35820427 karya-tulis-ilmiah
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Documents
-
view
583 -
download
1
Embed Size (px)
Transcript of 35820427 karya-tulis-ilmiah

KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA >6 BULAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II BATURADEN
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2010
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (A.M.Keb)
Disusun Oleh :
NUR KHAYATI
NIM:P17424307230
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN PURWOKERTO
JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2010

i
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA >6 BULAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II BATURADEN
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2010
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (A.Md.Keb)
Disusun Oleh :
NUR KHAYATI
NIM: P17424307230
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN PURWOKERTO
JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2010

ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Faktor Predisposisi Dengan
Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi usia >6 Bulan
di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun
2010” telah disetujui Sebagai Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan memenuhi syarat
untuk diseminarkan.
Purwokerto, 9 Juli 2010
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
M. Choiroel Anwar, SKM. M.Kes Suparmin, SKM, M.Kes
NIP. 19601129 198207 1 001 NIP. 19670527 198803 1 002

iii
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Faktor Predisposisi
Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia
>6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas
Tahun 2010 “ telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 4 Januari 2010
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Purwokerto, 4 Februari 2010
Penguji I Penguji II
M. Choiroel Anwar, SKM. M.Kes
NIP. 19601129 198207 1 001
Mengetahui :
Ketua Program Studi DIII Kebidanan Purwokerto
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang
Suparmi. S.Pd, S.SiT
NIP. 19640323 198603 2 004

iv
PRODI DII KEBIDANAN PURWOKERTO
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA >6 BULAN DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS II BATURADEN KABUPATEN
BANYUMAS TAHUN 2010
Xiv, 5 bab, 51 halaman, 15 tabel, 6 lampiran
NUR KHAYATI
ABSTRAK
ASI eksklusif didefinisikan sebagai perilaku dimana hanya memberikan
ASI saja kepada bayi sampai umur 6 bulan tanpa makanan dan ataupun minuman
lain kecuali sirup obat. Berdasarkan data awal yang dilaksanakan pada tanggal 20
November 2009 di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden, didapatkan bahwa dari
10 orang ibu yang diwawancarai terdapat 3 orang mengetahui tentang ASI
Eksklusif dan 7 orang tidak mengetahui tentang ASI eksklusif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor
predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif, manfaat
ASI eksklusif, komposisi ASI.
Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden pada
bulan Maret 2010 dengan menggunakan metode penelitian jenis analitik. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode random sampling,
dengan teknik pengambilan sampelnya cluster sampling adalah suatu cara
pengambilan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas atau
besar. Artinya sampel yang digunakan adalah 48 ibu menyusui yang memiliki
bayi usia lebih dari 6 bulan yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi, alat
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.
Hasil penelitian faktor predisposisi yang berhubungan dengan pengetahuan
ibu tentang pemberian ASI eksklusif menunjukkan tidak ada hubungan antara
umur ibu, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga dengan pengetahuan ibu
tentang pemberian ASI eksklusif. Sehingga diharapkan bagi tenaga kesehatan dan
ibu menyusui untuk meningkatkan pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI
eksklusif yang baik.
Kata kunci : pengetahuan ibu,umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan,
pemberian ASI
Daftar Pustaka : 18 (2004-2009)

v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
“Hubungan Faktor Predisposisi Dengan Pengetahuan ibu Tentang Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi Usia >6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden
Kabupaten Banyumas Tahun 2010”
Penelitian ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak,
baik moril maupun materil, dengan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Sugiyanto, S.Pd, M.App, Sc, selaku direktur Politeknik Kesehatan
Departemen Kesehatan Semarang.
2. Ibu Bahiyatun, S.Pd, S.SiT, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Purwokerto
3. Ibu Suparmi, S.Pd, S.SiT, selaku Ketua Program Studi Diploma III Jurusan
Kebidanan Purwokerto
4. Bapak M. Choiroel Anwar, SKM, M.Kes, selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing , mengarahkan dan memberikan
dorongan.
5. Bapak Suparmin, SKM, M.Kes, selaku Pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan masukan serta semangat.
6. Bapak, ibu dan kakakku atas doa, kasih sayang, dukungan dan semangat yang
telah diberikan selama ini.
7. Sahabat-sahabat tercinta yang tidak dapat penulis sebutkan satu per Satu.

vi
8. Teman-teman seperjuangan “angkatan 2007” DIII Kebidanan Purwokerto
Poltekkes Depkes Semarang, terimakasih atas kerjasama dan bantuannya.
9. Seluruh staf dalam lingkungan civitas akademika Politeknik Kesehatan
Depkes Semarang Khususnya Program Studi DIII Kebidanan Purwokerto dan
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-per satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk pembaca khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
Purwokerto, 29 Februari 2010
Penulis
Nur Khayati

vii
DAFTAR ISI
Halaman judul/sampul...................................................................................…….i
Halaman sampul dalam..........................................................................................ii
Halaman Persetujuan..............................................................................................iii
Halaman Pengesahan……………………………………………………….........iv
Kata Pengantaran………………………………………………………...............v
Daftar Isi…………………………………………………………………………vi
DaftarTabel………………………………………………………………………xi
Daftar Gambar…………………………………………………………………...xii
Daftar Lampiran…………………………………………………………………xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….1
B. Perumusan Masalah…………………………………………………5
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………5
D. Manfaat Penelitian………………………………………………….6
E. Keaslian Penelitian……………………………………………….....7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori……………………………………………………9
B. Kerangka Teori…………………………………………………..26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep………………………………………………..27
B. Variabel Penelitian………………………………………………28

viii
C. Definisi Operasional……………………………………………...28
D. Hipotesis Penelitian……………………………………………....30
E. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………..30
F. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………….31
G. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling………………………….32
H. Instrument Penelitian…………………………………………….35
I. Uji validitasi dan Reabilitasi……………………………………...35
J. Metode Pengumpulan Data……………………………………...37
K. Metode Pengolahan dan Analisa Data…………………………..37
L. Etika Penelitian…………………………………………………..40
M. Jadwal Penelitian…………………………………………………41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tahap perubahan perilaku menurut Notoatmodjo (2007)………...27
Gambar 2.2 Kerangka Teori Hubungan Faktor Predisposisi Dengan Pemberian
ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas
Baturaden II Kabupaten Banyumas Tahun 2010………………...29
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Hubungan Faktor Predisposisi Dengan Pemberian
ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas
Baturaden II Kabupaten Banyumas Tahun 2010............................30

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Permohonan menjadi responden
Lampiran 2. Persetujuan menjadi responden
Lampiran 3. Kuesioner penelitian
Lampiran 4. Jadwal penelitian
Lampiran 5. Hasil uji reabilitas dan validitas
Lampiran 6. Hasil uji chi square

xi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.Distribusi frekuensi responden menurut umur
2. Tabel 2.Distribusi frekuensi responden menurut tingkat pendidikan
3. Tabel 3.Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan
4. Tabel 4.Distribusi frekuensi responden status pekerjaan
5. Tabel 5. Distribusi frekuensi responden penghasilan
6. Tabel 6.Distribusi frekuensi responden menurut perilaku pemberian ASI di
puskesmas Baturaden I Kabupaten Banyumas tahun 2010
7. Tabel 7. Hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan tentnag
pemberian ASI ekslusif pada bayi usia > 6 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi,
terutama pada bulan-bulan pertama. (Soejoningsih,2004)
Berdasarkan hasil survei demografi Indonesia bahwa angka kematian ibu
(AKI) di Indonesia adalah 370 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap 1 jam
terdapat 2 orang ibu meninggal dunia akibat persalinan dan salah satu
penyebab kematian bagi ibu adalah perdarahan. Data dari BPS Tahun 2006
total angka kematian bagi ibu di Indonesia mengalami penurunan yaitu
menjadi 253 per 100.000 kelahiran hidup, namun angka ini masih jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya.
Demikian angka kematian bayi (AKB) khususnya angka kematian bayi
baru lahir (Neonatal), masih berada pada kisaran 200 per 1000 kelahiran
hidup. Angka kematian bayi (AKB) yang tinggi di Indonesia 80%.
Berdasarkan survai yang dilakukan oleh Hellen Keller (2002) di
Indonesia, diketahui bahwa rata-rata bayi Indonesia hanya mendaptkan ASI
selama 1,7 bulan. Padahal, Kajian WHO yang dituangkan dalam Kepmen Kes
No. 450 Tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberi ASI. Turunya angka ini
terkait pengaruh sosial budaya di masyarakat, yang menganjurkan supaya
bayi diberi makanan tambahan sebelum berusia 6 bulan. (Prasetyono,2009)
1

2
Penelitian terhadap 900 ibu disekitar Jabotabek diperoleh fakta bahwa
yang mendapatkan ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98%
ibu-ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI.
Sedangkan 70,4% ibu tidak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif.
(Roesli,2005)
Alasan ibu untuk tidak menyusui sangat bervariasi. Namun, yang paling
sering dikemukakan sebagai berikut : ASI tidak cukup, ibu bekerja dengan cuti
hamil tiga bulan, takut ditinggal suami, tidak diberi ASI tetap berhasil “Jadi
Orang”, bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mendiri dan manja, susu
formula lebih praktis, takut badan menjadi gemuk. (Roesli,2005)
Alasan utama Ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif yaitu faktor
umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan lain-lain. Rendahnya
keinginan dan pemahaman ibu tentang pentingnya ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama kelahiran hidup kelahiran bayinya, hal ini dikarenakan kurangnya
informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh para ibu mengenai segala nilai plus
nutrisi dan manfaat yang terkandung dalam ASI. (Prasetyono,2009)
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan akan mempengaruhi
perilaku masyarakat dibidang kesehatan. Tidak hanya perilaku saja, masih ada
faktor-faktor lain. Pengetahuan juga akan turut menentukan baik buruknya kondisi
lingkungan dan pelayanan kesehatan di suatu masyarakat. Masyarakat dengan
tingkat pengetahuan memadai, lebih mudah dibawa dalam perilaku sehat, lebih
mampu menciptakan kondisi lingkungan sehat, serta mempu menjangkau
pelayanan kesehatan. Pengetahuan seseorang diperoleh melalui berbagai

3
pendidikan baik formal maupun informal. Pengetahuan juga didapatkan dari
pengalaman selama hidup seseorang. (Notoatmodjo,2003)
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di tempat yang
akan dilakukan penelitian. Diperoleh data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas pada periode bulan januari sampai bulan desember tahun 2009 cakupan
ASI eksklusif masih sangat rendah, sedangkan cakupan ASI eksklusif di wilayah
Kerja Puskesmas II Baturaden adalah 316 orang ibu menyusui. (Laporan Tahunan
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2009)
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 20 November 2009 di
Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden pada 10 ibu-ibu yang mempunyai bayi
usia 6 bulan sampai 12 bulan di desa wilayah kerja Puskesmas II Baturaden. Dari
10 ibu yang diwawancara tentang pemberian ASI Eksklusif 7 ibu menjawab tidak
memberikan ASI secara eksklusif dan hanya 3 ibu yang memberikan ASI
Eksklusif, beberapa alasannya umur ibu masih muda dan belum berpengalaman,
ibu bekerja, pengetahuan ibu dan faktor lainnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI di
Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden masih sangat rendah dan dipengaruhi oleh
berbagai faktor sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Hubungan Faktor Predisposisi dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Pemberian
ASI Eksklusif pada bayi usia lebih dari 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II
Baturaden Tahun 2010. Karena umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan.masih cukup rendah dan akan lebih mempengaruhi ibu dalam
pemberian ASI Eksklusif pada bayinya. Sedangkan kebiasan sangat sukar untuk

4
diteliti dan terlalu luas. Faktor pendukung (kader, orangtua, penyuluhan, tenaga
kesehatan tidak diteliti karena bidan desa sudah berada di setiap desa ada satu
bidan desa minimal dan memiliki kader dan biasanya penyuluhan sudah sering
dilakukan oleh bidan saat di Pusyandu-posyandu setempat).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, permasalahan
pokok penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan : adakah hubungan
faktor predisposisi dengan pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu
tentang pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas II
Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan
pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi
b. Mengetahui hubungan antara umur dengan pengetahuan ibu tentang
pemberian ASI Eksklusif bagi bayi
c. Mengetahui hubungan antara pendidikan ibu dengan pengetahuan ibu
tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi.
d. Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan ibu
tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi.

5
e. Mengetahui hubungan antara penghasilan keluarga dengan pengetahuan
ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Bagi masyarakat
Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai
hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian
ASI Eksklusif.
2. Bagi instasi tempat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidan atau tenaga
kesehatan dalam memberikan penjelasan tentang pentingnya pemberian
ASI Eksklusif untuk bayi
3. Bagi pemerintah
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan
kebijaksanaan yang baru tentang hubungan faktor predisposisi dengan
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi.
4. Bagi pengembangan IPTEK dan Almamater
Sebagai sumber refrensi dan bahan bacaan di perpustakaan di instansi
pendidikan, terutama tentang hubungan faktor predisposisi dengan
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi.
5. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang hubungan
faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI

6
eksklusif pada bayi. Dan sebagai penerapan ilmu yang telah didapatkan di
pendidikan.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 2.3 Keaslian Penelitian Yang Telah Pernah Ada Sebelumya
N
o
Nama Judul Tujuan Populasi dan
Sample
Jenis
Penelitian
Variable
Penelitian
Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Hasrimayana
(2009)
Hubungan
antara sikap
ibu dengan
pemberian
ASI ekslusif di
wilayah kerja
puskesmas
kedawung
IISragen
Mengetahui
hubungan antar
sikap ibu
dengan
pemberian ASI
ekslusif
Di wilayah kerja
puskesmas
kedawung
IIsragen
Semua ibu
menyusui
Analitik Variabel
bebasnya
adalah sikap
ibu
sedangkan
variabel
terikatnya
adalah
pemberian
ASI ekslusif
Terdapat
hubungan
antara sikap
ibu dengan
pemberian
ASI Ekslusif
di wilayah
kerja
puskesmas
kedawung II
Sragen
2.
Mulyaningsih
(2000)
Hubungan
antara tingkat
pendidikan
dengan
motivasi
memberikan
ASI ekslusif
pada ibu
melahirkan
di RSUD
Dr.Moewardi
Surakarta
Mengetahui
hubungan antara
tingkat
pendidikan
dengan motivasi
memberikann
ASI ekslusif
pada ibu
melahirkan
Semua ibu
yang
melahirkan
Studi
deskritif
dan anlisis
Variabel
bebasnya
adalah
tingkat
pendidikan,
motivasi
sedangkan
variabel
terikatnya
pemberian
asi eksklusif
Ada
hubungan
antara
tingkat
pendidikan
dengan
motivasi
memberikan
asi eksklusif
pada ibu
melahirkan
3.
Nur khayati
(2010)
Hubungan
faktor
predisposisi
dengan
pengetahuan
pemberian
ASI Eksklusif
Mengetahui
hubungan antara
faktor
predisposisi
dengan
pengetahuan
pemberian ASI
eksklusif
Semua ibu
menyusui
yang memiliki
bayi usia lebih
dari 6 bulan.
Studi
analitik
Variabel
bebasnya
adalah umur,
tingkat
pendidikan
pekerjaan,
penghasilan
Tidak Ada
hubungan
antara umur
, pendidikan,
pekerjaan,
penghasilan

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setalah orang
melakukan Pengindraan terhadap suatu objek tertentu. pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. (Notoatmojo,2007)
Penilaian pengetahuan dapat dilihat dari setiap item pertanyaan yang
akan diberikan peneliti kepada responden. Menurut Arikunto (2002),
kategori pengetahuan dapat ditentukan dengan kriteria :
(a) Baik : jika pertanyaan dijawab dengan benar 76-100 %
(b) Cukup : jika pertanyaan dijawab dengan benar 56-75 %
(c) Kurang : jika pertanyaan dijawab dengan benar < 56 %
Ibu yang berpengetahuan rendah maka akan mempengaruhinya
dalam berperilaku sehat maka ibu yang pengetahuannya rendah akan
membuat ibu untuk memberikan ASI pada bayinya walaupun ibu tidak tahu
manfaat yang terkandung dalam ASI tersebut, sedangkan ibu yang
pengetahuannya tinggi maka akan membuat ibu tersebut untuk memberikan
asi pada bayinya karena ibu merasa gizi bayinya tidak cukup bila hanya
diberikan ASI saja tanpa makanan tambahan apapun.
7

8
2. Air Susu Ibu (ASI)
a. Pengertian ASI
Menurut Depkes (2006) ASI adalah makanan yang terbaik dan alamiah
untuk bayi. ASI adalah cairan hidup yangmengandung zat kekebalan
yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, virus, parasit,
dan jamur. ASI merupakan sumber energy gizi yang sangat ideal dengan
komposisi simbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi
(Roesli,2007). ASI eksklusif adalah sebagai konsumsi dan asupan
makanan bagi bayi, asupan makanan tersebut adalah Air Susu Ibu tanpa
suplemen jenis apapun baik itu air juice, makanan dalam bentuk apapun
kecuali untuk vitamin, mineral, dan pengobatan. Selain definisi diatas
ASI eksklusif juga didefinisikan sebagai perilaku dimana hanya
memberikan ASI saja kepada bayi sampai umur 6 bulan tanpa makanan
dan ataupun minuman lain kecuali sirup obat. (Baskoro,2008)
b. Manfaat Air Susu Ibu (ASI)
Bagi bayi enam manfaat terpenting dari menyusui yaitu :
a) Memperoleh nutrisi terbaik
ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi. Tidak
ada satu pun susu formula yang dapat menggantikannya.
(Suryoprajogo, 2009)
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI
adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun

9
kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai
makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi
normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai
diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2tahun
atau lebih. (Roesli,2000)
b) Daya tahan tubuh lebih baik
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin (zat
kekebalan) dari ibunya melalui ari-ari. Namun, kadar zat ini akan
cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri
baru membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar
protektif pada waktu berusia sekitar 9 sampai 12 bulan. Pada saat
kadar zat kekebalan bawaan menurun. Sedangkan yang dibentuk oleh
badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat
kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila
bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat
kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi,
bakteri, virus, parasit, dan jamur. (Roesli,2000)
c) ASI meningkatkan kecerdasan
Interaksi ibu dan bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan
untuk perkembangan sisitem saraf otak yang dapat meningkatkan
kecerdasan bayi. (Suryoprajogo, 2009)

10
d) Pemberian ASI meningkatkan jalinan kasih sayang.
Bayi yang sering dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan
kasih sayang ibunya. Bayi juga akan merasakan aman dan tentram,
terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang ia
telah kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindungi dan membentuk
kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.
(Roesli,2000)
c. Keuntungan ASI bagi ibu
a) ASI mengurangi perdarahan setelah melahirkan
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan
terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang, karena pada
ibu hamil terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk
kontraksi atau penutupan pembuluh darah, sehingga perdarahan akan
lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu
yang melahirkan.
b) ASI mengurangi terjadinya anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia
karena kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan.
c) ASI menjarangkan kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup
berhasil. Selama ibu member ASI dan belum haid, 98% tidak akan
hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96 % tidak akan
hamil sampai bayi berusia 12 bulan.

11
d) ASI dapat mengecilkan rahim
Kadar oksitosin ibi hamil yang meningkat akan sangat membentu
rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan
lebih cepat dibandingkan pada ibu yang tidak menyusui.
e) ASI mengurangi kemungkinan menderita kanker
Pada ibu yang memberikan ASI umumnya kemungkinan menderita
kanker payudara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui
akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada
umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi
berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara
akan berkurang sampai sekitar 25%.
f) ASI lebih ekonomis
Dengan memberian ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu
formula. Selain itu, pemberian ASI juga menghemat pengeluaran
untuk berobat bayi.
g) ASI tidak merepotkan dan menghemat waktu
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan.
Pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama pada malam
hari.
h) ASI praktis
ASI mudah dibawa kemana-mana sehingga saat berpergian tidak perlu
membawa berbagai alat untuk minum susu formula. ASI dapat

12
diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan
atau diminum. Serta dalam suhu yang selalu tepat.
i) ASI memberikan kepuasan bagi ibu
Ibu yang berhasil memberikan ASI akan merasakan kepuasan,
kebanggaaan, dan kebahagiaan yang mendalam (Roesli,2007)
Menurut Utami Roesli (2007), ASI bersifat khas untuk bayi karena
susunan kimianya, mempunyai nilai biologis tertentu dan mempunyai
subtansi yang spesifik pengeluaran ASI dapat dibedakan atas :
1) Kolostrum
a) Berwarna kuning, jernih dengan protein berkadar tinggi.
b) Mengandung : immunoglobulin, laktoferin, vitamin (A, E, K,
dan D), lemak dan laktosa.
c) Pengekuaran kolostrum berlangsung sekitar, dua atau tiga hari
dan diikuti ASI yang mulai berwarna putih.
2) ASI Transisi
ASI antara mulai berwarna putih bening dengan susunan yang
disesuaikan kebutuhan bayi dan kemampuan mencena usus bayi.
3) ASI Matur
Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan perkembangan usus
bayi, sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna.

13
3. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Tentang
Pemberian Asi Eksklusif
a. Umur
Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa memeng daya ingat
seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka
dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat
berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan
tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan
penerimaan atau mengingat pengetahuan akan berkurang orang yang
lebih muda mempunyai daya ingat yang lebih kuat dan kreaktivitas tinggi
dalam mencari dan mengenal sesuatu yang belum diketahui
dibandingkan dengan orang yang lebih tua. Disamping itu kemampuan
untuk menyerap pengetahuan baru lebih mudah dilakukan pada umur
yang lebih muda karena otak berfungsi maksimal pada umur muda
(Nursalam dan Pariani, 2001). Menurut manuaba (1998) usia reproduksi
dibagi menjadi dua reproduksi sehat umur 20-35 tahun dan reproduksi
tidak sehat umur <20 tahun dan >35 tahun. Ibu yang mampu menerima
dan mengerti informasi yang diberikan dengan baik cenderung akan
memberikan persepsi dan bersikap positif sesuai dengan pemehamannya.
(Notoatmodjo, 2002)
b. Pendidikan
Pendidikan adalah proses pertumbuhan sikap atau tata laku seseorang
atau sekelompok dalam usaha mendewasakan manusia upaya pengajaran

14
dan penelitian, proses, cara, pembuatan, dan mendidik (Kamus Besar
Indonesia, 2002).
Menurut Yulizar (2004) di pedesaan banyak wanita ya g tidak
mementingkan pendidikan karemna mereka berpendapat seseorang
wanita dilahirkan untuk mengurus suami, anak, keluarga serta rumah,
sehingga pengetahuan mereka tentang pemberian ASI eksklusif sulit
diperoleh. Sedangkan di perkotaan kebanyaakan berpendidikan tinggi,
sehingga pengetahuan tentang pemberian ASI Eksklusif lebih mudah
diperoleh.
Bersdasarkan indikator kesejahteraan rakyat (2007), pendidikan terdiri
atas pendidikan formal, jenjang pendidikan formal terdiri atas :
1) SD
2) SMP
3) SMA
4) Perguruan tinggi
ASI eksklusif merupakan investasi terbesar bagi bayi, menyusui itu
kodrat perempuan. Banyak orang menduga bahwa menyusui itu
proses alamiah, tidak perlu dipelajari. Tuhan memang memberikan
perangkat kepada perempuan untuk menyusui. Pada tubuh
perempuan dewasa terdapat payudara yang diperlukan untuk
memproduksi dan memberikan ASI, meskipun demikian untuk bisa
berhasil menyusui secara optimal para ibu tetap memerlukan
informasi dan pendidikan yang cukup. (Baskoro, 2009)

15
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan dan
sebagainya), tugas kewajiban, hasil bekerja, skala penilaian adalah skala
nominal yaitu suatu himpunan yang terdiri dari anggota yang mempunyai
kesamaan tiap anggotanya dan memiliki perbedaan dari anggotanya
himpunan yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002)
Makin banyak ibu-ibu yang bekerja dan berpendidikan tinggi, sehingga
pengetahuan tentang pemberian ASI Eksklusif lebih mudah di peroleh.
(Yulizar, 2004)
Pekerjaan adalah suatu apa yang dilakukan, diperbuat, dikerjakan, tugas,
kewajiban, hasil kerja, perbuatan, pekerjaan dapat digolongkan menjadi :
1) Ibu Rumah Tangga
2) Buruh (Petani)
3) Pedagang (wiswasta)
4) PNS
Ibu yang tidak bekerja atau dikatakan sebagai ibu rumah tangga
cenderung lebih sering menyusui, dibandingkan ibu yang bekerja
(buruh, pedagang, PNS,dll) lebih jarang menyusui atau sama sekali
tidak bersedia untuk menyusui karena kesibukkan ibu tersebut.
Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif.
Pengetahuan yang benar tentang menyusui, dan dukungan lingkungan
kerja seseorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara
eksklusif (Roesli, 2007)

16
d. Penghasilan
Pendapatan menurut para ahli antara lain Mulyanto Sumardi dan
Hans evers (1982), pendapatan atau penghasilan adalah seluruh penerimaan
baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil
sendiri. Sedangkan yang dimaksud pendapatan keluarga dalam pene,litian
ini adalah pendapatan atau penghasilan yang berupa unag dan barang yang
diperoleh orang tua dan anggota keluarga lainnya yang bersumber dari kerja
pokok dan kerja sampingan. sehingga penghasilan atau pendapatan dapat
digolongkan menjadi 2 golongan yaitu penghasilan tinggi, rendah.
Sehubungan dengan tingkat penghasilan. (Direktorat Pengupahan dan
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi berdasarkan UMR daerah Banyumas) mengelompokkan
sebagai berikut :
1) Tingkat penghasilan rendah : < Rp. 670.000,00
2) Tingkat penghasilan tinggi : ≥Rp.670.000,00
Secara ekonomi, ASI jauh lebih murah dan bahkan gratis karena
semua ibu yang melahirkan otomatis mampu memproduksi ASI tanpa harus
membeli. Hal ini tentu saja akan menghemat pengeluaran keluarga sehingga
bisa mempergunakannya untuk hal lain yang lebih penting, biaya kesehatan
misalnya. Bahkan, dengan menyusui ASI berarti kita turut melindungi
lingkungan karena tidak ada sampah yang terbuang, berbeda dengan
menyusui menggunakan botol yang otomatis menghasilkan sampah sisaan

17
berupa botol plastik, dot karet, dan perlengkapan lain yang tidak bisa didaur
ulang. (Suryoprajogo, 2009)
B. KERANGKA TEORI
Gambar 2.2 Kerangka Teori Hubungan Faktor Predisposisi Dengan
Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi
usia >6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden
Tahun 2010 (Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo
yang telah dimodivikasi, 2002)
Faktor predisposisi
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. penghasilan
Faktor pendukung
1. Kebiasaan
2. Ketersediaan
saran pelayanan
Faktor pendorong
1. Kader
2. Orang tua
3. Penyuluhan
4. Tenaga kesehatan
Pengetahuan ibu tentang
pemberian ASI ekskluisf

18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Hubungan Faktor Predisposisi Dengan
Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada
Bayi Usi >6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden
Kabupaten Banyumas Tahun 2010
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Pengetahuan Ibu Tentang
Pemberian ASI Eksklusif
18

19
B. Variabel Penelitian
Dalam karya tulis ilmiah ini , peneliti menggunakan 2 variabel yaitu :
1. Variabel terikat (dependent variabel)
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan
Ibu tentang pemberian ASI eksklusif
2. Variabel bebas (independent variabel)
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah umur, tingkat
pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau fenomena. Definisi operasional ditentukan
berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan
cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan
karakteristiknya. (Hidayat,2009)

20
Tabel 3.2. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara
pengukuran
Kategri Skala
1. Umur kelompok umur
pasien ibu
menyusui yang
memiliki bayi
usianya lebih dari 6
bulan
Kuesioner 1. <20 tahun
2. 20-35 tahun
3. >35 tahun
Interval
2. Pendidikan Merupakan jenjang
sekolah formal
yang pernah
ditempuh oleh
orang tua terutama
ibu dan berijazah.
Kuesioner 1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PT
Ordinal
3. Pengetahuan Merupakan tingkat
kepahaman
responden dalam
menangkap sesuatu
persoalan atau
pembicaraan
Kuesioner 1. Baik
(>76%)
2. Sedang(76-
80%)
3. Rendah
<76%
Ordinal
4. Pekerjaan merupakan
aktivitas sehari-hari
orang tua terutama
ibu untuk
memenuhi
kebutuhan hidup
keluarga
Kuesioner 1. Buruh
2. Pedagang
3. PNS
4. IRT
ordinal
5. Penghasilan Merupakan segala
bentuk penghasilan
atau penerimaan
seluruh anggota
keluarga setiap
bulanya
Kuesioner 1. Pendapatan
tinggi jika
≥Rp
670.000,00
2. Pendapatan
rendah jika
<Rp
670.000,00
Nominal
6.
Pemberian ASI
eksklusif pada
ibu primipara
Ibu menyusui yang
memberikan ASI
saja tanpa makanan
tambahan apapun
Kuesioner - Ya,
Diberikan
- Tidak,
Diberikan
Ordinal

21
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
(Arikunto,2006)
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan antara umur ibu dengan pengetahuan Ibu tentang
pemberian ASI eksklusif pada bayi
2. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pengetahuan Ibu tentang
pemberian ASI eksklusif pada bayi
3. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan Ibu tentang
pemberian ASI eksklusif pada bayi
4. Ada hubungan antara penghasilan keluarga dengan pengetahuan Ibu
tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menentukan ruang lingkup sebagai berikut:
1. Ruang lingkup keilmuan
Ruang lingkup keilmuan dalam hal ini adalah pengetahuan Ibu tentang
pemberian ASI eksklusif dengan menitik beratkan pada ibu menyusui
yang memiliki bayi umur lebih dari 6 bulan
2. Ruang Lingkup Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden
Kabupaten Banyumas tahun 2010

22
3. Ruang Lingkup Waktu
Waktu penelitian / pengumpulan data dilaksanakan pada bulan
November 2009 sampai Maret 2010.
F. Jenis dan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu
suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor
dengan efek pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu
saat (point time approach). Artinya subjeks penelitian hanya diobservasi sekali
saja dan pengukuran dilakukan terhadap karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan. (Notoatmojo,2003).
G. Populasi, sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau subyek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2002). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah semua ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden
sampai periode Desember 2009 sejumlah 316 orang
2. Sampel
Menurut Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Bila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah
subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih,
tergantung setidak-tidaknya dari:

23
a Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana
b Sempit luasnya wilayah pengamatan dari subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c Besar kecilnya yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang
risikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka peneliti mengambil
sampel sebanyak 15% dari jumlah populasi ibu menyusui dalam periode
januari sampai desember tahun 2009 di wilayah kerja Puskesmas II
Baturaden berjumlah 316 orang sehingga jumlah sampel keseluruhan
berjumlah:
Jadi sampel yang dibutuhkan adalah 48 orang menyusui pada
periode januari sampai desember tahun 2009 yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Puskesmas II Baturaden. dengan perhitungannya sebagai
berikut :
×48=5
10

24
×48=6
Jadi jumlah semua sampel adalah 48 orang ibu menyusui yang memiliki
bayi umur lebih dari 6 bulan.
Dalam penelitian kebidanan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan
kriteria eksklusif , dimana kriteria tersebut menentukan dapat tidaknya sampel
tersebut digunakan.
a Kriteria inklusi :
Kriteria inklusi adalah menentukan subjek-subjek yang boleh
dimasukkan ke dalam sampel penelitian.
a) Ibu menyusui yang memiliki bayi umurnya lebih dari 6 bulan
b) Bersedia menjadi responden
b Kriteria eksklusi :
Kriteria eksklusi adalah menentukan subjek-subjek yang harus digusur
keluar sampel, kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah
a) ibu bayi yang memiliki bayi usia lebih dari 6 sampai 12 bulan yang
tidak berada di Wilayah kerja Puskesmas Baturaden II
b) tidak bersedia menjadi responden dan tidak bisa membaca.

25
3. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel
akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. (Hidayat,20009)
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengunakan cluster sampling. cluster sampling adalah suatu cara
pengambilan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas atau
besar. Maka caranya adalah berdasarkan daerah dari populasi yang telah
ditetapkan. Cluster dilakukan dengan cara melakukan randomisasi dalam dua
tahap yaitu randomisasi untuk cluster atau menentukan sampel daerah desa.
Pengambilan sampel secara gugus dalam penelitian ini adalah dengan
mengambil rsampel dari setiap desa dengan perhitungan (Notoatmojo,2005)
H. Intrument Penelitian
Pengambilan data digunakan dengan menggunakan kuesioner tertutup
yaitu pertanyaan yang sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal
memilih jawaban yang sesuai dengan pendapatnya. (Hidayat.2007)
Dalam lembar kuesioner juga memuat karakteristik responden yaitu
nama, umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan penghasilan. Lembar
kuesioner dibagikan kepada responden dan setelah diisi oleh responden akan
dikumpulkan lagi oleh penulis dibantu oleh Bidan dan Kader setempat.
Kuesioner yang telah diisi akan dicocokkan dengan masing-masing kunci
jawaban yang sudah ada.

26
I. Uji Validitas dan Reabilitas
1. Uji validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005). uji validitasi disini
menggunakan korelasi person product moment dengan rumus :
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi x dan y atau product moment
X = pertanyaan
Y = skor total
n = jumlah populasi
xy = skore nilai dari pertanyaan dikali skor total
Item yang dinyatakan valid adalah item dengan hasil r hitung lebih dari r
tabel
2. Reabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.(Notoatmojo,2005). Untuk
mengetahui bahwa kuesioner tersebut dapat dipercaya sebagai alat
pengumpul data, maka dilakukan uji reliabilitas dengan kuder Richardson :
Keterangan :
K = jumlah item dalam intrumen

27
Pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
Qi = 1-pi
st² = Varians total
Validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan dengan cara uji coba
instrutmen yang memliliki karakteristik yang sama dengan Puskesmas
Baturaden II yaitu Puskesmas Wangon II Kabupaten Banyumas sejumlah 20
responden.
J. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data
yang akan dilakukan dalam penelitian.(Hidayat,2009), dalam penelitian ini
pengumpulan data ada 2 jenis yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari responden dengan
menggunakan kuesioner yang telah dirancang berdasarkan kebutuhan
penelitian. Data primer ini meliputi hasil jawaban responden dari hasil
menjawab kuesioner tentang berhubungan faktor prediposisi dengan
pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI eksklusif di wilayah keja
Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas tahun 2010.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dengan cara mempelajari
dokumen atau catatan yang ada untuk mengetahui gambaran umum lokasi
penelitian (Arikunto,2006). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh

28
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Puskesmas II Baturaden
tentang jumlah ibu menyusui.
K. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Metode pengolahan data
Setelah semua data terkumpul, data tersebut diolah secara
komputerisasi dan disajikan dalam bentuk tabel dan dipresentasikan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.(Hidayat,2009)
b. Coding
Coding adalah kegiatan memberi kode pada jawaban atau kode
tertentu sehingga lebih dan sederhana. Pada tahap ini penulis
memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan
dalam melakukan analisis data.
c. Tabulasi
Tabulating adalah memasukkan hasil dari kuisioner ke dalam bentuk
tabel. Pada tahap ini jawaban responden yang sama dikelompokkan
dengan teliti dengan teratur, lalu dihitung dan dijumlahkan kemudian
ditulis dalam bentuk tabel-tabel.

29
2. Analisa data
Dalam tahap ini data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik
tertentu. Dalam pengolahan ini mencakup tabulasi data dan perhitungan-
perhitungan statistik. Analisis data dibedakan dalam 3 macam dan dalam
penelitian ini menggunakan 2 macam saja sebagai berikut :
a Analisis Univariat
Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. Analisis ini
digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif dan perilaku
pemberian ASI . Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi
tiap kelas dirubah dalam bentuk persen (%). Perubahan dalam bentuk
persen dilakukan dengan membagi frekuensi (F) dengan jumlah hasil
skor benar (N) dan dikalikan 100% (Santjaka, 2008).
Persentase dibuat dengan rumus :
Keterangan :
x = Hasil yang dicari
F = Frekuensi
N = Jumlah skor benar

30
b Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,2005).
Dalam analisis ini dapat dilakukan pengujian statistik dengan Chi
Square. menggunakan tingkat signifikansi
α = 5% nilai P (Probabilitas) yang diperoleh ≤ α berarti ada hubungan
yang bermakna antara dua variabel yang dianalisis tetapi apabila P> α
berarti tidak ada hubungan antara dua variabel yang dianalisis,
dihitung menggunakan (Sugiono,2004) Rumus :
Keterangan :
f0 = Frekuensi yang diobservasi
fn = Frekuensi yang diharapkan
x2
= Chi kuadrat
L. Etika Penelitian
Kegiatan ini dimulai dengan pemberian izin dari masyarakat di
Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden secara tertulis. Sedangkan penelitian
ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)
Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang akan diteliti. Peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan serta dampak yang
mungkin timbul sebelum dan sesudah pengambilan data jika ibu bersedia

31
diteliti. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan, jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak-haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan ibu yang diteliti, peneliti tidak mencantumkan
namaresponden pada alembar pengumpulan data, cukup memberikan kode
pada lembar penelitian tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset atau penelitian.
M. Jadwal Penelitian
Terlampir

32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. KEADAAN GEOGRAFIS PUSKESMAS II BATURADEN
Puskesmas II Baturaden merupakan salah satu wilayah kecamatan
Baturaden, Kabupaten Banyumas dengan luas wilayah 1581127300 Ha.
Puskesmas II Baturaden terdiri dari 6 desa yang ada di kecamatan
Baturaden. Desa karangsalam merupakan desa yang paling luas yaitu sekitar
50960500 Ha. Sedangkan desa pandak merupakan desa yang paling kecil
yaitu sekitar : 8736000 Ha. Letak geografis Puskesmas II Baturaden.
Berbatasan dengan wilayah beberapa Puskesmas, yaitu :
a. Disebelah utara : PERHUTANI
b. Disebelah selatan : Puskesmas Purwokerto Utara
c. Disebelah barat : Puskesmas I Baturaden
d. Disebelah timur : Puskesmas I dan II Sumbang
Letak Puskesmas II Baturaden 65% merupakan daerah dataran
tinggi (Pegunungan) sedangkan 35 % merupakan daerah dataran rendah.
Puskesmas II Baturaden sebagian besar berada 25-100 m dari permukaan
laut. Luas penggunaan lahan di Puskesmas II Baturaden terdiri dari :
a. Tanah sawah : 432.214 Ha
b. Tanah pekarangan : 167621 Ha
c. Tanah tegalan : 269392 Ha
32

33
d. Tanah perkebunan : 5000 Ha
e. Tanah hutan : 5180 Ha
f. Tanah kolam : 4.073.399 Ha
2. KEADAAN DEMOGRAFI PUSKESMAS II BATURADEN
a. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data dari statistik Kecamatan Baturaden hasil
registrasi penduduk tahun 2009, jumlah penduduk dalam wilayah kerja
Puskesmas II Baturaden 21.492 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 10314
jiwa dan perempuan 13081 jiwa yang tergabung dalam 5004 rumah dan
5254 kepala keluarga (KK). sedangkan jumlah penduduk tahun 2008
sebanyak 20958 jiwa yang terdiri dari 10448 jiwa laki-laki dan 10176
jiwa perempuan. Laju pertumbuhan pebduduk tahun 2008-2009 sebanyak
1,01%.
b. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur
Jumlah penduduk di Puskesmas II Baturaden tahun 2009 dapat
dilihat pada tabel I di bawah ini. Kepadatan penduduk tahun 2009
meningkat 2 jiwa/km² dibandingkan dengan tahun 2008.

34
Tabel 4.1 Distribusi jumlah warga laki-laki dan perempuan yang terdapat
di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten
Banyumas
No Kelompok
umur (tahun)
Jumlah
Laki-
laki+perempuan
laki-
laki
% Perempuan %
1 <1 179 53,1 156 46,29 337
2 0-4 742 46,34 859 53,65 1601
3 5-9 871 48,28 933 51,71 1804
4 10-14 1018 49,29 1031 50,31 2049
5 15-19 1020 49,70 1032 50,29 2052
6 20-24 941 51,64 881 48,35 1822
7 25-29 932 51,97 861 48,02 1793
8 30-34 757 48,90 791 51,09 1548
9 35-39 636 45,04 785 55,59 1412
10 40-44 739 50,72 718 49,27 1457
11 45-49 460 48,83 482 51,16 942
12 50-54 437 40,57 640 59,42 1077
13 55-59 234 33,19 471 66,80 705
14 60-64 272 37,36 456 62,89 728
15 65-69 234 39,06 365 60,93 599
16 70-74 996 67,88 482 32,61 1478
17 75+ 234 37,74 386 62,25 620
Sumber dari Profil Puskesmas II Baturaden Tahun 2009
Jika dilihat jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur, penduduk
berusia penduduk berumur 10-21 tahun yaitu kelompok umur tertinggi, yaitu
2052 jiwa atau 9,86%. Maka penduduk dalam wilayah Puskesmas II
Baturaden tergolong pada usia muda atau usia produktif. Sedangkan jumlah
penduduk berumur 0-4 tahun juga cukup tinggi yaitu sebesar 1601 jiwa atau
8,5%.

35
c. Kepadatan Penduduk
Penduduk di wilayah Puskesmas II Baturaden untuk tahun 2009
belum menyeluruh secara merata, Pada umumnya penduduk banyak
menumpuk, rata-rata kepadatan pendudukan wilayah Puskesmas II Baturaden
yaitu Desa Rempoah dengan tingkat kepadatan 0,96 jiwa/Km². sedangkan
desa dengan kepadatan penduduk terendah yaitu desa Pandak dengan tingkat
kepadatan 4,2jiwa /km². Di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden terdapat 35
Posyandu. Penelitian ini dilakukan pada bulan april sampai bulan juni 2010,
penelitian ini dilakukan pada ibu menyusui yang memiliki bayi berusia lebih
dari 6 bulan, yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden.
1. Analisis Univariat
Analisi Univariat membahas jumlah dan presentase responden
berdasarkan variabel bebas yang diteliti.
a. Karakteristik responden berdasarkan umur
Dalam penelitian ini didapatkan umur responden yang telah di
golongkan dalam 3 kategori yaitu umur <20 Tahun, umur 20-35
Tahun, umur > 35 Tahun, yaitu jumlah banyaknya responden dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristrik Responden Berdasarkan
Umur Ibu Menyusi di Wilayah Kerja Puskesmas II
Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010
No Umur Jumlah Persentase (%)
1 <20 TH 13 27,1
2 20-35 31 64,6
3 >35 4 8,3
Jumlah 48 100,0

36
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden dengan
didapatkan 13 orang ibu yang berumur <20 Tahun (27,1 %), 31 orang berumur
20-35 tahun (64,6%), dan 4 orang yang bermur > 35 Th (8,3%) dari jumlah
seluruh responden 48 responden.
b. Karakteristrik responden berdasarkan pendidikan
Dalam penelitian ini peneliti mengelompokkan pendidikan responden
menjadi 3 yaitu : pendidikan dasar (SD, SLTP), pendidikan menengah
(SLTA), pendidikan tinggi (D3, D4, S1, S2 dan seterusnya), pendidikan
responden tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristrik Responden Berdasarkan
Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden
Kecamatan Banyumas Tahun 2010
No Pendidikan Jumalh Persentase
(%)
1 Dasar 13 27,1
2 Menengah 24 50,0
3 Tinggi 11 22,9
Jumlah 48 100
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang
berpendidikan dasar sebanyak 13 orang (27,1%), yang berpendidikan
menengah sebanyak 24 orang (50,0%) dan 11 orang (22,9%) berpendidikan
tingi.

37
c. Karakteristrik responden berdasarkan pekerjaan
Dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan responden berdasarkan
pekerjaannya menjadi 2 kategori yaitu bekerja (buruh, petani, wiraswasta,
PNS, dan lain-lain) dan kategori tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga), dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristrik Responden Berdasarkan
Pekerjaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Ii Baturaden Kabupaten
Banyumas Tahun 2010
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 Buruh 12 25,0
2 Petani 9 18,8
3 Wiraswasta 8 16,7
4 PNS 8 16,7
5 IRT 11 22,9
Jumlah 48 100
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden 12 orang (25,0%)
bekerja sebagai buruh, 9 orang (18,8%) bekerja sebagai petani, 8 orang
(16,7%) bekerja sebagai wiraswasta, 8 orang (16,7%) bekerja sebagai PNS dan
11 orang (22,9%) IRT.
d. Karakteristrik responden berdasarkan penghasilan
Dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan responden berdasarkan
penghasilannya adalah menjadi 2 kelompok yaitu penghasilan kurang
(<Rp.670.000,00) dan cukup (>Rp.670.000,00), dapat dilihat dalam Tabel
berikut ini:

38
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristrik Responden Berdasarkan
Penghasilan Di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden
Kabupaten Banyumas Tahun 2010
No Penghasilan Jumlah Persentase (%)
1 <670.000 39 81,3
2 >670.000 8 16,7
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden dari 48
responden 39 orang (81,3%), berpenghasilan <Rp.670.000,00 seangkan 8
orang(16,7%) berpenghasilan >Rp.670.000.00
2. Analisis Bivariat
Pada analisis bivariat akan dijabarkan hasil uji statistic antara variabel
terikat dan variabel bebas yaitu antara pemberian asi eksklusif dengan umur,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan. Hasil uji chiquare ini kemudian akan
menentukan hipotesis yang diterima dan hipotesisi yang ditolak.
a. Hubungan antara umur dengan pengetahuan tentang pemberian ASI
Dalam penelitian ini, setelah dilakukan penelitian terhadap 48 responden
yaitu ibu menyusui yang sesuai Kriteria yang telah ditentukan sebelumnya,
dimana dapat diketahui hasilnya sebagai berikut ini :

39
Tabel 4.6 Analisis Bivariat Hubungan Antara Umur Dengan Pemberian
ASI Di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten
Banyumas Tahun2010
No Pengetahuan Umur (Tahun) Total
<20 % 20-35 % >35 % Jumlah %
1 Kurang 3 6,3 15 31,3 17 35,3 35 72,9
2 Cukup 2 4,2 3 6,3 0 0,0 5 16,7
3 Baik 0 0,0 7 14,6 1 2,1 8 16,7
Jumlah 5 10,4 25 51,1 18 37,5 48 100,0
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa respoden yang
pengetahuannya kurang adalah 35 orang yaitu yang berumur <20Th
3 orang,
umur 20-35 Th sebanyak 15 orang, dan yang berumur > tahun sebanyak 17
orang. ibu menyusui yang pengetahuanya kurang tentang ASI eksklusif yang
berumur <20Th
sebanyak 2 orang, umur 20-35 Th sebanyak 3 orang dan yang
berumur > 35Th
tidak ada. Dan ibu menyusui yang pengetahuannya baik
berumur <20th
tidak ada, umur 20-35 Th sebanyak 7 orang, umur >35Th
sebanyak 1 orang.
Berdasarkan hasil penelitian diatasa dapat disimpulkan bahwa X²tabel
>X²hitungyaitu 0,017 sehingga tidak ada hubungan antara umur ibu dengan
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif..
b. Hubungan antara pendidikan dengan pemberian ASI
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
penyebaran kuesioner, kemudian dianalisis untuk mencari hubungan antara
pendidikan dengan penegtahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif, dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut ini :

40
Tabel 4.7 Analisis Bivariat Hubungan Antara Pendidikan Dengan
Pemberian ASI Di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden
Kabupaten Banyumas Tahun2010
No Pengetahuan Pendidikan TOTAL
Dasar % Menen
gah
% Tinggi % Jumlah %
1 Kurang 11 22,9 16 33,3 8 16,7 35 72,
9
2 Cukup 5 10,4 0 0,0 0 0,0 5 16,
7
3 Baik 7 14,6 1 2,1 0 0,0 8 16,
7
Jumlah 23 47,9 17 35,4 8 16,7 48 10
0,0
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden yang
pengetahuannya kurang tentang ASI Eksklusif adalah 35 orang yang
berpendidikana dasar, menengah, dan tinggi, sedangkan yang
pengetahuannya sedang terdapat pada ibu yang berpendidikan dasar
sebanyak 5 orang. Yang berpengetahuan baik terdapat pada ibu yang
berpendidikan 8 orang yaitu berpendidikan dasar dan menengah.
Berdasarkan hasil tersebut X²tabel>X²hitung yaitu 0,006 sehingga dapat
disimpulkan bahwa pendidikan ibu tidak ada hubunganya dengan
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif.
c. Hubungan antara pekerjaan dengan pengetahuan pemberian ASI eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan , untuk mengetahui
hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan ibu tentang pemberian
ASI Eksklusif dapat dilihat dala Tabel beikut ini :

41
Tabel 4.8 Analisis Bivariat Hubungan Antara Pekerjaan Dengan
Pengetahuan Tentang Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah
Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas
Tahun2010
No Pengetahuan Pekerjaan Total
Buruh Petani Swasta PNS IRT
1 Kurang 15 7 1 4 5 35
2 Cukup 2 0 3 0 0 5
3 Baik 5 0 2 1 1 8
Total 22 7 6 7 6 48
Berdasarka tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden yang
pengetahuan kurang tentang pemberian ASI adalah 35 orang yang berkerja
sebagai buruh, petani, swasta, PNS dan tidak bekerja yaitu IRT.
Sedangkan yang pengetahuan cukup tentang pemberian ASI eksklusif
adalah 5 orang yaitu ibu yang bekerja sebagai buruh dan swasta. Dan ibu
yang pengetahuannya baik terdapat pada ibu yang bekerja sebagai buruh
dan swasta dan ibu rumah tangga yaitu 8 orang. Berdasarkan hasil
Xtabel>Xhitung yaitu 0,014 sehingga dapat disimpulkan tidak ada
hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan tentang pemberian
ASI eksklusif.
d. Hubungan antara penghasilan dengan pengetahuan ibu tentang pemberian
ASI eksklusif
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas II Baturaden pada responden yang telah ditentukan sebelumya
denga mengelompokkan penghasilan kuarga menjadi 2 kelompok yaitu

42
penghasilan cukup (<Rp.670.000,00) dan cukup (>Rp.670.000,00), untuk
mengetahui hubungan antara penghasilan keluarga dengan pengetahuan
tentang pemberian ASI Eksklusif.
Tabel 4.9 Analisis Bivariat Hubungan Antara Penghasilan Dengan
Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah
Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas
Tahun2010.
No Pengetahuan Penghasilan Total
<670.000 % >670.000 % Jumlah %
1 Kurang 26 54,2 9 18,8 35 72,9
2 Cukup 2 4,2 3 6,3 5 10,4
3 Baik 6 12,5 2 4,2 8 16,7
jumlah 34 70,8 14 29,2 48 100,0
Berdasarkan hasil tabel 4.9 menunjukkan bahwa responden yang
pengetahuan kurang tentang pemberian ASI eksklusif yang penghasilan
<Rp.670.000,00 26 orang dan yang pengetahuan cukup terbanyak pada
ibu yang berpenghasilan >Rp.670.000,00 dan yang pengetahuan baik
tentang pemberian ASI Eksklusif terbanyak pada ibu yang penghasilannya
<Rp.670.000,00 yaitu 6 orang. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan
hasil Xtabel >Xhitung yaitu 0.277 sehingga dapat disimpulkan bahwa
penghasilan keluarga tidak ada hubungan dengan pengetahuan ibu tentang
pemberian ASI eksklusif pada bayinya.

43
B. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian 48 responden menunjukkan bahwa pengetahuan
responden di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden tentang ASI Eksklusif
adalah kurang sebanyak 35 orang (72,9%). Jadi mayoritas pengetahuan
responden tentang ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden
masih kurang. Seorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas. (Soekanto,2003)
1. Umur
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas II Baturaden tentang ASI Eksklusif yang memiliki
pengetahuan baik, banyak terdapat pada ibu yang usianya lebih dari 20-35
tahun. Sedangkan pengetahuan cukup banyak terdapat pada ibu menyusui
yang berumur 20-35 tahun dan <20tahun, serta pengetahuan yang kurang
tentang ASI Eksklusif pada ibu yang berusia lebih dari 35 tahun. Hal ini
menyebutkan bahwa semakin banyak usia, maka semakin tinggi
pengetahuan tentang ASI eksklusif.
Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan teori Saefudin (2002),
bahwa umur yang semakin bertambah tua maka pengetahuannya akan
semakin tinggi atau luas dibandingkan dengan umur yan g masih muda.
Biasanya yang lebih tua lebih banyak informasi, sedangkan yang lebih muda
pengalaman dan informasinya masih sedikit diterima.

44
Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan bahwa X²hitung 12,060
sedangkan nilai chi quare X² tabel adalah 9,488, pada taraf signifikansi 0,05
adalah 9,488 hal ini berarti bahwa X²hitung <X²tabel maka dapat
disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ibu menyusui
dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas II Baturaden .
2. Pendidikan
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas II Baturaden tentang ASI Eksklusif yang memiliki
pengetahuan kurang, banyak banyak terdapat pada pada ibu menyusui yang
berpendidikan menengah, yaitu sebesar 16 orang (33,3%). Sedangkan
pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif yang memiliki pengetahuan
cukup pada ibu yang berpendidikan dasar sebesar 5 orang (10,4%). Serta
pengetahuan ASI Eksklusif yang baik banyak terdapat pada ibu yang
berpendidikan dasar sebanyak 7 orang (14,6%).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, belum sesuai dengan teori
yang sudah ada (Saefudin,2002), yaitu yang menyebutkan tingkat pendidikan
seseorang akan berpengaruh dalam memberika respon terhadap sesuatu yang
datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon
yang rasional terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana
keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.
(Notoatmodjo,2003)

45
Namun tidak selamnya responden dengan pendidikan rendah memiliki
pengetahuan yang rendah pula, karena pengetahuan dapat diperoleh dari lisan,
maupun tulisan serta pengalaman seseorang. Dukungan dari lingkungan serta
ibu sendiri untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi sangat dibutuhkan,
sehingga diharapkan dengan pendidikan responden yang rendah akan tetap
menghasilkan tingkat pengetahuan yang baik mengenai pemberian ASI
Eksklusif.
Berdasarkan hasil uji chi quare menunjukkan bahwa harga chiquare
X²hitung 14,409 sedangkan harga chiquare X²tabel pada taraf signifikansi 0,05
adalah 9,488 hal ini berarti bahwa X²hitung <X²tabel maka hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu
menyusui dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI.
3. Pekerjaan
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil di
Wilayah kerja Puskesmas II Baturaden tentang pemberian ASI Eksklusif yang
memiliki pengetahuan baik, banyak terdapat pada ibu yang bekerja sebagai
buruh, yaitu sebesar 5 orang (25%). Sedangkan pengetahuan ibu menyusui
tentang ASI Eksklusif yang memiliki pengetahuan cukup, banyak terdapat pada
ibu menyusui yang bekerja sebagai ibu wiraswasta, yaitu sebesar 6,3%
(3orang). Serta pengetahuan ASI eksklusif yang kurang, banyak terdapat pada
ibu yang bekerja sebagai buruh, sebesar 17 orang (35,4%), petani sebesar 8
orang (16,7), dan PNS sebesar 8 orang (16,7%), wiraswasta sebesar 2 orang
(4,2%)

46
Ketika saya menjadikan dua kategori antara bekerja dan tidak bekerja,
ternyata pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif berdasarkan
pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas II Baturaden yang memiliki pengetahuan
baik banyak terdapat pada ibu menyusui yang bekerja atau tidak bekerja yaitu
sebesar 8 orang (16,7%). Sedangka yang memiliki pengetahuan cukup banyak
terdapat pada ibu menyusui yang bekerja, yaitu sebesar 5 orang (10,4%). Serta
yang memiliki pengetahuan kurang banyak terdapat pada ibu menyusui yang
bekerja sebagai buruh juga sebesar 15 orang (31,3%).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tidak sesuai dengan teori yang
sudah ada, yaitu yang menyebutkan makin banyak ibu0ibu yang bekerja dan
berpendidikan tinggi, maka pengetahuan lebih mudah diperoleh
(Yulizar,2004). Karena tidak selamnya pengetahuan responden tergantung
pada jenis pekerjaannya, karena tidak semua tempat bekerja terdapat informasi
atau pengetahuan mengenai kesehatan pada umumnya dan ASI eksklusif pada
khususnya. Sedangkan menurut Soekanto (2003), pengetahuan diperoleh dari
fakta (kenyataan) dengan melihat dan mendengarkan sendiri melalui alat-alat
komunikasi.
Berdasarkan hasil chi quare menunjukkan bahwa nilai chiquare X²
hitung 14,310 sedangkan nilai chi quare X²tabel pada taraf signifikan 0,05
adalah 12,592 hal ini berarti bahwa X²hitung <X²tabel maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif.
4. Penghasilan

47
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu
menyusui di Puskesmas II Baturaden tentang ASI eksklusif yang memiliki
pengetahuan baik, banyak terdapat pada ibu menyusui dengan penghasilan
kurang dari Rp.670.000,00 yaitu sebesar 26 orang (54,2%). Sedangkan
pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif yang memiliki pengetahuan
cukup sebanyak 2 orang (4,2%). serta pengatahuan ASI ibu menyusui yang
kurang, banyak terdapat pada ibu menyusui yang berpenghasilan lebih dari
Rp.670.000,00 .Yaitu sebesar 9orang (18,8%).
Dari hasil penelitian bahwa sosial ekonomi yang lebih besar, maka
pengetahuannya akan semakin tinggi atau luas. Sehingga mudah memperoleh
pengetahuan yang lebih banyak, dibandingkan dengan sosial ekonomi yang
rendah pada seseorang akan mengakibatkan orang tersebut sukar mencari
pengetahuan.
Namun tidak selamnya yang mempunyai sosial ekonomi yang lebih
besar mendapatkan pengetahuan yang lebih luas, karena pengetahuan dapat
diperoleh dari lisan maupun tulisan dan dari pengalaman seseorang
(Soekanto,2003).
Ketika saya menjadikan dua kategori antara baik dan cukup, ternyata
penengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif berdasarkan sosial
ekonomi, yang memiliki penengetahuan baik banyak terdapat pada ibu hamil
yang berpenghasilan kurang dari Rp.670.000,00 yaitu sebesar 6 orang (12,5%).
Sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang banyak terdapat pada ibu hamil
yang berpenghasilan kurang dari Rp.670.000,00 yaitu sebesar 26 orang

48
(54,2%). Hal ini membuktikan bahwa yang berpenghasilan tinggi belum tentu
pengetahuan tentang ASI eksklusifnya baik. Mungkin beranggapan ibu
menyusui yang berpendidikan tinggi sudah tidak perlu lagi pengetahuan
tentang ASI eksklusif karena merasa dirinya sudah pintar dan dianggap sudah
banyak pengetahuan tentang ASI eksklusif.
Berdasarkan hasil uji chi quare menunjukkan bahwa nilai chi quare
(X²hitung) adalah 0,277 , sedangkan nilai chi quare X²tabel pada taraf
signifikansi 0,05 adalah 5,591, hal ini berarti bahwa X²hitung lebih kecil
daripada X²tabel, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara hasil penghasilan keluarga dengan pengetahuan ibu menyusui
tentang pemberian ASI eksklusif

49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas II Baturaden Tahun 2010, dapat disimpulkan hasil sebagai
berikut:
1. Respoden yang pengetahuannya kurang adalah 35 orang yaitu yang
berumur <20Th
3 orang, umur 20-35 Th sebanyak 15 orang, dan yang
berumur > tahun sebanyak 17 orang. ibu menyusui yang pengetahuanya
kurang tentang ASI eksklusif yang berumur <20Th
sebanyak 2 orang,
umur 20-35 Th sebanyak 3 orang dan yang berumur > 35Th
tidak ada. Dan
ibu menyusui yang pengetahuannya baik berumur <20th
tidak ada, umur
20-35 Th sebanyak 7 orang, umur >35Th
sebanyak 1 orang. Berdasarkan
hasil penelitian diatasa dapat disimpulkan bahwa X²tabel >X²hitungyaitu
0,017 sehingga tidak ada hubungan antara umur ibu dengan pengetahuan
ibu tentang pemberian ASI eksklusif..
2. Responden yang pengetahuannya kurang tentang ASI Eksklusif adalah 35
orang yang berpendidikana dasar, menengah, dan tinggi, sedangkan yang
pengetahuannya sedang terdapat pada ibu yang berpendidikan dasar
sebanyak 5 orang. Yang berpengetahuan baik terdapat pada ibu yang
berpendidikan 8 orang yaitu berpendidikan dasar dan menengah.
Berdasarkan hasil tersebut X²tabel>X²hitung yaitu 0,006 sehingga dapat

50
disimpulkan bahwa pendidikan ibu tidak ada hubunganya dengan
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif.
3. Responden yang pengetahuan kurang tentang pemberian ASI adalah 35
orang yang berkerja sebagai buruh, petani, swasta, PNS dan tidak bekerja
yaitu IRT. Sedangkan yang pengetahuan cukup tentang pemberian ASI
eksklusif adalah 5 orang yaitu ibu yang bekerja sebagai buruh dan swasta.
Dan ibu yang pengetahuannya baik terdapat pada ibu yang bekerja sebagai
buruh dan swasta dan ibu rumah tangga yaitu 8 orang. Berdasarkan hasil
Xtabel>Xhitung yaitu 0,014 sehingga dapat disimpulkan tidak ada
hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan tentang pemberian
ASI eksklusif.
4. Responden yang pengetahuan kurang tentang pemberian ASI eksklusif
yang penghasilan <Rp.670.000,00 26 orang dan yang pengetahuan cukup
terbanyak pada ibu yang berpenghasilan >Rp.670.000,00 dan yang
pengetahuan baik tentang pemberian ASI Eksklusif terbanyak pada ibu
yang penghasilannya <Rp.670.000,00 yaitu 6 orang. Berdasarkan hasil
perhitungan didapatkan hasil Xtabel >Xhitung yaitu 0.277 sehingga dapat
disimpulkan bahwa penghasilan keluarga tidak ada hubungan dengan
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayinya.
B. Saran
1. Bagi Ibu Menyusui
Agar menambah pengetahuan tentang ASI Eksklusif melalui majalah,
buku atau media yang lainnya (Leaflet, Brosur)

51
2. Bagi Puskesmas II Baturaden
Meningkatkan motivasi dan dukungan serta membantu mensosialisasikan
program ASI Ekslusif.
3. Bagi Bidan Desa Setempat
Meningkatkan promosi tentang ASI Eksklusif dengan cara memberikan
penyuluhan tentang ASI Eksklusif melalui posyandu dan Dasa Wisma.
4. Bagi Mahasiswa dan Peneliti Lain
Untuk peneliti lain agar menemukan hubungan antara faktor predisposisi
dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi
yang belum ditemukan dalam penelitian ini.

LAMPIRAN
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di Wilayah Kerja Puskesmas Baturaden II
Assalammualaikum Wr.Wb
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi Program Studi
Diploma III Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Depkes Semarang:
Nama : Nur Khayati
NIM : P17424307230
Alamat : Ds.Kriyan, Dukuh RT.16 RW.04 Kec. Banyudono, Kab.Boyolali
Dalam rangka penulisan karya tulis ilmiah yang berjudul”Hubungan Faktor
Predisposisi dengan Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif pada Ibu Primipara
Di wilayah kerja Puskesmas Baturaden II Kabupaten Banyumas Tahun 2010”
Mohon dengan hormat kepada para responden untuk menjawab pertanyaan
dengan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Hasil penelitian
ini tidak di plublikasikan secara umum dan hanya semata-mata untuk kepentingan
penelitian ilmiah. Atas kesediannya, peneliti mengucapkan terima kasih.
Peneliti
(NUR KHAYATI)

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Assalammualaikum Wr.Wb
Nama :
Umur :
Alamat :
Dengan ini saya bersedia menjadi responden pada penelitian dengan judul
“Hubungan Faktor Predisposisi dengan Kegagalan pemberian ASI ekslusif pada
Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Baturaden II Kabupaten Banyumas
Tahun 2010”Yang diteliti oleh :
Nama : NUR KHAYATI
NIM : P17424307230
Alamat : Ds.Kriyan, Dukuh RT.16 RW.04 Kec.Banyudono, Kab.Boyolali.
Demikian surat pernyataan ini dibuat tanpa paksaan dari pihak manapun.
Wassalammualaikum Wr.Wb.
RESPONDEN
(….……………………………………)

KUESIONER HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN
PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI USI
> 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II BATURADEN
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2010
PETUNJUK UMUM
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan baik dan teliti, pilih salah satu jawaban
yang tersedia pada lembar pertanyaan dengan melingkari jawaban yang anda
anggap benar.
2. Anda dimohon menjawab pertanyaan ini dengan jujur, apa adanya, sesuai
dengan yang anda ketahui tanpa bertanya pada orang lain.
3. Jawaban yang anda berikan sangat kami hargai dan kerahasiaan anda akan
kami jaga sebaik-baiknya.
4. Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
SELAMAT MENGERJAKAN

IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Alamat :
Umur :
Pendidikan :
a Dasar (SD,SLTP,sederajat)
b Menengah (SLTA,sederajat)
c Tinggi (D3,S1,S2,S3)
Pekerjaan :
a Bekerja (buruh,petani,wiraswasta,PNS dan lain-lain)
b Tidak bekerja(Ibu rumah tangga)
Penghasilan keluarga :
a < Rp.670.000,00
b ≥Rp.670.000,00

KUESIONER PENELITIAN
Pengetahuan Tentang ASI :
Pada bagian ini ibu diminta untuk memberikan tanda silang (X) pada salah satu
jawaban (a,b, atau c) yang ibu anggap paling tepat.
1. Pengertian ASI adalah
a ASI adalah makan yang paling baik untuk bayi
b ASI adalah makanan yang murah untuk bayi
c Benar semua
2. Kolustrum menurut ibu adalah
a Susu yang berwarna kuning dan memberikan kekebalan yang keluar
pertama kali
b ASI yang kotor dan harus dibuang
c Salah semua
3. Apa yang ibu berikan pada bayinya segera setelah bayinya lahir adalah
a ASI
b Susu botol
c Salah semua
4. Manfaat ASI bagi bayi adalah
a. Membuat bayi menjadi manja
b. Agar bayi tidak menangis
c. Memberikan kekebalan dan nutrisi

5. Manfaat ASI bagi ibu adalah,KECUALI
a Resiko terkena penyakit kanker rahim dan payudara pada ibu yang
menyusui lebih rendah dibandingkan ibu yang tidak menyusui
b Membuat ibu tanpak gemuk
c Menjalin kasih sayang antara ibu dengan bayinya
6. Manfaat ASI bagi keluarga adalah
a Menghemat biaya
b Keluarga merasa tidak ada beban
c Membuat keluarga santai tidak membeli susu botol
7. Manfaat ASI bagi Negara adalah,KECUALI
a Menghemat devisa Negara
b Bayi sehat membuat Negara lebih sehat
c Negara tidak ikut memikirkan gizi bayi
8. Apa saja komposisi yang terkandung dalam ASI adalah
a Karbohidrat,lemak,protein,mineral,vitamin
b Gula,tepung,santan
c Salah semua
9. Sejak kapan persiapan ibu dalam menyusui adalah
a Sejak hamil,sejak bersalin,sejak menyusui selanjutnya
b Sejak sebelum nikah, sejak masih gadis
c Benar semua
10. Apa yang mempengaruhi dalam produksi ASI
a. Mengkonsumsi susu khusus ibu menyusui

b. Banyak makan-makan yang bergizi
c. Benar semua
11. Apa yang menghambat produksi ASI adalah
a Ibu stress
b Ibu tidak makan-makana bergizi
c Benar semua
12. Kapan waktu memberikan ASI untuk bayinya adalah
a Setiap kali bayi menangis
b Setiap 2 jam sekali
c Salah semua
13. Posisi seperti apa saja yang bisa ibu gunakan saat menyusui adalah
a Miring
b Terlentang
c Salah semua
14. Setelah menyusui bayi sebaiknya
a Bayi ditidurkan secara terlentang
b Bayi diberi air
c Bayi disendawakan
15. Payudara yang sering digunakan setiap menyusui adalah
a Payudara kanan
b Payudara kiri
c Bergantian antara payudara kanan dan kiri

16. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepatnya payudara dimasukkan bayi,
caranya :
a Hanya putting susu yang masuk kedalam mulut
b Seluruh daerah hitam seputar putting susu yang masuk ke dalam mulut
bayi.
c Hanya setengah areola yang masuk kedalam mulut bayi
17. Kesulitan apa saja yang menghambat pemberian ASI bagi bayi adalah
a bayi lahir premature,bayi memilki penyakit kuning
b bayi mempunyai lidah kaku
c benar semua
18. Kesulitan apa saja yang dialami ibu yang menghambat pemberian ASI adalah
a. putting susu rata atau masuk kedalam
b. ibu terserang penyakit
c. benar semua
19. Apakah pengertian dari manajemen laktasi
a upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui
b upaya-upaya yang dilakukan untuk mendapatkan ASI
c Salah semua
20. Sejak kapan ibu mulai menyiapkan laktasinya adalah
a Masa hamil
b Masa bersalin
c Benar semua

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
21. Apakah ibu memberikan makanan lain selain ASI sebelum bayi berumur
lebih dari 6 bulan adalah
a Ya , diberikan makanan makanan lain selain ASI
b Tidak, diberikan makanan tambahan lain selain ASI
c Salah semua

Lampiran 1 Crosstabs
Case Process ing Sum m ary
48 96,0% 2 4,0% 50 100,0%
48 96,0% 2 4,0% 50 100,0%
48 96,0% 2 4,0% 50 100,0%
48 96,0% 2 4,0% 50 100,0%
48 96,0% 2 4,0% 50 100,0%
PENGETAHUAN * UMUR
PENGETAHUAN *
PENDIDIKAN
PENGETAHUAN *
PEKERJAAN
PENGETAHUAN *
PENGHASILAN
PENGETAHUAN *
PEMBERIANASI
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
PENGETAHUAN * UMUR
Crosstab
3 15 17 35
3,6 18,2 13,1 35,0
8,6% 42,9% 48,6% 100,0%
60,0% 60,0% 94,4% 72,9%
6,3% 31,3% 35,4% 72,9%
2 3 0 5
,5 2,6 1,9 5,0
40,0% 60,0% ,0% 100,0%
40,0% 12,0% ,0% 10,4%
4,2% 6,3% ,0% 10,4%
0 7 1 8
,8 4,2 3,0 8,0
,0% 87,5% 12,5% 100,0%
,0% 28,0% 5,6% 16,7%
,0% 14,6% 2,1% 16,7%
5 25 18 48
5,0 25,0 18,0 48,0
10,4% 52,1% 37,5% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
10,4% 52,1% 37,5% 100,0%
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin UMUR
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin UMUR
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin UMUR
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin UMUR
% of Total
KURANG
CUKUP
BAIK
PENGETAHUAN
Total
<20TH 20-35 TH >35TH
UMUR
Total
Chi-Square Tes ts
12,060a 4 ,017
13,073 4 ,011
2,806 1 ,094
48
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
7 cells (77,8%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,52.
a.

Sym metric Measures
-,244 ,104 -1,709 ,094c
-,320 ,111 -2,288 ,027c
48
Pearson's RInterval by Interval
Spearman CorrelationOrdinal by Ordinal
N of Valid Cases
Value
Asymp.
Std. Errora
Approx. Tb
Approx. Sig.
Not assuming the null hypothes is.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothes is .b.
Based on normal approximation.c.
PENGETAHUAN * PENDIDIKAN
Crosstab
11 16 8 35
16,8 12,4 5,8 35,0
31,4% 45,7% 22,9% 100,0%
47,8% 94,1% 100,0% 72,9%
22,9% 33,3% 16,7% 72,9%
5 0 0 5
2,4 1,8 ,8 5,0
100,0% ,0% ,0% 100,0%
21,7% ,0% ,0% 10,4%
10,4% ,0% ,0% 10,4%
7 1 0 8
3,8 2,8 1,3 8,0
87,5% 12,5% ,0% 100,0%
30,4% 5,9% ,0% 16,7%
14,6% 2,1% ,0% 16,7%
23 17 8 48
23,0 17,0 8,0 48,0
47,9% 35,4% 16,7% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
47,9% 35,4% 16,7% 100,0%
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PENDIDIKAN
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PENDIDIKAN
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PENDIDIKAN
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PENDIDIKAN
% of Total
KURANG
CUKUP
BAIK
PENGETAHUAN
Total
DASAR MENENGAH TINGGI
PENDIDIKAN
Total
Chi-Square Tests
14,409a 4 ,006
17,647 4 ,001
9,935 1 ,002
48
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,83.
a.
Sym metric Measures
-,460 ,083 -3,511 ,001c
-,512 ,090 -4,043 ,000c
48
Pearson's RInterval by Interval
Spearman CorrelationOrdinal by Ordinal
N of Valid Cases
Value
Asymp.
Std. Errora
Approx. Tb
Approx. Sig.
Not assuming the null hypothes is.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothes is .b.
Based on normal approximation.c.

PENGETAHUAN * PEKERJAAN
Crosstab
15 7 1 7 5 35
16,0 5,1 4,4 5,1 4,4 35,0
42,9% 20,0% 2,9% 20,0% 14,3% 100,0%
68,2% 100,0% 16,7% 100,0% 83,3% 72,9%
31,3% 14,6% 2,1% 14,6% 10,4% 72,9%
2 0 3 0 0 5
2,3 ,7 ,6 ,7 ,6 5,0
40,0% ,0% 60,0% ,0% ,0% 100,0%
9,1% ,0% 50,0% ,0% ,0% 10,4%
4,2% ,0% 6,3% ,0% ,0% 10,4%
5 0 2 0 1 8
3,7 1,2 1,0 1,2 1,0 8,0
62,5% ,0% 25,0% ,0% 12,5% 100,0%
22,7% ,0% 33,3% ,0% 16,7% 16,7%
10,4% ,0% 4,2% ,0% 2,1% 16,7%
22 7 6 7 6 48
22,0 7,0 6,0 7,0 6,0 48,0
45,8% 14,6% 12,5% 14,6% 12,5% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
45,8% 14,6% 12,5% 14,6% 12,5% 100,0%
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PEKERJAAN
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PEKERJAAN
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PEKERJAAN
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PEKERJAAN
% of Total
KURANG
CUKUP
BAIK
PENGETAHUAN
Total
BURUH PETANI WIRASWASTA PNS IRT
PEKERJAAN
Total
Chi-Square Tes ts
19,132a 8 ,014
19,955 8 ,011
,581 1 ,446
48
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
12 cells (80,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,63.
a.
Sym metric Measures
-,111 ,139 -,759 ,452c
-,115 ,141 -,787 ,435c
48
Pearson's RInterval by Interval
Spearman CorrelationOrdinal by Ordinal
N of Valid Cases
Value
Asymp.
Std. Errora
Approx. Tb
Approx. Sig.
Not assuming the null hypothes is.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothes is .b.
Based on normal approximation.c.

PENGETAHUAN * PENGHASILAN
Crosstab
26 9 35
24,8 10,2 35,0
74,3% 25,7% 100,0%
76,5% 64,3% 72,9%
54,2% 18,8% 72,9%
2 3 5
3,5 1,5 5,0
40,0% 60,0% 100,0%
5,9% 21,4% 10,4%
4,2% 6,3% 10,4%
6 2 8
5,7 2,3 8,0
75,0% 25,0% 100,0%
17,6% 14,3% 16,7%
12,5% 4,2% 16,7%
34 14 48
34,0 14,0 48,0
70,8% 29,2% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
70,8% 29,2% 100,0%
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PENGHASILAN
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PENGHASILAN
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PENGHASILAN
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PENGHASILAN
% of Total
KURANG
CUKUP
BAIK
PENGETAHUAN
Total
<670.000 >670.000
PENGHASILAN
Total
Chi-Square Tests
2,570a 2 ,277
2,318 2 ,314
,130 1 ,718
48
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1,46.
a.
Sym metric Measures
,053 ,142 ,358 ,722c
,093 ,147 ,637 ,528c
48
Pearson's RInterval by Interval
Spearman CorrelationOrdinal by Ordinal
N of Valid Cases
Value
Asymp.
Std. Errora
Approx. Tb
Approx. Sig.
Not assuming the null hypothes is.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothes is .b.
Based on normal approximation.c.

PENGETAHUAN * PEMBERIANASI
Cross tab
23 12 35
21,9 13,1 35,0
65,7% 34,3% 100,0%
76,7% 66,7% 72,9%
47,9% 25,0% 72,9%
3 2 5
3,1 1,9 5,0
60,0% 40,0% 100,0%
10,0% 11,1% 10,4%
6,3% 4,2% 10,4%
4 4 8
5,0 3,0 8,0
50,0% 50,0% 100,0%
13,3% 22,2% 16,7%
8,3% 8,3% 16,7%
30 18 48
30,0 18,0 48,0
62,5% 37,5% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
62,5% 37,5% 100,0%
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PEMBERIANASI
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PEMBERIANASI
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PEMBERIANASI
% of Total
Count
Expected Count
% w ithin PENGETAHUAN
% w ithin PEMBERIANASI
% of Total
KURANG
CUKUP
BAIK
PENGETAHUAN
Total
TIDAK
EKSKLUSIF EKSKLUSIF
PEMBERIANASI
Total
Chi-Square Tests
,701a 2 ,704
,686 2 ,710
,678 1 ,410
48
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1,88.
a.
Sym metric Measures
,120 ,148 ,821 ,416c
,116 ,147 ,790 ,434c
48
Pearson's RInterval by Interval
Spearman CorrelationOrdinal by Ordinal
N of Valid Cases
Value
Asymp.
Std. Errora
Approx. Tb
Approx. Sig.
Not assuming the null hypothes is.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothes is .b.
Based on normal approximation.c.