1. PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id I... · pengguna Jalan By Pass Ida Bagu Mantra di sekitar lokasi...

9
1 Beach Mall di Gianyar 1. PENDAHULUAN PENDAHULUAN Pada bab ini membahas gambaran umum keseluruhan isi laporan berupa alasan pemilihan judul dalam latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan, serta metode yang digunakan dalam penyusunan laporan. 1.1 Latar Belakang Mall, bila diterjemahkan dari Beddington (1982:xiii) sejatinya merupakan suatu jalur pedestrian bebas kendaraan yang ditata/diposisikan sedemikian rupa untuk menghubungkan dua generator atau lebih dan menunjang retail-retail yang mengapitnya. Perkembangan selanjutnya dari mall mengarah pada fasilitas komersial sebagai salah satu jenis pusat perbelanjaan yang lebih kompleks dengan banyak retail dan tambahan fasilitas penunjang seperti bioskop, gamezone, spa, kafe dan restoran serta fasilitas-fasilitas baru yang diintegrasikan dengan mall seiring perkembangan zaman. Berhubungan dengan penjelasan di atas, Herabadi, et al dalam Nurlalia (2013) menyebutkan bahwa berbelanja tidak hanya untuk mendapatkan keperluan akan barang- barang atau memenuhi kebutuhan, tetapi menjadi bagian dari gaya hidup atau lifestyle dan mungkin untuk memenuhi kebutuhan psikologi. Saat ini pusat perbelanjaan modern seperti mall mulai mengalami pergeseran fungsi. Pada mulanya masyarakat datang ke mall khusus untuk berbelanja keperluan, namun saat ini mall tidak sekedar tempat berbelanja barang yang

Transcript of 1. PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id I... · pengguna Jalan By Pass Ida Bagu Mantra di sekitar lokasi...

Page 1: 1. PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id I... · pengguna Jalan By Pass Ida Bagu Mantra di sekitar lokasi mall. ... proses ini ditentukan definisi pokok program pendahuluan. Pada penyusunan

1

Beach Mall di Gianyar

1. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas gambaran umum keseluruhan isi laporan berupa alasan pemilihan

judul dalam latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan, serta metode yang digunakan

dalam penyusunan laporan.

1.1 Latar Belakang

Mall, bila diterjemahkan dari Beddington (1982:xiii) sejatinya merupakan suatu jalur

pedestrian bebas kendaraan yang ditata/diposisikan sedemikian rupa untuk menghubungkan

dua generator atau lebih dan menunjang retail-retail yang mengapitnya. Perkembangan

selanjutnya dari mall mengarah pada fasilitas komersial sebagai salah satu jenis pusat

perbelanjaan yang lebih kompleks dengan banyak retail dan tambahan fasilitas penunjang

seperti bioskop, gamezone, spa, kafe dan restoran serta fasilitas-fasilitas baru yang

diintegrasikan dengan mall seiring perkembangan zaman.

Berhubungan dengan penjelasan di atas, Herabadi, et al dalam Nurlalia (2013)

menyebutkan bahwa berbelanja tidak hanya untuk mendapatkan keperluan akan barang-

barang atau memenuhi kebutuhan, tetapi menjadi bagian dari gaya hidup atau lifestyle dan

mungkin untuk memenuhi kebutuhan psikologi. Saat ini pusat perbelanjaan modern seperti

mall mulai mengalami pergeseran fungsi. Pada mulanya masyarakat datang ke mall khusus

untuk berbelanja keperluan, namun saat ini mall tidak sekedar tempat berbelanja barang yang

Page 2: 1. PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id I... · pengguna Jalan By Pass Ida Bagu Mantra di sekitar lokasi mall. ... proses ini ditentukan definisi pokok program pendahuluan. Pada penyusunan

2

Beach Mall di Gianyar

dibutuhkan, tetapi juga sebagai tempat hiburan yang memberikan suatu sarana rekreatif.

Selain itu sering juga ditemui aktivitas window shopping yaitu aktivitas rekreasi dengan

berkunjung ke pusat perbelanjaan untuk sekedar melihat-lihat dan membandingkan harga

barang walaupun pada akhirnya tidak membeli.

Saat ini perkembangan mall tidak hanya terjadi di pusat kota di Bali, pantai sebagai objek

wisata yang ramai dikunjungi wisatawan juga menjadi potensial untuk pembangunan mall.

Sebagai buktinya adalah Lippo Mall dan Beachwalk di Kuta (Observasi Oktober 2015) yang

sukses membangun mall di tepi pantai dan dikunjungi ratusan hingga ribuan pengunjung per

harinya. Namun hasil observasi ini juga menunjukkan bahwa perkembangan mall di Bali

lebih signifikan di Kota Denpasar dan Badung saja sementara di kabupaten lain masih cukup

minim dikarenakan berbagai faktor.

Adapun Kabupaten lain yang bisa dipertimbangkan adalah Kabupaten Gianyar. Hidayanti

(2015) mengungkapkan bahwa Kabupaten Gianyar yang terkenal dengan hasil karya seninya,

juga memiliki tempat wisata pantai yang sudah terkenal sampai ke mancanegara, seperti

Pantai Lebih, Pantai Keramas dan Pantai Ketewel. Walaupun tidak berpasir putih tetapi

memiliki pasir hitam yang cukup eksotis. Pantai-pantai yang ada di Kabupaten Gianyar cukup

terkenal karena memiliki ombak yang cukup bagus, sehingga menjadi surga bagi wisatawan

yang memiliki hobi sebagai peselancar.

Di Kawasan Wisata Pantai di Gianyar belum ada mall yang memadai untuk menunjang

wisata (Observasi Oktober 2015). Saat ini di Gianyar, pusat perbelanjaan lebih berorientasi ke

pusat kota. Contohnya adalah Hardy’s Gianyar, Clandy’s Mall dan Harum Fajar (Observasi

Januari 2016). Untuk kebutuhan wisata pantai masih mengandalkan minimarket dan pedagang

eceran yang hanya melayani kebutuhan primer. Apabila dilihat dari segi bisnis dan investasi,

pengadaaan mall di Pantai di Gianyar dapat menjadi suatu peluang yang menguntungkan

sekaligus penunjang potensi wisata pantai di Gianyar dalam hal kebutuhan perbelanjaan dan

rekreasi. Terlebih lagi, pantai di Gianyar memiliki lokasi yang berdekatan dengan Jalan By

Pass Ida Bagus Mantra yang mudah diakses.

Selain itu, berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ada

beberapa tempat di Gianyar yang memiliki potensi wisata pantai diantaranya adalah Pantai

Lebih, Pantai Saba, Pantai Masceti, Pantai Cucukan, Pantai Siyut, Pantai Slukat, Pantai Air

Jeruk (BKPM, 2015). Objek wisata pantai ini juga telah didukung dengan hadirnya Taman

Safari & Marine Park, Komune Hotel, Umah Luwih Hotel dan Keramas Park serta Taman

Nusa. Dengan hadirnya fasilitas tersebut semakin meramaikan pariwisata di Pantai Gianyar.

Page 3: 1. PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id I... · pengguna Jalan By Pass Ida Bagu Mantra di sekitar lokasi mall. ... proses ini ditentukan definisi pokok program pendahuluan. Pada penyusunan

3

Beach Mall di Gianyar

Hal ini juga diperkuat dari segi perizinan dengan diubahnya peraturan tentang ruang

terbuka hijau (RTH) di Kawasan Pesisir Pantai di Gianyar. Berdasarkan Bali Post (2010) hal

tersebut dituangkan dalam keputusan DPRD Gianyar nomor 12 tahun 2010. Isinya, bahwa di

sebelah Selatan jalan dengan kedalaman 200 meter tidak lagi ditetapkan sebagai RTH (ruang

terbuka hijau) dengan KDB (koefisien dasar bangunan) 0 persen, tetapi cukup

mempertimbangkan sepadan jalan sesuai aturan yang berlaku. Pada sebelah selatan jalan

arteri Tohpati Kusamba, ruang antara RTH 0 persen (kedalaman 200 meter) dengan sepadan

pantai 100 meter dari titik pasang dapat dibangun tanpa memperhatikan produktivitas tanah

dengan KDB 40 persen. Hingga saat ini masih berlaku dan belum ada perubahan. Dengan

direvisinya peraturan di atas maka investor akan semakin mudah menanamkan modal dan

mendirikan fasilitas penunjang wisata pantai di Gianyar.

Dengan laju pertumbuhan penduduk pertengahan tahun sebesar 1,45 % dimana tahun

2009 menunjukkan jumlah penduduk 441.611 jiwa (BPS Kab Gianyar, 2014). Banyaknya

hotel dan villa yang mulai berkembang ke kawasan pantai (observasi Oktober 2015)

menandakan adanya perkembangan jumlah wisatawan yang berada di sekitar pantai di

Gianyar. Ditambah lagi lokasi pantai di Gianyar terletak di depan Jalan By Pass Ida Bagus

Mantra sehingga memiliki potensi kunjungan dari daerah Klungkung dan Karangasem serta

Denpasar yang melewati kawasan ini.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merupakan suatu kelayakan untuk

membangunan mall di kawasan wisata pantai di Gianyar sebagai salah satu fasilitas

penunjang wisata dan melayani kebutuhan masyarakat. Mall dapat berintegrasi dengan

fasilitas rekreasi pantai, villa dan hotel yang ada di kawasan pantai di Gianyar. Karena mall

yang dibangun memiliki korelasi terhadap pantai serta untuk menguatkan unsur lokasinya

maka dipilih judul “Beach Mall di Gianyar” yang mengandung makna sebuah pusat

perbelanjaan yang terletak di dekat pantai dan memiliki korelasi dengan pantai tersebut.

Spesifikasi mall ini menggunakan sistem satu pengelola utama dengan multi penjual dari

pihak ke-3 yang bisa menyewa retail untuk menjual berbagai jenis barang. Dengan sistem ini

diharapkan juga dapat membuka peluang investasi bagi brand lokal untuk berpartisipasi.

Barang utama yang mendominasi adalah pakaian (terutama pakaian ke pantai), alat olahraga

pantai (khususnya surfing), gadget dan elektronik serta sebagaian kecil barang-barang

kerajian dan kesenian maupun kebutuhan rumah tangga. Selain itu juga akan ditunjang oleh

food court yang menjual makanan dan minuman.

Fasilitas lain yang diintergrasikan dalam mall ini yaitu bioskop, panggung pertunjukan

dan gamezone. Fasilitas tersebut dipilih karena integrasinya yang menunjang daya tarik mall

Page 4: 1. PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id I... · pengguna Jalan By Pass Ida Bagu Mantra di sekitar lokasi mall. ... proses ini ditentukan definisi pokok program pendahuluan. Pada penyusunan

4

Beach Mall di Gianyar

dan tidak mengubah nuansa mall sebagai sebuah pusat perbelanjaan. Bioskop merupakan

fasilitas untuk menonton film layar lebar dengan keuntungan yang didapat dari penjualan tiket

kursi penonton. Hingga saat penyusunan laporan ini di Gianyar juga belum ada bioskop

sehingga integrasinya dalam proyek ini merupakan suatu peluang tambahan. Panggung

pertunjukan yang diintegrasikan dalam mall ini dapat difungsikan untuk pertunjukan maupun

pameran barang-barang yang dijual di mall. Sementara gamezone merupakan fasilitas

rekreatif yang ditujukan untuk anak dan remaja. Kedatangan anak-anak dan remaja ke mall

seringkali tidak memiliki tujuan belanja sehingga bisa disiasati dengan menyediakan fasilitas

hiburan bagi mereka.

Dari segi arsitektural, Beach Mall di Gianyar memiliki konsep terintegrasi dengan ruang

terbuka yang menghadap ke pantai. Mall ini mewujudkan suasana ruang yang rekreatif,

dinamis dan mengalir untuk meniadakan kesan jenuh bagi pengunjung. Disisi lain mall ini

mencoba mengurangi dampak negatif bangunan terhadap lingkungan dengan memperhatikan

kriteria arsitektur hijau (green architecture) dan mendukung upaya pemerintah dalam trend

go-green. Selain itu, dari segi tampilan tetap akan mempertahankan konteks arsitektur lokal

(ATB) yang dipadukan dalam bangunan yang modern.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pernyataan singkat suatu masalah yang akan diteliti

(Sangadji dan Sopiah, 2010:73). Sesuai dengan latar belakang pemilihan judul “Beach Mall di

Gianyar” yang telah dijelaskan di atas, maka permasalahan yang menjadi pusat perhatian dari

pembahasan seminar tugas akhir ini antara lain:

a. Bagaimana spesifikasi Beach Mall di Gianyar ?

b. Bagaimana strategi menyikapi kelebihan dan kekurangan dari faktor internal maupun

eksternal proyek Beach Mall di Gianyar ?

c. Apa tema rancangan yang dapat mewakili karakter mall dengan segala konteksnya untuk

Proyek Beach Mall di Gianyar ?

d. Dimana Lokasi tapak yang tepat untuk perencanaan dan perancangan Beach Mall di

Gianyar dan seperti apa karakteristiknya ?

e. Bagaimana mengintegrasikan program ruang pada program tapak dalam menjawab

masalah perancangan Beach Mall di Gianyar ?

Page 5: 1. PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id I... · pengguna Jalan By Pass Ida Bagu Mantra di sekitar lokasi mall. ... proses ini ditentukan definisi pokok program pendahuluan. Pada penyusunan

5

Beach Mall di Gianyar

1.3 Tujuan

Tujuan merupakan pendekatan menuju orientasi yang dapat berupa desain (visual ruang)

ataupun secara sosial (pengguna dan lingkungan). Tujuan dari seminar tugas akhir berjudul

Beach Mall di Gianyar antara lain:

a. Menyusun Landasan Konseptual Perancangan Beach Mall di Gianyar yang dapat

dipergunakan sebagai dasar untuk merancang meliputi rincian spesifikasi, tema,

pemrograman dan konsep-konsep perancangan.

b. Merancang mall yang menarik dan memiliki integrasi dengan Pantai di Gianyar pada

lokasi yang strategis dan mudah diakses.

c. Mewujudkan mall sebagai suatu sarana rekreasi dan pusat perbelanjaan yang mampu

menjawab kebutuhan masyarakat Gianyar dan wisatawan pantai di Gianyar serta para

pengguna Jalan By Pass Ida Bagu Mantra di sekitar lokasi mall.

1.4 Metode Perancangan

Untuk metode perancangan penulis menggunakan metode 5 (lima) langkah dari J

Christopher Jones dalam Snyder dan Catanese (1991). Berdasarkan sumber ini, maka metode

perancangan lima langkah meliputi :

1) Gagasan

Gagasan merupakan proses permulaan yang memiliki beberapa tahap yaitu pengenalan

dan pembatasan masalah yang dilakukan dengan interview atau wawancara. Dalam

proses ini ditentukan definisi pokok program pendahuluan.

Pada penyusunan laporan ini, gagasan yang diajukan berasal dari pengetahuan penulis,

isu-isu dan wacana yang beredar baik dari media cetak dan elektronik yang selanjutnya

digunakan menjadi latar belakang untuk menentukan judul, membatasi lingkup rancangan

melalui rumusan masalah dan tujuan.

2) Informasi dan Analisis

Langkah kedua meliputi persiapan untuk pengumpulan data dan analisis informasi

mengenai masalah yang akan dipecahkan. Pada tahap ini dilakukan penyelidikan dan

abstraksi program perancangan.

Dalam penyusunan laporan ini, informasi dikumpulkan dari literatur khusus mengenai

mall, studi objek sejenis dan studi terhadap lokus perancangan yaitu Gianyar. Hasil dari

proses ini kemudian menjadi spesifikasi umum dan kesimpulan analisis SWOT.

Page 6: 1. PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id I... · pengguna Jalan By Pass Ida Bagu Mantra di sekitar lokasi mall. ... proses ini ditentukan definisi pokok program pendahuluan. Pada penyusunan

6

Beach Mall di Gianyar

3) Sintesis

Merupakan langkah untuk mengajukan usulan dalam proses perancangan. Usulan

rancangan harus menghimpun berbagai pertimbangan dari konteks sosial, ekonomi, fisik,

estetika dan nilai-nilai perancangan. Dalam tahap ini juga diajukan usulan desain

volumerik.

Sebelum proses sintetis dalam laporan ini, diawali dengan mengubah bahasa

spesifikasi yang berupa deskripsi menjadi bahasa program yang lebih jelas dan terukur

sehingga dari program ini dapat ditentukan civitas/pengguna mall, kapasitas, ruang-

ruang, performansi serta besarannya. Tahap sintetis selanjutnya adalah menerjemahkan

bahasa program ke dalam konsep rancangan (tapak, bangunan dan utilitas) yang lebih

jelas perwujudannya dan lebih dekat ke arah desain.

4) Evaluasi

Evaluasi dalam perancangan arsitektur terjadi pada beberapa skala dan meliputi

bermacam-macam peserta yang meliputi usulan alternatif yang diajukan perancang.

Dalam penyusunan laporan ini, proses evaluasi dilakukan saat penyusunan konsep

rancangan. Dalam hal ini, penulis mengevaluasi alternatif perancangan untuk menentukan

keputusan konsep yang paling optimal. Proses evaluasi dalam penyusunan laporan ini

juga dilakukan saat bimbingan dengan dosen pembimbing dan pada saat revisi.

5) Optimisasi

Merupakan langkah untuk mulai mengaplikasikan hasil rancangan atau proses ini juga

bisa disebut proses produksi. Proses optimisasi dilakukan setelah melakukan evaluasi dan

telah dianggap cukup layak untuk dilanjutkan.

Adapun penyusunan laporan ini hanya sampai pada tahap evaluasi saja, sementara

tahap optimisasi/produksi dilakukan dalam Studio Tugas Akhir.

1.4.1 Alur Perancangan

Adapun desain konseptual perancangan ini berupa alur pemikiran yang digunakan dalam

menyusun laporan ini dapat dilihat pada bagan berikut (lihat Gambar 1.1) :

Page 7: 1. PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id I... · pengguna Jalan By Pass Ida Bagu Mantra di sekitar lokasi mall. ... proses ini ditentukan definisi pokok program pendahuluan. Pada penyusunan

7

Beach Mall di Gianyar

Berdasarkan keterangan di atas, proses ini secara singkat dimulai dengan pengetahuan

umum penulis dengan dibantu adanya isu dan berita yang menjadi latar belakang pemilihan

judul dan ide membuat Beach Mall di Gianyar. ide tersebut berkembang menjadi rumusan

masalah dan memiliki tujuan.

Dari rumusan masalah ini kemudian penulis melakukan studi pustaka awal untuk

mendapatkan data-data umum mengenai perancangan mall dan kriteria perancangannya.

Penulis juga mencari bangunan sejenis seperti Beachwalk dan Mall Bali Galeria untuk

dijadikan referensi. Dari informasi ini kemudian disusun suatu spesifikasi umum.

Setelah spesifikasi umum, kemudian topik pembahasan mulai mengkhusus ke analisa

lokus proyek, yaitu Kabupaten Gianyar. Dari bagian ini kemudian penulis melakukan

observasi yang lebih detail terhadap lokasi dengan metode SWOT dan juga studi literatur

- Pengetahuan Penulis

- Isu, Wacana

- Pengetahuan Lapangan

Ide Pemilihan

Judul

Studi Literatur

(pendekatan

korelasi)

Studi Lapangan

(case studies)

Studi

Kecocokan

Data-data

Umum

Isi Filosofi Wadah

Pemrograman

(Fungsional,

Arsitektural,

Performansi)

Tema

(Langgam,

Konsep dasar,

kaidah-kaidah)

Tapak

(Pemilihan

Tapak, Analisa

Tapak)

Konsep Perancangan

(tapak, bangunan, utilitas)

Lokus Perancangan

Latar

Belakang

Spesifikasi

Umum

Spesifikasi

Khusus

Tema dan

Program

Konsep

Gagasa

n

An

ali

sis

da

n

Info

rma

si

Sin

teti

s

Ev

alu

asi

Gambar 1.1 Peta Konsep metode Perancangan

Page 8: 1. PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id I... · pengguna Jalan By Pass Ida Bagu Mantra di sekitar lokasi mall. ... proses ini ditentukan definisi pokok program pendahuluan. Pada penyusunan

8

Beach Mall di Gianyar

yang lebih rinci mengenai mall. Kemudian dengan informasi yang lebih rinci terutama yang

khusus kepada lokus perancangan disusun suatu spesifikasi khusus.

Dari spesifikasi khusus kemudian penulis dapat menetukan tema yang mencakup lebih

rinci mengenai filosofi, wujud dan gaya rancangan. Kemudian juga disusun program ruang

dan program tapak. Untuk menyusun program ruang diperlukan studi ruang dan standar

performansi ruang dari buku standar maupun dari hasil observasi objek sejenis. Sementara

untuk program tapak penulis perlu melakukan pemilihan tapak di Lokus Kabupaten Gianyar

serta observasi dan analisa tapak untuk memahami karakter tapak.

Dengan adanya tema dan program maka dapat disusun konsep perancangan yang mampu

menyelesaikan permasalahan desain serta menjadi landasan konseptual dalam perancangan

Beach Mall di Gianyar. Dalam konsep perancangan terdapat konsep perancangan tapak,

bangunan dan utilitas.

1.4.2 Pendekatan Perancangan

Sesuai dengan metode ini, pendekatan yang paling tepat digunakan dalam proses ini ini

adalah pendekatan korelasi dan pendekatan kasus (case studies), sebagai berikut :

a. Pendekatan korelasi

Merupakan pendekatan yang mencari hal-hal yang berhubungan, penulis mencari data-

data literatur yang berhubungan dengan mall, baik dari segi teknis desain maupun non teknis.

b. Pendekatan Kasus

Dalam pendekatan kasus, penulis mencari beberapa objek studi sejenis untuk

dibandingkan dan mendapatkan kesimpulan kriteria perancangan.

1.4.3 Sumber Data

Sangadji dan Sopiah (2010:170) menyatakan ada sua jenis sumber data dalam hal ini

yaitu data primer dan sekunder. Dalam perancangan ini sumber data diperoleh dengan cara

sebagai berikut :

a. Sumber data primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari sumber asalnya. Data

primer ini diperoleh melalui :

1) Wawancara atau tanya jawab dilakukan dengan pihak-pihak yang paham terhadap

permasalahan yang terkait, yakni pengelola mall dan pengunjung pada tempat

dilakukan studi banding. Data tentang narasumber yang terkait dalam penyusunan

laporan ini akan ditampilkan dalam daftar narasumber di bagian belakang laporan.

Page 9: 1. PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id I... · pengguna Jalan By Pass Ida Bagu Mantra di sekitar lokasi mall. ... proses ini ditentukan definisi pokok program pendahuluan. Pada penyusunan

9

Beach Mall di Gianyar

2) Observasi langsung, yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung

pada obejek sejenis (mall) di lokasi berbeda, mencari data seperti seperti desain

arsitektural, pengamatan layout (denah dan pola massa), sirkulasi dan manajemen

dalam mall. Hasil observasi ke lapangan disajikan dalam bentuk gambar (sketsa, foto)

dan tabel.

b. Sumber Data Sekunder

Merupakan data yang dikumpulkan oleh pihak lain, kemudian digunakan sebagai acuan

pendukung dalam membuat laporan seminar tugas akhir ini. Data tersebut diperoleh dari

literatur berupa buku cetak, buku elektronik (ebook), jurnal dan dibantu dengan sumber

internet yang berkaitan dengan mall. Acuan dalam literatur tersebut diangkat sebagai bahan

pelengkap informasi serta dapat dijadikan perbandingan pada landasan perancangan.

1.4.4 Jenis Data

Sangadji dan Sopiah (2010:175) menyatakan jenis data yang dikumpulkan, menurut

sifatnya ada 3, yaitu data subyek, data fisik dan data dokumenter. Dalam perancangan ini data

tersebut diantaranya :

a. Data subyek, yaitu data yang berupa opini, sikap, pengalaman dan karakteristik

subjektif dan kualitatif. Data ini didapatkan melalui wawancara.

b. Data fisik, merupakan data dengan wujud benda nyata, dalam hal ini berupa data

bangunan dan ruangan, furniture dan barang-barang yang ada didalamnya yang

kuantitatif dan terukur. Data ini didapatkan melalui observasi langsung.

c. Data dokumenter, merupakan data berupa literatur seperti buku, jurnal, koran majalah,

ebook, dan sumber web.

1.4.5 Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam metode perancangan ini yaitu analisis komparasional,

yaitu membandingkan perbedaan variabel data-data yang telah dikumpulkan (Sangadji dan

Sopiah, 2010:210). Dalam hal ini penulis membandingkan beberapa hasil objek studi fasilitas

sejenis dari segi teknis dan non teknis untuk mendapatkan kriteria perancangan yang tepat.

1.4.6 Penarikan Kesimpulan

Data yang telah dikumpulkan kemudian digunakan untuk dapat memperkuat pilihan atau

verifikasi, seperti ditolak atau diterima (Sangadji dan Sopiah, 2010:210). Teknik yang dipakai

adalah dengan penarikan kesimpulan deduktif, yakni dengan melihat masalah dari makro ke

mikro (dari yang bersifat umum ke khusus). Penarikan kesimpulan dilakukan bersamaan

dengan proses sintetis.