1

Amma ba‟du, kitab Riyâdlus Shâlihîn ditulis oleh Imam Nawawi Abu Zakariyya asy-Syafi‟i rahimahullah. Alhamdulillah, kiranya Alloh Swt berkenan memberkahi kitab ini sehingga kitab ini diterima oleh semua umat Islam di bumi bagian timur maupun barat, meskipun madzhab mereka di bidang fiqih berbeda-beda. Semoga pahalanya selalu mengalir kepada penulis. Amiiin. Kitab Riyâdlus Shâlihîn dikhidmati oleh banyak ulama. Ada yang menulis syarahnya, ada yang hanya memberikan ta‟liq, dan ada pula yang mentakhrij hadits-haditsnya. Salah satu dari mereka yang mentakhrij hadits-hadits dalam kitab ini adalah Syaikh Al-Albani rahimahullahu Ta‟ala. Adapun murid beliau yang bernama Syaikh Salim bin „Ied al-Hilali rahimahullahu

Ta‟ala, menulis syarah bagi kitab ini dengan judul: yang terdiri

dari 4-5 jilid. Sebagai salah satu bentuk khidmat tersebut, kami – ikhwan „Asyarah Kamilah – diberti taufiq oleh Alloh Swt untuk mengungkap tentang hadits-hadits yang dinilai dla‟if oleh ulama yang telah melakukan takhrij (penyelidikan derajat hadits) terhadap kitab Riyâdlus Shâlihîn. Adapun referensi kami dalam penyusunan risalah ini adalah:

1. Program Maktabah Syamilah. (maktabah ini mâ syaallôh) 2. Riyâdlus Shâlihîn dengan takhrij oleh Sayyid „Imran dkk. 3. Hadits-hadits Dla‟if dalam Riyâdlus Shâlihîn, karya Abdul Jabbar

Badjeber al-Jakartawi. 4. Nuzhatul Muttaqin, syarh Riyâdlus Shâlihîn, karya DR. Sa‟id al-Khinn

dkk. Kami berharap Alloh Swt juga berkenan memberkahi risalah ini

sebagaimana Dia memberkahi kitab Riyâdlus Shâlihîn, sehingga pahala dari risalah ini senantiasa mengalir kepada kami dengan izin Alloh Swt.

Akhirnya silakan Anda mempelajari isi risalah ini, semoga bermanfaat. Bilamana dirasa perlu untuk menyampaikan koreksi, kritikan, saran, komentar, complain, dsb, Anda dipersilakan menghubungi al-Akh Mochamed: 081 80 25 25 7 20 atau al-Akh Achmed 0856 4203 7651. Sekian. Terima kasih banyak.

2

1

76

Orang yang pandai adalah orang yang menginstrospeksi dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati, sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikutkan dirinya kepada hawa nafsunya dan dia berangan-angan (akan diampuni) oleh Alloh.

9542957159745195146

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: Abu Bakr bin „Abdillah bin Abi Maryam al-Ghassani. Beliau menjadi

mukhtalith setelah kitab-kitabnya terbakar. Catatan:

Hadits ini meskipun memiliki syahid yang diriwayatkan oleh Baihaqi dalam kitab Syi‟ab, namun tetap tidak menjadi kuat karena syahid tersebut juga dla‟if sebab dalam sanadnya terdapat rawi bernama al-Qaisi Abu Muhammad al-Bashri. Wallâhu A‟lam bish shawâb. *

9

7276

Seorang lelaki tidak usah ditanya mengapa dia memukul istrinya.

91566611267

6344194

3

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: „Abdur Rahman al-Maslami. Dia tidak dikenal kecuali dalam hadits ini

saja. Al-Hafidz menyatakan bahwa dia adalah rawi maqbûl (Jadi dia adalah rawi majhûl). (Baca: Irwa`ul Ghalil 2034) *

3

25

23466

Bersegeralah mengerjakan amalan-amalan sebelum tujuh hal, yaitu: tidaklah kalian menunggu selain kefakiran yang menyebabkan lupa, atau kekayaan yang menyebabkan melampaui batas, atau penyakit yang merusakkan, atau pikun yang menyebabkan mengigau, atau kematian yang tiba-tiba, atau Dajjal, maka dia adalah perkara ghaib paling buruk yang ditunggu, atau kiamat, maka kiamat itu paling dahsyat dan paling pahit.

39465943511

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: Muharriz bin Harun, rawi mungkarul hadits. Dia dia ada meriwayatkan

hadits ini dengan sanad lain yang lebih baik daripada sanadnya yang tercantum dalam kitab Riyadlus Shalihin ini, yaitu yang diriwayatkan oleh Hakim (4/321) dan menurutnya berderajat shahih dan memenuhi syarat Syaikhain, dan itu disepakati oleh Dzahabi. Namun sanad Hakim tersebut ternyata memiliki illat berupa tidak disebutkannya salah seorang rawi. Jadi hadits ini tidak memiliki syahid yang memperkuatnya. (Baca: Silsilah Ahadits dla‟ifah 1666)

5

941

4

126127

Sesungguhnya Bani Israil tatkala terjadi kekurangan pada mereka, ada seseorang dari mereka yang melihat saudaranya melakukan dosa, lalu dia melarangnya dari perbuatan dosa tersebut. Namun pada esoknya perbuatan dosa yang dia lihat dari saudaranya itu tidak menjadi penghalang baginya untuk menjadi teman makannya, teman minumnya, dan teman bergaulnya. Maka Alloh pun mencampuradukkan antara hati sebagian mereka dengan hati sebagian yang lainnya. Tentang mereka turun ayat Al-Qur‟an yang menyatakan, “Telah dilaknat orang-orang kafir dari bangsa Bani Israil atas lisan Dawud dan Isa bin Maryam. Hal itu karena mereka melakukan maksiat dan mereka melampaui batas.” Lalu beliau membaca ayat termaksud hingga sampai pada ayat yang artinya “Dan seandainya mereka beriman kepada Alloh dan Nabi (Muhammad saw) dan apa yang diturunkan kepada beliau, niscaya mereka tidak akan menjadikan mereka sebagai para pengurus/penolong, akan tetapi kebanyakan mereka adalah kaum yang fasik. Rawi berkata, “Ketika itu Nabi saw dalam keadaan bersandar lantas beliau duduk dan bersabda, “Tidak! Hingga kalian memegang tangan pelaku kedzaliman lalu kalian mencondongkannya di atas kebenaran dengan sebenar-benarnya, dan kalian membatasinya pada kebenaran tersebut, atau (bila itu tidak kalian lakukan maka) Alloh akan mencampuradukkan antara hati sebagian kalian dengan sebagian lainnya, kemudian Dia akan melaknati kalian sebagaimana Dia melaknati mereka.”

5

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: 1. Abu „Ubaidah tidak mendengar hadits dari ayahnya („Abdullah bin

Mas‟ud ra.), sebagaimana disebutkan berulang kali oleh Turmudzi dalam kitab Sunannya.

2. Terjadi idlthirab dalam sanadnya, yaitu hadits ini diriwayatkan dengan 4 macam sanad berikut:

- Dari Abu „Ubaidah – dari bapaknya. - Dari Abu „Ubaidah – dari Masruq – dari bapaknya. - Dari Abu „Ubaidah – langsung dari Nabi saw (secara mursal). - Dari Abu „Ubaidah – dari Abu Musa al-Asy‟ari ra. Berdasarkan penelitian, yang rajih dari keempat jalur di atas adalah jalur

yang pertama, sedang jalur tersebut munqathi‟ karena Abu „Ubaidah tidak mendengar hadits dari bapaknya. (Baca: Silsilah Ahadits dla‟ifah 1105)

4

929

Siapa saja perempuan yang mati sedangkan suaminya rela terhadapnya (tidak dongkol kepadanya dsb), niscaya dia akan masuk ke dalam jannah.

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: 1. Musawir, rawi majhûl. 2. Ibu Musawir, juga rawi majhûl.

Hadits ini mungkar. (Baca: Silsilah Ahadits dla‟ifah 1426)

656119161645

2345163

7

374346Posisikanlah manusia pada posisi mereka masing-masing!

6

5659951199441 Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: 1. Maimun yang tidak bertemu „Aisyah ra. Sebenarnya antara keduanya

terdapat rawi bernama Habib bin Abi Tsabit, dan dia adalah rawi mudallis. Jadi sanadnya munqathi‟.

2. Al-Ashbagh, rawi matrûk yang dituduh sebagai pendusta. 3. Salamah al-Kindi, kiranya dia rawi majhûl sebab Ibnu Abi Hatim hanya

menyebutkan namanya dari riwayat Nuh bin Qais yang meriwayatkan hadits ini darinya, dan tidak disebutkan jarh atau ta‟dil apapun tentang dirinya.

Selain itu, kisah selengkapnya yang disebutkan dalam hadits ini mengandung aroma hadits palsu. (Baca: Silsilah Ahadits dla‟ifah 4 / 368)

6

373374

Tidaklah seorang pemuda memuliakan seseorang yang tua karena usianya, melainkan pasti Alloh telah menetapkan baginya orang yang memuliakannya pula ketika dia telah berusia tua kelak.

3149.

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: 1. Yazid bin Bayan, rawi dla‟if. 2. Abu Rahhal (guru Yazid), rawi mungkarul hadits. Bukhari menyatakan

bahwa dia memiliki hadits-hadits yang menakjubkan (aneh-aneh). (Baca: Silsilah Ahadits dla‟ifah 304)

6

366365Janganlah Anda melupakan kami dari doamu wahai saudara kecilku!

7

15263446

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: „Ashim bin „Ubaidillah bin „Ashim bin „Umar bin Khaththab (al-„Umari),

rawi dla‟if. (Baca: dla‟if Abu Dawud 264)

2

513

542

Rasulullah saw membaca “Pada hari itu (bumi) menceriterakan tentang kabar-kabarnya” (Q.S. az-Zilzal) lalu beliau bertanya, “Tahukah kalian apa kabar-kabarnya itu?” Mereka menjawab, “Alloh dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau menjawab, “Sesungguhnya kabar-kabarnya adalah bahwa bumi menjadi saksi bagi semua hamba baik lelaki atau perempuan dengan apa yang dia amalkan di atas muka bumi, yaitu bumi mengatakan, “Dia telah melakukan hal ini-itu pada hari ini-itu”, maka inilah kabar-kabarnya.”

33449276

3295

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: Yahya bin Abi Sulaiman Abu Shalih al-Madani, rawi layyinul hadits.

8

14

567

569

Anak turun Adam (manusia) tidak memiliki hak kecuali dalam perkara-perkara ini, yaitu: rumah yang dia huni, pakaian yang menutupi auratnya, dan roti tanpa lauk (atau roti keras & kering), serta air.

9443344. Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya:

Huraits, diperselisihkan oleh ulama tentang martabatnya. As-Saji menganggapnya dla‟if meskipun dinilai tsiqat oleh Ibnu Ma‟in.

Hadits ini mungkar. (Baca: Silsilah Ahadits dla‟ifah 1063)

11

566

565

Ada seorang lelaki berkata kepada Nabi saw, “Wahai Rasulullah, demi Alloh aku sungguh mencintai Anda.” Beliau menjawab, “Perhatikanlah apa yang Anda ucapkan!” Dia berkata lagi, “Demi Alloh aku sungguh mencintai Anda!” Maka beliau bersabda lagi, “Perhatikanlah apa yang Anda katakan!” Dia juga berkata lagi, “Demi Alloh sesungguhnya aku sungguh mencintai Anda!” Itu terulang hingga tiga kali. Maka beliau bersabda, “Jika Anda mencintaiku, maka siapkanlah perisai (atau baju besi) untuk menerima kefakiran itu, sebab

9

kefakiran itu lebih cepat kepada orang yang mencintaiku daripada air bah ke tempat berhentinya.”

9341

NB: Hadits ini pada awalnya dinilai dla‟if oleh Syaikh al-Albani

rahimahullah. Namun setelah meneliti lebih jauh akhirnya beliau memutuskan bahwa hadits ini berderajat hasan lighairihi karena dikuatkan oleh syahid berupa hadits lain. Maka selanjutnya beliau memuat hadits ini dalam kitab Silsilah Ahadits Shahihah nomor 2827. Bahkan beliau menegaskan perihal rujuknya dari penilaian dla‟if tersebut dalam kitab beliau an-Nashihah. Wallâhu A‟lam bish shawâb. (Baca: Silsilah Ahadits Shahihah 1586)

19

495

Adalah lengan baju tangan Rasulullah saw sampai ke pergelangan tangan.

5496373

4561277434667176 Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adannya: 1. Al-A‟war, rawi matrûk. (Baca: Silsilah Ahadits dla‟ifah 2458) 2. Syahr bin Hausyab, rawi dla‟if karena buruk hafalannya, dan dia sering

waham.

13

462

Rasulullah saw melewati kuburan Madinah, lalu beliau menghadapkan wajah ke arah mereka (penghuni kuburan) lalu berdoa, “Semoga keselamatan tetap

10

atas kalian wahai penghuni kuburan. Semoga Alloh mengampuni kami dan kalian. Kalian adalah pendahulu kami dan kami akan mengikuti.”

9147461291

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adannya: Qabus bin Abi Dzabyan, rawi yang tidak kuat, hafalannya buruk. Dia

bersendiri dalam meriwayatkan dari bapaknya beberapa hadits yang tidak ada asalnya. Dan hadits ini termasuk riwayatnya dari bapaknya. Jadi riwayat ini tidak dapat dijadikan sebagai hujah.

Syaikh Al-Albani menyatakan, “Mungkin Turmudzi menilai hasan hadits ini karena adanya syahid-syahid bagi hadits ini, sebab kandungan hadits ini terdapat juga dalam hadits-hadits shahih. Hanya kalimat “Nabi menghadapkan wajah ke arah mereka” ini tambahan yang mungkar, sebab hanya Qabus yang membawakan kalimat tersebut dalam riwayatnya.” (Baca lebih lanjut & lebih lengkap pada: Ahkâmul Jana`iz halaman 197)

15

741

Seorang hamba tidak dapat sampai termasuk dari kelompok orang-orang yang bertaqwa hingga dia meninggalkan apa-apa yang tidak mengapa karena khawatir terhadap apa yang ada bahayanya.

166 Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adannya:

„Abdullah bin Yazid, tidak dikenal keadaannya (rawi majhûlul hal). (Baca: Ghâyatul Marâm halaman 178)

11

14

637

Setan masih saja makan bersamanya. Lalu tatkala dia menyebut Nama Alloh „Azza wa Jalla maka dia memuntahkan apa yang ada dalam perutnya.

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adannya: Al-Mutsanna bin „Abdur Rahman al-Khuza‟i, rawi majhûl, sebagaimana

dinyatakan oleh Ibnul Madini.

17

679

Janganlah kalian minum dalam satu kali (langsung habis) bagaikan onta jantan minum. Tetapi minumlah kalian dua kali atau tiga kali teguk, dan sebutlah Nama Alloh (bacalah basmalah) bila kalian minum, dan pujilah (bacalah hamdalah) bila kalian mengangkat!

1664

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adannya: Yazid bin Sinan al-Hariri Abu Murrah, rawi dla‟if. (Baca: Takhrij al-Misykah

4278)

16

641

12

Tatkala ada seorang laki-laki melakukan shalat dengan menjuraikan sarungnya, Rasulullah saw bersabda kepadanya, “Pergilah lalu berwudlulah!” Maka dia pun berwudlu kemudian datang lalu bersabda, “Pergilah lalu berwudlulah!” Maka ada seorang laki-laki berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, mengapa Anda menyuruhnya berwudlu kemudian Anda mendiamkannya?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya dia melakukan shalat dengan menjuraikan sarungnya, padahal sesungguhnya Alloh tidak menerima shalat seorang lelaki yang menjuraikan.”

5467

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adannya: Yahya bin Katsir, rawi layyinul hadits. Bahkan menurut Ibnul Qaththan

dia adalah rawi majhûl. (Baca: dla‟if Abu Dawud 96)

16

649

13

Dulu di Damasuk ada seorang lelaki dari sahabat Nabi saw, bernama Ibnul Handzaliyyah. Dia adalah seorang lelaki yang gemar menyendiri; jarang sekali duduk-duduk bersama orang-orang. Tiada lain yang dikerjakannya adalah shalat, dan jika telah selesai maka dia hanya bertasbih dan bertakbir hingga pulang kepada keluarganya lagi. Maka pada saat kami ada di sekitar Abu Darda`, orang ini melewati kami. Abu Darda` berkata kepadanya, “(Sampaikanlah) sebuah kata-kata yang bermanfaat kepada kami dan tidak bermadlarat kepada Anda!”

Dia berkata, “Rasulullah saw telah mengirim sebuah pasukan, lalu pasukan ini datang, maka datanglah seorang lelaki dari mereka lalu duduk di tempat duduk yang biasa diduduki oleh Rasulullah saw lalu dia berkata kepada seorang lelaki lain yang ada di sampingnya, “Seandainya Anda melihat kami ketika kami berjumpa musuh, lalu si polan mengangkat (senjatanya) lalu dia menusukkan sambil mengatakan, “Ambillah (terimalah tusukan) ini dariku, dan aku adalah seorang pemuda dari Ghifar”. Menurut Anda bagaimana ucapannya ini?” Dia menjawab, “Aku hanya berpendapat

14

bahwa pahalanya batal.” Maka ada orang lain yang mendengar kisah itu lalu dia berkomentar, “Menurut saya hal itu tidak mengapa.” Maka keduanya pun berdebat hingga Rasulullah saw mendengarnya. Maka beliau bersabda, “Mahasuci Alloh. Tidak mengapa bahwa dia diberi pahala dan dipuji. Maka aku melihat Abu Darda` gembira karenanya, dan dia mengangkat kepalanaya ke arahnya dan bertanya, “Anda mendengar hal itu dari Rasulullah?” Maka dia menjawab, “Ya.” Lalu tidak henti-hentinya dia mengulangi pertanyaan itu hingga aku bergumam, “Sungguh dia akan duduk berlutut nantinya.”

Pada hari lain dia melewati kami lagi maka Abu Darda` mengatakan, “(Sampaikanlah) suatu kata-kata yang bermanfaat kepada kami dan tidak memadlarati Anda.” Dia bercerita, “Rasulullah saw bersabda kepada kami, “Orang yang bersedekah untuk kuda-kuda itu bagaikan orang yang menghamparkan tangannya dengan sedekah, yaitu dia tidak menggenggam tangannya tersebut.

Kemudian dia melewati kami lagi pada hari lainnya maka Abu Darda` berkata kepadanya lagi, “(Sampaikanlah) suatu kata-kata yang bermanfaat kepada kami dan tidak bermadharat kepada Anda.” Dia bercerita, „Rasulullah saw bersabda kepada kami, “Sebaik-baik lelaki adalah Khuraim al-Asadi seandainya jambulnya tidak panjang dan sarungnya tidak menjurai.” Lalu ucapan tersebut sampai ke telinga Khuraim, maka dia pun bersegera mengambil sebilah pisau lalu memotong jambulnya hingga sampai ke batas keda telinganya, dan dia mengangkat sarungnya hingga ke tengah-tengah dua betisnya.

Kemudian dia melewati kami pada hari lain lagi, maka Abu Darda` berkata kepadanya lagi, “(Sampaikanlah) kata-kata yang bermanfaat untuk kami dan tidak memadharati Anda!” Maka dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya kalian akan datang kepada saudara-saudara kalian, maka perbaikilah pelana-pelana milik kalian dan perbaikilah pula pakaian-pakaian kalian hingga kalian menjadi bagai tahi lalat di kalangan manusia, sebab Alloh tidak menyukai kekejian dan tidak (menyukai pula) berlaku keji.

Kedla’ifan hadits ini disebabkan adannya: 1. Qais bin Bisyr, rawi yang tidak dikenal. 2. Bisyr; bapak Qais, tidak dikenal pula. Demikian dinyatakan oleh

Dzahabi. (Baca: Irwa`ul Ghalil 7/209)

12

15

635

Bahwa Rasulullah saw melaknat orang yang duduk di tengah-tengah (majlis) lingkaran.

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adannya: Abu Mijlaz Lahiq bin Humaid, dia tidak mendengar hadits dari

Hudzaifah. Demikian dinyatakan oleh Ibnu Ma‟in dan lainnya.

94

625

Bahwa ada dua orang Yahudi, salah satu dari keduanya berkata kepada temannya, “Pergilah bersamaku kepada Nabi ini (Muhammad saw), kita akan bertanya kepadanya.” Maka dia menjawab, “Jangan kau katakan „Nabi‟, sebab jika dia mendengarmu mengatakan „Nabi‟, dia akan memiliki empat mata (maksudnya: gembira bukan main hingga penglihatannya lebih jelas seolah-olah memiliki 4 mata).” Lalu keduanya mendatangi Nabi sw lalu bertanya kepada beliau tentang firman Alloh „Azza wa Jalla: “Dan sungguh Kami telah memberikan kepada Musa akan sembilan tanda yang jelas”. Maka Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian menyekutukan sesuatu dengan Alloh, dan jangan berzina, dan jangan membunuh jiwa yang diharamkan oleh Alloh kecuali dengan hak, dan jangan mencuri, dan jangan menyihir, dan jangan

16

berjalan bersama seorang yang “bersih” kepada seorang penguasa agar dia dapat membunuhnya, dan jangan memakan uang bunga, dan jangan menuduh perempuan yang menjaga diri, dan jangan pula kalian lari dari pertempuran – Syu‟bah ragu – dan untuk kalian secara khusus wahai segenap bangsa Yahudi, yaitu: janganlah kalian melampaui batas pada hari Sabtu.” Maka keduanya pun mencium kedua tangan dan kaki beliau seraya mengatakan, “Kami bersaksi bahwa Anda adalah seorang Nabi.” Beliau bertanya, “Lantas apa yang menghalangi kalian untuk masuk Islam?” Keduanya menjawab, “Sesungguhnya Dawud telah berdoa kepada Alloh agar senantiasa ada nabi pada keturunannya, dan sesungguhnya kami khawatir bila kami masuk Islam bangsa Yahudi akan membunuh kami.”

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adannya: „Abdullah bin Salamah al-Muradi, rawi yang diperselisihkan perihal dirinya. Dia inilah yang meriwayatkan hadits „Ali tentang larangan membaca Al-

Qur‟an bagi orang junub, dan hadits tersebut dinilai dla‟if oleh para hafidz pakar tahkik.

Dinukil dari Nasa`i bahwa dia menilai hadits Turmudzi di atas mungkar. Namun Mundziri menyatakan, “Kelihatannya pengingkaran tersebut ada dibicarakan pula.” (Baca: Nashbur Rayah 4/258)

91

624

Bahwa „Abdullah bin „Umar menceriterakan – dan dia menyebutkan sebuah kisah yang akhirnya – dia berkata, “Lalu kami mendekat –maksudnya: kepada Nabi saw- lalu kami pun mencium tangan beliau.”

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adannya: Yazid bin Abi Ziyad al-Hasyimi, rawi dla‟if. Ketika telah tua, hafalannya

mengalami perubahan lalu menerima talkin hadits dari orang lain. (Baca pula: Faidlul Qadir 2699 –nomor Maktabah Syamilah-)

17

99

627

Zaid bin Haritsah datang ke Madinah sedangkan Rasulullah saw di dalam rumahku („Aisyah ra). Maka dia mendatangi beliau lalu mengetuk pintu, maka Rasulullah saw pun berdiri (menuju) kepadanya dalam keadaan telanjang dada, dengan menjuraikan pakaian beliau. Demi Alloh, sungguh aku belum pernah melihat beliau telanjang dada sebelum itu dan tidak pula setelah itu. Lalu beliau merangkul tengkuknya dan menciumnya.

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adannya: Muhammad bin Ishaq, rawi yang mudallis meskipun pada dasarnya dia

adalah rawi tsiqat. Dia meriwayatkan hadits ini secara „an‟anah.

93

216

Aku melihat Rasulullah saw menjelang wafat, sedangkan di hadapan beliau ada sebuah mangkuk berisi air, dan beliau memasukkan tangannya ke dalam mangkuk tersebut kemudian mengusap wajahnya dengan air kemudian berdoa, “Ya Alloh, tolonglah aku dari ghamaratul mat atau sakaratul maut.”

18

2661793347

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: Musa bin Sarjis, rawi mastur. (Baca: Taqribut Tahdzib)

95

241

Bahwa Thalhah bin Bara` sakit lalu Nabi saw mendatanginya untuk menjenguknya lalu beliau bersabda, “Aku tidak melihat Thalhah kecuali telah mendekati mati, maka beritahukan kepadaku bila telah mati dan segerakanlah, sebab tidaklah pantas bagi jenazah seorang muslim untuk ditahan di tengah-tengah keluarganya.

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: Isnad hadits ini gelap, karena para rawi selain Hushain bin Wahuh

tidak ada yang dikenal. Mereka adalah: 1. „Urwah bin Sa‟id al-Anshari, rawi majhûl. 2. Sa‟id, bapak „Urwah, rawi majhûl pula. 3. Al-Balwi, rawi maqbûl, yaitu tidak ada yang menilainya tsiqat selain

Ibnu Hibban, dan tidak ada yang meriwayatkan darinya selain „Isa bin Yunus.

(Baca: Silsilah Ahadits dla‟ifah 3232 dan Ahkamul Jana`iz halaman 13-14)

94

245

Kami menghadiri „Amr bin „Ash ... HR. Muslim.

19

Asy-Syafi‟i rahimahullah berkata, “Disukai untuk dibacakan sesuatu dari Al-Qur‟an, dan bila mereka mengkhatamkan Al-Qur‟an di dekat jenazah maka hal itu baik.”

NB:

Yang perlu dikomentari dari riwayat ini adalah ucapan Imam Syafi‟i di atas. Adapun kisah tentang „Amr bin „Ash di atas shahih, diriwayatkan oleh Imam Muslim. Syaikh Al-Albani berkomentar, “Aku tidak tahu di mana Syafi‟i mengucapkan kata-kata tersebut. Menurut saya sangat diragukan apakah betul beliau mengucapkannya. Bagaimana tidak padahal menurut beliau pahala membaca Al-Qur‟an tidak bisa dihadiahkan kepada orang-orang yang telah mati, sebagaimana dinukil oleh Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat:

Karena itulah Syaikh Ibnu Taimiyah telah mengisyaratkan bahwa perkataan tersebut tidak benar bila diyakini sebagai ucapan Syafi‟i. Ibnu Taimiyah lantas menukil perkataan Malik, “Aku tidak mengetahui seorang pun melakukan hal itu.” Dari statemen ini dapat diketahui bahwa para sahabat dan tabi‟in tidak ada yang membaca Al-Qur‟an di samping jenazah. Imam Ahmad berkeyakinan bahwa tidak ada acara pembacaan Al-Qur‟an di atas kuburan.” (Baca: Ahkamul Jana`iz halaman 192-193)

97

224

Kebiasaan Nabi saw bila melakukan perjalana jauh lalu tiba waktu malam beliau bersabda, “Wahai bumi, Rabbku dan Rabbmu adalah Alloh. Aku berlindung kepada Alloh dari keburukanmu dan keburukan yang ada padamu serta keburukan yang diciptakan padamu dan dari keburukan apa saja yang melata di atasmu. Aku berlindung kepada Alloh dari singa, hitam, dan dari ular, kalajengking, penghuni kota, dan dari bapak dan anaknya.”

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya:

20

Rawi majhûl dalam sanad hadits ini. Jadi meskipun hadits ini dinilai shahih oleh Hakim dan itu disepakati oleh Dzahabi serta dinilai hasan oleh „Asqalani, namun hadits ini tetaplah dla‟if. (Baca: Silsilah Ahadits dla‟ifah 4837)

96

1446

Sesungguhnya orang yang di tengahnya (dadanya) tidak ada sesuatu pun dari Al-Qur‟an maka dia bagaikan rumah yang roboh. (Maksudnya: tidak mempunyai hafalan ayat Al-Qur‟an sedikit pun).

92131993

334715445

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: Qâbûs bin Abi Dzabyân al-Janbi, rawi layyinul hadits, tidak dapat

dijadikan sebagai hujah. (Baca: Takhrij al-Misykah 2135)

96

1476

Bila Anda melihat seorang laki-laki biasa pergi ke masjid, maka persaksikanlah baginya bahwa dia orang beriman. Alloh Ta‟ala berfirman, “Sesungguhnya hanyalah memakmurkan masjid-masjid Alloh orang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir.”

971664937667

21

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: Darrâj bin Sam‟ân Abu Samh; bekas budak putra „Amr bin „Âsh. Konon

nama Darrâj adalah „Abdur Rahmân, sedang Darrâj hanyalah julukan. Haditsnya dari Abul Haitsam dla‟if, dan di sini dia meriwayatkannya dari Abul Haitsam. Abu Dawud menegaskan bahwa hadits-haditsnya sebetulnya mustaqimah (lurus) selain yang dia riwayatkan dari Abul Haitsam tersebut. (Baca: Taqribut Tahdzib)

92

1141

Sesungguhnya Alloh dan para malaikat-Nya memberikan shalawat kepada shaf-shaf (dalam shalat) bagian kanan.

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: Usamah bin Zaid al-Laitsi, rawi yang diperselisihkan oleh Ulama

tentang ketsiqatannya. Namun pendapat para pakar tahkik dari kalangan ulama kritikus (semisal: Nasa`i, Dzahabi, dsb) adalah bahwa dia hasanul hadits bila tidak menyelisihi yang lainnya. Karena itu haditsnya ini dinilai hasan oleh sekelompok ahli hadits. Hanya saja hadits ini dengan lafal di atas adalah syadz atau mungkar karena Mu‟awiyah bin Hisyam bersendiri dalam membawakan lafal tersebut, sedangkan para muhaddits tsiqat lainnya tidak ada yang membawakan hadits ini dengan lafal matan seperti itu.

Adapun lafal yang mahfudz adalah:

“Sesungguhnya Alloh dan para malaikat-Nya memberikan shalawat kepada orang-orang yang menyambung barisan-barisan (dalam shalat jama‟ah).” (Baca: dla‟if Abu Dawud 153)

34

1143

Tengahkanlah imam dan tutuplah sela-sela (dalam barisan shalat)!

7613145

22

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: 1. Yahya bin Basyir bin Khallad, rawi majhûl. 2. Ibu Yahya, juga rawi majhûl.

Hanya saja kalimat dalam matan hadits di atas dikuatkan oleh

syahid dari hadits Ibnu „Umar ra yang juga diriwayatkan oleh Abu Dawud. (Baca: dla‟if Abu Dawud 105)

31

1196Bahwa Nabi saw biasa melakukan shalat 2 rekaat sebelum ashar.

NB:

Hadits ini syadz dengan lafal matan di atas. Adapun lafal yang mahfudz adalah:

(Beliau biasa melakukan shalat 4 rekaat sebelum ashar) (Baca: dla‟if Abu Dawud 235)

39

1175

„Abdullah bin „Umar berkata kepadaku (Abu Burdah), “Adakah Anda pernah mendengar bapak Anda (Abu Musa ra.) menceritakan dari Rasulullah saw perihal keadaan “waktu khusus” pada hari Jum‟at?” Aku menjawab, “Ya. Aku mendengarnya berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Waktu tersebut adalah antara duduknya imam hingga shalat (Jum‟at) selesai.”

NB:

23

Para imam pakar hadits (semisal Daraquthni) menegaskan bahwa yang benar hadits ini hanya mauquf (terhenti) pada Abu Musa al-Asy‟ari ra. Artinya hadits ini bukan sabda Nabi saw namun pendapat Abu Musa ra. (Baca: dla‟if Abu Dawud 193)

33

1177

Kami keluar bersama Rasulullah saw dari Makkah, kami menuju Madinah. Tatkala kami telah dekat dari „Azwara beliau singgah kemudian mengangkat kedua tangan beliau lalu berdoa kepada Alloh sesaat, kemudian tersungkur untuk bersujud, lalu diam dalam masa yang lama, kemudian bangkit lalu mengangkat kedua tangannya lagi lalu berdoa kepada Alloh sesaat, kemudian tersungkur untuk bersujud, lalu diam cukup lama, kemudian berdiri lagi lalu mengangkat kedua tangannya sesaat, kemudian tersungkur untuk bersujud. –Ahmad menyebutkannya hingga 3 kali-

Lantas beliau bersabda, “Aku memohon kepada Rabbku dan memintakan syafaat untuk umatku, maka Dia pun memberikan sepertiga umatku, maka aku tersungkur bersujud untuk bersyukur kepada Rabbku. Kemudian aku mengangkat kepalaku lalu aku memohon kepada Rabbku untuk umatku maka Dia memberikan sepertiga umatku kepadaku, maka aku pun tersungkur bersujud kepada Rabbku untuk bersyukur lagi. Kemudian aku

24

mengangkat kepalaku lalu aku memohon Rabbku untuk umatku maka Dia memberiku sepertiga yang terakhir dari umatku, maka aku pun tersungkur untuk bersujud lagi kepada Rabbku.”

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: (Baca: Silsilah Ahadits dla‟ifah 3229 dan Irwa`il Ghalil 467) ?

35

1166

Bila seseorang dari kalian bangun pada waktu malam maka hendaklah dia membuka (memulai) shalatnya dengan 2 rekaat yang ringan (tidak terlalu lama).

993996691651393

934537. NB:

Syaikh al-Albani memutuskan bahwa hadits ini diriwayatkan di selain kitab Shahih Muslim dari Abu Hurairah ra. pula berupa perbuatan Nabi saw (bukan sabda beliau), dan inilah yang benar. Adapun bila diriwayatkan berupa sabda beliau maka hadits tersebut syadz. (Baca dla‟if Abu Dawud 240)

Keputusan ini berdasarkan adanya rawi bernama Sulaiman dalam sanad Imam Muslim. Sulaiman ini meskipun dijadikan hujah oleh Syaikhain (Bukhari & Muslim) namun dia terkadang salah dalam periwayatannya sehingga tidak dapat dijadikan hujah manakala menyelisihi riwayat lainnya. Dalam hadits ini dia menyelisihi jama‟ah yang meriwayatkannya berupa perbuatan Nabi saw.

Dan yang memperkuat keputusan ini adalah bahwa Ma‟mar meriwayatkan hadits ini dari Ayyub, dari Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah ra., dia berkata, “Bila seseorang dari kalian ...” dst semisal hadits di atas, dan dia menambahkan, “Kemudian hendaklah dia memanjangkan setelah itu sesuai kehendaknya!” (Lihat Abu Dawud 1324) Hadits ini diberi komentar oleh Abu Dawud sebagai berikut:

25

“Hadits ini diriwayatkan oleh Hammad bin Salamah dan Zuhair bin Mu‟awiyah dan sekelompok rawi lain, dari Hisyam, dari Muhammad, mereka meriwayatkannya secara mauquf dari Abu Hurairah ra. saja. Demikian pula diriwayatkan oleh Ayyub dan Ibnu „Auf, mereka juga meriwayatkannya secara mauquf.”

Terakhir, hadits ini diriwayatkan dari „Aisyah ra. (derajatnya shahih) dengan lafal:

734 Demikianlah keterangan yang pertama kali kami dapatkan dari Syaikh al-Albani rahimahullah. Sebab setelah melakukan muthala‟ah kitab lebih lanjut, akhirnya Syaikh al-Albani menyatakan sebagai berikut (perhatikan baik-baik):

421

“Kemudian aku mendapatkan hadits Ayyub yang diriwayatkan secara marfu‟, diriwayatkan pula oleh Sufyan bin „Uyainah darinya, dari Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah saw bersabda, “Bila seseorang dari kalian bangun di waktu malam maka hendaklah dia melakukan shalat sebanyak 2 rekaat yang ringan, yaitu dia membuka shalatnya dengan kedua rekaat tersebut.” Ini dikeluarkan oleh Ibnu Abi Dun-ya dalam kitab Tahajjud 59/1 dengan redaksi sanad: “Abu Musa al-Harawi telah menceriterakan kepada kami, Sufyan bin „Uyainah telah menceritakan kepada kami, dengan hadits ini”, dan ini adalah sanad yang shahih. Abu Musa ini namanya adalah Ishaq bin Ibrahim al-Baghdadi, dan dia termasuk rawi tsiqat.” Mudah-mudahan dapat dipahami secara jelas dan gamblang. Amiiin.

34

26

1955

Alloh „Azza wa Jalla berfirman, “Hamba yang paling kucintai adalah yang paling bersegera untuk melakukan buka puasa”.

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya:

Qurrah bin „Abdir Rahman, rawi yang dla‟if karena buruk hafalannya. (Baca: tentang biografi Qurrah ini dalam kitab Irwa`ul Ghalil pada hadits kedua)

37

1947

4344

Bahwa dia („Abdullah bin Harits al-Bahili) datang kepada Rasulullah saw kemudian berangkat lalu datang kepada beliau lagi setelah 1 tahun, sedangkan keadaan dan kondisinya telah berubah. Maka dia berkata, “Wahai Rasulullah, tidakkah Anda mengenali saya?” Beliau balik bertanya, “Siapa sih

27

Anda?” Dia menjawab, “Saya adalah al-Bahili yang datang kepada Anda pada tahun pertama.” Beliau bertanya, “Lantas apa yang menyebabkan Anda berubah? Padahal dulu Anda dalam kondisi yang indah.” Dia menjawab, “Aku tidak memakan makanan kecuali pada waktu malam, sejak aku berpisah dengan Anda.” Maka Rasulullah saw bersabda, “Mengapa Anda menyiksa diri Anda sendiri?” Kemudia bersabda lagi, “Berpuasalah pada bulan penahanan (menahan dari syahwat, yaitu bulan Ramadlan) dan sehari dari setiap bulan.” Dia berkata, “Tambahilah untukku, sebab aku memiliki kekuatan!” Beliau bersabda, “Berpuasalah dua hari!” Dia berkata, “Tambahilah untukku!” Beliau bersabda, “Berpuasalah tiga hari!” Dia berkata, “Tambahilah untukku!” Beliau bersabda, “Berpuasalah dari bulan-bulan haram, dan tinggalkanlah! Berpuasalah dari bulan-bulan haram, dan tinggalkanlah! Berpuasalah dari bulan-bulan haram, dan tinggalkanlah!” Beliau berisyarat dengan ketiga jari beliau, lalu mengumpulkannya kemudian melepasnya.

NB: Menurut Syaikh al-Albani, yang dla’if dari hadits ini hanyalah lafal:

Silakan lihat keterangan tentang sisi kelemahan pada kitab at-Ta‟liqur

Raghib yang merupakan ta‟liq (komentar) untuk kitab at-Targhib wat Tarhib nomor (2/82).

36

1965

Bahwa Nabi saw masuk kepadanya (Umu „Umarah ra.) lalu dia menghidangkan kepada beliau suatu makanan, maka beliau bersabda, “Makanlah!” Dia menjawab, “Sesungguhnya aku puasa.” Maka Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang berpuasa itu diberi shalawat oleh para malaikat bila dimakan di hadapannya hingga mereka selesai.” Terkadang rawi mengatakan, “Hingga mereka kenyang.”

28

1144

79991691369154

1656367

44415951459

73745326514517

156662251645

2431339 Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya:

Laila, rawi perempuan yang tidak dikenal. Dzahabi memasukkannya dalam ketegori Nisa` Majhûlat (perawi perempuan yang tidak diketahui). Yang meriwayatkan darinya hanyalah Habib bin Zaid. Menurut al-Hafidz, dia adalah rawi maqbûlah.

Istilah maqbûlah ini telah dimaklumi bahwa maksudnya adalah: dapat diterima bila memiliki hadits mutabi‟. Namun bila tidak maka layyinul hadits. Dan sampai saat ini belum kami ketahui adanya mutabi‟ bagi hadits ini. Bahkan dapat dikatakan bahwa dalam riwayat ini Laila diselisihi oleh para perawi lain, sebab hadits ini ada diriwayatkan oleh Abu Ayyub dari „Abdullah bin „Amr ra. secara mauquf dengan ringkas, yaitu dengan lafal:

“Orang berpuasa itu bila disantap hidangan di hadapannya, para malaikat membacakan shalawat kepadanya.” Ini dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah, „Abdur Razzaq, dan Ibnul Mubarak, dari jalur Qatadah, dari Abu Ayyub, dari „Abdullah bin „Amr ra. Ini adalah sanad yang shahih, memenuhi syarat Syaikhain. Hadits ini meskipun mauquf tetapi dihukumi marfu‟, dan dikuatkan oleh hadits tentang doa dari seorang tamu untuk penghuni rumah yang menjamunya:

“Semoga orang-orang yang berpuasa berbuka di tempat Anda, semoga orang-orang yang baik menyantap makanan kalian, dan semoga para malaikat membacakan shalawat untuk Anda.” (Lihat doa ini pada: Adabuz Zifaf halaman 91-92)

29

36

1353

Sesungguhnya „Azza wa Jalla memasukkan tiga orang ke dalam jannah dengan satu anak panah, yaitu: pembikinnya yang mengharapkan kebaikan (pahala) dalam pembuatannya itu, pelemparnya, dan orang yang menyiapkannya untuk pemanah tersebut. Panahlah dan menungganglah. Bahwa kalian melempar lebih kucintai daripada kalian menunggang. Tidak termasuk kesia-siaan selain tiga hal: seorang lelaki mendidik kudanya, seorang lelaki mencumbu istrinya, atau seorang lelaki memanah dengan busur dan anak panahnya. Siapa saja meninggalkan memanah setelah mengetahuinya (bisa melakukannya) karena berpaling darinya, maka sesungguhnya dia merupakan nikmat yang dia tinggalkan –atau beliau bersabda- dia kufuri.

Silakan lihat keterangan tentang kedla‟ifan hadits ini dalam kitab Takhrij Fiqhus Sirah halaman 225.

32

1323

Siapa keluar untuk menuntut ilmu maka dia berada dalam Sabilillah (di jalan Alloh) hingga kembali.

914614467

149241149143

30

329167

911291949191 Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: 1. Abu Ja‟far rawi dla‟if karena hafalannya buruk. 2. Rabi‟ bin Anas rawi shaduq yang memiliki banyak waham. Orang-

orang menjaga diri dari haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Ja‟far darinya, sebab hadits-hadits tersebut memiliki kegoncangan yang banyak, dan hadits ini termasuk dalam kategori tersebut.

Hadits ini ada diriwayatkan pula oleh rawi lain namun tidak marfu‟, sebagaimana dinyatakan oleh Turmudzi. Barangkali itulah yang benar. (Baca: Silsilah Ahadits dla‟ifah 2037)

54

1325

Seorang yang beriman tidak akan kenyang dari kebaikan hingga tempat berhentinya sampai ke jannah.

9767

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: Darrâj yang meriwayatkan dari Abul Haitsam. Sebagaimana telah

dijelaskan bahwa hadits Darrâj dari Abul Haitsam dari Abu Sa‟id tidak mustaqim (tidak lurus). Demikian kata Abu Dawud.

51

1549

Setiap perkara yang memiliki keadaan, yang tidak dimulai padanya dengan bacaan al-hamdulillah maka itu terputus (dari keberkahan).

NB:

31

Hadits ini sanadnya dla‟if dan matannya mudltharib. Keterangannya secara panjang lebar dapat dilihat pada awal-awal kitab Irwa`ul Ghalil nomor 1-2.

59

1524

Ya Alloh ilhamkanlah kepadaku akan petunjukku dan lindungilah aku dari keburukan diriku.

NB:

Pada kitab Sunan Turmudzi cetakan Bulaq (2/261) disebutkan bahwa Imam Turmudzi menila hadits di atas gharib (asing). Penilaian gharib ini mengisyaratkan bahwa hadits tersebut dla‟if menurut beliau.

Kedla’ifan hadits ini disebabkan adanya:

Inqithâ‟ di dalam sanadnya, serta ada rawi dla‟if pula. (Silakan diteliti lebih lanjut! Semoga sukses ...) Apalagi hadits ini ada diriwayatkan dari jalur lain riwayat Ahmad (4/444) dengan sanad shahih yang memenuhi syarat Syaikhain, tetapi dengan lafal lain yaitu:

“Ya Alloh jagalah aku dari keburukan diriku, dan tekadkanlah untukku atas perkaraku yang paling menunjuki.”

Ada juga hadits „Utsman bin Abil „Ash ra. riwayat Ahmad pula (4/217) dengan sanad jayyid, yang muatannya semisal hadits di atas yaitu:

“Ya Alloh ampunilah dosaku, kesalahanku, dan kesengajaanku. Ya Alloh aku meminta petunjuk-Mu untuk perkaraku yang paling menunjuki, dan aku berlindung dari keburukan diriku.”

53

32

1526

Termasuk doa Dawud yaitu beliau berdoa: ... (lihat kalimat Arab yang bergaris bawah) Artinya: “Ya Alloh sesungguhnya aku memohon kepada-Mu akan kecintaan-Mu, kecintaan orang yang mencintai-Mu, dan amalan yang menyampaikanku kepada kecintaan terhadap-Mu. Ya Alloh jadikanlah kecintaan kepada-Mu lebih kucintai daripada diriku, keluargaku, dan daripada air dingin.” Bila Nabi saw menyebut Dawud ketika sedang menceritakan tentang beliau, maka Nabi saw bersabda, “Beliau adalah manusia yang paling ahli ibadah.”

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya:

„Abdullah bin Rabi‟ah ad-Dimasyqi, rawi majhûl sebagaimana dikatakan oleh al-Hafidz.

55

1441

Ya Alloh sesungguhnya aku memohon hal-hal yang menyebabkan mendapat rahmat-Mu, ampunan-Mu yang pasti, keselamatan dari setiap dosa, mendapat ghanimah dari segala kebaikan, beruntung dengan (mendapat) jannah, dan selamat dari neraka.

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya:

33

Seorang rawi yang mukhtalith (rancu hapalannya karena pikun/tua renta). Silakan lihat lebih jauh dalam kitab Silsilah Ahadits dla‟ifah 2908.

54

1497

Janganlah kalian banyak berkata-kata tanpa menyebut Alloh sebab banyak bicara tanpa menyebut Alloh itu (menyebabkan) kekerasan hati, dan sesungguhnya orang yang paling jauh dari Alloh adalah (orang yang memiliki) hati yang keras.

9771969

9 97419

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: Ibrahim bin „Abdillah bin Hathib, rawi majhûlul hal. Rawi ini menurut

kaidah Ibnu Hibban dinilai tsiqat, karena itulah Syaikh Ahmad Syakir (pakar hadits kontemporer) terkecoh oleh penilaian tsiqat Ibnu Hibban terhadap rawi ini.

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Malik secara balaghan (dengan

kata-kata : “telah sampai berita kepadaku”) dari ucapan Nabi „Isa as.

Ucapan di atas rasanya lebih layak diucapkan oleh Nabi „Isa as yang mendapatkannya dari Alloh Swt; bukan ucapan Nabi Muhammad saw. Demikian kata Syaikh Al-Albani. Keterangan lebih lanjut hubungi kitab beliau: Silsilah Ahadits dla‟ifah 920.

34

57

1456

“Janganlah seseorang menyampaikan suatu (berita) tentang orang lain dari sahabat-sahabatku, sebab aku suka untuk keluar kepada mereka dalam keadaan sehat dada.” „Abdullah (rawi hadits) berkata, “Lalu didatangkan kepada Rasulullah saw suatu harta maka beliau membagi-baginya. Lalu aku sampai kepada dua lelaki yang duduk, dan keduanya mengatakan, “Muhammad tidak menghendaki Wajah Alloh dengan pembagian yang dilakukannya ini.” Aku pun mengabarkan hal itu kepada beliau maka merah padamlah muka beliau dan bersabda, “Biarkanlah aku darimu, sebab Musa telah diganggu dengan gangguan yang lebih banyak daripada ini lantas beliau bersabar.”

567436271327 Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya:

Walid bin Hisyam atau bin Abi Hisyam, rawi majhûl atau mastur. Demikian penilaian Syaikh Al-Albani. Silakan buka, lihat, dan baca: Takhrij al-Misykah 4852. Adapun Syaikh Ahmad Syakir, komentar beliau lebih lunak yaitu: “Sanad hadits ini setidak-tidaknya hasan, meskipun ada pembahasan di dalamnya. Walid bin Abi Hasyim disebutkan dalam kitab Tahdzib tanpa disebutkan jarh dan ta‟dil. Juga disebutkan dalam kitab Tarikh Kabir tanpa jarh dan ta‟dil pula, dan seperti ini di dalam kitab Tarikh Kabir merupakan tanda bahwa dia dinilai tsiqat (oleh penulisnya).” Wallâhu Ta‟âla A‟lam bish Shawâb.

35

56

1466

Hindarilah oleh kalian akan hasad, sebab hasad itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar –atau beliau bersabda- rerumputan.

95243 15391631

3679

143145 11969 Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya:

Kakek Ibrahim, rawi yang tidak disebutkan namanya alias mubham. Silakan lihat saja kitab Silsilah Ahadits dla‟ifah 1902.

56

1752

Rasulullah saw melarang bahwa perempuan mencukur gundul kepalanya.

996711699965

1659 Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya:

Terdapat idlthirab dalam sanadnya. Idlthirab tersebut berasal dari Hammam. Terkadang dia meriwayatkannya dari musnad „Ali ra., dan terkadang dari musnad „Aisyah ra., dan dari musnad „Aisyah inilah yang lebih shahih karena ditopang oleh mutaba‟ah yang dibawakan oleh Hammad. Idlthirab ini menjadi penghalang terkuatkannya hadits ini. Karena itulah Imam Turmudzi tidak menilainya hasan padahal beliau dikenal mutasahil (mudah dalam menilai shahih sebuah hadits). (Baca: Silsilah Ahadits dla‟ifah 678)

36

52

1762„Iyafah, thiyarah (mengundi kesialan), dan tharq termasuk kategori al-jibt.

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: Hayyan bin „Ala` atau bin Mukhariq, rawi majhûl. Dalam at-Taqrib Ibnu

Hajar menilainya maqbûl. Istilah maqbûl ini dipakai oleh Ibnu Hajar untuk menunjuk rawi yang tidak dinilai tsiqat kecuali oleh Ibnu Hibban yang notabene terkenal mutasahil (bermudah-mudah dalam menilai tsiqat). Dan tentu Anda telah tahu tentang kaidah Ibnu Hibban yang menilai tsiqat setiap rawi majhûl yang tidak mendapatkan jarh dari ulama‟. (Baca: Ghayatul Maram 299)

44

1767

Disebutkan perihal thiyarah di hadapan Nabi saw maka beliau bersabda, “Yang paling baik dari thiyarah adalah fa`l, dan thiyarah itu tidak (boleh) menolak seorang muslim. Maka jika seseorang dari kalian melihat apa yang tidak dia sukai maka hendaklah dia berkata, “Ya Alloh, sesungguhnya tidak ada yang mendatangkan kebaikan-kebaikan kecuali Engkau, dan tidak ada yang menolak kejelekan-kejelekan kecuali Engkau pula, dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali dengan-Mu.”

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: 1. „Urwah bin „Amir diperselisihkan apakah dia shahabi atau bukan. Ibnu

Hibban menyebutkannya dalam kelompok Tabi‟in yang tsiqat. 2. Habib bin Abi Tsabit, rawi yang sering memursalkan hadits dan

melakukan tadlis, dan di sini dia meriwayatkan secara „an‟anah. (Baca: al-Kalimut Thayyib 193)

37

41

1631Tidak boleh diminta dengan Wajah Alloh kecuali jannah.

1761

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: Sulaiman bin Mu‟adz, rawi dla‟if karena buruk hafalannya sehingga

tidak dapat dijadikan sebagai hujah. (Baca: Takhrij Al-Misykah 1944)

49

1674

Wahai anakku! Hindarilah olehmu menoleh di dalam shalat, sebab menoleh di dalam shalat merupakan suatu kebinasaan. Bila hal itu harus dilakukan maka di dalam shalat tathawwu‟ (shalat sunnah), tidak dalam shalat fardlu (shalat wajib).

1117

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: 1. Inqithâ‟ dalam sanadnya. 2. Seorang rawi dla‟if. Silakan lihat: takhrij al-Misykah 172, 465, 997 dan

dla‟if at-Targhib 1/191.

43

1651

38

Sesungguhnya Alloh „Azza wa Jalla telah mewajibkan beberapa kewajiban maka janganlah kalian menyia-nyiakannya, dan telah mengharamkan beberapa keharaman maka janganlah kalian melanggarnya, dan telah membatasi beberapa batasan maka janganlah kalian melampauinya, dan telah diam dari beberapa hal tanpa kelupaan, maka janganlah kalian membahas tentangnya!

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: Inqithâ‟ dalam sanadnya. Silakan lihat: Ghayatul Maram, yaitu takhrij

ahadits al-Halal wal Haram karya Ustadz Syeikh Yusuf al-Qaradlawi nomor 4. Selain itu ada satu hal menarik yang perlu dibicarakan di sini yaitu

tentang Abu Tsa’labah al-Khusyani, yang namanya diperselisihkan oleh

ulama hingga ada beberapa pendapat yang sangat banyak sehingga al-Hafidz Ibnu Hajar saja tidak mampu untuk mengeluarkan pendapat yang terkuat, dan akhirnya beliau menyerahkan perkara ini kepada Alloh Swt. Jadi aneh ketika Imam Nawawi di sini menetapkan namanya tanpa mengisyaratkan adanya perselisihan yang amat banyak tentang namanya tersebut.

45

1669

Siapa selalu membaca istighfar niscaya Alloh menjadikan baginya solusi dari setiap kesempitan, dan kelonggaran dari setiap kesedihan, dan Dia akan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak dia sangka-sangka.

Kedla‟ifan hadits ini disebabkan adanya: Seorang rawi majhûl. Silakan lihat keterangannya pada kitab Silsilah

Ahadits dla‟ifah nomor 706.

39

1596

1

513

40

9

1767

3

245

5

1476

4 1166

7 1446

6 1965

6

1651

2 1141

14

1353

11 1196

19 635

13 374

15

1177

41

14

241

17

1674

16 14661249

16 929

12

566

94

25463

91

649

99 462

93

1947

95 1762

94 624

97 1955

42

96

625

96

627

92

1526

34 495625

31 1549

39

76

33

679

35

1497

34

294

37 366

36 616

36 741

32

1456

54 72

43

51 1631

59 1325

53 216

55 1524

54

1441

57

567

56 373

56 637

52 1323

44

1669

41 1752

49 1175

43 1143

45

224