15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ......

14

Transcript of 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ......

Page 1: 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... Mesra enggak, tapi tengkar juga ... dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku…
Page 2: 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... Mesra enggak, tapi tengkar juga ... dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku…

15 RenunganKetika Rumah Tangga

Terasa Hambar

Page 3: 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... Mesra enggak, tapi tengkar juga ... dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku…

Khalifa Bisma Sanjaya

15 Renungan15 RenunganKetika Rumah TanggaKetika Rumah Tangga

Terasa HambarTerasa Hambar

PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO

Page 4: 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... Mesra enggak, tapi tengkar juga ... dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku…

15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa HambarDitulis oleh Khalifa Bisma Sanjaya

© 2017 Khalifa Bisma SanjayaHak Cipta Dilindungi oleh Undang-Undang

Diterbitkan Pertama kali oleh:Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia–Jakarta 2017

Anggota IKAPI, Jakarta

718100149ISBN: 978-602-04-5356-9

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan

Page 5: 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... Mesra enggak, tapi tengkar juga ... dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku…

v

Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................. viiTestimoni dari Pembaca ............................................... xi

Renungan ke-1 Kita Tak Bisa Mengatur Angin ........... 1Renungan ke-2 Ribuan Manusia Menjadi Gila ........... 12 Renungan ke-3 Rumah Tangga Tuh Bukan Puzzle ..... 23Renungan ke-4 Biarkan Aku Seperti Ini ..................... 33 Renungan ke-5 Terima Kasih Sudah Mau Menjadi Imamku ............................................ 44Renungan ke-6 Keputusan Jana ................................. 53Renungan ke-7 Berilah Suami Ruang untuk Berpikir . 62Renungan ke-8 Bicaralah kepada Jiwa ....................... 78 Renungan ke-9 Terasa Hambar ... Coba Tambahin Bawang Merah! ................................ 87Renungan ke-10 Butiran Merica Penghangat Jiwa ....... 101Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... 144Renungan ke-12 Bicaralah dengan sang Ilmu! ............ 184Renungan ke-13 We Are Decision Maker ................... 200 Renungan ke-14 Relakan Jiwa untuk Menjadi Makmum .......................................... 211

Page 6: 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... Mesra enggak, tapi tengkar juga ... dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku…

vi

Pengantar Bab Terakhir ................................................ 221Renungan ke-15 Sekar Wangi ..................................... 223

Daftar Pustaka .............................................................. 291Profi l Penulis ................................................................ 292

000

Page 7: 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... Mesra enggak, tapi tengkar juga ... dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku…

Renungan ke-1

Kita Tak Bisa Mengatur

Angin

Page 8: 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... Mesra enggak, tapi tengkar juga ... dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku…

2

Bahtera yang bernama rumah tangga sudah beberapa ta-hun mengarungi samudra kehidupan. Bahan bakar pe-

nuh, dinding-dinding bahtera kelihatan masih kokoh, tak ada yang retak sedikit pun, catnya juga masih kelihatan in-dah, namun… angin begitu sulit diajak kompromi. Bahtera terus berlayar membelah gelombang samudra, tampak dari kejauhan, beberapa bahtera di sekitar sudah pada mulai se-tengah tenggelam… hanya tampak satu dua yang tegar ber-tahan, hingga nahkoda kapal berbisik sambil meneteskan air mata, “Hmm… wahai angin, kenapa kamu begitu jarang me-mihak kepada bahtera yang kami tumpangi?”

Untuk para ibu yang merasakan hambarnya rumah tangga, sudahlah… tidak usah menyalahkan angin! Kita memang ti-dak bisa mengatur angin. Mungkin sekarang… Anda mera-sa suami sudah tak cinta lagi kepada Anda, anak sulit diatur, keuangan rumah tangga amburadul, banyak utang, dan ha-dirnya orang ketiga terkadang membuat tidur tak bisa nye-nyak, atau… penyakit yang sedikit demi sedikit menggerus kesehatan Anda. Bu,.. beginilah tabiat dunia, sangat tidak ideal, tak bisa diprediksi, dan… lebih banyak air mata ter-tumpah daripada senyuman yang datang.

Sejenak kita perhatikan ilustrasi berikut ini….

Ningsih: “Jeng, padahal usiamu baru 30, tapi kenapa wa-jahmu kelihatan seperti umur 40-an?”

Tini: “…………….” (cemberut campur gelisah)

Ningsih: “Bagaimana dengan rumah tanggamu?”

Page 9: 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... Mesra enggak, tapi tengkar juga ... dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku…

3

Tini: “Hmm… begitulah?” (pandangan kosong)

Ningsih: “Apakah kamu bahagia dengan suamimu?”

Tini: “Enggak.”

Ningsih: “Apakah kamu berantem dengan suamimu?”

Tini: “Enggak.”

Ningsih: “Apakah pernikahanmu gagal?”

Tini: “Enggak juga.”

Ningsih: “Kalau gitu pernikahanmu bahagia dong?”

Tini: “Enggak.”

Ningsih: “Emangnya kamu lagi diam-diaman ama suami-mu?”

Tini: “Enggak.”

Ningsih: “Kalau gitu kamu akrab dan berkomunikasi ba-gus dong dengan suamimu?”

Tini: “Enggak juga.”

Ningsih: “Apa kamu menyesal menikah dengannya?”

Tini: “Enggak.”

Ningsih: “Berarti kamu senang dan rida menikah dengan-nya.”

Tini: “Enggak.”

Page 10: 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... Mesra enggak, tapi tengkar juga ... dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku…

4

Ningsih: “Duh, dari tadi jawabanmu enggak dan enggak terus. Maksudnya gimana?”

Tini: “Hmm… aku enggak tahu. Memang kenyataannya seperti itu. Mesra enggak, tapi tengkar juga enggak. Bahagia enggak, sengsara juga enggak. Happy eng-gak, merana juga enggak. Pengin cerai juga enggak, tapi… pengin mesra… hmm… juga enggak.”

Saudara, marilah kita perhatikan ilustrasi kedua:

Lastri: “Kayaknya kamu lagi ada masalah berat?”

Zita: “Hmm… begitulah.” (tampak wajahnya layu banget)

Lastri: “Pasti rumah tanggamu lagi dapat ujian.”

Zita: “Bukan ujian, tapi badai yang tak kunjung reda.”

Lastri: “Apa suamimu pemarah?”

Zita: “Iya. Padahal wanita tuh enggak bisa mendengar su-ara keras, tapi suamiku tak memahami itu, ilmunya dangkal banget, sehingga… hmm… beginilah.”

Lastri: “Yuk kita nilai akhlak suamimu, boleh?”

Zita: “Hmm… terserah apa maumu, gue ngikut.” (nada bi-cara loyo banget)

Lastri: “Tentang kesetiaan kepada istri, berapa nilai sua-mimu?”

Zita: “Nol.”

Page 11: 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... Mesra enggak, tapi tengkar juga ... dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku…

5

Lastri: “What??? Kenapa bisa nol?”

Zita: “Sudahlah, aku suka memberinya nilai nol.”

Lastri: “Tentang kesabaran suamimu, berapa nilainya?”

Zita: “Juga nol.”

Lastri: “Tentang ibadah suamimu, berapa nilainya?”

Zita: “Emm… 80 deh, tapi apa gunanya baik kepada Allah tapi kurang baik kepada istri?”

Lastri: “Terakhir… tentang kejujuran, berapa nilai suami-mu?”

Zita: “Nol.”

Lastri: “Hmm… aku ikut prihatin. Kayaknya rumah tang-gamu diambang cerai.”

Zita: “Iya, aku bisa bertahan karena ada anak-anak. Andai nggak mikir anak, duh…”

Lastri: “Lalu… apa rencanamu selanjutnya?”

Zita: “Enggak tahu, bingung. Mau cerai… kasihan anak-anak. Tapi kalau begini terus… kayaknya umur gue gak bisa panjang.”

Lastri: “Kok bisa?”

Zita: “Aku nggak perlu menjawabnya, pasti kamu sudah tahu jawabannya.”

Page 12: 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... Mesra enggak, tapi tengkar juga ... dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku…

6

Saudara, andaikan angin bertiup dengan sangat lembut, me-nerpa jiwa ini… duh… terasa segar banget. Aroma kemes-raan akan semakin kuat. Tapi, jika angin bertiup dengan sa-ngat kuat, hingga terjadi badai, bahtera rumah tangga terem-pas ke sana kemari, maka pada kondisi seperti ini, beberapa wanita akan kelihatan watak aslinya.

Jika wanita ini sedikit ilmu, maka jiwanya akan berkata, “Pa-dahal aku sudah salat, sudah mengaji, tapi kenapa Allah menimpakan musibah seberat ini? Ya Allah, kenapa Engkau tidak adil. Kulihat tetanggaku yang tak pernah salat, tapi ru-mah tangga mereka baik-baik aja, bahkan hampir tak ada musibah. Tapi… hiks hiks… aku menyembah-Mu setiap hari, kenapa Engkau timpakan musibah ini kepadaku? Kena-paaa????”

Jika wanita ini berjiwa sem-pit, maka batinnya akan ber-kata, “Menyesal banget aku menikah dengannya. Andai aku menikah dengan pacarku yang kedua, tentu nasibku ng-gak seperti ini. Hmm, aku juga

menyesal tinggal di Indonesia… miskin, terbelakang, dan tidak cerdas. Andai aku hidup di negara maju, tentu nasib-ku nggak nyungsep seperti ini. Aku juga membenci kedua orangtuaku. Duh… kenapa mereka tidak memberi warisan sedikit pun kepadaku. Teman-teman pada dapat warisan ru-mah, ada yang dapat mobil, pekarangan, bahkan uang ratus-an juta, sedangkan aku???”

Badai yang besar membuat beberapa wanita

kelihatan watak aslinya.

Page 13: 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... Mesra enggak, tapi tengkar juga ... dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku…

7

Wanita yang egois, maka jiwanya akan berkata, “Suamiku… duh… kupikir batu itu keras, tapi ada yang lebih keras lagi yaitu kepala suamiku. Dia enggak mau mendengar nasihat dari aku sedikit pun. Dia lulusan SMA, sedangkan aku S1, harusnya dia tuh tahu diri kalau lebih pandai aku daripada dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku… sekarang ru-mah tangga ini mau karam. Hmm, ini bukanlah takdir… jelas bukan, tapi karena satu hal: suamiku yang patut disalahkan.”

Wanita yang manja, maka jiwanya akan berkata, “Badai ini begitu berat… aku tak sanggup lagi mempertahankan ru-mah tangga ini. Untuk apa dipertahankan, toh sudah ham-bar, tak ada lagi rasanya. Yang tersisa hanya tangisan dan air mata. Bertahun-tahun aku ikut orangtua, tidak pernah merasakan penderitaan sepedih ini. Eh… ini sepuluh tahun ikut suami, bukannya senang, malahan menderita lahir ba-tin. Kayaknya memang harus cerai, teman-temanku banyak yang pada cerai, mereka fi ne-fi ne aja, enggak ada masalah. Cerai… siapa takut?”

Bagaimana wanita salehah menyikapi badai yang menerpa rumah tangganya?

Di atas geladak kapal, suami istri dihantam badai. Mereka basah kuyup. Mereka saling memandang… mendekat, ber-pelukan dengan sangat kuat.

Suami: “Dik, maafkan aku. Kemarin aku sangat egois, pema-rah hingga melukai perasaanmu. Dik, mungkin badai ini te-guran dari Allah.”

Page 14: 15 Renungan Ketika Rumah Tangga Terasa Hambar · Renungan ke-11 Mutiara Itu Bernama Kebersamaan ... Mesra enggak, tapi tengkar juga ... dia. Gara-gara enggak mau ikut kata-kataku…

292

Profil Penulis

Nama Lengkap : Muhamad Nur

Nama Pena : Khalifa Bisma Sanjaya

Tempat, Tanggal Lahir : Pati, 7 Juli 1976

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Menikah

Pekerjaan : Dai dan Penceramah Islam

Email : [email protected] dan [email protected]

Jika ingin melihat video ceramah-ceramah saya, silakan buka YouTube, lalu masukkan kata pencarian: yahati29

Demikianlah data pribadi yang saya buat. Semoga bisa ber-manfaat. Amin