BAB 1 PENGENALAN 1.1 Latar Belakang Kajian Sistem pendidikan ...
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan ...
Transcript of 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan ...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jalan merupakan infrastruktur yang menghubungkan satu daerah dengan
daerah lain yang sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat
(Wirahadikusumah, 2007). Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima
beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya kemudian diteruskan
ke tanah dasar. Berdasarkan bahan pengikatnya, lapisan perkerasan jalan dibagi
menjadi dua kategori yaitu lapisan perkeraan lentur dan lapisan perkerasan kaku.
Perkerasan lentur (flexible pavement) adalah perkerasan jalan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat material pasir dan split. Perkerasan
kaku adalah perkerasan jalan yang menggunakan bahan pengikat dari semen
sebagai struktur utama dan lapis aus permukaan, yang kemudian dikenal dengan
perkerasan kaku beton semen (rigid pavement). Kombinasi antara dua jenis
perkerasan ini disebut perkerasan komposit (composite pavement) dimana sebagai
lapis bawah digunakan struktur beton sedangkan sebagai lapis permukaan
digunakan aspal.
Pada ruas jalan Pantura Semarang – Demak dipakai perkerasan komposit
(composite pavement), sebagai lapis pondasi digunakan lapis perkerasan kaku
(rigid pavement) dan untuk mendapatkan kenyamanan saat berkendara digunakan
lapis perkerasan aspal (flexible pavement). Beton yang dipakai pada perkerasan
kaku berasal dari perusahaan beton siap pakai (ready mix). Hasil yang diperoleh
cukup baik dan mampu melayani volume lalu lintas yang besar dan berat.
Di Kabupaten Grobogan pada ruas jalan Godong – Purwodadi km 51.5
berdasarkan data terletak pada deposit tanah ekspansif (Pardoyo, 2004). Dinas Bina
Marga Provinsi Jawa Tengah sudah melaksanakan perbaikan jalan dengan alternatif
pemakaian geomembran atau geotextile pada ruas jalan tersebut dan pada ruas jalan
Purwodadi – Blora. Hasil yang didapatkan tidak cukup maksimal dan masih terjadi
kerusakan jalan. Kerusakan tersebut berupa kerusakan dini struktur perkerasan,
retak longitudinal dan ketidakstabilan timbunan (longsor) yang merupakan masalah
tipikal pada tanah ekspansif (Pardoyo, 2004). Pada beberapa titik di ruas jalan yang
2
sama, dilakukan pekerjaan perkerasan jalan dengan beton yang hasilnya cukup baik
dan tidak terjadi kerusakan akibat kondisi tanah dasarnya yang ekspansif.
Perkerasan beton semen mempunyai beberapa keunggulan antara lain,
cocok untuk lalu lintas berat, lebih tahan terhadap cuaca panas, tidak terjadi
deformasi dan tahan terhadap pengaruh air. Kelemahan pada perkerasan kaku
antara lain pada masa pelaksanaan, karena setelah pengecoran diperlukan waktu
sekitar 30 hari untuk mencapai kekuatan rencana sebelum dibuka untuk lalu lintas.
Hal ini dapat menggangu kelancaran lalu lintas terutama pada jalan dengan lalu
lintas padat (Dachlan, 2009). Biaya konstruksi jalan beton sedikit lebih mahal
dibandingkan pada perkerasan lentur (Waluyo, 2008) dan perkerasan kaku tidak
memerlukan lapis ulang seperti pada perkerasan lentur.
Beton merupakan campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar dan
air dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya (Supriyatna, 2006). Metode
pengadukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu manual dan masinal. Pengadukan
manual dilakukan dengan tangan atau alat sederhana seperti cangkul, sekop dan alat
lainnya. Sedangkan pengadukan masinal dengan memanfaatkan bantuan alat aduk
seperti concrete mixer (yang dikenal dengan istilah molen) atau pada batching
plant (Mulyono, 2004: 219). Beton yang diproduksi dengan mesin dapat dilakukan
di perusahaan beton siap pakai (ready mix) atau diproduksi di lokasi pekerjaan (site
mix). Pekerjaan beton site mix dapat dilakukan secara manual menggunakan alat
pengaduk tenaga manusia atau menggunakan mesin molen dengan kapasitas kecil.
Pada pelaksanaan peningkatan jalan beton di Kabupaten Grobogan Tahun
Anggaran 2008, sebagian banyak beton yang digunakan dibuat di lokasi pekerjaan
(site mix) menggunakan mesin molen.
Proses pencampuran material beton dapat dilaksanakan dengan
mengunakan perbandingan berat atau perbandingan volume sesuai rancangan
campuran beton (job mix design) yang dilakukan di Laboratorium. Pembuatan
beton dengan perbandingan berat didapatkan dengan menimbang material,
sedangkan dengan perbandingan volume atau takaran didapatkan dengan
menggunakan alat penakar (contoh : dolak atau ember) sesuai dengan proporsi
campuran. Pekerjaan beton site mix sering memakai perbandingan volume daripada
memakai perbandingan berat dengan alasan kemudahan selama pelaksanaan.
3
Pada tahun 2004 sampai 2007 Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan
melaksanakan peningkatan jalan di beberapa wilayah dengan perkerasan kaku
dengan beton ready mix. Sedangkan pada tahun 2008 pekerjaan peningkatan jalan
beton sebagian besar menggunakan beton yang diproduksi di lokasi pekerjaan atau
dikenal sebagai beton site mix. Dengan pertimbangan bahwa wilayah peningkatan
jalan lebih banyak di daerah dan kendala akses untuk pengiriman beton ready mix.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan
bekerjasama dengan tim independen melaksanakan pelatihan pengendalian kualitas
beton. Tujuan utamanya memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang
perilaku beton agar selama pelaksanaan diperoleh hasil yang baik sesuai dengan
sasaran proyek yaitu pekerjaan konstruksi yang tepat biaya, tepat waktu dan tepat
mutu sesuai spesifikasi. Pelatihan ini diikuti oleh semua pihak-pihak yang terlibat
pada proyek yaitu Dinas Bina Marga, Konsultan Supervisi dan Kontraktor
Pelaksana. Materi pelatihan antara lain pembuatan rancangan campuran beton (mix
design), kontrol kualitas pekerjaan beton, pembuatan sampel uji beton, perawatan
beton dan pengujian beton keras di lokasi pekerjaan.
Selama pekerjaan berlangsung, Kontraktor Pelaksana membuat sampel uji
beton berbentuk kubus atau silinder dari beton yang sama dengan beton yang dicor
di lokasi, sehingga bisa mewakili kekuatan beton di lokasi. Hasil pengujian sampel
menunjukkan bahwa sebagian besar hasilnya lebih rendah dari spesifikasi.
Pengujian sampel beton dijadikan catatan kualitas dan evaluasi selama pekerjaan
berlangsung, sehingga dapat diketahui lebih awal jika terjadi penyimpangan mutu.
Apabila hasil pemeriksaan benda uji belum terpenuhi, maka dapat diambil
langkah perbaikan di lokasi untuk meningkatkan kekuatan tekan. Jika langkah ini
tidak terpenuhi maka diambil langkah untuk memastikan bahwa struktur beton
masih mempunyai daya dukung beban rencana yang cukup dengan cara
menganalisa ulang struktur atau dengan menguji cara tidak merusak (Mulyono,
2004: 268). Pengujian dengan cara tidak merusak (nondestructive test) dilakukan
dengan metode uji palu beton (hammer test) pada beton di lokasi. Hasil pengujian
hammer menunjukkan bahwa rata-rata kekuatan beton lebih tinggi dari spesifikasi,
tetapi kondisi aktual jalan terjadi kerusakan.
Hasil hammer yang lebih tinggi dari spesifikasi tetapi kondisi jalan terjadi
kerusakan, kemudian dilakukan identifikasi kerusakan (inventori) untuk
mengetahu
pada jalan
terlihat tu
metode de
beton di l
menunjukk
Ha
spesifikasi
kekuatan b
core drill
(ACI 104
bahan-baha
Kondisi ja
berikut.
Dar
terjadi keru
sehingga p
antara sum
menentuka
pelaksanaa
empat kate
Baja Tu
Kerusakdi lokas
ui tipe kerus
n beton, ant
ulangannya.
estructive te
lokasi meng
kan bahwa ra
sil pengujian
, sedangkan
beton lebih
lebih dapat
– M32). P
an campura
alan pada pe
Sum
Gambar
ri uraian di
usakan beton
perlu diketah
mber risiko
an faktor r
annya untuk
egori, yaitu k
ulangan
kan beton yani pekerjaan
akannya. Ha
tara lain au
Data inven
est. Metode
ggunakan bo
ata-rata keku
n hammer b
n hasil peng
rendah dari
dihandalkan
Pencapaian
an beton d
eningkatan j
mber : Dokume
1.1. Kerusak
atas bahwa
n. Banyak fa
hui faktor p
, pengenda
risiko yang
mengetahui
kategori risik
ng terjadi
asil inventor
us pada perm
ntori kerusa
ini dilakuk
or inti (cor
uatan beton l
bahwa rata-r
gujian core
i spesifikasi
n untuk me
mutu peker
an proses p
jalan beton
entasi inventor
kan Rigid Pa
pada proyek
aktor yang m
penyebabnya
lian dan ku
g muncul
i kategori ris
ko high, sign
Klo
ri berupa jen
mukaan jala
akan diduku
kan dengan
re drill). Ha
lebih rendah
rata kekuata
drill menu
. Hasil peng
enentukan ku
rjaan beton
pelaksanaan
site mix dit
ri kerusakan
avement Bet
k jalan beton
menyebabkan
a. Penelitian
ualitas pada
pada bahan
sikonya. Kat
nificant, mod
Kerusakan betookasi pekerjaa
nis kerusakan
an, retak, b
ung oleh da
cara menga
asil penguji
h dari spesifi
an beton leb
unjukkan ba
gujian kuat
uat tekan be
dapat dipen
nnya (Supriy
tampilkan se
ton Site Mix
n dengan me
n terjadinya
n ini mengk
a beton sit
n penyusun
tegori risiko
derate dan lo
Baj
on yang terjadan
n yang terja
berlubang da
ata pengujia
ambil samp
ian core dr
ikasi.
bih tinggi da
ahwa rata-ra
tekan samp
eton di loka
ngaruhi mu
yatna, 2006
eperti gamb
etode site m
kerusakan i
kaji hubunga
te mix. Ser
n beton da
o dibagi dala
ow.
a Tulangan
di di
4
adi
an
an
pel
ill
ari
ata
pel
asi
utu
6).
bar
mix
ini
an
rta
an
am
5
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, beton dengan metode site mix
mempunyai kecenderungan mendapatkan hasil yang kurang sempurna seperti
permukaan aus dan retak. Pencapaian yang kurang sempurna tersebut dapat
disebabkan adanya faktor risiko pada bahan penyusun beton, pencampuran bahan,
pelaksanaan pengecoran dan perawatan beton, dapat juga dipengaruhi oleh
pengendalian selama pelaksanaan. Untuk itu diperlukan kajian antara risiko,
pengendalian dan kualitas dalam usaha memperoleh kualitas beton site mix yang
baik dan sesuai spesifikasi.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menganalisa hubungan antara sumber risiko dengan kualitas beton site mix.
2. Menganalisa hubungan antara pengendalian dengan kualitas beton site mix
3. Menganalisa hubungan antara sumber risiko, pengendalian dan kualitas beton
site mix.
4. Menentukan faktor risiko pada kategori risiko atau pemetaan risiko pada
pekerjaan beton site mix.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan pemahaman tentang risiko dan pengaruhnya sebagai alat bantu
dalam pengambilan keputusan dalam meningkatkan kualitas beton site mix.
2. Analisa risiko dapat dijadikan referensi pelaksanaan beton site mix.
3. Pemetaan faktor risiko sesuai kategori risiko dapat dipakai sebagai pengetahuan
pada saat studi kelayakan proyek yang menggunakan beton site mix.
1.5 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kualitas pekerjaan beton site mix dipengaruhi adanya sumber risiko pada
material, proses pembuatan dan pengendalian yang cukup besar selama proses
konstruksi.
6
2. Beton site mix mempunyai batas penerimaan risiko yang masih dapat
dikendalikan dengan pengendalian kualitas.
1.6 Batasan Masalah
Batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah proyek peningkatan jalan
beton (rigid pavement) yang dilaksanakan di Kabupaten Grobogan pada Tahun
Anggaran 2008 dengan spesifikasi mutu beton rencana K300, yang pelaksanaan
pekerjaan beton dilakukan secara site mix dengan menggunakan mesin molen.