A. PENDAHULUAN · 58 Gambar 1. (a) Jam analog (kiri) dan satuan tidak baku (kanan); (b) soal...

9
56 Belajar Pengukuran Sudut Sambil Bermain Jam Analog Novita Sari e-mail : [email protected] A. PENDAHULUAN Belajar matematika merupakan hal yang menyulitkan bagi sebagian siswa. Pernyataan ini tidak muncul secara tiba-tiba karena berdasarkan pengalaman siswa sendiri terhadap mata pelajaran matematika. Mereka menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang berhitung yang mengharuskan merepa pandai berpikir abstrak, teliti, dan cermat. Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa juga kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. Pembelajaran seperti ini kurang bermakna bagi siswa. Pembelajaran akan lebih bermakna jika dimulai dengan konteks yang dekat dengan kehidupan siswa. Oleh karena itu, pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yang memulai pembelajaran dari situasi real sebagai karakteristik pertama dari lima karakteristik yang dimiliknya sangat tepat untuk diterapkan. Tidak hanya perhitungan tetapi juga pengukuran menjadi salah satu materi yang penting dalam mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar. Salah satu pengukuran yang diajarkan adalah pengukuran sudut. Banyak hal yang mempengaruhi kelancaran dalam pembelajaran pengukuran sudut seperti tersedianya alat pengukur mistar dan busur. Walaupun pengukuran sudut telah diajarkan di kelas IV, masih banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam pengukuran sudut. Pada design research kali ini, tim peneliti (Novita Sari dan Bustang) menggunakan jam analog sebagai salah satu media pengukuran sudut. Desain tersebut akan diimplementasikan di kelas VB SD Negeri 98 Palembang.

Transcript of A. PENDAHULUAN · 58 Gambar 1. (a) Jam analog (kiri) dan satuan tidak baku (kanan); (b) soal...

Page 1: A. PENDAHULUAN · 58 Gambar 1. (a) Jam analog (kiri) dan satuan tidak baku (kanan); (b) soal latihan Gambar 2. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Peneliti bersama rekan, Bustang, menduga

56

Belajar Pengukuran Sudut Sambil Bermain Jam Analog

Novita Sari

e-mail : [email protected]

A. PENDAHULUAN

Belajar matematika merupakan hal yang menyulitkan bagi sebagian siswa.

Pernyataan ini tidak muncul secara tiba-tiba karena berdasarkan pengalaman

siswa sendiri terhadap mata pelajaran matematika. Mereka menganggap bahwa

matematika merupakan mata pelajaran yang berhitung yang mengharuskan

merepa pandai berpikir abstrak, teliti, dan cermat. Guru dalam pembelajarannya

di kelas tidak mengaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dan

siswa juga kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan

mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. Pembelajaran seperti ini kurang

bermakna bagi siswa. Pembelajaran akan lebih bermakna jika dimulai dengan

konteks yang dekat dengan kehidupan siswa. Oleh karena itu, pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yang memulai pembelajaran

dari situasi real sebagai karakteristik pertama dari lima karakteristik yang

dimiliknya sangat tepat untuk diterapkan.

Tidak hanya perhitungan tetapi juga pengukuran menjadi salah satu materi yang

penting dalam mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar. Salah satu

pengukuran yang diajarkan adalah pengukuran sudut. Banyak hal yang

mempengaruhi kelancaran dalam pembelajaran pengukuran sudut seperti

tersedianya alat pengukur mistar dan busur. Walaupun pengukuran sudut telah

diajarkan di kelas IV, masih banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam

pengukuran sudut. Pada design research kali ini, tim peneliti (Novita Sari dan

Bustang) menggunakan jam analog sebagai salah satu media pengukuran sudut.

Desain tersebut akan diimplementasikan di kelas VB SD Negeri 98 Palembang.

Page 2: A. PENDAHULUAN · 58 Gambar 1. (a) Jam analog (kiri) dan satuan tidak baku (kanan); (b) soal latihan Gambar 2. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Peneliti bersama rekan, Bustang, menduga

57

Tujuan dari penelitian ini ada untuk mengetahui pengaruh desain pembelajaran

terhadap kemampuan siswa mengukur besar sudut.

B. DESIGN RESEARCH

1. Preliminary Design

Pada tahap ini dilakukan analisis materi pengukuran sudut berdasarkan Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) 2006 untuk menentukan dugaan pemikiran siswa pada proses

pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI. Dugaan (hipotesis) pemikiran

siswa bisa berupa ekspresi kata-kata secara lisan maupun tulisan. Lingkaran

termasuk ke dalam SK ke-2 menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan

kecepatan dalam pemecahan masalah dan KD 2.3 melakukan pengukuran sudut.

Pada tahap ini peneliti tidak melakukan diskusi bersama guru dikarenakan

terbatasnya waktu.

Setelah melakukan analisis tersebut, peneliti mendesain pembelajaran dengan

menggunakan jam analog. Siswa diajak mengingat kembali mengenai jenis-jenis

sudut yang terbentuk dari tangan mereka sebagai apersepsi. Kegiatan pengukuran

dimulai dengan menaksir besar sudut, mengukur besar sudut menggunakan satuan

tidak baku, dan mengukur besar sudut menggunakan satuan baku pada jam

analog. Guru tidak terlibat dalam proses pendesainan pembelajaran karena

terbatasnya waktu untuk berdiskusi sehingga tim peneliti sepakat untuk

mendesain jam analog, satuan tidak baku (besarnya 30°), Lembar Aktivitas Siswa

(LAS), dan soal latihan (gambar 1 dan 2).

Page 3: A. PENDAHULUAN · 58 Gambar 1. (a) Jam analog (kiri) dan satuan tidak baku (kanan); (b) soal latihan Gambar 2. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Peneliti bersama rekan, Bustang, menduga

58

Gambar 1. (a) Jam analog (kiri) dan satuan tidak baku (kanan); (b) soal latihan

Gambar 2. Lembar Aktivitas Siswa (LAS)

Peneliti bersama rekan, Bustang, menduga hasil jawaban siswa pada setiap

aktivitas dan meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan siswa.

Berikut aktivitas pembelajaran dan dugaan hasil jawaban siswa.

Aktivitas 1: Menaksir besar sudut pada jam analog.

Aktivitas ini bertujuan agar siswa dapat menaksir besar sudut yang terbentuk dari

jarum jam pada jam analog.

Page 4: A. PENDAHULUAN · 58 Gambar 1. (a) Jam analog (kiri) dan satuan tidak baku (kanan); (b) soal latihan Gambar 2. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Peneliti bersama rekan, Bustang, menduga

59

Deskripsi aktivitas: Setiap kelompok mendapatkan satu jam analog dan LAS yang

berisi pertanyaan-pertanyaan pengukuran sudut. Siswa menaksir besar sudut yang

terbentuk dari jarum jam pada pukul 04.00 dan 12.30.

Aktivitas 2: Mengukur besar sudut berdasarkan satuan tidak baku pada jam

analog.

Aktivitas ini bertujuan agar siswa dapat mengukur besar sudut menggunakan

satuan tidak baku. Kegiatan akan lebih sulit pada saat mengukur besar sudut pada

pukul 12.30 dengan besar sudut 5 sudut satuan. Disini akan terlihat bagaimana

ide siswa untuk menemukan sudut satuan tersebut. Siswa bisa saja memberi

tanda pada sudut satuan kemudian melipatnya untuk mengetahui bahwa besarnya

sudut satuan. Siswa bisa saja langsung menarik kesimpulan besarnya sudut

satuan karena setiap satuan tidak baku mewakili besar sudut dari angka yang

berdampingan.

Aktivitas 3: Mengukur besar sudut menggunakan busur pada jam analog.

Aktivitas ini bertujuan agar siswa dapat menggunakan busur dalam pengukuran

dengan benar . Selain untuk mengukur besar sudut, siswa diajak untuk menarik

kesimpulan bahwa setiap satu jam sama dengan 30°.

2. Teaching Experiment

Pada tahap ini akan dideskripsikan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas

VB SD Negeri 98 Palembang selama 2 x 30 menit. Peneliti berdiskusi bersama

guru, Ibu Maryani, S.Pd., mengenai skenario pembelajaran beberapa menit

sebelum memasuki kelas. Pembelajaran dimulai dengan meminta siswa untuk

duduk secara berkelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Kemudian pembelajaran

dilanjutkan dengan mengingatkan kembali mengenai sudut yang telah dipelajari di

kelas IV. Guru meminta siswa menyebutkan benda-benda diruang kelas yang

memiliki sudut. Sebagai konteks awal dan juga untuk mengingatkan siswa

kembali mengenai jenis-jenis sudut yang telah mereka pelajari sebelumnya, guru

Page 5: A. PENDAHULUAN · 58 Gambar 1. (a) Jam analog (kiri) dan satuan tidak baku (kanan); (b) soal latihan Gambar 2. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Peneliti bersama rekan, Bustang, menduga

60

meminta siswa membentuk sudut dari siku mereka kemudian menyebutkan

jenisnya (gambar 3). Selanjutnya pembelajaran dilakukan sesuai dengan aktivitas

yang telah disebutkan pada bagian preliminary design.

Gambar 3. Siswa mebentuk jenis-jenis sudut dari tangan

Ketika guru meminta siswa melakukan aktivitas 1 yaitu menaksir besar sudut dari

jarum jam yang telah ditunjukkan pada soal nomor 1, siswa tidak dapat langsung

menjawabnya. Beberapa kelompok mencoba untuk mengukur menggunakan

busur padahal perintah soal sudah sangat jelas. Menyadari hal tersebut, guru

melakukan tanya jawab dengan siswa untuk memunculkan bahwa satu putaran

penuh sama dengan 360° dan sudut siku-siku sama dengan 90°. Guru menanyakan

kepada siswa, satu putaran penuh sama dengan berapa derajat. Ada yang

menjawab 24, 90, 60, dan 180 secara beramai-ramai. Kemudian guru menanyakan

lagi, sudut siku-siku itu berapa derajat. Ada seorang siswa menjawab 90°.

Kemudian guru bertanya lagi, jadi sudut 90 ini (sambil menunjuk jam 03.00 yang

telah digambar sebelumnya pada papan tulis) jika ditambah lagi separuhnya sama

dengan berapa. Siswa secara serempak menjawab 180. Guru menggambarkan jam

06.00 di sebelah jam 03.00, kemudian guru menanyakan besar sudut yang

terbentuk dari jam 06.00 tersebut. Siswa serempak menjawab 180. Dengan cara

yang sama, guru menanyakan berapa keseluruhan sudut satu putaran penuh. Ada

siswa yang menjawab 270° dan ada juga yang menjawab 360°. Siswa yang

menjawab 270° mungkin mereka langsung menambahkan sudut 180° yang

terbentuk oleh jam 06.00 dengan 90° tanpa menghiraukan gambar jam 06.00 yang

dibuat oleh guru. Setelah guru merasa siswa sudah ingat kembali besar sudut-

sudut, siswa dipersilahkan bekerja kembali dalam kelompoknya. Berikut beberapa

hasil jawaban siswa pada soal nomor 1.

Page 6: A. PENDAHULUAN · 58 Gambar 1. (a) Jam analog (kiri) dan satuan tidak baku (kanan); (b) soal latihan Gambar 2. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Peneliti bersama rekan, Bustang, menduga

61

Gambar 4. Variasi jawaban siswa pada soal nomor 1

Dari seluruh kelompok, hanya satu kelompok yang menjawab dengan tepat yaitu

120° dan 165°. Siswa ini sudah bisa dikatakan telah mengetahui bahwa setiap 1

jam jarum pendek menjalani sejauh 30°. Kemungkinan mereka mendapatkan nilai

30° dari hasil 360° dibagi oleh 12 bagian atau 180° dibagi oleh 6 bagian atau 90°dibagi oleh 3 bagian. Sedangkan siswa yang menjawab kurang tepat yaitu 110°karena mereka hanya menaksir tanpa melakukan perhitungan, misalnya hanya

menaksir angka yang lebih besar dan tidak terlalu jauh dari 90°. Siswa yang

menjawab 180° mungkin menganggap sudut yang terbentuk dari jarum jam pada

pukul 01.30 sama dengan sudut pelurus.

Pada saat mengukur besar sudut menggunakan sudut satuan, siswa tidak

mengalami kesulitan untuk pukul 04.00 karena besar sudutnya sama dengan 4

sudut satuan. Siswa sedikit mengalami kesulitan untuk mengukur besar sudut

pada pukul 01.30 karena 30 menit mengakibatkan ada bagian yang bersisa ketika

diukur menggunakan sudut satuan yang sebenarnya memiliki besar sudut 30°.

Beberapa kelompok sudah bisa menggunakan logika mereka untuk membuat

sudut satuan menjadi setengah bagiannya (gambar 5a) dan ada yang mencobaq

dengan meletakkan sudut satuan penuh kemudian terlihat bahwa ada lebihnya

setengah satuan (gambar 5b).

Page 7: A. PENDAHULUAN · 58 Gambar 1. (a) Jam analog (kiri) dan satuan tidak baku (kanan); (b) soal latihan Gambar 2. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Peneliti bersama rekan, Bustang, menduga

62

(a) (b)Gambar 5. Siswa menyusun satuan baku pada jam analog

Dari beberapa hasil jawaban siswa, kelompok 2 (gambar 6a) menjawab benar

yaitu 5 satuan, gambar hasil pekerjaan mereka hanya ada empat satuan tidak

baku yang tidak sama besar. Hal ini hampir sama seperti pada kelompok 6

(gambar 6c) dalam hal gambar sudut satuan yang tidak sama besar. Walaupun

satuan tidak baku yang digambarkan tidak selesai oleh kelompok 4 (gambar 6b),

mereka menjawab besar sudut dengan benar. Jawaban dari kelompok 6 benar dan

juga gambar hasil dari aktivitas mengukur menggunakan sudut satuan tidak baku

juga sangat bagus.

Gambar 6. Hasil jawaban siswa pada soal nomor 2

(a) (b)

(c) (d)

Page 8: A. PENDAHULUAN · 58 Gambar 1. (a) Jam analog (kiri) dan satuan tidak baku (kanan); (b) soal latihan Gambar 2. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Peneliti bersama rekan, Bustang, menduga

63

Pada aktivitas 3, terlihat bahwa masih ada siswa yang belum bisa mengukur

menggunakan busur. Ada satu kelompok yang mengukur tidak mulai dari 0°bahkan menggunakan dua busur padahal besar sudut yang akan diukur tidak

melebihi 180°. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan seluruh aktivitas,

guru memanggil salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil

jawaban mereka (gambar 7). Dan diakhir pembelajaran guru memperjelas bahwa

dalam setiap 1 jam jarum pendek menjalani sejauh 30°.

Gambar 7. Beberapa perwakilan kelompok presentasi hasil jawaban mereka.

3. Retrospective Analysis

Setelah pembelajaran selesai dilakukan, analisis peneliti bahwa masih ada siswa

yang belum bisa menggunakan busur untuk mengukur ternyata benar. Setelah

peneliti menganalisis apa yang telah dilakukan, peneliti merasa bahwa seharusnya

dilakukan penekanan cara mengukur sudut menggunakan busur pada saat diskusi.

Guru menghabiskan waktu yang cukup lama pada saat apersepsi dan beberapa

dari apersepsi tersebut tidak berkaitan erat dengan materi yang akan dipelajari.

Hal tersebut menyebabkan setiap siswa tidak sempat mengerjakan latihan

individu di akhir pembelajaran. Padahal latihan individu berperan untuk

mengetahui apakah siswa bisa mengukur menggunakan busur.

Berikut iceberg dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh tim peneliti dan guru.

Page 9: A. PENDAHULUAN · 58 Gambar 1. (a) Jam analog (kiri) dan satuan tidak baku (kanan); (b) soal latihan Gambar 2. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Peneliti bersama rekan, Bustang, menduga

64

Gambar 2. Iceberg setelah kegiatan pembelajaran berlangsung

C. PENUTUP

Desain pembelajaran pada materi pengukuran sudut menggunakan jam analog dan

sudut satuan tidak baku baik untuk mengasah kemampuan anak untuk lebih kritis.

Proses pembelajaran juga sudah cukup baik meskipun masih ada kendala berupa

kurangnya waktu sehingga tidak sempat memberikan tugas individu bagi siswa.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya komunikasi antara peneliti dan guru sehingga

masih ada beberapa kekurangan dalam menjalani aktivitas seperti yang telah

didesain oleh peneltiti.

Mengukur menggunakan busur derajat

Mengukur satuan tidak baku

Menaksir besar sudut