qur’a>n li> al-Qur’a>n, Bayru>t: Da}r al-Fikr,

1970

Mushtahafa Rembang, Bisyri, al-Ibri>z}, 1960

al-Qa>s}i>mi>, Muhammad Jama>l al-Di>n, Mah}a>sin al-Ta’wi>l, Bayru>t: Da>r al-Fikr,

1975

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Qut}b, Sayyid, Tafsi>r fi> Z}ila>l al-Qur’a>n, Bayru>t: Da>r al-Ih}ya>’ al-Tija>ri al-

’Arabiyyah, 1386 H.

Rid}á, Muh}ammad Rasyi>d, Tafsi>r al-Mana>r, Kairo: Da>r al-Manar, 1373 H.), 63.

al-Ra>zi>, Fakhr al-Di>n, Mafa>tih}} al-Ghayb, Bayru>t: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah,

1994

Rid}á, Muh}ammad Rashid, Tafsi>r al-Fa>tih}ah wa Sitti Suwar min Khawa>tim al-Qur’a>n al-Kari>m Kairo: Da>r al-Manar, 1367 H.

_______, Tafsi>r al-Mana>r, Bayru>t: Da>r al-Fikr, 1998

al-Rafi>‘i>, Mus}t}afá S}adiq, Tafsi>r al-Qur’a>n al-Kari>m, Bayru>t: Da>r al-Ma>‘rifah, t.t.

al-Sya>thi’, A‘i>shah ‘Abd al-Rah}ma>n bint, al-Tafsi>r al-Baya>ni li> al-Qur’a>n al-Kari>m, Kairo: Da>r Ih}ya> al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1992

al-S}abu>ni>, Muh}ammad ‘Ali>, S}afwat al-Tafa>si>r, Bayru>t: Da>r al-Fikr, 1992

Ash-Shiddiqy, Hasbi, Tafsir An-Nur, Jakarta: Bulan Bintang, 1976

Al-S}awi, Hasiyah ‘Ala> al-‘Ala>mah al-S}awi ‘Ala Tafsi>r al-Jala>layn, t.p.: Da>r al-

Ih}ya>’, t.t.

Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishba>h Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,

Jakarta: Lentera hati, 2006

_______, Tafsir al-Amanah, Jakarta:Pustaka Kartini, 1992

_______, Tafsir al-Qur’an al-Karim atas Surat-Surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya, Bandung :Pustaka Hidayah,1997

_______, Mahkota Tuntunan Ilahi; Tafsir Surah al-Fatihah, Jakarta : Untagama,

1998

Yunus, Mahmud, Tafsi>r Qur’a>n Indonesia, 1935

Al-Zamakhshari>, Al-Ima>m Abu> al-Qasim Jarullah Mah}mud bin ‘Umar, Tafsi>r al-Kashaf ‘an H}aqa>iq Ghawa>mid al-Tanzi>l wa ‘Uyu>n al-Aqa>wil fi> Wuju>h al-Ta’wi>l, Bayru>t: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1995

2. Hadis

Abu> Da>wu>d, Sunan Abi> Da>wu>d, Mesir, Must}afa> al-Ba>bi> al-H{alabi>, 1952

Al-Bayhaqi>, Al-Madkhal ila> al-Sunan al-Kubra>, Kuwayt: Da>r al-Khulafa>’ li> al-

Kita>b al-Isla>mi>, 1404

H{anbal, Ima>m Ah}mad Ibn, Musna>d Ah}mad ibn H{anbal, Bayru>t: Da>r al-S{adi>r,

t.th.

Ma>lik, Ima>m, al-Muwat}t{a’, Mesir: Kita>b al-Sha‘bab, t.th.

Nawawi, S}ah}i>h} Muslim bi Sharh} Nawawi, Kairo: Da>r al-H}adi>th, 1994

Shihab, M. Quraish, 40 Hadits Qudsi Pilihan, Jakarta: Lentera Hati, 2005

3. Seputar Ilmu Al-Quran dan Kajian Alquran

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

al-Di>n, H}asan Muh}ammad Baja’, al-Wih}dah al-Maud}u>’iyyah fi> Su>rah Yu>suf, Jeddah: Mat}bu>’ah Tiha>mah, 1983

Atjeh, Abu Bakat, Sejarah Alquran, Jakarta: Ramadhani, 1950

A‘Z}ami, MM., The History of Qur’a>nic Text From Revelation to Compilation A Comparative Study with the old and new Testament, (Sejarah Teks al-Qur’a>n dari Wahyu sampai Kompilasi kajian Perbandingan dengan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru), terj. Sohirin Solihin, Anis Mata, Ugi

Suharto, Lili Mulyadi, Jakarta: Gema Insani Press, 2005

Iyazi, Ali, al-Mufassirun, Hayatuhum wa Manhajuhum, Makkah: Wizarah al-

Thqafah, 1415

Amal, Taufik Adnan, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Alvabet,

2005

Amal, Taufi>k Adnan &Sumsu Rizal Panggabean, Tafsir Kontekstual al-Qur’an: Sebuah Kerangka Konseptual, Bandung: Mizan, 1989

El-Awa, Salwa M.S., Texstual Relation in The Quran: Relevance, Coherence and Structure, Routledge, New York, 2006

At}a’, ‘Abd al-Qadir Ah}mad, dalam pengantar al-Suyu>thi, Asra>r Tarti>b al-Qur’a>n, Kairo: Da>r al-I‘tis}a>m, 1978.

Az}ra, Az}yumardi, (ed.), Sejarah dan Ulumul Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus,

2000.

al-Biqa>‘i>, Burha>n al-Din Ibn ‘Umar Ibrahi>m, Nadz} al-Dura>r fi> Tana>sub al-A>yat wa al-Suwar, H{eidiradab: Majlis Da>ira>t al-Ma‘a>rif al-‘Uthma>niyyah, 1969

Al-Ba>qilla>ni>, I‘ja>z al-Qur’a>n, Bayrūt: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1996.

al-Bu>t}i, Muh}ammad Sa‘id Ramad}an, Min Rawa>‘i al-Qur’a>n, Bayrut-

Libanon/Damshik: Maktabah al-Farabi, 1397 H/1977 M.

Baidan, Nashruddin, Perkembangan Tafsir di Indonesia, diterbitkan oleh Tiga

Serangkai, tahun 2003.

_______, Metodologi Penafsiran al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000

Baljon, J.M.S., Modern Muslim Koran Interpretation (1880-1960), Leiden: E.J.

Brill, 1968

Burhanuddin, Mamat S., “Hermeneutika Al-Quran ala Pesantren (Analisis Trehadap Tafsir marah Labid Karya KH. Nawawi Banten, Yogyakarta: UII

Press, 2006

al-Dhahabi>, Muh}ammad H{usayn, al-Tafsi>r wa al-Mufassiru>>n, Kairo: Maktabah

Wahbah, 2000

Faiz, Fahruddin, Hermeneutika Al-Qur’an Tema-tema Kontroversial, Yogyakarta: eLSAQ, 2005

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Federspiel, Howard M., Popular Indonesian Literature of The Quran, diterjemahkan oleh Tajul Arifin berjudul Kajian al-Quran di Indonesia Dari Mahmud Yunus Hingga Quraish Shihab, Bandung: Miz}an, 1996

al-Farmawi, Abd al-H{ay, al-Bida>yah fi> Tafsi>r al-Maud}u‘’i>, Kairo: al-Had}arah al-

‘Arabiyah, 1977

Federspiel, Howard M., Popular Indonesian Literature of The Qur’an, Cornell

modern Indonesian Project, 1994.

_______, terj., Kajian al-Quran di Indonesia Dari Mahmud Yunus Hingga Quraish Shihab, oleh tajul Arifin ,Bandung: Miz}an, 1996.

Fawzi>, Rif‘at, al-Wah}dat al-Maud}u>‘iyah li> Surat al-Qur’a>niyah, Bayru>t: Da>r al-

Sala>m, 1986

Fath, Amir Faishol, The Unity of al-Qur’an, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2010

Gusmian, Islah, Khaz}anah Tafsir Indonesia: dari Hermeneutic hingga Idiologi, Jakarta: Teraju, 2003.

Hasan, Hamka, Tafsir Jender: Studi Perbandingan antara Tokoh Indonesia dan Mesir, Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Depag RI, 2009

H{anafi>, H{assan, al-Tura>th wa al-Tajdi>d: Mauqifuna min al-Tura>th al-Qadi>m, Kairo: al-Markaz al-‘Arabi>, 1980

Hanafi, Muhlis M., “Metode Tafsir Alquran Modern di Indonesia: Analisa

Terhadap Beberapa Karya Quraish Shihab.” Makalah “Refleksi karya M.

Quraish Shihab.” Perpustakaan PSQ, 23 Desember 2009

_______, “Refleksi karya M. Quraish Shihab.” Perpustakaan PSQ, 23 Desember

2009. Disampaikan pula pada acara Tribute to Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab, Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

_______, Urgensi Memahami Ilmu Muna>sabat, disampaikan dalam “Workshop

Para Penyusun Tafsir Tiga Serangkai, TOT Medan,” Jakarta, Gedung Pusat

Studi Alquran, 2009

al-H{asani>, Muh}ammad ibn ‘Alawi> al-Ma>liki>, Zubdah al-Itqa>n Fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Samudera Ilmu-ilmu Alquran Ringkasan Kitab al-Itqa>n Fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n Karya al-Ima>m Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}i, terj. Tarmana Abdul Qasim,

Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2003

Harun, Salman, Mutiara Surat al-Fa>tihah; Analisis Syekh Muhammad Nawawi Banten, Jakarta: CV Kafur, 2000

Hafiduddin, Didin, Tinjauan atas Tafsir Munir Karya Imam Muhammad Nawawi Tanara dalam Warisan Intelektual Islam Indonesia, (Bandung: Miz}an, 1987

Hidayat, Komaruddin, “Membaca Sosok Quraish Shihab”, makalah Seminar

Pemikiran Quraish Shihab, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Ciputat

Jakarta, 28 September 1996

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Ichwan, Moch Nur, Al-Qur’an Sebagai Teks (Teori Teks dalam Hermeneutik Qur’an Nasr Hamid Abu Zayd, dalam Studi al-Qur’a>n Kontemporer Wacana Baru Berbagai Metodologi Tafsir, ed. Abdul Mustaqim – Sahiron

Syamsudin, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002

‘Itr, Nu>r al-Di>n, ‘Ulu>m al-Qur’a>n al-Kari>m, Damsyik: Mat}ba‘ah al-S}aba>h}, 1996

M./1416 H.

Isma‘i>l, ‘Abd al-Fatah, Rasm al-Mus}h}af wa al-Ihtija>j bih fi> al-Qira>’ah, Mesir:

Maktabah Nahd}ah, 1960

al-Ja>biri>, Muh}ammad ‘A>bid, Madkhal ila> al-Qur’a>n, Bayru>t; Markaz Dira>sat al-

Wih}dah al-‘Arabiyah, 2004

Al-Ja>hiz, al-Baya>n wa al-Tibya>n, Kairo: Mat}ba‘ah Lajnah tarjamah wa Nashr,

1948

Juhdi, Masjfuk, Pengantar Ulumul Qur’an, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1980

Jefferi, Arthur, Materials for The History of The Text of the Quran: The Old Codices, Leiden: E.J. Brill, 1937

_______, The Koran Interpreted, London: Allen & Uwin, 1955

Jansen, JJG., The Interpretation of The Koran in Modern Egypt, Leiden: E.J.

Brill, 1974

Johns, Anthony H., Islam di Dunia Melayu: Sebuah Survei Penyelidikan dengan Beberapa Referensi Kepada Tafsir Alquran, dalam Az}yumardi Az}ra,

Perspektif Islam Asia Tenggara, Jakarta: YOI, 1987

_______, Islam in The Malay World: an Explanatory Survey With Some Reference to Qur’anic Exegesis, Islam in Asia: Volume II Southeas and East Asia, Boulden: Westview, 1984.

_______, Qur’anic Exegesis in the Malay World: in Search of a Profile, dalam

Andrew Rippin ed., Aproaches to The History of The Interpretation of the Qur’an, Oxford: Clarendon House, 1988

al-Ka>fi>ji>, Muh}ammad bin Sulayma>n, al-Taysi>r fi> Qawa>‘id ‘Ilm al-Tafsi>r, tah}qi>q,

Na>s}ir bin Muh}ammad al-Mat}ru>di,> Damsyik: Da>r al-Qalam, 1410 H.

al-Kha>lidi>, S}alah}, al-Manhaj al-H}araki fi> Z}ila>l al-Qur’a>n, Jeddah: Da>r al-

Manarah, 1986

_______, al-Baya>n fi> I‘ja>z al-Qur’a>n, Amma>n: Da>r Ammar, 1411 H.

Khalaf Alla>h, Muh}ammad Ah}mad, al-Fann al-Qas}a>s}i> fi> al-Qur’a>n al-Kari>m, Sharah} wa al-ta‘li>q oleh Khali>l ‘Abd al-Kari>m, Bayrut, Kairo, Si>na> li> al-Nashr wa al-Intisha>r al-‘Araby, 1999

LAL, Anshari, Penafsiran Ayat-ayat Jender menurut Muhammad Quraish Shihab, Jakarta: Visindo Media Pustaka, 2008

McAuliffe, Jane Dammen, Encyclopaedia of the Qur’an, Leiden; Brill, 2001

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Mir, Mustansir, Coherence in The Quran: A Study of Ishlahi’s Concept of Naz}m in Tadabbur al-Quran, Indianapolis: American Trust Publication, 1986

Mu>sá, Muh}ammad H}asan bin ‘Aqil, I‘ja>z al-Qur’a>n al-Kari>m bain al-Suyu>t}i> wa al-‘Ulama>’ Jeddah: Da>r al-Andalu>s al-H}ad}ara>’, 1989

al-Naysabu>ri>, Abi al-H{asan ‘Ali bin Ah}mad al-Wa>h}i>di>, Asba>b al-Nuzu>l, Bayru>t:

Da>r al-Fi>kr, 1409 H./1988 M.

Nurtawab, Ervan, Tafsir al-Quran Nusantara Tempo Doeloe, Jakarta: Ushul

Press, 2009.

Nöldeke, Theodor, (Ed.) Freiderich Schwally, Ta>rikh al-Qur’a>n, terj. dan tah}qi>q

George Tamir, Bayru>t: Konrad-Adenauer-Stiftung, 2004

P., Musthafa, M. Quraish Shihab Membumikan Kalam di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010

Powers, David S., “The Exegetical Genre Na>sikh al-Qur’a>n wa mansu>khuhu,”

dalam Andrew Rippin, Approach to the History of the Interpretation of the Qur’an, Oxford: Clarendon Press, 1988

al-Qat}t}a>n, Manna>‘ Khali>l, Maba>h}ith fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Bayru>t: Manshu>ra>t al-

‘As }r al-H{adi>th, 1393 H.

al-Qurt}u>bi, Abi> ‘Abd Alla>h Muhammad bin Ah}mad al-Ans}a>ri, al-Jami‘ li> al-Ah}ka>m al-Qura>n, Bayrut: Da>r al-Fikr, 1993.

al-Ra>fi’i>, Mus}t}afa> S{a>diq, I‘ja>z} al-Qur’a>n wa al-Bala>gah al-Nah}wiyyah, Bayrūt:

al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet. ke-3, 1990.

Riddel, Peter G., Transferring a Tradition: Abd al-Rauf al-Singkili’s rendering into Malay of The Jalalayn Commentary, Berkeley, CA: Center for South

and Southeast Asian Studies, University of California, 1990.

Rid}á, Muh}ammad Rashi>d, Wah}y al-Muh}ammadi>, Kairo: Maktabah al-Isla>mi>, t.t.

Sale, George, The Koran: Translated into English, London: Frederick Warne,

1724

As-Shiddieqy, T.M. Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta: Bulan

Bintang, 1965

Shihab, Umar, Kontekstualisasi Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum dalam Al-Qur’an, Jakarta: Penamadani, 2005

al-Sabt, Kha>lid Uthma>n, Qawâ‘id al-Tafsi>r Jam‘an wa Dira>satan, al-Mamlakah

al-‘Arâbiyyah al-Su‘u>diyyah: Da>r ibn ‘Affan, 1999

Shuhbah, Muh}ammad bin Muh}ammad Abu>, al-Madkhal li> Dira>sah al-Qur’a>n al-Kari>m, Kairo: Maktabah al-Sunnah, 1992

al-S}a>bu>ni>, Muh}ammad ‘Ali, al-Tibya>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Bayrut: ‘A>lim al-

Kutub, 1405 H./1985 M.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Shihab, M. Quraish, Al-Luba>b: Makna, Tujuan dan Pelajaran dari al-Fa>tih}ah} & Juz ‘Amma Jakarta: Lentera Hati, 2008

_______, Tafsir al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya, Ujung Pandang:

IAIN Alaudin,1984

_______, dalam pengantar buku Taufik Adnan Amal. Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka al-Fabets, 2005

_______, Rasionalitas al-Quran Studi Kritis atas Tafsir al-Manar, Jakarta:

Lentera hati, 2006

_______, Perjalanan Menuju Keabadian, Kematian, Surga dan Ayat ayat Tahlil, Jakarta, Lentera Hati, 2001

_______, Hidangan Ilahi Ayat-Ayat Tahlil, Jakarta: Lentera Hati, 1996

_______, Fatwa-Fatwa Seputar Tafsir al-Qur’an, Bandung: Miz}an, 1999

_______, Fatwa-Fatwa Seputar Ibadah Mahdah, Bandung: Mizan, 1999

_______, Fatwa-Fatwa Seputar Tafsir Alquran, Bandung: Mizan, 1999

_______, Sejarah dan Ulumul-Qur’an Jakarta : Pustaka Firdaus, 1999

_______, Fatwa-Fatwa Seputar al-Qur’an dan Hadis, Bandung: Miz}an, 1999

_______, M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1994

_______, Studi Kritis Tafsir al-Manar Karya Muhammad Abduh dan M.Rasyid Ridha, Bandung : Pustaka Hidayah, 1994

_______, Untaian Permata Buat Anakku; Pesan al-Qur'an untuk mempelai, Bandung: al-Bayan, 1995

_______, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 2005

_______, Mukjiz}at al-Qur’an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan Gaib, Bandung: Miz}an, 1998.

_______, Menyingkap Tabir Ilahi, Asma> al-Husna> dalam Perspektif al-Qur'an

Jakarta: Lentera Hati, 1998

_______, Ensiklopedia Al-Qur’an: Kajian Kosakata, Jakarta: Lentera Hati, 2007

Syari>f, Muh}ammad, Ittija>ha>t al-Tajdi>d fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-Kari>m fi> Mis}r, Kairo: Da>r al-Tura>th, 1982

al-Suyu>t}i>, ‘Abd Alrah}ma>n Ibn Abi >> Bakr Ibn Muh}ammad Abu> al-Fad}l, Asra>r Tarti>>b al-Qur’a>n, Kairo: Da>r al-I‘tisha>m, 1978

_______, al-Tah}ri>r Fi> ‘Ilm al-Tafsi>r, tah}qi>q: Fath}i> Fari>d, Kairo: Da>r al-Mana>r li>

al-Nashr wa al-Tauzi‘, 1406 H.

_______, al-Itqan fi>> ‘Ulu >m al-Qur’a>n, Damaskus: Da>r al-Fi>kr, 1979.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

_______, Luba>b al-Nuqu>l fi>Asba>b al-Nuzu>l, Bayru>t: Da>r Ih}ya>’ al-‘Ulu>m, t.t.

_______, Qat}f al-Azhar fi> Kashf al-Asra>r, Qatar: Kementerian Wakaf dan Urusan

Islam, 1414 H.

Suma, Muhammad Amin, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Fi>rdaus,

2000

al-Sya>thibi>, al-Muwa>faqa>t, Bayrut: Da>r al-Fi>kr, 1975.

Shahrur, Muhammad, Al-Ki>ta>b wa al-Qur’a>n : Qira’ah Mua>s}irah, Kairo : Sina

Publisher, 1992.

Shahat}ah, ‘Abd Alla>h Mah}mu>d, Ahda>f Kulli Su>rat wa Maqa>s}i>diha> fi>> al-Qur’a>n al-Kari>>m, Mesir: Al-H{ay’at al-Mis}riyyah al-‘Ammah li >> al-Kita>b, 1986

al-Sa‘id, Labib, al-Jam‘ al-S}auti> li> al-Qur’a>n al-Kari>m, Mesir: Da>r al-Ka>tib al-

‘Ara>by, t.th.

al-Su‘ud, Muhammad bin Muhammad Abi>, Irsha>d al-‘Aql al-Salim Ila> al-Qur’a>n al-Kari>m Bayru>t: Da>r Ih}ya> al-tura>th al-‘Arabi, 1990

Syari>f, M. Ibra>hi>m, Ittija>ha>t al-Tajdi>d fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-Kari>m fi> Mis}r, Kairo:

Da>r al-Tura>ts, 1982

Syuhbah, Muh}ammad ibn Muh}ammad Abu>, al-Madkhal li Dira>sa>h al-Qur’a>n al-Kari>m, Mesir: Maktabah al-Sunnah, 1992

Tamir, George, Muqaddimah al-Tarjamah al-‘Arabiyyah li Ta>rikh al-Qur’a>n,

Bayru>t: Konrad-Adenauer-Stiftung, 2004

al-Wa>h}idi>, Abu> H{asan ‘Ali ibn Ah}mad, Asba>b al-Nuzu>l, Bayru>t, Da>r al-Fi>kr,

1991

Watt, W. Monthomery, Bell’s I>ntroduction to The Qur’a>n, Leiden: Edi>nburgh

Uni>versi>ty Press, 1994

_______, Richard Bell: Pengantar Studi> Quran, terj. Lilian D. Tedjasudana,

Jakarta: I>NI>S, 1998

Ibn Warraq, The Origins of The Qur’an, Essays on Islam’s Holy Book, New

York: Prometheus Books, 1998

Yusuf, Yunan, Corak Pemikiran Kalam Tafsir al-Azhar, Sebuah telaah tentang Pemikiran Hamka Dalam Teologi Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990.

Yu>suf, Muh}ammad Ah}mad, I’ja>z al-Baya>ni> fi> Tarti>b A>ya>t al-Qur’a>n wa Suwaruh, Mesir: Da>r al-Mat}ba’ah al-Dauliyah, 1979

al-Z}arqa>ni>, Muh}ammad ‘Abd al-‘Az}i>m, Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n,

Bayru>t: Da>r al-Fikr, 1988

Zaini, Syahminan dan Ananto Kusuma Seta, Bukti-bukti Kebenaran Alquran, Jakarta: Kalam Mulia, 1993

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Al-Z}arkasyi>, Muhammad Burha>n al-Din, Al-Burha>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Mesir:

Da>r Ih}ya> al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1957.

Zayd, Nas}r H{ami>d Abu>, Mafhu>m al-Nas}: Dira>sah fi>> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, kairo: Da>r

al-Ihya> al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1992

_______, Al-Quran Hermeneutika dan Kekuasaan, terj. Dede Iswadi, et.all.,

Bandung: RQiS, 2003

_______, Tekstualitas al-Qur’an : Ktitik Terhadap Ulumul Qur’an, terj. Khai>ran

Nahdiyyin, Yogyakarta : LkiS, 2001

4. Buku-buku Keislaman dan Umum

Ambari, Muarif, Shaykh Nawawi al-Bantani Indonesia, Jakarta: Sarana Utama,

tt.

al-‘Aqi>qi, Na>jib, al-Mustshriqu>n, Mesir: Da>r al-Ma‘a>rif, t.th.

‘Abba>s, Fad}l H}asan, al-Bala>ghah Funu>nuha> wa Afna>nuha>, tp.: Da>r al-Furqa>n,

t.tp.

al-Baghda>di, I>d}a>h al-Maknu>n, Bayrut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1982

Appleby, Joyce, Lynn and Margaret Jacob, Post Modernism and The Crisis of Modernity, dalam Telling the Truth About History, New York: W.W.

Norton, 1994

Azra, Azyumardi, Jaringan Global dan Lokal I>slam Nusantara, Bandung: Mizan,

2002.

_______, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVI>I> dan XVIII, Jakarta: Mizan, 1998

_______, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2000

Badawi>,‘Abd al-Rah}ma>n, Mawsu>‘ah al-Mustasyriqi>n, Bayru>t: Da>r al-‘Ilm al-

Mala>yi>n, 1993

Bakker, Anton dan Achmad Charris Zubeir, Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1990

Ba>ha>, Muh}ammad, al-Fikr al-Isla>mi> al-H{adi>th wa S}ilatuh bi al-Isti‘ma>r al-Gharbi>, t.tp.: Maktabah Wahbah, 1991

Benda, Harry J., “Islam di Asia Tenggara dalam Abad ke-20.” Dalam Perspektif Islam di Asia Tenggara, penyunting Azyumardi Azra, Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 1989

Behrend, T.E., et.al. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara jilid 4, Perpustakaan Nasional Indonesia, Jakarta: YOI, 1998

Boulatta, Isa J.. “H{assan H{anafi>.” dalam John L. Esposito, (ed.), The Oxford Encyclopedia of Islamic World, New York: Oxford University Press, 1995

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Chaidar, Sejarah Pujangga Islam, Shaykh Nawawi al-Bantani-Indonesia, Jakarta:

CV. Utama, 1979

al-Fa>dani>,‘Ilm al-Di>n Ya>si>n bin ‘Abba>s, H}asan al-S}iya>ghah Sharh}} Duru>s al-Bala>ghah, Rembang: al-Ma‘had al-Di>ni> al-Anwa>r, tt.

Hafiduddin, Didin, “Tinjauan Atas Tafsi>r Muni>r Karya Imam Muh}ammad

Nawa>wi> Tanara” dalam Warisan Intelekyual Islam Indonesia, Bandung:

Mizan, 1987

Harahap, Syahri, Penuntun Penulisan Karya Ilmiah Studi Tokoh Dalam Bidang Pemikiran Islam, Medan: IAIN Press, 1995

Hamka, Kenang-kenangan Hidup, Jakarta: Bulan Bintang, 1979

al-Ja>zimi>, ‘Ali dan Must}afa Ami>n, al-Balaghah al-Wa>d}ih}ah, Mesir: Da>r al-

Ma’a>rif, t.th.

al-Jurjani, ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali, al-Ta‘rifat, Bayrut: Dar al-Kutub al-

‘Arabi>, 1405 H.

al-Khat}i>b, Muh}ammad Aja>j, Al-Sunnah Qabla al-Tadwi>n, terj. AH. Akram

Fahmi, Jakarta: Gema Insani Press, 1999

Komaruddin, Kamus Riset, Bandung: Angkasa, 1984

Khali>fah, H}aji, Kashfu al-Z}unun ‘an Asas al-Kutub wa al-Funun, Bayru>t: Da>r al-

Fikr, 1990

Kahalah, ‘Umar Rid}a, Mu'jam al-Mu’allifi>n Tara>jum Mus}annif al-Kutub al-'Arabiyyah, Bayru>t: Da>r Ih}ya> Tura>s al-'Arabi, t.th.

Khaldu>n, Abd al-Rah>ma>n Ibn, Muqaddimah Ibn Khaldu>n, Bayru>t: Da>r al-Fikr,

1406 H.

Maarif, Syafii, Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia, Bandung: Mizan,

1993

Muhajir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Yake Sarasin,

1996

Muir, Sir William, The Life of Mahomet and History of Islam to the Era of the Hegira: with Introductory Chapters on the Original Sourches for the Biography of Mahomet and on the Pre-Islamite History of Arabia, London,

Smith, Elder and Co, 1981

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 2003

Nizar, M., Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988

Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Beberapa Aspeknya, Jakarta: UI Press,1985

Nanji, Azim. “Introduction” dalam Azim Nanji (ed.), Mapping Islamic Studies: Genealogy, Continuity and Change, Berlin & New York: Mouton de

Gruyter, 1997

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Noer, Deliar, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta: PL3ES,

1990

Paret, Rudi, The Study of Arabic and Islam at German Universities: German Orientalist Since Theodor Nöldeke, Weisbaden; Franz Steiner, 1968

Rahman, Fazlur, Islam dan Modernitas : Tentang Transformasi Intelektual, Ahsin

Mohammad (penterjemah), Bandung : Penerbit Pustaka, 1995

_______, Islam and Modernity, Chicago: Universitas of Chicago Press, 1982

Rodinson, Maxim, Europe and the Mystique of Islam, London: Univ. of

Washington Press, 1987

Shihab, Alwi, Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, Bandung:

Mizan, 1999

al-Sabt, Kha>lid ‘Uthma>n, Qawa>’id al-Tafsi>r Jam’an wa Dira>sah (Mesir: Da>r Ibn

‘Affa>n, 1421 H.),

Shihab, M. Quraish, Filsafat Hukum Islam, Jakarta : Depag, 1987

_______, Pengantin al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 1999

_______, Panduan Shalat Bersama Quraish Shihab, Jakarta: Republika Press,

2003

_______, Doa Harian Bersama M. Quraish Shihab, Jakarta: Lentera Hati, 2009

_______, Satu Islam Sebuah Dilema, Bandung: Mizan, 1987

_______, Pandangan Islam Tentang Perkawinan Usia Muda, MUI, Unisco,1990

_______, Fatwa-Fatwa Seputar Ibadah dan Muamalah, Bandung: Mizan, 1999

_______, Fatwa-Fatwa Seputar Wawasan Agama, Bandung: Mizan, 1999

_______, Menuju Haji Mabrur, Jakarta: Pustaka, Zaman, 1999

_______, Panduan Puasa Bersama Muhammad Quraish Shihab, Jakarta:

Republika, 1999

_______, Lentera Hati Kisah dan Hikmah Kehidupan, Bandung: Mizan, 1994

_______, Sahur Bersama Muhammad Quraish Shihab di RCTI, Bandung: Mizan

1997

_______, Menyingkap Tabir Ilahi, Asma al-Husna dalam Perspektif al-Qur'an,

Jakarta: Lentera Hati, 1998

_______, Fatwa Fatwa Seputar Ibadah Mahdah, Bandung: Mizan, 1999

_______, Yang Tersembunyi : Jin, Iblis, Setan, dan Malaikat, Jakarta: Lentera

Hati, 1999

_______, Perjalanan Menuju Keabadian, Kematian, Surga dan Ayat ayat Tahlil, Jakarta: Lentera Hati, 2001

_______, Menjemput Maut, Jakarta: Lentera Hati, 2002

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

_______, Mistik Seks dan Ibadah, Jakarta: Republika, 2004

_______, Jilbab PakaianWanita Muslimah, Jakarta: Lentera Hati>, 2004

_______, Dia Dimana Mana, Jakarta: Lentera Hati, 2004

_______, Perempuan: dari Cinta Sampai Seks, dari Nikah Mut’ah ke Nikah Sunnah, dari Bias Lama sampai Bias Baru, Jakarta : Lentera Hati, 2005

_______, Logika Agama; Kedudukan Wahyu dan Batas-batas Akal dalam Islam,

Jakarta : Lentera Hati, 2005

_______, Menabur Pesan Ilahi; al-Qur’an dan Dinamika Kehidupan Masyarakat Jakarta: Lentera hati, 2006

_______, Wawasan al-Qur’an tentang Zikir dan Doa, Jakarta: Lentera Hati 2006

_______, Yang Sarat & Yang Bijak, Jakarta: Lentera hati, 2007

_______, Secercah Cahaya Ilahi Hidup bersama al-Qur’an (Mizan: Bandung,

2007

_______, Ayat-ayat Fitna Sekelumit Keadaban Islam di Tengah Purbasangka, Jakarta: Pusat Studi al-Quran dan Lentera Hati, 2008

_______, M. Quraish Shihab Menjawab: 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui, Jakarta: Lentera hati, 2008

_______, Kehidupan Setelah Kematian Surga yang Dijanjikan al-Qur’an, Jakarta:

Lentera Hati, 2008

_______, M. Quraish Shihab Menjawab – 101 Soal Perempuan yang Patut Anda Ketahui, Jakarta: Lentera hati, 1010

_______, Berbisnis dengan Allah: Tips Jitu Jadi Pebisnis Sukses Dunia-Akhirat (Jakarta: Lentera hati, 2008

Southern, Richard W., Western Views of Islam in the Middle Ages, Cambridge:

Harvard Univerrsity, 1962

al-Siba>‘i>, Mus}t}afá, al-Sunnah wa Maka>natuha> fi> al-Tashri>>‘ al-Isla>mi> (Sunnah dan Peranannya dalam Penetapkan Syariat Islam) terj. Nurchalis Madjid,

Jakarta: Pustaka Fi>rdaus, 1995

Steenbrink, Karl A., Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad 19, Jakarta: Bulan Bintang, 1984

al-Shaukani, Muh}ammad ‘Ali, al-Badr al-T}ahli bi Mah}a>sin min Ba‘di al-Qarn al-Sabi‘, Bayru>t: Da>r al-Ma’a>rif, t.t.

Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial-Agama, Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2001

Shaghir, Wan Moh. Shaghir Abdullah, Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Toko-Tokohnya di Nusantara, Surabaya: al-Ikhlas, 1980

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Taymiyah, Ah}mad bin ‘Abd. Al-H{ali>m bin, Majmu>‘ al-Fata>wa>, Jam‘ wa tarti>b:

‘Abd. al-Rah}ma>n bin Qa>sim al-‘A>s}imi>,

Warraq, Ibnu, Why I Am Not a Muslim, New York: Prometheus Books, 1995

C. Karya I>lmiah dan Penelitian Tidak Dipublikasikan

Anshori, Penafsiran Ayat-ayat Jender Dalam tafsir al-Mishbah, disertasi di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2006.

Ahmad, Asnawi, “Pemahaman Shaykh Nawa>wi> tentang Ayat Qadar dan Jabbar

dalam kitab tafsirnya “Marah Labid.” Disertasi IAIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta, 1989

Burhanuddin, Mamat Salamat, “Hermeneutika al-Qur’a>n di Indonesia: Suatu

Kajian Terhadap Kitab tafsir al-Muni>r Karya KH. Nawawi Banten.”

Disertasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2003

El-Awa, Salwa M.S., Texstual Relation in The Quran: Relevance, Coherence and Structure, disertasinya di SOAS, Inggris, 2006

Hakim, Lukmanul, Analisis Tentang Aspek Munasabah Dalam Ki>tab Tafsir al-Maraghi> (Studi> Munasabah Antar Surat dan Antar Ayat), Disertasi di UIN

Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2006

Hadiyanto, Andy, Repetisi Kisah Al-Quran (Analisis Struktural Genetik Terhadap Kisah Ibrahim dalam Surat Makiyyah dan Madaniyyah), disertasi

UIN, 2009.

Harun, Salman, Hakekat Tafsir Tarjuman al-Mustafid Karya Syekh Abdurrauf, disertasi doktornya di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1988

Isti’anah, Metodologi> Muhammad Quraish Shihab dalam Menafsirkan Al-Quran. Tesis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2002.

Musadad, Endad, Muna>sabah dalam Tafsi>r Mafa>tih al-Ghaib, Tesis di UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta, tahun 2005.

Nurtawab, Ervan, Discourse on Translation in Hermeneutics: Its Application to The Analysis of Abdurra’uf’s Turjuman al-Mustafid, tesis di Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.

Rasyad, Aminuddin, “Perguruan Diniyyah Perkembangan Puteri Padang Panang

1923-1978: Suatu Studi Mengenai Perkembangan Sistem Pendidikan

Agama.” Disertasi IAIN Jakarta (1982

Riddell, Peter G., Abdurra’uf al-Sinkili’s Tarjuma>n al-Mustafi>>d: A Critical Study of His Treatment of Juz 16, disertatasi Dotornya di Australia National

University, 1984

Shihab, M. Quraish. “Naz}m al-Durar li> al-Biqa‘i> Tah}qi>q wa Dira>sah.” Disertasi

Doktor Universitas al-Azhar Cairo, 1982

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

D. Jurnal, Koran dan Majalah

Arif, Syamsuddin, “Al-Qur’an, Orientalisme dan Luxenberg”. dalam Al-Insan, Jurnal Kajian Islam, Depok: Lembaga kajian dan Pengembangan Islam, Gema Insani, 1, no. 1, Januari, 2005

Arief Subhan. “Tafsir Yang Membumi.” Majalah Tsaqafah, I. No. 3, 2003

Anwar, Hamdani, Jurnal Mimbar Agama dan Budaya, vol. XIX, no.2, 2003

Bakhtiar, Edi, “M. Quraish Shihab dan Metode Penafsiran al-Qur’an.” Jurnal Substansia, I, No. 1, 2001

Djamil, Fathurrahman, Jurnal Studia Islamika, vol. 6, no. 2, 1999

Fauzi, Ihsan Ali. “Orientalisme di Mata Orientalis Maxim Rodinson tentang

Citra dan Studi Barat atas Islam.” Jurnal Ilmu dan Kebuayaan Ulumul Qur’an, III, no. 2, 1991

Iman, Fauzul. “Munasabah Al-Qur’an.” Jurnal Panji Masyarakat, no. 843, November, 2005

Johns, Anthony H.. “Tafsir al-Qur’a>n di Dunia Indonesia-Melayu.” terj.

Syahrullah Iskandar, Jurnal Studi al-Qur’a>n, I, no. 3, 2006

Kompas, “Lebih Jauh dengan M. Quraish Shihab”, Minggu, 18 Februari 1996Shihab, Umar, Kontekstualisasi Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum dalam Al-Qur’an, Jakarta: Penamadani, 2005

Muhammad, Ahsin Sakho, “Aspek-aspek Penyempurnaan Terjemah dan Tafsir

Departemen Agama.” Jurnal Lektur Keagamaan, Jakarta, Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Departemen Agama RI, 3, no. 1, 2005

Manzoor, S. Parvez. “Method Vis A Vis Truth: Orientalisme dan Studi al-

Qur’ân.” Jurnal Studi al-Qur’ân 1, no. 2, 2006

Nahrawi, Izza Rahman, Profil Kajian Alquran di Nusantara Sebelum Abad ke 20, Jurnal al-Huda, vol. II, no.6, 2000.

Nurtawab, Ervan, Melacak Tradisi Awal Penafsiran Alquran di Nusantara, Jurnal

Lektur Keagamaan 4:2, 2006.

Qara’i, ‘Ali Qull. ”The Qur’an and Its Translator.” Al-Tauhid, XII, no. 2, 1994

Rahman, Fazlur, “Some Recent Books on the Qur’an by Western Authors.”

Journal of Religion, 61, no. 1, Januari, 1984

Riddell, Peter G., From Kitab Malay to Literary Indonesian: A Case Study in Semantic Change, dalam Indo-Islamika, Journal of Islamic Science,

Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Volume 5,

November 1, 2008/1429

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

_______, “The Sources of ‘Abd al-Ra’u>fs Tarjuma>n al-Mustafi>d.” Journal of Malaysian Branch of Royan Asiatic Sociaty, LVII 92, 1984

Shihab, M.Quraish, Ibrahim bin Umar al-Biqa‘i>: Ahli Tafsir yang Kontroversial, Jurnal Ulumul Qur’an, LSAF, Vol. 1, 1989

_______, “Metode Tafsir: Tak ada yang Terbaik.” Jurnal Pesantren, VII, no. 1,

1991

_______, “Orientalisme.” Jurnal Studi al-Qur’ân, 1, no. 2, 2006Saenong, Faried

F.. “Kesarjanaan Alquran di Barat; Studi Bibliografis.” Jurnal Studi al-Qur’an, 2, no. 2, 1996

_______, “Ibrahi>m bin ‘Umar al-Biqa>’i>: Ahli Tafsir yang Kontroversial”, Jurnal ‘Ulumul Qur’an, Vol. 1, Jakarta, LSAF, 1998

Setiawan, M. Nur Kholis. “Al-Qur’an dalam Kesarjanaan Klasik dan

Kontemporer.” Jurnal Studi al-Qur’ân, 1, no. 1, 2006

Subhan, Arif, Majalah Tsaqafah, Vol. 1, no.3, 2003.

Surur, M. Sobahus, “Telaah tentang Tafsir Alquran Departemen Agama RI.”

Jurnal Lektur Keagamaan, Jakarta, Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Departemen Agama RI, 1, no. 1, 2003

Steenbrink, Karel, Qur’an Interpretations of Hamzah Fansuri (1600) and Hamka (1908-1982): A Comparison, Jurnal Studia Islamika, 2:2, Program

Pascasarjana I>AI>N Jakarta, 1995.

_______, “Hamka (1908-1981) The Integration of The Islamic Ummah of

Indonesia.” Studia Islamika, Indonesian Journal for Islamic Studies, 1, no. 3, 1994

_______, “Berdialog dengan Karya-karya Kaum Orientalis.” Jurnal Studi al-Qur’an, 2, no. 2, 1996

SPS UI>N Jakarta, The School, vol. 2. No. 5/ Mei 2009, h. 4

Tihami. “Pemikiran Fiqh Shaykh Imam Nawawi al-Bantani.” Studia Islamika 8, no. 1-3, 2001

Umar, Nasaruddin. “al-Qur’an di Mata Mantan Intelektual Muslim: Ibn Warraq

dan Mark A. Gabriel”. Jurnal Studi al-Qur’ân, 1, No. 2, 2006

Yusuf, M. Yunan, Karakteristik Tafsir al-Quran di Indonesia Abad 20, Jurnal Ulum al-Quran, Vol. III, no.4, 1992

E. Websi>te

Ananewbie, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab (diakses 4 Juli 2010);

didapatkan dari http://ananewbie.wordpress.com/2009/09/07/prof-dr-

muhammad-quraish-shihab.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Jeffery, Arthur, The Textual History of The Qur’an, (diakses 27 April 2010);

diambilkan dari http://www.bible.ca/islam/library/Jeffery/thq.htm.

_______, Arthur Jefferi, The Quran as Scripture, New York: R.F. Moore Co.,

1952, akses 27 April 2010,

http://www.bible.ca/islam/library/Jeffery/thq.htm.

Barrie, Indonesians in Focus: M Quraish Shihab (akses 4 Juli 2010); didapatkan

dari http://www.planetmole.org/indonesian-news/indonesians-in-focus-m-

quraish-shihab.html.

Burhanuddin, Mamat Salamat, “Shaykh Nawawi al-Bantani al-Jawi: al-Ghazali

Modern.” Diakses dari wwww. syaikh-nawawi-al-bantani-4.html.

Harun, Salman, “Kerancuan-kerancuan Istilah-istilah dalam Metodologi Tafsir.”

Diakses tanggal 19 Agustus 2010 dari http://salmanharun-

institute.blogspot.com/2009/01/kerancuan-istilah-istilah-dalam_01.html.

Husaini, Adian, Kajian Orientalis di UIN Jakarta, (akses 27 Aril 2010);

didapatkan dari www.hidayatullah.com.

http://doi.wiley.com/10.1002/9780470751428.fmatter, unduhan, 20 Januari 2010,

http://www.google.co.id/search?client=opera&rls=en&q=Salwa+M.S.+ElAwa&s

ourceid=opera&ie=utf-8&oe=utf-8, unduhan, 20 Januari 2010

http://www.psq.or.id/profi>le.asp?mnid=14, unduhan 14 Januari 2010

http://www.bible.ca/islam/library/Jeffery/thq.htm.

http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/08/biografi-quraish-shihab.html.

http://ichwanzt.blogspot.com/2008/06/biografi-quraish-shihab.html.

http://wikipedia.org/wiki/Daftar_Menteri_Agama _Republik_Indonesia, akses 14

Juli 2010.

http://www.psq.or.id/profile.asp?mnid=15, akses 14 Juli 2010

http://tiarawacana.co.id/kat_infobuku.php?ID=31.

Jansen, J.J.G., Diskursus Tafsir al-Qur’an Modern [buku on-line), Yogyakarta:

Tiara Wacana, t.th.

Omar, Hasuria Che, Haslina Haroon, Aniswal Abd Ghani, The Sustainable of The Translation Field, 26. [book on-line] (diakses 19 Agustus 2010);

didapatkan dari:http://books.google.com/books

Singh, Nagendra Kr, International Encyclopaedia of Islamic Dinasties :103.

[book on-line], (diakses 19 Agustus 2010); didapatkan dari

http://books.google.com/books?id.

al-Sha>mir, Ra>bit}ah ’Udaba>’. Al-Shaykh Manna‘ al-Qat}t}a>n, (akses 3 Juli 2010);

dari http://www.odabasham.net/show.php?sid=8353.

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Latif, Yudi, Indonesian Muslim Intelligentsia and Power, Institute of Southeast

Asia Studies International Encyclopaedia of Islamic Dynasties, 69-73.

[book on-line] (diakses 19 Agustus 2010); didapatkan dari:

http://books.google.com/books?

Kamilah, Natijah, Corak tafsir al-Mishba>h Karya M. Quraish Shihab (akses 5 Juli

2010); didapatkan dari http://natijahkamilah.blogspot.com/2009/03/corak-

tafsir-al-misbah-karya-m-quraish.html

F. Kamus

al-Afri>qi>, I>bnu Manz}u>r, Lisa>n al-‘Ara>b, Bayrut: Da>r al-S{adi>>r, tth.

Abadi, al-Fayruz, Kamus al-Muh}i>t}, Bayrut: Da>r al-H{ayl, t.th.

Al-Baqi>>, Muh}ammad Fu’ad ‘Abd, al-Mu‘ja>m al-Mufharas li> al-Fa>z}} al-Qur’a>n, Bayrut: Da>r al-Fi>kr, 1987

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996

al-Fayru>z Aba>di, Kamu>s al-Muh}i>t}, Bayrut: Da>r al-H{ayl, t.th.

al-Is}faha>ni>, Ima>m, al-Mufrada>t li> Al-Fa>z} al-Qur’a>n, Damaskus: Da>r al-Qalam,

1992

Munawwir, A.Warson, Kamus al-Munawwir, Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku

PP al-Munawwir, 1984

Ma’luf, Lois, Qamus al-Munjid fi>> al-Lughah wa al-A‘lam, (Bayrut: Da>r al-

Sharqy, 1976.

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Dr. Hasani Ahmad Said, S.Th.I., M.A. lahir di ‘kota baja’ tepatnya Jl.

Pabean, Kec. Purwakarta, Kota Cilegon, Provinsi Banten, Ahad, 21 Februari

1982, adalah anak kesebelas dari dua belas bersaudara dari pasangan ayahanda

Ahmad Syamsuri bin H. Said dan Ibunda Sunariyah binti H. Surya. Saat ini

bertugas sebagai Dosen Tetap Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jenjang karir pendidikan tertingginya mulai tahun 2008- sekarang

sebagai Mahasiswa Program Doktor/ Kandidat Doktor Islamic Studies Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menulis disertasi ”Diskursus Munasabah Alquran: Kajian Atas Tafsir al-Mishba>h” di bawah bimbingan Prof.

Dr. H. Hamdani Anwar, M.A. dan Prof. Dr. H. Chatibul Umam. Tahun 2005-

2007 menyelesaikan S-2 Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Program Studi Kajian Islam, Konsentrasi Tafsir Hadis, selesai 2 tahun 1 bulan,

menulis tesis bertajuk ”Corak Pemikiran Kalam Tafsi>r Fath} al-Qa>di>r; Telaah Atas Pemikiran al-Syauka>ni> Bidang Teologi Islam”, di bawah bimbingan Prof.

Dr. H. Salman Harun. Tahun 2005-2007 menyelesaikan Setara S-2 (non Tesis)

Mahasiswa Pendidikan Kader Ulama (PKU) Angkatan Ke VIII, MUI (Majlis

Ulama Indonesia) DKI Jakarta, diwisuda oleh wakil gubernur DKI Jakarta ketika

itu Dr. Ing. H. Fauzi Bowo. Tahun 2001-2005: S-1 UIN (Universitas Islam

Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis,

selesai 3 tahun 4 bulan, menulis skripsi bertajuk ”Hadis tentang Adzan Ditinjau

Dari Segi Sejarah: Kajian Atas Kitab Kutub al-Sittah, Masalah Adzan Shubuh

dan Jumat, dengan pembimbing Dr. H. Luthfi Fathullah, M.A. dan Dr. H.

Bustamin, MBA; tahun 1998-2001: MA (Madrasah Aliyah) al-Khairiyah

Karangtengah, Cilegon Banten; 1995-1998: MTs (Madrasah Tsanawiyah) al-

Khairiyah Karangtengah, Cilegon Banten; 1989-1995: SDN (Sekolah Dasar

Negeri) Pecinan Cilegon, Banten; dan 1989-1995: MI (Madrasah Ibtidaiyah) al-

Khairiyah Karangtengah, Cilegon, Banten.

Sedang Pendidikan Non Formal, tahun 1995-2000: Pondok Pesantren

Salafi Nurul Qamar, yang sekarang berganti nama menjadi Ponpes Banu al-

Qamar Cilegon Banten; 2002: Kursus Komputer dan Internet INMADA Jakarta;

2003: Kursus computer semua program di Computer Café Jakarta; 2005: Kursus

Bahasa Inggris di Oxford Cours Indonesia; 2007-2008: Kursus Bahasa Inggris, di

Pare, Kediri; 2007-2008: Kursus Bahasa di Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta; tahun 2010 mengikuti Pendidikan Kader Mufassir (PKM)

angkatan V, Pusat Studi Alquran, Jakarta, dibawah asuhan Prof. Dr. M. Quraish

Shihab, M.A. dan dari lembaga ini pula mendapatkan kesempatan beasiswa

Program Sandwich ke Kairo, Mesir dalam rangka memantapkan keilmuan Tafsir

dan ‘Ulu>m al-Qur’a>n, sekaligus memperkaya dan merampungkan disertasi. Pengalaman Mengajar dan Pengabdian Masyarakat; 2009 - sekarang:

Dosen Tetap Tafsir (Ilmu-ilmu Alquran/ Hermeneutika Alquran) pada Fakultas

Syariah IAIN Raden Intan, Lampung, mengampu mata kuliah Ilmu Kalam, Studi

Naskah; tahun 2008-2009 sebagai Dosen Luar Biasa (DLB) pada Fakultas

Syariah IAIN Raden Intan Lampung mengampu mata kuliah ‘Ulu>m al-H}adith ; 2008: Asisten Profesor di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Hidayatullah Jakarta, mengasistensi Prof. Dr. Abdul Aziz Dahlan dalam

mengampu mata kuliah Ilmu Kalam dan Studi Naskah Tasawuf ; tahun 2007-

2009 sebagai Asisten Profesor di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, mengasisteni Prof. Dr. Rif’at Syauqi Nawawi, M.A.

mengampu mata kuliah ‘Ulu>m al-Qur’a>n; 2008-2009: Dosen tidak tetap di

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengasisteni

Prof. Dr. Sutarmadi, M.A. dan Drs. Odjo Kusnara, M.A. mengampu mata kuliah

‘Ulu>m al-Hadi>th dan Hadis Ahkam; 2008-2009: Pelaksana Laboratorium Ibadah

dan Fatwa di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2007-2008: Pengajar pelatihan seni baca al-Qur’an di di Yayasan Pesantren

Nurul Iman, Pondok Aren, Tangerang, Banten; 2005-2008: Pengajar Tilawah al-

Qur’an di HIQMA (Himpunan Qari’ dan Qari’ah Mahasiswa) UIN Syahid

Jakarta; 2005-2006: Pengajar Pelatihan Seni Baca al-qur’an di YPI al-Khairiyah

Kebon Jeruk Jakarta; 2004-2005: Pengajar Tilawah al-Qur’an di SMP 87 Pondok

Pinang Jaksel; 2002- sekarang: Imam tetap Masjid Fathullah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dalam Pelatihan, Seminar, dan Lokakarya pernah mengikuti beberapa

even dari lokal, nasional hingga internasional, di antarnya: pada 2010: Peserta

Seminar Nasional: “Terorisme Vs Penegakan Syariah di Indonesia; Akar Masalah dan Opini Publik & Integrasi Keilmuan di Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” Milad ke-43 dan Bulan Syariah, Fakulta Syariah dan Hukum UIN

Jakarta, 4-5 Mei 2010; 2010: peserta Liqâ Markaz al-Dirâsât al-Qur’âniyyah ma’a al-Ustâdz al-Duktûr ‘Abd al-Hay Husain al-Farmâwî, Ustâdz bi Jâmi’ah al-Azhhar bi al-Qâhirah, Jakarta, Pusat Studi Alquran, April 2010; 2010: Panitia

Seminar Pendidikan dan Pengembangan Karir Islami, Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Jakarta, 10 Maret 2010; 2010: Peserta Seminar Hukum dan

Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta dengan MGMP se

DKI Jakarta, 2010; 2010: Peserta One Day Seminar ‘A Conversation with Modernity, Auditorium SPs UIN Jakarta, March 30, 2010; 2009: peserta

International Conference Islamic Law in The Modern World, Faculty Sharia and

Law, Syarif Hidayatullah, State Islamic University (UIN), Jakarta, December,

18-20 2009 M./ Muharram 01-03 1431 H.; 2009: Peserta International Seminar,

Urgency of Solidarity and Unity in The Islamic World, Jakarta, 19-20 December

2009, PBNU, Sultan Hotel; 2009: Peserta Pelatihan Penulisan karya Ilmiah

Dosen Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung, 1 Desember 2009; 2009:

Peserta Pembibitan/Pembekalan Calon Dosen dilingkungan IAIN Raden Intan

Lampung, 26-27 Oktober, 2009; 2008: Peserta international conference Freedom and Right of Return; Palestina and 60 Yerars of Ethnic Cleansing, VOP (Voice of

Palestina, International NGO’s Union for Supporting Palistinians Right, dan

Universitas of Indonesia Centre for Midle East and Islamic Studies, di Makara

Hotel UI Depok; 2008: Peserta Pelatihan Training ESQ Ekskutif angkatan 73, di

Menara 165 Jakarta; 2006: Peserta Seminar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini,

“Menggali Potensi Anak Usia Dini dalam Perspektif Pendidikan Islam, IAIA al-

Aqidah Jakarta, Aula masjid Istiqlal, 25 Mei 2006; 2006: Peserta Seminar dan

Launcing Buku Fiqih Aborsi “Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan;

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

2006: Peserta Sarasehan Ulama Jabodetabek dengan Tema “Ekonomi Syariah

dan Perbangkan Syariah”, Wisma Tugu Jakarta, PKES, Muamalah Institut, dan

MUI; 2005: Panitia Pelatihan Training Menejemen Organisasi Himpunan Qari’

dan Qori’ah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatulah Jakarta;2004: Peserta Dialog

Publik “Penyatu Peradilan Upaya Penegakan Supremasi Hukum di Indonesia”,

BEMJ Peradilan Agama UIN Jakarta; 2004: Peserta Seminar Nasional

“Mengembangkan Wacana Tafsir Kontemporer Hermeneutika Sebagai Metodologi; 2004: Peserta Seminar Nasional Islam dan Politik “Peluang Partai dan Politisi Islam di Tengah Hegemoni Nasional dalam Pemilu 2004”; 2003:

Peserta Seminar Tafsir “Menggagas Tafsir Emansipatoris: Antara Doktrin dan Realitas”; 2003: Peserta Semiloka dan Mukernas “Rekonstruktualisasi Al-Quran di Indonesia, Sebuah Gagasan Menuju Masyarakat Transformatif”; 2003: Peserta

Aliansi Solidaritas Perempuan Indonesia “Damailah Acehku, Damai Sejahtera Indonesia”; 2003: Peserta Seminar Nasional “Mengurai Benang Kusut Relasi Jender, Antara Nature dan Nurture”; 2003 : Peserta Semiloka Kurikulum dan

Silabi Ekonomi Islam; 2003 : Panitia Pelatihan Training Menejemen Organisasi

Lembaga Tahfidz dan Ta’lim al-Qur’an; 2003: Peserta Seminar Nasional

“Tafsir Misoginis Dalam Kajian Tekstual dan Kontekstual”; 2003 : Peserta

Seminar Hukum “Upaya Membangun Masyarakat Tentram dan Tertib”

(Mengkaji Ulang Perda DKI no 11/1998 Tentang Kamtibnas); 2003: Peserta

Seminar Peringatan Hari Kartini “Perempuan Dalam Tantangan dan Perubahan”;

2003: Peserta Diskusi Publik “Membincang Pergolakan Pemikiran Ahmad Wahib”; 2003: Peserta Seminar dan Bedah Buku “Huru-Hara Akhir Zaman”;

2003 : Peserta Kongres V dan Dialog Nasional “Humanisme dalam Islam” FORMASI (Forum Mahasiswa Syariah Se-Indonesia);2003 :Peserta Milad III

LTTQ “Menyoal Dimensi Spiritual al-Quran dalam Keilmuan”; 2002: Peserta

Seminar Nasional “Telaah Pendidikan Agama dalam RUU Sisdiknas”, BEM

FITK, FAJAR, dan JIL, UIN Jakarta; 2002: Peserta Pelatihan Jurnalitik PMII

KOMFAKSYA HUM, Cab. Ciputat, UIN Jakarta; 2002: Peserta Seminar

Nasional “Penegakan HAM dan Gencatan Senjati di Aceh, BEM UIN Syahid”;

2002: Peserta Seminar Perguruan Tinggi Se-Jakarta “Membedah Pemikiran Fiqih Sosial KH.Ali Yafie” Pencarian Wacana Baru Fiqih Kontekstual, Solusi

Problematika Kekinian; 2002 : Peserta Seminar Nasional “Menggagas Teologi Perdamaian: Upaya Rekonstruksi Pemahaman Keagamaan Berperadaban”; 2001:

Peserta Pelatihan Kader HMI (LK I) HMI Cabang Ciputat; 2001 : Peserta Masa

Orientasi Anggota Baru “Menjamah Bahasa, Menggenggam Dunia” Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2001:

Peserta Training Manjemen Organisasi “Improfisasi Profesionalistis dalam Berorganisasi” HIQMA UIN Jakarta;

Di bidang organisasi, perbah menjabat, 1998-1999: Ketua OSIS MA Al-

Khairiyah Karang Tengah; 2003-2004: Ketua I Lembaga Tahfidz dan Ta’lim al-

Quran; 2003-2004: Ketua koordinator bidang Tilawah al-Qur’an Himpunan

Qori’dan Qori’ah Mahasiswa UIN Jakarta; 2004-2005: Ketua koordinator divisi

Tahsin al-Qur’an Lembaga Tahfidz dan Ta’lim al-Qura’an Masjid Fathullah UIN

Syahid Jakarta; 2004-2005: Pengurus Cabang HMI Ciputat; 2004-2005: Wakil

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Ketua HIQMA UIN Syahid Jakarta; 2003-Sekarang: Sekretaris Forum

Silaturrahmi Jama’ah Masjid (FOSMA) Fathullah UIN Syahid Jakarta; 2005-

Sekarang: Dewan Alumni HIQMA UIN Syahid Jakarta dan Dewan Pertimbangan

Organisasi HIQMA UIN Jakarta; 2006-2007: Dewan Pertimbangan Organisasi

pada LTTQ (Lembaga Tahfidz dan Ta’lim al-Qur’an) Masjid Fathullah UIN

Jakarta; 2007-2008: Direktur Public Relation pada LTTQ (Lembaha Tahfidz dan

Ta’lim al-Qur’an) Masjid Fathullah UIN Jakarta; 2008- sekarang: Instruktur

tahsin Lembaga Tahfidz dan Ta’lim al-Qur’an UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sedang Prestasi-Prestasi pada tahun 1999 sebagai Juara III MTQ

Tingkat Kecamatan Pulo Merak Cilegon Banten; 2003: Juara III MSQ Tingkat

Kabupaten Bekasi; 2004: Juara I MTQ Tingkat Nasional Oxford Cours Indonesia

bekerjasama dengan DEPAG RI; 2004: Juara III MSQ Tingkat Kabupaten

Bekasi; 2004 : Juara II MSQ PIONIR Tingkat Nasional antar Mahasiswa se-

IAIN dan PTAIN di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung; 2004: Juara I MTQ se-

UIN BEMJ PBA UIN Syahid Jakarta; 2004: Juara I MTQ GEBYAR HIQMA se-

Jabodetabek; 2004: Juara I MTQ se-Jabodetabek di Masjid al-Azhar; 2004: Juara

III MTQ se-Jabodetabek di Masjid Sunda Kelapa memperebutkan Piala Menteri

Agama RI, DEPAG RI; 2004 : Juara III MSQ Tingkat Kabupaten Tangerang;

2005: Juara II MSQ Tingkat Kota Tangerang; 2005 : Juara I MSQ Tingkat

Kabupaten Bekasi.

Dalam bidang akademik telah dan akan terus menghasilkan karya-karya

ilmiah baik berupa buku, kontributor tulisan, dan editor di antarnya: Eksistensi

Manusia Perspektif al-Qur’an dan Hadis, Paper Madrasah Aliyah al-Khairiyah

Cilegon, Banten, tahun 2001; Hadis tentang Azan Ditinjau dari Segi Sejarah;

Kajian Masalah Azan Subuh dan Jumat, 2005, Skripsi S1 UIN Jakarta; Amstal

dalam al-Qur’an, Makalah, diseminarkan pada PPs S2 UIN Jakarta, 2006; Kajian

Deskriptif terhadap Tafsir al-Hijri Karya K.H. Didin Hafiduddin, makalah

diseminarkan pada PPs S2 UIN Jakarta, 2006; Embriologi dalam al-Quran dan

Ilmu Pengetahuan Moderen, 2007; Wanita dalam al-Qur’an, makalah PKU MUI

DKI Jakarta, 2006; Makna Tahun Baru Hijriah, makalah disampaikan pada

Studium General di MA al-Khairiyah, Cilegon, Prov. Banten, 2006; Studi Ilmu-

ilmu al-Quran, Jakarta: al-Zikra Press, 2008; Corak Pemikiran Kalâm Tafsîr Fath al-Qâdîr; Telaah Atas Pemikiran al-Syaukânî Bidang Teologi Islam, Tesis S-2

SPs UIN Jakarta, 2007; Syair-syair Cinta: Kajian tahlil terhadap Corak Kasidah Burdah karya al-Bushiri, Editor, Jakarta: Puspita Press, 2009; Studi Ilmu-Ilmu

Hadis, Lampung: Syariah Press, 2010; Kepribadian Qur’ani, Editor, Jakarta:

WNI, 2009; Caknur di Mata Anak Muda, Kontributor Tulisan, Jakarta:

Paramadina, 2008; Menimbang Perbankkan Syari’ah di Indonesia, Jurnal Bimas

Islam, Vol. 2 no. 3, Tahun 2009; Kesetaraan Jender dalam Perspektif Hukum Waris, Jurnal Bimas Islam, Tahun 2010; Dimensi Ruhani Manusia dalam Al-

Qur’an dan Tasawuf, Jurnal Bimas Islam, Tahun 2010; Problem Solving: Mengurai 1001 Masalah; Menuai 1001 Pemecahannya, Makalah di sampaikan

pada Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Perguruan Islam al-Khairiyah

Madrasah al-Khairiyah Karangtengah Kota Cilegon, Prov. Banten Pabean,

Cilegon, 14 Januarii 201; Dan karya dengan judul Diskursus Munasabah Alquran:

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Pendidikan Kader Mufassir (PKM) Pusat Studi Al-Qur’an, yang pernah terlibat secara intens dalam proses

Kajian Atas Tafsir al-Mishba>h yang tersaji ini adalah buah karya akademik

disertasi penulis sebagai syarat memperoleh gelar doktor dalam bidang ilmu

Tafsir dan umul Qur’an pada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Selain itu, aktif juga sebagai penulis lepas dan tetap pada kolom opini

pada beberapa Koran lokal dan beberapa website di antarnya Lampung Post,

Radar Lampung, Kabar Banten, Radar Banten, Baraya Post, Tangsel Post, Alo

Indonesia, Majalah Alif dan lain-lain. Karya itu antar lain: Sportifitas Politik; Berlaga di Kancah Pilkada, opini Radar Lampung, 30 Juni 10; Kisruh Meledaknya Tabung Gas, Opini Radar Banten, 7 Juli 10; Meledaknya Tabung Gas, Opini Lampung Post, 8 Juli 2010; Meninjau Ulang Kenaikan TDL, Opini

lamung Post, 20 Juli 2010; Bom Waktu Tabung Gas, Opini Kabar Banten, 26 Juli

2010; Ramadhan dan Renungan Kematian, Opini Kabar Banten, Agustus 2010;

Ramadan dan Tabir Kehidupan, Opini lampung Post, Jum'at, 20 Agustus 2010;

Tradisi Pulang Kampung, Opini Kabar Banten, 7 September 2010; Halal Bihalal; Pribumisasi Ajaran Islam, Opini Kabar Banten, Sabtu 18 September 2010;

Halalbihalal Meneguhkan Pluralisme, Opini Lampung Post, Senin 20 September

2010; Banten “Primadona Ibu Kota RI, Opini Kabar Banten, Rabu, 22 September

2010; Meluruskan Makna Jihad (1), Opini Radar Banten, Sabtu 25 September

2010; Meluruskan Makna Jihad (2), Opini, Kabar Banten, 25 September 2010;

Memaknai Fungsi Masjid, Opini Kabar Banten, Jumat 31 September 2010;

Masjid, Simbol Peradaban Islam, Opini, Lampung Post, Jum'at, 8 Oktober 2010;

Dimensi Ruhani Manusia, Opini Kabar Banten, Sabtu, 9 Oktober 2010; Islam dan Pemanfaatan Energi, Kabar Banten, Sabtu, 22 Januari 2011.

Di sela-sela rutinitas aktifitas tersebut, juga mengabdi sebagai Imam

tetap Masjid Fathullah UIN Jakarta. Juga terlibat aktif dengan dunia dakwah

melalui berbagai mimbar, imam, dan sebagai Qari’ (pembaca al-Qur’an) dari

tingkat kampung, masjid, instansi pemerintah, hotel, Kampus (Wisuda, Seminar

Nasional-Internasional, Pengukuhan Guru Besar dan Dr. H.C.) hingga menuju ke

Istana Presiden dan Wakil Presiden. Penulis dapat di sapa melalu email/fb:

[email protected], Twitter: @hasaniahmad, atau website:

hasaniahmadsaid.com, Hp. 0877 0207 2011.