84288178-Demensia
-
Upload
justin-golden -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of 84288178-Demensia
-
7/30/2019 84288178-Demensia
1/15
Demensia
1. PENDAHULUAN
Demensia adalah penyakit yang banyak menyerang orang berusia lanjut, makin tua
makin besar kemungkinan terserang demensia. Pada penderita demensia, terjadi gangguan
fungsi intelektualnya, termasuk pula kemampuan mengingat, terutama ingatan jangka pendek
(mudah lupa). Penderita demensia juga sulit berpikir abstrak, sukar mengolah informasi baru
atau mengatasi persoalan. Kepribadian seorang penderita demensia, misalnya respons
emosionalnya, juga bisa berubah. Dalam beberapa kasus alzheimer, gejala itu bisa menjadi
kronis dan progresif sehingga penderita kehilangan seluruh kemampuan intelektualnya. 1,2
Mudah lupa merupakan gejala yang paling sering ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari warga lanjut usia (lansia). Tapi, mudah lupa tak jarang ditemukan pada usia setengah
baya, bahkan umur belia. Mudah lupa memang bisa dianggap gejala wajar atau alamiah.
Tapi, kita tetap harus waspada, sebab mudah lupa (terutama pada usia belia) bisa saja
merupakan stadium awal dari demensia (dementia) atau kepikunan, yang merupakan
gangguan otak akibat penyakit atau kondisi lainnya.
Gangguan fungsi jaringan otak tersebut dapat disebabkan oleh penyakit badaniah
yang terutama mengenai otak (misalnya meningo-ensefalitis, gangguan pembuluh darah otak,
tumor otak, dan sebagainya) atau yang terutama di luar otak atau tengkorak (misalnya tifus,
endometritis, payah jantung, toxemia, kehamilan, intoksikasi, dan sebagainya). 2
Butir klinis penting dari demensia adalah identifikasi sindrom dan pemeriksaan klinis
tentang penyebabnya. Gangguan mungkin progresif atau statis, permanen atau reversibel.
Suatu penyebab dasar selalu diasumsikan, walaupun pada kasus yang jarang adalah tidak
mungkin untuk menentukan penyebab spesifik. 1
Kemungkinan pemulihan (reversibilitas) demensia adalah berhubungan dengan
patologi dasar dan ketersediaan serta penerapan pengobatan yang efektif. Diperkirakan 15%
orang dengan demensia mempunyai penyakit-penyakit yang reversibel jika dokter memulai
pengobatan tepat pada waktunya, sebelum terjadi kerusakan yang ireversibel. 1
2. DEFINISI
-
7/30/2019 84288178-Demensia
2/15
Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit/gangguan otak yang biasanya
bersifat kronis-progresif, dimana terdapat gangguan fungsi kognitif yang multipel tanpa
gangguan kesadara. 1,3
Fungsi kognitif yang dipengaruhi pada demensia adalah intelegensia umum, daya
ingat, daya pikir, orientasi, persepsi, perhatian, daya tangkap (comprehension), berhitung,
kemampuan belajar, berbahasa, daya nilai (judgenent), dan kemampuan sosial. 1,3
3. EPIDEMIOLOGI
Demensia sebenarnya adalah penyakit penuaan. Di antara orang Amerika yang
berusia 65 tahun, kira-kira 5% menderita demensia berat, dan 15% menderita demensia
ringan. Di antara orang Amerika yang berusia 80 tahun, kira-kira 20% menderita demensia
berat. 1
Dari semua pasien dengan demensia, 50 60% menderita demensia tipe Alzheimer,
yang merupakan tipe demensia yang paling sering. Kira-kira 5% dari semua orang yang
mencapai usia 65 tahun menderita demensia tipe Alzheimer, dibanding dengan 15 25% dari
semua orang yang berusia 85 tahun atau lebih. 1
Tipe demensia yang paling sering kedua adalah demensia vaskuler, yang berjumlah
kira-kira 15 30% dari semua kasus demensia. Demensia vaskuler paling sering ditemukan
pada orang yang berusia antara 60 70 tahun dan lebih sering pada laki-laki dibanding
wanita. 1
Masing-masing 1 5% kasus adalah demensia yang berhubungan dengan trauma
kepala, berhubungan dengan alkohol, dan berbagai demensia yang berhubungan dengan
pergerakan (misalnya penyakit Huntington dan penyakit parkinson). 1
4. PENYEBAB
Demensia mempunyai banyak penyebab, tetapi demensia tipe Alzheimer dan
demensia vaskular secara bersama-sama berjumlah sebanyak 75% dari semua kasus.
Penyebab demensia lainnya adalah penyakit Pick, penyakit Creutzfeldt-Jakob, penyakit
Hutington, penyakit Parkinson, hunam immunodeficiency virus (HIV), dan trauma kepala. 1
Pada tabel di bawah ini adalah gangguan/penyakit yang sering menyebabkan demensia.
-
7/30/2019 84288178-Demensia
3/15
Tabel 4.1. Gangguan/Penyakit yang Dapat Menyebabkan Demensia 1,4
Penyakit Parenkima SSP
Penyakit Alzheimer (demensia degeneratif primer)
Penyakit Pick (demensia degeneratif primer)
Korea Huntington
Penyakit Parkinson*
Sklerosis multipel
Gangguan Sistemik
Gangguan endokrin dan metabolik
Penyakit tiroid* atau paratiroid*
Gangguan pituitaria-adrenal*
Keadaan hipoglikemik
Penyakit hati
Ensefalopati hepatik kronik progresif*
Penyakit saluran kemih
Ensefalopati uremik kronik* atau progresif (demensia dialisis)*
Penyakit kardiovaskular
Hipoksia atau anoksia serebra*
Demensia multi-infark*
Aritmia kariak*
-
7/30/2019 84288178-Demensia
4/15
Penyakit radang pembuluh darah*
Penyakit paru
Ensefalopati respiratorik*
Keadaan Defisiensi
Defisiensi sianokobalamin*
Defisiensi asam folat*
Obat dan Toksin
Tumor Intrakranial* dan Trauma Serebri*
Proses Infeksi
Penyakit Creutzfeldt-Jakob*
Meningitis kriptokok* atau Meningitis bakterial kronik*
Neurosifilis*
Tuberkulosis dan meningitis fungi*
Ensefalitis virus
Gangguan terkait dengan HIV atau SIDA (sindrom imunodefisiensi akuistik)
Trauma
Cidera kepala
Demensia pugilistika (punch-drunk syndrome)
Gangguan Aneka Ragam
Degenerasi hepatolentikular*
-
7/30/2019 84288178-Demensia
5/15
Demensia hidrosefalik*
Sarkoidosis*
Hidrosefalus bertekanan normal*
*Keadaan diperlukan untuk pemberian terapeutik spesifik
5. GAMBARAN KLINIS DAN PEDOMAN DIAGNOSTIK
Secara umum gambaran klinis demensia yaitu adanya penurunan kemampuan daya
ingat dan daya pikir, yang sampai mengganggu kegiatan harian seseorang (personal activities
of daily living) seperti mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar dan kecil.
Umumnya disertai, dan ada kalanya diawali, dengan kemerosotan dalam pengendalian emosi,
perilaku sosial, atau motivasi hidup. Pada demensia tidak ditemukan gangguan kesadaran
(clear consciousness) dan gejala serta disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan. 3
Pasien dengan demensia biasanya dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya, polisi atau
pengasuh yang mengeluh bahwa pasien telah berkeliaran, bingung, perilaku yang tidak wajar
(misalnya, memegang dan menyentuh dengan maksud seksual yang tak semestinya, pergi keluar rumah dengan pakaian yang tidak pantas, misalnya memakai baju kaos dan celana dalam
saja), agresif, depresif, cemas. Pasien dengan diagnosis demensia biasanya dibawa masuk ke
UGD karena perubahan perilaku yang mendadak. 4
Demensia harus dibedakan dari proses menua normal. Pada proses menua biasa,
pasien mungkin mengalami gangguan fungsi kognitif, tetapi tidak progresif dan tidak
menyebabkan gangguan fungsi pekerjaan sosial. 4
Sebagai pedoman diagnostik untuk menegakan suatu demensia dan jenisnya adalah tertera di
bawah ini.
Demensia Tipe Alzheimer
Penyakit ini untuk pertama kali diberitakan oleh Alois Alzheimer pada tahun 1906.
Penyakit tipe ini biasanya timbul antara umur 50 60 tahun. Terdapat degenerasi korteks
yang difus pada otak di lapisan-lapisan luar, terutama di daerah frontal dan temporal. 2
-
7/30/2019 84288178-Demensia
6/15
Diagnosis akhir penyakit Alzheimer didasarkan pada pemeriksaan neuropatologi otak;
namun demikian, demensia tipe Alzheimer biasanya didiagnosis dalam lingkungan klinis
setelah penyebab demensia lainnya telah disingkirkan dari pertimbangan diagnostik. 1
Walaupun penyebab demensia tipe Alzheimer masih tidak diketahui, telah terjadi kemajuan
dalam mengerti dasar molekular dari deposit amiloid (gen untuk prekursor amiloid adalah
pada lengan panjang dari kromosom 21) yang merupakan tanda utama neuropatologi
gangguan. Kelainan neurotransmiter juga terjadi pada penyakit ini, terutama asetilkolin dan
norepinefrin, keduanya dihipotesiskan menjadi hipoaktif pada penyakit Alzheimer. Penyebab
potensial lainnya yaitu adanya kelainan dalam pengaturan metabolisme fosfolipid membran
yang mengakibatkan membran yang kekurangan cairanyaitu, lebih kakudibandingkan
normal. 1
Tabel 5.1. Pedoman diagnostik untuk Demensia Tipe Alzheimer3
Terdapatnya gejala demensia.
Onset bertahap (insidousonset) dengan deteriorasi lambat. Osnet biasanya sulit ditentukan
waktunya yang persis, tiba-tiba orang lain sudah menyadari adanya kelainan tersebut.
Dalam perjalanan penyakitnya dapat terjadi suatu taraf yang stabil (plateau) secara nyata.
Tidak adanya bukti klinis atau temuan dari pemeriksaan khusus, yang menyatakan bahwa
kondisi mental itu dapat menimbulkan demensia (misalnya hipotiroidisme, hiperkalsemia,
defisiensi vitamin B12, defisiensi niasin, neurosifilis, hidrosefalus, atau hematom
subdural).
Tidak adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala neurologik kerusakan otak fokal
seperti hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang mata, dan
inkoordinasi yang terjadi dalam masa dini dari gangguan itu (walaupun fenomena ini
dikemudian hari dapat bertumpang tindih).
Kode didasarkan pada tipe onset dan ciri yang menonjol
Dengan onset dini: Demensia yang onsetnya sebelum usia 65 tahun, perkembangan gejala
cepat dan progresif (deteriorasi), adanya riwayat keluarga yang berpenyakit Alzheimermerupakan faktor yang menyokong diagnosis tetapi tidak harus dipenuhi.
-
7/30/2019 84288178-Demensia
7/15
Dengan onset lambat: Sama tersebut di atas, hanya onset sesudah usia 65 tahun dan
perjalanan penyakit yang lamban dan biasanya dengan gangguan daya ingat sebagai
gambaran utamanya.
Dengan tipe tidak khas atau tipe campuran: Yang tidak cocok dengan kedua tipe di atas.
Demensia campuran adalah demensia Alzheimer + vaskular.
Demensia pada penyakit Alzheimer YTT (unspecified).
Demensia Vaskular
Penyebab utama dari demensia vaskular dianggap adalah penyakit vaskular serebral
yang multipel, yang menyebabkan suatu pola gejala demensia. Demensia vaskular paling
sering pada laki-laki, khususnya pada mereka dengan hipertensi yang telah ada sebelumnya
atau faktor resiko kardiovaskuler lainnya.1
Gangguan terutama mengenai pembuluh darah serebral berukurang kecil dan sedang,
yang mengalami infark dan menghasilkan lesi parenkim multipel yang menyebar pada daerah
otak yang luas. Penyebab infark mungkin termasuk oklusi pembuluh darah oleh plak
arteriosklerotik atau tromboemboli dari tempat asal yang jauh.
1
Tabel 5.2. Pedoman diagnostik untuk Demensia Vaskular3
Terdapatnya gejala demensia.
Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya daya ingat,
gangguan daya pikir, gejala neurologis fokal). Daya tilik diri (insight) dan daya nilai
(judgement) secara relatif tetap baik.
Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertai dengan adanya gejala
neurologis fokal, meningkatkan kemungkinan diagnosis demensia vaskular. Pada
beberapa kasus, penetapan hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan CT-Scan atau
pemeriksaan neuropatologis.
Kode didasarkan pada tipe onset dan fokus infark:
-
7/30/2019 84288178-Demensia
8/15
Demensia vaskular onset akut: Biasanya terjadi secara cepat sesudah serangkaian stroke
akibat trombosis serebrovaskuler, embolisme, atau perdarahan. Pada kasus-kasus yang
jarang, satu infark yang besar dapat sebagai penyebabnya.
Demensia multi-infark: Onsetnya lebih lambat, bisanya stelah serangkaian episode iskemik
minor yang menimbulkan akumulasi dari infark pada parenkim otak.
Demensia vaskular subkortikal: Fokus kerusakan akibat iskemia pada substansia alba di
hemisfer serebral, yang dapat diduga secara klinis dan dibuktikan dengan CT-Scan.
Korteks serebri biasanya tetap baik, walaupun demikian gambaran klinis masih mirip
dengan demensia pada penyakit Alzheimer.
Demensia vaskular campuran kortikal dan subkortikal: Komponen campuran kortikal
dan subkortikal dapat diduga dari gambaran klinis, hasil pemeriksaan (termasuk autopsi)
atau keduanya.
Demensia vaskular lainnya.
Demensia vaskular YTT (yang tidak tergolongkan).
Demensia pada Penyakit Pick
Pick dari Praha pertama kali mengumumkan hal-hal tentang penyakit yang jarang ini
pada tahun 1892. Secara khas penyakit Pick ditandai oleh atropi yang lebih banyak dalam
daerah frontotemporal (daerah asosiatif), sebab itu yang terutama terganggu ialah
pembicaraan dan proses berpikir. Daerah tersebut juga mengalami kehilangan neuronal,
gliosis, dan adanya badan Pick neuronal, yang merupakan massa elemen sitoskeletal. 1,2
Penyebab penyakit Pick belum diketahui. Penyakit Pick sulit dibedakan dari demensia
tipe Alzheimer, walalaupun stadium awal penyakit Pick lebih sering ditandai oleh perubahan
kepribadian dan perilaku, dengan fungsi kognitif lain yang relatif bertahan. Gambaran
sindrom Kluver-Bucy (misalnya hiperseksualitas, plasiditas, hiperoralitas, hiperoralitas)
adalah jauh lebih sering pada penyakit Pick dibandingkan pada penyakit Alzheimer. 1
Tabel 5.3. Pedoman diagnostik untuk Demensia pada Penyakit Pick3
-
7/30/2019 84288178-Demensia
9/15
Adanya gejala demensia yang progresif
Gambaran neuropatologis berupa atrofi selektif dari lobus frontalis yang menonjol, disertai
euforia, emosi tumpul, dan perilaku sosial yang kasar, disinhibisi, dan apatis atau gelisah.
Manifestasi gangguan perilaku pada umumnya mendahului gangguan daya ingat.
Demensia pada Penyakit Creutzfeldt-Jakob
Penyakit Creutzfeldt-Jakob adalah penyakit degeneratif yang jarang yang disebabkan
oleh agen yang progresif secara lambat, dan dapat ditransmisikan (yaitu, agen inaktif), paling
mungkin suatu prion, yang merupakan agen proteinaseus yang tidak
mengandung DNA atau RNA.
Bukti-bukti menunjukan bahwa pada manusia penyakit Creutzfeldt-Jakob dapat
ditransmisikan secara iatrogenik, melalui transplantasi kornea atau instrumen bedah yang
terinfeksi. Tetapi, sebagian besar penyakit, tampaknya sporadik, mengenai individual dalam
usia 50-an.
Penyakit ditandai oleh adanya pola elektroensefalogram (EEG) yang tidak biasa, yang
terdiri dari lonjakan gelombang lambat dengan tegangan tinggi.
Tabel 5.4. Pedoman diagnostik untuk Demensia pada Penyakit Pick3
Trias yang sangat mengarah pada diagnosis penyakit ini:
Demensia yang progresif merusak.
Penyakit piramidal dan ekstrapiramidal dengan mioklonus.
Elektroensefalogram yang khas (trifasik)
Demensia pada Penyakit Huntington
Demensia pada penyait Huntington ditandai oleh kelainan motorik yang lebih banyak
dan kelainan bisaca yang lebih sedikit, serta adanya perlambatan psikomotor dan kesulitan
-
7/30/2019 84288178-Demensia
10/15
melakukan tugas yang kompleks, tetapi ingatan, bahasa, dan tilikan tetap relatif utuh pada
stadium awal dan menengah dari penyakit.
Pada saat penyakit berkembang, demensia menjadi lengkap, dan ciri yang
membedakan penyakit ini dari demensia tipe Alzheimer adalah tingginya insidensi depresi
dan psikosis, disamping gangguan pergerakan koreoatetoid yang klasik.
Tabel 5.5. Pedoman diagnostik untuk Demensia pada Penyakit Pick3
Adanya kaitan antara gerakan koreiform, demensia, dan riwayat keluarga dengan penyakit
Huntington.
Gerakan koreiform yang involunter, terutama pada wajah, tangan dan bahu, atau cara
berjalan yang khas, merupakjan manifestasi dini dari gangguan ini. Gejala ini bisanya
mendahului gejala demensia, dan jarang sekali gejala dini tersebut tidak muncul sampai
demensia menjadi sangat lanjut.
Gejala demensia ditandai dengan gangguan fungsi lobus frontalis pada tahap dini, dengan
daya ingat relatif masih terpelihara, sampai saat selanjutnya.
Demensia pada Penyakit Parkinson
Diperkirakan 20 30% pasien dengan penyakit Parkinson menderita demensia, dan
tambahkan 30 40% mempunyai gangguan kemampuan kognitif yang dapat diukur.
Pergerakan yang lambat pada penderita Parkinson adalah disertai dengan berpikir yang
lambat pada beberapa pasien yang terkena, suatu ciri yang disebut beberapa dokter sebagai
bradifenia. 1
Tabel 5.6. Pedoman diagnostik untuk Demensia pada Penyakit Parkinson 3
Demensia yang berkembang pada seseorang dengan penyakit Parkinson yang sudah parah,
tidak ada gambaran klinis khusus yang dapat ditampilkan..
Demensia yang Berhubungan dengan HIV
-
7/30/2019 84288178-Demensia
11/15
Infeksi dengan human immunodeficiency virus (HIV) seringkali menyebabkan
demensia dan gejala psikotik lainnya. Sekitar 14% pasien dengan HIV mengalami demensia
tiap tahunnya. Perkembangan demensia pada pasien yang terinfeksi HIV seringkali disertai
oleh tampaknya kelainan parenkimal pada pemeriksaan MRI. 1
Tabel 5.7. Pedoman diagnostik untuk Demensia pada Penyakit HIV 3
Demensia yang berkembang pada seseorang dengan penyakit HIV, tidak ditemukannya
penyakit atau kondisi lain yang bersamaan selain infeksi HIV itu.
Demensia pada Penyakit Lain
Banyak penyakit-penyakit seperti yang tertera pada Tabel 4.1 yang menyebabkan
demensia, dalam PPDGJ III ini digolongkan dalan Demensia pada Penyakit Lain YTD (yang
di-tentukan) YDK (yang di-klasifikasikan di tempat lain).
Tabel 5.8. Pedoman diagnostik untuk Demensia pada Penyakit Lain YTD YDK3
Demensia yang terjadi sebagai manifestasi atau konsekuensi beberapa macam kondisi
somatik dan sereberal lainnya.
Untuk kriteria tarap beratnya demensia dapat di bagi dalam: Taraf Ringan, meskipun
kegiatan pekerjaan atau sosial secara menonjol terganggu, kemampuan untuk hidup mandiri
tetap utuh, dengan higiene diri yang cukup baik dan daya pertimbangan yang intak. Taraf
Sedang, hidup mandiri kacau, dan usaha pengawasan oleh orang lain diperlukan. Taraf
Berat, kegiatan hidup sehari-hari amat terganggu sehingga pengawasan yang terus-menerus
diperlukan (misalnya tidak dapat mengatur higiene diri secara minimalpun, kebanyakan
inkoheren atau mutistik). 4
6. DIAGNOSIS BANDING
Pemeriksaan laboratorium yang lengkap harus dilakukan jika memeriksa pasien
dengan demensia, juga dapat dilakukan CT-Scan, MRI, dan SPECT (single photon emission
computed tomography). 1
-
7/30/2019 84288178-Demensia
12/15
Delirium. Delirium dibedakan dari demensia, yaitu pada delirium onset penyakit
yang cepat, durasi yang singkat, fluktuasi gangguan kognitif lamanya berhari-hari hingga
berminggu-minggu, eksaserbasi nokturnal dari gejala, gangguan jelas pada siklus bangun
tidur, gangguan perhatian dan persepsi yang menonjol, serta atensi dan kesadaran amat
terganggu. 1,4
Depresi. Pada umumnya, pasien dengan disfungsi kognitif yang berhubungan dengan
depresi mempunyai gejala depresif yang menonjol, mempunyai lebih banyak tilikan terhadap
gejalanya dibandingkan pasien demensia, dan seringkali mempunyai riwayat episode depresif
di masa lalu, osetnya cepat, pada pemeriksaan CT-Scan dan EEG normal. 1,4
Gangguan buatan. Orang yang berusaha menstimulasi kehilangan ingatan, sepertipada gangguan buatan, melakukan hal tersebut dalam cara yang aneh dan tidak konsisten.
Pada demensia yang sesungguhnya, ingatan akan tempat dan waktu hilang sebelum ingatan
terhadap orang, dan ingatan yang belum lama hilang sebelum ingatan yang lama. 1
Skizofrenia. Walaupun skizofrenia mungkin disertai dengan suatu derajat gangguan
intelektual didapat, gejalanya jauh kurang berat dibanding gejala yang berhubungan dengan
psikosis dan gangguan pikiran yang ditemukan pada demensia. 1
Penuaanmormal. Mudah lupa sebenarnya fenomena biasa pada orang tua. Sejalan
dengan pertambahan usia, otak akan kehilangan puluhan ribu selnya dan beratnya pun
berkurang. Penciutan permukaan otak (korteks) akan terjadi di bagian temporal (pelipis) dan
frontalis (depan) yang berfungsi sebagai pusat daya ingat. Perubahan struktur anatomi otak
itu akan diikuti gangguan fungsi faal otak terutama daya ingat. Sehingga orang tua
mengalami gejala mudah lupa (forgetfulness). 1,2
Mudah lupa dianggap wajar jika yang bersangkutan masih bisa mengingat lagi nama benda
atau orang jika dibantu dengan menyebut suku kata depannya, bisa mengenali jika disebutkan
deretan nama atau dijabarkan bentuk dan fungsinya. Atau sekali waktu lupa, lain kali ingat
lagi serta masih bisa hidup mandiri secara normal dan tidak mengganggu kehidupan sosial
atau pekerjaan pasien. 1,2
7. PROGNOSIS
-
7/30/2019 84288178-Demensia
13/15
Dengan pengobatan psikologis dan farmakologis dan kemungkinan karena sifat otak
yang dapat menyembuhkan diri sendiri, gejala demensia dapat berkembang dengan lambat
untuk suatu waktu atau bahkan membaik sesaat. Regresi gejala tersebut jelas merupakan
suatu kemungkinan pada demensia yang reversibel (misalnya demensia yang disebabkan oleh
hipotiroidisme, hidrosefalus tekanan normal, dan tumor otak) jika pengobatan dimulai. 1
Perjalanan demensia bervariasi dari kemajuan yang tetap (sering pada demensia tipe
Alzheimer) sampai pemburukan demensia yang bertambah (sering pada demensia vaskular)
sampai suatu demensia yang stabil (misalnya pada demensia yang berhubungan dengan
trauma kepala). 1
8. TERAPI
Beberapa kasus demensia dianggap dapat diobati bila pengobatan dilakukan tepat
pada waktunya. Riwayat medis yang lengkap, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium
termasuk pencitraan otak yang tepat harus dilakukan segera setelah diagnosis dicurigai. Jika
pasien menderita akibat suatu penyebab demensia yang dapat diobati, terapi diarahkan untuk
mengobati gangguan dasar. 1
Pendekatan umum pada pasien demensia adalah untuk memberikan perawatan medis
suportif, bantuan emosional untuk pasien dan keluarganya, dan pengobatan farmakologis
untuk gejala spesifik, termasuk gejala perilaku yang mengganggu. 1
Pengobatan simtomatik termasuk: pemeliharaan diet gizi, latihan yang tepat, terapi
rekreasi dan aktivitas, perhatian terhadap masalah visual dan auditoris, dan pengobatan
masalah medis yang menyertai, seperti infeksi lauran kemih, ulkus dekubitus, dan disfungsi
kardiopulmonal. Perhatian khusus harus diberikan pada pengasuh atau anggota keluarga yang
menghadapi frustasi, kesedihan, dan masalah psikologis saat mereka merawat pasien selama
periode waktu yang lama. 1
Pengobatan farmakologis yang tersedia saat ini. Beberapa ahli klinis menganjurkan
penggunaan benzodiazepin yang berdayakerja pendek untuk mengatasi insomnia dan ansietas
pada lansia, tetapi resiko terhadap fungsi kognitif dan ketergantungan harus dipertimbangkan.
Penggunaan benzodiazepin yang berkonjugasi (oksazepam [Serax] 7,5 15 mg/hari per oral,
lorazepam [Ativan] 0,5 1 mg/hari per oral, temazepam [Resoril] 7,5 15 mg/hari per oral)
-
7/30/2019 84288178-Demensia
14/15
dianjurkan karena waktu eleminasi tengah dari semua zat itu tidak meningkat pada lansia
oleh sebab fungsi hati yang terganggu.1,4,5
Anti depresan (seperti litium, amitriptylin, dan trazodon) dan anti konvulsan dapat
digunakan juga, tetapi harus dimulai dengan dosis rendah, dinaikan lambat laun, dan dipantau
dengan pemeriksaan darah yang sering. Penghambatan oksidase monoamin (MAOI) seperti
moclobemide (Aurorix) 300 600 mg/hari dapat berguna pada depresi yang berhubungan
dengan demensia.4,5
Antipsikoti seperti klorpromazine (Largaktil 10 600 mg/hari), haloperidol (Serenace
5 15 mg/hari), atau clozapine (Clozaril 25 100 mg/hari) dapat diberikan pada pasien
dengan waham dan halusinasi.1,5
Antihistaminika dapat digunakan juga dalam dosis rendah untuk ansietas atau
imsonia, tetapi dapat menyebabkan efek samping antikolinergik yang justru para lansia amat
rentan terhadap masalah ini.4
Dari segi psikoterapi dan edukasional, pasien sering kali mendapatkan manfaat karena
perjalanan penyakitnya diterangkan secara jelas kepada mereka. Mereka juga mendapatkan
manfaat dari bantuan dalam kesedihan dan dalam menerima beratnya ketidakmampuan
mereka.
9. KESIMPULAN
Demensia atau kepikunan bukan penyakit, melainkan gejala yang ditandai dengan
penurunan daya ingat, penurunan fungsi kognitif serta perubahan perilaku/kepribadian.
Kepikunan sering dianggap normal pada orang lanjut usia seiring proses menuanya otak.
Tetapi jika gejala ini timbul pada orang setengah baya dan menyebabkan ketergantungan
pada orang lain, perlu dicurigai sesuatu telah terjadi pada otak.
Pada penderita demensia, terjadi gangguan fungsi intelektualnya, termasuk pula
kemampuan mengingat, terutama ingatan jangka pendek. Penderita demensia juga sulit
berpikir abstrak, sukar mengolah informasi baru atau mengatasi persoalan. Kepribadian
seorang penderita demensia, misalnya respons emosionalnya, juga bisa berubah. Dalam
beberapa kasus alzheimer, gejala itu bisa menjadi kronis dan progresif sehingga penderitakehilangan seluruh kemampuan intelektualnya.
-
7/30/2019 84288178-Demensia
15/15
Penyebabnya adalah berubahnya struktur otak karena beberapa kondisi. Ada demensia
akibat penurunan kualitas sel otak, rusaknya sistem pembuluh darah, racun, benturan, dan
infeksi. Tapi yang paling sering menyerang adalah alzheimer, vascular dementia, pick's
dementia.
Pemeriksaan laboratorium yang lengkap harus dilakukan jika memeriksa pasien
dengan demensia, juga dapat dilakukan CT-Scan, MRI, dan SPECT (single photon emission
computed tomography), sehingga kita bisa mengetahui jenisnya, rencana pengobatan dan
mencegah kemungkinan efek samping yang akan timbul dari farmakoterapi yang dilakukan.
Pada farmakoterapi dapat diberikan benzodiazepin untuk insomnia dan kecemasan,
antidepresan untuk depresi, dan obat antipsikotik untuk waham dan halusinasi. Tetapi kitaharus waspada akan efek idiosinkrasi dari obat pada pasien usia lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA: Sinopsis Psikiatri (Edisi Bahasa Indonesia), Edisi VII,
Jilid I, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997: 515-533.
2. Maramis WF: Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press, Surabaya, 1994:
181-206.
3. Muslim R: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ III,
Jakarta, 2001: 22-26.
4. Kaplan HI, Sadock BJ: Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (Edisi Bahasa Indonesia), Edisi I,
Widia Medika, Jakarta, 1998: 218-24.
5. Muslim R: Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi III, Jakarta, 2001:
10-46