100798036 Konsep Dasar Sains
description
Transcript of 100798036 Konsep Dasar Sains
-
1
Hand Out
KONSEP DASAR SAINS
Oleh
M. Sururuddin, M. Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG
2010
-
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia yang
dilimpahkan-Nya, sehingga buku ajar ini dapat diselesaikan walaupun masih banyak
kekurangan. Buku ajar ini mengungkap tentang konsep dasar sains SD antara lain: 1.
Hakikat Sains, 2. Keterampilan Proses Sains, 3. Makhluk Hidup, 4. Mengenal Bagian
Tubuh Makhluk Hidup 5. Makhluk Hidup Dan Lingkungan, 6. Materi dan Energi, 7.
Gerak.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam-
dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan baik berupa fisik maupun
non fisik yang berupa arahan dan dorongan selama penulis membuat buku ajar ini.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat
ganda dari Allah SWT, dan semoga buku ajar ini dapat memberikan manfaat bagi siapa
saja yang membacanya. Amin.
Kelayu, April 2010
Penulis
-
3
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
TINJAUAN MATA KULIAH .......................................................................... iv
BAB I : HAKIKAT SAINS ......................................................................... 1
BAB II : KETERAMPILAN PROSES SAINS .......................................... 6
BAB III : MAKHLUK HIDUP ..................................................................... 22
1. CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP ..................................................... 22
2. EKOSISTEM ................................................................................. 24
BAB IV : MENGENAL BAGIAN TUBUH MAKHLUK HIDUP ............ 28
1. TUMBUHAN ................................................................................. 29
2. HEWAN ......................................................................................... 43
3. MANUSIA ..................................................................................... 59
BAB V : MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN ............................... 80
1. EKOLOGI ..................................................................................... 81
A. PRINSIF-PRINSIF EKOLOGI ................................................ 88
B EKOSISTEM .......................................................................... 94
2. SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP. 98
A. RANTAI MAKANAN ............................................................ 98
B. JARING-JARING MAKANAN .............................................. 100
C. RANTAI MAKANAN DAN TINGKAT TROPIK ................ 101
D. PIRAMIDA EKOLOGI ........................................................... 102
E. ALIRAN ENERGI ................................................................... 104
-
4
BAB VI: MATERI DAN ENERGI ...................................................................... 108
1. MATERI DAN PERUBAHANNYA ............................................ 109
2. ENERGI .......................................................................................... 115
BAB VII : GERAK ............................................................................................ 126
KONSEP DASAR PADA GERAK .................................................... 126
1. PERPINDAHAN DAN JARAK ..................................................... 127
2. KELAJUAN DAN KECEPATAN RATA-RATA ......................... 129
3. KECEPATAN SESAAT ................................................................. 130
4. PERLAJUAN DAN PERCEPATAN RATA-RATA ..................... 130
LATIHAN ........................................................................................... 135
RANGKUMAN .................................................................................. 142
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 143
-
5
BAB I
HAKIKAT SAINS
Mengetahui cara pandang tentang sains merupakan faktor penting yang
menentukan arah pembelajaran sains. Pernyataan ini bukan khayalan, tetapi hasil
penelitian, yakni bahwa persepsi guru tentang sains akan mempengaruhi proses
pembelajarannya.
Berbeda alat pandang akan memberikan hasil pandang yang berbeda. Orang
awam akan memandang sains sebagai susunan informasi-informasi ilmiah an sich.
Ilmuwan akan memandang atau mendefinisikan sains sebagai metode yang dengannya
hipotesis diuji. Filsuf akan memandang sains sebagai cara yang berisi tanya-jawab,
rangkaian tanya-jawab akan kebenaran dari apa yang telah diketahui manusia.
James B. Conant, mendeskripsikan sains sebagai rangkaian konsep dan pola
konseptual yang saling berkaitan yang dihasilkan dari eksperimen dan observasi. Hasil-
hasil eksperimen dan observasi yang diperoleh sebelumnya menjadi bekal bagi
eksperimen dan observasi selanjutnya, sehingga memungkinkan ilmu pengetahuan
tersebut untuk terus berkembang.
Pengertian IPA menurut Carin & Sound (1989) adalah suatu sistem untuk
memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol. Abruscato
(1996) dalam bukunya yang berjudul Teaching Children Science mendefinisikan
tentang IPA sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang
sistematik guna mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta.
The Harper Encyclopedia of Science mendefinsikan sains sebagai suatu
pengetahuan dan pendapat yang tersusun dan didukung secara sistematis oleh bukti-
bukti yang dapat diamati.
Jika menggunakan sudut pandang yang lebih menyeluruh, sains seharusnya
dipandang sebagai cara berpikir (a way of thinking) untuk memeroleh pemahaman
tentang alam dan sifat-sifatnya, cara untuk menyelidiki (a way of investigating)
bagaimana fenomena-fenomena alam dapat dijelaskan, sebagai batang tubuh
pengetahuan (a body of knowledge) yang dihasilkan dari keingintahuan (inquiry) orang.
Menggunakan pemahaman akan aspek-aspek yang fundamental ini, seorang guru sains
(IPA) dapat terbantu ketika mereka menyampaikan pada para siswa gambaran yang
lebih lengkap dan menyeluruh tentang semesta sains.
-
6
Sains sebagai cara untuk berpikir (Way of Thinking)
Sains merupakan aktivitas manusia yang dicirikan oleh adanya proses berpikir
yang terjadi di dalam pikiran siapapun yang terlibat di dalamnya. Pekerjaan para
ilmuwan yang berkaitan dengan akal, menggambarkan keingintahuan manusia dan
keinginan mereka untuk memahami gejala alam. Masing-masing ilmuwan memiliki
sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang memotivasi mereka untuk memecahkan
persoalan-persoalan yang mereka temui di alam. Ilmuwan digerakkan oleh rasa
keingintahuan yang sangat besar, imajinasi, dan pemikiran dalam penyelidikan mereka
untuk memahami dan menjelaskan fenomena-fenomena alam. Pekerjaan mereka
termanifestasi dalam aktivitas kreatif dimana gagasan-gagasan dan penjelasan-
penjelasan tentang fenomena alam dikonstruksi di dalam pikiran.
Sains sebagai cara untuk menyelidiki (Way Of Investigating)
Siapa saja yang berkeinginan memahami alam dan menyelidiki hukum-
hukumnya harus mempelajari gejala alam/peristiwa alam dan segala hal yang terlibat di
dalamnya. Petunjuk-petunjuk yang ada pada gejala alam pada kenyataannya telah
tertanam di alam itu sendiri.
Sains terbentuk dari proses penyelidikan yang terus menerus. Hal yang
menentukan sesuatu dinamakan sebagai sains adalah adanya pengamatan empiris. Jika
ketajaman perhatian kita pada fenomena alam ditandai dengan adanya penggunaan
proses ilmiah seperti pengamatan, pengukuran, eksperimen, dan prosedur-prosedur
ilmiah lainnya, maka itulah pengetahuan ilmiah.
Sains Sebagai Batang Tubuh Pengetahuan (A Body Of Knowledge)
Sains merupakan batang tubuh pengetahuan yang terbentuk dari fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip, hipotesis-hipotesis, teori-teori, dan model-model
membentuk kandungan (content) sains. Pembentukan ini merupakan proses akumulasi
yang terjadi sejak zaman dahulu hingga penemuan pengetahuan yang sangat baru.
Fakta
Fakta merupakan produk paling dasar dari sains (IPA). Fakta-fakta merupakan
dasar dari konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Fakta menunjukkan
kebenaran dan keadaan sesuatu. Karena fakta-fakta diperoleh dari hasil observasi, maka
fakta-fakta merepresentasikan apa yang dapat dilihat. Seringkali, dua buah kriteria
berikut ini digunakan untuk mengidentifikasi sebuah fakta, (a) dapat diamatai secara
-
7
langsung, (b) dapat didemonstrasikan kapan saja. Oleh karena itu, fakta-fakta terbuka
bagi siapapun yang ingin mengamatinya. Namun, kita harus ingat bahwa dua kriteria di
atas tidak selalu berlaku karena ada informasi faktual yang hanya terjadi sekali dalam
jangka waktu yang sangat lama, seperti erupsi gunung berapi.
Konsep
Fakta-fakta hanyalah merupakan bahan kasar dan harus diolah lagi sehingga
membentuk gagasan yang berarti dan hubungan-hubungan antarfakta. Aktivitas berpikir
dan menalar diperlukan untuk mengidentifikasi pola dan membuat kaitan antardata,
sehingga membentuk pertalian yang disebut dengan konsep.
Konsep adalah abstraksi dari kejadian-kejadian, banda-benda, atau gejala yang
memiliki sifat tertentu atau lambang. Ikan, misalnya, memiliki karakteristik tertentu
yang membedakannya dengan reptil dan mamalia. Dikemukakan oleh Collette &
Chiappetta, menurut Bruner, Goodnow, dan Austin (1956), sebuah konsep setidaknya
memiliki 5 unsur, (1) nama, (2) definisi, (3) lambang, (4) nilai, dan (5) contoh.
Misalnya konsep tentang perpindahan. Nama dari konsep adalah perpindahan,
definisinya adalah sebuah vektor yang arahnya dari benda pada kedudukan awal
menuju kedudukan akhir dan mempunyai besar yang sama dengan jarak terpendek
antara dua kedudukan. Lambang perpindahan adalah C, mempunyai nilai, misalnya 7
meter dan mempunyai contoh sebagaimana gambar di bawah ini :
B
A C
Kata konsep dan generalisasi sering dipergunakan secara bergantian. Konsep
kadangkala diartikan sebagai bayangan mental atau sudut pandang secara individual.
Sebagai contoh, jika seorang anak mempunyai konsep jarak bumi ke bulan, maka
konsep ini khas untuk dirinya sendiri. Sementara generalisasi adalah pernyataan yang
didasarkan atas akumulasi pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam komunitas
ilmiah.
Contoh lain dari konsep dalam sains antara lain:
o Hewan berdarah dingin adalah hewan yang menyesuaikan suhu tubuhnya dengan
-
8
suhu lingkungannya..
o Satelit adalah benda angkasa yang bergerak mengelilingi planet.
o Air adalaha zat yang molekulnya tersusun atas 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen.
Prinsip-prinsip dan hukum-hukum
Prinsip-prinsip dan hukum-hukum merupakan hasil generalisasi dari konsep-
konsep. Prinsip dan hukum seringkali digunakan secara bergantian sebagai sinonim.
Prinsip atau hukum terdiri dari fakta-fakta dan konsep-konsep. Prinsip-prinsip dan
konsep-konsep lebih umum daripada fakta-fakta, tetapi juga sering dikaitkan dengan
gejala yang dapat diamati di bawah kondisi-kondisi tertentu. Prinsip-prinsip yang
mengatur pertumbuhan dan reproduksi menyediakan informasi yang dapat dipercaya
berkenaan dengan perubahan yang terjadi dalam sistem kehidupan.
Contoh produk IPA yang merupakan prinsip ialah :
o Logam bila dipanaskan memuai
o Semakin besar besar intensitas cahaya, semakin efektif proses fotosintesis
o Larutan yang bersifat asam bila dicampur dengan larutan yang bersifat basa akan
membentuk garam dan bersifat netral.
o Semakin besar perbedaan tekanan udara, semakin kuat angin berhembus
Hukum adalah prinsip yang bersifat spesifik. Kekhasan hukum dapat ditunjukkan dari :
Bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami pengujian
Pengkhususannya dalam menunjukkan hubungan antar variabel
Hukum-hukum tentang gas, hukum-hukum tentang gerak, dan hukum tentang
listrik sebagai contoh, menentukan hal-hal yang dapat diamati di bawah kondisi-kondisi
tertentu.
Contoh:
Hukum ohm menunjukkan hubungan antara hambatan dengan kuat arus dan
tegangan listrik, yaitu besarnya hambatan sebanding dengan besarnya tegangan
listrik tetapi berbanding terbalik dengan kuat arusnya. Hukum tersebut secara
matematis dibahasakan dalam bentuk persamaan :
R = V
dimana : R = tahanan I
V = tegangan
I = kuat arus
-
9
Teori-teori
Ilmuwan menggunakan teori untuk menjelaskan pola-pola. Teori merupakan
usaha intelektual yang sangat keras karena ilmuwan harus berhadapan dengan
kompleksitas dan kenyataan yang tidak jelas dan tersembunyi dari pengamatan
langsung. Gagasan ini menjadi jelas ketika orang merujuk teori atom, yang menyatakan
bahwa seluruh benda tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil yang disebut
dengan atom. Gambaran visual ini akan lebih sukar diterima ketika kita meninjau salah
satu aspek teori yang menyatakan bahwa sebuah atom sebenarnya 99,99 % kosong.
Teori memiliki tujuan yang berbeda dengan fakta-fakta, konsep-konsep, dan
hukum-hukum, tetapi ilmuwan menggunakan jenis pengetahuan ini untuk menyajikan
penjelasan-penjelasan dari fenomena-fenomena yang terjadi. Teori-teori mempunyai
hakikat berbeda dan tidak pernah menjadi fakta atau hukum, tetapi teori tetap berlaku
sementara sampai disangkal atau direvisi.
Model
Model ilmiah adalah representasi dari sesuatu yang tidak dapat kita lihat. Model ini
menjadi gambaran mental yang digunakan untuk menunjukkan gajala dan gagasan-
gagasan yang abstrak. Model-model tersebut harus menyertakan hal-hal yang
menonojol dan penting dari gagasan atau teori yang mana ilmuwan mencoba untuk
memahamkannya atau menjelaskan gagasan atau teori tersebut. Model atom Bohr,
model tata surya, dan model DNA double helix merupakan representasi konkret dari
gejala-gejala/fenomena-fenomena yang tidak dapat kita amati secara langsung. Buku
teks merupakan referensi utama ketika kita ingin menemukan model-model untuk
membantu kita dalam belajar. Sayangnya, orang kemudian percaya begitu saja pada
model yang dia lihat, tidak tahu bahwa model hanyalah merupakan alat bantu
mengkonseptualisasi fitur yang menonjol dari prinsip-prinsip dan teori-teori, dan
gambaran mental tidaklah sesuai dengan kenyataannya sebagian atau keseluruhan.
-
10
BAB II
KETERAMPILAN PROSES SAINS (Science Proccess Skills)
KETERAMPILAN PROSES DASAR
Sains dan pembelajaran sains tidak hanya sekedar pengetahuan yang bersifat
ilmiah saja, mela inkan terdapat dimensi-dimensi ilmiah penting yang menjadi bagian
sains. Pertama, adalah muatan sains (content of science) yang berisi berbagai fakta,
konsep, hukum, dan teori-teori. Dimensi inilah yang menjadi obyek kajian ilmiah
manusia.
Dimensi kedua sains adalah proses dalam melakukan aktivitas ilmiah dan sikap
ilmiah dari akt ivi s sains. Proses dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang terkait
dengan sains biasa disebut dengan keterampilan proses sains (science proccess skills).
Keterampilan proses inilah yang digunakan setiap ilmuwan ketika mengerjakan
aktivitas-aktivitas sains. Karena sains adalah tentang mengajukan pertanyaan dan
mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, maka keterampilan ini
dapat juga diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari ketika kita menemukan
persoalan-persoalan keseharian dan kita harus mencari jawabannya. Jadi, mengajarkan
keterampilan proses sains pada siswa sama artinya dengan mengajarkan keterampilan
yang nantinya akan mereka gunakan dalam kehidupan keseharian mereka.
Dimensi ketiga dari sains merupakan dimensi yang terfokus pada karakteristik
sikap dan watak ilmiah. Dimensi ini meliputi keingintahuan seseorang dan besarnya
daya imajinasi seseorang, juga antusiasme yang tinggi untuk mengajukan per tanyaan
dan memecahkan permasalahan. Sikap lain yang juga harus dimiliki seorang ilmuwan
adalah sikap menghargai terhadap metode-metode dan nilai-nilai di dalam sains.
Metode-metode sains yang dimaksud di sini meliputi usaha untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan menggunakan bukti-bukti, kemauan untuk mengakui pentingnya
mengecek ulang data yang diperoleh, dan memahami bahwa pengetahuan ilmiah dan
teori-teori berubah sepanjang waktu selama informasi-informasi yang lebih banyak dan
lebih baik diperoleh
-
11
Enam buah keterampilan proses dasar
Keterampilan-keterampilan proses adalah bagian-bagian yang membentuk
landasan metode-metode ilmiah. Keenam keterampilan tersebut adalah,
Pengamatan (observation)
Pengomunikasian (communication)
Pengklasifikasian(classification)
Pengukuran (measurement)
Penyimpulan (inference)
Peramalan (prediction)
Keenam keterampilan di atas terintegrasi ketika seorang ilmuwan merancang dan
mengadakan sebuah eksperimen. Enam keterampilan dasar di atas sangat penting dalam
kedudukannya sebagai keterampilan mandiri sebagaimana pentingnya ketika
berkedudukan sebagai keterampilan terintegrasi.
Pada tingkat atau kelas (grades) yang paling awal, siswa akan menghabiskan
banyak waktunya untuk menggunakan keterampilan pengamatan dan pengomunikasian.
Pada tingkat di atasnya, siswa akan mulai menggunakan keterampilan untuk menarik
simpulan dan peramalan. Pengklasifikasian dan pengukuran cenderung digunakan oleh
siswa pada berbagai tingkatan. Hal ini dikarenakan terdapatnya berbagai cara untuk
mengklasifikasi dan karena metode-metode dan sistem pengukuran harus juga
dikenalkan pada anak secara gradual (berangsur-angsur) sepanjang waktu siswa
berinteraksi dengan sains.
Sains diawali dari pengamatan
Pengamatan (observation) adalah salah satu keterampilan proses sains yang
mendasar. Kita mengamati benda-benda dan kejadian-kejadian menggunakan kelima
indera kita, dan dengan cara inilah kita belajar tentang dunia di sekitar kita.
Kemampuan untuk membuat pengamatan yang baik, sangat diperlukan
untuk menumbuhkan keterampilan proses yang lain, seperti berkomunikasi,
mengklasifikasi, mengukur, menarik simpulan, dan memprediksi.
Tingginya kemampuan dalam melakukan pengamatan merupakan aspek yang
sangat penting. Oleh karena itu, perlu ditekankan bahwa ketika melakukan pengamatan
siswa hendaklah jujur dan obyektif.
-
12
Aktivitas melihat berkaitan dengan hal mempercayai sesuatu dan dengan
menggunakan mata kita dapat melihat sifat-sifat dari benda seperti ukuran, bentuk, dan
warna benda. Pengamatan yang paling sederhana ini, yang dilakukan hanya dengan
menggunakan indera merupakan pengamatan kualitatif. Sebagai contoh, Daun itu
hijau, tipis, dilapisi lilin dan halus. Pengamatan yang melibatkan sejumlah bilangan
atau kuantitas disebut dengan pengamatan kuantitatif. Sebagai contoh, massa dari daun ini
adalah 5 gram atau masing-masing tanda dalam daun tersebut terdiri dari 5 buah daun.
Pengamatan kuantitatif memberikan informasi yang lebih seksama daripada
pengamatan menggunakan indera semata.
Selain sifat-sifat yang kita amati, kita juga mengamati perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan sekitar kita, juga mengenal persamaan dan perbedaan di
antara dua atau lebih hal. Misalnya ketika kita duduk di depan api yang sedang menyala
membakar kayu, kita akan mengetahui bahwa api menyebabkan kayu berubah menjadi
abu.
Selain menggunakan mata, telinga juga memainkan peranan penting
dalam keterampilan proses ini, misalnya mendeteksi sifat-sifat suara seperti kebisingan,
titi nada, dan irama. Ketika mendengarkan musik, kita akan mengenal perubahan halus
yang terjadi pada kecepatan musik tersebut, jenis alat musik yang dipakai, dan tempo
yang khusus yang mencirikan perbedaan budaya.
Ketika kita menyentuh benda, kita tidak hanya mengamati bentuk dan
ukurannya, t e t a p i juga menemukan teksturnya. Sebagai contoh, ketika kita
membandingkan tisu toilet. Kita akan menemukan mana yang lebih halus atau mana
yang lebih kasar. Di sinilah indera peraba berperan.
Indera pengecap membantu kita untuk mengenal rasa pahit, manis, asin, dan
asam dari makanan. Tentu saja, seorang ilmuwan tidak dapat mengecap segala ketika di
laboratorium, yang jelas, kita memahami bahwa indera pengecap termasuk alat
pengamatan juga. Berbicara tentang koki terhebat di dunia. Meski ia mengikuti resep,
mereka akan secara berkala akan mencicipi masakannya sebelum dihidangkan, untuk
memutuskan apakah masih harus ditambahkan bumbu atau bahan masakan yang lain.
Sebagaimana seorang ilmuwan, koki juga menyadari bahwa campuran bahan masakan
yang benar akan menghasilkan hidangan yang lezat.
Selain rasa, aroma juga akan mempengaruhi ketertarikan orang terhadap masakan.
-
13
Di sinilah indera penciuman berperan sebagai salah satu alat pengataman.
Terlihat seperti (warna,
bentuk, ukuran)
Benda itu baunya , Baunya seperti bau Itu suara suaranya seperti Mata
Hidung Telinga Mengamati Lidah Kulit
Rasanya manis, Benda ini panas, Benda ini halus,
Rasanya pahit, Benda ini keras,
Dalam melakukan pengamatan, para siswa, terutama anak yang lebih muda,
akan memerlukan bantuan untuk melakukan pengamatan yang baik. Siswa harus
didorong untuk membuat pengamatan yang detail dan perekaman/pencatatan data hasil
pengamatan dengan akurat, di samping juga menghasilkan perincian dari deskripsi yang
telah dibuat. Satu alasan bahwa pengamatan harus penuh dengan hal-hal yang detail
adalah bahwa dengan cara ini siswa dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang
konsep yang sedang dipelajari. Apakah siswa mengamati dengan kelima inderanya atau
dengan bantuan alat-alat, kita dapat memandu mereka untuk membuat pengamatan
yang lebih baik dan lebih detail. Kita dapat melakukannya dengan mendengarkan siswa
mengemukakan hasil pengamatan awalnya kemudian meminta mereka untuk
merincinya. Sebagai contoh, jika seorang siswa mendeskripsikan apa yang dapat dia
lihat, mereka mungkin akan mendeskripsikan warna sesuatu tersebut, tetapi tidak
bentuk atau ukurannya. Seorang siswa mungkin mendeskripsikan kerasnya suara tetapi
tidak titi nada atau iramanya. Kita dapat mendorong siswa untuk menambah informasi
tentang sesuatu yang diamati sehingga lebih rinci, tidak peduli indera yang mereka
-
14
gunakan. Cara lain untuk mendorong siswa lebih rinci dalam melakukan pengamatan,
misalnya, jika sesuatu berubah, siswa harus terlibat dalam perubahan tersebut, baik
sebelum, ketika perubahan terjadi, dan setelah perubahan terjadi untuk melakukan
pengamatan. Kika memungkinkan, siswa seharusnya dibesarkan hatinya untuk
memberikan nama dari gejala yang telah mereka amati, apapun nama yang diberikan
olehnya.
Aktivitas di bawah ini boleh dicoba.
Anda dapat mengawali kelas dengan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan
aktivitas siswa sebelum berangkat sekolah. Pancing mereka untuk mengatakan
halaman rumah. Bawa percakapan pada tema bunga dan tanaman. Aktivitas
pengamatan dapat menggunakan bunga dan tanaman yang ada di luar kelas. Bawa siswa
keluar kelas lalu minta mereka, secara berkelompok mengamati menggunakan panca
indera mereka.
Nomor Hasil pengamatan Indera yang digunakan
1. Bunga berwarna merah Penglihatan
2. ........ .........
3. dst dst dst
Selanjutnya, mintalah siswa untuk membandingkan hasil pengamatannya
dengan pengamatan temannya. Setelah siswa salin memperbaiki pengamatan melalui
share yang dilakukan dengan temannya, berikan check list di bawah ini kepada seluruh
siswa untuk memeriksa hasil pengamatannya.
NOMOR PENGAMATAN INDRA
1. Apakah warnanya? indera penglihatan
2. Berapa banyak batangnya? indera penglihatan
3. Apakah tanamannya merambat? indera penglihatan
4. Bagaimana bentuk daunnya? indera penglihatan
5. Apakah daunnya berkilat? Atau kusam? indera penglihatan
6. Apakah daunnya bergerigi? indera penglihatan
7. Apakah daunnya seragam? indera penglihatan
8. Apakah tulang daunnya terlihat jelas? indera penglihatan
9. Apakah tulang daunnya mempunyai indera penglihatan
-
15
bentuk yang sama pada setiap daun?
10. Bagaimana bentuk batangnya? Tebal atau
tipis?
indera penglihatan
dan indera peraba
11. Daunnya berkelompok atau menyebar? indera penglihatan
12. Bagaimana tekstur batang dan permukaan
daunnya? Kasar atau halus?
indera peraba
13. Apakah daunnya kaku atau lemas? indera peraba
14. Apakah bunganya berbau? indera penciuman
15. Apakah daunnya berbau? indera penciuman
16. Batangnya keras atau lunak? indera peraba
17. Apakah batangnya berduri? indera penglihatan
18. Apakah akarnya berserabut banyak? indera penglihatan
Dalam aktivitas di atas, siswa diinteraksikan dengan pengamatan yang bersifat
kualitatif sebagaimana pernah disinggung sebelumnya. Pengamatan-pengamatan
kualitatif itu misalnya, daun berwarna hijau (indera penglihatan), bunganya berbau
menyengat (indera pembau), dan seterusnya.
Pengamatan yang menghasilkan data kualitatif tidaklah cukup untuk
mendeskripsikan suatu benda yang diamati secara detail. Perlu pengamatan yang lebih
detail yang terkait dengan digunakannya alat ukur dan berdasarkan jumlah sesuai
dengan ukuran baku. Pengamatan yang demikian dinamakan pengamatan kuantitatif.
Contoh hasil pengamatan kuantitatif yang diperoleh dari pengamatan sebuah tanaman
antara lain,
Satu daun panjangnya 7 cm dan lebarnya 4 cm. (penggaris)
Massa satu daun 5 gram. (timbangan)
Suhu tempat tumbuhnya tanaman adalah 2 celsius. (termometer)
Setiap kelompon daun ada 5 helai daun.
Luas daun bunganya sama dengan 4 penjepit kertas.
Pengamatan kuantitatif biasa dilakukan menggunakan instrumen-instrumen,
seperti penggaris, timbangan, gelas ukur, termometer, dan sebagainya. Pengamatan
ini nantinya akan memberikan informasi yang khusus, termasuk juga perbandingan atau
perkiraan-perkiran yang tidak pasti.
-
16
Pengamatan kuantitatif dapat kita cermati pada contoh di bawah ini.
Ambillah sebuah kardus sepatu, lalu cobalah isi tabel isian di bawah ini dengan
lima isian pengamatan.
Pengamatan Kualitatif
Nomor Pengamatan Indera
Pengamatan Kuantitatif
Nomor Pengamatan Indera
Setelah selesai, bandingkahlah antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.
Setiap instrumen pengamatan kualitatif mengidentifikasikan indera yang
digunakan dalam pengamatan suatu obyek untuk memperoleh informasi dari obyek
tersebut. Sementara pengamatan kuantitatif akan diidentifikasikan instrumen yang
digunakan untuk membantu indera untuk memperoleh informasi dari benda yang diamati.
Kembali pada aktivitas terakhir, pengamatan di atas dapat diperiksa menggunakan
tabel di bawah ini.
Nomor Pengamatan Kualitatif Indera 1. Benda berbentuk kotak Coklat Penglihat 2. Rasanya Tawar Pengecap 3. Baunya Apek Pembau 4. Permukaan Halus Peraba 5. Suaranya Tidak nyaring ketika
dibenturkan sesamanya
Pendengar
-
17
Nomor Pengamatan Kuantitatif Instrumen
1. Panjang 30 cm Penggaris 2. Lebar 15 cm Penggaris
3. Tinggi 10 cm Penggaris 4. Massa 20 gram Neraca 5. Suhu 30 celcius Termometer
Pengamatan yang berubah
Contoh dari pengamatan yang mengalami perubahan sepanjang prosesnya
adalah pembuatan berondong jagung. Sebelum diolah, bahan jagung berbentuk bulat
pipih relatif kecil berukuran 1 cm 0,5 cm 0,5 cm, berwarna kuning kecoklatan,
berkulit putih halus, berkilat, dan keras. Selama proses perubahan, kulit retak,
massa mengembang menembus kulit, dan menghasilkan suara pelan gemeretak. Setelah
proses satu butir berondong jagung berntuknya tak teratur berukuran kurang lebih 25 cm
5 cm 20 cm, berwarna putih dengan tekstur mengembang, tak teratur, terasa
seperti jagung.
Sebagai latihan untuk pengamatan yang berubah ini, ambillah sebuah
lilin, korek api, tempat liling dari tanah liat, dan sebuah penggaris. Isilah
daftar isian kualitatif dan kuantitatif sebelum lilin dinyalakan.
Amatilah lilin ketika terbakar, lalu catat pengamatan kualitatif dan
kuantitatif, masukkan dalam daftar isian.
Mintalah siswa untuk membandingkan hasil pengamatan untuk lilin yang sama.
Contoh isian di bawah ini dapat dijadikan rujukan bagi guru.
Pengamatan sebelum proses yang terjadi pada lilin
Pengamatan Kualitatif Pengamatan Kuantitatif
Warna: putih Massa: 25 gram Panjang: 10 cm
Sedikit berbau Diameter: 1 cm
Rasa tidak diketahui Permukaan licin Diameter helai sumbu 0,5 mm
Berbentuk silinder Diameter gulungan sumbu 2
mm
-
18
Pengamatan saat proses terjadi pada lilin
Pengamatan Kualitatif Pengamatan Kuantitatif
Sumbu ada yang berwarna hitam
Bentuk nyala ai ellips
Api berkelip ditiup angin
Warna bagian api 3 macam Lilin
mencair
Pengamatan setelah api dipadamkan
Pengamatan Kualitatif Pengamatan Kuantitatif
Warna lilin putih
Bentuk padat tidak teratur
Ada sisa dari sumbu putih
Sedikit berbau
Rasa tidak diketahui
Massa: 10 gram
Titik tertinggi lilin 5 cm
Lilin meluas selebar 2 cm
Catatan akhir untuk pengamatan
Kebutuhan yang paling utama di dalam sains adalah kegiatan pengamatan
dengan penginderaan yang cermat dan tepat. Penginderaan dapat dilakukan dengan
menggunakan panca indera, antara lain, mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit, yang
merupakan indera penglihat, pembau, pendengar, perasa atau pengecap dan peraba.
Penginderaan menggunakan panca indera menghasilkan pengamatan
kualitatif, sementara untuk menghasilkan suatu pengamatan kuantitatif diperlukan alat
bantu yang sudah terbakukan, misalnya neraca, meteran, dan termometer. Benda
yang berat, menurut indera peraba dapat dikuantitatifkan dengan menimbang benda
itu dengan neraca, demikian halnya dengan benda yang panjang menurut indera
penglihatan, dapat diukur beratnya dan benda yang terasa asam menurut indera
pengecap dapat diukur berapa PH keasamannya.
Bila ditinjau dari sudut langkah ilmiah, langkah pengamatan merupakan
langkah pertama dan utama, yaitu mengamati gejala tentang kebendaaan. Gejala itu
harus diamati secara cermat, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Pengamatan ini dimungkinkan pula dengan menggunakan alat bantu karena
kemungkinan panca indera kita tidak mampu untuk menangkapnya, misalnya ketika
kita mengamati amuba. Amuba dapat teramati dengan baik jika kita menggunakan
mikroskop.
-
19
Demikian juga bintang yang untuk mengamatinya kita memerlukan bantuan
teleskop. Sementara untuk mengkuantitatifkan pengamatan kualitatif, jelas kita
menggunakan alat ukur baku yang tela disepakati pada perjanjian internasional,
misalnya termometer.
Pengamatan pada umumnya dapat dilakukan secara langung, tetapi dapat
pula dilakukan secara tidak langsung. Pengamatan tidak langsung biasa terjadi pada
materi yang cukup pelik, misalnya pengamatan tentang jejak elektron, pengamatan
tentang sinar , sinar , dan sinar .
Di dalam melakukan suatu pengamatan, kita harus mampu mengamati semua
kondisi yang perlu diamati dengan cermat dan teliti. Kemampuan untuk melakukan
pengamatan memerlukan latihan semenjak dini karena tanpa latihan, pasti
pengamatanyang kita lakukan tidak akan menghasilkan hasil pengamatan yang
memuaskan. Dengan latihan melakukan pengamatan yang kontinyu, maka akan
menjadikan dan melatih indera kita melakukan pengamatan dengan baik. Dengan
berlatih melakukan pengamatan yang terus menerus, berarti akan melatih kita di dalam
pengukuran. Kecermatan di dalam menggunakan panca indera dan ketelitian
menggunkaan alat ukur akan membantu kita di dalam wahana penelitian yang kita
lakukan.
Akhirnya, pencatatan hasil pengamatan secara kualitatif maupun kuantitatif
yang dilakukan secara cermat harus dilakukan. Untuk itu diperlukan satu lembar
catatan hasil pengamatan yang akurat dan terstruktur sesuai dengan tujuan pengamatan
dapat dirancang sesuai dengan kondisi pengamatan. Dengan adanya pencatatan hasil
pengukuran yang terorganisasi dengan baik, maka dapat dipakai sebagai landasan kerja
berikutnya dan dapat pula dipakai sebagai bahan yang dapat dipresentasikan kepada
para peminat lainnya.
Pengamatan dan komunikasi berjalan saling bergandengan
Setelah seorang ilmuwan memecahkan persoalan di dalam laboraoriumnya, atau
juga di luar laboratorium, mereka memerlukan kunci untuk menyampaikan hasil
pekerjaannya pada orang lain. Kunci tersebut ada pada keterampilan proses selanjutnya
yang disebut dengan komunikasi. Ilmuwan perlu merekam dan mengomunikasikan
hasil yang mereka peroleh dari observasi, pengukuran, dan eksperimen-eksperimen
mereka.
-
20
Sebagaimana telah disebutkan, komunikasi, dasar keterampilan proses sains
yang kedua, berjalan saling bergandengan dengan pengamatan. Siswa harus
berkomunikasi untuk membagi pengamatan mereka, satu dengan siswa lainnya, dan
komunikasi yang dijalin haruslah jelas dan efektif agar siswa lain dapat memahami
informasi yang dikomunikasikan. Salah satu kunci agar komunikasi berjalan efektif
adalah menggunakan referent atau sesuatu yang mempunyai petunjuk terhadap yang
lainnya, atau referensi kepada sesuatu yang orang lain familiar dengan sesuatu
tersebut. Misalnya, kita sering menggambarkan warna menggunakan referent. Kita
dapat mengatakan biru langit, hijau rumput, atau kuning jeruk untuk
menggambarkan perbedaan antara biru, hijau, atau kuning. Gagasan dari komunikasi di
sini adalah untuk berkomunikasi menggunakan kata-kata yang deskriptif untuk dua orang
yang saling berbagi informasi agar sama-sama paham. Tanpa referent, kita akan
membuka kemungkinan terbukanya salah paham. Jika kita hanya mengatakan panas
atau kasar, sebagai contoh, akan sangat mungkin muncul perbedaan penafsiran pada
orang-orang yang mendengarnya. Jika kita ingin menggambarkan ukuran sebuah
monitor komputer, kita dapat menggunakan televisi sebagai referent-nya.
Hal kedua yang terkait dengan bagaimana ilmuwan berkomunikasi adalah
bahwa ilmuwan mendefinisikan kata-kata secara operasional untuk mendeskripsikan
benda-benda dan kejadian-kejadian, juga membangun petunjuk-petunjuk visual untuk
menjelaskan hasil kerja mereka. Ketika ilmuwan menegaskan kata-kata secara
operasional, mereka akan mendeskripsikan kata-kata menurut wujud nyata kata-kata
tersebut. Sebagai contoh, katakanlah anda ingin meneliti berapa jilatan seorang anak
sehingga mereka menghabiskan permen lolipop mereka. Sebelum anda
mulai eksperimen, anda harus mendefinisikan cara menjilat terlebih dahulu. Misalnya,
kepada kelas, anda harus menentukan bahwa yang dimaksud dengan menjilat adalah
menjilat dari bawah ke atas bagian permen pada salah satu sisi. Ini penting karena
meskipun setiap orang pernah makan lolipop dengan meletakkannya di mulutnya,
orang akan memiliki perbedaan cara menjilat. Anda juga harus mendefinisikan yang
dimaksud dengan mencapai tengah. Mungkin, anda dapat mengatakan, menjilat telah
sampai di tengah adalah ketika tidak ada lagi lapisan permen yang menutupi gagang
permen.
Komunikasi tidak hanya menggunakan komunikasi verbal saja, melainakan dapat
menggunkan grafik, gambar, peta, simbol-simbol, diagram, persamaan matematika,
-
21
dan demonstrasi visual. Beberapa yang terakhir lebih baik daripada tulisan atau tuturan
pada keseluruhan metode komunikasi yang digunakan. Komunikasi yang nyata adalah
efektif, tepat, dan tidak berpengertian ganda, serta praktis.
Untuk setiap benda, ada kelompok yang menampungnya
Sebagaimana segala sesuatu mempunyai tempat, setiap tempat dan kejadian-
kejadian memiliki kelompoknya sendiri-sendiri. Bagaimana kita dapat mengetahuinya?
Kita tahu bahwa keterampilan ketiga dari science proces skills adalah
pengklasifikasian. Ilmuwan menggunakan pengklasifikasikan untuk mempelajari
informasi dari benda-benda dan kejadian-kejadian.
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan benda-benda. Ketika ilmuwan
mengklasifikasikan benda-benda, mereka melihat sifat-sifat benda-benda tersebut.
Ilmuwan menggunakan ada atau tidak ada dari sifat-sifat yang dimiliki benda-benda
yang bersangkutan (persamaan dan perbedaan), atau hubungan timbal-balik untuk
menentukan dimana benda tersebut menempati kelompoknya.
Cara yang pertama untuk mengklasifikasikan benda-benda disebut dengan
klasifikasi biner. Dalam klasifikasi ini, benda-benda dibagi dalam dua kelompok.
Dalam cara ini, klasifikasi biasanya didasarkan pada punya-tidaknya sifat yang khas
pada benda yang diklasifikasikan. Sebagai contoh, hewan dapat dikelompokkan dalam
vertebrata (memiliki tulang belakang) dan invertebrata (tidak memiliki tulang
belakang). Klasifikasi sistem biner dapat juga menggunakan lebih dari satu sifat benda
dalam sekali klasifikasi. Benda-benda dalam satu kelompok harus memiliki seluruh
sifat yang disyaratkan, sementara yang tidak memiliki berada pada kelompok yang lain.
Cara kedua adalah klasifikasi multi-tingkat. Klasifikasi ini dibuat dengan cara
menurunkan klasifikasi biner ke dalam lapisan-lapisan klasifikasi di bawahnya
sehingga menghasilkan lapisan-lapisan atau tingkatan-tingkatan, misalnya klasifikasi
dunia tanaman atau dunia hewan. Contoh lain, jika anda hobi olahraga, anda pasti tahu
sneaker sepatu karet. Anda tahu ada berbagai macam merk sneaker yang beredar di
pasaran saat ini. Namun, dari seluruh sneaker tersebut, ada satu sifat yang harus ada
pada sol-nya, yakni terbuat dari karet bahan yang digunakan untuk membuat sol
sneaker memang khusus menggunakan karet. Anda dapat mengklasifikasikan sneaker
lebih jauh dan menemukan bahwa bahan yang digunakan untuk bagian atasnya (bagian
sneaker lain selain sol-nya) bervariasi. Berdasarkan bahan pembuatnya, anda dapat
-
22
mengklasifikaskan sneaker dalam tiga kelompok kulit, kain, dan kulit lunak. Namun,
apakah anda akan terhenti di sini? Tidak juga, anda masih dapat mengklasifikan lagi
sneaker-sneaker tersebut ke dalam modelnya, apakah sneaker rendah atau sneaker
tinggi. Anda dapat mengklasifikasikan sneaker hingga hanya ada satu sneaker dalam
satu kelompok.
Pengukuran dalam sains
Bisakah anda membayangkan sebuah dunia yang tidak tahu titik didih air? Apa
yang terjadi jika kita tidak dapat merekam pertumbuhan tanaman atau hewan?
Bagaimana anda tahu jika anda akan berakhir pekan jika anda tidak dapat menghitung
hari? Pengukuran merupakan bagian penting di dalam kehidupan kita sejak dahulu, dan
karena adanya pengukuran, ilmuwan dapat membandingkan benda-benda dan kejadian-
kejadian secara kuantitatif. Ilmuwan menggunakan pengukuran sebagai landasan untuk
mendeskripsikan perbandingan secara numeris menggunakan alat-alat ukur, model-
model, skala, sampel, dan perkiraan.
Sebelum alat-alat ukur standar seperti penggaris, jam, dan skala, orang
menggunakan benda sehari-hari untuk menemukan ukuran atau kuantitas dari benda-
benda yang lainnya. Sebuah contoh sederhana adalah digunakannya kaki orang dewasa
untuk menunjukkan panjang satu kaki dalam sistem satuan Inggris (British System, 1
kaki = 0,42 meter). Batu yang besar mungkin juga telah digunakan di dalam timbangan
sederhana untuk mengukur berat sebuah benda. Juga sundial, alat penunjuk waktu
dengan bantuan sinar matahari.
Saat ini, ilmuwan telah menggunakan berbagai macam alat ukur, seperti
penggaris, silinder ukur, dan neraca untuk mengukur dalam satuan Inggris (British
System Unit) misalnya inchi dan kaki, dan satuan Internasional (International System
Unit) misalnya sentimeter, milimeter, dan lain-lainnya. Tabung ukur digunakan untuk
mengukur volume benda yang kecil hingga ketelitian milimeter. Neraca dapat
digunakan untuk mengukur berat benda hingga ketelitian gram atau miligram. Para
ilmuwan juga menggunakan termometer dan berometer untuk mengukur perubahan
suhu udara dan perubahan kelembaban air. Menginferensi (inferencing)
Setiap hari, kita membuat keputusan berdasarkan pengamatan-pengamatan kita.
Ketika anda duduk di bangku sekolah dasar, manakala guru memberikan kertas
-
23
jawab a n ulangan kita sambil tersenyum, kita akan berpikir bahwa hasil ulangan kita
baik. Anda merasa bahwa hari akan hujan, sehingga anda memutuskan untuk membawa
payung anda ketika keluar rumah. Kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari
tersebut secara tidak kita sadari telah membawa kita menjadi ilmuwan yang
menerapkan keterampilan proses sains yang disebut dengan mengambil inferensi dan
memprediksi.
Ketika ilmuwan menginferensi, mereka akan menarik konklusi, menginterpretasi,
dan mencoba menjelaskan pengamatan-pengamatan mereka. Sebagai contoh, jika seorang
ilmuwan mengamati tanaman A yang tumbuh lebih cepat ketika diletakkan di sudut
ruangan daripada di ambang jendela, maka ia akan menginferensi bahwa tanaman
tersebut tumbuh lebih cepat di tempat yang teduh daripada tempat yang terkena cahaya
matahari. Inferensi dapat juga dihasilkan dari rekaman-rekaman data, misalnya ketika
siswa mengolah hasil eksperimen mereka dalam menentukan ketinggian pantulan
pada bola dengan jenis yang berbeda. Katakan saja, siswa sedang mengolah ketinggian
pantul dari bola ping-pong, kelereng, dan bola tenis. Berdasarkan data yang diperoleh,
siswa dapat menjelaskan ketinggian jatuh bola akan berpengaruh terhadap ketinggian
pantul bola. Ilmuwan juga menginferensi dari data yang diterima secara tidak langsung.
Hal ini dapat terjadi karena banyaknya tempat yang tidak dapat mereka kunjungi karena
alasan keamanan atau kurangnya akses untuk masuk. Ketika ilmuwan mempelajari
gunung berapi, mereka menggunakan petunjuk/fakta-fakta yang ada di sekitar daerah
gunung berapa untuk menginferensitentang sifat-sifat bahan yang berada di dalam
gunung berapi. Cara ini juga menuntun kepada bagian keterampilan proses yang lain
yang disebut dengan memprediksi.
Menginferensi data ilmiah akan menuntun pada aktivitas memprediksi. Para
ilmuwan menggunakan pengamatan-pengamatan mutakhir tentang kejadian-
kejadian/gejala-gejala untuk membuat ramalan atau untuk membuat generalisasi
tentang kejadian-kejadian di masa yang akan datang dipandang dari sudut pandang
ilmiah. Prediksi-prediksi ini seringkali muncul setelah ada pengujian dari berbagai
kondisi dan pengamatan yang didasarkan pada kondisi yang bersangkutan. Sebagai
contoh, seorang ilmuwan yang mempelajari kebiasaan migrasi angsa-angsa Kanada.
Setelah mengamati selama beberapa tahun bagaimana kelompok angsa menyerbu
taman kota, ilmuwan dapat memprediksi kapan kelompok angsa akan tiba dan kapan
akan pergi. Mereka juga memprediksikan perubahan jumlah angsa dalam kelompok
-
24
angsa tersebut berdasarkan perubahan lingkungan.
Membuat prediksi/ramalan adalah membuat tebakan yang ilmiah tentang
kejadian yang terjadi di masa depan. Kemampuan memprediksi tentang kejadian-
kejadian yang terjadi di masa yang akan datang akan membawa kita lebih berhasil
ketika berinteraksi dengan lingkungan di sekitar kita.
Dua bagian lain dari peramalan adalah interpolasi dan ekstrapolasi. Ketika
ilmuwan menginterpolasi, mereka akan menggunakan dapat pengamatan dan membuat
prediksi-prediksi di dalam jangkauan data yang diperoleh. Sebagai contoh, jika anda
mengumpulkan data laju tumbuh tanaman pada pot dengan lebar lima inchi, delapan
inchi, dan sepuluh inchi, anda dapat menggunakan data-data ini untuk membuat
prediksi laju tumbuh tanaman yang ada di dalam pot selebar tujuh inchi. Jika anda ingin
mengekstrapolasi data ini, anda boleh memprediksi laju tumbuh tanaman yang ada di
dalam pot dengan lebar sebelas atau dua belas inchi. Ketika anda mengekstrapolasi
data, anda menggunakan data terbaru yang terkumpul untuk membuat prediksi-prediksi
yang ada di luar jangkauan data terkumpul. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa
prediksi tidaklah mutlak dan bukan jawaban atas pertanyaan ilmiah. Prediksi hanyalah
salah satu proses, yang bersama inferensi, yang membantu ilmuwan memahami misteri
ilmiah.
Selanjutnya, hal yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa ada perbedaan
antara pengamatan dan penginferensian. Ilmuwan memperoleh data dari gejala-gejala
atau kejadian-kejadian sebagai hasil pengamatan dan inferensi dibuat berdasarkan
pengamatan, dengan kata lain, observasi mendapatkan bukti sebagai hasil dari
pengamatan langsung sementara inferensi adalah penjelasan yang mengikuti observasi.
Selain itu, ketika kita menginferensi, kita tidak dapat lepas dari pengalaman-
pengalaman yang pernah kita terima. Pengalaman-pengalaman itulah yang membantu
kita menginterpretasi hasil pengamatan-pengamatan kita. Sebagai contoh, sebuah
observasi mengatakan seekor serangga menyemprotkan cairan lengket dan berwarna
gelap dari mulutnya, kemudian inferensi yang dilakukan mengatakan serangga
menyemprotlan cairan lengket dan berwarna gelap dari mulutnya karena dia diganggu
dan mencoba mempertahankan diri. Ketika kita mampu membuat inferensi, dan
menginterpretasi, juga menjelaskan kejadian-kejadian di sekitar kita, kita telah
memberikan apresiasi yang lebih baik untuk lingkungan kita. Hipotesis yang
dikemukakan ilmuwan tentang mengapa kejadian-kejadian terjadi didasarkan pada
-
25
inferensi-inferensi yang berkaitan dengan penyelidikan (investigation).
Siswa harus dapat menekankan pada siswa bahwa terdapat perbedaan antara
pengamatan-pengamatan (observations) dan inferensi-inferensi (inferences). Kita dapat
membantu siswa untuk membedakan kedua hal ini dengan mendorong mereka agar
selalu rinci dan deskriptif ketika melakukan pengalaman. Lalu, dengan mengajukan
pertanyaan pada siswa tentang pengamatan mereka, kita dapat mendorong mereka
untuk berpikir tentang makna pengamatan mereka.
Seringkali, inferensi-inferensi yang berbeda didasarkan pada pengamatan yang
sama. Inferensi yang kita lakukan juga dapat berubah seiring kita melakukan
pengamatan-pengamatan tambahan. Umumnya, kita akan lebih yakin akan inferensi
kita ketika pengamatan-pengamatan kita sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang
pernah kita alami. Kita juga akan lebih yakin akan inferensi kita ketika menemukan
lebih banyak lagi bukti-bukti yang mendukung. Ketika siswa mencoba untuk membuat
inferensi, mereka akan sering kembali melakukan pengamatan tambahan agar lebih
yakin dengan inferensi mereka. Sebagai contoh, melihat seekor serangga yang
menyemprotkan cairan lengket dan berwana gelap beberapa kali bilamana serangga
tersebut akan kita tangkap akan meningkatkan keyakinan kita bahwa serangga tersebut
memang sedang terganggu dan mencoba mempertahankan diri.
Pengamatan-pengamatan tambahan yang kita lakukan kadangkala akan
menambah keyakinan kita akan inferensi yang kita buat. Namun, hal itu tidak selalu
terjadi. Pengamatan-pengamatan tambahan yang kita lakukan bisa jadi membuat kita
mengubah atau bahkan menolak inferensi awal kita. Dalam sains, inferensi adalah
tentang bagaimana penjelasan dari hasil pengamatan secara terus-menerus dikonstruksi,
dimodifikasi, dan bahwa ditolak berdasarkan pengamatan-pengamatan baru.
Sebagai catatan akhir, keberhasilan dalam mengintegrasikan keterampilan
proses sains dengan pembelajaran kelas dan penyelidikan di lapangan akan
memperkaya pengalaman belajar dan pembelajaranpun akan semakin berarti bagi anak
didik. Siswa akan belajar keterampilan sains sebaik siswa mempelajari isi sains. Siswa
akan lebih aktif dalam mempelajari sains dan dengannya akan menuntut mereka pada
pemahaman yang lebih dalam tentang isi (content)-nya, yang akhirnya akan membawa
mereka lebih tertarik dan memiliki sikap yang positif terhadap disiplin ilmu ini.
-
26
BAB I I I
MAKHLUK HIDUP
Ciri-Ciri Makhluk Hidup :
1. Bernafas (respirasi)
Adalah proses pengambilan oksigen dari luar tubuh untuk proses pembakaran
bahan makanan didalam tubuh. Proses pembakaran menghasilkan energi / tenaga.
Pernapasan juga menghasilkan energi dan gas sisa yaitu karbon dioksida (CO2) dan uap air
(H2O). Tumbuhan bernapas melalui lubang-lubang kecil pada daun yang disebut stomata
dan melalui lubang-lubang kecil yang terdapat pada permukaan kulit batang yang disebut
lentisel. Lentisel adalah lubang-lubang kecil pada batang tumbuhan sebagai tempat keluar
masuknya karbon diokasia dan oksigen
2. Bergerak
Tumbuhan bergerak misalnya akar menembus tanah
3. Memerlukan makanan
Tumbuhan memperoleh makanan melalui proses fotosintesis
4. Tumbuh
Terjadi karena adanya penambahan jumlah dan ukuran sel yang membangun
makhluk hidup. Pertumbuhan pada makhluk hidup dipengaruhi oleh factor luar dan factor
dalam. Faktor dalam misalnya zat tumbuh (hormon) atau factor keturunan. Faktor luar
misalnya faktor lingkungan
5. Berkembang biak (Reproduksi)
Adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan. Tujuan
berkembang biak adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya. Makhluk
hidup berkembang biak secara kawin (seksual) dan tak kawin (aseksual). Hewan umumnya
berkembang biak secara seksual. Hewan bertulang belakang (vertabrata) seperti kura-kura,
burung dan tikus berkembang biak secara seksual. Hewan tidak bertulang belakang
(avertabrata) dapat berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan membentuk tunas
seperti hydra dan ubur-ubur.
Pada tumbuhan, perkembangbiakan seksual dilakukan dengan biji, seperti pada mangga,
rambutan dan jagung. Edangkan perrkembangbiakan aseksual dilakukan seperti pada
pembentukan tunas (pisang & bambu) atau umbi batang (kentang) atau setek batang atau
cangkok.
-
27
6. Peka terhadap rangsang (Iritabilita)
Adalah kemampuan makhluk hidup untuk menerima dan menanggapi suatu
rangsangan
7. Mengeluarkan zat-zat sisa (ekskresi)
Setiap hari urin (air seni) harus dikeluarkan. Urin yang diproduksi didalam ginjal
dialirkan kekantong air seni (kantong kemih), kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui
saluran kencing. Urin mengandung urea dan karbon dioksida hasil pernapasan, harus
dikeluarkan dari tubuh karena bersifat racun bagi tubuh. Hewan mengeluarkan zat-zat sisa
dari prosese metabolisme. Metabolisme adalah proses pertukaran zat yang terjadi didalam
mahkluk hidup. Misalnya proses pernafasan & pencernaan makanan. Tumbuhan juga
mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme. Zat sisa pada tumbuhan berupa karbon dioksida
(sebagai sisa proses pernafasan) dan oksigen (sebagai sisa proses fotosintesis). Zat-zat sisa
dikeluarkan melalui stomata (yg terdapat pada daun) atau lentisel (yg terdapat pada
batang). Pada tumbuhan hijau, zat-zat tersebut akan diperlukan kembali. Karbon dioksida
diperlukan untuk fotosintesis dan oksigen diperlukan untuk respirasi
Perbedaan Hewan dan Tumbuhan
Hewan Tumbuhan
Cara Mendapatkan
Makanan
Makan makanan yang siap
makan (heterotrofik)
Membuat makanannya sendiri
melalai fotosintesis (autotrofik)
Memiliki mulut & saluran
pencernaan
Tidak memiliki & saluran
pencernaan
Pigmen / Pigmentasi Tidak memiliki klorofil Memiliki klorofil
Bergerak & berpindah tempat Tidak berpindah tempat
Reaksi Terhadap
Rangsangan
Memiliki system saraf & otot Tidak memiliki system saraf &
otot
Memiliki indera (telinga, mata
dll)
Tidak memiliki indera
Cairan Tubuh Cairan tubuh kaya akan zat
garam
Cairan tubuh sedikit
mengandung garam
Susunan Tubuh Mempunyai susunan tubuh dan
sejumlah tipe organ yang tetap
Hidupnya menetap di suatu
tempat dengan organ tubuh
yang selalu berganti-ganti
Pertumbuhan Secara tertutup dengan ukuran
dan bentuk yang relatif terbatas
Ukuran dan bentuk mudah
berubah dengan dipengaruhi
kondisi lingkungan sekitar
Susunan Sel Tidak memiliki dinding sel
dengan vakuola yang kecil atau
bahkan tidak memiliki vakuola
vakuola besar dan memiliki
dinding sel tebal pada sel-
selnya
-
28
A. EKOSISTEM: INTERELASI DAN INTERAKSI
Anda telah menemukan beberapa istilah atau pengertian tentang individu/populasi/
komunitas; dan komponen ekosistem/biosfer. Pemahaman terhadap istilah/pengertian
tersebut memberikan penyadaran bahwa interelasi dan interaksi antar makhluk hidup, dan
makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan suatu hal yang tak dapat dihindarkan.
Atau dengan kata lain, ketergantungan menjadi faktor penting yang harus
diperhitungkan, baik dalam mengendalikan dan melestarikan lingkungan kehidupan
maupun dalam membangun ekosistem baru.
Ada baiknya kita memperhatikan peta konsep berikut :
Gbr. 3.1. Peta Konsep Ekosistem
Peta konsep yang diperlihatkan menurut Gbr 1 sebenarnya muncul dari kapasitas
pikiran seseorang tentang ekosistem. Anda pun telah memiliki konsep tentang ekosistem
dan Anda dapat menyatakan peta konsep (peta pikiran) Anda. Pengembangan peta konsep
bergantung pada kemampuan pikiran dan tingkat pemahaman seseorang terhadap suatu
obyek kajian.
-
29
B. Manusia: Kedudukan Dan Perannya dalam Lingkungan Kehidupan
Manusia seperti makhluk hidup lainnya tergolong sebagai faktor biotik; atau
tepatnya, manusia mempunyai kedudukan sebagai konsumen dalam lingkungan
kehidupannya. Manusia berbeda dengan jenis konsumen lainnya; manusia memiliki akal
dan pikiran, serta alat komunikasi (bahasa). Kedua potensi ini dapat membentuk manusia
untuk memainkan peran dalam lingkungannya atau ekosistem lainnya. Manusia dapat
berperan positif tetapi juga berperan negatif. Peran positif manusia terhadap suatu
ekosistem antara lain adalah budidaya pemulihan, pelestarian suatu lingkungan kehidupan,
atau dapat membuat ekosistem baru. Sedangkan peran negatif manusia di antaranya
eksploitasi berlebihan, perusakan lingkungan, atau bahkan dapat memusnahkan suatu
ekosistem.
Kerjakan tugas berikut secara berurutan untuk menguji kemampuan anda sendiri.
1. Hadirkan ke dalam pikiran Anda tentang sebuah ekosistem sawah. Di mana di
dalamnya terdapat pemukiman manusia dan lahan padi dengan segala sarana
pendukungnya.
a. Sebutkan makhluk hidup mana yang tergolong produsen, dan makhluk
hidup mana yang mungkin ada dan tergolong konsumen. (Saran: Jadikan
tanaman padi menjadi fokus utama.)
b. Buatlah sebuah bagan sebagai contoh tentang adanya rantai makanan
dari jawaban anda di atas.
c. Buat selanjutnya berdasar jawaban Anda tersebut, sebuah bagan yang
menggambarkan jaring-jaring kehidupan dalam ekosistem sawah.
2. Banyak tindakan manusia yang bersifat positif terhadap lingkungan kehidupan seperti
reboisasi; penghijauan kota; membuang sampah pada tempatnya. Pilih salah satu
untuk selanjutnya uraikan mengapa tindakan itu bersifat positif.
-
30
3. Sebutkan 5 akibat negatif dari pembabatan hutan terhadap lingkungan kehidupan.
Kompetensi yang diukur Dan Kunci Assesmen
No.
Soal Kompetensi
Nilai Kunci:
1a. Menyebutkan gol. produsen dengan tepat 2
Menyebutkan gol. produsen dengan tidak tepat 0
Menyebutkan gol. konsumen dengan lengkap dan logis
(masuk akal)
5
Menyebutkan gol. konsumen kurang lengkap tapi logis
(masuk akal)
3
Menyebutkan golongan konsumen tapi kurang logis 1
1b. Jawaban benar 3
Jawaban tidak seluruhnya benar 2
Jawaban tidak benar 1
1c. Jawaban benar (dengan melibatkan semua konsumen
jawabannya) 5
Jawaban benar tetapi tidak melibatkan semua konsumen
jawabannya
3
Jawaban benar tetapi menyimpang dari konsumen
jawabannya
2
Jawaban tidak benar 1
Jumlah Total:
15
No. Soal Kompetensi
Nilai Kunci:
2. Kemungkinan-1 (reboisasi)
Jawaban benar dan mengandung minimal 5 10
-
31
unsur*
Jawaban benar dan mengandung hanya 4
unsur
9
Jawaban benar dan mengandung hanya 3
unsur
8
Jawaban benar dan mengandung hanya 2
unsur
7
Jawaban benar dan mengandung hanya 1
unsur
5
Jawaban ada yang benar dan ada yang tidak
benar
4
Jawaban tidak benar 2
Jumlah Total: 10
No. Soal Kompetensi
Nilai Kunci:
3. Jawaban benar (mengandung 5 unsur) 10
Jawaban benar (mengandung 4 unsur) 9
Jawaban benar (mengandung 3 unsur) 7
Jawaban benar (mengandung 2 unsur) 6
Jawaban benar (mengandung 1 unsur) 5
Jawban ada yang benar dan ada yang
tidak benar
3
Jawaban salah semua 1
Jumlah Total: 10
-
32
Kriteria Kompetensi (Performance)
Soal
Kriteria
Hasil
Sangat
baik
Baik Cukup Kurang Sangat
kurang
No. 1 12 11 10 9 7 6 5 5
No. 2 9 8 7 6 5 4 4
No. 3 9 8 7 6 5 3 3
-
33
BAB IV
MENGENALI BAGIAN-BAGIAN UTAMA TUBUH HEWAN DAN
TUMBUHAN
Pendahuluan
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan proses
kehidupan di alam. Banyak teori-teori yang mengemukakan asal-usul makhluk hidup,
tetapi dalam bahan belajar ini hanya akan dibahas ciri-ciri atau karakteristik makhluk
hidup dan peran makhluk hidup dalam kelangsungan atau keberadaan alam.
Di alam kita menjumpai banyak sekali keberagaman makhluk hidup, dari yang kasat
mata hingga yang tidak kasat mata. Dari yang hidup di samudera yang dalam hingga
yang hidup di padang pasir yang gersang. Dari yang menguntungkan kehidupan
manusia karena menjadi sumber makanan hingga yang membawa petaka penyakit dan
menimbulkan kematian.
Benda mati dan makhluk hidup memiliki persamaan yaitu berasal dari hal yang
mendasar ialah materi dan energi. Beberapa pakar biologi mengatakan bahwa hidup
adalah suatu cara untuk mendapatkan materi dan energi. Hidup adalah
mempertahankan pertumbuhan dann perkembangan sehingga dapat melakukan
reproduksi. Hidup adalah bagaimana suatu makhluk hidup beradaptasi terhadap
perubahan lingkungannya, sehingga dapat mempertahankan keberadaan jenisnya.
Setelah mempelajari buku ini, secara khusus Anda diharapkan dapat :
1. Menjelaskan kembali organ tumbuhan.
2. Menjelaskan proses fisiologi pada organ tumbuhan.
3. Menjelaskan dasar klasifikasi tumbuhan
4. Menjelaskan dasar klasifikasi hewan
5. Menjelaskan organ tubuh hewan
6. Menjelaskan proses fisiologi pada tubuh hewan
7. Mendeskripsikan sistem organ tubuh manusia
Melalui bahan Belajar ini, Anda akan mempelajari beberapa makhluk hidup. Untuk
membantu Saudara dalam memahami makhluk hidup maka akan disajikan
pembahasan sebagai berikut :
1. Kegiatan belajar 1 membahas tentang tumbuhan
2. Kegiatan belajar 2 membahas tentang hewan
3. Kegiatan belajar 3 membahas tentang manusia
Agar Saudara memperoleh hasil yang maksimal dalam mempelajari bahan
belajar mandiri ini, ikuti petunjuk belajar berikut ini :
1. bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan belajar mandiri ini, hingga
Saudara memahami apa dan bagaimana mempelajari bahan belajar mandiri ini;
-
34
2. bacalah bagian demi bagian, temukan kata-kata kunci dan kata-kata yang baru.
Carilah kata-kata sulit tersebut dalam kamus atau daftar kata-kata sulit;
3. pelajari pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman
sendiri, bertukar pikiranlah dengan sesama mahasiswa atau teman guru;
4. terapkan karakteristik makhluk hidup, anatomi, fisiologi dan klasifikasi
tumbiuhan, serta anatomi, fisiologi dan klasifikasi hewan dalam situasi lain yang
mungkin anda temukan dalam kejadian sehari-hari;
5. mantapkan pemahaman Saudara melalui diskusi dalam kelompok.
1. T u m b u h a n
Tumbuhan memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan dan
keseimbangan kehidupan di dunia ini. Tumbuhan hijau, misalnya memiliki peran
sangat sentral didalam menyediakan makanan bagi dirinya sendiri dan bagi makhluk
hidup lain dengan kemampuannya mengadakan fotosintesis. Melalui proses fotosintesis,
tumbuhan juga menghasilkan oksigen yang digunakan oleh makhluk hidup untuk
bernapas. Tumbuhan yang tidak berhijau daun, juga memiliki peranan penting dalam
khidupan. Di dalam ekosistem, jamur saprofit berperan di dalam menguraikan zat
organik yang terdapat pada sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati menjadi zat anorganik, dan mengembalikannya kepada lingkungan abiotik.
Mengingat pentingnya peran tumbuhan seperti diuraikan di atas, maka
penguasaan konsep-konsep dasar tentang tumbuhan berkaitan dengan sifat
morfologis, anatomis dan fisiologis, serta keanekaragaman tumbuhan menjadi
penting untuk diketahui.
Setelah mempelajari sub unit ini, Saudara diharapkan dapat menguasai
konsep- konsep penting tentang tumbuhan, dan dapat mengaplikasikan konsep
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
1. menjelaskan kembali organ-organ utama tumbuhan;
2. menjelaskan fungsi organ-oragan tumbuhan;
3. menjelaskan proses tumbuh pada tumbuhan;
4. menjelaskan proses gerak pada tumbuhan;
5. menjelaskan proses bernapas pada tumbuhan;
6. menjelaskan proses fotosintesis pada tumbuhan;
7. menjelaskan dasar-dasar klasifikasi tumbuhan;
A. Organ Pada Tumbuhan
Pada umumnya tumbuhan, terutama tumbuhan tingkat tinggi memiliki organ
utama seperti akar, batang, dan daun. Organ tumbuhan tersebut pada beberapa jenis
tumbuhan mengalami modifikasi. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelangsungan
hidupnya dalam keadaan lingkungan yang tidak sesuai. Selain mengalami
modifikasi, ada pula organ yang terbentuk menyimpang dari kerangka umum.
-
35
1. Akar
Akar tidak beruas atau berbuku. Fungsi akar adalah untuk menegakkan
berdirinya tumbuhan, menyerap air serta garam-garam mineral dalam jumlah yang
cukup untuk mempertahankan kehidupannya. Agar air dan mineral dapat terserap
dalam jumlah yang cukup, maka akar memerlukan permukaan yang sangat luas. Akar
juga berfungsi menyalurkan air dan garam-garam mineral ini ke batang dan daun.
Akar mempunyai titik tumbuh pada bagian ujungnya. Pada titik tumbuh ini
terdapat titik vegetasi yang lunak. Karena itu akar dilindungi oleh calyptra (tudung akar),
sehingga dapat melindungi akar saat harus menembus dan menerobos tanah yang
mempunyai partikel yang sangat keras.
Di belakang titik tumbuh terdapat daerah meristematik dengan sel-sel yang dalam
keadaan membagi diri. Di belakang daerah meristematik terdapat daerah tumbuh
memanjang. Pada daerah ini terdapat rambut-rambut akar yang berfungsi untuk
memperluas bidang penyerapan.
Pada sebagian besar kecambah dikotil, akar pertama (akar primer) bertambah besar
dan tumbuh ke bawah, kemudian tumbuh cabang-cabang lateral sepanjang akar primer.
Adanya akar primer dan akar lateral merupakan sistem perakaran tunggang.
(a) (b)
(b) Gambar 4.1.
(a) Akar tunggang, (b) Akar serabut
Pada monokotil akar primer biasanya sangat pendek umurnya. Pada tempat
tumbuhnya akar primer ini akan tumbuh banyak sekali akar adventif. Akar adventif dan
cabang-cabangnya mempunyai diameter dan panjang yang sama membentuk sistem
perakaran serabut. Biasanya sistem perakaran serabut tidak menembus tanah terlalu
dalam sehingga tumbuhan monokotil kurang kuat untuk menahan erosi tanah.
-
36
2. Batang
Batang berfungsi untuk membentuk dan menyangga daun. Batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas, berbeda dengan daun yang mempunyai
pertumbuhan terbatas, dan akhirnya ditinggalkan. Pada ujung batang terdapat titik
vegetatif yang meristematik dan mempunyai kemampuan untuk terus menerus
membentuk sel baru. Di bawah daerah meristematik terdapat daerah pertumbuhan
memanjang.
Daun dibentuk oleh batang secara eksogen (dari bagian luar) dan secara
akropetal, artinya yang paling tua ada di bawah dan paling muda ada di atas. Daerah
pada batang yang menumbuhkan daun disebut nodus, sedangkan daerah antara dua
nodus disebut internodium (ruas).
3. Daun
Daun sebenarnya adalah batang yang telah mengalami modifikasi yang
kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan seperti yang
terdapat pada batang. Daun berfungsi untuk membuat makanan, berbentuk pipih
lebar, agar dapat melaksanakan tugas utamanya yaitu melaksanakan fotosintesis
seefektif mungkin.
Gambar 4.2. Bagian-bagian daun
Bagian daun yang menempel pada batang disebut pangkal daun. Daun dapat
mempunyai tangkai daun (petiolus) atau tidak. Bagian yang pipih dan lebar disebut
helaian daun (lamina). Daun pada dikotil mempunyai helaian yang lebar dan
menempel pada batang dengan menggunakan tangkai. Sementara pada monokotil tidak
mempunyai tangkai. Pada tumbuhan monokotil, pangkal daun pipih, lebar dan
membungkus batang. Bagian ini disebut pelepah daun seperti yang terdapat pada daun
pisang, rumput, dan tebu.
Bila daun hanya mempunyai satu helai daun pada tangkainya disebut daun
tunggal, seperti pada daun mangga. Bila terdapat lebih dari satu helai daun pada
-
37
tangkainya, maka disebut daun majemuk, seperti daun pohon turi.
Ada banyak variasi dalam daun, misalnya ada yang mempunyai rambut,
bergerigi, bersisik, dan lain-lain.
Antara epidermis atas dan epidermis bawah daun terdapat jaringan parenchim yang
berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Antara sel-selnya terdapat rongga udara yang
berfungsi untuk meningkatkan pengambilan karbondioksida dan pengeluaran oksigen
pada waktu fotosintesis. Pada daun terdapat ikatan pembuluh yang mebentuk jaringan
pembuluh pada daun. Pembuluh ini berfungsi untuk mengalirkan air dan bahan terlarut
ke tempat fotosintesis dan membawa hasil fotosintesis. Biasanya pada epidermis bawah
terdapat banyak stomata (mulut daun) yang merupakan tempat masuknya
karbondioksida dan tempat keluarnya oksigen dan uap air. Untuk jelasnya anda perhatikan
gambar berikut ini.
Gambar 4.3. Struktur anatomi daun
Kegiatan
Tujuan :
1. Mengamati struktur jaringan daun
2. Memahami hubungan antar jaringan dan mengetahui fungsi tiap
jaringan daun
Alat dan Bahan :
1. Air
2. Preparat daun
-
38
3. Silet
4. Mikroskop
5. Object glass
6. Cover glass
Cara kerja :
1. Buatkan irisan melintang daun Rhoeodiscolor setipis mungkin, lalu letakan di
kaca preparat (object glass) dan tetesi air, tutup dengan cover glass.
2. Lakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop dan gambarkan setiap
jaringan yang terlihat.
Hasil Pengamatan dan Diskusi
1. Setelah membuat gambar struktur jaringan, bagaimana bentuk stomata,
sebutkan dan diskusikan jaringan lain yang ditemukan.
2. Melalui stomata berlangsung proses transpirasi, sebutkan maccam transpirasi
pada tumbuhan.
Untuk lebih memahami pembahasan di atas, cobalah jawab pertanyaan di
bawah ini :
1. Sebutkan perbedaan daun monokotil dengan dikotil
2. Sebutkan sel-sel penyusun mulut daun
3. Terangkan proses yang berlangsung pada berkas pembuluh angkut di daun
4. Sebutkan jaringan utama mesofil daun
Sebagai pedoman pemahan anda dari pertanyaan tersebut, perhatikan rambu- rambu
jawaban berkut:
1. Daun monokotil umumnya memiliki tulang daun yang melengkung, dan sejajar.
Untuk daun dikotil uumnya memiliki tulang daun yang menyirip dan menjari
2. Stomata umumnya terdiri dari sel penutup berkhlorofil dan sel tetangga (neben sel)
3. Pembuluh angkut pada daun terdapat pada tulang daun, xilem terletak sebelah atas
menghadap ke jaringan palisade berupa rongga agak besar dan berdinding tebal.
Sedangkan floem, terdiri atas sekelompok sel sebelah bawah xilem. Tulang daun ini
merupakan kelanjutan dari dari tangkai daun dan batang ketika transportasi air
dan zat hara.
4. Mesofil daun merupakan susunan jaringan yang terdapat antara epidermis bawah dan
atas. Tersusun atas jaringan palisade, dan jaringan spon, juga mengandung berkas
pembuluh angkut.
-
39
4. Bunga, Buah dan Biji
Bunga merupakan alat reproduksi seksual (generatif) yang menghasilkan
biji, dan akhirnya dari biji diperoleh tumbuahn baru. Bunga merupakan salah satu
tingkat yang menyolok dalam proses pembentukan biji.
Bunga terdiri dari beberapa bagian. Bagian yang paling penting dan
terlibat langsung dalam pembentukan biji adalah benang sai (stamen) dan putik
(pistilum). Bengan sari menghasilakn serbuk sari (polen) yang masing-masing
membentuk sel kelamin (gamet). Di dalam bagian bawah putik terdapat bakal
biji (ovulum) yang mengadung telur (ovum). Setiap bunga terbentuk pada tangkai
khusus, yaitu tangkai bunga (pedicellus). Pada bagian bawah yang membesar
terdapat dasar bunga
(receptacullum). Pada bagian ini tersusun bagian-bagian bunga yang berupa
daun kelopak (sepalum) secara kolektif disebut calyx. Daun mahkota
(petalum) yang secara kolektif disebut corolla.
Gambar 4.4. Penampang bunga
Suatu bunga disebut bunga sempurna apabila mempunyai alat
penghasil kelamin jantan dan betina. Bunga yang hanya mempunyai alat
penghasil kelamin jantan saja atau betina saja disebut bunga tidak sempurna.
Pada waktu terjadi penyerbukan, yaitu jatuhnya serbuk sari ke kepala
putik, terbentuk buluh serbuk sari, kemudian berlangsung proses pembuahan
(fertilisasi) antara sperma dengan telur. Pada tumbuhan bunga terjadi pembuahan
ganda. Satu inti sperma akan melebur dengan sel telur sehingga terbentuk zygot
yang diploid (2n). Sementara itu inti sperma yang satunya lagi melebur dengan
dua inti sel induk endosperm dan membetuk inti yang triploid (3n), yang
nantinya akan berkembang menjadi endosperm primer, yang kelak berfungsi untuk
memberi makanan embrio.
-
40
Kotiledon pada biji berkembang sebagai bagian dari embrio. Beberapa
tumbuhan mempunyai kotiledon yang esar dan berfungsi juga sebagai
cadangan makanan. Beberapa tumbuhan lainnya mempunyai kotiledon yang
tipis, yang berfungsi untuk menhasilkan enzim yang mentransfer cadangan
makanan dalam endosperm ke biji yang sedang berkecambah.
Gambar 4.5. Penampang biji
Ovarium akan tumbuh menjadi buah. Buah mempunyai ciri yang
beranekaragam. Ada buah yang berdaging, ada yang tidak, ada buah tunggal, ada
buah majemuk. Buah berfungsi untuk melindungi biji dan juga membantu
penyebaran biji. Beberapa biji mempunyai sayap sehingga dapat terbang jauh dari
pohon induknya. Buah yang lainnya mempunyai kait sehingga dapat mengait dan
ikut terbawa jauh. Ada juga buah yang mempunyai rongga-rongga udara sehingga
dapat terbawa arus air.
Sebelum dan sesudah penyebaran biji, embrio tumbuh dengan perlahan.
Kemudian pada saat perkecambahan, embrio menyerap air,
melanjutkan pertumbuhannya dan akhirnya menembus selaput biji. Perkecambahan
dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, misalnya air, oksigen, suhu, cahaya.
B. Proses Fisiologi Pada Tumbuhan
1. Gerak Pada Tumbuhan
Gerak pada tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Gerak Otonom merupakan gerak yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar. Contoh
gerak otonom adalah gerak nutasi, yaitu gerak melilinnya batang polong-
polongan, gerak higroskopis seperti gerak pecahnya polong-polongan.
b. Gerak Etionom/gerak Paratonis, yaitu gerak yang dipengaruhi faktor luar.
Gerak Etionom meliputi :
1) Gerak Taksis, yaitu gerak seluruh tubuh. Arah gerak dipenaruhi oleh arah
rangsang. Gerak ini bersifat positif apabila gerak yang terjadi menuju arah
-
41
arah rangsang, dan bersifat negatif bila arah gerak menjauhi arah rangsang.
Contoh Gerak Fototaksis bila rangsangan berupa cahaya, misalnya terjadi
pada gerak spora pilobolus menuju arah cahaya. Kemotaksis bila
rangsangannya berupa zat kimia, misalnya gerak bakteri oksigen menuju
tempat yang memiliki oksigen.
2) Gerak Nasti, yaitu gerak sebagian tubuh, di mana arah gerak tidak
dipengaruhi oleh arah rangsang. Contoh gerak nasti adalah Seismonasti, yaitu
gerak yang rangsangnya berupa sentuhan, misalnya daun puteri malu akan
mengkerut bila disentuh.
3) Gerak Niktinasti adalah gerak yang rangsangannya berupa perubahan
kelembaban udara, misalnya daun majemuk akan mengkerut karena
perubahan siang dan malam.
4) Gerak Tropi adalah gerak sebagian tubuh. Arah gerak pada gerak tropi
dipengaruhi oleh arah rangsang. Gerak ini ada yang bersifat positif apabila
arah gerak menuju arah rangsang, dan bersifat negatif bila sebaliknya. Contoh
gerak Fototropi di mana rangsangannya adalah cahaya, misalnya gerak ujung
batang menuju cahaya. Gerak Geotropi adalah gerak yang rangsangannya
berupa pusat bumi seperti gerak pada akar yang selalu menuju pusat bumi.
2. Tumbuh Pada Tumbuhan
Tumbuh adalah suatu proses pertambahan volume tubuh yang
bersifat irreversibel (tidak kembali ke bentuk asal). Tumbuh terjadi karena
jumlah sel bertambah banyak dan ukuran sel bertambah besar.
Proses tumbuh pada tumbuhan berlangsung sepanjang hidup dan terjadi
pada bagian tubuh tertentu yang disebut titik tumbuh. Misalnya yang terjadi pada
ujung batang dan ujung akar. Proses tumbuh pada tumbuhan dipengaruhi oleh :
a. Suhu.
Terdapat tiga macam suhu pertumbuhan, yaitu suhu optimum yang merupakan
suhu terbaik untuk pertumbuhan, suhu minimum yang merupakan suhu terendah
untuk pertiumbuhan, dan suhu maksimum merupakan suhu tertinggi untuk
pertumbuhan.
b. Hormon tumbuh yang disebut auksin.
Auksin terletak pada ujung batang/akar berfungsi untuk mengembangkan sel,
sehingga menjadi bertambah panjang, menggiatkan kambium untuk membentuk sel-
sel baru, dan merangsang pembentukan bunga dan buah. Auksin akan bekerja
maksimum di tempat yang tidak kena cahaya. Proses pertumbuhan yang cepat di
tempat yang gelap disebut etiolasi. Auksanometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur pertumbuhan tanaman.
-
42
c. Cahaya.
Cahaya penting untuk pertumbuhan, tetapi cahaya dapat menjadi faktor
penghambat pertumbuhan karena dapat menguraikan auksin menjadi senyawa
yang dapat menghambat pertumbuhan.
3. Proses Mendapatkan Makanan dan Respirasi pada Tumbuhan
Berdasarkan cara memperoleh makanannya, tumbuhan ada yang
bersifat autotrof (dapat membuat makanan sendiri) melalui proses
fotosintesis dan kemosintesis. Ada pula yang bersifat heterotrof (tidak dapat
membuat makanannya sendiri) tetapi menggunakan zat makanan yang sudah
jadi. Tumbuhan heterotrof dapat bersifat saprofit yaitu mengambil makanan
dari makhluk yang hidup yang sudah mati seperti jamur, dapat pula bersifat
parasit yaitu mengambil makanan dari makhluk hidup yang masih hidup seperti
puteri malu dan paku picisan.
a. Fotosintesis
Merupakan proses penyusunan zat organik karbohidrat yang berasal dari zat
anorganik karbondioksida dan air yang berlangsung pada bagian tubuh tumbuahn
yang berklorofil dengan bantuan energi cahaya.
Fotosintesis terjadi melalui dua tahap reaksi, yaitu :
1) Reaksi fotolisis/ reaksi terang/reaksi Hill; terjadi di dalam kloroplas,
memerlukan cahaya, air terurai menjadi O2 dan H2O.
2 Reaksi fisika CO2/ reaksi gelap/reaksi Blackman, yaitu reaksi yang terjadi
dalam kloroplas, tidak memerlukan cahaya. Prosesnya berupa siklus yang
disebut Siklus Calvin. Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis, di antaranya adalah :
1) CO2, yang diambil dalam bentuk gas dari udara, masuk melalui mulut daun
(stoma). CO2 diangkut ke kloroplas dalam bentuk H2CO3. Dalam keadaan
terik, kadar CO2 rendah, sehingga proses fotosintesis akan terhambat.
2) H2O diperoleh dari dalam tanah melalui rambut akar. Air merupakanm
penyumbang hidrogen pada proses fotosintesis.
3) Cahaya matahari yang kita lihat terdiri dari 7 spektrum yaitu sinar merah,
jingga, kuning, biru, nila, ungu, ditambah dua sinar yang tidak terlihat yaitu
infra merah dan ultra ungu. Sinar merah, biru serta ungu lebih banyak
digunakan dalam proses fotosintesis.
4) Klorofil merupakan zat hijau daun. Klorofil pada tumbuhan tinggi ada dua
macam, yaitu kloorofil a dan klorofil b. Selain klorofil masih terdapat pigmen
(zat warna) lainnya dalam tumbuhan yaitu karotenoid. Ada dua macam sistem
pigmen dalam proses fotosintesis yaitu sistem pigmen I dan sistem pigmen II.
-
43
Beberapa percobaan tentang fotosintesis :
1) Percobaan Engelman, yang bertujuan untuk membuktikan bahwa pada
proses fotosintesis dihasilkan oksigen dan diperlukan adanya khlorofil serta
cahaya.
2) Percobaan Sachs/ uji Iodium, percobaan ini bertujuan untuk membuktikan
bahwa pada proses fotosintesis dihasilkan amilum.
3) Percobaan Ingenhouse, percobaan ini bertujuan untuk mrmbuktikan bahwa
pada proses fotosintesis dihasilkan gas oksigen.
Dari hasil percobaan-percobaan di atas, dan penelususran secara teoritis,
para ahli kemudian menulis persamaan reaksi kimia proses fotosintesis sebagai
berikut:
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2
b. Respirasi pada Tumbuhan
Pada tumbuhan dan juga pada makhluk hidup lainnya, respirasi diperlukan
untuk mempertahankan kehidupannya. Respirasi pada tumbuhan juga
menyangkut proses pembebasan energi kimiawi menjadi energi yang
diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Pada siang hari laju proses fotosintesis
yang dilakukan tumbuhan sepuluh kali lebih besar dari laju respirasi, karena
itu seluruh karbondioksida yang dihasilkan dari respirasi akan digunakan untuk
melakukan proses fotosintesis. Respirasi yang dilakukan tumbuhan menggunakan
sebagian oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis, sisanya akan berdifusi ke
udara melalui daun.
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O
4. Reproduksi pada Tumbuhan
Ada beberapa cara dilakukan tumbuhan untuk memperbanyak diri, antara lain :
a. Reproduksi Vegetatif aseksual ; melalui reproduksi vegetatif, individu baru yang
terjadi berasal dari satu sel induk, atau individu baru terjadi tanpa melalui proses
perkawinan (peleburan dua sel). Ada dua macam reproduksi secara vegetatif,
yaitu:
1) Reproduksi vegetatif alami yang terjadi tanpa campur tangan manusia,
meliputi :
a) Pembelahan diri. Ada yang disebut binary fission atau belah pasang,
yaitu pembelahan dari sel induk menjadi dua sel anak. Contoh reproduksi
pada bakteri. Ada juga yang disebut multiple fission yaitu pembelahan dari
satu sel induk menjadi banyak sel anah, misalnya reproduksi pada alga.
b) Fragmentasi, adalah cara bereproduksi dengan cara memutuskan bagian
tubuh, di mana bagian tubuh tadi dapat tumbuh menjadi individu baru.
-
44
Contoh reproduksi pada alga.
c) Tunas, misalnya ditemukan pada jamur, tanaman pisang, dan cocor
bebek.
d) Spora. Pada alga sering disebut spora kembara/ zoospore, karena dapat
bergerak. Pada bakteri disebut endospora yang terbentuk pada keadaan
buruk. Spora juga terdapat pada jamur, lumut, dan tumbuhan paku.
e) Rhizoma, akar tinggal merupakan batang yang terdapat di dalam tanah.
Biasanya juga digunakan untuk menyimpan cadangan makanan. Contoh
tumbuhan yang bereproduksi dengan rhizoma adalah jahe, lengkuas,
kencur, kunyit, dan lain-lain.
f) Stolon/ geragih merupakan batang yang merambat seperti yang terdapat
pada tanaman arbei dan tumbuhan antanan.
g) Umbi batang adalah batang yang digunakan untuk menyimpan cadangan
makanan, terdapat di dalam tanah. Pada umbi tersebut terdapat tunas-
tunas sebagai calon tumbuhan baru. Misalnya umbi yang terdapat pada
kentang dan ubi jalar.
h) Umbi lapis adalah batang yang terdapat di dalam tanah yang dapat
menumbuhkan tunas yang disebut siung. Karena berlapis-lapis, maka
disebut umbi lapis, misalnya pada tanaman bawang merah dan bawang
bombay.
i) Tunas adventif, adalah tunas yang keluar dari akar pada permukaan tanah,
misalnya pada pohon kersen dan pohon kesemek.
2) Reproduksi vegetatif buatan, adalah reproduksi yang dilakukan oleh manusia
terhadap tanaman. Tujuannya antara lain untuk memperbanyak tanaman
dalam waktu yang singkat, karena tidak harus menunggu sampai tanaman
tersebut berkembang menjadi berbuah dan berbiji. Tanaman yang
direproduksi vegetatif secara buatan biasanya memiliki keunggulan sehingga
anak-anaknya juga akan sebaik induknya.