134642944 Kata Kata Sulit Pertanyaan Hipotesis

16
 Kata-kata sulit 1. Vaksin BCG (Bacillus Calmette    Guerin) :Vaksin hidup yang memberi sedikit  perlindungan terhadap TBC 2. Vaksinasi : Memberikan imunitas secara protektif dengan cara menginduksi respon memori dalam tubuh terhadap pathogen penyakit 3.  Nodus Limfaticus di region aksila dekstra : organ bersimpai bentuk bulat sepert i ginjal terdiri atas jaringan limfoid yang berada di daerah ketiak kanan 4. Antigen : Immunogen yang dapat bereaksi dengan suatu antibody 5. Respon Imun : Reaksi yang di koordinasi sel-sel,molekul-molekul dan bahan lainnya terhadap infeksi Pertanyaan 1. Berapa usia bayi yang dapat di vaksinasi BCG ? 2. Mengapa setelah 4 minggu vaksinasi ditemukan benjolan di ketiak kanan bayi ? 3. Bagaimana kerja vaksin dalam mencegah penyakit ? 4. Mengapa vaksinasi BCG harus diberikan pada lengan kanan atas ? 5. Apa efek samping dari pemberian vaksinasi BCG ? 6. Apa yang dihasilkan oleh tubuh dalam pertahanan diri terhadap penyakit melalui vaksinasi ? 7. Organ apa saja yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh dari penyakit ? 8. Apa perbedaan vaksinasi & Imunisasi ? 9. Berapa dosis,frekuensi dan cara pemberian vaksin BCG ? 10. Bagaimana kehalalan vaksin BCG dalam pandangan islam ? 11. Bagaimana peranan vaksin BCG dalam pencegahan penyakit TBC ? 12. Apa saja factor penyebab TBC ? Jawaban 1. Yang baik 0-2 bulan,tetapi boleh diberikan sampai 12 bulan 2. Karena ada respon imun dari kelenjar getah bening yang terdekat dari lokasi pemberian vaksin 3. Membentuk antibody dalam tubuh sehingga mengaktifkan sel limfosit dan makrofag 4. Tidak harus di lengan kanan atas,tetapi juga bisa di paha kanan atas agar bekas luka  parutnya tidak terekspos dan alas an tidak diberikan secara oral karena untuk memaksimalkan efektivitas dari vaksin tersebut 5. Di lokasi yang diberikan vaksin Timbulnya benjolan,ruam dan meninggalkan jaringan  parut 6. Menghasilkan antibody 7. Timus,tonsil,limpa,nodulus limfatik 8. Vaksin adalah bagian dari imunisasi

description

afadfas

Transcript of 134642944 Kata Kata Sulit Pertanyaan Hipotesis

  • Kata-kata sulit

    1. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) :Vaksin hidup yang memberi sedikit

    perlindungan terhadap TBC

    2. Vaksinasi : Memberikan imunitas secara protektif dengan cara menginduksi respon

    memori dalam tubuh terhadap pathogen penyakit

    3. Nodus Limfaticus di region aksila dekstra : organ bersimpai bentuk bulat seperti ginjal

    terdiri atas jaringan limfoid yang berada di daerah ketiak kanan

    4. Antigen : Immunogen yang dapat bereaksi dengan suatu antibody

    5. Respon Imun : Reaksi yang di koordinasi sel-sel,molekul-molekul dan bahan lainnya

    terhadap infeksi

    Pertanyaan

    1. Berapa usia bayi yang dapat di vaksinasi BCG ?

    2. Mengapa setelah 4 minggu vaksinasi ditemukan benjolan di ketiak kanan bayi ?

    3. Bagaimana kerja vaksin dalam mencegah penyakit ?

    4. Mengapa vaksinasi BCG harus diberikan pada lengan kanan atas ?

    5. Apa efek samping dari pemberian vaksinasi BCG ?

    6. Apa yang dihasilkan oleh tubuh dalam pertahanan diri terhadap penyakit melalui

    vaksinasi ?

    7. Organ apa saja yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh dari penyakit ?

    8. Apa perbedaan vaksinasi & Imunisasi ?

    9. Berapa dosis,frekuensi dan cara pemberian vaksin BCG ?

    10. Bagaimana kehalalan vaksin BCG dalam pandangan islam ?

    11. Bagaimana peranan vaksin BCG dalam pencegahan penyakit TBC ?

    12. Apa saja factor penyebab TBC ?

    Jawaban

    1. Yang baik 0-2 bulan,tetapi boleh diberikan sampai 12 bulan

    2. Karena ada respon imun dari kelenjar getah bening yang terdekat dari lokasi pemberian

    vaksin

    3. Membentuk antibody dalam tubuh sehingga mengaktifkan sel limfosit dan makrofag

    4. Tidak harus di lengan kanan atas,tetapi juga bisa di paha kanan atas agar bekas luka

    parutnya tidak terekspos dan alas an tidak diberikan secara oral karena untuk

    memaksimalkan efektivitas dari vaksin tersebut

    5. Di lokasi yang diberikan vaksin Timbulnya benjolan,ruam dan meninggalkan jaringan

    parut

    6. Menghasilkan antibody

    7. Timus,tonsil,limpa,nodulus limfatik

    8. Vaksin adalah bagian dari imunisasi

  • 9. Cara pemberian dengan injeksi intra kutan

    Dosis : 0,05 ml untuk anak usia di bawah 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak usia di atas 1

    tahun

    Frekuensi : Dianjurkan 1x sebelum umur 2 bulan

    10. Selama bahannya tidak membahayakan / tidak mengandung bahan yang haram maka di

    perbolehkan

    11. Karena kuman vaksin BCG mempunyai karakteristik yang sama dengan kuman penyakit

    TBC

    12. Gaya hidup,Lingkungan dan factor endemic

    Hipotesis

    Vaksin merupakan bagian dari imunisasi aktif. Vaksin adalah antigen yang merangsang

    pembentukan antibody dalam tubuh dengan cara mengaktifkan sel limfosit dan makrofag.

    Besar dosis yang diberikan 0,05 ml untuk bayi di bawah 1 tahun dan o,1 ml untuk bayi di

    atas 1 tahun dengan cara injeksi intra kutan. Vaksin ini akan menimbulkan respon imun

    pada kelenjar getah bening brupa benjolan,ruam dan meninggalkan jaringan parut.

    Vaksin yang digunakan mempunyai sifat yang sama dengan bakteri TB. TB disebabkan

    oleh gaya hidup,lingkungan dan factor endemic. Secara perspektif islam,boleh digunakan

    selama komposisinya tidak haram dan tidak membahayakan tubuh.

    Sasaran Belajar

    LI.1. Memahami dan Menjelaskan Organ Limfoid

    LO.1.1. Menjelaskan Makroskopik Organ Limfoid

    LO.1.2. Menjelaskan Mikroskopis Organ Limfoid

    LI.2. Memahami dan Menjelaskan Sistem Imun

    LO.2.1. Menjelaskan Definisi Sistem Imun

    LO.2.2. Menjelaskan Klasifikasi Sistem Imun

    LO.2.3. Menjelaskan Mekanisme Sistem Imun

    LO.2.4. Menjelaskan Gangguan Sistem Imun

    LI.3. Memahami dan Menjelaskan Antigen

    LO.3.1. Menjelaskan Definisi Antigen

    LO.3.2. Menjelaskan Klasifikasi Antigen

    LO.3.3. Menjelaskan Sifat-sifat Antigen

    LO.3.4. Menjelaskan Imunogen

    LI.4. Memahami dan Menjelaskan Antibodi

    LO.4.1. Menjelaskan Definisi Antibodi

    LO.4.2. Menjelaskan Klasifikasi Antibodi

    LO.4.3. Menjelaskan Struktur Molekul Antibodi

    LO.4.4. Menjelaskan Sifat-sifat Antibodi

    LO.4.5. Menjelaskan Perkembangan Antibodi atau Asal Antibodi

  • LI.5. Memahami dan Menjelaskan Vaksin dan Imunisasi

    LO.5.1. Menjelaskan Definisi Vaksin dan Imunisasi

    LO.5.2. Menjelaskan Klasifikasi dan Waktu Pemberian Vaksin dan Imunisasi

    (wajib dan dianjurkan)

    LO.5.3. Menjelaskan Perbedaan Vaksin dan Imunisasi

    LI.6. Memahami dan Menjelaskan Perspektif Islam tentang Vaksin (kandungan dan

    kemaslahatannya)

    Skenario 1

    Mencegah Penyakit dengan Vaksinasi

    Seorang bayi berumur 3 hari mendapat vaksinasi BCG di lengan kanan atas untuk mencegah

    penyakit dan mendapatkan kekebalan. Empat minggu kemudian bayi tersebut dibawa kembali ke

    RS karena timbul benjolan di ketiak kanan. Setelah Dokter melakukan pemeriksaan didapatkan

    pembesaran nodus limfatikus di region aksila dekstra. Hal ini disebabkan adanya reaksi terhadap

    antigenyang terdapat dalam vaksin tersebut dan menimbulkan respon imun tubuh.

  • LI.1. Memahami dan Menjelaskan Organ Limfoid

    LO.1.1. Menjelaskan Makroskopik Organ Limfoid

    LO.1.2. Menjelaskan Mikroskopis Organ Limfoid

    LI.2. Memahami dan Menjelaskan Sistem Imun

    LO.2.1. Menjelaskan Definisi Sistem Imun

    Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama infeksi. Gabungan sel, molekul

    dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun.

    Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya

    yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.

    Baratawidjaja G. Karnen, Iris Rengganis. 2009

    LO.2.2. Menjelaskan Klasifikasi Sistem Imun

    Fisik Larut Seluler Humoral Selular

    - Kulit Biokimia : - Fagosit Sel B Sel T - Selaput lendir - Lisozim * Mononuklear - Ig G - Th 1 - Silia - Sekresisebaseus * Plomorfnuklear - Ig A - Th 2 - Batuk - Laktoferin - Sel NK - Ig M - Ts/Th3 - Bersin - Asam neuraminik - Sel mast - Ig E - CTL/Tc

    - Eosofil - Ig D - NKT - SD Sitokin - Th 17

    Humoral:

    - Komplemen - APP - Mediator asal lipid - sitokin

    Penjelasan

    SISTEM IMUN

    NON SPESIFIK SPESIFIK

  • I. Sisitem Imun Nonspesifik

    Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, telah ada dan

    siap berfungsi sejak lahir.

    Mekanismenya tidak menunjukkan spesifisitas terhadap benda asing dan mampu

    melindungi tubuh terhadap banyak patogen potensial.

    Sistem tersebut merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan

    berbagai mikroba dan dapat memberikan respons langsung.

    A. Pertahanan fisik/mekanik

    Dalam sistem pertahanan fisik atau mekanik, kulit, selaput lendir, silia saluran nafas,

    batuk dan bersin merupakana garis pertahanan terdepan terhadap infeksi. Keratinosit

    dan lapisan epidermis kulit sehat dan epitel mukosa yang utuh tidak dapat di tembus

    kebanyakan mikroba.

    B. Pertahanan Biokimia

    Mikroba tidak dapat menembus kulit yang sehat masuk melalui kelenjar sebaseus

    dan folikel rambut.

    Lisozim dalam keringat, ludah, air mata, air susu ibu , melindungi tubuh terhadap

    berbagai kuman positif gram, oleh karena dapat menghancurkan lapisan

    peptidoglikan dinding bakteri.

    Air susu ibu juga laktooksidase dan asam neraminik sifat antibakterial

    terhdapa e.coli dan stafilokok.

    Saliva mengandung enzim laktooksidase yang merusak dinding sel mikroba dan

    menimbulkan kebocoran sitoplasma dan juga mengandung antibodi serta

    komplemen yang dapat berfungsi sebagai opsonin dalam lisis sel mikroba.

    Asam Hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik, antibodi dan empedu dalam

    usus halus membantu mencegah infeksi dari mikroba.

    Laktoferin dan transferin dalam serum, mengikat besi merupakan metabolit

    esensial untuk hidup beberapa jenis mikroba seperti pseudumonas.

    Pertahanan tubuh secara biokimiawi bahan yang disekresi mukosa saluran nafas

    (enzim dan antibodi) dan telinga berperan dalam. Mukus kental melindungi sel

    epitel mukosa menangkap bakteri dan dikeluarkan oleh gerakan silia

    Mekanisme imunitas non spesifik terhadap bakteri pada tingkat sawar fisik seperti kulit

    atau permukaan mukosa.

    1. Bakteri yang bersifat simbiotik atau komensal yang ditemukan dikulit pada daerah

    terbatas hanya menggunakan sedikit nutrien, sehingga kolonisasi mikroorganisme

    patogen sulit terjadi.

    2. Kulit merupakan sawar fisik efektif dan pertumbuhan bakteri dihambat sehingga agen

    patogen yang menempel akan dihambat oleh Ph rendah dari asam laktat yang

    terkandung dalam seblum yang dilepas kelenjar keringat

  • 3. Sekret di permukaan mukosa mengandung enzin dekstruktif seperti lisozim yang

    mengahncurkan dinding sel bakteri

    4. Saluran nafas dilindungi oleh gerakan mukosiliar sehingga lapisan mukosa secara terus

    menerus digerakkan menuju arah nasofaring

    5. Bakteri ditangkap oleh mukus sehingga dapat disingkirkan dari saluran pernafasan

    6. Sekresi mukosa saluran nafas dan saluran cerna mengandung peptida antimikrobial yang

    dapat memusnahkan mikroba patogen

    7. Mikroba patogen yang berhasil menembus sawar fisik dan masuk ke jaringan

    dibawahnya dapat dimusnahkan dengan bantuan komplemen dan di cerna oleh fagosit

    C. Pertahan Humoral

    Sistem imun nonspesifik menggunakan berbagai molekul larut. Molekul larut

    tertentu diproduksi di tempat infeksi atau cedera dan berfungsi lokal.

    1. Komplemen

    Bebagai seperti lektin, interferon , CRP dan komplemen berperan dalam

    pertahanan humoral. Komplemen rusak pada pemanasan 56 derajat celcius

    selama 30 menit.

    Komplemen terdiri sejumlah protein yang bila diaktifkan akan memberikan

    proteksi infeksi dan berperan dalam respons inflamasi.

    Komplemen berperan sebagai opsonin meningkatkan fagosistosis, faktor

    kemotaktik dan menimbulkan destruksi/lisis bakteri dan parasit.

    Antibodi dengan bantuan komplemen menghancurkan membran lapisan

    lipopolisakarida dinding sel.

    2. Protein fase akut

    - Selama fase akut infeksi, terjadi perubahan pada kadar beberapa protein dalam

    serum yang disebut APP.

    - Protein yang meningkat atau menurun selama fase akut disebut juga APRP yang

    berperan dalam pertahanan dini diinduksi oleh sinyal dari tempat cedera atau

    infeksi melalui darah.

    - Hati merupakan tempat sintesis APRP.

    a. C-Reactive Protein

    CRP salah satu PFS, golongan protein yang kadarnya dalam darah meningkat

    pada infeksi akut sebagai respons imunitas nonspesifik. Sintesis CRP meningkat

    meninggikan viskositas plasma dan laju endap darah. Adanya CRP tinggi

    menunjukkan infeksi yang persisten.

    b. Lektin

    Lektin/Kolektin molekul larut dalam plasma mengikat manosa dalam

    polisakarida permukaan banyak bakteri seperti galur pneumokokus

  • c. Protein fase akut lain

    Protein fase akut 1 antitripsin , amiloid serum A, haptoglobin, C9, faktor B

    dan fibrinogen berperan pada peningkatan laju endap darah akibat infeksi,

    namun dibentuk jauh lebih lambat dibanding dengan CRP.

    2. Mediator asal fosfolipid

    Metabolisme fofolipid untuk produksi prostaglandin dan leukotrin. Keduanya

    meningkatkan respons inflamsi melalui peningkatan permeabilitas vaskular dan

    vasodilatasi.

    3. Sitokin IL-1, IL-6, TNF-

    Selama infeksi, produk bakteri seperti Lipopolisakarida mengaktifkan makrofag

    dan sel lain memproduksidan melepaskan berbagai sitokin seperti IL-1 (

    merupakan pirogen endogen ), TNF- dan IL-6. Ketiga sitokin disebut sitokun

    proinflamasi, merangsang hati mensintesis dan melepas sejumlah protein

    plasma.

    D. Pertahanan seluler

    Fagosit, sel NK, sel mast dan eosinofil berperan dalam sistem imun nonspesifik

    seluler dapat ditemukan dalam sirkulasi atau jaringan.

    contoh sel ditemukan sirkulasi adalah neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, Sel T, sel

    B, Sel NK, sel darah merah dan trombosit.

    II. Sistem Imun spesifik

    - Sistem imun spesifik punya kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap

    asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali terpajan dikenal oleh sistem imun

    spesifik. Pajanan menimbulkan sensitasi, sehingga antigen yang sama dan masuk

    tubuh untuk kedua kali akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan.

    - Sistem imun spesifik dapat bekerja tanpa bantuan sistem imun nonspesifik.

    - Sistem imun spesifik terdiri :

    A. Sistem imun spesifik Humoral

    Sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B berasal dari sel

    multipoten di sumsum tulang.

    Sel B dirangsang oleh benda asing akan berpoliferasi, berdiferensiasi dan

    berkembang sel plasma memproduksi antibodi. Fungsi utama antibodi

    ialah pertahanan infeksi ekstraseluler, virus dan bakteri serta menetralkan

    toksinnya.

    B. Sistem Imun spesifik seluler

    Limfosit T atau sel T berperan dalam sistem imun spesifik seluler berasal dari

    sel asal yang sama seperti sel B.

    sel T proliferasi dan diferensiasinya di dalam kelenjar timus

  • Faktor timus disebut timosin ditemukan dalam peredaran darah sebagai

    hormon asli dan mempengaruhi diferensiasi sel T di perifer.

    Fungsi utama sistem imun spesifik seluler ilaah pertahanan terhadap bakteri

    yang hidup intraseluler, virus, jamur , parasit dan keganasan.

    Baratawidjaja G. Karnen, Iris Rengganis. 2009

    Sudoyo, Aru W. et.al. 2009

    LO.2.3. Menjelaskan Mekanisme Sistem Imun

    Reaksi imun dipengaruhi dua aktifitas yaitu:

    a. Pengenalan (recognition) :

    mengenal dan mendeterminasi substansi asing secara spesifik

    menyeleksi molekul yang bersifat imunogenik

    membedakan komponen sendiri (self) dari substansi asing (nonself)

    b. Tanggapan (respon) :

    Mengerahkan bermacam-macam sel dan molekul sehingga menghasilkan reaksi

    yang sesuai dan tepat untuk melawan dan menetralkan substansi/organisme yang

    masuk

    http://staff.ui.ac.id

    RESPON IMUNOLOGIK TERHADAP BAKTERI ANAEROB DAN J ALUR KOMPLEMEN YANG

    BERPERAN.

  • Komplemen merupakan salah satu enzim serum yang berfungsi dalam inflamasi,opsonisasi partikel

    antigen dan menimbulkan kerusakan membrane pathogen. Dewasa inidiketahui ada sekitar 20 jenis protein

    yang berperanan dalam sistem komplemen.

    Komplemen merupakan molekul dari sistem nonspesifik larut dalam keadaan tidak aktif, tetapi setiap waktu

    dapat diaktifkan oleh berbagai bahan seperti antigen, komplek imun dan sebagainya.

    Gambar 3.Si stemKom pl em en

    Hasil aktivasi ini akan menghasilkan berbagai mediator yangmempunyai sifatbiologik aktif dan beberapa

    diantaranya merupakan enzim untuk reaksiberikutnya. Beberapa diantaranya berupa enzim, lainnya berupa

    protein pengontrol danbeberapa lagi tidak mempunyai aktivasi enzim. Hal tersebut terjadi sebagai usaha

    tubuhuntuk menghancurkan antigen asing. Jalur aktivasi komplemen tersebut sering pula disertaikerusakan

    jaringan sehingga merugikan tubuh sendiri.

    1. Aktivasi komplemen secara umum Sistem komplemen dapat diaktifkan melalui dua jalur, yaitu jalur klasik dan jalur alternatif. Aktivasi tersebut

    terjadi secaraberuntun, berarti bahwa produk yang timbul pada satu reaksi akan merupakan enzim

    untukreaksi berikutnya.3

    Aktivasi jalur klasik dimulai dengan C1, sedangkan aktivasi jalur alternative dimulaidengan C3.3

    Aktivasi jalur klasik diaktifkan oleh kompleks imun/antigen/antibody sedang jalur alternatif tidak.

    2. Aktivasi komlemen melalui jalur alternative Jalur alternative terjadi tanpa melalui tiga reaksi pertama yang terdapatpada jalur klasik (C1, C4 dan C2).

    Jalur alternatif sebenarnyaterjadi terus menerus dalam derajat klinis yang tidak berarti.3 Kompleks imun

  • (IgG dan IgM), agregat antibodi (IgG1, IgG2, IgG3), lipid A dariendotoxin, protease, Kristal urat,

    polinukleotida, membrane virus tertentu dan CRP dapatmengaktifkan komplemen melalui jalur klasik. Bakteri

    (endotoksin), jamur, virus, parasit,kontras (pada pemeriksaan radiologis), zimosan, agregat IgA (IgA1, IgA2)

    dan IgG4, dan faktor nefritik dapatmengaktifkan komplemen melalui jalur alternatif. Protein tertentu

    dan lipopolisakarida dapat mengaktifkan komplemen melalui kedua jalur.

    LO.2.4. Menjelaskan Gangguan Sistem Imun

    LI.3. Memahami dan Menjelaskan Antigen

    LO.3.1. Menjelaskan Definisi Antigen

    LO.3.2. Menjelaskan Klasifikasi Antigen

    LO.3.3. Menjelaskan Sifat-sifat Antigen

    LO.3.4. Menjelaskan Imunogen

    LI.4. Memahami dan Menjelaskan Antibodi

    LO.2.4. Menjelaskan Gangguan Sistem Imun

    Auto imun LES

    Skleroderma

    Polimiositis

    RA

    Sindroma sjogren

    Trrombositopenia autoimun

    Miastenia gravis

  • Berdasarkan waktu Reaksi lambat

    Reaksi intermediet

    Hipersensitif Reaksi cepat

    Menurut Gell dan Coombs tipe I

    tipe II

    tipe III

    tipe IV

    Defisiensi imun Defisiensi imun nonspesifik

    Defisiensi imun spesifik

    Defisiensi imun didapat

    Acquired immune defisiensi syndrome

    Baratawidjaja G. Karnen, Iris Rengganis. 2009

    Sudoyo, Aru W. et.al. 2009

    LI.3. Memahami dan Menjelaskan Antigen

    LO.3.1. Menjelaskan Definisi Antigen

    LO.3.2. Menjelaskan Klasifikasi Antigen

    LO.3.3. Menjelaskan Sifat-sifat Antigen

    LO.3.4. Menjelaskan Imunogen

    LI.4. Memahami dan Menjelaskan Antibodi

    LO.4.1. Menjelaskan Definisi Antibodi

  • Bahan glikoprotein yang diproduksi sel B sebagai respons terhadap rangsangan

    imunogen

    Baratawidjaja G. Karnen, Iris Rengganis. 2009

    Sudoyo, Aru W. et.al. 2009

    LO.4.2. Menjelaskan Klasifikasi Antibodi

    1. Imunoglobulin G

    IgG merupakan komponen utama imunoglobulin serum, dengan berat molekul

    160.000 dalton. Kadarnya dalam serum sekitar 13mg/ml, merupakan 75% dari semua

    imunoglobulin, IgG ditemukan dalam berbagai cairan seperti darah, CSS (Cairan Serebro

    Spinal) dan juga urin.

    IgG dapat menembus plasenta masuk ke janin dan berperan pada imunitas bayi

    sampai umur 6-9 bulan . kemampuan IgG untuk menembus plasenta , maka IgG

    merupakan garis pertahanan tubuh utama terhadap infeksi dalam minggu-minggu

    pertama kehidupan bayi. Garis perahanan tubuh ini dapat diperkuat lagi dengan

    masuknya IgG dari kolostrum melalui mukosa usus pada neonatus.

    IgG dan komplemen bekerja saling membantu sebagai opsonin pada pemusnahan

    antigen IgG memiliki sifat opsonin yang efektif karena sel sel fagosit, monosit, dan

    makrofag mempunyai reseptor untuk fraksi Fc dari IgG sehingga dapat mempererat

    hubungan antara fagosit dengan sel sasaran. Opsonin dalam bahasa yunani berarti

    menyiapkan untuk dimakan. Selanjutnya proses opsonisasi tersebut dibantu oleh

    reseptor untuk komplemen pada permukaan fagosit.

    IgG juga berperan pada imunitas seluler karena dapat merusak antigen sel melalui

    interaksi dengan system komplemen atau melalui efek sitolitik sel NK (Natural

    Killer), eosinofil, neutrofil, yang semuanya memiliki IgG .sel NK merupakan efektor

    dari ADCC. ADCC tidak hanya merusak sel tunggal tetapi juga mikroorganisme

    multiseluler seperti telur skistosoma. Peranan efektor ADCC ini juga penting pada

    penghancuran kanker, penolakan transplan dan penyakit antoimun, sedang ADCC

    melalui neutrofil dan eosinofil, berperan terhadap infestasi parasit. Kadar IgG

    ,meningkat pada infeksi kronis dan penyakit antoimun.

    IgG lebih muda berdifusi dari pada imunoglobulin lain ke dalam jaringan tubuh

    ekstravaskuler, dan sebagai imunoglobulin utama memikul beban terbesar dalam

    menetralisir racun-racun kuman dan mengikat jasad-jasad renik untuk memudahkan

    fagositosis .Gabungan kuman dengan antibodi IgG mengaktifkan komplemen, sehingga

    secara kimiawi dapat menarik sel- sel fagosit berinti banyak. Yang bergabung dengan

    kuman melalui reseptor komplemen pada permukaan sel dan bagian Fc dari IgG ikatan

    pada reseptor reseptor. Yang sesuai . Interaksi kompleks-kompleks IgG dengan reseptor-reseptor Fc trombosit mungkin akan berakibat pengumpulan dan pelepasan

    amina vasoaktif.

    IgG merupakan immunoglobulin terbanyak dalam darah,CSS dan peritoneal.IgG

    pada manusia terdiri atas 4 subkelas yaitu IgG1,IgG2,IgG3 dan IgG4 yang berbeda dalam

    sifat dan aktivitas biologic

    2. Imunoglobulin A

  • IgG dengan berat molekul 165.000 dalton ditemukan dalam serum dengan jumlah

    sedikit .Kadarnya terbanyak ditemukan dalam cairan sekresi saluran napas, cerna dan

    kemih, air mata, keringat, ludah, dan dalam air susu ibu yang lebih berupa IgA

    sekretori (slgA) yang merupakan bagian terbanyak . Komponen sekretori melindungi.

    IgA dari protease mamalia.fungsi IgA adalah sebagai berikut :

    IgA melindungi tubuh dari patogen oleh karena dapat bereaksi dengan molekul adhesi

    dari patogen potensial sehingga mencegah adherens dan kolonisasi patogen tersebut

    dalam sel penjamu

    IgA dapat bekerja sebagai opsonin, oleh karena neutrofil, monosit dan makrofag

    memiliki reseptor untuk Fca ( Fca-R ) sehingga dapat meningkatkan efek bakteriolitik

    komplemen dan menetralisasi toksin. IgA diduga juga berperan pada imunitas cacing

    pita.

    Baik IgA dalam serum maupun dalam sekresi dapat meneralisasi toksin atau virus dan

    mencegah terjadinya kontak antara toksin atau virus dengan sel alat sasaran

    IgA dalam serum dapat mengaglutisikan kuman, mengganggu motilitasnya sehingga

    memudahkan fagositosis (opsonisasi ) oleh sel polimorfonuklear

    IgA sendiri dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur Alternatif, tidAk seperti

    halnya dengan IgA dan IgM, yang dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur

    klasik, IgA sekretori (slgA) dalam bentuk polimerik menjadi stabil oleh ikatan

    polipeptida rantai J.

    Molekul IgA yang polimerik dan rantai J dibentuk sel plasma di dalam sel epitel

    lamina propia selaput lender (tidak oleh sel B).Pada saaat IgA tersebut dilepas ke dalam

    lumen saluran cerna,sel epitel juga melepas bagian sekretori untuk membentuk sIgA yang

    terlindung dari pencernaaan oleh enzim.Imunoglobin dalam cairan lambung terdiri atas

    80% IgA,13% IgM dan 7% IgG,yang semuanya berperan dalam imunitas setempat.IgM

    juga dapat dilindungi bagian sekretori dengan berat molekul 70.000 dalton sehingga

    dapat berfungsi bila ada defisiensi sIgA.

    Defisiensi IgA sering disertai dengan adanya antibody terhadap antigen makanan

    dan inhalan pada alergi.Di dalam air susu ibu ditemukan sIgA,di samping

    laktoferin,transferrin,lisozim,lipid,lactobacillus promotinf factor,fagosit dan limfosit yang

    berperan pada imunitas neonates.

    Kadar IgA sangat tinggi dalam serum ditemukan pada infeksi kronik saluran nafas

    dan cerna,seperti tuberculosis,sirosis alkoholik,penyakit coeliac,colitis ulseratif dan

    penyakit Crohn.Fungsi IgA serum dalam bentuk monomeric belum banyak diketahui.IgA

    terdiri atas 2 sub unit yaitu IgA1 (93%) dan IgA2 (7%).Bila produksi IgA pada

    permukaan mukosa diperhitungkan,maka IgA merupakan Ig terbanyak.Reseptor dengan

    afinitas tinggi untuk kelas IgA ditemukan pada makrofag dan sel PMN yang berperan

    dalam fagositosis

    3. Imunoglobulin M

    Nama M berasal dari makroglobulin dan berat molekul IgM adalah 900.000

    dalton. IgM mempunyai rumus bangun pentamer dan merupakan imunoglobulin terbesar.

    IgM merupakan Ig paling efisien dalam aktifitasi komplemen (jalur klasik). Molekul-

  • molekul IgM diikat oleh rantai J seperti halnya pada IgA. Kebanyakan sel B

    mengekspresikan IgM pada permukaannya sebagai reseptor antigen. IgM dibentuk paling

    dahulu pada respons imun primer terhadap kebanyakan antigen dibanding dengan IgG.

    IgM juga merupakan Ig yang predominan diproduksi janin. Kadar IgM yang

    tinggi dalam darah umbilikus merupakan petunjuk adanya infeksi intrauterin. Bayi yang

    baru dilahirkan hanya mengandung IgM 10% dari kadar IgM dewasa, karena IgM ibu

    tidak dapat menembus plasenta, janin umur 12 minggu sudah mulai membentuk IgM bila

    sel B-nya dirangsang oleh infeksi intrauterin, seperti sifilis kongenital,

    rubela,toksoplasmosis, dan virus sitomegalo.

    Kadar IgM anak akan mencapai kadar IgM dewasa pada usia satu tahun.

    Kebanyakan antibodi alamiah seperti isoaglutinin, golongan darah AB, antibody heterofil

    adalah IgM.IgM dapat mencegah gerakan mikroorganisme patogen, memudahkan

    fagositosis dan merupakan aglutinator protein antigen.Bila seorang anak diimunisasi

    terhadap produk bakteri seperti toksoid,akan diperlukan beberapa hari sebelum antibody

    ditemukan dalam darah.

    Dalam 2-3 hari setelah suntikan toksoid kedua kali,kadar antibody dalam darah

    meningkat tajam dan mencapai kadar maksimum yang jauh lebih tinggi disbanding

    dengan respons primer,Respon sekunder ditandai oleh respons yang lebih cepat serta

    lebih banyak produksi antibody.Hal tersebut disebabkan oleh adanya ekspansi sel memori

    akibat pemberian toksoid pertama.

    Hal yang khas terjadi pada respons sekunder:pembentukan imunoglobulin

    berlangsung lebih cepat dan untuk waktu yang lebih lama,imunoglobulin mencapai titer

    tinggi yang terutama terdiri atas IgG.Pada respons primer,timbulnya IgG didahului oleh

    IgM.

    4. Imunoglobulin D

    IgD ditemukan dalam serum dengan kadar yang sangat rendah. Hal tersebut

    mungkin disebabkan oleh karena IgD tidak dilepas sel plasma dan sangat rentan terhadap

    degradasi oleh proses proteolitik.IgD merupakan komponen permukaan utama sel B dan

    petanda dari diferensiasi sel B yang lebih matang.IgD merupakan 1% dari total

    imunoglobulin dan ditemukan banyak pada membrane sel B bersama IgM yang dapat

    berfungsi sebagai reseptor antigen pada aktifitas sel B.

    IgD tidak mengikat komplemen, mempunyai aktivitas antibodi terhadap antigen

    berbagai makanan dan autoantigen seperti komponen nucleus.IgD juga diduga dapat

    mencegah terjadinya toleransi imun, tetapi mekanismenya belum jelas.

    5. Imunoglobulin E

    IgE mudah diikat sel mast, basofil, dan eosinofil yang pada permukaannya

    memiliki reseptor untuk fraksi Fc dari IgE. IgE dibentuk setempat oleh sel plasma dalam

    selaput lendir saluran napas dan cerna. Alergen yang diikat dua molekul IgE pada

    permukaan sel mast akan menimbulkan influks ion kalsium ke dalam sel. Hal itu

    menurunkan kadar adenosin monofosfat siklik intraseluler yang menimbulkan

    degranulasi sel mast.selain pada alergi kadar IgE yang tinggi ditemukan pada infeksi

    cacing, skistosomiasis, penyakit hidatid, trikinosis, dan di duga berperan pada imunitas

  • parasit proteksi terhadap invasi parasit seperti cacing tersebut diperoleh melalui ADCC

    yang melibatkan eosinofil.

    Pada serum hanya terdapat IgE dalam konsentrasi yang sangat rendah dan hanya

    sebagian kecil plasma dalam badan membentuk immunoglobulin ini. Antibody IgE akan

    melekat untuk waktu lama , mungkin pada mastosit. Hubungan dengan mastosit

    berdegranulasi dengan melepaskan amina vasoaktif. Proses ini adalah penyebab gejala-

    gejala demam karena kepekaan terhadap rumput kering dan asma yang penyebabnya

    berasal dari luar tubuh, misalnya bila penderita atopik berhubungan dengan alergennya,

    seperti misalnya tepuns sari rumput. Peranan faal utama dari IgE belum jelas tetapi

    diketahui bahwa kadar IgE dalam serum sangat naik apabila ada infeksi dalam parasit

    tertentu khususnya cacing ; disangka bahwa pelepasan histamin akibat hubungan antigen

    parasit dengan antibody IgE yang terikat pada mastosit dalam dinding usus akan

    mempermudah pengeluaran parasit-parasit tersebut.

    LO.4.3. Menjelaskan Struktur Molekul Antibodi

    Struktur dasar antibodi memiliki 4 rantai protein yaitu

    dua rantai ringan (light chain = L) dan 2 rantai berat

    (heavy chain = H) yang identik. Istilah rantai ringan

    dan berat ini mengacu pada berat molekul yang relatif

    dari masing-masing rantai. Rantai ringan dan berat ini

    dihubungkan oleh ikatan disulfida (S-S), demikian

    pula rantai berat yang satu dengan lainnya diikat

    dengan ikatan disulfida.

    Struktur molekul imunoglobulin, terdiri dari dua

    rantai berat (H) dan dua rantai ringan (L) yang

    terhubung melalui ikatan disulfida (S-S). Tiap rantai mempunyai daerah variabel (V) dan

    konstan (C). Daerah Fab imunoglobulin berikatan dengan antigen spesifik. Daerah Fc berikatan

    dengan komplemen. Struktur ini adalah unit dasar imunoglobulin.

    Imunoglobulin ditentukan oleh tipe rantai beratnya. IgG mempunyai rantai berat gamma, IgM

    mempunyai rantai berat mu, IgA rantai beratnya alfa, IgE rantai beratnya epsilon, dan IgD

    mempunyai rantai berat delta.

    Molekul antibodi yang diproduksi oleh satu klon sel plasma mempunyai rantai berat yang persis

    sama dan juga mempunyai hanya satu tipe rantai ringan. Terdapat dua tipe umum rantai ringan,

    yang disebut rantai kappa dan lambda. Baik keduanya terdapat pada semua kelas antibodi.

    Penggunaan klinis utama dari pengukuran tipe rantai ringan adalah untuk membedakan apakah

    proliferasi sel plasma atau sel limfoid adalah monoklonal atau poliklonal.

    LO.4.4. Menjelaskan Sifat-sifat Antibodi

  • IgG1-4 : Palimg banyak ditemukan dalam cairan tubuh terutama ekstravaskular

    untuk memerangi mikroorganisme dan toksinnya

    IgA : Ig utama dalam sekresi seromukosa untuk menjaga permukaan luar tubuh

    IgM : Aglutinator yang sangat efektif; diproduksi dini pada respons imun.

    Pertahanan terdepan terhadap bacteremia

    IgD : Umumnya ditemukan pada permukaan limfosit

    IgE : Pengerahan agens anti microbial. Meningkat pada infeksi parasite. Berperan

    pada gejala alergi atopi.

    LO.4.5. Menjelaskan Perkembangan Antibodi atau Asal Antibodi

    Antibodi diproduksi melalui proses yang disebut seleksi klonal (clonal

    selection). Setiap individu mempunyai jumlah besar limfosit B (sekitar 107). Setiap sel B

    mempunyai reseptor permukaan (IgM dan IgD) yang dapat bereaksi terhadap satu

    antigen. Suatu antigen akan bereaksi dengan limfosit B yang mempunyai reseptor

    permukaan yang paling sesuai. Setelah berikatan dengan antigen, sel B akan terstimulasi

    untuk berpoliferasi dalam bentuk klon sel kemudian sel B akan berubah menjadi sel

    plasma dan mensekresi antibody yang spesifik terhadap antigen.

    LI.5. Memahami dan Menjelaskan Vaksin dan Imunisasi

    LO.5.1. Menjelaskan Definisi Vaksin dan Imunisasi

    LO.5.2. Menjelaskan Klasifikasi dan Waktu Pemberian Vaksin dan

    Imunisasi (wajib dan dianjurkan)

    LO.5.3. Menjelaskan Perbedaan Vaksin dan Imunisasi

    LI.6. Memahami dan Menjelaskan Perspektif Islam tentang Vaksin (kandungan

    dan kemaslahatannya)