09101152630021 Fahmi Rahmadi Teknik Informatika

12
PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT PARU-PARU DAN PERNAPASAN BERBASIS ANDROID Fahmi Rahmadi 1) , Zaenal Wafa, S.Kom, M.Kom 2) , Mardison, S.Kom, M.Kom 3) 1) Teknik Informatika, UPI-YPTK, Padang email: [email protected] 2) Teknik Informatika, UPI-YPTK, Padang email: [email protected] 3) Teknik Informatika, UPI-YPTK, Padang email: [email protected] Abstrak Dewasa ini, teknologi handphone atau ponsel telah berkembang menjadi sebuah alat multi fungsi yang dapat mempermudah pekerjann yang disebut smartphone, Salah satu contoh sistem operasi pada smartphone ialah android, android adalah sebuah sistem operasi pada smartphone dengan ribuan aplikasi atau fitur yang siap untuk di gunakan oleh penggunanya, baik itu untuk komunikasi, hiburan, atau pencarian informasi.Penulis membangun sebuah Aplikasi sistem pakar yang bertujuan untuk dapat melakukan diagnosis terhadap penyakit paru-paru dan pernapasan, dengan memproses gejala yang dirasakan sehingga dapat diperoleh kemungkinan penyakit yang diderita. Aplikasi ini merupakan sebuah aplikasi sistem pakar yang berjalan pada platform android. Proses inferensi menggunakan metode forward chaining dan proses penghitungan gejala menggunakan metode kepastian (Certainty Factor). Dengan aplikasi ini seseorang bisa dengan cepat mengetahui kemungkinan penyakit yang dideritanya, sehingga dapat segera mengambil tindakan penanganan yang cepat. Kata Kunci : Android, Sistem Pakar, Certainty Factor, Forward Chaining. Nama File Jurnal : 09101152630021_Fahmi Rahmadi_Teknik Informatika 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pakar adalah perangkat lunak komputer yang menggunakan pengetahuan (aturan-aturan tentang sifat dari suatu unsur masalah), fakta dan teknik inferensi untuk masalah yang biasanya membutuhkan kemampuan seorang ahli (Marimim, 2005). Jenis program ini pertama kali dikembangkan oleh periset kecerdasan buatan pada dasawarsa 1960- an dan 1970-an dan diterapkan secara komersial selama 1980-an. Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut (Marimim,2005). Tergantung dari desainnya, sistem pakar juga mampu merekomendasikan suatu rangkaian tindakan pengguna untuk dapat menerapkan koreksi. Sistem ini memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk mencapai suatu kesimpulan. Sistem pakar dapat diciptakan untuk membantu pekerjaan dalam bidang akunting, kesehatan, produksi, sumber daya manusia, keuangan, dan lain sebagainya. Tujuan utama dari sistem pakar ialah sebagai pengalihan keahlian dari para ahli ke media elektronik untuk kemudian dialihkan lagi pada orang yang bukan ahli agar seolah-olah sedang berkonsultasi dengan banyak pakar. Contoh sistem pakar dalam bidang kesehatan ialah sistem pakar dalam mendiagnosa penyakit paru-paru. Salah satu jenis penyakit paru-paru dan pernapasan ialah penyakit asma. Penyakit asma ialah suatu keadaan dimana saluran pernapasan mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan pada saluran udara (http://medicastore.com/penyakit/2/asma.html ). Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga. Pada satu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir kedalam saluran udara. Hal ini dapat memperkecil diameter dari saluran udara (bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga agar dapat bernafas Selain rokok, gaya hidup tak sehat dan kondisi lingkungan tempat seseorang bekerja juga dapat mempengaruhi kesehatan dan tingkat kerusakan pada paru-paru. Beberapa jenis penyakit pada paru-paru dan pernapasan antara lain ialah asma, tuberculosis (TBC), radang saluran udara (bronchitis), radang paru (pneumia), paru-paru basah, dan kanker paru-paru.

Transcript of 09101152630021 Fahmi Rahmadi Teknik Informatika

Page 1: 09101152630021 Fahmi Rahmadi Teknik Informatika

PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS

PENYAKIT PARU-PARU DAN PERNAPASAN BERBASIS ANDROID

Fahmi Rahmadi

1), Zaenal Wafa, S.Kom, M.Kom

2) , Mardison, S.Kom, M.Kom

3)

1) Teknik Informatika, UPI-YPTK, Pa dang

email: [email protected] 2) Teknik Informatika, UPI -YPT K, Padang

email: [email protected]

3) Teknik Informatika, UPI -YPT K, Padang

email: [email protected]

Abstrak – Dewasa ini, teknologi handphone atau ponsel telah berkembang menjadi sebuah alat multi fungsi

yang dapat mempermudah pekerjann yang disebut smartphone, Salah satu contoh sistem operasi pada

smartphone ialah android, android adalah sebuah sistem operasi pada smartphone dengan ribuan aplikasi atau

fitur yang siap untuk di gunakan oleh penggunanya, baik itu untuk komunikasi, hiburan, atau pencarian informasi.Penulis membangun sebuah Aplikasi sistem pakar yang bertujuan untuk dapat melakukan diagnosis

terhadap penyakit paru-paru dan pernapasan, dengan memproses gejala yang dirasakan sehingga dapat

diperoleh kemungkinan penyakit yang diderita. Aplikasi ini merupakan sebuah aplikasi sistem pakar yang

berjalan pada platform android. Proses inferensi menggunakan metode forward chaining dan proses

penghitungan gejala menggunakan metode kepastian (Certainty Factor). Dengan aplikasi ini seseorang bisa

dengan cepat mengetahui kemungkinan penyakit yang dideritanya, sehingga dapat segera mengambil tindakan

penanganan yang cepat.

Kata Kunci : Android, Sistem Pakar, Certainty Factor, Forward Chaining.

Nama File Jurnal : 09101152630021_Fahmi Rahmadi_Teknik Informatika

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem pakar adalah perangkat lunak komputer

yang menggunakan pengetahuan (aturan-aturan

tentang sifat dari suatu unsur masalah), fakta dan

teknik inferensi untuk masalah yang biasanya

membutuhkan kemampuan seorang ahli (Marimim,

2005). Jenis program ini pertama kali dikembangkan

oleh periset kecerdasan buatan pada dasawarsa 1960-

an dan 1970-an dan diterapkan secara komersial selama 1980-an. Bentuk umum sistem pakar adalah

suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set

aturan yang menganalisis informasi (biasanya

diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu

kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari

masalah tersebut (Marimim,2005). Tergantung dari

desainnya, sistem pakar juga mampu

merekomendasikan suatu rangkaian tindakan

pengguna untuk dapat menerapkan koreksi. Sistem ini

memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk mencapai

suatu kesimpulan.

Sistem pakar dapat diciptakan untuk membantu pekerjaan dalam bidang akunting, kesehatan,

produksi, sumber daya manusia, keuangan, dan lain

sebagainya. Tujuan utama dari sistem pakar ialah

sebagai pengalihan keahlian dari para ahli ke media

elektronik untuk kemudian dialihkan lagi pada orang

yang bukan ahli agar seolah-olah sedang berkonsultasi

dengan banyak pakar. Contoh sistem pakar dalam

bidang kesehatan ialah sistem pakar dalam

mendiagnosa penyakit paru-paru.

Salah satu jenis penyakit paru-paru dan

pernapasan ialah penyakit asma. Penyakit asma ialah

suatu keadaan dimana saluran pernapasan mengalami

penyempitan karena hiperaktivitas terhadap

rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan

pada saluran udara

(http://medicastore.com/penyakit/2/asma.html). Pada

penderita asma, penyempitan saluran pernapasan

merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran

pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh

berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu

binatang, asap, udara dingin dan olahraga. Pada satu

serangan asma, otot polos dari bronki mengalami

kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara

mengalami pembengkakan karena adanya peradangan

dan pelepasan lendir kedalam saluran udara. Hal ini

dapat memperkecil diameter dari saluran udara

(bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan

penderita harus berusaha sekuat tenaga agar dapat

bernafas Selain rokok, gaya hidup tak sehat dan kondisi

lingkungan tempat seseorang bekerja juga dapat

mempengaruhi kesehatan dan tingkat kerusakan pada

paru-paru. Beberapa jenis penyakit pada paru-paru dan

pernapasan antara lain ialah asma, tuberculosis (TBC),

radang saluran udara (bronchitis), radang paru

(pneumia), paru-paru basah, dan kanker paru-paru.

Page 2: 09101152630021 Fahmi Rahmadi Teknik Informatika

Dewasa ini, teknologi handphone atau ponsel

telah berkembang menjadi sebuah alat multi fungsi

yang dapat mempermudah penggunanya untuk

berkomunikasi dan mencari berbagai macam

informasi yang tersebar di internet. Ditambah lagi

dengan adanya smartphone dengan fitur-fitur atau

aplikasi yang mampu membuat penggunanya semakin

mudah untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan. Salah satu contoh sistem operasi pada

smartphone ialah android, android adalah sebuah

sistem operasi pada smartphone dengan ribuan aplikasi atau fitur yang siap untuk di gunakan oleh

penggunanya, baik itu untuk komunikasi, hiburan,

atau pencarian informasi.

Dengan adanya teknologi sistem pakar untuk

penyakit paru-paru dan pernapasan pada handphone,

user atau pengguna dapat menghemat waktu karena

dapat mendiagnosa penyakit yang di derita di mana

saja dan kapan saja, serta hemat biaya karena user atau

penderita penyakit tidak perlu ke rumah sakit untuk

mendiagnosa penyakit yang di deritanya.

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini terdapat

beberapa tujuan yang ingin dicapai, adapun

diantaranya adalah :

1. Dengan adanya aplikasi ini dapat menambah

wawasan penulis serta pengguna aplikasi akan

penyakit pada paru-paru dan pernapasan.

2. Mempermudah mendapatkan informasi penyakit paru-paru dan pernapasan. sehingga menghasilkan

informasi yang dibutuhkan.

3. Aplikasi ini dapat digunakan oleh pakar untuk

mempermudah pekerjaanya.

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan hal diatas, maka dalam penelitian

masalah ini yang akan dirancang dirumuskan dalam

bentuk perumusan masalah yang meliputi :

1. Bagaimana membuat aplikasi sistem pakar yang

mampu berjalan pada sistem operasi Android?

2. Bagaimana metode forward chaining dan metode

kepastian dapat melakukan penelusuran gejala,

penyakit, dan solusi berdasarkan atas input yang di berikan oleh user?

3. Apakah keuntungan menerapkan metode forward

chaining dalam apilkasi ?

4. Bagaimana cara kerja program yang akan dibuat?

2. LANDASAN TEORI

2.1 Rekayasa Perangkat Lunak

Menurut Pressman (2001) rekayasa perangkat

lunak adalah pengembangan dan penggunaan prinsip pengembangan suara untuk memperoleh perangkat

lunak secara ekonomis yang reliable dan bekerja

secara efisien pada mesin nyata.

Rekayasa perangkat lunak telah berkembang

sejak pertama kali diciptakan pada tahun 1940-an

hingga kini. Focus utama pengembangannya adalah

untuk mengembangkan praktek dan teknologi untuk

meningkatkan produktivitas para praktisi pengembang

perangkat lunak dan kualitas aplikasi yang dapat

digunakan oleh pemakai.

Istilah Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)

secara umum disepakati sebagai terjemahan dari

istilah Software Engineering. Istilah Software

Engineering mulai dipopulerkan tahun 1968 pada Software Engineering Conference yang

diselenggarakan oleh NATO.

Pengertian RPL sendiri adalah suatu disiplin

ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat

lunak, mulai dari tahap awal yaitu analisa kebutuhan

pengguna, menentukan spesifikasi dari kebutuhan

pengguna, disain, pengkodean, pengujian sampai

pemeliharaan sistem setelah digunakan (Mulyanto,

2008).

2.1.1 Model Rekayasa Perangkat Lunak Pada rekayasa perangkat lunak, banyak model

yang telah dikembangkan untuk membantu proses

pengembangan perangkat lunak. Model-model ini

pada umumnya mengacu pada model proses

pengembangan sistem yang disebut System

Development Life Cycle (SDLC).

Gambar 2.1. System Development Life Cycle (SDLC).

Setiap model yang dikembangkan mempunyai

karakteristik sendiri-sendiri. Namun secara umum ada

persamaan dari model-model ini, yaitu:

1. Kebutuhan terhadap definisi masalah yang jelas.

Input utama dari setiap model pengembangan perangkat lunak adalah pendefinisian masalah

yang jelas. Semakin jelas akan semakin baik

karena akan memudahkan dalam penyelesaian

masalah.

2. Tahapan-tahapan pengembangan yang teratur.

Meskipun model-model pengembangan perangkat

lunak memiliki pola yang berbeda-beda, biasanya

model-model tersebut mengikuti pola umum

analysis – design – coding –testing - maintenance

3. Stakeholder berperan sangat penting dalam

keseluruhan tahapan pengembangan. Stakeholder

dalam rekayasa perangkat lunak dapat berupa pengguna, pemilik, pengembang, pemrogram dan

orang-orang yang terlibat dalam rekayasa

perangkat lunak tersebut.

4. Dokumentasi merupakan bagian penting dari

pengembangan perangkat lunak. Masing-masing

tahapan dalam model biasanya menghasilkan

Page 3: 09101152630021 Fahmi Rahmadi Teknik Informatika

sejumlah tulisan, diagram, gambar atau bentuk-

bentuk lain yang harus didokumentasi dan

merupakan bagian tak terpisahkan dari perangkat

lunak yang dihasilkan.

Keluaran dari proses pengembangan perangkat

lunak harus bernilai ekonomis. Nilai dari sebuah

perangkat lunak sebenarnya agak susah di-rupiah-kan.

Namun efek dari penggunaan perangkat lunak yang

telah dikembangkan haruslah memberi nilai tambah

bagi organisasi. Hal ini dapat berupa penurunan biaya

operasi, efisiensi penggunaan sumberdaya, peningkatan keuntungan organisasi, peningkatan

image organisasi dan lain-lain.

A. Model Air Terjun (Waterfall Model)

Model siklus hidup (life cycle model) adalah

model utama dan dasar dari banyak model. Salah satu

model yang cukup dikenal dalam dunia rekayasa

perangkat lunak adalah The Waterfall Model. Ada 5

tahapan utama dalam The Waterfall Model . Disebut

waterfall (berarti air terjun) karena memang diagram

tahapan prosesnya mirip dengan air terjun yang bertingkat (Mulyono, 2008).

Berikut adalah tahap-tahap pada Waterfall

Model, dapat kita lihat pada Gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2 The Waterfall Model

Tahapan-tahapan dalam The Waterfall Model secara

ringkas adalah sebagai berikut:

1. Tahap investigasi dilakukan untuk menentukan

apakah terjadi suatu masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Pada

tahapan ini studi kelayakan perlu dilakukan untuk

menentukan apakah sistem informasi yang akan

dikembangkan merupakan solusi yang layak .

2. Tahap analisis bertujuan untuk mencari kebutuhan

pengguna dan organisasi serta menganalisa kondisi

yang ada (sebelum diterapkan sistem informasi

yang baru).

3. Tahap disain bertujuan menentukan spesifikasi

detil dari komponen-komponen sistem informasi

(manusia, hardware, software, network dan data)

dan produk-produk informasi yang sesuai dengan hasil tahap analisis.

4. Tahap implementasi merupakan tahapan untuk

mendapatkan atau mengembangkan hardware dan

software (pengkodean program), melakukan

pengujian, pelatihan dan perpindahan ke sistem

baru.

Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan

ketika sistem informasi sudah dioperasikan. Pada

tahapan ini dilakukan monitoring proses, evaluasi dan

perubahan (perbaikan) bila diperlukan.

B. Model Prototipe

Prototyping adalah salah satu pendekatan

dalam rekayasa perangkat lunak yang secara langsung

mendemonstrasikan bagaimana sebuah

perangkat lunak atau komponen-komponen perangkat

lunak akan bekerja dalam lingkungannya sebelum tahapan konstruksi aktual dilakukan (Howard, 1997).

Berikut adalah tahap-tahap pada prototipe,

dapat kita lihat pada Gambar 2.3 berikut ini:

Gambar 2.3 Klasifikasi prototyping model (Harris, 2003)

Tahapan-tahapan secara ringkas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Identifikasi kandidat prototyping. Kandidat dalam

kasus ini meliputi user interface (menu, dialog,

input dan output), file-file transaksi utama, dan

fungsi-fungsi pemrosesan sederhana.

2. Rancang bangun prototype dengan bantuan

software seperti word processor, spreadsheet,

database, pengolah grafik, dan software CASE (Computer-Aided System Engineering).

3. Uji prototype untuk memastikan prototype dapat

dengan mudah dijalankan untuk tujuan

demonstrasi.

4. Siapkan prototype USD (User’s System

Diagram) untuk mengidentifikas ibagian-bagian

dari perangkat lunak yang di- prototype -kan.

5. Evaluasi dengan pengguna untuk mengevaluasi

prototype dan melakukan perubahan jika

diperlukan.

Transformasikan prototype menjadi perangkat

lunak yang beroperasi penuh dengan melakukan penghilangan kode-kode yang tidak dibutuhkan,

penambahan program-program yang memang

dibutuhkan dan perbaikan dan pengujian perangkat

lunak secara berulang.

2.2 Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan

memang kerap diidentikkan dengan kemampuan robot

yang dapat berperilaku seperti manusia, Berbagai

definisi diungkapkan oleh para ahli untuk dapat

memberi gambaran mengenai kecerdasan buatan

beberapa diantaranya :

1. Menurut H. A. Simon (1987). Kecerdasan Buatan

(Artificial Intelligence) merupakan kawasan

Page 4: 09101152630021 Fahmi Rahmadi Teknik Informatika

penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait

dengan pemrograman komputer untuk melakukan

sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah

cerdas.

2. Menurut Rich and Knight (1991). Kecerdasan

Buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang

bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal

yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh

manusia.

3. Menurut Encyclopedia Britannica. Kecerdasan

Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan

lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol

daripada bilangan, dan memproses informasi

berdasarkan metode heuristic atau dengan

berdasarkan sejumlah aturan.

Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan dapat di

klasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu:

1. Sistem Pakar (Expert System)

Sistem Pakar adalah sebuah sistem yang

menggunakan pengetahuan manusia dimana

pengetahuan tersebut dimasukan kedalam sebuah computer dan kemudian digunakan untuk

memecahkan suatu masalah atau memberikan

saran (Turban, 2001 : 402).

2. Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language

Processing)

Pengolahan Bahasa Alami adalah pembuatan

program yang memiliki kemampuan untuk

memahami bahasa manusia (Sutojo, Mulyanto, dan

Suhartono, 2010 : 14).

3. Pengenalan Ucapan (Speech Recognition)

Pengenalan ucapan sering disebut juga dengan Automatic Speech Recognition (ASR) adalah suatu

pengembangan teknik dan sistem yang

memungkinkan komputer untuk menerima

masukan berupa kata yang diucapkan

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pengenalan_ucapan).

4. Robotika dan Sistem Sensor (Robotics and

Sensory System)

Robotika adalah ilmu pengetahuan dan teknologi

rekayasa robot, desain, manufaktur, aplikasi dan

disposis struktural.Robotika berhubungan dengan

elektronik, mekanik dan perangkat lunak (Sutojo,

Mulyanto, dan Suhartono, 2010). : 15). 5. Computer Vision

Computer Vision adalah salah satu cabang ilmu

pengetahuan yang mempelajari bagaimana

komputer dapat mengendalikan objek yang diamati

atau diobservasi.Computer Vision mencoba untuk

dapat menginterpretasikan gambar atau objek-

objek tampak melalui komputer dan

mendeskripsikannya sehingga menghasilkan

infomasi yang berguna. (http://blog.indra-

ehm.net/2008/02/pengenalan-computer-

vision.html). 6. Intelligent Computer-Aided Instruction

Komputer dapat digunakan sebagai tutor yang

dapat melatih dan mengajar (Sutojo, Mulyanto,

dan Suhartono, 2010) : 17).

7. Game Playing

Game Palying adalah kegiatan yang kompleks

yang didalamnya terdapat peraturan, play, dan

budaya. Dalam permainan terdapat peraturan yang

bertujuan untuk membatasi prilaku pemain

sekaligus menentukan permainan (Sutojo,

Mulyanto, dan Suhartono,2010 : 17).

2.3 Definisi Sistem Pakar

Sistem pakar adalah suatu sistem yang

berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke dalam komputer agar komputer dapat menyelesaikan

masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para pakar

(Turban dan Frenzel, 1992, p74). Sistem pakar yang

baik dirancang untuk dapat menyelesaikan suatu

permasalahan tertentu dengan meniru prinsip kerja

dari para pakar. Sistem ini membantu orang awam

dalam menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang

hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para pakar.

Bagi para pakar sendiri, sistem ini akan

membantu aktivitasnya sebagai seorang asisten yang

sangat berpengalaman. Sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan

kesimpulan (inference rules) dengan basis

pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau

lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari

kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang

selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan

keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.

Beberapa pendapat mengenai definisi sistem pakar,

antara lain :

1. Jackson (2002, p2).

Sistem pakar adalah sebuah program komputer yang merepresentasikan dan mempertimbangkan

dengan pengetahuan dari beberapa subyek special

dengan sebuah pandangan untuk menyelesaikan

masalah-masalah atau memberikan nasehat.

2. Giarratano dan Riley (2005, p5).

Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang

mengemulasi kemampuan pembuatan keputusan

dari seorang pakar.

3. Rich dan Knight (1991, p574).

Sistem pakar adalah suatu sistem yang memiliki

tujuan untuk menyelesaikan masalah yang biasa

dilakukan oleh seorang pakar.

2.3.1 Konsep Dasar Sistem Pakar

Sistem pakar mencakup beberapa persoalan

mendasar, antara lain siapa yang disebut pakar, apa

yang dimaksud dengan keahlian, bagaimana keahlian

dapat ditransfer, dan bagaimana sistem bekerja.

Menurut Turban dan Frenzel (1992, p78),

konsep dasar sistem pakar terdiri atas:

1. Kepakaran (Expertise)

Kepakaran merupakan penguasaan pengetahuan di

bidang tertentu yang diperoleh dari serangkaian pelatihan, membaca, atau pengalaman. Bentuk

pengetahuan tersebut adalah :

a. Fakta – fakta dalam lingkup permasalahan.

b. Teori – teori dalam lingkup permasalahan.

Page 5: 09101152630021 Fahmi Rahmadi Teknik Informatika

c. Aturan dan prosedur baku berkenaan dengan

lingkup permasalahan.

d. Strategi untuk menyelesaikan permasalahan.

e. Meta knowledge.

2. Pakar (Expert)

Seorang pakar adalah orang yang memiliki

pengetahuan, penilaian, pengalaman, metode

khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat

ini dalam memberi nasihat dan memecahkan

masalah. Pakar memiliki beberapa konsep umum,

yaitu: a. Harus mampu memecahkan persoalan dan

mencapai tingkat performa yang secara

signifikan lebih baik dari orang kebanyakan.

b. Pakar adalah relatif. Pakar pada satu waktu

atau satu wilayah mungkin tidak menjadi pakar

di waktu atau wilayah lain. Misalnya,

mahasiswa hukum mungkin disebut pakar

dalam permasalahan hukum dibanding petugas

administrasi, tetapi bukan pakar di pengadilan.

c. Pengalihan Kepakaran

Tujuan utama sistem pakar adalah mengalihkan kepakaran seorang pakar ke dalam komputer

yang akan digunakan oleh pihak lain yang

bukan pakar, untuk menemukan solusi atas

permasalahan. Pengetahuan yang disimpan

dalam mesin disebut dengan nama basis

pengetahuan.

d. Penalaran (inference)

Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem

pakar adalah kemampuan untuk menalar. Jika

kepakaran sudah tersimpan sebagai basis

pengetahuan dan tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer

harus dapat deprogram untuk membuat

inferensi (inference). Proses kesimpulan ini

dikemas dalam bentuk motor inferensi

(inference engine).

e. Aturan – aturan (Rules)

Sebagian besar sistem pakar adalah sistem

berbasis aturan. Aturan tersebut biasanya

berbentuk IF – THEN. Aturan digunakan

sebagai prosedur untuk memecahkan

permasalahan.

f. Kemampuan Penjelasan (Explanation Capability)

Kemampuan menjelaskan merupakan

komponen tambahan dari sistem pakar yang

berfungsi untuk memberikan penjelasan kepada

user mengapa suatu pertanyaan ditanyakan

oleh sistem pakar, bagaimana kesimpulan dapat

diperoleh, kenapa solusi tertentu ditolak, dan

apa rencananya untuk mencapai solusi.

2.3.2 Akusisi Pengetahuan

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi dari keahlian pemecahan

masalah dari beberapa sumber pengetahuan ke

program komputer untuk konstruksi atau perluasan

basis pengetahuan. Berdasarkan Turban dan Frenzel

(1992, pp126-128) proses akuisisi pengetahuan dibagi

ke dalam lima tahap, yaitu :

1. Identifikasi

Pada tahapan ini diidentifikasi masalah yang akan

dikaji. Masalah bisa dibagi menjadi beberapa sub-

masalah jika perlu, partisipan (pakar dan

pengguna) diidentifikasi, dan sumber daya

diuraikan. Knowledge engineer mempelajari

situasi dan menyetujui maksud dari pembuatan

aplikasi kecerdasan buatan.

2. Konseptualisasi Konseptualisasi merupakan tahapan dalam

menentukan konsep untuk menggambarkan

pengetahuan yang relevan dengan mengambil

keputusan untuk situasi yang sangat beragam

sehingga perlu ditentukan konsep dan

hubungannya.

3. Perumusan

Pengetahuan diperoleh untuk direpresentasikan ke

dalam basis pengetahuan. Bagaimana pengetahuan

iorganisasikan dan di representasikan dapat

menentukan metodologi akuisisi. 4. Implementasi

Pada tahap ini, dilakukan pemrograman dari

pengetahuan ke dalam komputer. Perbaikan

pengetahuan dibuat dengan penambahan akuisisi

atau perubahan. Sebuah prototype sistem pakar

dikembangkan pada tahapan ini.

5. Pengujian

Seorang knowledge engineer akan menguji sistem

dengan memakai contoh-contoh kasus yang ada.

Kemudian hasilnya akan ditunjukan kepada pakar-

pakar dan aturan-aturannya akan direvisi bila diperlukan. Dengan kata lain validitas dari

pengetahuan diperiksa.

2.3.3 Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan adalah suatu teknik

untuk merepresentasikan basis pengetahuan yang

diperoleh ke dalam suatu skema atau diagram tertentu

sehingga dapat diketahui relasi atau hubungan antara

suatu data dengan data yang lain. Menurut Turban dan

Frenzel (1992, pp170-187) terdapat beberapa cara

untuk merepresentasikan pengetahuan, yaitu :

1. Logika (Logic) Dua bentuk komputasi logika adalah logika

proposisi (propotional logic) dan logika predikat

(predicate logic).

2. Jaringan Semantik (Semantic Network)

Jaringan semantik merupakan gambaran grafis dari

pengetahuan yang terdiri dari simpul (node) dan

hubungan antar node (link) yang menunjukkan

hubungan antar berbagai obyek. Obyek disini

dapat berupa benda atau peristiwa.

Page 6: 09101152630021 Fahmi Rahmadi Teknik Informatika

Gambar 2.4 Jaringan Semantik

3. Naskah (Script)

Script merupakan representasi pengetahuan yang

sama dengan frame, yaitu merepresentasikan pengetahuan berdasarkan karakteristik yang sudah

dikenal sebagai pengalaman - pengalaman.

Perbedaannya, frame menggambarkan obyek

sedangkan script menggambarkan urutan

peristiwa. Dalam menggambarkan urutan

peristiwa, script menggunakan slot yang berisi

informasi tentang orang, obyek, dan tindakan-

tindakan yang terjadi dalam suatu peristiwa.

4. Daftar (List)

List adalah daftar tertulis dari hal – hal (items)

yang saling berhubungan. Bisa berupa daftar orang

yang anda kenal, barang-barang yang harus dibeli dipasar swalayan, hal-hal yang harus dilakukan

minggu ini, atau produk- produk dalam suatu

katalog.

Gambar 2.5 List

5. Tabel Keputusan.

Tabel keputusan adalah pengetahuan yang diatur

dalam bentuk format lembar kerja (spreedsheet),

menggunakan kolom dan garis. Representasi

pengetahuan dengan table keputusan dapat dilihat

pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Tabel Keputusan

6. Pohon Keputusan

Pohon keputusan merupakan struktur

penggambaran pohon yang berhubungan dengan

tabel keputusan.

Gambar 2.6 Decision tree

2.4 Metode Inferensi

Menurut Giarratano dan Riley (1998, p.143)

metode inferensi untuk memecahkan suatu persoalan

dalam sistem pakar dapat dilakukan dengan merangkai

rantai produksi (Chaining). Jenis rantai produksi

(Chaining) tersebut adalah :

1. Forward Chaining

Pemecahan masalah dari fakta – fakta kepada

sebuah kesimpulan berdasarkan fakta – fakta yang

ada. Dengan kata lain, pelacakan dimulai dari keadaan awal (informasi atau fakta yang ada) dan

kemudian dicoba untuk mencocokan dengan

tujuan yang diharapkan

Gambar 2.7 Forward Chaining

2. Backward Chaining

Diagram dimana menghubungkan hipotesa

berdasarkan faktafakta yang mendukung sebuah

hipotesa. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa

penalaran dimulai dari tujuan atau hipotesa, kemudian dicocokkan dengan keadaan awal atau

fakta-fakta yang ada.

Gambar 2.8 Backward Chaining

Page 7: 09101152630021 Fahmi Rahmadi Teknik Informatika

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pemilihan backward atau forward dalam memilih

metode penalaran, antara lain:

1. Banyaknya keadaan awal dan tujuan. Jika jumlah

keadaan awal lebih kecil daripada tujuan, maka

digunakan penalaran forward. Sebaliknya, jika

jumlah keadaan awal lebih banyak daripada tujuan,

maka digunakan metode penalaran backward.

2. Rata – rata jumlah simpul (node) yang dapat diraih

secara langsung dari suatu simpul. Lebih baik

dipilih yang jumlah simpul tiap cabangnya lebih sedikit.

3. Apakah program butuh menanyai pengguna (user)

untuk melakukan justifikasi terhadap proses

penalaran? Jika ya, maka alangkah baiknya jika

dipilih arah yang lebih memudahkan pengguna.

Bentuk kejadian yang akan memicu penyelesaian

masalah. Jika kejadian itu berupa fakta baru, maka

lebih baik dipilih penalaran forward . namun jika

kejadian itu berupa query, maka lebih lebih baik

dipilih penalaran backward.

2.5 Metode Kepastian (Certanty Method)

Motode kepastian merupakan sebuah metode

untuk menyatakan tingkat kepercayaan/kepastian

terhadap sebuah kejadian (fakta/hipotesis) berdasarkan

nilai yang diberikan oleh seorang pakar. Dalam

metode kepastian ada beberapa cara untuk

menentukan tingkat kepastian dalam sistem berbasis

aturan. Salah satunya adalah dengan menggunakan

nilai 1,0 atau 100% untuk sebuah kejadian pasti dan 0

untuk kejadian yang tidak mungkin. Dalam sistem

pakar tiap-tiap kaidah/aturan diberikan sebuah nilai CF yang berkisar antara 0 sampai dengan 1, sesuai

dengan tingkat kepastian aturan tersebut. Pemberian

nilai CF dilakukan oleh seorang pakar. Pemberian

nilai CF oleh seorang pakar didasarkan pada ilmu

pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya

(Sitepu, 2008). Dalam perhitungan yang

mengkombinasikan dua atau lebih aturan dengan nilai

kepastian yang berbeda, maka perlu dilakukan

pengkombinasian aturan-aturan tadi. Perhitungannya

dapat dijelaskan pada asusmsi dibawah ini.

Diasumsikan ada dua aturan:

R1 : IF harga diturunkan (CF=0,3) THEN keuntungan menigkat

R2 : IF diberikan diskon (CF=0.4) THEN keuntungan

meningkat

Perhitungan kombinasinya:

CF (R1,R2) = CF(R1) + [CF(R2)] x [1 - CF(R1)]

= CF(R1) + CF(R2) - [CF(R1) x

CF(R2)]

CF(R1) = 0,3 dan CF(R2) = 0,4 maka

CF(R1,R2) = 0,3 + 0,4 - (0,3)(0,4) = 0,58

Ini berarti bahwa sistem memberi tahu bahwa kemungkinan 58% akan terjadi peningkatan

keuntungan jika harga diturunkan dan diberikan

diskon. Kemungkinan aturan untuk bertambah tidak

tertutup. Jika ada aturan ketiga yang ditambahakan,

maka perhitungan dapat dilakukan dengan persamaan:

CF(R1,R2,R3) = CF(R1,R2) + [CF(R3)] x [1 -

CF(R1,R2)]

= CF(R1,R2) + CF(R3) -

[CF(R1,R2)] x [CF(R3)]

Misalkan aturan ketiga: R3 :

IF penambahan produk baru (CF=0,5) THEN

keuntungan meningkat

Perhitungannya: CF(R1,R2,R3) = 0,58 + 0,5 - (0,58)(0,5) = 0,79

Artinya kemungkinan 79% keuntungan

meningkat jika harga diturunkan, diberikan diskon dan

pemambahan produk baru (Sitepu 2008). Untuk lebih

memperkuat implementasi metode diatas, bisa juga

dicontohkan saat menentukan kemungkinan turunnya

hujan. Biasanya sebelum turunnya hujan akan ada

beberapa tanda yang mendahuluinya. Misalnya

mendung, temperatur cuaca turun, ada tiupan angin,

dan petir. Tanda-tanda tadi kemudian diasumsikan

menjadi: R1 : IF temperatur cuaca turun (CF=0,3) THEN akan

turun hujan

R2 : IF ada tiupan angin (CF=0,1) THEN akan turun

hujan

Maka jika dihitung akan menjadi:

CF(R1,R2) = 0,3 + 0,1 – (0,3 x 0,1) = 0,37

Artinya kemungkinan turun hujan hanya 37%.

Misalnya ditambahkan beberapa aturan lagi.

R3 : IF mendung (CF=0,5)THEN akan turun hujan

R4 : IF ada suara petir (CF=0,6) THEN akan turun hujan

Maka perhitungannya:

CF(R1,R2,R3) = 0,37 + 0,5 – (0,37 x 0,5) = 0,658

CF(R1,R2,R3,R4) = 0,658 + 0,6 – (0,658 x 0,6)

= 0,8634

Perhitungan diatas menghasilkan nilai 0,86

(86%), sebuah nilai yang hampir mendekati 1. Artinya

hampir bisa dipastikan bahwa akan turun hujan jika

melihat tanda-tanda yang telah diuraikan tadi.

Secara praktik, nilai CF(rule) ditentukan oleh

pakar, sedangkan nilai CF(E) ditentukan oleh pengguna saat berkonsultasi dengan pakar.

IF E THEN H (CF RULE)

CF(H,E) = CF(E) X CF(rule).

Contoh :

Diasumsikan ada tiga aturan:

R1 : IF Batuk (CF=0,2) THEN TBC

R2 : IF Muntah (CF=0.7) THEN TBC

R2 : Demam (CF=0.3) THEN TBC

Perhitungan kombinasinya:

IF Demam (CF=0.3) AND Batuk (CF = 0.2) AND Muntah (CF=0.7) THEN TBC (CF=0.3)

CF (TBC,Demam ∩ Batuk ∩ Muntah)=

min[0.3,0.2,0.7] x 0.3= 0.2 x 0.3 = 0.06

Page 8: 09101152630021 Fahmi Rahmadi Teknik Informatika

Artinya, jika geja demam, batuk dan muntah, maka

tingkat kepastian terkena TBC ialah 0.06

2.6 Java

Java dipelopori oleh James Gosling, Patrick

Naughton, Chris Warth, Ed Frank, dan Mike Sheridan

dari Sun Microsystems, Inc pada tahun 1991. Mereka

membutuhkan kurang lebih 18 bulan untuk membuat

versi pertamanya. Bahasa ini pada awalnya disebut

“Oak” tapi kemudian diubah menjadi “Java” pada

tahun 1995 karena nama Oak telah dijadikan hak cipta dan digunakan sebagai bahasa pemrograman lainnya.

Antara pembuatan Oak pada musim gugur 1992

hingga diumumkan ke publik pada musim semi 1995,

banyak orang yang terlibat dalam desain dan evolusi

bahasa ini. Bill Joy, Arthur van Hoff, Jonathan Payne,

Frank Yellin, dan Tim Lindholm merupakan

kontributor kunci yang mematangkan prototipe

aslinya (Ananda 2009).

Dengan keluarnya versi 1.2, platform Java

telah dipilah-pilah menjadi beberapa edisi, antara lain

The Standard Edition(J2SE), Enterprise Edition(J2EE), Mobile Edition(J2ME), dan JavaCard

API.

2.6.1 Karakteristik Bahasa Java

Beberapa karekteristik dari bahasa pemograman Java antara lain:

1. Bahasanya sederhana, semudah bahasa C dan

seampuh bahasa C++. Java sangat mudah

dipelajari terutama bagi seorang programer

profesional yang mengerti tentang bahasa C dan

C++ dan pemograman berorientasi objek.

2. Sangat berorientasi objek (OOP) dengan

implementasi yang sangat baik sehingga kita tidak

hanya belajar tentang bahasa pemograman tetapi

juga belajar bagaimana cara berfikir yang baik

untuk mengenali struktur masalah yang sedang kita hadapi dan memecahkannya secara sistematis.

3. Tulis sekali, jalan dimana saja. Bahasa

pemograman java dapat berjalan pada platform apa

saja. Karena bahasa pemograman java dikompilasi

dalam kode byte yang bebas platform.

4. Arsitektur Java yang kokoh dan pemograman yang

aman. Program yang dibuat dengan Java tidak

mudah “hang” karena konflik pada memori bisa

diselesaikan dengan mengumpulkan objek-objek

yang sudah tidak terpakai lagi secara otomatis oleh

garbage collector.

5. Program dijalankan dengan menggunakan interpreter melalui Java Virtual Machine. Hal ini

menjadikan source kode Java yang telah

dikompilasi dapat dijalankan pada platform yang

berbeda-beda.

6. Banyak terdapat fitur-fitur unggulan antara lain

mendukung multithreading, selalu memeriksa

objek pada saat runtime, mempunyai automatic

garbage untuk membersihkan objek-objek yang

sudah tidak terpakai dari memori serta mendukung

Exception sebagai salah satu cara penanganan data.

7. Bukan sekedar bahasa tapi juga platform sekaligus

arsitektur. Java mempunyai probabilitas yang

sangat tinggi. Ia dapat bekerja pada smartcard,

pager, handphone, PDA, Palm, laptop, PC dan

bahkan server (Ananda 2009).

2.7 Android

Android merupakan sistem operasi untuk

perangkat bergerak yang dikembangakan oleh Google

dangan basis Linux dari kernel linux v2.6. Android

dikembangkan pertama kali oleh Android, Inc. Sebuah perusahaan yang berbasis di Palo Alto,

California, US. Pengembangnya adalah Andy Rubin.

Android kemudian diakusisi oleh Google Inc. Setelah

Google mengakusisi, Android dikembangkan menjadi

platform perangkat bergerak. Hal ini dikarenakan

rencana Google yang ingin masuk kedalam pasar

telepon seluler. Pengembangannya menggunakan

kernel Linux, sehingga memungkinkan komunitas

ataupun non-komunitas IT untuk dapat

mengembangkan dan membuat aplikasinya sendiri

(Liyantanto 2011).

2.8 Penyakit Paru-paru

Organ penting ini merupakan salah satu organ

vital bagi kehidupan manusia. Khususnya berfungsi

pada sistem pernapasan manusia. Bertugas sebagai

tempat pertukaran oksigen yang dibutuhkan manusia

dan mengeluarkan karbondioksida yang merupakan

hasil sisa proses pernapasan yang harus dikeluarkan

dari tubuh, sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen

tetap terpenuhi.

Udara sangat penting bagi manusia, tidak menhirup oksigen selama beberapa menit dapat

menyebabkan kematian. Itulah peranan penting paru-

paru. Organ yang terletak di bawah tulang rusuk ini

memang mempunyai tugas yang berat, belum lagi

semakin tercemarnya udara yang kita hirup serta

berbagai bibit penyakit yang berkeliaran di udara. Ini

semua dapat menimbulkan berbagai penyakit paru-

paru.

Gejala seperti batuk-batuk, sesak napas, atau

sakit di daerah dada mungkin saja menunjukkan

bahwa ada yang tidak beres dengan paru-paru Anda.

Dengan mendeteksinya lebih cepat, ini akan membantu agar penyakit ini tidak semakin lama dan

bertambah parah.

2.8.1 Jenis Penyakit Paru-paru

1. Tuberkulosis (TBC)

TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

tuberculosis. Penyakit ini dapat menular melalui

percikan ludah saat penderita batuk.

Gejala TBC ialah batuk berdahak lebih dari tiga

minggu. Dapat juga disertai batuk yang

mengeluarkan darah. Penderita akan mengalami demam khususnya pada siang atau sore,

berkeringat pada malam hari. Nafsu makan

menurun sehingga mengakibatkan badan menjadi

kurus.

Page 9: 09101152630021 Fahmi Rahmadi Teknik Informatika

Penyakit ini juga sebenarnya merupakan salah satu

penyakit yang sudah ditaklukan, tetapi belakangan

kembali menyerang. Salah satunya adalah karena

penderita tuberkulosis ini tidak menghabiskan obat

mereka. Obat harus diminum secara teratur selama

6 sampai 9 bulan untuk menyembuhkan penyakit

ini. Tidak menghabiskan obat dapat menyebabkan

penderita tidak dapat sembuh dan menyebabkan

obat tidak mampu lagi melawan kuman karena

kuman menjadi kebal.

2. Asma Asma adalah penyempitan sementara pada saluran

pernapasan yang dapat menyebabkan penderitanya

merasakan sesak napas. Penyempitan terjadi pada

pembuluh tenggorokan. Faktor keturunan sangat

berperan pada penyakit ini, bila ada orangtua atau

kakek nenek yang menderita penyakit ini dapat

menurun kepada anak atau cucunya.

Alergi terhadap sesuatu seperti debu, perubahan

suhu, kelembaban, gerak badan yang berlebihan

atau ketegangan emosi dapat meyebabkan alergi

sehingga selaput yang melapisi pembuluh akan membengkak dan mengeluarkan lendir yang

berlebihan sehingga pembuluh menjadi sempit dan

penderita sulit bernapas. Walau serangan sesak

napas dapat hilang sendiri, tetapi serangan berat

bila tidak ditangani dapat menyebabkan kematian

karena penderita tidak dapat bernapas.

3. Bronkitis

Bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran

yang membawa udara menuju paru-paru).

Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri

atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.

Gejala bronchitis ialah Batuk disertai demam atau

dahak berwarna kuning bila disebabkan oleh

infeksi kuman. Sedangkan bila bersifat kronik,

batuk berdahak serta sesak napas selama beberapa

bulan sampai beberapa tahun.

4. Pneumia

Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada

jaringan paru (parenkim) yang disebabkan oleh

bakteri, virus atau jamur. Umumnya disebabkan

oleh bakteri streptokokus (Streptococcus) dan

bakteri Mycoplasma pneumoniae. Gejalanya ialah Batuk berdahak dengan dahak

kental dan berwarna kuning, sakit pada dada, dan

sesak napas juga disertai demam tinggi.

5. Influenza

Influenza (flu) merupakan suatu infeksi virus yang

menyebabkan demam, hidung berair, sakit kepala,

batuk, tidak enak badan, dan peradangan pada

saluran pernafasan dan selaput lendir.

Kedinginan merupakan gejla awal, merasakan

nyeri diseluruh tubuh, diawali batuk kering lalu

berdahak, hidung berair dan sakit kepala. Pengobatan influenza yang paling utama ialah

beristirahat dan minum banyak cairan,

berbaringlah di tempat tidur ketika merasakan

gejala flu, kurang lebih 12-24 jam badan sudah

kembali normal.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa Data

Perancangan pada analisa data ini terdiri dari

analisa data penyakit, data gejala, data nilai CF

(Certainty Factor) , dan data pencegahannya. Hal

tersebut dapat dijelaskan pada uraian dibawah ini

antara lain :

3.1.1 Data Penyakit

Beberapa jenis penyakit pada paru-paru dan

pernapasan yang di gunakan dalam penelitian ini

adalah: Table 3.1 Data Penyakit

No Nama Penyakit Kode

1 Tuberkolosis (TBC) P1

2 Asma P2

3 Bronkitis P3

4 Pneunomia P4

5 Influenza P5

3.1.2 Data Gejala

Berikut ialah data dari berbagai gejala yang di

dapatkan dari seorang dokter spesialis paru-paru dan

pernapasan: Tabel 3.2 Data Gejala

No Nama

Penyakit Gejala Kode

1 Tuberkulosis

(TBC)

Batuk berdahak G1

Batuk darah G2

Demam subferis

(demam ringan)

G3

Badan lemah G4

Nyeri dada G5

Lesu G6

Nafsu makan

menurun

G7

Keringat malam G8

2 Asma Sesak nafas G9

Batuk berdahak G1

Batuk kering G10

Nyeri dada G5

Kesadaran

menururn

G11

Mengi G12

3 Bronkitis Batuk berdahak

berwarna hijau

G21

Demam G13

Sesak nafas G9

Nyeri dada G5

Batuk darah G2

Batuk lebih dari

seminggu

G14

4 Pneumonia Demam G13

Menggigil G15

Suhu tubuh G16

Page 10: 09101152630021 Fahmi Rahmadi Teknik Informatika

meningkat

Batuk berdahak

berwarna kuning

G22

Sesak nafas G9

Nyeri dada G5

5 Influenza Kedinginan G17

Sakit kepala G18

Hidung berair G19

Nyeri badan G20

Batuk berdahak G1

3.1.3 Data nilai CF (Certainty Factor)

Data nilai certainty factor (CF) ialah data nilai

kepastian yang di dapat dari pakar paru-paru dan

pernapasan berdasarkan data gejala dan data penyakit. Tabel 3.3 Data Nilai CF

No Nama

Penyakit Gejala

Nilai

CF

1 Tuberkulosis

(TBC)

Batuk berdahak 0.5

Batuk darah 0.5

Demam subferis

(demam ringan)

0.3

Badan lemah 0.3

Nyeri dada 0.4

Lesu 0.3

Nafsu makan

menurun

0.3

Keringat malam 0.3

2 Asma Sesak nafas 0.7

Batuk berdahak 0.2

Batuk kering 0.3

Nyeri dada 0.5

Kesadaran menurun 0.2

Mengi 0.7

3 Bronkitis Batuk berdahak

berwarna hijau

0.4

Demam 0.2

Sesak nafas 0.2

Nyeri dada 0.3

Batuk darah 0.4

Batuk lebih dari

seminggu

0.6

4 Pneumonia Demam 0.4

Suhu tubuh

meningkat

0.3

Batuk berdahak

berwarna kuning

0.7

Sesak nafas 0.5

Nyeri dada 0.3

5 Influenza Kedinginan 0.4

Sakit kepala 0.4

Hidung berair 0.7

Nyeri badan 0.2

Batuk berdahak 0.2

Menggigil 0.3

3.2 Analisa Proses Dalam tahap analisa proses ini dilakukan

dengan menggunakan metode forward chaining (runut

maju). Forward chaining dilakukan mulai dari

kalimat-kalimat yang ada dalam knowledge base dan

membangkitkan kesimpulan-kesimpulan baru

sehingga dapat digunakan untuk melakukan inferensi

yang lebih jauh.

3.2.1 Perancangan Basis Pengetahuan

Seperti pembuatan sistem pakar lainnya, sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit juga

membutuhkan basis pengetahuan. Basis pengetahuan

mengandung pengetahuan untuk pemahaman,

penyelesaian masalah dan merupakan inti dari sistem

pakar.

Basis pengetahuan (Knowladge base) akan

dioalah di mesin inferensi agar menghasilkan suatu

keluaran (Output) yang berupa kesimpulan yang

berdasarkan pada basis pengetahuan.

Berikut ini ialah pohon keputusan pada mesin

inferensi terhadap gejala, penyakit, dan penanganan pada penyakit paru-paru dan pernapasan:

Gambar 3.1 Pohon Keputusan

3.2.2 Perancangan Rule Berdasarkan analisis dari pohon keputusan

diatas, maka dibuatlah himpunan kaidah produksi

diagnosis dengan menggunakan IF-THEN. Dimana IF merupakan informasi masukan sedangkan THEN

merupakan kesimpulan. Selain itu, faktor kepastian

(CF) diberikan pada setiap gejala pada masing-masing

penyakit.

Nilai CF ini akan digunakan untuk memberikan

nilai kepastian pada penyakit saat proses diagnosis

sebagai output hasil diagnosa. Saat gejala diinputkan

maka sistem akan mencari gejala yang sama kesemua

penyakit. Dan apabila gejala lebih dari satu pada

sebuah penyakit, maka sistem akan melakukan

penghitungan kombinasi nilai CF untuk gejala. Nilai dari CF untuk tiap-tiap gejala diberikan langsung oleh

pakar.

Page 11: 09101152630021 Fahmi Rahmadi Teknik Informatika

Tabel 3.4 Tabel Rule

Penyakit Aturan

TBC

IF Batuk berdahak (0.5) AND Batuk

darah (0.5) AND Demam subferis (0.3)

AND Badan lemah (0.3) AND Nyeri

dada (0.4) AND Lesu (0.3) AND Nafsu

makan menurun (0.3) AND Keringat

malam (0.3) THEN Tuberkulosis

(TBC).

Asma

IF Sesak nafas (0.7) AND Batuk

berdahak (0.2) AND Batuk kering (0.3)

AND Nyeri dada (0.5) AND Kesadaran menurun (0.2) AND Mengi (0.7)

THEN Asma.

Bronkitis

IF Batuk berdahak berwarna hijau

(0.4) AND Demam(0.2) AND Sesak

nafas (0.2) AND Nyeri dada (0.3)

AND Batuk darah (0.4) AND Batuk

lebih dari seminggu (0.6) THEN

Bronkitis.

Pneumon

ia

IF Demam (0.4) AND Suhu tubuh

meningkat (0.3) AND Batuk berdahak

berwarna kuning (0.7) AND Sesak

nafas (0.5) AND Nyeri dada (0.3)

THEN Pneumonia

Influenza

IF Kedinginan (0.4) AND Sakit kepala (0.4) AND Hidung berair (0.7) AND

Nyeri badan (0.2) AND Batuk

berdahak (0.2) AND Menggigil (0.3)

THEN Influenza

3.3 Analisa Output Analisa output ini akan memperlihatkan

bagaimana mesin inferensi dapat mencari hasil

diagnosis suatu penyakit. Misalkan sesorang

menderita penyakit tuberculosis (TBC) maka,

perhitungannya adalah sebagai berikut:

Mesin inferensi untuk penyakit Tuberkulosis (TBC):

R1 : IF Batuk berdahak (CF=0,5)

R2 : AND Batuk darah (CF=0,5)

R3 : AND Demam subferis (CF=0,3)

R4 : AND Badan lemah (CF=0,3)

R5 : AND Nyeri dada (CF=0,4)

R6 : AND Lesu (CF=0,3)

R7 : AND Nafsu makan menurun (CF=0,3)

R8 : AND Keringat malam (CF=0,3) THEN

Tuberkulosis (TBC)

Maka perhitungan kombinasinya: CF(R1R2) = R1 + R2 – (R1 * R2)

= 0,5 + 0,5 – (0,5 *0,5)

= 0,75

CF(R1R2R3) = R1R2 + R3 – (R1R2 * R3)

= 0,75 + 0,3 – (0,75 * 0,3)

= 0,82

CF(R1R2R3R4) = R1R2R3 + R4 – (R1R2R3 * R4)

= 0,82 + 0,3 – (0,82 * 0,3)

= 0,87

CF(R1R2R3R4R5) = R1R2R3R4 + R5 – (R1R2R3R4

* R5)

= 0,87 + 0,4 – (0,87 * 0,4)

= 0,92

CF(R1R2R3R4R5R6) = R1R2R3R4R5 + R6 –

(R1R2R3R4R5 * R6)

= 0,92 + 0,3 – (0,92 * 0,3)

= 0,94

CF(R1R2R3R4R5R6R7) = R1R2R3R4R5R6 + R7 –

(R1R2R3R4R5R6 * R7)

= 0,94 + 0,3 – (0,94 * 0,3) = 0,96

CF(R1R2R3R4R5R6R7R8)

= R1R2R3R4R5R6R7 + R8 (R1R2R3R4R5R6R7

* R8)

= 0,96 + 0,3 – (0,96 * 0,3)

= 0,972

Ini berarti sistem memberitahu bahwa pasien tersebut

97,2% menderita penyakit Tuberkulosis (TBC).

4. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari pengerjaan

Skripsi ini adalah:

1. Aplikasi ini dapat berjalan dengan baik pada

sistem operasi android.

2. Aplikasi sistem pakar ini dapat memberikan

informasi tentang penyakit pada paru-paru dan

pernapasan yang di derita oleh penggunanya

dengan menginputkan gejala-gejala yang di

rasakan.

3. Aplikasi ini mampu mendiagnosa penyakit yang di

derita dengan menggunakan metode forward

chaining dan metode kepastian (CF). 4. Aplikasi ini dapat menampilkan informasi tentang

penyakit, deskripsi, gejala dan penanganan dari

penyakit pada paru-paru dan pernapasan.

Pada aplikasi sistem pakar ini, pengguna dapat

menginputkan sendiri nilai kepastian dari gejala yang

di rasakannya.

DAFTAR REFERENSI

Decision Support System and Intelligent Systems

Turban, Efraim., Aroson, Jay, E., Liang, Ting-Peng. , 2005, Decision Support System and Intelligent

Systems. International Edition, Edisi 7. New Jersey

: Pearson Prentice-Hall Education International.

Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet Pc

Berbasis Android

Safaat H, Nazruddin, 2012, Aplikasi Mobile

Smartphone dan Tablet Pc Berbasis Android.

Bandung : Informatika.

Buku Saku Hitam Kedokteran Paru

Ringel, Edward, 2012, Buku Saku Hitam Kedokteran Paru. Jakarta : Indeks

Page 12: 09101152630021 Fahmi Rahmadi Teknik Informatika

Kecerdasan Buatan

Sutoju, T, Edy Mulyano, Vincent Suharto, 2011,

Kecerdasan Buatan, Yogyakarta : Andi

Rekayasa Perangkat Lunak Jilid 1 Untuk SMK

Mulyanto, Aunur R, 2008, Rekayasa Perangkat Lunak

Jilid 1 Untuk SMK, Jakarta : Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar danMenengah,

Departemen Pendidikan Nasional.

Artificial Intelligence : Teknik dan Aplikasinya

Kusumadewi, Sri, 2003, Artificial Intelligence :

Teknik dan Aplikasinya, Yogyakarta : Graha Ilmu

Pengenalan Pemograman Java : JENI

Avestro, Joyce, 2007, Pengenalan Pemograman Java :

JENI, Jakarta

Rekayasa Perangkat Lunak menggunakan UML

dan JAVA

Nugroho, Adi, 2010, Rekayasa Perangkat Lunak menggunakan UML dan JAVA : ANDI, Bandung

http://medicastore.com/penyakit/2/Asma.html,

oktober 2012

http://medicastore.com/penyakit/14/Bronkitis.html,

oktober 2012

http://medicastore.com/penyakit/441/Pneumonia_rada

ng_paru.html, oktober 2012