1975) · 2020. 2. 25. · Peraasalahan Regim len.gas tanah 1al.ah unjukan (indication) umwa keadaan...

34
.. - . Lapora• Haail Penelitian Proyck Penelitian PPPT-UGM 4;- f<K.' Not Ct C. I ACUAN · YQEHTAii$ASY REGIM LENGAS fiNAH '·A , __ ' ,. ' .... .;. ... ..... ..._ . . ...... R.M. fejoyuwono .A.nt..e Ae•ra Juru:san Fakulta:s Pert&Rt.-an UGM 1988

Transcript of 1975) · 2020. 2. 25. · Peraasalahan Regim len.gas tanah 1al.ah unjukan (indication) umwa keadaan...

  • ..

    -.

    Lapora• Haail Penelitian Proyck Penelitian PPPT-UGM

    4;-

    f

  • Peraasalahan

    Regim len.gas tanah 1al.ah unjukan (indication) umwa keadaan lengas

    tanah selama jang!ta waktu te~ten~tl 7AD& •erujuk (refer) langsu~& kepada

    pertumbuhan tanaman dan panjang ausill twabu~ menurut ukuran ketera_ediaan

    air dalam tanah. Mengenal.1. regi.ia lengaa tanah panting berkenaan cleng-an

    pengharkatan laban untuk per~an1.4lJl.

    Air merupakan taktor pro4ukt1Yitas pertaamau yang pert~a. Peran-

    annya lebih menoojol daripa4a bara dan pea))awaan genet1k tan~ (Noto-

    hadi_prawiro, 19?c). Dengan kat~ lain, kebu~ubau akan air baru~ terpenub1

    lebih dulu sebelum bara dan pemba~aan genet1.k tanaman ~enunjukkaa peran-

    annya. Akan · tetap1 tanuan tidak dapat menggunal:an ~r eecara l«Dgsung, ·

    baik yang berasal darJ. hujan maupu 7ang cU.ber1kaa dent;an 1.r1.ges1.. tir -

    harus dialt.hrat;amkan ( transtome4) leb1h dulu aenja~ lengaa tanah agar

    dapat di&erap altar tanaman. Al1hragaa 1.n1 dilaltukan oleh tase pad.at ta-• .

    nab • baik yang anorganik · maupun 7ang organik, dan berlangsun·g eli dalam

    pori-pori ·tanah dan pada muka but1r-but1.r tanah.

    -

  • t

    nyimpannya 'sebagai persedi~ ~~nsa4 tanah untuk tanAIIlan. S~bag:lan ai.r

    yang diserap tanaaan diuapkan oleh tanaman kerabali ke atmoster. Proses

    ini merupakan salah satu kegiatan tisiologi panting sekali dal .. kehi~

    ' dupan makhluk, yang din•akan transpiraai. P8ftGUapan· air aecara fis1k

    2

    da.ri tanah yang telah ~emukakan terdahulu ~aebut evaporaai. Apabila

    evaporasi dan transp1ras1 dijumlabkan sebagai. juml.ah total keh1.lansil!l

    air lcarena penguapan ( eyapotraASPiraa1), regia lengas tanah d'apat di.pa-. . kai untuk mengunjukkan ketersediaan lengas tanah untuk aenghldupi tanaman

    selama masa tumbubn7a. . .~

    D1samp1ng 4iperlukan aecara langsung, at.r· juga cU.perlukan sebacai -

    wahana pertyfllllPaian hara darl. tanah ke ak~ tanaman. Keban)"akan proeee

    penyerapan hara oleh akar dari tanah berlangeung lewat raekan1mae a1lran

    massa (mass now) dao/atau d1.tua1. Ai.r jug-a menjad.1 pelaku utaaa dalam

    proses pelapukea batuan dan mineral serta dalam prosea pembent*an tanah~ ·

    Air pulalah yang berpengaruh panting atas peromb•an bahan o~ganik k.arena

    air menj adi 'salah aatu syarat bidup mutlak bagi jasad renik perombek.

    T1nskat kebasahan tanah berpenga_~h ataa keseluruhan keadaan t1s1k, k1-

    rd.a ·dan b~ologi -tanah. Kaka recim lengae tanah bernasaball erat (closely

    related.) dengan produktintaa tanah.

    Mohr ( 1933) telah meaggunakan konsep regilD lengas tanah ( d1nam1ka

    air dalam tubuh tanah sepanjang tahun) untuk memilabkan gay'a (mode) pe-

    lapukan tropika. SoU Tamnom)" (USDA, 1975) menggunakan regia lengaa ta-

    nah .seba,gai selah sa~u krJ.teriWil pokok klaeitikasi tanah. Penelitian

    yang dik-erjakan sekaJ::ang :1n1 bermaksucl menggunaltan· regl.m lengas tanah •

    sebaga1 'Salah satu krl teriua pokok harka1; laban untuk pengembangan per-

    tanian yang terlanjutkan ( auatainable). Hark at l.ahan 1n1. menjadi dasar

    tataguna l~an untuk pertani.an yang menyangkut pewilayahan budidaya ber-;-

    lcenaan dengan spes1C1kas:1 kebutuhan ·air masin.g-masing dan penetapan pr1o-

    r1tas pembanE;Wl&n s~ana i.ri.~asi.

  • . ....

    3

    Inventar1sas1 Red.m Lensaa !'anah·

    Inventar1sas1 1n1 pertama-tama bertujuan mengumpulkao 1ntormaa1

    ' tentang potensi laban menyediakan air berguna bagi .pertanian sepanjang tahun. Dalam hal 1n1 data yang terkumpul menjadi bagian dari sistem in-

    formast geograf1 (SIG). SIG merupakan landasan mutlak bagi pengaturan pe-

    man t'6:4tan sumberd87a laban.

    ·Banyak t'aktor yana harua diperhatikan dan diperhi.tungkan dalu me-

    netapke.n regim lengas ~anah, a.l. neraoa a.t.r atmoater, neraoa air pada (

    antamutca (interface) ataaosfer - pedoster, dan d.inamika lengas tanah d~-

    lam eolum. Faktor-faktor 1n1 beraalingtindak. (interact) secara kompensa-

    t1 C clalam sistem laban •

    Hasil inventarisasl regim lengas tanah ~erupa peta agrohidrolost.

    P~ta ini menjadi data dasar (baseline data) mengenai keteraediaan lengas'

    tanah secara al.amiah untuk pertanaman ilengan matl"a keruangaa (spatial)

    dan kewaktuan (temporal). Data dasar berupa pata mud~ dibaca . tanpa me-

    merlukan kaahlian khusua. Karena itu peta agroh1drolog:1 menjadi al.at yang

    sangat sangkil (effective) 'bagi aeorang birokrat untuk menggariakan ke-

    b1.jakan pengetabangan penanian, baik pada akala naaioual maupua· subna-

    s1onal.

    Pengetahuan ~entang kemampuan alam menyediakan lengaa tanah d1per-

    lukan untuk melandaai secara mantap pengelolaan sumberdaya eir melalai:

    1. Penunjukan wilqah 7ang dapat d~embangkan untuk budidaya tadah hujan

    tanpa risiko keker1Dgan yang berarti.

    2. Peran cang-bangunan s1stem 1r1gas1 bema t ai:r.. dengan . m·emEmf'aattcan sebe-

    sar-besarnya daya paaok air alamiah.

    3. Pemil1h.an vdlayah pr1or1tas 1r1gas1.

    Hampir set~ap k1Ml.C1kas1 yang memandang tanah sebagai. -tabuh alam,

    seja.k yang di.kembang~an oleh Dqkuchai:ey pada sekitar ek.hir abad ke 19 •

    meei.lahkan tanah berp.enga-tusan \)aik dari yang berpengatusan buruk. ~Akan

  • 4 tetapi batasan pengertian yang diajukan sebelua tahun 1950 jaranc yang

    menjelaskan apakah pengertian itu berdasaritan kebasahannya seadlri, atau-

    lcah atas dasar sifat-sitat tanah yang berl:a1taa dengan kebasahan, ataukab

    menurut keduanya (Saith1 19?3).

    Ai.r dan tanah telah dikaji dan tlikelola aejak jaman kuno1

    dan aa-

    sing-masing telab berkeabang menjacli disiplin Umiah kbusus aend1.ri-sen-

    .dir1. Dalam peticeabaacannya disiplio. yang satu aengaaabil beberapa baban

    kajian dari dis1pl.1n )"ang lain. Gejala panting 7ang membentuk antarmuka

    (interface) antara U.11u tanah ~ b1.drolog1 ial.ab dinamika air dalaa •ln-•

    takat (zone) bataan -4an tanah 7ang teraeras1. di antara muka labaa dan

    asuka air tanab. Pencetahuan tentang hal ini akan dapat .m~bantu aeaper-

    baiki secara nyata penakairan clan pengendalian alJ.ru limp&G1 clu aenya-

    likpn pengetahuan tentang jalur dan kecepatan al.1.ran ur eli bawak muka

    laban ( Am:erman, 197.}).

    Tujuan akhi.r penerapan teori aliran ai.r da\am tanah pada keadaan

    lapangan ialab pen-gelolaan regim lengas tanah secara cerdas bagi kepeo-

    tingan manusia. Namun basil penerapan persamaan mateaatik untuk aeaaksir

    keadaan air dal.aaa tanah eli lapang~ masih kontroversial.. Dlsamping 1 tu

    metoda yang ada aekarang kurang cepat dan var1abUitas ker11angan d~ ke-- . .

    wal:tuan b~lum dapat -d1sertakao dal.8Dl analisis (nuta, 1973). Heau~t

    Amerman ( 1973) kebanyakan pengembangan analisis dan pengacuan sistem hi-

    drologi bersifat teoretis. Aeuan semacam ini, sekalipun r1ncian teorinya

    lengkap, sulit aekali diterapkan pada keadaan sebenarnya d1 lapangan ka-

    rena sedild. tnya data lapang~ yang terterapkan. .lcuan terinc1 clan ketat

    mungkin tt4ak diperlukan ~ntuk segala keadaan.

    Ada 6Uatu acuan yang dinamakan anal1.t1.k. Ini. secara ni.abJ. audah

    dijalankan dan biaya operasinya tidalt mahal. Dalaa acuan 1n1, geometri,

    si rat dan masukan sistem h1drolog1 d,1dekati ( approx11lated) cleogaa ben-

    tuk-bentuk aljabar sederhana berdasavkan· pengert1an tentang s1stem hi-

    drologi.

  • ·,..

    5

    Salah satu komponen ~enting sist~ hidrologi ialah evapotransp1-

    Nlsi. Lemon, ~- (19?3) mengembangkan auatu acuan tanah-tanaman-atmosf'er

    (SPAM) untuk mengimak .evapotransp1ras1. Acuan aatematik s~rbacakup (com-

    ~rehensi ve) yang cH.buat ini bermaksucl aengiaak kinerja (performance) hi-

    il'ologi masaraltat tanaman, yang cliclasarkflll atas pengawetan energ1. Ada

    ~erbagai metode untuk menetapkan laju .e!apotranspirasi. Metocle P~nman

    ltpai~ai untuk mengbi.tung evapotranapiraai rujukan (reference evapotrans-

    ,l.Datton, ETa). Metoda ldn cU.kembangkan oleh ~hornthwaite, Thornthwaite-

    ;atber, Langbein, Turc, dan Blane;y:-Cri.cldle (Doorenbos & Pruitt, 1984),

    :vapotranspirasi potensial normal (PE) cU.hitung dengan teknik yang di-

    .e.ubangkan oleh Baier dan Robertson (Bai.er & Hack, 19?3>", Akan tetapi

    ;enurut Amerman (1973) orang belUDJ tabu benar bagaiman.a membuat acuan

    ang dapat mengimak secara baik gerakan air dari tanah ke dau lewat tu-

    uh tanaman. •

    Kekurangan dalam menganalisis matra keruangan barangkal.i dapat di-

    iadakan dengan menyertakan teknik pemetaan, 7ang sudah biasa di.pakai

    l.eh para pemeta tanah (.Ameman, 19?3). Teknik ~emetaan clipakai a.l. da-

    am menc1riltan iklim tanah eli: !Canada 7ang mengguakan kriteria suhu dan

    engas tanah (Baier Be Hack, 1973), ~em1ntakatan agro-ekol.o.gi. Asia Ten:g-

    ira yang memaka1 kri teria pok9k reg1.m curah hujan clan pengelompokan

    ~ngsional satuan ~anah FAO/Unescp (FAO, 1982), dan menc1r.iken ~lim ta-

    :ili Afrika berdasarkan regim lengas tanah dan regim suhu tanah (Van Ylam-

    Jlce, 1982).

    Regim lengas tanah bernasabah deng81\ ikU.m, akan tetapi nasabahnya

    Ldak sempurna .ltarena ada fak:tor 1;1J!1bulan, •da tanah yanc l•bih b.a6ah

    lripada yang tertaksir dari ~lim karena memperoleh tambabao air dari •

    liran limpas masuk. Sebaliknya, ada tanah 7ang lebih kering karena se-

    .tgian air hilang oleb a11ran limpaf¥ kelu~ (Smith, 19'}3). Dalam e.cuan-

    ;uan yang dibuat oleb Baier d, Mack (l9?5), FAO (1982) «an Van 'ambek-e

    .982), t'alttor timbulan tiel~ diperhatikan. Babkan dal.am acuaa mate::aatik

  • 6

    NeYihall yang digunakan oleh Van W~beke dipakai anggapan bahwa taaah ber-

    pengatusan baik, air dapat berparkolasi leluasa. seluruh air hujan masuk •

    ke dalam tanah selama profil lengas tanah masib di .bavah kapasitas la-

    . ' pangan, dan lcelebihan curah hujan eli atas daya simpan lengas tanah diane-. . gap menjadi aliran 11mpaa lte1uar semuanya dan diabaikan dal.aa pe.rhituncan.

    Halta acuan ·Newhall tidak berlaku pada 1ahan rendah, atau yang bertimbulan

    datar atau cekung, Yans alir~ 11mpas keluar terbatas, bahkaa cenderung mengal.ami genangan atau aliran limpaa masuk. Juga tidak borlaku pacla la-

    ban bert1mbulan k_asar yang aliran limpas keluar lebih aeraja1 daripada I .

    int'iltras1 ltarena energi kinetik yang bekerja sepanjang lereng aen1ngkat

    kuat. Acuan Newhall tidak berlaku pula pada ~an~-tanah yllftg l,.aju 1nf11-

    trasi dan perkolasinya terbatas karena alasan morColoc1 tanah ( tanah ·1em-

    pung berat, ·terutama yang audah membengkak sewaktu basah, atau 7ADC ber-

    1apisan padas kadap air).

    Glinka pada tahun 1914 mengajukaii suatu si~tem pemilahan tanab-ta-

    nah ektodinamomorf menjadi enam kelas berdasarkan kadar 1engas rerata

    sepanjang tahun: barkadar- ~ngaa optia~, rer~ta, aedang, tidak cukup,

    berleb1han, dan berlebih~ ~ementara (Smith, 19?3). Dapat diduga babwa

    penilaian 1n1 berkaitan dengan paranan ai.r dalam peng•bangan mortolog-1

    tanah. Salah satu kriteria pem11ah~ gqa pe1apukan trop1ka ( tropische

    verweeringswijzen) yang cU.pakai Mohr (1933) 1alah gerakan air dalam tu-

    buh tanab sepanjang tahWl. Pada tiap musim Mohr mengenali enam macam ge-

    rakan air tunggal. Dengan memasangk~ya dengan yang berlangsung pada

    musim b-erilcutnya, dia meaperoleh 21 macam kemungkinan pasangan yang meag-

    gambarkan geraltan air dalam S

  • · lancar dan banyak dari air tanah pada ausim kemarau.

    4. Perkol&G1 -eulit dan sedJ..l:f.t sepanjang tahun.

    5. Perkolui sulit dan sedf.kit pada ausim bulan dan t;1dak ada perkolasi

    pada musim kemarau karena air teraekap dalam tanah yang berdaya sim-

    pan lengas besar, dan pada boberapa bulan kering len.g..as ini menguap

    kemba11 (~eralt..an air ulang a11k pada musi.m kemarau).

    6. Perkolas1 sult.-t dan secl1l;it p4lda 11116i.Ja bujflll dan. pada muaia kemarau

    ada gerakan alr ice atas :ran« aulit 4an aedikit dari air tanah.

    '/. Gerakan o.l.r ulang alik· pa4.a auaim hujan . dan pada mus1m k.eraarau ada

    gttrak.an air ke atas yang sulit dan aedild.t dari air t..anah.

    8. Gerakan ar ulanc al1k sepaa~ ang tabun.

    M.eskipun aasih sec.Urhana, akan tetap1. persepai Mohr .tent!ang peri-

    lak.u lengas ~-~ telah mencakup matra kews:~ttuan yang clikaitkan dengan

    musim. Matra k4!ruangan juga .-4ah diperhatikan dengan membedakan llfl(:am

    pasangan p.er1laku air dala tanab yang- berkai tan. dengan min takat iklim,

    l eluk air. tanab den •orrologi Cleft. tubuh tanah.

    ?

    Keumahan umum Yen& tem&pat da.lam ~nga.jian dan penaba-"'icaten re~m len-gas

    t.anah yang dikerjakan orang samcaat eekarang, d1pandang dart sudut k.epentingan

    pertanian, 4.e.pa.t d1rin&kaskan eebaget berik;u~:

    1. Perilaku leo&as tanah eema.ta-ma.ta d1kai.tkan dengan mor£-ogenesia t~, atau

    eebagai t..--riterium d.iagnoat1lc pel.otskaonom1 1 sehingga tidak berasas: peclofune;a! •.

    2. A.d.a yang 1.1kaitken dengan ~}Jutubeo tan~, akan tetapi ;

    a. PerilakU hidrologi laban yang me~asilkaa regim lengas tanah dipersepa1-

    kan seca=a tidak lengkap l:areaa tidak berlendaskan koneep laban sebage.i

    sistem. l•iaka a

  • --------

    8

    Penpcuan Beg1m I.eyaa Tanah

    Untuk d.ap~t menetapkan ref' le,npa tanah di' tiap tapak (site), ,.ang meU-

    ba.tkan besitu banyak f'aktor, taopa bards mepcukurnya aeoara lancsunc ti&unakan ·

    analie1a atetem dencan memblat acuan pengimak:an (ai.JDulation model). Dellgan penc-. ' . ' acua.n ini ~m lengaa taoah ditakslr (estimated). {lara 1Di akan sanca.t mempe~

    oepa.t pen;y.eleeai.SQ inventarisaai re~m lene;a.a tanah clan pembuatan peta asrohtd.ro-

    logi apa.bil«. ~~~el1puti wila)'Bh yang sangat lues, auiaa.ln78- seluruh lcaw.aaan I'Dilone-

    sia.

    Pa4a aesnya. suatu acuaa bukanlah suat"- f'aL-ta, aelatnkan suatu euabe~ 111-

    ~tesis &tau ~atu alat untlllt -.r:amal • .lcuan cllbaoGun untut ~ aeoara. utub . .

    Lnt~aari su.tu peraoalan tertentu 4an IHIIlbantu memiaahkan Cakta 4ad. 1aa.3iou1.

    Suatu acuan alalah sua.tu penctaak untuk IISDjal~an ~baaa IISDt-.1 unt\lk. IIISit-

    peroleb pmgeriian tentang keaelurubao lciaa.ran perilaku ptraoa.lan. ~l."t1an

    ini menje41 landaaan pembuatan apekulasi snenpnai tr.ementakan (probal4Ut7) 4.ea

    ramalan tent~ kemunckinan •

    .Jones, ~- (1987) meogatakan bahva salah satu konsep paling peatiD4; raoc I

    barus d.imenaerti tentang acuan apa pun adalah sa,sa.ran .pokok acuan. SeCu:a cari.s . . bes.ar acuan mempunra.i due. sasaran pokok. Sasaran pokok yanc pell'tama 1alab •Ocla-patkan peqgert,i an re.ng lebih balk ~ntang nasabsh aebab-ekibat dala11 suatu' ete-

    tem dan· menyodo:z:kan penaCa1ran kuaUtatif' dan kuantitatt.C yang membU.k _.up~ ,

    perilaku eistem terse but. Aalan clengan sasaran pokok sepert~ in! meal.U sumbel:'

    hipotesis dan percoba.an diraacaug-ban~n untuk menetaplcan kecukupan atan ~t

    .lak-

  • ·- ------- ------------

    9

    ~ogi. Laban selaku panskalan procluksi 4lperlakukan a.b8£ai euatu s1etem

    s1 bel'netik, yang kehacl1rann7a berpaockal pada mekaat.sae daur dan umpaa

    bal1k enel"Gi dan bahan. Suatu ecuan geograti 4tclt~u atac konsep st:s-

    tem laban. Suatu sistem .J_ahan a4.alah suatu satuaa 4aerah dara~an teapet

    semua variabel tahana tisik ~hys~cal state varl~blea) pen&Hu ~ro•uitsi

    bersal1ng-hubung«n sedeallti.~ rupa aehlnHa membentuk auatl& autu laban

    khas.; Pasal pokok dal• menakri.Gtan (det1n1ng) svatu sletea laban buk4ltl-

    lah -c1rt-

  • ciri komponen laban maeiog-maalng k~na tempat 4an vak:tu tidak aeirin~.

    Perbedaan murad (significant) yang lain antara acuan mateaatik dan acuan

    geosrati ialah dalam pencatatan perqbahan • .A.cuan matematik iaencatat perubahan

    levat pemroseean recresi secara. m~ (continuous). A.cuan seogra..41. 'mencata.t pezo-

    ubahan lewat pemrosesan kelompok '(batch proceaatns) ma.t::ike pemutua (cleo1sion

    ma.tri..ces}. Jad.i, sua.tu acuan geo~af'1 hanya p!::an menca.tat suatu perubehan apa.-

    bila. perubahan itu menyangk:ut sua.tu pergeseran ka.tecori badcat, berarti suatu

    peralibao mutu.

    Peooimakan :aep.m lsngas Tanah

    "Su.a.tu acuan a4alah gambaran (~pz:-esent..ttoa) ~u fiLatem, cleo .peocacuan I

    a4a.tah proses membeotuk gambaran Ltu. Membentuk ~an ~an ~yarat bagl

    pengt.malc:an. Pen6i.makan mencek:up proaee yang 4J.perlukan uutulc mencoperast.lcan

    a.cuan, at au meoyeiesai.kan acu&n untuk aeniZ:U per1laku .siat.em ¥806 eebenarnya.

    Pekerjaao-pekerja.en la1n yanc term&s\1k peosimakan ial.ah mensem~ ll&l\tUc .

    icom~er (computer 1Q61c} dan diasram allr, menu~sk&Q •ancU. l;OIJplt.e:-, clan JDeGt:-. .

    !atkan aandi t.rsebut clel.am komput.er untuk. mensJla.sUkan keluaran l'«D4: 4L1ng1~

    ·4ar1 analieie eistem .(.Jones, ~·• 1987).

    Diagram alir untuk penglmaken. . .ngtm .leups t aoah e4al~ eebasei be~iat :

    mueiman

    ll:'..teiman

    Cb. 1. Diaar.em .Ur untuk: pengimaken regim lengaa tenah --------

  • I 11 Cil adalah curah hujen, El'o aclfllab evapot~aoepLraa1 rujulcan meaurut Peoman, I tlllla-

    lah infiltrasi, L adalah aU~an ,Umpas, DSI'lf aclelab clqa simpan leDGaa ten&h, P

    ad.alah perkolasi dalam, UAA ad.alah ner:-aca air atmoefel:', Hl adalah masulcan aLl:',

    ' . PP a4alah potensi pengisian l.engas taneh, Dlir a4al~ dtnamika lensaa tanah, dan

    RLT adalah regim lengas tanab. E:alau IW cleu PP cll.tet&pkan eecara musiJDaa (JDUalm

    hujan dan musim kemarau sendil:'i-sen4J.r1}-, RIJf terr'Hb dua maai~-masiag untuk

    musim hujan (RIIrh) dan RlUsia lce~~arau (RII'Ic). Kombinaai Rtrh ciao Rlll'k meneotulcan I

    Rill't

  • 12

    t1 t yang siap mengintil trasi tanah. MA bertinclcik eelaku talttor pengatur i

    ' pen~iaian kembali tanah dengan air.

    • • In4ek~ ini aenetapkan kenclali atea seberapa ban7ak air menurut NAA 7&1lC beaar-benar akan mamasuki. tanah un-

    tuk mengisi kembali lengas tanah. 'Jacli, nasabah NAA dengat~ HA lllarupalcan

    ukuran potensi pengisian kembali lenc•• tanah (PP).

    Neraca air da.lam tubuh tanah aarupakan auat11 e;ejala intersolum

    YoMG' dihasilkan oleb kakas-k~s (forces) penambatan air dan pengatu.san

    -dakhil (internal tlraina&e) yang bersaU.ngtinclak. Jumlah air 7a.ng cl«Pat

    d.t.at.apan clalam teneb dikalldalikan olah kapasitaa tanah lllane;ikat air

    (tr'SL'l') yang melawan kakas 'tarik gravi.tu1 yang meqebabkan a.Lr ~rpedto..; .

    lM>t. ke luar tanab .(P). lferaoa in1 mea.jacl.1 perny~taan clinard.ka lengaa

    Wnah (DLT).

    Apab1l.a PP dinyatakau aobaga1 •asukan ktt clalaa si.ftem b14rol.ogi

    1ian DLf adalah fektor pengatur dakbil sistem a aka RLt' 11enj ad.i keluaraA- ·

    nya.

    CH clan ETo beragam iaenuru~ waktu, se~ngga lf.U pun bersaatiiiiC pad& ·

    w&ktu. NA dan DLT aerupak:an kakhasan aetampat kareaa I, L, DSLT 4.an P

    adalah variabel-variabel haltiki tanah clan topogra~i. Malta dari 1tu PP

    dan RLT bermatra. ruang-waktu.

    Untuk keperluan umum satu tahun clibagi menjadi mus!.m. huj.aO. d.a.n tMl-

    sim kamarau. Malta NAA, PP dan ~T clitentukan untuk keclaa mua:lm 1-tu. sea-

    diri-sendiri. Kalau diing:lnkan sajian yang lebib rin

  • 1}

    Jilta diperlukan, kelas 1 dan 3 dapat dipila.bkan leb111 'lanjut be~"-

    dasarkan tingkat aurplH atau tlettsitnya. Dengan jalan 1n1 daya pengaruh

    yang disalurl::an dart jaagka waktu yang satu ke jan~a waktu beli.kutnya

    ' (carry over ettect) ctapat ctiimak secara l•bih rtnci. Hiaalnya, kelas 1 dipi.lahkan menjadi. dua kelasi kelas yang satu i.al.all NU ~ CH claA Yanc

    lB.in NAA < 'CH. Kelas 3 a1salnya

  • ··- --- ----··--------

    Laju infiltrasi (I) diperld.ralcan dar1 tekstur tflD&h. Ada eElpat kela-s:

    1. Sangat lambat st1!Dpa.i laabat;' kureng dar.tpada o,s ca J-l

    Lempung, lempmg debuan

    . -1 2. Cukup 1ambat; O,S-2,0 ca. j

    Lempung pasiran, geluh 1•punc debuan, geluh l~mpungan

    3 -1 • Sedang: 2,0-8,0 em j

  • DLT yang merupe.bm uncT paduoo DSLT dengan p d1del:ati atas _dasar teks-tur to.nah, struktur tanah dan J.eluk et.ek:t.if tanah. ICetica .Jcelas DLT adalah:

    l. Terhambe.t: permeab1lltas sangat lambat (< 0,8 011 J-1.) dan DStf tiOKi; tekstur . ·'

    bdus, 11truktur pejal aampd. cuapal, Akll. lel.uk et'«ti£ tariah ~50 Oill

    2. Normal: permeabilitas cukup lambat -saapai sedang (0,8-8,0 cm l-1 ) dan DSLT

    tinggi saapai sedang; tekatur tengaban, etruktur ramah tsa'AP8i gr.anul.a-,

    am jeluk ~ektt€ ~ selcttar 100 em 3. Berl~b1han: permeabU.ttae cukup ~t B&llpai cepat ( > 8 10 em j-1 ) dan DSLT se-

    dang sampai rendah; telc-stur kasar, struktur kereai saapd remah le-

    mah, Sin jeluk etekttl' tanah dapat dlkatakan _ti&.k terbatae

    RLT suat.u musim clltetaplcan 4eacan matr11ce PP x tiLT W1tulc m'f,s1a berfJ&DSkutan.

    Ada en am kelas ·RL'l' IIMlsiman:

    N krik

    M : Pia11an

    SO: Ustik

    Sl: ~

    S2: Akuik

    IU

    1

    2

    3

    1 2

    If M

    H M

    If H

    .pp

    3 4 s 6 so Sl S2 Sl

    M m S1. S2

    If K so Sl

    oGb. 4. Mati:iks PP x m.r untuk mene-tapc..n ~' 11Usllll&l1

    RLT tahunan d1 teta.pcan clencan matdJcs M.tb x. RL'Jk. Ada ~ kelas RLTt

    . untuk: pertanaman seaausim dan lima k,alas Wltuk pertanamao. ~unaa:

    Pertanaman semus1m

    0: Tidak mungld.n

    1: Husim hujan saja, d&nsan risiko

    2: Husim hujan saja, dengan risiko · sedikit

    ): Musim hujan tanpa risiko, musim kemarau dengan risiko

    4: Musim hujan tanpa risiko_, musim k~marau dengen risiko eediki t

    "5: Da.pat eepe.njang tehun; akan t.eta:pi dengo.n risiko .• ,

    0: Udek lllmcJd n

    ~; Mun&k1u,· 4eacen ft,clk-o bosar

    2: -KYngktu, Q.en.pn ri.~ik:o

    3: Kungkiu, dengan ri si.ko -sediki t

    '4~ twng)d.n, -tanpa risi!ko

  • -------- ·------ --

    6: Dapat seponjang tahun dengan risiko sedlki t

    7: Dape.t sepanjang tahun taupe. risiko

    RL'l'h &.Tk

    N H so Sl S2 S)

    0 l. 2 3 4 4 N

    0 0 1 l. 2 2

    5 6 6 7 7 J.l X

    l. 2 2 3 3

    7 7 7 7_ so X X

    3 3 4 4

    7 7 'I Sl I X X

    4 4 4

    7 7 S2 X X I J:

    4 4

    7 53 J: X X X X

    4

    X = tidak ada kelas karena aenurut pengertiannya musim hujan tidak pemah daps.t lebih kering dari-pada musim kemarau

    seauelaa ( aa)

    tahUDaD (t)

    •· t.

    aa

    t

    aa

    t

    II

    t

    II

    t.

    16

    Gb. S. Hatri.Jcs RL'l'h x RL'Dc untuk menetaplcan Rt'l't

    Angka

  • Panata"DaD m'o

    l'letoda P~nman masih tetap cltpendeng tar~k untuk 1181)8ta.pl:an ava,potraospi-

    ' rasi rujul::an karen& menpasilkan nilal-otlai ;yans s.a.-,gat mi.rip 4.ent;an :Y&DG cU-I

    peroleh dengan metoda pane! terbuka (open pan). Secua konsepslonal matocla P~n-

    man mema.ng memillki lant-.san manttk (logic) 7ang kuat kuena meltbatk.n aecmia

    J· parameter avapotranapiraai yang merujuk langsung FOaea itu, :yat.tu ~rgi pancar

    {dinyatakan aabagai paojanc had.), anerci k1net11c gerakao masea uclara (keocepatan

    an&tn), neraca behang (beat balanc~r; Unyatakaa aebagai subu uda.ra) clan lan4ai.en

    '

    \

    · leng.as udara. (air moletun .t;ra.t.ient; 41n;ya.taltan aebasai.Jcelembe.ban nieb1 udara).

    Untuk men4i.r1kan dan menjalankan at.,at,un hnman clipeE"luke.n biqa U.dak ee-

    dikit. f4aka negara-negara 884laa.c bedr.embang bLasan:ya t148k baoyak aem11Ud Bt6.-

    siun Penman. Mi.saloye., 4.1 ~1\II.'Uh lotooeeia hanya ala 91 etaetun seaacam ttu,

    yang 41 di antaranya bereda 41 JaW&, 21 41 swU.tera, 2 41 Kalimantan, 1 i:1 'Sula-

    wesi dan 14 d1 bagian-baGf.an lain lo!oaeet&. Jumlah 11\1 ti•ak Jaencukupi untuk

    menjalatlkan acuan ~male rectm leocaa tanab. Votuk memperoleh liputan daerah

    yang cul..-up luas, perlu dikembao&':an auatu cera untuk mencipt.Can n1la1 Efo il.eo-

    man d.ar1 ane;tca-~a pencatatan trtulun 'boken-i»enman )'aDS' ada. 1Jntu~ penoipta.an •'

    ini diperlukan eua.tu persamaan traostormasL yang ba!k. . .

    .Di ant ara metod..e penetapan Er yanc tened.iaka&l, meto4e Bl.a.ney-Ori.d4le

    'menggunal:an konaep yang pall.na ~IG&t 4..eDga.D ;yanc 4t.paka1 Penman. Meto!e ini .aae-

    makai parameter penentu Ef yang eama 4engsn Penman. Bed.anya. banyalah bahW'a 4alam

    metoda Blaney-Criddle hanya subu u4e.ra ;rang d.1ukur lanpu~, aedang pa.rametec-

    para.meter yang lain d.itakslr. Foz:m&t penghituoga:n Bianey....cr!ddle hanya t.erd..irL

    at as 8 langkah, yang peda Penman ~ed:ir1 at as 24 ~ah (Dao~:enboe & Pz:uitt,

    1984) • Dengan demikian metode B-C men)"'Clorkan pili ban pertama. untuk menyederha-

    nakan penghttungan Ef dan memud.ab\c«l perluasan lip~tan 4.aere.h angka El'. Ai:an t~

    tap1 ada pendapa.t bahW'a metode 13-C benya eesuaL untuk da.ereh iklim. kering d.an . . cerah, eedang untuk daereh yaog ·~aW'an ban:rak haaLlnya terlalu tinggi (Anon.,

    1970}.

    .... (1986) ---""ba menelaah kete~r·~ metode :8-C pads. iklim Notohadlpral•.&.ro ~ __...

  • l

    '

    ·····---·· -·-··---···-------·---------~-

    • · Indonesia.. Uctuk ini d.isun~:an HIIIQ~ tapak (sites) aebaoysk 91 ltu y~ JDelllEU-

    nyai stasiun Penman. El'o pertama-taraia dU11tung dengan persamaan Pecman Y'all8 agak . . dimodifikasi {Doorenboe & Pruitt, 1"984)

    En'o = c/fi.Rn + (1- ).c(u).(e.:- ed.l] •••••••••••••••••••••••··~······(1)

    yang El'o w Bn r(u)

    suku redias! suku aerodinamUc

    = E:f pertanaaan rujukan dalam IIIID bart-1

    = taktor peQ61abang ;yang be:dca.t.t.a uncan auru . = raUasi beraih d.alam lceeetaraan evaporaai •ataa aa berJ. - 1 = fu0681. yang bedcaitan dengan ~n

    ea- ed = selieib entara. tekaoaa uap jenuh pa4a subu uclara porata clan te-kaoan uap alctual purata 4ar1 udara, keduanya cl.alaa .m'ba.r

    = faktor penyeauat untuk mengkompenH.Si d.aya pengeruh keadaan cueca eiang dan malam bar!

    Kemud.i-ac afo d.itetqkan IJllla Uncao persamaan Blaney...od.4.-.le (Dool:enboa & ~tt,

    1984)

    &To = ~"0,46'l + aJl ••••••••• ~-· •••• ~ •••••••••.•..••.•..•.....•.•.•.• .:(2) yang E'l'o = m pertan.8man rujukao purata untuk bulan bera.aogbltan 4al.am llllll bad.-1

    'l' = eubu bartm IJllr&ta selama bulan beraSI)fLL-ut~ 4..al81D 4.erejat C · P = persen barian purata.' dart jumlah jam s1a:ac hari tahunao untuk bubo

    dan prl.a l1ntaog beraao&kUtan c = ~al:tor penye.Ua.t taoc ·bercantuog pata taialb:an bl.etabebaD n1ab1 •Dt-

    IDUIIl., .3umlah 3• a1aDC har1 4aa keoepatan aocLa aieqc bad.; k:elemba.bao · niebi, jumlah jam aiaoc bar1 dan kecepaten auctu alanc ba=i aain&-

    masint ~ttakair uocao tiga katecorl, yatu ttacct, ae4ang 4811 recleh

    Basil peuet~ Ro uncao t.u& cara Uu 4U~OL'elae1Jcan eecara berpa.a.aocan.

    Untuk memillh r~a~ 78DC te~lc d.an le'blh baf:cu~ .Upwal aebecal ~~imbaacan

    k:oeCieien. penentu a2 dan keaucl.ahalmya untuk 41cunakan aaetd.uca dan mentraneforma.-

    sikan data. K~.elasi antara data i»e01B81l dan Bl.ae7...c:l~cU.e 4it.tapkan deacan

    enam macam regreei, ;yaitu linter, ekspooensial, ~cl;:a.t, kua4ra.t1k, logaritmik

    dan hiperbolik •. Untuk meltbat a.pakab ciri curah bujan berpe-nguuh at as korelas1

    ini, wila.yah penela.ahan 4ipila!*aa men3&41 tige.. cl.aerab buJao bel.'daaarkan jumleh

    bulan kering rerata dalam aetahuu: tLt;a bulen -a.tau kurang, .e~~pat sampai enam dan

    lebih da=ipada enam. Yang disebut bulan kiering ialah su...tu bulan dengan j·Jmlab

    curah hujan kurang daripada 100 mm. Korelasi juga diteta.pkan aecara umum tanpa

    memperhatikan cir1 cureh bujan. Kaailcya tertere.. dalam Da.ftar 1.

    Ternyata eemua kQef'lsieu kor.elasi R · eans~t aure4 (b1&b1T uian1Cioant) pad.a

    aras 1%. a2 linier eela.lu nomor dua, oemun banya. sadUd.t di bMrah Yan& tertingg1. ~ · •

    Maka regresi Unier dipilib untuk meoja.lankan tranaforme.si 4.ate. da:ri :Blaney-

  • 19 .l>a.ftar 1. Koefiaien penentu a2 teriinggt dan ·macam regree!nya ae£ta peraau.an

    regreai U.nier Ero Blaner.-crtd4le atas E.fo Penmao dan ~7a

    Jumlah rerata Macam recna1 bulan kering n clengS\) a2 lin1er Persamaan regreai

    setahuo pasangan a2 teritntgt U,Dier

    ~ atau lrurang 54 pangka.t; 0,856 0,813 P= 0,191 + 1,173B-C 4 s .d.. 6 29 elcspon. :- ,823 0,817 p = -1,221'+ 1,554~ lebih dp 6 8 penile at : , 159 0,703 p = -1,144 + 1,558!-C

    lreselurubao 91 elcspon.: 0,856 0,811 p = -0,491: + 1,564:a-.c

    P = Penman sebagai Y. E-O = Blane;r-cr.lddle eebaga1 x.

    Cr14d.le t;;e ~oman. Dengan uj1-t pa4a eras 5% perbe4aan aotu:a. ~o ~ trana-

    formasi dao mo Penman aseli tU.ak aurM., ba11c dengan meaaunakan persamaan re-. .

    sr&ai U.nt.er ~ang seauai 4.eogan -oLI:'1 0\ll:ah baj~ ID8llpla UQC«l lllfiDCCUOek.en PH'-

    samaan re~a1 linter umum pa&a aeiiiUa · wilayah 7anc berctrt curah ta.tjan berbM.e.-

    bed.a. Maka transfomasi dapat 41kerjak:an -cLencan persamaao ~~at Unier umum '

    t.anpa perlu memperbat11can ciri curah buj.ao w1lq'ah. ))en.pa ca.ra in! d.lperoleh

    tambahan E.ro Penman sebanyak 114, aebt.ocga jumlab aelumbnya meJa~Mi 1!()5, bec--

    arti liputan "''ilayahnya. 'bertambah luu sebanyak 2,25 kaU lipat. Denpn persa-

    .~aan tr.anst'ormasi ini clillUngki.nken memperoleh aro Penman 4.ar1 ataatua-ste:stun ..

    . ueteorologi yang tidak lent;kap. Deocan 4.emUd.aa -uiuo-stasiuo ta4i ••pat ~1-

    .uanfaatkan secara lebih baik. Bal. tnt l\16& me~j\dd:ao babwa untuk JDelllp8roleh

    liputa.n wilayah yang baik tidak perlu menenman 4.1 aelllU& tempa.t~

    llilihat liari segi keuangan nega.ra 1n1 berarti keaempatan mengbemat yaog tidalc

    Jed.U::it.

    Ontuk menaksir panjang hari a!ang, lcelembaban .ni-s:W. udara 4.an k.ecepatan

    LOgin siang hari digunakan pecio.mao yang tercantum 4.alam Daft ar 2.

    Pemetaan 'A.gpobidrologi Secara D1fita.l

    Pemet.an l.ni dik~rjakan de~an aenggunak.a.n a\l&tu peta ds.sar suatu wilayeh

    ang · akan 4.i.petakan. Peta dasar ~tu 41b&.61 h~bis 4encan rajangan k..le1 (~id) • etiap rua."l.g wjur sangka.r 'yang d.ibeatulc oleh· rajaosan kiei itu (pix-el) dioM.i-

    ..

  • \

    20

    Jl Daftar .2. Teksirao paojeng hari siaos, kelembabao niabi udara dan

    k.ecepatan ancf.n siang bar1 untuk 4.1pakal mencbitung ETo B-0

    Wilayah :Bulaa Paajang JCelembaban Xeoepa.tao aaQ.n bad siang nl.sbi u4ara :siang bari

    Suma.~era seiiUa reoclah tinagi Sed8D4

    Lainnya 1, 2, ,, 11, 12 reDdell tina;i ·sedang

    Leinnya. 4, 5, 6, 7, a, 9, 1() eedang t1~ sedans

    nasil:an terhad.ap dua sUDllu ortogonal, Y sebaga.l. aum'bu t.,cak dan X eeb~ai sumbu

    datar, clan diberi tancla y,x. ICood.lna.t 7,x maslnc-ma.sl.oc d.t.beri al.emat khas ae-

    suai 4ell6an basil peaeimalcao lr.e~as rectm 1enpa taoah umuk pikael berean,ct..-utan.

    Piksel-piksel Mogan alaaat · 7811C aama lleabentuk tstl.'tllao ~ta agrohl4roloc:f..

    Pemetaan asrohi.Uoloci 4.t:tGerlakao ataa kawaan hoptns1 Jawa r.en&M14aa

    Propinsi Daerah Istlmeva YoQaka:ta pM.a S1r.ala 1: 1 • .000.()00. Peta ;yang 4.1buat d.U-4

    buah,. yang satu untuk tanamen eeiiiHILm4at1 yang satu la.gi untuk tanaman tahunaD.

    K,edua :nacesn peta terseblt te~t 4uem ~ran 1. . .

    Progs:am penglmakan l'&t;im l.engaa tanah ~N.apat dalsm Lampirao 2.

    Rujukan

    Amerman, C .R. 1973. Uydrology .ad soil scieoee • Dalam: R .R. Bruce , A. W. Flach, ~ H.t·l. Taylor (.ed.e), Field soil water ~me. 'SSSA Spec. Fubl. s~ries tl-o. 5·

    h 167-180.

    Baier, w., & A..R. f•iack. 19U· Development ¢f aoi.l temperature and soil water cri-teria for charactertetog eo11 climate in Caoe4a. ~: R.R. lkuce,

    K.w. Flach, & H.M. Tqlos: {eds), Field eoil wa.ter regime. SSSA Spec. Publ.

    Se~ies l~o. 5. h 195-212. Doorenbos, J., & W.O. Pruitt. 1964. Guidelines Cor predicting crop water I:'&Q:ltir.e--

    ments. PAO Irrigation ani Drainage Paper no. 24. xi! + 144 b. FAO. 1982. Rainfed fcu:ming systems in Asia and the Pacific. Cropping pa.t.terns

    in egro-ecological zones of Southeast Asia.. FAO Reeular Programme Uo. &IJ?.l

    6;. v + 52 h. Jones, J.W., J.W. l:lishoe, 4: £.J. Boote. 1987. Intro4uct1on to simulation~

    modeling. Food & Fertil~zer Tecbnology Center • .SPAC. Techn. Jml. Mo. ~~0. · 10 n_

  • . - ( \

    21

    .. Klute, A. 19n. Soil \oiO.ter flow theory and it·s application in Cie'ld situations. Dalam: R.R. Bruce, K.W. Flach, &: H.l1. Taylor (eds), Field soil vatel' r;e-

    gime. SSSA Spec. Publ. Series no. 5· h 9-,5· Lemon, E.R., D.W. Stewart, R.W. Shawcrort, & S.E. Jensen. 1973. Experillleate in

    ' predicting evapotranspiration by simulation vith a soil-pl~-atsaosphere model (SPAH). Dalam: R.R. Bruce, JC.\o.'. Flach, &: H.t·~. Taylor (eels), Field

    Eoil water regime. SSSA Spec. Publ. Series No. 5. h 57-76. Nohr, · E.'C.J. 19}}. De bodeta . .4er tropen in bet alpmeen, en tie 't"aD Recleriao:lsch-

    •f!' In:til.! in bet bijzon4er~ Deel I~ ~'feede stuk. Druk De :Buss,-. Aaateda:a.

    Uotohadiprawiro, T. 1972. The role oC water, maoaaement .and Yariat)" in 4eter-

    mining the yield or eawah rice. Ilmu Pertanian I(6):258-259 + 4 h gr4!'ik.

    1986. Land resources inventory in 4evelopi~ countries: a problem or collectinc and senerating relevant 4ata. A typical case o:: at-mospheric water balance 1nv.entory. Ilmu Pertani.an 4(2):8s-90.

    Smith, G.D. 197:5· Soil moisture re&f,mes and tbetr use in soil taxooocat••· Dalam:

    R.R. Bruce, IC.W. Flach, &: B.M. Taylor (.ecia), Field soil water wgi.M. SSSA

    Spec. Publ. Series No. 5· h 1-7· USDA. 1975. Soil taxonomy. Acriculture Handbook lfo. 4,6. VSDA. Vashl~on, D.-c •.

    754 h. Van Wambeke, A. 1982. Calculated soil moisture and t~ratun reglaaee of Mri.ca..

    SS·ts Technical !4onocraph No. 3· USDA. iiashinston, D.-c. 1'6 h + ~uot.ey t-a-bles or Africa + moisture regime tables.

  • ..•

  • -------·· ---- -

    ··-··-- ·--·----

    HtOO R£H JI)J(I Dill KH i16,81, DC90I,SIIRAt901 191af'(90J ,U C7tl 1UUOI 1U(20J ,t..t201 1020 8111 TH90J 1 IIHfOI ,IIAPU901 ,Wi(701 1IIAP3CJOI 1IIANUOI 10~0 IIEII

    1040 IHPUI •nuut t•ARtS (£ lff.IIPA DAfA YMB flt:AM OIHUllfG ? •; II 10~ REII . 10~0 REft BACA GAIA KIIHCi fifE fAHAH lo7

  • lOIII ldll ~·u···r·--·

    1620 N£11 I 1630 N£U l 1640 R£H 16SO DAJA Al 151213,.71l111l111AZ15121S,l,t1 l1111 16~0 DAJA AS,5,2,l,l,l,l,t,l,A415121l,t,l,l 1111 1670 DAtA AS,4,2,l,l,212111 t 1M1512,l,l,l,l 1 l1 l 1680 DAJA A1,4;2,l,&,2,2,t 1t 1AI,l121S1.S,t,l,t,l lli~O DAtA A9,2,2,3,.1;t,l,l,l,AO,Z,I,3,l,~,l,4,1 17CO DAIA Al,2,1,~ 1 1,2,3 1 4 1 l 1A2,Z,t 1 3 1 1 1 2 1 31'5 1 1 1710 OAIA AS,21 l,l;l,21315,1 1te,2,1,1,l,Z1l,511 1720 BAJA AS,l 1 J 1 2,l,2 1 3,4 1 t,~61 l 1 S1 4,1 1 4 1 61 2~3 17~ DAIA A7,2,3,5,1,4,6,3,3,AI12,l15,1 14161S,l , 174(1 Dl\fA A91213151114161l,l1A0121315,114161313 HSO DAIA Al,l,3,i,l,4,6121l,A2,2,S,5,l,4,6,3,l 176(t DAIA Al,l 13,4,1,4161211,ft4,2,3,5,114161313 1170 DAfA AS,2,3,5,1,4,6,i,31A6,4,1,1,1,3141 412 1780 DAtA A7,4 13,5,1,314141Z,ta,t,S,S.I,S1 41 412 119

  • i

    I

    i210 HEft DATA KUIIC.I f.itif' 2220 ftEtl 223~ DAfA AI 1 1 1 1,2,2,3,3:A2 1 91 2 1 31 3 1~ 1 4 1 A3,9 1 9 1 4 1 4,5 1 5 ~240 BAJA A4 1 9 1 9,9 1 S,S,S,AS1 9 1 9 1 9 1 9,S,S,A6,9,9,9,9,9,~ f~50 rc£11 2260 SEll 2270 REII 2281) NIOTH 'tfH: I' 140 £290 Lf·AUU CI~RtC27t ;CHRtc691 .2300 lf'RIIH Cllfd(21t ;CIIRH491 2:110 REH

    t3l0 PlUtH • I J H TK AM AD R llf NJ Rll RD SH SIISO SA SD

    2340 PRINI •---------------------------------·---~------7···-------·---------·-·---··' 2350 R£11 2360 OF£1f •ruJAftSI'diA.DAl" fOR OUff'UJ AS II 237{1 Uf'£H ·~:JAft5JIRf•.OAf• FOR OUffUl AS t2 aso Rot 2390 U'fiiiiJ Jtlflt~OJ (;lfRfCi:OU ptffiiHT SIRUf6U6,CIIRfn05t 11 atniHI CHRU2031; 2400 lf'RIHJ ~TfdH6$i921CI({U20SH ptf1UIT CHRfUBn . 2410 U1UIH fllli201 CHUCl861plfRIIU STAlNGtt~, • "t;aliiUICt CHRtUHI; 2120 lf'RIHf S'ffuti6iC92, • 'I; :U'IIICf tltlfU86l . 2HH.fRIHJ fAtt201 tllfiUI86laclftlftl SJIIH&U&,• 'llttiiiiCJ CHilfU86l1• 'J 2440 l'f'RfiCJ I UIIH«UI22U2~12Zl3333SSsm44f4i"44'4~m66666666617717177717818~8~ ';i:HfifHB6) 24~0 lf'Rirtf 1~2(1) tHI$U86I1it.fiUU • Uae ';alf'tlllf CHIUI86tr• •i . • 2i6

  • lOIV htR

    i820 '60SU8 uso 28S(I l[ft 2840 If ffW=99 AtlO .11 JHEU 304G ~l)20 tft!llfl Tt\8C201 UlftfU86t pt.f1UHf USIMI 'ltlt•Jf; 3030 1i0f0 S060 l040 UfUNJ J1\£1Cl0) tHRHl86Jptf1UHf USltf& "IHI.JIIJ 3~0 U-4Ctl l060 tftUIU I. •acJiRiHittltcttltC2'4811 3070 ffUHf ISING 1 1iiJ"tiJ loso fOR ,., ro to ~0 IF. JfW=99 AUO .I< ==tO JHEII ~«O 31'00 lf ffW=HJ lllf.ll 1850 3110 If fJtJ1•222 IHEU S920 3120 If fftJJ=33~ JHEU 3990 3130 If ff~JI=444 IHEU ~~ 3140 PRIHJ I 1 j 3150 flRINf U51146 "li"; I; .Jit.O fttNf USIHG "itt •; ffiJJ 1 JHUI, 3171) .60st.lll 5830 31St! Pftlicf USII16 •uU"IMW,I\t:SI,A,IICf,fll,fWII,Rf'll, Jt90 f'f"dlU USifl& "fUI';SftD,._II.SHRD,tttRt\CJJ,'SIWUI l200 fiflt ~·21\1 If tHJI=i9 Allil J

  • l-Ilt 1£11 3~20 IRHE II I SI1RA w 3430 IIIU IE 12, Stlli1' CJ) 3Hv HlU 3.8l\ 3450 litHE tl, ~~ 3460 MilliE 12,99~ l-170 R£11

    ..

    3480 If tTS4=0 AND 8155=0 ANI tf$2=\t AIID BISI>O THEN 1540 3no If ~TS4=0 Aflfl BTSJ=O MD 8fS2)0 AU BTSUO THEil ~60 3500 If 8154=0 111·'0 lliSS>O AHD 8fS2)(1 ANI IJSI )0 TID 3596 :mo ff f:IS4>fJ lltiD 81S2)CI AND BJSHO TIIEN 36JO ·::;11• wu• u;:u 3538151 AI:U J

  • 40l(l FDfll=l 10 tO 4(12V L3tll •1 4(130 ff£KT l 4040 GOJO 4120 4(151) R£11 •o6o ta:oJKCJJ . 4070 PRINT • "pf'IINJ USIICG "fl"tJttflAIMT 1151116 •ttt•tC4 4080 fOR l=l 10 t4 409(1 u cu =l 4100 JfUJ l 41 JO i£tl U20 ZO"U 4i30 ll=~ltHI il40 l2:UtK2 4~0 ll=l2tN2 cao Uztl•U 4i10 lS=l-4 tN3 4180 U•Zltk4 U90 lf£U J 4200 REH 4210 PIIMf • ";afRtHf USING "II";JzfiiNT 4~-20 l1•l£•H4 4230 Pllttf IU,N2,lC:S1lH 4l40 R£1t 4250 tf lfS4zO AND 8fSS-o AID 8f52•0 ANI 8fSf)0 fHEI 4320 i?60 If JTS4=0 ANO lfiS=O AKI 8152>0 AND lfSt>O IM£1·4340 421'0 If Bfii=O AND tf113>0 Atll 8152~ AD BISt>O TID 4360 4200 If BJS4>0 AttD lfSS>O M8 lfSZJO Atll HSUO JKEJ i300 4290 GOlD 4370 4300 ll=ll 4310 0010 4310 4320 ll=ll U:SO GOJO 4370 -4340 U=ll 4350 -60(0 437{} i360 ZlzZS 4370 PIUU l01U 1l2,lS,l4,-n,u,Z1,U CIBO fOR 1•1 tO ll 4390 If 8JS4c0 AHO 8JSSaO MO IISZ=O AttO 8151>0 rtiEH 4440 i-400 If 8lS4=0 AND lfSJ•O Alii IJSZ>O ANt lfSI )0 litEM ~470 '4410 If 8K4=0 AJIO lfiS>O Attt 8152>0 W IJSUO THEI 4~20 . -4420 If 8154>0 Alf8 1~1)0 Attl 8fS2>0 AHII lfSl>O niEN 4590 i430 GOfO 5170 4440 If JZO AND fl(l AIID H=H fitEN 48~0 4490 IF JHl AJID H=l2 f1EN 4880 4500 lf I >Z2 AIIO t ~=.13 fHEN 4140 4SilJ GOIO SI7Q 4520 If J

  • 4610 1f J)ll AND i(=l2 lHEN 4880 C620 If U12 AffD J

  • 5210 R£H 5220 FOR l=l lU ll 5230 If 8JS4=0 AND 815~=0 AND 8152=0 AIW 8151)0 THEN ~280 5240 If 8154=0 AND 8153=0 AND 8152)0 AND 8151)0 IHEN ~320 5250 If 1154=0 AND 8TS3i0 AHD 8152>0 AND 1151)0 THEM SSIO 5260 If MSC)(t AND 8153>0 AltO 81$2)0 AIID BtSt>O THEN ,.60 5270 &oro ~no 5280 If TZO Al40 T

  • 5810 R£11 SUBaOUJ litE UHlUK tlf'E tAIIAU DAM lAIN 5820 R£11 5830 fOR P=l lD 76 :ili\l fOR i=l JO 8 SBSO If ltCJI=f AHI 1=1 tHEI AI-KJJ(f,ll 5860 IF HWr:f· AHI t=2 nD £SV=CIHP1 21 5870 If JJ(JJ=~ NID t=l flEa AlcCJfCt,ll 58e\11f HW=t· AND 1=4 tiD SFS•CIUP,41 S890 tf If W =f jtilD J:5 JIB ltf at: II U', ~~ S%0 U HW=f· tit~ 1=6 t~l lli

  • 6410 llEH SUSf\'OUWI UNiut: lANNI JAlltiG KE JAflil 6420 REH £~~0 lf TTfJt=l ll(l TICJJ=I 1.4 40 If lf W =2 JIIEN fHJt =I 6450 IF llUI=l TllEK tHJi=2 6460 If TllJt~4 IHEK ff(JJ•J 6~70 IF TIIJI=S fH£1 (f(JI=4 6480 IF H IJt =£ 111£11 11 CJI =S 6~90 If HCJI=7 IIIEH UC.U=& 6500 ff Jl(JI=8 fll(lf tHJI=7 6510 IF lllJI=9 JKEK fl(JI=B 6520 If IJCJI=IO litEM. 1Tut=8 6530 R£11 6540 If llCJI=ll THEN lJlJI=9 6550 lf•JJCJI=I2 THEN JICJl=9

    · 6560 If HUI=U JIIEU tfW=lO 6570 If HUI=I4 TIIEH UW=Il 6580 IF HW=I5 flfEI ltCJI•U 6590 IF 1JCJt=l6 liEN tffJI=l2 6600 If fflJt=l7 IHEH t111l=l4 6610 IF H W=IB JftEH IJCji=IS ~620 If 1TW=l9 liiEtl UU-)=&6 6630 If Jf(JI=20 tHEN JJCJI•l7 6640 REH £1150 IF nw~,-na nc.n•11 6UO. If ffW=22 l~M fffJJ=t9 6610 If ff(JI=£3 ffl£1 11fJI=2l U.fl(l.ff JfW=-24 tlfEN JHJJ•ZS Wl(J If HW=25 TIIEII ttW~40 6700 If fHJI s26 lHEK ff(.IJ •2& 611() If HW=27 lltEit lHJia:2& 6720 If Jf(JJ=28 1HEft (fCJt=27 t.n•> If ffW=19 IIIEU 1UJJ=Z9 i·l4(1 If lfW=lO 'fHEJI 11fJt=64 6750 fi£H UbO If HW=H 11£ft HCJI=ll U10 If UW=32 ntEM IJIJt=ll 67SO tf lHJI=3l m~u nm=3& t7~0 If ll(J)=l~ fa£1 fi(JJ=l7 i.OOO If HUJ .. l!i J~l IHJt=38 6610 tf ff(JI•36 1~1 lf(lt=lt t-82