00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

39
PANDUAN SINGKAT BELAJAR FOTOGRAFI MANDIRI Memahami Metering, Shutter Speed dan Aperture

description

Shutter Speed & Aperture

Transcript of 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

Page 1: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

PANDUAN SINGKAT

BELAJAR FOTOGRAFI MANDIRI

Memahami Metering, Shutter Speed dan

Aperture

Page 2: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 3

PRAKTEK 4

INFORMASI DASAR 5

KECEPATAN (SHUTTER-SPEED) 6

BUKAAN RANA (APERTURE WIDTH) 9

DASAR-DASAR KAMERA 11

FOKUS 13

METERING 15

TIPS 19

LATIHAN #1

LATIHAN #2

LATIHAN #3

LATIHAN #4

LATIHAN #5

LATIHAN #6

LATIHAN #7

LATIHAN #8

LATIHAN #9

LATIHAN #10

INFORMASI LEBIH LANJUT

Page 3: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

PENDAHULUAN Buku ini akan memberikan pengetahuan dasar mengenai pemotretan dan membantu Anda untuk memahami pengaturan shutter speed & aperture dan pengaruhnya pada foto yang Anda dapatkan. Setelah membaca & mempraktekkan latihan-latihan dalam biku ini buku ini, Anda akan mampu menghasilkan foto yang cerah, tajam, & jernih pada berbagai kondisi. Yang Anda perlukan adalah:

1. Kamera dengan kemampuan Manual & Priority Setting (P, A, S, M) 2. Buku petunjuk penggunaan kamera (Manual/ Camera user’s Guide) 3. Latihan & kreativitas

Sebuah tripod akan menjadi alat yang sangat berguna untuk melakukan latihan-latihan dalam panduan ini. Tripod juga akan sangat bermanfaat untuk Anda dalam berbagai kesempatan pemotretan. Jika Anda belum memiliki tripod, cobalah untuk mencari benda-benda yang cukup kokoh untuk meletakkan kamera untuk pemotretan tanpa dipegang (auto shutter). Selamat berlatih & semoga bermanfaat

Page 4: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

PRAKTEK Latihan-latihan yang termuat dalam buku ini bertujuan untuk memberikan Anda pemahaman tentang pengaruh perbedaan setting shutter speed & aperture terhadap foto yang dihasilkan. Kamera digital memberikan keuntungan besar karena Anda dapat segera melihat hasilnya setelah pemotretan, jadi sebaiknya Anda melakukan semua latihan yang diperlukan. Jangan takut untuk mencoba berbagai setting, lakukan praktek sebanyak-banyaknya. Download foto yang Anda hasilkan, lalu copy & paste ke halaman yang tersedia sebagai referensi untuk Anda sendiri. Karena buku ini berfokus pada shutter speed dan aperture, ada baiknya Anda memastikan setting yang lain tidak berubah. Untuk mudahnya, kecuali dinyatakan lain, pastikan saja setting yang lain berada pada posisi berikut: ISO setting 200 White balance Sunny/ Daylight Focus mode Auto Metering mode Centre weighted Keuntungan dari kamera digital adalah bahwa gambar yang dihasilkan selalu memiliki data EXIF (EXposure InFormation). Data ini dapat Anda gunakan untuk belajar. Dalam data ini terkandung banyak informasi, termasuk data alat yang digunakan, mode pemotretan, metering, dsb. Yang penting untuk Anda ketahui dalam praktek ini adalah, bagaimana Anda dapat mereview gambar dalam kamera dan melihat data-data:

1. ISO 2. Shutter speed 3. Aperture

Page 5: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

INFORMASI DASAR Fotografi berasal dari kata photos (cahaya) dan graphy (gambar), jadi fotografi berarti menggambar dengan cahaya. Kunci untuk menghasilkan foto yang bagus adalah kemampuan untuk memahami & memanfaatkan cahaya yang ada – atau dengan bantuan alat pencahayaan (lighting) – sehingga diperoleh foto yang cerah, tajam & jernih.

Cerah (contrast) – jelas perbedaan antara warna-warna dan elemen-elemen dalam foto Tajam (sharp) – fokus, garis-garis batas dan detil obyek terekam dengan baik Jernih (clear) – tidak terganggu oleh noise atau artefak, baik akibat debu pada harware ataupun keterbatasan proses

Kamera digital memiliki 3 cara untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke sensor: 1. Kecepatan (shutter speed) 2. Bukaan lensa (aperture) 3. Kepekaan (ISO)

Sebuah foto yang bagus akan dihasilkan jika sensor memperoleh cukup cahaya untuk mereproduksi gambar. Kombinasi ISO, shutter speed & aperture akan menentukan banyaknya cahaya yang sampai ke sensor. Artinya, ada berbagai kemungkinan untuk memperoleh cahaya yang mencukupi. Sebagai patokan dasar, berikut ini adalah setting shutter speed dan aperture yang digunakan untuk pemotretan di luar ruangan (ruang terbuka) pada tengah hari yang cerah

ISO 200 Speed 250 (lama bukaan 1/250 s) Aperture f/16

Setting ini dikenal dengan istilah BDE = Bright Daylight Exposure Kombinasi lain yang mungkin digunakan untuk memperoleh cahaya yang sama pada sensor: ISO 100 100 200 200 400 800 Speed 125 250 250 500 500 500 Aperture 16 11 16 11 16 22 Untuk kondisi pagi hari yang cerah, kombinasi berikut dapat digunakan: ISO 100 100 200 200 400 800 Speed 125 250 250 125 250 500 Aperture 8 5.6 8 11 11 11 Pada kamera digital poket (non DSLR) yang memiliki sensor kecil, perlu ada tindakan untuk menghindari noise yang berlebihan, oleh karena itu pemakaian ISO terbatas pada setting 50, 100, 200 dan 400. Efek paling jelas dari perubahan ISO adalah besarnya grain dan timbulnya noise. Panduan singkat ini hanya akan membahas pengaturan setting kecepatan & bukaan lensa. Walau demikian, Anda dapat juga memanfaatkan buku ini untuk memahami pengaruh ISO dengan melakukan latihan-latihan yang tersedia pada setting ISO yang berbeda. *) ISO adalah singkatan dari International Standards Organization, organisasi dunia yang menetapkan angka-

angka pada film berdasarkan kepekaannya terhadap cahaya. ASA adalah singkatan dari American Standards Association, organisasi yang menetapkan standar di Amerika Serikat. Walaupun organisasi ini sudah berubah nama, namun singkatan ASA masih sering dipakai untuk menyatakan kepekaan film. ISO dan ASA mengacu pada besaran yang sama.

Page 6: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

KECEPATAN RANA (SHUTTER-SPEED) Shutter adalah alat yang membatasi antara lensa dengan media film atau sensor. Alat ini akan membuka ketika tombol shutter ditekan dan menyebabkan media terekspos oleh cahaya. Posisinya digambarkan pada diagram berikut:

Speed setting akan mengatur lamanya waktu terbukanya shutter. Shutter speed dinyatakan dengan angka 4000, 2000, 1000, 500, 250, 125, 60, 30, 15, 8, 4, 3, 2, 1”, 2”, 4”. Angka-angka pada shutter speed setting merupakan penyebut dari waktu sensor terbuka. Misalnya, speed 250 berarti sensor terbuka 1/250 detik. Waktu terbuka di atas 1 detik ditandai dengan tanda kutip ( “ ), misalnya 2” berarti sensor terbuka selama 2 detik. Waktu terbuka yang lebih panjang berarti bahwa sensor menerima cahaya yang lebih banyak. Beberapa kamera memiliki shutter speed tercepat hingga 1/8000 s dan speed lambat hingga 30 s. Kamera-kamera profesional mungkin memiliki kecepatan yang ditandai dengan huruf B (Bulb), yaitu setting yang akan terus membuka shutter selama tombol ditekan. Setiap perubahan pada kecepatan maupun bukaan dikenal dengan istilah f-stop. Perubahan dari 2000 ke 1000 atau dari 500 ke 250 disebut dengan 1 langkah f-stop. Perhatikan bahwa pada setiap langkah, angkanya berubah menjadi ½ dari sebelumnya. Artinya, untuk setiap langkah perubahan, banyaknya cahaya yang sampai pada sensor akan berlipat 2. Pada ilustrasi berikut, banyaknya cahaya yang sampai pada sensor adalah volume dari tabung cahaya. Panjang tabung menunjukkan lamanya pencahayaan, sedangkan diameter tabung menunjukkan lebar bukaan (aperture).

Page 7: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

Di pagi hari yang cerah, Anda dapat menggunakan shutter speed yang cepat, misalnya 1/250 s

Namun pada kondisi mendung dan intensitas cahaya berkurang, Anda harus memperlambat shutter speed agar waktu pencahayaan menjadi lebih panjang, misalnya menjadi 1/30 s

Pada kondisi tertentu, mungkin perlu digunakan shutter speed lebih cepat dikombinasikan dengan bukaan lebar

Atau justru sebaliknya, shutter speed lebih lambat dengan bukaan sempit

Intinya, perbedaan setting shutter speed akan menyebabkan perbedaan lamanya waktu pencahayaan. Pada bukaan aperture yang sama, banyaknya cahaya yang diterima sensor adalah sebanding dengan lama waktu pencahayaan.

Page 8: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

Untuk lebih memahami tentang kecepatan, Anda dapat mencoba beberapa setting. Jika kamera Anda memiliki mode M, gunakan mode tersebut dengan nilai aperture tetap, misalnya f/5.6. Lalu lakukan pemotretan dengan beberapa shutter speed, misalnya 250, 125, 60. Amati perbedaan yang dihasilkan dari setiap setting. Setelah itu, cobalah menggunakan speed lambat, misalnya 1”, 2” atau 4”, perhatikan perbedaan waktu antara saat Anda menekan tombol shutter dengan saat terdengarnya suara shutter tertutup. Foto berikut dibuat dengan speed lambat:

Bertahan di Tengah Arus Zaman ISO 200, 0.7s, f/4

Page 9: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

BUKAAN RANA (APERTURE WIDTH) Aperture akan mengatur luas bukaan jendela melalui lensa menuju sensor. Aperture terdiri dari beberapa bilah penutup (blade) yang dapat bergerak sedemikian hingga membentuk lubang kecil di tengahnya. Pada era kamera analog, pengaturan aperture dilakukan melalui aperture ring pada lensa. Saat ini, baik speed maupun aperture dilakukan lewat kamera. Contoh bentuk aperture:

Aperture 6 blade bentuk siku (kiri) dan aperture 8 blade bentuk sabit (kanan) Aperture dinyatakan dengan angka-angka 22. 16, 11, 8, 5.6, 4, 2.8. Angka-angka pada aperrture setting merupakan penyebut dari diameter bukaan lensa. Misalnya f/4 berarti diameter bukaan 1/4 inch. Artinya, semakin kecil angka aperture, berarti diameter bukaan lensa menjadi lebih besar. Lebar bukaan rana dapat digambarkan sebagai berikut:

Atau dapat juga digambarkan seperti ini:

Perhatikan bahwa jendela cahaya pada lensa berbentuk seperti lingkaran. Cahaya yang masuk akan sebanding dengan luas bukaan aperture, atau kuadrat dari jari-jarinya (atau ¼ dari kuadrat diameternya). Oleh karena itu, untuk memperoleh cahaya 2 kali lebih banyak, diperlukan pertambahan diameter sebesar 1.4 (= akar 2) kali diameter sebelumnya. Jadi,

Page 10: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

sebagaimana pada shutter speed, setiap perubahan f-stop pada aperture berarti pertambahan cahaya 2 kali lipat.

Exposed ISO 200, 1/800 s, f/5.6

Page 11: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

DASAR-DASAR KAMERA Setiap kamera – baik digital maupun analog – memiliki 3 fungsi dasar yang akan mempengaruhi foto yang dihasilkan. Ketiga fitur dasar itu adalah:

1. Kecepatan (shutter speed) 2. Bukaan lensa (aperture) 3. Ruang tajam (focus)

Untuk mudahnya dan agar Anda lebih terbiasa dengan istilah fotografi, dalam pembahasan selajutnya kita akan menggunakan istilah shutter speed, aperture, dan fokusI. Agar dapat melakukan latihan-latihan dalam buku ini secara maksimal, Anda memerlukan kamera yang memiliki fitur Priority Setting atau Manual Setting. Fitur ini ditandai dengan kode P , A (Av), S (Tv), dan M. Penjelasan singkat untuk masing-masing mode adalah:

• P (Programmed Setting) adalah mode pada kamera yang akan menentukan setting shutter speed, aperture, dan internal flash secara otomatis tanpa melakukan pengaturan ISO

• A (Av, Aperture Priority) adalah mode pada kemara yang akan menyesuaikan pengaturan shutter speed berdasarkan setting aperture yang ditentukan oleh fotografer.

• S (Tv, Shutter Priority) adalah mode pada kemara yang akan menyesuaikan pengaturan aperture berdasarkan setting shutter speed yang ditentukan oleh fotografer.

• M (Manual Setting) adalah mode yang menyerahkan setting sepenuhnya pada fotografer.

Manual mode paling baik untuk melakukan latihan-latihan dalam panduan ini. Sayangnya, tidak semua kamera digital dilengkapi dengan mode ini. Selain kamera DSLR, kamera-kamera dari kelas prosumer berikut mempunyai mode M:

• Canon seri SX (SX-1, SX-10, SX-20, SX-120) • Panasonic seri FZ (FZ-18, FZ-28, FZ-35) • Fujifilm seri S (S1500, S700, S8000, S100fs, S200EXR) • Nikon L100 dan P90 • Kodak Z950

Page 12: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

Mungkin ada beberapa yang tidak sempat disebut karena teknologi & produk kamera yang terus berkembang. Di luar itu, Anda tetap dapat menggunakannya sebagai alat untuk memotret dan berlatih, tapi mungkin kurang maksimal dalam pemahaman. Karena buku ini ditujukan untuk memahami shutter speed & aperture, maka pastikan saja kamera Anda berada pada posisi autofocus yang aktif sehingga Anda tidak direpotkan oleh pengaturan fokus ketika memotret. Sebagai obyek foto dalam latihan, pilihlah benda yang:

1. Berwarna terang 2. Berukuran tidak terlalu kecil. 3. Cukup berat/ tidak mudah tertiup angin 4. Memiliki dasar yang rata/ mudah diletakkan dengan stabil 5. Memiliki detil yang jelas

Saya biasanya menggunakan benda-benda yang ada di meja kerja sebagai obyek foto, misalnya gelas keramik, remote AC/TV atau bahkan antena Wi-Fi seperti foto ini:

Indoor Wi-Fi Antenna ISO 400, ¼ s, f/3.5

Page 13: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

FOKUS Pengertian mengenai fokus paling mudah diperoleh dengan menggunakan kaca pembesar (lup). Benda yang tepat berada pada jarak fokus akan tampak tajam sedangkan benda-benda lain di luar fokus akan tampak kabur. Hal yang sama berlaku pada lensa kamera. Fokus yang tepat akan menuntun pemirsa foto untuk memahami apa yang ingin Anda sampaikan melalui foto. Berikut contoh perbedaan hasil akibat perbedaan pengaturan fokus:

Iklan bahan pembersih dengan laptop sebagai latar belakang

Iklan laptop dengan bahan pembersih sebagai latar depan ISO 200, 0.5s, f/3.5 (untuk kedua foto di atas) Sebagaimana kita menggerakkan lup maju mundur untuk menemukan fokus yang tepat, begitu juga lensa kamera bergerak maju mundur untuk mendapatkan fokus. Pada masa film analog, proses fokus dilakukan melalui sebuah ring yang menggerakkan lensa maju mundur. Pada kamera digital, sudah terdapat fasilitas auto-focus yang sangat memudahkan fotografer dalam pemotretan. Walaupun demikian, ada kondisi-kondisi khusus yang memerlukan proses fokus

Page 14: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

secara manual. Catatan mengenai hal ini dapat Anda temukan di blog saya: http://fotografi-dasar.blogspot.com Yang perlu diingat dalam pemotretan berkenaan dengan fokus adalah:

1. Jarak fokus terdekat Obyek yang terlalu dekat dengan kamera tidak akan tampil tajam. Pada kondisi normal, biasanya jarak fokus terdekat adalah 50 cm, beberapa lensa tele memiliki jarak fokus terdekat 1,2 m (4 feet). Untuk memotret benda-benda pada jarak kurang dari 50 cm, Anda harus menggunakan lensa atau mode makro

2. Posisi tak hingga (hiperfocal) Hiperfocal (∞) adalah titik terjauh lensa untuk melakukan fokus selektif. Jika lensa ditempatkan pada posisi ini, SEMUA benda yang berada di belakangnya akan tampak tajam. Pemahaman mengenai hiperfocal diperlukan pada pemotretan landscape yang menghendaki semua obyek hingga ke horizon tampil tajam.

Untuk memperoleh foto yang tajam, obyek utama harus ditempatkan pada jarak antara fokus terdekat dengan hiperfocal. Pada umumnya, kamera akan melakukan fokus pada benda yang berada tepat di tengah-tengah frame. Jika obyek yang akan Anda ambil tidak berada tepat di tengah, ada beberapa alternatif:

1. Lakukan fokus, tahan tombol shutter setengah & lakukan rekomposisi. Ini bisa dilakukan pada pemotretan langsung.

2. Lakukan fokus, lalu matikan AF, baru melakukan rekomposisi. Tips ini bisa digunakan jika Anda memotret dengan menggunakan auto timer.

Beberapa tipe kamera digital modern bahkan memiliki fitur continuous AF – sistem autofokus yang mampu mengikuti gerakan benda. Fitur ini dapat bersifat menguntungkan, namun untuk benda-benda yang bergerak ‘terlalu cepat’ justru menyebabkan kehilangan momen. Anda diharapkan untuk berlatih sendiri mengenai pengaturan fokus ini karena buku ini menitikberatkan pada pemahaman mengenai shutter speed dan aperture. Beberapa catatan tambahan yang berguna akan dapat Anda temukan di http://fotografi-dasar.blogspot.com

Page 15: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

METERING Metering adalah proses pengukuran cahaya oleh kamera berdasarkan pada kontras dan pantulan cahaya dari obyek. Metering akan sangat berguna pada pemakaian dengan mode P, A,(Av) dan S (Tv). Fungsi ini tidak bekerja pada setting M dengan anggapan fotografer telah memiliki pengalaman dan pertimbangan pribadi untuk menggunakan mode M tersebut. Dalam proses pengukuran cahaya ini, kamera akan membandingkan pantulan cahaya yang diterimanya dengan pantulan cahaya oleh benda berwarna kelabu sedang (middle grey). Term kelabu sedang ini adalah standard yang digunakan dalam percetakan untuk menunjukkan kepadatan distribusi tinta hitam di atas kertas putih yang menghasilkan pantulan cahaya dengan intensitas 18% dari sumber aslinya. Pada prakteknya, berbagai warna lain juga dapat menghasilkan pantulan cahaya dengan intensitas 18% dari sumber aslinya.

(Catatan: pada dasarnya, kamera digital adalah sebuah alat buta warna dan hanya melihat dunia secara hitam-putih) Berdasarkan pengukuran ini, kamera akan memberikan informasi mengenai kondisi pencahayaan yang ada dan melakukan kompensasi yang diperlukan. Benda-benda yang terang (memantulkan lebih dari 18% cahaya) akan menyebabkan over-exposed dan dikompensasi dengan memepercepat shutter speed atau mempersempit aperture. Sebaliknya, benda-benda gelap (memantulkan kurang dari 18% cahaya) akan menyebabkan under-exposed dan dikompensasi dengan memperlambat shutter speed atau memperlebar aperture. Hasil akhir dari pengukuran & kompensasi itu memberikan 3 kemungkinan hasil:

1. Pencahayaan kurang (under-exposed) Ditunjukkan dengan tampilan setting shutter speed dan aperture yang berkedip-kedip, di beberapa kamera ditandai dengan warna merah. Pada mode P, kombinasinya menunjukkan speed paling lambat & aperture lebar. Pada mode A (Av) akan ditunjukkan speed paling lambat, Pada mode S (Tv) digunakan bukaan paerture paling lebar. Untuk mengatasi problem ini, naikkan ISO atau gunakan pencahayaan tambahan (flash atau studio light)

2. Pencahayaan baik/ cukup Umumnya ditandai dengan tanda fokus dan metering berupa bulatan berwarna hijau yang menyala, Tampilan setting shutter speed & aperture normal tidak berkedip, di beberapa kamera ditandai dengan warna hijau

3. Pencahayaan berlebih (over-exposed) Ditandai dengan tampilan setting shutter speed dan aperture yang berkedip-kedip, di beberapa kamera ditandai dengan warna merah. Pada mode P, kombinasinya menunjukkan speed tercapat & aperture sempit. Pada mode A (Av) akan ditunjukkan speed paling cepat, Pada mode S (Tv) digunakan bukaan paerture paling sempit. Untuk mengatasi ini, turunkan ISO setting atau gunakan filter ND (Neutral Density) untuk menghambat sebagian cahaya.

Page 16: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

Dengan mempertimbangkan berbagai kombinasi antara obyek dengan background, kamera digital modern dilengkapi beberapa mode metering untuk menjamin pengukuran cahaya dengan tepat. Mode yang umumnya tersedia adalah:

1. Average/ Multi Segment Kamera memperhitungkan distribusi pantulan cahaya rata-rata dari seluruh bagian frame. Mode ini digunakan secara umum, paling cocok digunakan pada pemotretan di luar ruangan maupun di dalam studio dengan sumber cahaya merata.

Old Clock ISO 100, 1/80s, f/3.5

2. Centre Weighted

Kamera akan melakukan pengukuran cahaya dengan bobot lebih besar pada bagian tengah gambar. Gambar di samping menunjukkan distribusi pembobotan metering. Bidang dengan warna lebih putih mendapatkan bobot yang lebih besar daripada bidang kelabu. Mode ini digunakan sebagai standard umum untuk menggantikan average metering.

3. Partial

Pada mode ini, kamera hanya memperhitungkan pantulan cahaya dari 15-25% luas frame untuk melakukan metering. Resikonya, pada bagian-bagian lain dari frame kemungkinan terjadi over- atau under-exposed. Mode ini tepat untuk digunakan jika Anda melihat bahwa obyek yang harus ditampilkan secara detil hanya menempati sebagian kecil frame.

Page 17: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

Pemotretan obyek dengan kondisi backlit (sumber cahaya berada di belakang obyek) merupakan salah satu kondisi yang cocok untuk aplikasi mode ini.

Inside The Stupa ISO 200, 1/40s, f/3.5

4. Spot

Pada mode ini, kamera hanya memperhitungkan pantulan cahaya dari 5-10% luas frame untuk melakukan metering. Karena sempitnya area yang menjadi patokan, mode ini biasanya digunakan untuk metering dengan grey-card atau keperluan khusus. Misalnya untuk pemotretan dengan kondisi pencahayaan yang tidak biasa.

Kembang api pertama ISO 800, 1/8s, f/2.8

Page 18: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

5. Evaluative/ Matrix Metode ini merupakan pengembangan terbaru yang dirancang agar mampu memberikan hasil pengukuran cahaya yang lebih baik daripada metode Centre Weighted. Pada motode ini, kamera memperhitungkan kondisi pencahayaan dari beberapa bagian frame, namun dengan bobot yang berbeda-beda untuk setiap bagian. Karena masing-masing pemegang merk memiliki algoritma yang berbeda dalam metode ini, hasilnya menjadi sulit diprediksi oleh fotografer. Sampai saat ini, Centre Weighted agaknya masih menjadi metode umum untuk metering.

Sunflower ISO 200, 1/20s, f/3

Page 19: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

TIPS Kamera digital memberikan banyak keuntungan bagi Anda untuk berlatih. Saat masih menggunakan kamera film, eksperimen merupakan usaha dengan biaya tinggi, namun saat ini bisa dilakukan dengan mudah dengan kamera digital

1. Menentukan setting aperture & shutter speed yang tepat Ada car mudah untuk menentukan setting shutter speed & aperture saat Anda ragu-ragu untuk menetapkannya sendiri.

(1) Atur ISO pada 200 (2) Atur metering pada Centre weighted (3) Gunakan mode P, lalu potretlah obyek (4) Review foto, lihatlah setting aperture & speed shutter yg dipilih kamera.

Gunakan setting ini pada mode M (5) Jika gambar terlalu gelap, turunkan f-stop; sebaliknya jika gambar terlalu

terang, naikkan f-stop

2. Shutter speed untuk memotret aktivitas manusia minimal adalah 60 (1/60 s). Jika kamera memperoleh shutter speed lebih lambat daripada itu, bagian tubuh yang bergerak akan tampak kabur. Buka aperture lebih lebar atau naikkan ISO untuk memperoleh speed 60

3. Shutter speed minimum untuk menghindari shake pada pemotretan langsung dengan

kamera dipegang (handheld) adalah 30 (1/30 s). Usahakan untuk memperoleh speed lebih cepat dengan membuka aperture lebih lebar atau ISO lebih tinggi.

4. Silhouette atau siluet

Adalah foto bayangan sebuah obyek dengan sumber cahaya dari belakang (backlight - backlit). Foto seperti ini bisa diperoleh dengan memotret obyek menggunakan average metering, speed tinggi & aperture sempit menentang arah datangnya cahaya

Over The Sun ISO 100, 1/1000. f/2.8

Page 20: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

5. Untuk menghindari shake saat shutter ditekan pada pemotretan speed lambat dalam

ruangan, gunakan cable release, remote shutter, atau timer auto-shutter 2s

6. Urutan f-stop berdasarkan banyaknya cahaya masuk (dari intensitas rendah ke tinggi)

f-stop Shutter speed 2000 1000 500 250 125 60 30 15 Aperture 22 16 11 8 5.6 4 2.8 2

f-stop Shutter speed 8 4 2 1” 2” 4” 8” 15” Aperture 1.4 1

7. Standard umum setting aperture & shutter speed dalam berbagai kondisi: (ISO 200) Kondisi & Pencahayaan Shutter speed Aperture

Matahari besinar cerah atau terik di dataran terbuka (pantai pasir atau salju) BDE

1/250 f/16

Matahari bersinar cerah atau terik (bayangan tampak nyata)

1/250 f/11

Matahari bersinar lembut atau sedikit berkabut (sedikit bayangan)

1/250 f/8

Foto close-up di ruang terbuka dengan matahari cerah/ kondisi berawan tanpa bayangan

1/250 f/5.6

Foto di ruang terbuka dengan kondisi mendung 1/250 f/4 Hujan. Matahari tertutup awan 1/250 f/4 Neon signs & tanda lain di ruang terbuka pada malam hari

1/60 f/4

Interior dengan pencahayaan cukup terang dari lampu fluorescent (neon)

1/30 f/4

Jalanan dengan penerangan baik di malam hari 1/30 f/2.8 Interior rumah dengan penerangan baik di malam hari 1/30 f/2

Page 21: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

CATATAN UNTUK LATIHAN 1. Setting dalam latihan ini dinyatakan secara spesifik. Namun demikian, beberapa

kamera memiliki batas-batas setting aperture ataupun shutter speed yang mungkin tidak mengakomodasi setting yang tertulis, Anda diharapkan menyesuaikan kemampuan kamera dengan setting yang dikehendaki

2. Setting aperture f/2.8 dapat digantikan oleh setting terendah pada kamera Anda. Demikian juga setting aperture f/16 dapat digantikan dengan setting tertinggi pada kamera.

3. Beberapa kamera digital hanya mempunyai 3 posisi aperture: • f/3.5 untuk bukaan lebar • f/5.6 untuk bukaan sedang • f/8 untuk bukaan sempit

4. Pemgaturan shutter speed pada umumnya lebih leluasa (lebih banyak f-stop) daripada aperture

Page 22: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

LATIHAN 1 Yang terpenting dari sebuah foto adalah memperoleh hasil yang cukup tajam. Ini hanya dapat diperoleh jika kamera berada dalam posisi stabil dan kokoh saat pemotretan. Latihan ini dilakukan di siang hari yang cerah agar Anda dapat menggunakan setting sesuai BDE (ISO 200, speed 250, f/16). Jika Anda melakukan latihan ini pada kondisi yang berbeda, sesuaikan settingnya dengan mengikuti Tips 1. Carilah ruang terbuka yang cukup luas – misalnya 5 m x 5 m. Letakkan obyek Anda di tengah-tengah pada ketinggian 70-120 cm

a. Pasang kamera pada tripod atau letakkan pada posisi yang stabil, kokoh dan sejajar dengan obyek. Pastikan bahwa kamera benar-benar terletak dengan kokoh dan tidak bergerak saat tombol shutter ditekan. Lakukan fokus & memotretlah.

b. Lakukan pemotretan dengan setting yang sama, namun kali ini peganglah kamera dengan tangan Anda.

Copy & paste hasil foto (a) dan (b) di sini: Bandingkan foto yang dihasilkan pada (a) dengan hasil foto (b). Perhatikan jika ada perbedaan ketajaman di antara keduanya. Jika keduanya sama tajamnya, maka Anda sudah dapat memegang kamera dengan baik dan kuat. Kemampuan memegang kamera sekokoh karang merupakan modal dasar seorang fotografer. Kamera sama sekali tidak boleh bergerak, tergoncang, atau bergetar saat pemotretan. Tips untuk menghindari guncangan atau getaran pada kamera saat memotret dapat Anda baca di: http://fotografi-dasar.blogspot.com/2009/11/tips-menghindari-shake.html

Page 23: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

LATIHAN 2 Latihan ini dapat menggunakan obyek dan lokasi seperti pada Latihan 1, namun dilaksanakan pada sore menjelang malam hari ketika lampu-lampu sudah mulai menyala. Gunakan mode S, ISO 100, shutter speed pada 8. Pasang kamera pada tripod atau letakkan di tempat yang kokoh dan lakukan pemotretan. Selanjutnya, cobalah untuk memotret lagi dengan kamera dipegang tangan (handheld).

Shutter speed 8 berada di luar kemampuan tangan untuk memegang dengan stabil. Pada percobaan ini, kemungkinan besar foto yang dihasilkan akan blur akibat getaran kamera.

Page 24: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

Cobalah untuk memotret lagi dengan setting yang sama, kamera dipegang tangan (handheld), namun gunakan timer. Set timer pada 2 s. Jika kamera Anda tidak mengakomodasi timer 2 s, timer 10 s dapat digunakan, pastikan Anda memegang kamera dgn kokoh pada detik ke-9. Pada percobaan ini, walaupun mungkin hasilnya tidak setajam pada penggunaan tripod, tetapi hasil yang diperoleh akan lebih tajan daripada sebelumnya. Pada shutter speed lambat, getaran kamera akibat tekanan jari saat menekan tombol shutter merupakan penyebab blur yang tak dapat dihindari. Ini dapat diatasi dengan menggunakan cable release (remote shutter) atau menggunakan timer.

Page 25: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

LATIHAN 3a Atur kamera dengan setting exposure mode P. ISO 200, gunakan untuk memotret obyek di luar ruangan pada hari yang cerah. Setelah selesai memotret, review hasilnya dan temukan berapa angka speed shutter & aperture yang diperoleh. Post foto yang dihasilkan di halaman ini bersama data EXIF-nya.

Jika pemotretan dilakukan di ruangterbuka dengan matahari bersinar cerah, Anda mungkin memperoleh salah satu dari kombinasi berikut:

250 f/11 atau 500 f/8 atau 1000 f/5.6 Kalaupun diperoleh hasil yang berbeda namun Anda puas dengan hasilnya, gunakan hasil itu sebagai standar pribadi Anda untuk pemotretan berikutnya.

Page 26: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

LATIHAN 3b Gunakan mode M, ISO 200, speed 250, f/16 dan ambil foto obyek (Anda dapat juga menggunakan standar pribadi Anda yang diperoleh dari hasil Latihan 2a) Turunkan speed 1 atau 2 stop dan ambil lagi foto obyek Lakukan berulang hingga sebagian besar area frame berwarna putih Gunakan mode M, ISO 200, speed 250, f/16 dan ambil foto obyek (Anda dapat juga menggunakan standar pribadi Anda yang diperoleh dari hasil Latihan 2a) Turunkan setting aperture 1 atau 2 stop dan ambil lagi foto obyek Lakukan berulang hingga sebagian besar area frame berwarna putih

Anda akan memahami konsep over-exposed, terlalu banyak cahaya yang masuk sehingga foto menjadi pucat atau putih. Yang perlu Anda pahami adalah berapa f-stop yang diperlukan dari kondisi normal hingga over-exposed. Selisih f-stop ini menjadi batas toleransi jika Anda menemui kondisi pemotretan yang tricky.

Page 27: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

LATIHAN 3c Gunakan mode M, ISO 200, speed 250, f/16 dan ambil foto obyek Naikkan speed 1 atau 2 stop dan ambil lagi foto obyek Lakukan berulang hingga sebagian besar area frame berwarna hitam atau gelap Gunakan mode M, ISO 200, speed 250, f/16 dan ambil foto obyek Naikkan setting aperture 1 atau 2 stop dan ambil lagi foto obyek Lakukan berulang hingga sebagian besar area frame berwarna hitam atau gelap

Anda akan memahami konsep under-exposed, terlalu sedikit cahaya yang masuk sehingga foto menjadi gelap atau hitam. Yang perlu Anda pahami adalah berapa f-stop yang diperlukan dari kondisi normal hingga under-exposed. Selisih f-stop ini menjadi batas toleransi jika Anda menemui kondisi pemotretan yang tricky.

Page 28: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

LATIHAN 4 Temukan tempat yang cukup lapang dengan obyek yang cukup besar (misalnya pohon rindang, rumah, atau bangunan lain) sebagai latar belakang. Pada latihan ini Anda akan menggunakan 2 obyek:

1. Obyek yang Anda pilih (orang ataupun benda) diletakkan pada jarak 1,5 – 2 m 2. Obyek yang cukup besar sebagai latar belakang pada jarak 4 m atau lebih.

Gunakan mode A, ISO 200, aperture pada f/2.8, fokus pada obyek di latar depan dan lakukan pemotretan. Setting shutter speed yang ditentukan oleh kamera dapat Anda peroleh dari data EXIF saat review. Dengan setting yang sama, mode A, ISO 200, aperture pada f/2.8, fokus pada obyek di latar belakang dan lakukan pemotretan. Setting shutter speed yang ditentukan oleh kamera dapat Anda peroleh dari data EXIF saat review Dengan membandingkan kedua hasil di atas, Anda dapat melihat hasil yang diperoleh akibat perbedaan fokus. Kesalahan pemilihan fokus dapat mempengaruhi pesan yang ingin Anda sampaikan

Page 29: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

LATIHAN 5 Temukan tempat yang cukup lapang dengan obyek yang cukup besar (misalnya pohon rindang, rumah, atau bangunan lain) sebagai latar belakang. Pada latihan ini Anda akan menggunakan 2 obyek:

3. Obyek yang Anda pilih (orang ataupun benda) diletakkan pada jarak 1,5 – 2 m 4. Obyek yang cukup besar sebagai latar belakang pada jarak 4 m atau lebih.

Gunakan mode A, ISO 200, aperture pada f/2.8, fokus pada obyek di latar depan dan lakukan pemotretan. Setting shutter speed yang ditentukan oleh kamera dapat Anda peroleh dari data EXIF saat review. Dengan setting yang sama, mode A, ISO 200, aperture pada f/16 atau angka tertinggi yang bisa dicapai oleh kamera Anda, fokus pada obyek di latar depan dan lakukan pemotretan. Setting shutter speed yang ditentukan oleh kamera dapat Anda peroleh dari data EXIF saat review Pada mode A, kamera akan mengkompensasi perubahan setting aperture dengan menyesuaikan shutter speed. Aperture kecil (bukaan besar, f/2.8) akan menghasilkan foto dengan DoF (depth of field) yang sempit – obyek di depan akan tampil tajam sedangkan latar belakang menjadi blur. Pada aperture tinggi (bukaan sempit, f/16) foto yang dihasilkan akan memiliki DoF lebar.- obyek di depan maupun latar belakangnya tampil tajam.

Page 30: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

LATIHAN 6 Mintalah sesorang untuk membantu Anda menjadi model. Latihan ini dilakukan di tiga lokasi. Lokasi pertama adalah di luar ruangan pada siang hari yang cerah. Gunakan mode A, ISO 200, aperture f/11. Carilah tempat yang terbuka sehingga model Anda langsung terpapar pada cahaya matahari tanpa terhalang. Potretlah dengan membelakangi matahari. Lihat data EXIF-nya Untuk lokasi kedua, carilah tempat yang terbuka, namun agak terlindung, cahaya matahari sebagian terhalang oleh bayangan. Potretlah model Anda dengan setting yang sama: mode A, ISO 200, f/11. Lihat data EXIF-nya dan temukan perbedaannya.

Page 31: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

Tempat ketiga adalah dalam ruang yang masih memperoleh cukup cahaya matahari. Potretlah model Anda dengan setting yang sama: mode A, ISO 200, f/11. Lihat data EXIF-nya dan temukan perbedaannya. Dalam latihan ini Anda akan melihat terjadinya perubahan shutter speed yang diatur kamera. Semakin rendah intensitas cahaya, angka shutter speed akan turun, jendela sensor terbuka lebih lama. Perubahan angka shutter speed ini dapat Anda jadikan patokan apabila pada berikutnya Anda ingin berkesperimen dengan mode M.

Page 32: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

LATIHAN 7 Latihan ini dapat dilakukan pada pagi hari (07.00 – 09.00 WIB) atau sore hari (14.30 - 17.30 WIB) agar intensitas cahaya tidak terlalu tinggi. Carilah obyek yang bergerak cukup cepat, mungkin orang yang sedang berolahraga, anak-anak yang sedang bermain, atau kendaraan yang sedang berjalan. Gunakan mode S, ISO 200, shutter speed 250. Potretlah obyek Anda dan temukan data EXIF-nya. Selanjutnya gunakan mode S, ISO 200, shutter speed 125. Potretlah obyek Anda dan temukan data EXIF-nya.

Page 33: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

Selanjutnya gunakan mode S, ISO 200, shutter speed 60. Potretlah obyek Anda dan temukan data EXIF-nya.

Selanjutnya gunakan mode S, ISO 200, shutter speed 30. Potretlah obyek Anda dan temukan data EXIF-nya. Pada pemotretan dengan shutter speed 250 dan 125, Anda akan memperoleh obyek yang tajam karena obyek akan ‘dibekukan’ (frozen) oleh kecepatan kamera merekam gambar. Pada shutter speed 60 dan 30, Anda akan melihat adanya bagian yang membaur (blur) akibat gerakan obyek. Efek blur ini dapat menjadi gangguan, namun dapat pula dijadikan ide kreatif. Catatan: Jika Anda memotret dengan kamera yang dipegang tangan (handheld), shutter speed 30 merupakan batas aman untuk mencegah shake (getaran)

Page 34: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

LATIHAN 8a Backlit adalah kondisi sumber cahaya berada di belakang obyek (berhadapan/ melawan arah kamera). Latihan ini dilakukan di luar ruangan pada siang hari. Mintalah seorang teman untuk menjadi model, Setting kamera:

1) Mode P atau A (Av) 2) ISO 100 3) Metering average/ multisegment 4) Aperture pada bukaan f/5.6 (pada mode P, akamera akan mengatur posisi aperture

dan shutter speed secara otomatis, Anda dapat mengetahuinya dari data EXIF)

Latihan ini akan menghasilkan foto yg mirip siluet karena kamera mengukur cahaya rata-rata yang cukup terang dari seluruh bagian frame.

Page 35: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

LATIHAN 8b Prosedur dan kondisinya sama dengan pada latihan 8a, namun kali ini setting kamera:diatur sebagai berikut:

1) Mode P atau A (Av) 2) ISO 100 3) Metering partial/ spot 4) Aperture pada bukaan bukaan f/5.6 (pada mode P, akamera akan mengatur posisi

aperture dan shutter speed secara otomatis, Anda dapat mengetahuinya dari data EXIF)

Fokus dan metering pada obyek dan lakukan pemotretan. Anda dapat juga mencoba untuk menggunakan fill-in flash (dengan mengeset flash ke posisi ON atau Forced) untuk membandingkan hasilnya.

Pada foto ini, seharusnya kamera berhasil merekam detil pada obyek sehingga tidak lagi berbentuk siluet. Penggunaan fill-in flash akan menyebabkan model tampil lebih terang.

Page 36: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

LATIHAN 9a Latihan ini dilakukan di luar ruangan menjelang malam ketika lampu-lampu penerangan mulai dinyalakan. Waktu yang terbaik adalah pada blue hour – sesaat setelah matahari terbenam ketika langit masih berwarna biru. Setting kamera:

5) Mode M atau S (Tv) 6) ISO 200 7) Shutter speed pada 30 (1/30 s) 8) Aperture pada bukaan paling lebar (pada mode S (Tv), aperture secara otomatis akan

mengambil posisi paling lebar) Cobalah untuk memotret rumah atau bangunan yang lampunya telah menyala. Pastikan untuk memegang kamera dengan kokoh agar tidak terjadi shake. Paste hasilnya di halaman ini

Page 37: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

LATIHAN 9b Kondisi pemotretan seperti pada 9a, namun kali ini digunakan setting kamera yang berbeda:

9) Mode M atau A (Av) 10) ISO 200 11) Aperture pada bukaan f/8 atau f/11 12) Shutter speed pada 2 atau 1”

Pasang kamera pada tripod atau letakkan pada posisi yang kokoh. Cobalah untuk memotret rumah atau bangunan yang lampunya telah menyala. Anda dapat menggunakan cable release, remote shutter atau auto timer untuk menghindari shake. Paste hasilnya di halaman ini

Kalaupun hasil 9a mirip dengan 9bm perhatikan perbedaan yang muncul pada lampu-lampu di kedua foto itu. Penggunaan aperture sempit akan menimbulkan star effect, lampu-lampu tampak seperti bintang. Semakin lama pencahayaan, “kaki bintang” akan makin panjang.

Page 38: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

LATIHAN 10 Latihan ini dilakukan pada malam hari atau dalam ruang gelap. Setting kamera:

13) Mode M atau S (Tv) 14) ISO 100 atau 200 15) Shutter speed pada “B” atau posisi paling lambat 16) Aperture pada bukaan paling lebar (pada mode S (Tv), aperture secara otomatis akan

mengambil posisi paling lebar) Tempatkan kamera pada tripod atau letakkan pada tempat yang kokoh. Mintalah seorang teman untuk memegang lampu senter yang menyala pada jarak 2.5 - 4 meter dari kamera. Lakukan pre-fokus. Mintalah teman Anda untuk menggambar atau menulis dengan lampu senter dan potretlah. Dalam latihan ini Anda dapat menggunakan cable release atau remote shutter untuk menghindari shake. Sebagai alternatif, Anda dapat juga mematikan autofokus & menggunakan timer 2 s Sebagaimana sebelumnya, paste hasilnya di halaman ini.

Page 39: 00 0 Panduan Singkat Shutter Speed & Aperture

SUMBER BACAAN

1. http://www.cambridgeincolour.com/ - Photography tutorial & Forum 2. http://www.photonhead.com/simcam/ - Photography tutorial & Camera simulator 3. http://www.dpreview.com – Camera database & Buying Guide 4. http://www.kamera-digital.com – Forum 5. http://fotografi-dasar.blogspot.com 6. “Kodak – Self teaching Guide to Using an Adjustable 35 mm Camera”

INFORMASI LEBIH LANJUT Untuk tanggapan, saran dan masukan atau pertanyaan, silakan mengirim e-mail ke [email protected] atau [email protected] Anda dapat bergabung dengan group Belajar Fotografi di facebook atau mengikuti catatan-catatan saya di http://fotografi-dasar-blogspot.com