45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

69
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA ORAGANIK I DISUSUN OLEH : NAMA : SYUKWAN NIM : G1C 009 024 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA 1

Transcript of 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

Page 1: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

KIMIA ORAGANIK I

DISUSUN OLEH :

NAMA : SYUKWAN

NIM : G1C 009 024

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS MATARAM

2010

1

Page 2: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan tetap praktikum Kimia Organik I disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Kimia Organik I.

Disetujui pada tanggal: 4 Desember 2010Mengetahui:

Coordinator

Syamsul hidayatNIM. G1C 007 041

Co. Ass Acara 1 Co. Ass Acara 2

Samsul bahri Amalia sukma ridhani NIM. G1C 008 0037 NIM. G1C 008 040

Co. Ass Acara 3 Co.Ass Acara 4

Siska ayu wulandari Fuji darmayanti NIM. G1C 009 010 NIM. G1C 008 041

2

Page 3: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat

dan nikmat-Nya pada kita semua, antara lain nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga

kita dapat menyelesaikan semua tugas dengan tepat waktu. Salawat serta salam selalu

tercurahkan kepada junujungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa

kita dari alam kegelapan menuju yang terang benderang yang kita rasakan ini.

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir mata kuliah Kimia

Organik I. Yang mana dalam laporan ini berisi kumpulan laporan sebelumnya dengan

urutannya masing-masing dan telah diberi beberapa perbaikan didalamnya.

Terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang ikut serta dan membantu

menyelesaikan laporan tetap ini. Salah satunya adalah para Co.Assisten yang telah

mengarahkan kami ketika praktikum, teman-teman dan keluarga yang mendukung sepenuh

hati.

Kami sadar banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam laporan ini, baik

dari segi penyusun maupun segi isinya. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun

sangat diharapkan.

Demikin laporan ini disusun agar dapat diterima dan digunakan sebagai acuan

untuk laporan-laporan selanjutnya.

Mataram, 03 Desembar 2010

Penyusun,

3

Page 4: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

DAFTAR ISIHalam pengesahan…………………………………………………………..2Kata pengantar………………………………………………………………3Daftar isi…………………………………………………………………….4Isi :

1. Acara 1 : Uji kelarutan…………………………………………..52. Acara 2 : Pemisahan dan pemurnian zat padat………………….153. Acara 3 : Analisis unsur…………………………………………224. Acara 4 : identifikasi senyawa golongan aromatis dan fenol…...32

Daftar pustaka……………………………………………………………….49

4

Page 5: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

UJI KELARUTAN

A. PELAKSANAA PRAKTIKUM

1. Tujuan : a. Mengetahui kelarutan zat organik dalam beberapa pelarut.

b. Menentukan golongan suatu zat organik berdasarkan kelarutannya.

2. Waktu : Kamis, Oktober 2010.

3. Tempat : Labotaorium Kimia Dasar Lantai III Fakultas MIPA

Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya

lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut zat pelarut.

Kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maximum yang terlarut yang akan larut dalam sejumlah

tertentu. Dalam konteks kualitatif, ada zat-zat yang dapat larut, sedikit larut atau tidak larut. Zat

yang dikatakan tidak larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air, jika tidak

zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut. Semua senyawa ionik

merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama( Chang, 2004 : 345).

Latinen mengusulkan empat jenis pelarut, pelarut emiprotik mempunyai baik sifat asam

maupun basa seperti halnya air. Mereka mengalami otoprotolisis dan derajat sampai dimana

reaksi titrasi berlangsung sempurna yang merupakan fungsi dari reaksi ini. Sebagina, seperti

etanol dan mettanol memlki sifat asam –basa yang mirip dengan air dan bersama dengan air

disebut pelarut netral. Lainnya disebut pelarut asam, seperti asam asetat, asam format, dan asam

sulfat adalh asam basa yang jauh lebih llemah daripada air. Pelarut basa seperti amonia cair dan

etildiamina mem[unyai yang lebih besar dan keasaman yang jauh ebih kecil daripada keasaman

daripada air (Underwood, 2004 : 15-16).

Eter adalah senyawa yang tak berwarna dengan bau enak yang khas. Tiitik didihnya

rendah dibandingkan dengan etanol, dengan jumlah atom karbon sama, dan dinyatakan

mempunyai titik didih sama dengan hidrokarbon. Eter dengan bobot molekul rendah seperti dietil

eter benar-benar larut dalam air. Kelarutan dietil eter dalam air adalah 7 gram per 100 ml air,

makin tinggi jumlah atom karbon suatu eter, kelarutannnya dalam air makin rendah(Hart, 2003 :

271).

Asam benzoat dapat didegradasi dengan cara fotokatalik. Degradasi dilakukan dengan

cara menyinari larutan asam benzoat dengan sinar UV didalam kolom gas yang di dinding bagian

dalamnya dilapisi dengan katalis TiO2. Dalam percobaan ini aju alir asam bezoat dengan wakti

5

Page 6: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

irridasi dibuat bervariasi. Degradasi asam benzoat dilakukan dengan cara mengukur konsentrasi

asam benzoa dan waktu irridasi seblum dan sesudah irridasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa

asam benzoat mengalami degradasi 60,70% pada laju air 60 ml/ menit dan waktu irridasi selama

tujuh jan( Darwin Yunus N, 2005 : 34).

Naftalen adalah salah satu komponen yang termasuk benzena aromatik, tetapi tidak

termasuk polisiklik. Naftalen memilki kemiripan sifat yang memungkinkan zat aditif bensin

untuk menigatkan nilai oktan. Sfat-sifat tersebut antara lain: sifat pembakaran yang baik, mudah

menguap sehingga tidak meninggalkan getah padat pada bagian-bagian mesin. Pengunaan

naftalen sebagai aditif memang belum terkenalkarena msih dalam tahap penelitian. Sampai saat

ini memang belum diketahui akibat buruk penggunaan aftalen terhadap lingkungan dan

kesehatan, namun ia relatf aman digunakan( Djainudin dan Widjoeseno, 2003: 27).

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

- Tabung reaksi

- Pipet tetes

- Rak tabung reaksi

- Bulb

- Penjepit tabung

- Pipet volum

2. Bahan

- Aquades

- NaOH 5%

- NaHCO3 5%

- Dietil eter

- HCl 5 %

- H2SO4 pekat

- Kertas lakmus

- Asetaldehid

- Butanol

- Asam benzoat

- Naftalen

6

Page 7: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

- Anilin

D. SKEMA KERJA

Asetaldehid

Butanol

Asam benzoat

Naftalen

Anilin

+ Air

Larut Tidak larut

+ eter

Larut tidak larut

Lakmus Lakmus lakmus

Tdk Biru merah

berwarna

+ 5 %

NaOH

S1 SB SA S2

7

Page 8: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

-Tidak

Larut

+ 5 % HCl larut

larut

+ 96 % H2SO4

Tidak larut larut

tidak larut

+ 5 %

NaHCO3

Larut MN B

1 N2 N1

Tidak

larut

Larut

A2 A1

8

Page 9: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

E. HASIL PENGAMATAN

SampelKelarutan dalam

Kelas kelarutanair eter NaOH NaHCO₃ HCl H₂SO₄ H₃PO₄

Asetaldehida √ √ − − − − − S₁Butanol × − × − × × − I

Asam benzoat × − √ √ − − − A₁Naftalena × − × − × × − I

Anilin × − × − √ − − B

(Seharusnya Begini)

SampelKelarutan dalam

Kelas kelarutanair eter NaOH NaHCO₃ HCl H₂SO₄ H₃PO₄

Asetaldehida √ √ − − − − − S₁Butanol × − × − × √ × N₂

Asam benzoat × − √ √ − − − A₁Naftalena × − × − × × × I

Anilin × − × − × √ √ N₁

Keterangan :(√) Larut(×) Tidak Larut(−) Tidak Dilakukan

Kelas Kelarutan Golongan Senyawa OrganikS₂ Garam dari asam organik (RCO₂Na, RSO₃Na) ; amina hidroklorida

(RNH₃Cl) ; asam amino (R–CH–CO₂⁻) ; karbohidrat (gula) ; polyhydroxy compounds dsb. NH₃⁺

SA Asam karbosiklik monofungsional dengan 5 karbon atau dibawahnya, asam-asam arilsulfonik.

SB Amina monofungsional dengan 6 karbon atau dibawahnya (turunannya).

S₁ Alkohol monofungsional, aldehida, keton, ester, nitril, dan amida dengan 5 karbon (contoh : Asetaldehida).

A₁ Asam organik kuat, asam karbosiklik dengan lebih dari 6 karbon, Phenol dengan susunan letak gugusnya pada orto dan para (contoh : Asam Benzoat).

A₂ Asam organik lemah, phenol, enol, oxim, imidies, sulfoamida, tiofenol, semua yang memiliki karbon lebih dari 5.

B Amina alifatik dengan 8 atau lebih karbon penyusunnya, anilin (hanya untuk satu fenol yang berikatan dengan nitrogen) ; beberapa eter.

9

Page 10: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

MN Bermacam-macam senyawa netral yang memiliki gugus nitrogen atau sulfur dan memiliki lebih dari 5 atom karbon.

N Alkohol, aldehida, keton, ester, dengan satu fungsional group dan terdiri dari 5 atom karbon lebih yang kurang dari 9, eter, epoxides, alkena, alkil, beberapa senyawa aromatis.

I Hidrokarbon jenuh, haloalkana, arilhalida, senyawa aromatik lain yang tidak reaktif, diaril eter (contoh : Naftalena).

F.ANALISIS DATA

Asetaldehida :

a) Asetaldehida + H₂O :

b) Asetaldehida + Dietil Eter :

Butanol :

Butanol tidak dapat bereaksi dengan air, NaOH, HCl, H₂SO₄. Reaksi yang seharusnya adalah : Butanol + H₂SO₄ :

10

Page 11: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

Asam Benzoat :

a. Asam Benzoat + NaOH :

b. Asam Benzoat + NaHCO₃ :

Naftalena :

Naftalena tidak dapat bereaksi dengan air, NaOH, HCl, H₂SO₄. Anilin :

1) Anilin + HCl :

Reaksi yang seharusnya adalah :2) Anilin + H₂SO₄ :

11

Page 12: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

3) Anilin + H₃PO₄ :

G. PEMBAHASAN

Campuran zat-zat homogen disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau serba sama

seluruh bagian volmenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat

terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang

terdapat dalam jumlah banyak. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, dalam

jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergatung sifat

zat itu, molekul pelarut, temperatur, dan tekanan(Hiskia ahmad, 2001 : 23).

Pada percobaan uji larutan yang bertujuan untuk mengetahui kelarutan zat organik dalam

beberapa pelarut dan golongan suatu zat organik berdasarkan kelarutannya. Ada beberapa zat organik

yang akan kkita uji diantaranya asetaldehid, butanol, anilin, asam benzoat, dan naftalen. Semua zat

organik tersebut di uji dengan air, dimana air didini bertindak sebagai penentu kepolaran suatu

senyawa/ zat organik yang diuji.

Percobaan uji kelarutan ini terdiri dari lima percobaan yang pengujian kelarutan asetaldehid,

pengujian kelarutan butanol, pengujian kearutan asam benzoat, pengujian kelarutan anilin, dan terakhir

pegujian kelarutan naftalen.

Pada percobaann pertama kita menguji kelarutan asetaldehid, dimana pada pengujian asetaldehid

ini ditambahkan dengan air ternyata asetaldehid larut dalam air ini disebabkan oleh interaksi antar

molekul yang berikatan dengan kepolaran gugus karbonil mengakibatkan titik didih asetaldehid lebih

daripada titik didih hidrokarbon berbobot molekul sebanding. Asetaldehid merupakan senyawa yang

mudah menguap dan mempunyai bobot molekul rendah dan larut benar dalam air, sehingga

asetaldehid dapat larut dalam air. Oleh karena asetaldehid larut dalam air maka kta akan melanjutkan

pengujiannya dengan penambahan eter pada larutan asetaldehid, eter biasanya tidak bereaksi dengan

asam encer, karena eter memiliki titik didih lebih rendah dibandingkan dengan titik didih alkohol

12

Page 13: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

walaupun jumlah atom karbonnya sama. Karena kelarutan eter didalam campuran lebih tinggi daripada

kelarutan asetaldehid, sehingga asetaldehid dapat larut dalam eter. Dari pengujian dengan kertas lakmus

merak tidak terjadi perubahan warna dan indikator universalnya dalah Ph 4, dari beberpa pengujian di

atas maka asetaldehid digolongkan kedalam golongan S1(Fesseden JR, 2010 : 425).

Butanol tidak dapat larut dalam air karena butanol bersifat tidak suka dengan air, ini dsebabkan

karena asam benzoat mengandung gugus -OH dengan sendiri dapat membentuk ikatan idrogen dengan

air, karena dengan adanya ikatan hidroogen, maka asam benzoat tidak dapat larut dalam air. Asam

benzoat hanya dapat laruut dalam basa seperti NaOH sehingga asam benzoat dimasukan atau

diklasifikasikan dalam golongan A2( Fesseden, JR, 2010). Butano merupakan gugus homolog pertama

yang tidak larut dalam air (hanya larut sedikit dalam air), karena semakin panjang hidrokarbonnya

maka kelarutannya dalam air semakin rendah seperti yang diketahui perbedaan butanol dengan alkohol,

alkohol dengan 1 sampai 3 karbon sehingga larut sempurna dalam air sedangkan butanol dengan 4 atom

carbon hanya larut sedikit dalam air. Butanol masuk golongan N1 karena dapat larut dalam H2so4 dan

H3PO4 karena butanol dapat mudah larut dalam asam.

percobaan selanjutnya adalah tentang pengujian anilin. Anilin tidak dapat larut dalam air tetapi

larut dalam asam sulfat, seperti yang kita tahu bahwa anilin tidak dapat larut dalam air dan basa kuat,

tetapi anili larut dalam asam kuat. Anilin mempunyai pH < 7 sehingga bersifat asam, yang seharusnya

bersifat basa, anilin merupakan contoh dari basa lemah dan basa aromatik sehingga anilin juga

termasuk dalam senyawa aromatik. Karena hanya dapat larut dalam asam kuat maka anili termasuk

golongan N.

Percobaan terakhir tentang pengujian kelarutan naftalen. Naftalen merupakan senyawa murni

pertama yang diperoleh dari fraksi titik didih lebih tinggi dari tar batubara. Naftallen mudah diisolaso

karena senyawa ini menyublim dari tar menjadi padatan kristal tidak berwarna yang indah, denag titik

leleh 80 oC. naftalen merupak senyawa polisiklik dengan dua cincin benzena yang bergabung. Telah

kita ketahui bahwa benzena dan turunannya tidak dapat larut dalam air, hal ini yang menyebabkan

naftalen yang merupakan turunan dari benzena tidak dapat lariut dalam air karena bersifat non polar

atau tidak dapat larut dalam pelarut.

H. KESIMPULAN

- larutan adalah campuran yang homogen dari dua zat atau lebih zat, diman jumlah pelarut lebih

banyak daripada zat terlarut.

- air merupakan pelarut yang sagat efektif untuk menentukan kepolaran suatu senyawa.

- asetaldehid hanya dapat larut dalam air dan eter karena asetaldehid bersifat polar.

13

Page 14: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

- butanol, anili, asam benzoat, dan naftalen tidak dapat larut dalam air karean bersifat non-polar.

- anili dan butanol hanya dapat larut dalam asam kuat, sedangkan asam benzoat hanya dapat larut

dalam asam kuat.

- berdasarkan kelarutan senyawa-senyawa organik didalam air, eter, NaOH, dan H2SO4, maka

asetaldehid termasuk golongan S1, butanol termasuk golonga N1, asam benzoat digolongkan

dalam golongan A2, dan anilin termasuk dalam golongan N.

PEMISAHA DAN PEMURNIAN ZAT PADAT

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. Tujuan : - Melakukan rekristalisasi dengan baik.

- Melakukan pelarutan yang sesuai untuk rekristalisasi. - Menjernihkan dan menghilang warna larutan. - Memisahkan dan memurnikan campuran rekristalisasi.

2. Waktu : Kamis, 4 november 2010. 3. Tempat : Laboratorium Kimia Dasar Lantai II & III Fakultas MIPA

Universitas Mataram.B. LANDASAN TEORI

Kristalisasi yaitu cara pemisahan campuran untuk memperoleh zat padat yang lain, dalam cairan. Ada 2 cara kristalisasi yaitu pertama dengan cara penguapan yaitu dengan menggunakan cairan melalui pemanasan dan yang kedua dengan cara pendinginan yaitu dengan mendinginkan pemisahan dengan kristalisasi didasarkan pada perbedaan titk beku komponene. Komponen itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang alinnya cair pada suhun kamar, contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan, air garam bila dipanaskan perlahan dalm bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Pemisahan akan dihentikan saat larutan tepat jenuh. Jika di bbiarkan akhirnya akan terbentuk kristal garam secara perlahan setelah pengkristalan sempurna, garam dapat dipisahkan dengan menyaring ( Yazid, 2005 : 226).

Zat padat dapat dimurnikan dengan memanfaaatkan beda kelarytan pada tempearatur yang berlainan. Umtuk kebanyakan zat bial larutan jenuh panas didinginkan, kelebihan zat padat akan mengkristalisasi. Proses itu dapat dipermudah dengan membibit larutan itu dengan beberapa kristal halus zat padat murni. Prsoses keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristalisasinya kembali dikenal sebagai pengkristalan ulang atau rekristalisasi. Metode ini sering digunakan sebagai cara yang effektif untuk membuang pengotor dalam jumlah yang kecil dari dalam zat padat, karena pengotor ini sering tertinggal didalam larutan. Kecuali jika polaritas, bnetuk dan ukuran kristal pengotor itu mirip dengan polaritas, bentuk dan ukuran kristal dari zat padat yang sedang

14

Page 15: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

direkristalisasikan, sangat sedikit pengotor yang ungkintergabung ke dalam kristal, suatu hal yang terutama kan terjadi bila pertumbuhan kristal perlahan-lahan (Keenan,2006: 372-373).

Perubahan dari cair menjadi padat disebut pembekuan dan proses kebalikannnya disebut pelelehan atau peleburan. Titik leleh (melting point) suatu padatan atau titik beku suatu cairan adalah suhu padat saat fasa padat dan cair berada dalam kesetimbangan titik leleh normal (titik beku normal) suatu zat adalah titik leleh ( titik beku) yang diukur dalam tekanan 1 atm. Energi ( biasanya dalam kilojoule) yang dibutuhkan untuk melelehkan 1 mol padata disebut kalor peleburan molar. Ketika cairan menguap, molekul-molekulnya terpisah jauh satu sama lain dan membutuhkan energi lebih banyak untuk mengatasi gaya tarik-menarik. Proses ini dimana molekul-molekul langsung berubah dari fasa padat menjadi fasa uap disebut penyublinan (sublimation), dan proses kebalikannya disebut penghabluran ideposition. Naftalen (zat yang dibuat untuk membuat kamper) mempunyai tekanan uap yang cukup tinggi untuk suatu padatan,jadi uapaya yang cepat menyebar dalam ruangan tertutup secara umum, karena molekul-molekul terikat kuat dalam padatan, tekanan uap dalam padatan jauh lebih kecil daripada tekanan uap cairannya (Chang, 2004 : 16-17).

Teknolgi muktahir yang digunakan pada industri klor alkali untuk menghasilkan produk-produk tertentu adalah elektrolisa larutan garam (brine). Teknologi ini dugunkan karena harga bahan baku garam lebih murah, kemurnian produk lebih tinggi, tekanan dan temperatur opersinya rendah. Proses eletrolisa larutan garam umumnya menggunakan sel membran karena, dibandigkan dengan sel diagfragma dan sel merkuri, sel membran dapat menghasilkan produk elektrolisa dengan kemurnian yang lebih tinggi. Oleh karena itu diperlukan proses larutan garam dari impuritisnya sebelum diumpankan ke elektrolyzer ( Bahruddin,dkk . 2003 : 2).

Memisahkan eugenol dari minyak cengkeh dengan menggunkan destilasi fraksinasi, dimana eugenol diperoleh dari residu hasil farksinasi minyak cengkeh. Hasil fraksinasi tersebut dianalisi kandungan eugenolnya untuk menentukan rendemen operasi distilasi fraksinasi serta sifat-sifat fisika-kimia eugenol yang dihasilkan ( Siti nurhasanah. 2004 :3).

C. ALAT DAN BAHAN1. Alat

- Filter flask 250 ml 1 buah- Pipet volum 25 ml 1 buah- Pipet gondok 1 buah- Gelas kimia 100 ml 1 buah- Gelas erlenmeyer 250 ml 1 buah- Gelas kimia 250 ml 2 buah- Spatula 2 buah- Pipet tetes- Corong 1 buah- Cawan penguap 1 buah- Timbangan analitik- Set alat sublimasi- Sarung tangan- Kain lap

2. Bahan- Asam benzoat kotor- Metanol- Aquades- Naftalen kotor- Norit es batu tissue

15

Page 16: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

D. SKEMA KERJA1. Kristalisasi asam benzoat

2 gr asam benzoat kotor . Dimasukkan dalam gelas kimia 100 ml . di+ methanol panasHasil . + methanol panas berlebih . Δ

Hasil

. di+ 0,5 gr norit . Δ sampai mendidih

Hasil

Filtrat residu

. direndam dalam es (jika tidak berbentuk kristal) . dijenuhkan larutan dan ulangi bila belum terbentuk kristal

Hasil

Larutan Kristal . ditimbang

Hasil

2. Sublimasi±1 gr serbuk naftalen kotor

. ditempaatkan pada filter flask . dirangkai alat sublimasi . sublimasi dilakukan Hasil . kruk kristal yang menempel pada tabung reaksi . ditimbang

Hasil

E. HASIL PENGAMATANF. Kristalisasi Asam Benzoat

16

Page 17: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

Perlakuan Hasil Pengamatan

Asam benzoat + metanol panas Larut.Larutan asam benzoat dipanaskan Terdapat gelembung-gelembung kecil

pada dasar gelas kimia serta larutan menguap.

Larutan asam benzoat + norit Larutan asam benzoat terus menguap sehingga volume awal semakin

berkurang. Norit tidak larut walaupun pada tiutik didih yg tinggi.

Larutan disaring Hasil penyaringan norit residu

Filtrat direndam dalam air dingin Terbentuk kristal-kristal dalam larutan.

Berat asam benzoat 1,04

G. Sublimasi

Perlakuan Hasil Pengamatan

Berat cawan kosong 85,22 gr

Berat naftalen 20 gr

Berat kristal baftalen + Cawan 85,75 gr

H. ANALISIS DATA1. Kristalisasi Asam Benzoat

17

HH

HO H +

O

O H O HO

+

HCH3

O-

O

O-

+ O+

H HCH3

Page 18: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

(s) (g) (s)

es

crude pure

2. Sublimasi (pada Naftalen)

3. Perhitungan % Rendemen Zat Organik

Kristalisasi asam benzoat

Diketahui : masa asam benzoat kotor = 2 gram masa asam benzoat murni = 1,04 gram

% asam benzoat =Massa asam benzoat murni

x 100%Massa asam benzoat kotor

= 1,04x 100%

2

= 52%

Sublimasi (pada naftalen)

Diketahui : masa naftalen kotor = 1 gram masa naftalen murni = 0.51 gram

% naftalena =Massa asam benzoat murni

x 100%Massa asam benzoat kotor

= 0.51x 100%

1

= 51%

I. PEMBAHASANA.Asam benzoat

Kristalisasi adalah kebalikan dari proses pelarutan. Mula-mula molekul zat terlarut membentuk argegat dengan molekul pelarut, lalu terjadi kisi-kisi diantara molekul zat terlarut yang terus membentuk kristal yang lebih besar diantara molekul pelarutnya, sambil melepaskan sejumlah energi. Kristalisasi dari zat murni akan menghasilkan kristal yang identik dan teratur bentuknya sesuai dengan kristal senyawanya. Dan pembentuka kristal ini akan mencapai kondisi optimum dalam kesetimbanga ( Tim pengasuh KIMOR. 2010 : 7).

Pada awalnya sampel asam benzoat yang kotor yang berwarna biru muda keputihan dilarutkan dalam pelarut panas dan ditambahkan dengan pelarut norit yang berfungsi untuk menyerap berbagai pengotor dalam sampel. Hal ini dapat terjadi karena norit mempunyai daya adsorbsi yang sangat besar. Sifat ini berkaitan erat dengan struktur kima norit yang terbentuk cincin

18

Page 19: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

dan didalamnya terdapat rongga yang memiliki kekuatan untuk mengabsorpsi. Larutan kemudian dipanaskan dengan tujuan untuk menghindari penyempitan rongga pada struktur rongga norit agar dapat menyerap pegotor dengan baik sehingga menghasilkan kristal yang benar-benar murni (Bernard. 2003 : 4).

Setelah kristal disarig dengan corong ddengan peralata hisap, akan didapat kristal murni berwarna putih dengan berat 1,04 gr, sedangkan berat sampel asam benzoat adalah 2 gr. Adanya pengurangan berat ini diakibatkan hilangnya zat pengotor yang terserap oleh norit dan dengan adanya penyaringan. Akan tetapi hal ini juga dapat dipengaruhi oleh adanya sebagian kecil kristal yang menempel pada kertas saring dan tidak ikut tertimbang .

Walaupun trayek titik leleh tidak dilakukan dalam praktikum, tetapi kita harus mengetahui titik leleh asam benzoat berdasarkan literatur. Menurut literatur adapun titik leleh maka kristal yang diperoleh semakin murni. Jika trayek yang diperoleh lebih kecil dari literatur, maka hal ini menunjukkan bahwa kristal yang diperoleh belum benar-benar murni dam masih ada zat pengotornya. Zat pengotor tersebut dapat menurunkan titik leleh kristal ( huku rault tentang campuran ideal). Setelah itu, zat pengotor akan mengganggu struktur kristal dan memperlemah ikatan-ikatannya sehingga asam benzoat kotor akan mempunyai titik didih yang lebih rendah daripada asam benzoat murni. Hal ini juga dapat dibandingkan dengan sampel asam benzoat kotor yang belum direkristalisasi yang mempunyai trayek titik didih 98 oC – 100 oC yang berarti sampel ini lebih tidak murni dari kristal yang diperoleh. Zat murni mempunyai titik leleh yang lebih tinggi karena adanya kestabilan dalam struktur kristalnya (Bernard. 2003 : 2).

Asam benzoat yang benar-benar murni dapat disebabkan oleh adabnya faktor-faktor antara lain adalah proses penyaringan yang tidak sempurna sehingga masih ada pengotor yang ikut tersaring. Hak ini dikarenakan zat mudah menggumpal di dinding dan menyebabkan melebar pada saat penyaringan yang memungkin ada yang keluar dari kertas saring. Hal lain yang mungkin terjadi adalah proses peneringan yang kurang sempurna sehingga kristal masih mengandung air yang dapat menurunkan trayek titim lelehnya. Selain itu kesalahan yang tejadi adalah kekurangan tepatan praktikan dalam membaca trayek titik leleh karena kurang koordinasi antara praktikan yang mengamati asam benzoat dam praktikan yang membacca skala suhu pada termometer.

B. Sublimasi Sublimasi dari zat padat adalah analog dengan proses distilasi dimana padat brubah langsung menjadi gasnya tanpa melalui fase cair, kemudian terkondensasi menjadi padatan. Jadi sublimasi termasuk dari cara pemisahan dan sekaligus dalam pemisahan zat padat. Untuk bias menyublim, suatu zat padat harus mempunyai tekanan uap relatif tinggi pada suhu dibawah titik lelehnya. Diperlukan zat padat 1-2 gram. Sublimasi bias dilakukan lebih efektif lagi bila dilakukan pada tekanan vakum(Tim pengasuh KIMOR I. 2010 : 10).

Sublimasi merupak suatu pemisahan dan pemurnian zat padat yang mempunyai tekanan uap yang relatif tinggi pada suhu dibawah titik lelehnya. Pemurnian dengan metode sublimasi ini dapat dilakukan dengan adanya perbedaan kemampuan untuk menyublim pada shu tertentu antara zat murni dengan pengotornya. Pada sublimasi kamper, kita langsung memanaskan dalam filtel flask yang ditutupi dengan taung reaksi yang berisi es batu yang berfu gsi untuk mendidihkan uap kamper sehingga kamper yang menyublim dapat langsung berubah menjadi fasa padat dan dapat langsug dipisahkan dari pengotornya. Perlu diperhatikan bahwa air es jangan sampai menetes pada filter flask, jika menetes maka percobaan dianggap gagal ( Bernard. 2010 : 3).

Untuk percobaan penetuan titik leleh naftalen kiat tidak melakukannya, tetapi menurut literatur bahwa titik leleh dari naftalen adalah 80,2 oC. Apabila hasil titik leleh kristal naftalen dibawah literatur maka zat yang diperoleh belum benar-benar murni karena trayek titik leleh masih jauh dari data literatur. Adanya hasil sublimasi yang kurang murni mungkin disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah adanya pengarh lingkungan terutama tekanan dalam laboratorium yang bisa dikendalikan oleh praktikan. Sublimasi dapat terjadi jika terdapat zat padat dengan tekanan uap yang relatif tinggi pada suhu dibawah titik lelehnya, jika tekanan uap pada laboratorium berbeda

19

Page 20: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

dengan tekanan uap kamper juga kan berubah yang menyebabkan tidak semua pengotor dipisahkan dari kamper pada pemanasan dihentikan sehingga mengurangi titik leleh kamper. Hal ain yang mungkin terjadi adalah ketidakcermatan dalam pembacaan trayek titk leleh ketika melakukan uji titik leleh dengan cara kapiler( Bernard. 2010 : 3).

Berdasarkan hasil pengamatan dari 1,2 gr naftalen yang didapat hasil kristal naftalen setelah sublimasi adalah 0,51 gr, ini disebabkan karena masih banyak kristal naftalen yang terdapat dalam filterl flask dan proses sublimasi yang dilakukan sangat lama disebabkan karena dalm proses sublimassi terjadi pelepasan selang penghubung alat sublimasi sehingga proses sublimasi semakin memakan waktu yang lama dan menyebabkan naftalen masih belum menyublim karena waktunya terlalu lama sehingga didapatlah kristal naftalen sublimasi sebanyak 0,51 gr.

J. KESIMPULAN- Kristalisasi adalah cara pemisahan campuran untuk memperoleh zat padat yang lain dalam

cairan.- Untuk menjernihkan dan menghilangkan warna arutan digunakanlah norit karena

mempunyai daya absorpsi yang sangat besar.- Metode rekristlisasi didasarkan pada perbedaaan kelarutan suatu zat dan kelarutan suatu zat

pada suhu tertentu.- Asam benzoat mudah larut dalam methanol dikarenakan asam benzoat dan methanol akan

menghasilkan ester yang membuat benzena mudah larut.- Untuk mendapat asam bnezoat dilakukan dalam keadaan jenuh.- Sublimasi adalah salah satu cara pemisahan dan pemurnian zat padat yang mempunyai

tekanan uapa yang relatif tinggi pada suhu dibawah titik leleh.- Pemurnian dengan metode sublimasi dilakukan dari adanya perbedaan kemampuan

menyublim pada suhu tertentu.

20

Page 21: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

ANALISIS UNSUR

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan : a. Memahami analisis kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa

Organik.

b. Memahami reaksi-reaksi yang digunakan untuk uji kualitatif unsur-

unsur penyususn suatu senyawa.

2. Waktu : Kamis, 11 November 2010.

3. Tempat : Laboratorium Kimia Dasar Lantai III Fakultas MIPA

Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Hidrogen adalah unsur yang ditemukan Henry Cavendigh (1731-1810) dan merupakan

unsur yang memiliki atom paling kecil dan ringan. Unsur ini paling banyak yang terdapat di alam

ini. Ada beberapa cara dalam penentuan adanya unsur hidrogen yaitu dengan percobaan

penfield dan pemijaran dengan aio. Prins percobaan penfield yaitu senyawa yang mengandung C

apabila dipanaskan dengan PbCrO4 yang pada pemanasan lenih lanjut akan jadi PbO + CO2. CO2

yang keluar dapat ditunjukan dengan adanya Ba(CO3)2 yang berwarna putih( Keenan, 2005 : 53).

Hidrogen mempunyai densitas atau rapatan paling rendah, berseyawa dengan hampir

setiapunsur yang reaktif membentuk senyawa hibrida unsur karbon mempunyai sanagat banyak

21

Page 22: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

senyawa organik, dan dewasa ini berkembang pula senyawa arganometalik dengan atom

karbon terikat secara koordinasi pada ion logam. Disamping itu di kenal juga secara tradisi

dalam senyawa organik golongan halogen ( golongan 7A) yaitu F, Cl, Br, I, dan At adalah

kelompok unsur-unsur yang sangat kontras terhadap golongan alkali ( golongan IA) ( Sugiarto.

2001: 193).

Karbon adalah salah satu unsur golongan IVA yang merupakan unsur nonlogam, dan

merupaka unsur penyusun senyawa-senyawa organik. Karbon di alam terdapat dalam bentuk

intan, grafit, minyak bumi, gas CO2 dan sebagian besar zat terutama yang berasal dari hewan,

tumbuhan, dan manusia (misalnya karbohidrat, protein, lemak,dll). Sebuah atom karbon dapat

berikatan dengan sesama unsur karbon yang membentuk ikatan rantai karbon. Senyawa-

senyawa yang terdiri dari atom karbon dikenal dengan sebutan senyawa organik( Sunardi, 2006 :

257).

Percobaan beilstein merupakan percobaan pendahuluan terhadap halogen. Percobaan

ini berdasarkan sifat beberapa senyawa yang dengan pemijaran dengan oksida tembaga

membentuk senyawa tembaga yang menguap dan berwarna. Di bumi karbon yang terdapat baik

dalam unsur bebas maupun senyawa.. batubara dan intan adalah contoh karbon sebagai unsur

bebas. Batubara bila dipanaskan tanpa udara akan menjadi karbon murni kokra (orang

batu),karena unsur yang lain menguap. Kayu akar menghasilkan arang jika dibakar, yaitu orafit

yang berstruktur terbuka sehingga permikaannya sangat luas( Sugiarto, 2001 : 205).

Kajian penetuan unsur dalam sampel sendimen taksi chini menggunakan tehnik

pendaflour sinar X telah dapat mengenal 12 unsur. Unsur-unsur tersebut adalah As, Ba, Co, Cr,

Ni, Pb, Rb, Sr, V, Zn, dan Zr. Semua unsur unsur ini kerapatan yang berbeda do setiap lokasi

kajian yaitu As (11-50 ppm), Ba (553-944 ppm), Co (8-46 ppm), Cu ( 11-68 ppm), Ni (67-193), Pb

(37-156 ppm), Rb (105-149 ppm), Sr (18-127 ppm), V (92-156 ppm), Zn ( 147-1679 ppm), dan Zr (

190-290 ppm) (Arman, dkk, 2008 : 171).

Telah dilakukan analisis unsur pengotor Fe, Cr, dan Ni dalam larutan uranil nitrat hasil

proses olah ulang gagalan elemen bakar nuklir reaktor riset. Analisis dilakukan terhadap uranil

nitrat hasil stripping atau reekstrasi dan uranil nittrat hasil proses evaporasi atau pemakatan.

Unsur-unsur pengotor yang terdapat dalam larutan UN dengan metode SSA memenuhi

spesifikasi SSA yang disyaratkan, untuk unsur Fe, Cr, dan Ni maksimum 100 ppm (Haryati,Boybul,

2009: 565-570).

22

Page 23: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

C. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

- Pipet volum 10 ml

- Penjepit kayu

- Bunsen

- Pipa U

- Cawan porselin

- Tabung reaksi + rak

- Gelas kimia 200 ml

- Pipet tetes

- Penjepit kayu

- Korek gas

2. BAHAN

- Larutan kapur

- Padatan naftalen

- Urea

- Sulfur

- Padatan CuO

- HNO3

- Kertas Pb asetat

- Logam Cu

- Pereaksi nessler

- DCM

- H2SO4 pekat

- NaOH

- Air

D. SKEMA KERJA

1. Identifikasi karbon:

a. Reaksi pengarangan

Zat organik (naftalen)

-masukan dalam cawan

23

Page 24: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

-Δ api kecil

-Δ api besar

-diamati warna nyala

Terdapat jelaga

Δ tinggi

+ HNO3 (bila perlu)

Amati jelaga

Hasil

b. Percobaan Penfield

Sedikit urea dalam tabung reaksi

. di+ 50 mg CuO

. masukan kedalam tabung

reaksi yang dilengkapi

dengan pipa U

. Δ

Terbentuk gas

. alirkan ke tabung reaksi yang bersih

. air kapur

Hasil

NB: Adanya C warna larutan menjadi keruh.

2. Identifikasi hidrogen

a. Percobaan Penfield

0,5 gr sampel ( urea )

. di+ 50 mg CuO

. dimasukan dalam tabung reaksi yang

Dilengkapi dengan pipa U

. Δ

24

Page 25: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

Terbentuk gas

. dialirkan ke tabung yang berisi air kapur

Hasil

NB : Adanya unsur H menimbulkan titik air

Pada tabung reaksi.

b. Pirolosis dengan Sulfur

Sedikit urea dalam tabung reaksi

. di+ 50mg sulfur

. ditutup tabung reaksi dengan kertas Pb-Asetat

. Δ

Hasil

NB : Adanya H menimbulkan warna hitam pada

Kertas Pb-Asetat.

3. Identifikasi Unsur Nitrogen

a. Pecobaan Kjedhal

10 mg sampel ( urea )

. di+ 10 tetes H2SO4 pekat

. Δ

Larutan Jernih

. di+ air 10 ml

. dibasakn dengan NaOH

. Di+ beberapa tetes pereaksi Nessler

Hasil

NB : Adanya unsur N ditandai dengan endapan coklat

Setelah di+ pereaksi Nessler.

4. Identifikasi Unsur Halogen

25

Page 26: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

a. Percobaan Beilstein

Kawat Cu

. Δ ujungnya tidak ada nyala hijau

. Δ di+ dikloro metana (DCM)

Hasil

( warna nyala)

E. HASIL PENGAMATAN

1. Identifikasi Unsur Karbon

Jenis Reaksi Hasil Pengamatan

Pengarangan

. tidak terdapat api hanya menguap pada pemanasan api yang kecil

. pada pemanasan api yang besar terdapat nyala api (orange)

. jelaga terlihat hitam

. pada saat pemanasan yang tinggi jelaga dalam cawan masih

Berwarna hitam

. pada saat penambaha HNO3 encer jelaga hilang

Penfield

. larutan bercampur dan berwarna hitam

. urea + CuO mencair

. muncul gelembung-gelembuung air dan larutan jadi keruh menandakan

Adanya unsur karbon

2. Identifikasi Hidrogen

Jenis Reaksi Hasil Pengamatan

Penfield

. 0,5 gram sampel (urea) + 0,5 gram CuO di Δ larutan berwarna hitam

. setelah dialirkan ketabng yang berisi air kapur muncul gelembung-

Gelembung dan larutan menjadi agak keruh

Pirolisis

dengan

Sulfur

. Urae mencair dan sulfur mengendap jadi endapan orange

. di dalam kertas saring terdapat jelaga (warna hitam) setelah pembakaran.

3. Identifikasi Unsur Nitrogen

26

Page 27: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

Jenis Reaksi Hasil Pengamatan

Kjeidahl

. Urea + 10 tetes H2SO4 pekat setelah dipanaskan tidak teralu jernih

. setela di+ H2O larutannnya menjadi jernih

. setelah di+ dengan NaOH terdapat sedikit gelembung kecil

. di+ pereaksi Nessler, larutannnya berubah warna menjadi orange

Dan terdapat 2 fase, dimana endapannya berwarna merh kecoklatan

dan terdapat pada dasar tabung serta di atas tabung

4. Identifikasi Unsur Halogen

Jenis Reaksi Hasil Pengamatan

Beilstein. pada saat diΔ ujung tabung reaksi tidak terjadi nyala hijau

. setelah diΔ di+ DCM beberapa tetes terdapat nyala hijau

F.ANALISIS DATA

A. ANALISIS DATA

1. Identifikasi Unsur Karbon

Reaksi Pengarangan

Percobaan Penfield

2. Identifikasi Unsur Hidrogen

Percobaan Penfield

Pirolisis Dengan Sulfur

27

Page 28: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

Percobaan Lasaigne

(salah satu titran)

3. Identifikasi Unsur Nitrogen

Percobaan Kjeldahl

4. Identifikasi Unsur Sulfur

5. Identifikasi Unsur Fosfor

6. Identifikasi Unsur Halogen

28

Page 29: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

F. PEMBAHASAN

Terdapat banyak unsur non logam yang banyak di alam seperti C,N, S,P dan halogen.

Unsur-unsur tersebut melimpah di alam baik dalam bentuk unsur-unsur atau dalam bentuk

senyawa. Untuk mengetahui adanya unsur-unsur non-logam tersebut digunakan berbagai

pereaksi untuk mengujinya atau mengidentifikasi unsur tersebut, seperti unsur karbon diuji

dengan reaksi pengarangan, penfield, unsur hidrogen diuji dengan pereaksi penfield dan sulfur

(pirolisis unsur), unsur nitrogen diuji dengan reaksi kjeidahl dan unsur halogen diuji dengan reaksi

beilstein.

Untuk mengidentifikasi unsur karbon, digunakan cara pengarangan dan penfield. Dalam

pengidentifikasian unsur karbon yang menggunkan bahan naftalen, karen naftalen merupakan

senyawa aroatik yang sederhana yang umunya ditemukan dan berupa cincin bisiklik, yang memiliki

rumus molekul C10H8. Naftalen dipanaskan dalam cawan porselin, api yang digunakan mula-mula

kecil supaya perubahan dari pembakaran dapat terlihat dengan jelas, setelah api diperbesar warna

naftalen (warna nyalanya) berwarna orange dan terdapat jelaga warna hitam. Untuk

mempercepat penghilangan jelaga maka naftalen ditambahkan dengan HNO3 beberpa tetes,

naftalen yang mengalami pengarangan berwarna putih. Sedangkan pada percobaan penfield

dilakukan pada zat yang mudah menguap. Ketika sampel ditambahkan pereaksi dan kemudian

dipanaskan maka akan terbentuk gas yaitu gas CO2, gas CO2 kemudian dialirkan dengan pipa U ke

tabung reaksi yag berisi air kapur, gas CO2 akan menyebabkan air kapur mengeruh yang

menandakan adanya unsur C, karena gas CO2 dihasilkan karena adanya unsur C pada sampel.

29

Page 30: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

Unsur hidrogen diiddentifikasi dengan cara percobaan penfield dan percobaan pirolisis

dengan unsur. Percobaan penfield, pada dasar prinsip kerjanya sama dengan percobaan

mengidentifikasikan unsur C, tetapi untuk menentukan unsur hidrogen, kita hanya menentukan

adanya embun (titik-titik air) pada dinding tabung reaksi. Sedangkan pada percobaan pirolisis

unsur, adanya hidrogen pada larutan sampel,ditemukannnya noda hitampada kertas saring yang

dibasahi oleh Pb asetat setelah pemanasan. Urea yang ditambahkan dengan sulfur akan

menghasilkan gas H2S yang nantinya akan bereaksi dengan Pb asetat yang menghasilkan PbS

yang berwarna hitam.

Untuk mengidentifikasi unsu nitrogen digunakan percobaan Kjeidahl, dimana prinsip

adsarnya adalah senyawa nitrogen dengan H2SO4 diubah menjadi (NH4)2SO4 yang bereaksi dengan

basa membebaskan NH3 yang dapat diidentifikasi atau dapat ditunjukan dengan pereaksi Nessler.

Pada pemanasan larutan urea dan H2So4 yang awalnya berwarna, setelah bercampur menjadi

bening dan setelah ditambahkan ddengan NaOH akan terbentuk endapan yang berwarna coklat,

dikarenakan reaksi antara asam kuat dengan basa kuat akan membentuk endapan atau akan

terjadi reaksi penetralan. Pada penambahan pereaksi Nessler menyebabkan larutan berubah

warna menjadi orange dan terdapat 2 fase dimana endapannnya berada di bagian bawah dan air

berada di bagian atasnya endapan berwarna merah kecoklatan. Dari endapan merah kecoklatan

inilah yang menandakan atau yang menunjukkan adanya unsur nitrogen dalam sampel.

Sedangkan untuk mengidentifikasikan unsur yang terakhir yaitu unsur halogen

digunakan percobaan Beilstein. Sebenarnya percobaan mengidentifikasikan unsur halogen ada 3

percobaan yaitu percobaan pendahuluan terhadap halogen dimana percobaan ini berdasarkan

sifat beberpa senyawa yang dengan pemijaran dengan oksida tembaga membentuk senyawa

tembaga yang meguap dan berwarna hijau, percobaan faraday dimana percobaan

mengidentifikasikan dua unsur yaitu unsur N dan halogen dengan prinsip memijar zat dengan CaO

dimanan senyawa yang mengandung N dan halogen, serta percobaan yang terakhir memijarkan

logam Na maka senyawa organik yang mengandung C,H,O,N,S,P, dan halogen berubah mennjadi:

- N : NaCN,CN

- S : Na2S, S

- P : Na3P, PH3

- Halogen : Na halogenida.

Pada percobaan yang kita lakukan adalah percobaan beilstein, dimana ujung kawat Cu yang

dibakar akan terdapat warna nyala hijau, ujung kawat Cu yang ditetesi dengan larutan HNO3 pekat

30

Page 31: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

dan setelah dipanaskan akan terdapat warna nyala hijau kebiruan pada ujung kawat Cu. Prinsip

percobaan ini adalah berdasarkan sifat beberapa senyawa yang dengan pemijaran dengan oksida

tembaga membentuk senyawa tembaga yang menguap dan berwarna hijau.

G. KESIMPULAN

- Usur karbon dapat diidentifikasikan dengan percobaan penfield dan reaksi pengarangan.

- Prinsip penfield adalah senyawa yang mengandung unsur C apabila dipanaskan akan

menghasilkan CO2.

- Unsur hidrogen diidentifikasikan dengan cara penfiled dan pirolisis dengan sulfur dimana

adanya unsur hidrogen ditunjukan dengan adanya noda hitam pada kertas saring Pb

asetat.

- Untuk mengidentifikasi unsur nitrogen digunakan percobaan kjeidahl dimana adanya

unsur nitrogen ditandai adanya endapan coklat.

- Untuk mengidentifikasikan unsur halogen digunkan percobaan beilstein yang memilki

prinsip senyawa yang terdapat unsur halogen jika dipijarkan dengan oksida tembaga akan

menghasilkan warna nyala hijau kebiruan.

- Pada percobaan penfield adany insu H ditunjukan dari adanya titik-titik air pada dinding

tabung reaksi.

- Adanya unsur karbon pada percobaan penfield ditunjukan dengan berubahnya warn

larutan menjadi keruh.

- Untuk mengidentifikasikan unsur halogen bisa menggunakan percobaan yaitu beilstein,

faraday, dan lassigne. Tetapi oada percobaan ini kita menggunakan percobaan beilstein

karena khusus mengidentifikasikan unsur halogen.

31

Page 32: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

IDENTIFIKASI GOLONGAN AROMATIS DAN FENOL

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan : - Mengenal reaksi-reaksi senyawa-senyawa aromatis.

- Mengidentifikasi senyawa golongan aromatis.

- Mengidentifikasi adanya fenol.

- Mengenal reaksi-reaksi yang membedakan fenol monovalen

dan polivalen.

2. Waktu : Kamis, 18 November 2010.

3. Tempat : Laboratorium Kima dasar Lantai III Fakultas MIPA

Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Benzena adalah senyawa hidrokarbondengan rumus molekul C6H6 yang ditemukan pertama

kali oleh Michael Faraday pada tahun 1825. Jika dibandingkan ddengan senyawa hidrokarbon yang

megandung 6 atom C dapat disimpulkan bahwa daya ketidakjenuhannya tinggi. Kenyataan

menunjukkan bahwa sifat-sifat kimia benzena sangat berbeda dengan hidrokarbon tidak jenuh.

Diamati bahwa benzena dan senyawa-senyawa turunannya diklasifikasikan sebagai memiliki aroma

(atau bau yang sedap). Atas dasar aroma itulah bbenzena dan segenap turunanya diklasifikasikan

sebagai senyawa aromatis. Meskipun istilah aromatik dewasa ini masih dipertahankan , namun

pengertiannnya tidak terikat dengan aroma. Kini istilah aromatik diterapkan pada sejumlah besar

32

Page 33: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

senyawa yang mempunyai dua ciri utama yaitu dengan ketidak jenuhannya tinggi dan tidak mudah

bereaksi dengan pereaksi-peraksi yang dapat menyerang ikatan PI (Parlan.2005 : 225).

Reaksi yang umum terjadi pada benzena dan turunannya adalah reaksi substitusi

elektrofilik. Hal ini karena cincin benzena memiliki awalan ∏(pi) yang merupakan sumber elektron

bagi pereaksi elektrofil. Reaksi substitusi elektorfilik pada benzena berlasung pada tiga tahap, yaitu

pembentukan elektrofil, serangan elektrofil pada inti benzena membnetuk zat antara kation

benzenamonium dan pelepasan proton menghasil produk ( parlan. 2005 : 227).

Produk

Apabila benzena direaksikan dengan suatu haloalkana (RX) dengan katalisator suatu

asam lewis (dalam reaksi AlX3) benzena diubah menjadi alkilbenzena. Reaksi ini disebut reaksi

Friedel-Craft. Istilah alkilan berarti substitusi oleh suatu gugus alkil(Fesseden. 2010 : 472).

Fenol merupakan sekelompok senyawa dengan rumus umum ΔrOH, yang mana Δr

adalah suatu fenil, suatu fenil tersubstitusi, atau gugus-gugus alkil lainnya misalnya naftil. Fenol

bebrbeda dari alkohol karena fenol mempunyai –OH yang terikat langsung pada cincin aromatis.

Reaksi fenol dengan clroform (CHCl3) dan hidroksida berair akan memasukan gugus umunya di

posisi ortho terhadap gugus –OH tetapi selanjutnya dihidrolisisi oleh medium alkali salisilaldehida

dapat dihasilkan dari fenol denga reaksi ini. Dan lagi, salsiladehid dapat dioksidasi menjadi asam

salisilat, yang dapat di asilasi menjadi aspirin ( Ssatyajit. 2009 : 357).

33

Page 34: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

Lignin yang berasal dari linchi hitam cair ( yang dikenal dengan lignin Craft) memilki

reaktivitas baik bila direaksikan dengan formaldehide sehingga terbentuk perekat lignin

formaldehide dan untuk menigkatkan ketangguhan rekatnya, maka lignin dikopolimerisasi dengan

resonansi sehingga terbentuk resin lignin resorsinol formaldehid (LRF). Resin ini dapat

diaplikasikan untuk membuat berbagai produk perekatan seperti papan sambung atau papan

lamina.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi resorsinol yang terkandung dalam komposisi

perekat LRF dan semakin lama waktu kampanya, mortalitas tersebut semakin tinggi pula,

sementara % kehilangan berat dari produk yang rekatnya makin rendah (Adi santoso dan jasni.

2003 : 1).

Fenol resorsinol formaldehid digunakan sebagai perekat rasuk glulam. Kekuatan struktur

rasuk glulam ditemui setara dengan kekuatan struktur rasuk padu. Fenol resorsinol formaldehid

ditemui boleh menghasilkan ikatan dan kekuatan yang baik ke atas kayu tempatan. Sungguhpun

perekat ini telah digunakan untuk perekat spesis kayu lembut, kesesuaiannya terhadap kayu

tempatan masih belum dikaji (A.Bakar, Suhaimi.dkk. 2004 : 38).

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

- Tabung reaksi + rak tabung reaksi

- Pipet volum 25 ml

` - Penjepit 2 buah

- Spatula

- Bunsen

- Rubber bulb

- Pipet volum 10 ml

- Pipet tetes

2. Bahan

- Kloroform

- Benzena

- Anilin

34

Page 35: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

- H2SO4 pekat berasap

- Resorsinol

- Fenol

- Serbuk AlCl3 anhidrat

- Asam benzoat

- Pereaksi fehling A dan B

- Korek api

D. SKEMA KERJA

1. Reaksi dengan H2SO4 pekat

Tabung 1 : benzena 0,5 ml

Tabung 2 : Anilin 0,5 ml

Tabung 3 : Asam benzoat 0,1 ml

- di+ 2 ml H2SO4 berasap

- dikocok

Hasil 1 Hasil 2 Hasil 3

2. Reaksi dengan CHCl3 – AlCl3

Tabung 4 : benzena 0,1 ml

Tabung 5 : anilin 0,1 ml

Tabung 6 : asam benzoat 0,1 ml

- di+ 2 ml CHCl3

- dikocok

Hasil

- dibasahi dengan campuran

35

Page 36: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

- di+ AlCl3 anhidrat

Hasil 4 Hasil 5 Hasil 6

3. Reaksi dengan pereaksi fehling

Tabung 7 : fenol 0,2 ml

Tabung 8 : Resorsinol 0,1 ml

- di+ 1 ml fehling A

- di+ 1 ml fehling B

- Δ

Hasil 7 Hasil 8

E. HASIL PENGAMATAN

1. Uji gugus aromatis

Reaksi Zat H2SO4 berasap Kloroform AlCl3

Benzena

. warna awal : bening

. kondisi akhir : terbentuk

2 fase (bawah benung, atas keruh

. terbentuk cincin yang memisahkan larutan

. warna awal larutan : bening

. larutan keruh agak kekuning-kuningan

. benzena dan cloroform bercampur

. serbuk menempel didinding dalam bentuk keci

36

Page 37: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

Anilin

. timbul asap, panas, warna hitam pekat

. larutan bercampur

. warna awqala : merah coklat

. + kloroform : tidak ada

Perubahan

. larutan meresap

Dalam AlCl3

. pada dinding AlCl3 melarut dalam larutan

. warna dindingnya putih kering

. Terdapat 2 fase yaitu padat dan cair. Fase cair berwujud bening. Fase padat berwarna putih

. asam bnezoat yang beraksi dengan H2SO4 hanya se bagian dan bereaksi lama, serta volumenya lama-lama berkurang.

. waran larutan berwarna merah keruh

. awalnya berupa padatan pputih

2. Uji gugus fenol

Reaksi zat + pereaksi fehling

Fenol . warna fenol : coklat tua, warna fehling : biru tua

. saat dilarutkan larutan tidak bisa bercampur (fehling di bawah, fenol diatas)

. setelah diΔ warna larutan tidak berubah, dimana pemanasan larutan mengeluarkan asap berwarna putih dan saat pemanasan dihentikan pada larutan terjadi letupan

37

Page 38: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

Resorsinol

(warna coklat)

. larutan bercampur menjadi wara hijau tetapi terdapat endapan seperti gel pada dinding tabung reaksi

. pada saat pemanasan terjadi perubahan warna dari warna hijau menjadi hijau lumut dan mengeluarkan gas

F. ANALISIS DATA

1. Reaksi Senyawa Aromatic dengan H2SO4 Pekat Berasap

Reaksi pada benzene

2H2SO4 H3O+ + H2SO4ˉ + SO3

(lambat)

(cepat)

38

H

HH H

HH

+ SO3

H

H

H

H

H

H

SO3

H

HH

H

HH

+SO3

-

+ H2SO4-

SO3-

+ H2SO4

SO3-

+ H3O+

SO3H

+ H2O

Page 39: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

Reaksi pada anilin

NHH

+ H O S

O

O

OH

NH-

+ H O+

S OH

O

O

H

-H2O

O

S+

O

OH+

NH-

N-

H

SO

O

OH

+

N --- H

S OHO

O

O HH

NH2

S

OH

O O

Reaksi pada asam benzoat

39

Page 40: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

O

O

H

+ H O S OH

O

O OH

O

S OO

OH

H

+ O-

H + H+

+ O-

H + H+

O

O

H

S OO

OH

+ H O H

C6H5COOH (s) + H 2SO4 (aq) C6H4COOHSO 3H (s) + H 2O (l)

H

O

OH

S OO

OH

H

2. Reaksi dengan CHCl3 – AlCl3

Reaksi pada benzena

40

Page 41: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

+ H

H

Cl

Cl

+ Al Cl

Cl

Cl

+ C+

ClH

H

+ Al-

Cl4

H

H

H

H+

H

H

H

Cl Cl

H

H

H

+

+

-H+

Cl

H

H

+Al-

ClCl

Cl

Cl

H+

ClH+AlCl3+Cl

HH

Reaksi pada anilin

41

Page 42: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

N H

H

+ Cl

Cl

H

H

. . . . Al

Cl

Cl

Cl

N+

H

H

AlCl3

+ H

H

Cl

Cl

N+

H

H

AlCl3

HCl

H

+

H-

Cl

N+

H

H

AlCl3

ClH

H

+ ClH

C6H5NH2 (aq) + CH 2Cl2 (aq)AlCl3 C6H5NH2CHCl (aq) + HCl (aq)

Reaksi pada asam benzoat

42

Page 43: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

2Cu2+

+ 2OH- Cu2O + H 2O

O

OH

+

Cl

Cl

H

H . . . . A l

Cl

Cl

Cl

O

OH

+ H

H

Cl

+ AlCl4-

OH

O

Cl

H

H H

+ AlCl4-

O

OH

Cl

HH

H

+ AlCl + AlCl3

C 6 H 5 C O O H + C H 2 C l2 - A lC l 3 C 6 H 4 C O O H C C lH + H C l - A lC l 3

3. Reaksi dengan Fehling

merah

G. PEMBAHASAN

Praktikum identifikasi golongan aromatis dan fenol ini, dilakukan beberapa perlakuan

untuk menguji gugus aromatis dan fenol. Gugus aromatis atau senyawa aromatis merupakan

senyawa yang cukup stabil yang diakibatkan oleh dealokalisasi elektron –PI. Akibat dari

dealokalisasi elektron –PI, maka energi resonansi mengakibatkan sifat-sifat yang struktural yang ,

aromatis. Senyawa aromatis yang sederhana adalah benzena. Benzena bersifat polara dan tidak

43

Page 44: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

dapat larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik sperti dietil etr atau karbon tetraklorida.

Reaksi yang dapat terjadi dalam benzena adalah reaksi substitusi elektrofilik. Suatu elektrofil (E’)

benzena elektron. Pada praktikum kali ini digunkan benzena, anilin, dan asam benzoat sebagai zat

yang akan kita uji. Senyawa-senyawa ini aka direaksikan dengan H2SO4 pekat, reaksi ini bisa

disebut ddengan reaksi sulfonasi yang termasuk dalam reaksi substitusi. Reaksi sulfonasi adalah

reaksi yang mudah kembali menjadi sebelumnya atinya hasil akhir dari reaksi sulfonasi ini dapat

kembali berupa senyawa maupun penyusunnya.

Pengunaan H2SO4 pekat berasap disini yaitu pada peraksi sulfonasi, bertujuan untuk

mempercepat jalannya reaksi, akan tetapi tentunya dengan reaksi yang lambat.

Pada percobaan pertama yaitu benzena direaksikan dengan H2SO4 pekat berasap, reaksi

ini merupakan reaksi sulfonasi diman reaksi ini akan menghasilkan asam benzalsulfonat. Didalam

percobaan terbentuk 2 fase, diman benzena berada di bawah sedangkan H2SO4 pekat berda di

atas, ini sesuai dengan sifat benzena yang tidak arut dalam air, akan tetap benzena larut dalam

pelarut organik. Penggunaan H2SO4 disini bukan sebagai pelarut organik, melainkan sebagai

katalis, artnya H2SO4 hanya berperan untuk membantu mempercepat jalannya reaksi. Sulfonasi

pada benzena terjadi jika bnezena yang dihasilkan dengan H2SO4 yang mengandung SO3 yang

larut.

Reaksi sulfonasi pada hidrokarbon aromatis berlansug secara cepat.

Percobaan uji senyawa aromatis selanjutnya adalah reaksi antar anilin dengan H2SO4

berasap, warna anilin sebelum ditambahakan H2SO4 pekat berasap yaitu merah bata. Pada dinding

tabung reaksi terasa panas ini menandakan larutan tersebut mengalami reaksi isoterm, yaitu reaksi

dari sistem ke lingkungan atau reaksi yang menegeluarkan panas. Pada substituen pertamanya

karena anilin merupakan senyawa turunan benzena dapat mengalami reaksi sulfonasi yaitu

sulfomida yang dapat menghasilkan asam benzalsulfommida. Begitu juga halnya yang terjadi

pada asam bezoat. Reaksi ini menghasilkan asam benzalsulfonat dan air., dimana dalam

percobaan ditunjukan dengan berubahnya warna larutan menjadi bening yang awalnya terdapat

endapan warna putih yang merupakan asam benzaot dan larut setelah penambahan H2SO4. Anilin

dan asam benzaot sukar larut dalam air, anilin bersifat basa lemah dan merupakan zat yang tidak

berwarna dan juga dapat bereaksi dengan H2SO4 membentuk anilin moosulfat yang merupakan

asam nitrat yang berwarna, sedangkan asam benzoat merupakan asam lemah yang merupakan

asam aromatik. Pada dasar tabung terbentuk endapan putih dan endapan coklat pada bagian atas.

Endapan tersebut berasal adri anilin yang memadat.

44

Page 45: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

Pada uhi senyawa aromatis adalah reaksi antara asam benzoat dengan H2SO4 pekat

berasap, dari campuran ini didapat bahwa asam benzoat larut dalam asam sulfat (H2SO4) pekat

berasap walaupun sebelum larut terdapat bulir-bulir yang lama kelamaan semakin menghilang

dan hasil percobaan ini merupakan reaksi sulfonasi yaitu hasilnya berupa asam benzena sulfonat.

Pada percobaan selanjutnya adalah percampuran antara atau mereaksikan senyawa aroatis

yaitu anilin, asam benzoat, dan benzena dengan kloroform (CHCl3) dan serbuk anhidrat.

Pada percobaan pertam yaitu benzena dengan kloroform sebagai mana yang kita ketahui

warna awal dari benzena yaitu bening dan setelah ditambahkan denga kloroform warnanyapun

tidak berubah yaitu tetap bening, namun setelah ditambahkan dengan serbuk anhidrat warna

arutan menjadi agak keruh dan pada dinding tabung reaksi terdapat kristal-kristal berwarna putih,

yang menandakan terbentuknya senyawa baru. Pada percobaan selanjutnya tetapi masih dalam

percobaan senyawa aromatis dengan kloroform, yaitu mereaksikan anilin dengan kloform,

sebelum anilin dicampurkan dengan kloroform warna larutan anilin adalah coklat dan setelah

dicampurkan dicampurkan dengan kloroform semakin coklat, larutan ditambah lagi dengan

serbuk AlCl3 anhidrat, warna larutan menjadi semakin pekat selain itu terbentuk kristal berwarna

coklat kemerahan. Dalam percobaan ini anilin terjadi suatu proses yaitu suatu gugus amino akan

bereaksi dengan asam lewis yang kemudian akan membentuk senyawa kompleks, oleh sebab itu

lah larutan semakin pekat. Tabung reaksi selanjutnya yaitu asam benzoat dengan kloroform

(CHCl3) dan juga penambahan anhidrat. Campuran dari asam benzoat dengan kloroform (CHCl3)

menghasilkan warna larutan bening/jenuh. Namun, setelah ditambahkan denga anhidrat(AlCl3),

warna larutan menjadi keruh dan pada dinding tabung reaksi terbetuk kristal-kristal berwarna

putih, alasan sari berubahnya warna laruatn di atas hamir sama denga reaksi pada benzena +

CHCl3 + AlCl3 yaitu adanya reaksi kimia dan terbentuknya senyawa baru. Reaksi yang

menggunakan pereaksi kloroform (CHCl3I dan serbuk anhidrat (AlCl3) merupakan reaksi alkilasi.

Alkilasi benzena merupakan substitusi sebuah gugus alkil untuk sebuah asam hidrogen pada

cincin benzena. Alkilasi dengan alkil halida dan runtutan AlCl3 sebagai katalis sering disebut

dengan alkilasi Friedel-Craft (Fasseden. 2010 : 543).

Pada percobaan terkahir adalah uji gugus fenol, fenol merupakan turunan benzena dengan

gugus –OH yang diikat pada cincinnya. Fenol (C6H5-OH) murni merupakan kristal yang tidak

berwarna, berbau (karbal), antiventik, sedikit larut dalam air dan merupakan asam lenah. Fenol

mudah teroksidasi membentuk senyawa berwarna. Bila dalam molekul fenol tidak terdapat gugus

penyebab timbulnya warna malka senyawanya jika tidaj berwarna. Fenol dapat mengalami reaksi

45

Page 46: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

substitusi elektrofilik. Dalam fenol substitussi terjadi pada posisi orto dan para seperti reaksi

fenol yamng merupakan asam lemah bereaksi dengan basa kuat seperti H2SO4 membentuk garam

yang larut dalam air.

Natrium fenoksida

Cincin benzena fenol bereaksi seolah-olah merupakan gugus penarik elektron cincin

benzena fenol menarik elektron dan gugus –OH dan membentuk oksigen yang bermuatan positif.

Keasaman fenol terutama disebabkan oleh distribusi muatan positif pada fenol yang menyebab

oksigen –OH menjadi lebih positif sebagai hasilnya proton terthan kurang kuat dan fenol dapat

dengan mudah memberikan protonnya untuk membentuk ion fenoksida (Satyojit. 2009 : 192).

Fenol ditambahakan denga larutan fehling, yaitu ion-ion tembaga kompleks dalam lautan

basa, adanya basa pada fenol ini dapat kita ketahui pada perubahan warna. Ketika direaksikan

dengan fehling A, terjadi 2 fase, fase atas berwarna merah dan fase bawah berwarna biru,

sedangkan dicampurkan dengan fehling B, fenol yang tadiya berwarna hijau muda berubah

menjadi biru dan terbentuk gel/endapan. Kemudian campuran ini dipaaskan dengan tujuan

mempercepat reaksi agar suhunya meningkat. Pada saat pemanasan, terjadi letupan-letupan kecil

dan fasenya yang tadin terpisah sekarang menjadi bercapmpur. Perlakuan yang sama dilakukan

pada resorsinol, ketika dicampurkan dengan fehling B, terdapat endapan. Pada saat pemansan

warna berubah menjadi hijau lumut dan endapan yang terdapat di dasar tabung mulai melebur

selain itu terlihat asap yang keluar dari tabung. Seharusnya pada saat resorsinol dipanaskan

endapannya, namun pada percobaan ini berbanding terbalik dengan teotinya.

Pada percobaan reaksi FeCl3- piridin dan reaksi almen walupun percobaan ini tidak

dilakukan dalam praktikum tetapi akan dibahas secara garis besar. Saat resorsinol ditambahkan

dengan FeCl3 warna larutan menjadi ungu tua, sedangkan pada fenol warna larutannya ungu

muda. Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa semakin anyak gugus hidroksi yang terikat pada

benzena maka semakin pekat warna larutan saat setelah penambahan feCl3. Percobaan yang

terakhir adalah percobaan almen , fenol dan resorsinol ditambahakan dengan pereaksi millon

merupak reaksi pada identifikasi fenol. Pereaksi millon merupakan campuran dari raksa (I) nitrat

dan untuk mengidentifikasikan protein. Perekasi ini positif untuk protein yang mengandung asam

amino dengan gugus samping senyawa fenol. Hal ini dapat terjadi karena terjadinya reaksi antara

46

Page 47: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

senyawa raksa (II) dengan gugus hidroksi fenil membentuk senyawa berwarna sehingga pereaksi

ini digunakan untuk mengidentifikasikan andanya fenil polivalen (bresnick. 2004 : 152).

H. KESIMPULAN

- Benzena merupak senyawa golongan aromatik yang paling sederhana.

- Benzena dan turunannya sukar larut dalam air da dapat larut pada pelarut organik.

- Benzena dan turunannya dapat mengalami reaksi substitusi elektrofil yang dapat mengikat

elektron n pada cincin benzena.

- Benzena dan turunannya mengalami reaksi sulfonasi yaitu bereaksi dengan H2SO4

membentuk asam sulfonatnya dan air. Benzena juga bereaksi dengan CHCl3 yang

merupakan reaksi Friedehl-Craft yang menghasilkan produknya berupa alkilbenzena

dengan hasil sampng HCl.

- Fenol dan resorsinaol dapat di uji keberadaannya dengan fehling yang membentuk ion

fenoksida yang berwarna merah bata.

- Fenol mengikat gugus –OH sedangkan resorsinol mengikat 2 gugus –OH padaq cincin

benzena.

- Adanya basa fenol diketahui dengan perubahan warna larutan.

47

Page 48: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Santoso. Jasni . 2003 . Daya Tahan Garis Rekat LRF Pada Kayu Lamina Manii Terhadapa Serangan Rayap Kayu Kering. Jakarta : LIPI.

Baharuddin. Dkk. 2003. Penentuan Rasio Ca/Mg Optimum Pada Proses Pemurnian Garam Dapur. Pekanbaru : Universitas Riau.

Bernerd. 2003. Metode Pemisahan dan PemurnianZat Cair. Tangerang : PT. Rineka Cipta.Bresnick, Stephen D. 2004. Intisari Kimia Organik.Jakarta : Hipokrates.Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar dan konsep Inti Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga.Day, Underwood. 2002. Analisis Kima Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.Farker, Satyajit D. 2007. Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi Bahan Kimia Organik, Alam, Dan

Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.Fasseden, Fasseden J. 2010. Kimia Organik I. Tangerang : Bina Rupa Aksara.Hart. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.Haryati, Boybul. 2009. Analisis Unsur Pengotor Fe, Cr, dan Ni Dalam Larutan Uranil Nitrat

Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom. Yogyakrta : Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN.

Keenan, Charles. Dkk. 2005. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.Majid, Amran Ab. dkk.2008. Analisis nsur dan Keradioaktifan dalam Sampel Sendimen Tasik Chini.

Malaysia : Universitas Kebangsaan Malaysia. Parlan, wahyudi. 2005. Kimia Organik I. Malang : UM Press.Siti, Nurhasanah. Dkk. 2004. Pemisahan Eugenol Dari Minyak Cengkeh Dengan Cara Distilasi

Fraksinasi. Bandung : Universitas Padjajaran.Sugiarto, Kristian handoyo. 2001. Dasar-dasar Kimia Anorganik Nonlogam. Yogyakarta : UNY

Press.Suhaimi, Bakar abu . 2004 . Factors Affecting Ultimate Strenght of Solid and Glulam Timber Beams.

Malaysia : UTM.Sunardi . 2006 . 116 Unsur Kimia. Bandung : Yrama widya.Tim Pengasuh Kimia Organik I. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia Organik I. Mataram : Universitas

Mataram.Wijdoseno, Djainuddin. 2005. Pengaruh Penambahan Adiktif Oktan Booster AOB-17 Sampai AOB-

31 Terhadap Perubahan Angka Oktan dan Sifat Fisika Kimia bensin Premium 88. Jakarta : Universitas Indonesia.

Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yagyakarta : UNY Press.Yunus, Darwin. 2006. Pengaruh Waktu Irridiasi dan Laju Air Terhadap Degradasi Fotokatalistik

Larutan Asam Benzoat Dengan Titanium Dioksida (TiO2) Sebagai katalis. Medan : Universitas Sumatera Utara.

48

Page 49: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

49

Page 50: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

50

Page 51: 45088625-Laporan-Tetap-Kimia-Organik-i-Syukwan (1)

51