123983394 Proposal KP Perbaikan

download 123983394 Proposal KP Perbaikan

of 37

Transcript of 123983394 Proposal KP Perbaikan

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PENGAMATAN KEGIATAN PEMBONGKARAN TANAH PENUTUP (OVERBURDEN)PT. WAHANA BARATAMA MININGKECAMATAN SATUI KABUPATEN TANAH BUMBUKALIMANTAN SELATAN

Oleh:EDWIN NOVIANSYAH(H1C108069)FANTRY ABDI ANDREANO(H1C108066)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU2011

LEMBAR PERSETUJUANPROPOSAL KERJA PRAKTEK

PENGAMATAN KEGIATAN PEMBONGKARAN TANAH PENUTUP (OVERBURDEN)PT. WAHANA BARATAMA MININGKECAMATAN SATUI KABUPATEN TANAH BUMBUKALIMANTAN SELATAN

Pengusul :

Mahasiwa IMahasiswa II

Edwin NoviansyahFantry Abdi AndreanoH1C108069H1C108066

Mengetahui :

Ketua Program Studi S1 Teknik Pertambangan

NURHAKIM, MTNIP. 19730615 200003 1 002

PROPOSAL KERJA PRAKTEKPENGAMATAN KEGIATAN PEMBONGKARAN TANAH PENUTUP (OVERBURDEN)PT. WAHANA BARATAMA MININGKECAMATAN SATUI KABUPATEN TANAH BUMBUKALIMANTAN SELATANI. LATAR BELAKANGPertambangan batubara merupakan hal yang sangat fundamental bagi ketersediaan energi pada saat ini. Baik sebagai pembangkit tenaga listrik, industri pembuatan semen, peleburan bijih besi dan baja, dan lain-lain. Permintaan batubara dari pasar domestik maupun mancanegara meningkat. Sektor pertambangan juga menyerap banyak tenaga kerja maupun tenaga ahli. Sehingga, menarik untuk mempelajari secara mendalam kegiatan-kegiatan pertambangan.Kegiatan pertambangan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahapan persiapan (prospeksi), eksplorasi, studi kelayakan, development, eksploitasi, pengolahan dan pemurnian, dan tahapan penutupan tambang (mine closure). Tiap-tiap tahapan memiliki fungsi tersendiri yang harus dijalankan oleh perusahaan agar dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat diminimalisir.Pemilihan sistem penambangan didasarkan pada keuntungan maksimal yang dapat diperoleh. Faktor yang mempengaruhi sistem penambangan yaitu karakteristik spasial dari endapan, faktor geologi dan hidrogeologi, sifat-sifat geoteknik, konsiderasi ekonomi, faktor ekonomi, serta faktor lingkungan. Objektif dasar dari pemilihan metode penambangan adalah merancang sistem ekploitasi yang cocok pada kondisi lingkungan aktual.Maka untuk lebih mengetahui kegiatan-kegiatan penambangan dari hulu hingga pengangkutan dan pengapalan, mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan Kerja Praktek (KP) dan Seminar sebagai implementasi dari ilmu yang didapat dibangku kuliah. Sebagai mahasiswa teknik pertambangan, sudah seharusnya mempelajari alur-alur produksi dan operasi pada suatu perusahaan pertambangan. Selain itu, melakukan Kerja Praktek dan Seminar juga dapat membentuk mental bekerja, pola pikir yang profesional, serta menambah kemampuan di lapangan dan pengalaman.Salah satu kegiatan yang dilakukan pada pertambangan adalah kegiatan pembongkaran tanah penutup. Pembongkaran tanah penutup dilakukan untuk membuat lubang-lubang bukaan ke arah endapan bahan galian, dalam hal ini batubara. Dalam hal ini diperlukan adanya peralatan mekanis untuk mempermudah kerja yang dilakukan oleh perusahaan.Pada kesempatan ini, penyusun mengajukan judul Pengamatan Kegiatan Pembongkaran Tanah Penutup (Overburden) PT. Wahana Baratama Mining Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.II. MAKSUD DAN TUJUANMaksud dari kerja praktek (KP) ini adalah :1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang peralatan mekanis yang digunakan pada PT. Wahana Baratama Mining.2. Mempraktekkan langsung teori yang didapatkan di bangku kuliah sehingga dapat mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi di lapangan.Tujuan dari kerja praktek (KP) yang dilakukan ini adalah sebagai berikut :1. Mengetahui peralatan mekanis yang digunakan pada pembongkaran tanah penutup di PT. Wahana Baratama Mining.2. Mengetahui jumlah alat gali muat dan alat angkut yang digunakan pada pembongkaran tanah penutup di PT. Wahana Baratama Mining.3. Mengetahui efektivitas kerja alat gali muat dan alat angkut serta produktivitas kerja alat di PT. Wahana Baratama Mining.4. Mengetahui keserasian (match factor) antara alat gali muat dengan alat angkut pada pembongkaran tanah penutup di PT. Wahana Baratama Mining.

III. METODE PENGUMPULAN DATAMetode yang digunakan pada pengumpulan data ini ada tiga, antara lain:1. Pengumpulan dataa. Primer, data primer berasal dari pengamatan, pengambilan data langsung di lapangan, dan dokumentasi berupa foto yang diambil langsung di lapangan.b. Sekunder, data sekunder berasal dari berbagai sumber literatur seperti diktat mata kuliah, buku-buku manual handbook alat, internet, serta interview terhadap karyawan yang bersangkutan.2. Pengolahan dataPengolahan data dilakukan dengan perhitungan berdasarkan rumus-rumus yang didapat dari beberapa buku literatur yang menunjang.3. PelaporanPelaporan dari kegiatan kerja praktek ini berisi hasil pengamatan dan perhitungan dari data primer yang dapat dipertanggungjawabkan.IV. BATASAN MASALAHMasalah yang diamati terbatas pada kegiatan pembongkaran tanah penutup pada bulan September 2011, di PT. Wahana Baratama Mining Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Penyusun membahas tentang peralatan mekanis yang digunakan untuk membongkar tanah penutup (overburden) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.V. DASAR TEORIPemindahan Tanah Mekanis adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transporting), penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading, leveling) dan pemadatan (compacting) tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat berat/besar). Yang dimaksud dengan tanah disini adalah bagian teratas dari kulit bumi yang relatif lunak, tidak begitu kompak dan terdiri dari butiran-butiran lepas. Sedangkan yang dimaksud dengan batuan adalah bagian kulit bumi yang lebih keras, lebih kompak dan terdiri dari kumpulan mineral pembentuk batuan tersebut.Oleh karena perbedaan kekerasan dari material yang akan digali sangat bervariasi, maka sering dilakukan penggolongan-penggolongan berdasarkan mudah-sukarnya digali dengan peralatan mekanis. Adapun salah satu cara penggolongan material tersebut adalah :1. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya :a. tanah atas atau tanah pucuk (top soil).b. pasir (sand).c. lempung pasiran (sandy clay).d. pasir lempungan (clayey sand).2. Agak keras (medium hard digging), misalnya :a. tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket.b. batuan yang sudah lapuk (weathered rocks).3. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya :a. batu sabak (slate).b. material yang kompak (compacted material).c. batuan sedimen (sedimentary rocks).d. konglomerat (conglomerate).e. breksi (breccia). 4. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar (fresh rocks) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali, misalnya :a. batuan beku segar (fresh igneous rocks).b. batuan malihan segar (fresh metamorphic rocks).Macam-macam material ini berpengaruh terhadap faktor pengisian (fill factor) dan faktor pengembangan (swell factor) dari tanah/batuan yang digali.Alat berat yang umum dipakai dalam pekerjaan pemindahan tanah mekanis ada tujuh macam yaitu, Buldoser, Power Scrapper, Alat pengangkut (Hauling units), Alat pemuat (Loading units), Alat penggaru (Rooters/ Rippers), Alat penggilas (Rollers), Graders. Alat berat dapat dibagi menurut dua kategori: berdasarkan penggerak utamanya, dan berdasarkan fungsinya.1. Pembagian Berdasarkan Penggerak Utama Pembagian alat berat berdasarkan penggerak utamanya, dapat digolongkan menjadi dua yaitu: a. Traktor roda kelabang (Crawler Tractor) Crawler Tractor dibutuhkan jika antara roda dan permukaan tanah dikehendaki gesekan yang besar, serta mendapatkan tenaga maksimum pada waktu kerja, sebab Crawler Tractor tidak bisa selip, tetapi kecepatannya sangat rendah; kecepatan maksimum Crawler Tractor hanya sekitar 4,5 km/ jam. Umumnya Crawler Tractor digunakan untuk menggusur tanah.Kegunaan Crawler Tractor terutama sebagai: - Tenaga penggerak untuk mendorong, misalnya: Buldoser, Loader. - Tenaga penggerak untuk penarik, misalnya: Scrapper, Sheep foot roller. - Tenaga penggerak alat angkut, misalnya: truck. - Tempat duduknya alat-alat berat lain, misalnya: Crane

Gambar 1. Crawler Tractor(Wedhanto, 2009)

b. Traktor yang menggunakan roda ban (wheel tractor).Wheel Tractor menggunakan ban karet yang dipompa dan penggunaannya dimaksudkan untuk memperoleh kecepatan yang lebih besar dari Crawler Tractor, tetapi Wheel Tractor memiliki daya tarik yang lebih kecil dari Crawler Tractor. Tipe Wheel Tractor ada dua yaitu, Wheel Tractor roda dua dan Wheel Tractor roda empat. Jika dibandingkan dengan yang menggunakan roda empat Wheel Tractor roda dua mempunyak kemungkinan selip yang lebih besar, tetapi sebaliknya Wheel Tractor roda dua memiliki kemampuan menarik yang lebih besar, sebab seluruh beratnya dilimpahkan pada dua roda saja. Selain itu pemeliharaan Wheel Tractor dengan roda dua lebih murah karena jumlah rodanya lebih sedikit; tetapi karena rodanya lebih sedikit itulah maka Wheel Tractor mempunyai ketahanan gelinding yang lebih kecil. Wheel Tractor roda empat lebih nyaman dikemudikan; pada kondisi kerja jalan yang sangat jelek lebih stabil sehingga kemungkinan berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi lebih besar. Traktor jenis ini jika dilepas dapat bekerja sendiri.

Gambar 2. Wheel Tractor(Wedhanto, 2009)

2. Pembagian Berdasarkan FungsiBerdasarkan fungsinya, traktor dapat dibedakan menjadi: Peralatan pekerjaan tanah, peralatan pengangkut, peralatan fondasi, peralatan stone crusher, peralatan pengaspalan, dan peralatan lain-lain. Mengingat ini merupakan alat berat yang digunakan sebagai pemindahan tanah mekanis, maka peralatan yang dibahas hanya yang berkaitan dengan pemindahan tanah mekanis saja yaitu peralatan pekerjan tanah dan peralatan pengangkut.a. Peralatan Pekerjaan TanahPeralatan pekerjaan tanah dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu: alat penggusur tanah, alat penggali tanah, alat pemuat tanah, alat perata tanah, dan alat pemadat tanah.1) Alat Penggusur TanahSecara umum alat penggusur tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu Bulldozer (Buldoser) dan scrapper. a) BulldozerBuldoser-buldoser dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk menggusur tanah.

Gambar 3. Crawler Tractor Dozer (Wedhanto, 2009)

Gambar 4. Wheel Tractor Dozer (Wedhanto, 2009)

Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke depan maupun ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan di rawa digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer.

Gambar 5. Swamp Dozer (Wedhanto, 2009)b) ScrapperAlat ini digunakan untuk menggali muatannya sendiri, lalu mengangkut ke tempat yang ditentukan, kemudian muatan itu disebagkan dan diratakan. Scrapper mampu menggali/ mengupas permukaan tanah sampai setebal + 2,5 mm atau menimbun suatu tempat sampai tebal minimum + 2,5 mm pula. Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan jalan raya atau lapangan terbang. Efisiensi penggunaan Scrapper tergantung pada kedalaman tanah yang digali, kondisi mesin, dan operator yang bekerja. Jika ditinjau dari penggeraknya, jenis Scrapper ada dua macam yakni Scrapper yang ditarik Buldoser (Down Scrapper Tractor), dan Scrapper yang memiliki mesin penggerak sendiri (Self Propelled Scrappers).

Gambar 6. Scrapper (Wedhanto, 2009)

2) Alat Penggali Tanah Alat penggali sering juga disebut excavator; ada dua tipe excavator yaitu: excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang (crawler excavator) dan excavator yang menggunakan roda karet dipompa (wheel excavator). Bagian-bagian utama dari Excavator antara lain: - Bagian atas yang dapat berputar (Revolving unit) - Bagian bawah untuk berpindah tempat (Travelling unit) -Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan.

Gambar 7. Excavator (Wedhanto, 2009)

Bagian-bagian tambahan yang penting diketahui adalah: Crane, Shovel, Back Hoe, Dragline, dan Clam shell. Bagian bawah Excavator ada yang menggunakan roda rantai (Crawler truck) ada yang dipasang di atas truck (mounted truck).

Gambar 8. Bagian Bawah Excavator (Wedhanto, 2009)a) Crane Crane (alat pengangkat) jenisnya ada bermacam-macam: Crane gelegar, crane kolom putar, crane putar, crane portal, crane menara, crane kabel, dan mobil crane. Jenis yang banyak digunakan dalam proyek-proyek bangunan sipil yang berkaitan dengan pemindahan tanah adalah mobile crane, sebab crane ini dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, karena pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis membutuhkan mobilitas alat yang relatif tinggi.

Gambar 9. Mobile Crane (Wedhanto, 2009)

b) ShovelAlat ini baik untuk menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan memasukkannya ke dalam truck atau alat angkut lainnya. Shovel dapat juga digunakan untuk membuat timbunan bahan-bahan persediaan seperti kerikil, pasir, semen PC, dan sebagainya. Umumnya Shovel dipasang di Truck Crawler. Dalam pengunaannya Shovel terutama digunakan untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat itu sendiri.

Gambar 10. Shovel (Wedhanto, 2009)c) Back HoeBack Hoe adalah alat dari golongan Shovel yang khusus dibuat untuk menggali material yang letaknya di bawah tempat kedudukan alat itu. Jenisnya ada dua yaitu Wheel Back Hoe dan Crawler Back Hoe

Gambar 11. Jenis Back Hoe (Wedhanto, 2009)d) Dragline Dragline merupakan alat penggali tanah dan dapat sekaligus memuatkan pada alat-alat angkut misalnya truck, traktor penarik gerobak, atau meletakkan tanah ke tempat-tempat penimbunan yang dekat dengan lokasi galian. Pada proyek-proyek yang membutuhkan pekerjaan penggalian tanah dengan volume besar, biasanya Dragline bekerja bersama-sama dengan Shovel; fungsi Shovel untuk menggali (terutama pada lokasi-lokasi yang letaknya berada di atas alat) sedangkan Dragline bekerja di daerah permukaan tanah yang bekas digali. Jika hasil galiannya terus dimuat ke dalam truck, maka truk tersebut tidak perlu masuk ke dalam galian sebab ada kemungkinan truk terjebak di lumpur dan tak bisa keluar. Dragline dapat digunakan pada lokasi yang berlumpur dan penuh air. Dragline sangat baik untuk penggalian parit-parit, sungai yang memiliki tebing yang curam sehingga kendaraan untuk mengangkut hasil galian tak perlu masuk ke lokasi galian. Kerugian penggunaan Dragline untuk penggalian adalah produktivitasnya sangat rendah, jika dibandingkan dengan Shovel yang punya kapasitas yang sama hasilnya hanya sekitar 70 sampai 80% kapasitas Shovel.

Gambar 12. Dragline(Wedhanto, 2009)e) Clam Shell Perbedaan antara Dragline dan Clam Shell hanya terletak pada Drag Bucket yang digunakan saja. Clam Shell lebih cocok jika digunakan pada bahan-bahan yang berbutiran lepas seperti pasir, pasir, batu pecah, batu bara dan sebagainya. Clam Shell bekerja dengan mengisi bucket, mengangkat ke arah vertikal ke atas kemudian dengan gerakan memutar, mengangkut ke tempat yang dikehendaki di sekelilingnya, dan kemudian ditumpahkan ke dalam truck atau alat angkut lainnya, atau hanya menumpuk material yang digali ke tempat-tempat yang ada disekelilingnya.

Gambar 13. Clam Shell(Wedhanto, 2009)

3) Alat Pemuat (Loader)Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan alat pembantu untuk mengangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan lain-lain. Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih baik dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material yang tercecer. Jenis Loader ada dua yaitu Loader dengan roda rantai (Crawler Loader), dan Loader dengan roda karet (Wheel Loader).Dalam pemilihan Loader sebagai alat pengangkut, hal yang perlu diperhitungkan adalah beban harus diperhitungkan jangan sampai berat muatan melebihi berat dari loader itu sendiri, sebab ada kemungkinan Loader dapat terjungkal ke depan, lebih-lebih jika digunakan Wheel Loader.

Gambar 14. Jenis Loader(Wedhanto, 2009)

4) Alat Perata TanahAlat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secaa mekanis; dusamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang memuaskan. Beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh Grader antara lain adalah: - Perataan tanah (Spreading). - Pekerjaan tahap akhir (finishing) pada pekerjaan tanah. - Pencampuran tanah maupun pencampuran material (Side cast/ mixing). - Pembuatan parit (Crowning Ditching) - Pemberaian butiran tanah (scarifying)

Gambar 15. Grader(Wedhanto, 2009)

5) Alat Pemadat TanahPekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul sungai dan sebagainya tanah perlu dipadatkan semaksimal mungkin. Pekerjaan pemadatan tanah dalam skala kecil pemadatan tanah dapat dilakukan dengan cara menggenangi dan membiarkan tanah menyusust dengan sendirinya, namun cara ini perlu waktu lama dan hasilnya kurang sempurna; agar tanah benar-benar mampat secara sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah. Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin penggilas (Roller); klasifikasi Roller yang dikenal antara lain adalah: - Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi ada juga yang harus ditarik traktor. - Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (Steel Wheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic). - Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan halus (plain), bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan sebagainya. - Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (Three Wheel), roda dua (Tandem Roller), dan Three Axle Tandem Roller. - Alat pemadat yang menggunakan penggetar (vibrator).

Gambar 16. Roller(Wedhanto, 2009)

b. Peralatan Pengangkut Alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut adalah truck sebab: mempunyai kemampuan yang besar, dapat bergerak dengan cepat, punya kapasitas angkut yang besar, dan beaya operasional yang murah. Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truck dapat digunakan dengan baik, efektif, dan efisien adalah jalan angkut yang cukup rata, kuat, dan keras. Pada jalan angkut dengan kondisi jelek, perlu penggunaan truck-truck cross countrying yang harga dan beaya operasionalnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan truck-truck biasa. Truck jenis ini dalam pekerjaan konstruksi bangunan sipil dikenal dengan nama Dump Truck. Dump Truck dapat menumpahkan muatan secara hidrolis yang menyebabkan satu sisi baknya terangkat, sedangkan satu sisi lainnya berfungsi sebagai sumbu putar atau engsel. Jika dilihat dari cara pengosongan muatan, jenis truck dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: End-Dump atau Rear Dump, yaitu Dump Truck dengan cara pengosongan muatan ke belakang, Side-Dump, Dump Truck dengan cara pengosongan muatan ke samping, dan Bottom-Dump, Dump Truck dengan cara pengosongan muatan ke samping.

Gambar 17. Perbandingan Truck dan Dump Truck(Wedhanto, 2009)

Gambar 18. Pembagian Dump Truck Menurut Cara Pengosongan Muatan (Wedhanto, 2009)Berdasarkan ukuran muatannya, dump truck dapat dibedakan menjadi tiga: Ukuran kecil, memiliki kapasitas angkut maksimum 25 ton, ukuran sedang memiliki kapasitas 25 sampai 100 ton, dan ukuran besar jika kapasitasnya lebih dari 100 ton.

Gambar 19. Dump Truck Ukuran Besar (Wedhanto, 2009)

Untuk dapat membuat rencana kerja yang realistis, rapi, dan teratur, sebelum menjatuhkan pilihan jenis alat yang akan digunakan, perlu dipelajari dan penelitian kondisi lapangan dimana pekerjaan akan dilakukan. Komponen-komponen lapangan yang perlu diperhatikan adalah: 1. Jalan dan sarana angkutan. Data jalan dan sarana angkutan yang ada dibutuhkan untuk pengangkutan alat-alat mekanis dan logistik menuju ke tempat kerja; kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi adalah: a. Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalan umum yang sudah ada.b. Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalur kereta api.c. Lokasi proyek dekat dengan sungai besar, sehinggga memungkinkan transportasi lewat sungai.d. Lokasi proyek dekat dengan lapangan terbang atau pelabuhan laut.e. Belum ada jalur umum atau kereta api ke arah lokasi proyek, sehingga perlu pembuatan jalan baru ke jalau umum terdekat yang sudah ada.2. Jenis vegetasi di lokasi proyek Jenis vegetasi atau tumbuhan yang ada di t empat kerja perlu diteliti, apakah lokasi tersebut terdiri dari hutan besar, semak, rawa, pohon besar dengan akar yang kuat, dan sebagainya. Dengan demikian dapat ditentukan jenis alat berat yang akan dipakai, berapa jumlahnya, bagaimana cara pembersihannya, berapa lama alat itu akan dipakai, dan berapa ongkosnya.3. Macam dan perubahan volume dari material.Macam dan perubahan volume dari material di suatu lokasi perlu diketahui,sebab pada dasarnya tiap macam tanah atau batuan memiliki sifat fisik dan mineralyang berbeda, sehingga macam material yang terdapat disuatu lokasi proyek harusdiketahi dengan tepat, apa jenis dari material tersebut.Pekerjaan pemindahan tanah pada dasarnya merupakan pekerjaan untuk meratakan suatu daerah; umumnya jika digali tanah atau batuan akan bertambah volumenya sekitar 30%, dan akan berkurang sekitar 10% kalau sudah dipadatkan kembali di tempat lain. Sifat-sifat tanah seperti basah/ kering, lengket/ tidak, keras/ lunak, dan sebagainya perlu diketahui, sebab akan mempengaruhi hasil kerja alat yang dipakai dan lama pekerjaan itu harus dilakukan. Tanah atau batuan yang keras lebih sukar untuk dikoyak, digali, atau dikupas, hal ini tentu akan menurunkan produktivitas alat mekanis yang dipakai. Tanah yang banyak mengandung humus dan subur, harus dipisahkan sebab dapat dipakai lagi untuk menutup tempat penimbunan bila daerah tersebut harus segera ditanami (reklamasi).4. Daya dukung material setempat. Daya dukung material setempat sangat menentukan pemilihan jenis alat, sebab ketika alat berat berada di atas tanah atau batuan, alat tersebut akan memberikan gaya tekan pada lapisan tanah/ batuan dimana alat itu berada. Tanah/ batuan yang tertekan itu akan memberikan reaksi atau perlawanan yang disebut daya dukung. Bila daya tekan lebih besar dari daya dukung material, maka alat tersebut akan tenggelam/ terbenam. Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran langsung di lapangan menggunakan cone penetrometer.5. Iklim. Iklim dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, hujan yang sangat lebat dapat menghambat kelancaran pekerjaan, sebab tanah menjadi becek dan lengket yang mengakibatkan alat tak dapat bekerja secara maksimal, tetapi sebaliknya, pada musim kemarau akan menimbulkan banyak debu. Untuk mengetahui kondisi klim setempat, diperlukan data curah hujan dari Stasiun Klimatologi terdekat.6. Ketinggian dari permukaan laut. Ketinggian dari permukaan laut berpengaruh pada kerja mesin, sebab cara kerja mesin dipengaruhi oleh kerapatan udara setempat. Semakin tinggi lokasi proyek, kerapatan udara di tempat itu semakin rendah. Berdasarkan pengalaman, tenaga diesel akan berkurang kira-kira 3% setiap kenaikan 300 ft dari permukaan laut, hal ini akan menyebabkan turunnya produksi alat, dan dapat menambah ongkos untuk tiap satuan volume atau berat. 7. Kemiringan, jarak, dan kondisi jalan. Kemiringan, jarak, dan kondisi jalan perlu diperhitungkan, sebab kondisi jalan yang akan dilalui sangat berpengaruh pada daya angkut dan kemampuan alat angkut yang dipakai. Jalur jalan yang baik, membuat kapasitas angkut dari alat yang dipakai menjadi bedar, sebab alat angkut dapat bergerak lebih cepat.Kemiringan dan jarak angkut harus diukur dengan teliti, sebab akan menentukan cycle time (waktu tempuh) dalam pengangkutan material tersebut. Kecerobohan penentuan kemiringan, jarak angkut, dan kondisi jalan (lebar, kekuatan, dan kelas jalan) dapat menurunkan jumlah material yang diangkut oleh alat angkut yang digunakan, hal ini akan menambah ongkos pengangkutan. 8. Efisiensi kerja.Efisiensi kerja perlu dipertimbangkan karena orang atau mesin tak mungkin selamanya mampu bekerja 60 menit selama satu jam, sebab pasti ada hambatanhambatan walau sekecil apapun. Berdasarkan pengalaman lapangan, efisiensi kerja jarang dapat mencapai 83%.9. Syarat penyelesaian pekerjaan.Syarat penyelesaian pekerjaan untuk mengetahui, kapan pekerjaan itu telah dianggap selesai; biasanya ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi, misalnya ditempat-tempat tertentu harus ditanami pohon, bunga, rumput dari jenis tertentu, dan sebagainya. Pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dihitung, karena menambahwaktu kerja, peralatan, dan ongkos kerja.

10. Syarat penimbunan tanah. Syarat penimbunan tanah untuk mengetahui bagian pekerjaan mana yang menghendaki timbunan perlu diratakan, dipadatkan, atau persyaratan kelembaban tertentu supaya tidak terjadi amblesan dan menjamin kemantapan lereng. Untuk itu ada kemungkinan dibutuhkan alat-khusus. Kemungkinan lain timbunan disyaratkan harus rapi dan dapat segera ditanami; halhal di atas akan menambah waktu kerja, alat, dan ongkos; oleh sebab itu syarat penimbunan harus dicermati agar semua jenis pekerjaan yang dipersyaratkan dapat diperhitungkan dengan teliti.11. Waktu. Waktu berkaitan dengan alat berat yang digunakan, sebab pekerjaan yang dilakukan menggunakan alat berat harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu kapasitas harian yang sudah ditentukan harus dipenuhi, sebab ongkos sewa alat berat umumnya dihitung dalam satuan jam sehingga beaya sewa sangat tinggi. Untuk itu perlu pengetahuan dan data lengkap untuk mengetahui perkiraan kemampuan alat yang dipakai, agar jumlahnya cukup memenuhi kapasitas harian yang telah ditentukan. Bila pekerjaan yang menggunakan alat berat itu di sub oleh kontarktor lain, maka bila pekerjaan dapat diselesaikan sebelum batas waktu yang telah disepakati, sub kontraktorr berhak mendapatkan premi dari perhitungan sewa alat; tapi sebaliknya jika terlambat, maka nontraktor harus membayar ganti rugi ongkos sewa alat.12. Ongkos produksi. Ongkos produksi yang harus diperhitungkan dengan cermat meliputi: a. Ongkos tetap, misalnya asuransi, depresiasi, pajak, dan bunga pinjaman. b. Ongkos operasional, misalnya upah, ongkos pemeliharaan alat, service alat, pembelian suku cadang, BBM, dan sebagainya. c. Ongkos pengawasan, misalnya gaji mandor, teknisi, direksi, dan lain-lain. d. Ongkos lain-lain, misalnya biaya upacara, peresmian, jamuan untuk tamu, dan sejenisnya.Berikut ini akan dibahas mengenai produktivitas beberapa peralatan mekanis, antara lain produktivitas bulldozer, backhoe, power shoevel, loader dan dump truck.1. BulldozerProduktivitas bulldozer tergantung pada tiga hal, yaitu jenis dan ukuran blade, mesin penggerak serta jarak tempuhnya. Kapasitas blade (V) pada bulldozer dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan gambar

Gambar 20. Kapasitas blade pada bulldozer(Bahan Ajar Pemindahan Tanah Mekanis, 2010)Produksi per jam bulldozer saat menggusur dirumuskan sebagai berikut.

dimana produksi per siklus adalah

Keterangan:Q=Produksi per jam (m3/jam)q=Produksi per siklus (m3)CT=Cycle time (menit)e= Grade factorE=Efisiensi kerjaV= Kapasitas blade (m3)a=Blade factor2. BackhoeBackhoe adalah alat yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah permukaan tanah atau di bawah tempat kedudukan alatnya dan juga sebagai alat muat. Untuk menghitung produksi backhoe faktor yang mempengaruhinya antara lain kapasitas bucket, dalam galian, jenis material yang digali, sudut swing dan keadaan medan kerja. Perhitungan produksi backhoe yang diamati secara langsung yaitu sebagai berikut.

dimana produksi per siklus adalah

Keterangan:Q=Produksi per jam (m3/jam)q=Produksi per siklus (m3)CT=Cycle time (detik)E=Efisiensi kerjaq1=Kapasitas bucket (m3)K=Bucket fill factor3. Power ShovelPower shovel merupakan alat mekanis yang sejenis seperti backhoe, hanya saja digunakan untuk menggali material yang letaknya di atas permukaan tempat alat tersebut berada. Perhitungan produksi power shovel hampir sama dengan dengan perhitungan produksi backhoe, yaitu sebagai berikut.

dimana produksi per siklus adalah

dengan waktu edar (cycle time) Keterangan:Q=Produksi per jam (m3/jam)q=Produksi per siklus (m3)CT=Cycle time (detik)E=Efisiensi kerjaq1=Kapasitas bucket (m3)K=Bucket fill factor4. LoaderSama halnya dengan backhoe dan power shovel, loader juga berfungsi sebagai alat muat. Hanya saja, karena ukuran bucket-nya yang cenderung lebar, alat ini juga berfungsi untuk membuat timbunan material. Produksi loader untuk membuat timbunan suatu material dirumuskan sebagai berikut.

dimana produksi per siklus adalah

dengan waktu edar (cycle time)

Keterangan:Q=Produksi per jam (m3/jam)q=Produksi per siklus (m3)CT=Cycle time (detik)E=Efisiensi kerjaq1=Kapasitas bucket (m3)K=Bucket fill factorD=Jarak untuk memuat (m)VF=Kecepatan berangkat berisi muatan (km/jam)VR=Kecepatan kembali (km/jam)Z=Waktu tunda (menit)5. Dump TruckDump truck merupakan salah satu jenis alat angkut, sering digunakan untuk mengangkut tanah, endapan bijih, batuan, dll. Karena kecepatannya yang tinggi (pada jalur yang baik), maka truk memiliki produksi yang tinggi. Produktivitas truk ditentukan oleh waktu siklusnya, dimana dalam satu siklus waktu truk tersebut terdiri dari waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu penumpahan material, waktu perjalanan kembali dan waktu manuver. Produktivitas dump truck dapat dirumuskan sebagai berikut.

dimana C adalah produksi dump truck per siklus

Keterangan:P=Produksi per jam (m3/jam)Et= Efisiensi kerja dump truckM=Jumlah truk untuk total produksi alat angkutC=Produksi per siklusn=Jumlah siklus untuk pengisian dump truckq1=Kapasitas bucket loader (m3)K=Bucket fill factorUntuk memperkirakan produksi alat berat secara teliti perlu dipelajari faktor-faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi hasil kerja alat tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi:1. Tahanan gali (Digging Resistance)Tahanan gali (Digging Resistance, sering disingkat DR) marupakan tahanan yang dialami oleh alat gali pada waktu melakukan penggalian material, penyebab timbulnya atahanan ini adalah: a. Gesekan antara alat gali dan tanah; umumnya semakin besar kelembaban dn kekerasan butiran tanah, maka semakin besar pula gesekan alat dan tanah yang terjadi. b. Kekerasan dari material yang digali.c. Kekasaran dan ukuran butiran tanah atau material yang digali.d. Adanya adhesi antara tanah dengan alat gali, dan kohesi antara butiran tanah itu sendiri.e. Berat Jenis tanah (terutama berpengaruh pada alat gali yang berfungsi sebagai alat muat, misalnya Power Shovel, Clamshell, Dragline dan sejenisnya). Besarnya tahanan gali (DR) tak dapat dicari angka reratanya, oleh karena itu biasanya langsung ditentukan di tempat.2. Tahanan guling atau tahanan gelinding (Rolling Resistance)Tahanan guling/ tahanan gelincir (Rolling Resistance, biasa disingkat RR) merupakan segala gaya-gaya lyar yang berlawanan arah dengan arah gerak kendaraan yang sedang berjalan di atas suatu jalur. Bagian yang mengalami Rolling Resistance (RR) secara langsung adalah ban bagian luar kendaraan, tahanan guling (RR) tergantung pada banyak faktor, diantaranya yang terpenting adalah:a. Keadaan jalan (kekerasan dan kemulusan permukaan jalan); semakin keras dan mulus atau rata jalan tersebut, maka tahanan gulingnya (RR) semakin kecil.b. Keadaan ban yang bersangkutan dan permukaan jalur jalan. Jika memakai ban karet, maka yang berpengaruh adalah ukuran, tekanan, dan permukaan dari ban alat berat yang digunakan; apakah ban luar masih baru, atau sudah gundul, dan bagaimana model kembangan ban itu. Jika menggunakan Crawler yang berpengaruh adalah kondisi jalan.Besarnya RR dinyatakan dalam pounds (lbs) dan rimpull yang diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur mendatar, dan dengan kondisi jalan tertentu.

Gambar 21. Arah Tahanan Gulir (RR) (Wedhanto, 2009)

3. Tahanan kemiringan (Grade Resistance)Grade Resistance (GR) adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilalui. Jika jalur jalan itu naik disebut kemiringan positif, Tahanan Kemiringan atau Grade Resistance (GR) akan melawan gerak kendaraan; tetapi sebaliknya, jika jalan itu turun disebut kemiringan negatif, tahanan kemiringan akan membantu gerak kendaraan.

Gambar 22. Tahanan Kemiringan (GR) (Wedhanto, 2009)Tahanan kemiringan tergantung pada dua faktor yaitu: a. Besarnya kemiringan (dinyatakan dalam %)b. Berat kendaraan itu sendiri (dinyatakan dalam Gross-ton) Biasanya tahanan kemiringan dihitung sebagai berikut: Tiap kemiringan 1% besarnya tahanan kemiringan rata-rata = 20 lbs dari besarnya kekuatan tarik mesin yang digunakan untuk menggerakkan ban yang menyentuh permukaan jalur jalan. Besarnya dihitung untuk tiap gross-ton berat kendaraan beserta isinya. 4. Koefisien TraksiKoefisien Traksi (CT) adalah faktor yang menunjukkan berapa bagian dari seluruh kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau mendorong. Jadi CT adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban penggerak itu harus dikalikan untuk menunjukkan Rimpull maksimum antara ban dengan jaur jalan, tepat sebelum roda itu selip. Jika terdapat geseran yang cukup antara permukaan roda dengan permukaan jalan, maka tenaga mesin tersebut data dijadikan tenaga traksi yang maksimal.Besarnya CT tergantung pada: a. Kondisi ban yang meliputi: macam dan bentuk kembangannya; untuk crawler truck tergantung pada keadaan dan bentuk trucknya. b. Kondisi permukaan jalan (basah, kering, keras, lunak, rata, bergelombang, dan sebagainya) c. Berat kendaran yang diterima oleh roda.5. RimpullRimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau bapenggerak yang menyentuh permukaan jalur jalan dari suatu kendaraan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam satuan kg atau lbs. Jika Koefisien Traksi (CT) cukup tinggi sehingga roda tidak selip, atau CT mampu menghindari selip, maka besarnya rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh mesin/ ban kendaraan adalah fungsi dari tenaga mesin (dsalam Horse Power) daverseneling antara mesin dan rodanya. Jadi: RP = (HP x 375 x Efisiensi mesin)/ (Kecepatan mesin dalam mph) Keterangan rumus: RP = Rimpull (Kekuatan tarik kendaraan) lbs HP = Horse Power (Tenaga mesin) HP 375 = Angka konversi Efisiensi mesin = 80 85% Tetapi jika ban kendaraan telah selip, maka besarnya Rimpull dihitung sama dengan tenaga pada roda penggeraknya dikalikan CT. Jadi saat selip RP = Tenaga Roda Penggerak x CT.6. PercepatanPercepatan (Acceleration) adalah waktu yang di[perlukan untuk mempercepat kendaraan dengan memakai kelebihan Rimpull yang tidak digunakan untuk menggerakkan kendaran pada jalur tertentu. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat kendaraan tergantung pada beberapa faktor yaitu: a. Berat kendaraan; semakin berat kendaraan beserta isinya, semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan tersebut untuk menambah kecepatannya. b. Kelebihan rimpull yang ada.; semakin besar kelebihan Rimpull pada suatu kendaraan, maka semakin cepat kendaraan itu dapat dipercepat. Percepatan tak mungkin dihitung secara tepat, tetapi dapat diperkirakan memakai rumus Hukum Newton.F=a = Keterangan Rumus: F = Kelebihan Rimpul (lbs) G = Percepatan karena gaya gravitasi = 32,2 ft/ det2W = Berat kendaraan beserta isinya (lbs) a = Percepatan (ft/ det2)7. Elevasi Letak ProyekElevasi berpengaruh terhadap hasil kerja mesin, karena kerja mesin dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur udara luar. Berdasarkan pengalaman, kenaikan 1000 ft (300 m) pertama dari permukaan laut, tidak akan berpengaruh pada mesin-mesin empat tak; tetapi untuk selanjutnya setiap kenaikan 1000 ft ke dua (dihitung dari permukaan laut) HP rata-rata berkurang sebesar 3%; sedangkan pada mesin-mesin 2 tak, kemerosotannya berkisar 1%.8. Efisiensi OperatorFaktor manusia sebagai operator alat sangat sukar ditentukan dengan tepat, sebab selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, bahkan dari jam ke jam, tergantung pada keadaan cuaca, kondisi alat yang dikemudikan, suasana kerja dan lain-lain. Biasanya memberikan perangsang dalam bentuk bonus dapat mempertinggi efisiensi operator alat. Dalam bekerja seorang operator tak akan dapat bekerja selama 60 menit secara penuh, sebab selalu ada hambatan-hambatan yang tak dapat dihindari seperti pengantian komponen yang rusak, memindahkan alat ke tempat lain, dan sebagainya. Beberapa pengertian untuk menentukan kondisi alat dan efisiensi pengunaannya, antara lain: a. Avability Index (AI) Avability Index (AI) adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi dari alat tersebut sesungguhnya.AI = Keterangan Rumus: AI = Ability Index (%) W = Jumlah Jam Kerja (jam) R = Jumlah jam untuk perbaikan alat (jam)

b. Physical Avaibility (PA) Adalah suatu cara untuk mengetahui tentang kondisi fisik dari alat yang digunakan.PA = Keterangan Rumus: PA = Physical Avaibility (%) W = Jumlah Jam Kerja (jam) R = Jumlah jam untuk perbaikan alat (jam)S = Jumlah jam suatu alat yang tidak rusak tapi tidak digunakanc. Use Of Ability (UA)Menunjukkan berapa persen waktu yang digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat itu digunakan. UA = UA menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan yang digunakan itu. d. Effective Utilization (EU)Pengertian EU sebenarnya sama saja dengan pengertian efisiensi kerja, yaitu menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia itu dapat dimanfaatkan untuk bekerja secara produktif.EU = 9. Faktor pengembangan atau pemuaian (Swell Factor)Tanah maupun massa batuan yang ada di alam ini telah dalam kondisi terkonsolidasi dengan baik, artinya bagian-bagian yang kosong atau ruangan yang terisi udara diantara butirannya sangat sedikit; namun demikian jika material tersebut digali dari tempat aslinya, maka terjadilah pengembangan atau pemuaian volume. Tanah asli yang di alam volumenya 1 m3, jika digali volumenya bisa menjadi 1,25%, ini terjadi karena tanah yang digali mengalami pengembangan dan pemuaian dari volume semula akibat ruang antar butirannya yang membesar. Faktor pengembangan dan pemuaian volume material perlu diketahui, sebab pada waktu penggalian material volume yang diperhitungkan adalah volume dalam kondisi Bank Yard, yaitu volume aslinya seperti di alam. Akan tetapi pada waktu perhitungan penangkutan material, volume yang dipakai adalah volume material setelah digali, jadi material telah mengembang sehingga volumenya bertambah besar. Kemampuan alat angkut maksimal biasanya dihitung dari kemampuan alat itu mengangkut material pada kapasitas munjung, jadi bila kapasitas munjung dikalikan dengan faktor pengembangan material yang diangkut, akan diperoleh Bank Yard Capacity-nya. Tetapi sebaliknya, bila Bank Yard itu dipindahkan lalu dipadatkan di tempat lain dengan alat pemadat mekanis, maka volume material tersebut menjadi berkurang. Hal ini disebabkan karena material menjadi benar-benar padat, jika 1 m3 tanah dalam kondisi Bank Yard dipadatkan, maka volumenya menjadi sekitar 0,9 m3 tanah mengalami penyusutan sekitar 10%.10. Berat material.Berat material yang diangkut oleh alat-alat angkut dapat berpengaruh pada: a. Kecepatan kendaraan dengan HP yang dimilikinyab. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir dari jalur jalan yang dilaluic. Membatasi volume material yang diangkut. Oleh sebab itu, berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap kapasitas alat muat maupun alat angkut. Pada bahasan ini yaitu mengenai faktor kesesuaian (match factor), erat kaitannya dengan alat gali muat dan alat angkut. Match factor adalah cara yang digunakan untuk menentukan faktor kesuaian alat. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan alat gali muat dan alat angkut dalam kegiatan pemindahan tanah mekanis.Match Factor yang baik adalah bernilai 1, yang artinya antara alat gali muat dan alat angkut matching / singkron atau kedua-duanya sama sibuknya atau tidak ada yang menunggu. Apabila bernilai lebih dari 1 berarti alat angkut akan sering menganggur. Namun apabila bernilai kurang dari 1, alat gali muat yang lebih sering menganggur. Adapun perhitungan match factor dirumuskan sebagai berikut.

Dimana: MF =Match FactorNa=Jumlah alat angkut (unit)Nm=Jumlah alat gali muat (unit)Cta=Cycle time alat angkut (menit)Ctm=Cycle time alat gali muat (menit)VI. METODE KEGIATAN KERJA PRAKTEKMetode kegiatan kerja praktek yang kami gunakan berdasarkan beberapa hal di bawah ini:1. Metode PustakaKegiatan kerja praktek akan didahului dengan persiapan dan mempelajari buku-buku literatur tentang peralatan mekanis serta buku panduan yang berhubungan dengan pembongkaran tanah penutup.2. Metode PengamatanKegiatan kerja praktek ini merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung di lapangan. Pengamatan dilakukan pada kegiatan pembongkaran tanah penutup. Adapun yang diamati adalah peralatan mekanis yang digunakan di PT. Wahana Baratama Mining.3. Metode Analisa DataKegiatan dilakukan dengan mengambil data-data secara langsung di lapangan dan melakukan analisa data tersebut sesuai dengan teori. Data-data yang diperlukan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diambil langsung di lapangan, seperti cara melakukan pengupasan tanah penutup menggunakan peralatan mekanis di lapangan. Data sekunder diperoleh dari perusahaan terkait berupa kondisi geologi, data curah hujan dan lain-lain.Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil kegitan ini serta data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan bahan-bahan yang dikumpulkan, kemudian dikelompokan untuk selanjutnya disusun untuk dibuat laporan. Pengolahan dibuat berdasarkan pada data yang didapat dari kerja peralatan mekanis, sehingga analisa data hanya terbatas pada kerja peralatan mekanis dan faktor yang berhubungan dengan itu.Data-data primer, seperti data alat gali muat, alat angkut dan cycle time, merupakan data yang digunakan dalam pembuatan laporan kerja praktek. Berdasarkan data tersebut akan dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus yang digunakan oleh perusahaan dan disesuaikan dengan teori-teori yang didapat di bangku kuliah. Analisa hasil pengolahan data merujuk pada produktivitas dan efektifitas kerja alat, sehingga didapatkan faktor keserasian antara alat gali muat dengan alat angkut.VII. WAKTU PELAKSANAAN KERJA PRAKTEKKegiatan kerja praktek ini di usulkan selama 1 bulan (30 hari) yaitu pada tanggal 5 September 2011 sampai dengan tanggal 8 Oktober 2011. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut :Kegiatan Kerja Praktekminggu ke -

1234

Orientasi Lapangan

Pengambilan Data

Pembuatan Laporan

Presentasi

VIII. TEMPAT PELAKSANAAN KERJA PRAKTEKKegiatan kerja praktek ini bertempat di PT. WAHANA BARATAMA MINING, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan SelatanIX. PENUTUPDemikian proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan dengan harapan dapat memudahkan pelaksanaan Kerja Praktek (KP) nantinya. Kami menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini banyak terdapat kekurangan atau kekeliruan, untuk itu dimohon adanya saran konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan kerja praktik ini.