91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

27
Basis Gigi Tiruan Akrilik LAPORAN TUTORIAL diajukan untuk memenuhi tugas tutorial Blok Ilmu Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi I yang dibina oleh drg. Sukanto, M.Kes Oleh Kelompok Tutorial 4 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2012

Transcript of 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

Page 1: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

Basis Gigi Tiruan Akrilik

LAPORAN TUTORIAL

diajukan untuk memenuhi tugas tutorial Blok Ilmu Bahan dan

Teknologi Kedokteran Gigi I

yang dibina oleh drg. Sukanto, M.Kes

Oleh

Kelompok Tutorial 4

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2012

Page 2: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

Tutorial Basis Gigi Tiruan Akrilik

Pembimbing : drg. Sukanto, M.Kes

Ketua : Rifqi Afdila (11-26)

Scriber Papan : Lia Martina (11-46)

Scriber Meja : Chusna Sekar Wardani (11-45)

Anggota Kelompok Tutorial 4 :

1. Maharja Jathi Perkasa (11-27)

2. Avinandri Mantrasari (11-32)

3. Hayyu Rizky Nur Rahma (11-34)

4. Whylda Dyasti Evabrina (11-38)

5. Amalia Hayudiarti (11-39)

6. Lulu Rosima Putri (11-41)

7. Aulia Mursyida (11-42)

8. Alindia Destasari (11-44)

Page 3: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

KATA PENGANTAR

Pertama, Puji syukur kehadirat Illahi Robbi, Tuhan Yang Maha Esa , karena

atas segala bimbingan dan petunjuk-Nya , serta berkat rahmat, nikmat, dan

karunia-Nya sehingga kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan

Laporan tutorial yang berjudul ―Basis Gigi Tiruan Akrilik ‖. Laporan

tutorial yang kami buat ini sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami

materi tentang basis gigi tiruan akrilik . Kami mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. drg. Sukanto, M.Kes yang telah memberi kami kesempatan dan

bimbingan untuk lebih mendalami materi dengan pembuatan laporan

tutorial ini.

2. Teman-teman kelompok tutorial 4 yang telah berperan aktif dalam

pembuatan laporan tutorial ini.

Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini mengandung banyak

kekurangan,baik dari segi isi maupun sistematika. Oleh karena itu, kami

mohon maaf jika ada kesalahan karena kami masih dalam proses

pembelajaran. Kami juga berharap laporan tutorial yang telah kami buat ini

dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman yang lain.

Jember, 26 April 2012

Page 4: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Basis gigi tiruan adalah bagian dari gigi tiruan yang bersandar

pada jaringan lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir

gigitiruan. Berbagai macam bahan telah digunakan dalam pembuatan

basis gigitiruan seperti kayu, tulang, keramik, logam, logam aloi dan

beberapa jenis polimer.

Akrilik merupakan derivat dari etilen dan mengandung grup

vinyl (-C=C-) dalam formula strukturalnya. Akrilik adalah salah satu

bahan yang paling banyak digunakan di bidang kedokteran gigi

terutama dalam bidang prostodonsia. Akrilik dipilih karena sifatnya

yang cukup elastik dan cukup rigid atau keras terhadap tekanan

kunyah, stabil dalam cairan mulut, biokompatibel, warna menyerupai

warna gusi, mudah direstorasi bila patah tanpa mengalami distorsi,

mudah dibersihkan sendiri oleh pasien, mudah dimanipulasikan dalam

masa yang relatif singkat, serta harga yang cukup murah dan tahan

lama.

1.2 Skenario

Pak Bowo 43th merasa kurang percaya diri karena 2ngigi

depannya ompong, setelah berkonsultasi dengan isterinya akhirnya

pak Bowo pergi ke dokter gigi. Sore hari P. Bowo bersama isterinya

pergi ke dokter gigi, setelah sampai di tempat praktek ternyata sudah

banyak pasien yang antre. Sambil menunggu antrian iseng-iseng

P.Bowo tanya pada salah seorang pasien yang ingin membetulkan gigi

palsunya yang patah, pasien ini bilang kalau dokter gigi ini bisa

memperbaiki gigi palsu yang patah tanpa menunggu lama dan

Page 5: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

sambungannya tidak kelihatan. Tiba saatnya giliran P.Bowo dan

isterinya masuk ruang praktek, set tidak kelihatan. Tiba saatnya giliran

P.Bowo dan isterinya masuk ruang praktek, setelah berkonsultasi dan

mendapat penjelasan dari dokter akhirnya ayah Ilham memilih gigi

tiruan dengan basis resin akrilik. P.Bowo juga menanyakan pada

dokter apakah gigi tiruannya nanti setelah dipakau ada kemungkinan

rusak dan bagaimana cara menyambungnya. Dokter menjelaskan cara

mereparasi gigi tiruan dengan cara yang cepat dengan bahan yang

sama tetapi berbeda cara pengerasannya.

1.3 Perumusan Masalah

1 Apa saja syarat, sifat serta komposisi resin akrilik yang digunakan

dalam kedokteran gigi?

2 Bagaimana klasifikasi resin akrilik ?

3 Bagaimana proses manipulasi resin akrilik ?

4 Apa saja kegunaan resin akrilik dalam kedokteran gigi ?

5 Bagaimana cara mereparasi gigi tiruan ?

1.4 Tujuan Pembelajaran

1. Mampu mengetahui dan menjelaskan syarat, sifat, komposisi resin

akrilik

2. Mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi resin akrilik

3. Mampu mengetahui dan menjelaskan manipulasi resin akrilik

4. Mampu mengetahui dan menjelaskan aplikasi resin akrilik di KG

5. Mampu mengetahui dan menjelaskan cara mereparasi gigi tiruan

Page 6: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

1.5 Mapping

Syarat Umum

Resin akrilik dan penggunaanya dalam KG

Syarat, komposisi, sifat kimia, mekanik dan fisik resin akrilik secara khusus

Rusak

Reparasi

Page 7: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

BAB II

PEMBAHASAN

1. Syarat, sifat, komposisi resin akrilik

1.1 Syarat Resin Akrilik Dalam Kedokteran Gigi

1. Pertimbangan biologis → Tidak berbau, tidak berasa, tidak toksik

dan tidak mengiritasi jaringan mulut.

2. Sifat fisik memiliki kekuatan terhadap tekan gigit atau

pengunyahan, tekanan benturan, keausan, kestabilan dimensi.

3. Sifat estetik → Menunjukkan translusensi dan tidak berubah

warna setelah pembentukan.

4. Tahan abrasi, mudah direparasi dan dibersihkan

5. Biokompabilitas dengan jaringan lunak mulut

6. Biaya ekonomis dan mudah dalam manipulasi

1.2 Sifat Resin Akrilik

a. Curing Shrinkage

Ketika monomer metil metakrilat berpolimerisasi akan terjadi

perubahan kepatadan. Perubahan kepadatan menyebakan

shrinkage polimerisasi sebesar 21 %. Umunya perbadinga

powder-liquid adalah sebesar 3–3,5 :1 (vol ) atau 2,5 :1 (berat).

Pada proporsi adonan akrilik ini akan terjadi Shrinkage sebesar

7%. Hal ini disebabkan karena resin akrilik selama ini

menunjukkan shrinkage yang terdistribusi merata disetiap

permukaan basis sehingga tidak begitu mempengaruhi adaptasi

basis mukosa.

Page 8: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

b. Strength (Kekuatan )

Kekuatan resin akrilik tergantung dari komposisi resin, teknik

prosesing, dan lingkungan gigi tiruan itu sendiri. Resin akrilik

mempunyai modulus elastisitas yang relatif rendah yaitu 2400

Mpa, oleh karena itu basis tidak boleh kurang dari 1 mm.

c. Porositas

Porositas adalah gelembung udara yang terjebak dalam massa

akrilik yang telah mengalami polimarisasi. Timbulnya porositas

menyabababkan efek negatif terhadap kekuatan dari resin akrilik.

Ada 2 jenis porositas yang dapat kita temukan pada basis gigi

tiruan yaitu shrinkage porosity dan gaseous porosity. Shrinkage

porosity kelihatan sebagai gelembung yang tidak beraturan bentuk

di seluruh permukaan gigi tiruan sedangkan gaseous porosity

terlihat berupa gelembung kecil halus yang uniform, biasanya

terjadi terutama pada protesa yang tebal dan di bagian yang lebih

jauh dari sumber panas.

d.Stabilitas dimensi

Stabilitas dimensi dapat dipengaruhi oleh proses, molding,

cooling, polimerisasi, absorbsi air dan temperatur tinggi.

e. Crazing

Retakan yang terjadi pada permukaan basis resin, hal ini

disebabkan karena adanya tensile stress, sehingga terjadi

pemisahan barat molekul.

Page 9: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

f. Fraktur

Gigi tiruan yang tidak sesuai karena desain yang tidak baik dapat

menyebabkan daya fleksural yang berkelanjutan sehingga terjadi

fatigue dan akhirnya menyebabkan gigi tiruan fraktur.

g. Radiologi

Akrilik tidak dapat dideteksi dalam foto karena sifat

radiolusensinya. Ini disebabkan karena atom C,H,O yang terdapa

dalam alrilik melemahkan, menyerap sinar x- ray. Hal ini akan

meyulitkan jika terjadi kecelakaan dimana ada bagian akrilik yang

tertelan atau tertanam di dalam jaringan lunak.

h. Reaksi alergi

Sangat jarang pasien yang mengalami reaksi alergi akibat kontak

dengan resin akrilik yang berasal sdari gigi tiruan. Kebanyakan

kasus yang dilaporkan adalah akibat dari gigi tiruan yang tidak

bersih dan gigi tiruan yang tidak sesuai kedudukanya dalam

rongga mulut sehingga mengakibatkan trauma pada jaringan lunak

mulut, tetapi banyaknya residual monomer yang terdapat pada

basis resin akrilik yang tidak mengalami polimerisasi secara

sempurna akan mengakibatkaniritasi pada jaringan mulut pasien.

i. Penyerapan air

Resin akrilik meyerap air secara peerlahan dengan nilai

equilibrium absorpsi 2 – 2,5 % aka terjadi setelah 6 bulan atau

lebih tergantung dari ketebalan basis. Peyerapan air ini akan

menyebabkan perubahan dimensiomnal, tetapi hal ini adalah tidak

signifikan dan biasanya bukan merupakan penyebab utama

ketidak sesuaian gigi tiruan.

Page 10: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

j. Berat molekul

Resin akrilik polimerisasi panas memiliki berat molekul polimer

yang tinggi yaitu 500.000 – 1.000.000 dan berat molekul

monomernya yaitu 100. Berat molekul polimer ini akan

bertambah hingga mencapai angka 1.200.000 setelah

berpolimerisasi dengan benar. Rantai polimer dihubungkan antara

satu dengan lainnya oleh gaya Van der Waals dan ikatan

antarrantai molekul. Bahan yang memiliki berat molekul tinggi

mempunyai ikatan rantai molekul yang lebih banyak dan

mempunyai kekakuan yang besar dibandingkan polimer yang

memiliki berat molekul yang lebih rendah.

k. Resisten terhadap asam, basa, dan pelarut organic

Resistensi resin akrilik terhadap larutan yang mengandung asam

atau basa lemah adalah baik. Penggunaan alkohol dapat

menyebabkan retaknya protesa. Ethanol juga berfungsi sebagai

plasticizer dan dapat mengurangi temperatur transisi kaca. Oleh

karena itu, larutan yang mengandung alkohol sebaiknya tidak

digunakan untuk membersihkan protesa.

1.3 Komposisi Resin Akrilik

Pada umumnya terdapat dalam bentuk powder yang berisi polimer

yang belum teraktivasi. Selain powder terdapat juga dalam bentuk

liquid yang mengandung komponen monomer yang dalam

berinteraksi dengan polimer dapat berperan sebagai aktivator.

Selain monomer, terdapat komponen aktivator dan inhibitor.

Untuk mengaktifkan polimer dalam powder, terjadi proses

polimerisasi.

Page 11: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

Powder (polimer) yaitu poli( metil metakrilat ) adalah resin

transparan yang dapat menyalurkan cahaya dalam range

ultraviolet hingga yang mempunyai wavelength 250nm. Ia

mempunyai kekerasan dari 18 hingga 20 Knoop Number.

Kekuatan tensilnya dianggarkan dalam 60 Mpa, ketumpatannya

adalah 1.19 g/cm2 dan modulus elasticity dianggarkan 2.4 Gpa

(2400 Mpa).

Polimer ini sangat stabil. Ia tidak mengalami diskolorisasi dalam

cahaya ultraviolet, secara kimiawi stabil dalam panas dan

melembut pada 125°C dan dapat dibentuk seperti bahan

termoplastik. Depolimerisasi terjadi pada suhu di antara 125°C

dan 200°C. Sekitar suhu 450°C, 90% polimer telah

terdepolimerisasi membentuk monomer.

Poli (metil metakrilat) mempunyai kecenderungan untuk meresap

air melalui proses imbibisi. Ini karena, struktur non-kristalinnya

mempunyai tenaga internal yang tinggi. Jadi, diffusi molekul

dapat terjadi dengan mudah karena tidak memerlukan tenaga

aktivasi yang banyak. Disebabkan poli (metil metakrilat) adalah

polimer yang linear, ia dapat larut dalam beberapa pelarut organik

seperti kloroform dan aseton.

Liquid (monomer) adalah metil metakrilat yaitu suatu cairan

bening pada suhu ruangan yang mempunyai sifat fisikal berikut :

a. Berat molekul : 100 u

b. Suhu lebur : - 48°C

c. Suhu didih : 100.8°C

Page 12: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

d. Ketumpatan : 0.945 g/mL pada 20°C

e. Tenaga polimerisasi : 12.9 kcal/mol

Metil metakrilat menunjukkan tekanan uap yang tinggi dan

merupakan pelarut organik yang baik.

Agen Cross linked polimer akrilik adalah lebih kaku, lebih tahan

terhadap perubahan suhu dan lebih tahan larut dibandingkan

dengan polimer yang non cross linked. Cross linked polimer juga

lebih tahan terhadap surface cracking atau crazing didalam mulut

dan tahan terhadap keterlarutan dalam pelarut organik seperti

etanol. Ia juga lebih mudah digrind dan dipolish.

Page 13: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

2. Klasifikasi Resin Akrilik

Pada dasarnya, dari semua tipe resin akrilik memiliki tujuan

sama dalam awal reaksinya yakni untuk mengaktifkan radikal bebas.

Radikal bebas merupakan suatu muatan listrik netral dimana di

dalamnya terkandung atom-atom yang tidak berpasangan. Radikal ini

merupakan hasil pemanasan benzoil peroksida yang digunakan

sebagai inisiator.

A. Heat Cured Acrylic (Resin Akrilik teraktivasi Panas)

Pada resin jenis ini, energy thermal diperoleh dari proses

perendaman akrilik di dalam air, selain itu juga diperoleh dari proses

perebusan. Resin ini memiliki komposisi bubuk atau powder berupa

polimethyl metakrilat dengan tambahan inisiator berupa benzoil

peroksida. Disamping juga ada liquid atau cairan berupa methyl

metakrilat yang di dalamnya terkandung sedikit kandungan

hydroquinone yang ditambah dengan glikol dimetakrilat sebagai

bahan ikat silang.

Kelebihan dari heat cured acrylic adalah nilai estetis unggul

dimana warna hasil akhir akrilik sama dengan warna jaringan lunak

rongga mulut. Selain itu, resin akrilik ini tergolong mudah

dimanipulasi dan harga terjangkau. Sedangkan jika dilihat dari segi

kekurangan heat cured acrylic adalah daya tahan abrasi atau benturan

masih tergolong rendah, fleksibilitas juga masih rendah dan hasil akhir

dari manipulasi akrilik akan terjadi penyusutan volume.

B. Self Cured Acrylic (Resin Akrilik teriaktivasi Kimia)

Berbeda dengan heat cured acrylic, self cured acylic

menggunakan activator berupa cairan kimia. Cairan kimia yang

Page 14: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

digunakan adalah dari golongan amin tersier biasanya adalah dietil

paratuloidin. Jenis ini memang tidak sesempurna tipe I karena residu

monomer yang terbentuk dari proses polimerisasi dan manipulasi

lebih banyak. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan mengatur suhu

dan waktu manipulasi secara tepat.

Kelebihan dari tipe ini adalah mudah dilepaskan dari kuvet,

fleksibilitas lebih tinggi dari tipe I, pengerutan volumeakhir tergolong

rendah karena proses polimerisasi dari tipe ini tergolong kurang

sempurna. Sedang kekurangannya adalah elastisitas dari tipe ini

tergolong kurang dari tipe I, kemudian karena digunakan bahan kimia

hal tersebut dapat mengiritasi jaringan rongga mulut, dandari segi

ekonomis lebih mahal.

C. Light Cured Acrylic (Resin Akrilik teriaktivasi Cahaya)

Cahaya yang dapat digunakan sebagai activator pada resin

akrilik jenis ini adalah sinar UV dengan panjang gelombang 290-4—

nm dan sinar tampak dengan panjang gelombang 400-700 nm. Pada

proses manipulasi resin akrilik jenis ini, ditambahkan bahan inisiator

berupa champorquinon.

Kelebihan dari resin akrilik jenis ini adalah penyusutan saat

polimerisasi rendah, hasil akhir manipulasinya dapat dibentuk dengan

baik dan resin ini dapat dimanipulasi dengan peralatan sederhana.

Kekurangan dari resin akrilik ini adalah elastisitas dari resin akrilik ini

kecil dan penggunaan sinar UV pada resin ini dapat merusak jaringan

rongga mulut.

D. Microwave Cured Acrylic (Resin Akrilik teriaktivasi Kimia)

Activator pada resin akarilik ini adalah gelombang mikro

dimana gelombang ini membuat molekul bergerak secara merata dan

Page 15: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

seimbang ke segala arah sehingga hasil akhir dari resin akrilik ini

lebih sempurna dari yang lain. Hal tersebut disebabkan karena hamper

semua monomer beraksi sehingga proses polimerisasinya sempurna.

Kelebihan dari jenis resin akrilik ini adalah waktu pemanasan

yang dibutuhkan dari resin ini lebih singkat, perubahan warna kecil,

sisa monomer lebih sedikit karena polimerisasinya lebih sempurna.

Kekurangan dari resin jenis ini yakni resin akrilik ini masih dapat

menyerap air, selain itu harga cukup mahal karena peralatan

manipulasinya canggih.

Page 16: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

Jenis Resin Aktivator Kelebihan Kekurangan

Heat Curing

acrylic resin

Energi termal

yang berasal dari

panas

Warna stabil dan

murah

Terdapat

pengerutan volume

akhir,

pembuatannya

tidak praktis

Self Curing

acrylic resin

Dimethyl

paratoluidine

atau amin tersier

Pengerutan

volume akhir

lebih kecil,

praktis, dan

relatif murah

Terdapat sisa-sisa

monomer,

kestabilan warna

rendah, sisa

monomer lebih

banyak, porositas

lebih tinggi.

Light Curing

acylic resin

Sinar tampak dan

sinar UV

Waktu

polimerisasi

dapat diatur

Bila menggunakan

sinar UV dapat

merusak jaringan.

Microwave

Curing

acrylic

Gelombang

mikro

Waktu lebih

singkat,

polimerisasi

lebih sempurna,

proses

pembuatannya

lebih bersih, sisa

monomer lebih

sedikit.

Membutuhkan

peralatan yang

lebih mahal, masih

bersifat menyerap

air.

Page 17: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

3. Manipulasi Resin Akrilik

Manipulasi Heat Cured Acrylic Perbandingan monomer dan

polymer akan menentukan sturktur resin. Perbandingan monomer dan

polymer, biasanya 3 sampai 3,5/1 satuan volume atau 2,5/1 satuan berat.

Bila ratio terlalu tinggi, tidak semua polymer sanggup dibasahi oleh

monomer akibatnya acrylic yang digodok akan bergranula. Selain itu juga

tidak boleh terlalu rendah karena sewaktu polmerisasi monomer murni

terjadi pngerutan sekitar 21% satuan volume. Pada adonan acrylic yang

berasal dari perbandingan monomer dan polymer yang benar, kontraksi

sekitar 7%. Bila terlalu banyak monomer, maka kontraksi yang terjadi akan

lebih besar.Pencampuran polymer dan monomer harus dilakukan dalam

tempat yang terbuat dari keramik atau gelas yang tidak tembus cahaya

(mixing jar). Hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi polymerisasi awal.

Bila polymer dan monomer dicampuur, akan terjadi reaksi dengan

tahap-tahap sebagai berikut:

Tahap 1 : Adonan seperti pasir basah (sandy stage).

Tahap 2 : Adonan seperti Lumpur basah (mushy stage).

Tahap 3 : Adonan apabila disentuh dengan jari atau alat bersifat

lekat, apabila ditarik akan membentuk serat (stringy

stage). Butir-butir polimer mulai larut, monomer bebas

meresap ke dalam polimer.

Tahap 4 : Adonan bersifat plastis (dough stage). Pada tahap ini sifat

lekat hilang dan adonan mudah dibentuk sesuai dengan

yang kita inginkan.

Tahap 5 : Kenyal seperti karet (rubbery stage). Pada tahap ini lebih

banyak monomer yang menguap, terutama pada

permukaannya sehingga terjadi permukaan yang kasar.

Page 18: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

Tahap 6 : Kaku dan keras (rigid stage). Pada tahap ini adonan telah

menjadi keras dan getas pada permukaannya, sedang

keadaan bagian dalam adukan masih kenyal.Waktu dough

(waktu sampai tercapainya konsistensi liat) tergantung pada:

1. Ukuran partikel polymer; partikel yang lebih kecil akan

lebih cepat dan lebih cepat mencapai dough.

2. Berat molekul polymer; lebih kecil berat molekul lebih

cepat terbentuk konsistensi liat.

3. Adanya Plasticizer yang bisa mempercepat terjadinya

dough.

4. Suhu; pembentukan dough dapat diperlambat dengan

menyimpan adonan dalam tempat yang dingin.

5. Perbandingan monomer dan polymer; bila ratio tinggi

maka waktu dough lebih singkat.

Pengisian Ruang Cetak (Mould Space) dengan Acrylic

Ruang cetak adalah rongga/ruangan yang telah disiapkan untuk diisi

dengan acrylic. Ruang tersebut dibatasi oleh gips yang tertanam dalam

kuvet (pelat logam yang biasanya terbuat dari logam). Sebelum rongga

tersebut diisi dengan acrylic, lebih dulu diulasi dengan bahan

separator/pemisah, yang umumnya menggunakan could mould seal (CMS).

Ruang cetak diisi dengan akrilik pada waktu adonan mencapai tahap plastis

(dough stage). Pemberian separator tersebut dimaksudkan untuk:

a. Mencegah merembesnya monomer ke bahan cetakan (gips) dan

ber-polimerisasi di dalam gips sehingga menghasilkan permukaan yang

kasar dan merekat dengan bahan cetakan/gips.

b. Mencegah air dari bahan cetakan masuk ke dalam resin acrylic.

Sewaktu melakukan pengisian ke dalam cetakan pelu diperhatikan :

- Cetakan terisi penuh.

Page 19: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

- Sewaktu dipress terdapat tekanan yang cukup pada cetakan, ini

dapat dicapai dengan cara mengisikan dough sedikit lebih banyak ke dalam

cetakan. Selama polimerisasi terjadi kontraksi yang mengakibatkan

berkurangnya tekanan di dalam cetakan. Pengisian yang kurang dapat

menyebabkan terjadi shrinkage porosity. Ruang cetak diisi dengan acrylic

pada tahap adonan mencapai tahap plastis (dough). Agar merat dan padat,

maka dipelukan pengepresan dengan menggunakan alat hydraulic bench

press. Sebaiknya pengepresan dilakukan dilakukan berulang-ulang agar

rongga cetak terisi penuh dan padat.

Cara pengepresan yang benar adalah:

1. Adonan yang telah mencapai tahap dough dimasukkkan ke dalam

rongga cetak, kemudian kedua bagian kuvet ditutup dan diselipi

kertas selofan.

Pengepresan awal dilakkukan sebesar 900psi, kelebihan acrylic

dipotong dengan pisau model. Kedua bagian kuvet dikembalikan,

diselipi kertas selofan.

2. Pengepresan dilakukan lagi seperti di atas, tetapi tekanan

ditingkatkan menjadi 1200 psi. Kelebihan acrylic dipotong dengan

pisau model. Kedua bagian kuvet dikembalikan tanpa diselipi

kertas selofan.

3. Pengepresan terakhir dilakukan dengan tekanan 1500 psi,

kemudian kuvet diambil dan dipindahkan pada begel.Pemasakan

(Curing)

Untuk menyempurnakan dan mempercepat polimerisasi, maka

setelah pengisian (packing) dan pengepresan perlu dilakukan pemasakan

(curing) di dalam oven atau boiling water (air panas). Di dalam pemasakan

harus diperhati-kan, lamanya dan kecepatan peningkatan suhu/temperature.

Metode pemasakan dapat dilakukan dengan cara cepat atau lambat.

Ada tiga metode pemasakan resin acrylic, yaitu:

Page 20: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

1. Kuvet dan Begel dimasukkan ke dalam waterbath, kemudian diisi

air setinggi 5 cm diatas permukaan kuvet. Selanjutnya dimasak

diatas nyala api hingga mencapai temperature 700C

(dipertahankan selama 10 menit). Kemudian temperaturnya

ditingkatkan hingga 1000C (dipertahankan selama 20 menit).

Selanjutnya api dimatikan dan dibiarkan mendingin sampai

temperature ruang.

2. Memasak air sesuai kebutuhan hingga mendidih (1000C),

kemudian kuvet dan beugel dimasukkan dan ditunggu hingga

mendidih kembali (dipertahankan selama 20 menit), api dimatikan

dan dibiarkan mendingin sampai temperature ruang.

3. Memasak air sesuai kebutuhan hingga mendidih (1000C),

kemudian kuvet dan beugel dimasukkan dan ditunggu hingga

mendidih kembali. Setelah mendidih api segera dimatikan dan

dibiarkan selama 45 menit.

Kuvet dan begel yang terletak dalam water bath harus dibiarkan

dingin secara perlahan-lahan. Selama pendinginan terdapat

perbedaan kontraksi antara gips dan acrylic yang menyebabkan

timbulnya stress di dalam polimer. Pendinginan secara perlahan-

lahan akan akan memberi kesempatan terlepasnya stress oleh

karena perubahan plastis. Selama pengisian mould space,

pengepresan dan pemasakan perlu dikontrol perbandingan antara

monomer dan polimer. Karena monomer mudah menguap, maka

berkurangnya jumlah monomer dapat menyebabkan kurang

sempurnanya polimerisasi dan terjadi porositas pada permukaan

acrylic.

Page 21: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

Hal-hal yang menyebabkan berkurangnya jumlah monomer adalah:

1. Perbandingan monomer dan polimer yang tidak tepat.

2. Penguapan monomer selama proses pengisisan rongga cetak.

3. Pemasakan yang terlalu panas, melebihi titik mdidih monomer

(100,30C).

Secara normal setelah pemasakan terdapat sisa monomer 0,2-0,5%.

Pemasakan pada temperature yang terlalu rendah dan dalam waktu

singkat akan menghasilkan sisa monomer yang lebih besar. Ini harus

dicegah, karena:

a. Monomer bebas dapat lepas dari gigi tiruan dan mengiritasi

jaringan mulut.

b. Sisa monomer akan bertindak sebagai plasticizer dan membuat

resin menjadi lunak dan lebih flexible.

Porositas dapat memberi pengaruh yang tidak menguntungkan pada

kekuatan dan sifat-sfat optic acrylic. Porositas yang terjadi dapat berupa

shrinkage porosity (tampak geleembung yang tidak beraturan pada

permukaan acrylic) dan gaseous porosity (berupa gelembung uniform,

kecil, halus dan biasanya terjadi pada bagian acrylic yang tebal dan jauh

dari sumber panas).

Permasalahan yang sering timbul pada acrylic yang telah mengeras

adalah terjadinya crazing (retak) pada permukaannya. Hal ini disebabkan

adanya tensile stress ysng menyebabkan terpisahnya moleku-molekul

primer. Retak juga dapat terjadi oleh karena pengaruh monomer yang

berkontak pada permukaan resin acrylic, terutama pada proses reparasi.

Page 22: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

Keretakan seperti ini dapat terjadi oleh karena :

1. Stress mekanis oleh karena berulang-ulang dilakukan pengerigan

dan pembasahan denture yang menyebabkan kontraksi dan ekspansi secara

berganti-ganti. Dengan menggunakan bahan pengganti tin-foil untuk

lapisan cetakan maka air dapat masuk ke dalam acrylic sewaktu pemasakan;

selanjutnya apabila air ini hilang dari acrylic maka dapat menyebabkan

keretakan.

2. Stress yang timbul karena adanya perbedaan koefisien ekspansi

termis antara denture porselen atau bahan lain seperti klamer dengan

landasan denture acrylic;retak-retak dapat terjadi di sekeliling bahan

tersebut.

3. Kerja bahan pelarut; missal pada denture yang sedang direparasi,

sejumlah monomer berkontak dengan resin dan dapat menyebabkan

keretakan.

Denture dapat mengalami fraktur atau patah karena:

1. Impact; missal jatuh pada permukaan yang keras.

2. Fatigue; karena denture mengalami bending secara berulang-ulang

selama

pemakaian.( E. Combe 1992)

SELF CURED ACRYLIC

Komposisi serupa dengan bahan heat cured acrylic, kecuali bahwa

cairannya mengandung bahan activator seperti dimethyl-p-toluidine.

Perbandingan bahan akrilik heat cured dengan bahan akrilik self

cured sebagai berikut :

a. Berbeda dalam metode aktivasinya.

b. Komposisinya sama tapi pada bahan self cured cairannya

mengandung bahan activator seperti dimethyl paratoluidin.

Page 23: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

c. Porositas bahan self cured lebih daripada bahan heat cured,

meskipun tidak mudah dilihat pada resin yang diberi pigmen. Hal ini

disebabkan oleh karena terlarutnya udara dalam monomer yang tidak larut

dalam polimer pada suhu kamar.

d. Secara umum bahan self cured mempunyai berat molekul yang

lebih rendah dan mengandung lebih banyak sisa monomer, yaitu sekitar 2-

5%.

e. Bahan self cured tidak sekuat heat cured; transverse strength

bahan ini kirakira 80% dari bahan heat cured. Ini mungkin berkaitan dengan

berat molekulnya yang lebih rendah.

f. Mengenai sifat-sifat rheologinya; bahan heat cured lebih baik dari

self curedkarena bahan self cured menunjukkan distorsi yang lebih besar

dalampemakaian. Pada pengukuran creep bahan poly (polymethyl

methacrylate),polimer heat cured mempunyai deformasi awal yang lebih

kecil, juga lebihsedikit creep, dan lebih cepat kembali dibandingkan dengan

bahan self cured.

g. Stabilitas warna bahan self cured jelek, bila dipakai activator

amina tertier dapat terjadi penguningan setelah beberapa lama. (E. Combe

1992)

Page 24: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

4. Aplikasi Resin Akrilik Di Kedokteran Gigi

a. Sebagai bahan restorasi

Kelebihan resin akrilik untuk bahan restorasi antara lain daya alir

tinggi, aplikasi mudah setting dengan Light Curing selama 10 menit,

dan menghasilkan permukaan yang sangat halus dan mengkilat.

b. Sebagai sendok cetak

Sendok cetak resin dibuat untuk menyesuaikan lengkung tertentu

sehingga sering disebut sendok cetak individual. Bahan yang

digunakan adalah bahan self-cured resin. Tetapi akhir-akhir ini

sering digunakan bahan resin urethra dimetakrilat yang diaktivasi

sinar. Sendok cetak dari bahan ini mempunyai dimensi yang stabil

selama pasca polimerisasi tetapi rapuh dan melepaskan partikel

bubuk selama proses pengasahan.

c. Sebagai alat ortodonsi lepasan

Dipakai sebagai plat dasar alat ortodontik lepasan yang berupa

lempengan plat akrilik berbentuk melengkung mengikuti permukaan

palatum atau permukaan lingual lengkung mandibula. Jenis resin

yang dipakai adalah heat curing dan cold curing. Bahan dari cold

curing memiliki berat molekul lebih rendah sehingga

pengkerutannya lebih sedikit namun memiliki porositas lebih banyak

sehingga kekuatannya lebih rendah. Cold curing polimerisasinya

lebih cepat sehingga waktu pengolahannya pun singkat. Waktu

pembuatan yang singkat ini membuat bahan ini cocok untuk

pembuatan alat ortodontik lepasan dan untuk reparasi plak akrilik.

Selain itu cold curing juga mudah dimanipulasi dalam pembuatan.

Page 25: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

d. Sebagai reparasi

Bahan yang biasa digunakan adalah jenis self-cured dan heat-

cured.

e. Relining

Relining adalah mengganti permukaan protesa yang

menghadap jaringan. Bahan yang biasa digunakan adalah self-cured.

Namun juga digunakan resin yang diaktivasi dengan energy panas,

sinar, atau gelombang mikro yang nantinya akan menghasilkan panas

yang cukup besar dan distorsi basis protesa cenderung terjadi. Tahap

awal dari relining itu membersihkan permukaan yang menghadap

jaringan untuk meningkatkan perlekatan antara resin yang ada

dengan bahan relining. Lalu resin yang tepat dimasukkan dan

dibentuk dengan teknik molding tekanan.

f. Rebasing

Rebasing adalah mengganti keseluruhan basis protesa. Bahan

yang biasa digunakan adalah sel-cured. Caranya adalah bahan self-

cured dicampur sampai konsistensi encer lalu dimasukkan ke daerah

yang kan direparasi. Polimerisasi yang timbul akan lebih sedikit

apabila polimerisasi dilakukan di bawah tekanan hydrolic hingga

sebesar 250 kN/m pada suhu 40-50oC.

Page 26: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

5. Cara Mereparasi Gigi Tiruan

Reparasi gigi tiruan dapat menggunakan cara cold curing acrylic, yaitu:

1. Mencari pada landasan gigi tiruan yang retak

2. Pada bagian landasan gigi tiruan yang berkontak dengan jaringan

mulut disekitar daerah yang retak dicor dengan gips

3. Tepi bagian yang retak dilebarkan dengan bur sehingga terdapat

celah

4. Buat bevel kearah keluar untuk menambah retensinya

5. Permukaan model kerja diulasi dengan separating medium/cold mold

seal

6. Kemudian gigi tiruan diletakkan diatas model kerja

7. Menaruh cold curing acrylic pada bagian yang akan direparasi

8. Setelah cold curing acrylic mengeras dilakukan penyelesaian dan

pemolesan

Reparasi gigi tiruan dengan menggunakan self curing acrylic:

1. Mempersatukan 2 gigi riruan yang patah atau retak dapat

disambungkan dengan bentuk ekor burung dara atau kedua sisi gigi

tiruan yang patah diasah untuk member ruang untuk bahan perekat

(self curing acrylic)

2. Model dilapisi dengan media pemisah (kertas selofan) dan bagian

basis protesa dicekatkan ke model lalu dilakukan perekatan dengan

manipulasi acrylic secara kimia

3. Sejumlah kecil monomer diulaskan pada permukaan basis protesa

yang telah diasah. Monomer dan polimer tersebut ditambahkan

sedikit demi sedikit ke daerah perbaikan dengan menggunakan kuas

dan diberikan agak banyak untuk mencegah pengerutan

4. Daerah perbaikan yang dibentuk kemudian dipoles dengan teknik

konvensional.

Page 27: 91372112 Laporan Basis Gigi Tiruan Akrilik

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Alih

bahsa, Johan Arief Budiman, Susi Purwoko ; editor edisi bahasa

Indonesia, Lilian Juwono. Ed. 10. Jakarta : EGC, 2003.

Combe EC. Sari dental material. Trans. Slamat Tarigan. Jakarta: Balai

Pustaka, 1992

Craig RG, Powers JM. Restorative Dental Materials. 11th

Ed.Missouri : Mosby Inc 2002

Powers JM, Wataha JC. Dental Materials Properties and

Manipulation. 9th Ed. Missouri : Mosby Elsevier 2008

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapte

r%20I.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23569/5/Chapte

r%20I.pdf

http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/2138827684_abs.pdf

http://www.researchgate.net/publication/42349578_Efek_Mono

mer_Sisa_Resin_Akrilik_Polimerisasi_Panas_Dari_Basis_Gigitiruan

_Terhadap_Kesehatan_Rongga_Mulut_Dan_Usaha_Penanggulangan

nya