141593595 Modul Pembuatan Video

65
MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN KONTEN JARDIKNAS PEMBUATAN MEDIA VIDEO Penulis: Drs. JAKA WARSIHNA, M.Si DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN 2009

Transcript of 141593595 Modul Pembuatan Video

Page 1: 141593595 Modul Pembuatan Video

MODUL PELATIHAN

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN KONTEN JARDIKNAS

PEMBUATAN MEDIA VIDEO

Penulis: Drs. JAKA WARSIHNA, M.Si

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

2009

Page 2: 141593595 Modul Pembuatan Video

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3

TUJUAN .......................................................................................................................... 4

Kegiatan Belajar 1 : MEDIA PEMBELAJARAN ............................................................. 5

TUJUAN ........................................................................................ 5

URAIAN MATERI .......................................................................... 5

1. Pengertian media Pembelajaran ............................................. 6

2. Kontribusi media dalam pembelajaran .................................... 7

3. Klasifikasi dan jenis media pembelajaran ................................ 8

4. Karakteristik media video pembelajaran ................................. 8

5. Prosedur Pengembangan Media Video Pembelajaran ........... 9

SIMPULAN ..................................................................................... 10

LATIHAN ........................................................................................ 10

Kegiatan Belajar 2 : PRAPRODUKSI .......................................................................... 11

TUJUAN ......................................................................................... 11

URAIAN MATERI ............................................................................ 11

1. Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan ........................................ 11

2. Analisis Sasaran ...................................................................... 12

3. Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV) ............... 13

4. Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV)..................... 14

5. Penyusunan Naskah .............................................................. 14

6. Pengkajian Naskah .................................................................. 17

SIMPULAN .................................................................................... 18

LATIHAN ........................................................................................ 18

Kegiatan Belajar 3 : PRODUKSI ................................................................................... 19

TUJUAN ........................................................................................ 19

URAIAN MATERI ........................................................................... 19

1. Rembuk Naskah ...................................................................... 19

2. Penentuan Tim Produksi ........................................................ 19

3. Membuat Shooting Scrip ......................................................... 21

4. Penyusunan Anggaran ............................................................ 21

5. Casting (Pencarian Pemain) ................................................... 21

6. Hunting (Pencarian Lokasi Shooting) ...................................... 21

1

Page 3: 141593595 Modul Pembuatan Video

7. Cru Metting (Rapat Tim Produksi) .......................................... 22

8. Seting Lokasi .......................................................................... 22

9. Pengambilan Gambar .............................................................. 22

SIMPULAN ..................................................................................... 37

LATIHAN ....................................................................................... 37

Kegiatan Belajar 4 : PASCAPRODUKSI .................................................................... 38

TUJUAN ......................................................................................... 38

URAIAN MATERI .......................................................................... 38

1. Editing (Penggabungan dan Pemilihan Gambar)..................... 38

2. Mixing (Pengisian Musik) ....................................................... 42

3. Preview .................................................................................. 42

4. Ujicoba .................................................................................... 43

5. Revisi ..................................................................................... 43

6. Distribusi/Penyiaran ................................................................ 44

SIMPULAN .................................................................................... 44

LATIHAN ....................................................................................... 44

PENUTUP ......................................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 46

TES AKHIR MODUL ....................................................................................................... 47

KUNCI TES AKHIR MODUL ............................................................................................ 48

LAMPIRAN ....................................................................................................................... 50

2

Page 4: 141593595 Modul Pembuatan Video

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO/TELEVISI PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN

Saat ini pendidikan di Indonesia sedang mengalami masalah yang cukup serius yaitu

mutu pembelajaran. Bicara mutu pembelajaran yang langsung berkaitan yaitu guru dan

siswa. Sebenarnya masih banyak yang berkaitan dengan masalah tersebut yaitu

manajemen Sekolah, orangtua, lingkungan sekolah, Pengawas, Dinas Pendidikan

Kota/Kabupaten, Dinas Pendidikan Provinsi dan Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional yang bertanggung jawab mengelola pendidikan

secara nasional di dalam Rencana Strategis (Renstra) tahun 2004 – 2009, telah

menggariskan beberapa arah kebijakan pembangunan pendidikan nasional, antara lain

(1) mengupayakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu,

relevansi dan daya saing, serta (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan

publik.

Untuk mewujudkan yang telah digariskan di dalam Renstra tersebut, Pusat Teknologi

Informasi dan Komunikasi (PUSTEKKOM) berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 38 Tahun 2008 mempunyai tugas dan fungsi sebagai pengelola

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan.

Salah satu teknologi komunikasi dan informasi yang mampu menjangkau masyarakat

luas dan sekaligus paling populer adalah media video/televisi. Saat ini sebagian besar

masyarakat Indonesia telah memiliki video/televisi atau bisa mengakses informasi dari

televisi. Bahkan sebagian besar dari kehidupan manusia tidak terlepas dari televisi.

Potensi televisi untuk pendidikan tidak perlu diragukan lagi. Pengalaman dari beberapa

negara tetangga baik negara maju maupun negara berkembang telah menunjukkan

bahwa pendayagunaan video/televisi untuk pendidikan telah memetik manfaat yang

tidak kecil. Beberapa negara telah memiliki siaran televisi pendidikan, seperti Cina,

Malaysia, Australia, Inggris, Amerika, dan banyak lagi negara lain.

Indonesia sesungguhnya juga telah lama memiliki kesadaran akan adanya potensi

televisi untuk membantu memecahkan masalah pendidikan, paling tidak hal itu

ditunjukkan dengan diproduksinya video-video pembelajaran baik untuk pendidikan

formal SD – PT, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal, serta

diselenggarakannya siaran televisi pendidikan pada tahun 1984 di TVRI yaitu sinetron

serial Aku Cinta Indonesia (ACI), kemudian diikuti oleh siaran pendidikan di TPI pada

3

Page 5: 141593595 Modul Pembuatan Video

tahun 1990 sampai dengan 1995, di Indovision, dan sekarang ini ada Televisi Edukasi

(TVE).

Untuk menyediakan video pembelajaran dan menyelenggarakan siaran televisi

pendidikan ini diperlukan sebuah materi siaran berupa rekaman video yang harus

memenuhi kriteria yang sesuai dengan sasaran, yaitu untuk peserta pendidikan. Proses

pembuatan materi siaran harus memenuhi kaidah tertentu yaitu dengan prinsip-prinsip

teknologi pembelajaran. Untuk itulah berbagai pihak termasuk guru, perlu memiliki

pengetahuan cara membuat video/siaran televise pembelajaran.

B. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat mengetahui tahapan

pengembangan media video/televisi pembelajaran yang meliputi:

1. media video pembelajaran

2. praproduksi;

3. produksi; dan

4. pasca produksi.

4

Page 6: 141593595 Modul Pembuatan Video

Kegiatan Belajar 1

MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN

TUJUAN Setelah mempelajari kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan dapat menjelaskan :

1. Pengertian media

2. Kontribusi media dalam pembelajaran

3. Klasifikasi dan jenis media pembelajaran

4. Karakteristik media video pembelajaran

URAIAN MATERI 1. Pengertian Media Pendidikan

Kata media berasal dari bahasa Latin sebagai bentuk jamak dari medium. Batasan

mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan

saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.

Saat ini para pengelola pendidikan semakin sadar pentingnya media yang membantu

pembelajaran. Proses kesadaran ini tumbuh secara gradual. Proses perubahan dari

pemanfaatan perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi

penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori serta dari

beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan

yang diberikan menjadi bervariatif dan secara luas. Selain itu,dengan semakin

meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya

dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran semakin menuntut

media yang bervariasi pula.

Proses belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah

merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari

sumber belajar. AECT (Associationfor Educational Communication and Technology)

membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,

yaitu:

a. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.

b. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.

c. Bahan;merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan

pembelajaran,seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over

5

Page 7: 141593595 Modul Pembuatan Video

head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya (biasa disebut

software).

d. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan

bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape

recorder, dan sebagainya.

e. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam

membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya

mencakup ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan

sebagainya.

f. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang,

pencahayaan, dan sebagainya.

Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media

pendidikan. Pertanyaan yang sering muncul pada guru, seberapa pentingkah media

pembelajaran? Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam

pembelajaran,karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses

komunikasi,penyampaian pesan dari pengajar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran

yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan)

maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol

komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding.

Ada kalanya penafsiran berhasil, adakalanya tidak. Kegagalan/ ketidakberhasilan dalam

memahami apa yang didengar, dibaca,dilihat atau diamati akan menghambat proses

pembelajaran. Kegagalan/ketidakberhasilan atau penghambat dalam proses komunikasi

dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak

pemahaman yang diterima. Lantas dimana fungsi media?

2. Kontribusi Media dalam pembelajaran

Sejak mulai adanya pendidikan, seseorang mengajar sudah memanfaatkan media.

Namun jenis media dari waktu ke waktu terus berkembang seiring dengan

perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Secara umum

media mempunyai kegunaan:

a. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

c. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber

belajar.

6

Page 8: 141593595 Modul Pembuatan Video

d. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,

auditori & kinestetiknya.

e. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan

persepsi yang sama.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:

a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar

b. Pembelajaran dapat lebih menarik

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar

d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek

e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan

g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat

ditingkatkan

h. Peran guru berubahan kearah yang positif

Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar

mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-

topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa

asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat karena bila secara

langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan yang akurat dalam

pengucapan pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini termasuk

mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat berbahasa

asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.

3. Klasifikasi & Jenis Media

KLASIFIKASI JENIS MEDIA

Media yang tidak diproyeksikan Realia, model, bahan grafis, display

Media yang diproyeksikan OHT, Slide, Opaque

Media audio Audio K aset, Audio V ission, aktive Audio Vission

Media video Video

Media berbasis komputer Computer A ssisted I nstructional ( Pembelajaran

Berbasis Komputer)

Multimedia kit Perangkat praktikum

7

Page 9: 141593595 Modul Pembuatan Video

Dari berbagai jenis media tersebut, pada kesempatan ini khusus akan dibahas media

video/televisi. Media video/televisi biasa disebut audio visual, artinya media ini

merupakan gabungan antara suara dan gambar.

4. Karakteristik Media Video/Televisi Pembelajaran Sebagai sebuah media pembelajaran, video/televisi mempunyai karakteristik yang

berbeda dengan media lain. Adapun karakteristik media video agak berbeda dengan

media televisi. Perbedaan itu terletak pada penggunaan dan sumber. Media video dapat

digunakan kapan saja dan kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi hanya

dapat digunakan satu kali pada saat disiarkan, dan kontrol ada pada pengelola siaran.

Namun secara umum kedua media ini mempunyai karakteristik yang sama, yaitu:

a. Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.

b. Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena

terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit

(proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.

c. Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.

d. Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).

Adapun media video/televisi pembelajaran ini juga mempunyai kelebihan dan

kekurangan.

• Kelebihan

- Dapat menstimulir efek gerak

- Dapat diberi suara maupun warna

- Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya

- Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya

- Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (video) control

pada pengguna.

• Kekurangan

- Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya

- Memerlukan tenaga listrik

- Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya

- Tidak dapat diputar ulang (siaran televisi) kontrol pada pengelola.

- Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui

telepon/sms).

- Dan lain sebagainya.

8

Page 10: 141593595 Modul Pembuatan Video

5. Prosedur Pengembangan Media Video Pembelajaran

Saat ini banyak kita temukan media video pembelajaran. Pembuatan media ini tidaklah

terlalu sulit, yang penting ada kemauan dan semangat untuk berkarya. Hampir setiap

orang dapat membuat media video pembelajaran, yang membedakan yaitu kualitas dan

kebermanfaatan dari hasilnya. Untuk membuat media video pembelajaran secara umum

ada tiga tahap yaitu:

a. Praproduksi Tahap praproduksi melalui tahap yang panjang dan menentukan keberhasilan pada

tahap selanjutnya. Tahap ini merupakan perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan

hasil yang akan dicapai. Tahap ini meliputi:

• Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan

• Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV)

• Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV)

• Penyusunan Naskah

• Pengkajian Naskah

Hasil akhir dari tahap praproduksi yaitu naskah video pembelajaran yang telah

disetujui oleh pengkaji dan dinyatakan kebenarannya, sehingga naskah tersebut laik

produksi.

b. Produksi Produksi merupakan tahap selajutnya setelah naskah diterima oleh Produser dan

Sutradara. Untuk menghasilkan gambar dan suara sesuai dengan keinginan penulis

naskah, maka pada tahap ini harus dilakukan berbagai kegiatan, meliputi:

• Rembuk Naskah

• Penentuan Tim Produksi

• Casting (Pencarian Pemain)

• Hunting (Pencarian Lokasi Shooting)

• Cru Metting (Rapat Tim Produksi)

• Pengambilan Gambar

Hasil akhir dari kegiatan produksi yaitu sekumpulan gambar dan suara dari

lapangan yang siap diserahkan kepada editor untuk dipilih sesuai naskah.

9

Page 11: 141593595 Modul Pembuatan Video

c. Pascaproduksi Setelah sekumpulan gambar dan suara diterima oleh editor, maka langkah

selanjutnya yaitu tahap pemilihan gambar dan suara yang terbaik. Gambar dan

suara tersebut kemudian disambung-sambung. Tahap ini cukup panjang, yaitu

meliputi:

• Editing (Penggabungan dan Pemilihan Gambar)

• Mixing (Pengisian Musik)

• Preview

• Ujicoba

• Revisi

Distribusi/Penyiaran

Hasil akhir dari kegiatan ini yaitu sebuah media video pembelajaran yang siap

dimanfaatkan oleh siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas.

SIMPULAN Di dalam proses pembelajaran kadang guru sulit menjelaskan suatu konsep yang abstrak

atau jauh dari kehidupan siswa. Saat itulah guru memerlukan media. Terdapat banyak jelas

media, pengelompokkan jenis-jenis media lebih didasarkan pada pemanfaatannya (indera)

dan peralatan yang dipakai untuk membuat dan menyajikan. Untuk memilih media mana

yang tepat untuk menyajikan materi pembelajaran perlu mengetahui karakteristik materi

yang akan disajikan disesuaikan dengan jenis medianya.

Media video merupakan media yang akrab di sekitar siswa dan guru. Media video

pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan untuk dimanfaatkan di kelas.

Untuk membuat media video pembelajaran tidaklah terlalu sulit, yang penting ada kemauan

dan semangat untuk berkarya. Untuk menghasilkan media video pembelajaran melalui

beberapa tahap yaitu praproduksi, produksi, dan pascaproduksi.

LATIHAN Jelaskan manfaat media dalam pembelajaran.

10

Page 12: 141593595 Modul Pembuatan Video

Kegiatan Belajar 2

PRAPRODUKSI TUJUAN Setelah mempelajari kegiatan 2, peserta pelatihan diharapkan dapat menjelaskan tahapan

dalam kegiatan praproduksi media video pembelajaran, yaitu:

1. Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan

2. Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV)

3. Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV)

4. Penyusunan Naskah

5. Pengkajian Naskah

URAIAN MATERI Pembuatan program video/televisi pembelajaran berbeda dengan pembuatan program

televisi secara umum. Pembuatan program video/televisi untuk pembelajaran selalu

didahului dengan serangkaian kegiatan yang panjang. Media video/televisi merupakan salah

satu media massa yang populer di masyarakat. Untuk menyiapkan materi pembelajaran

(praproduksi) baik dalam bentuk media video maupun siaran televisi harus melalui tahapan-

tahapan:

1. Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan

Untuk memulai suatu karya apapun dimulai dengan sebuah ide/gagasan. Demikian juga

pembuatan media video pembelajaran. Untuk menemukan ide, dapat dari mana saja,

misalnya pengalaman mengajar di kelas, lingkungan, permasalahan, buku, siaran TV,

siaran radio, surat kabar, dan lain sebagainya.

Khusus pembuatan media video/televisi pembelajaran sebaiknya ide diambil dari

kurikulum yang berlaku saat itu. Misalnya media tersebut akan digunakan oleh siswa

SD/SMP/SMA, maka idenya sebaiknya dari kurikulum SD/SMP/SMA, sesuai sasaran

yang akan memakai media tersebut.

Kurikulum di sini merupakan acuan utama di dalam pemilihan kompetensi yang akan

diajarkan kepada siswa melalui media video/televisi. Di dalam penelaahan kurikulum

harus dilakukan oleh guru dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Guru yang

menelaah harus sesuai dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan jenjangnya.

Maksudnya materi SD harus ditelaah oleh guru SD, materi SMP oleh guru SMP, dan

seterusnya.

11

Page 13: 141593595 Modul Pembuatan Video

Peranan ahli materi adalah untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai

dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus

menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini. Sedangkan ahli media

harus mengkaji agar di dalam pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media

video/televisi sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi

yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media video/televisi secara menarik.

Dengan demikian ahli media harus menjaga agar nantinya setelah materi tersebut dibuat

dalam media video/televisi menarik untuk dilihat siswa dan menambah pengetahuan.

Di dalam penelaahan kurikulum ini biasanya untuk seluruh media dan hasilnya disebut

Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM). PDKBM merupakan acuan tahapan

selanjutnya yaitu penyusunan GBIM.

Langkah-langkah pembuatan PDKBM yaitu, pertama semua kompetensi dan indikator

untuk satu jenjang harus masuk, kemudian untuk mencapai kompetensi tersebut

diperlukan indikator apa saja. Dari indikator inilah akan ditentukan media yang akan

dipakai dalam pembelajaran selama satu tahun atau satu jenjang. Media yang biasa

digunakan yaitu media cetak, video, audio, presentasi, multimedia, dan internet.

Contoh PDKBM:

POLA DASAR KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (PDKBM)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : 7 (1 SMP)

Media No

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Indikator C A V M I

Pustaka

1 Siswa mampu

mengemukakan

pendapat dalam

berbagai

kesempatan

secara lisan dan

tertulis.

Siswa mampu

mengemukakan

pendapatnya dalam

berbagai kesempatan

dalam bentuk lisan

dan tulisan.

- Siswa mampu

berbicara di

depan umum

- Siswa mampu

menulis surat

v

v

v v

v

v

v

Penulis,

tahun, judul,

penerbit,

kota.

2. Analisis Sasaran

Dalam proses komunikasi, agar komunikasi berjalan dengan lancar, kita perlu

mengenali sasaran dengan baik. Untuk mengenali sasaran dapat dilihat dari

psikologis. Dari aspek ini dilihat berkaitan, antara lain:

• Usia (Paud, anak, remaja, umum)

• Pengalaman

12

Page 14: 141593595 Modul Pembuatan Video

• Pendidikan (Formal, informal, atau nonformal)

• Ekonomi (bawah, menengah, atau atas)

• Geografi (kota besar, kota kabupaten, pinggiran, pedesaan, pegunungan,

pantai, dsb).

3. Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV)

Di dalam PDKBM sudah tampak jelas standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator, serta jenis media yang akan dikembangkan untuk mencapai pembelajaran

selama periode tertentu. Dalam PDKBM tersebut juga sudah ditentukan ada jenis

media video/televisi, sehingga standar kompetensi, kompetensi dasar, serta

indikator tersebut dipilih untuk dikembangkan menjadi media video, sedangkan

media lain dikembangkan lain waktu.

Penyusunan Garis Besar Isi Media (GBIM) untuk media video dilakukan oleh guru

dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi mengkaji kebenaran dan

kecukupan materi, sedangkan ahli media mengkaji kemenarikan materi tersebut

untuk divideokan. GBIM merupakan acuan tahapan selanjutnya dalam penyusunan

JM.

Contoh GBIM:

GARIS BESAR ISI MEDIA VIDEO (GBIMV)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : 7 (1 SMP)

NO Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Penerapan

Konsep

Topik/

Judul Pustaka

1 Siswa mampu

mengemukakan

pendapatnya dalam

berbagai kesempatan

dalam bentuk lisan

dan tulisan.

- Siswa

mampu

berbicara

di depan

umum

Cara

berbicara di

depan umum

Berpidato

pada rapat

OSIS.

Pidato Penulis,

tahun,

judul,

penerbit,

kota.

4. Penyusunan Jabaran Materi (JM)

Setelah GBIM selesai disusun, maka langkah selanjutnya yaitu penyusunan

Jabaran materi (JM). JM disusun oleh guru dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media.

Di dalam JM harus diuraikan secara lengkap materi yang akan diangkat dalam

media video serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa. Pemilihan

aplikasi ini harus disesuaikan dengan lingkungan siswa. Salah dalam pemilihan

aplikasi akan menyebabkan materi tersebut sulit dipahami oleh siswa.

13

Page 15: 141593595 Modul Pembuatan Video

Contoh JM:

JABARAN MATERI MEDIA VIDEO (JMV) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : 7 (1 SMP)

NO Kompetensi Indikator Topik/ Judul

Uraian Materi Penerapan Konsep

Pustaka

1 Siswa mampu

mengemukaka

n pendapatnya

dalam

berbagai

kesempatan

dalam bentuk

lisan dan

tulisan.

Pidato Cara berbicara di

depan umum:

ketika kita

berbicara di

depan umum kita

harus

memperhatikan:

kepada siapa kita

berbicara, di

mana, kapan,

dalam situasi apa,

dan berbicara

masalah apa?

Berpidato

pada rapat

OSIS.

Penulis,

tahun,

judul,

penerbit,

kota.

5. Penulisan Naskah

Setelah JM selesai disusun, langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah. Naskah

disusun oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah. Seseorang

dianggap mampu menulis naskah salah satu syaratnya yaitu pernah mengikuti

pelatihan penulisan naskah video/televisi pembelajaran dan dinyatakan lulus, atau

pernah menulis naskah video/televisi lain dan diproduksi.

Tahapan yang harus dilakukan untuk menulis naskah video/televisi pembelajaran

yaitu:

- Mempelajari GBIMV dan JMV - Mencari buku referensi yang dianjurkan serta sumber lain yang barkaitan.

- Melakukan riset lapangan, untuk menemukan aplikasi atau penerapan konsep

yang dibahas, sebagai ilustrasi dan adegan yang akan diambil dalam naskah.

- Menyusun identifikasi naskah, sinopsis, dan treatmen (urutan sajian

naskah), kemudian dikonsultasikan kepada ahli materi dan ahli media agar

mendapatkan masukan dari kebenaran aplikasi atau penerapan konsep serta

kemenarikannya.

- Visualisasi ide: sinopsis dan treatmen yang sudah disetujui kemudian

dikembangkan dalam uraian visual dan audio menjadi sebuah naskah. Langkah

awal penulisan naskah, sebaiknya dimulai dari uraian visual dari detik awal

hingga akhir dan sebisa mungkin juga sudah digambarkan durasi dari visual

tersebut. Setelah uraian visual lengkap kemudian dilengkapi dengan audio.

14

Page 16: 141593595 Modul Pembuatan Video

Dalam audio meliputi musik, narasi, sound efeks, direct sound, dll, mulai dari

pembuka sampai penutup program.

- Memilih format penulisan Naskah. Format penulisan naskah secara umum

ada dua macam yaitu satu kolom dan dua kolom. Untuk program pembelajaran

yang dianjurkan adalah format dua kolom.

15

Page 17: 141593595 Modul Pembuatan Video

- Menentukan format sajian: format sajian secara umum ada banyak,

misalnya: dokumenter, feature, kuis, news, presenter, naratif, dsb. Pilihlah

yang tepat sesuai materi dan kemenarikan

- Metode pembelajaran: Naskah video/televisi pembelajaran sebaiknya ditulis

dengan memperhatikan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang

secara umum digunakan yaitu:

Contoh format sajian program pembelajaran:

VISUAL AUDIO

SEGMEN 1

TUNE PEMBUKA MUSIK

OPENING/BRIGING (apersepsi) LIVE/MONTAGE SHOT

SAJIAN MATERI LIVE

REPETISI LIVE

LATIHAN SOAL

JAWABAN MUSIK

BUMPER

BRIGING

SEGMEN 2

Contoh lengkap naskah satu segmen: terlampir.

- Pengemasan secara edutainmen: Hal lain yang harus diperhatikan di dalam

menulis naskah adalah kemenarikan program. Istilah umum untuk program

pembelajaran penyajiannya yaitu secara edutainmen, artinya mendidik dan

menghibur (perlu dan menarik). Untuk membuat menarik ada beberapa cara,

misalnya adanya konflik, lucu, human interes (menyentuh perasaan), bintang,

terkenal, berbeda, mutakhir, dsb.

LANGKAH PRAKTIS (TIP) MENULIS NASKAH:

- Lihat indikator dan materi yang akan disajikan.

- Pilih format sajian sesuai karakteristik materi yang disajikan (misalnya; game,

kuis, dll)

- Bumper Tune dibuat animasi tiga dimensi yang mewakili identitas program.

- Teaser (pembuka) berupa adegan yang menggambarkan materi yang akan

dibahas atau montage shot (cuplikan gambar), dan bisa juga dalam bentuk

komedi atau tragedi untuk menarik perhatian penonton.

- Isi bagian visual dengan perintah deskripsi atau gunakan istilah teknis

pertelevisian.

16

Page 18: 141593595 Modul Pembuatan Video

- Utamakan visual gerak, berwarna, kalau bisa tiga dimensi, dan detail sesuai

narasi

- Penulisan Caption harus sesuai kaidah bahasa dan singkat, tidak lebih dari

lima baris.

- Sajikan materi dengan menarik, jelas, dan mudah diingat penonton.

- Repetisi atau pengulangan tidak persis sama dengan sajian materi.

- Latihan dibuat dalam bentuk soal tertutup (pilihan ganda), sebagai bentuk

penguatan sajian materi.

- Kolom audio diberi musik, sound effect, dialog, presenter, direct sound,

embience, narator sesuai dengan kebutuhan. Audio sebagai penguat atau

penjelasan visual yang masih belum jelas.

- Narasi sebaiknya tidak menggurui, kalimat tidak terputus-putus, bersifat

memotivasi, dialog disesuaikan dengan situasi dan kondisi, kalau presenter

sebaiknya komunikatif, singkat, dll.

- Dan lain sebagainya.

6. Pengkajian Naskah

Setiap naskah harus dikaji oleh ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa. Ahli materi

mengkaji aspek sajian materi dan aspek pembelajaran. Dari aspek materi misalnya:

kesesuaian materi dengan kurikulum (standar isi) kebenaran, kecukupan, dan ketepatan

pemilihan aplikasi atau contohnya.

Ahli media mengkaji dari aspek penyajian (media), misalnya: kemenarikan penyampaian

materi tersebut sesuai karakteristik media video, karakteristik pemain, perwatakan,

animasi, adegan, konflik, musik, sound effect, format program, alur program dll.

Sedangkan ahli bahasa mengkaji kaidah dan pilihan kata sesuai dengan karakteristik

sasaran.

Ahli bahasa mengkaji dari aspek kebahasaan. Aspek ini meliputi: pilihan kata,

penggunaan kalimat, hubungan antar paragraf, tanda baca, ejaan, dsb.

Khusus untuk naskah bagi pendidikan informal, misalnya berupa sinetron, kartun, dan

sebagainya, perlu juga dikaji oleh ahli psikhologi.

Naskah dinyatakan final dan siap untuk diproduksi apabila sudah disetujui dan

ditandatangani oleh ketiga pengkaji tersebut. Di sinilah kegiatan akhir dari praproduksi.

Naskah yang sudah dinyatakan final/laik produksi selanjutnya diserahkan kepada

Sutradara untuk diproduksi.

17

Page 19: 141593595 Modul Pembuatan Video

SIMPULAN Tahap praproduksi merupakan tahap perancangan/perencaaan yang akan menjadi kunci

keberhasilan tahap selanjutnya. Di dalam tahap praproduksi khusus untuk media

video/pembelajaran berbeda dengan nonpembelajaran. Perbedaan itu terletak pada mulai

pencarian ide/eksplorasi gagasan sampai tahap penentuan tujuan, sasaran, penentuan

materi. Media video/televisi pembelajaran harus mengacu kurikulum, sedangkan

nonpembelajaran bebas.

Naskah media video/televisi pembelajaran harus dikaji oleh ahli materi, ahli media, dan ahli

bahasa. Khusus untuk naskah sinetron dan kartun ditambah ahli psikologi.

LATIHAN Jelaskan mengapa naskah video/televisi pembelajaran harus didasarkan pada kurikulum?

18

Page 20: 141593595 Modul Pembuatan Video

Kegiatan Belajar 3

PRODUKSI TUJUAN Setelah mempelajari kegiatan 3, peserta pelatihan diharapkan dapat menjelaskan tahapan

dalam kegiatan produksi media video pembelajaran, yaitu:

1. Rembuk Naskah (script conference)

2. Penentuan Tim Produksi ( Production Crews)

3. Membuat Shooting Script

4. Penyusunan Anggaran

5. Pemilihan Pemain (Casting)

6. Pencarian Lokasi Shooting (Hunting)

7. Rapat Tim Produksi (Production Meeting)

8. Setting Lokasi /Blocking Area (Location Set)

9. Pengambilan Gambar (Shooting)

URAIAN MATERI Setelah naskah diterima oleh Sutradara, untuk melakukan kegiatan produksi, maka langkah-

langkah kegiatan yang dilakukan yaitu :

1. Rembuk Naskah (Script Conference)

Setelah Sutradara menerima dan mempelajari naskah, maka Sutradara meminta kepada

Produser untuk dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli

media. Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap

naskah, sehingga apabila diproduksi diharapkan tidak terjadi kesalahan yang fatal. Hasil

dari rembuk naskah adalah Sutradara memahami naskah dengan baik sesuai dengan

kemauan penulis, pengkaji materi, media, dan bahasa. Dengan demikian Sutradara

akan mengubah naskah menjadi bahasa visual dan audio yang terintegrasi sehingga

menjadi sebuah media pembelajaran yang enak ditonton dan bermanfaat.

2. Pembentukan Tim Produksi (Production Crews)

Setelah Sutradara memahami naskah dengan baik, langkah selanjutnya adalah

membentuk Tim Produksi. Tim produksi atau kru produksi, biasa juga disebut kerabat

kerja merupakan sekumpulan orang yang mempunyai profesi atau keahlian berbeda-

beda tetapi setelah disatukan menjadi sebuah tim yang kompak sehingga menghasilkan

sebuah karya yang luar biasa.

19

Page 21: 141593595 Modul Pembuatan Video

Tim produksi dapat berjumlah besar dan dapat juga kecil, hal ini tergantung dari

seberapa kompleks naskah yang akan diproduksi. Apabila kompleks, rumit, dan besar,

maka tim produksinya besar dan lengkap, sedangkan apabila sederhana dan hanya

sedikit yang diproduksi, maka tim produksinya kecil. Tim produksi yang besar terdiri dari:

- Produser

- Sutradara + asisten

- Cameraman + asisten

- Soundman + asisten

- Lightingman + asisten

- Teknisi + Assisten

- VTRman (Juru Rekam)

- Switcherman (Pemadu gambar)

- Floor Manager

- Unit Manager/Pimpinan Unit

- Editor + asisten

- Animator

- Penata Musik

- Penata Artistik + asisten

- Penata Rias + asisten

- Pembantu Umum

- Pengemudi

Kolaborasi professi di atas adalah kondisi ideal dalam sebuah produksi program

video/televisi, hal tersebut sifatnya kondisional. Mereka memiliki tugas yang berbeda

namun harus terintegrasi satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu mereka harus

memiliki kekompakan yang baik, saling melengkapi, dan bekerjasama, mengingat

semua saling ketergantungan agar mendapatkan produk yang berkualitas. Jika terjadi

kekurangan personel maka kadang kala seorang crew bisa memiliki professi ganda agar

pekerjaan dapat tertangani. Kondisi seperti memang dapat dilakukan selama professi

rangkap tersebut tidak berjalan pada waktu yang bersamaan, sebagai contoh

cameraman merangkap editor, hal ini karena editor bekerja pada waktu paska produksi,

Sutradara merangkap Assisten atau tidak ada assisten dsb. Selain itu pula sebaiknya

pemegang rangkap professi tsb benar-benar memiliki kapabilitas yang memadai baik

dari sisi skil maupun kondisi fisik.,.dan sebagainya. Prinsipnya jumlah tim dalam

produksi cukup fleksibel, tergantung kondisi pekerjaan yang dihadapi.

20

Page 22: 141593595 Modul Pembuatan Video

3. Membuat Shooting Script

Setelah tim produksi terbentuk dan masing-masing sudah mempelajari naskah, maka

mereka melakukan rapat untuk membuat Shooting Script/story board (naskah untuk

pengambiln gambar) di dalam naskah ini terdapat gambaran secara lengkap setiap

adegan bahkan shot (gambara), misalnya siapa yang muncul, bagaimana gerakan, di

mana posisi obyek, dan melakukan apa, kemudian di mana posisi kamera dan angle

camera serta bagaimana cara pengambilan gambarnya, apakah secara tilt up, tilt down,

follow, atau yang lain, kemudian di mana lampu dan bagaimana suasana yang ingin

diciptakan, dan masih banyak lagi lainnya. Hal ini dilakukan sesuai dengan tuntutan

naskah.

4. Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran disusun berdasarkan pertimbangan berbagai hal yaitu:

- Lamanya syuting

- Jumlah tim produksi

- Lokasi : di studio, di luar studio, jauh dekatnya dan berapa tempat

- Pemain : bintang atau bukan dan jumlahnya

- Peralatan yang dipakai

- Setting dan properti yang diperlukan.

- Faktor kesulitan (stuntman, animasi)

- Musik (buat sendiri atau beli hak cipta)

- Dan lain sebagainya.

5. Pemilihan Pemain (Casting)

Jika suatu program memerlukan pemain, maka pemain harus dipilih sesuai dengan

tuntutan naskah. Kesalahan pemilihan pemain, atau karakter pemain, menyebabkan

kesalahan penyampaian materi atau menjadi tidak menarik. Pemain merupakan salah

satu kunci keberhasilan, memakai bintang atau tidak harus dipertimbangkan dengan

matang, sebab ada untung dan ruginya. Untungnya yaitu sajian lebih menarik dan orang

suka menonton bintang, kerugiannya biayanya mahal. Bukan bintang harus

dipertimbangkan bahwa mereka betul-betul dapat menjiwai karakter yang dituntut dalam

naskah.

6. Pencarian Lokasi (Hunting)

Pemilihan lokasi untuk pengambilan gambar harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan

naskah. Kalau ingin mengubah lokasi syuting demi pertimbangan penghematan, perlu

dibicarakan ketika rembuk naskah, atau jika dimungkinkan karena adanya teknologi

21

Page 23: 141593595 Modul Pembuatan Video

(chroma key, virtual, dsb). Kalau sebab akan berakibat fatal dan ditokal ketika preview.

Lokasi syuting dapat dil luar atau di studio tergantung dari kemudahan dan efektifitas

dari pengambilan gambar dan tuntutan naskah. Sebab semua yang ada di naskah

sudah dipertimbangkan efektifitas untuk penyampaian pesan.

7. Rapat Tim Produksi (Production Meeting)

Di dalam pertemuan ini dilakukan diskusi teknis pelaksanaan produksi, masing-masing

profesi menyampaikan persiapan yang sudah dan sedang dilakukan serta mencari

solusi permasalahan yang belum terselesaikan. Alat, bahan, dll sesuai dengan tugasnya.

Di dalam pertemuan ini harus sudah ditemukan:

- Jadwal syuting;

- Dana;

- Lokasi;

- Pemain;

- Perizinan;

- Kostum dan make up

- Kamera;

- Jenis lampu;

- Alat pendukung;

- Transportasi, konsumsi, dan akomodasi;

- Keamanan;

- Properties;

- Musik;

- dan lain sebagainya.

8. Setting Lokasi (Blocking Area /Location Set) Sebelum malakukan pengambilan gambar Sutradara bersama sama tim produksi

mengadakan penataan lokasi dan setting properti sesuai yang dibutuhkan dalam naskah.

Prosedur ini berlaku untuk perencanaan shoting baik di dalam maupun luar studio.

Disamping itu pula penempatan camera(camera blocking) sudah harus tergambarkan

dalam areal ini.

9. Pengambilan Gambar Setelah semua persiapan telah selesai dilakukan, langkah selanjutnya yaitu produksi

atau pengambilan gambar. Kegiatan produksi merupakan kegiatan untuk merubah ide

dalam bentuk naskah ke bentuk gambar dan atau suara. Kegiatan Produksi harus

22

Page 24: 141593595 Modul Pembuatan Video

mencari dan mendapatkan gambar dan atau suara dengan kualitas prima sesuai yang

diinginkan (sesuai Naskah, Shooting Script, Story Board).

Gambar yang kita saksikan di pesawat televisi, dihasilkan dari kerja sebuah Video

Camera, tetapi jika yang kita saksikan hanya gambar saja, maka dapat dipastikan

tayangan itu tidak menarik, karena itu diperlukan Microphone dan peralatan audio

lainnya untuk melengkapi gambar tayangan dengan suara atau audio, selanjutnya

gambar yang dihasilkan dari Video camera dan Suara yang dihasilkan Microphone

digabungkan dalam suatu media penyimpanan dengan menggunakan Recorder.

a. PRINSIP KERJA KAMERA Secara umum prinsip kerja kamera dapat digambar seperti di bawah ini:

b. VIDEO KAMERA Prinsip kerja video kamera dapat digambarkan sebagai berikut:

• Pembentukan gambar melalui scanning

• Pakai C C D & Electronics circuit

23

Page 25: 141593595 Modul Pembuatan Video

• Menyimpan gambar & suara pada media Magnetic Tape (Video Tape). Kamera

produk mutakhir media penyimpanan gambar dan suara menggunakan Disc

dan HardDisc (HDD)

• Output langsung dapat dilihat pada Video Monitor

• Dilengkapi dengan Video Tape Recorder (VTR) dan Microphone

Digital Video Camera by Hanoch Tahapary

5

(HOME USED CAMERA)

CATEGORY OF VIDEO CAMERA

1. CONSUMER VIDEO CAMERA

24

Page 26: 141593595 Modul Pembuatan Video

Digital Video Camera by Hanoch Tahapary

6

2. PROSUMER VIDEO CAMERA ( SEMI PROF. CAMERA)

Digital Video Camera by Hanoch Tahapary

7

3. PROFESSIONAL VIDEO CAMERA

25

Page 27: 141593595 Modul Pembuatan Video

Digital Video Camera by Hanoch Tahapary

8

4. BROADCASTING VIDEO CAMERA(Studio Camera)

c. PENGGUNAAN KAMERA

Secara umum dalam pemanfaatannya, kamera digunakan untuk pencarian berita

atau ENG (Electronic News Gathering) dan kelompok profesional EFP (Electronic

Field Production)

VIDEO CAMERA

ENG – CAMERA ( Electronic News Gathering )

EFP Camera(Electronic Field Production )

26

Page 28: 141593595 Modul Pembuatan Video

Digital Video Camera by Hanoch Tahapary

45

CAMERA MOUNTING/ SUPPORTING

TRIPOD

d. MODEL KAMERA DARI SISI Prosesor - TVBE/Tabung

- CCD (Copel Charger Devise)

Digital Video Camera by Hanoch Tahapary

35

CC Filter

PRISMA BLOCK & CCD

27

Page 29: 141593595 Modul Pembuatan Video

- Digital

Digital Video Camera by Hanoch Tahapary

1

DIGITAL VIDEO CAMERA

• BETACAM SX• DVCAM• DVCPRO• Mini DV• DV Professional

Long Shot Full Shot Medium Shot

Medium Close Up

Terminologi Shot

Close Up Extreme Close Up

Bahasa Visual Kamera Gerak Kamera dapat dikelompokkan menjadi :

• TILTING ( Tilt Up , Tilt Down )

• PANNING (Pan Left, Pan Rigth)

• TRACKING (Track In, Track Out)

• ZOOMING (Zoom In, Zoom Out)

• Crabbing/Dollying ( Crab L, Crab R )

28

Page 30: 141593595 Modul Pembuatan Video

Mounting

Shoulder Mount Pedestal Mount

Tripod Mount Crane Mount

Track Mount

Camera Moving

29

Page 31: 141593595 Modul Pembuatan Video

Camera Moving

Tipe Shots:

Pengambilan gambar atau gambar yang dihasilkan dari sebuah kamera dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

• Close-Up (CU)

• Big Close-Up (BCU) / Extrim Close Up

• Medium Close Up (MCU)

• Long shot (LS)

• Medium Long Shot(MLS)

• Full Shot(FS)

Long Shot Full Shot Medium Shot

Medium Close Up

Terminologi Shot

Close Up Extreme Close Up

30

Page 32: 141593595 Modul Pembuatan Video

BASIC SHOT

LS

MLS

MS

CU

BCU

ECU

PENGEMBANGAN SHOT

Camera Angle : Penempatan tinggi kamera sangat menentukan titik pandang mata penonton dalam

menyaksikan suatu adegan, sekaligus membangun kesan psikologis penonton

terhadap object tersebutLow Angle (pengambilan gambar dari bawah objek)

• High Angle (pengambilan gambar dari atas objek)

• Eye Level (pengambilan gambar sejajar dengan objek)

31

Page 33: 141593595 Modul Pembuatan Video

Camera Angle

HIGH ANGLE SHOT & LOW ANGLE SHOT

32

Page 34: 141593595 Modul Pembuatan Video

NORMAL / LEVEL SHOT

Komposisi

• Garis Imaginer

• Jumping

• Looking room /Nose room

• Head room

• Walking room

MICROPHONE Microphone merupakan alat untuk menangkap suara yang kita inginkan sesuai

dengan kebutuhan naskah. Suara yang diambil dapat bermacam-macam,

misalnya ambiens (suara sekitar kita), direct sound (suara aslinya), sound effect

(suara yang mendukung suatu kejadian/ situasi),

Digital Video Camera by Hanoch Tahapary

43

M I C R O P H O N E

DEFINISIMerupakan peralatan transducer untuk menerima getaran suara darisumber suara dan merubahnyamenjadi signal electrics (disebutdengan nama Signal Audio)

33

Page 35: 141593595 Modul Pembuatan Video

PERALATAN PENANGKAP SUARA

OMNI DIRECTION ( Tangkapan seluruh arah )

UNI DIRECTION ( Tangkapan satu arah )

BI –Direction (Tangkapan dua arah )

Microphone Jenis-jenis mikropon yang biasa digunakan untuk produksi video/televisi antara

lain :

• Hand Mic,

• Clip-On Mic,

• Gun Mic,

• Shots Gun

Clip – On Microphone

Short Gun Mic

Gun Mic

34

Page 36: 141593595 Modul Pembuatan Video

Karakter

• Omni direction

• Bi direction

Berbagai macam Microphone

Dengan Karakteristiknya

Proses kerja Mikropon:

• Ribbon

• Dinamic

• Condensor

• Digital

MEDIA PENYIMPANAN Untuk menyimpan hasil pengambilan gambar dapat dalam:

• Video cassette (Home use , professional, broadcast quality)

• Video Disk (Hard disc, disc)

35

Page 37: 141593595 Modul Pembuatan Video

MEDIA PENYIMPANAN

VIDEO KASET

HOME USE VHS, V8, BETAMAX

PRO SVHS, Hi-8, Mini DV

BROADCAST BETACAM, DV-Cam

MEDIA PEREKAM

• Video casset recorder (VCR)

• Video Tape recorder (VTR)

• Video Disc Recorder TATA CAHAYA Prinsip Tata cahaya - Cahaya alam

- Cahaya buatan Konversi cahaya - Cahaya alam ke cahaya buatan

- cahaya buatan ke Cahaya alam

Teknik dasar Tata cahaya o Key light

o Back light

o Fill Light

Hasil dari pengambilan gambar dan suara adalah kumpulan gambar dan suara yang

jumlahnya sangat banyak dan masih bersifat acak. Gambar dan suara tersebut

belum mempunyai makna dan harus disusun supaya mempunyai makna sesuai

keinginan naskah.

36

Page 38: 141593595 Modul Pembuatan Video

SIMPULAN Ada beberapa tahap yang harus dipahami ketika kita akan memproduksi sebuah program

video. Tahapan tersebut harus dilakukan agar kita menghasilkan sebuah karya yang

memuaskan. Setiap tahap merupakan langkah yang akan menentukan tahapan berikutnya.

Untuk mengambil gambar dan suara harus kita sesuaikan dengan kebutuhan dan sarana

yang ada. Kalau kita hanya mempunyai handicam, maka kualitas gambar dan suara sudah

kita ketahui, sedangkan kalau untuk kualitas siar, maka kita harus juga memakai kamera dan

peralatan perekam suara yang sesuai dengan kualitas stasiun televisi yang menyiarkannya.

LATIHAN Apakah handicam dapat mengambil gambar dan suara untuk dikirimkan ke stasiun televisi?

Bentuk informasi apa yang cocok dengan kondisi demikian?

37

Page 39: 141593595 Modul Pembuatan Video

Kegiatan Belajar 4

PASCA PRODUKSI

TUJUAN Setelah mempelajari kegiatan ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menjelaskan langkah-

langkah kegiatan pascaproduksi yang meliputi:

1. Editing 2. Mixing 3. Preview 4. Uji coba 5. Distribusi

URAIAN MATERI Setelah produksi (pengambilan gambar) sudah selesai dilakukan, tahap selanjutnya yaitu

pasca produksi. Kegiatan pasca produksi langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan yaitu:

1. EDITING Editing adalah merangkai gambar dengan gambar, gambar dan suara dengan gambar,

suara dengan suara menjadi satu rangkaian yang kronologis sehingga mampu

menyampaikan pesan sesuai dengan naskah, dan enak ditonton, menghibur. Kegiatan

ini adalah gabungan antara seni dan teknik dari bahan dasar berupa potongan gambar

dan suara atau populer dengan nama clip, yang dipadukan dan diolah sehingga

mempunyai arti dan makna yang jelas.

Proses seni dalam video editing terdiri dari apa saja bagian yang diambil, dihapus atau

digabungkan dari berbagai sumber agar menjadi satu, masuk akal dan enak untuk dilihat.

Sementara proses teknik meliputi kemampuan untuk mewujudkan ide dari seni itu

sendiri, bagaimana hasil seni itu bisa dinikmati oleh orang lain, bisa berupam Film,

Casset Video maupun piringan Cakram (Video CD DVD ).

Pada dasarnya pengertian editing adalah menghubungkan antara shot/visual atau suara

dengan shot/visual atau suara yang lain dengan menggunakan bentuk transisi tertentu

agar menjadi kesatuan informasi yang berkesinambungan. Tiga bentuk edit atau

penyambungan gambar yaitu : Cut. Mix. Fade.

CUT

Dipergunakan untuk :

- Kontinyuitas gerak/action yang relaif cepat.

- Menunjukkan sesuatu yang saling berkaitan ( impact )

- Perubahan informasi atau tempat

- dll

38

Page 40: 141593595 Modul Pembuatan Video

MIX/ DISOLVING

Dipergunakan untuk :

- Perubahan waktu

- Menyampaikan dua infonnasi dalam satu frame

- Perubahan waktu setempat secara perlahan

- Flashback, bayangan pikiran

- DIl

FADE

Fade in ( From black screen to full image ) Dipergunakan untuk:

- permulaan program

- permulaan scene

- perubahan waktu

- perubahan lokasi

- dll

FADE

Fade in ( From black screen to full image ) Dipergunakan untuk:

- permulaan program

- permulaan scene

- perubahan waktu

- perubahan lokasi

- dll

Fade out ( From fun image to black screen ) Dipergunakan untuk:

- ending program

- ending scene

- perpindahan waktu

- perpindahan lokasi

39

Page 41: 141593595 Modul Pembuatan Video

Editing yang total mengandung unsur : Motivasi :

mengapa menggunakan cut" mix" atau fade

Informasi :

setiap shot adalah informasi sehingga setiap pergantian shot harus ada

informasi baru

Komposisi :

editing tidak hanya sekedar menyambung visual atau

suara saja,tetapi juga menyeleksi komposisi gambar

yang baik dan layak sebagai bahan editing

Suara :

menyambung dialog, menempatkan suara ( Narasi atau

illustrasi atmosphere) yang tepat, sesuai dengan visual dan sesuai tujuan dalam

membangun image, dan emosi.

Sudut pandang kamera : Variasi penyajian visual dengan berbagai sudut pandang, tetapi tetap menjaga

kesinambungan informasi yang disampaikan.

Kontinyuitas :

kontinyuitas pesan, kontinyuitas,gerak, kontinyuitas posisi, Kootinyuitas suara.

a. Jenis editing - Linear editing Linear editing hanya mengandalkan pada hasil gambar yang direkam kamera,

dan sangat bergantung pada orang yang mengoperasikan kamera, biasanya

dalam pengambilan gambar mengikuti urutan yang sudah direncanakan, karena

dalam prosesnya gambar yang diambil berupa duplikat atau copy dari master

shootingnya sehingga banyak terjadi penurunan kwalitas gambar akibat dari

proses editing.

Saat ini linear editing sudah banyak ditinggalkan karena sangat mahal,

sebaliknya editing non linear sudah sangat murah dan kwalitas gambar dan

suara yang cukup baik. Adanya standar membantu menjaga mutu gambar

terutama setelah para pembuat komputer mengikuti format gambar DV (Digital

Video) yang banyak dipakai oleh para pembuat kamera sehingga penurunan

mutu gambar pada saat proses capturing bisa diminimalisasi.

40

Page 42: 141593595 Modul Pembuatan Video

• Non Linear Editing Metode editing ini menggunakan komputer untuk melakukan proses editing.

Proses ini hampir seluruhnya dilakukan secara digital dan tidak

menggunakan proses mekanik terkecuali dalam meng-import dan meng-

eksport hasil akhir kedalam kaset atau CD. Editing ini pada dasarnya

menggunakan metode “cut and Paste”

Pada saat ini proses untuk mentansfer gambar dari kamera ke komputer

sudah sangat mudah karena adanya interface yang kadang sudah

terintegrasi pada matherboard komputer bahkan notebook yaitu port

firewire atau port 1394.

Perangkat lunak atau sofeware editing sudah sangat banyak dan mudah

digunakan dan tidak memerlukan hardware kecuali untuk external monitor.

Konsep dan aturan dasar proses editing video adalah sama, tetapi bekerja

pada lingkungan digital sehingga memungkinkan editor menjadi lebih

kreatif dan bebas pada setiap langkah editing, seperti merevisi dan

memperbaiki hasil editan tanpa menurunkan mutu gambar.

Proses video editing menjadi lebih mudah, seperti memindahkan scene

atau urutan gambar cukup dengan di ”cut and paste” sekaligus

menambahkan efek dan judul. Dengan editing digital, setelah video selesai

bisa disimpan ke kaset untuk kemudian di tonton kembali atau di duplikat

ke media lain seperti CD atau DVD . Komputer non-linear editing harus

mempunyai kombinasi yang baik antara Ram, Hardisk dan OS, adanya

konflik antara hardware, software dan komponen lainnya, dapat

menyebabkan crash, hasil akhir yang direkam ke kaset dapat beragam,

seperti lompat atau skipped frames (adanya frame yang hilang). Kunci

41

Page 43: 141593595 Modul Pembuatan Video

dasar untuk menjadi editor video yang sukses adalah waktu, kesabaran,

pemahaman pada alat yang digunakan, dan selalu mencari ide-ide baru

yang inovatif, ingat video editing adalah gabungan antara teknik dan seni

yang dinamis.

EDITING NON - LINEAR

b. Perangkat Lunak Editing

Saat ini perangkat lunak (sofware) editing sangat beragam dari yang kelas High – end sampai yang Low – end semua perangkat lunak ini mempunyai kelebihan dan

kekurangannya masing-masing, sebagai user kita harus pandai dan tahu apa yang

kita butuhkan. Dari sekian banyak perangkat lunak yang tersedia, yang mudah

penggunaannya adalah Adobe Premiere, untuk itu dalam pelatihan ini saya akan

menggunakan adobe premiere pro karena pada dasarnya kalau kita sudah

memahami cara kerja perangkat lunak editing satu saja maka yang lain pasti akan

mudah dipelajari.

2. MIXING Mixing merupakan kegiatan memadukan gambar dan suara agar menjadi satu kesatuan

program yang enak dilihat dan didengar. Dalam memadukan gambar dapat memadukan

2 atau lebih gambar agar dapat tampil dalam satu frame, di samping itu juga

memadukan suara dengan suara agar menjadi satu kesatuan yang enak didengar.

3. Preview

Setelah editing dan mixing selesai dilakukan, maka media video/televisi dinyatakan siap

dipreview. Preview melibatkan Sutradara, ahli materi, ahli media, dan penulis. Kegiatan

preview atau istilah di alam evaluasi disebut expert judment untuk melihat apakah media

yang dibuat sesuai dengan perencanaan (naskah).

42

Page 44: 141593595 Modul Pembuatan Video

Aspek yang dinilai di dalam preview media video/televisi yaitu:

a. Ahli materi

- Materi

- Pembelajaran

b. Ahli Media

- Media (sesuai karakteristik TV)

- Teknis (gambar, suara, pemain, tulisan, sudut pengambilan gambar, komposisi,

seting, propertis, kostum, musik, animasi. Dll)

c. Ahli Bahasa

- Pilihan kata

- Penggunaan kalimat

- Hubungan antar paragraf

d. Ahli psikologi

- Kesesuaian dengan sasaran

- Dampak/efek psikologis tayangan.

Apabila ada kekeliruan atau kekurangan, maka disarankan untuk direvisi. Semua ahli

bertanggung jawab sesuai dengan keahliannya.

4. Uji coba

Program yang sudah selesai diproduksi dan dipreview, kemudian diujicobakan ke

lapangan. Uji coba sangat perlu, karena kadang apa yang dikonsep oleh penulis dan

para ahli belum tentu sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal ini terutama yang

berkaitan dengan pemilihan aplikasi atau penerapan konsep dan pilihan kata atau

bahasa. Kadang menurut kita bahasa sudah mudah dipahami, tetapi ternyata di

lapangan siswa tidak paham dengan apa yang kita makusd. Hasil dari uji coba

merupakan masukan untuk dilakukan revisi atau langsung dapat dipakai untuk media

pembelajaran di kelas atau disiarkan.

5. Revisi

Setelah uij coba dilakukan, kalau ada masukan dari lapangan, maka harus direvisi

sesuai masukan. Kadang masukannya sangat mendasar, dalam kondisi ini kalau perlu

naskah ditulis ulang atau cukup direvisi bagian-bagian yang perlu saja.

43

Page 45: 141593595 Modul Pembuatan Video

6. Distribusi/Siaran

Setelah semua sudah sesuai dengan perencanaan dan cocok untuk dimanfaatkan di

lapangan, maka tahapan terakhir yaitu distribusi atau disiarkan.

SIMPULAN Tahapan pasca produksi merupakan tahap akhir dari pembuatan media video. Tahap ini

merupakan sentuhan akhir sebelum dimanfaatkan atau disiarkan. Setiap tahap memerlukan

ketelitian dan orang-orang yang memahami video/televisi.

Setelah selesai pada tahap ini harus dikembalikan lagi ke tahap perencaanaan yaitu

ide/gagasan yang tertuang dalam naskah. Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap dampak

atau manfaat dari media video tersebut bagi sasaran/penonton dan daya serap materi yang

tertuang di dalam media. Apabila sasaran memahami materi yang dijelaskan dan senang

pada waktu menonton, maka media tersebut dikatakan berhasil, baik sebagai tuntunan dan

sekaligus tontonan.

LATIHAN Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan editing dan mixing? Apakah kedua kegiatan

tersebut dapat dilakukan bersamaan?

44

Page 46: 141593595 Modul Pembuatan Video

PENUTUP

Pengembangan media video/televisi pembelajaran melalui tahapan-tahapan yang cukup

panjang. Tahapan tersebut harus dilakukan secara berurutan, artinya tidak dapat melompat

dari tahap satu langsung ke tahap lima, atau sembilan. Kebenaran dalam melakukan tiap

tahapan menjamin kebenaran pada tahap selajutnya.

Pembuatan media video/televisi merupakan kerja kelompok. Kekompakan dari unsur-unsur

yang terlibat pada tiap tahapan sangat menentukan kualitas dari produk yang dihasilkan.

Pada tahap praproduksi melibatkan berbagai ahli yaitu penemuan ide/gagasan (kalau

program formal) oleh guru, sedangkan yang lain oleh penulis naskah, ahli materi, ahli media,

ahli bahasa, dan psikolog.

Tahap produksi melibatkan tim produksi yang terampil pada bidangnya masing-masing,

produser, sutradara, kameramen, lightingman, soundman, unit manager, makeup, dsb.

Tahap akhir yaitu pascaproduksi dilakukan oleh editor untuk memilih gambar dan suara (juga

mengisi suara) sesuai tuntutan naskah yang direncanakan pada awal.

Setelah selesai dibuat dilakukan preview (evaluasi) media, untuk melihat apakah yang dibuat

benar-benar sudah sesuai dengan perencanaan yang ada pada naskah, serta efektif untuk

dimanfaatkan dan diujicobakan kepada sasaran. Hasil akhir semua kegiatan tersebut adalah

media video/televisi dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran atau

disiarkan. Semoga bermanfaat.

45

Page 47: 141593595 Modul Pembuatan Video

DAFTAR PUSTAKA - Agnes, Elisabeth, 1999. Format Program TV/Video, Pustekkom, Depdiknas. - Bittner, John R., 1991. Broadcasting and Telecommunication, third edition, Prentice-

Hall. - Comber, Peter & Tiffin, John, 1978. TV Production for Educational, Focus Press,

London. - Hancokck, Alan, 1976. Producing for Educational Mass Media, Unesco Press Paris. - Kusnandar, 1999. Perencanaan Produksi Media Televisi/Video, Pustekkom, Depdiknas. - Kuswandi, Wawan, 1996. Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Televisi, Rineka Cipta,

Jakarta. - Kasali, Rhenald, 1995. .Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya, PAU

Ekonomi UI, Jakarta, - Siswosumarto, Sandjaja. 1994. Program Televisi Pendidikan Sekolah, Depdiknas,

Jakarta. - Surmanek, Jim, 1986. Media Planning, NTC Business Books, Lincolnwood Illionis USA. - Wahyudi, J.B. 1994. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, Gramedia, Jakarta. - Wardwell, Douglas, 1981. Television Production Handbook, Tab Book Inc, USA.

46

Page 48: 141593595 Modul Pembuatan Video

TES AKHIR MODUL

1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan media video/televisi sebagai media

pembelajaran.

2. Sebutkan dan jelaskan tiga tahapan besar dalam pembuatan media video/televisi

pembelajaran.

3. Jelaskan fungsi naskah dalam pembuatan media video/televisi pembelajaran.

4. Mengapa dalam menulis naskah dimulai dengan kolom visualnya terlebih dahulu?

5. Sebutkan minimal 6 profesi dalam tim produksi pembuatan media video/televisi

pembelajaran.

6. Sebutkan macam-macam gerakan kamera.

7. Sebutkan minimal lima macam istilah dalam pengambilan gambar.

8. Siapakah yang paling bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi media

video/televisi?

9. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan editing media video/televisi ?

10. Mengapa setelah pembuatan media video/televisi sebagai pembelajaran harus

dilakukan preview?

47

Page 49: 141593595 Modul Pembuatan Video

KUNCI TES AKHIR MODUL

1. Kelebihan dan kekurangan media video/televise sebagai media pembelajaran

- Kelebihan:

a) Dapat menstimulir efek gerak

b) Dapat diberi suara maupun warna

c) Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya

d) Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya

e) Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (video) control

pada pengguna.

- Kekurangan

a) Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya

b) Memerlukan tenaga listrik

c) Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya

d) Tidak dapat diputar ulang (siaran televisi) kontrol pada pengelola.

e) Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui

telepon/sms).

2. Tiga tahapan besar dalam pembuatan media video pembelajaran yaitu; praproduksi,

produksi, dan pascaproduksi.

3. Fungsi naskah dalam pembuatan media video/televise yaitu sebagai acuan dalam

produksi dalam pengambilan gambar dan pasca produksi. Semua kegiatan produksi dan

pasca produksi dilakukan berdasarkan naskah yang telah dinyatakan final.

4. Di dalam memulis naskah video/televise pembelajaran dimulai dengan kolom visual

terlebih dahulu karena inti dari sebuah tayangan video/televise adalah gambar,

sedangkan kolom audio adalah untuk mendukung atau memperjelas gambar supaya

tayangan menjadi lebih menarik dan lengkap.

5. Profesi yang terlibat dalam kegiatan produksi pembuatan media video/televise adalah:

a. Produser

b. Sutradara + asisten

c. Cameraman + asisten

d. Soundman + asisten

e. Lightingman + asisten

f. Teknisi + Assisten

g. VTRman (Juru Rekam)

h. Switcherman (Pemadu gambar)

i. Floor Manager

48

Page 50: 141593595 Modul Pembuatan Video

j. Unit Manager/Pimpinan Unit

k. Editor + asisten

l. Animator

m. Penata Musik

n. Penata Artistik + asisten

o. Penata Rias + asisten

6. Macam-macam gerakan kamera.

- Panning

- Tillting

- Tracking

- Craning

- Zooming

7. Sebutkan minimal lima istilah dalam pengambilan gambar.

- CU : close up

- MCU : medium close up

- MS : medium shot

- ECU : extrem close up

- LS : long shot

- Dll

8. Yang paling bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi media video/televisi adalah

sutradara, sebab sutradara adalah ketua tim produksi.

9. Editing media video/televisi pemilihan dan penyambungan gambar dan suara dari

kumpulan gambar dan suara yang telah selesai dilakukan dalam kegiatan produksi,

sehingga menjadi sebuah tayangan yang utuh dan bermakna sesuai dengan tuntutan

naskah.

10. Setelah selesai pembuatan media video/televisi pembelajaran harus dilakukan preview,

sebab untuk mengetahui apakah media yang telah selesai dibuat sesuai dengan

perencaaan awal di naskah atau tidak. Preview merupakan kegiatan evaluasi yang

dilakukan oleh ahli-ahli, yaitu ahli materi, ahli media, ahli bahasa, kadang ditambah

psikolog, serta didampingi oleh sutradara. Dalam kegiatan ini untuk mengevaluasi akhir

sebelum media diujicobakan ke lapangan.

49

Page 51: 141593595 Modul Pembuatan Video

Lampiran:

50

Page 52: 141593595 Modul Pembuatan Video

IDENTIFIKASI PROGRAM 01. MATA PELAJARAN : IPS – EKONOMI 02. T O P I K : Mengapa Langka 03. JUDUL : MENGAPA LANGKA 04. NO. KODE PROGRAM : 05. SASARAN : Siswa SMA Kelas X Semester 1 06. EPISODE : 01 07. KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang langka

dan kebutuhan manusia yang tak terbatas. 08. INDIKATOR : Setelah mengikuti sajian video kaset ini, siswa dapat: a. Mendefinisikan kelangkaan ; b. Mengidentifikasikan sebab-sebab terjadinya

kelangkaan ; 09. POKOK-POKOK MATERI : Kelangkaan. 10. LAMA PUTAR : + 24 menit 11. PENULIS : .............................. 12. PENGKAJI MATERI : .............................. 13. PENGKAJI MEDIA : .............................. 14. PENGKAJI BAHASA : .............................. 14. PRODUKSI : PUSTEKKOM Depdiknas 2009 15. FORMAT : Drama 16. BUKU SUMBER : Rusdarti., IPS EKONOMI UNTUK SMA/MA KELAS X, Jakarta: Platinum.

Alam, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas X, Jakarta: Esis Losina Purnastuti Dkk, Ekonomi Untuk SMA/MA kelas X,

Jakarta:Grasindo Yudistrira. 17. CASTING/PEMAIN : - JUNED - AJENG - FIGURAN

51

Page 53: 141593595 Modul Pembuatan Video

SINOPSIS

Ajeng, juned dan teman- teman meresmikan terbentuknya KELOMPOK MAJALAH DINDING KITA, judul pertama yang mereka buat ada hubungannya dengan materi yang membahas tentang kelangkaan. Pada segmen 1 ini disampaikan tentang pengertian kelangkaan lewat dialog dan aktivitas antara Ajeng dan Juned. Sedangkan pada segmen ke 2 dijelaskan mengenai sebab- sebab terjadinya kelangkaan dengan narasi yang menjelaskan stok- stok gambar/ video yang dirangkai dengan cutting yang dinamis yang dikemas dalam segmen reportase. Pada segmen ini dihadirkan pula testimoni dari masyarakat, sehingga semua menjadi real tanpa ada rekayasa. Pada segmen ke – 3 Ajeng mengerjakan tugas kliping yang berhubungan dengan penyebab terjadinya kelangkaan. Ajeng mencari data-data tentang bencana tsunami sebagai aplikasi bahwa bencana menyebabkan kelangkaan.

52

Page 54: 141593595 Modul Pembuatan Video

TREATMENT

00. DISLATE PROGRAM

(a) Mata Pelajaran IPS – EKONOMI untuk siswa SMU Kelas X semester 1

01. Program dibuka dengan OPENING CREDIT TITLE STANDARD. 02. (TEASER)

- MONTAGE SEQUENCE: TERLIHAT RANGKAIAN STOK SHOT YANG DIRANGKAI DENGAN DINAMIS,

SEMUANYA MENJELASKAN TENTANG KELANGKAAN. GAMBAR DIMULAI DENGAN GAMBAR SEBUAH PEMUKIMAN YANG PADAT, DIPERLIHATKAN LAHAN UNTUK PEMUKIMAN SEMAKIN SEMPIT. ( PADAT BUKAN BERARTI KUMUH) LS. PEMUKIMAN PENDUDUK YANG PADAT DETAIL SHOT RUMAH- RUMAH YANG PADAT GAMBAR KEMUDIAN BERGANTI PADA AKTIVITAS WARGA YANG SEDANG MENGANTRI MINYAK TANAH / BERAS. (GAMBAR DAPAT DIAMBIL DIPASAR –PASAR) LS. ANTRIAN WARGA YANG MENGANTRI MINYAK TANAH/ BERAS DETAIL SHOT WARGA YANG MENGANTRI GAMBAR DENGAN CEPAT BERGANTI PADA AKTIVITAS MENGANTRI TIKET KERETA API (BIASANYA PADA HARI JUMAT, SAAT WEEK END BANYAK TERJADI ANTRIAN PENUMPANG KERETA API DILOKET. BAIK STASIUN SENEN, GAMBIR MAUPUN JATINEGARA <UNTUK MEMUDAHKAN PENGAMBILAN GAMBAR >) DIPERLIHATKAN JUGA TULISAN TIKET HABIS/ TEMPAT DUDUK HABIS. (INI BUKAN PULA BERMAKSUD MEMPERLIHATKAN KINERJA PT KAI YANG BURUK, TAPI SEBATAS HAL YANG MEWAKILI KELANGKAAN) LS. PENUMPANG YANG SEDANG ANTRI TIKET KERETA API DETAIL SHOT PARA PENUMPANG YANG ANTRI CU. TULISAN “TIKET / TEMPAT DUDUK HABIS” GAMBAR KEMUDIAN BERPINDAH PADA AKTIVITAS PARA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG MENGANTRI MENGISI BAHAN BAKAR DISEBUAH SPBU. TERLIHAT TULISAN BENSIN/ SOLAR HABIS ( TULISAN INI SELALU ADA DI SETIAP SPBU LS. PENGENDARA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG ANTRI DI SEBUAH SPBU CU .PAPAN BERTULISKAN BBM HABIS, ATAU BENSIN/ SOLAR HABIS TERLIHAT JUNED DAN AJENG MELINTASI JALAN RAYA, SCCOTER MERAHNYA BERKELAK- KELOK MELEWATI KENDARAAN YANG LAIN….

53

Page 55: 141593595 Modul Pembuatan Video

TIBA- TIBA SCCOTER TERBATUK- BATUK KEMUDIAN BERHENTI, MESINNYA IKUT MATI. AJENG TURUN, JUNED TAMPAK MENGAYUN ENGKOL SCCOTER, TAPI SCCOTER TAK MAU HIDUP.. HMM… JUNED NAMPAK PANIK, AJENG MEMPERHATIKAN DENGAN GELISAH.. SESEKALI IA MELIRIK JAM TANGANNYA.. AJENG MENDEKAT… JUNED MENCOBA LAGI, TIBA- TIBA IA TERINGAT SESUATU, DIBUKANYA TANGKI BENSIN, IA MENAIKKAN KEDUA PUNDAKNYA SAMBIL TERSENYUM MEMANDANG AJENG YANG DUDUK DITROTOAR SAMBIL MENOPANGKAN KEDUA DAGUNYA.. WAJAHNYA CEMBERUT (WAH BENSINNYA HABIS NIH….)

03. BUMPER PROGRAM IPS – EKONOMI: Segmen 1 (Materi 1) 04. INT/ EXT.RUANG MADING – SIANG

Peresmian kelompok Mading kita Semua bahagia menyambut kelompok Mading Kita Ajeng dan Juned kemudian berdiskusi tentang devinisi kelangkaan Kelangkaan tidak seimbangnya antara jumlah kebutuhan dengan Alat pemuas kebutuhan.

(i) Ajeng dan Juned juga mengkritisi tentang kelangkan yang sedang terjadi di Indonesia, diantaranya kelangkaan minyak tanah, BBm dan yang lainnya

05. BUMPER REPETISI – 1 06. REPETISI

MONTAGE SEQUENCE: TERLIHAT RANGKAIAN STOK SHOT YANG DIRANGKAI DENGAN DINAMIS, SEMUANYA MENJELASKAN TENTANG KELANGKAAN. GAMBAR DIMULAI DENGAN GAMBAR SEBUAH PEMUKIMAN YANG PADAT, DIPERLIHATKAN LAHAN UNTUK PEMUKIMAN SEMAKIN SEMPIT. ( PADAT BUKAN BERARTI KUMUH) LS. PEMUKIMAN PENDUDUK YANG PADAT DETAIL SHOT RUMAH- RUMAH YANG PADAT GAMBAR KEMUDIAN BERGANTI PADA AKTIVITAS WARGA YANG SEDANG MENGANTRI MINYAK TANAH / BERAS. (GAMBAR DAPAT DIAMBIL DIPASAR –PASAR) LS. ANTRIAN WARGA YANG MENGANTRI MINYAK TANAH/ BERAS DETAIL SHOT WARGA YANG MENGANTRI GAMBAR DENGAN CEPAT BERGANTI PADA AKTIVITAS MENGANTRI TIKET KERETA API (BIASANYA PADA HARI JUMAT, SAAT WEEK END BANYAK TERJADI ANTRIAN PENUMPANG KERETA API DILOKET. BAIK STASIUN SENEN, GAMBIR MAUPUN JATINEGARA <UNTUK MEMUDAHKAN PENGAMBILAN GAMBAR >) DIPERLIHATKAN JUGA TULISAN TIKET HABIS/ TEMPAT DUDUK HABIS. (INI BUKAN PULA BERMAKSUD MEMPERLIHATKAN KINERJA PT KAI YANG BURUK, TAPI SEBATAS HAL YANG MEWAKILI KELANGKAAN)

54

Page 56: 141593595 Modul Pembuatan Video

LS. PENUMPANG YANG SEDANG ANTRI TIKET KERETA API DETAIL SHOT PARA PENUMPANG YANG ANTRI CU. TULISAN “TIKET / TEMPAT DUDUK HABIS” GAMBAR KEMUDIAN BERPINDAH PADA AKTIVITAS PARA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG MENGANTRI MENGISI BAHAN BAKAR DISEBUAH SPBU. TERLIHAT TULISAN BENSIN/ SOLAR HABIS ( TULISAN INI SELALU ADA DI SETIAP SPBU LS. PENGENDARA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG ANTRI DI SEBUAH SPBU CU .PAPAN BERTULISKAN BBM HABIS, ATAU BENSIN/ SOLAR HABIS kemudian muncul CAPTION TULISAN: Kelangkaan tidak seimbangnya antara jumlah kebutuhan dengan Alat pemuas kebutuhan.

07. BUMPER LATIHAN – 1 08. LATIHAN ? EXT. RUANG MADING – SIANG

Juned memberikan doorprize dengan memberikan pertanyaan seputar kelangkaan, pertanyaan pertama dapat dijawab murid- murid, yaitu tentang pengertian kelangkaan. Pertanyaan kedua hanya ibu Ida guru ekonomi mereka yang sedari tadi mengamati peresmian kelompok mading kita yang bisa menjawab pertanyaan tentang contoh- contoh kelangkaan.

09. BUMPER OUT COMMERSIAL BREAK – 1 10. BUMPER PROGRAM IPS – EKONOMI: Segmen 2 (Materi 2)

55

Page 57: 141593595 Modul Pembuatan Video

Skenario Program Pendidikan IPS Ekonomi “ Kelompok Mading”

Karya: .............................. Segmen 1 Scene V I S U A L A U D I O

00.

01.

00. DISLATE KELOMPOK MADING IPS EKONOMI UNTUK SISWA SMU OPENING CREDIT TITLE STANDART ANIMASI LOGO DEPDIKNAS S/I: DEPDIKNAS / TV e MEMPERSEMBAHKAN PROGRAM VIDEO PEMBELAJARAN FADE OUT/ FADE IN TUNE IN PROGRAM

ILUSTRASI MUSIK

02.

MONTAGE SEQUENCE (Teaser)

TERLIHAT RANGKAIAN STOK SHOT YANG DIRANGKAI DENGAN DINAMIS, SEMUANYA MENJELASKAN TENTANG KELANGKAAN. GAMBAR DIMULAI DENGAN GAMBAR SEBUAH PEMUKIMAN YANG PADAT, DIPERLIHATKAN LAHAN UNTUK PEMUKIMAN SEMAKIN SEMPIT. ( PADAT BUKAN BERARTI KUMUH) LS. PEMUKIMAN PENDUDUK YANG PADAT DETAIL SHOT RUMAH- RUMAH YANG PADAT GAMBAR KEMUDIAN BERGANTI PADA AKTIVITAS WARGA YANG SEDANG MENGANTRI MINYAK TANAH / BERAS. (GAMBAR DAPAT DIAMBIL DIPASAR –PASAR) LS. ANTRIAN WARGA YANG MENGANTRI MINYAK TANAH/ BERAS

I/FO ILUSTRASI MUSIK

56

Page 58: 141593595 Modul Pembuatan Video

Scene V I S U A L A U D I O DETAIL SHOT WARGA YANG MENGANTRI GAMBAR DENGAN CEPAT BERGANTI PADA AKTIVITAS MENGANTRI TIKET KERETA API (BIASANYA PADA HARI JUMAT, SAAT WEEK END BANYAK TERJADI ANTRIAN PENUMPANG KERETA API DILOKET. BAIK STASIUN SENEN, GAMBIR MAUPUN JATINEGARA <UNTUK MEMUDAHKAN PENGAMBILAN GAMBAR >) DIPERLIHATAN JUGA TULISAN TIKET HABIS/ TEMPAT DUDUK HABIS. (INI BUKAN PULA BERMAKSUD MEMPERLIHATKAN KINERJA PT KAI YANG BURUK, TAPI SEBATAS HAL YANG MEWAKILI KELANGKAAN) LS. PENUMPANG YANG SEDANG ANTRI TIKET KERETA API DETAIL SHOT PARA PENUMPANG YANG ANTRI CU. TULISAN “TIKET / TEMPAT DUDUK HABIS” GAMBAR KEMUDIAN BERPINDAH PADA AKTIVITAS PARA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG MENGANTRI MENGISI BAHAN BAKAR DISEBUAH SPBU. TERLIHAT TULISAN BENSIN/ SOLAR HABIS ( TULISAN INI SELALU ADA DI SETIAP SPBU LS. PENGENDARA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG ANTRI DI SEBUAH SPBU CU .PAPAN BERTULISKAN BBM HABIS, ATAU BENSIN/ SOLAR HABIS TERLIHAT JUNED DAN AJENG MELINTASI JALAN RAYA, SCCOTER MERAHNYA BERKELAK- KELOK MELEWATI KENDARAAN YANG LAIN…. TIBA- TIBA SCCOTER TERBATUK- BATUK KEMUDIAN BERHENTI, MESINNYA IKUT MATI. AJENG TURUN, JUNED TAMPAK

AJENG :

Gimana Ned..? bisa nyala ngga ..? Sebentar lagi telat nih… JUNED : … biasanya kagak begini, Sebentar ye gue cobe lagi..

wah ni vespa kagak mau diajak kerje same…

57

Page 59: 141593595 Modul Pembuatan Video

Scene V I S U A L A U D I O MENGAYUN ENGKOL SCCOTER, TAPI SCCOTER TAK MAU HIDUP.. HMM… JUNED NAMPAK PANIK, AJENG MEMPERHATIKAN DENGAN GELISAH.. SESEKALI IA MELIRIK JAM TANGANNYA.. AJENG MENDEKAT… JUNED MENCOBA LAGI, TIBA- TIBA IA TERINGAT SESUATU, DIBUKANYA TANGKI BENSIN, IA MENAIKKAN KEDUA PUNDAKNYA SAMBIL TERSENYUM MEMANDANG AJENG YANG DUDUK DITROTOAR SAMBIL MENOPANGKAN KEDUA DAGUNYA.. WAJAHNYA CEMBERUT (WAH BENSINNYA HABIS NIH….) DISSOLVE TO

03.

BUMPER PROGRAM IPS – EKONOMI: SEGMEN 1

ILUSTRASI MUSIK

04.

INT.RUANG MADING– SIANG TAMPAK SEKITAR 10 SISWA BERKUMPUL DIRUANG MADING. AJENG TERLIHAT BERDIRI DITENGAH- TENGAH MEREKA SUARA NYA LANTANG TERDENGAR YOSI DENGAN HANDYCAM NYA ASIK MENDOKUMNETASIKAN MOMENT INI SEMUA YANG ADA BERSORAK GEMBIRA

SEMUA YANG ADA BERSORAK GEMBIRA

SEMUA SALING MEMBANTU MENEMPEL MADING DI SEBUAH PAPAN YANG MEMANG TELAH DISEDIAKAN..

AJENG :

Nah, kalau begitu sekarang, Kelompok Mading kita secara resmi telah berdiri.. SEMUA : Hore... hore.... hidup mading kita... hidup mading kita..

AJENG :

Mulai sekarang kita harus bekerja sama membuat tampilan dan kemasan mading kita menarik, berbobot dan kreatif. SEMUA : Hore... hore.... hidup mading kita... hidup mading kita.. RIRIN :

Nah, bagaimana kalau sekarang kita tempel Mading kita…

58

Page 60: 141593595 Modul Pembuatan Video

Scene V I S U A L A U D I O TERLIHAT JUDUL MADING ”YUK BERHEMAT”

JUNED KEMUDIAN BERDIRI KETENGAH. SESEKALI GAMBAR MUNCUL DARI LCD HANDYCAM YOSI (VARIASI SHOOT DAN PENGADEGANAN)

SEMUA BERSORAK GEMBIRA, BEBERAPA TEMAN SALING BERSALAMAN DAN BERPELUKAN MENGUNGKAPKAN KEBAHAGIAAN, TAK JAUH TERLIHAT SEPASANG MATA YANG MEMPERHATIKAN KEJADIAN ITU SEJAK TADI. HMM.. RUPANYA BU IDA, GURU EKONOMI SEKOLAH ITU. NAMPAK IA IKUT TERHARU WALAUPUN HANYA MENYAKSIKAN KEJADIAN ITU DARI KEJAUHAN. TERLIHAT MADING SUDAH DIKERUMUNI BANYAK SISWA YANG SIANG ITU DATANG UNTUK MENYAKSIKAN PERESMIAN MADING JUNED BERJALAN MENDEKATI AJENG

GAMBAR PERLAHAN- LAHAN KABUR KINI BERGANTI PADA SAAT AJENG DAN JUNED ANTRI UNTUK MENGISI

SEMUA : Hore... hore.... hidup mading kita... hidup mading kita.. JUNED : Selamat siang temen- temen semue.. Edisi pertame mading kite kali eni berjudul YUK BERHEMAT… Semoga setelah teman- teman membaca, kite semue bise makin berhemat, mengingat begitu banyaknye terjadi kelangkaan di negare kite… seperti bensin, minyak tanah, gas.. dan juga masih banyak yang lain… JUNED : Selamat ya Jeng, smoge mading kita bisa makin maju dan banyak pembacenye.. O iye.. maaf ye masalah nyang tadi.. AJENG: Ga papa Ned, lain kali jangan sampai kehabisan bensin lagi, mana antrinya di pom bensin panjang banget.. JUNED ; Iye, maaf ye… Ya itung- itung kita semakin paham arti kelangkaan, bukannya yang kita alami tadi termasuk kelangkaan.

59

Page 61: 141593595 Modul Pembuatan Video

Scene V I S U A L A U D I O BENSIN DI POM, BEGITU BANYAK KENDARAAN YANG ANTRI. GAMBAR PERLAHAN LAHAN KABUR KEMBALI DAN KEMBALI PADA WAJAH AJENG

AJENG MENGANGGUK MANTAP

JUNED TERSENYUM, TIBA- TIBA IA TERINGAT SESUATU TANPA MENUNGGU JAWABAN AJENG, JUNED SEGERA BERLALU JUNED SUDAH HILANG DARI PANDANGAN AJENG, AJENG TAMPAK TERSENYUM, KEMUDIAN IA BERGUMAM PERLAHAN AJENG TERSENYUM PENUH MAKNA

Article II. DISSOLVE TO

AJENG: Ya betul, yang dimaksud kelangkaan adalah tidak seimbangnya antara jumlah kebutuhan dengan alat pemuas kebutuhan, tapi bukan berarti kelangkaan diartikan sulit diperoleh atau ditemukan lho.. JUNED : Iya gue paham…kalo bisa ditarik pake benang mereh, kelangkaan itu punye due pengertian Pertame Alat pemuas kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Kedue Untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan AJENG : Setuju ned, ya moga- moga aja kelangkaan yang terjadi di negara kita, seperti yang lu bilang tadi minyak tanah, bbm, gas bisa cepet di atasi. JUNED : Oiya.. dorrprize nya jadi dibagi ga? Sini biar gue yang bagi…. AJENG : Tapi ned… ned… walau pun sering nyebelin, tapi… akh…

60

Page 62: 141593595 Modul Pembuatan Video

Scene V I S U A L A U D I O

05. BUMPER REPETISI – 1

ILUSTRASI MUSIK

06.

REPETISI INSERT VIDEO :

TERLIHAT RANGKAIAN STOK SHOT YANG DIRANGKAI DENGAN DINAMIS, SEMUANYA MENJELASKAN TENTANG KELANGKAAN. GAMBAR DIMULAI DENGAN GAMBAR SEBUAH PEMUKIMAN YANG PADAT, DIPERLIHATKAN LAHAN UNTUK PEMUKIMAN SEMAKIN SEMPIT. ( PADAT BUKAN BERARTI KUMUH) LS. PEMUKIMAN PENDUDUK YANG PADAT DETAIL SHOT RUMAH- RUMAH YANG PADAT GAMBAR KEMUDIAN BERGANTI PADA AKTIVITAS WARGA YANG SEDANG MENGANTRI MINYAK TANAH / BERAS. (GAMBAR DAPAT DIAMBIL DIPASAR –PASAR) LS. ANTRIAN WARGA YANG MENGANTRI DETAIL SHOT WARGA YANG MENGANTRI GAMBAR DENGAN CEPAT BERGANTI PADA AKTIVITAS MENGANTRI TIKET KERETA API (BIASANYA PADA HARI JUMAT, SAAT WEEK END BANYAK TERJADI ANTRIAN PENUMPANG KERETA API DILOKET. BAIK STASIUN SENEN, GAMBIR MAUPUN JATINEGARA <UNTUK MEMUDAHKAN PENGAMBILAN GAMBAR >) DIPERLIHTKAN JUGA TULISAN TIKET HABIS/ TEMPAT DUDUK HABIS. (INI BUKAN PULA BERMAKSUD MEMPERLIHATKAN KINERJA PT KAI YANG BURUK, TAPI SEBATAS HAL YANG MEWAKILI KELANGKAAN) LS. PENUMPANG YANG SEDANG ANTRI TIKET KERETA API DETAIL SHOT PARA PENUMPANG

FI/FO: MUSIK

VO AJENG :

Kelangkaan adalah tidak seimbang antara jumlah kebutuhan dengan alat pemuas kebutuhan Kelangkaan bukan berarti sulit diperoleh atau ditemukan. Dengan demikian kelangkaan mempunyai dua pengertian yaitu, Pertama Alat pemuas kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Kedua Untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan

61

Page 63: 141593595 Modul Pembuatan Video

Scene V I S U A L A U D I O YANG ANTRI CU. TULISAN “TIKET / TEMPAT DUDUK HABIS” GAMBAR KEMUDIAN BERPINDAH PADA AKTIVITAS PARA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG MENGANTRI MENGISI BAHAN BAKAR DISEBUAH SPBU. TERLIHAT TULISAN BENSIN/ SOLAR HABIS ( TULISAN INI SELALU ADA DI SETIAP SPBU LS. PENGENDARA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG ANTRI DI SEBUAH SPBU CU .PAPAN BERTULISKAN BBM HABIS, ATAU BENSIN/ SOLAR HABIS KELANGKAAN TIDAK SEIMBANG ANTARA JUMLAH KEBUTUHAN DENGAN ALAT PEMUAS KEBUTUHAN DISSOLVE TO

07.

BUMPER LATIHAN – 1

ILUSTRASI MUSIK

08.

“LATIHAN ”

i) EXT. RUANGAN MADING – SIANG SEMUA MURID BERKUMPUL DIDEPAN RUANG MADING TERLIHAT JUNED BERDIRI PAS DIDEPAN MADING YOSI SEPERTI BIASANYA, MENDOKUMENTASIKAN BEREBAGAI MOMENT DENGAN HANDYCAM.

SEMUA BERTERIAK SENANG (SETELAH INI SUASANA MENJADI RIUH GEMBIRA)

JUNED : Nah, temen- temen semue… Kelompok madding kita mau bagi- bagi dorrprize sebagai louncing pertama madding kita.. Ada yang mau doorprize..

JUNED : Pertanyaannye masih berhubungan ame madding yang udah kite buat.. Apakah nyang dimaksud kelangkaan…

62

Page 64: 141593595 Modul Pembuatan Video

Scene V I S U A L A U D I O SEORANG MURID MENGACUNGKAN TANGAN DAN MENJAWAB (SESEKALI GAMBAR BISA DIVARIASIKAN DARI LCD HANDYCAMP YOSI) MURID 2 MENGACUNGKAN TANGAN LALU MENJAWAB MURID 3 MENGACUNGKAN TANGAN LALU MENJAWAB SEMUA BERESORAK MENDENGAR PERKATAAN JUNED TIBA- TIBA DATANG BU IDA GURU EKONOMI MAJU DAN MENGACUNGKAN TANGANNYA, SEMUA KAGET KEMUDIAN BERTEPUK TANGAN. JUNED AGAK PANIK YOSI MENDEKAT KE ARAH BU IDA DARI MATA HANDYCAMP YOSI

MURID 1 : Tidak seimbangnya anatara jumlah kebutuhan dengan alat pemuas kebutuhan..

JUNED : Eitzz oke juga lu…, betull… !! eni dorrproze nye… Pertanyaan kedua.. kalau tadi pengertian kelangkaan udeh, sekarang ayo sebutin ape aje contohnye minimal 5 … MURID 2 Yang pertama kelangkaan BBM, terus kelangkaan minyak tanah… ee.. apa lagi ya..

JUNED : Ya, Cuma dua… gugur… ada lagi yang mau nambah… MURID 3 kelangkaan minyak tanah, kelangkaan BBM, kelangkaan beras, kelangkaan bensin, kelangkaan solar...

JUNED : Stop… stop apa lu kate… bensin ame solar entu termasuk BBM dasar cumi… GUGUR…!! Ayo siapa yang laen… masak Cuma 5 contoh aje kagak bise… Silahkan ibu Ida BU IDA : Sifat manusia yang tak pernah puas mendorong manusia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan.

63

Page 65: 141593595 Modul Pembuatan Video

64

Scene V I S U A L A U D I O TERLIHAT WAJAH BU IDA SANGAT DEKAT ( CU ) SEMUA BERTERIAK DAN BERTEPUK TANGAN, JUNED MENYERAHKAN DORRPRIZE PADA IBU IDA.. SEMUA YANG ADA DIRUANGAN BERTEPUK TANGAN DAN TERSENYUM BANGGA DISSOLVE TO

Akibatnya kebutuhan terhadap barang dan jasa meningkat tajam. Padahal barang dan jasa sangat terbatas jumlahnya. Nah, jika permintaan barang dan jasa terus meningkat tajam sedangkan jumlah barang dan jasa terbatas jumlahnya maka terjadilah kelangkaan. Seperti halnya kelangkaan beras, minyak tanah, gas, lahan pemukiman, tiket kereta api juga bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin dan solar dan juga masih banyak yang lainnya. SEMUA: hore… HORE….. BU IDA : Terima kasih untuk dorprizenya, saya bangga pada kalian, saya ucapkan selamat atas terbentuknya kelompok Madingkita, semoga semakin maju dan kreatif… Ibu Ida siap untuk membantu kalian…..

09.

BUMPER OUT

ILUSTRASI MUSIK

Commercial break 1 Segmen 2 Scene V I S U A L A U D I O

10.

BUMPER PROGRAM IPS – EKONOMI: SEGMEN 2

ILUSTRASI MUSIK

_______oooOooo_______