40318139-laporan-spektrofotometri

download 40318139-laporan-spektrofotometri

of 9

Transcript of 40318139-laporan-spektrofotometri

  • 7/29/2019 40318139-laporan-spektrofotometri

    1/9

    laporan spektrofotometri

    Diposkan oleh X3-PRIMA on 21.6.09

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sudah lama ahli kimia menggunakan warna sebagai suatu pembantu dalam mengidentifikasi zat kimia.

    Spektrofotometri dapat dibayangkan sebagi suatu perpanjangan penilikan visual dimana studi yang lebih

    rinci mengenai penyerapan energy cahaya oleh spesies kimia memungkinkan kecermatan yang lebih besar

    dalam pencirian dan pengukuran kuantitatif.

    Dalam penggunaan dewasa ini, istilah spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan

    energy cahaya oleh suatu system kimia itu sebagai fungsi dari panjang gelombang tertentu. Untuk

    memahami spektrofotometri, kita perlu meninjau ulang peristilahan yang digunakan dalam mencirikan

    energy cahaya, memperhatikan antareaksi radiasi dengan spesies kimia dengan cara yang erlementer, dan

    secara umum mengurus apa kerja instrument-instrumen. (Underwood, 1981).

    1.2. Tujuan Percobaan

    Mempelajari dan memahami peralatan spektrofotometeri

    Mempelajari dan memahami sifat serapan suatu larutan terhadap variasi panjang gelombang

    Penentuan campuran dua komponen dalam larutan secara spektrofotometri

    Untuk menentukan konsentrasi Fe3+ dan konsentrasi sampel berdasarkan absorpsi sinar terhadap warna

    tertentu.

    1.3. Prinsip Percobaan

    Berdasarkan hukum beer, bila suatu cahaya monokromatis mengenai suatu mendia transparan maka akan

    bertambah turunnya intensitas cahaya yang diturunkannya sebanding dengan tebalnya.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar

  • 7/29/2019 40318139-laporan-spektrofotometri

    2/9

    monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan

    menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton

    hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan

    suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban

    dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi.

    Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah

    alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Kelebihan spectrometer dibandingkan

    fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini ndiperoleh dengan alat

    pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada fotometer filter berbagai filter dari berbagai warna

    yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter tidak

    mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang

    gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, pnjang gelombang yang benar-benar terseleksi

    dapatdiperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari

    sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau

    blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding.

    Keuntungan dari spektrofotometer untuk keperluan analisis kuantitatif adalah :

    Dapat digunakan secara luas

    Memiliki kepekaan yang tinggi

    Keseletifannya cukup baik

    Tingkat ketelitian tinggi

    Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen adalah

    Komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi

    Penyerapan komponen-komponen tersebut tiak sama

    Komponen harus menyerap pada panjang gelombang tertentu

    Senyawa-senyawa yang diukur dengan metoda spektrofotometri harus memenuhi hukum Lambert-Beer,

    yaitu

    Bila suatu sinar monokromatis dilewatkan pada medium pengabsorbsi,maka berkurangnya intensitas

    cahaya per unit tebal medium sebanding dengan intensitas cahaya tersebut.

    Berkurangnya intensitas cahaya per unit konsentrasi akan berbanding lurus dengan intensitas cahaya.

    Dari hukum Lambert Beer didapat rumus sebagai berikut

    A = a.b.c A = -log T

  • 7/29/2019 40318139-laporan-spektrofotometri

    3/9

    Rumus yang digunakan untuk analisis dua komponen adalah :

    A1 = ax1. b. cx + ay1 . b . cy

    A2 = ax2 . b. cx + ay2 . b . cy

    Dimana :

    A1 = serapan campuran pada panjang gelombang maksimum pertama

    A2 = serapan campuran pada panjang gelombang maksimum kedua

    C = konsentrasi larutan

    Keabsahan Hukum Beer

    Kondisi berikut adalah keabsahan hukum Beer. Cahaya yang digunakan harus monokromatis, bila tidak

    demikian maka akan diperoleh dua nilai absorbansi pada dua panjang gelombang. Hukum tersebut tidak

    diikuti oleh larutan yang pekat. Konsentrasi lebih tinggi untuk beberapa garam tidak berwarna justru

    mempunyai efek absorbsi yang berlawanan. Larutan yang bersifat memancarkan pendar-fluor atau suspensi

    tidak selalu mengikuti hukum Beer. Jika selama pengukuran pada larutan encer terjadi reaksi kimia seperti

    polimerisasi, hidrolisis, asosiasi atau disosiasi, maka hukum Beer tidak berlaku.

    Cara Kerja Spektrofotometer

    Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan pembanding,

    misalnya blanko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih

    fotosel yang cocok 200-650 nm ( 650-1100 nm ) agar daerah yang diperlukan dapat terliputi. Dengan

    ruang fotosel dalam keadaan tertutup nol galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih

    h yang diinginkan, buk fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blanko dan nol galvanometer didapat

    dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakn tombol transmitansi, kemudian atur besarnya

    pada 100 %. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi

    menunjukkan absorbansi larutan sampel.

    Spektrofotometer Uv-Vis

    Spektrum UV-Vis merupakam hasil interaksi antara radiasi elektromagentik (REM) dengan molekul. REM

    merupakan bentuk energy radiasi yang mempunyai sifat gelombang dan partikel (foton). Karena bersifat

    sebagai gelombang maka beberapa parameter perlu diketahui, misalnya panjang gelombang, frekuensi,

    bilngan gelombang, dan serapan. REm mempunyai vector listrik dan vector magnet yang bergetar dalam-

    dalam bidang-bidang yang tegak lurus satu sama lain dan masing-masing tegak lurus pada arah

    perambatan radiasi.

  • 7/29/2019 40318139-laporan-spektrofotometri

    4/9

  • 7/29/2019 40318139-laporan-spektrofotometri

    5/9

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Pengamatan

    Dari Hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatlah perhitungan data sebagai berikut :

    0,1 N

    M = gr X 1000

    BM 25

    0,1 = gr X 40

    291

    gr = 0,1 x 291

    40

    = 0,7275

    = 0,73 gr

    0,08 N

    V1. N1 = V2. N2

    V1. 0,1 = 10. 0,08

    V1 = 0,8 x 10

    V1 = 8 ml

    Dengan rumus yang sama seperti diatas didapat juga hasil

    V1 = 6 ml 0,06

    V1 = 4 ml 0,04

    V1 = 2 ml 0,02

    Hasil percobaan spektrofotometer

    A = 0,4400,1 M

    A = 0,3620,08 M

    A = 0,2690,06 M

    A = 0,1780,04 M

    A = 0,1080,02 M

  • 7/29/2019 40318139-laporan-spektrofotometri

    6/9

    A = 0,294Sampel I

    A = 0,173Sampel II

    Grafik Pengamatan

    x1 y1 x2 y2

    (0,06, 0,269) (0,1, 0,440)

    y = ax+b

    a = y2 - y1

    x2 - x1

    a = 0,440 0,269

    0,1 0,06

    a = 0,171

    0,04

    a = 4,275

    b = 0

    y = 4,275 (x) + b

    y = 4,275x + 0

    y = 4,275x

    SP = I A = 0,294 = y

    y = 4,275x

    0,294 = 4,275x

    x = 0,294 / 4,275

    x = 0,06877 M

    Jadi Konsentrasi sampel I adalah 0,069 M

  • 7/29/2019 40318139-laporan-spektrofotometri

    7/9

    SP = II A = 0,173

    y = 4,275 x

    0,173 = 4,25 x

    x = 0,173/ 4,275

    x = 0,04046 M

    Jadi Konsentrasi sampel II adalah 0,04 M

    4.2. Pembahasan

    Perubahan warna mencerminkan suatu perubahan dalam pengabsorpsian cahaya oleh larutan, yang

    menyertai perubahan konsentrasi dari spesies yang menyerap. Dalam suatu titrasi visual, seenarnya orang

    menggunakan semua segi titrator fotometrik yang automatic, cahaya dilewatkan larutan menuju mata, yang

    merupakan transduser peka cahaya yang berespon dengan isyrat dan kalau tidak, membuatnya tepat untuk

    diteruskan ke system penyetopan aliran yang bersifat elektromekanis (khopkar, 2002).

    Kadang-kadang suatu zat yang terlihat langsung dalam reaksi titrasi menyerap cukup anyak pada suatu

    panjang gelombang yang dapat dicapai, dan titrasi itu diikuti secara spektrofotometri tanpa menambahkan

    suatu indicator. Bentuk kurva titrasi dapat diramalkan dari nilai spesies kimia yang diperhatikan. Beberapa

    kurva titrasi fotometrik yang khas diperagakan, jika reaksi titrasi itu cukup tidak lengkap disekitar titik

    kesetaraan, kurva itu akan jadi membundar. Titik akhir itu kemudian dicari letaknya dengan titik potong

    garis-garis lurus yang diekstrapolasi, yang ditarik lewat titik-titik yang diambil secukupnya sebelum dan

    sesudah bagian yang membundar. Kurva titrasi semacam itu mudah dihitung, orang semata-mata

    menghitung konsentrasi spesies yang menyerap titik dimana saja, dengan menggunakan tetapan

    keseimbangan reaksi itu, kemudian menghitung sumbangan tiap spesies pada absorbans dari larutan

    menurut Hukum Beer (Underwood, 1981).

    Kadang-kadang dimungkinkan untuk melengkapi sebuah spektrofotometri dengan suatu ruangan sel yang

    diubah sehingga suatu bejana titrasi seperti sebuah gelas piala dapat ditaruh dalam berkas cahaya. Lebih

    nyaman bila pengaduk yang digunakan adalah pengaduk magnetic yang diletakkan dibawah ruangan harus

    dijaga agar penataan itu kedap cahaya.

    Menurut hukum Bouguer-Beer, suatu alur absorbans dengan konsentrasi molar akan berupa garis lurus

  • 7/29/2019 40318139-laporan-spektrofotometri

    8/9

    dengan arah lereng b. Tetapi sering kali pengukuran terhadap system kimia riil menghasilkan alur Hukum

    Beer yang tidak linear sepanjang seluruh jangka konsentrasi untuk system-sistem semacam itu, namun

    pemahaman yang lebih mendalam menimbulkan suatu pandangan yang agak lebih canggih (Underwood,

    1981).

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar

    monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan

    menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton

    hampa. Kelebihan spectrometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat

    lebih terseleksi dan ini ndiperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada

    fotometer filter berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang

    gelombang tertentu. Pada praktikum ini dihasilkan Konsentrasi sampel I adalah 0,069 M dan Konsentrasi

    sampel II adalah 0,04 M.

    5.2. Saran

    Pada praktikum kali ini dan selanjutnya mudah-mudahan diperhatikan sebaiknya sebelum melakukan

    percobaan alat yang akan digunakan harus dalam keadaan bersih agar diperoleh hasil maksimal. Dan juga

    diberikan waktu yang lebih leluasa agar praktikan dapat menganalisa hasilnya dengan maksimal.

    DAFTAR PUSTAKA

    Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia (hal 176 187)

    Alexeyev, V. 1969. Quantitative Analysis. Moscow: MIR Publishers (hal 406 410)

    Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Ilmu Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia (hal 61)

    A. L. Underwood, (1989), Analisa Kuantitatif Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta

    Harjadi W, (1993), Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia, Jakarta.

    Khopkar, (1990), Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia,

    Jakarta. Day RA. Jr dan Al Underwood.1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi

  • 7/29/2019 40318139-laporan-spektrofotometri

    9/9

    Kelima. Jakarta : Erlangga

    Harizul, Rivai. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : UI Press

    Hastuti, Sri, M.Si, dkk. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I.

    Surakarta : Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UNS

    Khopkhar, SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press

    Skogg. 1965. Analytical Chemistry. Edisi keenam. Florida : Sounders College

    Publishing

    http://www.x3-prima.com/2009/06/laporan-spektrofotometri.html