117765227-Laporan-Farmako
-
Upload
rahmadhini-elkri -
Category
Documents
-
view
22 -
download
0
Transcript of 117765227-Laporan-Farmako
-
1
1. Pendahuluan
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi
jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
volume diastolic secara abnormal.
Tujuan utama pengobatan gagal jantung adalah:
1. Mengurangi beban jantung (istirahat, menurunkan berat badan, menghilangkan
penyebab, pambatasan asupan garam,dll).
2. Meningkatkan kontraktilitas miokard dengan senyawa-senyawa yang berefek
inotropik positif (glikosida jantung,dll).
3. Menekan preload dan afterload.
4. Antiaritmia untuk memperbaiki frekuensi dan kelainan irama jantung.
Digoksin adalah suatu obat yang diperoleh dari tumbuhan Digitalis lanata.
Digoksin digunakan terutama untuk meningkatkan kemampuan memompa
(kemampuan kontraksi) jantung dalam keadaan kegagalan jantung/congestive heart
failure (CHF). Obat ini juga digunakan untuk membantu menormalkan beberapa
dysrhythmias ( jenis abnormal denyut jantung). Obat ini termasuk obat dengan
Therapeutic Window sempit (jarak antara MTC [Minimum Toxic Concentration] dan
MEC [Minimum Effectiv Concentration] mempunyai jarak yang sempit. Artinya
rentang antara kadar dalam darah yang dapat menimbulkan efek terapi dan yang dapat
menimbulkan efek toksik sempit. Sehingga kadar obat dalam plasma harus tepat agar
tidak melebihi batas MTC yang dapat menimbulkan efek toksik. Efek samping pada
pemakaian dosis tinggi, gangguan susunan syaraf pusat: bingung, tidak nafsu makan,
disorientasi, gangguan saluran cerna: mual, muntah dan gangguan ritme jantung.
Reaksi alergi kulit seperti gatal-gatal, biduran dan juga terjadinya ginekomastia
(jarang) yaitu membesarnya payudara pria)mungkin terjadi.
Mekanisme kerjanya menghambat Na+ / K + - ATPase (pompa natrium) dan
tinggi aliran Ca++ ke dalam. Kontraksi ditingkatkan dengan naiknya Ca++ intrasel.
Naiknya curah jantung dan berkurangnya ukuran jantung, aliran balik vena dan
volume darah, menyebabkan diuresis dengan meningkatnya perfusi ginjal.
Memperlambat kecepatan ventrikel pada fibrilasi atau fluter atrium dengan
meningkatnya sensitivitas nodus AV terhadap penghambatan vagal. Tingginya
resistensi vascular perifer. Indikasinya gagal jantung, fibrilasi atrium, flutter atrium,
takikardi poroksimal, juga diindikasikan untuk hipoventilasi, syok kardiogenik dan
-
2
syok tirotoksik, sering diberikan dahulu dosis muatan untuk mencapai kadar
terapeutik lebih cepat. Efek yang tak diinginkan digoksin intoksikasi digitalis (tanda-
tanda toksisitas terjadi pada 10-25% pasien yang mendapat digitalis. Toksisitas sering
kali fatal dan terjadi lebih sering pada pasien yang mendapat tiazid/diuretic boros-
kalium lain), bradikardi, blok nodus AV/SA, aritmia. Juga anoreksia, mual, muntah,
diare, sakit kepala, kelelahan, malaise, gangguan visual dan ginekomastia.
Peningkatan resistensi perifer dapat meningkatkan beban kerja jantung, memperburuk
kerusakan iskemik.
Semua glikosida jantung mempunyai efek :
1. Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (kerja inotropik positif)
2. Memperlambat frekuensi denyut jantung (kerja kronotropik negatif)
3. Menekan hantaran rangsang (kerja dramatropik negatif)
4. Menurunkan nilai ambang rangsang.
Digoksin terbukti menurunkan jumlah pasien gagal jantung yang dirawat inap
tetapi tidak menunjukkan kemajuan atau peningkatan kelangsungan hidup bagi
penderita gagal jantung. Selain itu, digoksin dikaitkan dengan peningkatan risiko
untuk konsentrasi terkait toksisitas dan efek samping yang banyak. Studi analisis
Post-hoc menunjukkan hubungan yang jelas antara konsentrasi plasma digoksin
dengan hasil yang diperoleh. Konsentrasi di bawah 1,2 mg / dL (1,5 nmol / L)
dikaitkan dengan tidak jelasnya efek yang merugikan terhadap kelangsungan hidup,
sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi relatif meningkatkan risiko kematian.
Insiden dan keparahan toksisitas digoksin telah menurun secara substansial
dalam dua dekade terakhir, karena adanya pengembangan obat alternatif untuk
pengobatan aritmia supraventrikuler dan gagal jantung, yaitu meningkatnya
pemahaman terhadap farmakokinetik digoksin, adanya monitoring kadar digoksin
serum , dan adanya identifikasi interaksi penting antara digoksin dan obat lainnya
yang diberikan bersamaan. Namun demikian, pengakuan toksisitas digoksin tetap
menjadi pertimbangan penting dalam diagnosis diferensial aritmia dan gejala
neurologis dan gastrointestinal pada pasien yang menggunakan glikosida jantung.
Efek samping biasanya berhubungan dengan dosis yang berlebih, termasuk
:anoreksia, mual , muntah, diare, nyeri abdomen, gangguan penglihatan, sakit kepala,
rasa capek, mengantuk , bingung, delirium, halusinasi, depresi ; aritmia, heart block ;
jarang terjadi rash, isckemia intestinal ; gynecomastia pada penggunaan jangka
panjang , trombositopenia.
-
3
2. Tujuan
Pada akhir praktikum mahasiswa harus dapat :
1. Menjelaskan efek farmakodinamik digitalis terhadap denyut atrium dan
ventrikel,frekuensi denyut dan kontraksi ventrikel.
2. Menjelaskan efek digitalis dalam dosis letal.
3. Mengedepankan pengertian dekatnya jarak dosis farmakologi dengan dosis letal
digitalis
3. Hewan coba,Alat, Bahan dan Obat
Hewan coba : Kodok
Alat : Gunting
Pinset
Jarum pentul
Fiksator
Bahan : Larutan uretan 10 %
Larutan Ringer
Obat : Tingtura digitalis 10%
4. Tata Kerja
1. Pilihlah satu kodok besar dan kuat
2. Suntikan 2 mL larutan uretan 10% ke dalam sacus lymphaticus dorsalis sampai
terjadi anastesi
3. Bila sudah terjadi anastesi, kodok difiksasi dengan jarum di tempat kodok dan
toraks dibuka dari bawah prosesus ensiformis ke lateral (berbentuk V) lalu bukan
lapisan perikardium kodok
4. Basahi jantung dengan larutan ringer
5. Perhatikan dengan teliti siklus jantung terutama bentuk dan warna dari ventrikel
dalam keadaaan sistol dan diastol.
6. Tetapkan frekuensi denyut jantung berapa kali dan bila tidak berubah lanjutkan
percobaan dengan memberikab tetesan kecil tingtura digitalis 10% langsung pada
permukaan jantung dengan menggunakan semprit tanpa jarum.
7. Tingtura digitalis diteteskan setiap 2 menit dan perhatikan perubahan-perubahan
yang terjadi saat diastol dan sistol.
8. Catat frekuensi jantung dan lain-lain, observasi tiap 2 menit dan buat tabel nya.
-
4
0
5
10
15
20
25
30
35
1 2 3 4 5 6
Fre
kue
nsi
De
nyu
t Ja
ntu
ng
Tetesan Digitalis
5. Hasil Percobaan
Frekuensi Intensitas Warna Diastol Warna Sistol
Awal 51 Kuat Lebih Merah Pucat
2 Menit 31 Kuat
4 Menit 29 Lemah
8 Menit 24 Lemah
10 Menit 21 Lemah
12 Menit 15 Sangat Lemah Pucat
14 Menit 10 Sangat lemah Pucat Sangat Pucat
Setelah pemberian digoksin ke-7, jantung kodok berhenti berdenyut.
Kurva Hubungan Frekuensi Denyut Jantung dangan Jumlah Tetesan Digitalis
-
5
6. Kesimpulan
Dari hasil percobaan didaptkan pemberian digoksin pada jantung katak
menurunkan frekunsi dan intensitas denyut jantung sampai pada akhirnya jantung
berhenti berdenyut pada pemberikan tetes ke-7.
7. Pertanyaan
1. Terangkan mekanisme kerja digitalis untuk payah jantung. Gambarkan secara
skematis dengan hukum Starling
Mekanisme digitalis pada pengobatan payah jantung
1. Inotropik positif
Mekanisme inotropik positif menghambat pompa Na-K-ATP-ase pada
membran sel otot jantung sehingga meningkatkan kadar Na+ intrasel,dan ini
menyebabkan berkurangnya pertukaran Na+ - Ca++ selama repolarisasi dan
relaksasi otot jantung sehingga Ca++ intrasel meningkat,dan ambilan Ca++
kedalam retikulum sarkoplasmik meningkat,dengan demikian Ca++ yang tersedia
dalam retikulum sarkoplasma untuk dilepaskan ke dalam sitosol untuk kontraksi
meningkat sehingga kontraktilitas otot jantung meningkat.
2. Kronotropik negatif (mengurangi denyut ventrikel pada takikardi)
Mekanisme kronotropik negatif (mengurangi denyut ventrikel pada takikardi)
dan Mengurangi aktivitas saraf simpatis,meningkatkan tonus vagal dan
mengurangi aktivitas simpatis di nodus SA maupun AV,sehingga dapat
menimbulkan bradikardia dan atau perpanjangan konduksi AV sampai
meningkatnya blok AV
3. Mengurangi aktivitas saraf simpatis.
Efek ini menyebabkan curah jantung meningkat,desakan vena sentralis
menurun dan ruangan jantung mengecil.Dengan membaiknya sirkulasi terjadi
diuresis (preload menurun) sehingga curah sekuncup meningkat.
-
6
Hukum Starling
2. Jelaskan tentang terjadinya brakikardi karena digitalis ?
Digitalis mempunyai efek kronotropik negatif dan mengurangi aktivitas saraf
simpatis. Pada kadar terapi akan meningkatkan tonus vagal dan mengurangi
aktivitas di nodus SA maupun AV,sehingga dapat menimbulkan bradikardia.
3. Bagaimana terjadinya efek toksik digitalis terhadap jantung ?
Efek toksik digitalis berupa proaritmik yakni penurunan potensial istirahat
akibat hambatan pompa Na+,menyebabkan afterpotensial yang mencapai
ambang rangsang dan penurunan konduksi AV dan peningkatan automatisitas.
4. Sebutkan faktor-faktor yang mempermudah intoksikasi digitalis dan cara
mengatasinya.
Faktor-faktor:
a. Hipoksia
b. Hipokalemia
c. Hipomagnesemia
d. Hipotiroid
e. Hipokalsemia
. Untuk menghindari efek buruk digitalis, maka instruksi harus jelas
tentang macam preparat dan cara pemberian. Perhitungan dosis harus juga
cermat. Dikenal 2 cara pemberian: dosis digitalisasi (loading dose) dan
maintenance. Pada digitalisasi, 1/2 dosis diberikan sekaligus pada
permulaan,dosis 8 jam kemudian dan sisanya 8 jam setelah pemberian ke-2.
-
7
Sebelum pemberian ke-3, dilihat dulu rekaman EKG dan denyut jantung.
Kalau ada tanda-tanda efek toksik, tidak perlu diberikan. Kadang-kadang
untuk memperoleh efek digitalisasi yang maksimal diperlukan dosis ke-4 yang
sama dengan dosis ke-3. Selanjutnya diberikan dosis maintenance -1/3 dosis
digitalisasi yang diberikan lx atau dibagi dalam 2 pemberian. Pada kasus yang
tidak begitu berat,pemberian digitalis dapat langsung dengan dosis
maintenance.
Keracunan digitalis yang mudah terjadi karena sempitnya batas dosis
optimum dan dosis toksik, dapat menyebabkan kematian. Diagnosis
intoksikasi digitalis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan EKG.
EKG efek dosis, dapat berupa perubahan interval QT, depresi segmen
ST(sagging),gelombang T datar atau inversi. EKG efek toksik dapat berupa
interval PR sangat memanjang, blok AV derajat 2 dan 3,bradikardia hebat,
ekstrasistol, takikardia paroksismal dan fibrilasi ventrikel.
Pada keracunan, digitalis segera dihentikan dan kalium diberikan per
os 1--2 gr/hari. Pada keracunan berat dapat diberikan infus yang mengandung
kalium, jangan melebihi 80 mEq/kg/jam. Bradikardia bila ada dapat diatasi
dengan atropin 0,01 mg/kg/dosis im. Jika tidak ada perbaikan, dapat diberikan
dilantin 1 mg/kg iv perlahan-lahan dalam 1--2 menit yang dapat diulangi tiap 5
menit sampai ada perbaikan atau telah mencapai 10 dosis,
5. Sebutkan indikasi digitalis dan kerjanya untuk masing-masing indikasi!
a. Pasien dengan gagal jantung atrium,dengan cara akan meningkatkan tonus
vagal dan mengurangi aktivitas di nodus AV, perpanjangan konduksi AV
b. Pasien gagal jantung dengan ritme sinus yang masih simptomatik terutama
yang disertai takikardia,meskipun telah mendapat terapi maksimaldengan
ACE inhibitor dan B-bloker.dengan cara memperlambat kecepatan
ventrikel (hambatan pada nodus AV)
6. Sebutkan 2 jenis obat payah jantung lainnya!
1. Obat-obat inotropik :
a. Glikosida jantung : digitalis, digoksin, digitoksin, quabain
b. Agonis adrenergik : dobutamin
c. Inhibitor fosfodiesterase : milrinon, amrinon
2. Diuretika : furosemid, hidroklorotiazid, metolazon, bumetanid
3. Vasodilator : kaptropil, hidralazin, isosorbid, natrium nitroprusid, lisinopril