Acara 1 Pengenalan Mineral PRAKTIKUM PETROGRAFI, GEOLOGI UNHAS

download Acara 1 Pengenalan Mineral PRAKTIKUM PETROGRAFI, GEOLOGI UNHAS

of 25

description

PRAKTIKUM PETROGRAFI, GEOLOGI UNHAS

Transcript of Acara 1 Pengenalan Mineral PRAKTIKUM PETROGRAFI, GEOLOGI UNHAS

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGIPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PETROGRAFIACARA I : PENGENALAN MINERAL

LAPORAN

OLEH:BAGUS FIRMANSYAHD611 12 009

MAKASSAR2015BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGeologi adalah ilmu yang mempelajarai seluk beluk dari batuan yang dilihat dari berbagai aspek. Kata geologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu geos yang berarti bumi dan logos yang berarti ilmu, jadi secara harfiah geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi dengan objek utama yaitu batuan sebagai penyusun dari bumi.Batuan sendiri merupakan kumpulan dari satu atau lebih jenis mineral yang teragregasikan. Adapun disiplin ilmu geologi yang membahas secara terperinci batuan yaitu petrologi dan petrografi. Petrografi berasal dari kata petro yaitu batuan dan grafi yaitu gambar. Jadi petrografi adalah disiplin ilmu yang membahas batuan berdasarkan kenampakan batuan dibawah mikroskop.Dari dua paragraph diatas merupakan latar belakang dari pembuatan laporan ini.sehingga, penulis dapat memperkuat kemampuan dalam mendeterminasi batuan kedepan.

1.2 Maksud dan TujuanMaksud dari pembuatan laporan ini yaitu mengenali mineral pada sampel pengamatan. Untuk itu, beberapa indicator yang ingin dicapai, maka penulis memiliki beberapa tujuan dari pembuatan laporan yaitu:a. Mengetahui cara pengamatan pada pengamtan optikb. Mengetahui ciri khas mineral-mineral yang dideterminasi pada pengamatan petrografi ini.

1.3 Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunkana pada pengamatan optic dari pembuatan laporan ini yaitu sebagai berikut:a. Mikroskop Polarisasib. Sap Praktikum (LKP, Buku Penuntun Praktikum dan Katrol)c. Alat Tulis Menulisd. Kalkulatore. Kamera f. Pensil Warna

1.4 Prosedur KerjaProsedur kerja pada praktikum ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:a. Menfokus Mikroskop, yaitu dengan cara memutar pengarah kasar dan halus sampai mendapatkan focus yang baik.b. Memasang sampel sayatan tipis pada meja objekc. Melakukan determinasi untuk mengetahui beberapa parameter antara lain: Warna absorbsi Pleokroisme Intensitas Bentuk Indeks bias Belahan Relief Pecahan Inklusi Ukuran mineral Warna interfrensi maksimum Bias rangkap (orde) Sudut gelapan Jenis gelapan Kembaran T.R.Od. Menentukan nama mineral berdasarkan parameter-parameter yang diukur diatas.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Mineral optik merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral yang terkandung pada suatu batuan. Mineral optik membahas tentang mineral- mineral pada batuan dalam bentuk monomineral. Salah satu tujuan mempelajari mineral optik ialah untuk untuk mengetahui cara menentukan sifat-sifat optik mineral, serta mengenal mineral secara mikroskopik. Alat yang digunakan dalam pengamatan mineral mikroskopis adalah Mikroskop Polarisasi sedangkan bahan yang diamati ialah sayatan mineral.

contoh sayatan mineral Deskripsi optis pada mineral merupakan hal yang vakum dalam pembelajaran mineral optik,yakni:

2.1 NIKOL SEJAJAR (Plane Polarized Light/PPL)a. WarnaWarna mineral adalah pencerminan dari data serap atau absorpsi panjang gelombang tertentu dari cahaya atau sinar yang masuk khususnya untuk mineral yang teransparant yang bersifat anisotropik2 jenis warna:1. Opak : mineral tidak tembus cahaya. Dilihat dengan mikroskop refleksi. Warna: hitam. Suatu obyek yang berwarna hitam akan menyerap semua sinar yang mengenainya.2. Mineral tidak tembus cahaya : apabila diberi cahaya akan menampilkan bermacam warna. Dengan mikroskop polarisasi.a. Isotrop : dipantulkan kesegala arah dengan kecepatan sama.b. Anisotrop : dipantulkan kesegala arah dengan kecepatan berbeda.3. Semua obyek yang warna putih akan memantulkan seluruh warna yang datang dan hanya sebagian kecil yang terpantulkan, ssehingga tampak memperlihatkan warna kelabu.b. BentukPada pengamatan bentuk mineral secara optik mikroskopik, maka bentuk yang dapat kita amati adalah bentuk mineral dalam kondisi dua dimensi, tetapi dengan bantuan struktur dalam mineral yang dapat teramati seperti halnya bidang belah atau cleavage,maka kita dapat mentafsirkan akan struktur kristal dari mineral tersebut. Dengan demikian berdasarkan kenampakan bentuk mineral dalam kondisi 2 dimensi, maka kita dapat merefleksikannya kedalam bentuk kondisi 3 dimensi. Bentuk mineral yang dapat diamati:1. Perismatik : bila belahan tampak sejajara. Prismatik euhedralb. Prismatik subhedralc. Prismatik anhedral2. Kubik :memliki sumbu 2 arah dan saling tegak lurus.3. Rhombik : sumbu-sumbunya dapat saling tegak lurus atau tidak,bentuknya biasanya egienam.4. Polygonal:bentuk dan belahan tidak karuan panjang sisi tidak samac. PleokroismePleokroisme merupakan warna yang terjadi (bila meja mikroskop diputar 360 ), karena adanya perbedaan daya absorpsi dari sumbu-sumbu kristal terhadap kedudukan analisator dan polarisator. Macam-macamnya: 1. Dikroik :biasanya dimiliki oleh mineral-mineral yang mempunyai sistem krista; trigonal dan hexagonal pada perputaran antara 0 -90 terjadi 2 kali.2. Trikroik: biasanya dimiliki oleh mineral-mineral yang mempunyai sistem kristal orthorombik, triklinik, monoklin. warna pleokroik ini tergantung pada sumbu X,Y,Z.d. Indeks BiasIndeks bias adalah suatu angka (konstanta) yang menunjukan perbandingan antara sinus sudut datanh dan sinus sudut pantul ; (n=sin i/sin r =l/v ) . indeks bias juga merupakan fungsi dari sinar didalam medium yang berbeda.Pengukuran indeks bias dapat dilakukan secara relatif dengan memperhatikan relief dan dibandingkan dengan pergerakan garis becke,atau secara absolut dengan menggunakan minyak imersi. Semua kristal yang bersistem isometrik tergolong sebagai zat isotropik dengan demikian mempunyai satu harga indeks bias (n dan n ), sedangkan yang bersistem orthorombik, monoklin, atau triklin,mempunyai tiga harga indeks bias [n n ,dan n ].e. ReliefRelief merupakan kenampakan yang timbul akibat perbedaan indeks bias antara suatu media dengan media yang mengitarinya.Dengan kata lain, bahwa cahaya yang keluar dari suatu media kemudian masuk ke media lain yang mempunyai harga indeks bias yang berbeda, maka akan mengalami pembiasan/pemantulan pada batas sentuhan antara kedua media tersebut.Semakin besar perbedaan indeks bias kedua bahan, kama semakin jelas/ menonjol bidang batas antarakeduanya.jikadua bahan tersebut, mempunyai harga indeks biasnya sama, maka bidang batasnya akan tidak nampak sama sekali.

2.2 NIKOL SILANG (Cross Polarized Light/XPL)A. Bias Rangkap (Bire Fringence)

Biasrangkap adalah angka yang menunjukan perbedaan indek bias sinar ordiner dan extraordiner Faktor yang mempengaruhi:1. Macam sayatan (//c atau hampir // c ).2. Ketebalan sayatan 3. Macam sinar yang masuk,dimana setiap sinar yang msuk mempunyai panjang gelombang yang berbeda.B. OrientasiOrientasi mineral merupakan hubungan antara arah-arah sumbu optik dengan sumbu-sumbu kristallografinya. Tujuannya : penentuan orientasi mineral ini digunakan untuk dapat mengetahui kedudukan sumbu-sumbu indikatriks di dalam suatu mineral. Macam-macam orientasi: berdasarkan tingkat perbedaan kecepatan cahaya yang merambat didalam mineral yang anisotopik.1. Orientasi length slow berarti bahwa sumbu terpanjang indikatrik getaran sianr lambat () sejajar (//) sumbu C sebagai arah sumbu terpanjang kristal.2. Orientasi length fast berarti bahwa sumbu terpanjang indikatrik () tegak lurus sumbu C atau () hampir tegak lurus sumbu C.adanya 2 alternatif:. a. Gejala addisib. Gejala subtraksi

C. PemadamanPemadaman merupakan proses penggelapan yaitu akibat perulangan pembiasan yang terjasi yang diperoleh dengan merubah-rubah posisi mineral terhadap kedudukan analisator dan polarisator. Jadi pemadaman dapat terjadi apabila sumbu-sumbu indikatriks mineral sejajar atau tegak lurus dengan bidang-bidang getar polarisator dan analisator. Macam-macam pemadamanBerdasarkan posisi atau kedudukan pemadaman mineral terhadap analisator dan polarisator dapat dibagi atas: 1. Pemadaman paralel= Bila pemadaman terjadi pada posisi 45-90 (derajat) 2. Pemadaman miring= Bila pemadaman terjadi pada posisi Ncb, karena saat penentuan indeks bias dengan metode miring menunjukan arah bayangan datang sama dengan yang Nampak pada lensa okuer. Belahan searah, dengan relief tinggi karna sangat tegas hubungan mineral ini dengan mineral disekitarnya. Pecahannya tidak rata (uneven) dan tidak dijumpai inklusi.Pada pengamatan nikol sejajar warna interfrensi maksimunya coklat kehijauna, bias rangkap (orde) atau perbedaan indeks bias mineral dan mineral disekitarnya berada pada orde I. sudut gelapan 400 yang didapatkan dari selilih terang dan gelap maksimum. Tidak dijumpai kembaran. Tanda Rentan Optik menunjukan Adisi Lengh Fast, dari parameter diatas maka dapat disimpulkan nama mineral adalah ANDALUSITE. 2. Mineral KeduaPada pengamatan nikol sejajar menampakan warna absorbsi kuning Kecoklatan, pleokroisme berupa dwikroik, karena saat meja objek diputar 900 menunjukan dua kali perubahan warna.kemampuan mineral untuk menyerap cahaya (intensitas) sedang, dengan bentuk mineral euhedral, karena batas antar mineral yang jelas. Indeks Bias mineral Nmin>Ncb, karena saat penentuan indeks bias dengan metode miring menunjukan arah bayangan datang sama dengan yang Nampak pada lensa okuer. Belahan searah, dengan relief tinggi karna sangat tegas hubungan mineral ini dengan mineral disekitarnya. Pecahannya tidak rata (uneven) dan tidak dijumpai inklusi.Pada pengamatan nikol sejajar warna interfrensi maksimunya Biru Kehijauan, bias rangkap (orde) atau perbedaan indeks bias mineral dan mineral disekitarnya berada pada orde II. sudut gelapan 900 yang didapatkan dari selilih terang dan gelap maksimum. Dijumpai kembaran Carlsbad-Albit. Tanda Rentan Optik menunjukan Adisi Lengh Fast, dari parameter diatas maka dapat disimpulkan nama mineral adalah Plagioklas.3. Mineral KetigaPada pengamatan nikol sejajar menampakan warna absorbsi kuning Kecoklatan. Kemampuan mineral untuk menyerap cahaya (intensitas) tinggi, dengan bentuk mineral euhedral, karena batas antar mineral yang jelas. Indeks Bias mineral Nmin>Ncb, karena saat penentuan indeks bias dengan metode miring menunjukan arah bayangan datang sama dengan yang Nampak pada lensa okuer. Belahan searah, dengan relief tinggi karna sangat tegas hubungan mineral ini dengan mineral disekitarnya. Pecahannya tidak rata (uneven) dan tidak dijumpai inklusi.Pada pengamatan nikol sejajar warna interfrensi maksimunya Hijau, bias rangkap (orde) atau perbedaan indeks bias mineral dan mineral disekitarnya berada pada orde I. sudut gelapan 26.50 yang didapatkan dari selilih terang dan gelap maksimum. Tidak dijumpai kembaran. Tanda Rentan Optik menunjukan Adisi Lengh Fast, dari parameter diatas maka dapat disimpulkan nama mineral adalah Biotit.

PRAKTIKUM PETROGRAFIAcara: Pengenalan MineralNama: Bagus FirmansyahHari/Tanggal: Minggu/20 September 2015NIM: D611 12 009

No. Urut :1Nikol SejajarNo. Peraga :BB 02Perbesaran Objektif:5xPerbesaran Okuler:10xPerbesaran Total:50xBilangan Skala:0.02Kedudukan :19,8 ; 58,4Warna Absorbs:Kuning KehijauanPleokroisme:MonokroikIntensitas:SedangBentuk :EuhedralIndeks Bias:Nmin>NcbBelahan :SearahRelief:SedangPecahan:UnevenNikol SilangInklusi Bentuk :- Ukuran:-Ukuran Mineral :0.88 mmWI Maksimum:Coklat KehijauanBias Rangkap (Orde):Orde ISudut Gelapan :400Jenis Gelapan:MiringKembaran:-T.R.O:Adisi Length FastNama Mineral:Andalusit

Pada sampel urutan pertama, peraga BB 02 dengan perbesaran objektif 5x, perbesaran okuler 10x dan perbesaran total 50x serta bilangan skala 0.02. kedudukan preparat berada pada 19,8 ; 58,4.Pada pengamatan nikol sejajar menampakan warna absorbs kuning kehijauan, pleokroisme berupa dwikroik, karena saat meja objek diputar 900 menunjukan satu kali perubahan warna. Kemampuan mineral untuk menyerap cahaya (intensitas) sedang, dengan bentuk mineral euhedral, karena batas antar mineral yang jelas. Indeks Bias mineral Nmin>Ncb, karena saat penentuan indeks bias dengan metode miring menunjukan arah bayangan datang sama dengan yang Nampak pada lensa okuer. Belahan searah, dengan relief tinggi karna sangat tegas hubungan mineral ini dengan mineral disekitarnya. Pecahannya tidak rata (uneven) dan tidak dijumpai inklusi.Pada pengamatan nikol sejajar warna interfrensi maksimunya coklat kehijauna, bias rangkap (orde) atau perbedaan indeks bias mineral dan mineral disekitarnya berada pada orde I. sudut gelapan 400 yang didapatkan dari selilih terang dan gelap maksimum. Tidak dijumpai kembaran. Tanda Rentan Optik menunjukan Adisi Lengh Fast, dari parameter diatas maka dapat disimpulkan nama mineral adalah ANDALUSITE.

PRAKTIKUM PETROGRAFIAcara: Pengenalan MineralNama: Bagus FirmansyahHari/Tanggal: Minggu/20 September 2015NIM: D611 12 009

No. Urut :2Nikol SejajarNo. Peraga :BB 02Perbesaran Objektif:5xPerbesaran Okuler:10xPerbesaran Total:50xBilangan Skala:0.02Kedudukan :19,4 ; 59,5Warna Absorbs:Kuning kecoklatanPleokroisme:DwikroikIntensitas:SedangBentuk :EuhedralIndeks Bias:Nmin>NcbBelahan :SearahRelief:SedangPecahan:UnevenNikol SilangInklusi Bentuk :- Ukuran:-Ukuran Mineral : 0.78 mmWI Maksimum:Biru KehijauanBias Rangkap (Orde):Orde IISudut Gelapan :900Jenis Gelapan:MiringKembaran:Carslbad-AlbitT.R.O:Adisi Length FastNama Mineral:Plagioklas

Pada sampel urutan kedua, peraga BB 02 dengan perbesaran objektif 5x, perbesaran okuler 10x dan perbesaran total 50x serta bilangan skala 0.02. kedudukan preparat berada pada 19,4 ; 59,5.Pada pengamatan nikol sejajar menampakan warna absorbsi kuning Kecoklatan, pleokroisme berupa dwikroik, karena saat meja objek diputar 900 menunjukan dua kali perubahan warna.kemampuan mineral untuk menyerap cahaya (intensitas) sedang, dengan bentuk mineral euhedral, karena batas antar mineral yang jelas. Indeks Bias mineral Nmin>Ncb, karena saat penentuan indeks bias dengan metode miring menunjukan arah bayangan datang sama dengan yang Nampak pada lensa okuer. Belahan searah, dengan relief tinggi karna sangat tegas hubungan mineral ini dengan mineral disekitarnya. Pecahannya tidak rata (uneven) dan tidak dijumpai inklusi.Pada pengamatan nikol sejajar warna interfrensi maksimunya Biru Kehijauan, bias rangkap (orde) atau perbedaan indeks bias mineral dan mineral disekitarnya berada pada orde II. sudut gelapan 900 yang didapatkan dari selilih terang dan gelap maksimum. Dijumpai kembaran Carlsbad-Albit. Tanda Rentan Optik menunjukan Adisi Lengh Fast, dari parameter diatas maka dapat disimpulkan nama mineral adalah Plagioklas.

PRAKTIKUM PETROGRAFIAcara: Pengenalan MineralNama: Bagus FirmansyahHari/Tanggal: Minggu/20 September 2015NIM: D611 12 009

No. Urut :3Nikol SejajarNo. Peraga :BB 02Perbesaran Objektif:5xPerbesaran Okuler:10xPerbesaran Total:50xBilangan Skala:0.02Kedudukan :21,3 ; 57,5Warna Absorbs:Kuning KecoklatanPleokroisme:-Intensitas:TinggiBentuk :EuhedralIndeks Bias:Nmin>NcbBelahan :SearahRelief:SedangPecahan:UnevenNikol SilangInklusi Bentuk :- Ukuran:-Ukuran Mineral :0.3 mmWI Maksimum:HijauBias Rangkap (Orde):Orde ISudut Gelapan :26.50Jenis Gelapan:MiringKembaran:-T.R.O:Adisi Length FastNama Mineral:Biotit

Pada sampel urutan ketiga, peraga BB 02 dengan perbesaran objektif 5x, perbesaran okuler 10x dan perbesaran total 50x serta bilangan skala 0.02. kedudukan preparat berada pada 21,3 ; 57,5.Pada pengamatan nikol sejajar menampakan warna absorbsi kuning Kecoklatan. Kemampuan mineral untuk menyerap cahaya (intensitas) tinggi, dengan bentuk mineral euhedral, karena batas antar mineral yang jelas. Indeks Bias mineral Nmin>Ncb, karena saat penentuan indeks bias dengan metode miring menunjukan arah bayangan datang sama dengan yang Nampak pada lensa okuer. Belahan searah, dengan relief tinggi karna sangat tegas hubungan mineral ini dengan mineral disekitarnya. Pecahannya tidak rata (uneven) dan tidak dijumpai inklusi.Pada pengamatan nikol sejajar warna interfrensi maksimunya Hijau, bias rangkap (orde) atau perbedaan indeks bias mineral dan mineral disekitarnya berada pada orde I. sudut gelapan 26.50 yang didapatkan dari selilih terang dan gelap maksimum. Tidak dijumpai kembaran. Tanda Rentan Optik menunjukan Adisi Lengh Fast, dari parameter diatas maka dapat disimpulkan nama mineral adalah Biotit.

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanAdapun kesimpulan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut:1. NIKOL SEJAJAR (Plane Polarized Light/PPL)a. Warna mineral adalah pencerminan dari data serap atau absorpsi panjang gelombang tertentu dari cahaya atau sinar yang masuk khususnya untuk mineral yang teransparant yang bersifat anisotropik2 . b. Bentuk, Pada pengamatan bentuk mineral secara optik mikroskopik, maka bentuk yang dapat kita amati adalah bentuk mineral dalam kondisi dua dimensic. Pleokroisme merupakan warna yang terjadi (bila meja mikroskop diputar 360 ), karena adanya perbedaan daya absorpsi dari sumbu-sumbu kristal terhadap kedudukan analisator dan polarisator.d. Indeks bias adalah suatu angka (konstanta) yang menunjukan perbandingan antara sinus sudut datanh dan sinus sudut pantul ; (n=sin i/sin r =l/v ) . indeks bias juga merupakan fungsi dari sinar didalam medium yang berbeda..e. Relief merupakan kenampakan yang timbul akibat perbedaan indeks bias antara suatu media dengan media yang mengitarinya.Dengan kata lain, bahwa cahaya yang keluar dari suatu media kemudian masuk ke media lain yang mempunyai harga indeks bias yang berbeda,

2. NIKOL SILANG (Cross Polarized Light/XPL)a. Biasrangkap adalah angka yang menunjukan perbedaan indek bias sinar ordiner dan extraordiner b. Orientasi mineral merupakan hubungan antara arah-arah sumbu optik dengan sumbu-sumbu kristallografinya. Tujuannya : penentuan orientasi mineral ini digunakan untuk dapat mengetahui kedudukan sumbu-sumbu indikatriks di dalam suatu mineral. c. Pemadaman merupakan proses penggelapan yaitu akibat perulangan pembiasan yang terjasi yang diperoleh dengan merubah-rubah posisi mineral terhadap kedudukan analisator dan polarisator. Jadi pemadaman dapat terjadi apabila sumbu-sumbu indikatriks mineral sejajar atau tegak lurus dengan bidang-bidang getar polarisator dan analisator.d. Kembaran adalah kenampakan pada mineral akibat adanya /tumbuhnya 2 kristal bersamaan pada proses pengkristalan. Hal ini diakibatkan adanya deformasi/tekanan.kenampakan ini hanya d tunjukan oleh mineral plagioklas.dengan kata lain merupakan pemadaman khusus mineral plagioklas.4.2 SaranSaran penulis ditunjukan yang pertama pada alat praktikum yang sudah agak tua dan kurang bagus. Penulis menyarankan agar praktikum kedepan dapat menggunakan alat baru yang telah tersedia di laboratorium Gowa agar pengamatan lebih jelas dan lebih baik.Saran penulis kedua ditunjukan kepada asisten-asiten yang sangat membantu agar lebih sabar untuk menghadapai praktikan dan lebih selektif memberikan tugas pendahuluan. Harapannya tugas pendahuluannya lebih berbobot dan tidak berlebihan.

LAMPIRAn