11 Rasa Malas

download 11 Rasa Malas

of 39

Transcript of 11 Rasa Malas

A

KUMPULAN MATERI

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN

Oleh : Heri Suherlan

Nim : 004333

A. Topik: Mensiasati Kemalasan

B. Tujuan: Melatih mengendalikan pikiran (menjadi tuan atas pikiran)

C. Metode: ceramah dan praktek

D. Sasaran: Seluruh siswa SMP, SMU dan SMK

E. Materi:

MENGENDALIKAN PIKIRAN

Yang dimaksudkan di sini adalah latihan mengenadalikan pikiran menurut kemaauan kita. Bukankah kita sering kali mengalami ketidakmampuan mengontrol pikiran, sebaiknya malahan kita yang diombang-ambing oleh pikiran.

Berikut ini adalah tips-tipsnya:

SEGELAS ES

Pada suatu siang yang panas kita merasakan haus yang amat sangat. Muncullah keinginan untuk minum. Dorongan ini begitu kuat. Kalau dip[erhatikan sugngguh-sungguh saat itu kita seakan-akan disuruh, diperintahkan untuk segera mencari minuman. Lalu kita pun menurutinya dengan membeli es atau membuat sendiri.

Ketika es sudah ditangan, di saat inilah dorongan pikiran menyuruh kita segera untuk meminumnya. Saat inilah yang cocok untuk latihan menjinakan pikiran. Caranya : katakan pada diri sendiri :

Aku akan meminum es ini setelah 5 menit nanti, dan kita pun mematuhi perintah itu; es diminum setelah 5 menit.

Dengan menunda untuk minum selama 5 menit ini merupakan suatu tindakan menentang dorongan pikiran. Artinya kita bisa mengendalikan otak kita.

Cara ini bisa dilakukan saat kita lapar dan hendak makan, saat ngatuk dan hendak tidur, dsb.

COBALAH SEDIKIT

Jika seorang pelajar punya pekerjaan rumah (PR) banyak sekali, tapi tak ada kemauan untuk mengerjakan. Pikiran telah terbebani ketakutan karena jumlah PR-nya yang banyak sekali itu. Kesadaran pelajar itu mengatakan.

Saya harus mengerjakan PR.

Sebaliknya oleh otak ketakutan, takut capek, takut tak bisa, dsb.

Cara melatih metode ini adalah dengan mengaakan pada diri sendiri :

Aku tidak akan mengerjakan semua PR-ku. Aku hanya akan mengerjakan nomor satu saja.

Setelah mencoba satu insya Alloh kita mau untuk mengerjakan nomor berikutnya dengan tanpa rasa takut.

DEKATILAH

Kalu terjadi suatu maslah dan takut untuk mrnghadapinya, kita jangan lari dari masalah tersebut. Dengan lai maka kita akan benar-benar takut. Sebaiknya rasa takut akan hilang jika kita mendekatinya.

KOMPROMILAH

Ketika kita hendak belajar untuk mengerjakan PR, kita rasanya enggan dan pinginnya nonton saja, kaka ingatlah persan yang berbunya:

Berkompromilah dengan pikiranmu.

Disini lakukan tawar menawar, kemudian katakan pada diri sendiri Tak usah 1 jam, setengah jam saja bagaimana?

Maka pikiran kita menjawab

Okelah kalah cuma setengah jam.

Maka lakukanlah belajar. Ketika setengah jam sudah dilewati kita masih berkompromi dengan pikiran.

Tambah 15 menit lagi gimana?

Pikiran pun tidak keberatan, soalnya hanya 15 menit. Setiap hari lakukan lah kompromi demikian. Sampai akhirnya belajar pun bisa dilakukan selama 1 jam.

Ingat hasil yang dicapai adalah bahwa kita menjadi tuan atas pikiran kita.

F. Topik: Siapa menajdi profesional sejati

G. Tujuan: Agar siswa memahami arti profesionalisme, lebih memperhatikan sikap dalam bekerja atau belajar

H. Metode: ceramah

I. Sasaran: Siswa SMK, SMU, dan Pekerja

J. Materi:

SIAP MENJADI PROFESIONAL SEJATI

Sikap Lebih Penting Ketimbang Keterampilan

Di era Millenium, perubahan berlangsung cepat dimana-mana. Siapa pun mau tidak mau harus memikirkan strategi yang jitu untuk meningkatkan kualitas dirinya, agar tetap mampu bertahan di zaman penuh persaingan. Salah satu upaya untuk hal tersebut yaitu dengan meningkatkan profesionalisme.

Berikut ini beberapa hal yang mungkin berlaku untuk segala posisi, yang perlu diperhatikan:

Pemberian Orang Lain

Jika ditelaah, tampak bahwa profesionalisme terutama terbentuk oleh sikap, bukan oleh kompetensi teknis belaka. Tegasnya penguasaan tugas bukan jaminan bahwa seseorang bisa jadi profesional. Seorang profesional adalah seorang yang memiliki kepedulian. Orang peduli adalah orang yang melakukan pekerjaannya dengan sepenuh hati. Yang ia kejar adalah keunggulan dalam bekerja dan bukan sekedar berkemampuan.

Profesional bukanlah sekadar cap yang kita lekatkan pada diri sendiri, melainkan suatu deskripsi yang kita harapkan akan DIBERIKAN oleh orang lain kepada kita berdasarkan serangkaian karya yang kita tampilkan.

Tidak Mendapat Pekerjaan yang Disukai

Seseorang mungkin mengawali kariernya dengan kondisi pekerjaan yang tidak disukainya. Tetapi ada yang kemudian mampu mengembangkan minat dan kecintaannya pada apa yang ia lakukan dan ada pula yang cuma sibuk berhitung seberapa keuntungan yang akan ia peroleh bila ia melakukan hal itu.

Orang yang pertama inilah yang berpeluang menjadi profesional di bidangnya. Seorang profesional sadar bahwa kunci untukmendapatkan respek dan kepercayaan dari lingkungan adalah dengan harga diri. Oleh karena itu jika ingin dihargai, dipercaya, dan dihormati, maka maka harus mampu berhenti memikirkan pemenuhan kebutuhan pribadi semata.

Kegagalan Tidak Perlu Dicemaskan

Bagaiman pera lingkungan kerja yang positif mendukung muncul dan berkembangnya profesionalisme sejati?

Tularkanlah antusiasme. Tunjukan penghargaan pada pekerja yang melakukan hal-hal di luar tugas utamanya maupun yang tampil dengan kinerja ekstra.

Tiap orang pada dasarnya menyukai tantangan. Jangan takur memberi lebih banyak penugasan dan tanggung jawab yang besar kepada orang lain.

Kritik untuk membangun adalah cara belajar paling ampuh bagi karyawan, selain ketulusan atasan.

Yang Terpenting Ketekunan dan Tekad

Gairah akan membuat seseornag mampu menikmati keberhasilan dalam bekerja. Jika seseorang tak menikmati penyelesaian tugas, bagaimana orang tersebut dapat mengatakan bahwa ia berhasil. Pemicu munculnya gairah, selain antusiasme, adalah hasrat yang kuat yang mewujud dalam ketekunan dan tekad yang kuat untuk berhasil.

Karena itu, temukan apa yang dapat menjadi pokok minat di dalam pekerjaan dan kembangkanlah dengan ketekunan dan tekad yang berkesinambungan.

Dengan demikian akan berkembang menjadi profesional sejati, yang bukan hanya mampu menyelesaikan tugas, tapi mengerjakannya dengan antusiasme dan gairah yang memberi kegembiraan pada orang tersebut dan lingkunganya.

K. Topik: Memberi dan Menerima Kritik

L. Tujuan: Siswa dapat lebih terbuka, mampu mengungkapkan pendapatnya tentang orang lain, serta menerima keadaan diri berdasarkan pandangan orang lain.

M. Metode: Ceramah

N. Sasaran: Seluruh siwa SLTP, SMU dan sederajat.

O. Materi:

MEMBERI DAN MENERIMA KRITIK

Jangan Selalu Diartikan Pertanda Sirik

Kritik diperlukan untuk mengembangkan kualitas diri kita sebagai individu. Dalam segala hal, ini merupakan masukan berharga untuk meningkatkan performa maupun peneriman lingkungan.

Memberi kritik jauh lebih mudah sekaligus menyenagkan dibanding menerimanya. Padahal, kritik yang diberikan secara tepat, benar dan menegan sasaran, sebenrnya bisa membimbing menuju keberhasilan.

Kritikan jarang bisa diterima dengan rasa nyaman sepenuhnya. Namun meski demikian bukan bukankah permen yang manis dapat menyebabkan sakit gigi? Dan bukankah jamu yang meskipun pahit tapi menyembuhkan penyakit ?

Kenapa Kritik Selalu Bikin Tak Nyaman

Mungkin karena kesan yang sudah begitu mendalam tertanam dalam diri bahwa kritik adalah sesuatu yang negatif sifatnya.

Karena CITRA DIRI yang sebagian besar memang ditegakkan atas dasar pandangan orang lain terhadap kita.

Oleh karenanya untuk dapat menerima kritik, kita perlu merasa yakin bahwa kritik itu ada manfaatnya.

Pahami Maksud Pengkritik

Kritik adalah mengenai sebagaian dari diri, atau bahkan hanya perilaku yang kita tampilkan. Karena itu, jangan tergesa-gesa mengugah pandangan terhadap diri sendiri saat dikritik, sebab kritik tidak lantas menjadikan seluruh diri kita buruk.kita tidak perlu tergesa-gesa menanggap kita telah mengeti maksudnya dengan cara menukas pembicaraannya, dan jangan pula untuk tidak mau mengerti dengan meminta ia untuk mengulanginya.

Memberi Kritik yang Efektif

Kritik palaing efektif diberikan bila :

Kritik tidak bersifat evaluatif, melainkan menerangkan secara rinci dan jelas perilaku yang perlu diubah

Ada kebutuhan dari ornag yang dikritik

Ada rasa saling menghormati dan keterbukaan antara pemberi dan penerima kritik

Ada manfaat dari kritik itu untuk masa yang kan datang

Yang dikritik memang sesuatu yang dapat diubah dari dirinya

Terampil Mengelola Hubungan Sosial

Jangan sampai kita bersikap menerima saja kritik tanpa mengolahnya, dan jangan pula sampai tidak mengindahkan kritik yang dilontarkan terhadap kita kritik. Sadarilah bahwa sebagai manusia kita semua memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga kita membutuhkan bantuan dari orang lain. Dengan demikian hendaknya kita mampu membina hubungan yang jujur, dan dilandasi rasa saling menghormati dengan orang lain.

A. Topik: Mereduksi kecemasan dan ketegangan

P. Tujuan: Siswa dapat mengatasi kecemasan dan ketegangan yang dialaminya baik disekolah maupun ditempat kerja.

Q. Metode: ceramah

R. Sasaran: Siswa SMU dan SMK

S. Materi:

KECEMASAN DAN KETEGANGAN DI TEMPAT KERJA

Kelewat Mau Sempurna Bisa Bikin Kecewa

Lingkungan kerja senantiasa berpotansi memicu kecemasan dan ketegangan. Bila tidak ditangani dengan baik, akibatnya bisa serius. Sebaliknya, jika dikelola, justru berdampak positif.

Mengenali Tanda-tandanya

Ada perbedaan antara stres, panik dan anxiety. Stres diartikan sebagai perasaan tidak enak yang disebabkan oleh persoalan-persoalan di luar kendali kita. Panik lebih ditandai oleh perasaan takut yang terjadi tiba-tiba disertai keinginan utnuk segera mengakhirinya dan memperoleh rasa aman. Sedangkan anxiety biasanya muncul dalam bentuk respos yang tidak cuma psikologis sifatnya tetapi disertai pula oleh perubahan fisiologis tubuh, dan ini khas merupakan respons kepada rasa takut.

Biasanya, kecemasan ini beranjak dari tanda-tanda ringan saja, seperti degup jantung yang meningkat. Biasanya dalam derajat yang beragam, tanda ini mewujud dalam beberapa aspek ketubuhan manusia, yaitu :

1. Reaksi tubuh : berkeringat, pusing dan jantung berdebar kencang.

2. Pikiran tentang situasi yang dihadapai : aduh tampaknya saya sedang mempermalukan diri sendiri.

3. Perasaan yang melanda diri : takut, ah atau rasanya mustahil menyelesaikan ini

4. Perilaku yang tampil : gagap, terbata-bata, blocking (kehilangan ide tentang apa yang akan dikatakan, di tengah rapat, diskusi atau presentasi).

5. Dan ditingkat yang makin parah adalah pada sistem motivasi seseorang yang mewujud dalam bentuk menurunnya produktivitas, menurunya konsentrasi atau kemampuan mengingat, kebosanan kerja, dan akhirnya membolos dengan berbagai alasan.

Lima Kecenderungan Pemicu Stres

Kecenderungan yang dapat memicu seseorang jadi pencemas dan stres diantaranya dirinci oelh Lynn Fossu, seorang psikolog yang banya meneliti perilaku manusia sebagai berikut :

1. Kebiasaan berpikir harus-mesti

2. Semua atau tidak sama sekali

3. Kelewat kaku dan perfdeksionis

4. Merasa bisa membaca pikiran orang lain

5. Merasa bisa meramal hasil kerja

Mesti Melibatkan Orang Lain

Ada cara yang efektif dan ada pula cara yang tidak efektif dalam mengelola dan menaggulangi cemas dan rasa tegang tadi. Yang tidak efektif adalah merokok berlebihan, minuman keras, obat antidepresi yang diminum tanpa nasehat dokter, makan yang tidak sehat, serta bekerja berlebihan. Cara yang efektif utamanya adalah memelihara keseimbangan kesehatan fisik dengan kemantapan kepribadian yang datang dari rasa percaya diri.

Berikut beberapa hal yang dapat diupayakan:

Mempelajari bagaiman cara memperoleh keterampilan memecahkan masalah di tempat kerja. (mengemangkan kemampuan mengidentifikasi masalah, cara menentukan prioritas masalah, dan membuat perencanaan tindakan).

Manajemen diri sendiri diataranya memeriksa kembali keberhasilan dari strategi yang digunakan, belajar dari pengalaman

Kembangkan humor sebagi bumbu interaksi sosial

Kuasai cara-cara relaksasi

Menguasai keterampilan meningkatkan hubungan di tempat keja.

T. Topik: Kenali Teman Baru

U. Metode: Simulasi permainan

V. Sasaran: Siswa baru (kelas 1) SMP, SMU, dan SMK dan sederajat

W. Materi:

Bumpity Bump Bump

(Geser dan Ambil Alih Tempat Orang)

Tujuan dan manfat: - Membina keakraban antar anggota

Mengenalkan anggota yang belum saling mengenal

Melatih kecepatan dan ketepatan merespon

Peserta: Permainan ini dapat dilakukan oleh setiap usia, dan jumlahnya ( 10 sampai 25 orang.

Sarana :Sarana yang dibutuhkan lapangan atau halaman yang cukup luas.

Cara melakukan permainan :

Kelompok membuat lingkaran dengan salah seorang berada di pusat lingkaran. Jarak lingkaran ke pusat antara 4 sampai 5 meter

Anggota menyebutkan namanya masing-masing (nama lengkap atau nama depan)

Hapalkan anggota kelompok yang di sebelah kiri dan kanan anggota

Seorang yang dipusat lingkaran menyebutkan nama depan dari peserta yang membuat lingkaran. Kemudian orang tersebut harus dengan segera menyebutkan nama orang yang berada di sampingnya.

Jika yang dipusat mengatakan siapa teman di sebelah kirimu, maka orang yang dituju harus menjawab teman yang ada di sebelah kanan; dan sebaliknya jika diminta menyebutkan teman di sebelah kanan maka harus disebutkan teman yang ada di sebelah kiri.

Apabila gagal menyebutkan nama temannya (kelamaan atau salah menyebutkan), maka ia menggantikan orang yang ditengah.

Apabila jawaban benar maka langsung berseru Bumpity Bump Bump

Lakukan permainan ini terus sampai anggota hapal teman-temannya.

Sumber : Materi praktek Bimbingan dan konseling kelompok, disampaikan dalan camp counseling Mahasiswa angkatan 2000 Jurusan PPB FIP UPI tahun 2003.

X. Topik: Menerima Kritik dan mengkritik

Y. Tujuan: Siswa mampu menerima kritik dan mampu memberikan kritik.

Z. Metode: Simulasi

AA. Sasaran: Seluruh siswa SLTP, SMU dan SMK dan sederajat

AB. Materi:

PERMAINAN RAJA DAN PATIH

Tujuan

1. Memepermudah setiap peserta dalam mengutarakan kritik terhadap orang lain maupun menerima kritik dari oerang lain.

2. Serta untuk mengungkapkan reaksi diri terhadap kritik tersebut.

Jumlah peserta

6 14 orang atau memungkinkan satu kelas.

Waktu

5 15 menit (fleksibel)

Alat Pendukung

Kertas dan pena

Langkah-langkah

1. Dipilih anggota kelompok yang dengan sukarela menjadi seorang raja dan seorang patih.

2. Setelah kedua peran tersebut telah diisi, pemeran raja dipersilakhan untuk duduk ditempat yang ditentukan sebagai singgasananya.

3. Setelah semuanya siap, permainan dimulai dengan raja tersebut memberikan titah kepada patih untuk menampung seluruh kritikan dari seluruh rakyuatnya. Kemudian patih melakukannya dengan cara rakyat membisikan kritikannya supaya raja tidak mendengar apa-apa yang dikatakan para rakyatnya. Setelah semua terkumpul, kemudian patih kembali kepada raja dan kemudian menyebutkan seluruh kritik yang disebutkan oleh para rakyatnya. Setelah itu patih bertanya kepada raja kritikan mana yang paling membuatnya tersinggung. Dan raja diberi tiga kesempatan untuk menebak dari siapa kritik tersebut berasal, bila raja tidak dapat menebaknya maka permainan diulang kembali dari awal.

Refleksi dan evaluasi

1. Apakah kritik-kritik terhadap sang raja bersifat lahiriah dan hal-hal yang kecil yang bukan salahnya?

2. Adakah sifat-sifat sang raja yang dapat diubah?

3. Apakah raja mengakui secara jujur kritik yang benar?

4. Apakah raja menerima kritik berkenaan dengan dirinya ataukah ia berusaha menolak.

Sumber : Hand-out Materi Workshop Bimbingan 2002 mahasiswa jurusan PPB 1999, Jurusan PPB FIP UPI.

A. Topik

: Belajar yang Efektif

B. Tujuan

:

Secara umum tujuan dari kegiatan layanan bimbingan ini adalah adalah membantu siswa untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang efektif.

Adapun tujuan khusu kegiatan layanan bimbingan ini adalah sebagai berikut:

Siswa dapat menetukan tujuan belajar yang dilakukannnya

Siswa dapat membuat jadwal untuk belajar.

Siswa dapat menjelaskan manfaat dari belajar yang dilakukannya.

Siswa dapat menyebutkan kebiasaan belajar yang kurang baik.

C. Sasaran

: Siswa SLTP, SMU dan sederajat

D. Metode

: Ceramah dan diskusi

E. Materi

:

Belajar Efektif

(How to Efective Learnig)

Apakah Belajar itu?

Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak akan terlepas dari kehidupan manusia. Belajar merupakan kegiatan manusia yang dilakukan semenjak lahir sampai ia meninggal. Esensi dari belajar itu sendiri adalah perubahan tingkah laku secara progresif bersifat normatif (positif). Berikut ini beberapa pengertian menurut para ahli :

Cronbach dalam Uman Suherman (2000), mengatakan: learning is shown by change in behavior as result of experience. Uman Suherman (2000), menyimpulkan bahwa belajar itu adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu secara sadar untuk memperoleh perubahan perlaku seperti dalam pengetahuan, kebiasaan, keterampilan, sikap, persepsi kebiasaan dan tingkah laku afektif lainnya sebagai hasil dari pengalaman.

Mamat Supriatna (1990), mengartikan belajar sebagai suatu proses pembentukan atau perubahan perilaku pada diri individu, yang bukan disebabkan oleh naluri, kematangan dan keletihan atau perubahan karena pengobatan.

Jadi belajar merupakan pembentukan atau perubahan perilaku (kognitif, afektif, dan psikomotor) manusia yang disadari, progresif dan normatif sebagai hasil dari pengalaman.

Ciri-ciri perubahan sebagai hasil belajar

Seserang dikatakan telah belajar ditandai oleh adanya perubahan perilaku dengan ciri-ciri:

1. Intensional, bahwa perubahan itu disadari, disengaja (bukan kebetulan)

2. Positif, yaitu sesuai dengan yang diharapkan (kriteria keberhasilan)

3. Efektif, yaitu mempunyai makna pengaruh tertentu bagi siswa tersebut, serta relatif menetap.

4. Integral, yaitu menyangkut keseluruhan perilaku

5. Purposif, yaitu perubahan itu terarah dan bertujuan

Apa Belajar Efektif itu?

Belajar yang efektif seperti di tersirat di atas, adalah berlajar yang mempunyai perngaruh terhadap anda atau bermakna dan bermanfat bagi yang belajar. Dan perubahan itu relatif menetap dalam jangka waktu yang cukup lama.

Bagaimana Belajar Efektif itu?

Oleh karena individu itu sifatnya unik, maka untuk menjadikan belajarnya efektif berbeda satu sama lain. Namun secara umum terdapat pula kesamaan-kesamaannya. Berikut ini merupakan langkah-langkah atau tips dalam belajar agar efektif dan menjadi bermanfaat :

1. Niat

2. Ketahui dan pahami hukum mencari ilmu serta keutamaannya

3. Jadikan belajar sebagai kebutuhan

4. Senangi ilmu, guru dan teman belajar

5. Gunakan waktu yang tepat untuk belajar

6. Ketahui dan pahami kemampuan dan belajarlah berurutan

7. Belajarlah sungguh-sungguh dan tekun

8. Tawakal dan berdoa

9. Saling memberi dan menerima

10. Merasa tidak puas

AC. Topik: Memilih Jurusan yang Tepat

B. Tujuan : Membantu siswa merencanakan pemilihan jurusan

AD. Sasaran

: Siswa SMU kelas 2 (dua)

AE. Metode : Ceramah dan simulasi

D. Materi:

PILIH MANA YA! IPA, IPS, ATAU BAHASA?

Sebagaimana biasanya, pada akhir kelas dua, siswa SMU dihadapkan pada pemilihan program studi. Terkadang ada yang dengan mudah memutuskan atau menentukan pilihan meski dengan tidak dipertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, dan anda pula yang sepertinya sangat sulit menentukan pilihan.

Permasalahan tidak hanya sampai di situ saja. Terkadang ada suatu hal yang terjadi setelah penjurusan atau program dipilih dan dimasuki, yaitu siswa merasa tidak cocok, siswa tidak bisa mengikuti, siswa tidak betah, dan lain sebagainya sehingga siswa-siswa tersebut mengajukan permohonan untuk pindah program.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dalam penentuan program haruslah menjadi pertimbangan sejal dini baik oleh siswa sendiri maupun pihak lain yang ada sangkut pautnya. Berikut ini beberapa upaya yang mungkin dapat mengatasi permasalahan seperti di atas, Yaitu:

1. Lakukan perecanan pemilihan program

Perencanaan merupakan hal yang paling penting untuk dilakukan sebelum menentukan melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam pemilihan program studi juga harus dilakukan perencanaan sebelum menentukan pilihan, agar pilihan tersebut benar-benar tepat dan sesuai dengan yang diharapkan.

Perencanan merupakan suatu tindakan dalam rangkan menyesuaikan atau memadukan (matching) antara potensi diri dengan tuntutan lingkungan (program studi dalam hal ini). Untuk itu dalam perencanaan ini dilakukan tiga hal yakni :

a. Eksplorasi diri

Eksplorasi diri ini merupakan upaya menggali dan menidentifikasi segala potensi yang dimiliki diri sendiri. Potensi tersebut diantaranya bakat dan minat.

Bakat merupakan kecakapan potensial yang khusus dalam bidang-bindang tetentu. Dengan lain pengetian bahwa bakat adalah kemampuan untuk belajar cepat dan mencapai prestasi dalam bidang tertentu. Menurut Abin Syamsuddin (2000), orang-orang dikelompokan kedalam kategori yang memiliki kemampuan dasar khusus dalam bidang :

1) bilangan (numerical abilities)

2) bahasa (verbal abilities)

3) tilikan ruang (spatial abilities)

4) tilikan hubungan sosial (social abilities)

5) gerak motorik (motorical abilities)

Bagaiman cara mengetahui bakat seseorang?

Bakat seseorang (siswa) dapat diketahui melaui (!) tes bakat, contoh dari tes bakat ini adalah IST (Intelligence Structure Test); (1) dengan menelah perolehan prestasi dari tiap-tiap bidang studi, caranya dalah dengan melihat bidang studi yang nilai (prestasi) yang diperoleh tinggi yang konsisten dari tiap-tiap tngkatan pendidikan (paling tidak mulai dari tingkatan SMP kelas 1).

Minat merupakan ketertarikan seseorang terhadap sesuatu hal, baik tindakan amupun benda. Berikut enam minat dasar seseorang yang dikembangkan oleh Spranger, yakni :

1) teoretis (theoretical) cirinya dominan untuk menemukan kebenaran dengan pendekatan empiris, kritis, rasional, dan intelektual.

2) Ekonomis (economical) cirinya mengutamakan nilai kegunaan dan kepraktisan.

3) Estetis (eesthetical) cirinya menempatkan nilai tertinggi pada benatuk keharmonisan, serasi, dan simetris.

4) Sosial (social) cirinya mengutamakan nilai kebersamaan, kemanfaatan, dan kebaikan sesama manusia, serta solidaritas.

5) Politis (political) cirinya minat dominan utnuk kepentingan pengaruh kekuatan pribadi, ketenaran dirinya.

6) Religius (religious) ciriya berkepentingan dengan paenghayatan kesatuan pengamalan secara keseluruhan dalam kaitannya dengan alam semesta dan Maha Pencipta.

b. Eksplorasi program studi.

Langkah kedua dari perencanaan pemilihan program studi ini maksudnya adalah hampir sama dengan eksplorasi diri, namun disini mengidentifikasi tuntutan-tuntutan bidang studi terhadap siswa. dalam hal ini minat-minat terhadap apa sajakah yang dibutuhkan program bidang studi tertentu dari siswa. Di samping itu, mengidentifikikasi bakat-bakat apa saja yang dituntut program bidang studi tertentu dari siswa.

Matching Potensi diri dengan tuntutan program studi.

Langkah ketiga ini merupakan upaya menentukan dan menyesuaikan antara potensi diri dengan tuntutan program bidang studi. Sehingga hasil dari tahap ini adalah terdapatnya gambaran kemungkinan cocok pada program bidang studi tertentu.

2. Lakukan konsultasi

Konsultasi ini dilakukan untuk memberikan kejelasan, pemahaman serta meminta pertimbangan dari seseorang terhadap pilihan yang mukin akan dipilih oleh siswa. Orang yang munkin dapat dihubungi dilakukan konsultasi yang reprentatif diantaranya adalah guru pembimbing atau konselor sekolah, guru, wakli kelas, serta orang tua.

A. Topik: Menentukan Jurusan

B. Tujuan: Siswa dapat memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakatnya

C. Sasaran: Siswa SMU kelas 2 dan SMK

D. Metode : Simulasi

E. Materi:

KURSI FAVORITE PILIHAN KU

Setelah semester genap di kelas 2, para siswa diharuskan memilih program pelajaran di kelas tiga, apakah IPA, IPS, atau BAHASA. Selain itu juga siswa SMK pada kenaikan kelas ke kelas 2 umumnya harus memulih progaram yang akan menjadi spesifikasinya. Siswa dihadapkan pada suatu dilema dimana ia harus menentukan sendiri atau ditentukan oleh guru.

Langkah-langkah kegiatan:

Siswa diminta untuk keluar ruangan dengan membawa seluruh perlengkapannya tanpa terkecuali.

Siswa diminta masuk kembali satu persatu berdasarkan nomor pada absensi, dan diminta menempati tempat duduk yang telah ditentukan.

Setelah semua menempati tempat duduk, siswa diminta mengemukakan pendapat atau perasaannya setelah posisi duduknya berubah.

Siswa diminta membandingkan dengan posisi sebelumnya.

Pembimbing (praktikan) mencek posisi duduk siswa (apakah kursi yang sama atau teman yang sama).

Pembimbing menjelaskan maksud dan makna kegiatan yang telah dilakukan, serta makna posisi tempat duduk siswa.

Evaluasi dan refleksi :

1. Bagaimana perasaan siswa sebelum pindah kursi dan sesudah berubah posisi duduk (pindah kursi)

2. Apakah siswa mengetahui maksud dari perbedaan posisi duduk.

A. Topik: Mengenal karakteristik orang kreatif

B. Tujuan: Agar siswa dapat menjadikan dirinya sebagai kreator.

C. Sasaran: Siswa SLTP, SMU dan sederajat

D. Metode : Ceramah

E. Materi:

JADILAH KREATIF !

Setiap orang mempunyai keinginan untuk menjadi kreatif, tetapi sayang tidak semua orang menggunakan kesempatan yang ada untuk menjadi kreator. Pada dasarnya otak manusia sama, namun dalam hal ini masalahnya adalah bagaimana memafaatkan waktu untuk menjadi manusia-manusia seperti halnya Imam Syafii, Einstein, dan sebagainya.

Orang kreatif dimana pun akan menjadi pusat perhatian. Hal ini dikarnakan orang kreatif selalu jadi pelopor dan selalu membuat ulah lebih dulu. Orang kreatif tidak selalu harus menampilkan hal yang baru, tetapi bisa saja menampilkan hasil kreator lain yang kemudian ia mengubahnya menajdi sesuatu yang baru dan berbeda dengan pendahulunya (karya awal yang dikembangkan. Berikut ini ada sepuluh yang setidaknya menjadi ciri-ciri orang kreatif menurut Dra. Djauharah, seorng psikolog Universitas Negeri Jakarta, yaitu :

1. Berpikir lancar, suka mengajukan banyak pertanyaaan, gagasan dan jawaban.

2. Berpikir luwes, banyak menghasilkan gagasan, jawaban serta pertanyaan yang kreatif. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda.

3. Berpikir orisinal, mampu mengeluarkan ungkapan, gagasan baru yang uni dan tidak lazim dipikirkan oleh kebanyakan orang.

4. Mengevaluasi, bisa menentukan patokan penilaian sendiri, mampu mengambil keputusan pada situasi yang terbuka dan bersikap kritis.

5. Kritis, selalu terdorong utnuk mengetahui segala hal.

6. Imajinatif, bisa membayangkan berbagaihal yang belum pernah terjadi atau ada.

7. Tertantang oleh kemajemukan, tertarik pada situasi dan masalah yang rumit.

8. Berani mengambi risiko, berani mengungkapkan jwaaban atau gagasan, meskipun belum tentu benar atau diterima\, tidak takut gagal, tidak terikat pada hal terstruktus atau konvensional.

9. Bersifat menghargai, menghargai kritik, bimbingan orang lain maupun kemampuan dan bakanya sendiri.

10. Mengolaborasi, memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, menambah atau mencicil detail-detail suatu objek atau situasi sehingga menajdi lebih menarik.

Selain hal di atas, masih ada ciri lainya, yaitu yang berhubungan dengan langkah pemecahan maslah, antara lain :

1. mendeteksi, mempelajari, serta merasakan berbagai kejanggalan yang terjadi.

2. Melakukan verifikasi atau pengelompokan, memilah-milah kejanggalan-kejanggalan sejenisnya.

3. Melakukan analisis, meguraikan sebab-sebab, serta gejala segala sesuatu yang berkenaan dengan kejanggalan-kejanggalan yang ditemukan.

4. Melakukan sintesis, menghubungkan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi sebagai langkah lanjut dari informasi hasil analisi.

5. Pemecahan masalah, dengan memperhatikan atau menghubungkan hasil analisis dan sintesis ditemukan pemecahan masalah.

Sumber : Pikiran rakyat, Minggu 12 Januari 2003

A. Topik: Meningkatkan percaya diri

B. Tujuan: Agar siswa memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri. da

C. Sasaran: Siswa SLTP, SMU dan sederajat

D. Metode : Ceramah,

E. Materi:

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI

(Kiat Praktis bagi Penyeru Kebaikan)

Penilitian memberikan data mengenai faktor yang menyebakan seseorang enggan untuk menjadi penyeru diantaranya adalah kurang percaya diri (20,4 %) kemudian disusul tidak adanya skill (15 %).

Ada beberapa kiat praktis untuk meningkatkan rasa percaya diri. Utamanaya meliputi aspek kemauan, pemahaman serta keterampilan. Untuk memenuhi aspek kemauan, perlu dilakukan berbagai usaha antara lain :

1. Bekerja dengan ikhlas. Yakin bahwa seluruh amalan baik akan medapatkan pahala.

2. Kerjakan setiap aktifitas dengan penuh tanggung jawab, memiliki landasan nilai dan prinsip-prinsip yang kuat.

3. Milikilah kebiasaan menerima. Ini akan meningkatkan rasa memiliki.

4. Tingkatkan rasa tanggung jawab pribadi.

5. Miliki kebiasaan mempertahankan hak.

6. Milikilah kebiasaan hidup dengan tujuan.

7. Miliki integritas diri.

Sedangkan untuk aspek pemahaman dan keterampilan, barangkali beberapa langkah berikut bisa diusahakan :

1. Miliklah catatan/ referensi materi dan agenda yang rapi.

2. Siapkan materi yang akan disampaikan.

3. Bacalah buku-buku referensi, ini sangat membantu meningkatkan pemahaman.

4. Milikilah hafalan yang baik

5. Ambilah selalu kesempatan untuk tampil di muka umum kapan saja.

6. Ikutilah beberapa pelatihan yang memberikan berbagai skill.

Sumber : Tarbawi. Edisi 24 th. 3/30 September 2001

A. Topik: Menjadikan hal yang sulit menjadi mudah

B. Tujuan: Siswa dapat mengubah persepsi tentang hal-hal sulit menjadi sesuatu yang mudah

C. Sasaran: Siswa SLTP, SMU dan sederajat

D. Metode : wawancara

E. Materi:

TIPS Untuk Menjadikan Segalanya Mudah

Berikut ini beberapa hal yang dapat diperhatikan agar segala sesuatu bisa menjadi mudah :

1. Mengemas tugas sedemikian rupa, mengikuti kaidah SMART :

S : Spesific (terfokus pada satu titik)

M : Measurable (terukur, baik kemampuan maupun alat bantunya)

A : Achievable (bisa tercapai)

R : Realistic (masuk akal)

T : Time bound (memiliki target waktu)

2. Tidak bersikap kaku/ jangan terlalu formal.

Berusahalah untuk bersikap apa adanya tidak terlalu mengikuti tuntutan formal, dan bersikaplah luwes dalam mengahdapi segala sesuatu.

3. Bersikaplah proaktif

Janganlah hanya menunggu kabar berita yang datang menghampiri, tetapi cobalah mencari perkembangan berita.

4. Bagaikan mengasah pisau menjadi tajam

Semakin sering orang berhadapn dengan maslah, maka semakin terlatih ia.

5. Ciptakan unsur rekreasi.

Ini agar tidak akan dituntuk kekecewaan yang mendalam, jika kahirnya tugas tidak terselesaikan.

A. Topik: Kebersamaan Mencapai Tujuan

B. Tujuan: - Untuk mengetahui pentingnya unsure kepemimpinan dalam kelompok.

C. Penyegar suasana untuk memasuki penyampaian materi berikutnya.

AF. Metode: Simulasi.

AG. Sasaran: Seluruh siswa SMP, SMU dan SMK.

AH. Materi:

Kebersamaan Mencapai Tujuan

Buatlah kelompok dengan anggota 5 orang. Setelah itu, sebagai langkah-langkah pelaksanaan, sebuah spidol/bollpoint yang diikat dengan lima buah utas tali kecil atau benang.

Tiap-tiap ujung tali/benang dipegang oleh peserta (terlebih dahulu peserta ditutup matanya dengan scarf). Peserta memasukkan spidol/bollpoint tanpa bersuara dalam waktu 5-10 menit.

Kemudian, peserta mencoba memasukkan spidol dengan seorang peserta yang diminta menjadi pemimpin (tidak memakai penutup mata). Petugas (di luar peserta) memperhatikan individu yang mempunyai inisiatif memimpin dalam kelompok itu serta mengamati bagaimana kerja sama itu terjalin.

Pada akhir permainan konselor bertanya kepada peserta mengenai hambatan-hambatan yang dialami ketika melakukan kegiatan tersebut, bagaimana hambatan pada 10 menit pertama, 10 menit kedua, dan bagaimana peranan seorang pemimpin.

Sebagai alat pendukung dalam permainan ini maka harus disediakan:

1. Satu buah spidol/bollpoint.

2. Lima utas tali panjang, masing-masing satu meter.

3. Satu buah botol kecil (fanta/sprite/lainnya).

4. Scraf.

5. Tempat : ruang pelatihan yang cukup luas.

A. Topik: Penjual Sepatu

B. Tujuan:

Melatih kemampuan berfikir kreatif.

Melatih kerjasama kelompok.

Mengamati karakteristik anggota kelompok.

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.

C. Metode: Simulasi.

D. Sasaran: Seluruh siswa SMP, SMU dan SMK.

E. Materi:

Penjual Sepatu

Sebuah toko sepatu, menjual sepasang sepatu seharga Rp. 12.000,-, kemudian datang seorang pembeli dan membeli sepatu tersebut dengan uang seniali Rp. 20.000,-, karena tidak ada kembaliannya, maka pelayan toko sepatu tersebut menukarkannya ke sebuah restoran dengan uang seribuan sebanyak dua puluh lembar. Lalu diberikan uang kembalian tersebut kepada si pembeli. Tak lama kemudian si pemilik restoran datang ke toko sepatu dan mengatakan bahwa uang Rp. 20.000,- yang tadi di tukarkan adalah palsu. Tentu si pemilik restoran meminta ganti rugi uang tersebut.

Pertanyaannya: Berapakah kerugian toko sepatu tersebut?

Langkah-langkah:

Pertama-tama buatlah menjadi beberapa kelompok. Setelah itu peserta dibagikan selembar kertas yang berisikan soal cerita. Lalu peserta diminta untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam cerita secara berkelompok. Setelah setiap kelompok dapat memecahkan persoalan tersebut, kemudian setiap kelompok diminta perwakilannya untuk membacakan hasilnya.

Pembahasan permainan:

Dalam kegiatan ini, kerja sama kelompok merupakan hal yang paling penting, jawaban yang benar tidak begitu diutamakan tetapi tetap menjadi suatu penilaian. Hal yang sangat penting adalah cara-cara atau langkah-langkah kelompok dalam bekerja sama.

A. Topik: Menyerahkan Bola Melingkar

B. Tujuan: Melatih kerjasama.

C. Metode: Simulasi.

D. Sasaran: Seluruh siswa SMP, SMU dan SMK.

E. Materi:

Menyerahkan Bola Melingkar

Peralatan: dua buah bola.

Jumlah pemain: 20-30 orang.

Waktu: 5-8 menit.

Langkah pertama, buatlah lingkaran dan menghitung angka genap dan ganjil. Satu bola diberikan kepada peserta nomor 1, dan bola lainnya diberikan pada peserta nomor 10 (bila pesertanya 20 orang). Setelah diberi aba-aba bola tersebut dijalankan melingkar dalam arah yang sama, yang nomor genap memberikan kepada nomor genap, yang nomor ganjil memberikannya pada nomor ganjil. Yang pertama selesainya adalah sebagai pemenangnya.

A. Topik: Konsentrasi sumber kesuksean

B. Tujuan: Siswa mampu berkonsentrasi dalam belajar dan segala kegiatn lainnya.

C. Sasaran: Siswa SLTP, SMU dan sederajat

D. Metode: Ceramah

E. Materi:

ANDA SULIT KONSENTRASI

Konsentrasi : Apakah itu?

Bayangkan anda sedang membaca berita di koran. Begitu kuatnya pikiran anda terfokus pada berita yang sedang anda baca, anda berkomentas, omong kosong, atau mana mungkin itu terjadi. Itulah konsentrasi. Anda sering nonton sinetron kecil-kecil jadi manten di televisi? Anda begitu terbawa sampai anda berkomentar tntang sikap si Rohaya? Ini pun konsentrasi. Dalam tugas (pekerjaan) yang melibatkan fisik konsentrasi adalah kuncinya. Misalkan ketika seorang pemain sepak bola akan menendang tembahan penalty, setelah tendangan dilakukn dan bola meleset, pikirnanya masih begitu kuat sehingga ia mencoba mengndalikan bla dengan (gerakan) badannya. Ini juga konsentrasi.

Konsentrasi : Kunci Kesksesan

Konsentrasi adalah kunci kesuksesan. Orang yang mampu memusatkan segenap pikirannya pada tugas yang dilimpahkan kepadanya mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk menyelesaikan tugas tersebut secara lebih cepat dan tepat dibvanding dengan orang yang membagi perhatiannya seperti 25 persen pikirang dipusatkan pada pelajaran dn 75 persen lainnya dipusatkan pada sineron tadi malam.

Bagaimana Meningkatkan Konsentrasi

Berikut sepuluh tips (resei) istimewa untuk meningkatkan konsentrasi belajar Anda, yang dikemukakan oleh Alton L Raygor dan David M mark. Keduanya adalah staf pengajkar di University of Minnesota, di Amerika Serikat. Kesepuluh tips tersebut antara lain :

1. tentukan tempat khusu untuk belajar.

2. disaat Anda mulai melamun, berpalinglah dari buku Anda.

3. perkuatlah kemampuan berkonsentrasi Anda dengan memilih simbol sosial yang berhubungan dengan belajar seperti baju belajar.

4. tententukan waktu untuk belajar.

5. jangan memulai pekerjaan yang tidak terselesaikam menjelang waktu mulai belajar.

6. tentukan target yang hendak Anda capai dalam belajar.

7. buatlah sehubungan dengan target yang hendak Anda capai dalam belajar.

8. buat nota pengingat.

9. santailah sebelum Anda belajar.

10. berkonsultasilah pada konselor (guru pembimbing).