71194259 Askep Ns Marni

56
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Nefrotik adalah Status klinis yang ditandai dengan peningkatan permeabilitas membran glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein urinaris yang massif (Donna L.Wong,2009) Sindrom Nefrotik merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh injuri glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik; proteinuria, hipoproteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema (Suriadi dan Rita Yuliani, 2008). Sindrom nefrotik (SN) merupakan sekumpulan gejala yang terdiri dari proteinuria massif (lebih dari 50 mg/kgBB/24 jam), hipoalbuminemia (kurang dari 2,5 gram/100 ml) yang disertai atau tidak disertai dengan edema dan hiperkolesterolemia. (Rauf, 2002). Pada tahun 1905 Friedrich Muller menggunakan istilah nefrosis untuk membedakan degenerasi lemak tubulus dengan glomerulus. Namun istilah nefrosis sekarang tidak dipakai lagi. Tahun 1913 Munk melaporkan adanya butir-butir lipoid (Lipoid droplets) dalam sedimen urin pasien dengan “nefritis parenkimatosa kronik”. Kelainan ini ditemukan

Transcript of 71194259 Askep Ns Marni

Page 1: 71194259 Askep Ns Marni

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sindrom Nefrotik adalah Status klinis yang ditandai dengan peningkatan

permeabilitas membran glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan

protein urinaris yang massif (Donna L.Wong,2009)

Sindrom Nefrotik merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh injuri

glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik; proteinuria, hipoproteinuria,

hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema (Suriadi dan Rita Yuliani, 2008).

Sindrom nefrotik (SN) merupakan sekumpulan gejala yang terdiri dari proteinuria

massif (lebih dari 50 mg/kgBB/24 jam), hipoalbuminemia (kurang dari 2,5 gram/100

ml) yang disertai atau tidak disertai dengan edema dan hiperkolesterolemia. (Rauf,

2002).

Pada tahun 1905 Friedrich Muller menggunakan istilah nefrosis untuk

membedakan degenerasi lemak tubulus dengan glomerulus. Namun istilah nefrosis

sekarang tidak dipakai lagi. Tahun 1913 Munk melaporkan adanya butir-butir lipoid

(Lipoid droplets) dalam sedimen urin pasien dengan “nefritis parenkimatosa kronik”.

Kelainan ini ditemukan terutama atas dasar adanya lues dan diberikan istilah nefrosis

lipoid. Istilah sindrom nefrotik (SN) kemudian digunakan untuk menggantikan istilah

terdahulu yang menunjukkan suatu keadaan klinik dan laboratorik tanpa

menunjukkan satu penyakit yang mendasari.

Sampai abad ke-20 morbiditas SN pada anak masih tinggi, yaitu melebihi

50%. Pasien-pasien ini dirawat dalam jangka waktu lama karena edema anasarka

disertai dengan ulserasi dan infeksi kulit. Dengan ditemukannya obat-obat

sulfonamide dan penisilin pada tahun 1940 dan dipakainya hormone

adrenokortikotropik (ACTH) dan kortikosteroid pada tahun 1950, mortalitas penyakit

ini diperkirakan mencapai 67% yang sering disebabkan oleh komplikasi peritonitis

Page 2: 71194259 Askep Ns Marni

dan sepsis dan pada decade berikutnya mortalitas menurun sampai + 40%. Angka

kematian menurun lagi mencapai 35% setelah obat penisilin mulai digunakan

padatahun1946-1950.

Dengan pemakaian ACTH atau kortison pada awal 1950-an untuk mengatasi

edema dan mengurangi kerentanan terhadap infeksi, angka kematian menurun

mencapai 20%. Schwartz dan kawan-kawan melaporkan angka mortalitas 23% 15

tahun setelah awitan penyakit. Di antara pasien SN yang selamat dari infeksi

sebeelum era sulfonamide umumnya kematian pada periode ini disebabkan oleh gagal

ginjal kronik (NefrologiAnak:350).

Berdasarkan latarbelakang dan judul asuhan keperawatan diatas dapan di

identifikasikan masalah keperawatan Nefrotik Syndrom mulai dari pengkajian,

riwayat kesehatan, pola fungsional, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboraturium

yang berguna untuk menunjang dalam pemberian asuhan keperawatan. Asuhan

keperawatan ditentukan berdasarkan data fokus yang diperoleh dari keluhan-keluhan

yang dirasakan oleh pasien dan keluarga. Dari keluhan yang daopat digunakan untuk

menentukan prioritas masalah keperawatan yang muncul, menentukan intervensi,

implementasi keperawatan dan mengevaluasi asuha keperawatan yang diberikan.

1.2 Tujuan

Adapan tujuan penulisan makalah ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus

1.1.1 Tujuan Umum

Mampu melakukan asuhan keperawatan pada An.“M” dengan gangguan

sistem perkemihan (Nefrotik Syndrom).

Page 3: 71194259 Askep Ns Marni

1.1.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada An.“M” dengan gangguan sistem

perkemihan (Nefrotik Syndrom).

b. Mampu dalam menentukan rumusan diagnosa keperawatan pada An.“M”

dengan gangguan sistem perkemihan (Nefrotik Syndrom).

c. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada An.“M” dengan

gangguan sistem perkemihan (Nefrotik Syndrom).

d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada An.”M” dengan

gangguan sistem perkemihan (Nefrotik Syndrom)

e. Mampu melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada An.“M” dengan

gangguan sistem perkemihan (Nefrorik Syndrom).

1.2 Waktu

Asuhan Keperawatan dilaksanakan mulai dari tanggal 28 Desember.

1.3 Tempat

Asuhan keperawatan dilaksanakan di Ruang Non Infeksi RSUD Palembang

BARI tahun 2010.

Page 4: 71194259 Askep Ns Marni

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PROFIL RSUD PALEMBANG BARI

2.1.1 Selayang Pandang

Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI merupakan unsur penunjang

pemerintah daerah di bidang pelayanan kesehatan yang merupakan satu – satunya

rumah sakit umum milik pemerintah kota Palembang. Rumah Sakit Umum Daerah

Kecamatan Seberang Ulu, dan berdiri di atas tanah seluas 4,5 H.

Bangunan berada lebih kurang 800 meter dari jalan raya jurusan Kertapati.

Sejak tahun 2001 dibuat jalan alternatif dari jalan jakabaring menuju RSUD

Palembang BARI. Saat ini sedang diupayakan pembangunan jalan langsung menuju

RSUD Palembang BARI dari jalan poros Jakabaring.

2.1.2 Visi, Misi dan Motto

Visi :

Rumah sakit andalan dan terpercaya di Sumatera Selatan.

Misi :

1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu standar perofesi, standar

pelayanan dan standar administrasi.

2. Melaksanakan manajemen administrasi yang efektif dan efisien

Motto

“Anda sembuh, kami puas”

Anda puas, kami bahagia

Page 5: 71194259 Askep Ns Marni

2.1.3 Sejarah

A. Sejarah berdirinya RSUD Palembang Bari

Pada tahun 1985 sampai dengan 1994 RSUD Palembang BARI

merupakan gedung poliklinik/ Puskesmas Panca Usaha.

Pada tanggal 19 Juni 1995 diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI

dengan SK Depkes nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997, tanggal 10

Nopember 1997 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah kelas

C.

Kepmenkes RI Nomor; HK.00.06.2.2.4646 tentang Pemberian status

Akreditas penuh tingkat lanjut kepada Rumah Sakit Umum Daerah

Palembang BARI, tanggal 5 Februari 2008

Kepmenkes RI Nomor 241/MENKES/SK/IV/2009 tentang peningkatan

kelas Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI menjadi kelas B,

tanggal 2 April 2009

Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan

keputusan Walikota Palembang No. 915, B tahun 2008 tentang

Penetapan RSUD Palembang BARI sebagai SKPD Palembang yang

menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara

penuh.

B. Sejarah Pemegang Jabatan Direktur

a. Tahun 1986 s/d 1995: dr. Jane Lidya Tita Hela, sebagai kepala

poliklinik/ Puskesmas Panca Usaha.

Page 6: 71194259 Askep Ns Marni

b. Tanggal 1 Juli 1995 s/d Juni 2000 : dr. H. Eddy Jakarty Monasir, SpOG,

sebagai direktur RSUD Palembang BARI.

c. Bulan Juli 2000 s/d November 2000 pelaksana tugas : dr. M. Faisal

Soleh, SpPb.

d. Tanggal 14 November 2000 s/d sekarang dr. Hj. Indah Puspita, MARS

sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.

2.1.4 Fasilitas dan Pelayanan

a. Fasilitas

Instalasi Rawat darurat (IRD) 24 jam

Farmasi/ Apotek 24 jam

Rawat Jalan/ Poliklinik spesialis

Bedah Sentral

Central Sterilized Suplay Departement (CSSD)

Rehabiliti Medik

Radiologi

Loboratorium klinik

Patologi Anatomi

Bank Darah

b. Pelayanan Rawat Jalan

1. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam

2. Poliklinik Spesialis Badah

3. Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan

4. Poliklinik Spesialis Anak

Page 7: 71194259 Askep Ns Marni

5. Poliklinik Spesialis Mata

6. Poliklinik Spesialis THT

7. Poliklinik Spesialis Syaraf

8. Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin

9. Poliklinik Spesialis Jiwa

10. Poliklinik Spesialis Rehabilitasi Medik

11. Poliklinik Jantung

12. Poliklinik Gigi

13. Poliklinik Akupuntur

14. Poliklinik Psikologi

15. Poliklinik HIV AIDS

16. Poliklinik Rawat inap

- Laki-laki

- Perempuan

- Non Infeksi

- Perawatan bedah

- Zaal Anak

- Kebidanan

2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Konsep Dasar Nefrotik Syndrom

1. Definisi Nefrotik Syndrom

Nefrotik Syndrom ditandai oleh proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema

dan hiperlipidemia. ( Mansjoer Arif, dkk. 2008).

Penyakit ini terjadi tiba-tiba, terutama pada anak-anak. Biasanya berupa

oliguria dengan urin berwarna gelap, atau urin yang kental akibat proteinuria berat

( Mansjoer Arif, dkk. 1999).

Page 8: 71194259 Askep Ns Marni

Nephrotic Syndrome merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh

adanya injury glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik : proteinuria,

hypoproteinuria, hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema (Suryadi, 2001).

2. Etiologi

Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis ditandai oleh:

- Peningkatan protein dalam urin secara bermakna (proteinuria)

- Penurunan albumin dalam darah

- Edema

- Serum cholesterol yang tinggi (hiperlipidemia)

Tanda – tanda tersebut dijumpai disetiap kondisi yang sangat merusak

membran kapiler glomerulus dan menyebabkan peningkatan permeabilitas

glomerulus (Sukiane, 2002).

3. Klasifikasi

Whaley dan Wong (1999 : 1385) membagi tipe-tipe sindrom nefrotik:

1. Sindrom Nefrotik Lesi Minimal ( MCNS : minimal change nephrotic

syndrome).

Kondisi yang sering menyebabkan sindrom nefrotik pada anak usia

sekolah. Anak dengan sindrom nefrotik ini, pada biopsi ginjalnya terlihat

hampir normal bila dilihat dengan mikroskop cahaya.

2. Sindrom Nefrotik Sekunder

Terjadi selama perjalanan penyakit vaskuler seperti lupus eritematosus

sistemik, purpura anafilaktik, glomerulonefritis, infeksi system

endokarditis, bakterialis dan neoplasma limfoproliferatif.

Page 9: 71194259 Askep Ns Marni

3. Sindrom Nefrotik Kongenital

Factor herediter sindrom nefrotik disebabkan oleh gen resesif autosomal.

Bayi yang terkena sindrom nefrotik, usia gestasinya pendek dan gejala

awalnya adalah edema dan proteinuria. Penyakit ini resisten terhadap

semua pengobatan dan kematian dapat terjadi pada tahun-yahun pertama

kehidupan bayi jika tidak dilakukan dialysis.

4. Patofisiologi

Kelainan yang terjadi pada sindrom nefrotik yang paling utama adalah

proteinuria sedangkan yang lain dianggap sebagai manifestasi sekunder. Kelainan ini

disebabkan oleh karena kenaikan permeabilitas dinding kapiler glomerulus yang

sebabnya belum diketahui yang terkait dengan hilannya muatan negative gliko

protein dalam dinding kapiler. Pada sindrom nefrotik keluarnya protein terdiri atas

campuran albumin dan protein yang sebelumnya terjadi filtrasi protein didalam

tubulus terlalu banyak akibat dari kebocoran glomerolus dan akhirnya diekskresikan

dalam urin. (Husein A Latas, 2002 : 383).

Pada sindrom nefrotik protein hilang lebih dari 2 gram perhari yang terutama

terdiri dari albumin yang mengakibatkan hipoalbuminemia, pada umumnya edema

muncul bila kadar albumin serum turun dibawah 2,5 gram/dl. Mekanisme edema

belum diketahui secara fisiologi tetapi kemungkinan edema terjadi karena penurunan

tekanan onkotik/ osmotic intravaskuler yang memungkinkan cairan menembus

keruang intertisial, hal ini disebabkan oleh karena hipoalbuminemia. Keluarnya

cairan keruang intertisial menyebabkan edema yang diakibatkan pergeseran cairan.

(Silvia A Price, 1995: 833).

Akibat dari pergeseran cairan ini volume plasma total dan volume darah arteri

menurun dibandingkan dengan volume sirkulasi efektif, sehingga mengakibatkan

penurunan volume intravaskuler yang mengakibatkan menurunnya tekanan perfusi

Page 10: 71194259 Askep Ns Marni

ginjal. Hal ini mengaktifkan system rennin angiotensin yang akan meningkatkan

konstriksi pembuluh darah dan juga akan mengakibatkan rangsangan pada reseptor

volume atrium yang akan merangsang peningkatan aldosteron yang merangsang

reabsorbsi natrium ditubulus distal dan merangsang pelepasan hormone anti diuretic

yang meningkatkan reabsorbsi air dalam duktus kolektifus. Hal ini mengakibatkan

peningkatan volume plasma tetapi karena onkotik plasma berkurang natrium dan air

yang direabsorbsi akan memperberat edema. (Husein A Latas, 2002: 383).

Stimulasi renis angiotensin, aktivasi aldosteron dan anti diuretic hormone

akan mengaktifasi terjadinya hipertensi. Pada sindrom nefrotik kadar kolesterol,

trigliserid, dan lipoprotein serum meningkat yang disebabkan oleh hipoproteinemia

yang merangsang sintesis protein menyeluruh dalam hati, dan terjadinya katabolisme

lemak yang menurun karena penurunan kadar lipoprotein lipase plasma. Hal ini dapat

menyebabkan arteriosclerosis. (Husein A Latas, 2002: 383).

5. Manifestasi Klinis

Gejala utama yang ditemukan adalah :

- Proteinuria > 3,5 g/hari pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/hari pada anak-

anak.

- Hipoalbuminemia < 30 g/l.

- Edema generalisata. Edema terutama jelas pada kaki, namun dapat

ditemukan edema muka, ascxites dan efusi pleura.

- Anorexia

- Fatique

- Nyeri abdomen

- Berat badan meningkat

- Hiperlipidemia, umumnya ditemukan hiperkolesterolemia.

- Hiperkoagualabilitas, yang akan meningkatkan resiko trombosis vena dan

arteri.

Page 11: 71194259 Askep Ns Marni

6. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

1. Urine

Volume biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (fase oliguria). Warna

urine kotor, sediment kecoklatan menunjukkan adanya darah,

hemoglobin, mioglobin, porfirin.

2. Darah

Hemoglobin menurun karena adanya anemia. Hematokrit menurun.

Natrium biasanya meningkat, tetapi dapat bervariasi. Kalium meningkat

sehubungan dengan retensi seiring dengan perpindahan seluler (asidosis)

atau pengeluaran jaringan (hemolisis sel darah merah). Klorida, fsfat dan

magnesium meningkat.

2. Biosi ginjal dilakukan untuk memperkuat diagnosa.

7. Komplikasi 

- Infeksi (akibat defisiensi respon imun)

- Tromboembolisme (terutama vena renal)

- Emboli pulmo

Page 12: 71194259 Askep Ns Marni

- Peningkatan terjadinya aterosklerosis

- Hypovolemia

- Hilangnya protein dalam urin

- Dehidrasi

8. Penatalaksanaan Terapeutik

- Diet tinggi protein, diet rendah natrium jika edema berat

- Pembatasan sodium jika anak hipertensi

- Antibiotik untuk mencegah infeksi

- Terapi diuretik sesuai program

- Terapi albumin jika intake anak dan output urin kurang

- Terapi prednison dgn dosis 2 mg/kg/hari sesuai program

2.2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1. Lakukan pengkajian fisik, termasuk pengkajian luasnya edema.

2. Kaji riwayat kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan adanya

peningkatan berat badan dan kegagalan fungsi ginjal.

3. Observasi adanya manifestasi dari Sindrom nefrotik : Kenaikan berat badan,

edema, bengkak pada wajah ( khususnya di sekitar mata yang timbul pada saat

bangun pagi , berkurang di siang hari ), pembengkakan abdomen (asites),

kesulitan nafas ( efusi pleura ), pucat pada kulit, mudah lelah, perubahan pada

urin ( peningkatan volum, urin berbusa ).

Page 13: 71194259 Askep Ns Marni

4. Pengkajian diagnostik meliputi meliputi analisa urin untuk protein, dan sel

darah merah, analisa darah untuk serum protein ( total albumin/globulin ratio,

kolesterol ) jumlah darah, serum sodium.

5. Riwayat dan Keadaan umum :

5.1 Identitas anak: nama, usia, alamat, telp, tingkat pendidikan, dll.

5.2 Riwayat kesehatan yang lalu: pernahkah sebelumnya anak sakit seperti ini?

5.3 Riwayat kelahiran, tumbuh kembang, penyakit anak yang sering dialami, imunisasi, hospitalisasi sebelumnya, alergi dan pengobatan.

5.4 Pola kebiasaan sehari – hari : pola makan dan minum, pola kebersihan, pola istirahat tidur, aktivitas atau bermain, dan pola eliminasi.

5.5 Riwayat penyakit saat ini:

2. Keluhan utama

3. Alasan masuk rumah sakit

4. Faktor pencetus

5. Lamanya sakit

6. Pengkajian sistem

6.1 Pengkajian umum : TTV, BB, TB, lingkar kepala, lingkar dada (terkait dgn

edema ).

6.2 Sistem kardiovaskuler : irama dan kualitas nadi, bunyi jantung, ada tidaknya

cyanosis, diaphoresis.

6.3 Sistem pernafasan : kaji pola bernafas, adakah wheezing atau ronki, retraksi

dada, cuping hidung.

6.4 Sistem persarafan : tingkat kesadaran, tingkah laku ( mood, kemampuan

intelektual,proses pikir ), sesuaikah dgn tumbang? Kaji pula fungsi sensori,

fungsi pergerakan dan fungsi pupil.

Page 14: 71194259 Askep Ns Marni

6.5 Sistem gastrointestinal : auskultasi bising usus, palpasi adanya hepatomegali /

splenomegali, adakah mual, muntah. Kaji kebiasaan buang air besar.

6.6 Sistem perkemihan : kaji frekuensi buang air kecil, warna dan jumlahnya.

7. Pengkajian keluarga

- Anggota keluarga

- Pola komunikasi

- Pola interaksi

- Pendidikan dan pekerjaan

- Kebudayaan dan keyakinan

- Fungsi keluarga dan hubungan

b. Diagnosa Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein sekunder

terhadap peningkatan permiabilitas glomerulus.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi

sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun.

c. Perencanaan Keperawatan

a) Kelebihan volume cairan

berhubungan dengan hipoalbuminemia.

Tujuan : Volume cairan tubuh akan seimbang dengan kriteria hasil

penurunan edema, ascites, kadar protein darah meningkat, output

urine adekuat 600 – 700 ml/hari, tekanan darah dan nadi dalam

batas normal.

Page 15: 71194259 Askep Ns Marni

Tabel 1.1

Intervensi Rasional

1. Catat intake dan output secara

akurat

2. Kaji dan catat tekanan darah,

pembesaran abdomen, BJ urine

3. Timbang berat badan tiap hari

dalam skala yang sama

4. Berikan cairan secara hati-hati dan

diet rendah garam.

5. Diet protein 1-2 gr/kg BB/hari.

Evaluasi harian keberhasilan terapi

dan dasar penentuan tindakan

Tekanan darah dan BJ urine dapat

menjadi indikator regimen terapi

Estimasi penurunan edema tubuh

Mencegah edema bertambah berat

Pembatasan protein bertujuan untuk

meringankan beban kerja hepar dan

mencegah bertamabah rusaknya

hemdinamik ginjal.

b) Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder terhadap kehilangan

protein dan penurunan napsu makan.

Tujuan : kebutuhan nutrisi akan terpenuhi dengan kriteria hasil napsu makan

baik, tidak terjadi hipoprtoeinemia, porsi makan yang dihidangkan

dihabiskan, edema dan ascites tidak ada.

Tabel 1.2

Intervensi Rasional

1.

akurat

2.

Monitoring asupan nutrisi bagi

tubuh

Gangguan nuirisi dapat terjadi

Page 16: 71194259 Askep Ns Marni

diare.

3.

diet yang cukup

secara perlahan. Diare sebagai reaksi

edema intestinal

Mencegah status nutrisi menjadi

lebih buruk

c) Resiko tinggi infeksi

berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun.

Tujuan: tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil tanda-tanda infeksi tidak

ada, tanda vital dalam batas normal, ada perubahan perilaku keluarga dalam

melakukan perawatan.

Tabel 1.3

Intervensi Rasional

1.

terkena infeksi melalui pembatasan

pengunjung.

2.

3.

tindakan.

4.

Meminimalkan masuknya organisme

Mencegah terjadinya infeksi

nosokomial

Mencegah terjadinya infeksi

nosokomial

Membatasi masuknya bakteri ke

dalam tubuh. Deteksi dini adanya

infeksi dapat mencegah sepsis.

Page 17: 71194259 Askep Ns Marni

d. Evaluasi

Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan. Semua tahap proses

keperawatan (diagnose, tujuan, intervensi) harus dievaluasi. Hasil yang diharapkan

pada tahap evaluasi adalah :

- Klien menunjukkan tanda – tanda kebutuhan nutrisi terpenuhi

- Klien menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan

- Klien tidak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan

- Klien dapat melakukan aktifitas sesuai dengan kondisi fisik dan tingkat

perkembangan klien

- Klien akan menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal

(Suriadi, dkk. 1999)

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

a. Identitas Klien

Nama : An.”M”

Umur : 14 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Alamat : Jln. Ahmad Bastasi Palembang

Tanggal MRS : 23 Desember 2010

Page 18: 71194259 Askep Ns Marni

Tanggal Pengkajian : 25 Desember 2010

No. Med. Record : 36.24.38

Diagnose Medis : Nefrotik Syndrom

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn.”A”

Umur : 46 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Alamat : Jln. Ahmad Bastasi Palembang

Hub. Dg klien : Anak Klien

3.1 RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan Utama.

Mengeluh bengkak seluruh tubuh dan gatal pada kulit,mual, muntah, sesak,

BAK sedikit.

b. Riwayat Penyakit Dahulu.

Klie sudah pernah dirawat di RS karena penyakit yang serupa

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh sembab diseluruh

tubuhnya dimulai dari kelopak mata dan di pagi hari kemudian seluruh tubuh

gatal dikulit dan bengkak bertambah sejak kurang lebih satu minggu sebelum

masuk rumah sakit.

d. Riwayat Psikologis

Page 19: 71194259 Askep Ns Marni

Klien Merasa tenang dan menjalin hubungan baik dengan keluarganya.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang diderita klien.

POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI

NO Aktivitas SEBELUM MASUK RS SELAMA MASUK RS1. Pola Nutrisi

a. Makan

FrekuensiJenis

masalah

b. Minum

FrekuensiJenismasalah

3x sehariNasi + Lauk + Sayur-

±4- 6 gelas / hariAir putihGelas beling-

1x sehariTkTpTidak nafsu makan

±3/hariAir putihGelas beling

2. Pola Eliminasia. BAB

Frekuensi

Konsistensi

b BAK Frekuensi

Warna

Masalah

2x sehari

Padat

±3-5 x sehari

Kuning jernih

-

1x sehari

padat

± 1x sehari

Kuning Pekat

Sempat tidak bisa BAK

3. Pola istirahat

Masalah

Tidur siang ± 1 jam, malam ±7 jam-

Tidur malam ±5 jam

Susah tidur

4. Pola aktivitas

Masalah

Melakukan aktifitas secara mandiri, letih, kram otot, kesemutan.-

Melakukan aktivitas dibantu orang lain,letih, kram otot dan kesemutan.Susah beraktivitas

Page 20: 71194259 Askep Ns Marni

5. Pola hygiene :MandiSikat gigiMasalah

2x/ hari2x/hari-

1x/hari1x/ hari-

1.2 PEMERIKSAAN KLINIK

Keadaan umum : Sedang

Kesadaran : Composmentis

Berat Badan : 50 kg

Tinggi Badan : 153 cm

Tanda – Tanda Vital

TD :110/80

Nadi :88/menit

Temperatur : 36.5 o C

RR : 22 x/menit

Keadaan khusus

1. Kepala : Rambut; Hitam,

simetris, kebersihan ;terjaga

2. Mata :

Bentuk; simetris, konjungtiva ;tidak anemis,pupil ;

isokor

3. Hidung : bentuk;

simetris, secret; tidak ada, kebersihan; cukup,

Penciuman; baik.

4. Telinga :

Simetris, tidak ada kotoran, pendengaran; baik.

Page 21: 71194259 Askep Ns Marni

5. Mulut :

Bibir; tidak pecah-pecah, tidak ada lesi, lidah; tidak

kotor, gigi; tidak ada caries.

6. Ekstremitas Atas :

Terdapat Odema pada tangan dan leher

7. Ekstremitas Bawah :

Terdapat Odema pada kaki

1.3 THERAPY

- IVFD RL: D5% gtt XV

- Diet NB 40gr Protein

- Furesamid 2x1

- Metil . P 3x4

- Neurodex 1x1

B. ANALISA DATA

Data Etiologi MasalahSubyektif :

- Klien mengeluh bagian tubuh nya membengkak mulai dari leher, tangan, tubuh, hingga kaki nya.

Obyekif :edema ekstremitas atas

dan bawah, muka

sembab,

ascites,venaabdomen

Kelainan-kelainan glomerulus

Albuminuria

Hipoalbuminemia

Tekanan onkotik koloid plasma menurun

Volume plasma meningkat

Kelebihan volume cairan

tubuh

Page 22: 71194259 Askep Ns Marni

menonjol, albumin 0,87

g/dl, protein urine 75

mg/dl (positif) dan

roncii pada paru kiri

dan kanan.

Retensi natrium renal meningkat

Edema

Kelebihan volume cairan

Subyektif :- klien mengeluh 2 hari

SMRS klien tidak mau

makan, mual dan

mengeluh perut sakit

Obyektif :status gizi 88,9% (gizi

kurang), edema, ascites,

albumin 0,87 g/dl, klien

hanya mau makan

satusendok makan.

Hipoalbuminemia

Sisntesa pritein hepar meningkat

Hiperlipidemia

Malnutrisi

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Subyektif :Klien mengatakan pernah

menderita sakit yang

sama.

Obyektif :nadi 114 X/menit, suhu

36,5 0C,RR 28 x/menit,

dan edema,status gizi

menurun

Penyakti autoimun

Kelainan glomerulus

Imunitas menurun

Infeksi meningkat

Resiko tinggi infeksi

Prioritas Masalah

- Kelebihan volume cairan

Page 23: 71194259 Askep Ns Marni

- Gangguan pemenuhan nutrisi

- Resiko tinggi infeksi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kelebihan volumecairan berhubungan dengan hipoalbuminemia

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi

sekunder dari katabolisme protein.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas yang menurun

D. RENCANA KEPERAWATAN

1. Kelebihan volumecairan berhubungan dengan hipoalbuminemia.

Tujuan : kelebihan volume cairan dapat teratsi setelah 3 hari perawatan dengan kriteria edema, ascites, ronki tidak ada, sembab hilang, peningkatan albumin dan tanda vital dalam batas normal.

Intervensi Rasional1. Timbang berat badan setiap

hari dengan alat yang sama

2. Catat pemasukan dan

pengeluaran carian

3. Monitor nadi dan tekanan

darah

4. Observasi adanya

perubahan edema

Mengawasi status cairan yang baik. Peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/hari diduga ada retensi cairan.

Perlu waktu menentukan fungsi ginjal. Kebutuhan penggantian cairan dan penurunan resiko kelebihan cairan.

Takikardi dan hipertermi dapat terjadi karena kegagalan ginjal untuk mengeluarkana urine.

Edem dapat bertambah terutama pada jaringan yang tergantung. Edema periorbita menunjukkan adanya perpindahan cairan.

Page 24: 71194259 Askep Ns Marni

5. Observasi tingkat

kesadaran, bunyi paru dan

jantung

6. Kolaboratif : diuretik

Dapat menunjukkan adanya perpindahan cairan, akumulasi toksin, ketidak seimbangan elektrolit.

Melebarkan lumen tubular, mengurangi hiperkalemia dan meningkatkan volume urine adekuat.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder

dari katabolisme protein.

Tujuan :

Nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan klien setelah mendapat perawatan 3 hari dengan kriteria edema berkurang atau hilang, albumin dalam batas normal, status gizi baik dna mual tidak ada, porsi makan dihabiskan.

Intervensi Rasional1. Berikan diet rendah garam

dan batasi pemberiana protein 1-2

gr/kg BB/hari

2. Kaji adanya anoreksia,

muntah, diare

3. Catat intake dan output

makanan secara adekuat.

4. Observasi lingkar perut,

bising usus

Mencegah retensi natrium berlebihan dan rusaknya hepar dan hemodinamik ginjal.

Sebagai reaksi adanya edema intstinal.

Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh

Memantau fungi peristaltik usus.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas yang menurun

Tujuan:

Page 25: 71194259 Askep Ns Marni

Setelah mendapat perawatan selama 1 minggu tidak terjadi infeksi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda infeksi, tanda vital dalam batas normal, tidak terjadi phlebitis.

Intervensi Rasional1. Cuci tangan sebelum dan

sesudah perawatan

2. Lakukan tindakan invasif

dengan teknik aseptic.

3. Observasi tanda- tanda vital

Mengurangi resiko terjadi infeksi nosokomial

Mengurangi resiko terjadi infeksi nosokomial

Nadi dan suhu yang meningkat indikator adanya infeksi

E. IMPLEMENTASI dan EVALUASI

Tanggal 25 Desember 2010

1. Diagnosa Keperawatan 1.

Jam Implementasi Evaluasi

09.00

10.00

Mengobservasi edem : tungkai kanan dan

kiri edema, ascites dan edema pada

kelopak mata

Produksi urine 24 jam 150 cc, kuning

pekat

Tanda vital : N 88X/mnt, T 110/80

mmHg, RR 22 X/mnt

Ibu mengatakan kalau bengkaknya belum

berkurang

Pukuil 14.00

S : Ibu mengatakan bengkak

belum menurun

O : Edema periorbital, tungkai

kanan dan kiri serta ascites,

tanda vital N 88 X/mnt, T

110/80 mmHg, RR 22 X/mnt,

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi masih diteruskan.

2. Diagnosa Keperawatan 2.

Jam Implementasi Evaluasi

11.50 Mengobservasi bising usus : meningkat, Pukuil 14.00

Page 26: 71194259 Askep Ns Marni

12.00

asvites, linkgarp erut 57 cm

Klien menangis terus kesakitan pada

perut, P : saatmakan, dipegang, Q : nyeri

sekali saat dipegang, R : seluruh daerah

pereut, S : skala 8-9, T : terus menerus

Tanda vital : N 89X/mnt, T 110/70

mmHg, RR 22 X/mnt

S : ibu menanyakan mengapa

perut bertambah sakit

O : bising usus 40 x/mnt,

distensi, meteorismus, vena

abdomen menonjol, tanda

vital N 87 X/mnt, T 110/70

mmHg, RR 40 X/mnt, klien

masih menangis terus

A : masalah belum teratasi

P : intervensi Dilanjutkan

3. Diagnosa Keperawatan 3.

Jam Implementasi Evaluasi

10.00

12.10

Mendekatkan barang-barang yang biasa

digunakan dan diperlukan klien, seperti

makanan dan minuman.

Melibatkan keluarga klien dalam

pemenuhan aktivitas

Pukuil 14.00

S : ibu mengatakan sakit perut

berkurang

O : Klien tampak tenang dan

nafsu makan muali timbul.

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan.

Page 27: 71194259 Askep Ns Marni

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam makalah ini akan di bahas keperawatan pada klien dengan Nefrotik

Syndrom. Asuhan keperawatan diterapkan secara praktis dengan menggunakan

pengamatan secara langsung pada klien An.”M” di ruangan Perawatan Non Infeksi

RSUD Palembang BARI.

Asuhan Keperawatan tersebut diterapkan sesuai dengan tahap proses

keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan,

implementasi keperawatan dan evaluasi.

4.1 PENGKAJIAN

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan untuk menyimpulkan

data dasar guna menentukan asuhan keperawatan yang akan diberikan. Dalam

penyampaian data penulis menggunakan metode observasi dan pemeriksaan fisik.

Pengkajian dilakukan pada tanggal 25-28 Desember 2010 di Ruang Perawatan Non

Infeksi RSUD Palembang BARI.

4.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan menjelaskan suatu pernyataan tentang status kesehatan

atau masalah actual dan potensial, perawatan mengguanakan proses keperawatan

untuk mengurangi, menghilangkan atau mencegah masalah kesehatan pasien yang

dipertanggungjawabkan.

Diagnosa keperawatan pada klien An.”M” adalah :

1. Kelebihan volumecairan berhubungan dengan hipoalbuminemia

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubugan dengan malnutrisi sekunder

dari katabolisme protein.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas yang menurun

4.3 INTERVENSI KEPERAWATAN

Page 28: 71194259 Askep Ns Marni

Intervensi adalah tahap penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan

dilaksanakan untuk membantu klien dalam mengatasi masalah kesehatannya sesuai

dengan diagnose keperawatan yang telah ditemukan dan diprioritaskan sebelumnya.

Adapun intervensi yang dibuat dalam membantu dalam mengatasi masalah yang

dihadapi oleh klien An.”M” dibuat sesuai Standar Keperawatan.

4.4 IMPLEMANTASI

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana tindakan keperwatan yang

telah ditentukan sebelumnya. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan klien An.”M”

tidak semua implementasi dilakukan karena keterbatasan waktu yang di miliki

penulis.

4.5 EVALUASI

Evaluasi merupakan tahap dimana proses penilaian dicapai meliputi

pencapaian tujuan dan criteria hasil. Pelaksanaan evaluasi didokumentasikan dalam

bentuk catatan perkembangan dengan menggunakan metode SOAP (Subjektif,

Objektif, Assesment, Planning).

BAB V

Page 29: 71194259 Askep Ns Marni

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada penderita stroke di

RSUD Palembang BARI maka penulis mengambil kesimpulan bahwa proses

keperawatan telah dilaksanakan dengan baik mulai dari pengkajian sampai evaluasi

maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

5.1.1 Pengkajian

Pengkajian dilakukan melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik secara

langsung agar data yang di dapat adalah data yang valid dan akurat.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul sebagai masalah adanya data yang

menunjukkan adanya gangguan. Adapun masalah keperawatan yang muncul pada

An“M” dengan kasus Nefrotik Syndrom adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan volumecairan berhubungan dengan hipoalbuminemia

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubugan dengan malnutrisi sekunder

dari katabolisme protein.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas yang menurun

5.1.3 Perencanaan

Pada perencanaan dilakukan berdasarkan sistematis dengan apa yang dilakukan

klien. Rencana ini dibuat sesuai dengan keadaan klien. Penulis dapat bekerja sama

dengan perawat ruangan dalam rencana keperawatan.

5.1.4 Pelaksanaan

Page 30: 71194259 Askep Ns Marni

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang telah direncanakan juga perlu

dilakukan kerjasama yang baik antara klien dan perawat agar pelaksanaan dapat

dilaksanakan secaar berkesinambungan.

5.1.5 Evaluasi

Dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa intervensi pada klien An“M” masih

dilanjutkan.

B. SARAN

5.2.1 Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat meningkatkan lagi perawatan Asuhan Keperawatan di ruangan

perawatan Non Infeksi.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan akademik memberikan bimbingan, pelatihan kepada mahasiswa

terutama dalam praktik pemasangan kateter.

5.2.3 Bagi RSUD Palembang BARI

Bimbingan klinik kepada mahasiswa yang diterima hendaknya tetap

dipertahankan keefektifannya. Dan bila perlu lebih ditingkatkan lagi karena

bentuk bimbingan klinik di RSUD Palembang BARI, khususnya di Ruang

Perawatan Non Infeksi telah sesuai dengan tujuan dari praktek klinik lapangan

mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palembang sehingga kompetensi praktek dapat

tercapai.

Page 31: 71194259 Askep Ns Marni

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, Aziz. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia: Jakarta. EGC

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran: Jakarta. M

Doenges, Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan: Jakarta

http://Askep - Asuhan Keperawatan Nefrotik Syndrom- SNH Blog.com

http://downloads.ziddu.com/downloadfiles/8377454/Pathwaysnefrotiksyndrom.doc

http://keperawatan-gun.blogspot.com/

Page 32: 71194259 Askep Ns Marni
Page 33: 71194259 Askep Ns Marni
Page 34: 71194259 Askep Ns Marni

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An.”M”

DENGAN DIAGNOSA NEFROTIK SYNDROM

DI RUANG NON INFEKSI

RSUD PALEMBANG BARI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

1. AGUS SARWOKO (PO.71.20.1.08.001)

2. AVEL LORA (PO.71.20.1.08.005)

3. APRIANI (PO.71.20.1.08.045)

4. MARTA YULIANI (PO.71.20.1.08.021)

5. PUTRI JAYANTI (PO.71.20.1.08.025)

6. NURAMITA ELAWATI (PO.71.20.1.08.087)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KEPERAWATAN

2010

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

Page 35: 71194259 Askep Ns Marni

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

JL. MERDEKA No.76-78 Palembang telp. (0711) 351081

Judul : Asuhan Keperawatan pada Klien An.”M” Dengan Diagnosa Nefrotik

Syndrom di Ruang Non Infeksi RSUD Palembang BARI

Pembimbing :

No

.

Tanggal/hari Materi Paraf Ket

Page 36: 71194259 Askep Ns Marni
Page 37: 71194259 Askep Ns Marni
Page 38: 71194259 Askep Ns Marni
Page 39: 71194259 Askep Ns Marni
Page 40: 71194259 Askep Ns Marni