fadjarp3g.files.wordpress.com · Web viewSistem itu maha sempurna, saling kait mengait tidak...
Transcript of fadjarp3g.files.wordpress.com · Web viewSistem itu maha sempurna, saling kait mengait tidak...
GRAFIK UMUR vs AMAL
Drs. MUHAMMAD SOLEH, M.Ed.
A. PENDAHULUAN
Assalamualaikum wr.wb.
Bismillahirrahmanirrahim.
Sesungguhnya segala puji bagi Allah swt. Kami memuji, meminta pertolongan dan
ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah swt dari kejahatan diri dan keburukan
perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah swt maka tiada orang yang
bisa menyesatkannya. Barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tiada orang yang bisa
memberikan hidayah kepadanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak
disembah selain Allah swt Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi bahwa
Muhammad saw adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga Allah swt melimpahkan shalawat
dan salam kepada beliau, keluarga dan sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejak
mereka dengan baik hingga hari kiamat.
Kita bersyukur karena telah dapat menyelesaikan kewajiban berpuasa di bulan
Ramadhan, dan sekaligus terharu karena ditinggalkan Ramadhan, bulan yang penuh berkah
dan maghfiroh. Kita hanya mampu berucap: taqabbalalahu minna wa minkum, wajaalna
minal aidin wal faizin. Kita berharap termasuk orang-orang yang kembali ke fitrah dan
memperoleh kemenangan melawan hawa nafsu. Kita juga berharap agar dipanjangkan umur
sehingga dapat berjumpa kembali dengan Ramadhan tahun depan. Wallahu a’lam.
B. GRAFIK: UMUR vs AMAL
1. DESKRIPSI GRAFIK
Umur dan Amal adalah dua variabel yang bergerak terus menerus selama kita hidup.
Istilah matematikanya adalah variabel kontinum. Umur (berkaitan dengan waktu) adalah
variabel yang mutlak ketentuan Allah. Amal (berkaitan dengan gerak) adalah variabel yang
variatif (beragam) sesuai dengan qada’ (ketentuan Allah) dan qadar (ketetapan Allah, hasil
bekerjanya sistem yang diciptakan Allah). Dengan sistem ini, manusia diizinkan memilih,
tetapi harus menanggung resiko pilihannya dan mempertanggungjawabkan pilihannya.
Sistem ini telah tertulis dalam kitab Lauh Mahfudz sebagai grand design sebelum penciptaan.
Sistem itu maha sempurna, saling kait mengait tidak hanya dalam alam fisik (zat dan energi)
tetapi juga alam malaikat, alam jin (iblis dan bukan iblis), alam ruh (sebelum kelahiran), dan
alam barzah (setelah kematian). Dapat saja kita menduga secara fisik, kalau ada gerak seperti
ini (misalnya berusaha) seharusnya terjadi ini (dapat rezeki sebesar ini), tetapi kenyataannya
tidak seperti ini. Itu karena usaha tadi tidak dikaitkan dengan spiritual (do’a, sedekah).
Ilmuwan menyebut sistem ini sebagai hukum alam. Ulama menyebutnya sunnatullah, karena
Allah lah yang mengatur. Berlakunya sistem itu atas kehendak Allah, dan outputnya terjadi
karena izin Allah.
Marilah kita kaitkan umur versus amal. Pada setiap satuan waktu (umur) akan terjadi
beberapa amal. Kita sederhanakan saja menjadi dua amal. Amal baik (mengerjakan perintah
Allah, meninggalkan larangan Allah atau melakukan yang wajib dan sunnah, meninggalkan
yang haram dan makruh, serta tidak berlebihan dalam hal mubah). Amal buruk adalah
kebalikan dari amal baik. Kita sepakati, bahwa amal baik dan buruk tak mungkin terjadi
bersamaan, tidak mungkin buruk sekaligus baik (misalnya korupsi untuk sedekah).
Sekarang kita bisa memetakan: dalam satu satuan waktu, terjadi satu jenis amal (baik
atau buruk). Variabel umur kita sebut x dan diletakkan pada sumbu-X. Variabel frekuensi
amal kita sebut y dan diletakkan pada sumbu-Y. Grafik amal baik kita warnai biru, grafik
amal buruk kita warnai merah. Kualitas amal (baik atau buruk) kita bedakan dengan terang
atau redupnya warna itu. Mulailah kita menggambarnya.
b a 7a m 6n a 5y l 4a 3k 2
10
U m u r ( t a h u n )
2. ANALISIS GRAFIK
Marilah kita analisis grafik ini dalam segmen umur.
1. Umur 0 – 10
Kita telah maklum, bahwa anak lahir dalam keadaan fitrah, yakni suci, beriman kepada
Allah seperti telah disebutkan bahwa ketika ruh ditiupkan ke jisimnya, ia telah berjanji
“Benar, Engkau tuhan kami”. Dan ruh itu mewarisi sifat-sifat asmaul husna (kebaikan-
kebaikan). Kemudian ia tumbuh berkembang. Tumbuh fisiknya, berkembang jiwanya.
Berkembangnya itu akibat pertumbuhan sel. Dalam sel terdapat DNA. Dalam DNA terdapat
data/informasi/gen yang telah tertulis dalam Lauh Mahfudz tentang dirinya.
Data/Informasi/gen itu milyaran, tetapi ada yang di- ON-kan, dan ada yang di-OFF-kan. Gen
yang di-ON-kan akan menentukan bentuk fisik dan karakter jiwa anak itu. Dalam proses
pertumbuhan ia bersinggungan dengan lingkungan keluarga, kerabat, tetangga, dan alam
sekitar. Ini juga turut mempengaruhi perkembangan karakter selanjutnya. Kita yakini saja
semuanya baik. Maka grafiknya akan berwarna biru terang ke arah naik seirama dengan
banyak aktivitasnya. Pada umur ini, Allah juga belum memberikan kewajiban.
2. Umur 10 – 30
Pada segmen ini, sampai umur 17, anak mulai mendapat pembelajaran tentang fungsi
hidup yaitu beribadah, vertikal kepada Allah, dan horisontal, muamalah kepada sesama.
Mulai umur 17 sudah mulai dikenakan kewajiban dan dampak hukumnya (pahala dan dosa).
Aktivitasnya mulai banyak, dan pengaruh lingkungan pun mulai menawarkan banyak pilihan.
Daya fisik, pikir, emosi, dan hati sudah bekerja untuk mempertimbangkan pilihannya dan
bertanggung jawab atas pilihannya. Maka grafiknya sampai umur 17 naik dan warna birunya
mulai redup. Setelah umur 17 makin naik dan warna merah yang masih redup mulai
bermunculan. Pada Umur ini, terjadi proses pembentukan jati diri. Periode ini sangat rawan,
untuk perkembangan selanjutnya, apakah dominan merah atau biru.
b a 7a m 6n a 5y l 4a 3k 2
10
3. Umur 30 -40
Pada umur ini ia mulai matang. Kalau berbuat baik, sudah mulai dengan kesadaran.
Demikian juga, jika berbuat buruk sudah mulai dengan kesadaran.
4. Umur 40 -60
Umur ini sudah dituntut menjadi khalifah, yakni harus mampu memanfaatkan karunia
Allah di Bumi dan memeliharanya dengan harmonis. Tentunya dengan berbekal ilmu
pengetahuan. Kalau berhasil menjadi Khalifah, maka ia sebagai manusia berguna bagi agama,
bangsa, dan alam semesta. Kalau setengah berhasil, ia masih bermanfaat, tetapi terkadang
menyusahkan orang juga. Kalau benar benar tidak berhasil, ia menjadi perusak di muka bumi
dan menumpahkan darah, mengundang bencana kemurkaan Allah (sebagaimana disinyalir
oleh malaikat). Jadi grafik dalam segmen umur ini ada lima kemungkinan: 1) birunya sangat
kuat, tidak ada merah 2) biru lebih dominan dari merah; 3) biru sama kuat dengan merah; 4)
merah lebih dominan dari biru; 5) merah sangat kuat tidak ada birunya.
b a 35a m 30n a 25y l 20a 15k 10
50
b a 35a m 30n a 25y l 20a 15k 10
500 60 70 80 100
5. Umur lebih dari 60
Setelah mencapai umur lebih dari 60 mulailah kegiatan duniawi berkurang. Godaan
untuk perbuatan buruk juga berkurang. Rezeki dan kondisi fisik serta kesehatan berangsur-
angsur berkurang. Selayaknya ia memperbanyak kegiatan ukhrowi (amal baik). Grafiknya
akan kembali membiru dan turun secara drastis, tinggal menuju titik potong dengan sumbu-X
yakni tidak bisa lagi beramal. Diisyaratkan oleh Rasulullah bahwa umur ummatnya pada
umumnya antara 60 sampai 70. Perhatikan kata ‘pada umumnya antara 60 sampai 70’.
Matematika membedakan dengan tepat kalimat memakai ‘pada umumnya’ dengan tidak
memakai ‘pada umumnya’. Kata ‘pada umumnya antara 60 sampai 70’ menunjuk pada kelas
modus. Grafiknya sebagai berikut: Kelas modus
b a 35a m 30n a 25y l 20a 15k 10
500 60 70
Ada kisah menarik, ketika seorang nenek-nenek bertanya kepada Rasulullah, “ya
Rasulullah, apakah saya masuk surga?”. Dengan tenang Rasulullah menjawab, “Di surga
tidak ada nenek-nenek,”. Serta merta nenek itu menangis tersedu-sedu. Rasulullah belum
selesai berkata, nenek itu sudah menangis, Rasulullah melanjutkan, “Semua nenek-nenek,
nanti di surga dimudakan kembali, semua penghuni surga sebaya umurnya”. Nenek nenek
tadi jadi tersenyum bahagia. Rasulullah juga tersenyum. Aduhai indahnya. Betapa nikmatnya
tersenyum bersama Rasulullah.
Bagaimana kita memaknai orang yang berumur lebih dari 70. Kita yakini aksioma:
Allah Maha pengasih dan Penyayang, menghendaki manusia masuk surga. Orang yang
berumur lebih dari 70 dikasihi Allah. Ia diberi kesempatan mengumpulkan bekal lebih
banyak lagi agar memperoleh derajat yang lebih tinggi di surga, kalau ia mau. Tandanya ia
mau, ia semakin taqarrub (mendekat) kepada Allah melalui ibadah, zikir dan doa.
Allah itu sebagaimana yang kita sangka. Dalam hadist Qudsi, Allah berfirman, “AKU
sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada diri-Ku. AKU bersamanya setiap kali ia
mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku ketika ia sendirian, maka AKU mengingatnya dalam
kesendirian-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam sebuah kelompok, niscaya AKU mengingatnya
dalam suatu kaum yang lebih baik dari mereka. Jika ia mendekati-Ku dalam jarak sejengkal,
maka AKU mendekat kepadanya dalam jarak satu hasta. Jika ia mendekati-Ku dalam jarak
satu hasta, AKU mendekat kepadanya dalam jarak satu depa. Apabila ia datang kepada-Ku
dengan berjalan, AKU akan datang kepadanya dengan berlari lari”.(HR Bukhari)
Kapan grafik itu akan memotong sumbu – X, (umur stop dan amal terhenti)? Grafik
memotong sumbu-X bagi masing-masing orang telah ditentukan oleh Allah swt, tidak akan
dimajukan atau dimundurkan. Ada yang sebentar saja di dunia, ada yang lama sekali di dunia.
Jadi masing-masing orang memiliki grafik umur versus amalnya. Grafik itu dominan
biru, atau dominan merah, sebenarnya dia sendirilah yang membuatnya. Allah menghendaki
manusia ciptaannya menempuh jalan lurus sirotol mustaqim dan kembali kepada-Nya dengan
ridho dan diridhoi. Tetapi, manusia di beri kelebihan di antara makhluk-Nya, yaitu kebebasan
memilih. Sungguh, Allah menghendaki semua manusia masuk surga. Namun, Allah juga
menghendaki cara masuknya dengan mengikuti petunjuk-Nya, Al-Qur’an dan al-Hadits dan
menggunakan karunia akal, mata, telinga dan hati. Rasulullah bersabda, “Semua ummatku
masuk surga, kecuali yang tidak mau”. Yang tidak mau adalah yang meninggalkan sifat
fitrahnya (fitrah = cenderung pada kebaikan). Siapa yang cenderung pada petunjuk itu
pastilah grafiknya membiru, siapa mengingkari petunjuk itu pastilah grafiknya memerah.
Karena itulah selepas puasa Ramadhan kita berharap kembali kepada fitri kita. Wajaalna
minal aidin wal faizin, Amin.
C. MEMBERMAKNAKAN HIDUP, MEMBIRUKAN GRAFIK KEHIDUPAN
Saat ini kita masing-masing sedang berada pada posisi umur dan amal kita (xn,yn).
Kita menengok ke belakang. Yah. grafik itu sudah terjadi. Apa mau dibuat. Ada. Yaitu
mengambil pelajaran. ‘Kenapa ya pada saat itu saya buat merah. Kalau sudah tahu
penyebabnya, maka ke depan tidak akan saya ulangi lagi. Kenapa ya pada saat yang lain
saya buat biru tapi birunya redup sekali, seperti ada merahnya. Wah, keikhlasan saya ketika
itu kurang. Nah, yang itu birunya terang sekali. Oh ya. Saya ingat, ketika itu saya sedang
sedih sekali, hanya kepada Tuhan saja saya mengadu’. Nah. Pelajaran itu sangat berharga.
Saya harus buat biru secerah cerahnya, bukan hanya karena sedang sedih tapi juga ketika
senang. Saya tidak boleh kurang ikhlas. Dan harus saya lawan penyebab merah itu.
Sekarang saya menatap ke depan. ‘Yah. Umurku telah berkurang. Aku tidak tahu,
akan sama dengan yang telah kulalui, atau akan lebih panjang, atau akan lebih pendek,
bahkan mungkin sangat pendek, sampai besok saja, atau sejam lagi, atau detik ini juga.
Maka segera saja aku mengucap; astaghfirullah, ya Allah, ampunilah dosaku, maafkan
kesalahanku, terimalah amal baikku, bimbinglah aku ke jalan yang KAU ridhoi, dan kalau
sampai akhir hayatku, jadikanlah khusnul khotimah’.
Aku merenung sejenak, apakah aku sudah mengerti benar makna hidup? Jangan-
jangan hidupku asal mengalir saja. Dan aku tidak ada upaya membermaknakan hudupku,
dengan kata lain: membirukan grafik hidupku. Maka aku pelajari dakwah-dakwah agama.
Ternyata hidup baru bisa bermakna, kalau kita jalani dengan ilmu dan amal baik.
1. ILMU TENTANG KEJADIAN ALAM
Aku menangkap suatu riwayat dari hadist, bahwa yang diciptakan Allah pertama kali
adalah pena. Pena disuruhnya menulis kitab Lauh Mahfudz. Setelah selesai, Allah berfirman
“Kun”. Maka terjadilah sekalian alam, sesuai dengan rancangan pada Lauh Mahfudz.
Alhamdu lillahi rabbil alamin. Allah, tuhan sekalian alam (banyak sekali alam).
Alam lain sangat rahasia bagi kita. Yang kita tahu, hanya alam kita yaitu alam fisik
yang terdiri dari zat dan energi. Dalam Teori relativisme, Einstein menemukan, ternyata zat
bisa jadi energi, energi bisa jadi zat. Jadi sebenarnya satu. Subhanallah. Al-Qur’an sudah
menunjukkan hal ini, yaitu ketika istana ratu Balqis bisa dipindahkan dalam sekejap mata dari
negeri Saba ke negeri Nabi Sulaiman (an Naml:40) . Bahwa Nabi Muhammad saw bisa
diperjalankan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjdil Aqsha di Palestina dalam setengah
malam (al Israa’:1). Tentunya, apa yang diperlihatkan Allah, lebih dahsyat dari pada sekedar
perubahan zat menjadi energi dan sebaliknya.
Kita diberitahu juga oleh Ilmuwan, bahwa asal mula alam fisik ini adalah terjadinya
BIG BANG (ledakan besar). Ledakan itu membuyarkan gumpalan-gumpalannya yang terus
menerus bergerak meluas. Gumpalan-gumpalan itu menggerombol membentuk Nebula-
nebula. Pada masing-masing Nebula ada gumpalan-gumpalan yang menggerombol lagi
membentuk Galaksi-galaksi. Pada masing-masing Galaksi ada gumpalan-gumpalan yang
menggerombol lagi membentuk Tata Bintang. Nah, salah satu tata bintang itu adalah tata
surya dengan Matahari sebagai bintangnya. Dalam tata surya berpentalan lagi Planet-planet.
Ajaibnya planet planet itu mempunyai jalannya sendiri, dengan tetap menjaga jaraknya ke
Matahari. Pada beberapa planet, ada gumpalan yang terpental mengelilingi planet itu, juga
dengan menjaga jaraknya ke planet itu. Itulah Satelit. Satelitnya Bumi adalah Bulan. Semua
benda alam itu berputar pada sumbunya sambil beredar mengelilingi gumpalan yang
menurunkannya. Bulan mengelilingi Bumi, Bumi mengelilingi Matahari, Tata surya bersama
tata bintang lainnya mengelilingi Galaksi. Galaksi-galaksi bersama sama mengelilingi
Nebula, Sesama Nebula mengelilingi pusat ledakan awalnya. Subhanallah. Ternyata berita
ilmuwan ini sudah disebutkan dalam al-Qur’an, bahwa bumi dan langit dulunya padu
kemudian dipisahkan (QS al Anbiya:30), dan masing-masing mempunyai jalannya sendiri-
sendiri (QS al Anbiya:33). dan terus menerus meluas (az Zariyat:47)
Setelah agak teratur, khususnya di Bumi, tersebarlah unsur-unsur kimia, masing-
masing mengambil posisinya, ada yang menjadi air, udara, tanah, api, besi dan lainnya.
Suhunya pun diatur Allah, sehingga dimungkinkan untuk terjadi kehidupan. Mulailah ada sel.
Sel menjadi tumbuhan. Tumbuhan memungkinkan dihidupkannya binatang. Semua itu Allah
yang menciptakannya dengan titah :”Kun”.
2. ILMU TENTANG KEJADIAN KEHIDUPAN
Sementara itu di alam lain (surga), Allah mengumpulkan malaikat dan jin, untuk
mendengarkan kehendak-Nya menciptakan seorang khalifah di Bumi yaitu Adam, dan dari
Adam diciptakan Hawa. Al-Qur’an menjelaskan bagaimana dialog Allah dengan malaikat
dan jin, bagaimana malaikat membuat praduga salah tentang manusia, dan bagaimana Adam
diberi kelebihan dengan pengetahuan (nama-nama) dan diminta memberitahukan kepada
malaikat, bagaimana malaikat dan jin disuruh bersujud kepada Adam, bagaimana Iblis (dari
bangsa jin) sombong sekali dan ingkar kepada Allah tidak mau bersujud kepada Adam,
bagaimana Adam digoda Iblis, bagaimana Adam diturunkan ke dunia, bagaimana Adam
bertobat, bagaimana Adam terpisah dengan istrinya Hawa, bagaimana Adam dipertemukan
dengan Hawa di Jabal Rahmah, bagaimana Adam dan Hawa bersama malaikat dibawa ke
lembah Bakkah, yang nantinya menjadi Ka’bah Baitullah. Dan seterusnya dan seterusnya.
Sampailah kepada kita, Bani Adam, Keturunan Adam.
Beberapa pelajaran yang diambil dari kisah-kisah itu, antara lain:
1. Adam dikehendaki menjadi khalifah di Bumi. (inilah visi manusia)
2. Adam diberikan kelebihan dari pada malaikat dan jin dengan nama-nama (pengetahuan)
dan diminta menyampaikan kepada mereka. (inilah misinya: belajar dan da’wah)
3. Malaikat makhluk yang taat pada perintah Allah. (inilah supporter kita)
4. Iblis makhluk yang sombong. Iblis disebutkan sebagai musuh Adam dan keturunannya.
(inilah musuh kita)
6. Iblis minta izin kepada Allah untuk menyelewengkan keturunan Adam, dan diberi izin.
(inilah penggoda kita)
7. Adam dilarang mendekati satu pohon saja, selebihnya dipersilakan menikmati karunia
Allah yang ada di surga. (inilah ujian kita).
8. Adam terperdaya, karena ada keinginan lebih dari yang dikaruniakan Allah (inilah sifat
Rakus pada diri kita).
9. Adam dan Hawa menutup aurat. (Inilah awalnya peradaban manusia, rasa malu).
10. Adam diturunkan ke Bumi. (jadilah kita: Bani Adam)
11, Adam bertobat dan tobatnya diterima. (jadi tidak ada dosa keturunan, Allah sudah ridho)
12. Adam dibimbing cara beribadah di lembah Bakkah. (inilah tugas manusia)
Masuklah Adam ke alam fisik (Bumi), yang telah diceritakan tadi, yang sudah siap
menerima kehidupan manusia. Kekhalifahan pun dimulai. Seperti kisah sebelumnya,
keturunan Adam dipersilakan mengambil manfaat dari karunia Allah di Bumi, sambil
melestarikannya. Untuk dapat memanfaatkan dan melestarikannya, ambillah pelajaran dari
pengalaman (peng-alam-an) berinteraksi dengan alam. Dari pengalaman-pengalaman yang
sejenis dan berulang-ulang muncullah pengetahuan yang disimpan dalam pikiran.
Pengetahuan-pengetahuan yang sejenis dan disusun secara sistematis menjadilah ilmu. Ilmu
yang diterapkan untuk menciptakan alat untuk mengolah alam, menjadilah teknologi. Semua
proses itu membentuk peradaban dan budaya. Dengan peradaban dan budaya jadilah manusia
makhluk sosial yang gemar berbagi hasil teknologi tadi.
Satu misi lagi, Adam dan Hawa dibimbing cara beribadah di lembah Bakkah, cikal
bakal Ka’bah, dan awalnya tawaf. Diberi tahu mana yang boleh, mana yang tidak, seperti
ketika di surga dulu. Inilah rekam jejak Adam pada awalnya. Khalifah dan Ibadah.
Perhatikan, Allah mengasihi dan menyayangi Adam yang telah bertobat. Lebih
banyak karunianya, daripada larangannya. Kaidah agama: Pada dasarnya semua boleh,
kecuali yang dilarang, dan larangannya sedikit saja. Sedangkan beribadah, pada dasarnya
tidak boleh, kecuali yang diperintahkan saja. Masya Allah.
Kita refleksi sejenak. Sudahkah kita mengambil pelajaran dari alam (tadabbur,
tafakkur)?. Sudahkah kita mengkaji pengalaman-pengalaman kita? Sudahkah kita menuntut
ilmu yang telah tersusun dari pengalaman-pengalaman? Sudahkah kita mencipta sesuatu dari
ilmu itu? (berkarya). Sudahkah kita beradab (membangun keseimbangan/kepantasan alam),
dan berbudaya (membangun kesadaran bersama)?. Sudahkah kita beribadah, mematuhi
perintah, dan menjauhi larangan? Insya Allah.
Kita ingat lagi. Tuhan mengizinkan Iblis dan keturunannya mengganggu keturunan
Adam. Allah juga memberi tahu kita, Iblis dan manusia yang bersifat iblis, adalah musuh
manusia. Mereka disebut setan. Allah juga memberi tahu, setan datang dari depan, belakang,
kiri dan kanan. Dia tidak dapat mendatangi manusia dari atas dan bawah. Karena itu julurkan
tangan kita ke atas sambil membasahi lidah dan hati kita dengan selalu berzikir mengingat
Allah, dan rendahkanlah benak (di kepala) kita ke bumi, dengan bersujud (Quraisy
Shihab:2012). Sudahkah kita?
Sekali lagi ingat. Grafik masa depan kita, kita sendiri yang membuatnya, kita memilih
biru atau merah (memilih amal perbuatan kita, taat atau amksiat). Menjelang akhir hayat
kita, selain beribadah, ada tiga amal yang tidak boleh putus, sebelum Allah memutusnya.
1. Belajar (penuntut ilmu) dan Mengajar (pencerah ilmu).
Sebaik-baik ilmu, adalah ilmu yang selaras dengan agama Islam, yang dibenarkan
al-Qur’an dan al-Hadist. Sebaik-baik pembelajar adalah pembelajar yang
mentadabbari dan mentafakkuri Al Qur’an dan sunnah. Sebaik-baik pengajar
adalah yang mengajarkan ilmu berbasis al-Qur’an dan Sunnah, mengamalkannya,
dan ikhlas.
2. Sedekah dan amal jariah.
Sedekah dan amal jariah tidak harus dengan kekayaan. Dengan membuang duri di
jalan, itu sedekah, dengan senyum saja juga sedekah. Ada kisah menarik, seorang
nenek, rajin sekali setiap harinya menyapu atau membersihkan masjid Nabawi.
Suatu ketika, lama nenek itu tidak datang. Rasulullah bertanya, “Kemana
perempuan tua yang biasa membersihkan masjid?” . Sahabat menjelaskan, “ia
telah berpulang ke rahmatullah”. Rasulullah mendo’akan, sambil berkata “ia
menghadap Allah dengan membawa amalnya itu”. (sedekah tenaga).
3. mendidik anak cucu, menjadi anak sholeh, yang nantinya selalu mendoakan
kedua orangtuanya.
Hanya tiga amal ini yang terus mengalir, dan diantarkan kepada kita di alam barzach
(kubur). Alam barzach, adalah alam persinggahan sementara, menunggu datangnya alam
kekal abadi di akhirat nanti. Kita diberitahu, bahwa grafik merah kita sebenarnya, dapat
dihapus oleh grafik biru kita, jika memenuhi kondisi berikut: Ketika masih di dunia, kalau
kita bertobat secara nasuha. Ketika sakaratul maut kalau kita husnul khatimah (tetap beriman
La ilaha illallah); Ketika di alam barzah, kalau ada yang mengirimkan doa dari orang yang
memanfaatkan ilmu yang kita ajarkan, dari orang yang memanfaatkan amal jariah kita, dan
dari anak cucu kita yang sholeh. Kalau masih belum bersih juga, bersiaplah dicuci, dirinso,
digiling, dibilas, diperas, dijemur di neraka. Naudzubillah min dzalik.
Sesungguhnya, Adam disayang Allah. Kita keturunan Adam diwajibkan mencari
bekal untuk kembali bertemu Allah. Jadi visi hidup kita, untuk kembali kepada Allah. Misi
kita mencari bekal. Sebaik-baik bekal adalah taqwa. Metode kita imanan wahtisban.
Kita diberi kelebihan akal, mata, telinga dan hati. Kita diberi kesempatan menggali
ilmu. Secara ilmu, kita dapat menjadi baik, kalau kita membiasakan meng-ON-kan gen
positif. Meng-OFF-kan gen negatif. Gen positif bisa ON, jika pikiran, mata, telinga, perasaan
dan hati kita dibiasakan bersikap positif, antara lain: berpikir optimis (Saya bisa, insya Allah),
mata, telinga, mulut kita dibiasakan berfungsi positif (memandang huruf al Qur’an,
mendengarkan dan mengaji al Qur’an), perasaan dibiasakan merasa positif (berbaik sangka),
hati dibiasakan menghayati positif (Allah bersama saya). Memakai wewangian dan selalu
memperbaharui wudhu juga meng-ON-kan gen positif.
Pernahkah kita mendengar, ada orang yang mampu melompati pagar setinggi 2 meter,
karena dikejar anjing? Itulah akibat gen positif yang bangkit. Maka kita bisa beribadah
dengan khusuk, jika gen positif kita bangkit, karena merasa sedang ditatap terus menerus oleh
Allah. Kita juga bisa bekerja sekeras-kerasnya, jika gen positif kita bangkit, karena terbayang
enaknya jadi orang kaya, bisa umrah berkali-kali, dan bersedekah kepada banyak orang.
3. KEMBALI KE GRAFIK
Kita sekarang berada di posisi (xn,yn). Kemana kita melangkah? Warna apa kita
taburkan pada grafik itu? Grafik kita semakin menuju (xn,0). Di bilangan manakah xn akan
berhenti? Sebelum xn berhenti, marilah kita mohon hidayah agar Gen yang kita ON-kan
adalah Gen baik. Apapun pilihan kita, positif atau negatif akan terjadi, jika Allah
mengizinkan. (Positif = manfaat, negatif = mudhorat). Allah Maha Mengetahui isi hati kita.
Kejadian positif terjadi, ada dua kemungkinan. Kalau ia beriman, itu terjadi karena DIA tahu
ada keikhlasan di hatinya untuk menerima ajaran Allah. Kalau dia tidak beriman, itu terjadi
sebagai ujian, ada atau tidak, rasa imannya tergugah. Kejadian negatif terjadi, juga dua
kemungkinan. Kalau dia beriman, itu terjadi sebagai ujian agar bisa naik ke derajat yang lebih
tinggi. Kalau dia tidak beriman, itu terjadi karena DIA tahu, keras sekali hatinya, buta sekali
matanya dan tuli sekali telinganya terhadap ajaran Allah. Maka dalam membermaknakan
hidup ini, kita berusaha, kita berdoa dan kita bertawakkal. Kita ini lemah. La haula wala
quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘aziim. Ihdinasysyirotol mustaqim, shirotol ladzina an’amta
alaihim, ghairil maghdhubi alaihim waladhdhollin.
D. PENUTUP
Dalam menutup renungan ini, tidak ada yang lebih layak diucapkan, selain memasrahkan diri
kepada Allah dengan berdoa:
Ya. Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, Ya Muhaimin, Ya ‘Alim, Ya Ghaffar, Ya Thawab, Ya
Razzaq, Ya Syafii’, Ya Qawwiy, Ya Aziz. Dengan nama-MU aku berdoa. Ya Allah.
Engkau Maha Pengasih, Maha Penyayang. Aku merasakan betapa besar kasih sayang-Mu,
betapa banyak nikmat yang kau berikan kepadaku, Engkau tanamkan rasa syukur di hatiku.
Maka aku bersyukur atas semua nikmat itu. Namun Engkau Maha Mengetahui segala
perbuatanku. Banyak sekali perbuatanku yang tidak sesuai dengan ajaran-Mu, tidak menuruti
perintah-MU, dan melanggar larangan-MU, Namun Engkau Maha Pemaaf, Maha
Pengampun. Maha Penerima Tobat. Maafkanlah segala kesalahanku, ampunilah segala
dosaku, terimalah tobatku. Mampukanlah aku bertobat yang sebenar-benarnya tobat.
Engkau Maha Pemelihara, peliharalah aku sehingga aku selalu berada dalam jalan lurus-Mu,
tidak menyimpang akibat godaan setan, dan tidak terjadi hal-hal buruk akibat perbuatanku.
Engkau Pemberi Pengetahuan, maka berilah aku pengetahuan untuk membedakan mana yang
hak dan mana yang bathil. Engkau Pemberi Kekuatan, maka berilah aku kekuatan, untuk
dapat melaksanakan yang hak dan menjauhkan yang bathil.
Engkau Pemberi Rezeki, berilah aku rezeki untuk aku nafkahkan di jalan-Mu. Engkau
Pemberi Kesehatan, maka berilah aku kesehatan sehingga aku dapat berbakti kepada-MU.
Engkau Maha Kuat dan Maha Perkasa. Aku sangat takut akan murka-Mu, namun aku
mengetahui, rahmat-Mu mendahului murka-Mu. Maka aku mohonkan rahmat-Mu. Dengan
rahmat-Mu, ridhoilah hidupku, ampunilah dosaku, kalau sampai akhir hayatku, akhirilah
dengan husnul khotimah. Masukkanlah aku ke surga-Mu, pertemukan aku dengan nabi-Mu,
Nabi Muhammad saw yang aku sangat mencintainya, izinkan aku memandang wajah-Mu di
surga sebagaimana yang Engkau janjikan. Hanya pada-Mu aku menyembah, dan hanya pada-
MU aku mohon pertolongan. Aku bersaksi, tiada tuhan yang wajib disembah, selain Engkau,
dan aku bersaksi, nabi Muhammad saw adalah rasul-Mu yang terakhir. Subhanaka Rabbika
Rabbil Izzati ama yasifun, wassalamun alal mursalin, walhamdulillah rabbil alamin. Amin.
Ya Rabbal Alamin.
Jakarta, 31 Agustus 2013 / 24 Syawal 1434 H
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, A.G., (2002), ESQ. Mengembangkan Kecerdasan Emosional Spiritual, Jakarta:
Arga.
Al-Jahiz, A.U., (2002), Desain Ilahi. Jakarta: Serambi.
Armstrong, T. (2005), 7 Kinds of Smarts, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Departemen Agama RI, (2010), Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka, Al-Hidayah,
Jakarta: Kalim
Hawking, S., (2012), Grand Design, Jakarta: Kompas Gramedia
___________(2013), A Brief History of Time, Jakarta: Kompas Gramedia
Murakami, K., (2008), The Divine Message of The DNA, Jakarta: Mizan
____________ (2013), Misteri DNA, Jakarta: Kompas Gramedia.
Muthahari, Murtadha, (1999), Fitrah. Jakarta: Penerbit Lentera,
_________________, (2001), Manusia dan Takdirnya. Bandung: Penerbit Muthahhari.
Nurrahman, W., (2009), Menguak Misteri Kecerdasan Manusia, Yogyakarta: Piss Publishing
Poniman, F., Nugroho, I., Azzaini, J. (2010), DNA Sukses Mulia, Jakarta: Kompass Gramedia
Rusdi (2013), 7 Kejaiban Tubuh, yang Membuat Anda Melebihi Malaikat, Jakarta: Diva
Sentanu, E. (2008), Kuantum Ikhlas, Jakarta: Elex Komputindo
Shihab, M.Quraish, (2012), Al-Lubab, Jakarta: Lentera Hati
Sudarmojo, Agus H. (2013), DNA Muhammad, Yogyakarta: Bunyan
Uwaidah, Kamil, (2008), Hadist Qudsi, Jakarta: Pena Pundi Aksara